• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Tugas JIG Dan FIXTURE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Tugas JIG Dan FIXTURE"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MAKALAH

JIG DAN FIXTURE

JIG DAN FIXTURE

Disusun oleh : Disusun oleh : 1.

1. Alvin Alvin Mustafi Mustafi Rochman Rochman (1523850)(1523850) 2.

2. Ridhi Ridhi Syam Syam Kurniawan Kurniawan (1523825)(1523825) 3.

3. Hendri Hendri Wiguna Wiguna (1523845)(1523845) 4.

4. Dwi Dwi Santoso Santoso (1523841)(1523841)

Dosen Pengajar : Dosen Pengajar : Agus Widodo, ST Agus Widodo, ST

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

POLITEKNIK META INDUSTRI

POLITEKNIK META INDUSTRI

CIKARANG

CIKARANG

2017

2017

(2)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Dalam dunia pemesinan, seorang mekanik dituntut untuk ahli dalam membuat Dalam dunia pemesinan, seorang mekanik dituntut untuk ahli dalam membuat komponen-komponen mesin yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. komponen-komponen mesin yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Mekanik sering mengalami kendala pada komponen mesin yang harus dibuat dimana Mekanik sering mengalami kendala pada komponen mesin yang harus dibuat dimana mempunyai bentuk yang sulit untuk pengerjaanya dengan menggunakan mesin mempunyai bentuk yang sulit untuk pengerjaanya dengan menggunakan mesin konvensional. Seorang perancang saat merancang suatu komponen harus konvensional. Seorang perancang saat merancang suatu komponen harus mempertimbangkan bagaimana benda kerja itu berfungsi dan juga dapat dibuat mempertimbangkan bagaimana benda kerja itu berfungsi dan juga dapat dibuat meskipun bentuknya sangat sulit. Perancangan alat bantu produksi sangat dibutuhkan meskipun bentuknya sangat sulit. Perancangan alat bantu produksi sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang ditemui oleh

untuk memecahkan masalah yang ditemui oleh mekanik.mekanik.

Dalam merancang alat bantu produksi, seorang perancang juga harus Dalam merancang alat bantu produksi, seorang perancang juga harus mengetahui kebutuhan pemesinan untuk membuat alat tersebut. Sering kali dijumpai mengetahui kebutuhan pemesinan untuk membuat alat tersebut. Sering kali dijumpai suatu komponen menggunakan lebih dari satu mesin dalam pembuatannya. Biasanya suatu komponen menggunakan lebih dari satu mesin dalam pembuatannya. Biasanya sebelum dimesin, benda tersebut dibuat dengan metode casting untuk membentuk sebelum dimesin, benda tersebut dibuat dengan metode casting untuk membentuk  bagian yang

 bagian yang susah dimesin kemudian susah dimesin kemudian difinishing dengan difinishing dengan mesin konvensional misalkanmesin konvensional misalkan mesin bubut (

mesin bubut (Turning Turning ), mesin frais (), mesin frais ( Milling  Milling ), mesin gurdi (), mesin gurdi ( Drill  Drill ), dan sebagainya. Alat), dan sebagainya. Alat  bantu prod

 bantu produksi diharapkan uksi diharapkan dapat mempermudah dapat mempermudah mekanik dalam mekanik dalam pembuatan komponpembuatan komponenen tersebut.

tersebut. B.

B. Perumusan MasalahPerumusan Masalah

Perumusan masalah Laporan Tugas Merancang

Perumusan masalah Laporan Tugas Merancang Fixture Fixture dan dan Jig  Jig  adalah sebagai adalah sebagai  berikut:

 berikut: 1.

1. Bagaimana merancangBagaimana merancang Turning Fixture for 50Turning Fixture for 50∅∅ bore and 70 bore and 70∅∅ face. face. 2.

2. Bagaimana merancangBagaimana merancang Milling Fixture (a) 24 Milling Fixture (a) 24∅∅ bosses (b) 25 x 90 pad. bosses (b) 25 x 90 pad. 3.

3. Bagaimana merancangBagaimana merancang Drill Jig for 10 Drill Jig for 10∅∅ , 12 , 12∅∅ holes. holes. C.

C. TujuanTujuan

Adapun tujuan yang ingin penulis capai adalah : Adapun tujuan yang ingin penulis capai adalah : 1.

1. MerancangMerancang Turning Fixture for 50Turning Fixture for 50∅∅ bore and 70 bore and 70∅∅ face. face. 2.

2. MerancangMerancang Milling Fixture (a) 24 Milling Fixture (a) 24∅∅ bosses (b) 25 x 90 pad. bosses (b) 25 x 90 pad. 3.

(3)

D. Metodologi

Penulisan makalah ini dilakukan berdasarkan metode-metode sebagai berikut : 1. Analisis Kebutuhan Alat

Menentukan jenis alat yang dibutuhkan untuk membuat komponen  Jig dan Fixture sesuai dengan bentuk benda supaya bisa dikerjakan oleh mesin.

