PENGAMATAN KETELITIAN SURVEI GPS GEODETIK DI KAMPUS
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
Oleh
DELLA NURMADA NIM. 120 500 148
PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
S A M A R I N D A
2015
PENGAMATAN KETELITIAN SURVEI GPS GEODETIK DI KAMPUS
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
Oleh
DELLA NURMADA NIM. 120 500 148
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
S A M A R I N D A
2015
PENGAMATAN KETELITIAN SURVEI GPS GEODETIK DI KAMPUS
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
Oleh
DELLA NURMADA NIM. 120 500 148
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
S A M A R I N D A
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah : Pengamatan Ketelitian Survei GPS Geodetik di Kampus Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Nama : Della Nurmada
NIM : 120500148
Program Studi : Geoinformatika
Jurusan : Manajemen Pertanian
Pembimbing, Penguji I, Penguji II,
Ir. Iskandar, MP Rudi Djatmiko, S. Hut, MP Andrew Stefano.,ST, MT NIP. 195911191987101001 NIP. 197009151995121001 NIP.197603152009121002
Menyetujui, Mengesahkan,
Ketua Program Studi GeoInformatika Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Husmul Beze, S.Hut, M.Si Ir. M. Masrudy, MP . NIP.197906132008121003 NIP. 196008051988031003
ABSTRAK
Della Nurmada, Pengamatan Ketelitian Survei GPS Geodetik Di Kampus Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (di bawah bimbingan ISKANDAR).
Untuk menentukan suatu posisi yang teliti dapat dilakukan dengan survei GPS dengan tipe alat geodetik. Alat GPS geodetik mempunyai akurasi/ketelitian posisi yang sangat akurat hingga mm. Disamping memiliki ketelitian yang sangat akurat, proses penerimaan sinyal satelit dengan antena atau receivers GPS memiliki beberapa kesalahan dan bias yang mengakibatkan berkurangnya tingkat ketelitian oleh GPS. Dengan memanfaatkan tugu Orde 3 yang memiliki koordinat fixed (tertentu) sebagai titik ikat, kemudian melakukan pengamatan pada TG_01 dan TG_03 yang berada diwilayah kampus POLITANI..
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan data pengukuran dengan perbedaan pengamatan. Mendapatkan nilai ketelitian terhadap perbedaan suhu, kec. angin, dan tekanan udara. Memberikan informasi ketelitian terhadap GPS geodetik. Mendapatkan koordinat dari TG_01 dan TG_03.
Lokasi penelitian bertempat di Samarinda Seberang kampus Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (POLITANI Samarinda) dengan titik referensi Orde III yang berlokasi di Gedung Kuning. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 6 bulan dari penyusunan proposal, pengambilan data lapangan yang dilakukan pada tanggal 26 dan 29 Juni 2015, pengolahan data lapangan dan penyusunan laporan karya ilmiah. Pengambilan data lapangan menggunakan alat GPS Geodetik Ashtech Promark 100, GPS handheld, kompas dan Anemometer AM-4206. Metode pengambilan data lapangan dengan menggunakan metode statik. Untuk data GPS diolah dengan menggunakan aplikasi GNSS Solutions 3.1 dan untuk data unsur cuaca dilakukan hitung rata-rata. Data pengamatan pertama dan kedua dibandingkan untuk mendapatkan selisih koordinat yang didapat.
Berdasarkan hasil perbandingan antara data pengamatan yang didapatkan yaitu, pengaruh unsur cuaca terhadap ketelitian survei GPS memiliki selsisih perbedaan yang masih masuk dalam standar ketelitian yaitu < 50 ppm untuk kelas Orde 4. Menghasilkan koordinat dengan nilai unsur-unsur cuaca pada BM TG_01 POLTANESA memiliki koordinat geodetik 0° 32' 06.77609" lintang selatan 117° 07' 23.80014" bujur timur dan tinggi elipsoid 68.777 m. Dengan koordinat kartesian (UTM) easting (X) 513717,151 m ;Northing (Y) 9940842,442 m dan elevation (Z) 68.777 m. Dan BM TG_03 POLITANI memiliki koordinat geodetik 0° 32' 12.94487" lintang selatan, 117° 07' 30.15096" Bujur Timur dan tinggi elipsoid 99,584 m. Dengan koordinat kartesian (UTM) Easting (X) 513913,441 m ; Northing (Y) 9940653,039 m dan Elevation (Z) 99,584 m. Dengan suhu rata-rata 36,1 °C, tekanan udara 1012,1 mb, arah angin dari utara dengan kecepatan angin 2,81 km/jam.
RIWAYAT HIDUP
Della Nurmada, Laki-laki kelahiran 5 Desember 1994 di Tenggarong, Provinsi Kalimantan Timur ini merupakan putra ketiga dari enam saudara dari pasangan Bapak Achmad dan Ibu Mujirah. Penulis memulai pendidikan formal di TK Aisyah Tenggarong pada tahun 1999, dilanjutkan sekolah dasar di SD Muhammadiyah Tenggarong pada tahun 2000 dan lulus sekolah dasar pada tahun 2006 di SD Muhammadiyah Tenggarong. Selepas dari pendidikan sekolah dasar pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Tenggarong pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009, kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Tenggarong dengan jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan lulus pada tahun 2012.
Penulis melanjutkan pendidikan tinggi pada tahun 2012 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian Program Studi Geoinformatika. Selama menjadi mahaiswa penulis merupakan salah satu peserta Program Wirausaha Mahasiswa (PMW) pada tahun 2014. Pada bulan Maret 2015 hingga mei 2015 penulis melaksanakan program Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi Kalimantan Timur. Untuk menyelesaikan tugas akhir, penulis memilih bidang Survei Global Navigation Satelite System (GNSS) dengan judul Pengamatan Ketelitian Survei GPS Geodetik Di Kampus Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah dengan judul “Pengamatan Ketelitian Survei GPS Geodetik Di Kampus Politeknik Pertanian Negeri Samarinda” ini sengaja disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan mendapat sebutan Ahli Madya.
Berlimpah terima kasih dan penghargaan yang tinggi tidak lupa pula disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama melakukan kegiatan penelitian hingga penyelesaian karya ilmiah ini.
Pada kesempatan ini penulis memberikan ucapan terima kasih kepada : 1. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dan doa.
2. Bapak Ir. Iskandar, MP selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dalam melaksanakan kegiatan penelitian hingga penyelesaian karya ilmiah ini.
