ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
ODHA DENGAN
ODHA DENGAN
INFEKSI OPORTUNISTIK
INFEKSI OPORTUNISTIK
UNIT PERAWATAN INTERMEDIET PENYAKIT INFEKSI
UNIT PERAWATAN INTERMEDIET PENYAKIT INFEKSI
RSU Dr SOETOMO SURABAYA
Infeksi yg tjd pd Odha / kondisi lain dg sistem.Infeksi yg tjd pd Odha / kondisi lain dg sistem.
kekebalan tubuh yg lemah (Kanabus, 2005)
kekebalan tubuh yg lemah (Kanabus, 2005)
Infeksi ini dpt timbul dr luar tubuh Infeksi ini dpt timbul dr luar tubuh maupun sdhmaupun sdh
ada dlm tubuh manusia namun dlm
ada dlm tubuh manusia namun dlm kondisikondisi
normal terkendali oleh kekebalan tubuh
normal terkendali oleh kekebalan tubuh
(Yunihastuti, 2005)
(Yunihastuti, 2005)
Mikroorganisme penyebab infeksi oportunistikMikroorganisme penyebab infeksi oportunistik
dpt berupa bakteri, protozoa, jamur, maupun
dpt berupa bakteri, protozoa, jamur, maupun
virus
ODHA rentan terhadap IO karena sistem kekebalan tubuhnya menurun
ODHA biasanya datang pertama kali oleh
karena adanya IO
1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 50 <50 PCP Cryptococcal meningitis PPE CD4 COUNT 0 3 6 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Months Years TB
Oral candida OHL HZV CMV MAC TB TB TB Cryptosporidial diarrhea
8
• Lengan, tungkai,
pinggang, bokong
• Simetris
Askep HIV & AIDS dengan
Definisi
Penyakit menular yg menyerang parenkim paru disebabkan oleh basil mycobacterium tuberculosis
Etiologi
Penyebabnya mycobacterium tuberculosae, sejenis basil berbentuk batang, aerobik, tahan asam dengan ukuran 1-4 μm dan tebal 1.3-0.6μ
TB merupakan salah satu infeksi oportunistik tersering pada ODHA di indonesia.
ODHA mempunyai resiko lebih besar terkena TB
Infeksi TB akan mempercepat progresivitas infeksi
HIV menuju AIDS karena akan meningkatkan replikasi HIV
TB paru dapat terjadi pada semua stadium klinis HIV
tetapi diklasifikasikan sebagai stadium 3
TB ekstra paru diklasifikasikan sebagai stadium 4
Kontak erat dengan sering TB aktif
Individu immunosupresif (lansia, HIV, penyakit
kronis)
Individu tanpa perawatan kesehatan yang
adekuat
Individu yang tinggal di daerah kumuh
Batuk, terjadi karena iritasi pada bronkus, berdahak , batuk darah
Sesak nafas, bila sudah lanjut dimana infiltrasi
radang sampai setengah paru.
Nyeri dada, infiltrasi sampai pleura pluritis
Malaise : Ditemukan berupa anoreksia, napsu
makan
Pemeriksaan radiologi
a. Adanya infiltrat di lobus atas, beberapa
kavitas atau adanya efusi pleura unilateral
b. Infeksi lanjut : infiltrat di lobus bawah
bentuk milier atau infiltrat difus, adenopati
di hilus atau panatrakeal
c. Jika efusi pleura > 300 ml, dapat terlihat
pada foto thorak
Pemeriksaan laboratorium
a. Sputum BTA positif (SPS)
b. Pemeriksaan BGA:
PENTING !!!