2. Desain Alat

Setelah menentukan jenis

 – 

  jenis mesin dan alat

 – 

  alat bantu produksi langkah selanjutnya adalah mendesain alat bantu produksi dengan bantuan software Autocad. 3. Pembuatan Alat

Langkah selanjutnya adalah proses pembuatan alat bantu produksi. E. Sistematika Laporan

Untuk mempermudah dalam memahami isi laporan ini, maka penulis membaginya dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan tentang uraian latar belakang, perumusan masalah, tujuan, metodologi, dan sistematika laporan.

BAB II : ANALISIS DAN PERANCANGAN

Berisikan mengenai analisis kebutuhan pemesinan dengan  fixture, desain konstruksi  fixture, analisis kebutuhan pemesinan dengan  jig, dan desain konstruksi jig.

BAB III : PENGENALAN

Definisi, tujuan dan kegunaan Fixture dan Jig BAB IV : CARA KERJA

Berisikan tentang cara kerja Fixture dan Jig . BAB V : PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan dari hasil rancangan alat bantu produksi dan saran-saran yang ditujukan berbagai pihak.

(4)

BAB II

ANALISIS DAN PERANCANGAN

2.1 Analisis Kebutuhan Pemesinan dengan Fixture 2.1.1 Turning Fixture

Dalam pengerjaan benda kerja yang mempunyai bentuk tidak silindris sempurna dengan mesin bubut ditemukan kendala yang amat berarti. Diperlukan alat  bantu yang bisa digunakan untuk mencekam benda kerja yang mempunyai bentuk yang tidak silindris sempurna. Penulis membuat alat bantu produksi mesin bubut yang tersusun atas gabungan antara chuck, V-Block, dan klem.

V-Block digunakan untuk mencekam bentuk silinder yang digunakan sebagai datum dalam pemasangan benda kerja agar diperoleh ukuran yang sama disetiap benda kerja. Sedangkan klem digunakan sebagai pencekam pendukung agar benda kerja tidak lepas dan kedudukan benda kerja tetap pada saat pengerjaan pemesinan.

Turning Fixture ini digunakan untuk membuat lubang ∅ 50(mm)  pada benda kerja dan membubut muka ∅70(mm).

2.1.2 Milling Fixture

Benda kerja yang telah dibubut kemudian dimilling untuk mengerjakan 24∅

bosses dan  25 x 90 pad.  Untuk membuat bagian tersebut maka dibuatlah alat bantu  produksi Milling Fixture. Penulis menggunakan mesin frais horizontal untuk membuat  benda kerja. Desain Milling Fixture untuk mengerjakan 24∅ bosses merupakan ragum dengan sedikit modifikasi dengan penambahan dua buah pin yang terpasang pada  Fixed  Block yang digunakan sebagai penahan benda kerja pada bagian sirip agar tidak  bergerak saat dilakukan pemakanan. Sedangkan untuk mengerjakan 25 x 90 pad

digunakan mesin frais vertical.

 Milling Fixture yang digunakan yaitu plat yang dipasangi pin bulat dimana pin tersebut digunakan untuk menahan benda kerja pada lubang poros agar benda tetap  pada tempatnya. Kemudian pin persegi digunakan untuk menahan benda kerja pada

(5)

2.2 Desain Konstruksi Fixture Turning Fixture

a Face Plate

Pembuatan Face Plate dikerjakan dengan lathe machine (mesin bubut) dan milling machine (mesin frais).

Langkah Kerja untuk membuat Face Plate : 1. Periksa benda kerja pada ukuran yang sesuai.

2. Cekam benda kerja pada chuck mesin bubut untuk mengerjakan pembubutan muka dan pelubangan benda kerja sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar kerja.

3. Lakukan proses pembubutan.

4. Setelah proses pembubutan selesai pindahkan benda kerja untuk dikerjakan pada mesin freis untuk membuat T-Slot sesuai dengan gambar kerja.

(6)

 b Klem

Langkah Kerja untuk membuat Klem :

1. Periksa benda kerja pada ukuran yang sesuai.

2. Gambar pola sesuai dengan gambar kerja pada benda kerja. 3. Cekam benda kerja pada ragum di atas meja mesin freis.

4. Lakukan proses pemakanan benda kerja mengikuti pola dan ukuran yang tertera  pada gambar kerja.

5. Setelah benda kerja selesai dimesin, benda kerja dikeraskan. Milling Fixture

(7)

Pembuatan poros ulir dimulai dengan membubut muka dan rata hingga sesuai dengan ukuran yang di inginkan, kemudian diulir dan dikikir pada salah satu ujungnya kurang lebih 10 (mm) hingga membentuk segi empat dan di chamfer 1 (mm)

 b. Plat Penahan

Untuk pembuatan plat penahan yaitu digunakan mesin milling menggunakan cutter endmill sesuai dengan ukuran yang di inginkan sehingga terbentuk benda sepert i gambar, kemudian untuk pembuatan alur dari ekor burung digunakan cutter yang sesuai.

c. V- block

Langkah Kerja untuk membuat V-Block pada Mesin Sekrap :  No. Langkah Kerja

1. 2.