3. Bapak Rudi Djatmiko, S. Hut, MP selaku dosen penguji I yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
4. Bapak Andrew Stefano.,ST, MT selaku dosen penguji II yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
5. Bapak Husmul Beze, S.Hut, M.Si selaku Ketua Program Studi Geoinformatika.
6. Bapak Ir. M. Masrudy, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 7. Bapak Kuswantoro ST, yang telah banyak membantu dalam Penulisan karya
ilmiah.
8. Para staf pengajar, administrasi dan teknisi di Program Studi Geoinformatika 9. Muhammad Fauzan, Agung Wibowo, M.Nujihan Ramadhani, M. Fatham
Fatmala N, Gilang Rezky Y, Dwik Agus Cahyono, Serta teman-teman GI angkatan 2012 yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah.
Sebagai manusia biasa, penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini. Begitu pula dalam penyusunan dan penulisan laporan ini tidak akan lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pihak penilai dan para pembaca demi hasil yang lebih baik. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca dan bagi penulis khususnya.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. GPS (Global Positioning System) ... 3
B. Ketelitian Posisi GPS ... 11
C. Jaring Kontrol Horizontal. ... 23
BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
B. Alat dan Bahan ... 28
C. Prosedur Kerja ... 29
BAB IV. HASIL DAN PEMBAH ASAN A. Hasil ... 40
B. Pembahasan ... 43
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48
B. Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50 LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Nomor Tubuh Utama Halaman
1. Metode Penentuan Posisi Dengan GPS ... 22
2. Alat Anemometer... 32
3. Diagram Alir Proses Pengolahan Data ... 34
4. Data GPS Pengamatan Pertama... 35
5. Data GPS Pengamatan Kedua ... 35
6. Sebelum dan Sesudah Proses Vektor ... 37
7. Jendela Residual Satelit ... 37
8. Proses Pemilihan Vektor Baseline... 37
9. Proses Pengurangan Sinyal Satelit ... 38
10. Transformasi Koordinat ... 40
Lampiran 11. Data Unsur Cuaca dan Keadaan Cuaca BMKG ... 55
12. Jaring Vektor Baseline dengan Kualitasnya. ... 56
13. Laporan Pengolahan Data Hari Pertama. ... 57
DAFTAR TABEL
Nomor Tubuh Utama Halaman
1. Kategori Survei dengan Tingkat Ketelitiannya ... 11
2. Faktor dan Parameter yang Mempengaruhi Ketelitian Penentuan Posisi dengan GPS. ... 12
3. Metode-Metode Penentuan Posisi dengan GPS ... 21
4. Kelas (pengukuran) Jaring Titik Horizontal... 24
5. Orde Jaring Titik Kontrol Horizontal. ... 25
6. Kerangka Referensi Koordinat... 25
7. Spesifikasi Ketelitian Jaring titik Kontrol. ... 26
8. Spesifikasi Teknis Metode dan Strategi Pengamatan Jaring Titik Kontrol Geodetik Orde-00 s/d Orde-4 (GPS). ... 27
9. Spesifikasi Alat GPS Geodetik Ashtech Promark 100. ... 29
10. Koordinat Geodetik Hari Pertama ... 41
11. Koordinat Geodetik Hari Kedua ... 41
12. Koordinat Kartesian Hari Pertama ... 42
13. Koordinat Kartesian Hari Kedua ... 42
14. Perbandingan Data TG_01 ... 42
15. Perbandingan Data TG_03.... ... 43
16. Kualitas Vektor Baseline TG_00-TG_01. ... 46
17. Kualitas Vektor Baseline TG_00-TG_03. ... 46
18. Kualitas Vektor Baseline TG_01-TG_03. ... 46
Lampiran 19. Data Lapangan TG_00 Hari Pertama. ... 52
21. Data Lapangan TG_03 Hari Pertama. ... 53
22. Data Lapangan TG_00 Hari Kedua. ... 53
23. Data Lapangan TG_01 Hari Kedua. ... 54
24. Data Lapangan TG_03 Hari Kedua. ... 54
BAB I
PENDAHULUAN
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan
penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi secara kontinyu tanpa bergantung pada waktu dan cuaca. Saat ini GPS sudah banyak digunakan oleh masyarakat dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan, ataupun waktu yang teliti. GPS
dapat memberikan ketelitian posisi atau yang biasa disebut tingkat akurasi mulai dari milimeter(orde nol) sampai dengan puluhan meter.
GPS terbagi menjadi tiga macam jenis alat, masing-masing memberikan tingkat ketelitian(posisi) yang berbeda-beda. Tipe alat GPS yang pertama adalah tipe Navigasi (Handheld,Handy GPS), GPS geodetik single frequency
(pemetaan), geodetik dual frequency. Dapat dilihat dari ketiga alat tersebut GPS geodetik lah yang sangat baik dari tingkat ketelitiannya. Namun disamping tingkat ketilitiannya yang tinggi GPS geodetik sangat jarang digunakan oleh kalangan masyarakat, masyarakat sering menggunakan GPS tipe handheld yang
mudah digunakan sebagai alat navigasi, untuk GPS geodetik biasa digunakan dalam bidang survei pemetaan oleh instasi-intansi yang memerlukan data dengan tingkat ketilitian yang tinggi untuk menghasilkan data yang akurat.
Untuk menentukan suatu posisi yang teliti dapat dilakukan dengan survei GPS dengan tipe alat geodetik. Alat GPS geodetik mempunyai akurasi/ketelitian posisi yang sangat akurat hingga mm. Disamping memiliki ketelitian yang sangat akurat, proses penerimaan sinyal satelit dengan antena atau receivers GPS memiliki beberapa kesalahan dan bias yang mengakibatkan berkurangnya
2 tingkat ketelitian oleh GPS. Dengan begitu perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai ketlitian GPS geodetik tersebut. Penelitian ini dilakukan di wilayah
kampus Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (POLITANI Samarinda) dengan memanfaatkan tugu Orde 3 yang memiliki koordinat fixed (tertentu) sebagai titik ikat, kemudian melakukan pengamatan pada TG_01 dan TG_03 yang berada diwilayah kampus POLITANI.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan data pengukuran dengan perbedaan pengamatan. Mendapatkan nilai ketelitian terhadap perbedaan suhu, kecepatan angin, dan tekanan udara. Memberikan informasi ketelitian terhadap GPS geodetik. Mendapatkan koordinat dari TG_01 dan TG_03.
