• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Kristen Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hasil Penelitian Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Kristen Tahun 2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 Executive Summary

Hasil Penelitian Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Kristen

Tahun 2015

A. Pendahuluan

Salah satu tenaga kependidikan yang dinilai strategis dan penting serta sebagai ujung tombak dalam pembinaan profesional dan meningkatkan mutu guru pendidikan agama Kristen di sekolah adalah Pengawas Pendidikan Agama Kristen (PAK). Dengan kata lain, Pengawas PAK dapat dikatakan sebagai ujung tombak dalam melakukan pembinaan profesional kepada guru PAK di sekolah, yang tidak hanya mencakup pada pembinaan substansi edukatif seperti pembinaan PBM, penguasaan materi pembelajaran PAK, pengenalan berbagai model pembelajaran, penilaian dan evaluasi hasil belajar peserta didik, dan sebagainya, dan pembinaan administratif.

Namun demikian, posisi Pengawas PAK yang demikian strategis tersebut masih dihadapkan pada kenyataan lapangan, di mana tidak semua Pengawas PAK memenuhi persyaratan kualifikasi sebagaimana yang ditentukan oleh Permenpan dan RB maupun peraturan Menteri Agama. Selain itu, menurut informasi yang diperoleh dari Direktorat Pendidikan Agama Kristen, para Pengawas PAK sampai saat ini belum pernah mendapatkan kesempatan pendidikan dan pelatihan (diklat), baik yang diselenggarakan oleh Pusdiklat

Tenaga Teknis maupun dari Balai-Balai Diklat Keagamaan.1 Kondisi Pengawas PAK

tersebut tentunya juga hampir sama dengan kondisi Pengawas PAI sebagaimana temuan hasil penelitian yang dilakukan Puslitbang Pendidikan Agama pada tahun 2005. Dengan kondisi yang demikian itu, seperti apa kinerja yang dapat dicapai seorang Pengawas PAK ?

Sampai saat ini Kementerian Agama, khususnya Direktorat Pendidikan Agama Kristen pada Ditjen Bimas Kristen belum memiliki data dan informasi yang lengkap dan akurat mengenai kinerja Pengawas PAK. Keberadaan data dan informasi kinerja Pengawas PAK tersebut sangat penting dan diperlukan Direktorat Pendidikan Agama Kristen dalam membuat kebijakan dan program kerja peningkatan mutu pengawasnya. Direktorat Hasil-hasil kajian juga memperlihatkan bahwa peningkatan mutu guru sangat erat kaitannya dengan pembinaan profesi yang dilakukan pengawas. Melihat semuanya itu, Direktorat Pendidikan Agama Kristen meminta kepada Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan agar melakukan penelitian kinerja pengawas PAK.

Oleh karena itu, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan menilai penting dan strategis melakukan penelitian Kinerja Pengawas PAK ini pada tahun 2015, dengan tujuan untuk memetakan kinerja Pengawas PAK,yang berkaitan dengan: 1) pelaksanaan tugas pembimbingan profesi Guru PAK; 2) pelaksanaan tugas pemantauan penerapan empat standar nasional; 3)pelaksanaan tugas penyusunan program pengawasan PAK; 4) pelaksanaan program pengawasan PAK; dan 5) pelaksanaan tugas evaluasi program pengawasan PAK. Penelitian ini mencakup Provinsi Sumatera Utara, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara, yang merupakan daerah konsentrasi keberadaan Pengawas PAK. Jumlah responden yang diliput sebanyak 152 orang Pengawas PAK (68% dari jumlah Populasi Pengawas PAK seluruh Indonesia). Serta responden Guru

(2)

2 PAK, 376 orang. Responden Guru PAK untuk memberikan penilian kinerja secara otentik terhadap pelaksanaan tugas pembimbingan profesi Guru PAK.

