• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran UNICEF Dalam Implementasi Konvensi Hak Anak PBB Di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peran UNICEF Dalam Implementasi Konvensi Hak Anak PBB Di Indonesia"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN UNICEF DALAM IMPLEMENTASI

KONVENSI HAK ANAK PBB DI INDONESIA

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

SKRIPSI

DIAJUKAN OLEH

PUTRA YUSUF GRATH BARUS NIM : 060200302

FALKUTAS HUKUM

(2)

PERAN UNICEF DALAM IMPLEMENTASI KONVENSI HAK ANAK PBB DI INDONESIA

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum Pada Falkutas Hukum Universitas Sumatra Utara

Oleh :

PUTRA YUSUF GRATH BARUS NIM : 060200302

Disetujui

Ketua Bagian Hukum Internasional

(SUTIARNOTO, SH, MH) NIP. 131616321

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

(SUTIARNOTO, SH, MH) (MAKDHIN MUNTHE,SH) FALKUTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

ABSTRAK

UNICEF menjalin kerjasama erat dengan pemerintah ,baik pusat maupun

daerah.baik melalui lembaga-lembaga swadaya maupun secara langsung. Secara

mendukung dengan kegiatan-kegiatan sosial,UNICEF juga melakukannya dengan

penerapan hukumnya. Dimana UNICEF menjadi fasilator dalam mendukung

penerapan KHA di indonesia,melihat begitu banyaknya anak-anak mengalami

dampak buruk akibat orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Penelitian ini membahas hal-hal upaya yang menjadi peranan UNICEF dan

juga Upaya UNICEF dalam Konvensi Hak Anak agar bias berjalan,serta hal-hal

yang menyebabkan perlunya KHA di implementasikan di Indonesia.

Metode penelitian yang digunakan adalah Library Research. Dan hasil

penelitian bersifat deskriptif ,yang bertujuan memberikan pandangan bahwa ada

peranan UNICEF dalam Konvensi Hak Anak di Indonesia.

Hasil penelitan menunjukan bahwa UNICEF sebagai Organisasi luar

memiliki peranan yang membantu dalam ratifikasi KHA dalam undang-undang

No.23 tahun 2002. Namun diharapkan bahwa peranan UNICEF saja tidak dapat

berbuat banyak,kuncinya adalah kesadaran kita masing-masing,bahwa anak-anak

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,berkat

kasih dan karunianya yang berlimpah,sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini yang berjudul : “Peran UNICEF dalam Implementasi

Konvensi Hak Anak PBB di Indonesia”.sebagai salah satu persyaratan untuk

meraih gelar sarjana Hukum di Jurusan Hukum Internasional pada Falkutas Hukum

Universitas Sumatra Utara.

Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi

ini,oleh karena itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Runtung Sitepu, SH. M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatra Utara.

2. Bapak Prof.Dr.Suhaidi, SH. M.Hum selaku pembantu Dekan I Fakultas

Hukum Universitas Sumatra Utara.

3. Bapak Syafruddin Hasibuan, SH. MH. DFM selaku Pembantu Dekan II

Fakultas Hukum Universitas Sumatra Utara.

4. Bapak Muhammad Husni, SH. M.Hum selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Sumatra Utara.

5. Bapak Sutiarnoto,SH.MH selaku Ketua Departeman Hukum Internasional

dan selaku Dosen Pembimbing I serta selaku Dosen Penasehat Akademik

Terima Kasih atas kesabaran atas bimbingan dan arahanya.

6. Bapak Makdhin Munthe SH. Selaku Dosen Pembimbing II terima kasih

(5)

7. Bapak Arif,SH.MH. selaku motivator dalam menyelesaikan Skripsi saya

ini.

8. Dosen-dosen yang telah mendidik penulis selama masa kuliah di Falkutas

Hukum Universitas Sumatra Utara,dan Para pegawai yang juga telah

membantu penulis selama masa perkuliahan di Falkutas Hukum Universitas

Sumatra Utara.

9. Kedua Orang Tua saya, Ayahanda Imannuel Barus SE. dan Ibunda Suzanna

Br Ginting Mba. Yang telah membesarkan dan memberikan kasih sayang

kepada saya serta menyekolahkan saya hingga jenjang perkuliahan dan

yang telah memberikan kelimpahan segala dukungan moral dan materil

kepada penulis.

10.Kepada teman-teman saya ……terima kasih atas dukungannya……

Akhir kata ,semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi kita semua.

Medan,Desember 2009

Penulis

Putra Yusuf Grath Barus

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR………ii

DAFTAR ISI………iii

KONVENSI HAK ANAK BAB I PENDAHULUAN……….1

A. Latar belakang………1

B. Perumusan Masalah………...3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….3

D. Keaslian Penulisan……….4

E. Tinjauan kepustakaan……….5

F. Metode Penulisan………...6

G. Sistematika Penulisan………6

BAB II TINJAAUAN PUSTAKA MENGENAI UNICEF………...8

A. Pengertian UNICEF di Indonesia………..8

B. Tujuan dan Sasaran UNICEF di Indonesia………..11

C. Struktur UNICEF……….12

D. Peran dan Tanggung Jawab UNICEF………..14

BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI KONVENSI HAK ANAK DALAM PBB………..19

A. Latar belakang dan Sejarah Konvensi Hak Anak………19

(7)

C. Implementasi Konvensi Hak Anak di Indonesia……….33

BAB IV PERANAN UNICEF DALAM IMPLEMENTASI CONVENTION ON THE HUMAN OF THE CHILD DI INDONESIA…………48

A. Pandangan UNICEF terhadap anak-anak Korban bencana Alam………...48

B. Pencapaian Kerjasama Antara UNICEF dengan Idonesia dalam Implementasi Konvensi Hak anak………...53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..62

A. Kesimpulan………..62

B. Saran……….62

DAFTAR PUSTAKA..………64

(8)

KONVENSI HAK ANAK PBB Article 1

Everyone under 18 has these rights.

Article 2

All children have these rights, no matter whothey are, where they live, what their

parents do,what language they speak, what their religion is,whether they are a boy

or girl, what their cultureis, whether they have a disability, whether they are rich or

poor. No child should be treated unfairly on any basis.

Article 3

All adults should do what is best for you. When adults make decisions, they should

think about how their decisions will affect children.

Article 4

The government has a responsibility to make sure your rights are protected. They

must help your family to protect your rights and create an environment where you

can grow and reach your pot ential.

Article 5

Your family has the responsibility to help you learn to exercise your rights, and to

ensure that your rights are protected.

Article 6

You have the right to be alive.

Article 7

You have the right to a name, and this should be officially recognized by the

(9)

Article 8

You have the right to an identity – an official record of who you are. No one should

take this away from you.

Article 9

You have the right to live with your parent(s),unless it is bad for you. You have the

right to live with a family who cares for you.

Article 10

If you live in a different country than your parents do, you have the right to be

together in the same place.

Article 11

You have the right to be protected from kidnapping.

Article 12

You have the right to give your opinion, and for adults to listen and take it

seriously.

Article 13

You have the right to find out things and share what you think with others, by

talking, drawing,writing or in any other way unless it harms or offends other

people.

Article 14

You have the right to choose your own religion and beliefs. Your parents should

help you decide what is right and wrong, and what is best for you.

(10)

You have the right to choose your own friends and join or set up groups, as

long as it isn't harmful to others.

Article 16

You have the right to privacy.

Article 17

You have the right to get information that is important to your well-being, from

radio, newspaper,books, computers and other sources.Adults should make sure that

the information you are getting is not harmful, and help you find and understand

the information you need.

Article 18

You have the right to be raised by your parent(s) if possible.

Article 19

You have the right to be protected from being hurt and mistreated, in body or mind.

Article 20

You have the right to special care and help if you cannot live with your parents.

Article 21

You have the right to care and protection if you are adopted or in foster care.

Article 22

You have the right to special protection and help if you are a refugee (if you have

been forced to leave your home and live in another country), as well as all the

rights in this Convention.

Article 23

You have the right to special education and care if you have a disability, as well as

(11)

Article 24

You have the right to the best health care possible,safe water to drink, nutritious

food, a clean and safe environment, and information to help you stay well.

Article 25

If you live in care or in other situations away from home, you have the right to

have these living arrangements looked at regularly to see if they are the most

appropriate.

Article 26

You have the right to help from the government if you are poor or in need.

Article 27

You have the right to food, clothing, a safe place to live and to have your basic

needs met.You should not be disadvantaged so that you can't do many of the things

other kids can do.

Article 28

You have the right to a good quality education.You should be encouraged to go to

school to the highest level you can.

Article 29

Your education should help you use and develop your talents and abilities. It

should also help you learn to live peacefully, protect the environment and respect

other people.

(12)

You have the right to practice your own culture,language and religion - or any you

choose.Minority and indigenous groups need special protection of this right.

Article 31

You have the right to play and rest.

Article 32

You have the right to protection from work that harms you, and is bad for your

health and education.If you work, you have the right to be safe and paid fairly.

Article 33

You have the right to protection from harmful drugs and from the drug trade.

Article 34

You have the right to be free from sexualabuse.Article 35No one isallowed to

kidnap or sell you.

