SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menjadi Sarjana (S1)
Diajukan Oleh:
GUNAWAN SARIPUDIN
NIM : 111.511.665
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
v
Oleh
GUNAWAN SARIPUDIN NIM : 111.511.665
Penelitian ini menguji tentang pengaruh Analisis Fundamental terhadap Return Saham Consumer Goods yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018, variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Asset Turn Over, Earning Pershare, Price to Book Value, Inflasi dan Nilai Tukar. Jenis Penelitan yang digunakan adalah data kuantitatif dengan menggunakan data Perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sampling yang menghasilkan 12 Perusahaan consumer goods. Aplikasi pengolahan data yang digunakan adalah Eview 10. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah TATO berpengaruh signifikan terhadap Return Saham dengan nilai signifikan 0,0175 < 0,05. Variabel Earning Pershare (X2) dengan nilai signifikan 0.3833, Price to Book Value (X3) dengan nilai signifikan 0.4748, Inflasi (X4) dengan nilai signifikan 0.0536 maka tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham karena nilai Probabilitas > 0,05. Sedangkan Nilai tukar (X5) mempunyai nilai signifikan 0.0489 < 0,05 dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham.
vi
BY
GUNAWAN SARIPUDIN NIM : 111511665
This study examines the effect of fundamental analysis on the return of consumer goods stocks listed on the Indonesia Stock Exchange in the 2016-2018 period, the variables used in this study are Total Asset Turn Over, Earning Pershare, Price to Book Value, Inflation and Exchange Rates. The type of research used is quantitative data using Consumer Goods companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2018. The sampling technique used was purposive sampling which resulted in 12 consumer goods companies. Data processing applications used is Eview 10. The conclusion in this study is TATO has a significant effect on Stock Returns with a significant value of 0.0175 <0.05. Variable Earning Pershare (X2) with a significant value of 0.3833, Price to Book Value (X3) with a significant value of 0.4748, Inflation (X4) with a significant value of 0.0536 then no significant effect on Stock Return because the Probability value> 0.05. While the exchange rate (X5) has a significant value of 0.0489 <0.05 and has a significant effect on stock returns
vii
menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pengaruh Analisis Fundamental terhadap Return Saham Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2018” dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan Skripsi adalah untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa.
Sehubungan dengan selesainya karya akhir tersebut penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bpk Hamzah M. Mardi Putra., S.K.M.,MM Rektor Universitas Pelita Bangsa. 2. Ibu Preatmi Nurastuti., SE.,MM Dekan Universitas Pelita Bangsa.
3. Ibu Yunita Ramadhani DS.,SE.,MSc. Kepala Program Studi Manajemen. 4. Ibu Preatmi Nurastuti., SE.,MM Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini. 5. Staff Dosen pengajar Program Studi Manajemen.
6. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa angkatan 2015.
7. Orang tua saya yang senantiasa memberikan dukungan baik secara moril maupun spiritual.
8. Adik-adik saya yang selalu memberikan semangat.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu saran serta kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bekasi, 01 September 2019
Gunawan Saripudin
viii
Hal
HALAMAN JUDUL ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 7 1.3 Tujuan Penelitian ... 7 1.4 Manfaat Penelitian ... 8 1.5 Sistematika Penulisan ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
2.1 Landasan Teori ... 11
2.1.1 Pengertian Saham ... 11
2.1.1.1 Jenis – jenis saham ... 11
2.1.2 Pengertian Harga Saham ... 12
2.1.2.1 Faktor –faktor yang mempengaruhi Harga Saham ... 13
2.1.3 Pengertian Return Saham ... 14
2.1.4 Pengertian TATO ... 16
2.1.5 Pengertian EPS ... 17
2.1.6 Pengertian PBV ... 18
2.1.7 Pengertian Inflasi ... 19
2.1.7.1 Jenis –jenis inflasi ... 21
2.1.7.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi inflasi ... 21
2.1.8 Pengertian Nilai tukar ... 22
2.1.8.1 Sistem nilai tukar ... 22
2.1.8.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi nilai tukar ... 23
2.2 Penelitian Terdahulu ... 26
2.3 Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 37
3.1 Jenis Penelitian ... 37
3.2 Tempat dan waktu Penelitian ... 38
3.3 Kerangka Konsep ... 38
3.3.1 Design Penelitian ... 38
3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 39
3.4 Populasi dan sampel ... 41
ix
3.6.2 Pemilihan Model Estimasi ... 46
1. Uji Chow ... 46
2. Uji Hausman ... 47
3. Uji Lagrange Multiplier ... 47
3.6.3 Analisis Regresi data Panel ... 48
3.6.4 Pengujian Asumsi Klasik ... 48
1. Uji Normalitas ... 49
2. Uji Multikolinearitas ... 49
3. Uji Heteroskedastisitas ... 50
4. Uji Autokorelasi ... 50
3.6.4 Pengujian Hipotesis ... 51
1. Uji t-statistik (parsial) ... 52
2. Uji Adjusted R square ... 52
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 54
4.1 Sejarah Obyek Penelitian ... 54
4.2 Sejarah Perusahaan ... 54
4.3 Stuktrur Organisasi Perusahaan ... 70
4.4 Kegiatan Operasional Perusahaan ... 78
BAB V PEMBAHASAN ... 84
5.1 Analisis Data Penelitian ... 84
5.1.1 Metode Estimasi Model Regresi Data Panel ... 84
1. Common Effect Model ... 84
2. Fix Effect Model ... 85
3. Random Effect Model ... 86
5.1.2 Pemilihan Model Estimasi ... 87
1. Uji Chow ... 87
2. Uji Hausman ... 88
5.1.3 Analisis Regrsi data panel ... 89
5.1.4 Uji Asumsi Klasik ... 91
1. Uji Normalitas ... 92
2. Uji Multikolinearitas ... 92
3. Uji Heteroskedastisitas ... 93
4. Uji Autokorelasi ... 94
5.1.5 Hipotesis ... 94
1. Uji Parsial ( Uji Statistik T) ... 94
2. Adjust Rsquare ... 97
5.2 Interprestasi dan Pembahasan ... 97
BAB VI Penutup ... 101
6.1 Kesimpulan ... 101
6.2 Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 104
x
3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian... 37
3.3.2 Definisi Operasional... 39
3.2 Pemilihan Sampel... .... 42
3.3 Daftar Sampel Penelitian... 42
5.1 Hasil Uji Common Effect Model... 84
5.2 Hasil Uji Fix Effect Model ... 85
5.3 Hasil Uji Random Effect Model... .. 86
5.4 Hasil Uji Uji Chow... 87
5.5 Hasil Uji Hausman... 88
5.6 Hasil Uji Fix Effect Model (Regresi data panel)... 89
5.7 Hasil Uji Normalitas... 91
5.8 Hasil Uji Multikolinieritas... 92
5.9 Hasil Uji Heterokedastisitas... 93
5.10 Hasil Uji Autokorelasi... 94
5.11 Hasil Perhitungan Uji T... 95
xi
1.1 Return saham ... 1 1.2 Keterangan gambar ... 2
xii
Lampiran 2 Maping Jurnal ... 108 Lampiran 3 Output Eviews... 117 Lampiran 4 Data Perhitungan ... 122
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan dalam bidang investasi begitu pesat akhir – akhir ini
mendorong para pelaku investor untuk menanamkan modal mereka ke
sejumlah asset dengan harapan nilai yang mereka tanam sekarang akan
bertambah di masa yang akan datang. Salah satu bidang investasi yang cukup
menarik adalah investasi saham. Saham berupa surat berharga yang
diterbitkan oleh emiten di bursa efek Indonesia sebagai bukti kepemilikan
suatu perusahaan dan pemegang saham berhak hadir dalam rapat umum
pemegang saham (RUPS). Tujuan investor berinvestasi untuk mendapatkan
sebuah return (profit) (Tandelilin, 2010 : 31).
