• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. "entrepreneur" yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. "entrepreneur" yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Wirausaha

Kata wirausaha atau "pengusaha" diambil dari bahasa Perancis "entrepreneur" yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan (Jhingan, 2001: 425). Dalam ekonomi, seorang pengusaha berarti orang yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil. Pengusaha bisa jadi seorang yang berpendidikan tinggi, terlatih dan terampil atau mungkin seorang buta huruf yang memiliki keahlian yang tinggi diantara orang-orang yang tidak demikian.

Pengusaha mempunyai kriteria kualitas sebagai berikut, (1) energik, banyak akal, siap siaga terhadap peluang baru, mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang berubah dan mau menanggung resiko dalam perubahan dan perkembangan; (2) memperkenalkan perubahan tehnologi dan memperbaiki kualitas produknya; (3) mengembangkan skala operasi dan melakukan persekutuan, mengejar dan menginvestasikan kembali labanya. (Jhingan, 2001 : 426)

Wirausahawan menggeser sumber daya ekonomi dari bidang produktifitas yang lebih rendah ke bidang yang lebih tinggi dan hasil yang lebih besar" ( Armstrong, 2003 :149).

Gilder dalam The Spirit of Enterprise, menyatakan bahwa

"Para wirausahawan adalah para inovator yang membangkitkan permintaan". Mereka adalah pembuat pasar, pencipta modal,

(2)

pengembang peluang dan penghasilan tehnologi baru. Istilah kewirausahaan banyak dijumpai dalam uraian yang merupakan kata dasar wirausaha yang berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan kata wirausaha.

Perlu diingat bahwa kewirausahaan itu bukan hanya sekedar cara untuk mendapatkan uang, namun lebih dari itu kewirausahaan juga menciptakan suatu gagasan inovatif, semangat memberikan kontribusi positif untuk masyarakat.

Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki visi dalam hidupnya yang direalisasikan menjadi suatu visi bisnis, seorang yang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Wirausaha bukan karena memahami yang ada dalam semua kompleksitasnya, tetapi dengan menciptakan situasi baru yang harus dicoba untuk dipahami oleh orang lain.

Vries mengolongkan wirausaha berdasarkan dari lingkungan mereka berasal, yaitu :

a. Wirausaha craftsmans, berasal dari pekerja kasar dengan pengalaman dalam tehnologi rendah, mekanik yang genius dan mempunyai reputasi dalam industri.

b. Wirausaha opportunistic, berasal dari golongan kelas menengah sampai Chief Excecutives,

c. Wirausaha dengan bekal pengalaman tehnologi, ia memiliki pendidikan formal.

d. Kewirausahaan ditandai dengan keanekaragaman, yaitu adanya pergantian besar pada masyarakat dan perusahaan yang berterminologi wirausaha.

Keberhasilan seorang wirausaha untuk mengembangkan bisnisnya tergantung pada kecerdasan, imajinasi, dan kekuatan keinginan individu yang bersangkutan. Sedikit keberuntungan diperlukan, tetapi dapat diargumentasikan bahwa tidak ada keberuntungan mengubah visi menjadi realita lebih berupa

(3)

kerja keras, di samping imajinasi dan kemampuan yang mampu merubah karir individu menjadi sukses. (Rachbini, 2001 :100).

Dalam proses pembentukan wirausaha tersebut memerlukan pengembangan sumber daya manusia, meliputi bagaimana orang melakukan aktifitas wirausaha dalam hal ini distributor MLM, tujuan berwirausaha, proses pengambilan keputusan terjun ke MLM. Didalam MLM distributor disebut knowledge walker, orang-orang ini selalu belajar dan belajar dengan cepat, sehingga dapat bertahan dan maju dalam karirnya.

Pilihan menjadi wirausaha lewat MLM memerlukan sebuah kemampuan dalam hal kreatif, inovatif, mampu memotivasi diri sendiri dan orang lain, keberanian mengambil resiko, mendorong perubahan dalam pengembangan karirnya. Bird memberikan beberapa pendapat yakni pertama, dipandang dari segi energi dan dorongan serta daya fisik yang kuat sehingga ingin berkarir sebagai wirausaha (distributor) MLM. Kedua, wirausaha (distributor), yang memulai pada usia tua, tidak memiliki masa karier yang panjang sebagaimana orang muda, walaupun mungkin lebih cepat berhasil karena faktor pengalaman. (Bird, 2002: 271)

2.2. Karir

Pengertian karir ditafsirkan beragam oleh para ahli sesuai disiplin ilmunya:

Menurut Simamora (2001:505) karir adalah " Urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan

(4)

aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut". Perencanaan karir merupakan proses yang disengaja di mana dengan melaluinya seseorang menjadi sadar akan atribut-atribut yang berhubungan dengan karir personal dan serangkaian langkah sepanjang hidup memberikan sumbangan pemenuhan karir.

Pendapat Ekaningrum (2002 : 256) Karir tidak lagi diartikan sebagai adanya penghargaan institusional dengan meningkatkan kedudukan dalam hirarki formal yang sudah ditetapkan dalam organisasi. Dalam paradigma tradisional, pengembangan karir sering dianggap sinonim dengan persiapan untuk mobilitas ke jenjang lebih tinggi, sehingga karir akan mendukung efektifitas individu dan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian atau pekerjaan yang dicapai seseorang dalam kurun waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam individu. Hal -hal yang mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha distributor MLM, dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya.

Pengalaman, seperti yang dapat dilihat dari biografi seseorang, bermanfaat untuk melihat keterampilan, dan kompetensi untuk meningkatkan kewirausahaan, pengembangan nilai-nilai kewirausahaan, dan mendorong untuk mencetuskan ide-ide kewirausahaan untuk pemenuhan karirnya.

(5)

seseorang tenaga kerja, sehingga mampu mendorong kemauan kerjanya. Pengembangan karir harus dilakukan melalui penumbuhan kebutuhan karir tenaga kerja, menciptakan kondisi dan kesempatan pengembangan karir serta melakukan penyesuaian antara keduanya melalui berbagai mutasi personal (Wahyudi, 2002:161).

2.3. Pengembangan Karir

Pengembangan karir (career development) adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang atau status seseorang dalam pekerjaannya.

Pengembangan karir (career development) meliputi manajemen karir (career management) dan perencanaan karir (career planning). Sebagaimana Gambar 2.1 dijelaskan sebagai berikut:

Pengembangan Karir Organisasional Individual Institusional Perencanaan Manajemen Karir Karir

Gambar 2.1. Pengembangan karir organisasional

(6)

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa pengembangan karir organisasional merupakan hasil-hasil yang muncul dari interaksi antara perencanaan karir individu dengan manajemen karir secara institusional.

Perencanaan karir (career planning) adalah suatu proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya. Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut.

Manajemen karir (career management) adalah proses dimana organisasi memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang berbobot untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang. (Simamora, 2001:504)

Memahami pengembangan karir dalam sebuah organisasi membutuhkan suatu pemeriksaan atas dua proses, yaitu bagaimana masing-masing individu merencanakan dan menerapkan tujuan-tujuan karirnya (perencanaan karir) dan bagaimana organisasi merancang dan menerapkan program-program pengembangan karir/manajemen karir.

Terdapat enam orientasi pribadi yang menentukan jenis -jenis karir yang dapat memikat individu untuk menentukan pilihan karirnya. Keenam jenis orientasi pribadi tersebut adalah :

1. Orientasi realistik.

(7)

aktivitas-aktivitas fisik yang menuntut keahlian, kekuatan, dan koordinasi. Beberapa contoh : pertanian, kehutanan, dan agrikultur.

2. Orientasi investigatif.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas kognitif (berpikir, berorganisasi, pemahaman), daripada yang afektif (perasaan, akting, dan emosional). Beberapa contoh : biolog, ahli kimia, dan dosen.

3. Orientasi sosial.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas antar pribadi daripada fisik atau intelektual. Beberapa contoh : psikologi klinis, layanan asing dan kerja sosial.

4. Orientasi konvensional.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas terstruktur dan teratur. Beberapa contoh : akuntan dan bankir. 5. Orientasi perusahaan.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas- aktivitas verbal yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain. Beberapa contoh : manajer, pengacara dan tenaga humas.

6. Orientasi artistik.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas ekspresi diri, kreasi artistik, ekspresi emosi, dan individualistik. Beberapa contoh : artis, eksekutif periklanan, dan musisi.

(8)

Pilihan pengembangan karir melalui wirausaha sebagai distributor MLM bukanlah hal yang mudah, diperlukan usaha kerja keras yang maximal untuk mencapai kesuksesan karir dalam berwirausaha melalui MLM. Suatu pekerjaan tidak membutuhkan satu keterampilan tetapi berbagai keterampilan disatu sisi akan menguntungkan individu, karena ia akan menguasai banyak bidang yang jika dikerjakan dengan tekun, maka ia bisa meraih kesuksesan dalam bidang tersebut, termasuk dalam bidang bisnis MLM.

2.4. Multi Level Marketing (MLM)

Clothier dalam Faisol (2003:26) mengemukakan rumusan dasar MLM adalah suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas yang memperkenalkan kepada distributor berikutnya, pendapatan yang dihasilkan terdiri dari laba eceran dan laba grosir ditambah dengan pembayaran-pembayaran berdasarkan penjualan total kelompok yang dibentuk oleh seorang distributor.

MLM adalah jalur alternatif bagi perusahaan untuk mendistribusikan produk dan jasanya ke pasaran (jalur distribusi yang lain termasuk supermarket, toko retail, door to door sales dan lain-lain).

Ada beberapa alasan perusahaan memilih MLM untuk mendistribusikan produknya, yaitu:

1. Biaya overhead yang rendah

(9)

perusahaan retail, perusahaan MLM tidak perlu mengalokasikan dana yang besar dalam advertising untuk menarik customer, sehingga biaya alokasi dana dialihkan kebonus distributor.

2. Biaya overhead distribusi yang rendah

Typical distribusi melalui retail menggunakan serangkaian regional, negara, kota, dan retail lokal untuk mendistribusikan barang-barang. Masing- masing perlu memperoleh keuntungan dan melakukan mark up harga dari barang.

Jalur distribusi yang tidak menggunakan sistem MLM adalah:

Manufacturer transforter wholesaler retail advertisir customer

Sedangkan jalur distribusi yang menggunakan MLM adalah: Manufacturer refresentative customer

3. Tingkat pertumbuhan yang tinggi

Perusahaan MLM yang diatur dengan baik bisa berkembang dengan tingkat pertumbuhan 20%, 50%, bahkan bisa mencapai 100% setiap bulannya.

4. Tim sales dan marketing yang termotivasi

Banyak sekali produk yang membanjiri pasaran. Dibutuhkan dana marketing yang besar untuk memperoleh tempat dihati para customer. Selain itu usaha kerja keras dari para distributor sangat menentukan dalam hal pertumbuhan perusahaan MLM. Oleh karena itu perusahaan perlu mengupayakan untuk terus memotivasi para distributor untuk terus berupaya

(10)

dalam pendistribusian obat ke pasaran.

Jaringan yang dibangun pada perusahaan MLM perlu terus dibina agar orang-orang yang terdapat pada jaringan tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi wirausahawan yang sukses. Kuatnya hubungan diantara jaringan menjadi modal dasar kemitraan yang saling menguntungkan serta menjadi salah satu ciri keberhasilan dalam menjalankan bisnis MLM, dan membuat perusahaan MLM terus berkembang.

Seorang distributor dalam melakukan pembinaan tentunya perlu menunjukkan sikap kepemimpinan. Sedikitnya ada sembilan sikap kepmimpinan yang harus dimiliki:

1. Bersikap positif

2. Senantiasa memiliki semangat untuk terus maju 3. Memiliki rasa percaya diri dan optimisme 4. Berani menghadapi kendala dan rintangan 5. Kooperatif atau senang diajak kerjasama 6. Mampu meberikan solusi bagi jaringannya 7. Kreatif dan inovatif

8. Mampu memotivasi orang lain

9. Simpatik, berwibawa dan bisa dipercaya

2.5. Perbedaan MLM Syariah dengan MLM Konvensional

MLM syariah secara sepintas bisa saja kelihatan tidak berbeda samasekali dengan praktek-praktek bisnis MLM konvensional. Namun, kalau

(11)

ditelaah lebih lanjut dalam proses operasionalnya, ternyata ada beberapa perbedaan mendasar yang cukup signifikan antara kedua MLM tersebut, yaitu:

1. Sebagai perusahaan yang beroperasi syariah, niat, konsep, dan praktek pengelolaannya senantiasa merujuk kepada Al-qur'an dan Hadist Rasululloh SAW. Dan untuk itu struktur organisasi perusahaan pun dilengkapi dengan Dewan Syariah (DPS) dari MUI untuk mengawasi jalannya perusahaan agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam. 2. Usaha MLM syariah pada umumnya memiliki visi dan misi yang

menekankan kepada pembangunan ekonomi nasional (melalui penyediaan lapangan kerja, produk-produk kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau, dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah di tanah air) demi meningkatkan kemakmuran, dan meningkatkan martabat bangsa. 3. Sistem pemberian insentif disusun dengan memperhatikan prinsip keadilan

dan kesejahteraan. Dirancang semudah mungkin untuk dipahami dan dipraktekkan. Selain itu, memberikan kesempatan kepada distributornya untuk memperoleh pendapatan seoptimal mungkin sesuai kemampuannya melalui penjualan, pengembangan jaringan, ataupun melalui kedua-duanya.

4. Dalam hal marketing plan-nya, MLM syariah pada umumnya mengusahakan untuk tidak membawa para distributor pada suasana materialisme dan konsumerisme, yang jauh dari nilai-nilai islam. Bagaimanapun, materialisme dan konsumerisme pada akhirnya akan

(12)

membawa kepada kemubaziran yang terlarang dalam islam.

Faisol (2003:8) ada beberapa sistem yang telah diterapkan oleh perusahaan MLM yang melanggar norma dalam berbisnis dan juga norma kemanusiaan, diantaranya adalah:

1. Skema Piramida dan Investasi Berantai

Ciri khusus dari sistem piramida dan investasi berantai yang mudah dikenali adalah sebagai berikut:

a. Pemungutan biaya pendaftaran anggota baru relatif jauh lebih besar dan sebagian biaya pendaftaran itu dipergunakan untuk memberikan kompensasi (bonus atau komisi) kepada orang-orang yang merekrut anggota baru. Akibatnya, anggota perusahaan yang menggunakan sistem ini lebih sibuk melakukan perekrutan dan melalaikan tanggung jawab untuk melakukan penjualan produk dan memberikan pelayanan yang kurang maksimal kepada pelanggan.

b. Setiap anggota diharuskan melakukan pembelian produk dalam jumlah besar dan dengan potongan harga setinggi mungkin sebelum (sementara harga produk umumnya telah "disesuaikan" secara tidak wajar) menerima pesanan dari pelanggan atau distributor lainnya. c. Ketidakperdulian perusahaan dan distributor independennya terhadap

kualitas produk dan kepuasan pelanggan, sehingga konsumen cenderung menjadi korban. Ketidakperdulian ini juga tampak nyata karena banyak distributor yang telah memesan produk dengan syarat

(13)

menjadi anggota semata, kemudian tidak pernah mengambil produk tersebut dari perusahaan. Sementara perusahaan acap kali kehabisan stock produk tertentu dan lalai untuk menyediakannya dalam kurun waktu yang dijanjikan.

d. Tidak adanya pelatihan dan sistem pendidikan yang sistematis dan berkesinambungan untuk para distributor. Perusahaan dan para pemimpin jaringan tidak menunjukkan tanggung jawab moral untuk mengembangkan sumber daya manusianya secara sungguh-sungguh. e. Dilanggarnya prinsip umum MLM yakni semua anggota memiliki

peluang yang sama untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan produk atau jasa. Dalam skema piramida, mereka yang mendaftar belakangan kurang ataupun tidak memiliki sama sekali peluang untuk mendapatkan keuntungan. Setiap keberhasilan seorang harus dibayar dengan kegagalan sejumlah orang lain yang bergabung belakangan. 2. Sistem Binari

Sistem binari dapat dikatakan anak kembar dari sistem pemasaran berskema piramida dan investasi berantai yaitu dikembangkan berdasarkan pola perekrutan sua orang (dua kaki) yang diduplikasi terus menerus, termasuk "kreativitas" pengusaha-pengusaha tak bermoral dalam merekayasa sistem MLM. dengan jelas perusahaan yang menggunakan sistem ini memberikan keuntungan kepada distributornya dari hasil perekrutan semata. Suatu hal yang jelas-jelang melanggar aturan World

(14)

Federation of Direct Selling Association (WFDSA). 2.6. Penelitiaan Terdahulu

Anshori (2003) melakukan penelitian yang berjudul "Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu pada Distributor Multi Level Marketing (MLM) "X" di Malang". Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir distributor MLM di Malang. Metode analisi yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode dedukatif. Hasil uji silang yang beroientasi pengembangan karir sebanyak 59 orang , yang tidak berorientsi karir sebanyak 37 orang. Hasil uji signifikan sebesar 0,001 berarti ada pengaruh wirausaha terhadap pengembangan karir.

Rahadi (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu pada Distributor Multi Level Marketing (MLM) "X" di Kota Palembang”. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh wirausaha terhadap pengembangan karir pada distributor MLM di Kota Palembang. Berdasarkan hasil peningkatan karir menunjukkan 49 orang berorientasi pada peningkatan karir sebaliknya 51 orang berorientasi pada tidak ada peningkatan karir. Kondisi ini juga menunjukkan distributor MLM di Kota Palembang hanya mengisi waktu luang sambil menunggu peluang berikutnya yang lebih menjanjikan bagi masa depan mereka dan MLM bukanlah pilihan utama mereka.

(15)

2.7. Kerangka Konseptual

Kemampuan wirausaha sejatinya merupakan kunci utama dalam hal meraih kesuksesan bersama perusahaan yang berbasis system MLM untuk meraih tujuan. Tanpa kemampuan wirausaha banyak orang mengalami kegagalan dalam berbisnis MLM. Seorang yang memutuskan untuk menggeluti bisnis MLM membutuhkan skill individu yang ada pada seorang wirausahawan, kemampuan dalam merekrut orang lain dalam artian seorang distributor harus mampu meyakinkan calon member MLM untuk bergabung bersama MLM. Kemampuan dalam menjual produk meyakinkan calon pembeli untuk mau mengkonsumsi produk yang ditawarkan, semua ini haruslah dimiliki oleh seorang pebisnis dalam bidang MLM.

Seorang wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki kepercayaan yang tinggi untuk melakukan banyak hal dengan baik dan sukses. Mereka cenderung untuk optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimisme, biasanya berdasarkan kenyataan. Tanpa keyakinan kepercayaan untuk sukses dan mampu menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam melakukan bisnis terutama bisnis MLM (Sumarsono, 2009;125).

Perkembangan yang begitu cepat dalam kehidupan bisnis MLM menuntut wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar mampu bertahan dan berkembang. Wirausaha memiliki keinginan untuk mendapatkan respon atau umpan balik terhadap suatu permasalahan.

(16)

Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut untuk berpikir cerdas, cepat menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan untuk mengetahui sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi secara terus-menerus.

Membangun suatu jaringan dalam bisnis MLM bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilaksanakan. Orang-orang yang sudah berhasil diyakinkan sebelumnya untuk bergabung ke dalam bisnis ini harus terus dibina untuk bisa merekrut orang lain kembali, mereka perlu dimotivasi untuk terus tumbuh dan berkembang. Dalam hal inilah diperlukan kemampuan memotivasi orang lain disamping seorang wirausaha harus mampu memotivasi dirinya sendiri bahwa usaha yang dilakukan akan berhasil.

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dari kemampuan wirausaha adalah kesuksesan berkarir dalam bisnis MLM. Semakin berkembangnya kemampuan wirausaha yang dimiliki distributor maka semakin mudah untuk memperoleh tujuan yang ingin dicapai yaitu pengembangan karir individu distributor.

Menurut Simamora (2001:519), individu merencanakan karir guna meningkatkan status dan kompensasi, memastikan keselamatan pekerjaan, dan mempertahankan kemampupasaran dalam pasar tenaga kerja yang berubah.

Berkarir dalam bisnis MLM tidak perlu mengeluarkan modal yang banyak, kemampuan dalam berwirausaha sudah sangat memadai, tahap demi tahap bisa dilalui dengan menjual produk sedikit demi sedikit sekaligus merekrut anggota untuk memperbesar jaringannya, dengan besarnya

(17)

jaringannya maka otomatis menjual produk akan semakin mudah dan lancar karna akan semakin banyak orang yang memasarkan produk. Dengan modal yang sedikit dan usaha kerja keras akhirnya pebisnis MLM bisa mencapai sampai puncak karirnya.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan model kerangka konseptual pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada Gambar 2.2 sebagai berikut:

Kemampuan Wirausaha (X) Pengembangan

Karir Individu (Y) Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual

2.8. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: "Kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan kariri individu pada distributor MLM syariah PT AWMIT Indonesia cabang Medan".

Gambar

Gambar 2.1. Pengembangan karir organisasional

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil mengenai pengetahuan yang seharusnya dimiliki oleh Pengusaha Restoran untuk patuh terhadap Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 20

Program dibuat menggunakan Visual Basic melalui pendekatan hukum Fick II dan persamaan koefisien difusi sebagai fungsi eksponensial temperatur.. Program ini dapat

bedah khusus merupakan jenis tindakan khusus, tarif ditentukan sebesar 2 (dua) kali tarif yang berlaku umum sesuai kelas;3. bedah darurat/cito di luar jam kerja

Kemampaun TCPDump akan berkurang jika kita menggunakan switch, jadi untuk mempelajari paket jaringan secara detail dengan memakai TCPDump sebaiknya memakai hub

Rembug: Wigatine prapta Prabu Baladewa palapuran menawa Prabu Duryudana minta sraya marang Prabu Dasakindra nalendra Talanggantungan supaya mateni Prabu Kresna lan

Pertunjukan tayub biasanya dipandu oleh seorang pengarih, tetapi apabila pertunjukan itu melibatkan beberapa orang joged (biasanya lebih dari empat orang joged) maka

Jumlah Tarsius sebanyak 2 ekor yang didapatkan pada perkebunan karet tradi- sional menunjukkan bahwa penutupan tumbuhan pada lokasi tersebut mampu memberikan habitat bagi

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan perspektif yang benar mengenai nilai keadilan terhadap asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan melalui mediasi dalam