HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah
Unilever didirikan secara resmi pada tanggal 1 januari 1930 dan merupakan paduan antara " margarine union" dari negeri belanda dan "Lever Brothers" dari inggris.
Di indonesia, Unilever didirikan pada tanggal 5 Desember 1935 dengan nama Lever's Zeepfabrieken N.V. dengan akte Mr. A.H. Van Ophuijsen No.23, notaries di Batavia, yang disahkan oleh Gouverneur General Van Nederlandsch-Indie dengan keputusan no. 14 tanggal 16 desember 1935.
pada tahun 1942, jepang masuk di indonesia dan kegiatan Unilever berhenti. Dan mulai beroperasi kembali setelah perang dunia II. Pada tahun 1964 unilever berada di bawah pengawasan pemerintah indonesia. Dan mulai pemerintahan Orde baru tahun 1966, orang asing diperbolehkan memiliki perusahaannya kembali. Tahun 1967, Unilever diijinkan melanjutkan operasinya di Indonesia. Kemudian Pada tahun 1980, Unilever go internasional.
Nama perseroan resmi diubah menjadi Pt. Unilever Indonesia tanggal 22 Juli 1980 Sejak didirikan di Indonesia, Unilever telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk kategori Foods dan Ice Cream, Home dan Personal Care. Rangkaian produknya mencakup brand-brand ternama dan disukai di dunia, seperti Pepsodent, Pond’s,Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso,Molto, Sunlight, Wall’s, Blue Band, Royco, Bango dan lain-lain.
Saham Unilever pertama kali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dimana Unilever menawarkan secara umum kepada investor indonesia untuk memperoleh sampai 15% dari modal saham unilever dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari 1982.
Pada akhir tahun 2008, saham Perseroan menempati peringkat ketiga kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Perseroan memiliki dua anak perusahaan : PT Anugrah Lever, kepemilikan Perseroan sebesar 100%, PT Technopia Lever, kepemilikan Perseroan sebesar 51%, bergerak di bidang distribusi, ekspor, dan impor produk dengan merek Domestos Nomos. Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas Perseroan. Unilever memberikan prioritas pada karyawan dalam pengembangan profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan berkontribusi pada perusahaan. Unilever memiliki lebih dari 3.300 karyawan tersebar di seluruh Indonesia.
Unilever memiliki delapan pabrik utama di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat dan Rungkut Surabaya Jawa Timur, dengan kantor pusat di Jakarta. Produk-produk Perseroan berjumlah sekitar 30 brand utama, dan dipasarkan melalui jaringan yang melibatkan sekitar 400 distributor yang menjangkau ratusan ribu toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk-produk tersebut didistribusikan melalui pusat distribusi, gudang, depot dan fasilitas distribusi lainnya.
Untuk produk Sunsilk sendiri Di Indonesia, Sunsilk diluncurkan pada tahun 1952, sebagai salah satu merek tertua Unilever Indonesia. Sejarah singkat dan tahun-tahun penting merek Sunsilk ini adalah:
Tahun 1952
Diluncurkan untuk pertama kalinya di pasar Indonesia (dalam botol kaca).
Tahun 1970
Sunsilk diluncurkan kembali dengan menggunakan botol rancangan Internasional dan pada saat yang sama varian kedua “lemon” diluncurkan.
Tahun 1975
Sunsilk hitam – shampo hitam pertama yang diperkenalkan di pasar dan kemudian menjadi varian tulang punggung merek ini.
Pendekatan bahan ganda (yaitu varian minyak kelapa dan mawar) diperkenalkan di pasar.
Tahun 1997
Peluncuran kembali jajaran produk (5 varian) dengan menggunakan pendekatan varian ganda dan juga bentuk botol baru.
Tahun 1999
Peluncuran kembali deretan dengan menggunakan Fruitamin sebagai pendekatan baru teknologi ilmu alam (Proyek Apolo).
Tahun 2001
Peluncuran kembali jajaran produk dengan menggunakan bahan bergizi sebagai pendekatan teknologi baru (Proyek Voyager).
Tahun 2003
Peluncuran kembali deretan dengan menggunakan bentuk botol baru (Proyek Merkuri).
Tahun 2006
Peluncuran kembali jajaran produk dengan rancangan permukaan baru (Proyek Aurous). Selama bertahun-tahun, Sunsilk terus menghebohkan pasar dengan adanya varian inovatif yang terpisah dari varian inti yaitu Silky Straight, Weighty & Smooth dan Colour Lock. Peluncuran varian modern ini dimaksudkan untuk menampilkan keakhlian dan citra modern Sunsilk.
4.1.2 Visi dan Misi Unilever 4.1.2.1 Visi Unilever
Visi yang ingin dicapai oleh unilever adalah ” Sebagai pilihan utama bagi konsumen, pelanggan dan masyarakat ”
Visi Sunsilk adalah ” Sunsilk ingin dilihat sebagai merek yang mengetahui apa yang dirasakan wanita, apa yang mereka perlukan dan bagaimana berbicara dengan mereka “.
4.1.2.2 Misi Unilever
Misi Unilever adalah ” Menambah vitalitas dalam kehidupan, memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawatan sehari-hari dengan produk-produk yang membantu para konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik, dan menikmati hidup ”.
Misi Sunsilk adalah ” mengerti aspirasi perempuan dari berbagai kalangan dan golongan ”
4.1.3 Nilai – Nilai Organisasi dan Penghargaan yang Diperoleh Unilever 4.1.3.1 Nilai – nilai Unilever
Nilai-nilai Unilever yaitu :
• Fokus pada pelanggan, konsumen dan masyarakat • Kerja sama
• Integritas
• Mewujudkan sesuatu terjadi • Berbagi kebahagiaan • Kesempurnaan
4.1.3.2 Penghargaan yang Diperoleh Unilever
Penghargaan yang diperoleh Unilever yaitu :
1. The Asian Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) 2008
Unilever Indonesia mendapat penghargaan sebagai perusahaan Indonesia yang paling diminati di Asia dan memenangkan keseluruhan kategori.
2. International Stevie Award 2008
Finalis untuk kategori Program Kepedulian Sosial Terbaik / CSR Terbaik dalam International Business Awards (IBA) 2008 dengan Program Pengembangan Petani Kedelai Hitam.
Program Inovasi Pendidikan Unilever Indonesia sebagai salah satu pemenang World Energy Globe Award. Program ini mendapat kehormatan sebagai pemenang nasional untuk Indonesia.
4. The Indonesia Best Brand (IBBA) Award 2008
Sebelas produk Unilever Indonesia menerima Indonesia Best Brand Awards 2008. Sunlight, Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Sunsilk, Pond’s, Rinso, Citra, dan Molto menerima IBBA platinum. Pond’s face moisturizer menerima golden IBBA dan Bango mendapat IBBA untuk pertama kali.
5. Hero Award
Unilever Indonesia menerima tiga penghargaan untuk kategori: Pilihan Terbaik Konsumen (Pepsodent), Pertumbuhan Penjualan Terbaik (Sunsilk), dan Produk Terbaik (Pond’s).
6. Ing Griya Award
Unilever Indonesia menempati peringkat teratas pada kategori Website Terbaik, Majalah Internal Perusahaan Terbaik, Laporan Tahunan Terbaik, dan Poster Terbaik. 7. Cakram Award
Unilever Indonesia memenangkan kategori Kampanye Non-Komersial Terbaik untuk Program Unilever Jakarta Green & Clean.
8. Zero Accident Award
Unilever Indonesia menerima penghargaan dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk Kecelakaan Nihil dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
9. The Dream Team Championship Award
Tim Marketing kecap Bango Unilever Indonesia memenangkan Marketing Dream Team Championship yang diselenggarakan oleh majalah SWA, bekerja sama dengan Indonesian Marketing Associations dan MarkPlus&Co.
