PENGARUH PROFESIONALISME DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP
KUALITAS GURU DI SMP NEGERI 32 PALEMBANG
Rustam Effendi
Dosen Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang ; Telp. 0711-372164-360717, Fax. 0711-360725
Wab site : www/mm-utp.com ; E-mail : info@mm-utp.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh (1) profesionalisme terhadap kualitas guru, (2) disiplin kerja terhadap kualitas guru dan (3) profesionalisme dan disiplin kerja terhadap kualitas guru. Hipotesis yang diuji adalah : (1) terdapat pengaruh positif profesionalisme terhadap kualitas guru, (2) terdapat pengaruh positif disiplin kerja terhadap kualitas guru, dan (3) terdapat pengaruh positif profesionalisme dan disiplin kerja secara bersama - sama terhadap kualitas guru di SMP Negeri 32 Palembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Populasi target dalam penelitian adalah seluruh guru di SMP Negeri 32 Palembang, sedangkan jumlah responden hanya 32 orang guru di SMP Negeri 32 Palembang maka semuanya dijadikan data penelitian dengan teknik sampel jenuh. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien korelasi untuk variabel profesionalisme (X1) terhadap kualitas guru (Y) sebesar 0,322 dengan tingkat signifikansi sebesar 5 %, koefisien korelasi untuk variabel disiplin kerja (X2 ) terhadap kualitas guru (Y) sebesar 0,466 dengan tingkat signifikansi sebesar 5 %, sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,575, nilai ini dapat ditafsirkan bahwa besarnya persentase pengaruh variabel profesionalisme dan disiplin kerja secara bersama - sama terhadap kualitas guru adalah 0,575. Dengan kata lain kontribusi efektif profesionalisme dan disiplin kerja terhadap kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang adalah sebesar 57,50 % sedangkan selebihnya 42,50 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Dari hasil pengolahan data diperoleh koefisien regresi untuk variabel profesionalisme (X!) sebesar 0,183 dengan tingkat signifikansi sebesar 5 %, koefisien regresi untuk variabel disiplin kerja (X2) sebesar 0,259 dengan tingkat signifikansi sebesar 5 %, sehingga persamaan regresi berganda penelitian ini adalah : Y = 67,663 + 0,183X1 + 0,259X2 + e ; Implementasinya adalah agar kepala sekolah SMP Negeri 32 Palembang secara terus menerus meningkatkan profesionalisme dan disiplin kerja guru, sehingga dengan kesadaran diri mereka bersama - sama untuk selalu berusaha mencapai tujuan.
Kata kunci : Profesionalisme dan Disiplin Kerja PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan masalah yang sangat kompleks, karena menyangkut dan melibatkan peran serta keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah mengusahakan suatu sistem pendidikan yang disebut Sistem Pendidikan Nasional, seperti yang tercantum dalam pasal 31 ayat 3 Undang - Undang Dasar 1945 yang berbunyi : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang - undang. Undang - undang yang dimaksud adalah Undang - Undang no.
2 tahun 1989, yang diperbaharui dengan Undang - Undang no. 20 tahun 2003.
Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam Undang - Undang Republik Indonesia nomor : 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal I berbunyi bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (2003, h. 2). Sekolah merupakan suatu sistem yang mengkoordinir aktivitas untuk mencapai tujuan bersama. Sekolah sebagai suatu sistem karena sekolah terdiri dari berbagai komponen yang saling tergantung satu sama lain, diantaranya kepala sekolah, guru, murid dan fasilitas. Apabila satu komponen terganggu maka akan ikut berpengaruh pada komponen lainnya.
Upaya untuk mencapai tujuan tersebut merupakan tugas besar dan berjangka waktu panjang, karena menyangkut masalah pendidikan bangsa. Pendidikan merupakan suatu sistem, oleh karena itu hasil pendidikan sangat tergantung pada komponen - komponen pendidikan itu sendiri. Apabila salah satu komponennya tidak berfungsi atau tidak difungsikan dengan baik, maka hasilnya tidak akan maksimal seperti yang diharapkan. Dari sudut manajemen, perspektif seperti tersebut di atas akan terwujud jika beberapa persyaratan dasar terpenuhi. Pertama, secara organisastoris, diperlukan pengembangan
berbagai komponen sistem
penyelenggaraannya. Pengembangan
struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi unit - unit pemerintahan di tingkat provinsi dan kabupaten / kota. Kedua, diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas, dana, sarana, fasilitas yang
cukup, sehingga dapat menunjang
pengembangan organisasi yang dilakukan. Dalam batas sumber daya manusia, untuk mewujudkan SDM yang berkualitas maka pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional guru harus diwujudkan. Guru
harus memiliki keprofesionalismean,
kedisiplinan, pengetahuan, keterampilan, bermental baik, berpengabdian tangguh, jujur, serta penuh inisiatif dan kreativitas. Jika hal ini terwujud, diharapkan kualitas guru kepada masyarakat akan optimal.
Berkaitan dengan hal itu, SMP Negeri 32 Palembang telah mengambil langkah - langkah untuk meningkatkan kualitas guru melalui kebijakan dikeluarkannya tentang perbaikan dan peningkatan mutu guru untuk masyarakat melalui profesionalisme dan disiplin kerja, walaupun SMP Negeri 32 Palembang sudah mempunyai standar. Tetapi
semua langkah tersebut hakekatnya
diarahkan pada terciptanya organisasi yang mampu memberikan pelayanan berkualitas terhadap anak didiknya.
Dalam kaitannya dengan profesionalisme dan disiplin kerja adalah merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh seorang guru. Karena dengan bekerja atas dasar keahlian ditunjang dengan landasan filosofis akan menghasilkan kualitas kerja guru menjadi bermutu. Di dalam proses pelayanan tidak sekedar mengerjakan tugas - tugas rutin saja, tetapi akan lebih kreatif, inovatif dan responsif. Tampilan akhir dari seorang guru yang profesional adalah mendatangkan kepuasan bagi masyarakat terutama anak didiknya. Maka dalam kaitan ini seorang kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan menciptakan dan mengarahkan
guru menjadi profesional dan
berkemampuan membangkitkan motivasi para siswa sehingga siswa mau dan mampu mengembangkan dirinya secara optimal yang pada akhirnya akan meningkatkan karier guru.
Guru merupakan kunci utama dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga untuk mewujudkannya harus didukung oleh guru - guru yang profesional dan dapat diandalkan. Dunia pendidikan tidak akan mengalami perubahan apapun sepanjang para guru tidak ada kompetensi, tidak adaptif, dan antipatif terhadap perubahan.
