• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP INFEKSI OPORTUNISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASKEP INFEKSI OPORTUNISTIK"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN

ODHA DENGAN

ODHA DENGAN

INFEKSI OPORTUNISTIK

INFEKSI OPORTUNISTIK

UNIT PERAWATAN INTERMEDIET PENYAKIT INFEKSI

UNIT PERAWATAN INTERMEDIET PENYAKIT INFEKSI

RSU Dr SOETOMO SURABAYA

(2)
(3)
(4)

 Infeksi yg tjd pd Odha / kondisi lain dg sistem.Infeksi yg tjd pd Odha / kondisi lain dg sistem.

kekebalan tubuh yg lemah (Kanabus, 2005)

kekebalan tubuh yg lemah (Kanabus, 2005)

 Infeksi ini dpt timbul dr luar tubuh Infeksi ini dpt timbul dr luar tubuh maupun sdhmaupun sdh

ada dlm tubuh manusia namun dlm

ada dlm tubuh manusia namun dlm kondisikondisi

normal terkendali oleh kekebalan tubuh

normal terkendali oleh kekebalan tubuh

(Yunihastuti, 2005)

(Yunihastuti, 2005)

 Mikroorganisme penyebab infeksi oportunistikMikroorganisme penyebab infeksi oportunistik

dpt berupa bakteri, protozoa, jamur, maupun

dpt berupa bakteri, protozoa, jamur, maupun

virus

(5)

ODHA rentan terhadap IO karena sistem kekebalan tubuhnya menurun

(6)

ODHA biasanya datang pertama kali oleh

karena adanya IO

(7)

1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 50 <50 PCP Cryptococcal meningitis PPE CD4 COUNT 0 3 6 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Months Years TB

Oral candida OHL HZV CMV MAC TB TB TB Cryptosporidial diarrhea

(8)
(9)

8

• Lengan, tungkai,

pinggang, bokong

• Simetris

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

Askep HIV & AIDS dengan

(23)

Definisi

Penyakit menular yg menyerang parenkim paru disebabkan oleh basil mycobacterium tuberculosis

Etiologi

Penyebabnya mycobacterium tuberculosae, sejenis basil berbentuk batang, aerobik, tahan asam dengan ukuran 1-4 μm dan tebal 1.3-0.6μ

(24)

 TB merupakan salah satu infeksi oportunistik tersering pada ODHA di indonesia.

 ODHA mempunyai resiko lebih besar terkena TB

 Infeksi TB akan mempercepat progresivitas infeksi

HIV menuju AIDS karena akan meningkatkan replikasi HIV

 TB paru dapat terjadi pada semua stadium klinis HIV

tetapi diklasifikasikan sebagai stadium 3

 TB ekstra paru diklasifikasikan sebagai stadium 4

(25)

Kontak erat dengan sering TB aktif 

Individu immunosupresif (lansia, HIV, penyakit 

kronis)

Individu tanpa perawatan kesehatan yang 

adekuat 

Individu yang tinggal di daerah kumuh 

(26)

 Batuk, terjadi karena iritasi pada bronkus, berdahak , batuk darah

 Sesak nafas, bila sudah lanjut dimana infiltrasi

radang sampai setengah paru.

 Nyeri dada, infiltrasi sampai pleura  pluritis

 Malaise : Ditemukan berupa anoreksia, napsu

makan

(27)

Pemeriksaan radiologi

a. Adanya infiltrat di lobus atas, beberapa

kavitas atau adanya efusi pleura unilateral

b. Infeksi lanjut : infiltrat di lobus bawah

bentuk milier atau infiltrat difus, adenopati

di hilus atau panatrakeal

c. Jika efusi pleura > 300 ml, dapat terlihat

pada foto thorak

(28)

Pemeriksaan laboratorium

a. Sputum BTA positif (SPS)

b. Pemeriksaan BGA:

(29)

PENTING !!!