Dengan diadakannya kegiatan penelitian ini diharapkan dapat
memberikan hasil mengenai ketelitian survei GPS geodetik. Menghasilkan ketelitian koordinat terhadap nilai suhu, kecepatan angin, dan tekanan udara. Menghasilkan koordinat TG_01 dan TG_03 yang dapat digunakan oleh kampus POLITANI Samarinda.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatKegiatan penelitian ini dilaksanakan di kawasan Politeknik Pertanian
Negeri Samarinda dengan 3 objek pengamatan yaitu Tugu Orde 3 (TG_00) yang berada di kawasan Program Studi Geoinformatika, TG_01 yang berada di pada gerbang Politekni Pertanian Negeri Samarinda, dan TG_03 yang berada pada depan masjid Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
2. Waktu
Penelitian ini membutuhkan waktu selama 6 (enam) bulan terhitung dari bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Agustus 2015, meliputi penyusunan proposal, pengumpulan data yang dibutuhkan, pengambilan data lapangan pada tanggal 26 dan 29 Juni 2015, pengolahan data
lapangan dan penyusunan laporan.
B. Alat dan Bahan 1. Alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. GPS geodetik Ashtech Promark 100
Adapun spesifikasi teknis dari alat adalah sebagai berikut : Tabel 9. Spesifikasi Alat GPS Geodetik Ashtech Promark 100
Tracking channel 45 channel GPS L1/L2, GLONASS L1/L2 SBAS
(WAAS/EGNOS)
Ketelitian RTK 10mm +1 ppm typical
Ketelitian Statik 5mm + 1 ppm typical
Ketelitian Kinematik 12mm + 1ppm typical Daya tahan baterai 8 jam data logging
29
b. Tripod
c. Anemometer Lutron AM-4206
d. Kompas e. GPS Handheld Garmin 60csx f. Laptop g. Printer h. Software GNSS Solutions 3.1 i. Software MS. Excel j. Alat tulis 2. Bahan
Adapun bahan yang dipakai pada saat penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Baterai Alkaline
b. Tinta Printer
c. Baterai GPS Geodetik
C.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam kegiatan penelitian ini meliputi: 1. PersiapanProses pengambilan data lapangan sebelumnya adalah melakukan pembuatan strategi pengamatan dari metode penelitian, waktu pengamatan,
dan waktu pengambilan data unsur-unsur cuaca. Pembuatan strategi pengamatan terdiri dari, menentukan titik pengamatan, metode yang dipakai saat pengamatan, menentukan hari pengamatan, dan membuat jadwal proses pengamatan. Proses pengamatan cuaca dilakukan dengan melihat kondisi cuaca situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
30
telah ditentukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan. Dalam penelitian ini yang berupa data primer yaitu data koordinat titik dari 2 titik pengamatan kemudian diikatkan pada Titik Dasar Teknik (TDT) Badan Pertanahan Nasional (BPN) orde 3 yang berada di kawasan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan data unsur-unsur cuaca yang diantaranya adalah data kecepatan angin, tekanan udara, dan data suhu udara .
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung data primer yang
digunakan dalam penelitian dan perolehannya tidak secara langsung. Dalam penelitian ini yang berupa data sekunder yaitu data koordinat TDT BPN orde III sebagai koordinat fix yang diperoleh dari penelitian Efendy. (2014) dengan judul Pembuatan Tugu GPS (Benchmark) POLTANI Dengan Pengikatan Pada Titik Dasar Teknik Orde II Samarinda dan juga data prakiraan cuaca pada tanggal 26 dan 29 juni 2015 yang didapatkan dari BMKG.
31
2. Pengambilan Data Lapangan
Proses pengambilan data lapangan yang diambil pada pengamatan
pertama dan pengamatan kedua adalah sebagai berikut : a. Pengamatan titik dengan menggunakan GPS geodetik
Langkah-langkah pengambilan data GPS geodetik dengan menggunakan 3 alat yang sama pada 1 titik kontrol dan 2 titik yang diamatin adalah sebagai berikut :
1) Mendirikan tripod pada 3 titik 1 titik kontrol Orde 3 dan 2 titik yang diamati
2) Centering tribach
3) Memasangkan antena pada tribach
4) Memasangkan receivers GPS pada kaki tripod
5) Menghubungkan kabel antena pada receivers GPS 6) Menyalakan receivers GPS
7) Mengukur tinggi alat dari patok hingga antena
8) Membuat job pada setiap titik, diusahakan dapat memberikan nama
sesuai dengan lokasi titik.
9) Pada tampilan GPS memilih menu dan pilih konfigurasi
10) Pilih Base pada TG_00 sebagai titik kontrol dan pilih Rover untuk titik yang diamatin(TG_01 dan TG_03)
11) Pada kolom Antenna mengisi tinggi alat yang telah dicatat
sebelumnya pada masing-masing titik dan memilih metode slant. 12) Pada kolom Recording pastikan Record Raw Data sudah tercentang. 13) Merekam data dengan waktu bersamaan pada pukul 10.30 WITA untuk titik pengamatan (TG_01 dan TG_03) karena TG_00 sebagai
32
titik kontrol maka secara otomatis akan melakukan perekaman setelah pembuatan job.
14) Dan menghentikan perekaman data pada waktu yang bersamaan juga untuk titik pengamatan (TG_01 dan TG_03) pada pukul 12.30 WITA
b. Pengambilan data Tekanan udara
Langkah-langkah pengambilan data tekanan udara pada 3 titik adalah sebagai berikut :
1) Menhidupkan alat GPS navigasi
2) Menekan tombol menu pada halaman altimeter untuk membuka pengaturan menu
3) Memilih menu “View Preassure Plot” kemudian menekan tombol
Enter.
4) Catat data tekanan udara dalam bentuk milibar(mb) secara bersamaan setiap per 15 menit.