Permasalahan utama mengenai kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks dan pembenahan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini adalah kualitas guru dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya profesionalisme dan disiplin kerja dari guru itu sendiri. Peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk penerapan manajemen sumber
daya manusia terhadap keterampilan,
kompetensi, profesionalisme, disiplin kerja dan manajemen.
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak biasa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Untuk menjadi guru “diperlukan syarat - syarat khusus, apalagi sebagai guru profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu di bina dan
dikembangkan melalui masa pendidikan. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor yang tidak bisa digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih - lebih pada era global seperti sekarang ini. Hal ini sesuai dengan ungkapan Usman (2002, h. 7) bahwa semakin akurat guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin terciptanya dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang bagi pembangunan suatu bangsa, atau dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa di masa depan tercermin dari potret guru masa kini, dan gerak maju dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra guru di tengah - tengah masyarakat.
Keberhasilan pendidikan siswa di sekolah merupakan harapan bagi setiap orang tua, pemerintah, dan masyarakat pada umumnya.
Keberhasilan pendidikan siswa sangat
diharapkan mengingat siswa merupakan
generasi yang akan meneruskan
pembangunan bangsa di masa yang akan datang. Proses pendidikan yang dilaksanakan di sekolah pada intinya adalah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Melalui kegiatan belajar diharapkan siswa dapat memperoleh prestasi yang setinggi - tingginya sesuai dengan tingkat kemampuannya. Prestasi belajar yang dicapai merupakan salah satu tolok ukur yang menggambarkan tinggi rendahnya tingkat keberhasilan siswa. Prestasi belajar siswa yang tinggi merupakan harapan bagi siswa sendiri maupun guru, karena dengan prestasi belajar yang tinggi maka tujuan pendidikan yang telah dirumuskan akan dapat tercapai.
Dengan adanya hubungan antara
profesionalisme dan disiplin kerja, diharapkan akan menghasilkan kualitas kerja yang baik dari seorang guru. Kualitas kerja yang baik merupakan kondisi yang terarah dalam mencapai tujuan organisasi. Guru akan mampu mencapai kualitas kerja maksimal jika guru tersebut memiliki motif berprestasi tinggi. Motif tersebut harus berasal dari diri sendiri selain dari lingkungan kerja.
Bertolak dari pemikiran diatas, maka
untuk mencapai keberhasilan dan
kemandirian guru diperlukan sumber daya
manusia yang baik, yang didukung
kelembagaan yang berkemampuan (human
resources capability) termasuk kemampuan
pengambilan keputusan (decision making
ability), profesionalisme dan disiplin kerja
sangatlah diperlukan. Profesionalisme dan disiplin kerja tidak bisa dipisahkan dalam suatu organisasi, baik lembaga pemerintahan, perusahaan ataupun lembaga pendidikan.
B. Identifikasi Masalah
Beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi diantaranya :
1. Profesionalisme dalam melaksanakan tugas sebagai guru belum optimal, karena masih terdapat komplain dari masyarakat.
2. Disiplin kerja guru belum optimal, karena
masih banyak yang lalai dalam
menjalankan tugas yang diberikan.
3. Pengetahuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan tugas pengajaran belum optimal.
4. Orientasi fungsi guru dari tenaga pendidik menjadi pengajar siswa, belum terlaksana secara optimal.
C. Pembatasan Masalah
Menyadari adanya keterbatasan -
keterbatasan dalam diri peneliti, baik menyangkut kemampuan, waktu, maupun dana, dan agar penelitian ini lebih terfokus
dari beberapa masalah yang telah
teridentifikasi di atas, peneliti menetapkan batasan permasalahan yang akan diteliti, pada pengaruh profesionalisme dan disiplin kerja terhadap kualitas guru di SMP Negeri 32 Palembang.
D. Perumusan Masalah
Masalah penelitian ini dapat dirumuskan
yaitu : Apakah terdapat pengaruh
profesionalisme dan disiplin kerja secara bersama - sama terhadap kualitas guru di SMP Negeri 32 Palembang ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh profesionalisme dan disiplin kerja secara bersama - sama terhadap kualitas guru di SMP Negeri 32 Palembang.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah terurai di atas, maka hipotesis sebagai berikut : Terdapat pengaruh positif profesionalisme dan disiplin kerja secara bersama -sama terhadap kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang.
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh
profesionalisme dan disiplin kerja terhadap kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang ini, dilakukan pada bulan April – Agustus 2009. Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMP Negeri 32 Palembang.
B. Teknik Analisis Data
1. Uji Persyaratan Analisis Data a. Uji Normalitas
Dengan pertimbangan yang dilakukan terhadap 32 orang guru SMP Negeri 32 Palembang sebagai sampel, bahwa data penelitian diolah dengan statistik parametris, maka sesuai pendapat Singgih (2004, h. 96), salah satu konsep penting dalam statistik inferensi adalah apakah sampel yang telah diambil berasal dari populasi yang sama (populasi data berdistribusi normal), dan sampel - sampel itu mempunyai varians yang sama (homogen), maka perlu uji normalitas, homogenitas dan linearitas.
Pendapat berikutnya dikemukakan oleh Sugiyono (2007, h. 69) bahwa penggunaan statistik parametris bekerja dengan asumsi data setiap variabel membentuk distribusi normal, homogen dan linear. Bila data tidak normal, homogen dan linear, maka statisitik parametris tidak dapat digunakan untuk alat analisis.
Pendapat berikutnya dikemukakan oleh Arikunto (2003, h. 107) bahwa uji normalitas berhubungan dengan kecukupan proporsi jumlah sampel. Hampir semua data penelitian dengan pengambilan sampel yang cukup memadai akan mempunyai distribusi normal dan homogen.
Menurut Arikunto (2003, h. 282) sebelum menganalisis data, ada satu pekerjaan penting sekali, tetapi sering tidak diketahui oleh para calon sarjana dalam menyusun skripsi. Pekerjaan tersebut yaitu penentuan teknik analisis data. Apabila teknik analisis data yang akan digunakan statistik parametris, maka perlu dipastikan terlebih dahulu apakah data tersebut berdistribusi normal.
Lebih jauh dikemukakan Arikunto (2003,
h.283) pengujian persyaratan normal
tersebut harus terlebih dahulu diperiksa, dan satu diantara persyaratan uji normalitas data tersebut, sampel berasal dari satu populasi
dan diperkirakan sama (homogen).
