PETUNJUK PELAKSANAAN
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)
PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota i
PETUNJUK PELAKSANAAN
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)
DI TINGKAT KABUPATEN / KOTA
Diterbitkan Oleh:
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah, sehingga penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) tingkat kabupaten/kota akhirnya dapat diselesaikan. Tersusunnya Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota bermaksud memberikan gambaran tentang bagaimana melaksanakan tahapan penyelenggaraan Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota.
Sesuai dengan amanat Undang-‐Undang Dasar 1945 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-‐2019, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menetapkan sasaran pembangunan kawasan permukiman yaitu tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen pada tahun 2019. Untuk mencapai sasaran 0 persen kumuh ditahun 2019, diperlukan penanganan yang melibatkan berbagai sektor dan berbagai pihak melalui kolaborasi tingkat kab/kota secara terpadu dengan mensinergikan antara program pemerintah daerah dan program nasional. Dalam implementasinya, Program KOTAKU diharapkan sebagai flat form dengan menempatkan Pemerintah Daerah sebagai nakhoda didalam penanganan permukiman kumuh perkotaan.
Dalam penyelenggaraan program KOTAKU ini akan dinakhodai oleh Pemerintah Daerah dan melibatkan berbagai pihak seperti unsur perguruan tinggi, LSM, pihak swasta dan elemen masyarakat, sehingga Tahapan pelaksanaan program KOTAKU ditingkat Kabupaten/kota secara paralel/serial akan bersamaan dengan tahapan kegiatan program KOTAKU di tingkat kelurahan/desa.
Petunjuk pelaksanaan program KOTAKU tingkat kota ini disusun sebagai uji coba dalam penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan melalui kolaborasi, hasil pelaksanaan dari petunjuk ini diharapkan dapat melihat berbagai kelebihan dan kekurangan sehingga atas masukan dan saran dari seluruh pelaku, petunjuk pelaksanaan ini dapat diperbarahui kembali sebagai penyempurnaan kedepan.
Kami harapkan, petunjuk pelaksanaan ini dapat dipahami dan dilaksanakan dengan sebaik-‐ baiknya oleh semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan, sehingga program ini dapat mencapai tujuan dan keluaran yang diharapkan.
Jakarta, Desember 2016
Ir. Rina Farida, MT
Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR SINGKATAN V
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 2
1.2. Perihal dan Kedudukan Petunjuk Pelaksanaan 3
1.3. Tujuan 3
1.4. Strategi Pelaksanaan 3
1.5. Keluaran dan Hasil 4
1.6. Prinsip Dasar Pelaksanaan 4
BAB II PENYELENGGARAAN 5
2.1. Tahap Persiapan 10
2.2. Tahap Perencanaan 15
2.3. Tahap Pelaksanaan 26
2.4. Tahap Keberlanjutan 27
2.5. Kegiatan Menerus Dan Berkala 30
BAB III PERAN PELAKU 33
3.1. Peran Dan Pelaku Kegiatan Pelaku Kegiatan Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan Di Tingkat Kabupaten/Kota 34 3.2. Kegiatan Pembentukan/ Penguatan Pokja PKP 36
BAB IV PENUTUP 39
LAMPIRAN 41
Lampiran 1. Nama Kebutuhan Peta 42
Lampiran 2 : Sumber-‐Sumber Rujukan Data, Informasi, Kebijakan, Program, Rencana, Kegiatan yang digunakan dalam Penyusunan RP2KP-‐KP 43 Lampiran 3: Form Kajian-‐Kajian Kebijakan dan Program/Kegiatan Sektoral Penanganan
permukiman Kumuh Perkotaan 44
Lampiran 4 : Gambar Contoh Keterpaduan Persoalan, Potensi dan Rencana Penanganan Permukiman kumuh dengan permukiman Rawan Sanitasi Kota dan Perencanaan Sektor
Lainnya 45
Lampiran 5a : Contoh Perumusan strategi Pencegahan Permukiman Kumuh Skala Kota dari hasil proses sebelumnya; Refleksi Perkara Kumuh & Penyepakatan Visi Permukiman Kota, Konsolidasi data kumuh/Profil Permukiman Kumuh serta hasil Kajian kebijakan dan
perencanaan permukiman kota. 46
Lampiran 5b : Contoh Perumusan strategi Peningkatan kualitas Permukiman Kumuh Skala Kota dari hasil proses sebelumnya; Refleksi Perkara Kumuh & Penyepakatan Visi
Permukiman Kota, Konsolidasi data kumuh/Profil Permukiman Kumuh serta hasil Kajian kebijakan dan perencanaan permukiman kota. 49
vi PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota
Lampiran 6a : Contoh Matrik Program / Kegiatan Pencegahan Permukiman Rawan Kumuh
untuk 5 tahun 51
Lampiran 6b : Contoh Matrik Program / Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
untuk 5 tahun 53
Lampiran 7a : Contoh Matrik Kegiatan Tahunan Pencegahan Permukiman Kumuh 54 Lampiran 7b : Contoh Matrik Kegiatan Tahunan Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh 55
Lampiran 8a : Penilaian Lokasi Prioritas 56 Lampiran 8b : Penilaian Lokasi Prioritas penanganan tahun 1 58 Lampiran 9a : Contoh; Rencana Penataan Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas 59 Lampiran 9b: Contoh Peta Tematik Rencana Penataan Kawasan Permukiman Kumuh 60 Lampiran 10. Kerangka Kerja Hasil dan Monitoring dan Evaluation 61 Lampiran 11. Matriks Program KOTAKU 2016-‐220 64 Lampiran 12. Formulir pemantauan dan evaluasi Program KOTAKU tingkat
Kabupaten/Kota 65
PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota vii
DAFTAR SINGKATAN
AD : Anggaran Dasar
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ART : Anggaran Rumah Tangga
BABS : Buang Air Besar Sembarangan BAP2 : Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan BCB : Benda Cagar Budaya
BDC : Bussiness Development Center
BDI : Bantuan Dana Investasi (dahulu disebut dengan Bantuan Langsung Masyarakat atau BLM)
BGAP : Better Good Governance Action Plan BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat BOP : Biaya Operasional Pelaksanaan BPD : Badan Permusyawaratan Desa
BPKP : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPS : Badan Pusat Statistik
CAP : Community Action Plan CC : City Changer
CCMU : Central Collaboration Management Unit CSR : Corporate Sosial Responsibility
DED : Detailed Engineering Design DPMU : District Program Management Unit DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah EA : Executing Agency
FGD : Focus Group Discussion
FKA-‐BKM : Forum Komunikasi Atar-‐Badan Keswadayaan Masyarakat GIS : Geographic Information Sistem
ICDD : Integrated Community Driven Development K/L : Kementerian dan Lembaga
viii PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota
KBP : Komunitas Belajar Perkotaan KCB : Kawasan Cagar Budaya KK : Kepala Keluarga
KME : Konsultan Manajemen Evaluasi KMP : Konsultan Manajemen Pusat KOTAKU : Kota Tanpa Kumuh
KMT : Konsultan Manajemen Teknik KMW : Konsultan Manajemen Wilayah KPP : Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat
LA : Loan Agreement
LKM : Lembaga Keswadayaan Masyarakat LO : Loan Covenance
LPJ : Laporan Pertanggungjawaban LPM : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LSM : Lembaga Keswadayaan Masyarakat M&E : Monitoring and Evaluation
MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah MCK : Mandi Cuci Kakus
MDGs : Millenium Development Goals MIS : Management Information Sistem
MP2K : Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi NCEP : National Community Empowering Program NSU : National Slum Upgrading
NUAP : Neighborhood Upgrading Action Plan O&P : Operasional dan Pemeliharaan OC : Oversight Consultant
OJT : On Job Training
OSP CB : Oversight Services Provider Cappacity Building PAD : Project Appraisal Document
Pemda : Pemerintah Daerah
PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota ix
PIP : Pembangunan Infrastruktur Permukiman PJM : Perencanaan Jangka Menengah
PJOK : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan PKK : Program Kesejahteraan Keluarga
PKP : Perumahan dan Kawasan Permukiman
PKP2B : Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan PKPBM : Pengembangan Kawasan Permukiman Berbasis Masyarakat PLPBK : Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas PMU : Program Management Unit
POB : Prosedur Operasional Baku
