Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 I-1
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. LATAR BELAKANG
Rencana Strategis SKPD Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung atau yang selanjutnya disebut Renstra DISHUB Kab. Bandung adalah dokumen perencanaan Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra DISHUB Kab. Bandung ini adalah Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung 2011 – 2015 menindaklanjuti Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2011 – 2015. Fungsi Renstra Perhubungan dalam penyelenggaraan pembangunan daerah adalah untuk mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) melalui perumusan visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan bidang perhubungan.
Sebagaimana Surat Edaran Bupati Bandung Nomor 050/65-Bappeda Tanggal 24 Januari 2014, menimbang:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2011 – 2015;
bahwa penyusunan Perubahan Renstra SKPD berpedoman pada RPJMD berikut perubahannya. Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 ini tetap menimbang pada Renstra Kementerian Perhubungan dan Renstra DISHUB Provinsi Jawa Barat. Perubahan Renstra ini akan berdampak besar pada dokumen perencanaan DISHUB Kab. Bandung untuk periode Tahun 2015 (Renja 2015).
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 I-2
B. LANDASAN HUKUM
Struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan DISHUB Kab. Bandung serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran urusan perhubungan di Kabupaten Bandung dilandasi oleh peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
5. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2011 tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan; 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 I-3
14. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan;
15. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 1993 tentang Marka Jalan; 16. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 61 Tahun 1993 tentang Rambu-Rambu
Lalu Lintas Jalan;
17. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 62 Tahun 1993 tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas;
18. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 63 Tahun 1993 tentang Persyaratan Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, Kereta Tempelan, Karoseri dan Bak Muatan serta Komponen-Komponennya;
19. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 64 Tahun 1993 tentang Persyaratan Teknis Pemakaian Bahan Bakar Gas pada Kendaraan Bermotor;
20. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 65 Tahun 1993 tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
21. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 66 Tahun 1993 tentang Fasilitas Parkir untuk Umum;
22. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 67 Tahun 1993 tentang Tata Cara Pemeriksaan Persyaratan Teknis dan Laik Jalan Kendaraan;
23. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 69 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan;
24. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 70 Tahun 1993 tentang Tarif Penumpang dan Barang di Jalan;
25. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 71 Tahun 1993 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor;
26. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 72 Tahun 1993 tentang Perlengkapan Kendaraan Bermotor;
27. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 Tahun 1995 tentang Terminal dan Transportasi Jalan;
28. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum;
29. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 5 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Penghargaan Wahana Tata Nugraha;
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 I-4
30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51 Tahun 2011 tentang Terminal Khusus dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri;
31. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 10 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Masal Berbasis Jalan;
32. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 52 Tahun 2012 tentang Alur Pelayaran Sungai dan Danau;
33. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 98 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek;
34. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung;
35. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 9 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kabupaten Bandung;
36. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum;
37. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha;
38. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 13 Tahun 2012 tentang Retribusi Perizinan Tertentu;
39. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2011 – 2015;
40. Peraturan Bupati Bandung No. 5 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bandung.
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penyusunan Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 ini adalah penyesuaian Renstra 2011 – 2015 dengan perubahan RPJMD Kabupaten Bandung, dengan tujuan agar rumusan visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan bidang perhubungan di Kabupaten Bandung lebih akuntabel dan realistis optimis sehingga dapat tercapai sebagaimana target yang ditetapkan.
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 I-5
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun pokok bahasan dalam penulisan Perubahan renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 serta susunan garis besar isi dokumen perencanaan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Mengemukakan latar belakang penyusunan Renstra terkait dengan pengertian dan fungsi Renstra, terkait dengan RPJMD dan penyelenggaraan pembangunan di daerah, provinsi, serta pada tingkat pemerintah pusat.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DISHUB KAB. BANDUNG
Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) DISHUB Kab. Bandung dalam penyelenggaraan urusan perhubungan dan pos telekomunikasi, mengulas secara ringkas sumber daya yang dimiliki dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra DISHUB Kab. Bandung periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas DISHUB Kab. Bandung yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung ini.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Mengemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, tugas dan fungsi SKPD yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, memaparkan juga faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan DISHUB Kab. Bandung yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah, perumusan isu strategis pelayanan SKPD, telaahan Renstra Kementerian Perhubungan, serta memaparkan implikasi RTRW dan telaahan isu strategis yang akan ditangani melalui Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung.
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 – 2015 I-6
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Mengemukakan rumusan pernyataan visi dan misi DISHUB Kab. Bandung, tujuan, strategi, kebijakan, tujuan dan sasaran jangka menengah DISHUB Kab. Bandung.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Mengemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.
BAB VI INDIKATOR KINERJA DISHUB KAB. BANDUNG YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Mengemukakan indikator kinerja DISHUB Kab. Bandung yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai DISHUB Kab. Bandung sampai dengan Tahun 2015 sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-1
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DISHUB KAB. BANDUNG
Pada BAB II ini memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) DISHUB Kab. Bandung dalam penyelenggaraan urusan perhubungan dan pos telekomunikasi, mengulas secara ringkas sumber daya yang dimiliki dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra DISHUB Kab. Bandung 2005 – 2010, mengemukakan capaian program prioritas DISHUB Kab. Bandung yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD 2005 – 2010, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung ini.
A. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berdasarkan PERDA Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung dan Peraturan Bupati Bandung No. 5 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bandung, mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang perhubungan dan sebagian bidang komunikasi dan informatika.
Kepala Dinas Perhubungan Kab. Bandung membawahkan: 1. Sekretariat, membawahkan:
a. Sub Bagian Penyusunan Program; b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; c. Sub Bagian Keuangan;
dengan fungsi perencanaan, penetapan rumusan kebijakan, pelaporan dan evaluasi serta koordinasi pelayanan kesekretariatan, meliputi:
koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas Bidang secara terpadu;
pelayanan administratif Dinas, pengelolaan administrasi umum dan kerumahtanggaan;
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-2
pengelolaan kelembagaan dan ketatalaksanaan serta hubungan masyarakat;
pengelolaan administrasi kepegawaian;
administrasi pengelolaan keuangan;
pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Dinas;
pengkoordinasian publikasi pelaksanaan tugas Dinas;
pengkoordinasian penyusunan dan penyampaian bahan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Dinas.
