• Tidak ada hasil yang ditemukan

DRAFT 19 Oktober2012 STANDAR PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA. [Type text]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DRAFT 19 Oktober2012 STANDAR PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA. [Type text]"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

DRAFT 19 Oktober2012

STANDAR

(2)

[Type text]

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga Standar Pendidikan Keperawatan Indonesia ini dapat diselesaikan dengan baik. Standar Pendidikan Keperawatan Indonesia disusun oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), Asosiasi Institusi Pendidikan Diploma Tiga Keperawatan Indonesia (AIPDiKI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

Kegiatan ini difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Health Professional Education Quality Project (HPEQ-Project) sejak tahun 2010. Berbagai kegiatan telah dilakukan meliputi: kajian literatur standar pendidikan perawat di negara lain, workshop, penelitian tahap 1 (survey data dasar) dan tahap 2 (survey dan FGD).

Terima kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang telah berkonstribusi dalam penyelesaian Standar Pendidikan Keperawatan Indonesia ini. Semoga semua upaya dan dukungan yang telah dilakukan oleh berbagai pihak memberikan manfaat yang bermakna bagi perkembangan pendidikan keperawatan dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan di Indonesia.

Jakarta,... Oktober 2012

(3)

STANDAR PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA

Disusun Bersama oleh :

Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI),

Asosiasi Institusi Pendidikan Diploma Tiga Keperawatan Indonesia (AIPDiKI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI),

Jakarta, .... Oktober 2012

Ketua AIPNI

Prof. Dra. Elly Nurachmah, DNSc.RN

Ketua Umum AIPDiKI

Yupi Supartini, S.Kp.,M.Sc

Ketua Umum PPNI

(4)

Tim Penyusun

(5)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Lembar Kesepakatan ... ii

Daftar Isi... iii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Landasan Hukum... 2

BAB 2 STANDAR PENDIDIKAN PERAWAT INDONESIA... 3

A. Deskripsi Standar Pendidikan ...……… 1. Standar 1 Visi, Misi,Tujuan, sasaran, dan Strategi Pencapaian ... 2. Standar 2 Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan

Penjaminan Mutu ....……….. 3. Standar 3 Mahasiswa dan Lulusan ... 4. Standar 4 Sumber Daya Manusia ... 5. Standar 5 Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik... 6. Standar 6 Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, Wahana Pembelajaran Klinik

serta Sistem Informasi ………... 7. Standar 7 Penelitian, Pengabdian/ Pelayanan Kepada Masyarakat, dan Kerja

Sama... B. Kriteria Standar Pendidikan Diploma Tiga Keperawatan ... 1. Kriteria Standar 1 Visi, Misi,Tujuan, sasaran, dan Strategi Pencapaian

...

2. Kriteria Standar 2 Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu ....……….. 3. Kriteria Standar 3 Mahasiswa dan Lulusan ... 4. Kriteria Standar 4 Sumber Daya Manusia ... 5. Kriteria Standar 5 Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik... 6. Kriteria Standar 6 Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, Wahana Pembelajaran

Klinik serta Sistem Informasi ………... 7. Kriteria Standar 7 Penelitian, Pengabdian/ Pelayanan Kepada Masyarakat,

(6)

C. Kriteria Standar Pendidikan Ners ...

1. Kriteria Standar 1 Visi, Misi,Tujuan, sasaran, dan Strategi Pencapaian ...

2. Kriteria Standar 2 Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu ....……….. 3. Kriteria Standar 3 Mahasiswa dan Lulusan ... 4. Kriteria Standar 4 Sumber Daya Manusia ... 5. Kriteria Standar 5 Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik... 6. Kriteria Standar 6 Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, Wahana Pembelajaran

Klinik serta Sistem Informasi ………... 7. Kriteria Standar 7 Penelitian, Pengabdian/ Pelayanan Kepada Masyarakat,

dan Kerja Sama... D. Kriteria Standar Pendidikan Magister

1. Kriteria Standar 1 Visi, Misi,Tujuan, sasaran, dan Strategi Pencapaian ...

2. Kriteria Standar 2 Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu ....……….. 3. Kriteria Standar 3 Mahasiswa dan Lulusan ... 4. Kriteria Standar 4 Sumber Daya Manusia ... 5. Kriteria Standar 5 Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik... 6. Kriteria Standar 6 Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, Wahana Pembelajaran

Klinik serta Sistem Informasi ………... 7. Kriteria Standar 7 Penelitian, Pengabdian/ Pelayanan Kepada Masyarakat,

dan Kerja Sama... E. Kriteria Standar Pendidikan Spesialis

1. Kriteria Standar 1 Visi, Misi,Tujuan, sasaran, dan Strategi Pencapaian ...

2. 2. Kriteria Standar 2 Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu ....……….. 3. Kriteria Standar 3 Mahasiswa dan Lulusan ... 4. Kriteria Standar 4 Sumber Daya Manusia ... 5. Kriteria Standar 5 Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik...

(7)

6. Kriteria Standar 6 Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, Wahana Pembelajaran Klinik serta Sistem Informasi ………... 7. Kriteria Standar 7 Penelitian, Pengabdian/ Pelayanan Kepada Masyarakat,

dan Kerja Sama...

BAB III

(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Keperawatan sebagai profesi dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan memperhatikan tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan/keperawatan. Hakekat suatu profesi adalah memberikan pelayanan yang aman dan dapat dipertanggungjawabkan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas perlu didukung oleh sumber daya perawat yang dihasilkan dari institusi pendidikan yang berkualitas sesuai standar yang ditetapkan. Dengan demikian pendidikan perawat memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan pelayanan yang berkualitas.

Pada kenyataannya pendidikan perawat yang ada saat ini belum memiliki standar baku secara nasional sehingga mutu lulusannya bervariasi. Saat ini jumlah pendidikan keperawatan di tanah air telah meningkat. Berdasarkan data AIPDiKI pada tahun 2011 jumlah Pendidikan Jenjang Diploma Tiga Keperawatan telah mencapai 498 institusi. Data AIPNI pada tahun 2010 mencatat sebanyak 309 institusi jenjang Sarjana/Ners dan tahun 2011 telah bertambah menjadi 318 institusi, Jenjang Magister/Spesialis 15 institusi dan jenjang Doktoral 1 institusi. Penambahan jumlah tersebut belum disertai dengan peningkatan mutu manajemen dan sumber daya pendidikan, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas lulusannya.

Sebagian besar pendidikan keperawatan kurang didukung oleh ketersediaan wahana praktik yang memadai seperti: rumah sakit, puskesmas, panti werda dan berbagai wahana praktik yang mendukung ketercapaian kompetensi mahasiswa. Hal ini karena jumlah rumah sakit sebagai wahan praktek belum sebanding dengan jumlah mahasiswa.

Aspek ketersediaan sumberdaya manusia juga belum memadai. Tercatat sebanyak 80% dosen masih berkualifikasi sarjana (S1), baik yang linier maupun tidak linier dan minim pengalaman klinik. Kondisi ini belum sesuai dengan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa kualifikasi akademik dosen untuk program diploma dan program sarjana minimum lulusan program magister.

AIPNI, AIPDiKI dan PPNI dalam kegiatan Proyek Health Professional Education Quality (HPEQ) Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2010 telah melakukan survey data dasar Pendidikan Keperawatan di 33 propinsi untuk mengetahui mutu pengelolaan pendidikan yang meliputi 7 (tujuh) standar dan diperoleh hasil sebagai berikut: 1) 22,2% institusi memiliki rumusan visi, misi dan tujuan yang belum realistik, tidak memiliki strategi pencapaian visi; 2) 14,8% institusi tidak melakukan penjaminan mutu dengan benar; 3) 48,1% institusi tidak melakukan pelacakan lulusan; 4) 48,1% pengguna

(9)

menyatakan lulusan belum sesuai dengan kebutuhan; 5) 25,6% kualifikasi dosen masih belum sesuai; 6) 63% institusi memiliki rasio dosen 1:30 dengan latar belakang pendidikan dosen belum sesuai dengan bidang keilmuan yang dikelolanya; dan 7) 70% manajemen isi atau proses masih rendah terutama penerapan kurikulum.

Hasil survei tersebut menggambarkan bahwa pengelolaan pendidikan tinggi keperawatan belum sesuai dengan kaidah penyelenggaraan pendidikan keperawatan dan tingkat kemampuan pengelola bervariasi, sebagai akibat belum tersedianya suatu standar pendidikan yang menjadi acuan bagi para pengelola dalam menyelenggarakan proses pendidikan keperawatan secara berkualitas. Kondisi tersebut mendorong AIPNI, AIPDiKI dan PPNI untuk menyusun Standar Pendidikan Keperawatan Indonesia agar dapat dijadikan acuan bagi penyelenggara pendidikan keperawatan di seluruh Indonesia.

B. Landasan hukum

Penyusunan Standar Pendidikan keperawatan Indonesia merujuk kepada: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelengggaraan Pendidikan

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2005 tentang Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.