Periksa ukuran benda kerja sesuai dengan ukuran. Gambarlah pola pada benda kerja.

(8)

3. Cekam benda kerja dengan menggunakan ragum ulir ganda pada meja mesin.

4. Atur langkah memanjang lengan mesin.

Lakukan gerak pemakanan. Untuk mengurangi benda kerja dengan cepat gunakan pahat kasar.

5. Lakukan pemakanan profil V sampai mendekati gambar pola sekitar 1 (mm).

6. 7.

Ganti pahat kasar dengan pahat alur untuk membuat alur. Lakukan pemakanan alur sampai kedalaman yang diinginkan.

8. Gantilah pahat alur dengan pahat halus untuk menghaluskan permukaan. Periksa jarak pahat dengan benda kerja agar pahat nantinya tidak menabrak  benda kerja saat pemakanan.

9. Kerjakan bidang Vagar permukaan halus sesuai dengan pola tapi tetapi ukuran tetap dilebihkan untuk proses penggerindaan.

Langkah Kerja finishing dengan grinding machine :  No. Langkah Kerja 1.

2.

Periksa ukuran benda kerja sesuai dengan ukuran.

Cekam benda kerja dengan menggunakan magnetic chuck 3. Atur langkah memanjang dan melintang meja mesin.

Gerinda bidang I hingga rata.

4. Balikan benda kerja, dan cekam kembali dengan menggunakan magnetic chuck. Atur langkah memanjang dan melintang dengan mengikuti langkah (3). Gerinda bidang II hingga mencapai ukuran (c).

5. 6.

Cekam benda kerja dengan menggunakan ragum presisi, (bidang III ada di atas).

Gerinda bidang III hingga rata.

Kerjakan bidang IV dengan mengikuti langkah (4).

7. Cekam benda kerja dengan menggunakan ragum presisi (bidang V ada diatas).

Periksa kesikuan antara bidang dasar ragum dengan bidang sisi benda kerja. Gunakan siku presisi, gerinda bidang V hingga rata.

(9)

9.

Periksa ukuran benda kerja dan hilangkan bagian yang tajam.

Cekam benda kerja dengan menggunakan magnetic V-Block untuk  pengerjaan miring.

10. Atur posisi meja hingga semua bidang yang akan digerinda terjangkau oleh gerinda. Atur langkah memanjang dengan mengikuti langkah (3).

Gerinda bidang miring sesuai dengan perhitungan yang didapat. 11.

12.

Kerjakan bidang miring yang lainnya dengan mengikuti langkah (10). Periksa ukuran benda kerja dan berihkan bagian yang tajam

d. Blok Tetap

Pembuatan Blok Tetap ( Fixed Block ) dengan menggunakan mesin frais ( Milling  Machine) sesuai dengan ukuran dan langkah-langkah bebas tergantung dari

(10)

e. Milling fixture untuk proses perataan pad

Cara pembuatan miliing fixture seperti gambar diatas dengan menggunakan mesin frais yang kemudian dilubangi pada bagian tertentu untuk pemasangan pin seperti pada gambar.

2.3 Analisis Kebutuhan Pemesinan dengan Jig

Dalam pembuatan benda kerja secara masal diperlukan alat bantu yang digunakan untuk membuat lubang yang mempunyai ukuran yang presisi agar diperoleh toleransi geometik yang terkecil. Untuk itu penulis merancang alat bantu  produksi Drilling Jig untuk memperoleh hasil yang presisi.

(11)

2.4 Desain Konstruksi Jig a. Alas

Alas yang digunakan sama seperti  Milling Fixture hanya saja tidak dipasangi  pin bulat agar mempermudah tangan dalam memasukkan benda kerja ke dalam Drilling  Jig.

 b. Plat Penutup

Bagian ini digunakan sebagai pedoman untuk melubangi banda kerja karena terdapat lubang yang digunakan sebagai jalan masuknya pahat bor. Bagian ini dibuat dengan mesin frais dengan ukuran yang telah ditunjukkan pada gambar kerja.

(12)

c. Drill Bus

 Drill Bus digunakan untuk melindungi lubang yang digunakan sebagai  pedoman dalam melubangi benda kerja. Bagian ini merupakan komponen standar yang  bisa ditemukan di toko dengan ukuran diameter yang diinginkan sesuai diameter mata  bor.

d. Drilling Jig untuk Ø10 (mm)

Gambar diatas merupakan gambar assembling dari drilling jig. Bagian alas ini ditunjukkan pada nomor 1 pada  Drilling Jig  yang digunakan untuk meletakkan benda kerja sekaligus untuk menahan benda dengan tangan agar benda tidak bergerak. Bagian ini dikerjakan dengan mesin frais sesuai ukuran pada gambar kerja dan dilubangi untuk tempat baut pin pada ukuran tertentu. Bagian profil U ditujukan pada nomor 2 digunakan sebagai penepat drill bush  yang berfungsi sebagai lintasan mata bor agar  posisi lubang tetap sama pada benda kerja yang dikerjakan secara massal.

(13)

BAB III

PENGENALAN

Definisi, Tujuan, dan Kegunaan

 Fixture  adalah sebuah alat khusus yang digunakan untuk menempatkan dan menahan dengang kuat sebuah benda kerja dalam posisi yang tepat selama operasi manufaktur. Pada umumnya  fixture disertai dengan alat untuk menahan dan menjepit  benda kerja. Selain itu, bisa juga memiliki perangkat untuk memandu alat sebelum atau

selama operasi. Dengan demikian,  jig   adalah jenis  fixture  yang berfungsi untuk menahan alat untuk proses pengeboran dan operasi lainnya. Oleh karena itu,  jig bor,  biasanya dilengkapi dengan kekuatan yang besar untuk menempatkan , memandu, dan menahan perputaran alat potong. Asal jig  dan fixture dapat dilihat dari jam tangan Swiss dan industri jam, setelah terbukti kegunaannya, kemudian mulai dipakai dalam industri  pengerjaan logam. Berlawanan dengan kepercayaan yang luas, pengenalan terbaru dari alat-alat mesin N / C tidak menghilangkan kebutuhan untuk fixture, untuk mendapatkan manfaat penuh dari mesin ini maka harus dilengkapi dengan  fixture  yang lebih sederhana dalam pembuatannya dan pada saat yang sama, lebih canggih dalam menjepit  perangkat. Sebuah contoh fixture pada bubut N / C ditampilkan dalam Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Badan Pompa Bahan Bakar Pesawat Dipasang dalam Fixture pada Bubut N/C 1 . Tujuan utama dari  fixture adalah untuk menempatkan pekerjaan dengan cepat dan akurat , menahan dengan benar dan aman, sehingga memastikan bahwa semua bagian

(14)

yang diproduksi dengan  fixture  yang sama akan menghasilkan batas-batas yang ditentukan. Dengan cara ini ketepatan dan pertukaran bagian-bagian alat ter sedia. 2 . Hal ini juga mengurangi waktu pengerjaan di berbagai tahapan operasi, pengaturan dan pengerjaan penjepitan, dalam penyesuaian alat potong untuk ukuran yang dibutuhkan, dan selama operasi pemotongan sendiri dengan membiarkan beban berat karena dengan dukungan kerja yang lebih efisien .

3 . Ini berfungsi untuk menyederhanakan operasi yang rumit sehingga lebih murah, tenaga kerja tidak terampil dapat digunakan untuk melakukan operasi yang sebelumnya dilakukan oleh mekanik yang terampil. Jig  dan fixture memperluas kapasitas peralatan mesin standar untuk melakukan operasi khusus, dan dalam banyak kasus memungkinkan untuk menggunakan yang biasa atau disederhanakan, dan karena itu lebih murah, malah mesin tidak semahal mesin standar. Dengan kata lain, mesin itu  berubah dari peralatan mesin polos dan sederhana menjadi alat produksi tinggi dan

mengkonversi mesin standar menjadi setara dengan peralatan khusus.

4 . Dengan mempertahankan atau bahkan meningkatkan pertukaran bagian mesin,  jig  atau fixture berpengaruh terhadap pengurangan yang signifikan dalam biaya perakitan,  pemeliharaan, dan penyediaan berikutnya dari suku cadang.

Dengan demikian, jig  dan fixture mengurangi biaya dan meningkatkan potensi mesin standar dan kualitas bagian-bagian yang dihasilkan.

Jig dan fixture merupakan perwujudan dari prinsip transformasi keterampilan . Keterampilan dari pengrajin, desainer, dan insinyur berpengalaman secara permanen digunakan untuk pembuatan  fixture  dan selanjutnya dibuat tersedia untuk operator terampil . Salah satu tujuan penting adalah untuk merancang  fixture sedemikian rupa agar membuatnya dengan sangat mudah, sehingga akan berguna terhadap keamanan tambahan bagi operator serta untuk pekerjaan.

