• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL OPTIMALISASI LAHAN BUDIDAYA KENCUR. Penanggung Jawab Kristin Damayanti, S.Si (Direktur Yayasan Kristen Trukajaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL OPTIMALISASI LAHAN BUDIDAYA KENCUR. Penanggung Jawab Kristin Damayanti, S.Si (Direktur Yayasan Kristen Trukajaya)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL OPTIMALISASI LAHAN BUDIDAYA KENCUR

Penanggung Jawab Kristin Damayanti, S.Si (Direktur Yayasan Kristen Trukajaya)

Tim Penyusun : Eko Kristiyanti, SP Widhi Nugraheni Dwi Lestari, SP

Eunike Widhi Wardhani,SP

Diterbitkan oleh Yayasan Kristen Trukajaya Didukung : KIA Protestantse Kerk

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kita panjatkan dihadapan Tuhan, oleh karena perkenanNya buku modul ini dapat disusun dengan baik dan diterbitkan. Dengan diterbitkannya buku ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para trainer, petani dan pihak-pihak yang memerlukan panduan dalam rangka menjalankan usaha budidaya tanaman dan pemanfaatan lahan pekarangan.

Buku ini disusun berdasarkan pengalaman dan sumber-sumber informasi dari buku pustaka maupun internet sebagai acuan bagi fasilitator dalam membantu memberikan pemahaman kepada petani atau masyarakat damping nuntuk pemanfaatan lahan secara optimal dan dapat digunakan langsung oleh petani sebagai acuan dalam pemanfaatan lahan secara organik untuk budidaya tanaman.

Dengan mengacu buku modul ini, diharapkan hal-hal yang disampaikan dan ditulis dapat memberikan keyakinan bagi pemakai tentang kegunaannya dan manfaatnya.

Tentunya modul ini masih jauh dari sempurna, oleh karenaitu kami mohon saran dan masukan demi kebaikan modul ini, terima kasih.

Salatiga, Januari 2021 Direktur Trukajaya

(3)

DAFTAR ISI

Lembar Judul 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Tujuan, Metode, Waktu dan Proses Kegiatan 4 Materi Modul :

Pendahuluan 6

Teknik Budidaya Kencur 7

Panen dan Pasca Panen 19

(4)

Tujuan Umum :

1. Memberikan informasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan lahan dengan melakukan budidya secara organic

2. Mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan pertanian organic

Tujuan Modul :

1. Sebagai acuan bagi fasilitator dalam membantu memberikan pemahaman kepada petani atau masyarakat dampingan untuk pemanfaatan lahan secara optimal.

2. Memberikan

3. pemahaman untuk petani atau masyarakat dampingan dalam melakukan pemafaatan lahan secara organic untuk budidaya tanaman dan pemeliharaan ternak

Metode Pembelajaran :

a. Persiapan dan Penyampaian materi b. Diskusi

c. Praktek di lapang untuk budidaya tanaman d. Evaluasi

Waktu dan proses kegiatan

a. Pemaparan materi, diskusi tanya jawab untuk budidaya tanaman 90 menit.

(5)

Alat dan Bahan Praktek :

Untuk alat dan bahan praktek disesuaikan dengan masing-masing modul Langkah Fasilitasi :

a. Fasilitataor menyampaikan tujuan dan strategi pembelajaran kepada peserta pelatihan

b. Fasilitator menyampaikan materi dalam bentuk presentasi dilanjutkan dengan tanya jawab

c. Kegitan prkatek. Fasilitator dapat membagi peserta dalam kelompok dan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktek sesuai modul yang disampaikan

d. Peserta dipandu Fasilitator melakukan praktekdi lapang sesuai materi yang disampaikan

Metode Evaluasi

Evaluasi atas kegiatan belajar dapat dilakukan oleh fasilitator secara langsung berupapertanyaan seputar materi maupun proses selama kegiatan berlangsung

(6)