Karenanya, disamping uji normalitas juga harus dilakukan uji homogenitas dan linearitas.
Untuk melakukan uji normalitas
distribusi data, menurut Singgih (2004, h. 36) dapat digunakan uji Kolmogorof-Smirnov dari program SPSS 12. Uji normalitas distribusi data dihitung dengan cara membandingkan nilai Asymtotic Significance yang diperoleh dengan nilai α = 0.05. Apabila Asymp. Sig. > 0.05, maka data dinyatakan normal.
b. Uji Homogenitas
Sebagai salah satu persyaratan untuk
melakukan analisis data dengan
menggunakan analisis regresi, data perlu diuji homogenitasnya. Uji homogenitas ini perlu untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari populasi yang homogen. Pengujian homogenitas pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan Uji Chi
-Square dengan menetapkan signifikansi 5 %
(α = 0.05). Interpretasi homogenitas data
dihitung berdasarkan nilai Asymtotic
Significance yang diperoleh. Jika Asymp. Sig.
> 0.05, maka data dinyatakan homogen.
c. Uji Linearitas
Uji linearitas dipergunakan untuk
mengetahui apakah regresi yang diperoleh "berarti" apabila dipergunakan untuk membuat kesimpulan antar variabel yang sedang dianalisis. Pengujian linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan
dengan menggunakan One-way Anova
program SPSS. Pengujian linearitas
menggunakan taraf siginikansi 5 % (α = 0.05). Interpretasi data dilakukan dengan ketentuan jika Sign. F-hitung < 0,05 maka
variabel bebas dengan variabel terikat tersebut mempunyai hubungan yang linear.
2. Analisis Data
Dalam rangka menganalisis data
penelitian dipergunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.
a. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif dipilih dan
dipergunakan dengan maksud untuk
menggambarkan karakteristik penyebaran skor setiap variabel dengan menghitung rata - rata, median, simpangan baku, skor tertinggi,
skor terendah, serta visualisasi data berupa grafik dan tabel.
b. Analisis Butir Instrumen
Pada analisis butir instrumen ini akan dibuat dalam bentuk tabel dan dilakukan analisis terhadap tiap butir pernyataan yang didapat dari hasil data penelitian yang diajukan pada responden guru SMP Negeri 32 Palembang sebanyak 32 orang, dari masing - masing instrumen profesionalisme, disiplin kerja dan kualitas guru. Dari tabel analisis butir instrumen tersebut, nantinya terdapat nilai rata - rata butir instrumen terkecil dan terbesar akan dianalisis.
c. Analisis Inferensial
Statistik inferensial dalam penelitian ini dipergunakan :
1. Analisis Korelasi
Pada kasus diatas, tujuan penelitian adalah mencari pengaruh profesinalisme dan disiplin kerja secara bersama - sama terhadap kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang. Oleh karena itu besaran yang akan dianalisis adalah korelasi (r), Regresi linear sederhana, dan regresi linear berganda serta pengujian statistiknya. Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam hal ini tidak ditentukan variabel mana yang mempengaruhi variabel yang lainnya. Nilai koefisien korelasi berkisar antar -1 dan 1. Semakin mendekati satu nilai absolut koefisien korelasi maka hubungan antara variabel tersebut semakin kuat, sedangkan semakin kecil (mendekati nol) nilai absolute koefisien korelasi maka hubungan antara variabel tersebut semakin lemah. Tanda positif atau negatif menunjukkan arah hubungan.
Kuat atau lemahnya korelasi antara variabel tidak ada ukuran yang pasti, ukuran korelasi diterjemahkan sebagai berikut :
1). 0,70 - 1,00 (baik positif atau negatif), adanya derajat asosiasi yang tinggi. 2). 0,40 - 0,70 (baik positif atau negatif),
hubungan yang subtansial.
3). 0,20 - 0,40 (baik positif atau negatif), adanya korelasi yang rendah
4). < 0,20 (baik positif atau negatif), korelasi dapat diabaikan.
2. Analisis Regresi :
a). Untuk mengetahui pengaruh
profesionalisme terhadap kualitas guru, dengan rumus sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + e
b). Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kualitas guru, dengan rumus sebagai berikut :
Y = a + b2X2 + e
c). Untuk mengetahui pengaruh
profesionalisme dan disiplin kerja secara bersama - sama terhadap kualitas guru, dengan rumus sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
di mana :
Y = variabel kualitas guru
X1 dan X2 = variabel profesionalisme dan variabel disiplin
kerja
a = intersep atau konstanta b1 dan b2 = koefisien regresi (slop)
e = standar error of the estimate.
3. Koefisien Determinasi(R2).
Sedangkan untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi atau penentuan nilai R² ini berkisar antara 0 – 1, semakin mendekati 1 nilai R² tersebut berarti semakin besar variabel independen (X) mampu menerangkan variabel dependent (Y). Analisis terhadap nilai R-square (R2) ini digunakan untuk mengetahui
sejauh mana kedua variabel bebas (X1 dan
X2) dapat menerangkan hubungan
perubahan variabel terikat (Y). Sifat - sifat
R-square sangat dipengaruhi oleh
banyaknya variabel bebas, dimana semakin banyak variabel bebas semakin besar nilai
R-square. Dalam perhitungan rumus yang
telah dikemukakan tersebut, dilakukan dengan program komputer SPSS.
C. Uji Hipotesis Statistik
a. Formulasi Hipotesis 1) Hipotesis pertama
Ho : Tidak terdapat pengaruh
profesionalisme terhadap
kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang.
Ha : Terdapat pengaruh
profesionalisme terhadap
kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang.
Kriteria Pengujian :
Ho diterima jika : Signifikansi t-hitung
> 0,05
Ha diterima jika : Signifikansi t-hitung
≤ 0,05 2) Hipotesis kedua
Ho : Tidak terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang. Ha : Terdapat pengaruh disiplin
kerja terhadap kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang. Kriteria Pengujian :
Ho diterima jika : Signifikansi t-hitung
> 0,05
Ha diterima jika : Signifikansi t-hitung
≤ 0,05
3) Hipotesis ketiga
Ho : Tidak terdapat pengaruh profesionalisme dan disiplin kerja secara bersama - sama terhadap kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang.
Ha : Terdapat pengaruh
profesionalisme dan disiplin kerja secara bersama - sama terhadap kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang.