Tidak ada gambaran foto toraks yang

tipikal untuk TB paru terutama pada

ODHA

Masalah penggunaan prednison:

diperlukan untuk PCP, tetapi dapat

berakibat buruk untuk TB paru

(30)

Infiltrat Lobus Kanan Atas

karena TB

(31)
(32)

Panah menunjukkan lubang pada paru

(33)

 Pneumonia Bakteria   Akut  Membaik dengan antibiotik   Abses paru  Batuk dengan sputum yang

berbau busuk, dan kehijauan

 ‘fluid level’ pada foto toraks  PCP  Batuk kering  Sesak nafas  Kriptokokosis  NB: beberapa pnemonia bakteria  juga menyebabkan kavitas

(34)

1. Kategori1( 2RHZE/4H3R3)

 Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru

 Pasien baru TB paru BTA Positif 

 Pasen TB paru BTA negatif’ thorax fotothoraks positif 

 Pasien TB ekstra paru

2. Kategori 2 (2 RHZES) / HRZE / (5 H3 R3 E3 )

 Pasien kambuh

 Pasien gagal

 Pasien dengan pengobatan setelah default (terputus)

3. OAT sisipan

 Paket sisipan adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif kategori 1 (satu) yang diberikan selama 1 (satu bulan)  28 hari.

(35)

Pengkajian data ODHA

dengan TB Paru

(36)

Riwayat penyakit :

 Berisiko atau tidak untuk HIV dan AIDS.

 Untuk TB menanyakan batuk sejak kapan, ada

sesak nafas, nyeri dada, pernah kontak, keluar  keringat dingin pada malam hari, BB menurun.

(37)

Psiko-sosio-spiritual

 Kehilangan dukungan keluarga

 Hubungan dengan orang lain (Peer Group 

Support)

 Penghasilan

 Gaya hidup

(38)

Breath

 Sesak nafas  Batuk  Nyeri dada  RR meningkat  Ronchi 

Blood

 Tekanan darah normal / menurun

(39)

Brain

Kelemahan umum

Bladder 

(40)

Bowel

  Ada penurunan selera makan

  Anoreksia

Bone & Integumen

(41)

Human Immunodeficiency virus AIDS

Penurunan sistem imun

M tuberculose

terhirup dari udara masuk ke paru Menempel pada bronchiale atau alvealus

Memperbanyak diri setiap 18-24 jam

Proliferasi sel epitel disekeliling basil & membentuk dinding antara basil

& organ yang terinfeksi

Respons eksudasi mukosa

saluran pernapasan: produksi sekret Penumpukan Sekret

dan menganggu jalan napas

MK :

• Bersihan jalan nafas inefektif.

• Pola napas inefektif  • Gang pertukaran Gas Batuk, sesak,

hiperventilasi Malas makan &

Metabolisme ↑ MK : Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan tubuh Reaksi inflamasi Edema, Demam, berkeringat malam hari

MK :

• Hipertermi Menyebar melalui

pemb. Darah dan kelenjar getah bening

PK : SEPSIS

(42)

 Bersihan jalan nafas inefektif 

 Pola nafas inefektif 

 Gangguan pertukaran gas

 Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

 Hipertermi

(43)

RENCANA

PERAWATAN

(44)

Bersihan jalan nafas inefektif b.d

hipersekresi trakeobronkial

Tujuan : klien mencapai bersihan jalan nafas yg efektif dlm waktu 3 x 24 jam

Kriteria Hasil :

- Suara nafas bersih (ronchi berkurang atau teratasi)

- RR : 16-20 kali/menit

- HR : 80-100 kali/menit

- Irama nafas teratur 

(45)

 Beri posisi 30°

 Berikan minuman hangat pada klien

 Jelaskan dan ajarkan cara melakukan batuk efektif 

  Ajarkan cara melakukan fisioterapi napas

 Obs sputum klien (∑, warna, konsistensi)

  Auskultasi suara napas secara teratur terhadap

ronchi sebelum dan sesudah intervensi diberikan

 Pertahankan status hidrasi klien

 Lakukan nebullizing dan suctioning jika diperlukan

 Kolaborasi program pengobatan sesuai indikasi

(46)

Tujuan : kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dalam 3x24  jam

KH :

- Terjadi peningkatan BB dan LLA -  Alb : 3,5-5 g/dl

- Hb : 10-12 g/dl

- Keadaan klinis klien membaik :

- Klien terlihat segar 

- Kulit teraba ada lemak dibawah kulit - Tidak anemi

- Makanan yang disajikan habis

Perubahan nutrisi kurang dari

(47)

Kolaborasi dengan ahli gizi tentang perencanaan makanan sesuai kebutuhan.

Lakukan oral higiene sebelum dan sesudah makan Tetapkan jadwal makanan klien 3x per hari.

