• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR STUDI KASUS DAN TROUBLE SHOOTING GANGGUAN SISTEM TRANSMISI. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR STUDI KASUS DAN TROUBLE SHOOTING GANGGUAN SISTEM TRANSMISI. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

STUDI KASUS DAN TROUBLE SHOOTING

GANGGUAN SISTEM TRANSMISI

Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S1)

Oleh : Adi Firmansyah

4130411-009

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS MERCUBUANA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir

STUDI KASUS DAN TROUBLE SHOOTING

GANGGUAN SISTEM TRANSMISI

Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S1)

Laporan Tugas Akhir ini Telah Diteliti & Disetujui : Oleh :

Jakarta, Juli 2008 Mengetahui

Pembimbing

(Nanang Ruhyat ST.MT)

Ka Prodi Teknik Mesin

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan judul :

STUDI KASUS DAN TROUBLE SHOOTING GANGGUAN SISTEM

TRANSMISI

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Jakarta, July 2008

Pembimbing Tugas Akhir,

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ADI FIRMANSYAH

NIM : 4130411-009

Jurusan : TEKNIK MESIN

Fakultas : TEKNOLOGI INDUSTRI

Menyatakan dengan sebenar – benarnya bahwa Tugas Akhir dengan judul :

STUDI KASUS DAN TROUBLE SHOOTING GANGGUAN SISTEM

TRANSMISI

adalah hasil karya sendiri bukan salinan atau duplikat dari karya orang lain, terkecuali yang disebutkan sumbernya.

Jakarta, July 2008

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT atas terselesaikannya penulisan

Laporan Tugas Akhir ini. Hanya atas perkenankan-Nya saja dapat tersusun hingga

selesai seperti yang telah tersaji dalam laporan yang padat dan sederhana ini, yang

diberi judul STUDI KASUS DAN TROUBLE SHOOTING GANGGUAN

SISTEM TRANSMISI

Dengan segala kerendahan hati, penulis bermaksud mengucapkan terima kasih

kepada pihak – pihak yang telah membantu memberikan dukungan materi maupun

moril sehingga Tugas akhir ini dapat terselesaikan antara lain :

1. Bpk Ir.Rulli Nurtanta,M.Eng selaku Ka.Prodi Tehnik Mesin

Univ.Mercubuana

2. Bpk Nanang Ruhyat, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membantu dalam mengarahkan dan memberi

motivasi hingga laporan ini dapat terselesaikan.

3. Ainun Nadia ST, istri tercinta yang tak pernah lelah memberikan doa,

dukungan dan motivasi; serta Aurelia Farrah Nafisa ananda tersayang yang

celotehannya selalu menginspirasi penulis..

4. Orang tua, Bapak dan Ibu yang telah memberikan dukungan moril, nasehat

yang sangat berarti bagi saya.

5. Saudara – saudariku, Kakaku dan Adikku yang ikut membantu

memberikan dukungan selalu.

6. Rekan-rekan semuanya yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan

(6)

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan dan bersedia

menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan dan perbaikan di

masa yang datang.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan. Terima kasih.

Jakarta, July 2008

(7)

ABSTRAK

Performa otomotif adalah salah satu aspek penting dalam menentukan daya saing

suatu product otomotif. Salah satu performa yang penting adalah kemampuan

kendaraan untuk melakukan percepatan, melawan hambatan angin, melawan

hambatan rolling, melawan gaya tanjakan dan melawan hambatan tersebut dengan

gaya dorong atau traksi. Besar kecilnya traksi untuk setiap tingkat gigi serta kecepatan

kendaraan yang mampu dicapai dapat dikendalikan dengan mengatur ratio dan tingkat

transmisi. Ratio transmisi berpengaruh terhadapbesarnya torsi yang dapat

ditransmisikan, sedangkan jumlah tingkat kecepatan berpengaruh terhadap kehalusan

proses transmisi dan transformasi daya pada sistem transmisi tersebut. Untuk

mendapat perbandingan gigi antara tingkat transmisi rendah dan tertinggi adalah cara

progresi geometri. Dasar dari penggunaan metode ini adalah untuk mendapatkan ratio

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PESETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

PRAKATA ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Pokok Persoalan ... 2

1.3 Maksud Dan Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Pembatasan Masalah ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II DASAR TEORI ... 7

2.1 Uraian ... 7

2.2 Persamaan gerak kendaraan arah longitudinal ... ... 10

2.3 Konsep kerja transmisi ... 13

(9)

BAB III PEMELIHARAAN/SERVICE TRANSMISI MANUAL ... 21

3.1 Membongkar dan memasang transmisi manual dan sistem pengoperasiannya . ... 22

3.1.1 Proses pembongkaran ... 24

3.1.2 Pemeriksaan ... 26

3.1.3 Petunjuk Pemasangan ... 27

BAB IV GANGGUAN PERPINDAHAN RODA GIGI ... 29

4.1 Pemindah Daya ... 29

4.2 Mekanisme Sinkromes ... 29

4.2.1 Sinkromes ... 30

4.2.2 Cara kerja sinkromes ... 31

4.3 Gangguan perpindahan roda gigi ... 32

4.4 Solusi ... 35

4.2.1 Suara transmisi kasar saat perpindahan ... 35

4.2.2 Pemindahan gigi sangat sulit ... 36

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

6.1 Kesimpulan ... 36

6.2 Saran ... 37

LAMPIRAN

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Posisi transmisi manual pada kendaraan... 8

Gambar 2.2 Prinsip kerja menggunakan konsep momen ... 8

Gambar 2.3 Konsep pemindahan tenaga melalui roda gigi ... 9

Gambar 2.4 Transmisi Sliding gear ... 16

Gambar 2.5 Posisi gigi 1 ... 17

Gambar 2.6 Transmisi dengan roda gigi tetap ... 17

Gambar 2.7 Unit Sinktomes ... 20

Gambar 3.1 Dongkrak Transmisi ... 23

Gambar 3.2 Sistem pemindah gigi pada kemudi ... 24

Gambar 3.3 Pelepasanbaut pengikat handel Transmisi ... 24

Gambar 3.4 Melepas propeler shaft ... 25

Gambar 3.5 Melepas kabel kopling ... 25

Gambar 3.6 Posisi dongkrak Transmisi ... 26

Gambar 3.7 Bagian-bagian yang diberi vet ... 27

Gambar 3.8 Penyetelan pedal kopling ... 28

Gambar 4.1 Transmisi W55 ... 29

Gambar 4.2 Transmisi W55 tipe sinkromes ... 30

Gambar 4.3 Posisi Netral ... 31

Gambar 4.1 Posisi mengerem ... 31

Gambar 4.1 posisi menghubung ... 31

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Metodologi ... 5

Tabel 1.2 Jadual penelitian ... 6

Tabel 4.1 Diagram alir gangguan susah perpindahan ... 34

Tabel 4.2 Fish bone ... 35

Tabel 6.1 Klasifikasi roda gigi ... 49

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Pemindah gaya jenis Transmisi W55 Lampiran B Unit Transmisi Manual