Return menjadi salah satu pertimbangan yang sangat penting yang dilakukan investor untuk memilih saham yang akan dibeli. Tujuan dilakukan
sebuah investasi untuk mendapatkan imbalan hasil dari penanaman modal dan
penanggungan risiko yang dilakukan investor. Imbalan hasil dari penanaman
Grafik1.1 Tingkat Pertumbuhan Return saham 2017 -2018.
(www.idx.go.id(data yang diolah)
ADES AALI ALTO CEKA INDF ROTI UNVR MYOR
2018 -65 -1000 60 -50 -775 70 5000 455 2017 -260 0 -30 130 -500 -485 4675 440 -100% -50% 0% 50% 100% Return saham 2017 2018
modal tergantung dari tingkat risiko karena tidak terlepas dari return. Karena
investor selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko yang
dihadapinya (Tandelilin, 2010 : 47).
Berdasarkan grafik 1.1 bisa dilihat return saham dari tahun ke tahun
mengalami perubahan . Contohnya pada saham UNVR (Unilever) pada tahun
2017 tingkat returnnya Rp. 4675 Per lembar saham sedangkan tahun 2018
tingkatnya returnnya bernilai Rp. 5000. Oleh karena itu sebuah analisa
diperlukan para investor untuk menilai saham mana yang layak dipilih dan
mempunyai pertumbuhan yang bagus kedepannya.
Seorang investor harus selalu mempertimbangkan 2 hal yaitu
keuntungan (Return) dan tingkat risiko (Risk) yang dihadapi (Asmi, 2014),
Oleh karena itu untuk meminimkan terjadinya sebuah risiko para investor
melakukan suatu analisis. Secara umum ada 2 analisis yang biasa digunakan
dalam memilih suatu saham yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental
(Darmadji & Fakhrudin, 2012 : 149).
Analisis teknikal salah satu metode yang digunakan untuk penilaian
saham, dengan metode ini para analis melakukan evaluasi saham berbasis pada
data-data statistik yang dihasilkan pada aktivitas perdagangan saham, seperti keterangan
ADES Akasha Wira International Tbk.
AALI Astra Agro Lestari Tbk.
ALTO Tri Banyan Tirta Tbk.
CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk. UNVR Unilever Indonesia Tbk.
MYOR Mayora Indah Tbk.
harga saham. dengan berbagai grafik serta pola-pola grafik yang terbentuk
(Darmadji & Fakhrudin, 2012 : 149).
Analisis Fundamental salah satu cara untuk melakukan penilaian saham
dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator yang terkait dengan
kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan hingga berbagai
indikator keuangan dan manajemen perusahaan (Darmadji & Fakhrudin, 2012
: 149). Dalam analisis fundamental terdiri dari tiga tahap yaitu analisis mikro
ekonomi, analisis industri dan analisis perusahaan (Rasio keuangan) (Jonas,
2014).
Analisis makro ekonomi digunakan untuk melihat potensi
perekonomian didalam negeri yang layak dijadikan tempat berinvestasi.
Analisis industri digunakan untuk melihat perusahaan mana yang
menguntungkan dan layak serta berprospek. Analisis perusahaan digunakan
untuk menilai kinerja suatu perusahaan mana saja yang berprospek baik
(Juanita Bias Dwiales, dkk. 2016 ).
Berdasarkan ketiga tahapan analisis fundamental tersebut, maka
penelitian ini meggunakan 2 analisis yaitu Analisis Perusahaan (Keuangan) dan
Analisis Makro Ekonomi dan menggunakan 5 variabel independen yang
mewakili kedua tahapan analisis tersebut yaitu Total Asset Turn Over (TATO),
Earning Pershare (EPS), Price to Book Value (PBV) dalam analisis Keuangan
,Inflasi, dan Nilai tukar dalam analisis Makro Ekonomi yang mempengaruhi
Return Saham Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
TATO untuk mengukur seberapa efisiennya seluruh aktiva perusahaan
digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan dengan membandingkan
antara penjualan dengan total aktiva (syamsuddin, 2009 : 19). Jika penjualan
lebih besar dari total aktiva maka tingkat pengembalian keuntungan atau return
yang didapat perusahaan akan tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Neni
Awika Andansari, dkk 2016 menghasilkan bahwa TATO tidak mempunyai
pengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham. Sedangkan menurut Rita
Rosiana Wulan dan Retnowati dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 4,
No. 1, April 2014 menghasilkan bahwa TATO memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Return Saham.
EPS sebuah rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham
yang menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap
lembar saham. Makin tinggi nilai EPS tentu saja return yang didapat investor
akan semakin besar karena makin besar laba yang disediakan untuk pemegang
saham dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang
saham ( Darmadji dan Fakhruddin, 2012 : 154 ). Penelitian yang dilakukan oleh Putrilia Dwi Puspitasari dkk, 2017 menghasilkan bahwa EPS mempengaruhi
dan signifikan terhadap Return Saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan
Ani Rahmawati (2017) menghasilkan bahwa EPS tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham.
Price to Book Value sebuah rasio yang menunjukan harga pasar saham
dengan nilai bukunya, artinya jika harga pasar saham lebih besar dari nilai
akan tinggi, karena perusahan dapat menjual sahamnya lebih tinggi dari nilai
bukunya, dan sebaliknya jika nilai bukunya lebih besar dari harga pasar saham
maka return atau tingkat pengembalian keuntungan akan rendah (Rahardjo,
2009 : 90). Penelitian yang dilakukan oleh Neni Awika Andansari, dkk 2016
menghasilkan bahwa PBV mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap return saham. Sedangkan menurut Rita Rosiana Wulan dan Retnowati
(2014) menghasilkan bahwa PBV tidak berpengaruh terhadap Return Saham.
Inflasi keadaan yang menggambarkan kenaikan harga secara terus
menerus, Kenaikan harga secara terus – menerus akan menurunkan daya beli
masyarakat (Sunariyah, 2011 : 82). Begitu pun dipasar modal jika minat daya
beli investor rendah maka akan berdampak pada perusahaan karena perusahaan
tidak mendapat modal dari investor dan dan tentunya akan berdampak pada
harga serta return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Candy dan Anton
Winardy, 2019 menghasilkan bahwa Inflasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap return saham. Sedangkan menurut La Rahmad Hidayat,
Djoko Setyadi, dan Musdalifah Azis mengasilkan bahwa Inflasi tidak
mempunyai pengaruh terhadap Return Saham.