8. Kepmendiknas Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.

9. Kepmendiknas Nomor 234/U/2000 tentang Pendirian Perguruan Tinggi

10. Kepmendiknas Nomor 045/U/ 2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. 11. Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. 12. Permendiknas Nomor 6 Tahun 2010 tentang Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. 13. Kepmenkes Nomor 148 Tahun 2010, tentang Registrasi dan Praktik Perawat

14. Permenkes Nomor 1796 Tahun 2011, tentang Registrasi Tenaga Kesehatan

15. SK Dirjen Dikti nomor 163/DIKTI/KEP/2007 tentang Penataan Kodifikasi Program Studi Pada Perguruan Tinggi

(10)

BAB II

STANDAR PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA

Standar Pendidikan Keperawatan Indonesia terdiri atas Standar Pendidikan Diploma Tiga, Pendidikan Ners, Pendidikan Magister, Pendidikan Spesialis Keperawatan dan Program Pendidikan Doktor. Standar Pendidikan Keperawatan Indonesia merupakan penyetara mutu pendidikan yang harus dipenuhi oleh Institusi Pendidikan Keperawatan di Indonesia, mencakup tujuh standar yaitu:

Standar 1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Pencapaian

Standar 2 Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu Standar 3 Mahasiswa dan Lulusan

Standar 4 Sumber Daya Manusia

Standar 5 Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik

Standar 6 Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, Wahana Pembelajaran Klinik, serta Sistem Informasi

Standar 7 Penelitian, Pengabdian/Pelayanan Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama

A. Deskripsi Standar Pendidikan

Masing-masing standar akan diuraikan sebagai berikut :

1. Standar 1: Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Pencapaian

Standar ini adalah acuan keunggulan mutu penyelenggaraan dan strategi program pendidikan keperawatan untuk meraih cita-cita di masa depan. Visi merupakan pernyataan tentang harapan atau cita-cita program pendidikan di masa depan. Sedangkan misi adalah cara untuk mencapai visi berupa deskripsi mengenai tugas, kewajiban, tanggung jawab dan rencana tindakan yang dirumuskan sesuai visi yang harus digunakan untuk pengembangan tridharma. Tujuan adalah rumusan tentang hasil khusus program studi dalam bentuk profil kompetensi yang diharapkan dari lulusan sesuai dengan kebutuhan dan tuntuan dari stakeholders. Sasaran program studi adalah target yang terukur sebagai indikator tingkat keberhasilan dari tujuan yang telah ditetapkan.

Strategi dan upaya untuk mewujudkan visi, pelaksanaan misi, dan pencapaian tujuannya, dipahami dan didukung penuh komitmen serta melibatkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan. Seluruh rumusan yang ada mudah dipahami, dijabarkan secara logis, sekuen dan pengaturan langkah-langkahnya mengikuti alur fikir (logika) yang secara akademik wajar.

Strategi yang dirumuskan berdasarkan analisis kondisi yang komprehensif, menggunakan metode dan instrumen yang sahih dan handal, sehingga menghasilkan landasan langkah-langkah

(11)

pelaksanaan dan kinerja yang sistematis, saling berkontribusi dan berkesinambungan. Kesuksesan di salah satu sub-sistem akan berkontribusi terhadap sub sistem yang lain. Strategi serta keberhasilan pelaksanaannya diukur dengan ukuran-ukuran yang mudah dipahami seluruh pemangku kepentingan.

Keberhasilan pelaksanaan misi menjadi landasan pencapaian keberhasilan visi. Keberhasilan pencapaian tujuan dengan sasaran yang memenuhi syarat rumusan yang baik, menjadi cerminan keterlaksanaan misi dan strategi dengan baik. Dengan demikian, rumusan visi, misi, tujuan dan strategi merupakan satu kesatuan wujud cerminan integritas yang terintegrasi dari program pendidikan keperawatan.

2. Standar 2: Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu

Standar ini adalah acuan keunggulan mutu tata pamong (governance), kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan sistem penjaminan mutu program pendidikan keperawatan sebagai satu kesatuan yang terintegrasi yang menjadi kunci penting bagi keberhasilan program pendidikan keperawatan.

Tata pamong (governance) merupakan sistem untuk memelihara efektivitas peran para pengelola dalam pengembangan kebijakan, pengambilan keputusan, dan penyelenggaraan program pendidikan keperawatan. Tata pamong yang baik dan jelas terlihat dari lima kriteria yaitu kredibilitas, transparansi, akuntabilitas, tanggungjawab, dan adil. Struktur tata pamong mencakup badan pengelola yang aktif dengan otonomi yang cukup untuk menjamin integritas lembaga dan memenuhi pertanggungjawaban dalam pengembangan kebijakan dan sumber daya, yang konsisten dengan visi dan misinya. Tata pamong didukung dengan budaya organisasi yang dicerminkan dengan tegaknya aturan, etika dosen, etika mahasiswa, etika tenaga kependidikan, sistem penghargaan dan sangsi serta pedoman dan prosedur pelayanan (administrasi, perpustakaan, laboratorium, dan studio). Semua aspek tersebut harus diformulasi, disosialisasikan, dilaksanakan, dan dievaluasi dan dipantau dengan peraturan dan prosedur yang jelas. Pelaksanaan dan penegakan nilai dan norma institusi, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa ini didukung dengan adanya mekanisme pemberian penghargaan dan sangsi yang diberlakukan secara konsisten dan konsekuen.

Tata pamong program studi yang baik (good governance), dibangun dengan kepemimpinan yang kuat (strong leadership) yang dapat mempengaruhi seluruh perilaku individu dan kelompok dalam pencapaian tujuan. Kepemimpinan yang kuat adalah kepemimpinan yang visioner (yang mampu merumuskan dan mengartikulasi visi yang realistik, kredibel, menarik tentang masa depan). Kepemimpinan program pendidikan keperawatan harus secara efektif memberi arah,

(12)

motivasi dan inspirasi untuk mewujudkan visi, melaksanakan misi, mencapai tujuan dan sasaran melalui strategi yang dikembangkan. Kepemimpinan efektif mengarahkan dan mempengaruhi perilaku semua unsur dalam program studi, mengikuti nilai, norma, etika, dan budaya organisasi yang disepakati bersama, serta mampu membuat keputusan yang tepat dan cepat

Sistem pengelolaan yang dikembangkan dapat menjamin berkembangnya kebebasan akademis dan otonomi keilmuan pada program studi, serta mendorong kemandirian dalam pengelolaan akademik, operasional, personalia, keuangan dan seluruh sumber daya yang diperlukan untuk meraih keunggulan mutu yang diharapkan. Untuk itu program pendidikan keperawatan memiliki perencanaan yang matang, struktur organisasi dengan organ, tugas pokok dan fungsi serta personil yang sesuai, program pengembangan staf yang operasional, dilengkapi dengan berbagai pedoman dan manual yang dapat mengarahkan dan mengatur program pendidikan keperawatan, serta sistem pengawasan, monitoring dan evaluasi yang kuat dan transparan

Sistem penjaminan mutu mencerminkan pelaksanaan continuous quality improvement pada semua rangkaian sistem manajemen mutu (quality management system) dalam rangka memenuhi kepuasan pemangku kepentingan (customer satisfaction). Upaya penjaminan mutu merupakan satuan organisasi yang bertanggung jawab, memiliki strategi, tujuan, standar mutu, prosedur, mekanisme, sumber daya (manusia dan non-manusia), kegiatan, sistem informasi, dan evaluasi, yang dirumuskan secara baik, dikomunikasikan secara meluas, dan dilaksanakan secara efektif, untuk semua unsur program studi. Penjaminan mutu terdiri dari penjaminan mutu internal dan eksternal. Penjaminan mutu internal menyangkut input, proses, output, dan outcome dalam sistem program studi itu sendiri, antara lain melalui audit internal dan evaluasi diri. Sedangkan penjaminan mutu eksternal berkaitan dengan akuntabilitas program studi terhadap para pemangku kepentingan (stakeholders), melalui audit dan asesmen eksternal misalnya mekanisme sertifikasi, akreditasi, audit oleh pemerintah dan publik, dan sebagainya.

3. Standar 3: Mahasiswa dan Lulusan

Standar ini adalah acuan keunggulan mutu mahasiswa dan lulusan. program pendidikan keperawatan harus memiliki sistem seleksi yang handal, akuntabel, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Standar ini adalah upaya program untuk memberikan kompetensi yang dibutuhkan mahasiswa agar menjadi lulusan yang mampu bersaing. Standar ini mencakup bagaimana seharusnya program studi keperawatan memperlakukan dan memberikan layanan prima kepada mahasiswa dan lulusannya. Upaya program studi pendidikan keperawatan untuk memperoleh mahasiswa yang bermutu tinggi

(13)

dilakukan melalui sistem dan program rekrutmen, seleksi, pemberian layanan akademik/ fisik/sosial-pribadi, monitoring dan evaluasi keberhasilan mahasiswa (outcome). Lulusan yang bermutu tinggi diperoleh melalui penelaahan kebutuhan dan kepuasan mahasiswa serta pemangku kepentingan, sehingga memungkinkan program studi mengelola pendidikan sesuai harapan.