c. Pengambilan data kecepatan angin dan suhu
Langkah-langkah pengambilan data dengan menggunakan alat Anemometer dan kompas yang dilakukan dengan 3 titik secara bersamaan adalah sebagai berikut :
33
1) Menyambungkan kabel dari anemometer ke Vane Probe 2) Menekan tombol power pada alat anemometer
3) Memilih cara pengukuran kecepatan dengan menekan tombol VEL. /FLOW untuk masuk kedalam tipe pengukuran kecepatan
4) Memilih satuan temperature dengan menekan °C/°F untuk tombol konversi
5) Memilih satuan pengukuran kecepatan angin (m/s, km/h, knot, ft/min, mph)
6) mengarahkan vane probe atau baling-baling pada 8 arah mata angin dengan menggunakan alat kompas sebagai alat penunjuk arah mata angin
7) Mencatat kecepatan angin dan suhu yang di tampilkan pada layar
anemometer setiap 15 menit selama pengamatan 3. Pengolahan Data
Pada tahap pengolahan data ini dapat dijabarkan secara lengkap dalam diagram alir, sebagai berikut :
34
Gambar 3. Diagram Alir Proses Pengolahan Data. Cerah Berawan Pertama Cerah Berawan Kedua Data GPS Data Unsur-unsur Cuaca Pengolahan Jaring Baseline Perataan Jaring Baseline Pengolahan Data Unsur-unsur Cuaca Data Unsur-unsur Cuaca Perbandingan data pengamatan cerah berawan pertama dan
kedua
Hasil Pengaruh Cuaca terhadap Ketelitian Koordinat Data GPS Data Unsur-unsur Cuaca Pengolahan Jaring Baseline Perataan Jaring Baseline Pengolahan Data Unsur-unsur Cuaca Data Unsur-unsur Cuaca
Data Cerah Berawan Pertama
Data Cerah Berawan Kedua Tranformasi
Datum WGS 84
Tranformasi Datum WGS 84
35
Adapun penjelasan dari gambar 3 yang berupa diagram alir atau langkah-langkah proses pengolahan data adalah sebagai berikut:
a. Data GPS
Setelah melakukan pengukuran kemudian data di unduh ke laptop dengan cara sebagai berikut :
1) Menghubungkan receivers GPS dengan kabel USB
2) Menyalin raw data yang berada pada receivers GPS ke Laptop Untuk contoh data yang telah diunduh dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. Data GPS Pengamatan Pertama
Gambar 5. Data GPS Pengamatan Kedua b. Pengolahan Vektor Baseline
Anonim, (2003) Baseline adalah vektor koordinat relatif tiga dimensi (dX,dY,dZ) antar dua titik pengamatan. Pengolahan baseline pada dasarnya bertujuan menghitung vektor baseline (dx, dy, dz) menggunakan data dase sinyal GPS yang dikumpulkan pada dua titik ujung dari baseline yang bersangkutan. Untuk mendapatkan nilai vektor baseline yang paling baik biasanya diperlukan beberapa kali
36
pengulangan, tergantung pada pengalaman pada personil pengolah data dalam mengoptimalkan penggunaan opsi-opsi perangkat lunak
pengolahan baseline yang digunakan. Perlu dicatat bahwa secara umum untuk keperluan survei GPS, seandainya vektor ambiguitas fase dapat ditentukan secara baik dan nilai standar debiasi dari komponen koordinat yang diperoleh berada pada level mm sampai dengan beberapa cm, maka dapat dikatakan bahwa pengolahan baseline GPS tersebut telah dilaksanakan secara baik dan umumnya hasilnya dapat diterima. Pengolahan` vektor baseline dilakukan dengan menggunakan aplikasi khusus yaitu GNSS Solutions 3.1.
Anonim, (2008) GNSS Solution adalah perangkat lunak yang sangat diperlukan untuk semua surveyor untuk membantu secara efisien
dan melancarkan survei mereka. GNSS Solutions menawarkan standar kinerja yang tinggi, kecepatan pemrosesan, kekompakan dan fleksibilitas. Hal ini sangat bersahabat, menyederhanakan banyak tugas kantor, fitur akan sangar dihargai oleh pemula dan pengguna berpengalaman. GNSS
Solutions dapat mendukung berbagai aplikasi survei dari post-processing maupun real time.
Adapun tahapan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Mulai dengan membuka aplikasi GNSS Solution.
2) Memasukkan 3 data yang telah di download pada pengamatan
pertama atau pengamatan kedua
3) Memasukkan data koordinat titik kontrol (X,Y, dan Z) yaitu TG_00 4) Langkah selanjutnnya mengolah semua baseline terlebih dahulu
37
Gambar 6 . Sebelum dan Sesudah Proses Vektor
5) Mulai dari memilih vektor baseline yang memiliki gangguan pada sinyal satelitnya. Contoh gangguan sinyal dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 7. Jendela Residual Satelit
Gambar 8. Proses Pemilihan Vektor Basline
6) Mengurangi sinyal yang dapat mengganggu kualitas vektor baseline
38
Gambar 9. Proses Pengurangan Sinyal Satelit 7) Pengurangan sinyal satelit dapat dilihat pada gambar 9 diatas.
8) Setelah mendapatkan vektor basline dengan kualitas yang baik simpan data sebagai cadangan.
c. Perataan Jaring Baseline
Menurut Anonim, (2002) Proses pengolahan secara terpadu
dalam suatu jaringan dari vektor-vektor baseline yang telah dihitung sebelumnya secara sendiri-sendiri, untuk mendapatkan koordinat final
titik-titik dalam jaringan tersebut. Perataan jaring bebas terkendala minimal, yaitu perataan dengan hanya menggunakan satu titik kontrol (titik tetap).
Perataan GPS umumnya dilakukan dalam dua tahap, yaitu
perataan jaring bebas dan perataan jaring terikat. Perataan jaring bebas dilakukan dengan hanya menggunakan satu titik tetap dan dimaksudkan untuk mengecek konsitensi data vektor baseline, satu terhadap lainnya. Setelah melalui tahapan perataan jaring bebas dan kontrol kualitasnya, selanjutnya vektor-vektor baseline yang ‘diterima’ diproses kembali dalam
39
koordinat titik-titik yang diperoleh dan sukses melalui proses kontrol kualitas akan dianggap sebagai koordinat final.
Pada prinsipnya hitung perataan jaringan ini akan berguna untuk beberapa hal, yaitu :
a. Untuk menciptakan konsistensi pada data-data ukuran vektor
baseline
b. Untuk mendistribusikan kesalahan dengan cara mereflesikan ketelitian pengukuran
c. Untuk menganalisa kualitas baseline-baseline, serta
d. Untuk mengidentifikasi baseline-baseline serta titik-titik kontrol yang perlu ‘dicurigai’
d. Transformasi Datum dan Koordinat
Koordinat titik-titik yang didapatkan dari hitung perataaan jaringan GPS adalah koordinat kartesian tiga-dimensi (X,Y,Z) dalam datum WGS 1984. Seandainya pengguna menginginkan koordinat lainnya yang berbeda, maka diperlukan suatu proses transformasi datum dan
koordinat. Berkaitan dengan pentransformasian koordinat titik-titik GPS ini. Jenis transformasi yang umum diperlukan dapat ditujukkan pada gambar berikut:
40
Gambar 10. Transformasi Koordinat GPS
e. Pengolahan Data Unsur Cuaca
Pengolahan data unsur cuaca dengan menggunakan metode
rata-rata dari semua data yang dikumpulkan menggunakan aplikasi Ms. Excel. Data hasil rata-rata dapat dilihat pada Lampiran 3.
f. Perbandingan Data Cerah Berawan Pertama dan Cerah Berawan Kedua
Pada proses perbandingan data pengamatan pertama dan
pengamatan kedua dilakukan untuk membandingkan kualitas data pada waktu pengamatan, kemudian akan mendapatkan selisih atau perbedaan dari kedua data yang telah dibandingkan.
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil1. Koordinat Geodetik dan Koordinat Kartesian
Hasil dari pengukuran lapangan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan data pengamatan GPS dan data ussur-unsur cuaca dengan perbedaan hari pengamatan. Data pengukuran lapangan dapat dilihat pada Lampiran 1, 2, dan 3.
Berdasarkan hasil pengukuran antara 3 titik yang dilakukan pada hari
pertama dan kedua. Data yang didapat kemudian diolah dengan aplikasi GNSS Solutions 3.1. Hasil dari pengolahan data tersebut menghasilkan koordinat kartesian dan koordinat geodetik dengan menggunakan sistem proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM).
Masing-masing pengamatan baik data pada pengamatan pertama
dan kedua menghasilkan nilai koordinat yang memiliki tingkat akurasi yang sudah memenuhi standar presisi/ketelitian. Data pengamatan hari pertama dan kedua dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 10. Koordinat Geodetik Hari Pertama
NO Titik
Pengamatan Lattitude Longtitude Elevasi(m)
1 TG_00 117° 07' 22.09021" 0° 32' 15.67474" 77.272 2 TG_01 117° 07' 23.80014" 0° 32' 06.77609" 68.777 3 TG_03 117° 07' 30.15096" 0° 32' 12.94487" 99.584
Tabel 11. Koordinat Geodetik Hari Kedua
NO Titik
Pengamatan Lattitude Longtitude Elevasi(m)
1 TG_00 117° 07' 22.09021" 0° 32' 15.67474" 77.272 2 TG_01 117° 07' 23.80033" 0° 32' 06.77587" 68.796 3 TG_03 117° 07' 30.15075" 0° 32' 12.94471" 99.599
42
Dari koordinat geodetik diatas kemudian data di transformasi menjadi koordinat kartesian seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 12. Koordinat Kartesian Hari Pertama
NO Titik
Pengamatan X(m) Y(m) Z(m)
1 TG_00 513664,294 9940569,23 77,272
2 TG_01 513717,151 9940842,442 68,777
3 TG_03 513913,441 9940653,039 99,584
Tabel 13. Koordinat Kartesian Hari Kedua
NO Titik
Pengamatan X(m) Y(m) Z(m)
1 TG_00 513664,294 9940569,23 77,272
2 TG_01 513717,157 9940842,449 68,796
3 TG_03 513913,434 9940653,044 99,599
2. Data Selisih Pengamatan GPS
Dari data koordinat yang telah diolah dari dua pengamatan yang telah dilakukan, kemudian kedua data tersebut dibandingkan antara data pada
pengamatan pertama dan pengamatan kedua. Dari data tersbut didapatkan lah selisih koordinat maupun perbedaan nilai suhu udara, kecepatan angin, dan tekanan udara. Hasil dari perbandingan selisih data tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 14. Perbandingan Data TG_01
Tanggal Titik Pengamatan X(m) Y(m) Z(m) Suhu (°C) Kecepatan Angin (Km/Jam) Arah Angin Tekanan udara (mb) 26 Juni TG_01 513717,157 9940842,449 68,796 36,1 2,81 Utara 1012,1 29 Juni TG_01 513717,151 9940842,442 68,777 33,9 4,54 Utara 1014,1 ?TG_01 0,006 0,007 0,019 2,2 -1,73 -2,0
Tabel 15. Perbandingan Data TG_03
Tanggal Titik Pengamatan X(m) Y(m) Z(m) Suhu (°C) Kecepatan Angin (Km/Jam) Arah Angin Tekanan udara (mb) 26 Juni TG_03 513913,434 9940653,044 99,599 36,1 2,81 Utara 1012,1 29 Juni TG_03 513913,441 9940653,039 99,584 33,9 4,54 Utara 1014,1 ?TG_03 -0,007 0,005 0,015 2,2 -1,73 -2,0
43
B. Pembahasan 1. Pengambilan Data Lapangan
Dari pengamatan pertama dan kedua didapatkan data lapangan yang pertama yaitu data unsur cuaca yang diambil dengan alat Anemometer dan GPS dengan data suhu udara, kecepatan angin, dan tekanan udara, yang kedua yaitu data pengamatan dari GPS dalam bentuk data .RAW (mentah).
Untuk situasi cuaca pada saat pengamatan, pengamatan pertama memiliki cuaca yang dapat dikatakan cerah berawan sedikit dan pada pengamatan kedua memiiki cuaca cerah berawan banyak. Data unsur cuaca diperkuat dengan data dari BMKG yang diambil pada hari yang sama dengan hari pengamatan. Data BMKG ini dapat memperkuat data lapangan yang diambil, akan tetapi data ini diambil di Bandara Temindung Samarinda
sehingga memiliki perbedaan dengan data lapangan yang diambil. Perbedaan ini terjadi karena jarak antara lokasi pengamatan yang dilakukan dengan Stasiun BMKG yang berada di Bandara Temindung Samarinda berjarak kurang lebih 8 KM. Data BMKGdapat dilihat pada Lampiran 4. 2. Koordinat Geodetik dan Koordinat Kartesian
Hasil dari penelitian ini yaitu koordinat geodetik dan koordinat kartesian yang dapat dilihat pada tabel 10, 11, 12, dan 13. Menurut Anonim, (2002) Pada Survei GPS, proses penentuan koordinat dari titik-titik dalam suatu jaringan pada dasarnya terdiri atas tiga tahap, yaitu:
a. Pengolahan data dari setiap baseline dalam jaringan
b. Perataan jaringan yang melibatkan semua baseline untuk menentukan koordinat dari titik-titik dalam jaringan, dan
44
c. Transformasi koordinat titik-titik tersebut dari datum WGS84 ke datum yang diperlukan oleh pengguna.
Koordinat ini di dapat dari hasil pengolahan baseline dan perataan jaringan dengan menggunakan aplikasi GNSS Solution 3.1 yang tidak lain adalah aplikasi komersial milik GPS Geodetik Ashtech Promak 100. Pengolahan vektor baseline dilakukan satu per satu sampai mendapatkan vektor baseline yang telah mencukupi standar ketelitian. Kemudian hasil proses vektor baseline memasuki tahap perataan dengan menggunkaan perhitungan uji statistik untuk mendapatkan nilai koordinat dengan tingkat kepercayaan (confidence level) yaitu 95%. Dan setelah hasil perataan yang dilakukan didapatkan nilai koordinat fixed (tertentu). Laporan hasil proses vektor dapat dilihat pada lampiran 6, 7, 8, dan 9.