Pokja PKP : Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman PPK : Pejabat Pembuat Komitmen
PPM : Pengelolaan Pengaduan Masyarakat
PPMK : Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas PS : Pemetaan Swadaya
PT : Perguruan Tinggi
PUPR : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat QA : Quality Assurance
RAB : Rencana Anggaran Biaya RDTR : Rencana Detail Tata Ruang
RDTRK : Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan
Renta ILP : Rencana Tahunan Infrastruktur Lingkungan Permukiman RKPD : Rencana Kerja Pemerintah Daerah
RKP-‐KP : Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan RKTL : Rencana Kerja dan Tindak Lanjut
RP2KP-‐KP : rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan
RPD : Rencana Penggunaan Dana
RPJMD : Rencana Jangka Menengah Daerah RPJMN : Rencana Jangka Menengah Nasional RPK : Refleksi Perkara Kritis
RPKPP : Rencana Pembangunan Kawasan prioritas Permukiman RPLP : Rencana Penataan Lingkungan Permukiman
x PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota
RT/RW : Rukun Tetangga/Rukun Warga
RTBL : Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTH : Ruang Terbuka Hijau
RTPLP : Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah
SAI : Sistem Akuntansi Instansi SIM : Sistem Informasi Manajemen SK : Surat Keputusan
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana
SP3 : Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan SPK : Surat Perintah Kerja
SPM : Surat Perintah Membayar
SPPB : Surat Perjanjian Pemberian Bantuan
SPPDE : Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Ekonomi SPPDL : Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan SPPDS : Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Sosial
SPPIP : Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
TAPD :Tim Anggaran Pemerintah Daerah TIPP : Tim Inti Perencanaan Partisipatif ToT : Training of Trainer
TPA : Tempat Pembuangan Akhir (Sampah) TPP : Tim Perencanaan Partisipatif
TPS : Tempat Penampungan Sementara (Sampah) UP : Unit Pengelola
UPK : Unit Pengelola Keuangan UPL : Unit Pengelola Lingkungan UPM : Unit Pengaduan Masyarakat UPP : Urban Poverty Program UPS : Unit Pengelola Sosial
PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota 1
BAB I
2 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota
1.1. LATAR BELAKANG
Memiliki tempat tinggal dan lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan kebutuhan dasar manusia dan adalah hak warga negara Indonesia. Hal ini tercantum di dalam Undang-Undang 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan menjadi kewajiban Pemerintah dari tingkat pusat hingga daerah untuk bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui pelaksanaan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak. Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman secara berjenjang; dari Menteri hingga pemangku kepentingan yang ada di daerah; untuk seluruh aspek perencanaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan; sesuai dengan amanat PP No 88 tahun 2014.
Di dalam Undang-Undang Nomor 9/ 2015 tentang perubahan kedua atas UU 23/ 2014 tentang Pemerintah Daerah, ditegaskan bahwa penyediaan pelayanan dasar perumahan rakyat dan kawasan permukiman merupakan urusan wajib pemerintah dimana pencegahan perumahan dan kawasan permukiman kumuh pada daerah Kabupaten/Kota merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota .
Salah satu cara yang dilakukan untuk menangani kumuh adalah dengan mencegah dan meningkatkan kualitas perumahan dan permukiman kumuh guna meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat. Hal ini dilaksanakan berdasarkan prinsip kepastian bermukim yang menjamin hak setiap warga negara untuk menempati, menikmati, dan/ atau memiliki tempat tinggal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 membuat target nasional pada sektor perumahan dan permukiman yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019, yaitu pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 ha, tercapainya 100% pelayanan air minum bagi seluruh penduduk indonesia dan meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak menjadi 100% pada tingkat kebutuhan dasar hingga tahun 2019.
Pencapaian ini membutuhkan pendekatan pembangunan yang berbeda, tidak hanya mengerahkan sumber daya pada satu sektor saja melainkan harus melibatkan sebanyak mungkin pelaku dan sektor baik vertikal maupun horizontal melalui platform “Kolaborasi”. Program KOTAKU menekankan peran Pemerintah Daerah sebagai nakhoda yang memegang kunci dalam mengarahkan dan mensinergikan segala bentuk kolaborasi antar pihak untuk pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, terutama masyarakat sebagai subyek pembangunan yang aktif.
Upaya pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh secara kolaborasi tersebut dilakukan dengan pendekatan partisipatif yang mempertemukan proses perencanaan makro (top down) dan perencanaan mikro (bottom up). Rencana yang dibuat tidak hanya berdasarkan pada
PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota 3 penyelesaian masalah saat ini tetapi harus dilandaskan pada pencapaian visi penataan permukiman untuk mencapai Kabupaten/Kota Layak Huni dan disesuaikan dengan visi Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota dan rencana pembangunan lainnya.
Agar pelaksanaan kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh berjalan dengan baik, maka Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota ini disusun sebagai acuan bagi para pelaku di tingkat Kabupaten/Kota dalam melaksanakan kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh.
1.2. PERIHAL DAN KEDUDUKAN PETUNJUK PELAKSANAAN
Petunjuk Pelaksanaan ini adalah turunan dari Pedoman Teknis Program KOTAKU. Pedoman Teknis menyajikan panduan dan informasi menyeluruh tentang program KOTAKU bagi seluruh pemangku kepentingan di tingkat pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, masyarakat dan sebagainya. Semua hal yang diatur dalam pedoman teknis namun tidak dimuat dalam pedoman ini secara otomatis berlaku untuk penyelenggaraan program di tingkat Kabupaten/Kota seperti misalnya Kerangka dasar pengelolaan pengamanan lingkungan dan sosial; Kerangka rencana aksi tata kelola pemerintahan yang baik; serta Penanganan pengaduan dan pengelolaan konflik.
Petunjuk pelaksanaan merupakan penjabaran dari pedoman teknis, terutama memberikan panduan yang lebih detail kepada pemerintah daerah tentang proses, tahapan-tahapan, dan substansi penyelenggaraan program yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan keberlanjutan. Petunjuk Pelaksanaan ini untuk merumuskan rencana penanganan permukiman kumuh dan alat bantu untuk melengkapi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan rencana penanganan permukiman kumuh di tingkat Kabupaten/Kota.
Oleh karena itu petunjuk pelaksanaan ini menjadi satu kesatuan dengan pedoman teknis ini dalam penggunaannya. Selanjutnya hal-hal lebih teknis dari petunjuk pelaksanaan disajikan dalam POS seperti untuk kegiatan infrastruktur skala kota, kegiatan ekonomi skala kota, pengembangan kapasitas serta pengelolaan keuangan.
1.3. TUJUAN
Tujuan petunjuk pelaksanaan ini mengacu pada tujuan program dalam pedoman teknis KOTAKU.
1.4. STRATEGI PELAKSANAAN
Strategi pelaksanaan KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota mengacu pada strategi pedoman teknis KOTAKU.
4 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota
1.5. KELUARAN DAN HASIL
Keluaran dan hasil yang akan dicapai dalam penyelenggaraan program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
1. Tersusun dokumen perencanaan tingkat Kabupaten/Kota dalam rangka Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (rp2kp-kp) untuk mencapai permukiman layak huni dan berkelanjutan;
2. Terlaksananya pembangunan pelayanan sarana dan prasarana dasar, sosial dan ekonomi sesuai standar; dan berkontribusi pada berkurangnya luasan kumuh menjadi 0 ha.