Tidak ada gambaran foto toraks yang
tipikal untuk TB paru terutama pada
ODHA
Masalah penggunaan prednison:
diperlukan untuk PCP, tetapi dapat
berakibat buruk untuk TB paru
Infiltrat Lobus Kanan Atas
karena TB
Panah menunjukkan lubang pada paru
Pneumonia Bakteria Akut Membaik dengan antibiotik Abses paru Batuk dengan sputum yang
berbau busuk, dan kehijauan
‘fluid level’ pada foto toraks PCP Batuk kering Sesak nafas Kriptokokosis NB: beberapa pnemonia bakteria juga menyebabkan kavitas
1. Kategori1( 2RHZE/4H3R3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru
Pasien baru TB paru BTA Positif
Pasen TB paru BTA negatif’ thorax fotothoraks positif
Pasien TB ekstra paru
2. Kategori 2 (2 RHZES) / HRZE / (5 H3 R3 E3 )
Pasien kambuh
Pasien gagal
Pasien dengan pengobatan setelah default (terputus)
3. OAT sisipan
Paket sisipan adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif kategori 1 (satu) yang diberikan selama 1 (satu bulan) 28 hari.
Pengkajian data ODHA
dengan TB Paru
Riwayat penyakit :
Berisiko atau tidak untuk HIV dan AIDS.
Untuk TB menanyakan batuk sejak kapan, ada
sesak nafas, nyeri dada, pernah kontak, keluar keringat dingin pada malam hari, BB menurun.
Psiko-sosio-spiritual
Kehilangan dukungan keluarga
Hubungan dengan orang lain (Peer Group
Support)
Penghasilan
Gaya hidup
Breath
Sesak nafas Batuk Nyeri dada RR meningkat Ronchi Blood
Tekanan darah normal / menurun
Brain
Kelemahan umum
Bladder
Bowel
Ada penurunan selera makan
Anoreksia
Bone & Integumen
Human Immunodeficiency virus AIDS
Penurunan sistem imun
M tuberculose
terhirup dari udara masuk ke paru Menempel pada bronchiale atau alvealus
Memperbanyak diri setiap 18-24 jam
Proliferasi sel epitel disekeliling basil & membentuk dinding antara basil
& organ yang terinfeksi
Respons eksudasi mukosa
saluran pernapasan: produksi sekret Penumpukan Sekret
dan menganggu jalan napas
MK :
• Bersihan jalan nafas inefektif.
• Pola napas inefektif • Gang pertukaran Gas Batuk, sesak,
hiperventilasi Malas makan &
Metabolisme ↑ MK : Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan tubuh Reaksi inflamasi Edema, Demam, berkeringat malam hari
MK :
• Hipertermi Menyebar melalui
pemb. Darah dan kelenjar getah bening
PK : SEPSIS
Bersihan jalan nafas inefektif
Pola nafas inefektif
Gangguan pertukaran gas
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Hipertermi
RENCANA
PERAWATAN
Bersihan jalan nafas inefektif b.d
hipersekresi trakeobronkial
Tujuan : klien mencapai bersihan jalan nafas yg efektif dlm waktu 3 x 24 jam
Kriteria Hasil :
- Suara nafas bersih (ronchi berkurang atau teratasi)
- RR : 16-20 kali/menit
- HR : 80-100 kali/menit
- Irama nafas teratur
Beri posisi 30°
Berikan minuman hangat pada klien
Jelaskan dan ajarkan cara melakukan batuk efektif
Ajarkan cara melakukan fisioterapi napas
Obs sputum klien (∑, warna, konsistensi)
Auskultasi suara napas secara teratur terhadap
ronchi sebelum dan sesudah intervensi diberikan
Pertahankan status hidrasi klien
Lakukan nebullizing dan suctioning jika diperlukan
Kolaborasi program pengobatan sesuai indikasi
Tujuan : kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dalam 3x24 jam
KH :
- Terjadi peningkatan BB dan LLA - Alb : 3,5-5 g/dl
- Hb : 10-12 g/dl
- Keadaan klinis klien membaik :
- Klien terlihat segar
- Kulit teraba ada lemak dibawah kulit - Tidak anemi
- Makanan yang disajikan habis
Perubahan nutrisi kurang dari
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang perencanaan makanan sesuai kebutuhan.