BUDIDAYA TANAMAN DAN PASCA PANENNYA KENCUR

1. PENDAHULUAN

Kencur, dengan nama ilmiah kaempferia galanga merupakan salah satu jenis tanaman obat yang masuk dalam suku Zingiberaceae atau suku temu-temuan, tanaman yang tumbuh meluas hingga di tanah Indonesia. Kencur secara forfologis berbentuk tanaman kecil yang dapat hidup dengan cara merumpun dan tumbuh secara mendatar dengan rata di atas permukaan tanah. Tanaman kencur memiliki daun yang cukup banyak dan memiliki bentuk bulat melebar dengan bagian ujungnya agak mengecil. Selain itu, warna daun tersebut hijau gelap tampak segar dan pada permukaannya agak tebal dan mulus. Selain sebagai bahan bumbu masakan, kencur juga dike-nal sebagai tanaman obat yang bermanfaat bagi kesehatan, mengingat kencur memiliki kandungan zat kimia diantaranya pati (4,14 %), mineral (13,73 %), minyak- atsiri (0,02 %), berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam sinamat, etil ester, borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisat, alkaloid serta gom.

(7)

Sehingga kencur banyak digunakan untuk (1) mengobati sakit tenggorokan serta batuk, (2) menghilangkan keluhan perut kembung, (3) menghilangkan darah kotor, (4) mengobati diare, dan (5) menghilangkan radang lambung. Varietas tanaman kencur yang dikenal di Indonesia adalah:

1). Kencur gajah atau kencur bangkok. Jenis ini memiliki ukuran rimpang yang besar, ruas rimpang lebih besar atau menggem-bung, 2). Kencur lokal atau kencur jawa. Ukuran rimpang dan ruas-ruas jenis

ini kecil, agak rata sedikit menggembung. kandungan mi-nyak atsirinya lebih tinggi dibanding kencur gajah.

Gambar 3.1. Rimpang Kencur Gajah 2. BUDIDAYA TANAMAN KENCUR

2.1. Ekologi Tanaman Kencur

Tanaman kencur (Kaempferia galangal) dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis pada ketinggian 50–1000 meter di atas permukaan laut. Tumbuh optimum pada ketinggian 200–600 meter di atas

(8)

permukaan laut. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman kencur antara 2500–4000 mm per tahun dengan suhu antara 240– 320C.

Karakteristik dan jenis tanah yang cocok untuk budidaya kencur adalah tanah yang gembur, subur dan banyak mengandung bahan organik. PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI JAGUNG ORGANIK DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DI LAHAN KERING Yohanes Leki Seran BPTP Nusa Tenggara Timurselain itu tanah lempung berpasir maupun berliat juga cukup bagus. Jenis tanah yang paling baik untuk menanam kencur adalah tanah andosol, latosol merah coklat. Keasaman tanah yang ideal untuk tanaman kencur adalah antara pH 6,8– 7,0. Tumbuh optimal ditempat yang tidak langsung terkena sinar matahari, sehingga cocok ditanam sebagai tanaman tumpangsari.

2.2. Menyiapkan Benih Kencur

Menyiapkan benih kencur merupakan tahap awal dalam melakukan budidaya tanaman kencur. Diketahui bahwa tanaman

kencur diperbanyak secara vegetatif, yaitu dengan menumbuhkan tunas-tunas pada rimpang tanaman kencur. Agar diperoleh benih yang baik, rimpang tanaman kencur yang akan digunakan sebagai benih diambil dari rimpang:

1). Berasal dari tanaman yang sehat dan bebas dari penyakit dan sudah tua, yaitu dipanen pada umur 10-12 bulan,

2). Rumpun induk pertumbuhannya normal, kekar dan tidak terserang hama maupun penyakit

3). Rimpang mulus, tidak ada bagian yang busuk, warna mengkilat dan bebas dari hama maupun penyakit.

