Charles Augustin de Coulomb
(1736-1806)
Fisikawan Perancis
Priestley
yang torsi balance
asumsi muatan listrik Gaya (F) berbanding
terbalik kuadrat Pengukuran secara matematis
berdasarkan eksperimen Coulomb
Hukum Coulomb
Elektrostatika Gaya Gravitasi
Terdapat 2 tipe muatan : positif dan
negatif Satu tipe massa yaitu positif
Tarik menarik pada muatan yang berlawanan dan tolak menolak pada muatan yang sejenis
Tarik menarik (Semua massa)
Gaya merupakan besaran vektor baik
arah dan besar Gaya merupakan besaran vektor baik arah dan besar 2 2 9 12 2 2 1 1 2 2 2 1
/
10
99
.
8
C
m
N
k
r
r
q
q
k
F
r
q
q
k
F
on
2 2 11 2 2 1kg
/
m
N
10
67
.
6
G
r
m
m
G
F
Gaya tarik / gaya tolak antar muatan yang dipisahkan pada jarak
tertentu ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut :
Untuk mengakomodasi informasi arah gaya ini maka hukum Coulomb
dapat ditulis kembali sebagai
2 2 9 21 2 2 1 2 1
10
99
.
8
C
m
N
k
r
r
q
q
k
F
on
di mana F
1adalah gaya pada muatan
Q
1yang disebabkan oleh
muatan
Q
2, a
21adalah vektor satuan yang berarah dari
Q
2ke
Q
1,
dan R
21= R
21a
21adalah vektor posisi dari
Q
2
ke
Q
1
.
R21
Q
1(0,1,2)
Q
2(2,0,0)
Gambar 2.2Carilah gaya pada muatan Q1, 20 μC, yang diakibatkan oleh muatan Q2, -300 µC, di mana Q1 berada pada (0, 1, 2) m sementara Q2 pada (2,0,0) m!
Dengan mengacu pada Gambar 2.2, vektor posisi adalah
)
2
2
(
)
3
)(
36
/
10
(
4
)
10
300
)(
10
20
(
2 9 6 6 z y xa
a
a
R
21= (x
1-
x
2)a
x+ (y
l- y
2)a
y+ (z
1-
z
2)a
z= (0 - 2)a
x+ (1 - 0)a
y+ (2 - 0)a
Z= -2a
x+ a + 2a
Z| R
21=
(
2
)
2
1
2
2
2
3
Dengan menggunakan persamaan (1), gaya yang bekerja adalah
F1 =
Magnituda gaya total adalah sebesar 6 N dengan arah sedemikian hingga
Q
1 ditarik olehQ2.
Contoh Soal 1
Penyelesaian:
y|
a
21=
xa
y Z3
3
3
- 2
a
1
2
a
3
a
21Relasi gaya gaya pada muatan adalah bersifat bilinier. Konsekuensinya berlaku sifat superposisi dan gaya pada muatan yang disebabkan oleh n-1 muatan lain Q2,……Qn adalah penjumlahan vektor
F1 =
1 2 2 1 k 0 1 31 2 31 0 3 1 21 2 21 0 2 14
4
4
k n k ka
R
Q
Q
a
R
Q
Q
a
R
Q
Q
Jika muatan tersebut terdistribusi secara kontinyu pada suatu daerah, penjumlahan vektor di atas diganti dengan integral vektor.
Tentukanlah gaya pada muatan Q
2 24 23 21F
F
F
F
2
2 2 2 2 4 2 42 2 2 2 2 3 2 23 2 2 2 2 2 1 21 4 2 4 2 2 6 3 2 2 2 d kq d q q k d q kq F d kq d q q k d q kq F d kq d q kq d q kq F Contoh Soal 2
Intensitas medan elektrik yang disebabkan oleh sebuah muatan sumber (Q2 diatas) didefinisikan sebagai gaya per satuan muatan pada muatan uji (Q1 diatas)
E = F1 Q1
Satuan untuk E adalah Newton per coulomb (N/C) atau ekuivalen dengan volt per meter (V/m). Untuk sebuah muatan
Q
yang berada pada titik pusat sebuah sistem koordinat bola, intensitas muatan elektrik pada titikP
adalah Gambar 2.4E =
a
rr
Q
24
(2)
/
Q
Gambar 2.4 Muatan yang berada di pusat koordinat
Untuk
Q
yang ada pada sembarang titik dalam titik koordinat Cartesian (Gambar 2.7).Garis medan listrik yang terjadi dari suatu sumber atau antara muatan tersebut ditunjukkan pada gambar
Gambar 2.5
E =
a
RR
Q
24
(3)
(a) tarik menarik (b) tarik menarik (c) tolak menolak Gambar 2.6
Gambar 2.7
Muatan
Q
yang berada pada sembarang titik dalam koordinat CartesianCarilah E pada (0,3,4) m dalam koordinat Cartesian yang diakibatkan oleh muatan titik Q = 0.5 μC dititik pusat koordinat.!