Nilai tukar (Kurs) suatu nilai mata uang pada suatu negara yang diukur,
dibandingkan dan Diduga dengan mata uang negara lain . ( Purnomo dkk, 2013
: 112). Jika nilai mata uang rupiah mengalami depresiasi dan mata asing
(dollar) terapresiasi tinggi kemungkinan investor menarik kembali modal
mereka akan tinggi sehingga perusahaan akan mengalami krisis modal dan
juga mengakibatkan return saham semakin kecil. Penelitian yang dilakukan
oleh Candy dan Anton Winardy, 2019 menghasilkan bahwa nilai tukar
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham. Sedangkan
menurut La Rahmad Hidayat, Djoko Setyadi dan Musdalifah Azis dalam jurnal
Forum Ekonomi Volume 19 (2), 2017 menghasilkan bahwa Nilai Tukar tidak
mempunyai pengaruh terhadap Return Saham.
Alasan peneliti memilih saham yang tergabung dalam sektor consumer
goods dikarenakan saham-saham di industri consumer goods tergolong
defensive stock), pergerakan saham di industri ini cenderung kebal krisis ( Erik
Mahfud Fanthoni, 2014 ). Ketika terjadi krisis global sehingga berdampak ke
sejumlah sektor industri, serta terus melemahnya rupiah dan menurunnya daya
beli konsumen tetapi tidak menurunkan pertumbuhan kinerja perusahaan di
sektor barang-barang konsumsi. Ketika sejumlah perusahaan bergejolak
terkena imbas karena investor pasar modal menarik kembali dana mereka
karena melemahnya rupiah, industri consumer goods tetap mampu bertahan.
Ini karena produk yang dihasilkan merupakan barang kebutuhan sehari-hari.
Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti saham pada sektor consumer goods
yang listing di bursa efek indonesia.
Berdasarkan latarbelakang diatas maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “ PENGARUH ANALISIS FUNDAMENTAL
TERHADAP RETURN SAHAM CONSUMER GOODS YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah TATO (Total Asset Turn Over) berpengaruh secara parsial
terhadap return saham di sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada periode tahun 2016 – 2018 ?
2. Apakah EPS (Earning Pershare) berpengaruh secara parsial terhadap
return saham di sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2016 – 2018 ?
3. Apakah PBV (Price to Book Value) berpengaruh secara parsial terhadap
return saham di sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2016 – 2018 ?
4. Apakah Inflasi berpengaruh secara parsial terhadap return saham di
sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode tahun 2016 – 2018 ?
5. Apakah Nilai tukar berpengaruh secara parsial terhadap return saham di
sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode tahun 2016 – 2018 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel yang
signifikan antara TATO (Total Asset Turn Over) terhadap return saham
2016-2018, untuk mengetahui variabel yang signifikan antara EPS ( Earning Per
share)terhadap return saham consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2016-2018, untuk mengetahui variabel yang
signifikan antara Price to Book Value (PBV) terhadap return saham consumer
goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2018, untuk mengetahui variabel yang signifikan antara Inflasi terhadap return saham
consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2018, untuk mengetahui variabel yang signifikan antara Nilai tukarterhadap
return saham consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2018.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa serangkaian manfaat, diantaranya
sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan bahan penelitian
lebih lanjut untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang analisis
fundamental (TATO (Total Asset Turn Over), EPS (Earning Per share)
dan Price to Book Value (PBV), Nilai tukar) terhadap Return Saham.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan refensi dan acuan investor
untuk mengambil keputusan dalam membeli sebuah saham. Dan dapat
memberikan informasi tambahan dalam menentukan kebijakan dan
Indonesia. Dan bagi pihak lain penelitian ini juga diharapkan dapat
membantu pihak lain dalam penyajian informasi untuk mengadakan
penelitian serupa.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan adalah sistematika penulisan
yang sesuai dengan panduan Universitas Pelita Bangsa adalah sebagai
berikut-:
- BAB I PENDAHULUAN, dimana pada bab ini menjelaskan tentang latar
belakang, perumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian,
manfaat/kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
- BAB II KAJIAN PUSTAKA, dimana pada bab ini menjelaskan tentang
landasan teori meliputi pengertian saham, harga saham, return saham,
pengertian TATO, EPS, PBV, Inflasi, Nilai Tukar. dan selanjtnya
menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang relevan dan hipotesis.
- BAB III METODOLOGI PENELITIAN, dimana pada bab ini
menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
kerangka konsep yang meliputi desain penelitian dan deskripsi operasional
variabel penelitian, selanjutnya menjelaskan tentang populasi dan sampel,
metode pengumpulan data, metode analisis data yang meliputi tahap
pengolahan data kuantitatif dan tahap pengujian instrumen penelitian.
- BAB IV, dimana pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum obyek
meliputi Sejarah Bursa Efek Indonesia, Sejarah Peusahan, Stuktural
Perusahaan, kegiatan Operasional Peusahaan.
- BAB V hasil penelitian dan Pembahasan, dimana pada bab ini menjelaskan
tentang hasil analisis data meliputi analisa regresi data panel, uji
normalitas data, uji asumsi, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas, uji
autokorelasi, uji hipotesis, dijelaskan pula interpretasi data/pembahasan.
- BAB VI PENUTUP, dimana pada bab ini menjelaskan kesimpulan dan
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham
Saham merupakan tanda penyertaan atau pemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham
berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut ( Darmadji dan Fakhruddin, 2012 : 5 ).
Namun menurut Fahmi ( 2015 : 80 ) pengertian saham adalah
tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan.
Saham berwujud selembar kertas yang tercantum dengan jelas nilai
nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang
dijelaskan kepada setiap pemegangnya. Serta merupakan persediaan
yang siap untuk dijual. Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka
dapat disimpulkan saham merupakan surat bukti tanda kepemilikan
suatu perusahaan yang didalamnya tercantum nilai nominal, nama
perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan
kepada setiap pemegangnya.
2.1.1.1 Jenis-jenis Saham
Ada beberapa jenis saham menurut Darmadji dan Fakhruddin
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim,
maka saham terbagi atas:
a. Saham biasa (common stock), yaitu merupakan
saham yang menempatkan pemiliknya paling junior
terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta
kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi.
b. Saham preferen (preferred stock), merupakan saham
yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi
dan saham biasa, karena bisa menghasilkan
pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga
bisa tidak mendatangkan hasil seperti ini dikehendaki
oleh investor.
2.1.2 Harga Saham
Harga saham merupakan harga penutupan pasar saham selama
periode pengamatan untuk tiap-tiap jenis saham yang dijadikan sampel
dan pergerakannya senantiasa diamati oleh para investor. Salah satu
konsep dasar dalam manajemen keuangan adalah bahwa tujuan yang
ingin dicapai manajemen keuangan adalah memaksimalisasi nilai
perusahaan. Bagi perusahaan yang telah go public, tujuan tersebut dapat
dicapai dengan cara memaksimalisasi nilai pasar harga saham yang
Harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan
penawaran di pasar modal. Apabila suatu saham mengalami kelebihan
permintaan, maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya, apabila
kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun (Sartono,
2008:70).