(9)

Jika benih tanaman kencur yang akan ditanam berasal dari pembelian pedagang benih, hal yang perlu diperhatikan adalah memilih rimpang mulus, tidak ada bagian yang busuk, mengkilat dan dalam kondisi kering angin.

Jika benih diambil dari tanaman sendiri perlu disimpan selama 1-1,5 bulan, caranya setelah dipanen rimpang kencur dicuci bersih, terus dijemur sementara dan tidak sampai kering. Siapkan tempat penyimpanan bisa ditaruh dilantai atau dalam kotak. Sebe-lum rimpang disimpan, bagian alas tempat penyimpanan ditaburi abu dapur atau abu sekam setebal 1-3 cm, baru diatasnya ditaruh rimpang kencur dengan posisi mendatar satu lapis dan merata. Jika di atasnya akan ditaruh rimpang lagi bagian atas ditaburi dahulu abu dapur atau abu sekam setebal 1-3cm. Demikian seterusnya sampai semua rimpang tersimpan dan bagian paling atas juga ditaburi abu setebal 5 cm. Paling tidak seminggu sekali dikontrol dengan mem-bongkar bagian atas saja, jika tidak menunjukkan adanya rimpang yang busuk, kembalikan keposisi semula. Jika ternyata ada beberapa rimpang yang menunjukkan gejala busuk, bongkar semua dan ambil semua rimpang yang busuk, kemudian rimpang yang sehat disimpan kembali keposisi semula. Untuk benih yang diperoleh dari pembelian, jika masih cukup lama akan ditanam perlu disimpan dengan ca-ra penyimpanan yang sama.

Perlakuan terhadap benih ditentukan oleh pola penanaman benih ke lahan, yaitu terdapat dua pola (1) benih rimpang langsung ditanam, (2) benih disemai terlebih dahulu. Untuk ke dua cara ini pada mulanya setelah benih dibongkar dari tempat penyimpanan, rimpang

(10)

dipotong-memotong tunas anakan dari rimpang induknya. Selanjutnya setelah dipotong-potong dijemur selama kurang lebih 8 jam. Untuk benih yang akan langsung ditanam dicampur terlebih dahulu dengan abu secara merata dan disimpan terlebih dahulu sela-ma 1-3 hari, baru ditanam. Untuk yang disemai terlebih dahulu, caranya:

1). Siapkan tempat atau lahan pesemaian dan diberi peteduh, kecuali dilakukan di tempat yang sudah ada peteduhnya, lalu bagian alas ditaburi abu dengan ketebalan 5-10 cm,

Gambar 3.2. Potongan-potongan Rimpang Kencur untuk Benih 2). Letakan potongan rimpang untuk benih tanaman kencur di atas

taburan abu secara merata, lalu taburi lagi abu setebal 5-10 cm, 3). Setiap hari dikontrol kelembabannya, jika kering perlu disiram air, 4). Dalam waktu 2-4 minggu, tunas-tunas sudah tumbuh, dan jika tunas

sudah berdaun di atas 3 lembar, dapat diambil dan dipindah tanamkan. Cara mengambilnya pisahkan tunas dengan ta-ngan dari rimpangnya.

(11)

Melalui cara menyemai dahulu ini akan mengurangi jumlah benih yang digunakan pada luas lahan atau jumlah pot yang sama, yaitu paling tidak 50%-nya.

2.3. Menyiapkan Lahan Tanaman

Menyiapkan lahan atau tempat menanam tanaman kencur sangat tergantung dari cara atau pola tanamnya. Beberapa pola tanam dalam menanam tanaman kencur diantaranya (1) ditanam di lahan yang berupa hamparan yang luas dan terbuka, (2) ditanam diantara tanaman yang ada sebagai tanaman tumpangsari, (3) ditanam dengan menggunakan pot, baik ditempatkan pada lahan ham-paran terbuka atau ditempatkan diantara tanaman yang ada atau ju-ga di halaman rumah, (4) ditanam secara hidroponik, aeroponik maupun vertikultur. Dalam modul ini yang diketengahkan hanya budi-daya tanaman kencur di lahan tanah dan pot. 2.3.1. Menyiapkan Media Tanam di Pot