Penyelesaian :
Dalam kasus ini,
5
4
3
2
2
z y z ya
a
a
a
8
,
0
6
,
0
5
4
3
R = (0-0)a
x+ (3-0)a
y+ (4-0)a
z= 3a
y+ 4a
zR =
aR =
Dengan menggunakan persamaan (3), intensitas medan magnetik adalah
Jadi |E| = 180 V/m dalam arah 0,6 a
y+ 0,8 a
zContoh Soal 3
E =
(
0
,
6
0
,
8
)
5
)
36
/
10
(
4
10
5
,
0
2 9 6 z ya
a
Jika muatan terdistribusi secara kontinyu di sepanjang volume tertentu, permukaan, ataupun garis yang telah dispesifikasikan sebelumnya, maka masing – masing elemen muatan akan berkontribusi terhadap medan elektrik pada sebuah titik eksternal. Untuk kerapatan muatan volume ρ (C/m2), muatan elemental dQ = ρ dv,dan diferensial medan pada titik P akan menjadi (Gambar 2.4).
Medan total pada titik pengamatan
P
dapat diperoleh dengan mengintegrasikan sepanjang volumev400
dE =
a
RR
dv
24
d
E
P
Gambar 2.8 E yang disebabkan distribusi volume dari sebuah muatan
E =
v Rdv
R
a
24
(4)
Untuk kerapatan muatan permukaan (C/m2), muatan elemental dQ =
,dan diferensial medan pada titik P akan menjadi (Gambar 2.5)
dE =
s Ra
R
dS
24
Medan total pada titik pengamatan dapat diperoleh dengan mengintegrasikan sepanjang permukaan
S
Untuk kerapatan muatan linier (C/m), muatan elemental
dQ =
dan diferensial medan pada titik akan menjadi (Gambar 2.10)dE =
a
RR
d
24
Medan total pada titik pengamatan P dapat diperoleh dengan mengintegrasikan sepanjang garis atau kurva L
E =
v R sds
R
a
24
(5)
E =
L Rd
R
a
24
(6)
d
s
s P PdS
dQ =
ldl
L
Gambar 2.10
E yang disebabkan distribusi linear dari sebuah muatan
Tiga macam konfigurasi muatan standar ialah muatan titik, muatan garis tak berhingga, dan muatan muatan permukaan datar tak hingga. E untuk muatan titik yang berada di titik asal/titik pusat diberikan oleh persamaan (2). Jika kerapatan muatan adalah tak terhingga pada panjang garis serta terdistribusi secara seragam (konstan) sepanjang sumbu
z
, maka medan elektrik dapat diturunkan dari persamsan (6) (Gambar 2.7).Gambar 2.9 E yang disebabkan distribusi linear dari sebuah muatan
(koordinat silinder)
(7)
E =
a
rr
22
Jika muatan terdistribusi secara seragam (konstan) dengan kerapatan pada sebuah hidang datar tak berhingga, maka medan elektriknya diberikan oleh persamaan (Gambar 2.12)
di mana
a
n adalah tegak lurus terhadap permukaan. Medan elektriknya memiliki magnituda yang konstan dan memiliki pencerminan simetri di sekitar muatan bidang datar.(8)
E =
s na
2
sGambar 2.11
Muatan garis tak berhingga
E
E
Gambar 2-12 Muatan bidang datar tak berhingga
sDua lembar muatan seragam tak berhingga yang masing-masing memiliki kerapatan muatan diletakkan pada x = ±1 (Gambar 2-13). Tentukanlah E di semua tempat!
Contoh Soal 4
Gambar 2.13
Distribusi muatan pada dua bidang datar tak berhingga.
