PENGARUH SUPERVISI DAN PELATIHAN BIDANG STUDI TERHADAP PROFESIONALISME GURU MADRASAH TSANAWIYAH
(M.Ts) PARADIGMA PALEMBANG
Manisah
Dosen Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang Telp. 0711-372164-360717, Fax. 0711-360725
Wab site : www/mm-utp.com E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan berangkat dari fenomena yang terjadi di MTs Paradigma dimana berdasarkan observasi awal diperoleh informasi bahwa guru-guru di madrasah tersebut belum sepenuhnya memenuhi kriteria profesional. Hal ini diduga karena pelaksanaan supervisin yang belum maksimal dan kurangnya mengikuti pelatihan bidang studi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh supervisi dan pelatihan bidang studi terhadap profesionalisme guru Madrasah Tsanawiyah (M.Ts). Penelitian difokuskan kepada pengaruh supervisi dan pelatihan bidang studi terhadap profesionalisme guru Madrasah Tsanawiyah (M.Ts) Paradigma Palembang baik secara parsial maupun secara simultan. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 34 orang guru (62,96%) sedangkan uji validitas sebanyak 20 orang (37,04%). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan sejumlah kuesioner kepada responden. Untuk menganalisis pengaruh supervisi dan pelatihan bidang studi terhadap profesionalisme guru Madrasah Tsanawiyah (M.Ts) Paradigma Palembang digunakan regresi linier berganda yang pengolahannya dibantu dengan program SPSS. Berdasarkan hasil penelitian dan print out SPSS 12 dapat dikemukakan bahwa: 1) Terdapat pengaruh supervisi kepala madrasah terhadap profesionalisme guru di MTs Paradigma Palembang sebesar 21,8%, sisanya 78,2% dipengaruhi faktor lain. 2) Terdapat pengaruh pelatihan bidang studi terhadap profesionalisme guru sebesar 01,3%, sisanya 98,7% dipengaruhi faktor lain. 3) Terdapat pengaruh supervisi kepala madrasah dan pelatihan bidang studi secara bersama-sama terhadap profesionalisme guru MTs Paradigma Palembang sebesar 29.6%, sisanya 70,4% dipengaruhi faktor lain.
Kata kunci : Supervisi-Pelatihan-Profesionalisme
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Profesionalisme guru dimaksud saat ini menjadi persoalan besar yang dihadapi oleh negara yang berpenduduk 250 juta ini. Mengapa? Karena, dalam kenyataan sehari-hari masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga waktu untuk membaca dan menulis meningkatkan diri tidak ada. Kemungkinan lain disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa menghitungkan out-putnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak
patuh terhadap etika profesi keguruannya.
Kurangnya motivasi guru dalam
meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total. Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi
keguruan. Masih belum smart-nya
perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang diberikan kepada calon guru. Masih belum berfungsi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai organisasi profesi yang berupaya secara maksimal meningkatkan profesionalisme anggotanya.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru, antara
lain kondisi pendidikan nasional kita yang memang tidak secerah di Negara-negara maju. Baik institusi maupun isinya masih memerlukan perhatian ekstra pemerintah maupun masyarakat. Dalam pendidikan formal, selain ada kemajemukan peserta,
institusi yang cukup mapan, dan
kepercayaan masyarakat yang cukup kuat, juga merupakan tempat bertemunya bibit-bibit unggul yang sedang tumbuh dan perlu penyemaian yang baik. Pekerjaan penyemaian yang baik itu adalah pekerjaan seorang guru. Jadi guru memiliki peran utama dalam system pendidikan nasional khususnya dan kehidupan kita umumnya.
Dari beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah diatas, faktor yang paling penting agar guru-guru dapat meningkatkan kualifikasi dirinya, yaitu dengan menyetarakan banyaknya jam kerja dengan gaji guru. Program apapun yang akan diterapkan pemerintah tetapi jika gaji guru rendah, jelaslah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya guru akan mencari pekerjaan tambahan untuk mencukupi kebutuhannya. Tidak heran kalau guru-guru di Negara-negara maju
kualitasnya tinggi atau dikatakan
professional, karena penghargaan terhadap jasa guru sangat tinggi.
Meskipun guru-guru sebagai tenaga profesional telah dibekali dengan banyak keterampilan dan pengalaman mengajar, namun demikian dalam kenyataan sehari-hari masih terdapat kebutuhan akan
supervisi yang dapat membantu,
membimbing dan mengarahkan usaha-usaha meningkatkan pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka. Dengan kata lain bahwa kegiatan supervisi bagi setiap individu guru tetap dibutuhkan guna peningkatan profesionalisme mereka.
Pendidikan dan pelatihan serta pelaksanaan supervisi dalam konteks
peningkatan atau pengembangan
profesionalisme guru dimaksud di atas
belum terlaksana seperti yang diharapkan. Hal ini setidaknya dapat dilihat di Madrasah Tsanawiyah dalam gugus Kecamatan Sukarami.
Berdasarkan hasil pengamatan
peneliti dapat dikemukakan bahwa: 1) Supervisi yang terencana dan terprogram serta ditindaklanjuti belum mendapat perhatian khusus oleh Kepala Madrasah. 2) Madrasah belum memiliki peraturan yang jelas dan tegas mengenai sangsi bagi guru-guru yang tidak dapat memenuhi
kewajiban menyusun administasi
pembelajaran. 3) Belum ada control yang
berkelanjutan terhadap tugas-tugas
tambahan yang diberikan kepada guru. 4) Masih sering terjadi pemberian tugas yang tidak sesuai dengan bidang dan latar belakang pendidikan, 5) Kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsi dan tugas guru sering dilakukan tanpa atau tidak sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pengaruh variabel supervisi, pelatihan bidang studi terhadap profesional guru.
C.
Perumusan MasalahBerdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah ada pengaruh supervisi dan
pelatihan bidang studi terhadap
profesionalisme guru?
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh supervisi dan pelatihan bidang studi terhadap profesionalisme guru.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis, menurut Sugiyono
(2008: 64) adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian sudah
pertanyaan. Dikatakan sementara, jelas Sugiyono (2008: 64), karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif maka penelitian ini perlu merumuskan hipoteis, yaitu sebagai berikut:
1. Supervisi Kepala Madrasah
berpengaruh positif terhadap
profesionalisme guru.