Teknik menyiapkan lahan penanaman tanaman kencur dengan menggunakan media tanam dalam pot, pertama-tama menyiapkan pot yang akan digunakan untuk menanam, yaitu bisa polybag minimal berukuran 50 cm X 40 cm, atau dapat menggunakan bagor/ karung berukuran 100 cm X 40 cm, atau ember bekas atau pot beru-kuran sedang.

Selanjutnya menyiapkan media tanam berupa campuran antara tanah, pupuk kandang atau bokashi atau slury dan abu dengan

(12)

dipakai. Untuk yang menggunakan polybag dan bagor, setelah diisi media tanam, bagian sisa di atasnya digulung keluar sampai di permukaan media tanam.

Selain menyiapkan tempat menanam dalam pot, perlu juga dipersiapkan tempat untuk menaruh atau menempatkan pot-pot, dapat dipersiapkan pada hamparan terbuka atau diantara tanaman yang sudah tumbuh, dan jika ingin ditempatkan secara vertical perlu dibuat terlebih dahulu rak-rak vertikulturnya. Lahan tempat menaruh pot perlu dibersihkan dan dibuat rata.

2.3.2. Menyiapkan Lahan Tanaman di Lahan Hamparan

Teknik penanaman tanaman kencur pada lahan hamparan yang luas, baik pada hamparan terbuka maupun ternaungi tanaman lain, perlu dipersiapkan setidaknya 1 bulan sebelum benih siap ditanam dan 1-2 bulan menjelang musim hujan tiba. Persiapan lahan meliputi pembersihan lahan dari gulma rumput dan sisa-sisa tanaman sebelumnya. Kemudian lahan dicangkul atau dibajak kasar dengan kedalaman 25–35 cm, lalu lahan didiamkan selama kurang le-bih 1 minggu.

Selanjutnya lahan ditaburi campuran pupuk kandang atau bokashi atau slury dan abu dapur atau abu sekam dengan perban-dingan 1:1 sebanyak 3-5 kg/10 m2, di atasnya ditaburi dolomite (kapur pertanian)

sebanyak 0,5-1,0 kg/10 m2. Kemudian dibajak atau dicangkul untuk

kedua kalinya agar menjadi gembur.

Langkah berikutnya dibuat bedengan dengan lebar 80–120 cm, tinggi 25-30 cm dan panjang bedengan disesuaikan dengan keadaan

(13)

lahan, antar bedeng dibuat parit dengan ukuran lebar 40-60 cm. Untuk penanaman di lahan ternaungi ukuran bedeng menyesuaikan.

Dapat juga tanah tanpa diolah, tetapi cukup dilobangi selebar dan sedalam cangkul dengan jarak 30 cm X 30-40 cm. Lobang tanaman diberi campuran pupuk kandang atau bokashi atau slury dan abu dapur atau abu sekam dengan perbandingan 1:1, kemudian diatasnya ditutup tanah.dan diatasnya ditaburi dolomite.

2.4.1. Menaman Benih Tanaman Kencur di Pot

Dalam menanam benih kencur terdapat dua cara, yaitu benih rimpang kencur ditanam langsung dan disemai terlebih dahulu. Jika penanaman benih dilakukan secara langsung, ambil rimpang dari tempat penyimpanan kemudian dipotong-potong anakan rimpang dari rimpang induknya menggunakan pisau yang bersih dan steril

atau tangan telanjang, lalu dicampur abu serta diperam selama 1-3 hari, kemudian setiap potongan ditanamkan ke dalam bedengan se-dalam 3-5 cm, diletakkan dengan posisi rebah dan mata tunas menghadap keatas, kemudian ditutup tanah.