Kriteria untuk hipotesis ketiga dipergunakan Uji F dengan ketentuan :
Ho diterima jika : Signifikansi F-hitung
> 0,05
Ha diterima jika: Signifikansi F-hitung
≤ 0,05
HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI
Hasil analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan teoritis,
artinya hasil analisis kualitatif digunakan sebagai petunjuk awal untuk menelusuri beberapa permasalahan dan fenomena. Pada akhirnya dengan mendaya gunakan data yang tersedia dan dihubungkan dengan dasar teoritis serta hasil analisis kuantitatif, akan dapat diperoleh pemecahan yang lebih komprehensif dari permasalahan. Berturut - turut tentang penelitian analisis statistik deskriptif, analisis statistik inferensial, dan pengujian hipotesis, yang digunakan untuk menguji pengaruh profesionalisme dan disiplin kerja terhadap kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang, baik secara parsial maupun secara simultan, hasil penelitian yang telah diolah oleh program SPSS yang
menggunakan guru SMP Negeri 32
Palembang berjumlah 32 orang, dimana 32 orang tersebut sebagai bahan ujicoba dan sekaligus sebagai sampel, kemudian dibuat interpretasi hasil pengolahan data serta mencoba memberikan kesimpulan, implikasi dan saran dari hasil penelitian tersebut.
A. Analisis Statistik Deskriptif
Variabel penelitian terdiri dari satu variabel terikat (Y) adalah kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang, dan variabel bebas pertama (X1) adalah profesionalisme dan
variabel bebas kedua (X2) adalah disiplin
kerja. Jumlah subjek penelitian yang dianalisis sebanyak 32 responden. Berikut ini diskripsi tentang variabel terikat (kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang) dan variabel bebas
(profesionalisme dan disiplin kerja)
berdasarkan data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian maka dapat dilihat secara terperinci dan berturut - turut nilai skor terendah, nilai skor tertinggi, nilai rata - rata, simpangan baku, median dan modusnya pada tabel distribusi frekuensi, dengan terlebih dahulu melakukan pengolahan data berikut ini :
Tabel 1. Data Hasil Penelitian
Responden Kualitas Guru (Y) Profesionalisme (X1) Disiplin Kerja (X2)
1 96 78 80 2 82 90 90 3 80 85 85 4 87 84 84 5 84 76 76 6 80 85 85 7 74 74 74 8 80 94 94 9 80 80 80 10 79 78 78 11 79 86 97 12 91 97 97 13 90 88 97 14 92 72 85 15 82 78 91 16 80 90 91 17 74 85 90 18 80 84 100 19 80 76 77 20 79 91 91 21 79 78 80 22 91 90 90 23 90 85 85 24 92 84 84 25 82 76 76 26 80 78 85 27 74 90 74 28 80 85 94 29 80 84 80 30 79 76 78 31 96 90 97 32 82 85 85
Berikut ini adalah tabel ditribusi frekuensi yang diperoleh dengan pengolahan melalui program SPSS : Tabel 2. Distribusi Frekuensi Statistik
Kualitas Guru Profesionalisme Disiplin Kerja
N Valid 32 32 32
Missing 0 0 0
Mean 82.9375 83.5000 85.9375
Std. Error of Mean 1.08131 1.10534 1.34174
Median 80.8571(a) 84.4000(a) 85.0000(a)
Mode 80.00 85.00 85.00 Std. Deviation 6.11681 6.25274 7.59005 Variance 37.415 39.097 57.609 Skewness .761 .084 .149 Std. Error of Skewness .414 .414 .414 Kurtosis -.335 -.728 -1.076 Std. Error of Kurtosis .809 .809 .809 Range 22.00 25.00 26.00 Minimum 74.00 72.00 74.00 Maximum 96.00 97.00 100.00 Sum 2654.00 2672.00 2750.00
a Calculated from grouped data. ; b Multiple modes exist. The smallest value is shown ; c Percentiles are calculated from grouped data.
a. Variabel Kualitas Guru (Y)
Dari data yang terkumpul setelah diolah tentang data kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang melalui instrumen yang diberikan kepada 32 responden, maka diperoleh skor terendah 74 dan skor tertinggi 96, kemudian dari data yang terkumpul setelah diolah maka menghasilkan nilai rata - rata (mean) untuk variabel kualitas guru adalah 82,9375 : simpangan baku : 6,11681; median :
80,8571; dan untuk modus : 80,00. Dari data tersebut menunjukkan bahwa rata - rata hitung mean, median dan modus tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan bahwa distribusi frekuensi variabel kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang sebaran datanya cendrung berdistribusi normal, karena grafik menunjukkan arah kekanan. Untuk lebih jelasnya tentang distribusi frekuensi variabel
kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Frekuensi Data Penelitian Variabel Kualitas Guru (Y)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 74.00 3 9.4 9.4 9.4 79.00 5 15.6 15.6 25.0 80.00 10 31.3 31.3 56.3 82.00 4 12.5 12.5 68.8 84.00 1 3.1 3.1 71.9 87.00 1 3.1 3.1 75.0 90.00 2 6.3 6.3 81.3 91.00 2 6.3 6.3 87.5 92.00 2 6.3 6.3 93.8 96.00 2 6.3 6.3 100.0 Total 32 100.0 100.0
Interpretasi data diatas :
Dari tabel analisis butir instrumen dimuka untuk variabel kualitas guru (Y) terlihat nilai rata - ratanya 4 keatas, bahkan
mendekati nilai maksimum (5) ini
menunjukkan kualitas guru sudah berjalan sebagaimana mestinya, untuk itu kepala
sekolah diharapkan mampu untuk
mempertahankan keadaan dan bahkan meningkatkannya.