Article 36

You have the right to protection from any kind of exploitation (being taken

advantage of).

Article 37

No one is allowed to punish you in a cruel or harmful way.

Article 38

You have the right to protection and freedom from war. Children under 15 cannot

be forced to go into the army or take part in war.

Article 39

You have the right to help if you've been hurt, neglected or badly treated.

(13)

You have the right to legal help and fair treatment in the justice system that

respects your rights.

Article 41

If the laws of your country provide better protection of your rights than the articles

in this Convention, those laws should apply.

Article 42

You have the right to know your rights!Adults should know about these rights and

help you learn about them, too.

Articles 43 to 54

These articles explain how governments and international organizations like

(14)

ABSTRAK

UNICEF menjalin kerjasama erat dengan pemerintah ,baik pusat maupun

daerah.baik melalui lembaga-lembaga swadaya maupun secara langsung. Secara

mendukung dengan kegiatan-kegiatan sosial,UNICEF juga melakukannya dengan

penerapan hukumnya. Dimana UNICEF menjadi fasilator dalam mendukung

penerapan KHA di indonesia,melihat begitu banyaknya anak-anak mengalami

dampak buruk akibat orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Penelitian ini membahas hal-hal upaya yang menjadi peranan UNICEF dan

juga Upaya UNICEF dalam Konvensi Hak Anak agar bias berjalan,serta hal-hal

yang menyebabkan perlunya KHA di implementasikan di Indonesia.

Metode penelitian yang digunakan adalah Library Research. Dan hasil

penelitian bersifat deskriptif ,yang bertujuan memberikan pandangan bahwa ada

peranan UNICEF dalam Konvensi Hak Anak di Indonesia.

Hasil penelitan menunjukan bahwa UNICEF sebagai Organisasi luar

memiliki peranan yang membantu dalam ratifikasi KHA dalam undang-undang

No.23 tahun 2002. Namun diharapkan bahwa peranan UNICEF saja tidak dapat

berbuat banyak,kuncinya adalah kesadaran kita masing-masing,bahwa anak-anak

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Pada awalnya, organisasi yang disebut “Organisasi Darurat” ini terbentuk

dikarenakan pengaruh yang besar dari perang dunia kedua. Oleh karena itu,

lembaga yang resmi berdiri pada tanggal 11 Desember 1946 ini merupakan

organisasi yang didirikan untuk menjaga dan melindungi anak-anak dari segala

peperangan dan juga diskriminasi terhadap anak-anak. Organisasi yang diberi nama

UNICEF,United International Children’s Fund, merupakan organisasi yang

bernaung dalam PBB dan merupakan organisasi global yang bekerja ,terutama

untuk anak-anak.

1

Secara umum unicef merupakan organisasi yang membantu anak-anak

dalam mendapatkan perhatian dan perawatan yang dibutuhkan ketika mereka kecil

karena tanpa didasari perhatian dan kasih sayang seseorang anak dapat mengalami Oleh didasari rasa kemanusian dan peduli atas anak-anak secara global,

UNICEF mengembangkan pergerakannya keseluruh belahan dunia seperti Afrika ;

Amerika ; Timur tengah dan Asia(Indonesia). Khusus bagi Indonesia UNICEF

sudah menujukan rasa kepeduliannya dengan membantu korban-korban

(anak-anak) bencana alam yang sudah terjadi di Indonesia,seperti;bencana Tsunami ;

bencana gempa di nias ; bencana lumpur lapindo ;dll.Menyusul dengan banyaknya

Bencana alam di Indonesia, banyak juga bantuan yang datang dari dunia

internasional melalui organisasi tersebut.

1

(16)

keterbelakangan mental dan moral. Hal tersebut sudah banyak terjadi di Indonesia,

khusus diIndonesia kebanyakan anak mengalami ketidakadilan dalam mendapatkan

haknya.Kebanayakan orangtua memperlakukan anak-anaknya dengan didikan yang

keras dan tidak dipenuhi dengan kasih sayang.karena secara daya pikir bahwa kasih

sayang orangtua tidak lepas dalam mendidik anak-anaknya. Karena untuk pola

pikir kebanyakan orangtua,dengan memberikan segala keperluan yang diperlukan

anaknya maka mereka sudah membahagiakan anak-anaknya, akan tetapi pola pikir

sangat salah. Oleh didasari kurangnya kepedulian tersebut banyak juga anak-anak

yang dipaksa untuk bekerja dibawah umur,dengan pekerjan seperti “mengamen” ;

berjualan ; bahkan buruh kasar. Padahal sesuai salah satu salah satu Undang –

undang bahwa yang dikatakan “Anak adalah setiap orang berumur dibawah 18

tahun” jadi tidak diperbolehkan untuk bekerja secara kasar.2

2

Undang – Undang Nomor 13 tahun 2003,tentang ketenagakerjaan Republik Indonesia.

Melainkan berhak

mendapatkan pendidikan Sembilan tahun, seperti yang diprogramkan pemerintah

RI. Selain itu keterpurukan mutu pendidikan dan moral yang sekarang ini di alami

Indonesia juga berpengaruh bagi anak-anak karena dengan kesalahan pendidikan

yang dialami oleh mereka, maka anak-anak juga akan tumbuh dengan pendidikan

dan moral yang buruk. Oleh karena kurangnya kepedulian kita ,maka organisasi

anak dunia ini bergerak untuk bertujuan untuk membantu anak-anak yang ada di

Indonesia, sesuai dengan perjanjian yang dibuat disemua Negara untuk anak-anak ,

dalam konvensi PBB tentang hak-hak anak. Maka dalam hal itu UNICEF

memastikan agar setiap anak yang sebagai salah satu aspek pembangun bangsa

memperolehkan perlakuan khusus untuk dilindungi dan di perhatikan oleh suatu

(17)

B . Perumusan Masalah

Berpijak pada uraian – uraian latar belakang permasalahan diatas maka

pokok permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Peranan UNICEF menurut hukum Internasional ?

2. Bagaimana Peranan konvensi hak anak-anak PBB di Indonesia ?

3. Bagaimana Pandangan UNICEF dalam Implementasi Convention on the

Rights of child di indonesia?

C . Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara rinci tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui Peran UNICEF menurut hukum internasional

diIndonesia.

2. Untuk mengetahui Konvensi Hak anak dalam UU perlindungan hak anak

No 23 Tahun 2002.

3. Untuk memperoleh informasi dan mengetahui mengenai hal-hal yang

dilakukan UNICEF dalam menangani masalah bencana alam yang kian

(18)

Sedangkan yang menjadi manfaat teoritis dari penulisan skripsi ini antara

lain:

1. Sebagai bahan informasi bagi para akademis maupun sebagai bahan

perbandingan bagi penelitian lebih lanjut.

2. Untuk menambah pengetahuan dalam hukum internasional

Secara praktis, penulisan skripsi ini diharpkan memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Menambah bahan referensi pada perpustakan falkutas hukum universitas

sumatera.

2. Masukan bagi praktisi hukum dalam pembahasan mengenai peranan suatu

organisasi internasional dalam memerangi ketidakpedulian terhadap

anak-anak dan perlindungan hukumnya , terutama di Indonesia.

D . Keaslian Penulisan

Skripsi ini merupakan karya tulis yang asli. Belum ada penulis yang

menulis skripsi tentang hal yang sama, yaitu tentang Peranan UNICEF dalam

implementasi konvensi hak anak PBB di Indonesia.

Khususnya untuk yang terdapat di falkutas hukum universitas sumatera

utara medan, keaslian penulisan ini ditunjukan dengan adanya penegasan dari pihak

(19)

E . Tinjauan Kepustakaan

Judul skripsi ini berjudul “Peranan UNICEF dalam implementasi konvensi

hak anak PBB di Indonesia.”.

Untuk menghindari keragu-raguan pada bab-bab selanjutnya maka terlebih

dahulu pengertian judul diatas secara umum. Hubungan yang terjadi antara

UNICEF dengan indonesia dalam Perlindungan hak anak merupakan suatu cara

untuk memerangi diskriminasi terhadap anak-anak dari berbagai aspek social.

Perlindungan anak adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk menjamin dan

melindungi anak dan hak-haknya (Sesuai Konvensi Hak Anak PBB) agar dapat

hidup, tumbuh,berkembang dan berpartisipasi secara optimal dengan harkat dan

martabat kemanusian serta mendapat perlindungan dari diskriminasi.

Judul ini membahas juga mengapa Indonesia dapat bekerjasama dengan

UNICEF dalam melindungi dan memelihara anak-anak di Indonesia yang kurang

mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari masyarakat umum. Serta membahas

sejauhmana pencapaian hasil kerjasama yang sudah terbentuk antara UNICEF

dengan Indonesia sesuai Kovensi hak anak dan UU No 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Hak Anak.

Berdasarkan ini ,maka penulisan ini hanya menelaah Peranan UNICEF

(20)

F . Metode Penelitian

Penulisan skripsi ini mengunakan metode penelitian hukum normatif karena

dalam penelitian yang dilakukan penulis untuk penulisan skripsi ini penulis

mendasarkan pada data sekunder yang berasal dari data kepustakaan.