Lampiran C Rakitan Transmisi Manual Lampiran D Gigi counter dan Idler Motor Lampiran E Poros Input

Lampiran F Seal oli penahan bantalan depan Lampiran G Extension Housing

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini perkembangan teknologi semakin cepat dan meluas dalam berbagai bidang, khususnya bidang otomotif. Dan perkembangan itu pun harus dapat kita kuasai dan hadapi. Untuk menghadapi dan menguasai perkembangan tersebut, sebagai bangsa yang ingin maju harus dapat menyerap informasi dan melakukan alih teknologi dari negara lain yang lebih maju. Secara keseluruhan bebagai alat bantu yang modern dan canggih bagi manusia secara langsung mempermudah kegiatan manusia dalam melakukan proses produksi maupun kelancaran kerja tertentu.

Otomotif tidak terlepas dari yang namanya sistim transmisi, sistim transmisi dalam hal ini adalah suatu sistim yang di mana fungsi dan kerjanya berdasarkan perpindahan roda gigi dari sistem pemindahan tenaga dari sebuah kendaraan, yang berfungsi mengatur tingkat kecepatan dalam proses pemindahan tenaga dari sumber tenaga keroda kendaraan.

Kendaraan dapat bergerak apabila tenaga yang dihasilkan ditransmisikan atau disaluran kebagian penggerak lain sehingga kendaraan dapat melaju atau bergerak, Transmisi diperlukan karena mesin pembakaran yang umumnya digunakan dalam mobil merupakan mesin pembakaran internal yang menghasilkan putaran (rotasi) antara 600 sampai 6000 rpm. Sedangkan, roda berputar pada kecepatan rotasi antara 0 sampai 2500 rpm.

Pada kendaraan, fungsi dari Transmisi adalah untuk mengatur perbedaan putaran antara putaraan mesin dengan putaran poros yang keluar dari transmis. Pengaturan putaran ini dimaksud agar kendaraan mampu bergerak sesuai dengan beban dan kecepatan kendaraan.

Sistim transmisi pada perkembangan sekarang ini sangat pesat pada kendaraan-kendaraan produksi terakhir dimana kondisi tersebut juga di imbangi dengan tehnologi mekanikal yang semakin canggih.pada beberapa produksi otomotif

(14)

belakangan ini banyak berfikir ke pengembangan pada sisi otomatisasi, Sekarang ini, terdapat dua sistem transmisi yang umum, yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis. Terdapat juga sistem-sistem transmisi yang merupakan gabungan antara kedua sistem tersebut, namun ini merupakan perkembangan terakhir yang baru dapat ditemukan pada mobil-mobil berteknologi tinggi dan merek-merek tertentu saja , untuk memudahkan dalam simulasi maka di perlukan cut-way engine sebagai media untuk mensimulasikan.

1.2 Pokok Persoalan

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan membahas Pemeliharaan/servis unit transmisi manual dan komponen-komponenya, di dalamnya akan dibahas mengenai fungsi dan cara kerja transmisi manual, komponen transmisi manual, hingga pemeriksaan kerusakan transmisi manual.

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk menjelaskan komponen komponen sistim transmisi, cara kerja dari komponen sistim transmisi, menjelaskan dan melakukan proses pemeliharaan unit trans-misi manual dan komponen-komponennya dan enjelaskan sistem perawatan berkala pada unit transmisi manual dan komponen-komponennya

1.4 Pembatasan Masalah

Batasan pertama yang penulis ambil dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah:

1).Menjelaskan konsep fungsi dan kerja transmisi manual dan komponen-komponennya

2).Menjelaskan fungsi masing-masing komponen transmisi manual dan komponen-komponennya

3). Membongkar dan memasang transmisi manual dan sistem pengopersiannya. 4).Menjelaskan gangguan perpindahan roda gigi.

(15)

Dari Mesin Toyota kijang yang penulis jadikan sebagai bahan dalam pembuatan Tugas Akhir ini, karena lebih banyak beredar atau digunakan oleh masyarakat.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini menguraikan latar belakang, permasalahan, batasan masalah,

tujuan dan kegunaan, metodologi dan sistematika penulisan.

BAB II TEORI DASAR

Bab ini menjelaskan tentang dasar – dasar cara kerja Transmisi dan

komponen-komponen sistim Transmisi (transmision system) yang di gunakan

untuk menunjang dalam modifikasi system Transmisi pada cut-way engine

sebagai media untuk simulasi .

BAB III PEMELIHARAAN/SERVICE TRANSMISI MANUAL

Secara umum menyajikan data – data dan informasi umum tentang

pemeliharaan / service Transmisi Manual

BAB IV GANGGUAN PERPINDAHAN RODA GIGI

Secara umum menyajikan data – data dan informasi umum tentang mengapa

terjadi gangguan perpindahan roda gigi dan diperlukannya Sinkronmes

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini adalah bab terakhir berisi kesimpulan dan saran hasil pembahasan

(16)

1.6 Jadual Pelaksanaan

Berdasarkan metode penelitian yang telah di jelaskan pada bagian sebelumnya, penelitian dalam study khasus ini di jadualkan untuk dilaksanakan dalam kurun waktu lima bulan dan secara garis besar dibagi ke dalam lima tahap,yang meliputi :

• Tahap 1, yaitu persiapan penelitian dalam study khasus, yang mencakup aktivitas penentuan tujuan dalam penelitian,mencari landasan teori, indentifikasi variable-variabel penelitian serta indentifikasi elemen-elemen dari setiap variable penelitian study khasus sistim Transmisi tersebut.

• Tahap 2, yaitu study pendahuluan study pengamatan terhadap sistim kerja bagian bagian Transmisi serta pemilihan model rancangan study pendahuluan.

• Tahap 3, yaitu perancangan,yang mencakup indetifikasi data yang di perlukan ,indentifikasi cara pengumpulan data dan indentifikasi sampel penelitian.Pada tahap ini akan dilakukan modifikasi terhadap alat yang sudah ada dan kemudian dipasang pada cut-way engine untuk di buat simulasi.

