PENGAWASAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
PEGAWAI BIDANG PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
Wartono
Dosen Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang Telp. 0711-372164-360717, Fax. 0711-360725
Wab site : www/mm-utp.com ; E-mail : info@mm-utp.com
ABSTRAK
Ada tiga hipotesis yang diuji dalam penelitian ini. Pertama, terdapat pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai. Kedua terdapat pengaruh iklim kerja terhadap produktivitas kerja pegawai. Ketiga, terdapat pengaruh pengawasan dan Iklim kerja secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja pegawai. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan yang terdiri dari 58 orang, sedangkan sampel berjumlah 38 orang dan 20 orang untuk uji coba instrumen. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket yang menggunakan skala likert yang disusun berdasarkan konstruk yang dirangkum dari berbagai teori, dan diwujudkan dalam operasional variabel. Untuk mengetahui keabsahan instrumen dilakukan uji validitas yang bersifat face validity. Hasil analisis yang dilakukan pada taraf kepercayaan 5 % menemukan (1) koefisien korelasi antara pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai adalah 0,900 dan koefesien determinasi 0,809 (2) koefisien korelasi iklim kerja terhadap produktivitas kerja pegawai adalah 0,897 dan koefisien determinasi sebesar 0,805. (3) koefisien korelasi pengawasan dan iklim kerja secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja pegawai adalah 0,932 dan koefisien determinasi sebesar 0,868. Kontribusi yang diberikan kedua varibel bebas diatas terhadap produktivitas kerja pegawai masing–masing adalah 80,9 % dan 805 % tanpa mengontrol hubungan yang satu sama yang lain. Sedangkan secara bersama sama mempunyai pengaruh 86,8%. Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa variabel pengawasan dan iklim kerja merupakan faktor penting dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Dengan kata lain, produktivitas kerja pegawai dapat ditingkatkan dengan meningkatkan pengawasan dan iklim kerja baik secara sendiri, maupun secara bersama-sama karena terbukti secara empiris. Implikasi dari penelitian ini adalah produktivitas kerja pegawai tidak dapat dicapai tanpa memperhatikan pengawasan organisasi dan iklim kerja.
Kata kunci : Pengaruh Pengawasan dan Iklim Kerja
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dampak diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang kemudian diganti dengan UU N0. 32 tahun 2004, menimbulkan hal-hal yang dirasakan menjadi kendala dalam kelancaran pelaksanaan pembangunan kesejahteraan masyarakat di daerah. Kendala dimaksud antara lain adanya beberapa daerah yang tidak mempunyai instansi / Dinas Teknis yang sama, masing masing daerah mempunyai Instansi / Dinas yang berdiri sendiri; ada perbedaan nomenklatur yang menangani berbagai masalah baik di daerah propinsi maupun di pemerintah kota / kabupaten; beban daerah ditambah dengan minimnya anggaran yang bersumber dari APBD, sementara itu pengelolaan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) pusat diserahkan kepada Pemerintah Daerah.
Kondisi yang ada saat ini, antara lain telah terjadinya 3 (tiga) bias dalam pelaksanaan Otonomi Daerah, yaitu: 1) anggapan Otonomi Daerah dikaitkan dengan mata uang sehingga daerah cenderung menetapkan prinsip ekonomi; 2) anggapan daerah belum siap dan mampu, padahal daerah memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan potensi dan sumber daya yang ada di daerahnya; dan 3) anggapan Otonomi Daerah menyebabkan daerah terlalu berwenang melakukan apa saja dan menjadikannya raja kecil. Ketiga hal tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan optimalisasi mekanisme kontrol antara lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif yang ada di daerah secara harmonis.
Permasalahan lain yang mungkin dihadapi daerah otonom adalah kenyataan adanya
perbedaan kemampuan tiap daerah, baik dari segi keterbatasan anggaran maupun keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa otonomi daerah satu sisi telah memberikan peluang kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri; tapi pada sisi lain daerah menghadapi keterbatasan-keterbatasan sumber yang dimiliki. Pada kondisi yang demikian peran dan dukungan pemerintah pusat masih tetap diperlukan, baik dalam bentuk dana maupun berbagai kebijakan dan program pembangunan bagi seluruh rakyat. Upaya ini akan menghadapi kendala, terutama bila legislatif maupun ekskutif di daerah tidak mampu menangkap kebijakan dan program pusat atau tidak mempunyai pemahaman, persepsi atau pandangan yang sama terhadap kebijakan maupun program dimaksud. Memperhatikan berbagai permasalahan tersebut di atas, tampaknya diperlukan upaya untuk membangun komitmen pemerintah dengan legislatif, serta persepsi atau pandangan lembaga tinggi di daerah ( ekskutif dan legislatif ) dalam kerangka realisasi pembangunan didaerah. Upaya-upaya dimaksud akan lebih tepat sasaran, bila didukung dengan data dan informasi yang lengkap dan akurat.
Gagasan penataan kembali sistem ekonomi daerah bertolak dari pemikiran untuk menjamin terjadinya efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas dan demokrasi nilai-nilai kerakyatan dalam praktik penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Kebijakan pemberian otonomi daerah dan desentralisasi yang luas dan nyata dan bertanggung jawab kepada daerah merupakan langkah langkah strategis dalam dua hal ( Mardiasmo, 2000:96 ), yaitu : 1. Otonomi daerah dan desentralisasi
merupakan jawaban atas permasalahan lokal bangsa Indonesia, berupa ancaman disintegrasi bangsa, kemiskinan, tidak meratanya pembangunan, rendahnya kualitas hidup masyarakat, dan masalah pembangunan sumber daya manusia. 2. Otonomi daerah dan desentralisasi
merupakan langkah strategis bangsa Indonesia untuk menyongsong era globalisasi dengan memperkuat basis perekonomian daerah.