Bahan pustaka di bidang hukum yang penulis gunakan sesuai dengan

ketentuan bahan-bahan dasar suatu penelitian , terdiri :

1. Bahan hukum primer berupa konvensi-konvensi ,undang-undang khusus

anak terutama undang-undang perlindumgan anak No 23 Tahun 2002.

2. Bahan hukum skunder ,yaitu tulisan-tulisan atau karya-karya para ahli

hukum dalam buku-buku teks,makalah internet dan lain-lain yang relevan

dengan masalah penelitian.

3. Bahan hukum tersier,yaitu bahan-bahan yang dapat dipergunakan untuk

membantu bahan hukum primer dan sekunder ,antara lain kamus-kamus

hukum .

G . Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan penulisan ini terbagi dalam lima bab yang

masing-masing bab terdiri dari sub bab yang dikembangkan jika memerlukan pembahasan

yang lebih terperinci :

1. Bab I : PENDAHULUAN

adalah merupakan pendahuluan yang memberikan gambaran umum yang

(21)

dan Manfaat Penelitian , Keaslian Penulisan ,Tinjauan Kepustakaan

,Metode Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisa.

2. Bab II : TINJAUAN PUSTAKA MENGENAI UNICEF

adalah bab yang membahas mengenai Pengertian UNICEF , Tujaan dan

Sasaran UNICEF di Indonesia , Struktur UNICEF , Peranan dan Tanggung

jawab PBB.

3. Bab III : TINJAUAN UMUM MENGENAI KONVENSI HAK ANAK PBB

adalah berisikan mengenai sejarah terbentuknya Konvensi hak

anak,Defenisi hak anak menurut PBB,dan Implementasi Konvensi hak anak

di Indonesia.

4. Bab IV : PERANAN UNICEF DALAM IMPLEMENTASI CONVENTION ON THE RIGHT OF THE CHILD DI INDONESIA

adalah membahas mengenai hal-hal atau bantuan-bantuan yang sudah

diberikan UNICEF sesuai Implementasi Konvensi hak anak PBB di

Indonesia dan Pencapaiannya selama ini terhadap anak-anak korban

bencana alam di Indonesia.

5. Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA MENGENAI UNICEF A . Pengertian UNICEF di Indonesia

UNICEF atau yang dikenal United Nations International Children’s

Emergency Fund merupakan organisasi yang didirikan oleh majelis umum pada

tanggal 11 desember 1946 untuk membantu dan memberikan bantuan darurat

dalam bentuk berupa makanan , obat-obatan , dan pakaian untuk anak-anak Eropa

dan juga pada masa peperangan di Cina ,yang dimana menjadi korban perang.

Sejarah awalnya, tepatnya desember 1950. Majelis umum PBB

memperpanjang pemberian dana selama hampir tiga tahun, mengubah mandatnya

menjadi lebih menekankan kesejahteraan dan kesehatan serta gizi dari program

jangka panjang untuk kepentingan anak-anak dari tiap Negara berkembang.

Dalam hal ini Indonesia yang dimaksud Negara berkembang juga

merespond masuknya UNICEF. Organisasi ini mulai Resmi pada tahun 1950,dan

melakukan kerjasama dengan Indonesia.UNICEF telah memutuskan menjadi mitra

tetap Indonesia dalam upaya mentranformasi seluruh kehidupan anak-anak dan

perempuan di seluruh Nusantara.

1946: Pertama hadir di Lombok 1950: Kantor resmi UNICEF dibuka

1959: Applied Nutrition Program (ANP) dimulai dan dalam 3 tahun menyebar ke 100 desa di 8 propinsi

1965: RI keluar dari PBB, kantor dibekukan 2 tahun 1974: Upaya Peningkatan Gizi Keluarga

(23)

- monitoring pertumbuhan anak - pendidikan ttg gizi

- kebun keluarga 1975: Master Plan of Operation perta

Setelah itu , pada tahun 1960-an UNICEF berkembang menjadi organisasi

yang bergerak dalam pembangunan umumnya lebih kepada kepedulian terhadap

kesejahteraan anak, bukan hanya bantuan darurat. Bagi UNICEF operasi besarnya

ialah program gizi di Indonesia yang mencapai 100 desa di delapan provinsi

(1959). Indonesia yang rejoined untuk PBB, pada November 1966 setelah keluar

dari PBB (1965), oleh menteri Luar Negeri Adam Malik , menandatangani “surat

perjanjian baru mengenai penangan anak di Indonesia”, antara UNICEF dan

Indonesia.3

Selama periode 1951-1960, UNICEF terus memenuhi kebutuhan darurat ,

yaitu melindungi kesehatan anak-anak. UNICEF melakukan beberapa kampanye Pada bulan Oktober 1953, setelah Indonesia resmi bergabung dengan

UNICEF. Majelis menentukan dan memutuskan bahwa organisasi ini harus terus

berkembang dan meneruskan tugasnya sebagai lengan permanen dari PBB,dan

dituntut untuk menekankan program-program jangka panjang yang member

manfaat kepada anak-anak di mana-mana, terkhusus pada anak-anak di Negara

berkembang yang benar membutuhkan . ketika diadopsi pada misi yang

menyatakan UNICEF dipandu oleh “konvensi hak-hak anak” dan berusaha

menekankan dan menetapkan hak anak-anak sebagai sumber prinsip-prinsip etis

dan kekal standar internasional prilaku terhadap anak-anak .

3

(24)

untuk melakukan program melawan tuberkolosis, kusta, dan malaria. Dengan

ketentuan yang dibuat oleh UNICEF ,sanitasi lingkungan yang mendorong

pendidikan kesehatan anak. Dengan bantuan dana sebesar $152.000.000, UNICEF

mengadopsi sebuah konsep allying yaitu bantuan anak-anak untuk pembangunan

bangsa.

Secara terprogram UNICEF terus membantu anak-anak dan wanita . juga

membantu para Guru untuk reformasi pendidikan dan kurikulum. Dalam hal ini

,organisasi ini telah berhasil dalam melaksanakan misi yang telah di berikan

kepada Negara-negara berkembang.

Begitu halnya di Indonesia, awal fokusnya dari kerjasama dalam membantu

anak-anak . sebelum kerjasama diperluas dan diversifikasi, UNICEF lebih focus

terhadap beberapa daerah lainnya yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. Dalam

hal inilah terlihat hubungan kerjasama antara Indonesia dan UNICEF dalam

kepedulian terhadap anak-anak. Dalam hal ini juga UNICEF berusaha untuk

memperbaiki kualitas kehidupan anak-anak dinegara berkembang ,dan upaya

koordinasi dengan pemerintah yang bersangkutan.

Secara data statistic UNICEF dari 25 tahun sejarah mengungkapkan hanya

dari segi kontruktif yang dicapai, tetapi UNICEF memberikan beberapa indikasi

dengan jangkauan antara lain 73.000.000 anak untuk diperiksa dan 43.000.000

anak dirawat ; 425.000.000 anak untuk diperiksa framboesia 23.000.000 dirawat ;

400.000.000 divaksinasi terhadap TBC ; jutaan dari malaria dan 415.000 sembuh

dari penyakit kusta. Selain itu UNICEF juga membangun 13.000 pusat kesehatan

(25)

termaksud Indonesia.4

kata melayani adalah kata yang tepat untuk UNICEF,dimana yang memang

tujuan UNICEF untuk melayani anak-anak korban dari diskriminasi Negara. Secara

garis besar UNICEF memiliki tujuan yang berfokus pada anak-anak. Yang dimana

badan inter-pemerintah ini diberi wewenang oleh pemerintah dunia memberikan,

mempromosikan dan melindungi hidup dan hak-hak anak. Organisasi

kemasyarakatan, termasuk mitra lembaga swadaya masyarakat (LSM) berperan

serta dalam tugas-tugas UNICEF di Indonesia dan di 190 negara dimana UNICEF

bekerja. Selain itu UNICEF dapat dijadikan pola hubungan kerjasama yang

mengkaitkan lembaga-lembaga diindonesia dengan berbagai lembaga-lembaga

didunia yang memiliki tujuan untuk memelihara dan melindungi anak-anak serta

hak-haknya. Tujuan UNICEF ini merupakan bagian dari isi tujuan PBB, yang

meliputi sebagai berikut

Untuk indonesia salah satunya UNICEF memberikan

bantuan tenda-tenda sekolah gratis kedaerah Hiliduho yang terletak di perbukitan

yang terletak sangat terpencil,yang mempunyai luas sekitar 221,65 km2. Didaerah

ini juga terdapat perubahan struktur permukaan tanah yang diakibatkan oleh

gempa. Akan tetapi untuk di indonesia UNICEF telah memperlihatkan bentuk

kepedulianya terhadap anak dan wanita korban bencana alam yang terjadi di

Indonesia.

B . Tujuan dan sasaran UNICEF di indonesia

5

4

http://www.nationsencyclopedia.com

5

T.May Rudy,administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung, PT.Refika aditama ,2005,hal 57.