2.1.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi
harga saham di pasar modal, hal ini terjadi karena harga saham
dapat mempengaruhi oleh faktor eksternal dari perusahaan
maupun faktor internal perusahaan. Menurut Brigham dan
Houston (2010:33) harga saham dipengaruhi oleh beberapa
faktor utama yaitu:
1. Faktor Internal
a. Pengumuman tentang pemasaran produksi penjualan
seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga,
penarikan produk baru, laporan produksi, laporan
keamanan, dan laporan penjualan.
b. Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang
berhubungan dengan ekuitas dan hutang.
c. Pengumuman badan direksi manajemen (management
board of director ann nouncements) seperti perubahan
dan pergantian direktur, manajemen dan struktur
2. Faktor Eksternal
a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku
bunga tabungan dan deposito kurs valuta asing, inflasi,
serta berbagai regulasi dan regulasi ekonomi yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
b. Penguman hukum seperti tuntutan terhadap perusahaan
atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan
terhadap manajernya.
c. Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan
pertemuan tahunan insider trading, volume atau harga
saham perdagangan pembatasan atau penundaan
trading.
2.1.3 Return Saham
Alasan utama investor melakukan investasi adalah untuk
memperoleh keuntungan yang disebut dengan return. Besarnya tingkat
return yang diharapkan oleh investor sesuai atas setiap risiko yang
dihadapinya. Return saham menurut (Aziz, 2012 : 34) adalah tingkat
keuntungan yang didapatkan oleh pemodal atau investor atas investasi
saham.
Return investasi memiliki dua komponen, yakni yield dan
capital gain (loss), Jones (2014). Yield adalah aliran kas berkala dan
capital gain (loss) adalah keuntungan yang diperoleh dari adanya
Return realisasi dihitung menggunakan data historis dan fungsinya mengukur kinerja perusahaan. Return realisasi merupakan
dasar penentuan return. Sedangkan menurut (Jugiyanto, 2003 : 109)
Return merupakan hasil yang diperolehdari investasi.Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang
belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan
datang. Return saham terbagi beberapa jenis :
1. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah
terjadi. Return realisasi yang sudah terjadi atau return ekpektasi
yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa yang
akan datang.
2. Return ekpektasi (expected return) yang diharapkan akan diperoleh
investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang
sifatnya sudah terjadi, return ekpektasi sifatnya belum terjadi.
3. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi
dalam suatu periode yang tertentu. Return total sering disebut juga
dengan return saja. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan
Yield. Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga
investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu sedang
yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap
harga investasi periode tertentu dari suatu saham.
Return saham dapat dirumuskan sebagai berikut :
R = Pt – P
t-1X 100 %
Dimana :
R = Return saham
Pt = harga saham pada waktu t ( tahun sekarang )
Pt-1 = harga saham pada waktu t 1 ( tahun lalu )
2.1.4 TATO (Total Asset Turn Over)
Total assets turn over atau rasio perputaran aktiva termasuk
bagian dari rasio aktivitas yang merupakan rasio perbandingan antara
penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini
menggambarkan kecepatan perputaran total aktiva dalam satu periode
tertentu. Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan
tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam
menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009 :19).
Tato sebagai rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
efisiennya seluruh aktiva perusahaan digunakan untuk menunjang
kegiatan penjualan dengan membandingkan antara penjualan dengan
total aktiva (Widodo 2007 dalam asmi 2014), jika penjualan lebih besar
dari total aktiva maka tingkat pengembalian keuntungan atau return
yang didapat perusahaan akan tinggi, karena penjualan yang besar
mencerminkan keuntungan yang besar bagi perusahaan.
Sebaliknya, jika total aktiva yang tinggi dari pada
penjualannya maka return atau tingkat pengembalian keuntungan akan
rendah. Rasio yang menunjukkan hubungan antara penjualan netto
ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode (Munawir,
2007). Total Asset Turn Over (TATO) adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur efisiensi perusahaan dan mengatur dan aktiva tetap
(Fraser & Ormiston, 2004). Total Asset Turn Over (TATO) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisiennya seluruh
aktiva perusahaan yang digunakan untuk menunjang kegiatan
penjualan.
TATO dapat dirumuskan sebagai berikut :
2.1.5 EPS ( Earning Per share)
Earning per share atau pendapatan per lembar saham adalah
bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang
saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Irham Fahmi, 2012 :
96), rasio keuangan yang sering digunakan oleh investor saham (atau
calon investor saham) untuk menganalisis kemampuan perusahaan
mencetak laba berdasarkan saham yang dipunyai, rasio yang
menunjukkan bagian laba untuk setiap saham.
EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang
tergambar pada setiap lembar saham. Makin tinggi nilai EPS tentu saja
menggembirakan pemegang saham karena makin besar laba yang
disediakan untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan TATO = Sales (Penjualan)
jumlah dividen yang diterima pemegang saham (Darmadji dan
Fakhruddin, 2012 : 154 ).
Menurut Brigham dan Houston terjemahan Ali Akbar
Yulianto ( 2006 : 23 ), faktor-faktor penyebab kenaikan dan penurunan
Earning Per Share (EPS) adalah:
1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar
turun.
3. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
4. Persentase kenaikan laba bersih lebih besar dari pada persentase
kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih
besar dari pada persentase penurunan laba bersih.
Rumus EPS sebagai berikut :
2.1.6 Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value adalah perhitungan atau perbandingan
antara market value dengan book value suatu saham. Dengan rasio
PBV ini, investor dapat mengetahui langsung sudah berapakali market
value suatu saham dihargai dari book value-nya. Rasio ini dapat
memberikan gambaran potensi pergerakan harga suatu saham sehingga EPS = laba bersih setelah pajak
dari gambaran tersebut, secara tidak langsung rasio PBV ini juga
memberikan pengaruh terhadap harga saham (Tryfino, 2009 : 11).
Rasio Price to Book Value menggambarkan nilai pasar
keuangan terhadap manajemen dan organisasi dari perusahaan yang
sedang berjalan (going concern) ( Sawir, 2000 : 22 ). Suatu perusahaan
yang berjalan baik dengan staff manajemen yang kuat dan
organisasi yang berfungsi kurangnya sama dengan nilai buku aktiva
fisiknya.
Price to Book Value dapat dirumuskan sebagai berikut :
2.1.7 Inflasi
Inflasi adalah adanya kenaikan harga yang biasanya
berlangsung terus-menerus selama periode tertentu. Inflasi
merupakan suatu fenomena moneter yang pada umumnya
berhubungan langsung dengan jumlah uang yang beredar, terdapat
hubungan linier antara penawaran uang dan inflasi. Kenaikan harga
yang terus menerus akan mengakibatkan menurunnya daya beli
masyarakat dan mendorong meningkatnya suku bunga (Sunariyah,
2011).
Menurut Irham Fahmi (2014:67) inflasi adalah: “ Suatu
kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi di mana harga
barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami PBV = Harga Perlembar Saham
pelemahan”. Kenaikan harga selalu diidentikkan dengan adanya
inflasi tetapi tidak berarti segala macam produk mengalami kenaikan
dengan besaran yang sama.
Kenaikan harga-harga karena musiman, menjelang hari-hari
besar atau yang terjadi sekali saja (dan tidak mempunyai pengaruh
lanjutan) tidak disebut inflasi. Kenaikan harga seperti ini tidak
dianggap sebagai masalah perekonomian serta tidak memerlukan
kebijakan khusus untuk menanggulanginya. Kenaikan harga dapat
diukur dengan menggunakan indeks harga yakni indeks harga
konsumen atau indeks biaya hidup (consumer price index), indeks
harga perdagangan besar (wholesale price indeks) dan GNP deflator.
