• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

DAN PELUANG KETERPILIHAN CALON PEREMPUAN

DALAM DAFTAR CALEG TETAP PEMILU 2014

(2)

Caleg Tetap (DCT) Pemilu 2014 adalah:

untuk memberikan gambaran keterwakilan perempuan dalam konteks daerah

pemilihan dan partai politik

untuk memberikan gambaran pemeringkatan caleg perempuan nomor urut 1

sampai dengan 5 dalam konteks daerah pemilihan dan partai politik

untuk memberikan gambaran peluang keterwakilan perempuan per partai

politik berdasarkan pemeringkatan nomor urut di daerah pemilihan

(3)

= 2.467 orang

= 4.152 orang

= 6.619 orang

32,04

Rata-rata jumlah

caleg perempuan

pada setiap Dapil

26 Daerah Pemilihan

yang mempunyai jumlah caleg perempuan

di bawah nilai rata-rata atau < 32,04

51 Daerah Pemilihan

yang mempunyai jumlah caleg perempuan

di atas nilai rata-rata atau > 32,04

= 577 orang

caleg perempuan

= 1.890 orang

caleg perempuan

33 Provinsi

77 Daerah Pemilihan

12 Partai Politik

(4)

CALEG JUMLAH PROSENTASE

Perempuan 13 36%

Laki-laki 23 64%

TOTAL: 36 100%

CALEG JUMLAH PROSENTASE

Perempuan 13 36%

Laki-laki 23 64%

TOTAL: 36 100%

13 orang

caleg perempuan

Jumlah caleg perempuan terendah ada

di Daerah Pemilihan Bangka Belitung

(Dapil 16) dan Sulawesi Barat (Dapil 73)

Dapil Babel

Dapil Sulbar

43 orang

caleg perempuan

Jumlah caleg perempuan tertinggi

ada di Daerah Pemilihan Jatim I

(Dapil 43)

Dapil Jatim I

CALEG JUMLAH PROSENTASE

Perempuan 43 36%

Laki-laki 75 64%

(5)

Daerah Pemilihan Bengkulu

(Dapil 13) mempunyai prosentase

calon legislatif perempuan dan

laki-laki

yang mendekati seimbang

49%

23 orang

51%

24 orang

51 Daerah Pemilihan

yang mempunyai caleg perempuan

dengan prosentase antara 30%-39%

26 Daerah Pemilihan

yang mempunyai caleg perempuan

dengan prosentase antara 40%-49%

Dapil 3

Dapil 5

Dapil 58

Dapil Sumut I, Sumut III dan

Nusa Tenggara Barat mempunyai

perbandingan prosentase caleg

perempuan dan laki-laki

yang lebar yaitu 31% : 69%

Aceh I, Riau II, Jambi, Sumsel I, Bengkulu, Kepri, DKI II, Jabar I, Jabar IX, Jabar X, Jateng II, Jateng IV, Jateng V, Jateng VII,

Jateng VIII, Jateng X, DI Yogyakarta, Jatim II, Jatim III, Jatim VII, NTT II, Kalsel II, Sulsel III, Sultra, Gorontalo, Maluku.

Aceh II, Sumut I, Sumut II, Sumut III, Sumbar I, Sumbar II, Riau I, Sumsel II, Lampung I, Lampung II, Babel, DKI I, DKI III, Jabar II, Jabar III, Jabar IV, Jabar V, Jabar VI, Jabar VII, Jabar VIII, Jabar XI, Jateng I, Jateng III, Jateng VII, Jateng IX, Jatim I, Jatim IV, Jatim V, Jatim VI, Jatim VIII, Jatim IX, Jatim X, Jatim XI, Banten I, Banten II, Banten III, Bali, NTB, NTT I, Kalbar, Kalteng, Kalsel I, Kaltim, Sulut, Sulteng, Sulsel I, Sulsel II, Sulbar, Malut, Papua, Pabar.