3. Ada regulasi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh Tingkat Kabupaten/Kota.
1.6. PRINSIP DASAR PELAKSANAAN
Prinsip dasar dalam petunjuk pelaksanaan KOTAKU mengacu pada prinsip dasar pedoman teknis KOTAKU.
PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota 5
BAB II
6 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota
Penyelenggaraan program KOTAKU di tingkat Kabupaten/Kota merupakan upaya untuk mendorong kolaborasi kegiatan ditingkat Kabupaten/Kota dengan kegiatan di tingkat desa/kelurahan dalam rangka pencapaian target sanitasi dan air bersih 100% serta 0 hektar kawasan kumuh di tahun 2019. Penyelenggaraan program KOTAKU di tingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan dalam empat tahap sebagai berikut:
I. Tahap Persiapan; II. Tahap Perencanaan; III. Tahap Pelaksanaan; IV. Tahap Keberlanjutan. Ketentuan Penyelenggaraan :
a. Lembaga Penanganan Kumuh. Terbentuknya Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja-PKP) atau lembaga sejenisnya yang dimandatkan untuk merumuskan kebijakan perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh di tingkat Kabupaten/Kota
b. Berorientasi “OUTCOME”. Setiap Kabupaten/Kota menetapkan tujuan dan tujuan antara yang diukur dengan indikator “outcome” yang akan berkontribusi pada pencapaian tujuan nasional dalam RPJMN (capaian pemda berkontribusi pada capaian 0% kumuh Nasional)
c. Pemanfaatkan hasil pendataan kumuh. Masing-masing Kabupaten/Kota mengkonsolidasikan data kumuh dari berbagai sumber data termasuk didalamnya hasil pendataan kumuh serta data permukiman lainya yang sudah ditetapkan pemerintah daerah dalam SK Kumuh, Perda Kumuh, dll. Hasil konsolidasi data digunakan sebagai kondisi awal dalam merumuskan target capaian. d. Review atau Penyusunanan rp2kp-kp. Perencananaan di tingkat Kabupaten/Kota (rp2kp-kp)
dikoordinasikan oleh Pokja PKP dan di tingkat desa/kelurahan (rplp/rtplp) dikoordinasikan oleh TIPP. Bagi Kabupaten/Kota yang sudah sudah memiliki dokumen rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh Tingkat Kabupaten/Kota, seperti misalnya dokumen rkpkp, dokumen SIAP, maka perencanaan mencakup proses review untuk memastikan jika rencana yang sudah disusun memenuhi substansi yang dibutuhkan untuk penanganan seluruh kawasan kumuh di kota yang bersangkutan untuk jangka waktu lima tahun. Untuk Kabupaten/Kota yang belum memiliki dokumen rp2kp-kp maka perencanaan mencakup penyusunan dokumen rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan (rp2kp-kp). Selain itu penyusunan rp2kp-kp, perencanaan juga mencakup penyusunan desain kawasan dan DED kegiatan infrastruktur yang akan dilaksanakan.
e. Pelaksanaan kegiatan. Semua kegiatan harus berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan di dokumen perencanaan di tingkat Kabupaten/Kota maupun kelurahan/desa dan dilakukan sesuai dengan tata kelola kepemerintahan yang baik. Kegiatan dipilah menjadi kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat dan kegiatan pembangunan yang harus dilaksanakan oleh pihak ketiga. Bila melibatkan pihak ketiga seperti kontraktor maka pelaksanaan dilakukan melalui pola e-procurement agar transparan.
PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota 7 f. Monev partisipatif. Guna memastikan bahwa pelaksanaan pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh diperkotaan berjalan sesuai dengan tujuan dan rumusan kerangka keberhasilan maka penting dilakukan monitoring dan evaluasi dipimpin pokja dengan melibatkan berbagai unsur pelaku lainya.
g. Selaras dengan sistem perencanaan Kabupaten/Kota . Perencanaan di tingkat Kabupaten/Kota dan tingkat desa/kelurahan harus terintegrasi dan selaras dengan sistem perencanaan Kabupaten/Kota ; Dalam hal ini terintegrasi dengan misi RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota , atau dokumen lainnya yang relevan.
h. Keterpaduan Pendanaan. Pendanaan dari berbagai sumber, yaitu APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota , masyarakat, swasta dan pihak donor.
Gambaran umum keterkaitan tahapan pelaksanaan penyelenggaraan program KOTAKU ditingkat Kabupaten/Kota dan desa/kelurahan dapat dilihat pada gambar 2.1, serta tahapan pelaksanaan kegiatan tingkat Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar 2.2.
10 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota
2.1. TAHAP PERSIAPAN
Tahap persiapan dilaksanakan untuk membangun kapasitas, peran dan kontribusi Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan pemangku kepentingan pembangunan kota dalam peyelenggaraan kolaborasi; menyepakati penyebab utama kekumuhan dan menggalang komitmen kumuh menjadi musuh bersama yang harus ditangani; serta tersusunnya profil permukiman kumuh Kabupaten/Kota
Tahap persiapan meliputi empat kegiatan utama, yaitu: (1) sosialisasi yang dilakukan melalui berbagai kegiatan termasuk lokakarya orientasi tk Kabupaten/Kota , (2) Pembentukan/Penguatan Pokja PKP, (3) Membangun visi permukiman & Refleksi Perkara Kumuh, serta (4) konsolidasi data permukiman kumuh perkotaan.
Sebagai bahan sosialisasi, pemerintah Kabupaten/Kota (dengan salah satu instansi sebagai penggagas atau pemrakarsa program KOTAKU, Bappeda atau Dinas Pekerjaan Umum) memulai dengan mempersiapkan:
Identifikasi pelaku yang sekiranya terkait dengan isu kekumuhan di kota maupun di desa/kelurahan dan dokumen-dokumen perencanaan Kabupaten/Kota. Pelaku tersebut akan berkumpul dalam beberapa forum diskusi dan penyepakatan (bisa jadi satu forum dengan forum lainnya diikuti oleh peserta yang berbeda).
Pengumpulan data dan Informasi mengenai kondisi atau skala kumuh di tingkat Kabupaten/Kota . Beberapa Kabupaten/Kota sudah mengeluarkan SK Kepala Daerah mengenai luasan Wilayah kumuh serta Program PNPM Perkotaan sudah mengawali pengumpulan data baseline guna menyusunan profil kumuh.
Berdasarkan data dan Informasi awal, maka pemrakarsa kegiatan (Bappeda atau Dinas PU) dapat menyusun indikasi target atau sasaran program yang akan disampaikan pada saat sosialisasi kepada pemangku kepentingan terkait
Kajian terhadap berbagai instansi dan program yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten/Kota , termasuk kebijakan dalam RPJMD, yang terkait dengan program KOTAKU.
2.1.1. Kegiatan Tahap Sosialisasi Awal
Tahapan sosialisasi awal program KOTAKU dilakukan melalui berbagai kegiatan, berbagai media dan dilakukan dari tingkat Kabupaten/Kota hingga ke tingkat lingkungan dengan target sebanyak mungkin warga kota tahu dan memahami program KOTAKU.
PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota 11
Tujuan 1. Penyampaian Informasi mengenai Program Nasional 100-0-100
2. Penyamaan Pemahaman mengenai mekanisme penyelenggaraan Program KOTAKU 3. Penyampaian target pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh tingkat
Kabupaten/Kota melalui Program KOTAKU 4. Program KOTAKU menjadi prioritas daerah 5. Mendapat dukungan dari berbagai kalangan
1.1 M
Metoda
Lokakarya, diskusi/rembuk warga, media kota dan media warga
2.1 P
Proses
1. Lokakarya ditingkat Kabupaten/Kota 2. Lokakarya tingkat Kecamatan 3. Lokakarya tingkat Desa/Kelurahan 4. Rembuk/diskusi ditingkat basis
5. Paralel dengan penggunaan medi sosialisasi non tatap muka langsung baik ditingkat Kabupaten/Kota maupun basis (koran, TV, radio,poster, leaflet dll)
6. Disetiap kegiatan sosialisasi dilakukan pendaftaran relawan penggerak KOTAKU baik ditingkat Kabupaten/Kota maupun di basis
3.1 O
Output
1. Kesamaan pemahaman bahwa Kabupaten/Kota mempunyai permasalahan terkait kumuh yang harus diselesaikan bersama
2. Kesamaan pemahaman bahwa dalam mengelola program KOTAKU maka pemda membutuhkan adanya suatu kelompok kerja lintas pemangku kepentingan sebagai salah satu perwujudan kolaborasi, sehingga peserta sosialisasi sepakat untuk mulai pembentukkan atau penguatan Pokja PKP
3. Kesamaan pemahaman bahwa dalam rangka penyempurnaan pengelolaan Program KOTAKU maka pemda dapat menyusun atau memutakhirkan rp2kp-kp
4. Terbangunnya komitmen bersama untuk mewujudkan kolaborasi gerakan Pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman Kumuh
5. Daftar Relawan penggerak KOTAKU 6. Rencana tindak lanjut kegiatan
4.1 P
Pelaksana
Bappeda
5.1 P
Peserta
SKPD, DPRD , Pokja PKP, Pokja AMPL/Sanitasi, KBP, FKA BKM, Asosiasi Air Minum dan Sanitasi, City Changer, Forum CSR, PT, lembaga pemerhati permukiman, dll
6.1 F
Fasilitator
Tim Konsultan
2.1.2. Pembentukan dan Penguatan Pokja PKP
Bupati/Walikota melalui Surat Keputusan membentuk Kolompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) atau lembaga sejenis sebagai motor penggerak terjadinya kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya (termasuk
12 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota
swasta). Keberadaan Pokja PKP/ lembaga sejenis pada intinya adalah untuk menguatkan peran SKPD yang sudah ada dalam urusan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan.
Anggota Pokja PKP/ lembaga sejenis terdiri dari berbagai unsur SKPD yang disesuaikan dengan kebutuhan Kabupaten/Kota dalam menangani permukiman kumuh. Pokja ini diketuai oleh dinas/ pejabat yang memiliki fungsi koordinasi dengan Provinsi dan unsur SKPD yang ada di Kabupaten/Kota . Pokja PKP akan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan lainnya yang ada di Kabupaten/Kota dan di tingkat masyarakat, seperti perguruan tinggi, city changger, Forum BKM/ LKM dan kelompok peduli lainnya.
a. Pembentukan Pokja PKP
7.1 T
Tujuan
Komitmen dari pemangku kepentingan terkait untuk menyediakan sumberdaya dan alokasi anggaran guna memfungsikan Pokja PKP dan penyusunanan atau pemuktahiran rp2kp-kp
8.1 M
Metoda
Rapat Kerja (Raker) Pemerintah Daerah
9.1 P
Proses
1. Diskusi mengenai tugas pokok dan fungsi Pokja (dalam rangka pencapaian tujuan pembentukan Pokja yang disepakati selama sosialisasi)
2. Review terhadap kinerja instansi terkait dan Pokja sejenis yang saat ini sudah ada di tingkat Kabupaten/Kota , dan menyepakati mengenai kebutuhan pembentukkan Pokja yang baru atau memanfaatkan Pokja yang sudah ada
3. Diskusi mengenai daftar usulan calon anggota atau instansi untuk duduk dalam Pokja PKP; Dalam hal ini, Pemda didorong untuk pembentukan pokja yang dapat mewakili tupoksi dari masing-masing sektor, serta mengundang keterlibatan pihak-pihak non pemerintah sebagai relawan (relawan yang sudah terdaftar dalam sosialisasi)
4. Diskusi mengenai indikasi rencana kerja dan alokasi anggaran.
5. Presentasi kepada masing-masing perwakilan lintansi atau unsur kepada pengambil keputusan guna pemanfaatan sumber daya dan anggaran
6. Kesepakatan dan komitmen lintas Sektor untuk memfungsikan Pokja semaksimal mungkin dalam penanganan kumuh
10.1 O
Output
1. Draft SK tupoksi dan struktur Pokja PKP 2. Rencana Kerja Pokja PKP
3. Kesiapan alokasi anggaran
11.1 P
Pelaksana
Bappeda
12.1 P
Peserta
Sekda, Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas Lainnya yang terkait dengan KOTAKU
PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota 13
b. Penguatan Pokja PKP
13.1 T
Tujuan
Adanya anggota Pokja yang memahami tupoksinya dan berkomitmen untuk menjalankanya. 14.1 M Metoda Pelatihan, lokakarya 15.1 P Proses
1. Penjelasan rencana Pemda untuk menjalankan Program KOTAKU diperlukan adanya Pokja dengan tujuan, tupoksi dan kegiatan seperti yang dirumuskan dalam rakertas sebelumnya
2. Diskusi mengenai struktur organisasi Pokja, dengan menampilkan hasil review terhadap kinerja Pokja sejenis dan instansi serta program lain yang terkait
3. Komitmen atau pernyataan kesanggupan dari peserta, bahwa yang diundang dalam Rakertas atau Mini Lokakarya diusulkan untuk menjadi anggota Pokja dengan pertimbangan tertentu (dapat menyanggah atau mengusulkan anggota lainnya) 4. Pembahasan indikasi rencana kegiatan untuk tahun 2016 dan 2017 dengan prioritas
utama adalah menyusun dokumen rp2kp-kp
5. Pembahasan mengenai rencana alokasi anggaran (dalam rangka keterbukaan dan akuntabilitas)
6. Pembahasan mengenai kebutuhan pendampingan untuk pelaksanaan tupoksi kepokjaan.
16.1 O
Output
1. Anggota Pokja Kabupaten/Kota memahami tupoksinya
2. Anggota Pokja Kabupaten/Kota siap dan mampu menjalankan kegiatan Kolaborasi penanganan kumuh sesuai dengan tupoksinya
3. Draft SK Pokja yang siap untuk disahkan oleh Kepala Daerah
4. Rencana kegiatan tahun 2016 dan 2017 (dengan output atau target yang terukur)
17.1 P
Pelaksana
Bappeda
18.1 P
Peserta
Calon anggota Pokja PKP dan pengambil keputusan terkait (Kepala Dinas)
Fasilitator Tim Konsultan
2.1.3. Membangun Visi Permukiman & Refleksi Perkara Kumuh (RPK)
Tahapan membangun visi dimaksudkan mengajak seluruh pelaku yang terlibat dalam penanganan kumuh untuk bersama-sama merumuskan cita-cita permukiman ideal seperti apa yang diharapkan pada masa depan kotanya, sehingga semua aktifitas tahapan dalam penanganan kumuh digerakan oleh visi bukan hanya digerakan untuk memecahkan persoalan yang ada.
14 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota
Tahapan kegiatan Refleksi Perkara Kumuh, dimaksudkan mengajak warga yang terlibat dalam penanganan untuk mendiskusikan penyebab, akibat dan akar masalah kumuh yang terjadi dikotanya, serta berdiskusi mengungkapkan ide dan gagasan awal penanganan kumuh dikotanya. Membangun visi permukiman dan refleksi perkara kumuh disamping menggali ide dan gagasan penanganan kumuh juga diharapkan bisa membangun komitmen bersama diantara pelaku dalam penanganannya.
Tujuan 1. Membangun Visi permukiman kota
2. Menemukan persoalan dan gagasan awal pencegahan dan peningkatan kualitas 3. Membangun kesadaran kritis mengenai pentingnya pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh. Metoda Lokakarya dan FGD
Acuan Panduan FGD Refleksi Perkara Kumuh Proses 1. Membangun Visi Permukiman Kota
a. Penjelasan mengenai pentingnya membangun Visi Permukiman;
b. Identifikasi dan mengingat terhadap Visi permukiman Kota yang sudah ada atau Identifikasi Visi permukiman baru;
c. Menyepakati Visi Permukiman Kota sebagai dasar pelaksanaan kegiatan Penanganan Kumuh.