3. Pengaruh Unsur Cuaca Terhadap Ketelitian Koordinat
Berdasarkan pada hasil pada tabel 14 dan 15, dapat dilihat bahwa koordinat kedua pengamatan memiliki selisih perbedaan data koordinat dan data unsur cuaca yang berbeda meskipun koordinat yang telah didapat
memiliki kualitas ketelitian yang sama. Melihat dari faktor yang mempengaruhi sinyal GPS seperti multipath dan kesalahan orbit satelit dan jam satelit dianggap sama karena dilakukan dengan lokasi, waktu, dan metode yang sama. Jadi disini dilihat dari perbedaan suhu udara, kecepatan angin, dan tekanan udara yang ada pada kedua data pengamatan. Jika
dilihat dari kecepatan angin pada pengamatan hari kedua, pengamatan hari kedua memiliki kekuatan angin yang lebih besar dari arah utara dibandingkan dengan hari pertama. Angin bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Jadi hasil penguapan air
45
akan naik ke langit menjadi awan dan awan yang berada di daerah bertekanan tinggi akan tertiup oleh angin ke daerah bertekanan rendah.
Daerah bertekanan rendah cenderung memilki kecepatan angin yang tinggi dan memiliki suhu udara yang rendah karena penyinaran matahari tertutup oleh awan yang digerakkan oleh adanya angin yang berhembus. Dibandingkan dengan daerah bertekanan tinggi, daerah bertekanan tinggi memiliki suhu udara yang lebih tinggi dan juga kecepatan angin yang rendah dan cenderung memiliki sedikit tutupan awan.
Faktor awan bisa saja menjadi salah satu faktor perbedaan koordinat yang telah didapatkan. Awan dapat menjadi penghambat bagi sinyal yang akan diterima dari satelit ke GPS. sinyal GPS dapat mengalami refraksi yang menyebabkan perubahan kecepatan dan arah dari sinyal GPS jika
melewati awan. Pada pengamatan yang kedua kemungkinan tutupan awan lebih banyak dikarenakan kecepatan angin yang menggerakkan awan lebih besar dibandingkan dengan pengamatan pertama.
Untuk melihat data kualitas vektor baseline dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 16. Kualitas Vektor Baseline TG_00-TG_01 Tanggal Vektor Baseline Vector Basline Proces Vector Length Adjust
Residual Confidance level 95%
SV PDOP DX DY DZ DX DY DZ 26 Juni 2015 TG_00-TG_01 278,530 278,530 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,001 9 2,1 29 Juni 2015 TG_00-TG_01 278,523 278,523 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,001 11 1,6 ?TG_00-TG_01 0,007 0,007 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -2 0,5
Tabel 17. Kualitas Vektor Baseline TG_00-TG_03 Tanggal Vektor Baseline Vector Length Proses Vector Length Adjust
Residual Confidance level 95%
SV PDOP DX DY DZ DX DY DZ 26 Juni 2015 TG_00-TG_03 263,915 263,915 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,001 8 2,3 29 Juni 2015 TG_00-TG_03 263,918 263,918 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,001 10 1,8 ?TG_00-TG_03 -0,003 -0,003 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -2 0,5
46
Tabel 18. Kualitas Vektor Baseline TG_01-TG_03
Tanggal Vektor Baseline Vector Length Proses (m) Vector Length Adjust (m)
Residual Confidance level 95%
SV PDOP DX DY DZ DX DY DZ 26 Juni 2015 TG_01-TG_03 274,607 274,607 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,001 8 2,4 29 Juni 2015 TG_01-TG_03 274,615 274,615 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,001 11 1,6 ?TG_01-TG_03 -0,008 -0,008 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -3 0,8
Dapat dilihat jarak antar baseline sebelum dilakukan perataan
setelah dilakukan perataan tidak mengalami perubahan, karena dilihat dari nilai tingkat kepercayaan (confidence level) 95% DX,DY, dan DZ hanya memiliki nilai yaitu 1 mm. Pada proses perataan jaringan nilai residual semuanya adalah 0 mm. Nilai residual didapat karena adanya perataan dari
proses vektor baseline. Jika dilihat pada jumlah Satelite View (SV) dan nilai
Position Delution Of Precisions (PDOP) pengamatan kedua memiliki jumlah
SV dan PDOP yang sangat baik dibandingkan dengan data pada pengamatan pertama. Data pada pengamatan pertama telah diolah dengan cara pengurangan beberapa satelit maka jumlah SV nya berkurang dan nilai PDOP nya menjadi lebih besar jika dibandingkan dengan pengamatan kedua. Tabel 16, 17, dan 18 diatas menjelaskan bahwa vektor baseline dari kedua data mempunyai kualitas data yang sangat baik. Data SV dan PDOP juga telah memenuhi standar dalam pengukuran dengan minimal SV dan PDOP dalam orde 4 yaitu > 4 SV dan PDOP < 10. Untuk lebih lengkap
laporan pengolahan data GPS dapat dilihat pada lampiran 6, 7, 8, 9, dan 10. Dalam kelas jaringan titik yang diamati memiliki tingkat ketelitian yaitu Orde 4, karena titik yang diamati memiliki titik referensi yaitu Orde 3/TG_00. Untuk itu standar ketelitian dalam kelas Orde 4 yaitu 50 ppm dan ketelitian
pada GPS geodetik Ashtech Promark 100 memiliki standar ketelitian dengan pengamatan yang memakai metode statik yaitu adalah 5 mm + 1 ppm.
47
Pada data pengamatan pertama dan kedua memiliki ketelitian < 50 ppm dan < 5 mm. Jadi pengamatan telah memenuhi syarat ketelitian yang telah di
ditetapkan oleh Badan Stadarisasi Nasional (BSN).
Dengan kualitas ketelitian data yang sama antara kedua data tersebut, akan tetapi tetap ada perbedaan hasil koordinat di antara pengamatan pertama dan pengamatan kedua. Hal ini disebabkan adanya hambatan sinyal yang dapat mempengaruhi kualitas data GPS yang didapat. Dari pembahasan diatas, data pada pengamatan kedua masih memiliki kualitas data yang kurang baik dikarenakan adanya hambatan sinyal pada saat pengamatan berlangsung. Untuk menetapkan koordinat fixed (tertentu) dari TG_01 dan TG_03 digunakan data pada pengamatan pertama. Data pengamatan pertama diambil karena memiliki kecepatan angin yang lebih
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanAdapun kesimpulan yang dapat diambil dari proses dan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ketelitian GPS pada pengamatan pertama dan kedua dapat terpengaruh oleh suhu, kecepatan angin, dan tekanan udara, khususnya pada pengamatan kedua, tingginya tekanan udara, kuatnya kecepatan angin dan rendah nya suhu udara dapat membuat cuacanya berawan. Awan tersebut
memiiliki pengaruh yang dapat mempengaruhi sinyal satelit yang diterima oleh GPS.
