• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN. Sentra Peternakan Rakyat (yang selanjutnya disingkat SPR) adalah pusat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN. Sentra Peternakan Rakyat (yang selanjutnya disingkat SPR) adalah pusat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sentra Peternakan Rakyat (yang selanjutnya disingkat SPR) adalah pusat pertumbuhan komoditas peternakan dalam suatu kawasan peternakan sebagai media pembangunan peternakan dan kesehatan hewan yang di dalamnya terdapat satu populasi ternak tertentu yang dimiliki oleh sebagian besar peternak yang bermukim di satu desa atau lebih dan sumber daya alam untuk kebutuhan hidup ternak (air dan bahan pakan). SPR menerapkan Sekolah Peternakan Rakyat (Sekolah-PR) sebagai jawaban dan alternatif solusi untuk mengembangkan peternakan rakyat. Keberhasilan SPR diharapkan mampu mendorong kinerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan yang telah digariskan dalam Rencana Strategis Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan yang mencakup: (i) peningkatan produksi; (ii) peningkatan daya saing peternakan dan; (iii) peningkatan kesejahteraaan peternak, sehingga mempersiapkan usaha peternakan Indonesia dalam menghadapi berlakunya pasar bebas ASEAN atau yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN. (Dirjen PKH, 2015).

Sarana dan layanan teknis merupakan salah satu dari lima pola pikir konsepsi SPR. Sarana dan layanan teknis ditujukan agar peternak mendapatkan ilmu pengetahuan, penguatan kendali produksi ternak serta dapat mengaplikasikan teknologi sehingga meningkatkan produksi ternak dan daya saing peternakan diikuti dengan peternak memiliki kesadaran meningkatkan keterampilan beternak secara baik dan benar. Sarana dan layanan teknis memfasilitasi peternak dalam hal puskeswan, inseminasi buatan, pengolahan pakan, kesehatan hewan, dan

(2)

recording. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian yang penting dalam pelaksanaan SPR.

Salah satu daerah pengembangan SPR adalah Kabupaten Purwakarta yang bernama SPR Kahuripan, memiliki 22 kelompok yang berasal dari 7 Kecamatan. Diantara ke 7 kecamatan tersebut yang memiliki paling banyak peternak sapi potong yaitu kecamatan Tegalwaru. Kendala yang dihadapi oleh peternak, yaitu rendahnya pengetahuan peternak akan pengelolaan sapi potong yang baik dan benar, kurangnya SDM dan usaha peternakan yang menjadi sampingan. Peternak di Purwakarta memiliki ciri: rata-rata kepemilikan ternak relatif rendah dan menyebar, jiwa kewirausahaan yang rendah, lahan pemeliharaan tidak jelas; dan sebagian besar tidak memiliki modal untuk membeli ternak. Hal ini menyebabkan usaha peternakan tidak berkembang sehingga ternak lokal tidak dapat bersaing di pasar dan memiliki harga jual yang rendah. Melalui SPR diharapkan peternak memiliki pengetahuan yang baik sehingga mereka dapat bersaing, karena SPR memiliki sistem berkelompok, satu manajemen dan dibimbing oleh Dinas dan Perguruan Tinggi.

Sekretaris Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kementrian Perdagangan (Kemendag) Suhanto menuturkan dalam Koran Berita Satu (2015), Indonesia mengalami defisit daging sapi sebanyak 237,89 ribu ton daging sapi atau setara dengan 1,39 juta ekor sapi hidup. Perhitungan itu didasarkan pada tingkat konsumsi daging sapi tahun 2015 sebesar 2,6 kilogram (kg) per kapita per tahun dengan jumlah penduduk 255.461.700 jiwa. Adi Ginanjar dalam Bisnis Indonesia (2016) mengatakan bahwa Jawa Barat hanya menyumbang 30% untuk kebutuhan masyarakat di Jabar sehingga masih mengandalkan impor daging yaitu mendatangkan sapi lokal dari Jatim, Jateng, serta Nusa Tenggara Barat. Dengan

(3)

demikian untuk memenuhi kebutuhan daging nasional, terlihat sekali semakin besar ketergantungan daging impornya. Diharapkan dengan pengembangan SPR di Purwakarta, dapat mengisi kekosongan akan kebutuhan sapi potong di Jawa Barat.