Penyelesaian :
Hanya sebagian dari dua lembar muatan yang ditunjukkan pada gambar 2.13. kedua lembar muatan ini akan menghasilkan medan E dengan arah sepanjang sumbu
x
. Dengan menggunakan persamaan (8) dan prinsip superposisi,–(ρ
s/ε
o)a
xx < -1
0
-1<x<1
(ρ
s/ε
o)a
xx > 1
E =
Muatan total dalam konduktor = 0 shielding
Gambar 2.15 Gambar 2.14
Fluksi Elektrik dan Hukum Gauss
Fluksi elektrik ψ merupakan medan saklar namun kerapatannya D merupakan medan vektor. Per definisi fluksi elektrik ψ memancar dari sebuah muatan positif dan berakhir pada muatan negatif. Jika tidak terdapat muatan negatif fluksi elektrik ψ akan berakhir pada titik tak berhingga. Per definisi pula satu coulomb muatan listrik akan menghasilkan satu coulomb fluksi elektrik. Oleh karenanya,
Ψ = Q
Gambar 2.16Pada Gambar 2.17(a), garis-garis fluksi meninggalkan +Q dan berakhir pada –
Q
hal ini mengasumsikan bahwa kedua muatan memiliki magnituda yang sama. Kasus muatan positif tanpa muatan negatif diilustrasikan pada gambar 2.17(b), di sini garis-garis fluksi digambarkan sama di sepanjang wilayah angular yang mengelilingi muatan dan berakhir pada titik tak hingga.Pada suatu titik yang berdekatan , garis-garis fluksi memiliki arah vector satuan a (Gambar 2.18) dan jika sejumlah fluksi Ψ memotong diferensial permukaan dS (yang normal terhadap a), maka kerapatan fluksi elektrik pada titik adalah
E =
a
(C/m2)
dS
d
Gambar 2.17 Fluksi elektrik untuk muatan titik. P
Distribusi muatan volume dengan kerapatan
ρ
(C/m3) diperlihatkan sebagai permukaan tertutupS
pada Gambar 2.19. Oleh karena setiap coulomb muatanQ
memiliki satu coulomb fluksi, maka fluksi total yang memotong permukaan tertutupS
merupakan ukuran eksak dari muatan total yang dilingkupi. Jika pada elemen permukaandS,
D membentuk sudut θ terhadapvektor satuan normal permukaan an, maka diferensial fluksi yang memotong
dS
adalahd
= D dS cos
=D
• dS an = D • d
Gambar 2.18 Pendefinisian kerapatan fluksi elektik D
S
n
a
dS
Ddi mana
dS
adalah elemen permukaan vektor.Hukum Gauss menyatakan bahwa
fluksi total yang keluar dari sebuah
permukaan tertutup adalah sama dengan
muatan total yang berada di dalam
permukaan tersebut.
Bentuk integral Hukum Gauss diberikan oleh
S kupi yangdilingQ
dS
D
(9)
Gambar 2.19Kerapatan muatan
yang dilingkupi oleh permukaanS.
Gambar 2.20 Muatan titik yang dilingkupi oleh bidang
permukaan bola.
Pandanglah sebuah muatan titik yang terletak di titik pusat koordinat Gambar
Jika muatan ini dilingkupi oleh sebuah permukaan bola dengan jari-jari
r,
maka dengan menggunakan sifat kesimetrian, D yang diakibatkan oleh
Q
adalah memiliki magnituda yang konstan dan normal terhadap bidang permukaan di posisi manapun. Dengan menggunakan hukum Gauss (9), dapat diperoleh persamaan
S Sr
D
dS
D
dS
D
Q
4
2dimana dapat diperoleh D =
Q/4
Oleh karena itu,D =
a
r(koordinat bola)
r
Q
2
4
Sehingga dapat disimpulkan
0 2 2 0
4
1
4
1
k
r
Q
k
E
r
Q
E
0 04
1
4
k
kQ
A
d
E
Q
A
d
E
enclosed enclosed
Gambar 2.21r
2Dengan membandingkan persamaan di atas ini dengan persamaan (2) diperoleh D=
0E. Dalam pernyataan yang lebih umum, untuk setiap medanelektrik dalam medium isotropik (medium yang sifat-sifatnya tidak berubah terhadap orientasi medan)
D =
E
Divergensi dari medan elektrik statis
digunakan untuk menentukan apakah sebuah daerah mengandungsource
(muatan positif) atausink
(muatan negatif) Per definisi, divergensi dari kerapatan fluksi elektrik pada suatu titik adalahDiv D = • D =
v
Q
v
dS
D
yg dilingkupi v S o vlim
0lim
di mana S adalah batas dari
v
.Dengan demikian
bentuk titik hukum Gauss
adalah
•D =
(C/m3)
(10)
Bentuk titik hukum Gauss memberikan deskripsi ruang dari distribusi sumbe muatan.