Mahasiswa adalah kelompok pemangku kepentingan internal yang harus mendapatkan manfaat, dan sekaligus sebagai pelaku proses pembentukan nilai tambah dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan yang bermutu tinggi. Mahasiswa merupakan pembelajar yang membutuhkan pengembangan diri secara holistik yang mencakup unsur fisik, mental, dan kepribadian sebagai sumber daya manusia yang bermutu di masa depan. Oleh karena itu, selain layanan akademik, mahasiswa perlu mendapatkan layanan pengembangan minat dan bakat dalam bidang spiritual, seni budaya, olahraga, kepekaan sosial, pelestarian lingkungan hidup, serta bidang kreativitas lainnya. Mahasiswa perlu memiliki nilai-nilai profesionalisme, kemampuan adaptif, kreatif dan inovatif dalam mempersiapkan diri memasuki dunia profesi dan atau dunia kerja.

Lulusan adalah status yang dicapai mahasiswa setelah menyelesaikan proses pendidikan keperawatan sesuai dengan persyaratan kelulusan yang ditetapkan. Lulusan pendidikan keperawatan memiliki ciri penguasaan kompetensi termasuk hard skills dan soft skills sesuai dengan jenjang pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam sasaran mutu serta dibuktikan dengan kinerja lulusan di masyarakat sesuai dengan profesi dan bidang ilmu keperawatan.

4. Standar 4: Sumber Daya Manusia

Standar ini merupakan acuan keunggulan mutu sumber daya manusia, serta bagaimana seharusnya Program Pendidikan keperawatan memperoleh dan mendayagunakan sumber daya manusia serta memberikan layanan prima untuk mewujudkan visi, melaksanakan dan menyelenggarakan misi, dan mencapai tujuan program pendidikan keperawatan. Sumber daya manusia program pendidikan keperawatan adalah dosen dan staf kependidikan (pustakawan, laboran, teknisi, dan tenaga kependidikan lainnya) yang bertanggung jawab atas pencapaian Tridharma perguruan tinggi.

Dosen adalah komponen sumber daya utama pada program pendidikan keperawatan yang merupakan pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas pokok dan fungsi mengakuisisi, mentransformasikan, mengembangkan, menyebarluaskan, menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat.

Program pendidikan keperawatan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program peningkatan mutu dosen untuk mewujudkan visi, menyelenggarakan misi, dan

(14)

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Program pendidikan keperawatan menjalin kerja sama dengan program studi lain dan lembaga mitra lainnya untuk memperoleh dosen tidak tetap yang kompeten yang sangat dibutuhkan dalam pencapaian tujuan pendidikan keperawatan.

Program pendidikan keperawatan memiliki sistem pengelolaan mutu yang memadai untuk pembinaan dan peningkatan mutu tenaga kependidikan, baik bagi pustakawan, laboran, teknisi, staf administrasi, dan tenaga kependidikan lainnya. Program pendidikan keperawatan yang baik memiliki tenaga kependidikan dengan jumlah, kualifikasi dan mutu kinerja yang sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan program.

5. Standar 5: Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik

Standar ini adalah acuan keunggulan mutu kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik untuk menjamin mutu penyelenggaraan program pendidikan keperawatan. Kurikulum adalah rancangan seluruh kegiatan pembelajaran mahasiswa sebagai rujukan program pendidikan keperawatan dalam merencanakan, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatannya untuk mencapai tujuan. Kurikulum disusun berdasarkan kajian mendalam tentang hakekat keilmuan bidang keperawatan dan kebutuhan pemangku kepentingan terhadap bidang ilmu dan penjaminan tercapainya kompetensi lulusan pendidikan perawat dengan memperhatikan standar mutu dan visi, misi program pendidikan keperawatan. Kurikulum dan pedoman pendidikan keperawatan mencakup struktur, tata urutan, kedalaman, keluasan, dan penyetaraan komponen tertentu.

Pembelajaran adalah pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa dari kegiatan belajar, seperti perkuliahan, praktik di laboratorium, praktik klinik, praktik komunitas, pelatihan, diskusi, lokakarya, seminar, dan tugas-tugas pembelajaran lainnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran digunakan berbagai pendekatan, strategi, dan teknik yang menantang agar dapat mengkondisikan mahasiswa berfikir kritis, bereksplorasi, berkreasi, dan bereksperimen dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Pendekatan pembelajaran yang digunakan berpusat pada mahasiswa (student centered learning) dengan kondisi pembelajaran yang mendorong mahasiswa untuk belajar mandiri dan kelompok. Proses pembelajaran juga mencakup evaluasi untuk mengetahui sampai di mana mahasiswa mampu mencapai tujuan pembelajaran, dan menggunakan hasilnya dalam membantu mahasiswa memperoleh hasil yang optimal.

Evaluasi hasil belajar mencakup semua ranah belajar dan dilakukan secara objektif, transparan, dan akuntabel dengan menggunakan instrumen yang sahih dan andal, serta menggunakan Penilaian Acuan Patokan (criterion-referenced evaluation). Evaluasi hasil belajar difungsikan untuk mengukur prestasi akademik mahasiswa dan memberi masukan mengenai

(15)

efektivitas proses pembelajaran.

Suasana akademik adalah kondisi yang dibangun untuk menumbuh kembangkan semangat dan interaksi akademik antara mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, pakar, dosen tamu, dan nara sumber untuk meningkatkan mutu kegiatan akademik, di dalam maupun di luar kelas. Suasana akademik yang baik ditunjukkan dengan perilaku yang mengutamakan kebenaran ilmiah, profesionalisme, kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik, serta penerapan etika akademik secara konsisten.

6. Standar 6: Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, Wahana Pembelajaran Klinik, serta Sistem Informasi

Standar ini adalah acuan keunggulan mutu pembiayaan, sarana dan prasarana termasuk wahana pembelajaran klinik, serta sistem informasi yang mampu menjamin mutu penyelenggaraan program pendidikan keperawatan. Sistem pengelolaan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi harus menjamin kelayakan, keberlangsungan, dan keberlanjutan program pendidikan keperawatan. Agar proses penyelenggaraan Program pendidikan keperawatan yang dikelola dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka program studi keperawatan harus memiliki akses yang memadai, baik dari aspek kelayakan, mutu maupun kesinambungan terhadap pendanaan, prasarana dan sarana, serta sistem informasi.

Standar pendanaan, prasarana dan sarana serta sistem informasi merupakan elemen penting dalam penjaminan mutu akreditasi yang merefleksikan kapasitas program studi keperawatan didalam memperoleh, merencanakan, mengelola, dan meningkatkan mutu perolehan sumber dana, prasarana dan sarana serta sistem informasi yang diperlukan guna mendukung kegiatan Tridharma. Tingkat kelayakan dan kecukupan akan ketersediaan dana, prasarana dan sarana serta sistem informasi yang dapat diakses oleh program studi sekurang-kurangnya harus memenuhi standar kelayakan minimal. Program studi harus terlibat dalam pengelolaan, pemanfaatan dan kesinambungan ketersediaan sumber daya yang menjadi landasan dalam menetapkan standar pembiayaan, prasarana dan sarana serta sistem informasi.

Program studi harus berpartisipasi aktif dalam penyusunan rencana kegiatan dan anggaran tahunan untuk mencapai target kinerja yang direncanakan (pendidikan, penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat). Program studi harus memiliki akses yang memadai untuk menggunakan sumber daya guna mendukung kegiatan Tridharma program studi. Pembiayaan meliputi usaha penyediaan, pengelolaan serta peningkatan mutu anggaran yang memadai untuk mendukung penyelenggaraan program pendidikan keperawatan yang bermutu

(16)

sebagai lembaga nirlaba.

Sarana dan prasarana untuk mendukung penyelenggaraan program pendidikan keperawatan memenuhi kelayakan, baik dari sisi jenis, jumlah, luas, waktu, tempat, legal, guna, maupun mutu. Kelengkapan dan mutu dari sumber daya ini juga sangat penting sehingga memerlukan pengoperasian dan perawatan yang memadai. Sesuai dengan misi program studi, mahasiswa mempunyai akses terhadap fasilitas dan peralatan serta mendapatkan pelatihan untuk menggunakannya. Pengelolaan prasarana dan sarana pada program studi memenuhi kecukupan, kesesuaian, aksesibilitas, pemeliharaan dan perbaikan, penggantian dan pemutakhiran, kejelasan peraturan dan efisiensi penggunaannya.

Wahana pembelajaran klinik dan komunitas yang memadai merupakan komponen yang sangat penting untuk membentuk perawat menjadi professional sejak dari masa pendidikannya. Belajar di tatanan nyata seperti di klinik/rumah sakit dan komunitas, bertujuan untuk menumbuhkan sikap professional melalui berbagai metoda dan media pembelajaran. Berbagai kasus dan penyelesaian masalah dipelajari melalui model peran yang didemonstrasikan oleh perawat yang bekerja di wahana praktik serta belajar berinteraksi dengan pasien, sejawat senior dan tim kesehatan lain melalui berbagai metoda. Metoda ini meliputi diskusi kasus, ronde keperawatan, bedside teaching, presentasi, simulasi atau bermain peran, dan preceptorship serta pendidikan kesehatan kepada pasien. Seluruh proses pembelajaran mahasiswa dilaksanakan secara dinamis dan terbuka terhadap perubahan serta penyesuaian sehingga dapat menumbuhkan kompetensi professional yang kokoh sebagai perawat.