Kolaborasi pemberian anti muntah (berikan 30 menit sebelum makan)

 Anjurkan makan sambil duduk  Anjurkan minum setelah makan

Kolaborasi pemberian nutrisi perenteral Berikan makanan porsi kecil tapi sering

Motivasi klien untuk menghabiskan makanan sesuai porsi yang ditentukan.

Timbang BB dan lakukan antropometri secara periodik.

(48)

Askep HIV & AIDS dengan

Infeksi Oportunistik PCP

(49)

Definisi :

 A

dalah pnemonia intestinal yang di

sebabkan oleh suatu jamur 

(Hudak,1994)

(50)

 Anamnesis

:

Keluhan :

 Batuk tidak berdahak (khas PCP)

 Sesak nafas

 Pernafasan cepat

 Lemah

(51)

Riwayat penyakit saat ini

 Sejak kapan terdiagnosis HIV

 Kapan menggunakan terapi ARV atau tidak, mulai

kapan batuk-batuk, jumlah CD4

 Tindakan apa yang sudah dilakukan untuk

mengatasi masalah kesehatan yang di alami sebelum di bawah ke rumah sakit

(52)

Riwayat Penyakit yang pernah diderita

 Kenali faktor seperti praktik yang beresiko

 Pengguna narkoba dan obat-obatan terlarang

dengan cara intravena secara bergantian.

(53)

Riwayat Penyakit Keluarga

 Adakah anggota keluarga lainnya yang

beresiko tinggi terkena seperti praktek

seksual yang beresiko, pengguna narkoba

dan obat-obatan terlarang dengan cara

(54)

 Psiko-Sosio-Spiritual

a. Faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain,

penghasilan, gaya hidup tentunya dan distress spiritual b. Mengkhawatirkan penampilan: lesi, cacat, penurunan

berat badan

c. Cemas, depresi, kesepian, teman terdekat meninggal karena AIDS. Perubahan pada interaksi keluarga

(55)

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan spesimen (cara khusus) :

sputum / bilasan bronkhus (BAL)

(56)

B1 (Breath) : Pernafasan

 Batuk kering/non produktif, nyeri dada, sesak nafas

terjadi takipnea, distress pernafasan B2 (Blood) : Kardiovaskuler 

 Terjadi takikardi menurunnya volume nadi perifer,

akral dingin, pucat dan sianosis yang berkepanjangan, TD rendah

(57)

B3 (Brain) : Persyarafan

 Pusing

 Sakit kepala

 Terjadi perubahan status mental.

 Tidak mampu mengingat berkonsentrasi dan pada

tahap yang berat terjadi perubahan sensori persepsi

 Perubahan ketajaman penglihatan dan kesemutan

(58)

B4 (Bladder) : Perkemihan

B4 (Bladder) : Perkemihan

 Tidak ada perubahan dlm jumlah, warna &Tidak ada perubahan dlm jumlah, warna &

karakteristik urin

karakteristik urin

B5 (Bowel): Pencernaan

B5 (Bowel): Pencernaan

 Penurunan BB yang cepat, mual, muntah,Penurunan BB yang cepat, mual, muntah,

anoreksia

anoreksia

B6 (Bone): Muskuloskletal

B6 (Bone): Muskuloskletal

  Adakah kelemahan, turgor kulit yang buruk, akral Adakah kelemahan, turgor kulit yang buruk, akral

dingin, sianosis

(59)

Pnemoni Bakterial

Pnemoni Bakterial PnemoniaPnemonia

Pneumocystis

Pneumocystis

-Awal gejala

-Awal gejala  Akut : Jam Akut : Jam – – hari hari Sub-acute Sub-acute : : JamJam – – mingguminggu

-Batuk

-Batuk Produktif Produktif Non-produktif Non-produktif 

-Nyeri dada

-Nyeri dada

pleuritik

pleuritik Sering Sering JarangJarang

-Sesak napas

-Sesak napas Disertai Disertai nyeri nyeri dada dada Meningkat Meningkat saat saat laitihanlaitihan

-Efusi pleura

-Efusi pleura Sering Sering Sangat Sangat seringsering

-Infiltrat fokal

-Infiltrat fokal

pd Ro paru

pd Ro paru Biasa Biasa Sangat Sangat jarangjarang

-Hitung lekosit

-Hitung lekosit Sering Sering meningkat meningkat Normal Normal atau atau rendahrendah

-CD4

(60)