Rumus menghitung inflasi :
Dimana :
• INFn = Inflasi
• IHKn = Indeks harga konsumen tahun ke-n
• HKn – 1 = Indeks harga konsumen tahun sebelumnya (n -1)
2.1.7.1 Jenis-jenis Inflasi
Menurut Irham Fahmi (2014:69) jenis inflasi terdiri dari 4 jenis
yaitu:
1. Inflasi ringan (creeping inflation) Kondisi inflasi seperti ini di INFn = IHKn – IHKn – 1 X 100
sebut sebagai inflasi ringan karena skalanya inflasinya Sangat kecil. Skala inflasi 100% per tahun”.
2. Inflasi moderat (moderate inflation) Inflasi moderat dianggap
dapat mengganggu dan bahkan mengancam pertumbuhan
ekonomi. Skala inflasi 10-30% per tahun.
3. Inflasi berat Inflasi berat adalah di mana sektor-sektor ekonomi
mulai mengalami kelumpuhan kecuali yang dikuasai negara.
Skala inflasi 30-100% per tahun.
4. Inflasi sangat berat (hyper inflation) Inflasi ini terjadi pada
jaman perang dunia kedua, uang dicetak berlebihan karena kebutuhan perang. Skala inflasi >100% per tahun”.
2.1.7.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Inflasi
Faktor yang mempengaruhi inflasi (M. Natsir, 2014:255) yaitu:
1. Inflasi karena tarikan permintaan (demand full inflation)
Inflasi karena tarikan permintaan yaitu kenaikan harga-harga
yang timbul sebagai hasil interaksi antara permintaan dan
penawaran domestik dalam jangka panjang.
2. Inflasi karena dorongan biaya (cost pust inflation) Faktor jasa,
akibatnya produsen harus menaikkan harga supaya pendapatan
keuntungan (laba) dan kegiatan produksi bisa berlanjut terus
3. Inflasi karena ekspektasi Ekspektasi inflasi sangat
berpengaruh dalam pembentukan harga dan upah tenaga kerja.
Jika para pelaku ekonomi, baik individu, dunia usaha berpikir
bahwa laju inflasi pada periode lalu masih akan terjadi di masa
yang akan datang, maka para pelaku ekonomi akan melakukan
antisipasi untuk meminimalkan kerugian yang mungkin timbul”.
2.1.8 Nilai tukar
Nilai tukar adalah harga di dalam pertukaran dua macam mata
uang yang berbeda, akan terdapat perbandingan nilai atau harga antara
kedua mata uang tertentu, perbandingan nilai inilah yang disebut
exchange rate (Nopirin, 2012:163). Perdagangan internasional akan
mendorong terjadinya pertukaran dua atau lebih mata uang berbeda.
Transaksi ini akan menimbulkan permintaan dan penawaran
terhadap suatu mata uang tertentu. Menurut Mahyus Ekananda
(2014:168) nilai tukar adalah : Kurs merupakan harga suatu mata uang relatif terhadap mata uang negara lain. Kurs memainkan peranan
penting dalam keputusan-keputusan pembelanjaan, Karena kurs
memungkinkan kita menerjemahkan harga-harga.
2.1.8.1 Sistem Nilai Tukar Mata Uang
terdapat 3 sistem nilai tukar yang dipakai suatu negara (Mahyus
1. Sistem kurs bebas (floating) Dalam sistem ini tidak ada
campur tangan pemerintah untuk menstabilkan nilai kurs.
Nilai tukar kurs ditentukan oleh permintaan dan penawaran
terhadap valuta asing.
2. Sistem kurs tetap (fixed) Dalam sistem ini pemerintah atau
bank sentral negara yang bersangkutan turut campur secara
aktif dalam pasar valuta asing dengan membeli atau menjual
valuta asing jika nilainya menyimpang dari standar yang
telah ditentukan.
3. Sistem kurs terkontrol atau terkendali (controlled) Dalam
sistem ini pemerintah atau bank sentral negara yang
bersangkutan mempunyai kekuasaan eksklusif dalam
menentukan alokasi dari penggunaan valuta asing yang tersedia”.
2.1.8.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar
Menurut Sadono Sukirno (2011:402) faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai tukar, yaitu:
1. Perubahan dalam cita rasa masyarakat Cita rasa masyarakat
mempengaruhi corak konsumsi mereka. Maka perubahan
cita rasa masyarakat akan mengubah corak konsumsi mereka
ke atas barang-barang yang diproduksikan di dalam negeri
maupun yang diimpor. Perbaikan kualitas barang-barang
dan ia dapat pula menaikkan ekspor. Sedangkan perbaikan
kualitas barang-barang impor menyebabkan keinginan
masyarakat untuk mengimpor bertambah besar.
Perubahanperubahan ini akan mempengaruhi permintaan dan
penawaran valuta asing.
2. Perubahan harga barang ekspor dan impor Harga sesuatu
barang merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan apakah sesuatu barang akan diimpor ataupun
diekspor. Barangbarang dalam negeri yang dapat dijual
dengan harga yang relatif murah akan menaikkan ekspor dan
apabila harganya naik maka ekspornya akan berkurang.
Pengurangan harga barang impor akan menambah jumlah
impor. Dengan demikian perubahan harga-harga barang
ekspor dan impor akan menyebabkan perubahan dalam
penawaran dan permintaan ke atas mata uang negara
tersebut.
3. Kenaikan harga umum (Inflasi) Inflasi sangat besar
pengaruhnya kepada kurs pertukaran valuta asing. Inflasi
yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan
nilai sesuatu valuta asing. Kecenderungan seperti ini wujud
a. Inflasi menyebabkan harga-harga di dalam negeri lebih
mahal dari harga-harga di luar negeri dan oleh sebab itu
inflasi berkecenderungan menambah impor
b. Inflasi menyebabkan harga-harga barang ekspor menjadi
lebih mahal, oleh karena itu inflasi berkecenderungan
mengurangi ekspor.
4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi
Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat
penting peranannya dalam mempengaruhi aliran modal.
Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah
cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri mengalir
ke luar negeri. Sedangkan suku bunga dan tingkat
pengembalian investasi yang tinggi akan menyebabkan
modal luar negeri masuk ke negara itu. Apabila lebih banyak
modal mengalir sesuatu negara, permintaan ke atas mata
uangnya bertambahnya, maka nilai mata uang tersebut
bertambah. Nilai mata uang sesuatu negara akan merosot
apabila lebih banyak modal negara dialirkan ke luar negeri
karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang
tinggi di negara-negara lain.