Lakukan oral higiene sebelum dan sesudah makan Tetapkan jadwal makanan klien 3x per hari.
Kolaborasi pemberian anti muntah (berikan 30 menit sebelum makan)
Anjurkan makan sambil duduk Anjurkan minum setelah makan
Kolaborasi pemberian nutrisi perenteral Berikan makanan porsi kecil tapi sering
Motivasi klien untuk menghabiskan makanan sesuai porsi yang ditentukan.
Timbang BB dan lakukan antropometri secara periodik.
Askep HIV & AIDS dengan
Infeksi Oportunistik PCP
Definisi :
A
dalah pnemonia intestinal yang di
sebabkan oleh suatu jamur
(Hudak,1994)
Anamnesis
:
Keluhan :
Batuk tidak berdahak (khas PCP)
Sesak nafas
Pernafasan cepat
Lemah
Riwayat penyakit saat ini
Sejak kapan terdiagnosis HIV
Kapan menggunakan terapi ARV atau tidak, mulai
kapan batuk-batuk, jumlah CD4
Tindakan apa yang sudah dilakukan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang di alami sebelum di bawah ke rumah sakit
Riwayat Penyakit yang pernah diderita
Kenali faktor seperti praktik yang beresiko
Pengguna narkoba dan obat-obatan terlarang
dengan cara intravena secara bergantian.
Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah anggota keluarga lainnya yang
beresiko tinggi terkena seperti praktek
seksual yang beresiko, pengguna narkoba
dan obat-obatan terlarang dengan cara
Psiko-Sosio-Spiritual
a. Faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain,
penghasilan, gaya hidup tentunya dan distress spiritual b. Mengkhawatirkan penampilan: lesi, cacat, penurunan
berat badan
c. Cemas, depresi, kesepian, teman terdekat meninggal karena AIDS. Perubahan pada interaksi keluarga
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan spesimen (cara khusus) :
sputum / bilasan bronkhus (BAL)
B1 (Breath) : Pernafasan
Batuk kering/non produktif, nyeri dada, sesak nafas
terjadi takipnea, distress pernafasan B2 (Blood) : Kardiovaskuler
Terjadi takikardi menurunnya volume nadi perifer,
akral dingin, pucat dan sianosis yang berkepanjangan, TD rendah
B3 (Brain) : Persyarafan
Pusing
Sakit kepala
Terjadi perubahan status mental.
Tidak mampu mengingat berkonsentrasi dan pada
tahap yang berat terjadi perubahan sensori persepsi
Perubahan ketajaman penglihatan dan kesemutan
B4 (Bladder) : Perkemihan
B4 (Bladder) : Perkemihan
Tidak ada perubahan dlm jumlah, warna &Tidak ada perubahan dlm jumlah, warna &
karakteristik urin
karakteristik urin
B5 (Bowel): Pencernaan
B5 (Bowel): Pencernaan
Penurunan BB yang cepat, mual, muntah,Penurunan BB yang cepat, mual, muntah,
anoreksia
anoreksia
B6 (Bone): Muskuloskletal
B6 (Bone): Muskuloskletal
Adakah kelemahan, turgor kulit yang buruk, akral Adakah kelemahan, turgor kulit yang buruk, akral
dingin, sianosis
Pnemoni Bakterial
Pnemoni Bakterial PnemoniaPnemonia
Pneumocystis
Pneumocystis
-Awal gejala
-Awal gejala Akut : Jam Akut : Jam – – hari hari Sub-acute Sub-acute : : JamJam – – mingguminggu
-Batuk
-Batuk Produktif Produktif Non-produktif Non-produktif
-Nyeri dada
-Nyeri dada
pleuritik
pleuritik Sering Sering JarangJarang
-Sesak napas