Program pendidikan keperawatan memiliki jaminan akses dan pendayagunaan sistem manajemen dan teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan dan penyelenggaraan program pendidikan, kegiatan operasional, dan pengembangan program studi. Sistem manajemen informasi secara efektif dapat didayagunakan untuk mendukung proses pengumpulan data, analisis, penyimpanan, pengunduhan (retrieval), presentasi data dan informasi, dan komunikasi dengan pihak berkepentingan. Sistem pengelolaan informasi dan teknologi informasi mencakup pengelolaan masukan, proses, dan luaran informasi, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan pengetahuan untuk mendukung penjaminan mutu penyelenggaraan program pendidikan keperawatan.

7. Standar 7: Penelitian, Pengabdian/ Pelayanan Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama

Standar ini adalah acuan keunggulan mutu penelitian, pelayanan dan/atau pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama yang diselenggarakan terkait dengan pengembangan mutu program pendidikan keperawatan. Penelitian adalah salah satu tugas pokok pendidikan tinggi yang

(17)

memberikan kontribusi dan manfaat kepada proses pembelajaran, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta peningkatan mutu kehidupan masyarakat.

Program studi keperawatan harus memiliki sistem perencanaan, pengelolaan, dan implementasi program penelitian yang menjadi unggulan. Sistem pengelolaan ini mencakup akses dan pengadaan sumber daya serta layanan penelitian bagi pemangku kepentingan. Sistem ini juga memiliki peta jalan (road map), melaksanakan penelitian serta mengelola dan meningkatkan mutu hasilnya dalam rangka mewujudkan visi, melaksanakan misi, dan mencapai tujuan yang dicita-citakan institusi.

Program studi keperawatan harus mampu menciptakan iklim yang kondusif agar dosen dan mahasiswa secara kreatif dan inovatif menjalankan peran dan fungsinya sebagai pelaku utama penelitian yang terencana dan bermutu. Program studi keperawatan memfasilitasi dan melaksanakan kegiatan diseminasi hasil-hasil penelitian dalam berbagai bentuk, antara lain penyelenggaraan forum/seminar ilmiah, presentasi ilmiah dalam forum nasional dan internasional, publikasi dalam jurnal nasional terakreditasi dan/atau internasional yang bereputasi.

Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan sebagai perwujudan kontribusi kepakaran, kegiatan pemanfaatan hasil pendidikan, dan/atau penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk kemaslahatan masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat dalam upaya memenuhi permintaan dan/atau memprakarsai peningkatan mutu kehidupan bangsa.

Program studi keperawatan harus memiliki sistem pengelolaan kerja sama dengan pemangku kepentingan eksternal dalam rangka penyelenggaraan dan peningkatan mutu secara berkelanjutan. Hasil kerjasama dikelola dengan baik untuk kepentingan akademik sebagai akuntabilitas lembaga nirlaba. Program studi keperawatan yang baik mampu merancang dan mendayagunakan program kerjasama yang melibatkan partisipasi aktif program studi dan memanfaatkan serta meningkatkan kepakaran dan mutu sumber daya.

Akuntabilitas pelaksanaan Tridharma dan kerjasama program studi keperawatan diwujudkan dalam bentuk keefektifan pemanfaatannya untuk memberikan kepuasan pemangku kepentingan terutama mahasiswa.

B. Kriteria Standar Pendidikan Diploma Tiga Keperawatan

Pendidikan Diploma Tiga Keperawatan adalah pendidikan vokasi yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi keperawatan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Untuk menyelenggarakan program pendidikan inis, institusi pengelola harus mendapatkan ijin penyelenggaraan dari pihak yang berwenang. Standar Pendidikan Diploma Tiga Keperawatan menjadi tolok ukur minimal yang

(18)

harus dipenuhi oleh institusi pengelola

1. Kriteria standar 1: Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Pencapaian.

a. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Pencapaian program pendidikan Diploma Tiga Keperawatan jelas, realistik, saling berkaitan dan konsisten dengan kurikulum dan rencana pengembangan institusi.

b. Strategi pencapaian sasaran dengan rentang waktu yang jelas dan didukung oleh dokumen. c. Pemahaman visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi oleh seluruh pemangku kepentingan internal (internal stakeholders): sivitas akademika (dosen dan mahasiswa) dan tenaga kependidikan.

2. Kriteria Standar 2: Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem pengelolahan dan Penjaminan

Mutu

a. Tata Pamong

Uraian tugas pokok dan fungsi setiap jabatan jelas dan tercantum dalam statute institusi

b. Kepemimpinan yang terdiri dari:

1) Kepemimpinan operasional:

Pengelola program pendidikan diploma tiga keperawatan menjabarkan visi misi kedalam kegiatan operasional.

2) Kepemimpinan organisasi:

Pengelola program pendidikan diploma tiga keperawatan mampu melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian kepada seluruh unsur yang ada.

3) Kepemimpinan publik:

Pengelola program pendidikan diploma tiga keperawatan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dan menjadi rujukan bagi publik.

c. Sistem Pengelolaan

1) Memiliki Rencana Induk Pengembangan (RIP), Rencana Strategis (RENSTRA) serta Rencana Operasional (RENOP)

2) Memiliki kalender akademik

3) Memiliki mekanisme koordinasi yang jelas antara institusi pendidikan dan wahana pembelajaran klinik dan komunitas.

4) Memiliki perencanaan program pembelajaran jelas dan memadai 5) Memiliki sistem monitoring dan evaluasi program

(19)

d. Sistem Penjaminan Mutu

1) Memiliki satuan organisasi yang bertanggungjawab terhadap penjamin mutu 2) Standar manual prosedur mengacu pada Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

3) Dokumen lengkap pelaksanaan penjaminan mutu program

4) Umpan balik untuk peningkatan mutu proses pembelajaran terdiri dari; sumber umpan balik, hasil umpan balik, dan tindak lanjutnya.

5) Memiliki program untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi

3. Kriteria Standar 3 : Mahasiswa dan Lulusan

a. Mahasiswa

1) Calon mahasiswa berijasah Sekolah Menengah Umum /Madrasah Aliyah jurusan IPA 2) Memiliki pedoman seleksi penerimaan mahasiswa baru.

3) Lulus seleksi ujian masuk perguruan tinggi. 4) Rasio dosen tetap dan mahasiswa adalah 1:20

5) Tersedia layanan bagi mahasiswa yang dapat dimanfaatkan untuk membina dan mengembangkan kreatifitas dan penalaran, minat, bakat, seni, dan kesejahteraan.

b. Lulusan

1) Lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga uji kompetensi profesi. 2) Melakukan perekaman dan pelacakan data lulusan secara terstruktur.

3) Alumni berpartisipasi dalam mendukung pengembangan akademik dan non-akademik program studi

4. Kriteria Standar 4 : Sumber Daya Manusia a. Ketua Program Studi Diploma Tiga

1) Berkualifikasi minimal S2 keperawatan atau S2 Kesehatan dengan latar belakang pendidikan Ners.

2) Maksimal berusia 61 tahun saat dilantik

3) Memiliki jabatan fungsional akademik minimal Lektor. 4) Memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan

5) Memiliki integritas diri yang baik dan dapat menjadi model peran.

b. Tenaga dosen

1) Pendidikan minimal S2 Keperawatan dan atau S2 Kesehatan dengan latar belakang pendidikan Ners dengan rasio 3 : 1

(20)

2) Dosen memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN). 3) Dosen memiliki jabatan fungsional akademik minimal lektor 4) Memiliki sertifikat PEKERTI, dan atau AA (ancangan aplikasi) 5) Berpengalaman klinik minimal 2 tahun di bidang keperawatan

6) Kreatif, dedikatif, inovatif dan memiliki komitmen tinggi untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran mahasiswa baik di kelas maupun di wahana klinik dan komunitas.

7) Memiliki sertifikat dosen professional

8) Menghasilkan karya ilmiah yang dipublikasikan

9) Memiliki integritas diri yang dapat menjadi model peran sebagai dosen professional.

c. Dosen Tidak Tetap

1) Pendidikan minimal S2 di bidang keilmuan yang relevan dengan bidang ilmu yang diampu

2) Memiliki jabatan fungsional akademik minimal Lektor

3) Memiliki sertifikat pelatihan PEKERTI, dan atau AA (ancangan aplikasi) dan atau sertifikat sesuai bidang yang diampu.

4) Memiliki integritas diri yang dapat menjadi model peran sebagai Dosen.

d. Pembimbing Klinik

1) Berijasah minimal Ners dengan sertifikasi yang relevan dengan bidangnya 2) Memiliki STR (surat tanda registrasi) perawat

3) Memiliki pengalaman klinik minimal 3 tahun. 4) Memiliki sertifikat pelatihan pembimbing klinik

5) Memiliki integritas diri yang dapat menjadi model peran sebagai perawat professional.

e. Tenaga kependidikan

1) Berijasah minimal D3 sesuai dengan area tugasnya.