10. Indonesia Best Packaging Award 2008
Rinso Anti Noda, Dove Shampo Daily Therapy, Citra Bengkoang White Milk Bath, Close Up Active Gel Crystal Frost, dan Citra Lasting White Extra Bubuk Mutiara Cina adalah pemenang Indonesia Best Packaging Award 2008 berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Marketing Extra Magazine.
4.2 Struktur Organisasi
4.3 Profil Responden
Di dalam penelitian ini, profil responden digunakan untuk mengetahui karakteristik-karakteristik dari pengguna shampo Sunsilk dan Pantene yang terpilih menjadi responden. Penggolongan konsumen dibedakan berdasarkan Usia, pekerjaan dan tingkat pengeluaran. Berikut hasil penggolongan responden tersebut :
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Presentase
15 – 19 tahun 9 9% 20 – 24 tahun 31 31% 25 – 29 tahun 24 24% 30 – 34 tahun 21 21% 35 – 39 tahun 12 12% 40 – 44 tahun 3 3%
Sumber : Kuesioner Responden
Berdasarkan data diatas dapat diketahui, bahwa responden yang memiliki usia 20–24 tahun merupakan jumlah responden terbanyak dalam penelitian ini yaitu sebanyak 31 Orang (31%), dan jumlah Responden paling sedikit dalam penelitian ini adalah Usia 40–44 tahun yaitu sebanyak 3 Orang. Lebih Jelasnya dapat di gambarkan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Sumber : kuesioner Responden
Berdasarkan data diatas dapat diketahui, bahwa responden yang memiliki pekerjaan sebagai Pegawai merupakan jumlah responden terbanyak dalam penelitian ini yaitu sebanyak 32 Orang (32%), dan jumlah Responden paling sedikit dalam penelitian ini adalah responden yang memiliki pekerjaan sebagai Pelajar, yaitu sebanyak 12 Orang (12%). Lebih Jelasnya dapat di gambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.2 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Perbulan
Pekerjaan Frekuensi Presentase
Pelajar 12 12%
Mahasiswi 14 14%
Pegawai 32 32%
Wiraswasta 17 17%
Ibu Rumah Tangga 25 25%
Usia Frekuensi Presentase
100 – 500 Ribu 22 22%
Sumber : Kuesioner Responden
Berdasarkan data diatas dapat diketahui, bahwa responden yang memiliki tingkat pengeluaran perbulan Diatas Rp500.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,- perbulan merupakan jumlah responden terbanyak dalam penelitian ini yaitu sebanyak 37 Orang (37%), dan jumlah Responden paling sedikit dalam penelitian ini adalah responden yang memiliki tingkat pengeluaran Rp 2.000.000,- sampai dengan Rp 2.500.000,- perbulan, yaitu sebanyak 4 Orang (4%). Lebih Jelasnya dapat di gambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.3 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran perbulan 4.4 Transformasi Data
Keterangan :
X = Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian shampo X1 = Faktor Budaya
X2 = Faktor Pribadi
X3 = Faktor Sosial
X4 = Faktor Psikologi
Y = Keputusan Pembelian Shampo
> 1 – 1,5 Juta 16 16%
> 1,5 – 2 Juta 10 10%
> 2 – 2,5 Juta 4 4%
Z = Persaingan dalam benak konsumen
Data yang di dapat dari hasil kuesioner merupakan data berskala Ordinal, sehingga sebelum data dianalisis lebih lanjut, data tersebut harus diubah menjadi data berskala interval . Untuk variabel X1, X2, X3, X4, Y, Z Data yang berskala Ordinal diubah menjadi data
berskala Interval dengan menggunakan software Minitab dengan rumus :
Pertanyaan 1 sampai dengan pertanyaan 3 merupakan pertanyaan yang mengukur variabel X1, Pertanyaan 4 sampai dengan pertanyaan 7 merupakan pertanyaan yang
mengukur variabel X2, Pertanyaan 8 sampai dengan pertanyaan 12 merupakan pertanyaan
yang mengukur variabel X3, Pertanyaan 13 sampai dengan pertanyaan 18 merupakan
pertanyaan yang mengukur variabel X4, pertanyaan 19 sampai dengan pertanyaan 27
merupakan pertanyaan yang mengukur variabel Y, pertanyaan 28 sampai dengan pertanyaan 39 merupakan pertanyaan yang mengukur variabel Z.
Pertanyaan 1 sampai dengan pertanyaan 39 memiliki lima option jawaban pertanyaan dengan bobot yaitu 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS), 2 untuk Tidak Setuju (TS), 3 untuk Netral (N), 4 untuk Setuju (S), dan 5 untuk Sangat Setuju (SS).
Setelah dilakukan transformasi data dari ordinal ke interval hasil dari program Minitab terhadap jawaban dari pertanyaan variabel X1, X2, X3, X4, Y, Z. Di dapat nilai baru
dari data sebagai berikut :
Tabel 4.4 Nilai Baru Setelah Transformasi Variabel X1
Pertanyaan 1 - 3
Skala Ordinal Skala Interval
1 1 2 1.80645
3 2.62701 4 3.50285 5 4.59595
Sumber : Olahan hasil minitab
Tabel 4.5 Nilai Baru Setelah Transformasi Variabel X2
Pertanyaan 4 - 7
Skala Ordinal Skala Interval
1 1
2 1.80947 3 2.59249 4 3.46829 5 4.56953
Sumber : Olahan hasil minitab
Tabel 4.6 Nilai Baru Setelah Transformasi Variabel X3
Pertanyaan 8 - 12
Skala Ordinal Skala Interval
1 1 2 1.6839 3 2.57275 4 3.5503 5 4.72442
Tabel 4.7 Nilai Baru Setelah Transformasi Variabel X4
Pertanyaan 13 - 18
Skala Ordinal Skala Interval
1 1 2 1.75891 3 2.70143 4 3.74103 5 4.92855
Sumber : Olahan hasil minitab
Tabel 4.8 Nilai Baru Setelah Transformasi Variabel Y
Pertanyaan 19 - 27
Skala Ordinal Skala Interval
1 1 2 1.93227 3 2.75291 4 3.77709 5 5.07902
Sumber : Olahan hasil minitab
Tabel 4.9 Nilai Baru Setelah Transformasi Variabel Z
Pertanyaan 28 – 39 Skala Ordinal Skala Interval
2 1 2.5 1.83865
3.5 3.26923 4 3.86868 4.5 4.58584
5 5.4442
Sumber : Olahan hasil minitab
4.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Semua data yang sudah berubah menjadi data berskala interval akan diuji Validitas serta reliabilitasnya sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian yang berupa pertanyaan kuesioner dapat di pertanggungjawabkan.
Uji validitas menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df = n-2 (98). t tabel = 1.66 r tabel = 1.65.
Syarat uji validitas yaitu :
Jika r hitung > r tabel (1.65), maka pertanyaan dinyatakan valid.
Jika r hitung < r tabel (1.65), maka pertanyaan dinyatakan tidak valid dan harus dibuang. Syarat uji reliabilitas yaitu :
Jika tingkat cronbach alpHa > 0.6 maka variabel dinyatakan reliabel.
Jika tingkat cronbach alpHa < 0,6 maka variabel dinyatakan tidak reliabel dan tidak dapat dilanjutkan ke uji normalitas.
Tabel 4.10 Validitas Variabel X1
Sumber : Olahan Output SPSS
Pertanyaan r hitung keterangan
1 0.3713 Valid 2 0.5360 Valid 3 0.3958 Valid
Nilai cronbach alpHa = 0.6217 > 0.6 maka variabel X1 dinyatakan reliabel. Jadi untuk
variabel X1, data hasil kuesioner yang akan dipergunakan untuk proses analisis selanjutnya
adalah data jawaban atas pertanyaan 1,2 dan 3.