-Sesak napas Disertai Disertai nyeri nyeri dada dada Meningkat Meningkat saat saat laitihanlaitihan
-Efusi pleura
-Efusi pleura Sering Sering Sangat Sangat seringsering
-Infiltrat fokal
-Infiltrat fokal
pd Ro paru
pd Ro paru Biasa Biasa Sangat Sangat jarangjarang
-Hitung lekosit
-Hitung lekosit Sering Sering meningkat meningkat Normal Normal atau atau rendahrendah
-CD4
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan Sputum
Terdapat kista pneumocystis Carinii melalui
Terdapat kista pneumocystis Carinii melalui
bronkoskopi
Derajat Ktiteria Terapi
Berat Sesak nafas pada waktu
istirahat atau PaO2 < 50 mmHg dalam udara kamar
1) Rawat inap
2) Berikan suplemen
3) Kotrimoksazol (TMP-SMZ) oral 15 mgTMP/kg BB/hari & 75 mgSMZ/kg BB/hari dibagi 3 dosis selama 21 hari Sedang Sesak nafas pada latihan
ringan, PaO2 50 - 70 mmHg dalam udara kamar saat istirahat, AaDO2>30 mmHg, atau saturasi O2 < 94%
1) Perlu dipertimbangkan rawat inap
2) TMP-SMZ 480 mg 2 tablet 3 kali sehari selama 21 hari
Ringan Sesak nafas pada latihan sedang PaO2 > 70 mmHg dalam udara kamar saat
TMP-SMZ 480 mg 2 tablet 3 kali sehari selama 21 hari atau cukup 14 hari jika respon baik
TMP : Trimetropin
Merangsang silia bronkus Batuk nonproduktif Penurunan Nafsu makan Sesak Kelelahan
Infeksi pada parenkim paru
Mengiritasi Nosiseptor pada pleura
Invasi & proliferasi Alveoli pulmonasis Mengaktifkan Pyrogen Resiko : Perubahan nutrisi: Kurang dari Kebutuhan tubuh hiperventilasi Pola Napas inefektif Demam Peningkatan Kehilangan Cairan & kebutuhan cairan Nyeri pleuritik Nyeri (akut) Perubahan pd membran Kapiler alveoli Pertukaran O2 terganggu Kerusakan pertukaran gas Suplai O2 ke jaringan perifer me↓ Resiko: perubahan perfusi jaringan perifer Metabolisme anaerob Energi 2 ATP Kelemahan Intoleransi aktifitas
Human Immunodeficiency virus Penurunan sistem imun
Jamur pneumocystis Terhirup saluran pernapasan •Hipertermi •Resiko: kekurangan Volume cairan
DIAGNOSA PERAWATAN
Kerusakan pertukaran gas b.d perubahan pd
Kerusakan pertukaran gas b.d perubahan pd
membran kapiler-alveolar
membran kapiler-alveolar
Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan
Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan
suplai O2 ke jaringan perifer
suplai O2 ke jaringan perifer
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, hipoksia
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, hipoksia
Resiko perubahan nutrisi : kurang dari
Resiko perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh b.d anoreksi, rasa tdk
kebutuhan tubuh b.d anoreksi, rasa tdk
nyaman pd tenggorokkan
RENCANA
RENCANA
PERAWATAN
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan slm 3 X24 jam, pertukaran gas adekuat dg
Kriteria hasil :
a. Klien tenang
b. Kelelahan berkurang / hilang c. Nadi : 80 – 100 X/mnt
d. Tidak sianosis pada mukosa bibir, kuku, kulit e. BGA dalam batas normal :
PO2 : 80-100 mmHg
SO2 ;≥ 95%
Berikan posisi 30
Kolaborasi pemberian O2 sesuai indikasi
Auskultasi bunyi nafas, pantau kecepatan/
kedalaman pernafasan, sianosis, penggunaan otot bantu pernafasan