Aplikasi dan Klasifikasi J igs dan F ixtures

Tempat yang tepat untuk jig  dan fixture adalah produksi massa, di mana output dalam jumlah besar menawarkan banyak kesempatan untuk pemulihan investasi yang dibutuhkan. Namun, keuntungan dalam penggunaan  jig  dan fixture yang begitu besar dan sangat bervariasi, bahwa perangkat ini juga secara alami dalam produksi suku cadang dalam jumlah terbatas serta begitu pula proses manufaktur di luar mesin toko, dan bahkan di luar dari industri pengerjaan logam. Kebanyakan masalah geometri dan

(15)

dimensi yang dihadapi dalam pesawat dan industri rudal sangat mempercepat perluasan  penggunaan  jig   dan  fixture. Dalam bengkel mesin,  jig   dan  fixture  digunakan untuk operasi berikut : boring, menggerek, pengeboran, penggilingan, pengasahan,  pemutaran, memukul-mukul, Milling, Perencanaan,

Profiling, pelebaran, pemotongan, pembentukan, pelubangan, Spotfacing, pen yadapan, dan pembelokan. Klasifikasi sistematis  fixture  mesin sesuai dengan karakteristik operasi yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Klasifikasi Fixture Mesin PERMUKAAN MESIN Gerak Rotasi Gerak Garis Lurus

Pemotong Satu Titik

Fixture Mesin Bubut Perencanaan, Pembentukan, dan Pelubangan Fixture

Pemotong Banyak Titik Fixture Penggilingan untuk Bentuk

Bundar

Fixture untuk Gerinda Bundar

Fixture Penggilingan untuk Bentuk Garis Lurus

Fixture Penggerek

Fixture Permukaan Gerinda Fixture Gergaji

LUBANG MESIN

Pemotong Satu Titik Pemotong Banyak Titik Jig Bor Jig Pengeboran

Jig Pemukulan Jig Pelebaran

Jig Pengasahan dan Pelipatan

Di luar bengkel mesin,  fixtures bisa diterapkan untuk keuntungan: Perakitan, Pelenturan, Pengelasan, Pemanasan, Pemeriksaan, Pengelingan, Pematrian, Pengujian , dan Pengelasan. Fixture tersebut dapat dicirikan sebagai fixture kerja manual dan bisa diklasifikasikan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.2.

Buku ini pada dasarnya menawarkan desain  jig   dan  fixture  untuk digunakan  pada peralatan mesin potong logam. Aplikasi di luar bagian ini akan ditampilkan

(16)

Desain dan Ekonomi

 Jig   dan  fixture adalah alat khusus dalam artian bahwa setiap alat umumnya dirancang dan dibuat khusus untuk membuat satu bagian saja dan hanya satu operasi  pada bagian itu. Ada pengecualian penting untuk aturan umum ini. Cukup sering  jig   bor dibuat untuk memungkinkan urutan operasi yang akan dilakukan di satu lokasi,

seperti pengeboran diikuti dengan menekan atau reaming, atau pengeboran untuk diameter yang lebih besar, atau pengeboran diikuti oleh countersinking atau  pengeboran, dan lain-lain.  Fixture  dapat dirancang dengan sisipan yang dapat dipertukarkan atau disesuaikan, sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk  beberapa bagian dari bentuk dan dimensi yang sedikit dimodifikasi. Konsep ini mengarah secara logis ke "  fixture  yang universal, meskipun" universal" mungkin  berlebihan. Sebuah  fixture universal dibangun dari blok bangunan yang dirakit pada dasar plat biasa untuk membentuk  fixture  untuk satu operasi tertentu. Setelah  penggunaannya selesai, itu dibongkar dan kemudian dipasang kembali ke pengaturan yang baru dan berbeda.  Fixtures universal dan jig  ini dan jenis lainnya tersedia secara komersial. Peralatan ini mungkin kurang kaku dari perlengkapan desain sat u potongan tetapi di sisi lain memiliki keunggulan ekonomis untuk produksi jangka pendek karena komponennya dapat digunakan kembali.

Tabel 1.2 Klasifikasi Fixture Kerja Manual Tujuan Jenis

Operasi Persiapan Fixture Tata Letak Operasi metalurgi Fixture Pemanasan

Fixture Pendinginan Operasi Penggabungan Fixture Pengelasan

Fixture Pematri Fixture Pengelingan Fixture Jahitan Kawat Fixture Pengerut Fixture Perakitan Kontrol Kualitas Fixture Pemeriksaan

(17)

Fixture Percobaan Tekanan

Hal ini umumnya tidak terjadi dengan jig dan fixture biasa dari desain khusus. Pembongkaran dan penggunaan kembali komponen biasanya tidak layak secara ekonomi, dengan demikian ketika produksi selesai, bia ya perkakas harus diperkirakan, sehingga ada kelebihan dan keuntungan.