• Tahap 4, yaitu pembuatan trouble shooting dari kasus yang ada dalam sistem

(17)

                                      STUDI PENDAHULUAN               PERANCANGAN                                          KESIMPULAN       PENGUJIAN AWAL                       

Tabel 1.1. Metodologi Penelitian yang di terapkan

Tujuan penelitian:studi kasus sistim Transmisi (Gangguan perpindahan Roda gigi) Landasan teori Indentifikasi Variabel-variabel penelitian : ‐ Sinkronisai  ‐ Kopling  ‐   Identifikasi Gangguan perpindahan roda gigi Studi Dokumentasi,obyek penelitian :pustaka,website/inte rnet,seminar Observasi obyek penelitaian Pemilhan Analisa Indentifikasi komponen anlisa Survay Lokasi Pabrikasi & penempatan lokasi Analisa Gangguan perpindahan roda gigi Verifikasi Analisa Pabrikasi cut-way Perakitan alat Hasil Pengujian dan Kendala-Kedala Pengujian Saran Dan Perbaikan Kondisi Setelah Awal Pengujian Running Test Perbaikan dan modifikasi Kreteria keberhasilan Penanganan Perhitungan tingkat kberhasilan

(18)

• Tahap 5,yaitu pengolahan data perancangan dan pengujian awal yang mencakup aktifitas persiapan data karakteristik obyek penelitian dan proses transfer teknologi beserta factor-faktor yang mempengaruhinya.hal ini di maksudkan untuk melihat efektifitas dari anlisa yang dilakukan..

• Tahap 6,yaitu penyusunan laporan akhir,yang mencakup aktifitas analisa dan penarikan kesimpulan dari pola analisa study yang telah di dapat.pada tahapan ini akan di susun hasil yang telah didapat dari penelitian sehingga dapat menghasilkan suatu laporan yang komprehensif.

Bar chart/tabel dari jadwal penelitian dapat dilihat di bawah ini :

Tabel 1.2 Jadual penelitian

(19)

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Uraian

Secara umum kinerja kendaraan dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu kemampuan kendaraan untuk melaju serta mengangkut beban, kemampuan ini disebut kinerja traksi kendaraan, kemampuan kendaraan untuk membelok untuk menjaga kestabilan arahnya, dan untuk mudah dikendalikan, kemampuan ini disebut kinerja kestabilan arah kendaraan dan yang terakhir adalah kemampuan kendaraan untuk membuat penumpang nyaman dan untuk mengamankan penumpang dari benturan, kemampuan ini disebut kinerja pengaman kendaraan.

Transmisi manual dan komponen- komponennya merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi mengatur tingkat kecepatan dalam proses pemindahan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan (pemakai/peng- gunaan tenaga).

Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari Unit kopling, transmisi, defrensial, poros dan roda kendaraan. Sementara Posisi transmisi manual dan komponennya, terletak pada ujung depan sesudah unit kopling dari

sistem pemindah tenaga pada kendaraan. Fungsi transmisi adalah untuk

mengatur perbedaan putaran antara putaran mesin (memalui unit kopling) dengan putaran poros yang keluar dari transmisi. Pengaturan putara ini dimaksudkan agar kendaraan mampu bergerak sesuai dengan beban dan kecepatan kendaraan

Posisi transmisi manual pada kendaraan secara skema dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.

(20)

Gambar 2.1. Posisi transmisi manual pada kendaraan

Rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga (Engine) kesisitem pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit kopling (Clutch) diteruskan ketransmisi (Gear Box) ke propeller shaft dan keroda melalui defrensial (Final

Drive). Konsep kerja transmisi manual dapat dijelaskan melalui gambar 2 dan 3

berikut.

Gambar 2.2. Prinsip Kerja menggunakan konsep momen

Berdasarkan gambar 2 tersebut, dapat dilihat perbedaan antara keduanya. Gambar pertama seseorang mendorong mobil ditanjakan secara langsung, sementara gambar kedua menggunakan tongkat pengungkit. Melihat kondisi tersebut, manakah diantara keduanya yang lebih ringan?. Jawabnya tentu dia

(21)

yang menggunakan pengungkit, sebab pada posisi pertama gaya dorong secara langsung, sementara posisi kedua menggunakan transfer momen melalui tongkat. Semakin panjang lengan, maka tenaga yang dikeluarkan untuk mendorong kendaraan akan semakin ringan.

Konsep dasar di atas kemudian dipergunakan dalam membuat desain transmisi, dimana lengan pengungkit tersebut diterapkan pada diameter roda gigi. Sehingga transmisi kendaraan juga disebut dengan gear box atau kotak roda gigi, karena komponen utama transmisi adalah roda gigi. Konsep pemindahan tenaga melalui roda gigi, seperti terlihat pada gambar 2.3 berikut ini.

Gambar 2.3. Konsep pemindahan tenaga melalui roda gigi

Gambar 2 . 3 (a) menggambarkan lengan pengungkit sederhana. Pada kodisi seimbang persamaannya M x l = m x 4l artinya massa m yang hanya ¼ M dapat mengangkat M. Hal ini menunjukan bahwa dengan gaya yang kecil dapat mengangkat massa yang beratnya 4 kali lipat, karena digunakannya sistem lengan pengungkit.

(22)

Gambar 2..3 (b), menunjukkan bagaimana dua piringan dipergunakan sebagai lengan pengungkit. Pada contoh tersebut massa yang digantungkan pada poros C akan mengangkat beban yang ada pada poros D. Rangkaian ini mungkin dapat dipergunakan untuk memahami konsep kerja transmisi, mesin dihubungkan ke poros C, dan yang ke roda dihubungkan ke D. Apabila diameter piringan B dibuat tiga kali piringan A, maka momen yang dihasilkan tiga kali lipat. Namun bila perbandingan giginya (gear ratio) 2 : 1, maka roda gigi A berputar dua kali, sedangkan roda gigi B berputar 1 kali. Momen pada roda gigi A ½ dari roda gigi B, atau gaya angkatnya akan setengah dari beban yang diangkat.

2.2. Persamaan gerak kendaraan arah longitudinal

(23)

Salah satu cara untuk mencari perbandingan gigi antara tingkat transmisi terendah dan tertinggi adalah dengan cara progresi geometris. Dengan perbandingan geometris maka untuk transmisi 3 tingkat kecepatan didapat hubungan perbandingan gigi sebagai berikut :

Jika jumlah tingkat gigi transmisi adalah "n", rumus diatas dapat menjadi sebagai berikut:

jadi persamaan (3)

Pada saat kendaraan menggunakan transmisi ke 1, dirancang harus dapat memberi percepatan pada kendaraan sebesar a m/dt2 pada jalan datar maka gaya dorong yang dibutuhkan (F1) adalah :

F1 = W/g + Rr + Ra ………. (4)

(24)

Kecepatan maksimum kendaraan dirancang sebesar Vm, untuk jalan datar maka gaya dorong (Fm) yang dibutuhkan adalah :

Perbandingan gigi pada tingkat transmisi akhir untuk dapat menghasilkan gaya dorong sebesar Fm pada roda penggerak dirumuskan sebagai berikut :

