18 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian tentang Analisis Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil Melalui Pemberian Kredit Koperasi Simpan Pinjam Tani Jaya Mojokerto ini menggunakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian Kuantitatif yaitu penelitian dengan cara data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka – angka.
Penelitian kualitatif, yaitu menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis data numerik mengunakan metode statistik melalui pengujian hipotesa.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Pada pihak pedagang Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Karena pada lokasi tersebut mendukung adanya data yang telah diteliti.
C. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer karena data yang diperoleh dari responden secara langsung sebanyak 31 Usaha Mikro dan Kecil. Penelitian ini menggunakan kuisioner dan wawancara langsung oleh responden pedagang Usaha Mikro dan Kecil (UMK).
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku usaha mikro dan kecil (UMK), khususnya pedagang yang ada di Kecamatan Kemlagi Mojokerto. Dengan jumlah 160 Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan Kemlagi Mojokerto. Teknik yang
digunakan dalam mengambil sampel adalah dengan dengan teknik purposive sampling yaitu cara penarikan sampel dengan memilih subjek berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 31 yang diambil sesuai dengan kriteria dalam penelitian ini, adapun kriteria yang sesuai dengan pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) tersebut yaitu : 1. Lokasi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang berada di Kecamatan Kemlagi Mojokerto,
khususnya bergerak di bidang perdagangan.
2. Pihak Pedagang Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang modal awal usahanya diperoleh dari penyaluran kredit yang diberikan oleh Koperasi Simpan Pinjam Tani Jaya Mojokerto.
Dari kriteria tersebut maka dapat dipilih 31 responden Usaha Kecil dan Mikro (UMK) tersebut yang memenuhi kriteria diatas, oleh sebab itu penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 31 Usaha Mikro dan Kecil (UMK) untuk digunakan dalam penelitian ini.
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun untuk mendapatkan data digunakan metode atau teknik kuisioner, kuisioner diedarkan kepada sejumlah 31 responden kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan regresi linier berganda .
F. Teknik Analisa Data
1. Teknik analisis Kuantitatif Deskriptif
Menggambarkan suatu keadaan objek atau subjek dapat berupa orang, lembaga maupun masyarakat dalam penelitian berdasarkan dengan fakta atau keadaan yang sedang terjadi. Langkah-langkah dalam melakukan analisis deskriptif adalah pengumpulan data hjasil survey dan kuesioner.
2. Teknik analisis Pendapatan
Untuk mengetahui tingkat pendapatan bersih Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dengan menggunakan alat ukur dan rumus sebagai berikut :
𝝅 = 𝑻𝑹 − 𝑻𝑪
Dimana :
𝜋 = Profit (Pendapatan Bersih)
TR = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 (Pendapatan Kotor) TC = Biaya Total
Sedangkan untuk mengatahui hasil dari total penerimaan (TR) Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
TR=P.Q Dimana :
TR = Pendapatan Kotor (Total Revenue) P = Harga (Price)
Q = Kuantitatif (Quantity)
Sedangkan rumus yang digunakan untuk mengatahui biaya total (TC) dari Usaha Mikro dan Kecil (UMK) sebagai berikut :
TC = TVC + TFC Dimana :
TC = Biaya Total (Total Cost)
TVC = Total Biaya Variabel (Variabel Cost) TFC = Biaya Tetap (Fixed Cost)
3. Teknik analisis Linier Regresi Berganda a. Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda ini merupakan metode yang di gunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas (x) yaitu Kredit, Jam Kerja dan Lama Usaha dengan variabel terikat (y) yaitu Pendapatan. Model yang di gunakan dalam rumus ini sebagai berikut :
Y =𝜷𝟎 + 𝜷𝟏. 𝑿𝟏 + 𝜷𝟐. 𝑿𝟐 + 𝜷𝟐. 𝑿𝟐 + 𝒆 Dimana :
𝑌 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝛽0 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
𝛽1 = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑅𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 𝑋1 𝑋1 = 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝛽2 = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑅𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 𝑋2 𝑋2 = 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝛽3 = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑅𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 𝑋2 𝑋3 = 𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎
e = error
b. Uji Asumsi Klasik
Sehubung dengan penggunaan metode regresi linier berganda, untuk menghindari adanya pelanggaran asumsi-asumsi klasik, maka dengan itu perlu adanya pengujian asumsi klasik.