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan Sputum

Terdapat kista pneumocystis Carinii melalui

Terdapat kista pneumocystis Carinii melalui

bronkoskopi

(61)
(62)

Derajat Ktiteria Terapi

Berat Sesak nafas pada waktu

istirahat atau PaO2 < 50 mmHg dalam udara kamar 

1) Rawat inap

2) Berikan suplemen

3) Kotrimoksazol (TMP-SMZ) oral 15 mgTMP/kg BB/hari & 75 mgSMZ/kg BB/hari dibagi 3 dosis selama 21 hari Sedang Sesak nafas pada latihan

ringan, PaO2 50 - 70 mmHg dalam udara kamar saat istirahat, AaDO2>30 mmHg, atau saturasi O2 < 94%

1) Perlu dipertimbangkan rawat inap

2) TMP-SMZ 480 mg 2 tablet 3 kali sehari selama 21 hari

Ringan Sesak nafas pada latihan sedang PaO2 > 70 mmHg dalam udara kamar saat

TMP-SMZ 480 mg 2 tablet 3 kali sehari selama 21 hari atau cukup 14 hari jika respon baik

TMP : Trimetropin

(63)

Merangsang silia bronkus Batuk nonproduktif Penurunan Nafsu makan Sesak Kelelahan

Infeksi pada parenkim paru

Mengiritasi Nosiseptor pada pleura

Invasi & proliferasi Alveoli pulmonasis Mengaktifkan Pyrogen Resiko : Perubahan nutrisi: Kurang dari Kebutuhan tubuh hiperventilasi Pola Napas inefektif Demam Peningkatan Kehilangan Cairan & kebutuhan cairan Nyeri pleuritik Nyeri (akut) Perubahan pd membran Kapiler alveoli Pertukaran O2 terganggu Kerusakan pertukaran gas Suplai O2 ke jaringan perifer me↓ Resiko: perubahan perfusi jaringan perifer Metabolisme anaerob Energi 2 ATP Kelemahan Intoleransi aktifitas

Human Immunodeficiency virus Penurunan sistem imun

Jamur pneumocystis Terhirup saluran pernapasan •Hipertermi •Resiko: kekurangan Volume cairan

(64)

DIAGNOSA PERAWATAN

(65)

Kerusakan pertukaran gas b.d perubahan pd

Kerusakan pertukaran gas b.d perubahan pd

membran kapiler-alveolar 

membran kapiler-alveolar 

Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan

Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan

suplai O2 ke jaringan perifer 

suplai O2 ke jaringan perifer 

Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, hipoksia

Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, hipoksia

Resiko perubahan nutrisi : kurang dari

Resiko perubahan nutrisi : kurang dari

kebutuhan tubuh b.d anoreksi, rasa tdk

kebutuhan tubuh b.d anoreksi, rasa tdk

nyaman pd tenggorokkan

(66)

RENCANA

RENCANA

PERAWATAN

(67)

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan slm 3 X24 jam, pertukaran gas adekuat dg

Kriteria hasil :

a. Klien tenang

b. Kelelahan berkurang / hilang c. Nadi : 80 – 100 X/mnt

d. Tidak sianosis pada mukosa bibir, kuku, kulit e. BGA dalam batas normal :

 PO2 : 80-100 mmHg

 SO2 ;≥ 95%

(68)

 Berikan posisi 30

 Kolaborasi pemberian O2 sesuai indikasi

  Auskultasi bunyi nafas, pantau kecepatan/

kedalaman pernafasan, sianosis, penggunaan otot bantu pernafasan

 Kolaborasi pemeriksaan gas darah sebelum dan

sesudah diberikan intervensi

 Kolaborasi program pengobatan :

  Antibiotika

(69)

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam perfusi  jaringan perifer adekuat

Kriteria Hasil :

a. Konjungtiva tidak anemia b. Kulit tidak pucat

c. Hb dlm batas normal d. CRT< 3 detik

e.  Akral hangat

f. Nadi 80-100 X/mnt

g. Tensi 110-120 / 70-80 mmHg h. Oedema berkurang / hilang

Perubahan perfusi jaringan perifer 

b.d penurunan suplai O2

(70)

 Kolaborasi pemberian O2 sesuai indikasi

 Berikan diet TKTP

 Pertahankan suhu lingkungan agar tubuh tetap

hangat

 Ubah posisi sedikitnya tiap jam

 Obs TTV dan tanda-tanda gangguan perfusi jaringan

perifer (akral dingin, CRT>3 detik

(71)

 Askep HIV & AIDS dengan

Infeksi Oportunistik

(72)

Pengkajian data ODHA 

dengan Diare Kronis

(73)

Keluhan Utama

Diare terus menerus > 2 minggu

Badan lemah

Nyeri abdomen

(74)

Riwayat penyakit yang diderita

Kenali faktor resiko seperti praktek seksual

yang beresiko, pengguna narkoba dan

obat-obatan terlarang dengan cara IV

secara bergantian

Bayi lahir dari ibu dengan HIV&AIDS

(75)

Riwayat penyakit keluarga

 Anggota keluarga lainnya yang berisiko

tinggi terkena HIV&AIDS seperti praktek

seksual yang beresiko

Pengguna narkoba secara IV bergantian

Bayi lahir dari ibu dengan HIV&AIDS,

riwayat penerima donor darah.

(76)

Personal Higiene

 Kelemahan seringkali membuat pasien

memerlukan bantuan dalam penentuan ADL Psiko-Sosio-Spiritual

 Pasien merasa masa depannya tidak pasti

karena persepsi dokter tentang penyakitnya 

(77)

1. B1 (Breath) :

Frekwensi nafas cenderung meningkat

2. B2 (Blood)  Nadi meningkat  Pucat  Cyanosis  Perfusi dingin  Hypovolemik 3. B3 (Brain) : Penurunan kesadaran

(78)

4. B4 (Bladder)  Terjadi anuria  Febris  Dehidrasi 5. B5 (Bowel)  Mual, muntah  Penurunan BB

 Turgor kulit menurun

(79)

6. B6 (Bone)

  Adakah kelemahan

 Turgor kulit yang buruk

  Akral dingin

(80)

FL

(81)

Motilitas usus meningkat

Spasme intestinal

Nyeri abdomen

MK : nyeri

MK :Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

ATP berkurang

Kelemahan

MK : Defisit Perawatan Diri Hipersekresi air dan elektrolit

Kehilangan cairan dan elektrolit

Iritasi mukosa & kulit

MK :

•Kerusakan integritas kulit (Perianal) •Resiko tinggi infeksi Dehidrasi

CO2 meningkat

Hiperventilasi

MK :Kerusakan Pertukaran gas Asidosis Metabolik

Nafas kusmaul MK : Pola nafas inefektif MK : Defisit Volume

Cairan & elektrolit

Syok hipovolemik MK : Gg perfusi jaringan Kelemahan kesadaran me↓ MK : intoleransi aktivitas MK : Gg persepsi sensori Defisiensi imun

Faktor infeksi masuk dan berkembang dalam usus Merusak epitelium mukosa

Sel velli usus rusak

Malabsorbsi HIV/AIDS

Hipokalemi

(82)

1. Defisit volume cairan

2. Infeksi, resiko tinggi terhadap (progresi menjadi infeksi atau awitan infeksi oportunistik )

3. Pola napas inefektif 

4. Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh 5. Gangguan rasa nyaman : Nyeri

(83)

7. Gangguan perfusi jaringan

8. Gangguan pertukaran gas

9. Intoleransi aktivitas

10. Gangguan persepsi sensori

11.Defisit perawatan diri

(84)
(85)

Defisit volume cairan b.d kehilangan yg

berlebihan sekunder thd diare berat,

Tujuan : Hindari kehilangan atau volume cairan tubuh dapat dipertahankan

Kriteria hasil :

a. Membran mukosa lembab b. Turgor kulit baik

c. Mata tidak cowong d. TTV stabil

e. Haluran urin adekuat f. Natrium serum normal

g. Produksi urine ½ - 1cc / kg bb / jam h. BB normal

(86)

1. Berikan cairan yg adekuat sedikitnya 2,5 liter/hari dan pantau masukan oral

2. Hindari makan yg menyebabkan diare (pedas, lemak tinggi, serat tingggi)

3. Berikan cairan elektrolit intravena 4. Obs TTV dan produksi urine

5. Obs turgor kulit, membran mukosa dan rasa haus 6. Ukur haluan urin

7. Laksanakan program pemberian obat anti emetik dan / anti diare

(87)

Tujuan : Sepsis dapat dihindari dan infeksi

oportunistik tidak menyebar 

Kriteria hasil :