2. Pelatihan Bidang Studi berpegnaruh positif terhadap professionalisme guru.
3. Supervisi Kepala Madrasah dan
Pelatihan Bidang Studi berpengaruh positif terhadap profesionalisme guru.
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
Madrasah Tsanawiyah Paradigma
Palembang. Selanjutnya penelitian akan dikonsentrasikan pada profesionalisme guru, latihan bidang studi dan supervisi kepala madrasah di Madrasah Tsanawiyah Paradigma.
Waktu penelitian dilaksanakan selama lebih kurang 8 (delapan) minggu yaitu bulan Desember 2008 sampai dengan
bulan Januari 2009 sejak proses
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil penelitian.
B. Teknik Analisis Data
Sebelum dilakukan analisis Statistik, dilakukan pengujian sebagai berikut : 1. Normalitas data, dimana Uji normalitas
dipergunakan untuk melihat apakah sebaran data hasil penelitian terhadap 54 orang responden terdistribusi secara norma atau tidak. Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui
apakah model regresi, variabel
independen dan variabel dependen
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Data yang berdistribusi normal dalam suatu model regresi dapat dilihat pada grafik normal P-P plot, dimana bila titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, maka data tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal.
2. Heterokedastisitas, Pengujian
heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians
dari residual pengamatan
kepengamatan yang lain dengan dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika ada data yang membentuk pola
tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu dan teratur (bergelombang, melebar kemudian meyempit) maka telah terjadi heterokedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas serta
titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi
heterokedastisitas
3. Multikolinieritas, uji ini untuk melihat apakah terdapat hubungan linier yang sempurna atau esak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi
Dalam menganalisis data ini, digunakan teknik analsis dapat yang dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik berusaha
menjelaskan atau menggambarkan
berbagai karakteristik data. Selain
penyajian tabel dan grafik, untuk mengetahui deskripsi data diperlukan ukuran yang lebih eksak. Dimana dua ukuran penting yang sering digunakan dalam pengambilan keputusan adalah :
a). Mencari central tendency
(kecenderungan terpusat) seperti
mean, median dan modus.
b). Mencari ukuran Dispersion seperti
range, standar deviasi dan varians. Selain kedua ukuran diatas, ukuran lain
yang bisa dipakai adalah Skwenes dan
Kurtosis untuk mengetahui kemiringan data, Untuk bentuk grafik, dianjurkan menggunakan Histogram dengan kurva normalnya.
2. Analisis Butir Instrumen
Dalam melakukan analisis butir instrumen maka setiap intrumen penelitian akan dianalisis sebagai berikut :
a). Untuk Variabel Supervisi (X1) jika
responden memilih nilai 4 dan 5 dari butir instrumen pernyataan/jawaban
yang dipilih maka Supervisi (X1)
tersebut telah berjalan baik, jika responden memilih 1, 2 atau 3 dari butir instrumen pernyataan/jawaban
yang dipilih maka Supervisi (X1)
tersebut belum berjalan baik.
b). Untuk Variabel Pelatihan Bidang Studi
(X2) jika responden memilih nilai 4 dan
5 dari butir instrumen butir instrumen pernyataan/jawaban yang dipilih maka
Pelatihan Bidang Studi (X2) tersebut
telah berjalan baik, jika responden memilih 1, 2 atau 3 dari butir instrumen pernyataan/jawaban yang dipilih maka
Pelatihan Bidang Studi (X2) tersebut
belum berjalan baik.
c). Untuk Variabel Profesionalisme Guru
(Y) jika responden memilih nilai 4 dan
5 dari butir instrumen pernyataan/ jawaban yang dipilih maka responden (Profesional Guru) telah baik., jika responden memilih 1, 2 atau 3 dari butir instrumen pernyataan/jawaban
yang dipilih maka responden
(Profesional Guru) belum baik. 3. Analisis Statistik Inferensial
Statistik inferensial dalam penelitian ini dipergunakan :
a. Untuk mengetahui pengaruh Supervisi
(X1) terhadap Profesionalisme Guru
(Ŷ) dipergunakan analisis regresi
dengan persamaannya adalah :
Ŷ = a + b1 X1 + e
Kesimpulan :
- Dimana Nilai a adalah Konstanta
yang menunjukkan besarnya
Profesional Guru (Ŷ), jika nilai
Supervisi (X1) sama dengan Nol.
Sedangkan b1 merupakan koefisien
regresi yang menunjukkan
besarnya kenaikkan Profesionalisme Guru (Ŷ) saat nilai Supervisi (X1)
naik satu-satuan.
- Untuk melihat hubungan dari
Supervisi (X1) terhadap
Profesionalisme Guru (Ŷ) maka akan dilihat dari nilai r yaitu
koefisien korelasi parsial,
sedangkan untuk melihat besarnya
pengaruh variabel Supervisi (X1)
terhadap Profesional Guru (Ŷ) digunakan koefesien determinasi r²
.
b. Untuk mengetahui Pengaruh Pelatihan
Bidang Studi (X2) terhadap
Profesionalisme Guru (Ŷ) dipergunakan analisis regresi dengan persamaannya
adalah : Ŷ = a + b2 X2 + e
Kesimpulan :
- Dimana Nilai a adalah Konstanta
yang menunjukkan besarnya
Profesionalisme Guru (Ŷ) jika nilai
Pelatihan Bidang Studi (X2) sama
dengan Nol. Sedangkan b2
merupakan koefisien regresi yang menunjukkan besarnya kenaikkan Profesionalisme Guru (Ŷ) saat nilai
Pelatihan Bidang Studi (X2) naik
satu-satuan.