Secara umum, untuk vektor A definisi divergensi untuk ketiga
macam siste koordinat yang kita bahas adalah:
Cartesian:
• A =
z
A
y
A
x
A
x y z
(11)
Silindris:
• A =
z
A
r
rA
r
r
z r
1
1
(12)
Bola:
• A =
A r A r A r r r r sin 1 sin sin 1 1 2 2(13)
ADalam batas daerah 0 <
r <
1 m, D = (-2 x 10-4/r)
ar (C/m ) dan untukr >
1,D = (-4 x 10-4
/r2
).
(C/m ), dalam sistem koordinat bola. Carilah kerapatan muatan di kedua daerah tersebut!Contoh Soal 5
Catatan!
Bentuk integral dan titik hukum Gauss dihubungkan oleh
teorema
divergensi
yang diberikan oleh =
∫D
dS =∫ (
D)dv = Q
yang dilingkupidimana
S
adalah batas permukaan tertutup dari volumev.
ar 2
Kerja, Energi, dan Potensial
Sebuah muatan
Q
akan mengalami gaya F pada medan elektrik E. Gaya yang dialami diberikan oleh persamaanF =
Q
E (N)
Untuk mempertahankan muatan dalam kondisi kesetimbangan, sebuah gaya
F
a
= -Q
E harus dikenakan dalam arah berlawanan (Gambar 2.22).Kerja didefinisikan sebagai gaya yang
bekerja pada jarak tertentu. Satuan untuk
kerja yang dilakukan ialah joule (J).
Fa= -QE
F=QE
Fa
F
Q
Oleh karenanya, sejumlah diferensial kerja
dW
dilakukan jika gaya Fa yg dikenakan menghasilkan diferensial perpindahan dari muatan, yaitu memindahkan muatan, sepanjang jarak=
Secara kuantitatif,dW = Fa · = -QE ·
(J)
Perhatikan bahwa saat
Q
bernilai positif dan dalam arah E,
kerjadW
= -QE < 0,
mengindikasikan bahwakerja dilakukan oleh medan elektrik.
Bentuk komponen dari vektor-vektor diferensial perpindahan adalah sebagai berikut:
Cartesian:
= dxax + dyay + dzaz
Silindris:
= drar + rd
a
+ dz
az
Bola:
= drar + rd
a
+ r
sin
d
a
dl
dl
dl
dl
dl
dl
dl
dl
dl
Sebuah medan elektrostatis diberikan oleh persamaan
E = (x/2 + 2y)
a
+
2x
a
y(V/m)
Tentukanlah kerja yang dilakukan untuk memindahkan sebuah muatan titik
=
-20
µC (a) dari titik pusat ke (4,0,0) m dan (b) dari (4,0,0) m ke (4,2,0) m!Penyelesaian:
(a) Lintasan pertama ialah sepanjang sumbu x sehingga
= dx
ax(b) Lintasan pertama ialah pada arah ay sehingga
= dy
y,
W =
20
10
2
x
dy
x 4320
J
2 0 6
dW
= -
Q
E•d =
x
y
dx
2
2
10
20
6W
=
x
2
y
dx
y80
J
2
10
20
0 4 0 6
Contoh Soal 6
x al
dl
dl
Kerja yang dilakukan untuk memindahkan sebuah muatan tititk dari suatu lokasi
A
ke lokasi lainB
dalam suatu medan elektrik statis bersifat bebas atau tidak tergantung dari lintasan yang diambil. Jadi dengan mengacu pada Gambar 2-15.Dimana integral terakhir adalah dilakukan sepanjang kontur tertutup yang dibentuk oleh 1 yang digambarkan secara positif dan
2
yang digambarkan secara negatif.B
A
2
1
Gambar 2.23Dua buah lintasan integrasi yang mungkin dibentuk.
0
2 1 1 1
E
dl
E
dl
atau
E
dl
Untuk medan E pada contoh 2.5 sebelumnya, tntukanlah kerja yang dilakukan untuk memindahkan muatan yang sama dari (4,2,0) kembali ke titik pusat (0,0,0) sepanjang lintasan yang berupa lintasan garis lurus!