Tabel 4.11 Validitas Variabel X2
Sumber : Olahan Output SPSS
Nilai cronbach alpHa = 0.8175 > 0.6 maka variabel X2 dinyatakan reliabel. Jadi untuk variabel X2, data hasil kuesioner yang akan dipergunakan untuk proses analisis selanjutnya adalah data jawaban atas pertanyaan 4,5,6 dan 7.
Tabel 4.12 Validitas Variabel X3 Pertanyaan r hitung keterangan
8 0.6150 Valid 9 0.6129 Valid 10 0.3201 Valid 11 0.5398 Valid 12 0.5447 Valid
Sumber : Olahan Output SPSS
Nilai cronbach alpHa = 0.7586 > 0.6 maka variabel X3 dinyatakan reliabel. Jadi untuk
variabel X3, data hasil kuesioner yang akan dipergunakan untuk proses analisis selanjutnya
adalah data jawaban atas pertanyaan 8,9,10,11 dan 12.
Tabel 4.13 Validitas Variabel X4
Pertanyaan r hitung keterangan
4 0.7005 Valid 5 0.7386 Valid 6 0.4371 Valid 7 0.7099 Valid
Pertanyaan r hitung Keterangan 13 0.5435 Valid 14 0.5297 Valid 15 0.5438 Valid 16 0.4809 Valid 17 0.5740 Valid 18 0.4484 Valid
Sumber : Olahan Output SPSS
Nilai cronbach alpHa = 0.7715 > 0.6 maka variabel X4 dinyatakan reliabel. Jadi untuk
variabel X4, data hasil kuesioner yang akan dipergunakan untuk proses analisis selanjutnya
adalah data jawaban atas pertanyaan 13,14,15,16,17 dan 18.
Tabel 4.14 Validitas Variabel Y
Pertanyaan r hitung keterangan
19 0.4663 Valid 20 0.4475 Valid 21 0.4780 Valid 22 0.5846 Valid 23 0.5009 Valid 24 0.4379 Valid 25 0.3526 Valid 26 0.6146 Valid 27 0.5997 Valid
Nilai cronbach alpHa = 0.8023 > 0.6 maka variabel Y dinyatakan reliabel. Jadi untuk variabel Y, data hasil kuesioner yang akan dipergunakan untuk proses analisis selanjutnya adalah data jawaban atas pertanyaan 19,20,21,22,23,24,25,26 dan 27.
Tabel 4.15 Validitas Variabel Z
Pertanyaan r hitung keterangan
28 0.6157 Valid 29 0.6974 Valid 30 0.6926 Valid 31 0.6794 Valid 32 0.7833 Valid 33 0.5705 Valid 34 0.6834 Valid 35 0.7778 Valid 36 0.7098 Valid 37 0.6110 Valid 38 0.7299 Valid 39 0.5639 Valid
Sumber : Olahan Output SPSS
Nilai cronbach alpHa = 0.9222 > 0.6 maka variabel Y dinyatakan reliabel. Jadi untuk variabel Y, data hasil kuesioner yang akan dipergunakan untuk proses analisis selanjutnya adalah data jawaban atas pertanyaan 28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38 dan 39.
4.6 Uji Normalitas Data
Dalam metode penelitian analisis jalur, data harus berdistribusi normal, maka dalam penelitian ini akan dilakukan uji normalitas pada data hasil kuesioner variabel X1, X2, X3, X4,
1. Uji normalitas variabel X1
Tabel 4.16 Test of Normality variabel Faktor Pribadi Tests of Normality
.087 100 .057 .963 100 .007
VAR.X1
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correction a.
Sumber : Output SPSS
Syarat uji normalitas :
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
Analisa :
Variabel X1 memiliki Sig = 0,057 ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X1
dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
Distribusi sebaran data dapat dilihat dibawah ini (Gambar 4.4):
Normal Q-Q Plot of VAR.X1
Observed Value 14 12 10 8 6 4 Expected Normal 2 1 0 -1 -2 -3 Sumber : Output SPSS
2. Uji normalitas variabel X2
Tabel 4.17 Test of Normality variabel Faktor Budaya Tests of Normality
.075 100 .182 .969 100 .019
VAR.X2
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correction a.
Sumber : Output SPSS
Syarat uji normalitas :
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
Analisa :
Variabel X1 memiliki Sig = 0,182 ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X2
dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
Distribusi sebaran data dapat dilihat dibawah ini (Gambar 4.5):
Normal Q-Q Plot of VAR.X2
Observed Value 20 18 16 14 12 10 8 6 Expected Normal 2 1 0 -1 -2 -3 Sumber : Output SPSS
3. Uji normalitas variabel X3
Tabel 4.18 Test of Normality variabel Faktor Sosial Tests of Normality
.084 100 .082 .975 100 .053
VAR.X3
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correction a.
Sumber : Output SPSS
Syarat uji normalitas :
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
Analisa :
Variabel X1 memiliki Sig = 0,082 ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X3
dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
Distribusi sebaran data dapat dilihat dibawah ini (Gambar 4.6):
Normal Q-Q Plot of VAR.X3
Observed Value 26 24 22 20 18 16 14 12 10 Expected Normal 2 1 0 -1 -2 -3 Sumber : Output SPSS
4. Uji normalitas variabel X4
Tabel 4.19 Test of Normality variabel Faktor Psikologi Tests of Normality
.069 100 .200* .980 100 .126
VAR.X4
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true significance. *.
Lilliefors Significance Correction a.
Sumber : Output SPSS
Syarat uji normalitas :
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
Analisa :
Variabel X1 memiliki Sig = 0,2 ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X4
dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
Distribusi sebaran data dapat dilihat dibawah ini (Gambar 4.7):
Normal Q-Q Plot of VAR.X4
Observed Value 40 30 20 10 Expected Normal 3 2 1 0 -1 -2 -3 Sumber : Output SPSS
5. Uji normalitas variabel Y
Tabel 4.20 Test of Normality variabel Keputusan pembelian shampo Tests of Normality
.087 100 .057 .975 100 .056
VAR.Y
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correction a.
Sumber : Output SPSS
Syarat uji normalitas :
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
Analisa :
Variabel X1 memiliki Sig = 0,057 ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal, sehingga variabel Y
dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
Distribusi sebaran data dapat dilihat dibawah ini (Gambar 4.8):
Normal Q-Q Plot of VAR.Y
Observed Value 50 40 30 20 10 Expected Normal 3 2 1 0 -1 -2 -3 Sumber : Output SPSS
6. Uji normalitas variabel Z
Tabel 4.21 Test of Normality variabel Persaingan dalam benak konsumen Tests of Normality
.083 100 .085 .978 100 .088
VAR.Z
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correction a.
Sumber : Output SPSS
Syarat uji normalitas :
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
Analisa :
Variabel X1 memiliki Sig = 0,085 ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X3
dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
Distribusi sebaran data dapat dilihat dibawah ini (Gambar 4.9):
Normal Q-Q Plot of VAR.Z
Observed Value 60 50 40 30 20 10 Expected Normal 3 2 1 0 -1 -2 -3 Sumber : Output SPSS
4.7 Analisa Pengaruh Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan pembelian shampo
terhadap Keputusan pembelian shampo dan Dampaknya pada Persaingan dalam benak konsumen
Sebelum melakukan analisis, akan ditampilkan terlebih dahulu struktur hubungan kausal antar variabel Faktor-faktor yang mendorong keputusan pembelian shampo (X) Æ Faktor budaya (X1), pribadi (X2), sosial(X3) dan Psikologi(X4), Keputusan pembelian shampo
(Y), dan Persaingan dalam benak konsumen (Z).