Kendala yang didapati kegiatan Sekolah Peternakan atau pelatihan dilakukan di hari kerja yang menyebabkan peternak tidak bisa mengikuti kegiatan SPR dengan penuh. Hal ini karena peternak harus mencari hijauan untuk pakan. Selain itu lokasi penyelenggaraan kegiatan SPR yang jauh dari tempat tinggal sehingga cukup menghabiskan waktu. Untuk itu perlu dikaji bagaimana persepsi peternak terhadap kegiatan sarana dan layanan teknis SPR. Persepsi peternak merupakan suatu proses yang diterima oleh peternak melalui program SPR sehingga para peternak memiliki pandangan atau sikap yang menumbuhkan motivasi, dorongan, kekuatan, dan tekanan yang menyebabkan peternak berpartisipasi atau tidak terhadap program tersebut. Pengaruh persepsi terhadap sarana dan layanan teknis SPR diharapkan baik, karena semakin baik peternak mempersepsikan sarana dan layanan teknis SPR, maka semakin tinggi partisipasi. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana persepsi dan partisipasi peternak terhadap sarana dan layanan teknis SPR.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada pendahuluan, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana persepsi peternak terhadap sarana dan layanan teknis Sentra Peternak Rakyat

(4)

b. Bagaimana partisipasi peternak terhadap sarana dan layanan teknis Sentra Peternak Rakyat

c. Bagaimana hubungan persepsi peternak dengan partisipasi peternak terhadap sarana dan layanan teknis Sentra Peternakan Rakyat

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui persepsi peternak terhadap sarana dan layanan teknis Sentra Peternak Rakyat

b. Mengetahui partisipasi peternak terhadap sarana dan layanan teknis Sentra Peternakan Rakyat

c. Mengetahui hubungan persepsi dan partisipasi peternak terhadap sarana dan layanan teknis Sentra Peternakan Rakyat

1.4 Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan bagi agen penyuluh dalam memilih metode penyuluhan yang baik bagi peternak dan bahan rujukan bagi penelitian lebih lanjut atau penelitian lain yang sesuai dengan hasil penelitian.

1.5 Kerangka Pemikiran

Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan- hubungan pesan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberi makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli) (Rakhmat, 2007). Panca indra menerima informasi atau stimuli dari lingkungan

(5)

dan mengubahnya ke dalam kesadaran psikologis. Setiap orang akan memiliki persepsi berbeda terhadap suatu informasi atau stimulasi. Hal tersebut tergantung faktor internal dan eksternal dari masing- masing orang tersebut. Persepsi mencakup penerimaan stimulus dan penerjemah atau penafsiran stimulus yang telah terorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Seseorang yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif, yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata (Sugihartono, dkk, 2007). Persepsi peternak terhadap SPR sangat mempengaruhi tindakan peternak. Perbedaan persepsi peternak diakibatkan oleh perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Bergabungnya peternak terhadap kelompok ternak di SPR dan ikut serta dalam program yang dibuat oleh SPR merupakan hal yang positif.

Partisipasi merupakan suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya. Peternak berpartisipasi dalam penyuluhan karena mereka mempunyai waktu untuk berpartisipasi, memiliki motivasi yang kuat, informasi yang disediakan berkualitas. Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi perilaku individu, makin tinggi pendidikan yang diperoleh seseorang selama hidupnya maka makin tinggi kemauan dan kemampuan peternak untuk berpartisipasi. Pada umumnya, sesorang yang tingkat pendidikannya rendah, bahkan memiliki kelemahan dalam daya nalar sehingga mempengaruhi orang tersebut dalam menjalankan sesuatu kegiatan. Hasil penelitian Baba, dkk (2011) pengaruh persepsi terhadap tingkat partisipasi signifikan. Artinya, semakin tinggi persepsi peternak terhadap penyuluhan maka partisipasinya akan meningkat. Partisipasi memungkinkan perubahan- perubahan

(6)

yang lebih besar dalam cara berpikir peternak. Perubahan dalam pemikiran dan tindakan akan lebih sedikit terjadi dan perubahan- perubahan ini tidak akan bertahan lama jika mereka menuruti saran- saran agen penyuluhan dengan patuh daripada bila mereka ikut bertanggung jawab (Van Den Ban, 1999). Makadiharapkan peternak ikut bertanggung jawab dalam kegiatan ini, tidak hanya karena mengikuti saran- saran dari agen penyuluh. Partisipasi yang tinggi menyebabkan pelaksanaan penyuluhan berorientasi kepada kebutuhan petani yang memperhatikan keberagaman lokal dan sumber daya yang dimiliki (Mardikanto, 2009).