(26)

a. Memelihara perdamaian dan keamanan internasional.

b. Mengembangkan hubungan persaudaran antar bangsa

c. Bekerjasama secara internasional untuk memecahkan persoalan ekonomi

internasional , social , kebudayaan , dan kemanusiaan serta untuk

memajukan rasa hormat untuk hak-hak manusia dan

kemerdekaan-kemerdekaan asasi.

d. Untuk menjadi pusat bagi tindakan-tindakan bangsa-bangsa dalam usaha

untuk mencapai tujuan bersama.

Setiap organisasi memiliki sasaran hasil yang ingin dicapai untuk

memenuhi tujuannya.6

Ada 3 hal yang menjadi sasaran UNICEF sebagai sebuah organisasi

Internasional antara lain7

1. Menumbuhkan kepercayaan anak-anak terhadap kepedulian Negara. :

2. Membantu kaum muda untuk membangun sebuah dunia dimana semua

anak-anak hidup secara terhormat dan memperoleh keamanan.

3. Menciptakan dunia yang cocok untuk anak-anak.

Setiap poin-poin penting sasaran UNICEF ini berfungsi untuk membantu

pembangunan suatu Negara yang berkembang. Dengan kaitan hubungan,

bahwasanya suatu Negara dapat tumbuh dan berkembang apabila taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakat termasuk anak-anak,mendapat perhatian yang baik.

C . Struktur UNICEF

6

T.May Rudy,administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung, PT.Refika aditama ,2005,hal 27.

7

(27)

Sebagai bagian intergral dari PBB,UNICEF adalah semi otonom yang

memiliki badan pengatur sendiri, yaitu Dewan eksekutif dan Sekretariat.

UNICEF juga dikaitkan dengan UNGA & ECOSOC: UNICEF merupakan

anak tubuh majelis umum , yang laporan melalui dewan ekonomi dan social

perserikatan bangsa-bangsa. Sebagai bagian intergral bangsa-bangsa,tugasnya

ditinjau tiap tahun oleh dewan ekonomi dan sosial. Dewan terdiri dari 41 anggota,

yang melakukan perotasian berdasarkan rotasi tahunan untuk 3 tahun.

Dewan menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan UNICEF,yang di tinjau

program-program dan menyetujui pengeluaran-pengeluaran untuk bekerjasama

UNICEF di Negara-negara berkembang dan dana biaya operasional. Kecuali

siding-sidang luar biasa, Dewan berkumpul dan bertemu selama dua minggu setiap

tahun.

Dewan Eksekutif yang bertanggung jawab atas administrasi UNICEF

diangkat oleh sekertaris jendral PBB setelah berkonsultasi dengan Dewan. Sejak

januari 1980, direktur eksekutif adalah James P. Grant. Kantor-kantor perwakilan

UNICEF merupakan unit-unit operasi kunci untuk dukungan , pemberi nasehat,

pembuat program dan logistik. Di bawah tanggung jawab menyeluruh dari kepala

Perwakilan UNICEF untuk Negara yang bersangkutan,para pengelola program

membantu departemen-departemen dan lembaga-lembaga yang terkait untuk

mempersiapkan , melaksanakan dan mengevalusi program kerjasama dengan

UNICEF.

Kantor-kantor regional di Abidjan , amman , Bangkok , bogota , Nairobi,

dan New delhi member dan mengkoordinasikan dukungan khusus untuk program

(28)

Fungsi kantor di new York , jenewa, kopenhagen, Tokyo dan Sydney

adalah untuk melayani Dewan Eksekutif ,mengembangkan dan mengarahkan

,kebijaksanaan mengelola sumber keuangan ,personalia dan informasi, kegiatan

pemeriksaan keuangan, penyebarluasaan informasi, dan memupuk hubungan

dengan pemerintahan donor dan komite-komite nasional untuk UNICEF.

Miskipun dalam kerjanya diarahkan dari New York , sebagian besar dari

operasi suplai/ pengadaan UNICEF berada di kopenhagen di Pusat Pembelian dan

Pengadaan UNICEF.

Selain itu UNICEF juga menjalankan IRC ( Innocenti Research Center )8

Setiap organisasi internasional tentunya dibentuk untuk melaksanakan

peran-peran dan fungsi-fungsi sesuai tujuan pendirian organisasi internasional

tersebut oleh para anggotanya

di

Florence dan kantor di jepang dan Brussels, yang membantu penggalangan dan

perantara bagi para pembuat kebijakan.

D . Peran danTanggung Jawab UNICEF

9

a. Bidang kesehatan : UNICEF menjamin bahwa setiap anak dan wanita

mendapatkan perhatian dalam peningkatan kesehatan dengan membantu .

Dalam setiap organisasi memiliki peran yang berbeda sesuai bidang dan

tujuan organisasinya. UNICEF sebagai organisasi yang berfokus pada

kesejahteraan anak memiliki peran-peran pokok pada bidang-bidang

tertentu,seperti :

8

UNICEF innocent research Center di Florence,Italia,didirikan pada 1988 untuk riset UNICEF dan untuk mendukung advokasi untuk anak-anak di seluruh dunia.

9

(29)

memberi bantuan kesehatan yang layak antara lain, pemberian vaksinasi

untuk tuberkolosi (TBC) ;penyuluhan HIV;penyuluhan Malaria ; dll.

b. Bidang ekonomi : memberi bantuan pengembangan kesejahteraan rezeki

untuk anak-anak seperti, memberi kesempatan kerja bagi wanita untuk

kehidupannya.

c. Bidang hukum : membantu anak-anak dan wanita memperoleh dan

melindungi hak-haknya.

Secara organisasi Internasional,ada 4 hal utama yang menjadi peranan

UNICEF sebagai organisasi internasional antara lain10

1. Memberikan kehidupan yang lebih baik pada anak-anak.

2. Membantu setiap anak-anak untuk bertahan dan menjalani kehidupannya

dengan baik.

3. Member anak-anak kesempatan untuk menuntut ilmu disekolah.

4. Menciptakan suasana lingkungan yang kondusif bagi anak-anak khususnya

korban perang.

UNICEF turut serta dalam memajukan pendidikan bagi kaum perempuan

dengan memastikan bahwa mereka sedikit-dikitnya menyelesaikan pendidikan

dasar karena hal ini member manfaat bagi semua anak, baik anak perempuan

maupun anak laki-laki. Setiap anak perempuan yang dibekali pendidikan akan

tumbuh dan memiliki pemikiran yang lebih baik, menjadi warga yang lebih baik

dan menjadi orang tua yang lebih baik bagi anak-anak mereka. UNICEF juga

bergerak agar seluruh anak mendapat imunisasi dan kebal terhadap penyakit yang

umum dialami pada masa anak-anak , sehingga mereka tumbuh dengan baik,

10

(30)

karena merupakan hal buruk apabila seorang anak menderita atau meninggal akibat

penyakit yang seharusnya bias ditanggulangi.

UNICEF telah berupaya untuk mencegah penyebaran AIDS/HIV diantara

para remaja karena merupakan hal yang seharusnya mereka terhindar dari bahaya

dan memampukan mereka melindungi orang lain dari penyakit ini. UNICEF juga

membantu keluarga dan anak-anak dalam menderita AIDS/HIV agar tetap

menjalani kehidupan mereka dengan bermartabat.

UNICEF terus melibatkan setiap orang dalam memberikan perlindungan

terhadap lingkungan anak-anak. UNICEF hadir untuk memberikan uluran tangan

selama masa-masa darurat dan dimana anak merasa terancam,karena

anak-anak tidak boleh mengalami perlakuan kekerasan ,pelanggaran atau eksploitasi.

Oleh karena itu , UNICEF menyadari bahwa perlunya kerjasama dengan

sektor swasta dapat menjadi mitra yang berperan penting dalam mewujudkan misi

dalam menjamin kesehatan, pendidikan, keadilan, dan perlindungan bagi setiap

anak, maka UNICEF melakukan kerjasama tersebut dari berbagai tingkat dan

bidang , dalam hal ini kerjasama tersebut mencakup :

a. Kemitraan yang inovatif

b. Inisiatif filantropis strategis

c. Inisiatif pemasaran global ,regional dan local

(31)

Perntayaan dari , J.G. Strake mengatakan , masing-masing organisasi

Internasional dibatasi berdasarkan fungsi-fungsi dan tanggung jawab hukumnya,

dengan masing-masing memiliki lapangan kegiatan sendiri yang terbatas 11

UNICEF yang bertanggung jawab dibidang kesehatan ibu dan anak ,

pendidikan dasar , kesehatan gizi dan perlindungan anak serta kontribusi untuk

meningkatkan pengurangan anak malnutrisi. Maka UNICEF juga memiliki

ketentuan atau wilayah yang focus untuk meningkatkan gizi anak-anak dan

perempuan

.

12

‘kemitraan untuk mencapai kesuksesan’ merupakan salah satu strategi

UNICEF dalam rencana tindakan untuk menciptakan suasana lingkungan yang baik

bagi anak-anak,sebuah rencana yang terpadu dalam mempromosikan hidup sehat . Dalam meningkatkan gizi anak-anak dan perempuan,UNICEF dan

masyarakat bekerjasama yang terkordinasi demi kepentingan anak dan perempuan.