2. Refleksi Perkara Kumuh Kota (RPK)
a. Mendiskusikan persoalan penyebab kumuh
b. Mendiskusikan gagasan penanganan kumuh untuk mencapai visi
Ket; Diskusi bisa dilakukan di beberapa tempat dengan peserta yang berbeda sesuai tujuan diskusi.
Output 1. Visi Permukiman Kota
2. Persoalan kumuh
3. Gagasan pencegahan dan peningkatan kualitas persoalan kumuh
4. Terbangun komitmen kumuh menjadi musuh bersama yang harus ditangani dengan cara kolaborasi
Pelaksana Pokja PKP
Peserta SKPD, DPRD, Tim Teknis, KBP, FKA BKM, City Changer, Forum CSR, PT, lembaga pemerhati permukiman, warga kawasan
Fasilitator Tim Konsultan
2.1.4. Konsolidasi data Permukiman Kumuh Perkotaan
Tahapan ini dimaksudkan untuk menyepakati baseline data yang akan digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan diTingkat Kabupaten/Kota dalam penanganan permukiman kumuh, serta digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi penanganan kumuh. Kegiatan ini melibatkan semua sektor yang terkait dengan data dan informasi permukiman khususnya permukiman kumuh. Tahapan kegiatan ini dimulai dari pengumpulan data, konsolidasi data hingga verifikasi SK Kumuh Kabupaten/Kota terhadap data eksisting.
PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota 15
Tujuan Mengkonsolidasikan semua data yang terkait permukiman kumuh dari berbagai sektor dan aktor, termasuk data baseline, untuk dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan
Metoda Diskusi, Konsolidasi data, analisis data , verifikasi SK Kumuh, Pleno Acuan Buku POS Penyusunan Profil Permukiman kumuh Kabupaten/Kota
Proses 1. Mengumpulkan data dari berbagai sumber sektor dan aktor yang ada di Tingkat Kabupaten/Kota yang terkait dengan permukiman termasuk Profil permukiman kelurahan yang sudah disusun kedalam bentuk profil permukiman kota;
2. Konsolidasi data untuk menyamakan atau menyepakati data yang sama; 3. Memasukan data hasil kesepakatan kedalam sistem informasi kota;
4. Verifikasi hasil konsolidasi data kumuh terhadap SK Kumuh Kabupaten/Kota Output 1. Sistem informasi data permukiman kumuh kota ;
2. Profil Permukiman Kumuh Kota;
3. Hasil verifikasi data kumuh terhadap SK Kumuh Kabupaten/Kota Pelaksana Pokja PKP,
Peserta SKPD, DPRD, Tim Teknis, KBP, FKA BKM, City Changer, Forum CSR, PT, lembaga pemerhati permukiman
Fasilitator Tim Konsultan
2.2. TAHAP PERENCANAAN
Tahap ini merupakan tahapan yang penting dalam menggunakan sumber data dan informasi yang sama dari hasil konsolidasi data berbagai sektor dan aktor terkait permukiman dan perumahan. Oleh karena itu tahap perencanaan adalah proses kunci dalam menyusun pemecahan masalah bersama dan membangun komitmen pemangku kepentingan dalam penanganan permukiman kumuh melalui penyusunan rencanan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan (rp2kp-kp) Kabupaten/Kota . Rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh dapat digunakan oleh Pemda sebagai “bridging document” atau dokumen pelengkap untuk RPJMD dan RKPD, yang menjadi salah satu dokumen acuan dalam pembahasan anggaran tahunan di tingkat eksekutif, serta menjadi masukan bagi penyempurnaan Renstra dan Renja SKPD. Tahap perencanaan Tingkat Kabupaten/Kota menghasilkan dokumen rp2kp-kp dan Rencana/desain kawasan yang disusun secara bertahap sesuai prioritas kawasan yang akan ditangani.
Pokja PKP dan Tim Teknis Kota dalam Tahapan Persiapan ini sekaligus memastikan bahwa kegiatan di tingkat kelurahan/desa berjalan sesuai rencana melalui: 1. Mendampingi Pembentukan dan Penguatan Kelembagaan, 2. Melatih, 3. Memberikan bantuan teknis pada saat pelaksanaan Pemetaan Swadaya.
Pada Tahap Persiapan Tingkat Kota dipastikan terjadi memorandum (kesepakatan) terhadap data baseline kumuh yang akan dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan, pengukuran progres kegiatan dan masuk dalam sistem informasi kota serta memastikan verifikasi data baseline terhadap SK Kumuh Kota/kab
16 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota
2.2.1. Dokumen rp2kp-kp
Dokumen rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh untuk 5 tahun mendatang. Di dalam dokumen rencana ini setidaknya harus memuat:
a. Visi pembangunan permukiman yang mengacu pada visi/ misi Kabupaten/Kota di dalam RPJMD.
b. Pemetaan persoalan dan lokasi permukiman kumuh di tingkat Kabupaten/Kota dan
c. Luasan kumuh yang akan ditangani selama 5 tahun mendatang dengan melakukan delineasi dan pemetaan kawasan permukiman kumuh dan kawasan permukiman kumuh prioritas yang akan ditangani.
d. Identifikasi kawasan rencanaan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang didasarkan pada akar permasalahan permukiman kumuh dan konektivitas infrastruktur yang direncanakan.
e. Analisis Tingkat Kabupaten/Kota dan kawasan perencanaan yang meliputi:
(i) Analisis tentang tingkat kemiskinan di perkotaan yang ditunjukkan dengan jumlah dan persentase KK miskin di wilayah Perkotaan, jumlah dan persentase KK miskin yang tinggal di kawasan kumuh; GINI koefisien di kawasan perkotaan.
(ii) Analisis tentang akses pada infra dan pelayanan dasar, terutama masyarakat miskin perkotaan yang ditunjukkan dengan persentase rumah tangga yang memiliki akses air bersih, pengelolaan sampah, sewerage cost yang harus dibayar masyarakat miskin dibandingkan dengan masyarakat kaya utk air bersih, sanitasi, dsb. Dampak yang ditimbulkan terhadap kesehatan, dll. Dana APBD untuk penyediaan infra dan pelayanan dasar dan persentasenya terhadap APBD. Analisis juga dilakukan berdasarkan quintile. (iii) Analisis terhadap permasalahan kumuh terkait dengan jumlah penduduk tinggal di
kawasan kumuh. Jumlah dan luas kawasan kumuh dan sebarannya di sekian banyak kelurahan. Jumlah dan persentase penduduk kumuh tidak memiliki akses terhadap masing2 dari tujuh indikator. Dalam hal ini termasuk analisis penyebab kumuh melalui serangkaian proses FGD ditingkat basis di lokasi kumuh
(iv) Analisis karakteristik kumuh di masing2 Kabupaten/Kota yang mencakup luas kawasan yang telah diidentifikasi dan dikategorikan sebagai wilayah kumuh berat, sedang, ringan. Jumlah penduduk yang ada di masing-masing kawasan kumuh tersebut, persentase kk miskin, kondisi infrastruktur terkait dengan 8 kriteria kumuh.
(v) Analisis terhadap rumah tangga tinggal di kawasan kumuh yang dikategorikan “legal slums” dengan yang dikategorikan sebagai “illegal slums” atau permukiman liar termasuk berlokasi di tempat yang bukan diperuntukkan bagi perumahan sesuai rencana tata ruang, tanah yang dimiliki perorangan tanpa aspek legal dan tanah yang rawan bencana.