Gambar 4.10 Struktur Hubungan X1, X2, X3 Y dan Z Secara Lengkap 4.7.1 Analisis Jalur Sub-Struktur 1
Dalam analisis pengaruh faktor Budaya (X1), faktor Pribadi (X2), faktor sosial(X3), faktor
psikologi (X4), terhadap Keputusan pembelian shampo (Y) akan digambarkan dalam sebuah
model yang selanjutnya akan disebut dengan struktur 1. Adapun gambar dari sub-struktur tersebut sebagai berikut:
Gambar 4.11 Sub – struktur 1
Kemudian untuk melihat hubungan X1, X2 ,X3, dan X4 terhadap Y dapat dibantu dengan
menggunakan program SPSS yang menghasilkan output sebagai berikut:
Tabel 4.22 Korelasi Pearson X1, X2, X3, X4 dan Y Correlations 1.000 .133 .462 .261 .628 .133 1.000 .122 .089 .101 .462 .122 1.000 .747 .507 .261 .089 .747 1.000 .541 .628 .101 .507 .541 1.000 . .093 .000 .004 .000 .093 . .113 .189 .159 .000 .113 . .000 .000 .004 .189 .000 . .000 .000 .159 .000 .000 . 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Y X1 X2 X3 X4 Y X1 X2 X3 X4 Y X1 X2 X3 X4 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Y X1 X2 X3 X4 Sumber : Output SPSS
Tabel 4.23 Anova Sub–structur 1 ANOVAb 1172.164 4 293.041 23.364 .000a 1191.513 95 12.542 2363.677 99 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3 a.
Dependent Variable: Y b.
Sumber : Output SPSS
Tabel 4.24 Coefficients sub-struktur 1
Coefficientsa 11.829 2.742 4.314 .000 .121 .168 .053 .716 .476 .749 .185 .454 4.055 .000 -.632 .173 -.418 -3.654 .000 .801 .114 .618 7.009 .000 (Constant) X1 X2 X3 X4 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: Y a. Sumber : Output SPSS
Tabel 4.25 Model Summary sub-struktur 1
Sumber : Output SPSS
• Uji korelasi pearson
1. Korelasi antara variabel faktor budaya (X1) dengan faktor pribadi (X2)
Korelasi Variabel X1 dan X2 = 0,122 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut
Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel X1 dan X2 Ha : Ada hubungan yang Signifikan antara variabel X1 dan X2 Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Keputusan
Sig = 0,113 yang artinya lebih besar dari 0,05 maka Ho Diterima dan Ha ditolak
Kesimpulan :
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara hubungan Faktor Budaya (X1) dan Faktor Pribadi (X2) tidak memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat sangat rendah dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Faktor Budaya (X1) naik maka nilai variabel Faktor Pribadi (X2) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Faktor Budaya (X1) turun maka nilai variabel Faktor Pribadi (X2) juga akan turun. Dimana pengaruh tersebut tergolong sangat rendah karena nilai korelasinya 0,122.
2. Korelasi antara variabel faktor Pribadi (X2) dengan Faktor Sosial (X3)
Korelasi Variabel X2 dan X3 = 0,747 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut
bersifat kuat dan searah.
Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel X2 dan X3 Ha : Ada hubungan yang Signifikan antara variabel X2 dan X3 Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Keputusan
Sig = 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka Ho Ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan :
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara hubungan Faktor Pribadi (X2) dan Faktor Sosial (X3) memiliki hubungan yang nyata dan hubungan
keduanya bersifat kuat dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Faktor pribadi (X2) naik maka nilai variabel
Faktor sosial (X3) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Faktor
pribadi (X2) turun maka nilai variabel Faktor sosial (X3) juga akan turun. Dimana
pengaruh tersebut tergolong kuat karena nilai korelasinya 0,747. 3. Korelasi antara variabel faktor budaya (X1) dengan faktor sosial (X3)
Korelasi Variabel X1 dan X3 = 0,089 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut
bersifat sangat rendah dan searah.
Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel X1 dan X3
Ha : Ada hubungan yang Signifikan antara variabel X1 dan X3
Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Keputusan
Sig = 0,189 yang artinya lebih besar dari 0,05 maka Ho Diterima dan Ha ditolak
Kesimpulan :
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara hubungan Faktor Pribadi (X1) dan Faktor Sosial (X3) memiliki hubungan yang nyata dan hubungan
keduanya bersifat kuat dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Faktor budaya (X1) naik maka nilai variabel
Faktor sosial (X3) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Faktor
budaya (X1) turun maka nilai variabel Faktor sosial (X3) juga akan turun. Dimana
pengaruh tersebut tergolong sangat rendah karena nilai korelasinya 0,089. 4. Korelasi antara variabel faktor budaya (X1) dengan faktor psikologi (X4)
Korelasi Variabel X1 dan X4 = 0,101 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut
bersifat sangat rendah dan searah.
Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel X1 dan X4
Ha : Ada hubungan yang Signifikan antara variabel X1 dan X4
Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Keputusan
Sig = 0,159 yang artinya lebih besar dari 0,05 maka Ho Diterima dan Ha ditolak
Kesimpulan :
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara hubungan Faktor Pribadi (X1) dan Faktor psikologi (X4) memiliki hubungan yang nyata dan hubungan
keduanya bersifat kuat dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Faktor budaya (X1) naik maka nilai variabel
Faktor psikologi (X4) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Faktor
budaya (X1) turun maka nilai variabel Faktor psikologi (X4) juga akan turun. Dimana
pengaruh tersebut tergolong sangat rendah karena nilai korelasinya 0,101. 5. Korelasi antara variabel faktor pribadi (X2) dengan faktor psikologi (X4)
Korelasi Variabel X2 dan X4 = 0,507 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut
Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel X2 dan X4
Ha : Ada hubungan yang Signifikan antara variabel X2 dan X4
Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Keputusan
Sig = 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka Ho Ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan :
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara hubungan faktor Pribadi (X2) dan Faktor psikologi (X4) memiliki hubungan yang nyata dan hubungan
keduanya bersifat cukup kuat dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel faktor pribadi (X2) naik maka nilai
variabel faktor psikologi (X4) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai
variabel faktor pribadi (X2) turun maka nilai variabel faktor psikologi (X4) juga akan
turun. Dimana pengaruh tersebut tergolong cukup kuat karena nilai korelasinya 0,507.
6. Korelasi antara variabel faktor sosial (X3) dengan faktor psikologi (X4)
Korelasi Variabel X3 dan X4 = 0,541 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut
bersifat cukup kuat dan searah.
Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel X3 dan X4
Ha : Ada hubungan yang Signifikan antara variabel X3 dan X4
Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Keputusan
Sig = 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka Ho Ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan :
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara hubungan faktor sosial (X3) dan faktor psikologi (X4) memiliki hubungan yang nyata dan hubungan
keduanya bersifat cukup kuat dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel faktor sosial (X3) naik maka nilai
variabel Faktor psikologi (X4) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai
variabel Faktor sosial (X3) turun maka nilai variabel faktor psikologi (X4) juga akan
turun. Dimana pengaruh tersebut tergolong cukup kuat karena nilai korelasinya 0,541.
7. Korelasi antara variabel faktor budaya (X1) dengan keputusan pembelian shampo (Y) Korelasi Variabel X1 dan Y = 0,133 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut
bersifat sangat rendah dan searah.
Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel X1 dan Y Ha : Ada hubungan yang Signifikan antara variabel X1 dan Y Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Keputusan
Sig = 0,093 yang artinya lebih besar dari 0,05 maka Ho Diterima dan Ha ditolak
Kesimpulan :
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara hubungan faktor budaya (X1) dan keputusan pembelian shampo (Y) tidak memiliki hubungan yang
nyata dan hubungan keduanya bersifat sangat rendah dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel faktor budaya (X1) naik maka nilai variabel Keputusan pembelian shampo (Y) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Faktor budaya (X1) turun maka nilai variabel keputusan pembelian shampo (Y) juga akan turun. Dimana pengaruh tersebut tergolong sangat rendah karena nilai korelasinya 0,133.
8. Korelasi antara variabel faktor pribadi (X2) dengan keputusan pembelian shampo (Y) Korelasi Variabel X2 dan Y = 0,462 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut
bersifat cukup kuat dan searah.
Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel X2 dan Y
Ha : Ada hubungan yang Signifikan antara variabel X2 dan Y
Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Keputusan
Sig = 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka Ho Ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan :
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara hubungan faktor pribadi (X2) dan keputusan pembelian shampo (Y) memiliki hubungan yang nyata
dan hubungan keduanya bersifat cukup kuat dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel faktor pribadi (X2) naik
maka nilai variabel keputusan pembelian shampo (Y) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel faktor pribadi (X2) turun maka nilai variabel keputusan
pembelian shampo (Y) juga akan turun. Dimana pengaruh tersebut tergolong cukup kuat karena nilai korelasinya 0,462.
9. Korelasi antara variabel faktor sosial (X3) dengan keputusan pembelian shampo (Y) Korelasi variabel X3 dan Y = 0,261 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut
bersifat rendah dan searah.
Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel X3 dan Y
Ha : Ada hubungan yang Signifikan antara variabel X3 dan Y
Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Keputusan
Sig = 0,04 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka Ho Ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan :
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara hubungan faktor sosial (X3) dan Keputusan pembelian shampo (Y) memiliki hubungan yang nyata dan
hubungan keduanya bersifat rendah dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel faktor sosial (X3) naik maka nilai
variabel keputusan pembelian shampo (Y) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel faktor sosial (X3) turun maka nilai variabel keputusan pembelian
shampo (Y) juga akan turun. Dimana pengaruh tersebut tergolong rendah karena nilai korelasinya 0,261.
10. Korelasi antara variabel faktor psikologi (X4) dengan keputusan pembelian shampo
(Y)
Korelasi Variabel X4 dan Y = 0,628 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut
bersifat kuat dan searah.
Hipotesis
Ha : Ada hubungan yang Signifikan antara variabel X4 dan Y
Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Keputusan
Sig = 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka Ho Ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan :
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara hubungan faktor psikologi (X4) dan keputusan pembelian shampo (Y) memiliki hubungan yang nyata
dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel faktor psikologi (X4) naik maka
nilai variabel keputusan pembelian shampo (Y) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Faktor psikologi (X4) turun maka nilai variabel
keputusan pembelian shampo (Y) juga akan turun. Dimana pengaruh tersebut tergolong kuat karena nilai korelasinya 0,628.
Tabel 4.26 Sifat Hubungan Korelasi X1,X2,X3,X4, dan Y
Hubungan Antara Korelasi Sifat Hubungan
X1 dengan X2 0.122 Sangat Rendah, Searah dan Tidak Signifikan X2 dengan X3 0.747 Kuat, Searah dan Signifikan
X1 dengan X3 0.089 Sangat Rendah, Searah dan Tidak Signifikan X1 dengan X4 0.101 Sangat Rendah, Searah dan Tidak Signifikan X2 dengan X4 0.507 Cukup Kuat, Searah, dan Signifikan
X3 dengan X4 0.541 Cukup Kuat, Searah, dan Signifikan
X1 dengan Y 0.133 Sangat Rendah, Searah dan Tidak Signifikan X2 dengan Y 0.462 Cukup Kuat, Searah, dan Signifikan
X3 dengan Y 0.261 Rendah, Searah, dan Signifikan X4 dengan Y 0.628 Kuat, Searah dan Signifikan
Sumber : Olahan Output SPSS
• Uji Linieritas
Sebelum melakukan analisis jalur pada variabel X1, X2, X3, X4 dan Y, harus diuji
linieritas hubungan antara kelima variabel tersebut. Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat pada tabel 4.23, yakni:
Hipotesis
Ho : Hubungan antara variabel bebas X1, X2, X3, dan X4 terhadap variabel terikat Y
bersifat tidak linier.
Ha : Hubungan antara variabel bebas X1, X2, X3, dan X4 terhadap variabel terikat Y
bersifat linier.
Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat Kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Keputusan
Sig = 0,000 (< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima
A. Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) antar variabel bebas X1, X2, X3, dan X4 dengan variabel terikat Y
Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.23 Hipotesis
Ho : Variabel X1, X2, X3, dan X4 tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap
variabel Y.
Ha : Variabel X1, X2, X3, dan X4 berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap
variabel Y.
Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan
Sig = 0,000 (<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X1, X2, X3, dan X4 berkontribusi secara
simultan dan signifikan terhadap variabel Y . Dan oleh sebab itu, pengujian secara individual dapat dilakukan atau dilanjutkan.
Besarnya pengaruh variabel X1, X2, X3, dan X4 secara simultan terhadap variabel Y dapat
diketahui dengan melihat nilai R square pada Tabel 4.26, dimana nilai adjusted R square = 0,475 = 47,5%. Jadi Variabel X1, X2, X3, dan X4 mempengaruhi variabel Y sebesar 47,5%
dan sisanya yaitu 52,5% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini. Sementara itu besarnya koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel yaitu :
Y (ρY) = √1-R2 = √1 - 0,475 = 0.525
B. Pengujian secara individual antara variabel X1 terhadap variabel Y
Pengujian secara individual dapat dilihat pada table coefficients, yakni: Hipotesis
Ho : Variabel X1 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y.
Ha : Variabel X1 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y.
Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan
Sig = 0,113 ≥0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X1 tidak berkontribusi secara signifikan
C. Pengujian secara individual antara variabel X2 terhadap variabel Y
Pengujian secara individual dapat dilihat pada table coefficients, yakni: Hipotesis
Ho : Variabel X2 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y.
Ha : Variabel X2 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y.
Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X2 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y.
D. Pengujian secara individual antara variabel X3 terhadap variabel Y
Pengujian secara individual dapat dilihat pada table coefficients, yakni: Hipotesis
Ho : Variabel X3 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y.
Ha : Variabel X3 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y.
Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan
Sig = 0,04 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X3 berkontribusi secara signifikan
terhadap variabel Y.
E. Pengujian secara individual antara variabel X4 terhadap variabel Y
Hipotesis
Ho : Variabel X4 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y.
Ha : Variabel X4 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y.
Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X4 berkontribusi secara signifikan
terhadap variabel Y.
Kemudian nilai koefisien jalur(beta) dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel 4.27 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur sub-struktur 1 Pengaruh antar Variabel Koefesien Jalur (beta) Nilai sig Hasil Pengujian Koefesien Determinasi Koefesien Variabel Lain (ρyε1) X1 terhadap Y X2 terhadap Y X3 terhadap Y X4 terhadap Y 0.053 0.454 -0.418 0.618 0.476 0.000 0.000 0.000 Ho Diterima Ho Ditolak Ho Ditolak Ho Ditolak 0.475 = 47.5% 0.52.5
Sumber : Olahan Output SPSS
Dari keterangan diatas maka didapat diagram jalur sub-struktur 1, namun disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data sehingga model sub-struktur1 menjadi:
Gambar 4.12 Sub-struktur 1 Beserta Koefesien Jalur
Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural sub-struktur 1: Y = ρX1YX1 + ρX2YX2 + ρX3YX3 + ρX4YX4 + ρyε1
Y = 0,053 X1 + 0,454 X2 – 0.418 + 0.618 + 0,525 ε1 dimana R square = 0,475 Dari persamaan structural sub-struktur 1 dapat diartikan bahwa:
• Keputusan pembelian shampo (Y) dipengaruhi faktor pribadi (X2), faktor sosial (X3)
dan faktor psikologi (X4) secara simultan sebesar 47,5% dan sisanya sebesar 52,5%
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
• Setiap peningkatan nilai faktor pribadi (X2) sebesar satu, maka Keputusan pembelian
shampo (Y) juga akan naik sebesar 0,454. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan faktor pribadi (X2) sebesar satu, maka Keputusan pembelian shampo (Y) juga akan
turun sebesar 0,454.