2. Bidang Lalu Lintas, membawahkan: a. Seksi Manajemen Lalu Lintas; b. Seksi Rekayasa Lalu Lintas;
c. Seksi Pengawasan dan Pengendalian. dengan fungsi:
penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan dan pengelolaan lalu lintas;
penetapan rencana umum jaringan lalu lintas jalan;
penetapan pengawasan dan pengendalian operasional terhadap penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas;
penetapan kelas jalan pada jaringan jalan kabupaten;
penetapan penentuan lokasi, pengadaan, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan serta fasilitas pendukung di wilayah kabupaten;
penetapan penyelenggaraan andalalin di wilayah kabupaten;
penetapan penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas di jalan kabupaten;
penetapan penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan / atau yang menjadi isu kabupaten;
penetapan pelayanan perizinan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan kabupaten;
penetapan pengumpulan, pengolahan data dan analisis kecelakaan lalu lintas;
penetapan pelayanan pemberian izin usaha mendirikan pendidikan dan latihan mengemudi;
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-3
penetapan pemberian rekomendasi pemasangan periklanan pada kawasan selektif;
pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan dan pengelolaan lalu lintas. 3. Bidang Angkutan, membawahkan:
a. Seksi Angkutan Orang; b. Seksi Angkutan barang;
c. Seksi Angkutan Khusus dan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (ASDP). dengan fungsi:
penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan dan pengelolaan angkutan;
penetapan penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan kendaraan untuk angkutan dalam trayek dan angkutan perintis;
penetapan pemberian izin trayek angkutan perdesaan / angkutan kota yang wilayah pelayanannya dalam satu wilayah kabupaten;
penetapan penyusunan jaringan lintas angkutan barang;
penetapan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan untuk angkutan taksi;
penetapan pemberian izin operasi angkutan taksi;
penetapan pemberian rekomendasi operasi angkutan sewa;
penetapan pemberian izin usaha angkutan pariwisata dan angkutan barang;
penetapan pemberian ijin dispensasi angkutan umum dalam trayek;
penetapan tarif penumpang kelas ekonomi angkutan dalam kabupaten;
penetapan penyusunan rencana umum jaringan sungai dan danau;
penetapan lokasi pelabuhan sungai dan danau;
penetapan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu penyeberangan;
penetapan pemberian izin pembuatan tempat penimbunan kayu (logpon), jaring terapung dan kerambah di sungai dan danau;
penetapan pemetaan alur sungai untuk kebutuhan transportasi;
penetapan pembangunan, pemeliharaan, pengerukan alur pelayaran sungai dan danau;
penetapan pengawasan pengoperasian angkutan sungai dan danau;
penetapan rumusan kebijakan penggunaan kendaraan tidak bermotor;
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-4 4. Bidang Teknik Prasarana, membawahkan:
a. Seksi Terminal; b. Seksi Parkir;
c. Seksi Pos dan Telekomunikasi. dengan fungsi:
penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan teknik prasarana;
penetapan penentuan lokasi fasilitas parkir untuk umum di jalan kabupaten;
penetapan pengoperasian fasilitas parkir untuk umum di jalan kabupaten;
penetapan pemberian izin penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum;
pembangunan dan pengoperasian terminal angkutan barang;
penetapan lokasi terminal penumpang Tipe C;
penetapan pengesahan rancang bangun terminal penumpang Tipe C;
penetapan pembangunan pengoperasian terminal penumpang Tipe A, Tipe B dan Tipe C;
penetapan pembangunan dan pengoperasian terminal angkutan barang;
penetapan penunjukan lokasi penimbangan muatan kendaraan angkutan barang;
penetapan penyelenggaraan pelayanan pos di perdesaan;
penetapan pemberian rekomendasi untuk pendirian kantor pusat jasa titipan;
penetapan pemberian izin dan penertiban jasa titipan untuk kantor agen;
penetapan pemberian izin penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan pemerintah dan badan hukum sepanjang tidak menggunakan spektrum frekuensi radio;
penetapan pemberian rekomendasi terhadap permohonan izin penyelenggaraan jaringan tetap tertutup lokal wireline (end to end);
penetapan pemberian rekomendasi wilayah prioritas untuk pembangunan kewajiban pelayanan universal di bidang telekomunikasi;
penetapan pemberian izin Instalatur Kabel Rumah/Gedung (IKR/G);
penetapan pengawasan / pengendalian pelaksanaan pembangunan telekomunikasi perdesaan, penyelenggaraan warung telekomunikasi, warung seluler atau sejenisnya;
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-5
penetapan pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menara telekomunikasi sebagai sarana dan prasarana telekomunikasi;
penetapan pemberian izin galian untuk keperluan penggelaran kabel telekomunikasi;
pelaksanaan perhitungan teknis sebagai dasar penetapan retribusi izin hinder ordonantie (ordonansi gangguan);
penetapan pemberian izin instalansi penangkal petir dan genset;
penetapan pengendalian dan penertiban terhadap pelanggaran standarisasi pos dan telekomunikasi;
penetapan pemberian izin usaha perdagangan alat perangkat telekomunikasi;
pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan teknik prasarana. 5. Bidang Teknik Keselamatan, membawahkan:
a. Seksi Pemeriksaan Kendaraan Bermotor (PKB); b. Seksi Teknik Perbengkelan;
c. Seksi Penyuluhan. dengan fungsi:
penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan teknik keselamatan;
penetapan pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor;
penetapan pelaksanaan pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangannya;
pelaksanaan penunjukan lokasi dan pengelolaan pemeriksaan kendaraan bermotor;
pelaksanaan penilaian dan penghapusan kendaraan bermotor;
pelaksanaan pelayanan administrasi pendaftaran dan registrasi dan mutasi serta numpang uji kendaraan bermotor;
pelaksanaan pemeliharaan peralatan pemeriksaan kendaraan bermotor;
pelaksanaan pengaturan tentang pembatasan mengangkut orang dengan kendaraan tidak bermotor;
penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan pengelolaan teknik perbengkelan;
pemberian izin usaha bengkel umum kendaraan bemotor;
pelaksanaan pemeriksaan persyaratan teknis oleh bengkel umum kendaraan bermotor;
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-6
pelaksanaan rumusan kebijakan dalam pembuatan karoseri kereta gandengan, kereta tempelan, bak muatan, modifikasi serta alat wajib memenuhi persyaratan teknis kendaraan bermotor;
pelaksanaan rumusan kebijakan dalam pemberian pelayanan perijinan penyelenggaraan bengkel umum kendaraan bermotor;
pelaksanaan penetapan ketentuan tambahan susunan alat – alat tambahan pada mobil bus dan penumpang umum sebagai kendaraan umum;
pelaksanaan pembinaan operasional bengkel di bidang peningkatan profesionalisme bagi tenaga mekanik melalui pendidikan dan pelatihan, bimbingan dan arahan terhadap ketentuan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor;
pelaksanaan penelitian dan pengembangan pelayanan penyuluhan perhubungan;
pelaksanaan pelayanan penyuluhan perhubungan;
pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan penyuluhan perhubungan;
pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana pendukung pelayanan penyuluhan perhubungan;
pelaksanaan penyusunan penyuluhan dan pembinaan pemakai jalan;
pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan teknik keselamatan.
Adapun melekat pada tugas pokok dan fungsi yang diemban, bahwa Dinas Perhubungan juga dibebani tugas selaku pengelola PAD Bidang Perhubungan dari sektor: 1. Retrbusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
Retribusi penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah.
2. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
Retribusi pelayanan pengujian kendaraan bermotor, termasuk kendaraan bermotor air.
3. Retribusi Terminal;
Retribusi atas pelayananan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal. 4. Retribusi Izin Trayek Angkutan Penumpang Umum;
Retribusi pemberian izin untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu.
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-7
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-8 B. SUMBER DAYA DISHUB KAB. BANDUNG
Kekuatan sumber daya manusia (SDM) di DISHUB Kab. Bandung pada posisi Tanggal 31 Desember 2013 adalah seperti tergambar pada Tabel I-1 dan Tabel I-2.
Tabel II-1: Jumlah Pegawai Berdasarkan Kepangkatan dan Jabatan
No. Status Kepegawaian / Golongan
Esselon
JAFUNG JFU Jml. II b III a III b IV a
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) 1 1 4 15 15 137 173
a Golongan IV 1 1 3 3 - - 8
b Golongan III - - 1 12 6 27 46
c Golongan II - - - - 9 98 107
d Golongan I - - - 12 12
2 PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT) - - - - - 16 16 3 PEGAWAI HARIAN LEPAS (PHL) - - - - - 767 767
a Kategori I - - - 46 46
b Kategori II - - - 525 525
c Non Kategori - - - 196 196
J U M L A H 1 1 4 15 15 920 956
Tabel II-2: Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan
No. Pendidikan
Status Kepegawaian
Jml. PNS PTT
PHL
Kategori I Kategori II Non Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 1 SD 1 - - 19 - 20 2 SMP 7 - 2 86 196 291 3 SMA 114 12 32 319 - 477 4 D 1 - - - 0 5 D 2 4 - - 7 - 11 6 D 3 7 2 4 31 - 44 7 D 4 2 - - - - 2 8 S 1 25 2 8 63 - 98 9 S 2 13 - - - - 13 J U M L A H 173 16 46 525 196 956
Dari Tabel II-1 dapat terlihat bahwa kebutuhan pegawai di DISHUB Kab. Bandung dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tidak dapat dipenuhi oleh jumlah PNS yang tersedia. Sehingga dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan untuk menangani wilayah Kabupaten Bandung yang luas, terutama dalam hal pengendalian lalu lintas, terminal dan parkir, banyak memanfaatkan tenaga PHL.