b. Variabel Profesionalisme (X1)
Dari data yang terkumpul setelah diolah tentang data profesioanlisme di SMP Negeri 32 Palembang melalui instrumen yang diberikan kepada 32 responden, maka
diperoleh skor terendah 72 dan skor tertinggi 97, kemudian dari data yang terkumpul setelah diolah maka menghasilkan nilai rata - rata (mean) untuk variabel profesioanlisme adalah 83,5000 : simpangan baku : 6,25274; median : 84,4000; dan untuk modus : 85,00. Dari data tersebut menunjukkan bahwa rata – rata hitung mean, median dan modus tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan bahwa distribusi frekuensi variabel profesioanlisme SMP Negeri 32 Palembang sebaran datanya cendrung berdistribusi normal, karena grafik cenderung kearah kanan. Untuk lebih jelasnya tentang distribusi frekuensi variabel profesioanlisme SMP Negeri 32 Palembang dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4. Frekuensi Data Penelitian Variabel Profesionalisme (X
1)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 72.00 1 3.1 3.1 3.1 74.00 1 3.1 3.1 6.3 76.00 4 12.5 12.5 18.8 78.00 5 15.6 15.6 34.4 80.00 1 3.1 3.1 37.5 84.00 4 12.5 12.5 50.0 85.00 6 18.8 18.8 68.8 86.00 1 3.1 3.1 71.9 88.00 1 3.1 3.1 75.0 90.00 5 15.6 15.6 90.6 91.00 1 3.1 3.1 93.8 94.00 1 3.1 3.1 96.9 97.00 1 3.1 3.1 100.0 Total 32 100.0 100.0
Interpretasi data diatas :
Dari tabel analisis butir instrumen dimuka untuk variabel profesionalisme (X1)
terlihat nilai rata - ratanya 4 keatas, ini berarti profesioanlisme yang ada di sekolah SMP Negeri 32 Palembang sudah berjalan sebagaimana mestinya, hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah sudah melaksanakan
pembinaan terhadap bawahannya cukup baik dan sesuai dengan harapan. Dan kedepan
kepala sekolah diharapkan dapat
mempertahannya.
c. Variabel Disiplin Kerja (X2)
Dari data yang terkumpul setelah diolah tentang data disiplin kerja SMP Negeri 32
Palembang melalui instrumen yang diberikan kepada 32 responden, maka diperoleh skor terendah 74 dan skor tertinggi 100, kemudian dari data yang terkumpul setelah diolah maka menghasilkan nilai rata - rata (mean) untuk variabel disiplin kerja adalah 85,9375 : simpangan baku : 7,59005; median : 85,0000; dan untuk modus : 85,00. Dari data tersebut menunjukkan bahwa rata - rata
hitung mean, median dan modus tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan bahwa distribusi frekuensi variabel disiplin kerja SMP Negeri 32 Palembang sebaran datanya cendrung berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya tentang distribusi frekuensi variabel disiplin kerja SMP Negeri 32 Palembang dapat dilihat pada tabel 5 dan grafik berikut ini : Tabel 5. Frekuensi Data Penelitian Variabel Disiplin Kerja (X2)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 74.00 2 6.3 6.3 6.3 76.00 2 6.3 6.3 12.5 77.00 1 3.1 3.1 15.6 78.00 2 6.3 6.3 21.9 80.00 4 12.5 12.5 34.4 84.00 2 6.3 6.3 40.6 85.00 6 18.8 18.8 59.4 90.00 3 9.4 9.4 68.8 91.00 3 9.4 9.4 78.1 94.00 2 6.3 6.3 84.4 97.00 4 12.5 12.5 96.9 100.00 1 3.1 3.1 100.0 Total 32 100.0 100.0
Interpretasi data diatas :
Dari tabel analisis butir instrumen dimuka untuk variabel disiplin kerja (X2)
terlihat nilai rata - ratanya mendekati nilai 4 keatas, ini menunjukkan bahwa disiplin kerja yang ada disekolah SMP Negeri 32 Palembang sudah baik, untuk itu kepala
sekolah diharapkan dapat
mempertahankannya dan meningkatkannya terutama pada item nomor 11 yang memiliki nilai 3,9 dimana guru bekerja sesuai pedoman kerja dan nomor 15 yang memiliki nilai sama (3,9) dimana guru melakukan evaluasi proses belajar mengajar, hal ini menunjukkan tidak semua guru mampu melakukannya. Jadi pada intinya kepala sekolah diharapkan mampu memperbaiki dan melakukan pembenahan item - item tersebut, walaupun nilainya sudah diatas nilai 3 mengingat untuk kemajuan kualitas guru dimasa yang akan datang.
B. Analisi Statistik Inferensial 1. Uji Persyaratan Analisis
Setelah setiap butir pernyataan semuanya dinyatakan validdanreliabel, maka dilakukan uji persyaratan analisis terhadap 32 orang guru sebagai data penelitian untuk
mendapatkan data nominal dengan
menggunakan program SPSS. 1). Uji Normalitas
Untuk melakukan uji normalitas distribusi data, menurut Santoso (2004, h. 36) dapat digunakan uji Kolmogorof-Smirnov dari program SPSS. Uji normalitas distribusi data dihitung dengan cara membandingkan nilai Asymtotic Significance yang diperoleh dengan nilai α = 0.05. Apabila Asymp. Sig. > 0.05, maka data dinyatakan normal seperti pada tabel 6 berikut :
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas 3 Variabel
Kualitas Guru Profesionalisme DisiplinKerja
N 32 32 32
Normal Parameters(a,b) Mean 82.9375 83.5000 85.9375
Std. Deviation 6.11681 6.25274 7.59005
Most Extreme Differences Absolute .248 .157 .143
Positive .248 .154 .143
Negative -.166 -.157 -.110
Kolmogorov-Smirnov Z 1.405 .887 .808
Asymp. Sig. (2-tailed) .239 .410 .531
Interpretasi output :
Karena nilai Asymtot. Significance
untuk variabel kualitas guru (Y) diperoleh sebesar 0,239 > 0,05 dan variabel profesionalisme (X1) sebesar 0,410 > 0,05
dan variabel disiplin kerja (X2) sebesar
0,531 > 0,05, maka disimpulkan bahwa data variabel tersebut berdistribusi normal. 2). Uji Homogenitas
Sebagai salah satu persyaratan untuk
melakukan analisis data dengan
menggunakan analisis regresi, data perlu diuji homogenitasnya. Uji homogenitas ini perlu untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari populasi yang homogen. Pengujian homogenitas pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan Uji Chi
-Square dengan menetapkan signifikansi 5 %
(α = 0.05). Interpretasi homogenitas data dihitung berdasarkan nilai Asymtotic
Significance yang diperoleh. Jika Asymp. Sig.
> 0.05, maka data dinyatakan homogen seperti pada tabel 7 berilut :
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas
Kualitas Guru Profesionalisme Disiplin Kerja
Chi-Square(a,b,c) 20.500 19.187 8.500
df 9 12 11
Asymp. Sig. .215 .184 .668
Interpretasi output :
Karena nilai Asymp. Sign. untuk ketiga variabel (Y, X1, X2) diperoleh masing - masing
sebesar 0,215 ; 0,184 ; 0,668 maka disimpulkan bahwa data populasi memiliki varians homogen.