Rumus menghitung nilai tukar :
Kurs tengah = kb + KJ
2
Keterangan : Kb = Kurs beli Kj = Kurs jual
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu, merupakan hasil - hasil penelitian terdahulu yang
memberikan informasi terkait dengan metode penelitian, hasil pembahasan
yang digunakan sebagai dasar perbandingan dengan penelitian yang
dilakukan, penelitian terdahulu dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rita Rosiana dkk, dalam artikel yang berjudul Pengaruh Rasio
Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Pasar, Firm Size, Tingkat Suku
Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada
Perusahaan Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia Periode
2008-2011), terbit di jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 4, No. 1, April
2014, menghasilkan kesimpulan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan
Profitabilitas (ROE), Rasio Pasar (PBV), Firm Size ( Total Aset), Tingkat
Suku Bunga (SBI) tidak pengaruh terhadap Return Saham, Rasio
Aktivitas (TATO) dan Nilai Tukar (Kurs Tengah BI) berpengaruh
dengan return saham.
2. Dwian Wahyu Prabawa dalam artikel yang berjudul Analisis kinerja
keuangan, manajemen risiko dan manajemen modal kerja terhadap return
saham. terbit di jurnal Manajemen Indonesia, Volume 15 No.1 April,
2015, menghasilkan kesimpulan bahwa hasil penelitian ini menunjukan
bahwa Der, Roi, Tato memeiliki pengaruh postif terhadap return saham
dengan signifikansi masing-masing sebesar 0,009, 0,006, 0,025
pengaruh terhadap return saham dengan nilai signifikansi 0,403, 0,047,
0,977.
3. Moh. Zainuddin arief dkk, dalam artikel yang berjudul Pengaruh Eps,
Der, Dan Per Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode tahun
2014-2016, (2016) terbit di e–Jurnal Riset Manajemen Prodi Manajemen
meghasilkan kesimpulan bahwa hasil penelitian ini menghasilkan bahwa
Eps, Der dan Per berpengaruh signifikan terhadap return saham baik
secara simultan maupun parsial.
4. Putrilia Dwi Puspitasari dkk, dalam artikel yang berjudul Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Total Asset Turnover, Return On Asset, Current
Ratio, Debt To Equity Ratio, Dan Earning Per Share Terhadap Return
Saham Syariah Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa, Dan Investasi Yang
Terdaftar Di Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) Periode 2012-2015,
terbit di e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
Akuntansi Pogram S1 (Vol: 7 No : 1 Tahun 2017), menghasilkan
kesimpulan bahwa hasil penelitian ini membuktikan bahwa hanya
variabel ROA dan EPS yang mempengaruhi return saham syariah dengan
tingkat signifikansi masingmasing sebesar 0,003 dan 0,006, sedangkan
variabel ukuran perusahaan, TATO, CR, dan DER tidak berpengaruh
terhadap return saham syariah, dimana tingkat signifikansinya
5. Neni Awika Andansari, Kharis Raharjo, Rita Andini, dalam artikel yang
berjudul Pengaruh Return On Equity (Roe), Price Earning Ratio (Per),
Total Asset Turn Over (Tato) Dan Price To Book Value (Pbv) Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008-2014 terbit di jurnal Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016,
menghasilkan kesimpulan bahwa hasil penelitian ini ROE mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham, terbukti dari
nilai Sig.(pvalue) = 0,004 < 0,05 dan thitung (2,926) > ttabel (1,990)
sehingga hipotesis 1 dapat diterima. PER dan TATO mempunyai
pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan
PBV mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return
saham, terbukti dari nilai Sig.(pvalue) = 0,000 < 0,05 dan thitung (4,199)
> ttabel (1,990) sehingga hipotesis dapat diterima.
6. Tri Laksita Asmi, dalam artikel yang berjudul Current Ratio, Debt To
Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Asset, Price To Book
Value Sebagai Faktor Penentu Return Saham, terbit di jurnal
Management Analysis Journal 3(2) (2014) ISSN 2252-6552,
menghasilkan kesimpulan bahwa hasil penelitian ini menunjukan bahwa
variabel CR, ROA, TATO berpengaruh negarif dan tidak signifikan
terhadap return saham, sedangkan DER dan PBV memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap return saham dengan nilai uji masing- masing
7. Wulan Kurniasari dkk, dalam artikel yang berjudul Pengaruh Inflasi Dan
Suku Bunga Terhadap Return Saham Dengan Profitabilitas Sebagai
Variabel Intervening Di Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2015, terbit di Journal Of Accounting Science
Vol. 2 No. 1 EISSN 2548-3501, 2018, menghasilkan kesimpulan bahwa
hasil penelitian ini Hasil uji parsial (Uji t) inflasi dan suku bunga
memiliki pengaruh secara langsung terhadap return saham dengan hasil
olah datanya t-hitung>t-tabel yaitu -4.000>1.658 dan -3.734>1.658.
ROA tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap return saham
hasil uji parsial (Uji t) t-hitung g<t-tabel yaitu 1.531<1.658. Inflasi
memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap return saham melalui
ROA hasilnya sebesar 0.012 dan suku bunga memiliki pengaruh secara
tidak langsung terhadap return saham melalui ROA hasilnya sebesar
0.011. Jadi, penelitian ini hasilnya dapat dijadikan informasi bagi
investor dan stakeholder dalam menentukan investasi yang baik di
Perbankan.
8. Candy dan Anton Winardy dalam artikel yang berjudul Pengaruh Faktor
Ekonomi Makro Terhadap Stock Return Pada Indeks Saham LQ45, terbit
di jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 2 No 1, Januari 2019 E-ISSN
: 2599-3410 | P-ISSN : 4321-1234, menghasilkan kesimpulan bahwa
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi, suku bunga, nilai tukar,
terhadap stock return. Hasil penelitian juga menunjukkan harga minyak
dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap stock return.
9. Novita Supriantikasari dkk, dalam artikel yang berjudul Pengaruh Return
On Assets, Debt To Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Share dan
Nilai Tukar Terhadap Return Saham terbit di Jurnal JRAMB, Prodi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 5 No. 1., Mei
2019, menghasilkan kesimpulan bahwa hasil penelitian ini
menunjukkan: ROA tidak berpengaruh terhadap Return Saham. DER
tidak berpengaruh terhadap Return Saham. CR tidak berpengaruh
terhadap Return Saham. EPS tidak berpengaruh terhadap Return Saham.
Nilai Tukar berpengaruh terhadap Return Saham.
10. Hidaya Tri Afiyati Topowijono, dalam artikel yang berjudul Pengaruh
Inflasi, Bi Rate dan Nilai Tukar terhadap Return saham (Studi Pada
Perusahaan Subsektor Food & Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2016) terbit di Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB)|Vol. 61. No.2. Agustus 2018. menghasilkan kesimpulan bahwa
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel inflasi,
BI rate dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Secara parsial, variabel inflasi dan BI rate tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham, nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap
2.3 Hipotesis
Hipotesa dalam karya ilmiah ini adalah : Pengaruh Analisis
Fundamental terhadap Return Saham Consumer Goods periode 2016-2018
ditetapkan sebagai berikut :
Hipotesis pertama : Diduga bahwa variabel TATO memiliki pengaruh
terhadap Return Saham Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2016 – 2018.
Hipotesa ini didukung oleh hasil penelitian dari :
1. Rita Rosiana dkk, dalam artikel yang berjudul Pengaruh Rasio
Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Pasar, Firm Size, Tingkat Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011), terbit di jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 4, No. 1, April 2014, menghasilkan kesimpulan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan
Profitabilitas (ROE), Rasio Pasar (PBV), Firm Size (Total Aset), Tingkat
Suku Bunga (SBI) tidak pengaruh terhadap Return Saham, Rasio
Aktivitas (TATO) dan Nilai Tukar (Kurs Tengah BI) berpengaruh
dengan Return saham.