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-9 PHL Non Kategori ditugaskan di sekretariat sejumlah 23 orang, terminal 49 orang dan yang bertugas sebagai juru parkir sebanyak 124. Sampai dengan saat ini, data tingkat pendidikan tenaga PHL Non Kategori masih belum ada. Di dalam Tabel I-2, untuk sementara ditempatkan pada tingkat pendidikan rata-rata SMP.
Tabel II-1 dan Tabel II-2 di atas menunjukkan kekuatan SDM DISHUB Kab. Bandung yang cukup memprihatinkan, di mana jumlah PTT dan PHL (81,9%) jauh lebih besar dari jumlah PNS (18,1%). Sampai dengan 31 Desember 2013, hanya sebagian kecil SDM yaitu sebesar 17,57% yang sudah mengenyam pendidikan perguruan tinggi, walaupun meningkat dibanding Tahun 2012 yang hanya mencapai angka 15,12%.
Sumber daya lainnya yang dimiliki DISHUB Kab. Bandung dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya adalah:
1. Kendaraan Dinas dan Operasional.
Inventaris kendaraan dinas dan operasional DISHUB Kab. Bandung berdasar kondisi dan umur ekonomis adalah sebagai berikut:
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-10 Tabel II-3: Inventaris Kendaraan Dinas dan Operasional
Uraian Nomor Kendaraan Tahun Usia Kendaraan Kendaraan Roda 4
Kendaraan Pejabat Eselon II 2013 1 tahun
PATWAL D 1111 S 1996 18 tahun
D 1163 V 2007 7 tahun Unit PKB Keliling D 8117 V 2004 10 tahun Kendaraan Operasional D 1164 V 2007 7 tahun D 1137 V 2003 11 tahun D 1038 V 2003 11 tahun D 1263 V 2003 11 tahun D 54 S 2000 14 tahun D 1213 V 1998 16 tahun D 1345 V 1997 17 tahun D 1169 V 1995 19 tahun D 1244 V 1992 22 tahun D 8454 S 1992 22 tahun Kendaraan Roda 2 PATWAL D 4430 V 2011 3 tahun D 3026 V 2007 14 tahun D 3027 V 2007 14 tahun D 2205 V 2005 9 tahun D 2206 V 2005 9 tahun D 2207 V 2005 9 tahun D 2564 S 2001 13 tahun Kendaraan Operasional 2013 1 tahun 2013 1 tahun D 3028 V 2007 7 tahun D 2110 S 2004 10 tahun D 4818 S 2004 10 tahun D 2562 V 2001 13 tahun D 2563 V 2001 13 tahun 2. Unit Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor.
Unit pelayanan PKB yang dimiliki DISHUB Kab. Bandung adalah sebanyak 2 (dua) unit yang terdiri dari 1 (satu) unit pelayanan statis di kantor induk, dan 1 (satu) unit pelayanan keliling yang digunakan untuk pengujian kendaraan bermotor di kantor layanan Cileunyi dan Baleendah, serta untuk pelayanan PKB di daerah lainnya terutama dalam rangka Pelayanan Terpadu Sabilulungan. Memperhatikan petunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang perhubungan, bahwa Kabupaten Bandung optimalnya memiliki 6 (enam) unit pelayanan PKB – unit statis dan/atau unit keliling.
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-11 3. Prasarana Terminal Penumpang Umum.
Terminal penumpang merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Terminal penumpang dikelompokkan menjadi:
a. Terminal Tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi (AKAP), dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota dan angkutan pedesaan.
b. Terminal Tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk AKDP, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
c. Terminal Tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan. Sebagaimana Keputusan Bupati Bandung Nomor 550/Kep.129-Dishub/2013 Tanggal 19 Februari 2013 tentang Penetapan Lokasi Terminal Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Kabupaten Bandung, bahwa di Kabupaten Bandung terdapat 9 (sembilan) terminal dengan rincian sebagai berikut:
Tabel II-4: Terminal Penumpang Umum di Kab. Bandung
No. Nama
Terminal Tipe Lokasi Pemilik Lahan Keterangan 1. Cileunyi B Ds. Cileunyi Wetan
Kec. Cileunyi Ds. Cileunyi Wetan Direncanakan untuk peningkatan fungsi sebagai Terminal Tipe A 2. Cicalengka B Ds. Cicalengka Kulon
Kec. Cicalengka
Pemkab Luas tanah: 5.670 m2
3. Baleendah B Kel. Baleendah Kec. Baleendah
Pemkab Luas tanah: 7.196,35 m2 4. Ciparay B Ds. Pakutandang Kec. Ciparay Ds. Pakutandang 5. Majalaya B Ds. Majakerta Kec. Majalaya
Pemkab Luas tanah: 3.526 m2
6. Soreang B Ds. Soreang Kec. Soreang
Pemkab Luas tanah: 1.902,89 m2
7. Banjaran B Ds. Banjaran Kulon Kec. Banjaran
Pemkab Luas tanah: 3.420 m2
8. Pangalengan B Ds. Pangalengan Kec. Pangalengan
Pemkab Luas tanah: 5.000 m2
9. Ciwidey B Ds. Ciwidey Kec. Ciwidey
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-12 Terminal Cileunyi terbangun di atas lahan Pemerintah Desa. Terminal ini ditetapkan sebagai Terminal Tipe B, walaupun luasan lahan dan fasilitas di dalamnya sangat tidak memenuhi standar operasional Terminal Tipe B. Sementara itu, kawasan Cileunyi merupakan titik temu jalur transportasi dari Jakarta dan sekitarnya yang menuju arah selatan (Garut, Tasikmalaya dan sekitarnya, terus ke arah Jawa Tengah/Timur) dan yang menuju arah utara (Sumedang, Cirebon dan sekitarnya terus ke arah Jawa Tengah/Timur). Memperhatikan potensi dan aktifitas real AKAP yang menaikkan dan menurunkan penumpang di Kawasan Cileunyi, bahwasanya Kawasan Cileunyi sangat tepat untuk pengembangan Terminal Tipe A. Dengan demikian, beban bagi Kota Bandung dalam konteks Bandung Metropolitan Area (BMA) dapat dikurangi. Namun pun demikian, penunjukkan Kawasan Cileunyi sebagai lokasi Terminal Tipe A di BMA tidaklah mudah, dikarenakan masih belum tercapainya kata sepakat antara Pemerintah Pusat, Provinsi Jawa Barat, dan Kabupaten/Kota di BMA terkait kepentingan masing-masing tingkat pemerintahan, pertimbangan keilmuan, kajian, administrasi serta perencanaan.
Kecamatan Soreang merupakan Ibukota Kabupaten Bandung. Untuk ukuran ibukota, Kecamatan Soreang tidak memiliki Terminal Tipe B yang layak.