Sejalan dengan itu, untuk memperlancar pelaksanaan roda
pemerintahan Daerah Provinsi Sumatera Selatan dalam era otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, Gubernur Sumatera Selatan telah mengeluarkan Peraturan Nomor 32 Tahun 2008 tentang Uraian tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
Salah satu Dinas yang ada di Sumatera Selatan adalah Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan yang mempunyai tugas pokok dan fungsi harus dilaksanakan dengan baik sesuai dengan apa yang telah diprogramkan oleh pemerintah dibidang pengawasan dan pembinaan. Tugas pokok dan fungsi tersebut sebagaimana dijelaskan dalam peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 32 Tahun 2008 dimana Bidang pengawasan dan pembinaan mempunyai tugas melaksanakan Pengawasan dan Pembinaan pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan yang meliputi tugas teknis administrasi dan operasional, keuangan, pengelolaan barang, dan kepegawaian. Sedangkan untuk melaksanakan fungsinya sebagaimana yang di atur dalam pasal 14 adalah:
1. Pelaksanaan pengawasan di bidang keuangan dan kepegawaian di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
2. Pelaksanaan pengawasan di bidang material di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan
3. Pelaksanaan pembinaan teknis administrasi dan operasional pelaksanaan pungutan pajak daerah dan restribusi daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Produktivitas kerja pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan terutama pada Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan sampai sekarang belum menunjukkan hasil yang maksimal seperti masih ada pekerjaan yang tidak selesai dengan yang diharapkan atau sering terjadi kesalahan dalam melaksankan tugas. Keadaan seperti ini kalau dibiarkan bukan tidak mungkin tujuan Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Selatan tidak dapat tecapai dengan baik dan benar. Oleh
karena itu pihak Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Selatan terutama pada Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan terus berusaha untuk mencari penyebab rendahnya produktivitas kerja para pegawai ini belum mendapatkan jawaban yang memuaskan. Melihat hal tersebut di atas peneliti tertarik untuk meneliti mengapa produktivitas kerja pegawai Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan belum sesuai dengan harapan,
Baik tidaknya produktivitas kerja ini tergantung pada penilaian yang dilakukan oleh seorang pimpinan atas hasil yang dicapai oleh para bawahannya, kalau sesuai dengan tujuan dan harapan maka dapat dikatakan produktivitas kerja pegawai tersebut bagus, tetapi kalau hasil kerja pegawai tidak sesuai dengan harapan dan tujuan maka dapat dikatakan produktivitas kerja seorang tersebut kurang baik. Produktivitas kerja menyangkut masalah perilaku manusia dalam dunia kerja atau produktivitas kerja merupakan suatu tindakan dari proses yang melibatkan berbagai macam komponen aktivitas, produktivitas kerja tidak hanya dipandang sebagai hasil yang terjadi pada titik tertentu dalam kurun waktu tertentu. Dari pengertian produktivitas kerja tersebut dapat penulis hubungkan dengan produktivitas kerja pegawai Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas seseorang ini dalam melaksanakan tugasnya. Secara kualitas dan kuantitas produktivitas kerja pegawai Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan tersebut harus mampu membawa perubahan pada pencapaian tujuan lembaga sehingga produktivitas kerja para pegawai tersebut dapat dikatakan baik. Begitu juga dalam pelaksanaan tugas sehari - hari misalnya kehadiran pegawai dalam berbagai kegaiatan lembaga, perencanaan kerja serta kualitas kerja yang dihasilkan dan juga yang tak kalah pentingnya yaitu koordinasi sesama pegawai dalam melaksanakan tugas.
Untuk mendapatkan produktivitas kerja yang baik tersebut. Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera
Selatan terus berusaha untuk mencari solusinya serta faktor-faktor apa yang mungkin dapat meningkatkan produktivitas kerja para pegawai tersebut. Sehingga menurut pendapat penulis mungkin faktor yang juga dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan adalah dengan meningkatkan pengawasan dan iklim kerja yang ada .
Untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawai tersebut Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan terus berupaya memperbaiki manajemen yang ada terutama manajemen sumber daya manusia. Salah satu faktor yang perlu diadakan peningkatan adalah pengawasan dan iklim kerja pegawai dalam bekerja agar produktivitas kerja mereka dapat meningkat.
Pengawasan dari para pegawai merupakan sesuatu yang sangat penting, dapat dibayangkan kalau seorang pegawai tidak melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, tentunya akan banyak sekali tugas-tugas yang tidak terselesaikan dan hal ini akan mempunyai dampak pada tujuan dan kualitas kerjanya. pengawasan juga sangat penting untuk membuktikan bahwa seorang pegawai itu benar benar bertanggung jawab terhadap kerja dimana ia bekerja, karena dengan disiplin yang tinggi maka kualitas dan kuantitas dari kerja pegawai tersebut akan sangat jelas. Pengertian tentang hakikat pengawasan sangat diperlukan, karena merupakan dasar bagi pegawai yang merupakan sumber daya manusia dalam kerja untuk bekerja demi tujuan kerja . Untuk itu peran pimpinan dalam menerapkan pola pengawasan bagi pegawai sangat besar.
Kurangnya pengawasan dan pengaturan terhadap pelaksanaan tugas para pegawai ini tentunya menyebabkan kemungkinan terdapat pekerjaan tersebut tidak dapat selesai dengan baik karena tidak adanya pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan tugasnya. Jadi, jika dalam pengawasan dalam pelaksanaan tugasnya tidak dilaksanakan dengan baik sangatlah wajar kalau hasil yang di dapat dari para pegawai belum mencapai hasil yang maksimal. Oleh karena itu pengawasan bagi
para pegawai sangatlah penting dalam mencapai tujuan kerja . Selain melakukan pengawasan terhadap para pegawai dalam bekerja usaha yang lain yang telah dilakukan adalah menciptakan iklim dalam kerja yang kondusif agar para pegawai merasa nyaman dalam bekerja. Iklim kerja ini sangat diperlukan karena masih ada pegawai yang enggan untuk bekerja sama dengan pegawai lainnya dan sulit untuk berbagi informasi sehingga untuk itu pihak Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan berupaya meningkatkan iklim kerja kearah yang lebih baik untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawainya.
B. Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh pengawasan dan Iklim kerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
C. Perumusan Masalah
Setelah memperhatikan pembahasan masalah diatas, maka permasalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah terdapat pengaruh pengawasan dan iklim kerja secara bersama- sama terhadap produktivitas kerja pegawai Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan?