• Setiap peningkatan nilai faktor sosial (X3) sebesar satu, maka Keputusan pembelian
shampo (Y) juga akan turun sebesar 0,418. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan faktor sosial (X3) sebesar satu, maka Keputusan pembelian shampo (Y)
• Setiap peningkatan nilai faktor pribadi (X4) sebesar satu, maka Keputusan pembelian
shampo (Y) juga akan naik sebesar 0,618. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan faktor pribadi (X2) sebesar satu, maka Keputusan pembelian shampo (Y) juga akan
turun sebesar 0,618.
4.7.2 Analisis Jalur Sub-Struktur 2
Untuk menganalisis dampak keputusan pembelian shampo terhadap Persaingan dalam benak konsumen(Z), akan terlebih dahulu digambarkan sebuah sub-struktur yang akan disebut sebagai sub-struktur 2, yaitu :
Gambar 4.13 Sub–struktur 2.1
Kemudian untuk melihat hubungan Y terhadap Z dapat dibantu dengan menggunakan program SPSS yang menghasilkan output sebagai berikut:
Tabel 4.28 Korelasi Pearson Y dan Z Correlations 1.000 .726 .726 1.000 . .000 .000 . 100 100 100 100 VAR.Z VAR.Y VAR.Z VAR.Y VAR.Z VAR.Y Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N VAR.Z VAR.Y Sumber : Output SPSS
Tabel 4.29 Anova Sub-struktur 2 ANOVAb 3107.620 1 3107.620 109.414 .000a 2783.424 98 28.402 5891.045 99 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), VAR.Y a.
Dependent Variable: VAR.Z b.
Sumber : Output SPSS
Tabel 4.30 Coefficients Sub-struktur 2 Coefficientsa 4.615 3.203 1.441 .153 1.147 .110 .726 10.460 .000 (Constant) VAR.Y Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.
Dependent Variable: VAR.Z a.
Sumber : Output SPSS
Tabel 4.31 Model Summary Sub-struktur 2
Sumber : Output SPSS
• Uji korelasi pearson
1. Korelasi antara variabel keputusan pembelian shampo (Y) dengan persaingan dalam benak konsumen (Z)
Korelasi Variabel Z dan Y = 0,726 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah.
Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel Y dan Z Ha : Ada hubungan yang Signifikan antara variabel Y dan Z Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Keputusan
Sig = 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka Ho Ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan :
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara hubungan Keputusan pembelian shampo (Y) dan Persaingan dalam benak konsumen (Z) memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai Keputusan pembelian shampo (Y) naik maka nilai variabel persaingan dalam benak konsumen (Z) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Keputusan pembelian shampo (Y) turun maka nilai variabel persaingan dalam benak konsumen (Z) juga akan turun. Dimana pengaruh tersebut tergolong kuat karena nilai korelasinya 0,726.
Tabel 4.32 Sifat Hubungan Korelasi Y dan Z
Hubungan Antara Korelasi Sifat Hubungan
Y dengan Z 0.726 Kuat, Searah dan Signifikan
• Uji Linieritas
Sebelum melakukan analisis jalur pada variabel Y dan Z, harus diuji linieritas hubungan antara kedua variabel tersebut. Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat pada tabel 4.31, yakni:
Hipotesis
Ho : Hubungan antara variabel bebas Y terhadap variabel terikat Z bersifat tidak linier. Ha : Hubungan antara variabel bebas Y terhadap variabel terikat Z bersifat linier. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat Kepercayaan 95%)
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Keputusan
Sig = 0,000 (< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kemudian dianalisa sub-struktur 2 dengan menggunakan analisis jalur, dengan persamaan
struktural sebagai berikut: Z = ρzy Y + ρz ε2
• Pengujian secara keseluruhan antara variabel Y terhadap variabel Z Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.31
Hipotesis
Ho : Variabel Y tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Z. Ha : Variabel Y berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Z. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%)
Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan
Sig = 0,000 (<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Y berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Z . Dan oleh sebab itu, pengujian secara individual dapat dilakukan atau dilanjutkan.
Besarnya pengaruh variabel Y secara simultan terhadap variabel Z dapat diketahui dengan melihat nilai R square pada Tabel 4.33, dimana nilai R square = 0,528 = 52,8%. Jadi Variabel Y mempengaruhi Variabel Z sebesar 52,8% dan sisanya yaitu 47,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini. Sementara itu besarnya koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel yaitu: Y (ρY) = √1-R2 = √1 - 0,528 = 0,472
Pengujian secara individual dapat dilihat pada table coefficients, yakni: Hipotesis
Ho : Variabel Y tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z. Ha : Variabel Y berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%)
Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Y berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z.
Tabel 4.33 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur sub-struktur 2 Pengaruh antar Variabel Koefesien Jalur (beta) Nilai sig Hasil Pengujian Koefesien Determinasi Koefesien Variabel Lain (ρyε1) Y terhadap Z 0.726 0.000 Ho = Ditolak 0.528 = 52.8% 0.472
Sumber : Olahan Output SPSS
Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 2, namun disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data sehingga model sub-struktur 2 menjadi:
Gambar 4.14 Sub–struktur 2 Beserta Koefesien Jalur
Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural sub-struktur 2: Z = ρzy Y + ρz ε2
Z = 0.528 Y + 0,472 ε2 dimana R square = 0,528
Dari persamaan structural sub-struktur 1 dapat diartikan bahwa:
• Persaingan dalam benak konsumen (Z) dipengaruhi variabel keputusan pembelian shampo secara simultan sebesar 52,8% dan sisanya sebesar 47,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
• Setiap peningkatan nilai keputusan pembelian shampo (Y) sebesar satu, maka Persaingan dalam benak konsumen (Z) juga akan naik sebesar 0,726. Begitu juga
sebaliknya, setiap penurunan Keputusan pembelian shampo (Y) sebesar satu, maka Persaingan dalam benak konsumen (Z) juga akan turun sebesar 0,726.
Uji variabel Z satu persatu 1. Variabel Z Sunsilk
Gambar 4.15 Sub-struktur untuk persaingan dalam benak konsumen Sunsilk
Kemudian untuk melihat hubungan Y terhadap Z Sunsilk dapat dibantu dengan menggunakan program SPSS yang menghasilkan output sebagai berikut:
Tabel 4.34 Korelasi Pearson Y dan Z Sunsilk Correlations 1.000 .550 .550 1.000 . .000 .000 . 100 100 100 100 SUNSILK Y SUNSILK Y SUNSILK Y Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N SUNSILK Y Sumber : Output SPSS
Tabel 4.35 Model Summary Y dan Z Sunsilk Model Summary .550a .303 .296 5.85010 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Y a. Sumber : Output SPSS
Tabel 4.36 Anova Y dan Z Sunsilk ANOVAb 1455.579 1 1455.579 42.531 .000a 3353.920 98 34.224 4809.498 99 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Y a.
Dependent Variable: SUNSILK b.