2) Kreatif, dedikatif, inovatif dan memiliki komitmen tinggi untuk terlibat secara aktif sesuai dengan pekerjaannya.

5. Kriteria Standar 5 : Kurikulum, Pembelajaran Dan Suasana Akademik a. Landasan Filosofis Kurikulum

Mencakup konsep sehat-sakit, etika keperawatan, keberagaman budaya, hubungan perawat-klien, dan Caring (pengasuhan)

(21)

1) Beban studi antara 110-120 SKS, dengan masa pendidikan minimal 6 semester dan maksimal 10 semester

2) Berbasis Kompetensi

3) Perbandingan jam teori dan jam praktik adalah 30% dan 70%. Dari 70% dijabarkan menjadi 30% praktika 70% praktik klinik dan komunitas (minimaln 2000 jam)

4) Muatan issue nasional 20%, antara lain: Perawatan HIV / AIDS, TBC, Malaria, MTBS, penyakit akibat sanitasi lingkungan buruk, kematian ibu dan anak. 5) Sesuai Visi dan Misi yang mencirikan kekhasan dari institusi

6) Melaksanakan praktik keperawatan sesuai standar kompetensi.

c. Proses Pembelajaran

1) Memperhatikan filosofi pendidikan dan metode pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa (Student Centered Learning)

2) Sarana prasarana sesuai ketentuan.

3) Jumlah mahasiswa pada proses pembelajaran di kelas 40-50, tutorial 12-15, laboratorium 10-12, klinik 4-8 per ruang

4) Tersedia berbagai pedoman, antara lain: a) Panduan Akademik.

b) Panduan Tugas akhir. c) Rencana Pembelajaran. d) Pedoman Kerja Mahasiswa. e) Pedoman Praktik Laboratorium.

f) Pedoman Praktik Klinik dan Komunitas. g) Modul pembelajaran.

5) Kegiatan pembelajaran dilakukan di kelas, laboratorium, perpustakaan, klinik dan komunitas.

6) Peran dan fungsi pendidik, meliputi: fasilitator, motivator, tutor, model peran , nara sumber dan pemberi umpan balik.

d. Evaluasi pembelajaran

1) Hasil belajar mahasiswa harus dievaluasi secara berkala meliputi evaluasi struktur, proses, dan hasil.

2) Sistem evaluasi kinerja mahasiswa berorientasi pada pencapaian kompetensi.

3) Hasil evaluasi dijadikan sebagai acuan pengembangan bagi mahasiswa, program pendidikan, dan penentuan beban studi selanjutnya.

(22)

1) Tersedianya kebijakan tertulis yang disusun oleh pimpinan institusi pendidikan tentang suasana akademik antara lain: otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, kemitraan dosen-mahasiswa.

2) Ketersediaan dan kelengkapan jenis prasarana, sarana serta dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika.

3) Interaksi akademik berupa program dan kegiatan akademik, selain perkuliahan dan tugas-tugas khusus, untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku dll).

4) Pengembangan perilaku kecendekiawanan (kemampuan untuk menanggapi dan memberikan solusi pada masalah masyarakat dan lingkungan).

5) Tersedianya program pembekalan mahasiswa tentang etika profesi, budaya keselamatan kerja dalam kegiatan praktikum/praktik.

6. Kriteria Standar 6 : Pembiayaan, Sarana Dan Prasana Serta Sistem Informasi a. Pembiayaan

1) Biaya penyelenggaraan program pendidikan Diploma Tiga Keperawatan terdiri dari biaya operasional dan biaya investasi atau pengembangan yang dihimpun berasal dari berbagai sumber.

2) Semua biaya terdokumentasi dengan baik

3) Terdapat anggaran pendapatan dan pengggunaan yang realistis yang didistribusi dalam rencana tahunan dan rencana 5 tahunan

4) Rencana alokasi anggaran terdistribusi untuk kegiatan tridharma perguruan tinggi secara proporsional

5) Terdapat rencana investasi untuk 5 tahun ke depan dengan sumber dana yang jelas, sesuai analisis kebutuhan dan prioritas

b. Sarana dan Prasarana

1) Ruang kuliah, tutorial, dan diskusi dengan ukuran minimal 1 m2/mahasiswa 2) Memiliki aula atau auditorium yang memadai dengan kapasitas minimal 100 orang. 3) Memiliki perpustakaan dengan koleksi buku-buku teks keperawatan minimal 165

judul, terbitan maksimal 5 tahun terakhir termasuk e-book, berlangganan jurnal keperawatan dalam negeri yang terakreditasi dan jurnal luar negeri, memiliki prosiding dalam 3 tahun terakhir, memiliki karya tulis/skripsi/tesis/disertasi.

4) Memiliki laboratorium keperawatan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai (Keperawatan Dasar, Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Gawat Darurat,

(23)

Keperawatan Anak, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Jiwa, dan Keperawatan Komunitas).

5) Memiliki Laboratorium komputer dengan rasio minimal satu PC untuk 10 mahasiswa serta memiliki akses internet

6) Memiliki laboratorium bahasa (opsional, bisa menyatu dengan laboratorium komputer). 7) Memiliki ruang konseling mahasiswa.

8) Ruang pimpinan, ruang administrasi akademik, ruang administrasi kepegawaian, dan ruang rapat

9) Ruang dosen per bagian atau kelompok keilmuan keperawatan dengan luas ruang dosen minimal 4 (empat) m2 per dosen yang dilengkapi alat kantor yang sesuai untuk masing-masing dosen.

10) Ruang tunggu dosen tamu 11) Ruang organisasi mahasiswa 12) Fasilitas pelayanan kesehatan

13) Fasilitas penunjang lain seperti kantin kampus, kamar ganti pakaian, kamar mandi untuk laki-laki dan wanita, ruang ibadah, gudang penyimpanan arsip atau alat, fotokopi dan sarana olah raga serta parkir kendaran.

14) Fasilitas pembelajaran meliputi; kursi mahasiswa, meja dan kursi dosen, komputer, LCD, Slide projector, Audio system, dan papan tulis.

c. Wahana Pembelajaran

1) Wahana Pembelajaran klinik (Rumah Sakit)

a) Wahana utama minimal RS kelas C terakreditasi

b) Wahana pendukung adalah beberapa RS tipe D sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

c) Ada bukti kerjasama (MoU).

2) Wahana Pembelajaran di Komunitas:

a) Wahana pembelajaran di komunitas meliputi: institusi dan wilayah binaan berkaitan dengan kompetensi yang akan dicapai

b) Institusi meliputi Puskesmas, Panti Wreda, Sekolah umum yang relevan

c) Wilayah binaan meliputi RT, RW, dan Desa/Kelurahan untuk melakukan praktik keperawatan di komunitas.

d) Memiliki Surat Kerjasama (MoU)

d. Sistem informasi

(24)

penyelenggaraan pendidikan yang dapat digunakan oleh dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan.

2) Tersedia jaringan internet yang memadai

3) Sistem administrasi manajemen menggunakan sistem informasi berbasis komputer yang terhubung jaringan

4) Perpustakaan didukung oleh sistem informasi manajemen perpustakaan yang dapat mendukung pencarian informasi dan koleksi perpustakaan.

7. Kriteria Standar 7 : Penelitian, Pelayanan/Pengabdian Kepada Masyarakat, Dan Kerja sama

a. Penelitian

1) Memiliki unit penelitian dan pengabdian masyarakat

2) Memiliki perencanaan penelitian dan pengabdian masyarakat yang baik dengan sumber dana yang jelas

3) Menghasilkan penelitian

4) Melibatkan mahasiswa dalam penelitian 5) Hasil penelitian dipublikasikan

6) Memiliki karya ilmiah yang telah memproleh HaKI b. Pelayanan/pengabdian kepada Masyarakat

1) Memiliki unit pengabdian masyarakat 2) Melaksanakan pengabdian masyarakat

3) Memiliki perencanaan pengabdian masyarakat yang baik dengan sumber dana yang jelas

4) Melibatkan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat c. Kerja sama

1) Memiliki kerjasama/kemitraan baik dalam negeri maupun luar negeri untuk pelaksanaan tridarma perguruan tinggi

C. Standar Pendidikan Ners

Program Pendidikan Ners adalah program pendidikan akademik profesi yang bertujuan menghasilkan Ners yang memiliki kemampuan sebagai perawat profesional jenjang pertama (first professional degree). Untuk menyelenggarakan program pendidikan Ners, institusi pengelola harus mendapatkan ijin penyelenggaraan dari pihak yang berwenang. Standar Pendidikan Ners menjadi tolok ukur minimal yang harus dipenuhi oleh institusi pengelola

(25)

1. Kriteria standar 1: Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Pencapaian

a. Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi Pencapaian Program Pendidikan Ners jelas, realistik, saling berkaitan dengan kurikulum dan rencana pengembangan institusi.

b. Strategi pencapaian sasaran dengan rentang waktu yang jelas dan didukung oleh dokumen. c. Pemahaman visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi oleh seluruh pemangku

kepentingan internal (internal stakeholders): sivitas akademika (dosen dan mahasiswa) dan tenaga kependidikan.