Secara global menangani masalah anak-anak merupakan tantangan yang sulit,oleh

karena itu memerlukan kemampuan yang lebih dalam suatu organisasi untuk

mengurangi masalah anak-anak tersebut.

Sasaran UNICEF saat ini ,membangun dunia yang nyaman dan sesuai untuk

anak-anak agar terlepas dari diskriminasi ,memerlukan bantuan dari kemitraan dari

setiap pemerintah , individu ,dan Organissasi yang menerapkan nilai-nilai

kemanusiaan dan penghormatan akan hak-hak anak-anak. Yang termasuk

didalamnya individu-individu masyarakat ,organisasi-organisasi kemasyarakatan

,lembaga sukarela ,persekutuan dagang ,bidang keagamaan , intitusi penelitian dan

akademis serta anak-anak itu sendiri.

11

Hasnil Basri Siregar , Hukum Organisasi Internasional, hal 35

12

(32)

memberikan pendidikan dasar yang berkualitas memerangi AIDS/hiv dan

melindungi anak-anak dari pelecehan ,eksploitasi ,dan kekerasan. Hal ini sesuai

dengan keputusan UN Special Sessions on Children pada mei 2002.

Bekerjasama dengan berbagai lembaga swadaya masyarakan di tingkat

dunia ,regional ,nasional ,dan tingkat komunitas yang selama ini menjadi cirri khas

dari tugas UNICEF .semua ini menjadi sumber –sumber bantuan kekuatan bagi

UNICEF dalam menangani masalah anak saat ini. Oleh karena luas dan

keanekaragaman jaringan kemitran ini akan membantu memperbesar

manfaat-manfaat dari upaya yang dilakukan UNICEF. Karena itu secara garis besar peranan

dan tanggung jawab yang paling besar ialah melalui kesadaraan dari tiap-tiap

individu dan organisasi masyarakat untuk memerangi diskriminasi anak.UNICEF

hanya lembaga dunia yang ingin meningkatkan kesadaran bahwa pentingnya anak

(33)

BAB III

TINJAUAN UMUM MENGENAI KONVENSI HAK ANAK DALAM PBB

A . Latar Belakang dan Sejarah Konvensi Hak Anak

Gagasan mengenai hak anak bermula sejak berakhirnya Perang Dunia I

sebagai reaksi atas penderitaan yang timbul akibat dari bencana peperangan

terutama yang dialami oleh kaum perempuan dan anak-anak. Liga Bangsa-Bangsa

saat itu tergerak karena besarnya jumlah anak yang menjadi yatim piatu akibat

perang. Awal bergeraknya ide hak anak bermula dari gerakan para aktivis

perempuan yang melakukan protes dan meminta perhatian publik atas nasib

anak-anak yang menjadi korban perang.

Salah seorang di antara para aktivis tersebut yakni yang bernama Eglantyne

Jebb (pendiri Save the Children) kemudian mengembangkan sepuluh butir

pernyataan tentang hak anak atau rancangan deklarasihak anak (Declaration of The

Rights of The Child) yang pada tahun 1923 diadopsi oleh lembaga Save The

Children Fund International Union. Kemudian pada tahun 1924 untuk pertama

kalinya Deklarasi Hak Anak diadopsi secara Internasional oleh Liga

Bangsa-Bangsa.

Deklarasi ini dikenal juga sebagai “Deklarasi Jenewa”. Setelah berakhirnya

Perang Dunia II, pada tahun 1948 Majelis Umum PBB kemudian mengadopsi

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pada tanggal 10 Desember. Peristiwa ini

yang kemudian pada setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Hak Asasi Manusia

se-dunia ini menandai perkembangan penting dalam sejarah HAM dan beberapa

(34)

tahun 1959 Majelis Umum PBB kembali mengeluarkan Pernyataan mengenai Hak

Anak yang merupakan deklarasi internasional kedua bagi hak anak.

Tahun 1979 saat dicanangkannya Tahun Anak Internasional, Pemerintah

Polandia mengajukan usul bagi perumusan suatu dokumen yang meletakkan

standar internasional bagi pengakuan terhadap hak-hak anak dan mengikat secara

yuridis.

Inilah awal perumusan Konvensi Hak Anak. Tahun 1989, rancangan

Konvensi Hak Anak diselesaikan dan pada tahun itu juga naskah akhir tersebut

disahkan dengan suara bulat oleh Majelis Umum PBB tanggal 20 November.

Konvenan ini kemudian diratifikasi oleh setiap bangsa kecuali oleh Somalia dan

Amerika Serikat. Dan pada akhirnya pada tahun 1990 Konvensi Hak Anak

dinyatakan berlaku sebagai Hukum Internasional tepatnya bertanggal 2 september

1990.

Isi Konvensi Hak Anak

Konvensi ini merupakan instrument Internasional di bidang Hak Asasi

Manusia dengan cakupan hak yang paling komprehensif. Terdiri dari 54 pasal,

Konvensi hingga saat ini dikenal sebagai satu-satunya konvensi di bidang Hak

Asasi Manusia yang mencakup baik hak-hak sipildan politik maupun hak-hak

ekonomi,sosial dan budaya sekaligus.

Berdasarkan strukturnya

Konvensi ini dibagi menjadi 4 bagian yakni : Preambule (mukadimah)

(35)

hak bagi semua anak, Bagian Dua (Pasal 42-45) yang mengatur masalah

pemantauan dan pelaksanaan KonvensiHak Anak, dan Bagian Tiga (Pasal 46-54)

yang mengatur masalah pemberlakukan Konvensi.

Berdasarkan isinya

ada empat cara mengkategorikan Konvensi Hak Anak, yakni :

Pertama ,kategorisasi berdasarkanKonvensi Induk Hak Asasi Manusia,

dikatakan bahwa Konvensi Hak Anak mengandung hak sipil politik dan

hak-hak ekonomi sosial budaya.

Kedua, ditinjau dari sisi yang berkewajiban melaksanakan Konvensi Hak

Anak, yaitu negara dan yang bertanggung jawab untuk memenuhi hak anak, yakni

orang dewasa pada umumnya.

Ketiga, menurut cara pembagian yang sudah sangat populer dibuat

berdasarkan cakupan hal yang terkandung dalam Konvensi Hak Anak, yakni : hak

ataskelangsungan hidup (survival), hak untuk berkembang (development), hak atas

perlindungan (protection) dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan

masyarakat(participation).

Keempat, menurut cara pembagian yang dirumuskan oleh Komite Hak

Anak PBB yang mengelompokkan Konvensi Hak Anak menjadi delapan Kategori

sebagai berikut :(1) langkah-langkah implementasi umum; (2) defenisi anak; (3)

prinsip-prinsip umum; (4) hak sipil dan kemerdekaan;(5) lingkungan keluarga dan

pengasuhanalternatif; (6) kesehatan dan kesejahteraandasar; (7) pendidikan, waktu

luang dan kegiatan budaya;(8) langkah-langkah perlindungan khusus (berkaitan

(36)

yakni 4 s/d 8 merupakan kategori hak substantif hak anak,sedangkan tiga kelompok

yang pertama yakni 1 s/d 3 bersifat lintas kategori. Cara pembagian ini lebih

banyak dipakai terutama oleh yang mengkhususkan diri dengan Konvensi Hak

Anak, karena pembagian ini sekaligus memberikan kerangka kerja yang sangat

komprehensif, dan juga melingkupi cara-cara pembagian yang sebelumnya

digunakan.

Defenisi Anak

Pasal 1 Konvensi Hak Anak secara umum mendefinisikan anak sebagai

orang yang belum mencapai usia 18 tahun, namun dalam pasal tersebut juga

mengakui kemungkinan adanya perbedaan atau variasi dalam penentuan batas usia

kedewasaan di dalam peraturan perundang-undangan dari tiap-tiap Negara Peserta.

Misalnya, untuk bekerja, untuk ikut pemilihan umum, untuk mengkonsumsi

minuman beralkohol, untuk bertanggung jawab secara pidana atau untuk bisa

dijatuhi hukuman mati dan sebagainya. Ideal-nya negara peserta memperlakukan

standar yang ditetapkan dalam Standar KonvensiHak Anak sebagai standar

terendah dan sedikit demi sedikit mulai menyesuaikan batasan umur anak yang

terdapat dalam perundang-undangan nasional agar sesuai dengan standar Konvensi

Hak Anak.

Prinsip-Prinsip Umum

Ada empat Prinsip yang terkandung didalam Konvensi Hak Anak, yakni :

(37)

Artinya semua hak yang diakui dan terkandung dalam Konvensi Hak Anak

harus diberlakukan kepada setiap anak tanpa pembedaan apapun. Prinsip ini

tertuang dalam Pasal 2 Konvensi Hak Anak, yakni : “Negara-negara peserta akan

menghormati dan menjamin hak-hak yangditerapkan dalam konvensi ini bagi

setiap anak yang berada dalam wilayah hukum mereka tanpa diskriminasi dalam

bentuk apapun, tanpa memandang ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama,

pandangan politik atau pandangan-pandangan lain,asal-usul kebangsaan, etnik

atau sosial, status kepemilikan, cacat atau tidak, kelahiran atau status lainnya baik

dari si anak sendiri atau dari orang tua atauwalinya yang sah”. (Ayat 1).

“Negara-negara peserta akan mengambil semua langkah yang perlu untuk

menjamin agar anak dilindungi dari semua bentuk diskriminasi atau hukuman

yang didasarkan pada status, kegiatan, pendapat yang dikemukakan atau

keyakinan dari orang tuaanak, walinya yang sah atau anggota keluarga”. (Ayat

2).

2. Prinsip yang terbaik bagi anak (best interest of the child).

Yaitu bahwa dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan

oleh lembaga-lembaga kesejahteraan sosial pemerintah atau badan legislatif. Maka

dari itu, kepentingan yang terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama

(Pasal 3 ayat 1).

3. Prinsip atas hak hidup, kelangsungan dan perkembangan (the rights to life, survival and development).

(38)

hak yang melekat atas kehidupan (Pasal6 ayat 1). Disebutkan juga bahwa

negara-negara peserta akan menjamin sampai batas maksimal kelangsungan hidup dan

perkembangan anak (Pasal 6 ayat 2).

4. Prinsip penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the views of the child).

Maksudnya bahwa pendapat anak, terutama jika menyangkut hal-hal yang

mempengaruhi kehidupannya, perlu diperhatikan dalam setiap pengambilan

keputusan. Prinsip ini tertang dalamPasal 12 ayat 1 Konvensi Hak Anak, yaitu :

“Negara-negara peserta akan menjamin agar anak-anak yang mempunyai

pandangan sendiri akan memperoleh hak untuk menyatakan

pandangan-pandangannya secara bebas dalam semua hal yang mempengaruhi anak, dan

pandangan tersebut akan dihargai sesuai dengan tingkat usia dan kematangan

anak”.

Lingkungan Keluarga dan Pengasuh Pengganti

Konvensi Hak Anak menegaskan pentingnya peranan keluarga dalam upaya

pemenuhan hak anak. Oleh karena itu, maka lingkungan keluarga memperoleh

perhatian khusus dalam Konvensi. Bagianak-anak yang hidup dan berkembang

diluar keluarga alami, diberikan ketentuan ketentuan khusus untuk memberikan

kepada mereka keluarga atau lembaga asuh alternatif, mengingat bahwa anak-anak

bergantung pada orang dewasa. Inilah yang dimaksud dengan “pengasuh

pengganti” Dalam Konteks Konvensi Hak Anak, anak berhak untuk mendapatkan

keluarga ataukeluarga pengganti agar kehidupan dan perkembangannya bisa

(39)

memenuhi hak-hak dasar anak, sedangkan Negara berkewajiban untuk mengambil

langkah-langkah agar hak-hak anak untuk memperoleh keluarga atau keluarga atau

keluarga pengganti dapat terpenuhi dan agar keluarga atau keluarga pengganti

dapat melaksanakan tanggung jawabnya

dengan maksimal.

Secara umum, ketentuan-ketentuan yang tercakup, dalam kelompok

lingkungan keluarga atau pengasuhan pengganti meliputi antara lain : tanggung

jawab keluarga dalam pengasuhan anak, penempatan bagi anak-anak yang terpisah

dari keluarganya, yatim piatu, terlantar dan sebagainya. (dengan kafalah

sebagaimana yang dikenal dalam hukum islam, adopsi atau panti-panti yang

dikelola oleh Negara), serta melindungi anak-anak dari tindakan kekerasan oleh

orang tua, keluarga atau keluarga pengganti mereka.

Kesehatan dan Kesejahteraan Dasar

Kesehatan dan kesejahteraan dasar berisi berbagai ketentuan yang pada

prinsipnya memberikan hak kepada anak untuk memperoleh standar kehidupan

yang layak agar mereka bisa berkembang, fisik, mental spiritual, moral maupu n

sosial dengan baik, termasuk hak anak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

serta jaminan sosial.

Pendidikan Waktu Luang dan Kegiatan Budaya

Kelompok ini memberikan ketentuan mengenai hak-hak anak untuk

(40)

bimbingan kejuruan. Perlu juga diperhatikan bahwa kegiatan waktu luang dan

kegiatan budaya dianggap penting pengaruhnya bagi perkembangan anak.

Langkah-Langkah Perlindungan Khusus

Karena anak merupakan individu yang belum matang baik secara fisik,

mental maupun sosial. Karena kondisinya yang rentan tergantung dan berkembang,

anak dibanding dengan orang dewasa lebih beresiko terhadap tindak eksploitasi,

kekerasan, penelantaran dan lain-lainnya. Anak juga sangat rawan sebagai korban

dari kebijakan ekonomi makro atau keputusan politik yang salah, meskipun secara

umum pandangan masyarakat, termasuk para politisi terhadap anak kadang

bersikap naïf dan apolitis.

Begitu pula seperti telah sering dikemukakan orang, anak merupakan asset

utama bagi masa depan bangsa dan kemanusiaan secara menyeluruh. Di atas

segalanya, kondisi kehidupan anak diseluruh dunia pada saat ini ternyata tidak

menjadi lebih baik. Ancaman terhadap anak pada saat ini baik ancaman fisik,

mental maupun sosial ternyata lebih serius dibanding pada waktu-waktu yang lalu.

Secara umum, anak perlu dilindungi dari : Pertama, keadaan darurat atau

keadaan yang membahayakan. Kedua, kesewenangwenangan hukum. Ketiga,

eksploitasi termasuk tindak kekerasan (abuse) dan penelantaran. Keempat ,

diskriminasi. Komite Hak Anak PBB, dalam pedoman laporan untuk Negara

Peserta mengkategorikan anak-anak yang membutuhkan upaya perlindungan

khusus tersebut, yakni :

1. Anak yang berada dalam situasi darurat, yakni pengungsi anak dan anak

(41)

2. Anak yang mengalami masalah dengan hukum.

3. Anak yang mengalami situasi eksploitasi, meliput i eksploitasi ekonomi,

penyalahgunaan obat dan substan, eksploitasi seksual, penjualan dan

perdagangan.

4. Anak yang berasal dari kelompok minoritas dan masyarakat adat.

Pihak-Pihak Terkait dengan Konvensi Hak Anak

Dalam Hak Asasi Manusia, manusia memiliki hak, sedang kewajiban

berada di tangan Negara. Kekhususan Konvensi-Konvensi di bidang Hak Asasi

Manusia sebagai suatu bentuk Perjanjian Internasional ialah bahwa Negara yang

melakukan ratifikasi konvensi dimaksud saling berjanji untuk terikat pada

kewajibannya guna memberikan hak kepada manusia yang berada di dalam

wilayah hukum negara bersangkutan. Dalam Konteks tersebut, pihak-pihak yang

terkait dengan Konvensi Hak Anak, pada dasarnya meliputi :

1. Anak sebagai pemegang Hak;

2. Negara sebagai pihak yangberkewajiban memenuhi hak anak.

Namun, karena Konvensi Hak Anak menempatkan keluarga atau keluarga

pengganti dalam posisi sentral bagi pemenuhan hak anak, maka pihak orang tua

atau keluarga dan masyarakat pada umumnya mempunyai tanggung jawab dalam

pemenuhan hak anak. Negara berarti pihak yang diberi mandat untuk mewakili

negara untuk menyelenggarakan negara, untuk membuat atau mengubah

undang-undang dan peraturan-peraturan, untuk merumuskan dan menjalankan kebijakan

administrative serta mengatur kehidupan masyarakat. Ini berarti mencakup pihak

(42)

Anak, orang tua/keluarga atau keluarga pengganti serta masyarakat dewasa

bertanggung jawab (bukan berkewajiban) memenuhi hak anak.

Langkah-Langkah Implementasi Umum

Suatu Negara yang meratifikasi Konvensi Hak Anak wajib memenuhi

semua ketentuan dalam Konvensi Hak Anak, kecuali bila negara tersebut

melakukan reservasi ketentuan dalam Konvensi Hak Anak. Dalam kondisi

demikian, maka negara tidak terikat untuk melaksanakan ketentuan yang

direservasinya, namun reservasi bisa ditarik kapan saja dengan pemberitahuan

resmi (Konvensi Hak Anak Pasal 51 ayat 3) Yang berkewajiban dalam

mengimplementasikan Konvensi Hak Anak adalah negara yang meratifikasi

Konvensi Hak Anak tersebut, dalam hal ini adalah para penyelenggara negaralah

yang mempunyai wewenang untuk mengimplementasikan Konvensi. Walaupun

Konvensi ini menempatkan peranan keluarga dan masyarakat pada posisi yang

sentral dalam pemenuhan hak anak. Langkah-langkah implementasi umum adalah

langkah-langkah umum yang seharusnya diambil oleh Negara Peserta yang secara

umum bertujuan untuk meningkatkan kondisi hak anak di Negara bersangkutan.

Langkah-langkah implementasi umum antara lain meliputi :

1. Niat untuk menarik reservasi.

2. Upaya menyesuaikan legislasi nasional terhadap prinsip dan ketentuan

Konvensi Hak Anak.