Penyelesaian :
Integral kerja terbagi menjadi dua integral dalam
x
dany
:Tetapi sepanjang lintasan,
y = x/2
. Dengan mensubsitusikan persamaan ini kedalam persamaan integral dapat diperolehW =
y x y xx
a
dx
a
dy
a
a
y
x
0,0,0 0 , 2 , 4 62
2
2
10
20
W =
0 2 6 0 4 62
10
20
2
2
10
20
x
y
dx
x
dy
W =
0 2 6 0 4 6400
4
10
20
2
3
10
20
x
dx
ydy
J
Contoh Soal 7
Dari Contoh soal 5, 80 + 320 = 400 J kerja dilakukan terhadap medan elektrik. Jumlah kerja yang persis sama dikembalikan oleh medan elektrik melalui lintasan garis lurus ke titik asal sehingga diperoleh kerja total yang sama dengan nol (medan konservatif).
Potensial titik
A
terhadap titikB
(disimbolkan sebagaiVAB
) didefinisikan sebagai kerja yang dilakukan untuk memindahkan sebuah muatan positifQu
dariB
keA.
V =
A
B uE
Q
W
(J/C atau V)
(14)
Karena medan statis E merupakan medan konservatif, maka =
–
.
Oleh karena itu, dapat dipandang sebagai perbedaan potensial antara titikA
danB.
Ketika bernilai positif, maka kerja harus dilakukan untuk memindahkan muatan positif satuan dariB
keA
danA
dikatakan berada pada
potensial yang lebih tinggi
daripadaB.
Karena medan elektrik dari sebuah muatan titik memiliki arah radial (2), maka
B A r r A B ABr
r
Q
r
dr
Q
E
V
A B1
1
4
4
2
dl
dl
AB
V
AB
V
AB
V
CB
V
AB
V
AB
V
AB
V
AC
V
Untuk muatan positif
Q,
titikA
berada pada potensial yang lebih tinggi daripadaB
ketikar
A <r
B. Jika referensi titikB
dipindahkan menjadi titik tak berhingga, maka
1
1
4
A Ar
Q
V
Untuk muatan positif
Q,
titikA
berada pada potensial yang lebih tinggi daripadaB
ketikar
A <r
B. Jika referensi titikB
dipindahkan menjadi titik tak berhingga, maka
1
1
4
A Ar
Q
V
Atau
r
Q
V
4
Ingat!
V
adalah
potensial absolut Q
yang direferensikan
Jika muatan terdistribusi sepanjang volume berhingga dengan kerapatan muatan yang diketahui
(C/m3), diferensial potensial pada titik (Gambar 2.24) adalahR
dv
R
dQ
dV
4
4
Potensial total pada titik diperoleh dengan menggunakan integral
Gambar 2.24
Potensial dari sebuah kerapatan muatan volume.
vo lu meR
dv
V
4
P
P
Sebuah muatan total 40/3 nano coulomb terdistribusi secara seragam dalam bentuk piringan melingkar dengan jari-jari 2 m. Carilah potensial yang diakibatkan oleh muatan ini pada sebuah titik sumbu yan berjarak 2 m dari piringan!
Contoh Soal 8
Penyelesaian:
Pada Gambar 2.25, sistem koordinat silindris digunakan untuk menghitung potensial dimaksud. Untuk distribusi muatan seragam,
(C/m2) 3 10 4 10 3 / 40 9 8 area Luas Q
Jarak
R
diberikan olehIntegral potensial sepanjang permukaan adalah
V
r
rdrd
R
d
V
S s s7
,
49
4
30
4
2 0 2 0 2
(m)
24 r
R
Gambar 2.25 Piriringanmelingkar dari muatan permukaan.
30
0 2r
2
4
0 2
r
(60) (0,829)
Medan elektrik dan potensial dihubungkan oleh persamaan integral (14). Relasi diferensial juga dapat diturunkan di mana medan elektrik E dapat diperoleh dari potensial
V
yang diketahui.Medan elektrik dan potensial dapat juga direlasikan berdasarkan persamaan:
E = –
V
dimana
V
merupakangradien
dari potensial V.Dalam ketiga sistem koordinat kita, gradien didefinisikan sebagai :
Cartesian:
Silindris:
Bola:
z y x a z V a y V a x V V z ra
z
V
a
V
r
a
r
V
V
1
a V r a V r a r V V r sin 1 1Dalam koordinat bola, ditunjukkan bahwa untuk muatan
Q
potensialnya adalahV
=Q/4
or.