Tabel II-5: Data Terminal Soreang
Luas Tanah 1902,89 m2
Daya Tampung 35 kendaraan
Luas Bangunan Kantor 63 m2
Luas Ruang Tunggu Tidak ada
Luas Toilet 2 buah, 21 m2
Status Kepemilikan Milik Pemkab Bandung Potensi kendaraan berdasarkan pengisian jalur trayek 1698 angkot, 75 L300, 15 bus Jumlah kendaraan beroperasi per hari 534 angkot, 8 L300, 8 bus Sumber: Studi Kelayakan Pengembangan Terminal Penumpang di Soreang (DISHUB Kab. Bandung, 2012)
Memperhatikan data Terminal Soreang (Tabel I-3), jelas terlihat bahwa luasan terminal tidak mampu menampung sejumlah kendaraan yang beroperasi setiap hari keluar/masuk terminal. Hal ini mengakibatkan aktifitas kendaraan umum dan penumpang yang seharusnya dilakukan di dalam terminal, menjadi tumpah ruah ke ruas jalan di sekitar terminal. Menindaklanjuti kondisi eksisting dan urgensitas kebutuhan prasarana terminal, serta potensi pengembangan jaringan trayek AKDP menuju Ibukota Kabupaten Bandung, sangatlah tepat dilaksanakan pengembangan terminal penumpang di Kawasan Soreang.
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-13 Pembangunan Terminal Tipe B tentunya membutuhkan anggaran yang jumlahnya sebanding (bahkan lebih untuk beberapa terminal) dengan seluruh anggaran belanja langsung DISHUB Kab. Bandung Tahun 2013.
Beberapa lintasan dalam jaringan trayek lokal Kabupaten Bandung masih belum terlayani oleh Terminal Tipe C. Pengembangan Terminal Tipe C di Kabupaten Bandung direncanakan tidak kaku berwujud seperti bangunan terminal pada umumnya, tetapi bisa saja berwujud seperti fasilitas U-Turn (fasilitas untuk berputar arah) yang dilengkapi dengan shelter yang berjumlah lebih dari 1 (satu) sehingga memiliki ukuran yang lebih panjang. Rencana lokasi pengembangan terminal tipe ini menyesuaikan dengan ujung dan pangkal lintasan trayek.
Selain ke-9 terminal tersebut di atas, DISHUB Kab. Bandung memiliki lahan di Ds. Cingcin Kec. Soreang seluas 29.288 m2 yang pernah dioperasionalkan sebagai relokasi
Terminal Soreang, namun sampai dengan Januari 2014 tidak difungsikan sebagai terminal penumpang umum dikarenakan kendala teknis operasional dalam implementasinya.
4. Prasarana Posko Pengamanan Lebaran.
DISHUB Kab. Bandung memiliki fasilitas posko pengendalian dan pengamanan lalu lintas di Nagreg (luas tanah: 112 m2) dan Cijapati (luas tanah: 227 m2) yang
digunakan terutama pada Masa Angkutan Lebaran setiap tahunnya.
C. KINERJA PELAYANAN DISHUB KAB. BANDUNG
Pencapaian kinerja pelayanan DISHUB Kab. Bandung beserta anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan SKPD berdasarkan Renstra periode sebelumnya (2005 – 2010) adalah sebagaimana terangkum dalam Tabel II-6 dan Tabel II-7 berikut ini. Namun pun demikian, target-realisasi-rasio capaian kinerja yang ditampilkan hanya untuk tahun ke-5 (Tahun 2010), dikarenakan pada renstra periode dimaksud belum menggunakan indikator SPM sebagai indikator kinerja.
SPM Bidang Perhubungan baru mulai diaplikasikan di Kabupaten Bandung per Tahun 2012, menindaklanjuti Permen Perhubungan Nomor PM. 81 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, yang kemudian ditindaklanjuti dengan Permen Perhubungan Nomor PM. 2 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penerapan dan Pencapaian Standar
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-14 Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Sampai dengan Laporan Teknis Tahunan Kinerja Penerapan dan Pencapaian SPM Bidang Perhubungan Tahun 2013 dibuat, masih terdapat beberapa perbedaan persepsi tentang cara pengukuran capaian kinerja untuk beberapa indikator.
Memperhatikan Tabel II-6 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar target kinerja Renstra 2005 – 2010 sebagaimana disesuaikan dengan indikator kinerja Renstra 2010 – 2015 tercapai 100%, dan dicapai angka rata-rata rasio capaian kinerja Tahun 2010 sebesar 99,83%.
Sementara berdasarkan Tabel II-7, dapat disimpulkan bahwa kinerja Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung dalam hal pengelolaan hasil retribusi daerah memiliki trend yang sangat baik, di mana rata-rata pertumbuhan angka realisasi mencapai Rp. 1.074.960.233,- jauh lebih besar dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan target yang hanya mencapai Rp. 123.605.00,-. Dari perbandingan angka tersebut dapat dilihat bahwa upaya yang dilakukan oleh DISHUB Kab. Bandung setiap tahunnya membuahkan hasil yang cukup signifikan dalam hal pengelolaan retribusi daerah bidang perhubungan. Angka rata-rata pertumbuhan diperoleh dari rumusan sebagai berikut:
Rata-rata pertumbuhan anggaran belanja tidak langsung dan belanja langsung berada pada kisaran Rp. 1 Milyar dengan realisasi yang seimbang.
Rata-rata Rp. Tahun n – Rp. Tahun (n-1) + Rp. Tahun (n-1) – Rp. Tahun (n-2) + ...
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-15
Tabel II-6:
Pencapaian Kinerja Pelayanan DISHUB Kab. Bandung Berdasar Renstra 2005 – 2010
NO Indikator Kinerja Target SPM
(2014) Target IKK
Target Renstra 2005-2010 Realisasi Capaian Rasio Capaian Tahun ke-5 (2010) Tahun ke-5 (2010) Tahun ke-5 (2010)
(1) (2) (3) (4) (6) (11) (16)
1 Capaian target PAD Bidang Perhubungan (%) N/A N/A 90,00% 88,59% 98,43%
2 Tingkat ketersediaan unit pengujian kendaraan
bermotor per populasi 4000 kendaraan wajib uji (%) 60% N/A 33,33% 33,33% 100,00% 3 Tingkat ketersediaan terminal angkutan penumpang
(%) 40% N/A 66,67% 66,67% 100,00%
4
Tingkat ketersediaan angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan untuk jaringan jalan kabupaten (%)
75% N/A 38,52% 38,52% 100,00%
5 Rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap
penumpang N/A 1:15 1:12 1:12 100,00%
6 VCR dan LoS N/A N/A 0,84 (D) 0,84 (D) 100,00%
7 Tingkat ketersediaan halte pada wilayah yang telah
dilayani angkutan umum dalam trayek (%) 100% N/A 0,37% 0,37% 100,00%
8 Tingkat ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan (%
rata-rata dariapada rambu, marka, dan guardrill) 60% N/A 0,35% 0,35% 100,00% 9 Persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan
pengujian kendaraan bermotor N/A N/A 100,00% 99,83% 99,83%
10 Tingkat pengendalian komunikasi dan informasi (%) N/A N/A 40,00% 40,00% 100,00%
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-16
Tabel II-7:
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan DISHUB Kab. Bandung Periode Renstra 2005 – 2010
Uraian Anggaran pada Tahun Realisasi pada Tahun
2007 2008 2009 2010 2007 2008 2009 2010
(1) (2) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Retribusi Daerah 4.600.000.000 4.022.000.000 4.710.000.000 4.970.815.000 4.395.895.800 3.034.300.300 3.224.880.700 3.412.621.600 BELANJA
Belanja Tidak Langsung 5.148.780.000 5.930.398.000 6.258.036.000 8.152.351.750 4.984.126.260 5.332.566.179 7.379.274.711 7.870.351.959 Belanja Langsung 7.913.576.000 5.642.875.000 3.758.842.025 4.652.875.950 7.574.915.025 4.914.693.500 3.566.539.060 4.492.583.631
Uraian Rasio antara Realisasi dan Anggaran pada Tahun Rata-rata Pertumbuhan 2007 2008 2009 2010 Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.)