3. Upaya perumusan strategi nasional bagianak yang secara komprehensif

mengacu pada kerangka Konvensi Hak Anak berikut penetapan

(43)

4. Penerjemahan Konvensi Hak Anak ke dalam bahasa nasional dan bahasa

daerah serta penyebarluasan Konvensi.

5. Penyebarluasan laporan yang disiapkan oleh pemerintah berikut kesimpulan

dan rekomendasi yang diberikan oleh Komite Hak Anak terhadap Laporan

pemerintah.

6. Dan lain-lain.

Pelanggaran Hak Anak

Sehubungan karena Konvensi Hak Anak mengandung hak-hak sipil politik

dan hak-hak ekonomi sosial budaya sekaligus dalam pasal-pasalnya, maka yang

dimaksud sebagai pelanggaran di dalam Konteks Konvensi Hak Anak bisa berarti

dua macam. Pertama, Jika negara melakukan tindakan baik tindakan legislatif,

administratif, atau tindakan lainnya yang seharusnya tidak dilakukan, misalnya

melakukan penyiksaan atau mengintersepsi hak anak untuk memperoleh informasi.

Ini merupakan suatu bentuk pelanggaran yang nyata. Kedua, Non Compliance,

yaitu negara tidak melakukan tindakan, baik tindakan legislatif, administratif atau

tindakan lain yang diisyaratkan oleh Konvensi Hak Anakbagi pemenuhan Hak

Anak, khususnya yang berhubungan dengan hak ekonomi, Secara umum yang

dimaksud dengan pelanggaran dalam Konvensi Hak Anak diukur dari compliance

atau pemenuhan negara terhadap kewajiban-kewajibannya. Namun, sekalipun

Konvensi Hak Anak mengikat secara yuridis namun belum ada mekanisme yuridis

untuk pemberian sanksi bagi negara yang melakukan pelanggaran. Sejauh ini

(44)

berupa sanksi Moral dan sanksi Politis, bias dalam bentuk embargo bantuan

ekonomi, pengucilan, mempermalukan di tingkat Internasional, dll.

Jika pelanggaran dilakukan oleh orang tua atau anggota masyarakat, maka

Negara berkewajiban menjamin agar anggota masyarakat tidak melakukan

pelanggaran hak anak atau menjamin agar jika terjadi pelanggaran seperti itu, maka

pelaku harus mempertanggungjawabkan tindakannya dan korban dibantu

pemulihannya. Hal ini bisa dilakukan dengan menyelaraskan perundangan dan

peraturan nasional sesuai Konvensi Hak Anak.

B . Defenisi Hak Anak Menurut PBB

Semua anak adalah aset bangsa13

Sayangnya, tidak semua anak mempunyai kesempatan yang sama dalam

merealisasikan harapan dan aspirasinya. Banyak diantara mereka yang beresiko

tinggi untuk tidak tumbuh dan berkembang secara sehat, mendapatkan pendidikan

yang terbaik, karena keluarga yang miskin, orang tua bermasalah, diperlakukan

salah (child abuse), ditinggal orang tua, sehingga tidak dapat menikmati hidup

secara layak. Melihat posisi anak yang begitu penting,maka upaya panjang . itulah ungkapan yang bermula dari

pemikiran Itulah ungkapan yang bermula dari pemikiran anak sebagai objek dan

subjek yang padanya melekat atribut seperti tunas bangsa, generasi

penerus,penerima tongkat estapet pembangunan, pemimpin masa depan dan

sebagainya. Berangkat dari pemikiran tersebut, kepentingan yang utama untuk

tumbuh dan berkembang dalam kehidupan anak harus memperoleh prioritas yang

sangat tinggi.

13

(45)

peningkatan kualitas tumbuh kembang anak berarti pula peningkatan kualitas

sumber daya manusia masa depan. Pemenuhan jaminan kesehatan, gizi dan

pendidikan pada masa anak menentukan banyak aspek kehidupan, termasuk

kesehatan, intelektualitas, prestasi dan produktivitas dikemudian hari pada masa

remaja dan dewasa.

dimarkas PBB bulan Mei 2002 ‘berilah aku dunia yang layak untuk hidup’.

Mereka datang mewakili berbagai bangsa dan komunitas dengan membawa

setumpuk permasalahan yang menyelimutinya. Ada yang menjadi korban

peperangan, kekerasan, kemiskinan/kelaparan, bencana alam dan lainnya.

Efek semua ini dilihat dari masa lalu yang sangat mencemaskan bagi dunia,

pada saat peperangan yang terjadi demi kepentingan Negara. oleh sebab itu PBB,

berharap tinggi kepada anak-anak sebagai aspek penting suatu Negara,demi

memajukan perkembangan secara global.

Dalam hal ini perlunya peranan dan kewajiban Negara dan Orang tua yang

dalam lingkup sehari-hari membantu dan mendidik anak-anak agar tidak salah

langkah dalam masa depannya serta kesadaran dari anak itu sendiri.

(46)

Dalam hal ini PBB menyatakan perlunya suatu Negara melakukan

kewajibannya yang sebagai berikut :

1. Kewajiban menghormati ( The obligation to respect ) mengharuskan suatu

Negara tidak melanggar Hak Asasi Manusia.

2. Kewajiban melindungi ( The obligation to protect ) mengharuskan Negara

untuk melindungi setiap manusia dari tindakan pelangaran oleh pelaku

non-negara.

3. Kewajiban memenuhi ( The Obligation to fulfill ) Negara harus menempuh

tindakan untuk memenuhi hak anak.

4. Kewajiban memajukan ( The Obligation to promote ) Negara harus

mendorong memudahkan anak-anak dalam menikmati hak-hak mereka.

Dalam hal ini , Anak sebagai tanggung jawab Negara, yang secara

pengertian yang dikatakan anak adalah “seseorang yang belum berusia 18

(delapan belas) tahun, termasuk anak dalam kandungan14

1. Jual-beli anak (trafficking).

.

Selain itu seorang anak berhak memperoleh atas suatu nama sebagai

identitas diri suatu kewarganegaraan (KHA Ps.7 dan 8). Dari dasar kewajiban

Negara inilah anak akan merasa mencapai dunianya yang lebih baik dan jauh dari

hal-hal yang bersifat pelanggaran antara lain :

2. Diskriminasi sosial dan politik.

3. Kekerasan keluarga dan Negara (Peperangan)

14

(47)

Oleh karena itu bagi PBB seorang anak berhak mendapat Perlakuan yang

Istimewa dalam suatu Negara seperti yang disyahkan PBB dalam “BEIJING

RULES”, yang di syahkan melalui revolusi PBB NO. 40/33 tanggal 29 November

1985, mengenai “Peraturan Minimum Standar PBB tentang Peradilan Anak”.

Yang didalamnya terdapat perlindungan hukum terhadap anak ,dimana anak

memperoleh Hak-hak istimewa dalam hukum seperti Hak Praduga tak bersalah

dan Hak perlindungan Privasi. Hak praduga tak bersalah bagi seorang anak ialah

memperoleh antara lain :

1. Hak untuk diberitahukan akan tuntutan hukumnya.

2. Hak untuk tetap diam.

3. Hak akan pengacara.

4. Hak akan kehadiran orang tua atau wali.

5. Hak untuk menghadapi dan memeriksa silang saksi-saksi.

6. Hak untuk naik banding.

Dan hak perlindungan privasi antara lain :

1. Tidak ada publikasi yang tidak pantas.

2. Tidak ada proses pen’cap’an.

Dari begitu banyaknya perlakuan istimewa dan begitu pentingnya

anak-anak. Maka PBB terus berupaya untuk menjaga dan melindungi serta menghormati

anak-anak dan hak-haknya sebagai aset penting suatu Negara.

C . Implementasi Konvensi Hak Anak di Indonesia

Sebagai instrumen internasional, Konvensi (atau Kovenan atau Pakta)

(48)

menyetujui suatu Konvensi. Pengikatan diri kedalam Konvensi bersifat sukarela.

Namun sekali suatu Negara mengikatkan diri, maka ia berkewajiban untuk

melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Konvensi.

Dalam berbagai pakta utama menyangkut HAM (misalnya dalam dua

Kovenan Utama, Konvensi Anti Penyiksaan, Konvensi Anti Diskriminasi Rasial,

Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita, Konvensi

Hak Anak), mekanisme implementasinya diatur begitu rupa hingga bisa dipantau

oleh PBB.

Dewasa ini, mekanisme pemantauan telah mengalami peningkatan sehingga

bukan hanya PBB yang notabene konstituennya adalah Negara , namun juga

berbagai sektor dalam masyarakat sipil dengan dimotori oleh NGO telah dilibatkan

dalam mekanisme pemantauan. Perkembangan jumlah NGO yang memperoleh

akreditasi PBB dalam mekanisme pemantauan HAM telah meningkat dalam kurun

hampir setengah abad terakhir. Pada 1948 ketika Deklarasi Universal dicanangkan,

tercatat 15 NGO yang terlibat dalam proses perumusannya.

Pada 1993, sebanyak 1500 NGO dengan status konsultatif yang

berpartisipasi dalam Kongres Hak Asasi Manusia Sedunia di Wina. Meluasnya

gerakan hak asasi manusia ini diapresiasi oleh Theo van Boven, mantan Direktur

UN Center for Human Rights, sebagai perkembangan yang memberi harapan Ini

lebih dari sekedar bukti simbolik atas universalitas konstituensi HAM.