E. Tujuan Penelitian.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menganalisis dan mengetahui: Apakah ada pengaruh pengawasan dan iklim kerja secara bersama- sama terhadap produktivitas kerja pegawai Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian informasi hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh positif Pengawasan terhadap Produktivitas kerja Pegawai Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
2. Terdapat pengaruh positif Iklim kerja terhadap Produktivitas kerja Pegawai Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
3. Terdapat pengaruh positif Pengawasan dan Iklim kerja secara bersama sama terhadap Produktivitas kerja Pegawai Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini akan dilakukan dalam waktu 4 (empat) bulan yaitu dari bulan juni 2009 sampai September 2009.
Penelitian dilakukan di Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Selatan.
B . Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dari 38 orang responden, diolah dengan menggunakan dua macam teknik statistik yaitu teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis inferensial.
1. Analisis Deskriptif a. Statistik Deskriptif
Stastistik deskriptif digunakan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang data hasil penelitian atau jawaban dari kuesioner yang telah diberikan pada renponden. Stastistik deskriptif ini menjelaskan tentang nilai rata rata, median, modus, rentang, nilai maksimum, nilai minimum, simpangan baku dan variansi dari data yang diperoleh oleh peneliti.
b. Analisis Butir Instrumen
Analisis butir instrumen digunakan untuk tujuan mengetahui butir instrumen yang paling rendah nilai skornya dari hasil ujicoba instrumen terhadap 20 orang. Nilai skor butir instrumen yang terendah tersebut adalah perioritas yang perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki sehingga variable tersebut menjadi baik. Selain itu analisis butir instrumen berguna untuk memeri saran saran yang akurat dalam rangka memperbaiki kondisi kondisi variable yang diamati.
2. Statistik Inferrensial. a. Uji Persyaratan analisis 1). Uji Normalitas Data
Untuk melakukan uji normalitas distribusi data, penulis menggunakan uji
Kolmograf-Smirnov dari program SPSS.
Normalitas distribusi data dihitung dengan cara membandingkan nilai Asymtotic Significance yang diperoleh dengan nilai α = 0,05. Apabila Asymp.Sig.> 0,05, maka data dinyatakan normal.
2). Uji Homogenitas Data
Sebagai salah satu persyaratan untuk melakukan analisis data dengan menggunakan analisis statistik parametris, data perlu diuji homogenitasnya. Uji homogenitas ini perlu untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari populasi yang homogen.
Pengujian homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunkan Uji Chi-Square dengan signifikansi 5% (α = 0,05). Interpretasi homogenitas data dihitung berdasarkan nilai Asymtotic Significance yang diperoleh. Jika Asymp.Sig.> 0,05, maka data dinyatakan homogen.
3).Uji Linearitas Data
Uji ini dipergunakan untuk mengetahui apakah regresi yang diperoleh “berarti” jika dipergunakan untuk membuat kesimpulan antar variabel yang dianalisis. Pengujian linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan menggunakan
One–Way Anova program SPSS. Pengujian linearitas menggunakan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Interpretasi data dilakukan dengan ketentuan jika F-hitung < F-tabel, maka
variabel bebas dengan variabel terikat tersebut mempunyai hubungan yang linear.
b. Analisis Regresi Parsial.
Analisis ini dipergunakan untuk melihat kekuatan hubungan variabel antara variabel pengawasan (X1) terhadap
produktivitas kerja (Y) dan iklim kerja (X2)
terhadap produktivitas kerja (Y).
1). Pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai.
Untuk melihat pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai digunakan anlisis regresi sederhana dengan persamaan regresi
Ŷ = a + b1X1 + e
Ŷ = Variabel Produktivitas kerja X1 = Variabel Pengawasan
a = Konstanta b = Koefisien regresi
e = Standar error of the estimate
2). Pengaruh iklim kerja terhadap produktivitas kerja Pegawai.
Untuk melihat pengaruh Iklim Kerja terhadap produktivitas kerja pegawai digunakan anlisis regresi sederhana dengan persamaan regresi
Ŷ = a + b2X2 + e c. Analisis Regresi Ganda
3). Pengaruh pengawasan dan Iklim kerja secara bersama sama terhadap produktivitas kerja pegawai
Untuk melihat pengaruh pengawasan dan iklim kerja secara bersama- sama terhadap produktivitas kerja pegawai digunakan regresi ganda dengan persamaan regresi.
Ŷ = a + b1X1 + b2X2 + e d. Koefisien Korelasi (r)
Untuk mengetahui ke eratan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dapat di lihat dari nilai r parsial yang mempunyai nilai antar – 1 hingga +1 bila nilai r parsial semakin mendekati +1 atau -1, berarti semakin erat hubungan positif atau negatif antara variabel independen dan variabel dependen. Sedangkan bila nilai r parsial semakin mendekati nol, berati terdapat hubungan yang semakin lemah. Nilai r parsial yang paling besar menunjukkan bahwa variabel independen yang bersangkutan paling erat hubungannya dengan variabel dependen. Oleh karena itu merupakan variabel independen X yang paling dominan dalam menjelaskan variasi dalam variabel dependen Y .
G. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan secara statistik dengan pengujian secara parsial dan simultan
1. Uji Secara Parsial (Uji t ) Hipotesis pertama
1. Ho: b1 = 0 Tidak terdapat pengaruh
Pengawasan terhadap Produktivitas kerja pegawai
H1: b1 ≠ 0 Terdapat pengaruh
Pengawasan terhadap Produktivitas kerja pegawai
2. Level of Significance (α ) = 0,05 3. Kriteria pengujian:
Ho: diterima jika t sig. ≥ 0,05 H1: diterima jika t sigc < 0,05
4. Kesimpulan menerima atau menolak H0 Hipotesis Kedua
1. Ho: b2 = 0 Tidak terdapat pengaruh
Iklim kerja terhadap Produktivitas kerja pegawai
H1: b2 ≠ 0 Terdapat pengaruh Iklim
kerja terhadap Produktivitas kerja pegawai
2. Level of Significance (α ) = 0,05 3. Kriteria pengujian:
Ho: diterima jika t sig. ≥ 0,05 H1: diterima jika t sig. < 0,05
4. Kesimpulan menerima atau menolak H0 2. Uji Secara Simultan (Uji F)
Hipotesis Ketiga
1. Ho: b1 = b2 = 0 Tidak terdapat pengaruh
Pengawasan dan Iklim kerja secara berama-sama terhadap Produktivitas kerja pegawai
H1: b1 ≠ b2 ≠ 0 Terdapat pengaruh
Pengawasan dan Iklim kerja secara berama- sama terhadap Produktivitas kerja pegawai
2. Level of Significance (α ) = 0,05 3. Kriteria pengujian:
Ho: diterima jika F sig. ≥ 0,05 H1: diterima jika F sig. < 0,05
4. Kesimpulan menerima atau menolak H0 3. Koefisien Determinasi ( R 2 )
Untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi ( R2).