B. Temuan Penelitian

1. Kinerja Pengawas PAK Dalam Pelaksanaan Tugas Pembimbingan Profesi Guru Secara keseluruhan kinerja pengawas PAK dalam pembimbingan profesi guru

PAK mendapat nilai 84,24 atau kategori Baik.2 Dilihat per aspek bimbingan, dari 10

aspek hanya aspek Pembimbingan dalam pelaksanaan PTK dan menyusun karya tulis ilmiah yang mendapat nilai 79,17 dengan kategori Cukup, sedangkan, Sembilan aspek lainnya mendapat nilai dengan kategori Baik. Kinerja pembimbingan profesi guru PAK yang paling tinggi pada aspek pembimbingan konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan perkembangan mata pelajaran PAK, sebesar 88,44 dengan kategori Baik. Kinerja pembimbingan profesi guru ini sangat penting, karena manfaatnya dirasakan langsung oleh guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Perolehan kinerja pengawas PAK dalam pembimbingan profesi guru PAK ini tentunya belum maksimal, karena masih dalam kategori Baik. Pembimbingan profesi guru PAK ini akan lebih maksimal apabila pengawas PAK dinilai dapat kategori Amat Baik. Belum maksimalnya kinerja pengawas PAK, baik pengawas tingkat dasar maupun pengawas tingkat menengah dalam pembimbingan profesi guru PAK dapat disebabkan berbagai hal, seperti beban tugas pengawas PAK yang cukup berat seperti sebagian besar harus membimbing guru PAK lebih dari 50 orang, luasnya wilayah pembimbingan, serta minimnya kesempatan pengawas PAK mengikuti diklat yang berkaitan dengan tugas kepengawasan.

2. Kinerja Pengawas PAK Dalam Pemantauan Penerapan Empat Standar Nasional Pendidikan

Tugas pemantauan penerapan standar nasional pendidikan yang dilakukan pengawas PAK mencakup standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar

kompetensi lulusan, secara keseluruhan memperoleh nilai 76,00 atau kategori cukup.3

Perolehan nilai pada pemantauan penerapan standar penilaian memperoleh nilai yang paling tinggi, 80,58 atau kategori Baik. Hal ini mungkin disebabkan pengawas PAK lebih mudah melakukan pemantauan penerapan standar penilaian yang dilakukan oleh guru PAK. Tidak jauh berbeda dengan nilai kinerja pemantauan penerapan standar Penilaian adalah kinerja pada pemantauan standar Kompetensi Lulusan, yang mencapai nilai kinerja sebesar 80 atau kategori Baik. Sedangkan kinerja pemantauan penerapan standar Isi dan Standar Proses adalah yang terendah yakni masing-masing sebesar 69,04 dan 73,41, kategori Cukup. Hal ini kemungkinan besar dikarenakan pemantauan terhadap penerapan standar Isi dan Standar Proses lebih sulit dilakukan dan beragam, serta sulit dipantau karena tidak setiap hari Pengawas PAK dapat memantau secara langsung di tempat (on the spot). Kinerja pengawas PAK dalam pemantauan penerapan empat standar nasional pendidikan dilihat dari aspek pengawas tingkat dasar dan pengawas tingkat menengah, tampak bahwa kedua jenis pengawas

2 Bandingkan dengan hasil penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan tahun 2012, bahwa Pengawas

PAI pada kinerja tersebut mencapai nilai 77,48, kategori Cukup.

3 Bandingkan dengan hasil penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan tahun 2012, Pengawas PAI

(3)

3 ini sama-sama mendapat kategori Baik. Tetapi secara angka nilai, terdapat perbedaan, di mana pengawas tingkat dasar memperoleh nilai 84,83, sedikit lebih tinggi dari perolehan nilai pada pengawas tingkat menengah yang sebesar 81,31.

3. Kinerja Pengawas PAK dalam Pelaksanaan Tugas Penyusunan Program Pengawasan

Secara keseluruhan kinerja pengawas PAK dalam pelaksanaan tugas penyusunan program pengawasan memperoleh nilai 63,61, kategori Kurang. Daerah liputan penelitian yang memperoleh nilai tertinggi adalah Kabupaten Toba Samosir sebesar

88,45 atau kategori Baik, dan Kota Surakarta, 83,33 atau kategori Baik.4 Sedangkan

daerah liputan penelitian yang memperoleh nilai terendah dengan kategori Amat Kurang adalah Kota Bitung (41,67), Kota Malang (47,92), dan Kabupaten Simalungun (54,34).