Berdasarkan Pasal 44 KHA sebagaimana telah disebut dalam Bagian I di

atas, Negara Peserta diwajibkan menyerahkan laporan awal setelah 2 tahun sejak

(49)

Laporan berisi usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Pemerintah dalam

mengimplementasikan hak anak. Dalam kasus Indonesia, Laporan awal jatuh

tempo pada 4 Oktober 1992, dan laporan perodik pertama semestinya telah jatuh

tempo pada (4 Oktober) 1997. Namun Indonesia sejauh ini baru menyerahkan

laporan perdana dan belum menyerahkan laporan periodik pertama.

Laporan awal Republik Indonesia setebal 20 halaman (CRC/C/3/Add.10),

berisi substansi yang disusun sesuai Panduan Komite. Laporan ini sebenarnya

diharapkan untuk memberikan informasi mengenai langkah-langkah yang diambil

dalam rangka implementasi KHA berikut faktor dan kesulitan yang dihadapi dalam

kurun 2 tahun (5 Oktober 1990 - 4 Oktober 1992) sejak berlakunya KHA di

Indonesia.

Secara Garis besar isi laporan awal indonesia antara lain, mengenai

langkah-langkah implementasi umum. Tentang upaya menyelaraskan perundangan dan kebijakan nasional dengan ketentuan-ketentuan Konvensi: Sejak

dideklarasikannya Tahun Anak Internasional (1979), Indonesia telah

mengembangkan berbagai legislasi untuk meingkatkan kesejahteraan anak.

Perundang-undangan dimaksud meliputi UU Kesejahteraan Anak (1979), UU

Sistim Pendidikan Nasional (1989), UU Kependudukan (1992). Selain itu

disebutkan beberapa UU yang berkaitan dengan perlindungan anak, seperti UU

Perkawinan (1974) dan UU Perburuhan (1948).

Selanjutnya dijelaskan bagaimana perundang-undangan di atas cukup

kondusif bagi perlindungan dan pengembangan anak. Setelah meratifikasi KHA,

dikatakan bahwa Indonesia terus mencoba meningkatkan perundangan nasional

(50)

perceraian orang tua dan Edaran Mahkamah Agung No. 6/1983 mengenai adopsi

Tentang mekanisme untuk mengimplementasikan ketentuan hak-hak anak di

tingkat nasional, provinsi dan lokal: Dikatakan bahwa ketentuan-ketentuan hak

anak telah diintegrasikan ke dalam program-program pembangunan nasional, baik

yang dilakukan oleh pihak pemerintah, swasta maupun komunitas. Disebutkan

tentang tujuan dari Instruksi Presiden No. 2/1989 tentang Kesejahteraan Anak.

Selanjutnya dikemukakan tentang peranan Menteri Koordinator Kesejahteraan

Rakyat.

Mengenai Prinsip-prinsip Umum. Tentang prinsip non-diskriminasi

dikatakan bahwa UU Kesejahteraan Anak menjamin bahwa bantuan dan pelayanan

kepada anak adalah merupakan hak anak tanpa memperhatikan jenis kelamin,

agama, suku, ras, status sosial dan status ekonomi anak. Tentang prinsip yang

terbaik bagi anak dikatakan bahwa menurut pasal 34 UUD ?45 Negara

bertanggungjawab terhadap orang miskin dan anak terlantar. Dikatakan pula bahwa

menurut nilai-nilai alamiah dan tradisi setiap keluarga Indonesia memberikan nilai

yang tinggi kepada anak sebagai asset keluarga dan bahwa pandangan ini tercermin

dalam berbagai perundangan nasional khususnya dalam pasal 45 UU Perkawinan

(tidak ada keterangan lebih lanjut tentang UU lainnya yang mana saja). Selanjutnya

dikatakan bahwa hambatan utama dalam mewujudkan prinsip yang terbaik bagi

anak ialah faktor kemiskinan sebagai negara berkembang. Namun dikatakan upaya

mengentaskan kemiskinan melalui Instruksi Presiden. Tentang prinsip hak hidup,

kelangsungan hidup dan perkembangan dikemukakan bahwa dasar Negara

Pancasila menjamin hak hidup bagi setiap warganegara dan bahwa prinsip ini

(51)

Anak yang telah disebut dimuka. Namun begitu diakui bahwa tingkat kematian

bayi dan balita masih tinggi dan untuk itu Pemerintah memandang bahwa

program-program kelangsungan hidup dan perkembangan sangatlah penting. Dikemukakan

bahwa pada tingkat nasional telah diluncurkan program Dekade Anak yang

tujuannya untuk mendidik komunitas khususnya keluarga bahwa anak adalah aset

yang berguna baik bagi keluarga maupun bagi sumberdaya pembangunan di masa

depan. Akhirnya disebutkan bahwa Pemerintah Standing Committees on Child

Welfare baik tingkat nasional maupun propinsi. Tentang prinsip penghargaan

terhadap pandangan anak dikemukakan bahwa secara tradisional kehidupan

masyarakat di Indonesia memang paternalistik. Namun seiring dengan kemajuan

yang datang bersama dengan proses pembangunan maka terjadi pula perubahan

pola hubungan antara anak dengan orangtua yang mengarah kepada pola yang lebih

demokratis. Dan sejalan dengan perkembangan tersebut, UU sistim pendidikan

nasional memberi kesempatan kepada anak untuk menyampaikan pendapatnya

melalui organisasi OSIS, dimana para murid mempunyai hak untuk

mengemukakan pendapat. Lalu dikatakan bahwa , Pada saat yang sama para murid

juga berkewajiban untuk menghormati masyarakat. Inilah interpretasi dari konsep

hak asasi manusia terpadu di Indonesia

Mengenai hak sipil dan kemerdekaan. Tentang hak anak atas identitas

dikemukakan bahwa Menurut UU Perkawinan dan UU kewarganegaraan, setiap

anak akan mendapatkan kewarganegaraan Indonesia tanpa memandang dimana ia

dilahirkan, apakah didalam atau diluar wilayah Indonesia.

Setiap anak berhak atas identitas kewarganegaraan. Anak yang lahir di luar

(52)

mempertahankan identitas dikemukakan bahwa Komponen identitas meliputi

nama, kebangsaan, warna kulit, dan jenis kelamin. Identitas ini dilindungi oleh

undang-undang dan tak seorangpun akan memaksa anak untuk melepaskan

identitasnya.

Tentang kebebasan berekspresi dikemukakan bahwa Implementasi pasal 13

Konvensi di Indonesia sesuai belaka dengan UU Sistim Pendidikan Nasional yang

menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk menyampaikan pikiran dan

harapannya selama proses belajar. Selanjutnya dikatakan bahwa dalam budaya

tradisional anak-anak kurang mendapat kesempatan untuk menyatakan

pendapatnya. Namun, Dalam struktur formal misalnya dalam sistim sekolah,

Pemerintah mencoba mendorong kebebasan berekspresi sebagai bagian dari

program pengembangan rasa percaya diri melalui pembentukan OSIS dan

Pramuka.

Tentang akses kepada sumber informasi dikemukakan bahwa anak-anak

Indonesia menerima informasi yang layak dari berbagai bahan bacaan, radio dan

televisi. Namun untuk melindungi anak dari informasi berbahaya yang

bertentangan dengan filosofi dan ideologi nasional, UU Penerbitan melarang bahan

bacaan, video dan kaset tertentu khusus yang mengenai pornografi.

Beberapa kesulitan dihadapi oleh Indonesia dewasa ini karena

diperkenalkannya teknologi satelit yang memancarkan program-program asing

yang tidak sesuai dengan anak-anak Indonesia karena program-program tersebut

vulgar, penuh kekerasan dan mengandung unsur sex dan sebagainya. Tentang

Referensi

Dokumen terkait

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.J DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN.. DI RUANG BIMA RUMAH SAKIT UMUM

Penilaian merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan untuk mengetahui perkembangan dan tingkat pencapaian hasil pembelajaran. Penilaian memerlukan data yang baik. Salah satu

Pada tahap design ini merupakan proses mengubah kebutuhan yang ada dalam tahap plan menjadi rancangan sistem yang diimplementasikan secara nyata. Pada tahap

Pekerja sekarang umumnya dituntut untuk sanggup melakukan pengayaan atau ( enrichment ) dari bentuk pekerjaan yang telah ada. Setiap individu dituntut untuk semakin aktif

Selanjutnya dalam Petunjuk Teknis Nomor 01/JUKNIS/D.V/2007 tentang Pemetaan Masalah dan Akar Masalah Pertanahan, disebutkan bahwa : Sengketa adalah perbedaan nilai, kepentingan,

Untuk mengganti nilai dari properti suatu objek dapat dilakukan melalui jendela Property Editor seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 8.8.. Jendela

Berdasarkan hasil penelusuran peneliti di Indonesia belum banyak penelitian terkait pemanfaatan kola- gen ikan untuk penyembuhan luka, sehingga peneliti tertarik