Kegunaan dari adjusted R2 adalah :
1. Sebagai ukuran ketepatan suatu garis regresi yang diterapkan suatu kelompok data hasil surve. Makin besar nilai R2
maka akan semakin tepat suatu garis regresi, sebaliknya semakin kecil adjusted R2 akan semakin tidak tepat garis regresi
tersebut untuk mewakili data observasi. 2. Untuk mengukur besar proporsi atau
prosentasi dari jumlah pariasi dari variabel terikat, maka untuk mengukur sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif dan Analisis Butir Instrumen.
1. Statistik Deskriptif.
Pada bagian ini dideskripsikan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, baik data tentang produktivitas kerja , pengawasan maupun iklim kerja. Data tersebut diperoleh dari hasil pengisian angket yang disebarkan kepada 38 orang responden dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan dan dibuat sendiri oleh penulis. Data hasil penelitian disajikan mulai dari variabel terikat, kemudian dilanjutkan dengan variabel-variabel bebas lainnya. Distribusi frekuensi data dari variabel tentang produktivitas kerja , pengawasan maupun iklim kerja tersebut dapat dilihat dalam tabel 1 berikut:
Tabel 1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistics
Pengawasan Iklim kerja Produktivitas kerja
N Valid 38 38 38 Missing 20 20 20 Mean 66.50 65.08 67.55 Median 66.00 65.00 68.00 Mode 66a 62 70 Std. Deviation 4.292 3.483 4.740 Variance 18.419 12.129 22.470 Skewness .225 -.033 .043
Std. Error of Skewness Kurtosis .383 .383 .383
Std. Error of Kurtosis -.556 -.531 -.770
Minimum .750 .750 .750
Maximum 60 57 78
S 72 60
a. Variabel Produktivitas kerja
Dari data yang diperoleh di lapangan setelah dilakukan perhitungan statistik diketahui rentangan skor data Produktivitas kerja antara 60 sampai dengan 78 dengan skala teoretik antara 20 sampai dengan 100. Di samping itu juga, diperoleh skor rata-rata sebesar 67,55 median 68 modus 70,0 standar deviasi 4,74 dan varians sebesar 22,47 sedangkan untuk mengetahui distribusi frekuensi skor Produktivitas kerja .
b. Variabel Pengawasan
Dari hasil perhitungan jawaban yang diberikan oleh 38 orang yang menjadi sampel penelitian, diperoleh data mengenai pengawasan dengan skala teoretiknya antara 20 sampai 100. Setelah dilakukan perhitungan statistik didapat skor minimum sebesar 60 dan skor maksimum 75. harga rata-rata sebesar 66,5, median 66,0 modus 66,0 standar deviasi 4,29 dan varians sebesar 18,41.
c. Variabel Iklim kerja
Dari hasil perhitungan jawaban dengan angket yang disebarkan kepada 38 orang pegawai Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah sebagai responden penelitian, data mengenai Pengawasan yang skala teoretiknya antara 20 sampai 100 diperoleh skor minimum sebesar 57 dan skor maksimum 72. Setelah dilakukan perhitungan statistik, didapat harga rata-rata sebesar 65,08 median 65,00, modus 62,00, simpangan baku 3,48, dan varians sebesar 12,12.
2. Analisis Butir Instrumen
Setelah dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian, maka butir butir instrumen dapat di jelaskan sebagai berikut ;
a. Variabel Produktivitas Kerja ( Y )
Dari perhitungan yang telah dilakukan bahwa variabel Y yang dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment dan menggunakan (0,05) didapat semua instrumen memiliki tanda bintang dan nilai sig kurang dari 0,05. artinya dari 20 pertanyaan semuanya valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Sedangkan
perhitungan reliabilitas data variabel Y dengan menggunakan dengan menggunakan metode Alpha Cronbach didapat nilai 0,7472 yang berarti lebih besar dari 0,6 artinya instrumen variabel Y dinyatakan reliabel.
Untuk variabel Y mempunyai butir instrumen yan valid adalah 20 butir dan setelah dilakukan penjumlahan skor dari setiap butir instrumen terhadap 38 responden didapatkan jumlah tertinggi 191 dan jumlah terendah 138 ; adapun 3 butir instrumen yang skornya paling rendah perlu mendapat perhatian, yaitu butir nomor 15 ( skor 138 ), butir nomor 12 ( skor 156 ) dan butir nomor 17 ( skor 159 ).
b. Variabel Pengawasan ( X1 )
Dari perhitungan data didapat bahwa variabel X1 yang dilakukan dengan
menggunakan korelasi product moment dan menggunakan (0,05) didapat semua instrumen memiliki tanda bintang dan nilai sig kurang dari 0,05. artinya dari 20 pertanyaan semuanya valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Sedangkan perhitungan reliabilitas data variabel X1 dengan menggunakan
metode Alpha Cronbach didapat nilai 0,7617 yang berarti lebih besar dari 0,6 artinya instrumen variabel X1 dinyatakan reliabel.
Untuk variabel X1 mempunyai butir instrumen yan valid adalah 20 butir dan setelah dilakukan penjumlahan skor dari setiap butir instrumen terhadap 38 responden didapatkan jumlah tertinggi 178 dan jumlah terendah 153 ; adapun 3 butir instrumen yang skornya paling rendah perlu mendapat perhatian, yaitu butir nomor 18 ( skor 153 ), butir nomor 19 ( skor 160 ) dan butir nomor 16 ( skor 161 ).
c. Variabel Iklim Kerja ( X2 )
Dari perhitungan data didapat bahwa variabel X2 yang dilakukan dengan
menggunakan korelasi product moment dan menggunakan (0,05) didapat semua instrumen memiliki tanda bintang dan nilai sig kurang dari 0,05. artinya dari 20 pertanyaan semuanya valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Sedangkan perhitungan reliabilitas data variabel X2 dengan menggunakan
metode Alpha Cronbach didapat nilai 0,7606 yang berarti lebih besar dari 0,6 artinya instrumen variabel X2 dinyatakan reliabel.