(vi) Analisa kapasitas Pemda termasuk (1) APBD termasuk persentase belanja untuk pembayaran gaji personil dengan untuk investasi, (2) kapasitas pemda untuk merencanakan (menyusun rp2kp-kp), O&M, koordinasi antar sektor, pengadaan (ULP), dan permasalahan lain yang dapat mempengaruhi pencapaian target/sasaran.
PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota 17 f. Konsep dan strategi penanganan kumuh tingkat Kabupaten/Kota meliputi kegiatan
penanganan permukiman kumuh yang berbasis ruang yang terdiri dari kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh di tingkat komunitas dan skala kota, termasuk jenis infratruktur yang akan dibangun (primer, sekunder dan tersier) dan konektivitas antar infrastruktur berdasarkan 8 indikator kumuh yang tetap mengakomodasi aspek sosial dan ekonomi masyarakat dan penyebab kumuh, yang secara keseluruhan mengacu pada pencapaian visi pembangunan permukiman dan visi Kabupaten/Kota .
g. Indikasi rencana investasi dan identifikasi sumber-sumber pembiayaan (nasional, Provinsi, Pemda, swasta, swadaya komunitas, dan sumber pembiayaan lainnya) untuk 5 tahun mendatang, serta peran dan tanggung jawab masing-masing sektor terkait dengan rencana investasi yang sudah diidentifikasi.
h. Rencana pemeliharaan dan monitoring serta tugas dan tanggung jawab Pemda (masing-masing SKPD terkait) untuk melakukan mekanisme O&M.
2.2.2. Desain Kawasan
Sebagai penjabaran rp2kp-kp, secara bertahap disusun desain kawasan untuk seluruh kawasan kumuh yang diidentifikasi, sesuai dengan skenario penanganan kawasan dalam rp2kp-kp, misalnya tahun ke 1 disusun desain kawasan A, B, C dan tahun selanjutnya untuk kawasan D,E,F, dst. diharapkan desain kawasan dapat diselesaikan untuk seluruh kawasan kumuh di Kabupaten/Kota pada tahun ke 3 perencanaan. Desain kawasan mencakup aspek infrastruktur, sosial, dan ekonomi, dilengkapi dengan rencana O & P, dan rencana investasi. Dalam desain kawasan, dilakukan analisa lebih mendalam terhadap kondisi dari sisi supply maupun demand, yaitu perencanaan detil infrastruktur yang dibutuhkan di dalam kawasan kumuh, termasuk infrastruktur primer dan sekunder yang terhubung dengan sistem infrastruktur di kawasan kumuh dan mempengaruhi secara langsung efektivitas penanganan di kawasan kumuh. DED (skala 1:100 – 1:20) akan disusun berdasarkan infrastruktur yang diprioritaskan dalam desain kawasan. Sedangkan untuk mendukung pengembangan penghidupan yang berkelanjutan, di kota terpilih akan dibangun pusat pengembangan usaha atau business development center (BDC), untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh.
Bila lingkungan kumuh berada di wilayah yang sangat berisiko bencana tinggi atau kumuh berat dan tidak ada alternatif lain, maka kemungkinan untuk resettlement atau relokasi dapat dieksplorasi sebagai pilihan terakhir dengan proses konsultasi antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk mencari solusi. Pemerintah daerah wajib melakukan kemitraan untuk menarik investasi, agar mendapatkan tambahan sumber dana dan sumberdaya dari sektor swasta dan organisasi non pemerintah. Bila ada kebutuhan rumah di wilayah relokasi, maka akan dihubungkan dengan program perumahan. Jika dalam jangka waktu lima tahun investasi tidak dapat diselesaikan, maka program ini akan membantu pemerintah daerah dan masyarakat untuk menyusun rencana resettlement atau relokasi.
18 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota
Rencana Pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh harus sinkron dengan kebijakan perencanaan pembangunan dan penataan ruang kota dipastikan keselarasan antara desain kawasan tingkat masyarakat dengan tingkat Kabupaten/Kota dan setiap penanganan harus mempertimbangkan aspek manusia (penghuni) dan penghidupannya. Pola penanganan (dapat dikombinasikan) sesuai dengan UU No. 1 Tahun 2011 adalah sebagai berikut:
a. Pemugaran b. Peremajaan
c. Relokasi dan permukiman kembali d. Penguatan ekonomi
e. Legalitas kepastian bermukim. 2.2.3. Tahapan perencanaan
Pemerintah Kabupaten/Kota melalui Pokja PKP melaksanakan tahapan penyusunan rp2kp-kp secara konsisten dengan skema kolaborasi. Tahapan perencanaan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Skema Tahapan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), dalam tahapan KOTAKU sebelum masuk tahap perencanaan yaitu tahapan ; RPK dan Visi Permukiman Kota, serta konsolidasi data.
Adapun hasil dari tahapan kegiatan RPK dan membangunn Visi permukiman kota adalah berupa rumusan akar masalah kumuh, ide/gagasan awal penanganan kumuh, serta penyepakat rumusan visi permukiman kota. Sedangkan tahapan kegiatan konsolidasi data permukiman kumuh menghasilkan ; Profil permukiman kumuh kota, data baseline kumuh, informasi persoalan dan potensi kumuh eksisting serta verifikasi terhadap SK Kumuh. Proses dan hasil dari tahapan diatas akan dijadikan dasar analisa dalam penyusunan rp2kp-kp.
Tahapan penyusunan rp2kp-kp terdiri dari tahapan berikut: 1) Mempersiapkan Kegiatan Perencanaan
2) Kajian kebijakan dan rencana kota untuk Penanganan kumuh 3) Perumusan Skenario Penanganan
4) Perumusan Program dan Kegiatan 5) Uji Publik Draft rp2kp-kp
6) Memorandum Program dan Kegiatan 7) Penyusunan DED
PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota 19 K E G I A T A N T I N G K A T K A B U P A T E N / K O T A Perumusan Skenario Penanganan kumuh II PERENCANAAN 1 4 2 3 Perumusan Program & Kegiatan rp2kpkp PROSES KONSULTASI
SEBAGAI PROSES KOLABORASI DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KUMUH
Kajian kebijakan dan rencana kota untuk Penanganan kumuh 5 6 7 Menyiapkan kegiatan
Uji Publik Draft
RP2KP-KP Integrasi Ke Perencanaan Daerah
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Thn ke -n+1
Memorandum Profil Kumuh Memorandum Program/Kegiatan Memorandum Keberlanjutan Program Memorandum Program & Kegiatan rp2kpkp Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan DED
Gambar 2.3. Tahapan kegiatan Penyusunan rp2kp-kp 2.2.3.1. Penyiapan Kegiatan Perencanaan
Penyiapan kegiatan perencanaan ini merupakan kegiatan yang mengawali tahapan kegiatan perencanaan lainya, dimana pada kegiatan ini Tim perencanaan berkumpul untuk mendapatkan
Tujuan Disepakatinya rencana kerja dan metodologi penyusunan rp2kp-kp .
Metoda Pelatihan tim perencanaan rp2kpkp , diskusi, koordinasi, pleno penyepakatan
Proses 1. Melakukan koordinasi tim untuk penyamaan pemahaman lingkup tugas Pokja PKP dan unsur lainya dalam kegiatan Penyusunan rp2kp-kp;
2. Melakukan pengumpulan dokumen/bahan rujukan yang diperlukan ( Hasil RPK; berupa akar permasalahan kumuh, ide/gagasan pencegahan kumuh, rumusan visi permukiman kota, profil permukiman kumuh, hasil konsolidasi data baseline, peta digital)
3. Menyusun rencana aksi proses perencanaan termasuk jadwal kegiatan dan metodologi pelaksanaan kegiatan
Output 1. Rencana kerja
2. Pendekatan dan metodologi pelaksanaan kegiatan
4. Data dan informasi mengenai kondisi eksiting permukiman kumuh, serta ide/gagasan awal pencegahan kumuh. ( Hasil RPK; berupa Akar permasalahan kumuh, ide/gagasan pencegahan kumuh, profil permukiman kumuh, hasil konsolidasi data baseline, hasil verifikasi SK kumuh, peta digital)
Pelaksan a
Pokja PKP
Peserta SKPD, DPRD , Tim Teknis, KBP, FKA BKM, City Changer, PT, lembaga pemerhati permukiman Fasilitato
r
20 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota
pemahaman yang sama dan menyepakati mekanisme serta rencana kerja dalam penyusunan rp2kpkp.