(1) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Retribusi Daerah 95,56% 75,44% 68,47% 68,65% 123.605.000 1.074.960.233 BELANJA
Belanja Tidak Langsung 96,80% 89,92% 117,92% 96,54% 1.001.190.583 2.459.758.237 Belanja Langsung 95,72% 87,10% 94,88% 96,55% 1.086.900.017 1.188.846.353
Commented [i1]: Sumber: keu
Ada beda dengan lakip
Commented [i2]: Renstra RJP the biggest Commented [i3]: Renstra RJP the biggest
Commented [i4]: Sumber: keu
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-17 D. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN DINAS
PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG
Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, pada Lampiran IV tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan Renstra SKPD, bahwa pada bagian ini seharusnya dikemukakan hasil analisis terhadap Renstra Kementerian dan Renstra DISHUB Prov. Jawa Barat, hasil telaahan RTRW, dan hasil analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan SKPD pada lima tahun mendatang. Bagian ini kemudian harus mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan. Namun pun demikian, pada Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung ini akan difokuskan pada analisis Renstra Kementerian Perhubungan dan RTRW Kabupaten Bandung, dengan asumsi bahwa analisis terhadap kedua hal tersebut cukup mengakumulasi dari keseluruhan hal yang seharusnya ditelaah.
Membaca Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2010 – 2014, pada BAB II Evaluasi Pencapaian Target Kinerja Kementerian Perhubungan Tahun 2005 – 2009, berikut adalah beberapa yang dapat disimpulkan terkait beberapa kewenangan yang ada pada Pemkab Bandung.
1. Transportasi Jalan
a. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Fasilitas Transortasi Jalan
Selama kurun waktu Renstra 2005 – 2009 realisasi yang dicapai tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Hal yang patut digarisbawahi di sini adalah terkait ketidaktercapaiannya target rehabilitasi terminal serta target peningkatan pelayanan angkutan umum.
Bahwa sampai dengan tahun 2008 rasio pencapaian target kinerja hanya berkisar pada angka 37,04%, hal ini menunjukkan betapa sulitnya pengembangan terminal penumpang umum yang representative di Indonesia – termasuk di Kabupaten Bandung. Jikalaupun alokasi anggaran tersedia, ternyata
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-18 permassalahan non teknis, sosial dan budaya menjadi kendala yang sangat mendominasi.
Upaya peningkatan pelayanan angkutan penumpang umum – terutama terkait pengembangan angkutan umum massal berbasis jalan, kendala yang bersumber dari keterbatasan kewenangan serta keterlibatan berbagai unsur stakeholders dalam kepengusahaan angkutan, juga dihadapi oleh Pemerintah Pusat, tidak saja oleh Pemerintah Kabupaten Bandung.
Selama kurun waktu Renstra 2005 – 2009, Kementerian Perhubungan tidak dapat merealisasikan satu pun upaya peningkatan pelayanan angkutan DAMRI dikarenakan secara kewenangan dan tugas pokok merupakan bagian dari kegiatan Kementerian BUMN melalui Perum Damri. Peningkatan pelayanan angkutan umum massal yang menjadi kewenangan Kementerian Perhubungan dalam hal ini adalah kebijakan/program pengadaan bus baru untuk keperintisan angkutan jalan, bus kota/mahasiswa/pelajar, dan BRT, serta bus bantuan untuk Damri.
Satu-satunya kegiatan yang berjalan sesuai dengan target adalah kegiatan yang bersifat operasional terhadap penanganan muatan lebih, yaitu rehabilitasi jembatan timbang. Hal ini bisa jadi dikarenakan lokus kewenangan utuh berada di Kementerian, sehingga tidak perlu melibatkan banyak stakeholders dan tingkat kebutuhan koordinasi tidak terlalu tinggi.
b. Program Restrukturisasi dan Reformasi Kelembagaan Transportasi Jalan
Satu-satunya kegiatan dalam program ini yang dinilai sangat berhasil melebihi yang ditargetkan adalah Manajemen Rekayasa Lalu Lintas di Jalan Nasional, hal ini tentu saja dikarenakan kewenangan utuh berada di Kementerian.
Kegiatan yang mendukung isu global tentang pembangunan yang berwawasan lingkungan serta sistem transportasi berkelanjutan, ternyata memang sulit untuk diaplikasikan. Kegiatan pengembangan prototipe sarana ramah lingkungan dan kawasan percontohan, sama sekali tidak dapat direalisasikan. Kegiatan lain yang tidak terealisasi pun adalah pengembangan data dan SIM, dan kesulitan pendataan ini juga menjadi cerminan betapa sulitnya pengembangan data yang baik untuk pembangunan sistem transportasi berkelanjutan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bandung.
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-19 Hal yang lebih mudah tampaknya untuk direalisasikan adalah kegiatan sosialisasi/kampanye ketertiban lalin dan angkutan perkotaan, serta pengembangan kota percontohan, walaupun rasio capaian kinerjanya tidak begitu tinggi (diperkirakan hanya dua dari 18 target, atau 11,11%). Kegiatan ini pun baru bisa dlaksanakan di akhir tahun periode Rentra. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pembenahan sistem transportasi agar menjadi berkelanjutan, dengan paradigma yang berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya, sangatlah sulit. Pengusungan paradigma dengan fokus optimalisasi pelayanan angkutan penumpang umum, peningkatan moda share angkutan penumpang umum, serta pembatasan mobilitas kendaraan bermotor pribadi yang diimbangi dengan peningkatan aksesibilitas bagi jenis moda lainnya; bertolak belakang dengan paradigma masyarakat dan stakeholders pada umumnya.
c. Program Pelayanan Aksesibilitas Pelayanan Angkutan Jalan
Kegiatan dalam program ini yang berupa kegiatan dengan output baru seperti pengadaan bus rintisan, terlihat lebih mudah untuk direalisasikan. Namun untuk pengembangan sarana dan prasarana angkutan massal sebagai pengganti angkutan yang sudah berjalan, terlihat sangat sulit dengan rasio angka capaian NIHIL. Pengadaan bus sedang dan bus besar meraih rata-rata rasio angka capaian sebesar 32,30%. Walaupun tidak terlalu besar, namun dapat disimpulkan bahwa pengadaan bus besar dan bus sedang untuk angkutan yang memang sudah terlayani dengan jenis moda dimaksud ataupun angkutan yang sama sekali baru jauh lebih mudah dibanding pengadaan sarana massal pengganti moda angkutan kecil yang sudah beroperasi sebelumnya.
d. Program Peningkatan dan Pembangunan Prasarana dan Sarana Angkutan Jalan. Sebagian besar kegiatan yang terealisasi dengan cukup baik dalam program ini adalah pengadaan perlengkapan jalan.
2. Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan
Hampir seluruh program untuk ASDP dan kegiatan di dalamnya, realisasi kegiatannya yang optimal tampak bertitikberat pada jenis angkutan penyeberangan. Pengembangan angkutan sungai dan danau yang terealisasi hanya di akhir periode Renstra yaitu di Tahun 2009 berupa pengadaan fasilitas keselamatan seperti rambu sungai dan danau, serta pembangunan prasarana ASDP (dermaga danau).
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-20 Sebagaimana dimaklumi bahwa di Kabupaten Bandung tidak memiliki angkutan penyeberangan, sementara potensi angkutan sungai yang ada belum dikembangkan, dan angkutan danau yang sudah ada cenderung berupa angkutan wisata, bukan angkutan dalam trayek.