Untuk variabel X2 mempunyai butir instrumen yan valid adalah 20 butir dan
setelah dilakukan penjumlahan skor dari setiap butir instrumen terhadap 38 responden didapatkan jumlah tertinggi 172 dan jumlah terendah 135 ; adapun 3 butir instrumen yang skornya paling rendah perlu mendapat perhatian, yaitu butir nomor 15 ( skor 135 ), butir nomor 19 ( skor 142 ) dan butir nomor 18 ( skor 153 ).
B. Uji Persyaratan Analisis
Sebagaimana telah diketahui bahwa penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu pengawasan (X1) dan iklim kerja (X2),
serta satu variabel terikat produktivitas kerja (Y). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi, regresi sederhana, dan regresi ganda. Sebelum data diolah dengan teknik regresi perlu didahului dengan pengujian persyaratan, yaitu uji persyaratan normalitas regresi Y atas X dan uji persyaratan homogenitas kelompok kelompok skor Y berdasarkan kesamaan data X, sedangkan uji linieritas berbentuk regresi sederhana Y atas X akan diuji pada bagian
pengujian hipotesis penelitian.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan data masing-masing variabel bebas untuk mengetahui apakah data populasi tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pengujian persyaratan ini dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov
dengan rumusan hipotesis:
H0 : Data populasi berdistribusi normal
H1 : Data populasi tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian adalah terima H0 jika Asymp. sig yang diperoleh lebih besar dari . Taraf signifikansi yang digunakan sebagai dasar penolakan atau penerimaan keputusan dengan normal atau tidaknya distribusi data adalah dengan taraf = 0,05 atau Ho diterima jika Asymp. Signifikansi lebih besar dari pada 0,05 dan Ho ditolak jika Asymp. Signifikansi lebih kecil dari pada 0,05.Dengan bantuan komputer program SPSS untuk menguji apakah variabel Pengawasan , iklim kerja dan produktivitas kerja berdistribusi normal atau tidak maka di gunakan uji Uji Kolmogorov Smirnov .
Tabel 2. Hasil Pengujian Normalitas
One-Sample Kol mogo ro v-Smir no v Test38 38 38 66.50 65.08 67.55 4.292 3.483 4.740 .085 .104 .145 .085 .101 .101 -.082 -.104 -.145 .525 .642 .891 .945 .804 .405 N Mean St d. Dev iation
Normal Paramet ersa,b
Absolute Positiv e Negativ e Most Extreme Dif f erences Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Pengawasan Iklim kerja
Produkt iv it as kerja
Test distribution is Normal. a.
Calculated f rom data. b.
Dari hasil pengujian tersebut diperoleh Asym. Sig untuk pengawasan 0,945. untuk iklim kerja 0,804 dan produktivitas kerja sebesar 0,405 karena Asym sig > (0,05) maka Ho diterima yang berarti variabel Iklim kerja, Produktivitas kerja dan Pengawasan berdistrbusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang dimaksud adalah untuk menguji homogenitas varians antara kelompok data Y yang dikembangkan berdasarkan kesamaan nilai X. Pengujian homogenitas dilakukan dengan Uji Levenet.
Kriteria pengujian adalah menerima H0
apabila tingkat signifikansi lebih besar dari
( 0,05). Ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan variansi antar kelompok dan homogenitas diterima karena variansi populasi antar kelompok sama atau homogen.
a. Pengujian homogenitas varians Y atas X1
Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas varians Y atas X1 diperoleh uji
levene test dengan tingkat signifikansi sebesar 0,128.
Tabel 3. Hasil Pengujian Homgenitas X
1atas Y
Test o f H omog eneity of Varian ces Pengawasan2.844 14 23 .128
Lev ene
St at ist ic df 1 df 2 Sig.
Dari tabel di atas di dapat sig lebih besar dari 0,05 sehingga Ho diterima. Ini berarti bahwa varians kelompok-kelompok Y atas X1 adalah homogen.
b. Pengujian homogenitas varians Y atas X2
Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas varians Y atas X2 diperoleh uji
levene test dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,667
.
Tabel 4. Hasil Pengujian Homgenitas X
2atas Y
Test o f H omog eneity of Varian cesIklim kerja
.793 14 23 .667
Lev ene
St at ist ic df 1 df 2 Sig.
Dari tabel di atas di dapat sig lebih besar dari 0,05 sehingga Ho diterima. Ini berarti bahwa varians kelompok-kelompok Y atas X2 adalah homogen.
Hasil pengujian persyaratan analisis menunjukkan bahwa sampel diambil secara random, data berdistribusi normal, pasangan data variabel prediktor (X1 dan X2)
independen satu dengan lainnya serta variansinya homogen. Untuk itu, pengujian hipotesis statistik dapat dilakukan. Namun sebelum pengujian hipotesis yang dajukan maka perlu dilakukan pengujian kelinieran dan keberartian regresi yang terbentuk untuk masing-masing variabel.
3. Uji Linearitas
Penggunaan teknik statistik analisis regresi harus memenuhi persyaratan antara lain bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat harus bersifat linier. Jika sifat ini tidak terpenuhi, maka teknik analisis regresi tidak dapat dilakukan.
Ho : Tidak ada penyimpangan linieritas H1 : Ada penyimpangan linieritas
Jika nilai sig ≤ α , maka Ho ditolak Jika nilai sig > α , maka H1 ditolak
Berdasarkan hasil perhitungan uji linieritas variabel motivasi kerja dengan produktivitas kerja yang diperoleh dari nilai sig pada baris Deviation from Linearity
sebesar 0,470 lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima maka hubungan antara variabel Pengawasan dengan produktivitas kerja linier.
Sedangkan hasil perhitungan uji linieritas variabel iklim kerja dengan produktivitas kerja yang diperoleh dari nilai sig pada baris Deviation from Linearity
sebesar 0,172 lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima maka hubungan antara variabel iklim kerja dengan produktivitas kerja linier.
C. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik Inferensial dilakukan untuk melihat persamaan regresi antar variabel baik secara sendiri sendiri maupun secara bersama sama. Berikut ini adalah dilakukan analisis inferensial yang dimulai dengan regresi linier sederhana.