2. Pengaruh unsur cuaca terhadap ketelitian data koordinat memiliki selsisih perbedaan yang masih masuk dalam standar ketelitian yaitu < 50 ppm untuk kelas Orde-4.
3. Tugu 01 GPS orde IV POLTANESA memiliki koordinat geodetik 0° 32' 06.77609" lintang selatan 117° 07' 23.80014" bujur timur dan tinggi elipsoid 68.777 m. Dengan koordinat kartesian (UTM) easting (X) 513717,151 m ;Northing (Y) 9940842,442 m dan elevation (Z) 68.777 m. Dan Tugu 03 GPS orde IV POLTANESA memiliki koordinat geodetik 0° 32' 12.94487" lintang
selatan, 117° 07' 30.15096" Bujur Timur dan tinggi elipsoid 99,584 m. Dengan koordinat kartesian (UTM) Easting (X) 513913,441 m ; Northing (Y) 9940653,039 m dan Elevation (Z) 99,584 m. Dengan suhu rata-rata 36,1 °C, tekanan udara 1012,1 mb, arah angin dari utara dengan kecepatan angin
49
B. Saran
Adapun saran ataupun masukan yang dapat diberikan antara lain:
1. Dapat mengaplikasikan tugu GPS yang dibuat sebagai titik referensi dalam bidang pengukuran.
2. Dilanjutkan dengan membuat tugu Orde 4 untuk wilayah POLTANESA dengan menggunakan titik referensi Orde 3 yang berada di Kampus POLTANESA.
3. Kampus sebaiknya mempunyai stasiun cuaca sendiri, karena kondisi kampus dengan kondisi di luar kampus berbeda, termasuk BMKG.
4. Dapat melakukan penelitian yang sama dengan jam pengamatan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H.Z. 2007. Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya. PT. Prandnya Paramita, Jakarta.
Anggita Prasetyoputri (Penterjemah) . 2005. Intisari Ilmu Cuaca. Penerbit Eirlangga, Jakarta.
Anonim. 2002. Standar Nasional Indonesia. Jaring Kontrol Horizontal. SNI-19-6724-2002. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Anonim. 2003. Pedoman Praktis Survei Penentuan Posisi Dengan GPS. BAKOSURTANAL, Cibinong.
Anonim. 2008. GNSS Solutions Reference Manual Include Tutorial Suplement. Magellan, France.
Anonim. 2014. Modul Pembelajaran Meteorologi dan Oceanografi Semester 2. http://supmbone.kkp.go.id (01 Juli 2015).
Efendy, Muhammad Syahrizal. 2014. Pengikatan Pada Titik Dasar Teknik Orde II Samarinda. Jurusan Manajemen Pertanian Program Studi Geoinformatika POLTANESA. Samarinda.
Lestari, Rini Fahtoni. 2014. Laporan Praktikum Global Navigation Satelite
System. UGM. Yogyakarta.
Murwanto, Septo. 2013. IPA Iklim dan Cuaca.
http://septopkjtulen.blogspot.com/2013/03/ipa-iklim-cuaca.html (10 Februari 2015)
Poerbandono dan Djunarsjah Eka. 2005. Survei Hidrografi. PT. Relika Aditama, Bandung.
Wisda, Riri Maifttriono . 2011. Perancangan Alat Ukur Kecepatan Angin Dan Arah Angin Berbasin Mikrokontrolik AT89S52. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU. Medan.
52
Lampiran 1
Tabel 17. Data Lapangan TG_00 Hari Pertama
Tanggal Pengukuran : 26-Jun-15 Tempat Pengamatan : TG_00
Cuaca : Cerah Lokasi : Gedung GI POLTANESA
Jam PDOP Suhu
(°C)
Kecepatan angin (m/s) Tekanan
udara (mb) utara timur
laut timur tenggara selatan
barat daya barat barat laut 10. 30 1,6 33,3 0,68 0,06 0,44 0,88 1,59 1,43 0,83 0,86 1011,0 10. 45 1,6 33,7 1,20 0,41 0,03 0,80 1,02 1,52 0,92 0,87 1010,4 11. 00 1,6 33,4 0,92 0,00 0,84 3,33 3,21 0,57 1,33 1,98 1010,4 11. 15 1,5 34,4 1,50 0,41 1,22 1,80 0,60 0,74 1,20 1,19 1010,8 11. 30 0,5 35,2 0,00 0,11 0,00 0,00 0,05 0,00 0,60 0,02 1010,5 11. 45 1,8 37,3 0,60 0,26 0,03 0,00 0,50 0,00 0,02 0,58 1010,3 12. 00 1,9 37,1 0,42 0,00 0,00 0,00 0,00 1,62 1,62 0,57 1010,1 12. 15 2,0 36,6 2,27 1,28 1,21 2,01 0,00 0,00 0,00 1,39 1009,9 12. 30 0,3 41,2 0,72 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,10 1009,1
Tabel 18. Data Lapangan TG_01 Hari Pertama
Tanggal Pengukuran : 26-Jun-15 Tempat Pengamatan : TG_01
Cuaca : Cerah Lokasi : Gerbang POLTANESA
Jam PDOP Suhu
(°C)
Kecepatan angin (m/s) Tekanan
udara (mb) utara timur
laut timur tenggara selatan barat daya barat barat laut 10. 30 1,6 30,6 1,80 1,66 1,37 1,45 0,99 1,43 1,29 0,60 1013,3 10. 45 1,6 32,0 2,10 4,13 0,00 0,00 0,62 0,00 1,34 2,68 1013,1 11. 00 1,5 35,6 0,00 0,02 0,53 2,86 1,80 2,49 1,06 0,77 1013,0 11. 15 0,4 36,3 2,65 3,36 0,55 2,08 2,20 3,78 1,52 0,79 1012,8 11. 30 0,3 36,0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,90 1,15 1,60 1012,4 11. 45 0,5 37,4 0,00 1,83 0,93 0,30 1,29 1,33 0,95 0,96 1012,2 12. 00 0,5 41,7 1,23 1,23 0,66 0,75 0,35 0,86 1,29 0,62 1012,0 12. 15 1,6 48,1 1,86 0,10 0,52 0,05 0,41 0,02 0,00 0,00 1011,5 12. 30 1,6 35,6 0,48 0,72 0,82 0,53 0,05 0,00 0,01 0,00 1011,3