4. Kinerja Pengawas PAK dalam Pelaksanaan Program Pengawasan

Kinerja pengawas PAK dalam pelaksanaan program pengawasan memperoleh nilai 58,14, kategori Kurang. Kinerja ini dilihat per daerah cakupan penelitian, terdapat hanya 1 daerah yang memperoleh nilai kategori Baik yakni Kabupaten Toba Samosir (85,61). Daerah yang hampir mencapai nilai kinerja dengan kategori Baik adalah Kota Surakarta (79,17, kategori Cukup). Sedangkan daerah yang paling rendah nilai kinerja dalam pelaksanaan program pengawasan adalah Kota Malang dengan nilai 25,00, kategori Amat Kurang. Daerah berikutnya yang dapat nilai dengan kategori Amat Kurang lainnya adalah Kota Bitung, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kota Medan, dan Kabupaten Sleman. Ini adalah perbedaan yang cukup mencolok dan keadaan yang kurang menggembirakan. Rendahnya kinerja ini berdasarkan data tersebut tidak hanya terjadi pada daerah Kabupaten, tapi justru juga terjadi pada daerah Kota.Yang menjadi pertanyaan, tidak terkecuali pada Kabupaten ataupun Kota tersebut, bagaimana pembinaan yang dilakukan Kementerian Agama setempat selama ini untuk meningkatkan mutu pengawas PAK.

5. Kinerja Evaluasi Pelaksanaan Program Pengawasan

Kinerja pengawas PAK dalam melaksanakan tugas evaluasi ini merupakan nilai yang terendah dibandingkan dengan nilai kinerja penyusunan program, dan kinerja

pelaksanaan program pengawasan, yakni sebesar 57,01, kategori Kurang.5 Ketiga

kinerja ini (kinerja penyusunan program pengawasan, kinerja pelaksanaan program pengawasan, dan kinerja evaluasi pelaksanaan program pengawasan) menunjukan trend penuruan nilai kinerja, walaupun penurunannya tidak begitu jauh dan tajam. Kinerja penyusunan program nilainya 63,61, kinerja pelaksanaan program nilainya semakin menurun menjadi 58,14, dan kinerja evaluasi pelaksanaan program menurun

4 Bandingkan dengan hasil penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan tahun 2012, Pengawas PAI

pada kinerja tersebut nilai rerata sebesar 75,09 atau kategori Cukup, dan nilai tertinggi sebesar 93,98 atau kategori Amat Baik.

5 Bandingkan dengan hasil penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan tahun 2012, Pengawas PAI

pada aspek kinerja tersebut nilai rerata sebesar 74,70 atau kategori Cukup, dan nilai tertinggi sebesar 93,98 atau kategori Amat Baik.

(4)

4 lagi nilainya, 57,01. Apakah kecenderungan ini merupakan indikasi pengawas PAK kurang dapat mengoperasionalkan secara baik rencana program pengawasan ke dalam tindakan di lapangan, serta mengalami kesulitan dalam mengevaluasi apa-apa yang telah dilaksanakan sebagai pertanggungjawaban tehadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Bisa jadi apa yang direncanakan tidak sesuai dengan apa yang dipraktekkan di lapangan, sehingga dengan demikian akan mengalami kesulitan pada tataran membuat laporan evaluasinya. Dilihat per daerah liputan penelitian ini, terdapat 7 daerah yang memperoleh nilai Amat Kurang, yaitu Kota Semarang, Kota Malang, Kabupaten Kupang, Kota Bitung, Kabupaten Deli Serdang, Kaupaten Simalungun, dan Kota Medan. Sedangkan, yang mendapat nilai kinerja Baik pada aspek ini hanya terdapat pada dua daerah yakni Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Bantul.

C. Kesimpulan

1. Kinerja Pengawas PAK dalam pelaksanaan tugas pembimbingan profesi guru PAK: a. Kinerja Pengawas PAK dalam pelaksanaan tugas pembimbingan profesi guru

PAK, mulai dari aspek pembimbingan konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan perkembangan mata pelajaran PAK sampai aspek pembimbingan pelaksanaan PTK dan menyusun karya tulis ilmiah memperoleh nilai pada taraf Baik. Dengan kinerja yang dicapai pada taraf baik ini pada hakekatnya pengawas PAK sudah dapat memberikan pembimbingan profesi guru PAK, namun belum maksimal. Sebab fungsi pengawas PAK adalah melakukan pengendalian mutu pembelajaran PAK. Berarti, pengendalian mutu yang dilakukan masih taraf sedang-sedang saja, seharusnya agar dapat meningkatkan mutu pembelajaran PAK, kinerja pengawas PAK pada aspek ini masuk pada taraf sangat baik. Kinerja pembimbingan profesi guru ini sangat penting karena manfaatnya sangat dirasakan langsung oleh guru PAK dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

b. Pengawas PAK yang melakukan kunjungan pembimbingan yang lebih intens atau sering dalam setahun memiliki kinerja yang lebih tinggi ketimbang pengawas PAK yang melakukan kunjungan pembimbingan profesi guru PAK yang hanya sekali dalam setahun.