1. Pengaruh Pengawasan terhadap Poduktivitas kerja pegawai Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Selatan .
Dari perhitungan yang telah dilakukan terhadap data yang didapat untuk variabel pengawasan dan produktivitas kerja yang telah diolah dengan program SPSS, maka didapat persamaan regresi linier sederhana seperti yang dilihat pada tebel berikut ;
Tabel 5. Koefisien regresi linier sederhana (Y atas X
1)
Coeffi cientsa 14.767 5.301 2.786 .008 .838 .068 .900 12.358 .000 (Constant) Pengawasan Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.Dependent Variable: Produkt iv it as kerja a.
Analisis regresi linier sederhana variabel pengawasan dan produktivitas kerja menghasilkan persamaan garis linier
Y
ˆ
= 14,767 + 0,838X1+ e. Persamaan garis linier
tersebut mengartikan setiap peningkatan satu unit variabel pengawasan diikuti oleh peningkatan produktivitas kerja sebesar
0,838 dengan konstanta sebesar 14,767. Hasil uji linieritas dan signifikansi regresi ditunjukkan dalam tabel 6
Analisis korelasi sederhana antara variabel pengawasan dan produktivitas kerja menghasilkan korelasi (r) sebesar 0,900 sebagaimana dapat dilihat dapal tabel berikut.
Tabel 6. Korelasi Variabel X
1denga variabel Y
Model Summary .900a .809 .804 1.713 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Pengawasana.
Dari tabel di atas besar koefisien korelasi yang didapat adalah 0,900, dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa pengawasan dan produktivitas kerja mempuanyai pengaruh yang sangat kuat sehingga dapat dijadikan alasan untuk menarik kesimpulan.
Koefisien determinasi diperoleh dari kuadrat koefisien korelasi yaitu sebesar (0,900)2 =
0,809. Hal ini menunjukkan bahwa 80,9% variasi yang terjadi pada variabel Y dapat dijelaskan oleh variasi variabel X1 melalui
persamaan regresi
Y
ˆ
= 14, 767 + 0,838X1+ e.Dari hasil perhitungan statistik analisis menunjukkan bahwa 80,9% produktivitas kerja pegawai dapat dijelaskan oleh variabel pengawasan kerja hal ini dapat ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi sederhana
sebesar 0,900 melalui persamaan regresi
Y
ˆ
= 14,767 + 0,838X1+ e dengan nilai sig
sebesar 0,000. Temuan penelitian ini menunjukkan variabel pengawasan sangat perlu dalam meningkatkan produktivitas kerja para pegawai, karena dengan adanya pengawasan tingkat kesalahn dn kekliruan pegawai dalam melaksanakan tugasnya semakin kecil. Dari persaman regresi
Y
ˆ
= 14,767 + 0,838X1+ e terlihat bahwa variabel
Pengawasan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan produktivitas kerja. Untuk itu faktor Pengawasan sangat penting bagi seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Bentuk hubungan antara variabel X1 dengan
variabel Y melalui persamaan
Y
ˆ
= 14, 767 +0,838X1+ e, dapat dilihat dalam bentuk model
hubungan sebagai berikut:
Pengawasan Produktivitas kerja 90 88 86 84 82 80 78 76 74 72 90 80 70 Observed Linear
Dari gambar di atas dapat di lihat bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang searah, artinya setiap peningkatan pengawasan akan diikuti oleh peningkatan produktivitas kerja pegawai.
2. Pengaruh iklim kerja terhadap produktivitas kerja pegawai Bidang Pengawasan dan
Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Selatan .
Dari perhitungan yang telah dilakukan terhadap data yang didapat untuk variabel iklim kerja dan produktivitas kerja yang telah diolah dengan program SPSS, maka didapat persamaan regresi linier sederhana seperti yang dilihat pada tebel berikut.
Tabel 7. Koefisien regresi linier sederhana (Y atas X
2)
Coeffi ci entsa 11.806 7.553 1.563 .127 .163 .095 .897 12.188 .000 (Constant) Iklim kerja Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.
Dependent Variable: Produktiv itas kerja a.
Analisis regresi linier sederhana Y atas X2
menghasilkan persamaan garis linier
Y
ˆ
= 11,806 + 0,163X2 + e. Persamaan garistersebut menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel bebas X2
terhadap Y.
Dari persamaan ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan satu unit nilai pada variabel X2 menyebabkan variabel Y
bertambah nilainya sebesar 0,163 unit dengan konstanta 11,806. Dengan demikian
persamaan regrsi = 11,806 + 0,163X2 + e dapat dipertanggung jawabkan
untuk menarik kesimpulan mengenai pengaruh antara variabel bebas X2 dengan
variabel Y.
Besar korelasi linier sederhana antara X2
dengan Y dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 8. Korelasi Variabel X
2denga variabel Y
Model Summary .897a .805 .799 1.732 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), I klim kerja
a.
Dari tabel 8 di atas diperoleh koefisien korelahi sebesar 0,897 yang berati kedua variabel mempunayai pengaruh yang sangat kuat. Koefisien determinasi diperoleh dari kuadrat koefisien korelasi yaitu sebesar (0,897)2 = 0,805. Hal ini menunjukkan
bahwa sekitar 80,5% variasi yang terjadi pada variabel Y dapat dijelaskan oleh variasi variabel X2 melalui persamaan regresi
Y
ˆ
=11,806 + 0,163X2 + e.
Dari hasil perhitungan statistik analisis menunjukkan bahwa 80,5% produktivitas kerja dapat dijelaskan oleh variabel iklim kerja hal ini dapat ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi sederhana sebesar 0,897 melalui persamaan regresi
Y
ˆ
=11,806 + 0,163X2 + e dengan nilai sig
sebesar 0,000. Temuan penelitian ini menunjukkan variabel iklim kerja mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai. Dari persaman regresi
Y
ˆ
= 11,806 + 0,163X2 + e terlihat bahwa variabeliklim kerja juga memberikan pengaruh lebih besar dalam meningkatkan produktivitas kerja. Sehingga faktor iklim kerja sangat perlu karena dengan adanya iklim kerja yang baik, maka pegawai diharapkan akan dapat bekerja dengan tenang.
Bentuk hubungan antara variabel X2
dengan variabel Y melalui persamaan
Y
ˆ
= 11,806 + 0,163X2 + e, dapat dilihat dalamIklim kerja Produktivitas kerja 90 88 86 84 82 80 78 76 74 72 86 84 82 80 78 76 74 72 Observed Linear
Gambar 2. Model hubungan antara variabel X
2dengan variabel Y
Dari gambar di atas dapat di lihat bahwa kedua
variabel memiliki hubungan yang searah, artinya
setiap peningkatan iklim kerja akan diikuti oleh
peningkatan produktivitas kerja pegawai.
3.
Pengaruh pengawasan dan iklim kerja
secara
bersama
sama
terhadap
produktivitas kerja pegawai Bidang
Pengawasan dan Pembinaan Dinas
Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera
Selatan
Dari perhitungan yang telah dilakukan
terhadap data yang didapat untuk variabel
pengawasan dan iklim kerja secara bersama sama
terhadap produktivitas kerja yang telah diolah
dengan program SPSS, maka didapat persamaan
regresi linier ganda seperti yang dilihat pada tebel
berikut.
Tabel 9. Persamaan linier Berganda
Coeffi cientsa 4.262 6.554 .650 .520 .458 .112 .492 4.108 .000 .615 .155 .475 3.966 .000 (Constant) Pengawasan Iklim kerja Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.
Dependent Variable: Produkt iv it as kerja a.
Analisis regresi yang dilakukan adalah analisis regresi linier ganda yaitu merupakan gabungan antara dua variabel bebas dan variabel terikat. Dari data yang didapat menghasilkan persamaan regrsi
Y
ˆ
= 4,262+0,458X1 + 0,615X2 +e dapat dipertanggung
jawabkan untuk menarik kesimpulan mengenai pengaruh variabel X1 dan X2
denganvariabel Y. Dari persamaan ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan satu unit nilai pada variabel X1 dengan menjaga X2
konstan menyebabkan variabel Y bertambah nilainya sebesar 0,458 unit. Sedangkan setiap peningkatan satu unit nilai pada variabel X2
dengan menjaga X1 konstan menyebabkan
variabel Y bertambah nilainya sebesar 0,615 unit dengan konstanta 4,262.
Sedangkan besarnya koefisien korelasi untuk variabel pengawasan dan iklim kerja secara bersama sama terhadap produktivitas kerja seperti yang dilihatkan dalam dalam tabel berikut.
Tabel 10. Korelasi Berganda
Model Summary .932a .868 .861 1.443 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), I klim kerja, Pengawasan
Analisis korelasi berganda menghasilkan koefisien korelasi (variabel pengawasan dan iklim kerja secara bersama sama terhadap produktivitas kerja sangat kuat sehingga dapat dijadikan alasan untuk menarik kesimpulan.
Koefisien determinasi (R2) diperoleh
dari kuadrat koefisien korelasi yaitu sebesar (0,932)2 = 0,868. Hal ini menunjukkan
bahwa sekitar 84,8% variasi yang terjadi pada variabel Y dapat dijelaskan oleh variasi variabel X1 dan X2 melalui persamaan regresi
Y
ˆ
= 4,262+ 0,458X1 + 0,615X2 +e.Dari hasil perhitungan statistik analisis menunjukkan bahwa 86,8% produktivitas kerja dapat dijelaskan oleh variabel Pengawasan dan iklim kerja secara bersama-sama hal ini dapat ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi ganda sebesar 0,932 melalui persamaan regresi
Y
ˆ
= 4,262+ 0,458X1 + 0,615X2 +e dengan nilai sig sebesar 0,000. Temuan penelitian ini menunjukkan variabel Pengawasan dan iklim kerja secara bersama-sama juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja pegawai. Dari persaman regresiY
ˆ
= 4,262+ 0,458X1+ 0,615X2 +e terlihat bahwa variabel
pengawasan yang dapat memberikan pengaruh yang lebih besar dari variabel iklim kerja dalam meningkatkan produktivitas kerja . Pengawasan sangat perlu diperhatikan oleh manajemen lembaga karena dengan adanya pengawasan yang dilakukan secara terus menerus bagi para pegawai tentunya pegawai akan bekerja dengan hati hati.. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi untuk variabel iklim kerja sebesar 0,458 yang lebih besar dari nilai koefisien regrsi variabel motivasi kerja sebesar 0,615.
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis nol (H0)
yang diajukan ditolak atau diterima pada tingkat signifikansi tertentu. Selanjutnya, dilakukan analisis regresi dan korelasi sederhana dan ganda, serta korelasi parsial. Dalam penelitian ini, yang ingin diperoleh adalah seberapa besar kekuatan korelasi atau yang terjadi antara kedua variabel bebas dengan satu variabel terikat, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dengan dikontrol oleh varaibel lain atau tidak. Pengujian hipotesis statistik untuk hipotesis pertama dan kedua dilakukan dengan Uji t, sedangkan hipotesis ketiga dilakukan dengan
Uji F.
1. Pengaruh Pengawasan terhadap Produktivitas kerja
Hipotesis pertama yang diujikan adalah: Ho : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh
Pengawasan terhadap Produktivitas kerja H1 : β1 ≠ 0 Terdapat Pengaruh
Pengawasan terhadap Produktivitas kerja
Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji t dimana apabila nilai sig – t < 0,05 artinya terdapat pengaruh antara variable X terhadap Y, sedangkan apabila nilai sig – t > 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh antara variable X terhadap Y. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 11. Uji X
1terhadap Y
Coeffi cientsa 14.767 5.301 2.786 .008 .838 .068 .900 12.358 .000 (Constant) Pengawasan Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.Dependent Variable: Produkt iv it as kerja a.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai t untuk variabel pengawasan adalah 12,358 dan taraf signifikansi sebesar 0.000. Dari nilai taraf signifikansi tersebut berarti < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja .
Kedua variabel di atas juga akan diuji dengan korelasi parsial dengan dikontrol iklim kerja apakah juga masih mempunyai pengaruh atau tidak.