- Untuk melihat hubungan dari
Pelatihan Bidang Studi (X2)
terhadap Profesionalisme Guru (Ŷ) maka akan dilihat dari nilai r yaitu
koefisien korelasi parsial, sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh variabel Pelatihan Bidang
Studi (X2)terhadap Profesionalisme
guru (Ŷ) digunakan koefesien determinasi r² .
c. Untuk mengetahui Pengaruh Supervisi
(X1) dan Pelatihan Bidang Studi (X2)
secara bersama-sama terhadap Profesionalisme Guru (Ŷ). Dalam
menjelaskan pengaruh variabel
independen terhadap dependen, model yang digunakan adalah model regresi berganda. Persamaannya adalah : Ŷ = a + b1X1+ b2X2 + e Dimana : Ŷ = Profesional Guru a = Konstanta b1,b2 = Koefisien regresi X1 = Supervisi
X2 = Pelatihan Bidang Studi
e = error term (5%)
Kesimpulan :
Pada kasus diatas, tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh Supervisi
(X1), Pelatihan Bidang Studi (X2)
terhadap Profesionalisme Guru (Ŷ) Oleh karena itu besaran yang akan
dianalisis adalah Regresi Linear
sederhana. Regresi linear berganda dan korelasi (r), serta pengujian hipotesis statistiknya. Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam hal ini tidak
ditentukan variabel mana yang
mempengaruhi variabel yang lainnya. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 dan -1. Semakin mendekati satu nilai
absolut koefisien korelasi maka
hubungan antara variabel tersebut semakin kuat, sedangkan semakin kecil (mendekati nol) nilai absolute koefisien
korelasi maka hubungan antara
variabel tersebut semakin lemah. Tanda positif atau negatif menunjukkan arah hubungan.
Kuat atau lemahnya korelasi antara variabel tidak ada ukuran yang pasti Menurut Young (1982:317), ukuran korelasi diterjemahkan sebagai berikut : a. 0,70 – 1,00 (baik positif atau minimum)
menunjukkan adanya derajat asosiasi yang tinggi.
b. 0,40 - < 0,70 (baik positif atau minimum) menunjukkan hubungan yang subtansial.
c. 0,20 – 0,40 (baik positif atau minimum) menunjukkan adanya korelasi yang rendah.
d. < 0,20 (baik positif atau minimum) korelasi dapat diabaikan.
Untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka diperlukan nilai koefisien determinasi atau R2. Nilai R2 ini
berkisar antara 0 – 1, semakin mendekati 1
nilai R2 tersebut berarti semakin besar
variabel independen (X) mampu
menerangkan variabel dependen (Y). Sifat-sifat R-square sangat dipengaruhi oleh banyaknya variabel bebas, dimana semakin banyak variabel bebas semakin besar nilai R-square.
C. Teknik Pengujian Hipotesis
Selanjutnya untuk menguji hipotesis secara statistik dalam penelitian ini digunakan persyaratan sebagai berikut : 1. Hipotesis Pertama : “ Terdapat
Pengaruh Positif Supervisi (X1)
terhadap Profesionalisme guru (Ŷ)” .
- Ho : b1 = 0, Tidak ada pengaruh positif
dan signifikan dari Supervisi (X1)
terhadap Profesionalisme Guru (Ŷ) di
lingkungan Madrasah Tsanawiyah
(M.Ts) Paradigma Palembang.
- Ha : b1 ≠ 0 Ada pengaruh positif dan
signifikan dari Supervisi (X1) terhadap
Profesional Guru (Ŷ) di lingkungan
Madrasah Tsanawiyah (M.Ts)
Paradigma Palembang. Kreteria Pengujian :
- Diterima Ho, jika Sig. t ≥ 0,05 - Ditolak Ho, jika Sig. t < 0,05 Kesimpulan :
Jika Ho ditolak maka terdapat ada
pengaruh positif dan signifikan
Supervisi (X1) terhadap Profesionalisme
Guru (Ŷ) dilingkungan Madrasah
Tsanawiyah (M.Ts) Paradigma
Palembang.
2. Hipotesis Kedua : “ Terdapat Pengaruh
Positif Pelatihan Bidang Studi (X2)
terhadap Profesionalisme Guru (Ŷ)” .
- Ho : b2 = 0, Tidak ada pengaruh positif
dan signifikan dari Pelatihan Bidang
Studi (X2) terhadap Profesionalisme
Guru (Ŷ) di lingkungan Madrasah
Tsanawiyah (M.Ts) Paradigma
Palembang.
- Ha : b2 ≠ 0 Ada pengaruh positif dan
signifikan dari Pelatihan Bidang Studi
(X2) terhadap Profesionalisme Guru
(Ŷ) di lingkungan Madrasah
Tsanawiyah (M.Ts) Paradigma
Palembang.
Kreteria Pengujian :
- Diterima Ho, jika Sig. t ≥ 0,05 - Ditolak Ho, jika Sig. t < 0,05 Kesimpulan :
Jika Ho ditolak maka terdapat ada pengaruh positif dan signifikan dari
Pelatihan Bidang Studi (X2) terhadap
Profesionalisme Guru (Ŷ) di
lingkungan Madrasah Tsanawiyah
(M.Ts) Paradigma Palembang.
3. Hipotesis Ketiga : “ Terdapat pengaruh
Positif Supervisi (X1) dan Pelatihan
Bidang Studi (X2) secara
bersama-sama terhadap Profesionalisme Guru
(Ŷ)”.
- Ho : b1 = b2 = 0, Tidak ada
pengaruh positif dan signifikan dari
Supervisi (X1) dan Pelatihan
Bidang Studi (X2) secara
bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri terhadap Profesionalisme Guru (Ŷ)
di lingkungan Madrasah Tsanawiyah (M.Ts) Paradigma Palembang.
- Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0 Ada pengaruh
positif dan signifikan dari Supervisi
(X1) dan Pelatihan Bidang Studi
(X2) secara bersama-sama maupun
secara sendiri-sendiri terhadap
Profesionalisme Guru (Ŷ) di
lingkungan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Paradigma Palembang. Kreteria Pengujian :
- Diterima Ho, jika Sig. F ≥ 0,05 - Ditolak Ho, jika Sig. F < 0,05 Kesimpulan :
Jika Ho ditolak maka terdapat ada pengaruh positif dan signifikan dari
Supervisi (X1) dan Pelatihan Bidang
Studi (X2) terhadap Profesionalisme
Guru (Ŷ) dilingkungan MTs Paradigma Palembang.
4. Untuk mengetahui hubungan variabel penelitian digunakan koefisien korelasi
(r)
5. Sedangkan untuk mengetahui
sumbangan dari variabel independen
(X1 dan X2) terhadap besar kecilnya
nilai variabel dependen (Y), digunakan koefisien determinasi (R²). Koefisien
determinasi mencerminkan
kemampuan variasi variabel
independen (X1 dan X2) dalam
menjelaskan variabel dependen (Y), nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), apabila mendekati 1 berarti variasi dalam variabel dependen. Dan apabila nilainya mendekati 0 (nol) berarti variasi variabel independen kurang
mampu menjelaskan variabel
dependen.
HASIL DAN INTERPRETASI
A. Uji Instrumen
Sebagaimana telah diketahui bahwa penelitian ini terdiri dari dua variabel
bebas, yaitu : Supervisi (X1) dan Pelatihan
Bidang Studi (X2 ), serta satu variabel
terikat : Profesionalisme Guru (Y). Sebelum data diolah dengan teknik regresi
perlu didahului dengan pengujian
persyaratan yaitu pengujian validitas dan reliabilitas instrumen, agar hasil analisis regresi dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan. Dalam penelitian ini instrumen tersebut telah dilakukan ujicoba instrumen untuk mengetahui apakah instrumen yang dirancang benar-benar valid dan reliabel (lihat lampiran ujicoba instrumen).
1. Uji Validitas
Uji validitas artinya instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Untuk pengujian ini digunakan paket program SPSS. Dari perhitungan data didapat bahwa ketiga
variabel dalam penelitian yaitu X1, X2, dan Y
ketiga-tiganya menunjukkan validitas
instrumen terpenuhi, dengan
menggunakan perhitungan Korelasi
Product Moment dan menggunakan α (0,05), jumlah sample 30 responden, dimana hasil perhitungan lebih besar dari harga tabel .
Dari hasil pengolahan data, yang terkumpul dari 30 responden dengan 12 pertanyaan ternyata seluruh pertanyaan
dari variabel Profesionalisme Guru
dinyatakan valid. Karena nilai koefisien korelasi yang diperoleh lebih besar dari
tabel nilai kritis (r tabel ) 0,367 untuk α =
0,05 yang ditandai dengan bintang satu dan 0,470 untuk α = 0,01 yang ditandai bintang dua.
Dari hasil uji instrumen validitas Supervisi ternyata semua pertanyaan yang terdiri dari 12 pertanyaan terhadap 30 responden adalah valid. Karena nilai koefisien korelasi yang diperoleh lebih
besar dari tabel nilai kritis (r tabel ) 0,367
untuk α = 0,05 yang ditandai dengan bintang satu dan 0,470 untuk α = 0,01 yang ditandai bintang dua.
Dari hasil uji instrumen validitas Pelatihan Bidang Studi ternyata seluruh
pertanyaan valid. Karena koefisien
korelasinya dengan skor total diatas nilai kritis (r tabel ) 0,367 dengan α = 0,05
yang bertanda bintang satu dan nilai kritis
(r tabel ) 0,470 dengan α =0,01 yang
bertanda bintang dua.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Siswoyo Haryono (2008) : Uji Reliabilitas adalah ukuran tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan
sebuah instumen sehingga ukuran
konsistensi instrumen yang dinyatakan reliabel, jika alat ukur yang digunakan aman karena bekerja dengan baik pada waktu dan kondisi yang berbeda. Hasil pengujian pengujian reliabilitas ini dengan cara membagi data menjadi dua bagian atau dibelah dua (Splitted-half), yaitu dihitung total skor nomor butir ganjil dan genap sehingga diperoleh hasil uji Reliabilitas Pearson terhadap variabel Profesionalisme Guru ini korelasi antara skor item ganjil dengan genap adalah 0,545. Korelasi ini memiliki tingkat signifikansi yang tinggi yang menunjukkan bahwa korelasi signifikan pada alpha 0,01 yaitu sebesar 0,470
Sedangkan hasil uji Reliabilitas Pearson terhadap variabel Supervisi ini korelasi antara skor item ganjil dengan genap adalah 0,706. Korelasi ini memiliki tingkat signifikansi yang cukup tinggi yaitu diatas korelasi signifikan pada alpha 0,05 sebesar 0,367 .
Sedangkan hasil uji Reliabilitas Pearson terhadap variabel Pelatihan Bidang Studi ini korelasi antara skor item ganjil dengan genap adalah 0,584. Korelasi ini memiliki tingkat signifikansi yang tinggi yaitu menunjukkan bahwa korelasi signifikan pada alpha 0,05 yaitu sebesar 0,367.
Dengan demikian , dapat dikatakan bahwa item-item pada instrumen diatas
memiliki tingat reliabilitas yang tinggi. Artinya , instrumen penelitian yang dihasilkan sangat reliabel karena angka korelasi variabel-variabel : Profesionalisme Guru, Supervisi dan Pelatihan Bidang Studi berturut-turut sebesar sebesar : 0,545 ,
0,706 dan 0,584 lebih besar dari r tabel
Produc Moment pada alpha 5% yaitu 0,367.
B. Analisis Deskriptif
Analisis Statistik Deskriptif
Dari hasil pengolahan data tentang variabel bebas ( Supervisi dan pelatihan Bidang Studi ) serta variabel terikat (Profesionalisme Guru) pada Madrasah Tsanawiyah (M.Ts) Paradigma Palembang dan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan terdahulu, maka disini akan dibahas dan dianalisis pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Untuk mengetahui diskriptif variabel Supervisi dan Pelatihan Bidang Studi dan variabel Profesionalisme Guru berdasarkan data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian yang diberikan kepada 50 responden (20 orang sebagai uji coba dan 30 orang sebagai sample data) maka dapat dilihat secara terperinci deskripsi variabel-variabel tersebut berturut-turut dari nilai skor terendah, nilai skor tertinggi, nilai rata-rata, simpangan baku, median dan modusnya.
1. Deskripsi Profesionalisme Guru (Y)
Untuk mengetahui diskripsi data dari variabel Profesionalisme Guru (Y), sesuai data tersebut, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak adanya data missing. Variabel Profesionalisme Guru dengan 30 sampel (sesudah hasil uji coba) memiliki nilai rata-rata 90.5000 , median 90.000, mode 89,00, standar deviasi 5.86486, nilai minimum 77, nilai maksimum 100 dan jumlah total 2715
Data tersebut menunjukkan bahwa
rata-rata (mean) dan modus dengan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini
menggambarkan distribusi frekuensi
variabel Profesionalisme Guru sebaran datanya cenderung berdistribusi normal.
2. Deskripsi Supervisi (X1)
Sesuai data di atas, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai
tidak adanya data missing. Variabel
Supervisi (X1), dengan 30 sampel
(sesudah hasil uji coba) memiliki nilai rata-rata 74.2000 median 74,00, mode 74.00, standar deviasi 5.24174 , nilai minimum 63.00, nilai maksimum 85,00, dan jumlah total 2226.
Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dan modus dengan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini
menggambarkan distribusi frekuensi
variabel Supervisi , sebaran datanya cenderung berdistribusi normal.
3. Deskripsi Pelatihan Bidang studi (X2)
Untuk mengetahui diskripsi data dari
variabel Pelatihan Bidang Studi( X2), sesuai
data tersebut, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak adanya data missing. Variabel Pelatihan Bidang studi dengan 30 sampel (sesudah hasil uji coba) memiliki nilai rata-rata 83.000, median 84.000, mode 84, standar deviasi 5.55226, minimum 65, nilai maksimum 90, dan jumlah total 2490,00. Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dan modus dengan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan distribusi frekuensi variabel Pelatihan Bidang Studi sebaran datanya cenderung berdistribusi normal.
Untuk mengetahui distribusi frekuesi data variabel Pelatihan Bidang Studi dapat dilihat pada :
Analisis Butir Instrumen
Berdasarkan hasil perhitungan
terhadap masing-masing pertanyaan untuk masing-masing variable pada lampiran hasil perhitungan butir instrument di dapat
bahwa untuk variable supervise
menunjukkan bahwa untuk pertanyaan ”Instrumen Supervisi didiskusikan terlebih dahulu bersama-sama guru-guru dan kepala madrasah bertanya mengenai
jalannya kegiatan belajar-mengajar“
didapat nilai rata-rata 3,7 dan 3,9. Nilai ini menunjukkan bahwa instrument-instrumen
tersebut merupakan nilai terendah
sehingga harus mendapatkan perhatian dari pihak madrasah. Sedangkan nilai terbesar adalah pertanyaan “Kepala madrasah berusaha mewujudkan suasana akrab dengan guru-guru dalam rapat hasil supervisi” yang nilainya mencapai 4,2 menunjukkan instrumen kepala madrasah berusaha mewujudkan suasana akrab dengan guru-guru dalam rapat hasil supervise sudah baik.
Untuk pelatihan bidang studi menunjukkan bahwa untuk pertanyaan “Rencana pelaksanaan pengajaran (RPP) direncanankan dan disusun secara mandiri berdasarkan hasil latihan, menurut saya
sosialisasi kurikulum bidang studi
diperlukan oleh semua guru dan saya berusaha untuk menghadiri setiap kegiatan atau panggilan untuk MGMP/KKG” didapat nilai rata-rata 3,73 , 3,77 dan 3,88. Nilai ini
menunjukkan instrument-instrumen
tersebut merupakan nilai-nilai terendah sehingga harus mendapatkan perhatian dari pihak madrasah. Sedangkan nilai terbesar adalah pertanyaan “Hasil latihan bidang studi dapat ditindak lanjuti/
digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar di madrasah” yang nilai rata-ratanya mencapai 4,17. Menunjukkan bahwa instrument hasil latihan bidang studi dapat ditindak lanjuti/ digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di madrasah sudah baik.
Untuk variabel professionalisme guru menunjukkan bahwa untuk pertanyaan “Guru mampu merencanakan metode yang
akan digunakan dalam rencana
pelaksanaan pengajaran dan Guru
menggunakan berbagai pendekatan
pengajaran” mendapatkan nilai rata-rata 3,5 dan 3,53 nilai ini menunjukkan bahwa instrument-instrumen tersebut merupakan
nilai-nilai terendah sehingga harus
mendapatkan perhatian pihak madrasah.
Sedangkan nilai terbesar adalah
pertanyaan “Guru mampu merencanakan waktu melalui analisis pecan efektif, guru
mampu merencanakan sekenario
pembelajaran dalam rencana pelaksana pembelajaran, guru menggunakan metode pembelajaran dan guru mampu mengelola siswa dan kelas sesuai dengan kompetensi dasar” yang nilai rata-ratanya mencapai 4 hal ini menunjukkan bahwa instrumen Guru mampu merencanakan waktu melalui analisis pesan efektif, guru mampu merencanakan sekenario pembelajaran dalam rencana pelaksana pembelajaran, guru menggunakan metode pembelajaran dan guru mampu mengelola siswa dan kelas sesuai dengan kompetensi dasar sudah baik dan perlu dipertahan guna mencapai guru yang professional.
2. Uji Persyaratan Analisis
Agar kesimpulan yang ditarik tidak
menyimpang dari populasi yang
sebenarnya, diperlukan beberapa
persyaratan analisis yang menurut Hadi (2003) adalah sampel yang dipergunakan dalam penelitian harus sampel yang diambil secara random dari populasi dan bentuk distribusi variabel X dan variabel Y dalam populasi mendekati distribusi normal. Untuk itu itu dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji linearitas.
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dipergunakan untuk melihat apakah sebaran data hasil penelitian terdistribusi secara normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas distribusi data, penulis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dari program SPSS. Normalitas distribusi data dihitung dengan
cara membandingkan nilai asymptotic
significance yang diperoleh dengan nilai alpha 0,05. Apabila Asymptotic Significance > α = 0,05, maka data dinyatakan normal. Karena seluruh nilai pada kolom asymtotic significance dua sisi adalah untuk variabel Profesionalisme Guru sebesar 0,657, variabel Supervisi sebesar 0,786 dan variabel Pelatihan Bidang Studi sebesar 0,575 yang semuanya diatas probabilitas 0,05, maka fungsi distribusi populasi yang diwakili oleh sampel berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan dengan uji Chi-Square Significance 5% (α= 0,05) ,hasilnya dari nilai chi square masing-masing variabel : Profesionalisme Guru, Supervisi, Pelatihan Bidang Studi berturut-turut sebesar sebesar 9,467 < 24,9958 (
tabel chi square- X2 dengan df=15 ) , 9,600
< 27,5871 (tabel chi square- X2 dengan
df=17 ) , 8,267 < 22,3620 (tabel chi
square- X2 dengan df =13 ). Atau Nilai
Asymptotic Significance yang diperoleh dari semua variabel lebih besar dari α = 0,05, maka data dinyatakan homogen.