Sumber : Output SPSS
Tabel 4.37 Coefficient Y dan Z Sunsilk
Coefficientsa 21.977 3.536 6.216 .000 .790 .121 .550 6.522 .000 (Constant) Y Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.
Dependent Variable: SUNSILK a.
Sumber : Output SPSS
• Uji korelasi pearson
2. Korelasi antara variabel keputusan pembelian shampo (Y) dengan persaingan dalam benak konsumen Sunsilk(Z)
Korelasi Variabel Z dan Y = 0,55 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut bersifat cukup kuat dan searah.
Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel Y dan Z Ha : Ada hubungan yang Signifikan antara variabel Y dan Z Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Keputusan
Sig = 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka Ho Ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan :
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara hubungan Keputusan pembelian shampo (Y) dan Persaingan dalam benak konsumen Sunsilk (Z) memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat cukup kuat dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai Keputusan pembelian shampo (Y) naik maka nilai variabel persaingan dalam benak konsumen Sunsilk (Z) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Keputusan pembelian shampo (Y) turun maka nilai variabel persaingan dalam benak konsumen (Z) juga akan turun. Dimana pengaruh tersebut tergolong cukup kuat karena nilai korelasinya 0,55.
Tabel 4.38 Sifat Hubungan Korelasi Y dan Z Sunsilk
Hubungan Antara Korelasi Sifat Hubungan
Y dengan Z Sunsik 0.55 Cukup Kuat, Searah dan Signifikan
Sumber : Olahan Output SPSS
• Uji Linieritas
Sebelum melakukan analisis jalur pada variabel Y dan Z Sunsilk, harus diuji linieritas hubungan antara kedua variabel tersebut. Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat pada tabel anova Tabel (4.36), yakni:
Hipotesis
Ho : Hubungan antara variabel bebas Y terhadap variabel terikat Z bersifat tidak linier. Ha : Hubungan antara variabel bebas Y terhadap variabel terikat Z bersifat linier. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat Kepercayaan 95%)
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Keputusan
Sig = 0,000 (< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kemudian dianalisa sub-struktur 3 dengan menggunakan analisis jalur, dengan persamaan struktural sebagai berikut:
Z = ρzy Y + ρz ε3
• Pengujian secara keseluruhan antara variabel Y terhadap variabel Z Uji keseluruhan di lihat dari tabel anova
Hipotesis
Ho : Variabel Y tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Z. Ha : Variabel Y berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Z. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%)
Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan
Sig = 0,000 (<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Y berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Z Sunsilk .
Besarnya pengaruh variabel Y secara simultan terhadap variabel Z Sunsilk dapat diketahui dengan melihat nilai R square, dimana nilai R square = 0,303 = 30,3%. Jadi Variabel Y mempengaruhi Variabel Z Sunsilk sebesar 30,3% dan sisanya yaitu 69,7% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini. Sementara itu besarnya koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel yaitu: Y (ρY) = √1-R2 = √1 - 0,303 = 0,697
Pengujian secara individual dapat dilihat pada table coefficients, yakni: Hipotesis
Ha : Variabel Y berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%)
Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Y berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z Sunsilk.
Tabel 4.39 Rangkuman Hasil Koefesien Y dan Z Sunsilk Pengaruh antar Variabel Koefesien Jalur (beta) Nilai sig Hasil Pengujian Koefesien Determinasi Koefesien Variabel Lain (ρyε1) Y terhadap Z 0.55 0.000 Ho = Ditolak 0.303 = 30.3% 0.697
Sumber : Olahan output SPSS
Gambar 4.16 Sub-struktur untuk persaingan dalam benak konsumen Sunsilk beserta koefesien jalur
• Persaingan dalam benak konsumen (Z) Sunsilk dipengaruhi variabel Keputusan pembelian shampo secara simultan sebesar 30,3% dan sisanya sebesar 69,7% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
2. Variabel Z Pantene
Gambar 4.17 Sub-struktur untuk persaingan dalam benak konsumen Pantene
Kemudian untuk melihat hubungan Y terhadap Z Pantene dapat dibantu dengan menggunakan program SPSS yang menghasilkan output sebagai berikut:
Tabel 4.40 Korelasi Pearson Y dan Z Pantene Correlations 1.000 .479 .479 1.000 . .000 .000 . 100 100 100 100 VAR00002 VAR00001 VAR00002 VAR00001 VAR00002 VAR00001 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N VAR00002 VAR00001 Sumber : Output SPSS
Tabel 4.41 Model Summary Y dan Z Pantene Model Summary .479a .229 .222 6.07487 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Y a. Sumber : Output SPSS
Tabel 4.42 Anova Korelasi Pearson Y dan Z Pantene ANOVAb 1076.819 1 1076.819 29.179 .000a 3616.600 98 36.904 4693.419 99 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Y a.
Dependent Variable: PANTENE b.
Sumber : Output SPSS
Tabel 4.43 Coefficient Y dan Z Pantene Coefficientsa 24.097 3.671 6.564 .000 .679 .126 .479 5.402 .000 (Constant) Y Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.
Dependent Variable: PANTENE a.
Sumber : Output SPSS
• Uji korelasi pearson
3. Korelasi antara variabel keputusan pembelian shampo (Y) dengan persaingan dalam benak konsumen Pantene(Z)
Korelasi Variabel Z dan Y = 0,479 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut bersifat cukup kuat dan searah.
Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel Y dan Z Ha : Ada hubungan yang Signifikan antara variabel Y dan Z Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Keputusan
Sig = 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka Ho Ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan :
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara hubungan Keputusan pembelian shampo (Y) dan Persaingan dalam benak konsumen (Z) memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat cukup kuat dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai Keputusan pembelian shampo (Y) naik maka nilai variabel persaingan dalam benak konsumen Pantene (Z) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Keputusan pembelian shampo (Y) turun maka nilai variabel persaingan dalam benak konsumen (Z) juga akan turun. Dimana pengaruh tersebut tergolong cukup kuat karena nilai korelasinya 0,479.
Tabel 4.44 Sifat Hubungan Korelasi Y dan Z Pantene
Hubungan Antara Korelasi Sifat Hubungan
Y dengan Z Pantene 0.479 Cukup Kuat, Searah dan Signifikan
Sumber : Olahan Output SPSS
• Uji Linieritas
Sebelum melakukan analisis jalur pada variabel Y dan Z Pantene, harus diuji linieritas hubungan antara kedua variabel tersebut. Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat pada tabel anova, yakni:
Hipotesis
Ho : Hubungan antara variabel bebas Y terhadap variabel terikat Z bersifat tidak linier. Ha : Hubungan antara variabel bebas Y terhadap variabel terikat Z bersifat linier. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat Kepercayaan 95%)
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Keputusan
Sig = 0,000 (< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kemudian dianalisa sub-struktur ke-4 dengan menggunakan analisis jalur, dengan persamaan struktural sebagai berikut:
Z = ρzy Y + ρz ε4
• Pengujian secara keseluruhan antara variabel Y terhadap variabel Z Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel Anova
Hipotesis
Ho : Variabel Y tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Z. Ha : Variabel Y berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Z. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%)
Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan
Sig = 0,000 (<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Y berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Z Pantene .
Besarnya pengaruh variabel Y secara simultan terhadap variabel Z Pantene dapat diketahui dengan melihat nilai R square, dimana nilai R square = 0,229 = 22,9%. Jadi Variabel Y mempengaruhi Variabel Z Pantene sebesar 22,9% dan sisanya yaitu 77,1% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini. Sementara itu besarnya koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel yaitu: Y (ρY) = 1-R2 = √1 - 0,229 = 0,771
Pengujian secara individual dapat dilihat pada table coefficients, yakni: Hipotesis
Ha : Variabel Y berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%)
Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Y berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z Pantene.