Karena sifat khusus dari alat ini, desainnya beragam seperti bagian-bagian yang dibuat. Ada keraguan lagi tidak ada dua fixture identik di seluruh dunia. Oleh karena itu desain alat-alat ini merupakan tugas yang menantang imajinasi kreatif dan menarik  perancang dengan pengalaman dan kecerdikan. Namun demikian , desain fixture  bukanlah tugas yang hanya diperuntukkan bagi orang jenius . Hal ini ditentukan oleh aturan, dan aturan ini bisa dipelajari, dikuasai, dan dipraktekkan oleh orang pada umumnya.

Seperti dibuktikan oleh struktur buku ini, bahwa banyaknya berbagai konfigurasi yang mungkin untuk fixture dapat dibagi lagi menjadi kelompok dengan  bentuk yang sama, kelompok dapat didefinisikan dan diklasifikasikan, klasifikasi dapat

menjadi sistematis, dan setiap subbagian sistem dapat dievaluasi untuk sifat baik dan  buruk, dan karenanya ditugaskan ke area aplikasi optimal.

Proses desain dibuat bahkan untuk tingkat yang lebih tinggi. Hal ini diatur oleh logika, prosedur setiap langkah yang teruji waktu dan mengarah ke hasil akhir yang  bermanfaat. Ini adalah buku resep masak. Dengan demikian, mendukung pemula,

membimbing praktisi berpengalaman, dan bahkan mungkin bantuan untuk ahli.

Setiap desain mekanik tidak lengkap tanpa dokumentasi integritas struktural, yaitu survei dari beban yang bekerja pada struktur, dan analisis yang menyatakan bahwa tekanan dan deformasi dari beban ini tetap dalam batas yang ditentukan, seperti didefinisikan oleh faktor-faktor keamanan yang diakui dan toleransi ketepatan. Akibat untuk tak berukuran adalah kerusakan atau bengkokan fixture tersebut dan jelas diamati. Bahkan seperti beberapa kasus akan menjadi pelajaran bagi departemen desain dan hasil dalam peningkatan standar ketebalan. Akibat untuk fixture yang tak terukur adalah "hanya" berat yang berlebihan, yang lebih mungkin untuk tidak diketahui.

Setiap kegiatan desain tidak harus melupakan fakta bahwa tujuan fixture adalah ekonomis. Setiap tugas desain akan memiliki berbagai solusi ekonomi operasional dengan derajat yang berbeda, suatu masa manfaat yang berbeda, dan biaya yang

(18)

 berbeda. Faktor penentu yang harus selalu dipertimbangkan adalah jumlah bagian yang akan diproduksi.

Contoh Khas

Sebelum masuk pada pembahasan rinci desain fixture, contoh fixture yang  berbeda akan ditampilkan dan dijelaskan. Peralatan ini telah dipilih untuk mewakili dua  jenis karakteristik perlengkapan yaitu fixture dan jig bor . Selain itu, hal ini menunjukkan sejumlah besar detail yang khas dan dengan demikian menjadi contoh  pengantar untuk mata pelajaran berikutnya.

Gambar 1.2 Jenis Utama Fixture. (Atas) Fixture Penggilingan (Bawah) Jig Bor.

Dua jenis utama ditunjukkan secara skematis pada Gambar 1.2. Masing-masing sketsa menunjukkan bagian yang khusus untuk operasi, disertai pada tombol dan dijepit oleh perangkat penjepit sesuai untuk tujuan tersebut. Perbedaan utama antara kedua  jenis ini terletak pada alat untuk mendapatkan kontrol ukuran. Di fixture penggilingan (Gambar 1.2a), posisi relatif antara pemotong dan pengerjaan pada awalnya ditemukan melalui blok pengaturan alat 1, ditampilkan ke kiri dan dari sana keakuratan kerja tergantung pada keakuratan dan kekakuan alat mesin. Dalam bor jig (Gambar l.2b), alat (bor sentuhan) diposisikan oleh bor sebelum dimulainya pemotongan, dan panduan

(19)

dijaga selama proses pemotongan. Dengan demikian, hubungan cutter untuk bekerja adalah mandiri dalam jig. Alasan untuk kebutuhan panduan adalah fakta yang terkenal  bahwa bor adalah alat yang relatif sangat fleksibel, sedangkan pemotong penggilingan

tidak.

Fixture ditunjukkan pada Gambar 1.3 adalah fixture penggilingan. Bagian yang akan digiling adalah golongan datar 1 / dari bentuk sudut, dengan ikat flens persegi  panjang 2. Permukaan untuk mesin adalah permukaan akhir kaki pendek dari sudut. Panjang total fixture adalah sekitar 18 inci ( 460 mm ), beratnya sekitar 90 pon ( 40 kg ). Ini adalah fixture ukuran yang sangat normal dan dapat digunakan pada setiap mesin  penggilingan kecuali yang sangat kecil. Bagaimanapun diperlukan dua orang untuk mengangkatnya dengan aman di atas meja, tapi benda yang cukup progresif untuk memanfaatkan fixture yang dirancang dengan baik seperti ini, mungkin tidak akan tergantung pada tenaga manusia untuk pekerjaan mengangkat, tapi akan menyediakan  peralatan angkat. Setelah fixture diposisikan pada meja, tidak harus dipindah lagi dan

diturunkan. Ukuran dan berat bagian yang akan dipotong tidak akan masalah.