3. Uji Linieritas
Uji linieritas variabel bebas dengan
variabel terikat dilakukan dengan
menggunakan One Way Anova Program SPSS 13,0 for Windows dengan taraf signifikansi 5% (α= 0,05) dan hasilnya adalah sebagai berikut :
a. Linieritas Supervisi (X1) terhadap
Profesionalisme Guru (Y)
Dari Data hasil Uji Linieritas Supervisi terhadap Profesionalisme Guru dapat
dilihat bahwa nilai F hitung adalah 10,959
dengan probabilitas 0,001, karena
probabilitasnya < dari 0,05 (0,001 <
0,05) maka variabel Supervisi (X1) dengan
variabel Profesionalisme Guru (Y)
mempunyai hubungan yang Linear. Atau dapat juga dilihat dari Statistik hitung ( angka F output) > Statistik tabel (F), maka hubungan tersebut linier . Hal ini bisa dilihat dari F hitung = 10,959 > F tabel = 2,40
dengan α= 0,05.
b. Linieritas Pelatihan Bidang studi (X2)
terhadap Profesionalisme Guru (Y) Dari Data Hasil Uji Linieritas Pelatihan Bidang Studi terhadap Profesionalisme
Guru dapat dilihat bahwa nilai F hitung
adalah 3,068 dengan probabilitas 0,017. Karena probabilitas < dari 0,05 (0,017 < 0,05) maka variabel Pelatihan Bidang studi
(X2) dengan variabel Profesionalisme Guru
(Y) mempunyai hubungan yang Linear. Atau dapat juga dilihat dari Statistik hitung ( angka F output) > Statistik tabel (F), maka hubungan tersebut linier . Hal ini bisa dilihat dari F hitung = 3,068 > F tabel = 2,40
dengan α = 0,05.
- Analisis Regresi
Analisis Regresi ini digunakan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu
antara variabel Supervisi (X1) dan
Pelatihan Bidang Studi (X 2 ) dengan
Profesionalisme Guru (Y).
1. Pengaruh Supervisi (X1) terhadap
Profesionalisme Guru (Y)
Untuk melihat pengaruh variabel
Supervisi (X1) terhadap Profesionalisme
Gur (Y) , dapat dilihat persamaan regresi yaitu :
Y = 58,931 + 0,425X1 + e
dengan nilai t hitung untuk konstanta dan
sebesar : 4,051 dan 2,176 dengan signifikansi 0,000dan 0,038.
Konstanta sebesar 58.931
menyatakan bahwa jika tidak ada
peningkatan Variabel Supervisi (X1 ) maka
Profesionalisme Guru (Y) tetap sebesar 58,931 unit skor. Hal ini bisa dipahami, karena masih ada variabel lain yang belum
dimasukkan dalam penelitian ini.
Sedangkan dengan melihat besarnya koefisien regresi bahwa variabel Supervisi
(X1 ) 0,425 atau sama dengan 42,50 %.
Artinya kecenderungan proyeksi perubahan
antara variabel Supervisi (X1 ) dengan
variabel Profesionalisme Guru (Y) menunjukkan bahwa setiap perubahan atau peningkatan variabel Supervisi 100% maka mengakibatkan perubahan atau
peningkatan pula pada variabel
Profesionalisme Guru sebesar 42,50%. Sedangkan jika dilihat dari t hitung variabel Supervisi mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap Variabel Profesionalisme Guru , yang ditunjukkan nilai signifikan t ( 0,038) lebih kecil dari probabilita 0,05 serta uji F yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Dari Hasil Uji F Variabel Supervisi terhadap Profesionalisme Guru dapat diinterpretasikan bahwa uji F terhadap variabel Supervisi sebesar 4.733 secara simultan mempengaruhi Profesionalisme Guru dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari probabilita 0,05 (0,038 < 0,05 ).
2. Pengaruh Pelatihan Bidang Studi (X2) terhadap Profesionalisme
Guru(Y)
Untuk melihat pengaruh Pelatihan
Bidang Studi (X2) terhadap Profesionalisme
Guru (Y) , dapat dilihat dari Hasil Regresi Parsial Variabel Pelatihan Bidang Studi terhadap Profesionalisme Guru ditemukan persamaan regresi yaitu :
Y =13,163 + 0,932X2 + e
dengan nilai t hitung untuk konstanta dan
variabel Pelatihan Bidang Studi (X2)
berturut-turut sebesar : 2,683 dan 9.909 dengan signifikansi 0,010 dan 0,000.
Konstanta sebesar 13,163
menyatakan bahwa jika tidak ada peningkatan Variabel Pelatihan Bidang
Studi (X2 ) maka Profesionalisme Guru (Y)
tetap sebesar 13.163 unit skor. Hal ini bisa dipahami, karena masih ada variabel lain yang belum dimasukkan dalam penelitian ini. Sedangkan dengan melihat besarnya koefisien regresi bahwa variabel Pelatihan
Bidang Studi (X2 ) 0,932 atau sama
dengan 93,20 %. Artinya kecenderungan
proyeksi perubahan antara variabel
Pelatihan Bidang Studi (X2 ) dengan
variabel Profesionalisme Guru (Y)
menunjukkan bahwa setiap perubahan atau peningkatan variabel Pelatihan Bidang Studi sebesar 100% maka mengakibatkan perubahan atau peningkatan pula pada variabel Profesionalisme Guru sebesar 93,20%. Sedangkan jika dilihat dari t hitung variabel Pelatihan Bidang Studi mempunyai pengaruh yang signifikan
secara parsial terhadap Variabel
Profesionalisme Guru, yang ditunjukkan nilai signifikan t ( 0,000) lebih kecil dari probabilita 0,05 serta uji F yang dapat dilihat dari Hasil Uji F Variabel Pelatihan Bidang Studi terhadap Profesionalisme Guru dapat diinterpretasikan bahwa uji F terhadap variabel Pelatihan Bidang Studi
sebesar 98,187 secara simultan
mempengaruhi Profesionalisme Guru
dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari probabilita 0,05 (0,000 < 0,05 ).