Dimana m adalah jumlah tingkat transmisi yang dipilih, dengan demikian kg dapat dihitung. Dengan mengetahui perbandingan gigi untuk setiap tingkat transmisi maka gaya dorong yang dihasilkan dapat dihitung dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Hubungan kecepatan kendaraan dan putaran mesin :

Gaya dorong yang diperlukan untuk melawan tanjakan dengan gaya berat kendaraan, Gradability (G) dirumuskan sebagai berikut :

Karakteristik Laju Kendaraan Ada empat parameter pokok untuk menunjukkan kemampuan laju suatu kendaraan yaitu :

(25)

A. Percepatan kendaraanyang dapat dihasilkan pada setiap kecepatan kendaraan, secara umumbesarnya percepatan kendaraan pada jalan datar dapat dirumuskan, Dimana :

B. Waktu yang diperlukan untuk menaikkan kecepatan dari kecepatan awal (v1) ke kecepatan lebih tinggi (v2), dapat dirumuskan sebagai berikut :

C. Jarak tempuh (S) yang diperlukan untuk menaikkan kecepatan dari v1 ke v2,

D. Besar sudut tanjakan jalan yang mampu didaki oleh kendaraan (gradability) Mekanisme yang memindahkan tenaga yang dihasilkan oleh mesin untuk menggerakkan roda-roda disebut drive train, dimana drive train ini terdiri dari kopling(clutch), transmisi, propeller shaft, universal joint dan rear axle.

2.3. Konsep kerja transmisi

Transmisi diperlukan oleh kendaraan untuk memberikan karakteristik gaya traksi-kecepatan agar memenuhi kebutuhan beban pada bermacam-macam kondisi operasi. Ketika kendaraan start dan saat menaiki tanjakan dibutuhkan moment yang cukup besar, sedangkan pada saat melewati jalan yang lurus moment yang diperlukan jauh lebih kecil. Oleh sebab itu pada kendaraan di pasang transmisi yang berfungsi mengatur perubahan kendaraan sekaligus mengatur besar moment dari

(26)

mesin yang disalurkan ke roda disamping itu transmisi berfungsi mengubah arah putaran poros propeller sehingga kendaraan bisa berjalan

Seperti telah dikemukakan di atas, transmisi pada kendaraan terdiri dari berbagai bentuk roda gigi, dengan cara menukar kombinasi gigi (perbandingan gigi) untuk merubah tenaga mesin menjadi momen sesuai dengan kondisi perjalanan kendaraan dan memindahkan momen tersbut keroda-roda.

2.3.1. Kombinasi Roda Gigi

Kombinasi dasar untuk roda gigi paralel

Kombinasi dasar roda gigi Transmisi

Bila dua roda gigi dikombinasi seperti pada gambar dibawah ini, arah putaran dari input shaft (A: sisi mesin dan input shaft) akan berbalik arah pada output shaft (B: sisi output shaft dan propeler shaft)

(27)

Dalam transmisi ini dua pasang roda gigi dikombinasi seperti pada gambar dibawah ini, untuk mendapat putaran output shaft searah dengan input.

Mesin tidak dapat berputar pada arah kebalikannya karena terbatas keadaan, roda gigi idle E dipasang diantara roda gigi C dan D seperti gambar dibawah, untuk mrnggerakkan kendaraan kearah mundur.

(28)

Roda gigi E disebut reverse idler gear, dan digunakan untuk mundur dengan merubah arah putaran. Perbandingan roda gigi akan sama bila ditambah dengan roda gigi idle.

D a l a m a p l i k a s i n y a ada yang sistem tetap, ada yang digeser (slidingmesh). Berikut ini akan dicoba dijelaskan konsep kerja masing-masing.

a) Transmisi dengan roda gigi geser

Roda gigi pada poros input yaitu berasal dari kopling, dipasang mati. Sedangkan roda gigi yang dipasang pada poros output dipasang geser/sliding. Roda gigi yang digunakan untuk model ini tentunya jenis spur. Perhatikan pada gambar 4 berikut ini.

Gambar 2.4. Transmisi Sliding Gear

Posisi Netral, setiap transmisi mempunyai posisi ini dimana putaran poros input tidak dipindahkan keporos output. Posisi ini digunakan saat berhenti atau yang lainnya dimana sedang tidak memerlukan tenaga mesin. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka kedua roda gigi pada poros output (C & D) digeser agar tidak berhubungan dengan roda gigi dari poros input (A & B).

Posisi gigi 1, digunakan untuk menggerakan kendaraan pertama kali. Kondisi ini memerlukan momen yang besar gerakan pelan, maka roda gigi pemutar (Driver) harus yang lebih kecil (A) memutar roda gigi yang lebih besar (D). Sehingga roda gigi pada poros output yang dihubungkan deengan roda gigi

(29)

yang sebelah kiri, sementara yang sebelah kanan tidak berhubungan. Seperti terlihat pada gambar 5 berikut ini.

Gambar 2.5.Posisi gigi 1

Posisi gigi 2, pada posisi ini tentunya kendaraan sudah bergerak sehingga momennya tidak begitu besar dibandingkan dengan saat posisi gigi 1. komposisi roda gigi pada posisi gigi kedua ini roda gigi D digeser sampai tidak berhubungan dengan roda gigi A, dan roda gigi C digeser kekiri agar berhubungan dengan roda gigi B. Dengan demikian, putaran poros input dipindahkan melalui roda gigi B & C ke poros output.

b) Transmisi dengan roda gigi tetap.

Sistem pemindahan kecepatan pada sistem ini tidak memindah roda gigi, namun dengan menambah satu perlengkapan kopling geser. Hubungan roda gigi C & D terhadap poros output bebas bukan sliding seperti pada model sebelumnya. Sedangkan yang terhubung sliding dengan poros output adalah kopling gesernya. Ilustrasi model ini dapat dilihat pada gambar 6 berikut ini.

(30)

Pada model transmisi roda gigi tetap ini memungkinkan dipergunakan bentuk roda gigi selain model spur. Sehingga memungkinkan penggunaan roda gigi yang lebih kuat. Kopling geser dapat digeser kekanan atau kekiri. Bila kopling ada ditengah maka berarti transmisi pada posisi netral. Pada posisi ini meskipun roda gigi C & D terus berputar bersama roda gigi A & B, namun tidak ada pemindahan putaran keporos output. Hal ini karena baik roda gigi C maupun roda gigi D terpasang bebas terhadap poros output.

Posisi gigi 1, kopling geser digeser kekiri hingga berhubungan dengan roda gigi D. Sehingga putaran poros input disalurkan melalui roda gigi A memutar roda gigi D dan membawa kopling geser yang telah terhubung, dan akhirnya poros output terbawa putaran melalui kopling geser.