Sentra Peternakan Rakyat merupakan pusat pertumbuhan komoditas peternakan dalam suatu kawasan peternakan sebagai media pembangunan peternakan dan kesehatan hewan yang di dalamnya terdapat satu populasi ternak tertentu yang dimiliki oleh sebagian besar peternak yang bermukim di satu desa atau lebih, dan sumber daya alam untuk kebutuhan hidup ternak (air dan bahan pakan). SPR berangkat dari filosofi bahwa pembangunan peternakan dan kesehatan hewan yang mensejahterakan peternak rakyat hanya dapat diperoleh apabila pemerintah dan pihak terkait melakukan berbagai upaya yang memperhatikan prinsip satu manajemen, pengorganisasian (konsolidasi) pelaku, dan pemberdayaan peternak dalam rangka terwujudnya populasi ternak berencana. SPR dalam melaksanakan kegiatannya memiliki dasar hukum (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2015). Salah satu dari lima pola pikir konsepsi SPR yaitu sarana dan layanan teknis. Sarana dan layanan teknis ditujukan agar peternak mendapatkan ilmu pengetahuan, penguatan kendali produksi ternak serta dapat mengaplikasikan teknologi sehingga meningkatkan produksi ternak dan daya saing peternakan diikuti dengan peternak memiliki kesadaran meningkatkan

(7)

keterampilan beternak secara baik dan benar. Sarana dan layanan teknis memfasilitasi peternak dalam hal inseminasi buatan, pengolahan pakan, kesehatan hewan, recording.

Terkait dengan penelitian ini, persepsi dan partisipasi peternak sapi potong terhadap sarana dan layanan teknis Sentra Peternakan Rakyat menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indera, lalu diteruskan otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang suatu yang dipersepsikan (Sunaryo, 2004). Ketika peternak memiliki persepsi bahwa sarana dan layanan teknis SPR baik, bermanfaat maka peternak akan ikut berpartisipasi. Semakin baik peternak mempersepsikan sarana dan layanan SPR maka semakin tinggi partisipasi peternak terhadap sarana dan layanan SPR.

Peternak yang telah bergabung dalam SPR mengharapkan mereka yang telah tergabung memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang pengelolaan sapi potong yang baik dan benar, sehingga meningkatkan produksi ternak dan pendapatan serta mensejahterakan ekonomi keluarga.

(8)

Proses pembentukan persepsi peternak terhadap stimulus dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Ilustrasi 1. Alur Kerangka Pemikiran Persepsi dan Partisipasi Peternak terhadap Sarana dan Layanan Teknis Sentra Peternakan Rakyat

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik suatu hipotesis bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat persepsi peternak dengan partisipasi peternak terhadap sarana dan layanan teknis SPR.

Sentra Peternakan Rakyat (Stimulus)

Peternak Sapi Potong

Persepsi 1. Pengetahuan

Pengetahuan mengenai kegiatan Sentra Peternakan Rakyat

2. Sikap

- Sikap mengenai manfaat kegiatan Sentra Peternakan Rakyat - Sikap / penilaian

mengenai keberadaan Sarana dan Layanan Teknis

Partisipasi

Partisipasi Peternak dalam pelaksanaan kegiatan Sentra Peternakan Rakyat terhadap sarana dan layanan teknis:

1. Puskeswan 2. POS IB 3. Recording 4. Pakan

(9)

1.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan 17 Maret – 17 April 2017. Bertempat di Kelompok Peternak Tegal Saluyu dan Mekar Jaya di Desa Tegalsari dan Warung Jeruk, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta.

Gambar

Ilustrasi 1. Alur Kerangka Pemikiran Persepsi dan Partisipasi Peternak terhadap  Sarana dan Layanan Teknis Sentra Peternakan Rakyat

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab II telah dijelaskan bahwa dalam motivasi belajar siswa, ada tiga aspek mendasar yang terkandung yaitu: mendorong individu untuk berbuat, yaitu diukur melalui

Sir John Hershel, salah satu dari astronomer besar di Inggris, dan orang yang dianggap oleh banyak orang sebagai bapak astronomi modern, melaporkan bahwa ia telah

saham dan dapat dipecah menjadi maksimal 50 transaksi masing-masing 1 lot. Selain perubahan satuan perdagangan, aturan ini juga mengubah aturan mengenai minimum

Donnelly & Mulcahy (2008) menyatakan ada tiga karakteristik pemegang saham institusional dalam sebuah perusahaan yaitu (1) memiliki insentif dan kemampuan untuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kejadian dan karakteristik anemia pada pasien yang berobat ke Klinik Pratama UIN Sunan Ampel Surabaya Periode Tahun

Pada delay 30 detik dan juga 60 detik, rata-rata selisih waktu tamu terdeteksi yang didapatkan dengan delay 30 detik yaitu 6.05 detik dan delay 60 detik didapatkan

Berdasarkan hasil tes konsep-konsep larutan penyangga yang sulit dipahami siswa kelas XI SMA Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Konsep larutan

Sektor ekonomi yang termasuk dalam kelompok sektor ekonomi basis dengan koefisien Location Quotient lebih besar dari 1 (LQ > 1). Kelima sektor tersebut adalah