Dengan menggunakan gradien bola diperolehE =
r r r a r Q a r Q V 2 4 4
Contoh Soal 9
Potensial pada muatan titik adalah
r kQ V r kQ r kQ dr r kQ V V r kQ E l d E V V l d q F q U q U l d F U U a b b a a b b a a b b a a b b a a b
infinity at 0 V If ) ( 2 2 0 0 0 Gambar 2.26(a)
(b)
Gambar 2.27
Potensial listrik didefinisikan nol pada jarak tak berhingga
dari suatu muatan.
Permukaan ekuipotensial pada (a) muatan positif
(b) muatan negatif
Dua muatan positif saling tolak menolak
(medan diantaranya melemah)
Dua muatan berlawanan tarik menarik
(medan diantaranya menguat) Gambar 2.29
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.30Medan listrik adalah nol pada konduktor (b), sedangkan
potensial listrik adalah konstan (c). Potensial listrik
menurun sepanjang 1/r dari luar bola konduktor
Arus dan Konduktor
Arus Listrik merupakan laju perpindahan muatan elektrik yang melewati suatu titik atau permukaan tertentu. Dalam rangkaian, simbol
I
umum digunakan untuk arus konstan sementara simboli
digunakan untuk arus-arus yang berubah terhadap waktu.Catatan!
Satuan arus listrik adalah
ampere
(A) dimana 1 A = 1 C/detik.
Lebih khusus lagi, yang menjadi perhatian kita saat ini adalah
kerapatan arus
konduksi
J.Konduktor
adalah material yang memiliki electron-elektron yang dapat bergerak bebas dalam jumlah yang besar. Arus konduksi terjadi ketika suatu medan elektrik memberikan gaya pada elektron-elektron yang dapat bergerak bebas tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya aliran muatan yang teratur di sepanjang material konduktor.Konduktivitas
suatu material merupakan ukuran dari ketersediaan dan mobilitas elektron konduksi di dalam material. Satuan untuk konduktivitas,
, adalah Sieman (S).Hubungan antara medan elektrik dan arus konduksi diberikan melalui persamaan (Gambar 2-31)
J =
E (A/m )
Persamaan di atas seringkali disebut juga sebagai
bentuk titik
hukum Ohm.
Gambar 2.31 Aliran arus elektrik dalam material konduktor
Jika kerapatan arus J memotong sebuah bidang permukaan
S
(misalkan penampang melintang dari sebuiah kawat), arusI
dapat diperoleh dengan mengintegrasikan perkalian titik antara J dan vector diferensial permukaand
S (Gambar 2-32).Gambar 2.32 J yang mengalir
menembus bidang permukaan S.
Jika sebuah konduktor dengan luas area penampang melintang seragam
A
dan panjang l, seperti tampak pada Gambar 2.34, memiliki beda tegangan V di antara kedua ujungnya, maka
V
J
V
E
,
Gambar 2.33Arus yang mengalir pada sebuah kawat penghantar.
Dengan asumsi arus terdistribusi merata pada area
A.
Arus total adalah
AV
JA
I
karena hukum Ohm menyatakan bahwa
V
=IR,
resistansi dari kawat dengan penampangA
didefinisikan sebagai)
,
(
ohm
A
R
Ohm direlasikan terhadap Sieman oleh persamaan 1S-1 = 1 .
Pada frekuensi-frekuensi tinggi, aliran arus dibatasi pada permukaan konduktor. Untuk suatu kerapatan arus permukaan tertentu, akan sangat membantu jika kita mendefinisikan sebuah vektor kerapatan K yang menggambarkan laju perpindahan muatan per satuan panjang (A/m). Gambar 2.35 menunjukkan arus total
I
yang mengalir pada suatu permukaan silindris dengan jari jarir
pada arahz.
Untuk kasus ini,I
terdistribusi secara merata di sekitar garis keliling permukaan dengan kerapatan arus permukaan yang dirumuskan sebagaiGambar 2.34 Menghitung resistansi konduktor.
Gambar 2.35 Kerapatan arus permukaan K pada sebuah silinder.