Posisi gigi 2, kopling digeser kekanan hingga berhubungan dengan roda gigi C. Sehingga putaran poros input disalurkan melalui roda gigi B memutar roda gigi C dan membawa kopling geser yang telah terhubung, dan akhirnya poros output terbawa putaran melalui kopling geser.

c) Transmisi Synchronmesh

Terdapat kerugian yang perlu diatasi pada penggunaan sistem roda gigi geser seperti yang telah diuraikan di atas, yaitu:

a) Suara transmisi kasar saat memindah kecepatan.

b) Pemindahan gigi sangat sulit, apalagi pada kecepatan tinggi, sehingga pemindahan gigi harus dilakukkan pada kecepatan yang rendah.

Hal ini juga dialami pada sistem pengembangan yang meng- gunakan sistem Constantmesh. Meskipun pada sistem constant-mesh sudah tidak menggunakan penggeseran roda gigi, namun sistem penyambungannya masih mengalami permasalahan. Penyambungan yang dipergunakan pada sistem

Constantmesh mirip pada sistem sliding gear saat memasukan kecepatan

(31)

kendaraan yang transmisinya menggunakan sistem sliding gear atau

Constantmesh akan terhambat khususnyapada proses akselerasi kendaraan.

Karena setiap pemindahan kecepatan harus menunggu putaran turun terlebih dahulu. Permasalahan proses pemindahan gigi tersebut, karena per- bedaan putaran kedua gigi yang akan disambungkan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Misalkan: gambar 2 . 6 jumlah gigi dari roda gigi A = 20; B =30; C = 20; dan D = 30.

Pada saat kendaraan belum berjalan, berarti putaran poros output dan kopling geser n2 = 0 rpm. Sementara bila putaran poros input adalah n1 = 1000 rpm, maka putaran roda gigi D n3 dapat dihitung sebagai berikut:

n3 = (A x n1)/D = (20 x 1000)/30 = 666 rpm.

Pada putaran yang demikian tinggi yaitu 666 rpm, sementara kopling geser tidak berputar tentu tidak dapat dihubungkan. Untuk itu biasanya pengemudi, memutus hubungan poros input dengan mesin dengan menginjak pedal kopling. Meskipun demi-kian untuk putaran sebesar 666 rpm, disamping tidak/sulit dihubungkan, kalau dapat dihubungkan akan terjadi kejutan yang luar biasa. Kejutan ini dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen transmisi.

Oleh karena itu kemudian ditemukan sistem synchromesh. Sistem ini secara sederhana seperti terlihat pada gambar 7. Roda gigi transmisi dalam kondisi tetap, untuk memindahkan posisi kecepatan dipergunakan perlengkapan

synchromesh, dimana dengan bentuk konisnya akan menyamakan putaran, baru

kemudian gigi sleeve disambungkan. Kemampuan menyesuaikan putaran antara dua roda gigi yang akan disambungkan ini yang tidak dimiliki oleh kedua sistem sebelumnya.

(32)

Gambar 2.7. Unit SynchroMesh

Sistem synchromesh ini yang kemudian dipergunakan pada transmisi manual sampai saat ini.

Cara kerjanya saat handel transmisi pada posisi netral, maka synchromesh berada ditengah tidak berpengaruh atau dipengaruhi oleh kedua roda gigi yang ada disampingnya. Pada saat synchromesh digerakan kekiri kearah roda gigi (1), maka synchro hub (4) akan terdorong kekiri dan semakin kuat, maka akan mengerem putaran melalui bentuk konisnya hingga putaran antara roda gigi (1) dengan

synchro hub (4) sama, kemudian sleeve (3) bergeser kekiri lebih

lanjut hingga tersambung dengan gigi kecil (dog teeth) (2). Posisi ini berarti proses penyambungan sudah selesai. Dengan cara demikian proses penyambungan roda gigi transmisi tidak perlu me-nunggu turunnya putaran mesin.

Proses tersebut sama saat akan menghubungkan dengan roda gigi yang sebelah kanan (8), synchromesh digerakan kekanan kearah roda gigi (8), maka synchro hub (4) akan terdorong kekanan dan semakin kuat, maka akan mengerem putaran melalui bentuk konisnya hingga putaran antara roda gigi (8) dengan synchro hub (4) sama, kemudian sleeve (3) bergeser kekanan labih lanjut hingga tersambung dengan gigi kecil (dog teeth) roda gigi (8).

(33)

BAB III

PEMELIHARAAN/SERVICE TRANSMISI MANUAL

Pemeliharaan dan perawatan transmisi manual, tidak terlalu rumit namun memerlukan ketelitian.

Pertama, memeriksa kebebasan gerak tuas pemindah. Kebebasan yang berlebihan disebabkan oleh keausan baut- baut penyambung, kerusakan bushing sambungan, atau penyetelannya.Secara visual/pengamatan langsung permasalahan ter-sebut dapat dilakukan.

Kedua, memeriksa pelumasan transmisi. Pelumasan pada transmisi sangat penting, mengingat transmisi terdiri dari banyak komponen yang saling bersentuhan satu dengan yang lainnya. Pelumasan diperlukan untuk menghindari terjadinya keausan sebagai akibat kontak langsung antar logam komponen transmisi. Transmisi pada umunya menggunakan minyak pelumas dengan viscositas SAE 80 atau SAE 90, namun demikian dalam menggunakan minyak pelumas untuk transmisi perlu melihat manual masing- masing produk kendaraan. Karena dimungkinkan terdapat perbedaannya. Setiap 1500 km perlu dikontrol mengenai jumlahnya.

Ketiga, pemeriksaan terhadap gejala-gejala kerusakan. Pemeriksaan ini terkait dengan kinerja transmisi, yaitu apakah transmisi dapat melakukan fungsinya dengan baik. Untuk melakukan pemeriksaan ini, berarti kendaraan harus dijalankan atau sering disebut dengan tes jalan.

Gejala-gejala berikut ini menandakan bahwa terjadi kesalahan pada unit transmisi manual,

(1) Gigi Loncat dari hubungan. (2) Gigi sulit Masuk.

(34)

Dari gejala-gejala di atas dapat dianalisis faktor penyebab, dan proses perawatan atau perbaikannya

Untuk menetukan lokasi penyebab kesulitan, gejala-gejala terlebih dahulu diperiksa dengan baik, dibutuhkan problemnya. Pertama ketahuilah permasalahannya kemudian lihat penyebab utamanya. Hal ini penting untuk memeriksa part dengan benar dan berurutan diperlukan untuk menentukan penyebab secara cepat dan tepat.

Sebelum anda membongkar transmisi manual, periksa dengan cara melihat apakah ada gangguan kebocoran oli dan ganguan lain, cucilah dan bebaskan kotoran, pasir dan lain-lain dari transmisi manual agar tidak masuk kedalam transaxle pada saat membongkar. Bila anda membongkar transaxle case dan bagian lain yang berhubungan, jangan mengungkit bagian tersebut dengan obeng atau sejenisnya, gunakan palu plastik untuk memisahkannya. Letakkan bagian-bagian yang dibongkar ditempat yang aman secara teratur dan lindungi dari kotoran dan lain-lain.

Sebelum anda merakit kembali, bersihkan terlebih dahulu semua komponen dan keringkanlah dengan baik, olesilah dengan oli secukupnya pada bagian yang berputar atau bergeser ( ujung permukaan, permukaan dalam, permukaaan celah, needle bearing, bagian kerucut roda gigi, thrust washer ) sebelum merakit kembali.

Lepaskan semua seal yang lama dan cucilah dengan pembersih sebelum diberi seal yang baru. Setelah seal dipasang, jangan diberi oli atau untuk sementara kendaraan jangan dijalankan. Diamkan atau biarkan transaxle selama satu jam.

3.1 Membongkar dan memasang transmisi manual dan sistem pengoperasiannya

Sebelum melakukan proses pembongkaran, perlu dipersiapkan alat dan perlengkapan yang diperlukan. Hal ini agar waktu yang diperlukan tidak hilang karena harus mencari alat atau perlengkapan.

Alat dan perlengkapan yang diperlukan adalah:

(35)

b) Dongkrak transmisi seperti gambar berikut ini.

Gambar 3.1. Dongkrak transmisi

Dongkrak ini jenis hidrolis, namun ada juga yang meng-gunakan ulir. Alat ini menjadi sangat penting dalam pembongkaran maupun pemasangan transmisi. Sebab posisi dan masa transmisi akan menyulitkan proses pemasangan ataupun pembongkaran. Disamping itu keselamatan pekerja akan sangat bebahaya tanpa dongkrak ini, dan juga ketepatan pemasangan transmisinya.

Mobil kijang sebagai bahan pelatihan.

a) Kotak alat yang berisikan kunci yang diperlukan

b) Lampu kerja untuk penerangan mengingat posisi transmisi yang cenderung dibawah kendaraan.

c) Pompa pengisi minyak pelumas transmisi dan minyak pelumasnya.

d) Bak penampung minyak pelumas yang lama.

e) Vet gravit dan kain lap/majun.

(36)

3.1.1 Proses pembongkaran:

a) Lepaskan terminal negative bateri, ini untuk menjaga kemungkinan terjadinya hubungan singkat saat bekerja.

b) Angkat mobil menggunakan dongkrak dan pasang jackstand tinggi pengangkatan untuk memberi ruang gerak yang leluasa bagi pekerja maupun proses pembongkaran dan pemasangan transmisi.

c) Lepaskan karet penutup tongkat/tuas/handel pemindah gigi transmisi. Lihat gambar 3 . 2 berikut ini. Dengan melepas baut pengikatnya.

Gambar 3.2. Sistem pemindah gigi pada kemudi

d) Lepaskan handel pemindah gigi transmisi, dengan melepas baut pengikatnya dan angkat keluar. Lihat gambar 3.3 berikut ini.

(37)

e) Lepaskan motor starter, yaitu lepas kabel-kabelnya dan baut pengikatnya. f) Keluarkan minyak pelumas transmisi, dengan membuka baut tap, dan siapkan

bak penampung minyak pelumas. Sesudah habis, pasang kembali baut tap dan singkirkan bak penampung minyak pelumas, jangan sampai tumpah. Kalau tumpah bersihkan dulu.

g) Lepaskan sambungan keporos propeller, supaya saat pemasangan tidak keliru beri tanda sebelum dilepas. Seperti terlihat pada gambar 3.4

h) Lepaskan kabel speedometer dan kabel lampu mundur dari terminalnya.

i) Lepaskan kabel kopling dari tuas pembebasnya. Lihat gambar 3.5

Gambar 3.4. Melepas propeller shaft

Gambar 3.5. Melepas kabel kopling

j) Lepaskan pegangan dan klem knalpot yang berhubungan dengan transmisi.

k) Pasang dongkrak transmisi dengan baik, bila perlu ikat dengan baut atau rantai yang tersedia. Hal ini untuk menghindari transmisi jatuh saat

(38)

baut pengikatnya dilepas. Perhatikan gambar 3.6 berikut.

Gambar 3.6. Posisi dongkrak transmisi.

l) Lepaskan mounting transmisi.

m) Kendorkan baut pengikat rumah transmisi. Perhatikan apakah transmisi tetap pada posisi datar atau tidak, bila miring seperti gambar 3.6, maka naikkan dongkraknya.

n) Bila transmisi sudah posisi datar dengan benar, maka lepaskan baut pengikat transmisi. Sekali lagi perhatikan posisi datar transsmisi.

o) Tarik transmisi kearah belakang mobil, sampai ujung poros pirmer transmisi lepas, dan selanjutnya turunkan pelan2 dongkrak transmisi sampai diperkirakan saat ditarik keluar dari bawah mobil tidak menyangkut.

p) Turunkan transmisi dari dongkrak.

3.1.2. Pemeriksaan:

a) Periksa kebocoran minyak pelumas pada seal poros input transmisi. Bila terdapat tanda-tanda kebocoran ganti seal-nya. Bocoran minyak ini disamping menyebabkan ber-kurangnya kuantitas minyak pelumas ditransmisi, juga bila kena plat kopling menyebabkan koling jadi slip.

b) Pemeriksaan kebocoran minyak pelumas juga pada seal poros engkol.

c) Pemeriksaan sambungan kabel kopling dari keausan, dan kemacetan.

d) Pemeriksaan bantalan jalan, dengan memutarnya apakah masih lancar atau sudah rusak. Bila rusak ganti yang baru.

(39)

3.1.3.Petunjuk Pemasangan

:

a) Lumasi menggunakan vet grafit atau vet yang tahan panas pada bantalan pilt pada fly wheel, alur bos penghantar bantalan tekan, dan alur poros transmisi. Perhatikan gambar 3.7. disamping itu juga pada ujung kabel kopling.

Gambar 3.7. Bagian-bagian yang diberi Ve t

b) Pasanglah/naikan transmisi pada dongkrak transmisi, seperti sebelumnya posisi transmisi harus datar, khusunya poros input transmisi. Dan transmisi ikat dengan baik pada dongkrak pada posisi pada saat terpasang.

c) Masukan dongkrak dan transmisi kekolong bawah mobil.

d) Naikan dongkrak hingga poros input tepat dengan bantalan pilot.

e) Dorong transmisi pelan-pelan untuk menepatkan ujung poros input transmisi pada bantalan pilot pada fly wheel. Setelah pas, dorong kembali hingga rumah transmisi duduk dengan mudah. Pada proses ini jangan sekali-kali dipaksa-kan dengan menekan pakai baut prngikat rumah transmisi.

f) Pasang baut pengikat dan mounting transmisi. Keraskan sesuai dengan momen pengerasan pada buku manual.

(40)

g) Pasang kembali motor starter beserta kabelnya.

h) Pasang propeller shaft sesuai dengan tanda yang dibuat.

i) Pasang kabel speedometer dan kabel mundur serta klem knalpot.

j) Isi minyak pelumas transmisi.

k) Pasang kabel kopling dan stel ketinggian dan kebebasan pedal kopling. Lihat gambar 3.8 berikut. Tinggi pedal = 150,8 mm, dan kebebasannya = 20-35 mm.

Gambar 3.8. Penyetelan pedal kopling

l) Pasang handel pemindah gigi transmisi beserta karet penutupnya.

m) Turunkan kendaraan dari jack stand.

n) Hidupkan mobil, cobalah penyetelan kopling dan kerja transmisi.

(41)

BAB IV

GANGGUAN PERPINDAHAN RODA GIGI

4.1. Pemindah Daya

Transmisi Manual dapat dipasang secara melintang ( samping ke samping ) atau sejajar ( dari depan kesamping ). Transmisi umumnya dipakasang melintang digunakan pada kendaraan FF ( Front Engine Front Drive ). Sementara transmisi dipasang pada arah sejajar dipasang pada kendaraan FR ( Front Engine Rear Drive ).

Bentuk dan susunan dari transmisi bermacam-macam tergantung pada jenis kendaraan. Perpindahan tenaga agak berbeda pada tipe pemindah tenaga yang terpasang melintang dengan yang terpasang sejajar.

Gambar 4.1 4.2. Mekanisme Sinkromes

Kendaraan modern banyak dilengkapi dengan transmisi tipe sinkromes. Selama perpindahan roda gigi, kedua roda gigi yang bekerja masing-masing saling mendekati satu sama lainnya ke sinkromes agar dapat berputar pada kecepatan yang sama, karena adanya gesekan. Sebelum kecepatan sinkromes terkait secara perlahan-lahan.

(42)

Transmisi tipe sinkromes mempunyai beberapa keuntungan seperti, pengemudi tidak perlu menekan pedal kopling dua kali setiap perpindahan dan tenaga dapat dipindahkan secara cepat dan lembut tanpa merusak gigi-gigi.

Gambar 4.2

4.2.1. Sinkromes

Bagian – bagian

Gambar 4.3 1. Roda gigi tingkat

2. Gigi penghubung 3. Cincin sinkromes 4. Kopling geser

5. Roda gigi sinkromes 6. Konis pengereman 7. Poros out put

Fungsi : Menghubungkan dan memutus tenaga / putaran dari roda gigi tingkat ke

poros output pada kondisi putaran tidak sama 66

(43)

4.2.2. Cara Kerja Sinkromes

Posisi netral

Roda gigi sinkromes duduk dan berhubungan dengan poros output

Kedua roda gigi tingkat bebas berputar pada poros output

Kopling besar berhubungan dan dapat bergerak sepanjang alur roda gigi sinkromes

Gambar 4.4

Posisi mengerem

Kopling geser didorong ke kanan Cincin sinkromes ikut terdorong dan berhubungan dengan konis pengereman roda gigi tingkat

Terjadi pengereman

Putaran unit sinkromes sama dengan putaran roda gigi

Gambar 4.5

Posisi menghubung

Kopling geser digerakkan lebih jauh Kopling geser menghubungkan roda gigi sinkromes dengan roda gigi tingkat

Roda gigi tingkat berhubungan dengan poros output

Gambar 4.6

(44)

tentu tidak dapat dihubungkan. Untuk itu biasanya pengemudi, memutus hubungan poros input dengan mesin dengan menginjak pedal kopling. Meskipun demi-kian untuk putaran tinggi, disamping tidak/sulit dihubungkan, kalau dapat dihubungkan akan terjadi kejutan yang luar biasa. Kejutan ini dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen transmisi.

4.3. Gangguan Perpindahan Roda Gigi

Gangguan perpindahan roda gigi dapat diartikan dimana perpindahan roda gigi memerlukan tenaga atau usaha yang kuat untuk mengoperasikan ke posisi perkaitan atau pembebasan roda gigi.dan juga adanya suara yang kasar sewaktu memindah transmisi

Gangguan perpindahan roda gigi berarti tuas pemindah roda gigi membutuhkan tenaga yang lebih untuk mengoperasikannya perkaitan atau pembebasan roda gigi.

Kesuliatan perpindahan roda gigi dapat disebabkan oleh dua hal:

1. Bila mekanisme synchronizer tidak sempurna dan tidak dirawat dalam waktu lama, hub slevee dan roda gigi akan tidak sinkron, keadaan didalam case roda gigi akan berbenturan.

2. Gangguan juga terjadi bila link pemindah ( gear shifting lingkage ) macet.

Penyebabnya kadang-kadang keausan, atau kerusakan mekanisme pencegahan pemindahan ganda ( trouble-meashing preventtion machanism )

Gangguan roda gigi beradu sama dengan gangguan perpindahan roda gigi dapat diakibatkan gangguan pembebasan kopling, untuk mengetahui kesempurnaan fungsi kopling.

(45)

Gangguan Susah perpindahan

Ganguan-ganguan ditemukan pada transmisi yang menggunakan remote control link, dimana lebih komplikasi daripada tipe pengontrol langsung ( directly controlled type ). Kejadiannya bila bagian-bagian fungsional yang akurat diganggu oleh sesuatu, seperti keausan pada bushing dalam bekerjanya mekanisme antara tuas (shift lever) dan garpu pemindah (shift fork).

Problem ini terjadi bila sinkronisasi tidak tepat, hub sleeve dan roda gigi tercegah untuk sinkronisasi cepat. Hal ini terjadi karena roda-roda gigi beradu pada saat perpindahan, peristiwa ini ada hubungannya dengan kerja dari kopling, maka kopling harus diperiksa lebih dahulu untuk melihat apakah kopling itu berfungsi dengan baik

Gangguan ini dapat pula terjdi karena adanya kerusakan pada garpu pemindah gigi, hub clucth sleeve, gigi sinkronizer, dan keynya.

(46)

Pernaiki atau Ganti

Pernaiki atau Ganti

Ganti

Ganti

Ganti

Ganti Gangguan Susah Perpindahan

Periksa Transmisi

3). Periksa alur-alur ring syncronyzer

3). Periksa Tonjolan pada shifting key 2). Periksa gangguan pembebasan kopling 1). Periksa Linkage pengontrol pemindah 3). Periksa Pegas shifting key 3). Periksa Mekanisme interlock Finish Ok Ok Ok Ok Ok Ok Macet Ada problem Aus Aus Aus Aus

(47)

4.4. Solusi

Gangguan perpindahan roda gigi banyak terjadi karena berhubungan dengan fungsi kerja dari pembebasan kopling, maka kondisi dari fungsi serta perakitan dari sistem kopling harus benar-benar diperhatikan, juga berhubungan dengan perangkat pendukung lainnya.