Gambar 1.3 Sebuah Fixture Penggilingan Khas yang Dirancang dengan Penerapan Luas dari Komponen yang Tersedia

(20)

Badan fixture 3 dirancang agak kokoh untuk pengecoran, meskipun bisa dilubangi di beberapa tempat, penghematan berat tidak penting dalam kasus ini dan hanya akan diimbangi dengan peningkatan pola dan bia ya cetak.

Permukaan flens sudah ada di mesin dalam operasi sebelumnya, oleh karena itu, lokasi di empat tombol 4 tidak menghasilkan kelebihan. Ujung kiri ekstrim dari golongan didukung pada satu titik hanya dengan cara sliding rest 5 dioperasikan oleh  penyedot 6 dan tombol 7. Sisanya ini dibawa ke dalam kontak setelah benar-benar selesai. Flens ini terletak pada dua pin peletak 8 yang memproyeksikan ke dalam lubang countersunk di bawah flange . Selain itu, tambahan, disesuaikan dukungan 9 yang disediakan terhadap proyeksi kecil di belakang sudut untuk mengambil dorongan dari cutter 10; akhir penggilingan standar. Dua kepitan tali lurus 11 dan 12 , tersedia, keduanya dioperasikan dengan tangan, yang di sebelah kiri adalah sekrup aktif, yang di sebelah kanan adalah bubungan aktif.

Fixture sejalan dengan T - slot dalam tabel dengan Kunci 13 dan juga memiliki lugs 14 untuk menahan baut. Lugs berbentuk C untuk memudahkan penyisipan baut sehingga fixture tidak harus diangkat setelah ditempatkan di atas meja. Fitur karakteristik utama fixture ini adalah penggunaan sistematis perangkat tindakan cepat untuk aplikasi penahan dan menjepit. Perlu dicatat bahwa tidak ada kunci pas atau kunci yang diperlukan dan bahwa sejumlah besar bagian-bagian tersedia secara komersial.

(21)

BAB IV

CARA KERJA ALAT

3.1 Cara Kerja Fixture a. Turning Fixture

Adalah alat bantu produksi untuk mendukung benda kerja yang sulit dicekam oleh rahang pada chuck biasa pada mesin bubut agar mudah untuk proses pemesinan. Untuk pengerjaan benda kerja ini kita menggunakan turning fixture berupa Face Plate dan Klem sebagai pengganti Chuck .

Pada pengerjaan benda kerja ini Face Plate dibuat sedemikian rupa seperti pada gambar yang digunakan sebagai tempat dimasukkannya benda kerja yang berbentuk silinder dimana bagian ini digunakan sebagai pedoman agar benda kerja tepat pada sumbunya. Sedangkan Klem kita gunakan untuk mendukung benda kerja yang  berbentuk tirus agar tidak terlepas dari Face Plate saat spindle berputar.

Setelah benda kerja tercekam pada Face Plate dan telah ditentukan titik pusat  poros dari benda kerja selanjutnya dilakukan proses pembubutan yaitu melubangi  benda kerja pada diameter 50 (mm) dan pebubutan muka ( facing)  pada permukaan  berdiameter 70 (mm) kedua sisi agar mendapatkan ukuran panjang 90 (mm). Apabila ukuran dari benda kerja telah tercapai, benda kerja dilepas dari Face Plate untuk proses  pemesinan selanjutnya.

 b. Milling Fixture

Adalah alat bantu produksi untuk mendukung benda kerja agar mudah dicekam oleh pencekam benda kerja pada saat proses milling.

Untuk pengerjaan benda kerja ini kita menggunakan milling fixture berupa :

1. Untuk pengerjaan ∅24 bosses kita menggunakan ragum yang dibantu oleh V-Block sebagai landasan benda kerja dan Pin berbentuk segiempat untuk menahan benda kerja agar tidak bergerak.

2. Untuk pengerjaan 25 x 90 pads kita menggunakan pin bulat sebagai alat penahan  benda kerja yang sudah dilubangi pada diameter 50 (mm) sebelumnya dan pin  berbentuk segiempat untuk menahan benda kerja agar posisi benda kerja tidak  bergeser kearah samping.

(22)

Cara kerja dari milling fixture ini adalah menjepit benda kerja agar tidak  bergerak dan dalam keadaan yang mantap. Mesin yang kita gunakan dalam pengerjaan  benda kerja adalah mesin frais horizontal.