2.2.3.2. Kajian Kebijakan dan Rencana Kota untuk Penanganan Kumuh
Tahapan ini merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan karena dalam kegiatan ini akan dikaji kebijakan dan rencana sektor permukiman kota dengan profil permukiman kumuh kota eksisting , hingga dimungkinkan terjadi penyelarasan kebijakan dan rencana sektor kota dalam mendukung penanganan permukiman kumuh
Tujuan Mengkaji kebijakan dan strategi pembangunan, serta rencana tata ruang wilayah yang telah tersedia maupun yang sedang disusun terkait dengan persoalan permukiman kumuh kota Metoda analisis isi kebijakan dan perencanaan, studi literatur, overlay peta, pleno penyepakatan Proses 1. Inventarisasi kebijakan dan strategi pembangunan Kabupaten/Kota, serta perencanaan
sektor khususnya yang terkait pengembangan permukiman; RTRW, SPPIP, SSK, RISPAM, masterplan drainase, masterplan jalan, masterplan persampahan, RISPK, RTBL dan rencana Pengembangan ekonomi, serta perencanaan lainya ditingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi. 2. Melakukan pemetaan terhadap arahan kebijakan dan strategi pembangunan serta rencana sektor terkait penanganan kawasan permukiman kumuh terutama yang terdapat di dalam RTRW, SPPIP, SSK, RISPAM, masterplan drainase, masterplan jalan, masterplan persampahan, RISPK, RTBL dan rencana Pengembangan ekonomi, serta perencanaan lainya diTingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi. (lampiran 2; Sumber-Sumber Rujukan Data, Informasi, Kebijakan, Program, Rencana, Kegiatan yang digunakan dalam Penyusunan rp2kp-kp),
3. Melakukan kajian terhadap keselarasan antar kebijakan, strategi pembangunan, serta perencanaan sektor pengembangan permukiman yang ada (RTRW, SPPIP, SSK, RISPAM,
masterplan drainase, masterplan jalan, masterplan persampahan, RISPK, RTBL dan rencana
pengembangan ekonomi, serta perencanaan lainya ditingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi), terhadap data dan informasi persoalan kumuh eksisting ( Hasil RPK; berupa Akar permasalahan kumuh dan ide/gagasan pencegahan kumuh, Profil Permukiman kumuh, hasil konsolidasi Data baseline) (Lampiran 3; Form Kajian-Kajian Kebijakan dan Program/Kegiatan Sektoral Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan)
4. Overlay/superimpose peta permukiman kumuh dengan peta rencana tematik/sektor kota.
(Lampiran 4; Gambar Contoh, Keterpaduan Persoalan, Potensi dan Rencana Penanganan Permukiman kumuh dengan Rawan Sanitasi Kota dan Perencanaan Sektor Lainya)
5. Update peta-peta tematik sesuai hasil kajian.
Output 1. Matrik stretegi, kebijakan dan program Kabupaten/Kota 2. Peta-peta tematik hasil analisis
3. Kebijakan dasar yang mendukung pencegahan kumuh
4. Kebijakan dasar yang mendukung peningkatan kualitas permukiman kumuh Pelaksan
a
Pokja PKP
Peserta SKPD, DPRD , Tim Teknis, KBP, FKA BKM, City Changer, CSR, PT, lembaga pemerhati permukiman
PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota 21
2.2.3.3. Perumusan Strategi Penanganan
Perumusan strategi adalah tahapan berikutnya setelah kegiatan kajian Kebijakan dan rencana sektor kota untuk Penanganan Kumuh, dari tahapan kegiatan ini diharapkan bisa memunculkan strategi Kabupaten/Kota untuk merinci langkah pentahapan capaian target 0% hingga tahun 2019, serta memunculkan strategi pencegahan dan strategi peningkatan kualitas
Tujuan Merumuskan strategi Penanganan kumuh pencapaian 0% Metoda Analisa konsep penanganan, Diskusi, pleno penyepakatan
Proses 1. Merumuskan konsepsi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan permukiman rawan kumuh untuk mencapai target 0% kumuh, yang meliputi:
a. Perumusan misi, tujuan dan sasaran penanganan permukiman kumuh dan permukiman rawan kumuh yang sinergis dengan rencana pembangunan permukiman kota serta berlandaskan pada kondisi, potensi dan permasalahan lokasi yang mengacu pada rumusan Visi permukiman kota hasil kesepakatan. b. Perumusan strategi pencegahan kumuh mengacu pada visi, tujuan, sasaran serta
hasil kajian kebijakan dan rencana kota serta kondisi eksisting kumuh kota hasil RPK untuk penanganan Kumuh. (Lampiran 5a: Contoh perumusan strategi pencegahan permukiman kumuh skala kota dari hasil proses sebelumnya; refleksi perkara kumuh & penyepakatan visi permukiman kota, konsolidasi data kumuh/profil permukiman kumuh serta hasil Kajian kebijakan dan perencanaan permukiman kota)
c. Perumusan strategi peningkatan kualitas permukiman kumuh mengacu pada visi, tujuan, sasaran serta hasil kajian kebijakan dan rencana kota serta kondisi eksisting profil permukiman kumuh untuk penanganan kumuh hingga pencapaian 0% (Lampiran 5b : Contoh perumusan strategi peningkatan kualitas permukiman kumuh skala kota dari hasil proses sebelumnya; refleksi perkara kumuh & penyepakatan visi permukiman kota, konsolidasi data kumuh/profil permukiman kumuh serta hasil kajian kebijakan dan perencanaan permukiman kota).
2. Menyusun pentahapan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan permukiman rawan kumuh yang dirinci kedalam langkah-langkah yang akan dilakukan pertahun hingga tahun 2019
a. Memastikan tema pengembangan pada seluruh kawasan kumuh yang disusun masyarakat dalam RTPLP
b. Menyusun kriteria dan indikator permukiman kumuh dan permukiman rawan kumuh prioritas penanganan. (lampiran 8a; penilaian lokasi prioritas)
c. Menetapkan permukiman kumuh dan rawan kumuh prioritas penanganan tahun pertama. (lampiran 8b. penilaian lokasi prioritas penanganan tahun 1) Output 1. Konsep penanganan permukiman kumuh untuk pencapaian target 0%.
2. Strategi pencegahan permukiman kumuh terhadap permukiman rawan kumuh 3. Strategi peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh.
22 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota
4. Permukiman rawan kumuh prioritas pencegahan dan permukiman kumuh prioritas peningkatan kualitas yang secara bertahap akan ditangani
Pelaksana Pokja PKP
Peserta SKPD, DPRD, FKA BKM, KBP, Perguruan Tinggi, pemerhati permukiman, Tim Konsultan, Tenaga ahli perencanaan, Forum CSR, Lurah/Kades dan BKM lokasi prioritas, dll. Fasilitator Tim Konsultan
2.2.3.4. Perumusan Program dan Kegiatan RP2KP-KP
Tahapan perumusan program dan kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan dimaksudkan mendetilkan dari hasil tahapan strategi penanganan kumuh diperkotaan kedalam program dan kegiatan 5 tahun dan tahunan. Bila diperlukan perlakuan khusus dari level kota untuk kawasan tertentu misalkan untuk peremajaan kota maka diperlukan desain kawasan dengan intervensi skala kota.
a. Perumusan Program dan Kegiatan rp2kpkp
Tujuan Menyusun program dan rencana kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan permukiman rawan kumuh tingkat Kabupaten/Kota yang selaras dengan penanganan kumuh kawasan.
