• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel terikat dan empat variable bebas.

1.1. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara menghitung tingkat pertumbuhan laba selama lima tahun yaitu 2010, 2011, 2012, 2013, 2014. Pertumbuhan laba dirumuskan sebagai berikut:

( )

1.2. Variabel Bebas (X)

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari 1.2.1. Working Capital to Total Asset (WCTA)

WCTA merupakan salah satu rasio likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar perusahaan, sehingga mampu membayar utang jangka pendeknya tepat pada waktu yang dibutuhkan (Machfoedz, 1999).

WCTA merupakan perbandingan antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar terhadap jumlah aktiva.WCTA dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyanto, 1995).

(2)

1.2.2. Debt to Equity Ratio (DER)

DER merupakan salah satu rasio solvabilitas yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang.

DER merupakan perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri. DER dapat dirumuskan sebagai berikut (Ang,1997).

1.2.3. Total Assets Turnover (TAT)

TAT merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. TAT memperlihatkan proporsi antara penjualan bersih dengan seluruh kekayaan yang dimiliki. TAT dapat dirumuskan sebagai berikut (Ang,1997):

1.2.4. Net Profit Margin (NPM)

NPM merupakan keuntungan neto yang dihasilkan dari setiap rupiah volume usaha.NPM memperlihatkan proporsi antara laba

(3)

bersih setelah pajak dengan penjualan bersih dari suatu perusahaan. NPM dapat dirumuskan sebagai berikut (Ang,1997) :

Ringkasan variabel dan definisi operasional variabel dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

3.1 Definisi Operasional Variabel VARIABEL DEFINISI

VARIABEL

SKALA PENGUKURAN

Variable terikat (Y) Pertumbuhan Laba

Pertumbuhan laba dihitung dengan cara menghitung tingkat pertumbuhan laba dari present value sampai past value/ Growth Rate Rasio ( ) Variable bebas (X) Working Capital to Total Asset (WCTA) WCTA merupakan salah satu rasio likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar perusahaan, sehingga mampu membayar utang Rasio

(4)

VARIABEL DEFINISI VARIABEL

SKALA PENGUKURAN

jangka pendeknya tepat pada waktu yang dibutuhkan

Debt to Equity Ratio (DER)

DER merupakan salah satu rasio solvabilitas yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Rasio Total Assets Turnover (TAT) TAT merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. TAT memperlihatkan proporsi antara penjualan bersih Rasio

(5)

VARIABEL DEFINISI VARIABEL SKALA PENGUKURAN dengan seluruh kekayaan yang dimiliki. Net Profit Margin (NPM) NPM merupakan keuntungan neto yang dihasilkan dari setiap rupiah volume usaha.NPM

memperlihatkan proporsi antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih dari suatu perusahaan.

Rasio

(6)

2. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan tahunan perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI dengan akhir tahun pembukuan pada tanggal 31 Desember 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014. Sumber data dapat diperoleh dari Indonesian Stock Exchange (http://www.idx.co.id/)

3. Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data sekunder dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan di BEI. Laporan keuangan perusahaan tercantum dalam menu PUBLIKASI-LQ 45

4. Populasi dan Sampel

4.1. Populasi

Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang pernah masuk dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI sejak tahun 2010 sampai dengan 2014 yang berjumlah 99 perusahaan LQ 45.

4.2. Sampel

Pemilihan sampel ditentukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria untuk dipilih menjadi sampel adalah

4.2.1. Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI dan konsisten ada selama periode penelitian (tahun 2010 sampai dengan 2014).

(7)

4.2.2. Perusahaan LQ 45 yang menyediakan data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian (tahun 2010 sampai dengan 2014). 4.2.3. Perusahaan tidak menghasilkan laba negatif selama periode 2010

sampai dengan 2014.

Berdasarkan pada kriteria ini, jumlah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI dan konsisten ada selama periode penelitian (tahun 2010 sampai dengan 2014) sebanyak 45 perusahaan. Semua perusahaan memiliki laporan keuangan tahunan yang lengkap. Tidak ada perusahaan yang menghasilkan laba negatif selama periode 2010 sampai dengan 2014. Sehingga diperoleh jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 perusahaan LQ 45.

4.3. Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan metode yang digunakan untuk mengolah dan memprediksi hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Data mentah diambil dari laporan keuangan yang diunduh dari

http://www.idx.co.id/ yang kemudian disusun komparabel mulai tahun

2010-2014. Data ini kemudian diolah oleh mesin Microsoft melalui tool pivot table. Sehingga data tersebut saling berkait dari hulu sampai hilir menjadi sebuah data yang informatif.

Dari sekian data sampel yang tekumpul, di tentukan variabel terikat dan variabel bebasnya, kemudian diperhitungkan semua tingkat pertumbuhan variabelnya menggunakan rumus sebagai berikut:

(8)

Berdasarkan judul, latar belakang, dan perumusan masalah maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda, menggunakan software IBM SPSS STATISTIC 23, yang bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel atau lebih. Adapun model yang digunakan dari regresi linear berganda yaitu:

YT=f30-f31x1(t-1)+ f32x2(t-1)+ f33x3(t-1)+ f34x4(t-1)+e1

Dimana:

Yt = Pertumbuhan laba

X1(t-1) = Working Capital to Total Assets X2(t-1) = Debt to Equity Ratio

X3(t-1) = Total Assets Turnover X4(t-1) = Net Profit Margin f30 = Konstanta

e1 = Variabel Pengganggu

4.4. Pengujian Asumsi Klasik

4.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik, memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik. Test statistik yang digunakan antara lain: analisis grafik histogram,

(9)

normal probability plots dan Kolmogorov Smirnov test (Ghozali, 2005).

Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik.

1. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot adalah sebagai berikut :

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

(10)

Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov-Smirnov test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:

Ho = Data residual terdistribusi normal Ha = Data residual tidak terdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:

a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka Ho ditolak, yang berarti data terdistibusi tidak normal. b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistik

maka Ho diterima, yang berarti data terdistibusi normal.

4.4.2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005), uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi di antara variabel-variabel independen dalam model regresi tersebut. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.Jika terdapat korelasi antara variabel independen, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol.

(11)

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:

a. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

b. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

4.4.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).Jika terjadi korelasi, maka ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, biasanya dijumpai pada data deret waktu (time series). Konsekuensi adanya autokorelasi dalam model regresi adalah variance sample tidak dapat menggambarkan variance populasinya, sehingga model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai independen tertentu (Ghozali, 2005).

(12)

Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik melalui uji Run Test. Run Test sebagai bagian dari non-parametik dapat untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang atau tidak. Jika antar residual terjadi tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah random atau acak.

Run test digunakan untuk melihat apakah residual terjadi secara random atau tidak. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

Ho = Residual Random (acak) Ha = Residual Tidak Random

4.4.4. Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).Dasar analisisnya:

(13)

1. Jika ada pola tertentu ,seperti titik –titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola tertentu serta titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, maka mengindikasikan telah terjadi homokedastisitas.

Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.

Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil, salah satunya dengan uji Glejser (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser dilakukan sebagai berikut.

1. Apabila probabilitas nilai test dari persamaan regresi signifikan statistik, yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas.

2. Apabila probabilitas nilai test tidak signifikan statistik, maka berarti data empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas.

(14)

4.4.5. Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan pengujian normalitas dan pengujian atas asumsi-asumsi klasik, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian atas hipotesis 1 (H1) sampai dengan hipotesis 4 (H4). Pengujian tingkat penting (Test of significance) ini merupakan suatu prosedur dimana hasil sampel digunakan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis (Gujarati, 1999) dengan alat analisis yaitu uji t, uji F dan nilai koefisien determinansi (R2). Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik, apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak).Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.

4.4.5.1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variabel dependen, terbatas.Sebaliknya, nilai R2 yang mendekati satu menandakan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan oleh variabel dependen (Ghozali, 2005). Nilai yang digunakan adalah adjusted R2

karena variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari dua buah.

(15)

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh WCTA, DER, TAT, dan NPM terhadap pertumbuhan laba perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia secara simultan. Syarat yang harus dipenuhi adalah:

Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen (pertumbuhan laba) secara simultan.

4.4.5.3. Uji Statistik t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh WCTA, DER, TAT, dan NPM terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia secara individual.Oleh karena itu uji t ini digunakan untuk menguji hipotesis Ha1, Ha2, Ha3, Ha4.

Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen (pertumbuhan laba) secara parsial.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini analisis regresi dilakukan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel independen (Arus Kas, Profitabilitas, Potensi Pertumbuhan Emiten,

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan partisipasi dalam aktivitas komunitas musik perkotaan dan kepercayaan pada pemerintah kota sebagai variabel bebas

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menguji statistika deskriptif dan asumsi klasik data terlebih dahulu kemudian dilakukan

Model regresi yang baik yaitu model yang bebas dari autokorelasi (Ghozali,2013) cara yang digunkana untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi adalah dengan melakukan Uji Durbin

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri dan komunikasi interpersonal dalam keluarga dengan prokrastinasi akademik adalah analisis

Uji autokorelasi bertujuan guna menguji apakah dalam model regresi linier berganda terdapat hubungan atau korelasi antar kekeliruan pengganggu pada periode ‘t’

“Tujuan dari uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan