• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi suatu prioritas tersendiri pada tiap-tiap negara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi suatu prioritas tersendiri pada tiap-tiap negara."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan menjadi salah satu indikator kemajuan suatu negara. Dalam rangka mendukung kemajuan negara tersebut maka pada umumnya pendidikan menjadi suatu prioritas tersendiri pada tiap-tiap negara. Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu prioritas negara sebagai perwujudan cita-cita bangsa Indonesia yang termuat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam bidang pendidikan, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga mengatur secara tersendiri dalam beberapa pasal diantaranya pengalokasian dana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebesar 20%. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya sektor pendidikan. Pendidikan juga merupakan hak positif setiap warga negara dimana negara berkewajiban atas pemenuhan hak tersebut.

Dalam rangka memajukan pendidikan, pemerintah menyediakan sarana utama yakni sekolah dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Ribuan perguruan tinggi baik perguruan tinggi negeri maupun swasta berdiri di Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia menjadi pusat pendidikan dengan beridirinya perguruan tinggi-perguruan tinggi tersebut, antara lain Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Bogor, Malang,

(2)

dan Surabaya. Di Yogyakarta sendiri terdapat 21 perguruan tinggi dengan rincian 4 perguruan tinggi negeri dan 17 perguruan tinggi swasta.1 Salah satu dari keempat perguruan tinggi negeri yang berdiri di Yogyakarta tersebut adalah Universitas Gadjah Mada yang menjadikan Yogyakarta sebagai salah satu daerah destinasi edukasi di Indonesia sehingga banyak pendatang baik dari dalam maupun luar negeri untuk melanjutkan jenjang pendidikan tingginya di Yogyakarta. Tingginya jumlah pendatang tersebut membuat hunian atau tempat singgah sementara menjadi salah satu kebutuhan mutlak para perantau (mahasiswa) di Yogyakarta.

Beragam hunian bagi mahasiswa tersedia di Yogyakarta, dari hunian umum dan sederhana berupa kost atau kontrakan (sewa rumah), asrama, hingga saat ini mulai banyak berdiri hunian-hunian mewah yang dikhususkan bagi para mahasiswa. Salah satu hunian bagi mahasiswa di Yogyakarta, khususnya bagi yang melanjutkan studi di Universitas Gadjah Mada, disediakan asrama mahasiswa Ratnaningsih Sagan, Ratnaningsih Bulaksumur, Darmaputera Baciro, Darmaputera Karanggayam, dan Ratnaningsih Kinanti.

Hunian sementara menjadi kebutuhan mutlak bagi kebanyakan mahasiswa, terkadang para mahasiswa terkesan tergesa-gesa dalam memilih hunian atau tempat tinggal sementara, kurang memperhatikan lingkungan, kualitas, dan hak-haknya sebagai pengguna atas hunian sementara tersebut,

1 Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Grafik Jumlah

Perguruan Tinggi, dari http://forlap.dikti.go.id/perguruantinggi/homegraphpt. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2015.

(3)

yang mengakibatkan tidak jarang beberapa pemilik atau pengelola hunian sementara kurang begitu memperhatikan kewajibannya untuk memenuhi hak-hak penggunanya tersebut.

Salah satu hunian yang ada di Yogyakarta adalah asrama mahasiswa yang dikelola oleh Universitas Gadjah Mada. Asrama mahasiswa yang disediakan oleh Universitas Gadjah Muda dimaksudkan untuk memudahkan mahasiswanya, khususnya mahasiswa baru sebagai perantau yang belum mengenal wilayah Yogyakarta secara detail dengan baik, dapat dikatakan sebagai salah satu hunian dengan kualitas baik. Hunian berupa asrama mahasiswa pada umumnya memuat peraturan-peraturan umum yang harus dilaksanakaan dan ditaati oleh setiap penghuninya dan disertai sanksi yang akan dikenakan pada penghuni yang tidak melaksanakan dan menaati peraturan-peraturan tersebut.

Pada asrama mahasiswa Ratnaningsih Bulaksumur Residence misalnya, beberapa peraturan berkehidupan di dalam asrama telah diatur beserta sanksi-sanksi bagi yang tidak menaatinya. Adapun sanksi-sanksi tersebut antara lain :

1. Peringatan lisan secara bertahap sebanyak dua (2) kali; 2. Peringatan tertulis;

3. Pemberian surat pemberhentian hak tinggal.

Dalam Buku Panduan Asrama Gadjah Mada Residence juga diatur ketentuan mengenai uang jaminan yang dapat dikurangi atau dipotong dalam kondisi-kondisi tertentu, namun kriteria penentuan besaran pemotongan uang

(4)

jaminan tersebut tidak turut disertakan dalam ketentuan tersebut, sehingga dalam penerapannya, hal tersebut dikhawatirkan dapat merugikan mahasiswa sebagai pengguna fasilitas asrama mahasiswa yang disediakan oleh Universitas Gadjah Mada. Pemotongan uang jaminan dilakukan2 :

1. Bilamana terjadi kerusakan meubelair kamar yang disebabkan karena kesengajaan;

2. Sebagai biaya pengganti akomodasi kegiatan bilamana mendaftar menjadi peserta kegiatan life skill asrama namun tidak menghadiri kegiatan tersebut tanpa alasan yang dibenarkan peraturan.

Dibuat dan diberlakukannya ketentuan pemotongan uang jaminan di atas disebabkan oleh beberapa hal, untuk pemotongan karena kerusakan

meubelair kamar disebabkan oleh tingginya biaya perbaikan kerusakan

tersebut, seperti kerusakan dinding kamar, tempat tidur, lemari atau meja belajar serta biaya tukang. Pemotongan karena tidak mengikuti kegiatan life

skill selain disebabkan karena tingginya biaya akomodasi kegiatan, juga

sebagai bentuk menghargai kepada sesama penghuni dikarenakan ada pembatasan kuota peserta pada setiap pelaksanaan kegiatan life skill.

Pemberlakuan sanksi berupa peringatan lisan, tertulis, hingga pemberhentian hak tinggal serta ketentuan pemotongan uang jaminan di atas merupakan bentuk tanggung jawab dari setiap penghuni asrama mahasiswa Ratnaninigsih Bulaksumur Residence terhadap segala tindakan yang dilakukan demi terciptanya tertib kehidupan berasrama.

(5)

Pada ketentuan pemotongan uang jaminan pertama dan kedua tidak dijelaskan dan disebutkan kriteria penentuan besaran pemotongan yang harus diganti apabila terjadi kerusakan meubelair ataupun tidak menghadiri kegiatan life skill. Penerapan klausul pemotongan uang jaminan tersebut tentunya akan kurang memberikan jaminan kepastian bagi para pihak dan perlindungan hukum bagi mahasiswa/penghuni sebagai pihak penyewa. Pada ketentuan pertama tidak dijelaskan seberapa parah kerusakan meubelair kamar serta mana saja yang menjadi tanggung jawab penyewa untuk dilakukan perbaikan apabila terjadi kerusakan sehingga harus dilakukan pemotongan uang jaminan. Pada ketentuan kedua, apabila salah satu hak mahasiswa adalah memperoleh pelatihan, maka dapat diartikan kegiatan kegiatan life skill sudah menjadi hak mahasiswa ketika telah dipenuhi kewajiban utama seorang penyewa berupa pembayaran uang sewa. Di luar Buku Panduan Asrama Gadjah Mada Residence juga terdapat ketentuan tersendiri yang mengatur kegiatan life skill berupa tata tertib kegiatan life

skill yang di dalamnya diantaranya berisi sanksi apabila tidak mengikuti

kegiatan serta alasan-alasan yang dibenarkan untuk tidak mengikuti kegiatan

life skill. Penerapan klausul pemotongan uang jaminan karena tidak

mengikuti kegiatan life skill, apakah mahasiswa benar-benar dapat menggunakan alasan-alasan yang dibenarkan oleh peraturan tersebut sehingga mahasiswa diperbolehkan untuk tidak menghadiri kegiatan life skill tanpa harus dikenai pemotongan uang jaminan, karena dalam praktiknya

(6)

masih terdapat mahasiswa yang dikenakan pemotongan meskipun telah sesuai ketentuan perizinan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis menentukan masalah yang diteliti adalah :

1. Bagaimana jaminan kepastian hukum bagi para pihak atas penerapan klausul pemotongan uang jaminan dalam perjanjian sewa-menyewa pada asrama mahasiswa Ratnaningsih Bulaksumur Residence?

2. Bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi mahasiswa sebagai pihak penyewa atas penerapan klausul pemotongan uang jaminan tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Objektif

a. Mengetahui jaminan kepastian hukum bagi para pihak dalam penerapan klausul pemotongan uang jaminan dalam perjanjian sewa-menyewa pada asrama mahasiswa Ratnaningsih Bulaksumur Residence.

b. Mengetahui bentuk perlindungan hukum bagi mahasiswa sebagai pihak penyewa atas penerapan klausul pemotongan uang jaminan pada asrama mahasiswa Ratnaningsih Bulaksumur Residence.

(7)

2. Tujuan Subjektif

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian hukum, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

D. Keaslian Penelitian

Berkaitan dengan keaslian penelitian, penulis telah melakukan penelusuran pada berbagai referensi di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dan media elektronik. Berdasarkan penelusuran tersebut ada beberapa penelitian hukum yang memiliki kemiripan tema dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Adapun penulisan hukum yang memiliki kemiripan tema tersebut diantaranya adalah :

1. Perjanjian Sewa-Menyewa Satuan Rumah Susun Pada Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Dabag di Kabupaten Sleman yang ditulis oleh Rizky Agung Saputra.3 Dalam penulisan hukum ini, permasalahan yang diteliti adalah :

a. Bagaimana pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa satuan rumah susun pada rumah susun sederhana sewa (RUSUNAWA) Dabag di Kabupaten Sleman?

b. Bagaimana upaya penyelesaian yang dilakukan oleh Pengelola RUSUNAWA Dabag terkait kendala dalam pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa rumah susun?

3 Rizky Agung Saputra, 2014, “Perjanjian Sewa-Menyewa Satuan Rumah Susun Pada Rumah

(8)

Berdasarkan permasalahan yang diteliti di atas, penulis beranggapan bahwa penulisan hukum tersebut hanya memiliki kemiripan tema yakni berkaitan dengan sewa-menyewa hunian atau tempat tinggal sementara, tetapi yang menjadi pokok permasalahan adalah pelaksanaan perjanjian sewa dan upaya penyelesaian atas pelaksanaan perjanjian sewa tersebut. Sehingga, penulisan hukum ini berbeda dengan penulisan hukum yang dilakukan oleh Penulis.

2. Pelaksanaan Perjanjian Sewa-Menyewa Kamar Pada Universitas Gadjah Mada Residence yang ditulis oleh Nan. Seabastian.4 Dalam penulisan ini permasalahan yang diteliti adalah :

a. Mengapa terjadi wanprestasi pada pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa kamar pada Universitas Gadjah Mada Residence?

b. Bagaimana upaya penyelesaian wanprestasi yang terjadi dalam pelaksanan perjanjian sewa-menyewa kamar pada Universitas Gadjah Mada Residence?

Berdasarkan permasalahan yang diteliti di atas, penulis beranggapan bahwa penulisan hukum tersebut hanya memiliki kemiripan tema, yakni mengenai perjanjian sewa-menyewa di Universitas Gadjah Mada Residence, tetapi yang menjadi pokok permasalahan pada penulisan hukum ini adalah hal-hal apa saja yang menjadi penyebab terjadinya wanprestasi dan bagaimana upaya penyelesaian yang dilakukan.

4 Nan Sebastian, 2013, “Pelaksnaan Perjanjian Sewa-Menyewa Pada Universitas Gadjah Mada

(9)

Sehingga, penulisan hukum ini berbeda dengan penulisan hukum yang dilakukan oleh penulis.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

a. Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum, ksususnya mengenai hukum perjanjian sewa asrama mahasiswa.

b. Secara khusus, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dalam mengaplikasikan teori yang telah diperoleh pada perkuliahan serta dapat mempertajam analisis penulis berkaitan dengan penerapan teori pada permasalahan nyata.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan/atau masukan kepada masyarakat untuk dapat lebih memahami ketentuan-ketentuan yang harus diperjanjikan dengan jelas dalam suatu perjanjian sewa sehingga hak dan kewajiban masing-masing pihak dapat terpenuhi dengan baik.

b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan penulisan hukum atau penelitian ilmiah selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Program pembelajaran menghafal Alquran yang dilakukan oleh santri (Mahasiswa) selama memondok di Pondok Pesantren Tahfizh Alquran Al- Amanah yaitu Tahsin dan Tajwid

Ada beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu:.. 1) Membantukoordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif agar tujuan organisasi dapat

Nilai R Square atau biasa dikenal dengan Koefisien Determinasi (KD) yang tertera pada Tabel 6 sebesar 82,5%, hal ini dapat ditafsirkan bahwa peningkatan konsentrasi

Sementara itu, apabila dilihat berdasarkan bobot kering sampah yang dimasukkan ke dalam LRB ternyata bobot pada perlakuan S4 lebih tinggi dibandingkan perlakuan S3

Penelitian yang dilakukan oleh Fery lebih fokus pada upaya penereapan model pembelajaran Osborn Untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan berpikir kreatif Matematis Siswa SMP

Kesulitan askes pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal, terdapat beberapa

Dari pengamatan peneliti bahwa siswa-siswi SMAN 1 Garum berasal dari kondisi sosial ekonomi keluarga yang berbeda, seperti: tingkat pendidikan, pendapatan, kekayaan

Dalam penyusunan Penulisan hukum ini, Penulis menyadari bahwa Penulisan hukum terkait dengan pokok bahasan mengenai perlindungan konsumen dan perjanjian sewa