Kolaborasi pemeriksaan gas darah sebelum dan
sesudah diberikan intervensi
Kolaborasi program pengobatan :
Antibiotika
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam perfusi jaringan perifer adekuat
Kriteria Hasil :
a. Konjungtiva tidak anemia b. Kulit tidak pucat
c. Hb dlm batas normal d. CRT< 3 detik
e. Akral hangat
f. Nadi 80-100 X/mnt
g. Tensi 110-120 / 70-80 mmHg h. Oedema berkurang / hilang
Perubahan perfusi jaringan perifer
b.d penurunan suplai O2
Kolaborasi pemberian O2 sesuai indikasi
Berikan diet TKTP
Pertahankan suhu lingkungan agar tubuh tetap
hangat
Ubah posisi sedikitnya tiap jam
Obs TTV dan tanda-tanda gangguan perfusi jaringan
perifer (akral dingin, CRT>3 detik
Askep HIV & AIDS dengan
Infeksi Oportunistik
Pengkajian data ODHA
dengan Diare Kronis
Keluhan Utama
Diare terus menerus > 2 minggu
Badan lemah
Nyeri abdomen
Riwayat penyakit yang diderita
Kenali faktor resiko seperti praktek seksual
yang beresiko, pengguna narkoba dan
obat-obatan terlarang dengan cara IV
secara bergantian
Bayi lahir dari ibu dengan HIV&AIDS
Riwayat penyakit keluarga
Anggota keluarga lainnya yang berisiko
tinggi terkena HIV&AIDS seperti praktek
seksual yang beresiko
Pengguna narkoba secara IV bergantian
Bayi lahir dari ibu dengan HIV&AIDS,
riwayat penerima donor darah.
Personal Higiene
Kelemahan seringkali membuat pasien
memerlukan bantuan dalam penentuan ADL Psiko-Sosio-Spiritual
Pasien merasa masa depannya tidak pasti
karena persepsi dokter tentang penyakitnya
1. B1 (Breath) :
Frekwensi nafas cenderung meningkat
2. B2 (Blood) Nadi meningkat Pucat Cyanosis Perfusi dingin Hypovolemik 3. B3 (Brain) : Penurunan kesadaran
4. B4 (Bladder) Terjadi anuria Febris Dehidrasi 5. B5 (Bowel) Mual, muntah Penurunan BB
Turgor kulit menurun
6. B6 (Bone)
Adakah kelemahan
Turgor kulit yang buruk
Akral dingin
FL
Motilitas usus meningkat
Spasme intestinal
Nyeri abdomen
MK : nyeri
MK :Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
ATP berkurang
Kelemahan
MK : Defisit Perawatan Diri Hipersekresi air dan elektrolit
Kehilangan cairan dan elektrolit
Iritasi mukosa & kulit
MK :
•Kerusakan integritas kulit (Perianal) •Resiko tinggi infeksi Dehidrasi
CO2 meningkat
Hiperventilasi
MK :Kerusakan Pertukaran gas Asidosis Metabolik
Nafas kusmaul MK : Pola nafas inefektif MK : Defisit Volume
Cairan & elektrolit
Syok hipovolemik MK : Gg perfusi jaringan Kelemahan kesadaran me↓ MK : intoleransi aktivitas MK : Gg persepsi sensori Defisiensi imun
Faktor infeksi masuk dan berkembang dalam usus Merusak epitelium mukosa
Sel velli usus rusak
Malabsorbsi HIV/AIDS
Hipokalemi
1. Defisit volume cairan
2. Infeksi, resiko tinggi terhadap (progresi menjadi infeksi atau awitan infeksi oportunistik )
3. Pola napas inefektif
4. Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh 5. Gangguan rasa nyaman : Nyeri
7. Gangguan perfusi jaringan
8. Gangguan pertukaran gas
9. Intoleransi aktivitas
10. Gangguan persepsi sensori
11.Defisit perawatan diri
Defisit volume cairan b.d kehilangan yg
berlebihan sekunder thd diare berat,
Tujuan : Hindari kehilangan atau volume cairan tubuh dapat dipertahankan
Kriteria hasil :
a. Membran mukosa lembab b. Turgor kulit baik
c. Mata tidak cowong d. TTV stabil
e. Haluran urin adekuat f. Natrium serum normal
g. Produksi urine ½ - 1cc / kg bb / jam h. BB normal
1. Berikan cairan yg adekuat sedikitnya 2,5 liter/hari dan pantau masukan oral
2. Hindari makan yg menyebabkan diare (pedas, lemak tinggi, serat tingggi)
3. Berikan cairan elektrolit intravena 4. Obs TTV dan produksi urine
5. Obs turgor kulit, membran mukosa dan rasa haus 6. Ukur haluan urin
7. Laksanakan program pemberian obat anti emetik dan / anti diare
Tujuan : Sepsis dapat dihindari dan infeksi
oportunistik tidak menyebar
Kriteria hasil :
Suhu dalam batas normal : 36,5 – 37,5
°
C
Tanda-tanda infeksi tidak terjadi
Infeksi, resiko tinggi thd (progresi mjd
sepsis/ awitan infeksi oportunistik) b.d
depresi sistem imun
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
2. Berikan lingkungan yang bersih dan
berventilasi baik, serta lakukan tindakan
aseptik
4. Periksa kulit atau membran mukosa oral
terhadap bercak putih atau lesi
5. Obs keluhan nyeri ulu hati, disfagia,
peningkatan kram abdomen dan diare
hebat
6. Obs hasil laboratorium
7. Laksanakan program pengobatan:
pemberian antibiotik yang sesuai
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dalam waktu 3x24 jam
Kriteria hasil :
a. Mempertahankan BB/ peningkatan BB b. Tidak ada mual muntah
c. Porsi makan yg disediakan dari RS habis d. Lab. Albumin dlm batas normal 3,8-4,4 e. Total protein dlm batas normal 6,6-8,8 f. Hb dlm batas normal 13,4-17,7 g/dl
Perubahan Nutrisi, < kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan utk mencerna, mual & muntah.
1. Berikan perawatan mulut terus-menerus, minimal 2 kali sehari
2. Bantu klien utk makan sedikit tp sering dg makanan yg tinggi protein & karbohidrat
3. Berikan posisi duduk saat klien makan
4. Pastikan pola diet yg biasa klien dptkan dan yg disukai atau tdk disukai
5. Kolaborasi dg ahli gizi untuk menentukan komposisi diet 6. Obs kemampuan klien utk makan dan sedikit adanya
Askep HIV & AIDS dengan
Infeksi Oportunistik
Penyakit jamur, yang bersifat akut atau sub akut disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida
Albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis.
Infeksi mukosa mulut yang sering kali muncul berbulan-bulan sebelum munculnya infeksi oportunistik yang lebih berat dan merupakan salah satu indikator progresifitas HIV
Keluhan utama : tenggorokan seperti terbakar, kesulitan menelan baik makanan cair maupun padat & perubahan pengecapan
Riwayat penyakit : Perilaku beresiko AIDS, vertikal
(ibu ke anak), horisontal (kontak darah, pemakaian jarum suntik bersama-sama dll) & transeksual
Diagnosis pasti kandida adalah dengan
pemeriksaan langsung spesimen jaringan
(termasuk kerokan) dengan larutan KOH,
bukan dengan kultur.
Diagnosis presumptif adalah nyeri
retrosternal dan ditemukannya kandidiasis
oral berdasarkan gambaran membran atau
plak putih dengan dasar eritema pada mulut.