3). Uji Linieritas
Uji linearitas dipergunakan untuk mengetahui apakah regresi yang diperoleh
“berarti” apabila dipergunakan untuk
membuat kesimpulan antar variabel yang sedang dianalisis. Pengujian linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan
dengan menggunakan One-way Anova
program SPSS. Pengujian linearitas menggunakan taraf siginikansi 5 % (α = 0.05). Interpretasi data dilakukan dengan ketentuan jika F-hitung > 0,05 maka variabel
bebas dengan variabel terikat tersebut mempunyai hubungan yang linear yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Hasil Uji Linearitas X
1terhadap Y
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kualitas * Profesionalism e Between Groups (Combined) 386.375 12 32.198 .791 .655 Linearity 17.347 1 17.347 .426 .522
Deviation from Linearity 369.028 11 33.548 .824 .619
Within Groups 773.500 19 40.711
Total 1159.875 31
Tabel 9. Hasil Uji Linearitas X
2terhadap Y
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kualitas * Disiplin Kerja Between Groups (Combined) 489.292 11 44.481 1.327 .280 Linearity 82.085 1 82.085 2.448 .133 Deviation from Linearity 407.207 10 40.721 1.214 .340 Within Groups 670.583 20 33.529 Total 1159.875 31
Interpretasi dari tabel diatas :
Nilai Sign. pada baris Deviation from Liniarity pada kedua tabel ANOVA diatas diperoleh masing - masing sebesar 0,619 dan 0,340 keduanya lebih besar dari α sebesar 5 %, maka Ho diterima artinya variabel Y terhadap
variabel X1 mempunyai pengaruh yang linier
dan variabel Y terhadap variabel X2 juga
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel profesionalisme (X1)
terhadap kualitas guru (Y), pengaruh variabel disiplin kerja (X2) terhadap kualitas guru (Y),
dan pengaruh variabel profesionalisme (X1)
dan disiplin kerja (X2) secara bersama-sama
terhadap kualitas guru (Y). Jadi dipergunakan analisis regresi linear sederhana dan regresi linear berganda ;
a. Pengaruh profesionalisme (X1) terhadap
kualitas guru (Y) Berikut pengolahan data dengan menggunakan ini merupakan hasil dari SPSS untuk mencari :
Tabel 10. Analisis Korelasi dan Koefisien Determinasi untuk X
1terhadap Y
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .322(a) .315 .018 6.17124
a Predictors: (Constant), Profesionalime
Analisis interpretasi hasil output diatas adalah : Pada tabel diatas didapat nilai R sebesar 0,322
yang berarti bahwa pengaruh variabel profesionalisme terhadap kualitas guru terjadi pengaruh yang lemah dan memiliki arah yang positif.
Koefisien Determinasi (R Square) adalah 0,315 hal ini berarti 31,50 % variasi skor variabel kualitas guru bisa dijelaskan oleh variabel profesionalisme dalam model regresi yang dihasilkan. Sisanya 68,50 % dijelaskan oleh faktor lain yaitu error (e).
Tabel 11. Analisis Regresi untuk X
1terhadap Y
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 72.948 14.842 4.915 .000 Profesionalisme .120 .177 .322 2.675 .005 a Dependent Variable: Kualitas Guru
Analisis interpretasi hasil output diatas adalah :
Dari tabel diatas berisi nilai koefisien regresi (kolom B) dimana konstanta = 72,948 dan koefisien regresi profesionalisme = 0,120. Sehingga persamaan regresi sederhana dapat ditulis sebagai ini :
Ŷ = 72,948 + 0,120X1 + e
dimana :
- Konstanta sebesar 72,948 menyatakan bahwa jika tidak ada profesionalisme maka skor kualitas guru adalah 72,948 .
- Koefisien regresi X1 sebesar 0,120
menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) satu satuan skor profesionalisme akan meningkatkan skor kualitas guru sebesar 0,120.
b. Pengaruh disiplin kerja (X2) terhadap
kualitas guru (Y)
Berikut ini merupakan hasil dari
pengolahan data dengan menggunakan SPSS untuk mencari :
Tabel 12. Analisis Korelasi dan Koefisien Determinasi untuk X
2terhadap Y
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .466(a) .471 .140 5.99386 a Predictors: (Constant), Disiplin Kerja
Analisis interpretasi hasil output diatas adalah :
Pada tabel diatas didapat nilai R sebesar 0,466 yang berarti bahwa pengaruh variabel disiplin kerja terhadap kualitas guru terjadi pengaruh yang kuat dan memiliki arah yang positif.
Koefisien Determinasi (R Square) adalah 0,471, hal ini berarti 47,10 % variasi skor variabel kualitas guru bisa dijelaskan oleh variabel disiplin kerja dalam model regresi yang dihasilkan. Sisanya 52,90 % dijelaskan oleh faktor lain yaitu error (e).
Tabel 13. Analisis Regresi untuk X
2terhadap Y
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 64.513 12.235 5.273 .000
Disiplin Kerja .214 .242 .466 3.512 .000
a Dependent Variable: kualitas guru
Analisis interpretasi hasil output diatas adalah :
Tabel selanjutnya Coefficients berisi nilai koefisien regresi (kolom B) dimana konstanta = 64,513 dan koefisien regresi
disiplin kerja = 0,214. Sehingga
persamaan regresi sederhana dapat ditulis sebagai ini : Ŷ = 64,513 + 0,214X2 + e
dimana :
- Konstanta sebesar 64,513 menyatakan bahwa jika tidak ada disiplin kerja maka skor kualitas guru adalah 64,513.
- Koefisien regresi X1 sebesar 0,214
menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) satu satuan skor disiplin kerja akan meningkatkan skor kualitas guru sebesar 0,214.
c. Regresi Linear Berganda (RLB)
Pengaruh profesionalisme (X1) dan disiplin
kerja (X2) terhadap kualitas guru (Y).
Berikut ini merupakan hasil dari
pengolahan data dengan menggunakan SPSS :
Tabel 14. Analisis Korelasi dan Koefisien Determinasi untuk X
1dan X
2terhadap Y
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .674(a) .575 .311 6.08241
a Predictors: (Constant), Profesionalisme, Disiplin kerja
Analisis interpretasi hasil output diatas ádalah :
Pada tabel diatas didapat nilai R sebesar 0,674 yang berarti bahwa pengaruh variabel profesionalisme dan disiplin kerja secara bersama - sama terhadap kualitas guru terjadi pengaruh yang kuat dan memiliki arah yang positif.
Koefisien Determinasi (R Square) adalah 0,575. Hal ini berarti 57,50 % variasi nilai skor variabel kualitas guru bisa dijelaskan
secara bersama - sama oleh
profesionalisme dan disiplin kerja dalam model regresi. Sisanya 42,50 % dijelaskan oleh faktor lain (e).