Tabel 4.45 Rangkuman Hasil Koefesien Y dan Z Pantene Pengaruh antar Variabel Koefesien Jalur (beta) Nilai sig Hasil Pengujian Koefesien Determinasi Koefesien Variabel Lain (ρyε1) Y terhadap Z 0.479 0.000 Ho = Ditolak 0.229 = 22.9% 0.771
Sumber : Olahan Output SPSS
Gambar 4.18 Sub-struktur untuk persaingan dalam benak konsumen Pantene beserta koefesien jalur
• Persaingan dalam benak konsumen (Z) Pantene dipengaruhi variabel Keputusan pembelian shampo secara simultan sebesar 22,9% dan sisanya sebesar 77,1% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
Sumber : Pengolahan Data Kuesioner
Gambar 4.19 Peta Persaingan dalam benak konsumen Sunsilk dan Pantene
Dari hasil perbandingan ke dua variabel Z Sunsilk dan Z Pantene, maka dapat di simpulkan bahwa persaingan dalam benak konsumen Sunsilk ditentukan oleh keputusan pembelian shampo sebesar 30,3%, sedangkan Pantene ditentukan oleh keputusan pembelian shampo sebesar 22,9%.
Setelah perbandingan dua variabel Z selesai, Uji path analysis dilanjutkan ke substruktur awal, dimana variabel Z merupakan gabungan dan hasil rata-rata dari jawaban responden.
Dengan ini berarti analisis jalur sub-struktur 1 dan sub-struktur 2 telah selesai, maka dapat digambarkan struktur hubungan kausal secara lengkap, yaitu hubungan antara variabel X1, X2, X3, X4 Y, dan Z yang memiliki persamaan struktural:
Persamaan sub-struktur 1:
Y = 0,053 X1 + 0,454 X2 – 0.418 + 0.618 + 0,525 ε1 dimana R square = 0.475 (47.5%)
Persamaan sub-struktur 2:
Gambar 4.20 Struktur Lengkap beserta Koefisien Jalur
Kemudian seluruh koefisien jalur dari hubungan kausal dapat diketahui pengaruh kausal langsung, pengaruh kausal tidak langsung, serta pengaruh kausal total dari tiap-tiap variabel. Hasilnya dirangkum dalam table berikut ini:
Tabel 4.46 Rangkuman Hasil Analisis Jalur Variabel X1, X2, X3, X4 , Y, dan Z
Pengaruh Variabel Koefesien Jalur Pengaruh Kontribusi Bersama Langsung Tidak Langsung (Melalui Y) Total X1 terhadap Y 0.053 0.053 - 0.053 - X2 terhadap Y 0.454 0.454 - 0.454 - X2 terhadap Z - - 0.454 x 0.726 = 0.329 0.329 - X3 terhadap Y - 0.418 -0.418 - -0.418 - X3 terhadap Z - - -0.418 x 0.726 = -0.303 -0.303 - X4 terhadap Y 0.618 0.618 - 0.618 -
X4 terhadap Z - - 0.618 x 0.726 = 0.448 0.448 - Y terhadap Z 0.726 0.726 - 0.726 Y terhadap Z Sunsilk 0.55 0.55 - - - Y terhadap Z Pantene 0.479 0.479 - - -
ε
1 0.525 - - - -ε
2 0.472 - - - - X1,X2,X3,X4 terhadap Y - - - - 0.496Sumber : Olahan output SPSS
Berdasarkan Tabel 4.46, maka dapat ditarik kesimpulan sehingga memberikan informasi secara objektif sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama yang berbunyi “ faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi mempengaruhi keputusan pembelian dalam pembelian shampo” Bahwa secara keseluruhan dinyatakan signifikan. Secara individu tidak semua faktor yang diteliti diterima, karena berdasarkan pengujian koefisien jalur sub-struktur 1 hanya koefisien jalur X1 terhadap Y ( Faktor Budaya terhadap Keputusan pembelian shampo ) yang secara statistik tidak signifikan, sedangkan koefisien jalur X2,X3,X4,
terhadap Y ( faktor pribadi, faktor sosial dan faktor psikologi terhadap Keputusan pembelian shampo ) adalah signifikan.
2. Hipotesis kedua yang berbunyi “Diduga faktor psikologi berpengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian shampo dalam pembelian shampo”. Secara uji
statistik secara individu signifikan. Ini dapat dilihat bahwa pengaruh langsung X4
terhadap Y sebesar 0.618 (38.2%).
3. Hipotesis ketiga yang berbunyi ”Variabel keputusan pembelian shampo berpengaruh terhadap persaingan dalam benak konsumen shampo Sunsilk dan Pantene” Bahwa secara keseluruhan menyatakan signifikan. Secara individu Signifikan dengan pengaruh langsung sebesar 0.726 (52.8%).
4. Hipotesis ke-empat yang berbunyi ” Variabel faktor budaya, pribadi, sosial dan psikologi berpengaruh terhadap persaingan dalam benak konsumen atas sunsilk dan pantene melalui variabel keputusan pembelian shampo” secara uji path analisis variabel X2 mempengaruhi variabel Z melalui variabel Y sebesar 0.329 (10.8%),
variabel X3 mempengaruhi variabel Z melalui variabel Y sebesar - 0.303 (9.18%),
variabel X4 mempengaruhi variabel Z melalui variabel Y sebesar 0.448 (20.07%).
Namun faktor budaya (X1) tidak mempengaruhi variabel Z melalui variabel Y
sehingga Ho Diterima, Ha Ditolak.
4.8 Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi penelitian ini didapat dari hasil kuesioner yang telah diolah dan dianalisis dengan path analisis, sehingga didapatkan bahwa:
1. Faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi berkontribusi terhadap keputusan pembelian shampo. Tetapi tidak semua faktor yang di teliti berkontribusi positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian shampo. Yang tidak berkontribusi positif terhadap keputusan pembelian shampo adalah faktor sosial (X3) dimana pengaruh langsungnya sebesar - 0.418 ( 17.5%), ini berarti setiap
peningkatan nilai faktor sosial (X3) sebesar satu, maka Keputusan pembelian shampo
(Y) akan turun sebesar 0,418 (17.5%). Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan faktor sosial (X3) sebesar satu, maka Keputusan pembelian shampo (Y) juga akan
keputusan pembelian shampo adalah faktor budaya (X1) dimana nilai sig 0.113 (>
0.05). Dan yang berkontribusi positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian shampo adalah faktor pribadi (X2) dan faktor Psikologi (X4) masing-masing sebesar
0.454(20.6%), dan 0.618(38.2%).
2. Faktor psikologi (X4) mempengaruhi keputusan pembelian shampo sebesar 38.2%,
sedangkan faktor pribadi (X2) sebesar 20.6% dan faktor sosial (X3) sebesar 17.5%.
Hal ini mengidentifikasikan bahwa faktor Psikologi paling dominan mempengaruhi Keputusan pembelian shampo.
3. Keputusan pembelian shampo (Y) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Persaingan dalam benak konsumen (Z).
Temuan penelitian menunjukkan keputusan pembelian shampo memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya Persaingan dalam benak konsumen. Besarnya kontribusi nilai Keputusan pembelian shampo terhadap Persaingan dalam benak konsumen adalah sebesar 0.726² x 100% = 52.8%.
4. Secara uji path analisis variabel X2 mempengaruhi variabel Z melalui variabel Y
sebesar 0.329 (10.8%), variabel X3 mempengaruhi variabel Z melalui variabel Y
sebesar - 0.303 (9.18%), variabel X4 mempengaruhi variabel Z melalui variabel Y