2. Dwian Wahyu Prabawa dalam artikel yang berjudul Analisis kinerja
keuangan, manajemen risiko dan manajemen modal kerja terhadap return saham. terbit di jurnal Manajemen Indonesia, Volume 15 No.1 April, 2015, menghasilkan kesimpulan bahwa hasil penelitian ini
return saham dengan signifikansi masing-masing sebesar 0,009, 0,006,
0,025 sementara CR, Suku bunga, Cash conversion cycle tidak memiki
pengaruh terhadap return saham dengan nilai signifikansi 0,403, 0,047,
0,977.
Hipotesis kedua : Diduga bahwa variabel EPS dapat berpengaruh terhadap
Return Saham Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016 – 2018.
Hipotesa ini didukung oleh hasil penelitian dari :
1. Moh. Zainuddin arief dkk, dalam artikel yang berjudul Pengaruh Eps,
Der, Dan Per Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2014-2016, (2016) terbit di e–Jurnal Riset Manajemen Prodi Manajemen meghasilkan kesimpulan bahwa hasil penelitian ini menghasilkan bahwa
Eps, Der dan Per berpengaruh signifikan terhadap return saham baik
secara simultan maupun parsial.
2. Putrilia Dwi Puspitasari dkk, dalam artikel yang berjudul Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Total Asset Turnover, Return On Asset, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Syariah Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa, Dan Investasi Yang Terdaftar Di Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) Periode 2012-2015, terbit di e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Pogram S1 (Vol: 7 No : 1 Tahun 2017), menghasilkan
variabel ROA dan EPS yang mempengaruhi return saham syariah dengan
tingkat signifikansi masingmasing sebesar 0,003 dan 0,006, sedangkan
variabel ukuran perusahaan, TATO, CR, dan DER tidak berpengaruh
terhadap return saham syariah, dimana tingkat signifikansinya
masing-masing sebesar 0,201, 0,286, 0,844, dan 0,608.
Hipotesis ketiga : Diduga bahwa variabel PBV memiliki pengaruh terhadap
Return Saham Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016 – 2018.
Hipotesa ini didukung oleh hasil penelitian dari :
1. Neni Awika Andansari, Kharis Raharjo, Rita Andini, dalam artikel yang
berjudul Pengaruh Return On Equity (Roe), Price Earning Ratio (Per),
Total Asset Turn Over (Tato) Dan Price To Book Value (Pbv) Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008-2014 terbit di Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016,
menghasilkan kesimpulan bahwa hasil penelitian ini ROE mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham, terbukti dari
nilai Sig.(pvalue) = 0,004 < 0,05 dan thitung (2,926) > ttabel (1,990)
sehingga hipotesis 1 dapat diterima. PER dan TATO mempunyai
pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan
PBV mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return
saham, terbukti dari nilai Sig.(pvalue) = 0,000 < 0,05 dan thitung (4,199)
2. Tri Laksita Asmi, dalam artikel yang berjudul Current Ratio, Debt To
Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Asset, Price To Book Value Sebagai Faktor Penentu Return Saham, terbit di jurnal Management Analysis Journal 3(2) (2014) ISSN 2252-6552,
menghasilkan kesimpulan bahwa hasil penelitian ini menunjukan bahwa
variabel CR, ROA, TATO berpengaruh negarif dan tidak signifikan
terhadap return saham, sedangkan DER dan PBV memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap return saham dengan nilai uji masing- masing
0,566 dan 0,770.
Hipotesis keempat : Diduga bahwa variabel Inflasi memiliki pengaruh
terhadap Return Saham Customer Goods di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2016 – 2018.
Hipotesa ini didukung oleh hasil penelitian dari :
1. Wulan Kurniasari dkk, dalam artikel yang berjudul Pengaruh Inflasi Dan
Suku Bunga Terhadap Return Saham Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening Di Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015, terbit di Journal Of Accounting Science Vol. 2 No. 1 EISSN 2548-3501, 2018, menghasilkan kesimpulan bahwa
hasil penelitian ini Hasil uji parsial (Uji t) inflasi dan suku bunga
memiliki pengaruh secara langsung terhadap return saham dengan hasil
olah datanya t-hitung>t-tabel yaitu -4.000>1.658 dan -3.734>1.658.
ROA tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap return saham
memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap return saham melalui
ROA hasilnya sebesar 0.012 dan suku bunga memiliki pengaruh secara
tidak langsung terhadap return saham melalui ROA hasilnya sebesar
0.011. Jadi, penelitian ini hasilnya dapat dijadikan informasi bagi
investor dan stakeholder dalam menentukan investasi yang baik di
Perbankan.
2. Candy dan Anton Winardy dalam artikel yang berjudul Pengaruh Faktor
Ekonomi Makro Terhadap Stock Return Pada Indeks Saham LQ45, terbit di jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 2 No 1, Januari 2019 E-ISSN
: 2599-3410 | P-ISSN : 4321-1234, menghasilkan kesimpulan bahwa
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi, suku bunga, nilai tukar,
produk domestik bruto, ekspor, dan impor berpengaruh signifikan
terhadap stock return. Hasil penelitian juga menunjukkan harga minyak
dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap stock return.
Hipotesis kelima : Diduga bahwa variabel nilai tukar memiliki pengaruh
terhadap Return Saham Customer Goods di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2016 – 2018.
Hipotesa ini didukung oleh hasil penelitian dari :
1. Novita Supriantikasari dkk, dalam artikel yang Pengaruh Return On
Assets, Debt To Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Sharedan Nilai Tukar Terhadap Return Saham terbit di Jurnal JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 5 No. 1., Mei 2019,
tidak berpengaruh terhadap Return Saham. DER tidak berpengaruh
terhadap Return Saham. CR tidak berpengaruh terhadap Return Saham.
EPS tidak berpengaruh terhadap Return Saham. Nilai Tukar berpengaruh
terhadap Return Saham.
2. Hidaya Tri Afiyati Topowijono, dalam artikel yang berjudul Pengaruh
Inflasi, Bi Rate dan Nilai Tukar Terhadap Return saham(Studi Pada Perusahaan Subsektor Food & Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016) terbit di Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61. No.2. Agustus 2018. menghasilkan kesimpulan bahwa
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel inflasi,
BI rate dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Secara parsial, variabel inflasi dan BI rate tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham, nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan ekplanatori (Sugiyono, 2010)
adalah penelitian yang menjelaskan kausal antara variabel – variabel yang
mempengaruhi hipotesis. Pada penelitian ini minimal terdapat dua variabel
yang dihubungkan dan penelitian ini berfungsi menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol suatu gejala. Adapun variabel penelitiannya yaitu Y : Return
Saham, X1 : TATO, X2 : EPS, X3 : PBV, X4 : Inflasi, X5 : Nilai Tukar dengan
tema Skripsi “ Pengaruh Analisis Fundamental Terhadap Return Saham
Consumer Goods Periode Tahun 2016 - 2018”.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada saham sektor Constomer Goods yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016 – 2018 dan waktu
pelaksanaan dilakukan pada bulan April 2019 sampai dengan Agustus 2019
dengan tabel sebagai berikut :
Sumber: Peneliti
Tabel 3.1
3.3 Kerangka Konseptual 3.3.1 Design Penelitian
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Keterangan :
H1 = X1 Y : Rita Rosiana dkk dalam jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 4, No. 1, April 2014.
Dwian Wahyu Prabawa, dalam jurnal Manajemen Indonesia, Volume 15 No.1 April, 2015.
H2 = X2 Y : Moh. Zainuddin arief dkk dalam e–Jurnal Riset Manajemen Prodi Manajemen. 2016.
Gambar 3.2 Design Penelitian
TOTAL ASSET TURN OVER (TATO) (X1)
EARNING PER SHARE (EPS) (X2) INFLASI (X4) PRICE TO BOOK VALUE (PBV) (X3) NILAI TUKAR (X5) H1 H2 H3 H4 H5 RETURN SAHAM (Y)
Dwian Wahyu Prabawa (2015)
Neni Awika Andansari dkk (2016) Putrilia Dwi Puspitasari dkk (2017)
Novita Supriantikasari dkk (2019) Candy dan Anton Winardy (2019)
Putrilia Dwi Puspitasari dkk dalam e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Pogram S1 (Vol: 7 No : 1 Tahun 2017).
H3 = X3 Y : Neni Awika Andansari, Kharis Raharjo, Rita Andini dalam Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016.
Tri Laksita Asmi dalam jurnal Management Analysis Journal 3(2) (2014) ISSN 2252-6552jurnal Management Analysis Journal 3(2) (2014) ISSN 2252-6552.
H4 = X4 Y : Wulan Kurniasari dkk dalam Journal Of Accounting Science Vol. 2 No. 1 EISSN 2548-3501, 2018.
Candy dan Anton Winardy dalam jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 2 No 1, Januari 2019 E-ISSN : 2599-3410 | P-ISSN : 4321-1234.
H5 = X5 Y : Novita Supriantikasari dkk dalam jurnal JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 5 No. 1., Mei 2019.
Hidaya Tri Afiyati Topowijono dalam jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61. No.2. Agustus 2018.
3.3.2 Definisi Operasional
Uraian Variabel Instrumen / Formula Penjelasan Instrumen
X1 (TATO)
Merupakan rasio yang menunjukan tingkat efesiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. `X2 (EPS)
EPS = Laba bersih setelah pajak Jumlah saham yang beredar
Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar saham yang TATO = Penjualan X 100%
mampu diraih
perusahaan pada saat menjalankan
operasinya. X3
(PBV) PBV = Harga Perlembar Saham
Nilai Buku Perlembar Saham
Adalah perhitungan atau perbandingan antara market value dengan book value suatu saham. X4
INFLASI
kenaikan harga yang biasanya berlangsung terus-menerus selama periode tertentu sehingga menurutkan daya beli masyarakat. `X5
(NILAI TUKAR )
Nilai tukar merupakan harga suatu mata uang relatif terhadap mata uang negara lain.
Y
RETURN SAHAM
adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara
menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya. Sumber : peneliti
Kurs tengah = kb + KJ
2
R = Pt – P
t-1 X100 %
P
t-1INFn = IHKn – IHKn – 1 X 100
3.4 Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Objek/
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh penelitti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Bintarti, 2015 : 97). Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 53 perusahaan Consumer Goods yang listing di Bursa Efek
Indonesia periode 2016 – 2018.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Bintarti, 2015 : 98 ). Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dimana sampel yang
dipilih berdasarkan pertimbangan atau kriteria – kriteria tertentu terhadap
penelitian yang akan dilaksanakan.
Adapun kriteria pemilihan sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan Consumer Goods yang konsisten Listing dalam daftar
Bursa Efek Indonesia Periode 2016 – 2018.
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan Per 31
Desember 2016 – 2018.
3. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang lengkap dan sesuai dengan variabel penelitian.
Tabel 3.2 Pemilihan Sampel
Kriteria Jumlah Sampel
Perusahaan Consumer Goods yang konsisten Listing dalam daftar Bursa Efek Indonesia Periode 2016 – 2019.
53
Perusahaan Consumer Goods yang tidak konsisten Listing dalam Bursa Efek Indonesia Periode 2016 – 2018.
(15)
Perusahaan yang tidak
mempublikasikan laporan keuangan Per 31 Desember 2016 – 2018.
(15)
Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan yang lengkap dan sesuai dengan variabel penelitian.
(11)
Perusahaan yang memenuhi kriteria dan
sesuai dengan variabel penelitian. (12)
Jumlah Sampel 12
Berdasarkan teknik purposive sampling yaitu dengan memilih sampel penelitian dengan kriteria-kriteria tertentu maka diperoleh sampel penelitian dibawah ini :
Tabel 3.3
Daftar Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan Consumer Goods
1 ADES Akasha Wira International Tbk.
2 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
3 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk.
4 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
5 KLBF Kalbe Farma Tbk.
6 ICBF Indofood CBF Sukses Makmur Tbk.
7 MYRO Mayora Indah Tbk.
8 GGRM Gudang Garam Tbk.
9 MERK Merck Tbk.
10 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Tra
11 TCID Mandom Indonesia Tbk.
12 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
3.5 Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data didalam penelitian ini adalah
menggunakan data sekunder, data sekunder merupakan sumber data yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2015).
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi data
panel. Analisis regresi data panel adalah alat analisis regresi dimana data
dikumpulkan secara individu (cross section) dan diikuti pada waktu tertentu
(time series) Basuki dan Prawoto (2016 : 275). Data cross section adalah data
yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap banyak individu, sedangkan
time series data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap suatu
individu.
3.6.1. Metode Estimasi Model Regresi Data Panel
Terdapat tiga model yang dapat digunakan untuk melakukan
regresi data panel. Ketiga model tersebut adalah Common Effect,
Fixed Effect dan Random Effect. Menurut Basuki dan Prawoto (2016 : 276) tiga model tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Common Effect Model
Merupakan pendekatan model data panel yang paling
sederhana karena hanya mengkombinasikan data time series dan
cross section. Pada model ini tidak perhatikan dimensi waktu maupun individu sehingga diasumsikan bahwa perilaku data
perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini bisa
menggunakan pendekatan Ordinary least square (OLS) atau
teknik kuadrat kecil untuk mengestimasi model data panel. Untuk model data panel, sering diasumsikan βit = β yakni pengaruh dari
perubahan dalam X diasumsikan bersifat konstanta dalam waktu
kategori cross section, secara umum, bentuk model linier yang
dapat digunakan untuk memodelkan data panel adalah :
Yit = α + β Xit + εit
Dimana :
Yit adalah observasi dari unit ke-i dan diamati pada periode waktu
ke-t (yakni variabel dependen yang merupakan suatu data panel)
Xit adalah variabel independen dari unit ke-i da diamati pada
periode waktu ke-t disiini diasumsikan Xit memuat variabel
konstanta.
εit adalah komponen error yang diasumsikan memiliki harga
mean 0 dan variansi homogen dalam waktu serta independen
dengan Xit.
2. Fixed Effect Model (FEM)
Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar
individu dapat diakomodasikan dari perbedaan intersepnya.
Model fixed Effect adalah teknik mengestimasikan data panel
dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya