• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya, yang sekaligus merupakan tunas, potensi dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategi dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin

kelangsungan eksistensi bangsa dan Negara pada masa depan.1

Dalam siklus kehidupan, masa anak-anak merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang menentukan masa depannya. Perlu adanya optimalisasi perkembangan anak, karena selain krusial juga pada masa itu anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau keluarga sehingga secara mendasar hak dan kebutuhan anak dapat terpenuhi secara baik. Orang tua, keluarga, dan masyarakat bertanggung jawab menjaga dan memelihara hak asasi anak sesuai dengan kewajiban yang telah dibebankan oleh hukum. Demikian halnya dalam rangka penyelenggaraan perlindungan anak, negara sebagai organisasi kekuasaan yang diwakili oleh pemerintah juga mempunyai tanggung jawab menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi anak, terutama dalam menjamin pertumbuhan.

Dalam lingkungan bermasyarakat akan banyak sekali ditemukannya masalah sosial. Masalah sosial tidak hanya melibatkan diri sendiri sebagai pelaku,

1 Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 2 tahun 2012 tentang Pembinaan Dan Perlindungan Anak

(2)

melainkan juga akan memberikan banyak pengaruh bagi lingkungan dan masyarakat banyak. Salah satu masalah lingkungan yang akan peneliti gali lebih dalam adalah masalah lingkungan mengenai anak jalanan dan perkembangan anak secara optimal dan terarah.

Anak jalanan merupakan sebagai anak yang berusia 6-15 tahun yang tidak bersekolah lagi dan tinggal tidak bersama orang tua mereka dan bekerja seharian untuk memperoleh penghasilan di jalanan, persimpangan dan tempat-tempat

umum.2 Anak jalanan yang sudah lepas dari keluarganya, sekolah, lingkungan

masyarakat terdekatnya larut dalam kehidupan yang berpindah-pindah di jalan raya. Anak jalanan, mereka yang keseharian hidupnya dihabiskan di jalanan. Kehidupan anak jalanan sangatlah berbeda dengan kehidupan anak kebanyakan pada umumnya, kehidupan yang sangat jelas berbeda dan terlihat jauh dari dunia anak-anak itu sendiri.

Pada awal tahun 2012, Pemerintah Kota Padang, mengesahkan sebuah aturan yang tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) No. 1 tahun 2012 yang mengatur tentang Larangan Mengemis/Meminta-minta, Mengamen atau Berjualan di Jalanan. Selanjutnya Pemerintah Kota Padang juga mengeluarkan kebijakan berkaitan dengan perlindungan anak, aturan ini muncul dalam bentuk Perda No 2 tahun 2012 Tentang Pembinaan dan Perlindungan Anak. Permasalahan anak jalanan saat ini tidak henti-hentinya disoroti sebagai permasalahan yang tak ada ujung pangkalnya bagaikan sebuah permasalahan yang tak kunjung habisnya. Kondisi dan kehidupan anak jalanan ini sangat rentan akan bahaya karena resiko

2 Lihat Pandji Putranto, Jurnal “Penelitian Anak Jalanan: Kasus di Pasar Senin Jakarta”,

(3)

jam kerja sangat panjang sehingga mengakibatkan rawan dari segi kesehatan dan sosial. Dilihat dari segi ekonomi, kehidupan anak jalan jauh dari kesejahteraan karena mereka melakukan jenis pekerjaan yang tidak jelas jenjang karirnya,

kurang dihargai dan tidak menjanjikan prospek di masa depan.3 Anak jalanan

tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif.

Melihat profesi atau pekerjaan orang tua para anak jalanan, hal ini mengindikasikan bahwa anak jalanan tersebut terkendala dalam berbagai hal terutama bagi anak jalanan yang masih menempuh pendidikan atau mengenyam pendidikan, karena banyak biaya yang harus dipenuhi. Dengan kondisi demikian para anak-anak mengambil inisiatif untuk mencari sendiri untuk pemenuhan kebutuhannya sendiri, selain itu karena kondisi ekonomi orang tua yang terhimpit sehingga sebagian para orang tua menyuruh anaknya untuk mencari uang menjadi

anak jalanan demi pemenuhan kebutuhan keluarganya.4

Di Kota Padang keberadaan anak jalanan sangat mudah ditemui seperti pasar, persimpangan lampu merah dan kawasan wisata, kita tidak bisa menyepelekan keberadaan anak jalanan karena mereka bagian dari masyarakat dan juga merupakan generasi penerus bangsa, perempatan jalan raya adalah kawasan yang selalu mereka hampiri. Mengamen, berjualan dan meminta sedekah adalah beberapa pekerjaan yang sering mereka lakukan.