Metoda Diskusi Analisis, FGD, pleno penyepakatan
Proses 1. Merumuskan kebutuhan program-program pencegahan yang aplikatif, riil dan terukur sesuai dengan kebutuhan pencegahan kawasan permukiman rawan kumuh dalam skala Kabupaten/Kota berdasarkan pada konsep dan stretegi penanganan permukiman kumuh. (Lampiran 6a: Contoh matrik program / kegiatan pencegahan Permukiman rawan kumuh untuk 5 tahun)
2. Merumuskan kebutuhan program-program peningkatan kualitas yang aplikatif, riil dan terukur sesuai dengan kebutuhan penanganan kawasan permukiman kumuh dalam skala Kabupaten/Kota berdasarkan pada konsep dan stretegi penanganan permukiman kumuh. (Lampiran 6b: Contoh matrik program / kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh untuk 5 tahun)
3. Merinci setiap program ke dalam skema pentahapan yang dirinci kedalam program tahunan (2016 – 2019);
4. Menyusun indikasi kegiatan pencegahan permukiman kumuh dan peningkatan kualitas prioritas tahun pertama.(Lampiran 7a: Contoh matrik kegiatan tahunan pencegahan permukiman kumuh)
5. Menyusun indikasi kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh .(Lampiran 7b : Contoh matrik kegiatan tahunan peningkatan kualitas permukiman kumuh)
6. Menyusun pemetaan spatial dari strategi dan program yang telah dirumuskan. Output 1. Daftar kebutuhan program pencegahan pada permukiman rawan kumuh skala kota
2. Daftar kebutuhan program peningkatan kualitas pada permukiman kumuh skala kota 3. Matriks program pembangunan dalam skala Kabupaten/Kota
Pokja PKP mengkoordinasikan Lurah/Kades dan BKM di lokasi prioritas penanganan kumuh agar strategi tingkat kawasan/lingkungan sinergis dengan strategi penanganan kumuh kota.
PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota 23 4. Rencana kegiatan tahunan peningkatan kualitas dan pencegahan kumuh skala kota
pada permukiman kumuh prioritas. Pelaksana Pokja PKP
Peserta
19.1 SKPD, DPRD, FKA BKM, KBP, Perguruan Tinggi, pemerhati permukiman, Tim Konsultan, Tenaga ahli perencanaan, Forum CSR, Lurah/Kades dan BKM lokasi prioritas, dll. Fasilitator Tim Konsultan
b. Penyusunan Rencana/Desain Kawasan Kumuh “Khusus” (Peremajaan Kota)
Tujuan Penerjemahan konsep dan desain penanganan kawasan yang telah dirumuskan ke dalam rencana teknis penanganan yang lebih terukur dan presisi baik secara lokasi, besaran/volume, dan terpetakan secara visual, serta menyusun dan menyepakati daftar komponen infrastruktur pembangunan;
Metoda Studio, analisis kebutuhan, penjaringan informasi, observasi dan pengukuran lapangan (ground survey), teknik penelurusan lokasi (transek)
Proses 1. Melakukan penyusunan peta rinci/siteplan, pembuatan siteplan diperlukan sebagai acuan untuk pelaksanaan di lapangan siteplan sedikitnya memuat:
plotting komponen rencana
jenis serta ukuran komponen rencana
kondisi eksisting, misal: nama jalan, arah aliran, kontur eksisting serta kondisi 0% dari komponen yang akan dibangun. Peta kebutuhan infarstruktur yang dipersyaratkan skala 1:1.000 untuk penanganan tahun pertama
2. Penyusunan visualisasi pendukung perancangan, pembuatan komponen kawasan secara visual untuk memberikan pembanding dari kondisi kawasan semula dan kondisi kawasan setelah dibangun atau before-after
3. Penyiapan gambar pra rencana berdasarkan rumusan program kegiatan untuk pembangunan kawasan secara keseluruhan. Gambar ini memuat bentuk dan komponen-komponen fisik apa saja yang diperlukan dalam penanganan kawasan kumuh prioritas, namun jumlah dan besarannya belum terinci yang disepakati antara Pokja Kabupaten/Kota, pemangku kepentingan Kabupaten/Kota serta masyarakat pada kawasan prioritas.
4. Melakukan analisis dan diskusi pemilihan komponen dengan pemangku kepentingan Kabupaten/Kota serta masyarakat pada kawasan prioritas
5. Melakukan ground check dan pengukuran yang di sesuaikan dengan kebutuhan nyata di lapangan. Komponen rencana disusun ulang dan dilihat sejauh mana kemungkinan dapat dilaksanakan pembangunannya di lapangan. Pemilihan komponen yang akan diukur harus melalui beberapa kriteria, yaitu: (a) Komponen harus benar-benar menjadi prioritas utama bagi penanganan kawasan kumuh; (b) Komponen harus memberikan dampak nyata/manfaat terhadap perbaikan lingkungan kumuh yang ditangani; dan (c) Komponen dapat dilaksanakan pembangunannya dan tidak berada
24 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota
dalam lahan yang disengketakan.
Output Desain kawasan yang dilengkapi dengan rencana investasi, rencana operasional dan pemeliharaan, dan rencana aksi pusat pengembangan usaha (Lampiran 9a: Contoh; rencana penataan kawasan permukiman kumuh prioritas dan 9; Contoh peta tematik rencana penataan kawasan permukiman kumuh)
Pelaksana Pokja PKP & Konsultan Perencanaan
Peserta SKPD, DPRD, BKM, KBP, Perguruan Tinggi, pemerhati permukiman, Forum CSR, Lurah/Kades dan BKM lokasi prioritas dll.
Fasilitator Tim Konsultan
2.2.3.5. Uji Publik Draft Program dan Kegiatan rp2kp-kp
Kegiatan ini intinya dimaksudkan sebagai ajang sosialisasi terhadap proses yang sudah dilakukan dan dokumen rp2kpkp yang sudah disusun untuk medapatkan masukan dan pengakuan dari berbagai pihak. Secara tidak langsung kegiatan ini sekaligus merupakan kegiatan pemasaran sosial kepada seluruh pihak dengan harapan disamping mendapatkan dukungan moril juga mendapatkan dukungan materil.
Tujuan Untuk menjaring masukan dalam rangka mematangkan konsep, skenario, rencana aksi program peningkatan kualitas dan pencegahan permukiman kumuh perkotaan Metoda Pemaparan hasil dan diskusi terbuka, pleno penyepakatan
Proses 1. Memaparkan seluruh capaian kegiatan rp2kp-kp
2. Melakukan diskusi untuk mendapatkan masukan-masukan terhadap muatan rp2kp-kp
3. Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap capaian kegiatan rp2kp-kp. Output 1. Masukan terhadap pencapaian kegiatan rp2kp-kp
2. Masukan terhadap substansi rp2kp-kp Pelaksana Pokja PKP
Peserta Kegiatan Konsultasi Publik melibatkan peserta dan pendukung. Peserta kegiatan antara lain mewakili unsur :
1. Dinas/instansi tingkat Kabupaten/Kota/Provinsi yang terkait dengan penanganan kumuh
2. Akademisi, pemerhati permukiman, perwakilan masyarakat permukiman kumuh pendukung kegiatan antara lain mewakili unsur
3. Satuan Kerja Pengembangan Permukiman 4. DPRD
5. Lurah/Kades dan BKM lokasi prioritas. Fasilitator Tim Konsultan
Pokja PKP mengkoordinasikan Lurah/Kades dan BKM terkait program dan kegiatan skala kota yang akan didesain pada lokasi prioritas penanganan kumuh agar sinergis dengan program dan kegiatan skala lingkungan yang ada dalam RTPLP.