Adapun menelaah RTRW Kabupaten Bandung sebagaimana Perda Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Tahun 2007 Sampai Tahun 2027, terdapat beberapa hal yang perlu diakomodir dalam Perda dimaksud terkait kewenangan yang ada pada DISHUB Kab. Bandung sebagai berikut:
1. Penetapan koridor-koridor utama penghubung Kota dengan Kabupaten Bandung (Jl. Kopo, Jl. M. Toha, Jl. Buahbatu-Bojongsoang, Jl. Cileunyi-Cinunuk-Cileunyi) sebagai jalur angkutan massal berbasis jalan, sehingga hal ini dapat dijadikan dasar pengembangan infrastruktur jalan. Selebihnya, diharapkan penetapan jalur angkutan massal ini dapat mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk segera membina AKDP yang memasuki wilayah Kabupaten Bandung menjadi angkutan massal (minimal bentuk bus menggantikan angkot seperti AKDP Soreang – Leuwipanjang). 2. Penetapan target pengembangan jaringan jalan dan pertumbuhan kapasitas jalan
dengan angka tingkat pertumbuhan (%) secara eksplisit tiap tahun, untuk mengakomodir pertumbuhan penduduk dan kendaraan bermotor.
3. Penetapan 9 kecamatan sebagai lokasi terminal (minimal type B), yaitu Soreang, Ciwidey, Banjaran, Pangalengan, Baleendah, Ciparay, Majalaya, Cicalengka, dan Cileunyi. Diarahkan untuk ditetapkan minimal Type B, agar tidak menutup rencana pengembangan Terminal Type A di Cileunyi (FS sudah dilaksanakan Tahun 2012). Hal ini juga berarti tidak menutup kemungkinan pengembangan Terminal Type C (terminal angkutan lokal/shelter terpadu) di kecamatan yang sama pada desa yang berbeda, maupun kecamatan/desa yang lain.
4. Penetapan tahun rencana pengembangan terminal barang (termasuk salah satu di dalamnya adalah terminal stockpile batubara, FSsudah dilaksanakan Tahun 2012). 5. Penetapan tahun rencana pengembangan Terminal Terpadu Alamendah (FS sudah
dilaksanakan Tahun 2012) sebagai tindak lanjut penanganan daerah rawan kecelakaan, rawan kemacetan, serta pengembangan agrowisata.
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-21 6. Penetapan wilayah-wilayah pengembangan serta koridor-koridor utama (Jl. Kopo, Jl.
M. Toha, Jl. Buahbatu-Bojongsoang, Jl. Cileunyi-Cinunuk-Cileunyi) sebagai wilayah yang harus memaksimalkan peran angkutan umum sebagai solusi kemacetan. Hal ini selanjutnya harus ditindaklanjuti dengan petunjuk teknis, yang menetapkan beberapa kriteria wilayah yang memaksimalkan fungsi angkutan umum, di antaranya:
a. jenis tata guna lahan (mixed use dan batasannya); b. jenis permukiman (horizontal dan/atau vertikal);
c. jaringan jalan dan jaringan fasilitas pejalan kaki (pedestrianization) pada radius layanan optimal angkutan umum.
Hal-hal tersebut di atas telah disampaikan dalam proses review Perda Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Tahun 2007 Sampai Tahun 2027, yang pada saat penyusunan Perubahan Renstra ini proses review masih berlangsung.
Mengingat isu global tentang pembangunan berwawasan lingkungan dan pengembangan sistem transportasi yang berkelanjutan, memperhatikan angka rasio capaian kinerja Kementerian Perhubungan pada Renstra periode sampai dengan 2009, dapat disimpulkan bahwa jenis pelayanan yang harus dikembangkan adalah optimalisasi pelayanan angkutan penumpang umum, peningkatan moda share angkutan penumpang umum, serta pembatasan mobilitas kendaraan bermotor pribadi yang diimbangi dengan peningkatan aksesibilitas bagi jenis moda lainnya.
Menimbang fakta daya dukung alam yang semakin menurun serta sumber daya alam (terutama bahan bakar minyak) semakin terbatas, maka jenis pelayanan tersebut di atas sangat diperlukan dalam volume yang besar serta intensitas yang sangat tinggi, untuk mengimbangi kesulitan pelaksanaan kegiatan dikarenakan multi kepentingan, ragam stakeholders, sistem kepengusahaan angkutan penumpang umum yang sekarang berjalan, tingkat kesulitas koordinasi horizontal dan vertikal, serta kendala sosial dan budaya dalam pelaksanaan manajemen perubahan.
Sementara arahan lokasi pengembangan pelayanan sebagaimana tersebut di atas, adalah di seluruh kawasan perkotaan dan ibukota kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bandung. Namun pun demikian, mengingat bahwa kelemahan internal dan tantangan maupun hambatan dari lingkungan eksternal yang masih sangat tinggi, maka dalam Perubahan Renstra ini inti dan fokus program maupun kegiatan (setidaknya untuk
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 II-22 Tahun 2014 dan 2015) masih harus berupa penguatan internal DISHUB Kab. Bandung, baik dari sisi perencanaan, penyusunan dasar legalitas bertindak, serta pembenahan SDM. Jika kekuatan internal sudah lebih baik, maka tindakan pengembangan pelayanan ke arah eksternal dapat dilaksanakan secara lebih siap dengan target terealisasi 100,00% dan menghasilkan outcome yang baik.
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-1
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Bab ini memaparkan permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, tugas dan fungsi SKPD yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Selebihnya juga diuraikan tentang faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan DISHUB Kab. Bandung yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah, perumusan isu strategis pelayanan SKPD, telaahan Renstra Kementerian Perhubungan, implikasi RTRW serta telaahan isu strategis yang akan ditangani melalui Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung.
A. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG
Identifikasi permasalahan pada bagian ini dipaparkan berdasarkan pada kekuatan dan kelemahan yang ada lingkungan internal DISHUB serta potensi, peluang, hambatan serta tantangan yang muncul dari lingkungan eksternal. Inventarisasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada adalah sebagaimana Tabel III-1 berikut.
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-2 Tabel III-1: Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan DISHUB Kab. Bandung
Kekuatan (Strengths) Kelemahan
(Weaknesses) Peluang (Opportunities)
Hambatan dan Tantangan (Threaths and Challenges)
Tugas dan fungsi yang luas dalam hal perencanaan dan manajemen angkutan, pembinaan angkutan umum dalam trayek maupun tidak dalam trayek, serta kendaraan tidak bermotor
Tugas dan fungsi yang luas dalam hal pembinaan terminal, parkir dan postel
Hasil kajian TA. 2012: feasibility
study Terminal Type A di Wilayah
Cileunyi, terminal barang di Wilayah Rancaekek, Terminal Angkutan Wisata Ciwidey di Alamendah sebagai mitigasi keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan
Keberadaan Terminal Angkutan Penumpang di Cingcin
memungkinkan penataan simpul transportasi di ibukota Kabupaten
Tersedianya tenaga penguji yang cukup
Tugas fungsi penyuluhan menjadi gerbang pembangunan SDM di lingkungan internal DISHUB dan lingkungan eksternal (masyarakat luas) yang tertib dan menjaga keselamatan lalu lintas
UU 22/2009 belum secara menyeluruh ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan di bawahnya Keterbatasan SDM secara kualitatif (non-kuantitatif) Lahan dan bangunan terminal penumpang umum yang ada belum secara representative memadai dan mampu melayani aktivitas angkutan umum dan penumpangnya Keterbatasan jumlah unit pelayanan pengujian kendaraan bermotor
Pemahaman global dan nasional tentang peran penting angkutan umum sebagai moda masa depan, solusi kemacetan, solusi
konservasi lingkungan dalam sektor transportasi
Operasional angkutan umum di lapangan masih cukup potensial (terlihat dari realisasi PAD Retribusi Terminal yang sangat baik setiap tahunnya)
Bangkitan kebutuhan angkutan taksi mulai ada di Kabupaten Bandung
Pertumbuhan kegiatan pariwisata di Kabupaten Bandung mendorong perkembangan angkutan pariwisata
Geliat Jaringan Logistik dan Angkutan Barang
Pemahaman global dan nasional tentang
global warming dan climate change
merupakan peluang bagi peningkatan peran Bidang Teknik Keselamatan di masa depan dalam hal uji emisi gas buang
Jumlah kendaraan yang terus meningkat drastis merupakan potensi PKB
Keterbatasan alokasi anggaran untuk pengembangan sistem transportasi berkelanjutan
Belum terciptanya koordinasi yang baik antar SKPD untuk pengembangan transit oriented development sebagai salah satu bagian inti daripada pembangunan yang berkelanjutan
Kebutuhan angkutan yang tinggi direspon kurang tepat (meningkatnya jumlah dan lokasi sebaran ojeg, serta
penggunaan kendaraan pribadi, sementara okupansi angkutan umum semakin menurun)
Kendaraan tidak bermotor yang ditarik hewan masih banyak beroperasi
3 terminal (Cileunyi, Ciwidey, Ciparay) dari 9 terminal tipe B di Kabupaten Bandung masih berdiri di atas lahan milik non-Pemkab Bandung (desa dan/atau swasta), yang disewa dengan sistem bagi hasil retribusi terminal, dan terkadang muncul silang kepentingan antara pemilik lahan dengan kepentingan pelayanan terminal
Klasifikasi perbengkelan di Kabupaten Bandung masih terbatas pada bengkel terdaftar, belum ada bengkel tertunjuk (ditunjuk untuk melaksanakan perbaikan kendaraan agar memenuhi syarat teknis laik jalan) maupun bengkel pelaksana (bengkel yang mendapat izin sebagai pelaksana uji emisi kendaraan)
Fungsi bidang lalu lintas dalam hal manajemen dan rekayasa lalu lintas cenderung beririsan dengan tugas fungsi Kepolisian, (Perbup tentang tugas fungsi DISHUB Kab. Bandung diterbitkan Tahun 2008, sementara UU LLAJ diterbitkan Tahun 2009). Hal tersebut dapat dianggap dan dikembangkan sebagai peluang (oppotunities) maupun menjadi suatu hambatan (threats) dalam berkinerja
Luas wilayah Kabupaten Bandung ± 176.238,67 Ha sebagai peluang (opportunities) maupun tantangan dalam menciptakan pelayanan angkutan yang optimal
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-3
B. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM BUPATI DAN WAKIL BUPATI
BANDUNG
Visi yang diarahkan oleh Bapak Bupati Bandung yang kemudian ditetapkan sebagai visi Pemerintah Kabupaten Bandung dan dituangkan dalam RPJMD tahun 2010 – 2015 adalah “Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”.
Yang dimaksud dengan maju adalah kondisi sumber daya manusia Kabupaten Bandung yang memiliki kepribadian baik, berakhlak mulia dan berkualitas pendidikan yang tinggi. Mandiri, kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang mampu memenuhi kebutuhan sendiri, untuk lebih maju serta mampu mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan daerah lain yang telah maju, dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri. Berdaya saing, kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki kemampuan untuk bersaing dengan sehat dalam lingkup regional maupun nasional, yang mencakup berbagai aspek yaitu : aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pembangunan Kabupaten Bandung.
Tata kelola pemerintahan yang baik, kondisi penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Bandung yang dilakukan secara terpadu dan bertanggung jawab, dengan menjaga sinergitas interaksi yang bersifat konstruktif diantara tiga domain utama, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat, serta memperhatikan tingkat efisiensi, efektivitas, partisipatif yang berlandaskan hukum, menjunjung tinggi keadilan, demokratisasi, transparan, responsif, serta berorientasi pada konsensus, kesetaraan dan akuntabel.
Pemantapan pembangunan perdesaan, kondisi pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bandung memberikan perhatian yang besar dan sungguh-sungguh terhadap pengembangan perdesaan, peningkatan kualitas SDM kelembagaan perdesaan, peningkatan ketersediaan infrastruktur perdesaan, penyediaan sistem transportasi perdesaan yang memadai, peningkatan produk pertanian yang berdaya saing, pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat serta pemberdayaan masyarakat perdesaan.
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-4
Religius, kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki nilai-nilai, norma, semangat dan kaidah agama, khususnya Islam yang diyakini dan dianut serta menjadi karakter dan identitas mayoritas Kabupaten Bandung, yang harus menjiwai, mewarnai dan menjadi ruh atau pedoman bagi seluruh aktivitas kehidupan, termasuk penyelengaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, dengan tetap menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan hidup beragama. Kultural, kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki nilai-nilai budaya sunda yang baik, melekat dan menjadi jati diri, yang harus terus tumbuh dan berkembang seiring dengan laju pembangunan, serta menjadi perekat bagi keselarasan dan kestabilan sosial. Pengembangan budaya sunda tersebut dilakukan dengan tetap menghargai pluralitas kehidupan masyarakat secara proporsional.
Berwawasan lingkungan, kondisi masyarakat Kabupaten Bandung memiliki pengertian dan kepedulian yang tinggi terhadap keseimbangan alam dan kelestarian lingkungan yang didasari oleh kesadaran akan fungsi strategis lingkungan terhadap keberlangsungan hidup manusia. Daya dukung dan kualitas lingkungan, harus menjadi acuan utama segala aktivitas pembangunan, agar tercipta tatanan kehidupan yang seimbang, nyaman dan berkelanjutan.
Misi Kabupaten Bandung dirumuskan sebanyak 7 (tujuh) misi dalam rangka pencapaian Visi Kabupaten Bandung. Misi pertama: “meningkatkan profesionalisme birokrasi” dengan meneladani 4 (empat) karakter kepemimpinan Rasulullah SAW siddiq (benar), tabligh (menyampaikan), amanah (jujur), fathonah (cerdas). Misi kedua: “meningkatkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan Iman dan takwa serta melestarikan budaya sunda”, karakter masyarakat sunda yang boga wani,
wanoh, wiwaha tur wijaksana bekerja secara sabilulungan, dengan pengertian sareundeuk, saigel, sabobot sapihanean, rempug jukung sauyunan, rampag gawe babarengan (kerjasama satu tujuan). Misi ketiga: “memantapkan pembangunan
perdesaan”. Mayoritas wilayah Kabupaten Bandung adalah perdesaan, oleh karena itu tumpuan pembangunan, salah satunya diarahkan pada wilayah perdesaan melalui peningkatan infrastruktur perdesaan, peningkatan kapasitas dan kapabilitas pemerintahan desa, peningkatan keswadayaan dan kegotongroyongan masyarakat desa, peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat, perkuatan lembaga-lembaga keuangan mikro di desa, peningkatan pendapatan asli daerah desa, peningkatan peran
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-5
serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan harga dan akses pangan, serta pengembangan teknologi pengolahan pangan non beras. Perwujudan tersebut akan mengurangi beban dan kewajiban wilayah perkotaan dalam menyediakan sistem pelayanan.
Misi keempat : “meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah”. Misi kelima: “meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah”. Ketersediaan infrastruktur sebagai penunjang utama pencapaian visi, akan mempengaruhi tingkat pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat. Selain itu, ketersediaan infrastruktur menjadi katalisator pencapaian pembangunan pada bidang lainnya. Upaya untuk melaksanakan misi ini di anataranya adalah peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar wilayah, pengaturan pola penggunaan lahan pada wilayah yang berkembang pesat, peningkatan pelayanan pengendalian pemanfaatan ruang kepada masyarakat, peningkatan kualitas SDM perhubungan serta peningkatan sarana dan prasarana perhubungan. Misi keenam: “meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing”, di antaranya penerapan konsep ekonomi perdesaan melalui One
Village One Product (OVOP), pembangunan dan pengembangan kawasan agropolitan;
pembangunan dan pengembangan kawasan wisata serta penataan pedagang kaki lima dan asongan.