Pada pengerjaan ∅ 24 bosses, benda kerja ditempatkan di atas V-Block sebagai landasan bentuk silinder. Kemudian 2 buah Pin segiempat digunakan untuk menahan sirip benda kerja sehingga benda kerja tidak bergerak. Setelah pengerjaan selesai kemudian benda kerja dilepas dengan mengendurkan ragum dan benda keja ditempatkan pada milling fixture yang kedua. Pada pengerjaan 25 x 90 pads, Pin bulat dimanfaatkan untuk menahan benda kerja pada lubang silinder. Agar benda kerja tidak  bergerak saat dimesin maka sirip pada benda kerja ditahan dengan 2 buah Pin

segiempat.

3.2 Cara Kerja Jig

 Drill Jig digunakan sebagai alat bantu untuk membuat lubang dengan menggunakan mesin bor agar letak lubang tetap sama dalam beberapa kali pemesinan. Dalam pembuatannya kita menggunakan landasan dengan Pin segiempat sebagai  penahan sirip agar benda tidak miring, kemudian kita memasang plat yang sudah dipasang Drill Bus sebagai acuan dalam melubangi benda kerja. Plat tersebut dipasang  pada landasan dengan menggunakan baut yang dipasang presisi.

Pelubangan dilakukan dengan menempatkan benda kerja pada  Drill Jig dan ditahan dengan tangan agar benda kerja tidak lepas, kemudian arahkan mata bor ke  Drill Bus. Setelah pelubangan selesai lepas kembali benda kerja dan lakukan  pelubangan pada bagian yang lainnya dengan cara yang sama.

(23)

BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a  Jig  dan fixture merupakan alat bantu produksi yang digunakan untuk membantu dan mempercepat dalam proses produksi benda kerja secara massal.

 b Dalam merancang Jig  dan Fixture diperlukan serangkaian analisis dan perhitungan untuk mendapatkan alat yang dapat berfungsi dan dapat dibuat.

c Kemampuan dan keahlian perancang sangat dibutuhkan untuk merancang alat  bantu yang diperlukan.

4.2 Saran

Bagi perancang

a. Kreatifitas sangat dibutuhkan untuk merancang alat yang dapat digunakan dan  berfungsi seperti yang diinginkan.

 b. Sebisa mungkin tidak mendesain alat yang sukar dibuat agar mempermudah kerja mekanik.

Bagi mekanik (pembuat benda kerja)

a. Ketelitian dalam membaca gambar kerja sangat dianjurkan untuk pengerjaan alat  bantu yang presisi.

 b. Ketelitian dalam menggunakan alat ukur agar diperhatikan karena kesalahan s edikit akan mengubah benda kerja yang akan dibuat sehingga tidak presisi.

(24)

Gambar

Gambar diatas merupakan gambar assembling dari drilling jig. Bagian alas ini ditunjukkan pada nomor 1 pada  Drilling Jig  yang digunakan untuk meletakkan benda kerja sekaligus untuk menahan benda dengan tangan agar benda tidak bergerak
Gambar 1.1 Badan Pompa Bahan Bakar Pesawat Dipasang dalam Fixture pada Bubut N/C
Tabel 1.1  Klasifikasi Fixture Mesin PERMUKAAN MESIN
Tabel 1.2  Klasifikasi Fixture Kerja Manual
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengujian pertama didapatkan hasil yang didapat alat bantu agak sulit digeser karena gaya gesek yang cukup besar antara bearing dengan plat atas yang ditumpu serta

Proses pemesinan adalah proses dengan menggunakan mesin perkakas, dimana memanfaatkan gerak relatif antara pahat dengan benda kerja sehingga menghasilkan suatu produk

Pada mesin milling mata pahat yang berputar, benda kerja tidak berputar, sedangkan mesin bubut benda kerja berputar dan perkakas potong tidak berputar1. Banyak proses pemesinan

Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut4. misalnya sebuah mesin bubut ukuran 400

Aspek umum keselamatan di tempat kerja diperhatikan. Pengamanan terhadap bahaya listrik, mekanik, dan tekanan yang berlebihan. Pengamanan pada saat proses pemesinan atau

Alat bantu produksi ini mempunyai fungsi untuk menepatkan mata bor pada bagian benda kerja yang telah dipotong terlebih dahulu dengan sudut 45 derajat untuk dilakukan

Proses pemesinan yang dilakukan pada mesin bubut berbeda dengan proses yang dilakukan pada mesin freis, dimana pada proses bubut benda kerja dipegang oleh pencekam (Cuck)

Pada uji ahli desain didapatkan hasil persentase 100% yang berarti pengembangan Prototype Jig and Fixture Attachment untuk menambah Axis mesin bubut digolongkan sangat layak..