3. Pengaruh Supervisi (X1) dan
Pelatihan Bidang Studi (X2)
terhadap Profesionalisme Guru (Y)
Untuk melihat pengaruh variabel
Supervisi (X1) dan Pelatihan Bidang Studi
(X2) terhadap Profesionalisme Guru (Y),
dapat dilihat dari Hasil Regresi Antara Variabel Supervisi dan Pelatihan Bidang
Studi terhadap Profesionalisme Guru ditemukan persamaan regresi yaitu : Y = 5,797 + 0,145 X1 + 0,891 X2 + e
Dengan nilai t hitung untuk konstanta dan
variabel Supervisi (X1) dan Pelatihan
Bidang Studi (X2) berturut-turut sebesar :
0,624, 4,412 dan 9,207 dengan signifikansi 0,004, 0,017 dan 0,000.
Konstanta sebesar 5,797 menyatakan bahwa jika tidak ada peningkatan Variabel
Supervisi (X1 ) dan Pelatihan Bidang Studi
(X2) maka Profesionalisme Guru (Y) tetap
sebesar 5.797 unit skor. Hal ini bisa dipahami, karena masih ada variabel lain yang belum dimasukkan dalam penelitian ini. Sedangkan dengan melihat besarnya koefisien regresi bahwa variabel Supervisi
(X1 ) 0,145 atau sama dengan 14,50% dan
Pelatihan Bidang Studi 0,891 atau sama dengan 89,10 %. Artinya kecenderungan
proyeksi perubahan antara variabel
Supervisi (X1 ) dan Pelatihan Bidang Studi
(X2) terhadap variabel Profesionalisme
Guru(Y) menunjukkan bahwa setiap perubahan atau peningkatan variabel Supervisi dan Pelatihan Bidang Studi sebesar 100% maka mengakibatkan perubahan atau peningkatan pula pada variabel Profesionalisme Guru berturut-turut sebesar 14,50% dan 89,10%. Sedangkan jika dilihat dari t hitung variabel Supervisi dan Pelatihan Bidang Studi mempunyai pengaruh yang signifikan
secara parsial terhadap Variabel
Profesionalisme Guru sebesar 4,412 dan 9,207 yang ditunjukkan nilai signifikan t ( 0,017 dan 0,000 ) lebih kecil dari probabilita 0,05 serta uji F yang dapat dilihat dari Hasil Uji F Variabel Supervisi dan Pelatihan Bidang Studi terhadap
Profesionalisme Guru dapat
diinterpretasikan bahwa uji F terhadap variabel Supervisi dan Pelatihan Bidang Studi sebesar 51,831 secara simultan
mempengaruhi Profesionalisme Guru
dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari probabilita 0,05 (0,000 < 0,05).
- Analisis Korelasi dan Determinasi
Untuk melihat hubungan antara variabel Supervisi dengan Profesionalisme Guru , maka Arti angka korelasi ; ada dua hal dalam penafsiran korelasi, yaitu tanda plus (+) dan Minus (-) artinya ada tidaknya korelasi. Pada penelitian ini hubungan antara variabel Supervisi diperoleh angka 0,780 dan bertanda positif. Hal ini berarti arah korelasi positif, atau semakin tinggi Supervisi maka Profesionalisme Guru cenderung semakin besar. Sedangkan korelasinya > 0,5 berarti antara Supervisi dengan Profesionalisme Guru berkorelasi sangat kuat.
Sedangkan menurut Model Summary Untuk Nilai Korelasi dan Determinasi Antara Variabel Supervisi terhadap Profesionalisme Guru adalah 0,609 atau 60,90%. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabel Supervisi berpengaruh sebesar 60,90% terhadap Profesionalisme Guru yang diperoleh. Sedang sisanya 39,10% disebabkan oleh faktor lain.
Untuk melihat hubungan antara variabel Pelatihan bidang studi dengan Profesionalisme Guru maka diperoleh angka 0,882 dan bertanda positif. Hal ini berarti arah korelasi positif, atau semakin tinggi Pelatihan Bidang Studi maka Profesionalisme Guru cenderung semakin besar. Sedangkan korelasinya > 0,5 berarti antara Pelatihan Bidang Studi dengan Profesionalisme Guru berkorelasi sangat kuat.
Sedangkan untuk melihat koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan R-Square dapat dilihat pada Model Summary Untuk Nilai Korelasi dan Determinasi Antara Variabel Pelatihan Bidang Studi terhadap Profesionalisme Guru dengan nilai R-Square adalah 0,778 atau 77,80%. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa
berpengaruh sebesar 77,80% terhadap Profesionalisme Guru yang diperoleh. Sedangkan sisanya 22,20% disebabkan oleh faktor lain.
Untuk melihat hubungan antara variabel Supervisi dan Pelatihan Bidang Studi dengan Profesionalisme Guru , maka diperoleh angka 0,780 dan Variabel
Pelatihan Bidang studi dengan
profesionalisme Guru 0,882 dan semua bertanda positif. Hal ini berarti arah korelasi positif, atau semakin baik Supervisi maka Profesionalisme Guru cenderung semakin meningkat dan semakin banyaknya Pelatihan bidang studi maka Profesionalisme gurunya juga
cenderung semakin meningkat .
Sedangkan nilai korelasi secara simultan sebesar 0,891 yang berarti secara bersama-sama variabel Supervisi dan
Pelatihan Bidang studi dengan
Profesionalisme Guru berhubungan sangat erat.
Sedangkan untuk melihat koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan R-Square dapat dilihat pada Model Summary Untuk Nilai Korelasi dan Determinasi Antara Variabel Supervisi dan Pelatihan Bidang studi terhadap Profesionalisme Guru dengan nilai R-Square adalah 0,793
atau 79,30 %. Hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa variabel Supervisi dan Pelatihan Bidang Studi secara bersama-sama berpengaruh sebesar 79,30
% terhadap Profesionalisme Guru.
Sedangkan sisanya 20,70 % disebabkan oleh faktor lain.
C. Uji Hipotesis Statistik
Pengujian hipotesis dimaksudkan
untuk mengetahui apakah hipotesis nol
(H0) yang diajukan ditolak atau diterima
pada tingkat signifikansi tertentu.
Pengujian hipotesis statistik untuk hipotesis pertama dan kedua dilakukan dengan Uji t, sedangkan hipotesis ketiga dilakukan dengan Uji F.