(6)

Provinsi

: Bengkulu

Daerah Pemilihan

: Bengkulu

Caleg Perempuan : 23 orang Caleg Laki-laki : 24 orang Total Caleg : 47 orang

Provinsi

: Jatim

Daerah Pemilihan

: Jatim II

Caleg Perempuan : 38 orang Caleg Laki-laki : 45 orang Total Caleg : 83 orang

Provinsi

: Maluku

Daerah Pemilihan

: Maluku

Caleg Perempuan : 22 orang Caleg Laki-laki : 24 orang Total Caleg : 46 orang

Provinsi

: Sumut

Daerah Pemilihan

: Sumut I

Caleg Perempuan : 37 orang Caleg Laki-laki : 82 orang Total Caleg : 119 orang

Provinsi

: Sumut

Daerah Pemilihan

: Sumut

III

Caleg Perempuan : 36 orang Caleg Laki-laki : 80 orang Total Caleg : 116 orang

Provinsi

: NTB

Daerah Pemilihan

: NTB

Caleg Perempuan : 37 orang Caleg Laki-laki : 82 orang Total Caleg : 119 orang

Gap Prosentase Caleg

Perempuan dan Laki-laki

(7)

1

226 orang

caleg perempuan

2

210 orang

caleg perempuan

3

191 orang

caleg perempuan

4

200 orang

caleg perempuan

9

214 orang

caleg perempuan

10

203 orang

caleg perempuan

14

205 orang

caleg perempuan

15

200 orang

caleg perempuan

5

202 orang

caleg perempuan

6

203 orang

caleg perempuan

7

205 orang

caleg perempuan

8

208 orang

caleg perempuan

9,16%

caleg perempuan

berasal dari kader

Partai Nasional Demokrat

7,77%

caleg perempuan

berasal dari kader

Partai Keadilan

Sejahtera

(8)

+

25,7%

caleg perempuan

atau 635 orang caleg

perempuan ditempatkan

pada nomor urut 3 di 77

daerah pemilihan

No. 1

Pemeringkatan calegperempuan mulai dari nomor urut 1

Nasdem

= 11 Dapil

PKB

= 11 Dapil

PKS

= 1 Dapil

PDIP

= 10 Dapil

Golkar

= 9 Dapil

Gerindra

= 11 Dapil

Demokrat

= 16 Dapil

PAN

= 20 Dapil

PPP

= 22 Dapil

Hanura

= 14 Dapil

PBB

= 8 Dapil

PKPI

= 7 Dapil

No. 2

Pemeringkatan calegperempuan mulai dari nomor urut 2

Nasdem

= 21 Dapil

PKB

= 17 Dapil

PKS

= 22 Dapil

PDIP

= 15 Dapil

Golkar

= 19 Dapil

Gerindra

= 16 Dapil

Demokrat

= 19 Dapil

PAN

= 15 Dapil

PPP

= 16 Dapil

Hanura

= 8 Dapil

PBB

= 16 Dapil

PKPI

= 24 Dapil

No. 1

dan

No. 2

Pemeringkatan caleg perempuan pada nomor urut 1 dan nomor urut 2 secara berurutan

Nasdem

= 4 Dapil

PKB

= 2 Dapil

Golkar

= 2 Dapil

Demokrat

= 3 Dapil

PAN

= 2 Dapil

PPP

= 3 Dapil

PKPI

= 1 Dapil

(9)

Dapil 24

Provinsi

: Jawa Barat

Dapil

: Jabar IV

Caleg perempuan: 7 orang

Partai Nasdem, PDIP, Partai Golkar, Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PPP.

15,71%

caleg perempuan yang berada pada

nomor urut 1 di seluruh 77 dapil berasal

dari Partai Persatuan Pembangunan

Nasdem (7,86%), PKB (7,86%), PKS (0,71%), PDIP (7,14%), Golkar (6,43%), Gerindra (7,86%), Demokrat (11,43%), PAN (14,29%), PPP

(10)

Dapil 17

Provinsi

: Kep. Riau

Dapil

: Kepri

Caleg perempuan: 6 orang

Partai Nasdem, Partai Demokrat, PAN, PPP, PBB, PKPI

Caleg perempuan: 6 orang

Partai Nasdem, PKB, PDIP, Partai Golkar, PPP, Hanura.