2. Kriteria Standar 2: Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem pengelolahan dan Penjaminan

Mutu

a. Tata Pamong

1) Struktur organisasi Program Pendidikan Ners meliputi akademik profesional yang merupakan satu kesatuan, tertuang secara jelas dalam statuta perguruan tinggi.

2) Uraian tugas pokok dan fungsi setiap jabatan jelas dan tercantum dalam dokumen statuta.

b. Kepemimpinan yang terdiri dari:

1) Kepemimpinan operasional: pengelola Program Pendidikan Ners menjabarkan visi misi kedalam kegiatan operasional.

2) Kepemimpinan organisasi: pengelola Program Pendidikan Ners mampu melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian kepada seluruh unsur yang ada.

3) Kepemimpinan publik: pengelola Program Pendidikan Ners menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dan menjadi rujukan bagi publik.

c. Sistem Pengelolaan

1) Memiliki Rencana Induk Pengembangan (RIP), Rencana Strategis (RENSTRA) serta Rencana Operasional (RENOP)

2) Memiliki kalender akademik

3) Memiliki mekanisme koordinasi yang jelas antara institusi pendidikan dan wahana pembelajaran klinik dan komunitas.

4) Memiliki perencanaan program pembelajaran yang jelas dan memadai 5) Memiliki sistem monitoring dan evaluasi.

d. Sistem Penjaminan Mutu

(26)

2) Standar manual prosedur mengacu pada Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

3) Memiliki dokumen pelaksanaan penjaminan mutu yang lengkap

4) Umpan balik untuk peningkatan mutu proses pembelajaran. Informasi mencakup: sumber umpan balik, keberlanjutan pelaksanaan, dan tindak lanjutnya.

5) Memiliki program untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) Program Pendidikan

Ners.

3. Kriteria Standar 3 : Mahasiswa dan Lulusan

a. Mahasiswa

1) Calon mahasiswa berijasah Sekolah Menengah Umum/ Madrasah Aliyah. 2) Memiliki pedoman seleksi penerimaan mahasiswa baru.

3) Lulus seleksi ujian masuk perguruan tinggi. 4) Rasio dosen tetap dan mahasiswa adalah 1:20

5) Rasio dosen dan mahasiswa pada proses pembelajaran di kelas 1:40-50, tutorial 1:12-15, laboratorium 1:10-12, klinik 1:5-8

6) Tersedia layanan bagi mahasiswa yang dapat dimanfaatkan untuk membina dan mengembangkan kreatifitas dan penalaran, minat, bakat, seni, dan kesejahteraan.

b. Lulusan

1) Lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga uji kompetensi profesi. 2) Melakukan perekaman dan pelacakan data lulusan secara terstruktur.

3) Alumni berpartisipasi dalam mendukung pengembangan akademik dan non-akademik program studi

4. Kriteria Standar 4 : Sumber Daya Manusia

a. Ketua Program

1) Berkualifikasi minimal S2 Keperawatan atau S2 Kesehatan dengan latar belakang pendidikan Ners.

2) Maksimal berusia 61 tahun saat dilantik

3) Memiliki jabatan fungsional akademik minimal Lektor. 4) Memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan

5) Memiliki integritas diri yang baik dan dapat menjadi model peran.

b. Dosen Tetap

(27)

Ners dengan rasio 3 : 1

3) Dosen memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN). 4) Dosen memiliki jabatan fungsional akademik minimal lektor

5) Memiliki sertifikat pelatihan Pekerti, dan atau Ancangan Aplikasi (Applied approach) atau sejenisnya

6) Berpengalaman klinik minimal 2 tahun di bidang keperawatan

7) Kreatif, dedikatif, inovatif dan memiliki komitmen tinggi untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran mahasiswa baik di kelas maupun di wahana klinik dan komunitas.

8) Memiliki sertifikat dosen professional

9) Menghasilkan karya ilmiah yang dipublikasikan

10) Memiliki integritas diri yang dapat menjadi model peran sebagai dosen professional.

c. Dosen Tidak Tetap atau Dosen Luar Biasa

1) Pendidikan minimal S2 di bidang keilmuan yang serumpun atau yang relevan dengan kebutuhan pendidikan Ners.

2) Memiliki jabatan fungsional akademik minimal asisten ahli atau yang setara

3) Memiliki sertifikat pelatihan Pekerti, dan atau Ancangan Aplikasi (Applied approach), dan atau sertifikat sebagai pendidik klinik, dan atau sertifikat sesuai bidang yang diampu.

4) Kreatif, dedikatif, inovatif dan memiliki komitmen tinggi untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran mahasiswa.

5) Memiliki integritas diri yang dapat menjadi model peran sebagai dosen.

d. Tenaga Pembimbing Klinik

1) Berijasah S2 dan atau Spesialis Keperawatan pada bidang-bidang keperawatan tertentu (Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Anak, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Jiwa, Keperawatan Komunitas) atau Ners generalis yang telah lulus uji kelayakan dan kesetaraan oleh kelompok keilmuwan keperawatan terkait.

2) Menguasai berbagai metoda bimbingan klinik untuk mahasiswa Ners yang mempunyai sertifikat pelatihan pembimbing klinik

3) Memiliki pengalaman klinik minimal 3 tahun.

4) Kreatif, dedikatif, inovatif dan memiliki komitmen tinggi untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran mahasiswa di tatanan klinik atau komunitas.

5) Memiliki integritas diri yang dapat menjadi model peran sebagai perawat professional.

(28)

e. Tenaga Kependidikan

1) Berijasah minimal D3 sesuai dengan area tugasnya.

2) Kreatif, dedikatif, inovatif dan memiliki komitmen tinggi untuk terlibat secara aktif sesuai dengan pekerjaannya.

5. Kriteria Standar 5 : Kurikulum, Pembelajaran Dan Suasana Akademik

a. Kurikulum

Mencakup kurikulum yang bersifat akademik profesional yang merupakan satu kesatuan, yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan.

b. Landasan Filosofis Kurikulum

Mencakup konsep sehat-sakit, etika keperawatan, keberagaman budaya, hubungan perawat-klien, dan Caring (pengasuhan)

c. Pendekatan Utama Dalam Proses Pembelajaran

Menyelesaikan masalah secara ilmiah, pembelajaran berfokus pada mahasiswa, berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan masa depan.

d. Ketentuan Tentang Kurikulum Pendidikan Ners

1) Beban studi antara 180-200 SKS, dengan masa pendidikan minimal 9 semester dan maksimal 14 semester, yang terdiri dari kegiatan akademik 144-160 SKS dan kegiatan profesi 3686 – 4582 jam.

2) Berbasis Kompetensi

3) Sesuai Visi dan Misi yang mencirikan kekhasan dari institusi

4) Mengacu kepada Kurikulum Inti terdiri dari 70% teori dan 30% praktik (praktik biomedik dasar, laboratorium keperawatan dan praktik klinik).

5) Muatan issue global 20%, antara lain: Perawatan HIV / AIDS, Perawatan Trauma, Flu Burung, SARS, Disaster, Teknik informasi, Entrepreneur, Bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.

6) Muatan lokal 20% sesuai dengan keunggulan masing-masing institusi pendidikan

7) Melaksanakan praktik keperawatan sesuai standar kompetensi.

e. Proses Pembelajaran

1) Memperhatikan filosofi pendidikan dan metode pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa (Student Centered Learning)

2) Sarana prasarana sesuai ketentuan. 3) Tersedia berbagai pedoman antara lain:

(29)

b) Panduan Tugas akhir. c) Rencana Pembelajaran. d) Pedoman Kerja Mahasiswa. e) Pedoman Praktik Laboratorium.

f) Pedoman Praktik Klinik dan Komunitas. g) Modul pembelajaran.

4) Kegiatan pembelajaran dilakukan di kelas, laboratorium, perpustakaan, wahana klinik dan komunitas.

5) Peran dan fungsi pendidik, meliputi: fasilitator, motivator, tutor, role model, nara sumber dan pemberi umpan balik.

f. Evaluasi pembelajaran

1) Hasil belajar mahasiswa harus dievaluasi secara berkala meliputi evaluasi struktur, proses, dan hasil.

2) Sistem evaluasi kinerja mahasiswa berorientasi pada pencapaian kompetensi. 3) Hasil evaluasi dijadikan sebagai acuan pengembangan bagi mahasiswa, program

pendidikan, dan penentuan beban studi selanjutnya.