Jika menggunakan hasil semai, tunas yang telah berdaun 2-3 dilepas dari rimpang, kemudian ambil 2-3 tunas dan untuk setiap tunasnya ditanamkan ke dalam 2-3 tempat tanam dengan jarak yang sama. Sambil menanam sekaligus menempatkan pot-pot di tempat yang telah disiapkan.

(14)

2.4.2. Menaman Benih Tanaman Kencur di Lahan Hamparan

Dalam menanam benih kencur terdapat dua cara, yaitu benih rimpang kencur ditanam langsung dan disemai terlebih dahulu. Jika penanaman benih dilakukan secara langsung, ambil rimpang dari tempat penyimpanan kemudian dipotong-potong anakan rimpang dari rimpang induknya menggunakan pisau yang bersih dan steril atau tangan telanjang, lalu dicampur abu serta diperam selama 1-3 hari, kemudian setiap potongan ditanamkan ke dalam bedengan sedalam 3-5 cm, diletakkan dengan posisi rebah dan mata tunas menghadap keatas, kemudian ditutup tanah.

Jarak antar rimpang yang ditanam adalah 30 cm X 40 cm, sehingga bila lebar bedengan 80 cm, dengan menggunakan jarak ta-nam antar baris 40 cm akan dapat ditata-nami 3 baris rumpun tata-naman. Namun jika lebar bedengan 120 cm, dengan menggunakan jarak tanam antar baris 40 cm akan dapat ditanami 4 baris rumpun ta-naman.

Jika menggunakan hasil semai, tunas yang telah berdaun 2-3 dilepas dari rimpang, kemudian 2-3 tunasnya ditanamkan pada bedengan masing-masing sedalam 3-5 m dan diletakkan saling berde-katan berjarak 3-5 cm, sebagai satu kesatuan rumpun tunas. Jarak antar rumpun tunas 30 cm X 40 cm.

Untuk lahan yang dipersiapkan dengan cara melobangi di tempat-tempat tertentu, rimpang atau 2-3 tunas langsung ditanam-kan pada tengah-tengah lobang yang telah disiapkan.

Penanaman tanaman kencur di lahan hamparan dapat ditumpangsari dengan tanaman musiman, seperti cabe, terung, dll. atau ditanam di bawah tanaman yang telah ditanam sebelumnya, seperti

(15)

dibawah tanaman tahunan. Hal yang perlu diperhatikan untuk memilih dan menetapkan tanaman tumpangsarinya adalah tidak me-nyebabkan kondisi dilingkungan tanaman terlalu lembab, dan tidak memiliki hama dan sumber penyakit yang sama. Untuk yang ditumpangsari dengan tanaman musiman sebaiknya tanaman tumpangsari ditanam di bagian tengah bedengan dan ditanam di tempat yang harusnya ditanami tanaman kencur, serta ditanam dengan jarak yang jarang, misalnya dengan urutan menanam tanaman kencur, tanaman tumpangsari, tanaman kencur, tanaman kencur, baru tanaman tumpangsari lagi, dst.

Gambar 3.3. Tanaman Kencur di Lahan Hamparan Terbuka 2.5.1. Pemeliharaan Tanaman di Media Pot

Selama masa pertumbuhan kondisi media tanam setiap hari perlu dikontrol agar pada kondisi lembab, jika kering segera dilakukan penyiraman secukupnya, jangan sampai terlalu basah. Jika tumbuh gulma segera dicabut, juga bila ada hama segera diambil dan dibunuh. Demikian juga kalau ditemukan tanaman yang mati atau terdapat gejala serangan penyakit, ambil seluruh pot dan singkirkan serta musnakan tanaman berikut media tanamnya dengan dibuang atau dibenamkan di tempat lain.

(16)

Jika pot akan digunakan lagi, perlu disterilisasi dulu, yang paling sederhana disiram air mendidih.