Dapil 30

Provinsi

: Jawa Barat

Dapil

: Jabar X

11,11%

Partai Nasdem dan PKPI masing-masing menempatkan

caleg perempuan terbanyak di nomor urut 2 di 77 dapil

Nasdem (11,11%), PKB (8,44%), PKS (9,78%), PDIP (6,67%), Golkar (9,33%), Gerindra (7,11%), Demokrat (9,78%), PAN (7,56%), PPP (8,44%), Hanura (3,56%), PBB (7,11%), PKPI (11,11%).

(11)

Dapil 1

Provinsi

: Aceh

Dapil

: Aceh I

Caleg perempuan: 12 orang

Partai Nasdem, PKB, PKS, PDIP, Partai Golkar, Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PPP, Hanura, PBB, PKPI.

8,98%

caleg perempuan yang berada pada

nomor urut 3 di seluruh 77 dapil berasal

dari Partai Hati Nurani Rakyat

Nasdem (8,35%), PKB (8,50%), PKS (8,82%), PDIP (8,82%), Golkar (8,19%), Gerindra (8,82%), Demokrat (7,40%), PAN (7,40%), PPP (7,72%), Hanura (8,98%), PBB (8,82%), PKPI (8,19%).

(12)

Dapil 74

Provinsi

: Maluku

Dapil

: Maluku

Caleg perempuan: 9 orang

PKB, PKS, PDIP, Partai Golkar, Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PPP, Hanura.

12,50%

caleg perempuan yang berada pada

peringkat 4 di seluruh 77 dapil berasal dari

Partai Nasional Demokrat

Nasdem (12,50%), PKB (6,88%), PKS (7,50%), PDIP (7,50%), Golkar (10,63%), Gerindra (11,88%), Demokrat (8,75%), PAN (4,38%), PPP (6,25%), Hanura (6,88%), PBB (7,50%), PKPI (9,38%).

(13)

Dapil 64

Provinsi

: Kalsel

Dapil

: Kalsel II

Caleg perempuan: 10 orang

Partai Nasdem, PKS, PDIP, Partai Golkar, Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PPP, Hanura, PBB.

14,96%

caleg perempuan yang berada pada

peringkat 5 di seluruh 77 dapil berasal dari

Partai Gerakan Indonesia Raya

Nasdem (12,04%), PKB (8,03%), PKS (10,22%), PDIP (4,74%), Golkar (3,28%), Gerindra (14,96%), Demokrat (6,93%), PAN (6,2%), PPP (8,39%), Hanura (6,57%), PBB (7,866%), PKPI (10,95%).

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengamati interaksi yang terjadi di Perguruan Kristen Methodist Banda Aceh, penulis merumuskan model konstruksi harmoni dalam relasi lintas agama dengan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa dokumentasi (kepustakaan/ library research ) dan wawancara untuk memperdalam

[r]

Jika kita lihat pada kondisi saat ini maka pelemahan mata uang rupiah terhadap USD terjadi karena adanya perang mata uang dimana hampir seluruh negara di dunia

Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan pada Gambar 3-1, tampak bahwa nilai CSI suhu threshold wilayah Indonesia pada umumnya bervariasi antara kisaran nilai

The FAO Framework for Land Evaluation tidak dimaksudkan untuk mengevaluasi lahan secara parametrik (Purnell, 1977). Hal ini disebabkan oleh kesulitan untuk mendapatkan

Sema 27/07/1990 - Hindu Belum Kawin SLTA Pelajar Anak I Ketut Supadana Dra.I Gusti Agung Ayu Aryati Page

Pembelajaran yang ada di X TITL SMK Negeri 2 Klaten masih menggunakan metode konvensional. Proses pembelajaran yang berlangsung hanya terpusat pada guru. Saat