Dari pengujian pengaruh variabel Pengawasan terhadap produktivitas kerja
dikontrol oleh variabel iklim kerja ternyata perhitungan korelasi parsial dengan menggunakan program SPSS dihasilkan koefisien korelasi secara parsial antara pengawasan (X1) terhadap produktivitas
kerja (Y) yang dikontrol variabel iklim kerja didapat nilai sebesar 0,5704 dengan nilai probabilitasnya = 0,000. Karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari α (0,05) maka variabel X1 tetap berpengaruh walaupun
dikontrol oleh variabel X2 .
2. Pengaruh Iklim kerja Terhadap Produktivitas kerja
Hipotesis kedua yang diujikan adalah:
Ho : β2 =
0 Tidak terdapat pengaruh Iklim kerja terhadap Produktivitas kerja
H1 : β2 ≠
0 Terdapat Pengaruh Iklim kerja terhadap Produktivitas kerja
Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji t dimana apabila nilai sig – t < 0,05 artinya terdapat pengaruh antara variable X terhadap Y, sedangkan apabila nilai sig – t > 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh antara variable X terhadap Y. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 12. Uji X
2terhadap Y
Coeffi ci entsa 11.806 7.553 1.563 .127 .163 .095 .897 12.188 .000 (Constant) Iklim kerja Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.Dependent Variable: Produktiv itas kerja a.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai t untuk variabel iklim kerja adalah 12,188 dan taraf signifikansi sebesar 0.000. Dari nilai taraf signifikansi tersebut berarti < 0.05 sehingga terdapat pengaruh iklim kerja terhadap produktivitas kerja. Kedua variabel di atas juga diuji dengan korelasi parsial dengan dikontrol pengawasan apakah juga masih mempunyai pengaruh atau tidak.
Dari pengujian pengaruh variabel iklim kerja terhadap produktivitas kerja dikontrol oleh variabel pengawasan ternyata perhitungan korelasi parsial dengan menggunakan program SPSS ( lampiran 8), dihasilkan koefisien korelasi secara parsial antara iklim kerja (X2)
terhadap produktivitas kerja (Y) yang dikontrol variabel motivasi kerja didapat nilai sebesar 0,5568 dengan nilai probabilitasnya = 0,000. Karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari α (0,05) maka variabel X2 tetap berpengaruh walaupun
dikontrol oleh variabel X1.
3. Pengaruh Iklim kerja dan Produktivitas kerja Secara Bersama sama terhadap Pengawasan
Hipotesis yang akan diujikan adalah: Ho : β1 = β2 = 0
H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0
Ho : Tidak terdapat pengaruh Pengawasan dan iklim kerja terhadap produktivitas kerja
H1 : Terdapat pengaruh
Pengawasan dan iklim kerja terhadap produktivitas kerja
Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi berganda. apabila nilai sig – F < 0,05 artinya terdapat pengaruh antara variable X1 dan X2 terhadap
Y, sedangkan apabila nilai sig – F > 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh antara variable X1 dan X2 terhadap Y. Hasil
pengujian tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 13. Uji X
1dan X
2terhadap Y
ANOVAb 480.837 2 240.418 115.469 .000a 72.874 35 2.082 553.711 37 Regression Residual Total Model 1 Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Pr edictors: (Const ant), Iklim kerja, Pengawasan a.
Dependent Variable: Produktiv itas ker ja b.
Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang
ditunjukkan oleh tabel 22 di atas diperoleh F hitung
sebesar 115,469 dan nilai sig. 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05) artinya terdapat pengaruh Pengawasan dan iklim kerja secar bersama sama terhadap produktivitas kerja .
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab IV sebelumnya, baik melalui analisis statistik deskriptif maupun analisis statistik inferensial, serta temuan-temuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengawasan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Selatan sebesar 80,9%.
2. Iklim kerja mempunyai pengaruhi yang siginifikan
terhadap produktivitas kerja pegawai Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Selatan sebesar 80,5%.
3. Pengawasan dan Iklim kerja secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Selatan sebesar 86,8%.
B. Implikasi
Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa ketiga hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu pengawasan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai, iklim kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai dan pengawasan dan iklim kerja secara bersama sama berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai.
Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja dapat dilakukan dengan peningkatan pengawasan dan iklim kerja. Berikut ini dikemukakan bebarapa upaya peningkatan
pengawasan dan iklim kerja yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas kerja tersebut ;
1. Pengawasan pegawai perlu ditingkatkan seperti
Penetapan standar pelaksanaan kerja yang jelas, Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan dan Pengambilan tindakan koreksi karena dengan itu semua akan memperkecil tingkat kesalahan yang terjadi dalam tugas para pegawai.
2. Disamping memberi pengawasan yang cukup
reliabel, juga iklim kerja bagi para pegawai perlu ditingkatkan seperti menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, kondusif, bersih serta hubungan yang baik antar pegawai dalam bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi.1993, Metode Penelitian dan
Statistika.: Dunia Pustaka Jaya. Jakarta
Ambar Teguh Sulistiani dan Rosidah ,2003. Pemimpin
dan Kepemimpinan., Raja Grafindo Persada. Jakarta
Davis and Newstroom 2001. Personnel Management.
McGraw-Hill.Singapore
Faustino Cardoso Gomes, 2003, Manajemen Sumber
daya Manusia ; Andi Yogyakarta
Flippo, Edwin B. (1997). Manajemen Personalia.
Jakarta: Erlangga
Handoko, T. Hani. 1995. Manajemen Personalia dan
Sumber Daya Manusia. BPFE Yogyakarta
Iqbal Hasan, Statistik Inferrensial, 2000, Bumi Aksara
.Jakarta.
J. Raviyanto, dkk 1988. Manajemen Sumber Daya
Manusia. : Bumi Aksara. Jakarta
Kosasih, T.S. 1998. Manajemen Pemerintahan Dalam
Sistem dan Struktur Administrasi Negara
Baru, Idola Remaja, Do’a Ibu, Bandung
Koswara, E. 2001. Perkembangan Desentralisasi dan
Otonomi Daerah.: Badan Diklat Departemen Dalam Negeri. Jakarta
Mardiasmo. 2000. Otonomi dan Manajemen Keuangan
Daerah. Jogjakarta: Andi Jogja
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, CV Alpabeta
Bandung.
Siagian Sondang P., 2002. Organisasi Kepemimpinan
dan Prilaku Administrasi. Gunung Agung, Jakarta.