6. Kriteria Standar 6 : Pembiayaan, Sarana Dan Prasana Serta Sistem Informasi

a. Pembiayaan

1) Biaya penyelenggaraan Program Pendidikan Ners terdiri dari biaya operasional dan biaya investasi atau pengembangan yang dihimpun berasal dari berbagai sumber. 2) Semua biaya terdokumentasi dengan baik

3) Terdapat anggaran pendapatan dan pengggunaan yang realistis yang didistribusi dalam rencana tahunan dan rencana 5 tahunan

4) Rencana alokasi anggaran terdistribusi untuk kegiatan tridharma perguruan tinggi secara proporsional

5) Terdapat rencana investasi untuk 5 tahun ke depan dengan sumber dana yang jelas, sesuai analisis kebutuhan dan prioritas

b. Sarana dan Prasarana

1) Ruang kuliah dengan kapasitas per-ruangan untuk 50 mahasiswa dengan luas minimal 56 m2

2) Ruang tutorial atau diskusi dengan kapasitas per ruangan untuk 10 - 15 orang. 3) Memiliki aula atau auditorium

(30)

terbit maksimal 5 tahun ke belakang termasuk e-book, berlangganan jurnal keperawatan dalam negeri yang terakreditasi dan jurnal luar negeri, memiliki prosiding dalam 3 tahun terakhir, memiliki karya tulis/skripsi/tesis/disertasi.

5) Ruang laboratorium keperawatan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai (Keperawatan Dasar, Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan Anak, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Jiwa, dan Keperawatan Komunitas) serta biomedik dasar (opsional).

6) Laboratorium komputer dengan rasio minimal satu PC untuk 10 mahasiswa serta memiliki akses internet

7) Ruang laboratorium bahasa (opsional). 8) Ruang konseling mahasiswa.

9) Ruang pimpinan, ruang administrasi akademik, ruang administrasi kepegawaian, dan ruang rapat

10) Ruang dosen per bagian atau kelompok keilmuan keperawatan dengan luas ruang dosen minimal 4 (empat) m2 per dosen yang dilengkapi alat kantor yang sesuai untuk masing-masing dosen.

11) Ruang tunggu dosen tamu 12) Ruang organisasi mahasiswa 13) Fasilitas pelayanan kesehatan

14) Fasilitas penunjang lain seperti kantin kampus, kamar ganti pakaian, kamar mandi untuk laki-laki dan wanita, ruang ibadah, gudang penyimpanan arsip atau alat, fotokopi dan sarana olah raga serta parkir kendaran.

15) Fasilitas pembelajaran; kursi mahasiswa, meja dan kursi pendidik, komputer meja, LCD, Slide projector, Audio system, dan papan tulis.

16) Tersedia fasilitas belajar di luar kelas

c. Wahana Pembelajaran

1) Wahana Pembelajaran klinik (Rumah Sakit)

a) Wahana utama adalah RS tipe B terakreditasi

b) Wahana pendukung adalah beberapa RS tipe C sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

c) Ada bukti kerjasama (MoU).

2) Wahana Pembelajaran di Komunitas:

a) Wahana pembelajaran di komunitas meliputi: institusi dan wilayah binaan berkaitan dengan kompetensi yang akan dicapai

(31)

b) Institusi meliputi Puskesmas, Panti Wreda, Sekolah Umum dan Sekolah Luar Biasa atau yang relevan

c) Wilayah binaan untuk melakukan praktik keperawatan di komunitas. d) Memiliki Surat Kerjasama (MoU)

d. Sistem Informasi

1) Fasilitas teknologi informasi untuk mengelola data dan informasi terkait dengan penyelenggaraan pendidikan yang dapat digunakan oleh dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan.

2) Tersedia jaringan internet yang memadai

3) Sistem administrasi manajemen menggunakan sistem informasi berbasis komputer yang terhubung jaringan luas

4) Perpustakaan didukung oleh sistem informasi manajemen perpustakaan yang dapat mendukung pencarian informasi dan koleksi perpustakaan.

7. Kriteria Standar 7 : Penelitian, Pelayanan/Pengabdian Kepada Masyarakat, Dan Kerja sama

a. Penelitian

1) Memiliki unit penelitian dan pengabdian masyarakat

2) Memiliki perencanaan penelitian dan pengabdian masyarakat yang baik dengan sumber dana yang jelas

3) Menghasilkan penelitian

4) Melibatkan mahasiswa dalam penelitian 5) Hasil penelitian dipublikasikan

b. Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat

1) Memiliki unit pengabdian masyarakat

2) Memiliki perencanaan pengabdian masyarakat yang baik dengan sumber dana yang jelas

3) Melaksanakan pengabdian masyarakat

4) Melibatkan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat 5) Memiliki karya ilmiah yang telah memproleh HAKI

c. Kerja sama

1) Memiliki kerjasama/kemitraan baik dalam negeri maupun luar negeri untuk pelaksanaan tridarma perguruan tinggi

(32)

D. Standar Pendidikan Magister

Program Pendidikan Magister adalah program pendidikan akademik yang bertujuan menghasilkan Magister yang memiliki kemampuan: (1) mengembangkan dan memutakhirkan IPTEKS dengan cara menguasai dan memahami, pendekatan, metode, kaidah ilmiah disertai keterampilan penerapannya, (2) memecahkan permasalahan di bidang keperawatan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah, dan (3) mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan dengan ketajaman analisis permasalahan, keserbacakupan tinjauan, kepaduan pemecahan masalah atau profesi yang serupa.

Untuk menyelenggarakan program pendidikan magister, institusi pengelola harus mendapatkan ijin penyelenggaraan dari pihak yang berwenang. Standar pendidikan magister menjadi tolok ukur minimal yang harus dipenuhi oleh institusi pengelola

1. Kriteria standar 1: Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Pencapaian

a. Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi Pencapaian Program Magister jelas, realistik, saling berkaitan dengan kurikulum dan rencana pengembangan institusi.

b. Strategi pencapaian sasaran dengan rentang waktu yang jelas dan didukung oleh dokumen.

c. Pemahaman visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi oleh seluruh pemangku kepentingan internal (internal stakeholders): sivitas akademika (dosen dan mahasiswa) dan tenaga kependidikan.

2. Kriteria Standar 2: Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem pengelolaan dan Penjaminan

Mutu

a. Tata Pamong

1) Uraian tugas pokok dan fungsi setiap jabatan jelas dan tercantum dalam statuta institusi

b. Kepemimpinan yang terdiri dari:

1) Kepemimpinan operasional: pengelola program pendidikan magister menjabarkan visi misi kedalam kegiatan operasional.

2) Kepemimpinan organisasi: pengelola program pendidikan magister mampu melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian kepada seluruh unsur yang ada.

3) Kepemimpinan publik: pengelola program pendidikan magister menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dan menjadi rujukan bagi publik.

(33)

1) Memiliki Rencana Induk Pengembangan (RIP), Rencana Strategis (RENSTRA) serta Rencana Operasional (RENOP)

2) Memiliki kalender akademik

3) Memiliki mekanisme koordinasi yang jelas antara institusi pendidikan dan wahana pembelajaran klinik dan komunitas.

4) Memiliki perencanaan program pembelajaran yang jelas dan memadai 5) Memiliki sistem monitoring dan evaluasi.

d. Sistem Penjaminan Mutu

1) Memiliki satuan organisasi yang bertanggungjawab terhadap penjamin mutu

2) Standar manual prosedur mengacu pada Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

3) Memiliki dokumen pelaksanaan penjaminan mutu yang lengkap

4) Umpan balik untuk peningkatan mutu proses pembelajaran. Informasi mencakup: sumber umpan balik, keberlanjutan pelaksanaan, dan tindak lanjutnya.

5) Memiliki program untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program pendidikan

magister.

3. Kriteria Standar 3 : Mahasiswa dan Lulusan a. Mahasiswa

1) Calon mahasiswa berijasah Ners atau sarjana kesehatan serumpun (memiliki latar belakang diploma 3).

2) Memiliki pedoman seleksi penerimaan mahasiswa baru.

3) Lulus seleksi ujian masuk perguruan tinggi dengan TPA 500 dan TOEFL 450 4) Rasio dosen tetap dan mahasiswa adalah 1:20

5) Tersedia layanan bagi mahasiswa yang dapat dimanfaatkan untuk membina dan mengembangkan kreatifitas dan penalaran, minat, bakat, seni, dan kesejahteraan.

b. Lulusan

1) Profil lulusan yang mencakup rata-rata masa studi lulusan (dalam tahun), rata-rata IPK lulusan.

2) Melakukan perekaman dan pelacakan data lulusan secara terstruktur.

3) Alumni berpartisipasi dalam mendukung pengembangan akademik dan non-akademik program studi

(34)

a. Ketua Program

1) Dosen tetap dengan kualifikasi minimal S3 Keperawatan atau S3 Kesehatan dengan latar belakang pendidikan Ners.

2) Maksimal berusia 61 tahun saat dilantik

3) Memiliki jabatan fungsional akademik minimal Lektor Kepala 4) Memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan

5) Memiliki integritas diri yang baik dan dapat menjadi model peran.

b. Dosen Tetap

1) Kualifikasi S3 Keperawatan atau S3 Kesehatan dengan latar belakang pendidikan Ners atau S2 Keperawatan dengan jabatan akademik Lektor Kepala

2) Rasio dosen S3 keperawatan dengan S3 Kesehatan adalah 3 : 1 atau rasio dosen S3 dengan S2 Keperawatan adalah 3 : 1

3) Memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN).