Tabel 15. Analisis Regresi untuk X
1dan X
2terhadap Y
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 67.663 15.127 4.473 .000 Profesionalisme .183 .229 .185 2.364 .005 Disiplin Kerja .259 .189 .321 2.372 .005 a Dependent Variable: Kualitas guru
Analisis interpretasi hasil output diatas ádalah :
Dari tabel diatas didapat persamaan
regresi sebagai berikut : Ŷ = 67,663 + 0,183X1 + 0,259X2 + e
dimana :
- Konstanta sebesar 67,663
menyatakan bahwa jika
mengabaikan profesionalisme dan disiplin kerja maka skor kualitas guru adalah 67,663.
- Koefisien regresi X1 sebesar 0,183
menyatakan bahwa setiap
penambahan (karena tanda +) satu satuan skor profesionalisme (X1) akan
meningkatkan skor kualitas guru sebesar 0,183 dengan menjaga skor profesionalisme (X1) tetap / konstan.
- Koefisien regresi X2 sebesar 0,259
menyatakan bahwa setiap
penambahan (karena tanda +) satu satuan skor disiplin kerja (X2) akan
sebesar 0,259 dengan menjaga skor disiplin kerja (X2) tetap / konstan.
C. Pengujian Hipótesis Statistik
Hipótesis 1 : Terdapat pengaruh positif
profesionalisme (X1)
terhadap kualitas guru (Y)
Uji Hipótesis Statistik :
H0 : b1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh
positif profesionalisme (X1)
terhadap kualitas guru (Y).
H1 : b1 ≠ 0 : Terdapat pengaruh positif
profesionalisme (X1) terhadap
kualitas guru (Y). Kriteria pengujian :
Terima H0, Jika sig. t ≥ 0,05
Tolak H0 (Terima H1), jika sig. t < 0,05
Lihat print out SPSS berikut :
Tabel 16. Analisis Regresi untuk X
1terhadap Y
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 72.948 14.842 4.915 .000 Disiplin Kerja .120 .177 .322 2.675 .005 a Dependent Variable: kinerja guru
Karena sig t = 0,005 < 0,05 maka disimpulkan terdapat pengaruh positif profesionalisme terhadap kualitas guru.
Hipotesis 2 : Terdapat pengaruh positif
disiplin kerja (X2) terhadap kualitas guru
(Y).
Uji Hipótesis Statistik :
H0 : b2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh
positif disiplin kerja (X2) terhadap kualitas
guru (Y).
H1 : b2 ≠ 0 : Terdapat pengaruh positif
disiplin kerja (X2) terhadap kualitas guru
(Y).
Kriteria pengujian :
Terima H0, Jika sig. t ≥ 0,05
Tolak H0 (Terima H1), jika sig. t < 0,05
Lihat print out SPSS berikut :
Tabel 17. Analisis Regresi untuk X
2terhadap Y
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 64.513 12.235 5.273 .000 Disiplin Kerja .214 .242 .466 3.512 .000
a Dependent Variable: Kualitas guru Karena sig t = 0,00 < 0,05 maka disimpulkan terdapat pengaruh positif disiplin kerja terhadap kualitas guru.
Hipótesis 3 : Terdapat pengaruh positif
profesionalisme (X1) dan disiplin kerja (X2)
terhadap kualitas guru (Y). Uji Hipótesis Statistik :
H0 : b1 = b2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh
positif profesionalisme (X1) dan disiplin
kerja (X2) terhadap kualitas guru (Y).
H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0 : Terdapat pengaruh
positif profesionalisme (X1) dan disiplin
kerja (X2) terhadap kualitas guru (Y).
Kriteria pengujian :
Terima H0, Jika Sig. F ≥ 0,05
Tolak H0 (Terima H0), jika sig. F < 0,05
Tabel 18. Uji F untuk X
1dan X
2terhadap Y
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 86.999 2 43.500 11.176 .000(a) Residual 1072.876 29 36.996
Total 1159.875 31
a Predictors: (Constant), Profesionalisme, Disiplin Kerja ; b Dependent Variable: Kualitas Guru Karena sig F = 0,00 < 0,05 maka
disimpulkan terdapat pengaruh positif profesionalisme (X1) dan disiplin kerja
(X2) terhadap kualitas guru (Y).
D. Interpretasi
Dari analisis deskriptif diketahui bahwa kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang secara umum telah berada pada kategori baik. Ada indikator - indikator yang telah mencapai kategori sangat baik sesuai dengan kisi -kisi yang ditetapkan.
Sesuai analisis deskriptif variabel profesionalisme secara umum telah berada pada kategori sangat baik. Namun mengingat peranan pemimpin merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas guru, maka idealnya profesionalisme berada pada kategori baik. Oleh karena itu, profesionalisme di SMP Negeri 32 Palembang perlu meningkatkan indikator - indikator sesuai dengan kisi - kisi yang terlah dibuat pada bab 3. Jika dianalisis lebih lanjut masih ada indikator yang belum optimal, ini merupakan kelemahan mendasar dari manajemen yang harus ditanggulangi. Dampak paling nyata dari kondisi ini guru masih kurang profesionalisme dan kurang
peduli terhadap ketercapaian tujuan
manajemen.
Dari hasil analisis deskriptif disiplin kerja juga ditemukan adanya beberapa kelemahan. Dalam kerangka peningkatan disiplin kerja, standar kerja merupakan acuan atau dasar sehingga tanpa adanya standar kerja pemahaman guru untuk bekerja tidak akan optimal. Standar kerja dapat dikembangkan mencakup standar operasional prosedur dan standar hasil kerja.
Sesuai hasil analisis korelasi daan regresi antara variabel profesionalisme (X1) dengan
kualitas guru (Y) menunjukkan bahwa model regresinya adalah Ŷ = 72,948 + 0,120X1 +
e, dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,322 pada taraf signifikansi 95 % diperoleh pengertian bahwa profesionalisme (X1) dapat
memprediksi kualitas guru. Variabel
profesionalisme (X1) ini memiliki pengaruh
positif dan determinasi yang nyata dan berarti. Koefisien determinasi menunjukkan 0,315 atau 31,50 % variasi yang terjadi pada
kualitas guru dapat dijelaskan oleh
profesionalisme (X1). Pengaruh variabel
profesionalisme (X1) terhadap kualitas guru
(Y) itu, sesuai rumusan regresi dapat dijelaskan bahwa jika tidak ada variabel profesionalisme (X1), maka nilai kualitas guru
(Y) adalah sebesar 72,948. Penambahan satu
satuan profesionalisme (X1), akan
meningkatkan nilai kualitas guru (Y) sebesar 0,120 satuan yang dapat ditingkatkan sehingga mampu meningkatkan kualitas guru.