53
Lampiran 2
Tabel 19. Data Lapangan TG_03 Hari Pertama
Tanggal Pengukuran : 26-Jun-15 Tempat Pengamatan : TG_03
Cuaca : Cerah Lokasi : Masjid POLTANESA
Jam PDOP Suhu
(°C)
Kecepatan Angin (m/s) Tekanan
udara (mb) utara timur
laut timur tenggara selatan barat daya barat barat laut 10. 30 1,7 33,7 0,00 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1013,6 10. 45 1,7 34,7 0,00 0,48 0,00 1,88 1,39 0,00 0,00 0,00 1013,6 11. 00 1,8 45,7 0,47 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1013,4 11. 15 1,8 35,0 0,64 0,50 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1013,4 11. 30 1,8 32,8 0,50 0,50 0,15 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1013,7 11. 45 1,9 33,4 0,59 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1013,7 12. 00 1,9 33,3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,62 0,00 0,00 1013,7 12. 15 1,9 35,6 0,20 0,42 0,79 1,72 0,50 0,40 0,08 0,01 1013,7 12. 30 1,8 35,2 0,10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1013,7
Tabel 20. Data Lapangan TG_00 Hari Kedua
Tanggal Pengukuran : 29-Jun-15 Tempat Pengamatan : TG_00
Cuaca : Berawan Lokasi : Gedung GI POLTANESA
Jam PDOP Suhu
(°C)
Kecepatan angin (m/s) Tekanan
udara (mb) utara timur
laut timur tenggara selatan barat daya barat barat laut 10. 36 1,6 33,0 1,57 1,02 0,88 1,14 1,44 1,12 0,88 0,42 1014,8 10. 51 1,5 34,1 1,00 1,19 1,01 0,56 1,34 1,20 1,02 0,98 1014,8 11. 06 1,5 32,0 3,68 2,05 1,23 1,83 1,63 1,33 0,85 0,76 1014,8 11. 21 0,4 35,8 0,09 1,18 0,88 0,00 0,01 0,00 0,63 0,89 1014,7 11. 36 0,4 32,1 2,94 1,94 0,77 1,93 1,33 1,35 0,87 0,00 1014,4 11. 51 1,6 33,3 2,05 2,82 1,85 1,97 3,10 1,40 0,00 0,18 1014,2 12. 06 1,6 33,8 1,21 2,17 2,40 1,70 0,00 0,41 1,09 1,72 1014,0 12. 21 1,6 32,9 2,35 1,09 1,62 0,93 1,10 2,01 1,93 1,42 1013,8 12. 36 1,7 32,2 4,21 2,11 1,87 2,02 1,06 2,96 2,07 2,03 1013,9
54
Lampiran 3
Tabel 21. Data Lapangan TG_01 Hari Kedua
Tanggal Pengukuran : 29-Jun-15 Tempat Pengamatan : TG_01
Cuaca : Berawan Lokasi : Gerbang POLTANESA
Jam PDOP Suhu
(°C)
Kecepatan angin (m/s) Tekanan
udara (mb) utara timur
laut timur tenggara selatan barat daya barat barat laut 10. 36 1,6 32,0 1,34 1,65 0,47 2,07 1,47 0,75 1,02 1,05 1013,0 10. 51 1,5 33,0 0,00 0,00 1,12 1,56 0,79 0,00 0,40 0,91 1013,1 11. 06 1,6 35,6 0,00 0,71 0,57 0,00 2,12 0,56 0,00 0,96 1012,8 11. 21 1,6 31,2 4,14 0,91 2,44 1,20 2,09 0,71 1,23 0,01 1012,7 11. 36 1,9 34,5 0,00 2,68 1,12 2,58 2,81 1,06 1,43 2,42 1012,5 11. 51 1,9 34,1 2,09 0,90 3,92 1,34 4,46 1,95 2,27 2,36 1012,2 12. 06 2,0 37,0 0,02 1,27 1,93 1,63 1,13 1,30 1,08 2,53 1012,1 12. 21 1,8 34,3 1,08 2,46 1,17 0,41 1,51 1,37 2,15 0,87 1011,8 12. 36 1,4 33,1 1,24 0,61 1,69 3,26 0,85 0,96 1,42 2,18 1011,0
Tabel 22. Data Lapangan TG_03 Hari Kedua
Tanggal Pengukuran : 29-Jun-15 Tempat Pengamatan : TG_03
Cuaca : Berawan Lokasi : Masjid POLTANESA
Jam PDOP Suhu
(°C)
Kecepatan angin (m/s) Tekanan
udara (mb) utara timur
laut timur tenggara selatan barat daya barat barat laut 10. 36 1,7 31,0 0,52 0,46 1,49 0,45 1,01 1,40 1,57 1,35 1015,5 10. 51 1,9 33,0 0,48 0,40 0,03 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1015,6 11. 06 2,5 36,9 0,07 0,07 0,00 0,41 0,89 1,75 0,43 0,55 1015,6 11. 21 1,9 38,1 0,18 0,18 0,60 0,54 0,56 0,44 0,26 0,22 1015,5 11. 36 1,9 34,8 1,83 1,83 0,58 0,41 0,18 0,01 0,00 0,70 1015,7 11. 51 2,0 37,7 0,01 0,01 0,88 0,68 0,40 0,17 3,27 1,18 1015,7 12. 06 2,0 33,3 0,72 0,72 1,36 0,92 1,31 1,22 1,70 1,11 1015,7 12. 21 2,0 32,0 1,24 1,24 0,74 0,69 0,54 0,23 0,80 1,31 1015,7 12. 36 1,7 34,8 0,02 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1015,6
Tabel 23. Data Perbandingan Unsur Cuaca
Tanggal Suhu (°C) Kecepatan angin (m/s) Tekanan Udara (mb) Utara Timur
Laut Timur Tenggara Selatan
Barat Daya Barat Barat Laut 26 Juni 2015 36,1 0,78 0,65 0,37 0,76 0,61 0,66 0,56 0,61 1012,1 29 Juni 2015 33,9 1,26 1,17 1,21 1,12 1,23 0,95 1,05 1,04 1014,1 Selisih 2,2 -0,5 -0,5 -0,8 -0,4 -0,6 -0,3 -0,5 -0,4 -2,0
55
Lampiran 4
56
Lampiran 5
57
Lampiran 6
58
Lampiran 7
59
Lampiran 8
60
Lampiran 10