Kapasitansi
Kapasitansi
merupakan kemampuan suatu material untuk menyimpan muatan elektrik.Kapasitor
merupakan elemen rangkaian penyimpan energi. Untuk mengevaluasi kapasitansi,kondisi batas
di antara material konduktor dan dielektrik harus didiefinisikan dahulu.Dielektrik
secara umun dipandang sebagai
sebuah material isolasi
Di bawah kondisi statis, semua muatan akan berada pada permukaan luar konduktor, dan baik E maupun D untuk daerah di dalam material konduktor akan sama dengan nol. Dengan menggunakan sifat konservatif dari medan statis E diperoleh (Gambar 2.36)
3 2 4 3 1 4 2 1 0 dl E dl E dl E dl E 1 2 3 4 Gambar 2.36Lintasan integrasi pada batas antara material konduktor dan dielektrik.
Jika panjang lintasan 2 ke 3 dan 4 ke 1 dibuat mendekati nol, maka dengan tetap mempertahankan antarmuka di antara kedua material, integral kedua dan keempat akan sama dengan nol. Lintasan dari 3 ke 4 berada di dalam material konduktor di mana E harus sama dengan nol. Sehingga lintasan integral yang tersisa adalah
0
2 1 2 1
E
dl
E
tdl
Dimana permukaan dielektrik.E
t adalah komponen tangensial E padaCatatan!
Komponen tangensial E dan D adalah sama dengan nol pada batas
konduktor-konduktor
E
t= D
t= 0
Untuk mengevaluasi kondisi pada komponen normal, sebuah silinder tertutup kecil diletakkan pada bidang antar muka seperti tampak pada gambar 2.37.
Gambar 2.37 Pengevaluasian komponen normal medan pada batas
Hukum Gauss yang diterapkan pada permukaan ini akan menghasilkan
sisi A s bawah atas dilingkupiD
dS
D
dS
D
dS
dS
Q
dS
D
Integral sisi menuju nol, jika tinggi silinder mendekati nol. Integral bawah menuju nol karena D di dalam konduktor sama dengan nol. Dengan demikian
A A s n atasdS
dS
D
dS
D
Dimana Dn adalah komponen normal dari D dielektrik pada batas permukaan. Nilai ini dapat dipertahankan hanya jika
s n s ndan
E
D
di mana
ε
adalah permitivitas bahan dielektrik. Jadi komponen normal D akan berakhir dengan muatan permukaan . Pada batas antara permukaan konduktor dan dielektrik.Nilai kapasitansi bahan bergantung pada bentuk geometri dan sifat-sifat dielektrik bahan bersangkutan.
Perbandingan nilai absolut muatan terhadap nilai absolut beda
tegangan didefinisikan sebagai kapasitansi
C = Q/V
(F)
Satuan untuk kapasitansi adalah farad (F) di mana 1 F = 1 C/V
Hal-hal Penting untuk Diingat
Muatan yang sejenis tolak-menolak, yang tidak sejenis
tarik-menarik.
E untuk muatan titik pada titik pusat/asal memiliki arah radial.
Untuk media isotropik, D = e E.
E dan V dihubungkan oleh persamaan (14) dan E = -VV.
Kerapatan arus konduksi J = a E.
Untuk kapasitor pelat paralel, kapasitansi dirumuskan sebagai
Material dielektrik akan terpolarisasi dalam medan elektrik sehingga menghasilkan kerapatan fluksi magnetik D yang lebih besar jika dibandingkan dengan dalam kondisi ruang hampa. Efek polarisasi ini disebabkan oleh pengaturan ikatan pasangan muatan positif/negatif di dalam bahan dielektrik yang disebut sebagai momen dipol. Meningkatnya kerapatan fluksi yang diakibatkan oleh polarisasi untuk material isotropik, linier muncul sebagai permitivitas ε bahan yang menghubungkan E dan D sebagai
D = εE
Permitivitas bahan ε adalah berbanding lurus terhadap permitivitas ruang hampa sebagai
ε = ε
rε
0dimana
εr
adalahpermitivitas relatif
ataukonstanta dielektrik
bahan. Untuk sebagian besar bahan dielektrik,ε
r > 1.Bahan dielektrik seringkali digunakan sebagai material isolasi kapasitor. Dua bahan konduktif yang dipisahkan oleh sebuah ruang hampa atau bahan dielektrik akan memiliki suatu nilai kapasitansi tertentu di antaranya. Pemberian beda tegangan