1. Pengaruh Variabel X1 terhadap Y
Berdasarkan statistik t-hitung;
terlihat bahwa t-hitung variabel variabel Supervisi mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap Variabel Profesionalisme Guru, yang ditunjukkan nilai signifikan t ( 0,000) lebih kecil dari probabilita 0,05. Statistik tabel; tingkat signifikansi = 5%, degree of freedom (derajad kebebasan) = jumlah data – 2 atau 30 -2 = 28. Uji dilakukan dua sisi; Untuk t tabel dua sisi, didapat angka sebesar 2,048. Dengan ketentuan bahwa jika Uji t < t-tabel , maka H0 diterima, dan
jika uji t > t.tabel , maka Hi diterima.
Hipotesa yang telah dibuat sebelumnya bahwa hipotesa nol adalah Tidak ada
pengaruh antara Supervisi dengan
Profesionalisme Guru, sedangkan hipotesa nihil adalah ada pengaruh antara Supervisi dengan Profesionalisme Guru diperoleh bahwa t hitung > t tabel atau 2,176 > 2,048
atau bisa juga dilihat berdasarkan probabilita, bahwa jika probabilita < signifikansi (0,038 < 0,05) maka hipotesa nihil diterima, yaitu ada pengaruh yang
signifikan antara Supervisi dengan
Profesionalisme Guru.
2. Pengaruh Variabel X2 terhadap Y
Berdasarkan statistik t-hitung;
terlihat bahwa t-hitung variabel Pelatihan Bidang studi mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap Variabel Profesionalisme Guru, yang ditunjukkan nilai signifikan t ( 0,000) lebih kecil dari probabilita 0,05. Statistik tabel; tingkat signifikansi = 5%, df (derajad kebebasan) = jumlah data – 2 atau 30 -2 = 28. Uji dilakukan dua sisi; Untuk t tabel dua sisi, didapat angka sebesar 2,048. Dengan ketentuan bahwa jika Uji t < t-tabel , maka
H0 diterima, dan jika uji t > t.tabel , maka Hi
diterima. Hipotesa yang telah dibuat sebelumnya bahwa hipotesa nol adalah tidak ada pengaruh antara Pelatihan Bidang studi dengan Profesionalisme Guru,
sedangkan hipotesa nihil adalah ada pengaruh antara Pelatihan Bidang studi dengan Profesionalisme Guru diperoleh bahwa t hitung > t tabel atau 9,909 > 2,048
atau bisa juga dilihat berdasarkan probabilita, bahwa jika probabilita < signifikansi (0,000 < 0,05) maka hipotesa nihil diterima, yaitu ada pengaruh yang signifikan antara Pelatihan Bidang studi dengan Profesionalisme Guru.
3. Pengaruh Variabel X1 dan X2
terhadap Y
Untuk hipotesa yang ketiga ini akan
dilakukan pengujian variabel-variabel
independen secara bersama-sama
mempengaruhi terhadap variabel
dependen, dengan melalui uji F.
Berdasarkan statistik F hitung , dapat
dilihat bahwa F hitung adalah sebesar
51,831. Statistik Ftabel dengan tingkat
signifikansi 5% , df1= 2 dan df2 = 27
maka F tabel diperoleh sebesar 3,3541.
Dengan ketentuan bahwa jika uji statistik
F hitung < F tabel, maka Ho diterima. Dan Uji
statistik F hitung > Ftabel, maka Hi diterima.
Hipotesa yang telah dibuat sebelumnya bahwa hipotesa nol adalah tidak ada pengaruh antara Profesionalisme Guru dengan Supervisi dan Pelatihan Bidang Studi, sedangkan hipotesa nihil adalah ada pengaruh antara Profesionalisme Guru dengan Supervisi dan Pelatihan Bidang Studi.
Dari data diperoleh bahwa F hitung > F
tabel atau 51,831 > 3,3541 atau bisa juga
dilihat berdasarkan probabilita, bahwa
jika probabilita < signifikansi
(0,000< 0,05) maka hipotesa nihil diterima, yaitu secara bersama-sama ada
pengaruh yang signifikan antara
Profesionalisme Guru dengan Supervisi dan Pelatihan Bidang Studi.
KESIMPULAN, DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh positif supervisi
kepala madrasah terhadap
profesionalisme guru di MTs Paradigma Palembang.
2. Terdapat pengaruh positif pelatihan bidang studi terhadap profesionalisme guru MTs. Paradigma Palembang. 3. Terdapat pengaruh positif supervisi
kepala madrasah dan pelatihan bidang studi secara bersama-sama terhadap profesionalisme guru MTs Paradigma Palembang.
B. Implikasi
Berdasarkan paparan diatas diketahui
bahwa ketiga hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu bahwa Supervisi dengan Profesionalisme Guru; Pelatihan Bidang studi dengan Profesionalisme Guru; dan Supervisi dan Pelatihan Bidang Studi
secara bersama-sama mempunyai
pengaruh terhadap Profesionalisme Guru. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan Profesionalisme Guru dapat dilakukan dengan upaya peningkatan Supervisi dan Pelatihan Bidang Studi .
Berikut ini diupayakan peningkatan
Supervisi dan Pelatihan Bidang Studi yang pada gilirannya dapat meningkatkan Profesionalisme Guru.
1. Adanya peningkatan kemampuan
didalam merencanakan, kebutuhan
psikologi/ sosial dan kebutuhan
spiritual, sehingga profesionalisme guru dapat ditingkatkan.
2. Adanya peningkatan didalam dimensi pengawasan dan pembinaan guru pada variabel supervisi dan dimensi pada pelatihan bidang studi yaitu mengikuti aktivitas MGMP/KKG dan sosialisasi kurikulum serta evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, 2000, Profesionalisme Guru;
Analisis Wacana Reformasi Pendidikan dalam Era Globalisasi, Simposium Nasional Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang, 25-26 Juli 2001.
Nasir, Moh., 1986, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Nazarudin, Mgs., 2007, Manajemen
Pembelajaran; Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Teras, Yogyakarta
Soetopo, Hendiyat, 1988,
Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Jakarta, Bina Aksara.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan Reserach end Development, Badung, Alfabeta,
Sugiyono, Metode Penelitian
Administrasi, Badung, Alfabeta, 2006.
Stiles,K.E. dan Loucks-Horsley,
S.1998. Professional Development
Strategie: Professional Learning Experiences Help Teachers Meet The Standars. The Science Teacher. September 1998.
Supriadi,D.1998. Mengangkat Citra
Dan Martabat Guru. Jakarta : Depdikbud.
Syafruddin, 2005, Manajemen
Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta, Ciputat Press.