Misi ketujuh: “memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan”. Kabupaten Bandung merupakan wilayah yang rawan bencana, baik bencana banjir, longsor/gerakan tanah dan gempa. Pemulihan keseimbangan lingkungan setelah terjadinya bencana serta penerapan pembangunan yang berkelanjutan merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Kegiatan-kegiatan penunjang misi ini di antaranya pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup, peningkatan sarana dan prasarana pemantauan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, penyusunan data dan informasi dalam rangka identifikasi dan interpretasi daerah potensi bencana.
Adapun faktor penghambat dan pendorong pelayanan DISHUB Kab. Bandung yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi tersebut di atas adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan dan pengembangan sistem transportasi di Kabupaten Bandung sebagai tugas fungsi pokok DISHUB Kab. Bandung menjadi pendukung utama untuk pencapaian visi Kabupaten Bandung yang mandiri dan berdaya saing, pemantapan
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-6
pembangunan perdesaan melalui penyediaan sistem transportasi perdesaan yang memadai.
2. Sejalan dengan isu global tentang climate change dan sustainable development (pembangunan yang berkelanjutan), maka paradigma sustainable transport system (sistem transportasi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan) dan transit
oriented development (pembangunan yang berorientasi kepada optimalisasi
pelayanan angkutan umum), seharusnya menjadi acuan utama dalam pelaksanaan tugas fungsi bidang perhubungan di Kabupaten Bandung, agar tercipta tatanan kehidupan yang seimbang, nyaman dan berkelanjutan.
3. Data kepegawaian yang tersaji di BAB I menunjukkan bahwa DISHUB Kab. Bandung kurang memiliki strength (kekuatan) untuk melaksanakan misi pertama: “meningkatkan profesionalisme birokrasi” dengan meneladani 4 (empat) karakter kepemimpinan Rasulullah SAW siddiq (benar), tabligh (menyampaikan), amanah (jujur), fathonah (cerdas).
4. Budaya sunda yang boga wani, wanoh, wiwaha tur wijaksana bekerja secara
sabilulungan, dengan pengertian sareundeuk, saigel, sabobot sapihanean, rempug jukung sauyunan, rampag gawe babarengan (kerjasama satu tujuan) merupakan
solusi bagi isu multi stakeholders yang menuntut intensif kooordinasi.
5. Target misi ketiga: “memantapkan pembangunan perdesaan”, akan mengurangi beban dan kewajiban wilayah perkotaan dalam menyediakan sistem pelayanan. Hal ini sejalan dengan solusi permasalahan transportasi, di mana untuk meminimalisir perjalanan maka setiap wilayah termasuk perdesaan harus mampu melayani kebutuhan dasar penduduknya, sehingga tidak harus menempuh perjalanan menuju wilayah lain, terutama perkotaan.
6. Misi kelima: “meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah” menjadi penguat tugas fungsi pelayanan DISHUB Kab. Bandung dalam penyediaan dan peningkatan sarana prasarana perhubungan sebagai katalisator pencapaian pembangunan pada bidang lainnya.
7. Target sasaran misi keenam: “meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing”, seperti konsep ekonomi perdesaan One Village One Product, pengembangan kawasan agropolitan, pembangunan dan pengembangan kawasan wisata serta penataan pedagang kaki lima dan asongan, menjadi faktor penghambat sekaligus
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-7
pendorong pelaksanaan tugas fungsi DISHUB Kab. Bandung dalam hal manajemen rekayasa lalu lintas dan angkutan jalan.
8. Secara eksplisit, target pelaksanaan misi ketujuh: “memulihkan keseimbangan
lingkungan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan” cenderung
menitikberatkan pada interpretasi potensi bencana yang kerap terjadi di Kabupaten Bandung (banjir, longsor/gerakan tanah dan gempa). Namun pun demikian, faktor pendorong pelayanan DISHUB Kab. Bandung berupa pemahaman global dan nasional tentang peran penting angkutan umum sebagai moda masa depan, solusi kemacetan, serta solusi konservasi lingkungan dalam sektor transportasi, dapat mempengaruhi pencapaian misi ini.
C. TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Visi Kementerian Perhubungan adalah “terwujudnya pelayanan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah”. Pelayanan transportasi yang handal, diindikasikan oleh penyelenggaraan transportasi yang aman (security), selamat (safety), nyaman (comfortable), tepat waktu (punctuality), terpelihara, mencukupi kebutuhan, menjangkau seluruh pelosok tanah air serta mampu mendukung pembangunan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pelayanan transportasi yang berdaya saing diindikasikan oleh penyelenggaraan transportasi yang efisien, dengan harga terjangkau (affordability) oleh semua lapisan masyarakat, ramah lingkungan, berkelanjutan, dilayani oleh SDM yang profesional, mandiri dan produktif. Pelayanan transportasi yang memberikan nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu mendorong pertumbuhan produksi nasional melalui iklim usaha yang kondusif bagi berkembangnya peran serta masyarakat, usaha kecil, menengah dan koperasi, mengendalikan laju inflasi melalui kelancaran mobilitas orang dan distribusi barang ke seluruh pelosok tanah air, sehingga mampu memberikan kontribusi bagi percepatan pertumbuhan ekonomi nasional serta menciptakan lapangan kerja terutama pada sektor-sektor andalan yang mendapat manfaat dari kelancaran pelayanan transportasi.
Untuk mencapai visi tersebut, dirumuskan misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi.
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 III-8
Upaya bertahap membenahi sistem keselamatan dan keamanan transportasi menuju kondisi zero to accident.
2. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah.
Yang menajadi fokus perhatian adalah aksesibilitas di kawasan pedesaan, kawasan pedalaman, kawasan tertinggal termasuk kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar.
3. Meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi.
Dalam kondisi keuangan negara yang terimbas krisis keuangan dunia tentunya sangat berpengaruh terhadap kinerja pelayanan jasa transportasi karena masih terdapat beberapa operator yang memiliki keterbatasan kemampuan melakukan perawatan dan peremajaan armada, demikian pula pemerintah secara bertahap dengan dana yang terbatas melakukan rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur, sedangkan belum seluruh masyarakat pengguna jasa memiliki daya beli yang memadai.
4. Melanjutkan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan, kelembagaan, sumber daya manusia (SDM), dan penegakan hukum secara konsisten.
Sesuai dengan prinsip good governance telah dilaksanakan restrukturisasi dan reformasi dalam penyelenggaraan transportasi dengan pemisahan yang jelas antara peran pemerintah, swasta dan masyarakat. Restrukturisasi di bidang kelembagaan, menempatkan posisi Kementerian Perhubungan sebagai regulator dan melimpahkan sebagian kewenangan di bidang perhubungan kepada daerah dalam bentuk dekonsentrasi, desentralisasi dan tugas pembantuan. Reformasi di bidang regulasi (regulatory reform) diarahkan kepada penghilangan restriksi yang memungkinkan swasta berperan secara penuh dalam penyelenggaraan jasa transportasi. Penegakan hukum dilakukan secara konsisten dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan jasa transportasi.
5. Mewujudkan pengembangan teknologi transportasi yang ramah lingkungan untuk mengantisipasi perubahan iklim.
Peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan dalam penyelenggaraan jasa transportasi dititikberatkan kepada penambahan kapasitas sarana dan prasarana