4. 4.1 Suara transmisi kasar saat perpindahan

Untuk mengatasinya perlu dilakukan pemeriksaan dari sistem pebebasan kopling, kondisi dari kampas kopling, kualitas dari pelumas yang tidak baik, sistem pemindah gigi yang mengalami gangguan karena sistem synchronizer tidak sempurna. Keausan dari roda-roda gigi ,

Untuk sistem synchronizer usahakan kondisi dari synchronizer ring tidak mengalami kerusakan dan spline jangan sampai ada keausan yang extrim, jadi sangat diperlukan perhatiannya juga dengan penggunaan pelumas yang sesuai dengan rekomendasi dan juga waktu untuk penggantiannnya, karena pelumas sendiri memiliki masa pakai yang bila tidak dilakukan pergantian akan menyebabkan kerusakan dari sistem synchronizer. Sedangkan untuk pembebasan kopling harus di setel sesuai dengan pengguna dan kondisi yang ada atau dengan rekomendasi

(48)

4.4.2. Pemindahan gigi sangat sulit

Sulitnya melakukan perpindahan roda-roda gigi dapat disebabkan oleh gangguan

pada Shift lever, Push pul cable, Retainer, dan selecting bell crank (tipe floor shift).

Selain itu terjadi pula karena celah (Thrust clearance) untuk tiap roda gigi terlalu

lebar, Fork shaft tidak berfungsi sempurna karena tenaga pegasnya sudah berkurang,

Selain itu fungsi dari pembebasan kopling juga berpengaruh terhadap sulitnya

perpindahan gigi serta sikromes gest mengalami kerusakan.

Jadi untuk penangannnya setelah fungsi dari pembebasan kopling sudah tidak ada

masalah, lakukan pemeriksaan terhadap fungsi dari link pemindah (gear shifting

linkage)

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan

putaran dan momen poros engkol ke roda-roda penggerak.

Suatu kendaraan dengan transmisi manual, pengemudi memindahkan

roda-roda gigi menggunakan tuas pemindah gigi.

Sedangkan tujuan utama transmisi adalah untuk memindahkan tenaga mesin

sesuai dengan kondisi pengendara, juga dapat memenuhi tujuan lain dibawah ini,

disesuaikan dengan karakteristik mesin yang banyak digunakan pada kendaraan

dewasa ini.

1. Menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk saat start dan berjalan ditempat yang mendaki

2. Menggerakkan roda-roda pada kecepatan tinggi selama pengendaraan kecepatan tinggi.

3. Menggerakan roda-roda pada arah berlawanan untuk mundur

Untuk melakukan ini diperlukan :

• Menambah atau mengurangi momen ( kecepatan ) • Merubah arah putaran dari salah satu roda-roda gigi Syarat penting yang diperlukan transmisi adalah sebagai berikut :

• Harus mudah, tepat dan cepat kerjanya.

• Dapat memindahkan tenaga dengan lembut dan tepat.

(50)

• Harus ekonomis dan mempunyai efisiensi yang tinggi. • Mempunyai kemampuan yang tinggi.

• Harus mudah untuk perawatan.

Transmisi manual menghasilkan perubahan momen dalam beberapa tahap.

Idealnya momen dapat berubah secara langsung seperti otomatis.

Transmisi tipe Sinkromes mempunyai beberapa keuntungan sperti, pengemudi

tidak perlu menekan kopling dua kali setiap perpindahan dan tenaga dapat

dipindahkan secara cepat dan lembut tanpa merusak gigi, karena hentakan ketika

terjadi perpindahan berkurang.

Bila efek sinkronisasi kurang cukup kuat, maka sinkronisasi akan menjadi sulit dan

roda gigi bunti atau susah masuk.

Gangguan pada sistem transmisi juga dapat disebabkan oleh masalah pada sistem

(51)

6.1. Saran

Adapun saran – saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Periksa selalu kondisi roda-roda gigi.

2. Perhatikan kondisi sistem pelumasan

3. Cegah keadaan roda gigi beradu saat perpindahan

4. Periksa dan perhatikan juga system pembebasan kopling

(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)

DAFTAR PUSTAKA

1. Anoname, (1994), Training Manual, PT .TOYOTA ASTRA MOTOR.

2. Sularso,et,al, (1994), Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,

Pradnya Paramitha.Jakarta

3. Drs.Boetanto, (1994), Tanya-Jawab Teknik Reparas dan Servis Mobil,

ANEKA, Solo

4. Anoname, (2000), Training Manual Seri RZF71,81, PT .TOYOTA ASTRA

MOTOR.

5. Yuliadi Soekardi, (2005), Perawatan dan Perbaikan Mobil Bensin, M2S.

Gambar

Tabel 1.1. Metodologi Penelitian yang di terapkan
Tabel 1.2  Jadual penelitian
Gambar 2.1.  Posisi transmisi manual pada kendaraan
Gambar 2.3.  Konsep pemindahan tenaga melalui roda gigi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari aspek pengetahuan, proses, dan juga sikap pendidikan fisika, beberapa nilai karakter dapat dibantukan pada siswa yang belajar fisika.. Dengan nilai-nilai itu siswa

Menurut pasal 289 dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, untuk tingkat pemerintahan kabupaten/kota,

Formulir ini harus dilengkapi untuk semua kasus kematian perinatal dan neonatal (kematian janin sejak usia kehamilan 6 bulan (22 minggu) s/d bayi baru lahir sampai usia 28 hari;

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah (KTI) yang berjudul: STUDI CROSS SECTIONAL KOMPOSISI TUBUH DAN MANIFESTASI ORAL PADA PENDERITA HIV/AIDS STADIUM 3 DAN 4

Batang, Kec. Sultan Ageng Tirtayasa No. Jend Ahmad Yani No.56 Ds. Raya Serang Cilegon Km. 3 Ruko Legok Sukmajaya No. Raya Legok-Parung Panjang km.. District Tivolli Paramount

KCKT dapat dipandang sebagai pelengkap Kromatografi gas (KG), keduanya dapat digunakan untuk menghasilkan efek pemisahan yang sama baiknya. Bila derivatisasi diperlukan dalam KG,

Di samping pengawasan langsung dari kepala madrasah, bagian pendidikan dan kurikulum juga Di samping pengawasan langsung dari kepala madrasah, bagian pendidikan dan kurikulum