c. Pengawas PAK yang melakukan pembimbingan profesi guru PAK selama 4 jam pelajaran setiap kunjungan memiliki kinerja yang paling tinggi dengan kategori Amat Baik. Artinya semakin lama bimbingan berlangsung, semakin efektif. d. Pengawas PAK yang melakukan pembimbingan profesi guru PAK kombinasi di

ruang aula sekolah dan ruang KKG PAK memiliki kinerja pada kategori Baik.

e. Pengawas PAK yang melakukan pembimbingan profesi guru PAK di luar jam sekolah dan pada saat pertemuan KKG PAK memiliki kinerja yang paling tinggi pada kategori baik. Dan, yang paling rendah pada saat jam istirahat. f. Kinerja pengawas PAK dalam tugas pembimbingan profesi guru PAK di Kota

dan Kabupaten daerah liputan penelitian ini relative bervariasi. Artinya, ada kota yang tertinggi nilai kinerja aspek ini, juga ada kota yang terrendah nilai kinerja aspek ini, begitu juga dengan kabupaten.

(5)

5 2. Kinerja Pengawas PAK dalam Pemantauan Penerapan empat Standar Nasional

Pendidikan:

a. Kinerja pengawas PAK dalam pelaksanaan tugas pemantauan penerapan standar nasional pendidikan (standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan) memiliki nilai dengan kategori cukup.

b. Kinerja pengawas PAK dalam pemantauan penerapan Standar Penilaian memiliki kinerja yang paling tinggi dibandingkan dengan kinerja pemantauan pada ketiga standar lainnya.Sedangkan yang paling rendah pada pemantauan penerapan Standar Isi.

c. Kinerja pengawas PAK dalam pelaksanaan pemantauan penerapan empat standar nasional pendidikan pada daerah Kabupaten Kupang, Kabupaten Toba Samosir, Kota Medan, dan Kabupaten Klaten, dan kota Malang masih rendah.

3. Kinerja Pengawas PAK dalam pelaksanaan tugas penyusunan program pengawasan: a. Kinerja pengawas PAK dalam pelaksanaan tugas penyusunan program

pengawasan memperoleh nilai dengan kategori Kurang.

b. Kinerja pengawas PAK yang terendah ada di Kota Bitung, dan Kabupaten Simalungun. Dan, yang tertinggi di Kabupaten Toba Samosir.

c. Pengawas PAK pada kelompok usia ≤ 39 tahun memiliki kinerja yang paling tinggi, dan yang terendah pada kelompok umur ≥ 55 tahun.

4. Kinerja Pengawas PAK dalam pelaksanaan program pengawasan:

a. Kinerja pengawas PAK dalam pelaksanaan program pengawasan berada pada kategori Kurang.

b. Pengawas PAK yang berasal dari Kota Bitung, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kota Medan, dan Kabupaten Sleman, memiliki nilai kinerja dengan kategori kurang. Dan, yang terendah, Kota Malang.

c. Pengawas PAK pada kelompok usia ≤ 39 tahun memiliki nilai kinerja yang paling tinggi, dan yang terendah pada kelompok usia 45 – 49 tahun.

5. Kinerja pengawas PAK dalam pelaksanaan evaluasi pelaksanaan program pengawasan:

a. Kinerja pengawas PAK dalam pelaksanaan evaluasi pelaksanaan program pengawasan mendapatkan nilai dengan kategori kurang. Nilai kinerja Pengawas PAK pada aspek ini paling rendah dibandingkan dengan aspek lainnya.

b. Pengawas PAK pada usia ≤ 39 tahun memiliki nilai kinerja yang paling tinggi dengan kategori Baik, dan yang terendah pada kelompok umur 45 – 49 tahun. D. Rekomendasi

Untuk meningkatkan kinerja pengawas (terutama dalam pelaksanaan tugas pemantauan penerapan empat standar nasional pendidikan, dalam pelaksanaan tugas penyusunan program, pelaksanaan program, dan evaluasi pelaksanaan program pengawasan) dari taraf cukup menjadi baik ataupun sangat baik, direkomendasikan perlu melakukan hal-hal berikut:

1. Dalam jangka pendek, perlu ditingkatkan kinerja pengawas PAK melalui: (1) pemberian kesempatan mengikuti diklat yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan ataupun Balai Diklat Keagamaan dengan

(6)

6 menekankan muatan materi kurikulum yang mendukung pelaksanaan tugas penyusunan program pengawasan, pelaksanaan tugas pelaksanaan program pengawasan, dan dalam pelaksanaan tugas evaluasi pelaksanaan program pengawasan.

2. Direktorat pendidikan Agama Kristen perlu mengusulkan kepada Kemenpan-RB melalui pimpinan Kementerian Agama agar Kantor Kementerian Agama yang ada pengawas PAK dan guru-guru PAK diberikan struktur Penyelenggara Kristen, sehingga pembimbingan dan pembinaan kepada Pengawas PAK dan guru-guru PAK di sekolah dapat diselenggarakan. Daerah-daerah yang ada pengawas PAK dan guru-guru PAK seperti di Jogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, beberapa wilayah di DKI Jakarta (Jakarta Utara dan Selatan), dan belum memiliki struktur Penyelenggara Kristen, maka pembinaan terhadap mereka dilakukan oleh struktur Pembimas Kristen yang ada di Kanwil Kementerian Agama setempat, sehingga cukup menyulitkan Pengawas PAK jika ingin melaporkan kinerjanya ke Kanwil.

3. Daerah-daerah yang jumlah guru PAK-nya cukup banyak seperti DI Yogyakarta, perlu penambahan jumlah Pengawas PAK, sehingga beban tugas Pengawas PAK yang ada sekarang menjadi tidak berlebihan beban tugasnya.

4. Direktorat Pendidikan Agama Kristen perlu membuat pedoman pelaksanaan pengawasan PAK yang dapat dijadikan pedoman kerja Pengawas PAK dalam melaksanakan tugasnya. Selama ini Pengawas PAK di lapangan bekerja mencontoh pengawas PAI, seperti dalam membuat program pengawasan, dan membuat laporan pelaksanaan dan evaluasi.

5. Cakupan aspek pembimbingan profesi guru (supervisi akademik) begitu luas, sehingga pengawas mengalami kesulitan melaksanakannya secara keseluruhan dengan efektif. Untuk jangka panjang ke depan, Direktorat Pendidikan Agama Kristen perlu melakukan spesialisasi bidang keahlian pengawas, sehingga tugas pembimbingan profesi guru (supervisi akademik) tidak lagi sifatnya perorangan, tetapi sudah dalam bentuk kerja tim (teamwork). Hal ini dapat dimungkinkan apabila jumlah pengawas PAK sudah memenuhi kebuutuhan.

6. Dalam jangka panjang untuk meningkatkan kinerja pengawas PAK, Direktorat Pendidikan Agama Kristen perlu mengembangkan sistem pembimbingan profesi guru (supervisi akademik) jarak jauh secara online untuk mengatasi hambatan waktu dan besarnya beban tugas pengawas PAK.

7. Untuk memperoleh tenaga pengawas yang profesional, perlu dilakukan uji kompetensi yang mencakup kompetensi supervisi akademik, kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi kepribadian, dan kompetensi penelitian dan pengembangan dalam setiap rekrutmen tenaga pengawas, dan sebaliknya jangan merekrut dari tenaga alih fungsi.

Referensi

Dokumen terkait

Proses utama yang pertama adalah analisis kebutuhan, yaitu proses identifikasi dan deskripsi kebutuhan, permintaan, dan kendala dalam pengembangan Pembelajaran

Sehubungan dengan telah dilakukan Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi oleh POKJA 428 Biro Administrasi Pembangunan dan Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat Daerah Provinsi

Pemaparan Bising Industri dan Kurang Pendengaran, Buku Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok Kepala dan Leher, Ed 13, Jilid 2, hlm: 305 – 329, Jakarta Binarupa Aksara..

Taigi iš to, kas jau buvo aptarta, galima daryti išvadą, jog indų klasikinės muzikos sistema, kitaip nei Vakarų, remiasi estetine rasos koncepcija; pagal jos

Formulir DPA SKPD 2.2.1 - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

[r]

yang namanya tercantum dalam Akte Pendirian/Perubahan Perusahaan berkenan dan/atau kepada staf/tenaga ahli tetap perusahaan dengan tetap membawa dokumen-dokumen

Sanggahan sudah diterima selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender setelah pengumuman ini dengan tembusan kepada PPK Kegiatan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Dinas