Selanjutnya hasil analisis statistik juga menunjukkan bahwa meskipun dikontrol oleh variabel disiplin kerja (X2). Variabel disiplin
kerja (X2) tetap berarti. Hal ini merupakan
landasan dalam upaya meningkatkan kualitas guru (Y) melalui disiplin kerja (X2). Tidak akan
tercapai kualitas guru (Y) yang tinggi jika disiplin kerja (X2) tidak dikembangkan dengan
secara optimal.
Sesuai hasil analisis korelasi dan regresi antara variabel disiplin kerja (X2) dengan
kualitas guru (Y) menunjukkan bahwa model regresi Ŷ = 64,513 + 0,214X2 + e , dengan
korelasi (R) sebesar 0,466 pada taraf signifikansi 95 % diperoleh pengertian bahwa disiplin kerja (X2) dapat memprediksi kualitas
guru (Y). Variabel disiplin kerja (X2) ini
memiliki pengaruh positif dan determinasi
yang berarti. Koefisien determinasi
menunjukkan 0,471 atau 47,10 % variasi yang terjadi pada kualitas guru (Y) dan dapat dijelaskan oleh disiplin kerja (X2), sedangkan
sisanya dijelaskan oleh faktor lain (e).
Pengaruh variabel disiplin kerja (X2)
terhadap kualitas guru (Y) tersebut, berdasarkan rumusan regresi dapat dijelaskan bahwa jika tidak ada variabel disiplin kerja (X2), maka nilai kualitas guru (Y) adalah
sebesar 73,314. Penambahan satu satuan disiplin kerja (X2), akan meningkatkan nilai
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa meskipun dikontrol oleh variabel kualitas guru (Y) variabel disiplin kerja (X2)
tetap berarti. Hal ini merupakan landasan dalam upaya meningkatkan kualitas guru (Y) melalui disiplin kerja (X2). Tidak akan tercapai
kualitas guru (Y) yang tinggi jika regresi ganda antara variabel profesionalisme (X1)
dan disiplin kerja (X2) tidak dikembangkan
secara optimal.
Sesuai hasil analisis korelasi regresi dengan kualitas guru menunjukkan bahwa model regresi Ŷ = 67,663 + 0,183X1 +
0,259X2 + e , dengan korelasi (R) sebesar
0,674 pada taraf signifikansi 95 % diperoleh pengertian bahwa variabel profesionalisme (X1) dan disiplin kerja (X2) dapat memprediksi
kualitas guru (Y). Variabel profesionalisme (X1) dan disiplin kerja (X2) ini memiliki
pengaruh positif dan determinasi yang berarti. Koefisien determinasi menunjukkan 0,575 atau 57,50 % variasi yang terjadi pada kualitas guru (Y) dapat dijelaskan oleh profesionalisme (X1) dan disiplin kerja (X2),
sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain (e), antara lain ; kompetensi, motivasi, budaya organisasi, kinerja, diklat, lingkungan kerja dan sebagainya.
Pengaruh variabel profesionalisme (X1)
dan disiplin kerja (X2) terhadap kualitas guru
(Y) tersebut, berdasarkan rumusan regresi dapat dijelaskan bahwa jika tidak ada variabel profesionalisme (X1) dan disiplin
kerja (X2), maka nilai kualitas guru (Y) adalah
sebesar 67,663. Penambahan satu satuan profesionalisme (X1) dan disiplin kerja (X2),
akan meningkatkan nilai kualitas guru (Y). Satuan variabel profesionalisme (X1) dan
disiplin kerja (X2) yang dapat ditingkatkan
sehingga mampu meningkatkan kualitas guru (Y) itu.
KESIMPULAN, DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan
Sesuai analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dipaparkan pada bab - bab terdahulu, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut
1. Terdapat pengaruh positif profesionalisme terhadap kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang secara nyata dan lemah. 2. Terdapat pengaruh positif disiplin kerja
terhadap kualitas guru SMP Negeri 32
Palembang secara nyata dan kuat.
3. Terdapat pengaruh positif profesionalisme dan disiplin kerja secara bersama - sama terhadap kualitas guru SMP Negeri 32 Palembang secara nyata dan kuat.
B. Implikasi
Berdasarkan uraian kesimpulan di atas diketahui bahwa ketiga hipotesis penelitian
yang diajukan diterima, yaitu :
profesionalisme mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas guru; disiplin kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas guru dan; profesionalisme dan disiplin kerja secara bersama - sama mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas guru. Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas guru perlu dilakukan melalui upaya peningkatan profesionalisme dan disiplin kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2003, Metodologi
Penelitian, Jakarta.
Davis, Keith and John W. Newstrom, 1996.
Perilaku Dalam Organisasi, Terjemahan Agus Dharma dan Alson Sinaga, Jakarta : Airlangga.
Depdikbud. 1995, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka. Jakarta.
Depdiknas. 2003, Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Biro Hukum &
Organisasi, Jakarta.
Gia, Vermascu, 2006, Pengaruh sikap dan perilaku kerja pegawai terhadap kualitas
pelayanan publik di Kecamatan
Seberang Ulu I Palembang, UTP
Palembang.
Juanda, Bambang, 2003, Pengantar Statistika, Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB, Bogor.
Kotler, Philip, 2004, Manajemen Pemasaran, Prenhallindo, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara, 1997,
Manajemen Pelayanan Masyarakat,
Lembaga Administrasi Negara RI, Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2001,
Manajemen Sumber Daya Manusia
Robbins, Stephen P, 1998, Organizational
Behavior, Prentice Hall International,
New Jersey.
Singgih, Santoso, 2004, SPSS Statitistik
Multivariat, Elek Media Komputindo,
Jakarta.
Sardiman. A.M. 2005. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. Rajawali Pers.
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian
Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Surachmad, Winarno, 1994. Pengantar
Penelitian Ilmiah. Bandung. Tarsito.
Sutisna, Oteng. 1985. Administrasi
Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk
Praktek Profesional. Bandung : Angkasa.
Sutrisno, Hadi, 1992, Statistik 2, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy, 2004, Prinsip-prinsip Total
Quality Service, Andi, Yogyakarta.
Usman, Uzer Moch., 2002. Menjadi Guru