25 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini digunakan untuk mengkaji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini diukur, sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik (Noor, 2011). Penelitian kuantitatif lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penaksiran kuantitatif yang kokoh. (Umar, 2011). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu mendeskripsikan segala sesuatu yang ada di lapangan yang berhubungan dengan faktor pribadi yang diterapkan untuk memengaruhi keputusan konsumen.
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2021 sampai selesai di Kota Jambi.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi pada
penelitian ini adalah penduduk Kota Jambi yang berusia 25-39 tahun pada 2020 berjumlah 148.290 orang (BPS Kota Jambi, 2021).
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila jumlah populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua populasi, karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Lainnya, Cooper dan Emory (2009) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih secara cermat untuk mewakili populasi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik non-random sampling (pengambilan sampel secara tidak acak) dengan pendekatan purposive sampling yaitu pemilihan anggota sampel yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti (W. Lawrence, 2006). Kriteria-kriteria sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penduduk Kota Jambi berusia 25-39 tahun beragama Islam.
2. Penduduk Kota Jambi berusia 25-39 tahun yang aktif menggunakan media sosial.
Penelitian ini menggunakan rumus Slovin dalam menentukan ukuran atau jumlah sampel, sebagai berikut:
(100 orang) Dimana: n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi
e2 = margin of error (% Tingkat Kesalahan Sampling) 10% atau 0.1
Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah sampel untuk penelitian ini menggunakan margin of error sebesar 10% dengan rincian jumlah populasi sebesar 148.290 orang, maka didapatkan jumlah sampel (n) sebanyak 100 orang.
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang digunakan diperoleh langsung dari responden dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pelanggan yang mempunyai hubungan langsung dengan permasalahan penelitian, data tersebut kemudian dikumpukan dan diolah sendiri oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data kuesioner yang diberikan kepada responden yang telah dipilih menjadi sampel.
3.4.2 Alat Pengumpulan Data (Instrumen)
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survey dan wawancara. Dalam penelitian ini alat pengumpulan data (instrumen) yang digunakan adalah non tes yakni berupa angket atau kuesioner. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2012). Sedangkan wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, baik bertatap muka ataupun tertulis antara si pewancara dengan responden bila ada yang kurang jelas atau kurang di mengerti oleh responden dalam pengisian kuesioner.
Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner diukur dengan menggunakan skala Likert yaitu suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005). Jawaban dari responden bersifat kualitatif kemudian dikuantitatifkan, di mana jawaban untuk pertanyaan atau pernyataan diberi skor dengan menggunakan skala Likert sebagai berikut: skor/nilai 1 sampai dengan 5 yang berarti nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = kadang-kadang, 4 = setuju dan 5 = sangat setuju.
3.5 Definisi Operasional Variabel 3.5.1 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, terdapat total empat variabel yang terdiri dari dua variabel bebas (independent variable), yaitu Media Sosial (X1), Daya Tarik (X2), satu variabel terikat (dependent varible) yaitu Keputusan Berkunjung (Y) dan satu variabel intervening yaitu Minat Umroh (Z). Definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut serta indikatornya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
Pengukuran Media Sosial (X1) Tempat berbagi
informasi berupa teks, gambar, audio serta video kepada sesama penggunanya - Participation - Opennes - Conversation - Community - Connectedness Skala Likert 5,4,3,2,1
Daya Tarik (X2) Segala seuatu yang ditawarkan oleh pemilik produk kepada
konsumen dengan tujuan agar produknya dapat diminta, dicari, dibeli, dan dikonsumsi oleh konsumen untuk memenuhi keinginannnya - Perspektif Ideografik - Perspektif Organisasi - Perspektif Kognitif - Skala Likert 5,4,3,2,1 Keputusan Berkunjung (Y) Kegiatan konsumen yang secara langsung terlibat dalam
pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen/penjual - Motivasi - Persepsi - Pembelajaran - Keyakinan dan Sikap Skala Likert 5,4,3,2,1
Minat Umroh (Z) Sebuah hal yang menggambarkan kemungkinan, rencana konsumen untuk membeli sebuah produk di masa depan - Sikap orang lain - Faktor situasi yang tidak terantisipasi Skala Likert 5,4,3,2,1
3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Uji Kualitas Data
1) Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Uji yang digunakan untuk mengetahui ketepatan suatu alat ukur, sehingga dapat mengukapkan data dari variabel. Cara pengujian validitas dengan menghitung korelasi antar skor masing-masing pertanyaan dan skor total dengan menggunakan rumus korelasi produk moment. Dalam penelitian ini untuk mengetahui data valid atau tidak akan diuji menggunakan bantuan program Statistical Package for the Social Science (SPSS) Statistics versi 24. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan niai r hitung dengan r tabel untuk tingkat signifikansi 10% atau 0,1 dari degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini (n) adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r tabel, maka pernyatan atau indikator tersebut dinyatakan valid, demikian sebaliknya.
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan keandalan alat ukur, seberapa jauh alat ukur yang dapat menghasilkan hasil yang kurang lebih sama ketika diterapkan pada sampel yang sama. Reliabilitas dapat dilihat dengan menggunakan koefisiensi Cronbach‟s Alpha, jika nilai Cronbach‟s Alpha > 0,60 maka pertanyaan dapat dikatakan reliabel.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen ataukah keduanya berdistribusi normal, mendekati normal ataupun tidak. Model regresi yang baik hendaknya normal atau mendekati normal, dan dapat mendeteksi apakah data berdistribusi normal ataupun tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitaran garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas. Metode yang digunakan yaitu metode Kolmogorov Smirnov.
2) Uji Multikolienaritas
Uji multikolienaritas dirancang untuk menjadi uji regresi untuk menemukan variabel yang telah terkolerasi atau belum. Data yang baik tidak akan nterkolerasi diantara variabel bebas atau independent. Ketika variabel data terkena kolerasi maka variabel data tersebut tidak ortogonall. Orthogonall yakni variabel bebas yang telah terkolerasi antar variabel sama dengann nol. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat jumlah nilai VIF dan nilai tolerasi.
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dirancang untuk uji model regresi untuk mengetahui adanya ketidaksamaan varian dari residual dari pengamatan pertama ke lainnya. Ketika pengamatan pertama ke pengamatan lain tidak
terjadi residual maka dinamakan homogenitas. Ketika berbeda dari homoenitas maka dinamakan heterokesatisitas.
4) Uji Analisis Jalur (Path Analysis)
Heri Retnawati (2017) dalam Garson (2006) menyebutkan bahwa analisis jalur merupakan perluasan dari model regresi, yang digunakan untuk menguji matriks korelasi pada model kausal yang dibandingkan oleh peneliti. Seperti halnya regresi, analisis jalur mempunyai manfaat prediktif. Model disajikan dengan panah berarah tunggal yang menyatakan sebab akibat. Pembobotan regresi diprediksi oleh model yang dibandingkan dengan matriks korelasi dari data teobservasi dan kemudian dihitung kecocokan modelnya (goodness of fit). Selanjutnya model terbaik dipilih oleh peneliti untuk pengemabangan teori.
Analisis jalur dikembangkan sebagai metode untuk mempelajari pengaruh (efek) secara langsung dan secara tidak langsung dari variable bebas terhadap variable tergantung. Analisis ini merupakan metode untuk menerangkan dan mencari hubungan kausal antar variabel. Dengan demikian analisis jalur dapat digunakan untuk menguji seperangkat hipotesis kausal serta menafsirkan hubungan tersebut.
5) Uji koefisien determinasi (Adjusted R2 )
Uji koefisien determinasi (Adjusted R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Nilai koefisien determinasi adalah nol sampai dengan satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen cukup terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependennya.
3.6.3 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah kesimpulan pada sampel dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi). Untuk memperoleh kesimpulan dari analisis ini maka terlebih dahulu dilakukan pengujian hipotesis yang dilakukan secara menyeluruh atau simultan (Uji F) dan secara persial (Uji t) yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Uji t (Uji Parsial)
Uji t (Uji Parsial) pengujian ini bertujuan untuk memastikan apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu mempengaruhi terhadap nilai variabel independen. Sependapat dengan hal itu menurut Widjarjono (2010) menjelaskan bahwa penggunaan uji t berfungsi untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika thitung lebih besar dari ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat berpengaruh yang signifikan dari variabel dependen terhadap variabel independen. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti tidak terdapat berpengaruh yang signifikan dari variabel dependen terhadap variabel independen. Selain itu dari nilai signifikan dengan tingkat kesalahan 10% (0,1) dapat dilihat jika
nilai sig < 0,1 artinya variabel dependen berpengaruh terhadap variabel independen. Jika nilai sig > 0,1 artinya variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Umar, 2011).
2) Uji f (Uji Simultan)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2,...Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Analisis uji F dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Error level (tingkat kesalahan) yang digunakan adalah 10% dan dasar pengambilan keputusan adalah Ha diterima atau ditolak adalah dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel, apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka Ha diterima karena terdapat pengaruh yang besar. Apabila F hitung lebih kecil dari F tabel, maka H1 ditolak karena tidak dapat pengaruh yang besar (Wahyuni, 2013).