3 Lihat Agustin Ratna Dewi, “Bentuk Eksploitasi Terhadap Anak Jalanan”, UMM, Malang, 2011. 4 Badan Kesejahteraan Sosial Nasional (BKSN), “Modul Pelatihan Pimpinan Rumah Singgah”,

(4)

Pada tahun 2009, Kota Padang memiliki jumlah anak jalanan (anjal)

terbanyak di Provinsi Sumatera Barat yakni mencapai 881.5 Untuk di kota dan

kabupaten lainnya, seperti di Kota Sawahlunto, sebanyak 446, di Kota Solok sebanyak 334, di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 149 orang, dan Kota Pariaman sebanyak 105 orang.

Pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak yang

menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran.6

Salah satu lembaga yang mempunyai dedikasi dan perhatian tentang perlindungan anak jalanan adalah (LPA), Lembaga perlindungan anak ini dilaksanakan melalui kegiatan peran serta masyarakat yang merupakan kewajiban masyarakat dalam rangka penyelenggaraan perlindungan anak.

Lembaga perlindungan anak dilaksanakan melalui kegiatan peran serta

masyarakat yang merupakan kewajiban masyarakat dalam rangka

penyelenggaraan perlindungan anak. Peran masyarakat dapat dilakukan oleh

5

B.Kunto Wibisono. 2010. LPA: Anak Jalanan Harus Jadi Agenda Khusus.

http://www.antaranews.com/berita/1279911222/lpa-anak-jalanan-harus-jadi-agenda-khusus, diakses pada tanggal 20 Juni 2015 pukul 22.00 WIB.

6 Lihat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan anak.

(5)

orang perseorangan, lembaga perlindungan anak, lembaga sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, badan usaha dan media massa yang merupakan kewajiban dan tanggung jawab masyarakat dalam memberikan perlindungan bagi anak. Salah satu lembaga yang berperan memberikan perlindungan kepada anak jalanan adalah lembaga perlindungan anak Sumbar.

Adapun misi dari Lembaga Perlindungan Anak Sumbar adalah sebagai berikut :

1. Memperjuangkan pemenuhan hak-hak anak melalui pengembangan komunitas anak.

2. Pemberdayaan dan penguatan masyarakat sipil yang peduli dan mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak.

3. Advokasi kebijakan publik mengenai pemenuhan dan perlindungan hak-hak anak.

4. Membangun jaringan kerjasama dalam usaha memperkuat kapasitas

kelembagaan dalam memperjuangkan pemenuhan hak-hak anak.7

Kehadiran lembaga perlindungan anak ini merupakan kebijakan pemerintahan dalam memberikan kesempatan kepada masyarakat yan merupakan kewajiban untuk menjadikan upaya perlindungan terhadap anak sebagai sebuah gerakan bersama, dimana keluarga dan masyarakat menjadi basis utama dan terdepan demi terjaminnya kualitas perlindungan dan kesejahteraan anak-anak

7

(6)

Kota Padang. Akan tetapi, kehadiran lembaga perlindungan anak ini belum mampu mengatasi serta mengurangi berbagai persoalan anak jalanan.

Lembaga Perlindungan Anak sebagai lembaga yang mempunyai fungsi dan peran penting terhadap perlindungan anak khususnya anak jalanan. Banyaknya kekerasan yang terjadi pada anak jalanan membuktikan bahwa masih kurangnya perhatian pemerintah terhadap kekerasan anak. Dalam hal ini LPA Sumbar merupakan lembaga pengamat serta pengaduan keluhan terhadap anak yang juga melayani bantuan hukum untuk mewakili kepentingan anak dipengadilan jika nantinya ada permasalahan terhadap anak termasuk anak jalanan. Masalah anak jalanan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintahan dalam memberantasnya. sebagian dari realitas sosial, dukungan masyarakat juga sangat dibutuhkan disini. peran pranata sosial seperti keluarga, maupun lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang sosial.

B. Rumusan Masalah

Masalah anak jalanan termasuk di Kota Padang adalah persoalan sosial yang belum dapat diatasi oleh pemerintah secara komprehensif. Berbagai kebijakan dan tindakan telah dilakukan, termasuk anggaran yang dialokasikan setiap tahun dalam APBD untuk penanggulangan masalah tersebut. Namun persoalan sosial ini masih saja mewarnai kehidupan perkotaan. Jumlah mereka cenderung semakin meningkat setiap tahun.

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi anak-anak di Kota Padang sehingga bisa menghabiskan sebagian besar waktunya berada dijalan. Faktor yang

(7)

mempengaruhi biasanya tidak bersifat tunggal namun saling berhubungan dan saling berpengaruh antara satu dengan yang lainnya. Faktor ekonomi keluarga yang kurang mampu akan menuntut anak-anak untuk ikut menanggulanginya, atau paling tidak mengusahakan sendiri kebutuhan dirinya seperti untuk mendapatkan uang sekolah atau uang jajan. Faktor lingkungan, dimana sebagian anak-anak tertarik melihat kawannya mendapatkan uang dari kegiatan di jalanan seperti dengan menjadi tukang semir sepatu, pengamen, menjual koran dan bahkan dengan meminta-minta.

Untuk mengatasi masalah anak jalanan secara benar dan tepat sangat diperlukan penanganan menyeluruh oleh berbagai pihak dan berbagai aspek agar anak jalanan tersebut dapat terus tumbuh sebagaimana mestinya. Pemerintah Daerah beserta dengan pihak-pihak terkait bisa membangun suatu kerjasama dalam penyelesaian permasalahan Anak Jalanan. Adapun Beberapa kerjasama Program LPA Sumbar dengan pihak lain :

 Pendampingan psikososial bagi 10 kelompok anak di Kota Padang dan

Kab. Padang Pariaman selama 60 hari, kerjasama dengan Komisi Nasional Perlindungan Anak dan PT. Frisian Flag.

 Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana bersama Jaring Kawan.

 Fasilitator Pelatihan Hak-Hak Anak bagi Kelompok Anak di Wilayah

Gempa Kab. Padang Pariaman dan Kota Padang, kerjasama dengan World Vision Indonesia.

(8)

 Distribusi Bantuan Khusus Anak Bagi Anak Berkebutuhan Khusus, Dalam Kondisi Darurat Bencana Kerjasama dengan Terre Des Homes Netherland.

 Distribusi Bantuan Khusus Anak Dalam Kondisi Bencana kerjasama

dengan Garden International School Malaysia dan Air Asia.

Terlibat jadi tim Peneliti “Joint Assesment Perlindungan Anak Dalam

Situasi Bencana”, Kerjasama dengan UNICEF dan Dinas Sosial Prop. Sumbar.

 Terlibat aktif dalam kegiatan Sub Cluster Meeting Child Protection

Sumatera Barat menyikapi situasi bencana.

 Program Pendampingan Kelompok Anak Lokasi Bencana, Kerjasama

World Vision Indonesia, 2010-2011.

 Pendampingan Psiskososial Anak Korban Bencana Gempa dan

Tsunami Mentawai, Kerjasama dengan World Vision Indonesia dan IBU Foundtion.

 Program Perlindungan Anak Yang Membutuhkan Perlindungan

Khusus, Kerjasama Kementerian Sosial RI, 2008 s/d sekarang.

 Penyediaan fasilitas pengganti Rumah Singgah oleh Pemerintah Kota

Padang.

Oleh sebab itu, sebagai Lembaga Perlindungan Anak yang peduli dengan nasib anak jalanan, LPA berusaha turut ambil bagian secara aktif dalam upaya penanggulangan anak jalanan melalui berbagai pelatihan secara terpadu agar nantinya anak jalanan tersebut dapat menjadi generasi yang berguna bagi

(9)

masyarakat, bangsa dan negara. Dari uraian di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Peran Lembaga Perlindungan Anak (LPA) dalam Pemberdayaan Anak Jalanan di Kota Padang?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk melihat Peran Lembaga Perlindungan Anak Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan di Kota Padang.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, diharapkan tulisan ini dapat menyumbangkan pemahaman tentang Peran Lembaga Perlindungan Anak Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan di Kota Padang.

2. Secara praktis, tulisan ini diharapkan dapat memberikan infromasi mengenai peran LPA Sumbar dalam pemberdayaan anak jalanan, khususnya di Kota Padang.

Referensi

Dokumen terkait

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.J DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN.. DI RUANG BIMA RUMAH SAKIT UMUM

Penilaian merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan untuk mengetahui perkembangan dan tingkat pencapaian hasil pembelajaran. Penilaian memerlukan data yang baik. Salah satu

The sur- vey did not ask how lecturing time was used by the instructors, but the coverage of statistics textbooks and the nature of students’ concerns would suggest that

Jalan Nasional – Pagar Dewa, maka peserta yang masuk dalam calon daftar pendek konsultan dan telah melakukan pembuktian kualifikasi sehingga dapat ditetapkan

Khalayak terutama remaja Ponorogo lebih tertarik mendengarkan program acara yang ada di Radio Romansa dibandingkan dengan program acara yang ada di Radio lain di Ponorogo,

Pada tahap design ini merupakan proses mengubah kebutuhan yang ada dalam tahap plan menjadi rancangan sistem yang diimplementasikan secara nyata. Pada tahap

“Setiap Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik setiap saat meliputi seluruh informasi lengkap yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala” [4.27]

Pekerja sekarang umumnya dituntut untuk sanggup melakukan pengayaan atau ( enrichment ) dari bentuk pekerjaan yang telah ada. Setiap individu dituntut untuk semakin aktif