Suhu dalam batas normal : 36,5 – 37,5

°

C

Tanda-tanda infeksi tidak terjadi

Infeksi, resiko tinggi thd (progresi mjd

sepsis/ awitan infeksi oportunistik) b.d 

depresi sistem imun 

(88)

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah

melakukan tindakan

2. Berikan lingkungan yang bersih dan

berventilasi baik, serta lakukan tindakan

aseptik

(89)

4. Periksa kulit atau membran mukosa oral

terhadap bercak putih atau lesi

5. Obs keluhan nyeri ulu hati, disfagia,

peningkatan kram abdomen dan diare

hebat

6. Obs hasil laboratorium

7. Laksanakan program pengobatan:

pemberian antibiotik yang sesuai

(90)

Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dalam waktu 3x24 jam

Kriteria hasil :

a. Mempertahankan BB/ peningkatan BB b. Tidak ada mual muntah

c. Porsi makan yg disediakan dari RS habis d. Lab. Albumin dlm batas normal 3,8-4,4 e. Total protein dlm batas normal 6,6-8,8 f. Hb dlm batas normal 13,4-17,7 g/dl

Perubahan Nutrisi, < kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan utk mencerna, mual & muntah.

(91)

1. Berikan perawatan mulut terus-menerus, minimal 2 kali sehari

2. Bantu klien utk makan sedikit tp sering dg makanan yg tinggi protein & karbohidrat

3. Berikan posisi duduk saat klien makan

4. Pastikan pola diet yg biasa klien dptkan dan yg disukai atau tdk disukai

5. Kolaborasi dg ahli gizi untuk menentukan komposisi diet 6. Obs kemampuan klien utk makan dan sedikit adanya

(92)

 Askep HIV & AIDS dengan

Infeksi Oportunistik

(93)

 Penyakit jamur, yang bersifat akut atau sub akut disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida

 Albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis.

 Infeksi mukosa mulut yang sering kali muncul berbulan-bulan sebelum munculnya infeksi oportunistik yang lebih berat dan merupakan salah satu indikator progresifitas HIV

(94)

 Keluhan utama : tenggorokan seperti terbakar, kesulitan menelan baik makanan cair maupun padat & perubahan pengecapan

 Riwayat penyakit : Perilaku beresiko AIDS, vertikal

(ibu ke anak), horisontal (kontak darah, pemakaian  jarum suntik bersama-sama dll) & transeksual

(95)

Diagnosis pasti kandida adalah dengan

pemeriksaan langsung spesimen jaringan

(termasuk kerokan) dengan larutan KOH,

bukan dengan kultur.

Diagnosis presumptif adalah nyeri

retrosternal dan ditemukannya kandidiasis

oral berdasarkan gambaran membran atau

plak putih dengan dasar eritema pada mulut.

(96)

Manifestasi klinik

Terapi pilihan Terapi alternatif 

Kandidiasis orofaring

•Nistatin drop 4-5 x kumur 500.000 UI

sampai lesi hilang (10-14 hari) •Flukonazol oral 1x 100 mg perhari •Itrakonazole suspensi 200mg/perhari

saat perut kosong. • Amfoterisin B iv 0,3 mg/kgBB

(97)

Manifestasi klinik

Terapi pilihan Terapi alternatif 

Kandidiasis esofagus •Flukonazol oral 200-800 mg perhari selama 14-21 hari •Itrakonazole suspensi 200mg/perhari selama 14-21 hari • Amfoterisin B iv 0,3 mg/kgBB

(98)

Manifestasi klinik Terapi pilihan (intravagina) Terapi alternatif  (sistemik) Kandidiasis vulvovagina •Klotrimazol 1% 5mg/hari selama 3 hari, atau tablet

vagina 1x100mg selama 7-14 hari atau 2x100mg selama 14-21 hari.

•Mikonazol krim 2 % 5mg perhari selama 7 hari

•Tiokonazol krim 0,8% 5mg/hari selama 3 hari

•Flukonazol oral 1x150 mg dosis tunggal. •Itrakonazol oral 1-2x 200 mg selama 3 hari. •Ketokonazol oral 1x200mg selama 5-7hari atau 2x200mg selama 3 hari

(99)

.