Manifestasi klinik
Terapi pilihan Terapi alternatif
Kandidiasis orofaring
•Nistatin drop 4-5 x kumur 500.000 UI
sampai lesi hilang (10-14 hari) •Flukonazol oral 1x 100 mg perhari •Itrakonazole suspensi 200mg/perhari
saat perut kosong. • Amfoterisin B iv 0,3 mg/kgBB
Manifestasi klinik
Terapi pilihan Terapi alternatif
Kandidiasis esofagus •Flukonazol oral 200-800 mg perhari selama 14-21 hari •Itrakonazole suspensi 200mg/perhari selama 14-21 hari • Amfoterisin B iv 0,3 mg/kgBB
Manifestasi klinik Terapi pilihan (intravagina) Terapi alternatif (sistemik) Kandidiasis vulvovagina •Klotrimazol 1% 5mg/hari selama 3 hari, atau tablet
vagina 1x100mg selama 7-14 hari atau 2x100mg selama 14-21 hari.
•Mikonazol krim 2 % 5mg perhari selama 7 hari
•Tiokonazol krim 0,8% 5mg/hari selama 3 hari
•Flukonazol oral 1x150 mg dosis tunggal. •Itrakonazol oral 1-2x 200 mg selama 3 hari. •Ketokonazol oral 1x200mg selama 5-7hari atau 2x200mg selama 3 hari
.
Pengkajian data ODHA
Psiko-Sosio-Spiritual :
Faktor stress yang b.d kehilangan dukungan
keluarga dan orang lain, stigma, perubahan gaya hidup, perubahan penghasilan, distress spiritual
Penampilan adanya penurunan BB, kecacatan,
kelemahan, lesi di kulit dan mukosa
Cemas, depresi, kesepian karena teman dekat
meninggal karena AIDS, isolasi diri, perubahan konsep diri
Breath (B1)
Pola nafas : irama teratur/tidak
Suara nafas : normal/ada suara tambahan
Sesak nafas ya/tdk, batuk/tdk
Blood (B2)
Irama jantung : Reguler/tdk, S1/S2 tungal/tdk
Brain (B3)
Bladder (B4)
Dalam batas normal.
Bowel (B5)
Nafsu makan menurun, mual,
muntah,bercak putih di mulut, BB menurun.
Bone (B6)
Human Immunodeficiency virus
Transeksual : Homoseksual, heteroseksual
Masuk dalam tubuh manusia
Penggunaan jarum suntik bergantian Tatto, tindik, transfusi darah, HD perawatan gigi,
khitan massal, transplatasi organ Vertikal :
Dari ibu dengan HIV+ ke anak
Menginfeksi CD4
Gp 120 pada permukaan CD4 amplop virus Infeksi +gp 41 fusi membran sel
RNA virus WOC : Candidiasis
DNA
Enzim reseve transcriptase
Integritas ke DNA penjamu
Enzim integrase
Penyatuan bahan-bahan genetik
Enzim protease HIV Replikasi HIV provirus dalam CD4
CD4 + sitolisis
Imunitas
Candida Albicans Infeksi Oportunistik
Genital Candidiasis MK 4 :Resiko thd
kerusakan integritas kulit genetal
Candidiasis oral
Lesi mukosa mulut/oral
Asupan nutrisi tidak adekuat MK 1: Perubahan
membran mukosa oral
MK 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
MK 3 : Keletihan Replikasi HIV provirus dalam CD4
Perubahan membran mukosa oral b.d
penurunan sistem imun
Perubahan kenyamanan (nyeri) b.d
inflamasi
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
lesi oral
Tujuan
Terjadi perbaikan dari perubahan membran mukosa
oral setelah dilakukan intervensi 3X24 jam Kriteria Hasil
Bebas dari rasa tidak nyaman saat makan dan
minum
Lidah bersih
Mulut lembab
1. Lakukan oral hygiene 3 x per hari
2. Lakukan program dokter: pemberian anti
jamur (nistatin, klotrimasol,flukonasol)
3. Lakukan kumur dengan air garam (½ sendok
teh dicampur 200 cc) setelah makan /
diantara makan.
Larutan NaCl