4) Memiliki jabatan fungsional akademik minimal lektor Kepala

5) Memiliki sertifikat pelatihan PEKERTI, dan atau Ancangan Aplikasi (Applied approach) atau sejenisnya

6) Berpengalaman klinik minimal 2 tahun di bidang keperawatan

7) Kreatif, dedikatif, inovatif dan memiliki komitmen tinggi serta disiplin tinggi. 8) Memiliki sertifikat dosen professional

9) Menghasilkan karya ilmiah yang dipublikasikan

10) Memiliki integritas diri yang dapat menjadi model peran sebagai dosen professional.

c. Dosen Tidak Tetap

1) Pendidikan S3 yang relevan dengan mata ajar yang dikelolanya atau S2 Keperawatan dengan pengalaman dibidang keilmuannya minimal 5 tahun

2) Memiliki sertifikat pelatihan PEKERTI, dan atau Ancangan Aplikasi (Applied approach), dan atau sertifikat sebagai pendidik klinik, dan atau sertifikat sesuai bidang yang diampu.

3) Kreatif, dedikatif, inovatif dan memiliki komitmen tinggi untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran mahasiswa.

4) Memiliki integritas diri yang dapat menjadi model peran sebagai dosen.

d. Penyelia Klinik

1) Berijasah S2 dan atau Spesialis Keperawatan pada bidang-bidang keperawatan tertentu (Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Anak, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Jiwa, Keperawatan Komunitas).

(35)

2) Mempunyai sertifikat pembimbing klinik. 3) Memiliki pengalaman klinik minimal 3 tahun.

4) Kreatif, dedikatif, inovatif dan memiliki komitmen tinggi untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran mahasiswa di tatanan klinik atau komunitas.

5) Memiliki integritas diri yang dapat menjadi model peran sebagai perawat professional.

e. Tenaga Kependidikan

1) Berijasah minimal D3 sesuai dengan area tugasnya.

2) Kreatif, dedikatif, inovatif dan memiliki komitmen tinggi untuk terlibat secara aktif sesuai dengan pekerjaannya.

5. Kriteria Standar 5 : Kurikulum, Pembelajaran Dan Suasana Akademik a. Kurikulum Pendidikan

1) Mencakup kurikulum akademik yang memiliki beban studi sekurang-kurangnya 36 SKS dan sebanyak-banyaknya 50 SKS, dijadwalkan untuk 4 (empat) semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 4 (empat) semester dan selama-lamanya 10 (sepuluh) semester temasuk penyusunan tesis.

2) Berbasis Kompetensi dengan rumusan yang jelas, sesuai Visi dan Misi yang mencirikan kekhasan dari institusi

3) Peninjauan kurikulum dilakukan minimal setiap 2 (dua) tahun

4) Sistem pembimbingan penelitian tesis dan penulisan tesis: Ketersediaan panduan, sosialisasi, dan pelaksanaannya, jumlah maksimum mahasiswa yang dibimbing oleh seorang dosen pembimbing tesis sebagai pembimbing utama atau anggota, dan jabatan akademik (fungsional) dosen pembimbing utama/promotor tesis.

5) Mekanisme untuk memonitor, mengkaji dan memperbaiki pelaksanaan proses pembelajaran: proses penyusunan usul penelitian dan pelaksanaan penelitian tesis, proses penulisan tesis, kelayakan dosen dalam proses pembimbingan, dan ujian akhir tertutup studi magister.

6) Keberadaan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan lulusan program magister dalam beradaptasi dengan perubahan/perkembangan atau kemampuan melakukan beragam pekerjaan (versatility), berupa kuliah, seminar, pelatihan, workshop dll.

7) Bentuk dukungan unit pengelola program studi magister dalam penyusunan, implementasi, dan pengembangan kurikulum antara lain dalam bentuk penyediaan fasilitas, pengorganisasian kegiatan, serta bantuan pendanaan.

(36)

1) Memperhatikan filosofi pendidikan dan metode pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa (Student Centered Learning)

2) Sarana prasarana sesuai ketentuan.

3) Tersedia berbagai pedoman antara lain: a) Panduan Akademik.

b) Panduan Tugas akhir. c) Rencana Pembelajaran. d) Pedoman Kerja Mahasiswa. e) Modul pembelajaran.

4) Hasil belajar mahasiswa harus dievaluasi secara berkala meliputi evaluasi struktur, proses, dan hasil.

5) Sistem evaluasi kinerja mahasiswa berorientasi pada pencapaian kompetensi.

6) Hasil evaluasi dijadikan sebagai acuan pengembangan bagi mahasiswa, program pendidikan, dan penentuan beban studi selanjutnya.

c. Suasana Akademik

1) Tersedianya kebijakan tertulis tentang suasana akademik antara lain: otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, kemitraan dosen-mahasiswa.

2) Ketersediaan dan kelengkapan jenis prasarana, sarana serta dana yang memungkinkan terciptanya interaksi akademik antara sivitas akademika.

3) Interaksi akademik berupa program dan kegiatan akademik, selain perkuliahan dan tugas-tugas khusus, untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, bedah buku dll).

4) Pengembangan perilaku kecendekiawanan (kemampuan untuk menanggapi dan memberikan solusi pada masalah masyarakat dan lingkungan).

6. Kriteria Standar 6. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi a. Pembiayaan

1) Biaya penyelenggaraan Program Pendidikan magister terdiri dari biaya operasional dan biaya investasi atau pengembangan yang dihimpun berasal dari berbagai sumber. 2) Semua biaya terdokumentasi dengan baik

3) Terdapat anggaran pendapatan dan pengggunaan yang realistis yang didistribusi dalam rencana tahunan dan rencana 5 tahunan

4) Rencana alokasi anggaran terdistribusi untuk kegiatan tridharma perguruan tinggi secara proporsional

(37)

5) Terdapat rencana investasi untuk 5 tahun ke depan dengan sumber dana yang jelas, sesuai analisis kebutuhan dan prioritas

6) Tersedia dana yang mencukupi dan menjamin keberlangsungan penyelenggaraan program studi.

b. Sarana dan Prasarana

1) Ruang kuliah dengan kapasitas per-ruangan untuk 50 mahasiswa dengan luas minimal 56 m2

2) Ruang tutorial atau diskusi dengan kapasitas per ruangan untuk 10 - 15 orang. 3) Memiliki aula atau auditorium

4) Ruang perpustakaan yang memiliki buku-buku teks keperawatan minimal 400 judul, terbit maksimal 5 tahun ke belakang termasuk e-book, berlangganan jurnal keperawatan dalam negeri yang terakreditasi dan jurnal luar negeri, memiliki prosiding dalam 3 tahun terakhir, memiliki karya tulis/skripsi/tesis/disertasi.

5) Ruang laboratorium keperawatan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai (Keperawatan Dasar, Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan Anak, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Jiwa, dan Keperawatan Komunitas).

6) Laboratorium komputer dengan rasio minimal satu PC untuk 10 mahasiswa serta memiliki akses internet

7) Ruang seminar

8) Ruang konseling mahasiswa.

9) Ruang pimpinan, ruang administrasi akademik, ruang administrasi kepegawaian, dan ruang rapat

10) Ruang dosen per bagian atau kelompok keilmuan keperawatan dengan luas ruang dosen minimal 4 (empat) m2 per dosen yang dilengkapi alat kantor yang sesuai untuk masing-masing dosen.

11) Ruang tunggu dosen tamu 12) Ruang organisasi mahasiswa 13) Fasilitas pelayanan kesehatan

14) Fasilitas penunjang lain seperti kantin kampus, kamar ganti pakaian, toilet, ruang ibadah, gudang penyimpanan arsip atau alat, fotokopi dan sarana olah raga serta parkir kendaran. 15) Fasilitas pembelajaran; kursi mahasiswa, meja dan kursi pendidik, komputer meja, LCD,

Slide projector, Audio system, dan papan tulis. 16) Tersedia fasilitas belajar di luar kelas

Referensi

Dokumen terkait

Indeks orang tua mempersilahkan anak-anak mengusulkan waktu, tempat dan hal-hal yang diinginkannya untuk diakses dari internet hanya 0,67; yang menjamin bahwa orang

Pilek adalah gejala yang timbul karena Influenza atau yang juga biasa lebih dikenal dengan nama Flu dan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

Agroindustrial Technology Education Study Program core subjects mastery has a positive and significant impact on PPL implementation, professional skills subjects mastery has

Eko Ganis Sukoharsono, Ph.D., CSRS... Bambang Hariadi,

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokas

2) UU RI No. Dengan dasar surat perintah perpanjangan dari JPU / penetapan penahanan dari Pengadilan Negeri tersebut, maka penyidik dapat melakukan perpanjangan penahanan

Penggunaan limbah batu onyx sebagai pengganti agregat kasar memberikan pengaruh yang nyata pada kuat tarik belah beton dan bisa dijadikan sebagai alternative pengganti

[r]