Pengkajian data ODHA 

(100)

Psiko-Sosio-Spiritual :

 Faktor stress yang b.d kehilangan dukungan

keluarga dan orang lain, stigma, perubahan gaya hidup, perubahan penghasilan, distress spiritual

 Penampilan adanya penurunan BB, kecacatan,

kelemahan, lesi di kulit dan mukosa

 Cemas, depresi, kesepian karena teman dekat

meninggal karena AIDS, isolasi diri, perubahan konsep diri

(101)

 Breath (B1)

Pola nafas : irama teratur/tidak

 Suara nafas : normal/ada suara tambahan

Sesak nafas ya/tdk, batuk/tdk

 Blood (B2)

Irama jantung : Reguler/tdk, S1/S2 tungal/tdk

 Brain (B3)

(102)

Bladder (B4)

Dalam batas normal.

Bowel (B5)

Nafsu makan menurun, mual,

muntah,bercak putih di mulut, BB menurun.

Bone (B6)

(103)

Human Immunodeficiency virus

Transeksual : Homoseksual, heteroseksual

Masuk dalam tubuh manusia

Penggunaan jarum suntik bergantian Tatto, tindik, transfusi darah, HD perawatan gigi,

khitan massal, transplatasi organ Vertikal :

Dari ibu dengan HIV+ ke anak

Menginfeksi CD4

Gp 120 pada permukaan CD4 amplop virus Infeksi +gp 41  fusi membran sel

RNA virus WOC : Candidiasis

DNA

Enzim reseve transcriptase

Integritas ke DNA penjamu

Enzim integrase

Penyatuan bahan-bahan genetik

Enzim protease HIV Replikasi HIV provirus dalam CD4

(104)

CD4 + sitolisis

Imunitas

Candida Albicans Infeksi Oportunistik

Genital Candidiasis MK 4 :Resiko thd

kerusakan integritas kulit genetal

Candidiasis oral

Lesi mukosa mulut/oral

 Asupan nutrisi tidak adekuat MK 1: Perubahan

membran mukosa oral

MK 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

MK 3 : Keletihan Replikasi HIV provirus dalam CD4

(105)
(106)

Perubahan membran mukosa oral b.d

penurunan sistem imun

Perubahan kenyamanan (nyeri) b.d

inflamasi

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

lesi oral

(107)

Tujuan

 Terjadi perbaikan dari perubahan membran mukosa

oral setelah dilakukan intervensi 3X24 jam Kriteria Hasil

 Bebas dari rasa tidak nyaman saat makan dan

minum

 Lidah bersih

 Mulut lembab

(108)

1. Lakukan oral hygiene 3 x per hari

2. Lakukan program dokter: pemberian anti

 jamur (nistatin, klotrimasol,flukonasol)

3. Lakukan kumur dengan air garam (½ sendok

teh dicampur 200 cc) setelah makan /

diantara makan.

(109)
(110)

Larutan NaCl

Bak Instrumen

(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)

Referensi

Dokumen terkait

mewajibkan Pemegang Hak Cipta yang bersangkutan untuk memberikan izin kepada pihak lain untuk menerjemahkan dan/atau memperbanyak Ciptaan tersebut di wilayah Negara Republik

Asahan (DAS Asahan) adalah ± 4000 km² dan 90% dari luas DAS ini adalah kawasan Danau Toba sendiri sebagai daerah tangkapan air (catchment area) yang. dibatasi oleh pegunungan

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kabupaten Tanah laut Nomor 8 tahun 2005 tentang retribusi Pasar dan Sewa Toko, Kios, Los, Bak Pasar

Adapun filsafah pemikiran Socrates, diantaranya adalah pernyataan adanya kebenaran objektif, yaitu yang tidak bergantung kepada aku dan kita, dalam membenarkan kebenaran yang

Adapun perlaksanaan bimbingan konseling Islam dengan Terapi Ruqyapuncture dalam mengurangi Migrain akibat Stress adalah ada gangguan pengaruh sekeliling, yang menyebabkan klien

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung sagu terhadap karaketeristik fisik dan sensori bakso dan menentukan konsentrasi tepung sagu

Grafik hubungan antara campuran etanol dengan konsumsi bahan bakar spesifik Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa waktu terlama motor bensin dalam menghabiskan 10 ml bahan

Putusan Dewan Banding Pusat ( Centrale Raad van Beroep ), 23 Januari 1956, yang menyatakan bahwa Keputusan pemecatan seorang PNS tidak boleh berlaku surut. Putusan Dewan