Pada umur tanaman 1-1,5 bulan taburkan pupuk kandang atau bokashi atau slury dalam pot dengan ketebalan tidak sampai menutup tanaman dan diatasnya ditaburi abu secukupnya. Hal yang sama dilakukan pada umur tanaman 3-4 bulan. Pada umur 5, 6 dan 7 bulan cukup ditaburi abu. Agar daun tidak terkena taburan pupuk kandang atau bokashi atau slury dan abu, setelah selesai melakukan penaburan dilakukan penyemprotan dengan menggunakan air biasa.

Mengingat hama tanaman kencur adalah ulat karana diocles dan udas pesfolus yang merupakan ulat pemakan daun secara sporadis, yang secara kasat mata dapat terlihat, untuk mengatasinya cukup diambil dan dibunuh secara fisik. sehingga penyemprotan pestisida organik hanya akan dilakukan bila 20-30% tanaman terserang hama. Yang berpotensi merugikan adalah bakteri Pseudomonas sp yaitu penyakit busuk umbi. Untuk mengatasinya adalah rajin memonitor tanaman kencur yang tumbuh, jika ketahuan ada yang menunjukkan gejala busuk, pot diambil dan tanaman berikut media tanam dibuang untuk dimusnakan. Disamping itu rajin menaburkan abu di-sekitar tanaman sesuai yang dianjurkan di muka.

(17)

Gambar 3.4. Tanaman Kencur dalam Pot

2.5.2. Pemeliharaan Tanaman di Lahan Hamparan

Selama masa pertumbuhan kondisi lahan hamparan setiap hari perlu dikontrol agar tetap berada pada kondisi lembab. Jika ada tempat-tempat yang tergenangi air segera ditutup tanah dan be-dengan atau tempat tumbuhnya rumpun tanaman diperbaiki, Jika tumbuh gulma segera dicabut, juga bila ada hama segera diambil dan dibunuh. Demikian juga kalau ditemukan tanaman yang mati atau terdapat gejala serangan penyakit, ambil seluruh rumpun tanaman berikut tanah disekitarnya dan singkirkan serta musnakan

dengan dibuang atau dibenamkan di tempat lain. Tempat bekas tanaman ditutup dengan campuran pupuk kandang dengan abu dalam perbandingan 2:1 dan berikutnya dapat dilakukan penyulaman.

Pada umur tanaman 1-1,5 bulan taburkan pupuk kandang atau bokashi atau slury ke dalam setiap bedengan atau disekitar dan di bawah rumpun tanaman, kemudian ditutup dengan tanah yang diambil dari

(18)

dan berikutnya diatas bumbunan tanah dita-buri abu secukupnya. Hal yang sama dilakukan pada umur tanaman 3-4 bulan. Pada umur 5, 6 dan 7 bulan cukup ditaburi abu secu-kupnya, kecuali bila perlu dilakukan pembumbunan, dilakukan pem-bumbunan dahulu baru ditaburi abu. Agar daun tidak terkena taburan pupuk kandang atau bokashi atau slury dan abu, setelah selesai melakukan penaburan dilakukan penyemprotan dengan menggunakan air biasa. Untuk pengendalian hama dan penyakit sama dengan di pemeliharaan tanaman pada pot.

2.6. Pemanenan Tanaman Kencur

Pemanenan tanaman kencur dilakukan jika tanaman sudah berumur 10-12 bulan setalah tanam, yaitu ditandai dengan mulainya daun menguning dan kering. Pemanenan tanaman kencur yang ditanam dalam pot cukup mudah yaitu tinggal membalik pot agar tanam

an beserta media tanamnya terlepas dari pot. Kemudian rimpangnya dipisahkan dari media tanam dan memotong bagian batang semu-nya. Jika ada tanaman yang busuk dipisahkan untuk kemudian di-musnakan.

Sedang pemanenan tanaman kencur pada lahan hamparan dilakukan dengan cara menggali secara hati-hati rimpang tanaman kencur menggunakan cangkul atau garpu. Rimpang-rimpang yang di-panen dan dalam kondisi bagus dibersihkan dari media tanamnya dengan cara diketuk-ketukkan atau dicuci lalu ditiriskan dan dijemur hingga kering seperti kondisi kering sewaktu dipanen.

Sembari membersihkan rimpang-rimpang sekaligus dilakukan seleksi dan grading, yaitu memisah-misahkan rimpang ke dalam

(19)

ke-lompok-kelompok ukuran tertentu, sesuai ukuran grading dari per-mintaan pasar. Tetapi jika akan diproses menjadi kencur simplisia yaitu dirajang dan dikeringkan cukup dipisahkan ke dalam 2 grading, yaitu rimpang besar dan rimpang kecil.

Pemanenan di lahan hamparan harus dilakukan sebelum mu-sim hujan tiba, jika sudah kehujanan dikhawatirkan tunas pada rim-pang-rimpangnya akan tumbuh.

Gambar 3.5. Pemanenan Tanaman Kencur 3. PASCA PANEN

Kegiatan pasca panen merupakan mata rantai setelah pema-nenan, dengan tujuan untuk mempertahankan mutu hasil panen. Proses tersebut meliputi (1) penyimpanan, (2) pengeringan , dan (3) pengepakan. Untuk menyimpan rimpang-rimpang hasil panen, terlebih dahulu perlu menyiapkan tempat menyimpan. Tempat menyimpan dapat dalam rumah dan cukup diletakkan di atas lantai rumah. Caranya bersihkan lantai, lalu taburi abu dapur atau abu sekam setebal 5-10 cm, kemudian

(20)

akan ditumpuki rimpang lagi perlu dilapisi atau diberi abu lagi setebal 3-5 cm. Demikian seterusnya sampai yang pa-ling atas diatasnya juga ditaburi abu setebal 5-10 cm. Setiap minggu perlu dikontrol tentang kondisi rimpang-rimpang yang disimpan. Jika ditemukan rimpang yang busuk, tumpukan rimpang dibongkar semuanya, diambil dan dipisahkan rimpang yang busuk untuk dibuang dan dimusnakan, lalu diatur kembali seperti semula.

Dalam rangka meningkatkan nilai tambah secara ekonomis dari hasil budidaya tanaman kencur, dapat dilakukan upaya dibuat kencur simplisia, yaitu rimpang-rimpang kencur dirajang, kemudian dikeringkan di bawah terik sinar matahari atau di oven. Proses pembuatan kencur simplisia sama dengan pembuatan jahe dan kunyit simplisia, berturut-turut sebagai berikut:

1. Rimpang yang telah bersih dirajang dengan pisau stainless steel diatas alas berupa telenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5–7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya dan taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin pemo-tong.

2. Selanjutnya dilakukan pengeringan yang dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan dijemur di bawah terik sinar matahari atau dikeringkan dengan menggunakan alat pemanas/oven. Pengeringan rajangan rimpang dilakukan selama 3-5 hari, atau setelah kadar airnya dibawah 8%. Pengeringan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari dilakukan di atas tikar atau rangka penge-ring, pastikan rimpang tidak saling menumpuk. Selama penge-ringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi

(21)

rimpang tersebut dari air, udara yg lembab dan dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa mengkon-taminasi. Sedang pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50°-60° C. Rajangan rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah rimpang yang dihasilkan

3. Tahap selanjutnya dilakukan sortasi pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini untuk menghitung rendemennya.

4. Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang bersih, kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghail, berat bersih & metode penyimpanannya.

5. Berikutnya dilakukan penyimpanan. Dalam hal ini kondisi gudang atau lumbung harus dijaga agar tidak lembab, suhu tidak melebihi 30° C, gudang atau lumbung harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang dapat menurunkan kualitas kencur simplisia yang bersang kutan, memiliki penerangan yang cukup tetapi hindari dari sinar matahari langsung, bersih dan terbebas dari hama gudang.