Adapun uji asumsi klasik tersebut adalah : 1. Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan uji yang di gunakan untuk mengetahui apakah data dari penelitian beristribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Normal P-Plot. Pada prinsipnya normalitas dapat di deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada suatu sumbu diaoganal dari grafik.
Menurut pendapat Ghazali (2015) dasar pengambilan suatu keputusannya adalah : a. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka menunjukan pola distribusi memenui asumsi normalitas.
b. Jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi tidak memenui asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas disini bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independent). Asumsi multikolinieritas ini dalam uji statistic parametik digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independent.
Multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat besarnya VIF. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Semakin kecil nilai tolerance dan semakin besar VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah
multikolinieritas, dalam kebnayakan oenelitian menyebutkan bahwa jika tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokolerasi dilakukan dengan tujuan untuk menguji adanya korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (data sebelumnya). Model regresi yang baik yaitu model yang bebas dari autokorelasi (Ghozali,2013) cara yang digunkana untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi adalah dengan melakukan Uji Durbin Watson, jika nilai Durbin Wtson (DW) mendekato dua maka tidak terjadi autokorelasi (Goedono, 2014). Referensi lain yang dikemukakan oleh (Sarwono,2015:111) nilai DW hitung yang berada diantara nilai -2 < Durbin Watson < +2 menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian tidak terdapat masalah autokorelasi.
4. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan lain (Pramesti,2014).
Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas, asumsi heteroskedastisitas ini untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola titik pada scatterplots regresi. Jika titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dan uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Gletser.
c. Uji Hipotesis 1. Uji Parsial
Analisis Uji T melihat seberapa jauh pengaruh variabel independent dapat menerangkan variasi variabel dependen secara sendiri-sendiri (parsial) menurut (Sarwono,2015). Uji T dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas signifikan dengan tingkatan kepercayaan tertenru yang di pilih 𝛼(𝑎𝑙𝑝ℎ𝑎). Dalam penelitian ini ∝ yang digunakan adalah sebesar 5% dari hasil hitung uji dapat dikonsultasikan dengan mengambil keputusan jika nilai t-hitung lebih besar dari pada t-tabel maka variabel independen memiliki hubungan signifikan dengan variabel dependen, begitu pula sebaliknya. Selanjutnya tingkat signifikan hubungan juga dapat dilihat dari hasil uji sig. jika nilai sig < 0,05 maka variabel independen memliki hubungan yang signifikan dengan variabel dependen, begitu pula sebaliknya.
2. Uji Silmutan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel loyalitas pelanggan secara bersama-sama (silmutan) menurut (Sugiyono,2017).
Variabel bebas akan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat jika nilai statistik signifikan lebih kecil dari pada tingkat sinifikan yang digunakan yaitu sebesar 5% (sig). Sebaliknya jika nilai statistic signifikan lebih besar dari tingkat signifikan (sig) maka variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
3. Koefisien Diterminasi
Koefisien determinasi (R Square) dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model yang telah disusun dalam menerangkan variasi variabel dependen (Santoso, 2015). Di dalam koefisien determinasi akan terdapat nilai koefisien
determinasi yaitu diantara nilai nol dan satu, nilai yang kecil menjelaskan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi varia bel dependen terbatas, nilai yang mendekati satu menjelaskan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat baik (Kuncoro, 2009)
G. Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini adalah jumlah pendapatan pedagang Usaha Mikro dan Kecil (UMK).
a. Pendapatan (Y) adalah jumlah uang yang diterima pedagang dari kegiatannya menjual produk, biasanya didapatkan dari penjualan produk atau jasa kepada konsumen.
Dalam penelitian ini menggunakan pendapatan bersih dimana total pendapatan kotor (TR) dikurangi dengan total biaya (TC)
b. Penerimaan Kredit (X1) adalah sejumlah uang yang diterima pedagang sebagai pinjaman dari koperasi untuk dijadikan modal dalam mengawali usaha dan untuk membiayai usaha dalam satuan rupiah.
c. Jam Kerja (X2) adalah adalah waktu yang di pergunakan pedagang makanan dan minuman dalam menjalankan usahanya tersebut dalam waktu sehari tapi di hitung dalam satuan per jam sehari.
d. Lama Usaha (X3) adalah lamanya waktu yang pernah dilalui UMK terhadap bidang usaha yang ditekuni sejak berdirinya usaha sampai saat ini yang dinyatakan dalam satuan tahun.