(22)

Referensi:

1. Anonim, 2020.”CARA MENANAM KENCUR SECARA INTENSIF DENGAN PUPUK PETROGANIK DAN PHONSKA”.

https://www.agroniaga.com/cara-menanam-kencur-secara-intensif-dengan-pupuk-petroganik-dan-phonska/, Diakses pada hari selasa 09 Juni 2020 pukul 10.25

2. Anonim, 2015. “Fungisida dan Bakterisida Organik”.

https://www.kompasiana.com/rakyan_bumi/55184e1ea33311af07b6 64b0/fungisida-dan-bakterisida-organik#, diakses pada hari selasa 09 Juni 2020 pukul 11.05

3. Anonim, 2015. ”Pemeliharaan Tanaman”.

https://www.slideshare.net/AliBabang1/pemeliharaan-tanaman-53930298, diakses pada hari selasa 09 Juni 2020 pukul 11.10 4. Anonim, 2013. “Panen dan Pascapanen”.

http://golan18.blogspot.com/2013/09/panen-dan-pasca-panen.html, diakses pada hari selasa 09 Juni 2020 pukul 11.30

5. Anonim, 2020. “ Arti kata Penyulaman menurut KBBI”.

https://jagokata.com/arti-kata/penyulaman.html, diakses pada hari selasa 09 Juni 2020 pukul 11.45

6. Otih, dkk. 2020. “STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE BUDIDAYA KENCUR”.

file:///C:/Users/USER/Downloads/STANDAR_PROSEDUR_OPERASION AL_BUDIDAYA_KE%20(2).pdf, diakses pada hari selasa 09 Juni 2020 pukul 11.45

(23)

7. Pratama, Dede. 2014. “ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN TANAMAN KENCUR (Kaempferia galangal.L) DI KECAMATAN ARGAMAKMUR KABUPATEN BENGKULU UTARA”.Bengkulu Utara. 8. Subaryanti dkk, 2019. “ Pertumbuhan dan Produksi Rimpang Kencur

(Kaempferia galangal.L) pada ketinggian yang berbeda”: Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Volume 25(2) : 167-177. IPB. JIPI

Gambar

Gambar 3.1. Rimpang Kencur Gajah
Gambar 3.2. Potongan-potongan Rimpang Kencur untuk Benih 2). Letakan potongan rimpang untuk benih tanaman kencur di atas
Gambar 3.3. Tanaman Kencur di Lahan Hamparan Terbuka
Gambar 3.4. Tanaman Kencur dalam Pot
+2

Referensi

Dokumen terkait

Faktor eksternal yang berupa peserta didik yang belum beradaptasi, pendekatan scientific yang masih sulit dilakukan, materi yang tidak sampai mendalam, sarana prasarana yang

Hitunglah beda tinggi antar titik-titik dengan metode rise and fall dan metode height of collimation. Perhitungan sipat datar dengan metode rise

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai analisis faktor- faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian rumah sederhana (studi

Model pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kota Surakarta pada tingkat Rumah Tangga dan Pasar Legi adalah dengan memanfaatkan sampah sebagai alat

Selain itu konsepsi estetika Hindu nyatanya memiliki keterkaitan pada fungsi pendidikan dan makna pendidikan yang memberikan gambaran bahwa secara realita

Dalam penyelesaian persoalan program linear adalah Dalam penyelesaian persoalan program linear adalah pemahaman dalam pembuatan grafik pertidaksamaan pemahaman dalam pembuatan

tidak seperti sekolah unggulan lain yang hanya menerima calon siswa yang pandai, SLTPN 4 Mendoyo memiliki sistem penerimaan siswa baru yang tidak berdasarkan NEM yang

Bahan: setiap kelompok kerja akan mendapatkan beberapa ekor lebah dan diharuskan membawa beberapa ekor serangga lainnya yang berhubungan dengan bidang peternakan