• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyaraka Pesisir Pantai. (Studi Kasus di Kelurahan Tanjung Kramat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyaraka Pesisir Pantai. (Studi Kasus di Kelurahan Tanjung Kramat)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyaraka Pesisir Pantai (Studi Kasus di Kelurahan Tanjung Kramat)

Yudi Firgianti Kadir, Trisnowaty Tuahunse*, Lukman D. Katili** Program Studi Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Yudi Firgianti Kadir, Nim : 231 409 081. 2013. “Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyaraka Pesisir Pantai (Studi Kasus di Kelurahan Tanjung Kramat)”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Kehidupan Masyarakat Pesisir Kota Gorontalo. (2) Kehidupan Sosial Ekonomi dan Dampak Perkembagannya Bagi Masyarakat Pesisir Pantai di Kelurahan Tanjung Kramat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenalogis, artinya peran peneliti sebagai instrumen utama yang terlibat langsung dalam pengumpulan data melalui pengamatan (observasi) dan wawancara sehingga data yang dikumpulkan benar – benar akurat sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kehidupan Masyarakat Pesisir Kota Gorontalo, sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Karakteristik masyarakat nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis sumber daya yang digarapnya, sehingga untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal, nelayan harus berpindah – pindah. Selain itu, resiko usaha yang tinggi menyebabkan masyarakat nelayan hidup dalam suasana alam yang keras yang selalu diliputi ketidakpastian dalam menjalankan usahanya. Kehidupan Sosial Ekonomi dan Dampak Perkembagannya Bagi Masyarakat Pesisir Pantai di Kelurahan Tanjung Kramat ditinjau dari segi sosial, sifat kerja sama masih nampak, dan dari segi ekonomi meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya (1985) masyarakat dahulunya masih menggunakan perahu dayung. Dan sekarang masyarakat Tanjung Kramat sudah menggunakan alat – alat moderen seperti katintin, mesin tempel dan perahu kayu (body). Dan dampak yang mempengaruhi perkembangan sosial ekonomi masyarakat yaitu dampak dari alam dan teknologi dimana kedua dampak tersebut sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup masyarakat pesisir.

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 17.504 pulau dengan panjang garis pantai kurang lebih 81.000 km. dengan jumlah penduduk indonesia yang hidup di kawasan pesisir sejumah 16,42 juta jiwa. Sedangkan desa pesisir yang ada di indonesia berjumlah 8.090 yang tersebar di berbagai wilayah di indonesia. Dan sepanjang garis pantai ini terdapat wilayah pesisir yang relatif sempit tetapi memiliki potensi sumber daya alam hayati dan non – hayati sumber daya buatan, serta jasa lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat karena di tunjang oleh kondisi geografi yang memiliki garis pantai begitu panjang ditambah besarnya potensi yang ada di laut, membuat bangsa indonesia semakin kaya akan sumber daya alamya.

Pesisir adalah wilayah yang unik, karena dalam konteks bentang alam, wilayah pesisir merupakan tempat bertemunya daratan dan lautan wilayah pesisir merupakan wilayah yang penting apabila ditinjau dari berbagai sudut pandang perencanaan dan pengelolaan. Transisi antara daratan dan lautan di wilayah pesisir telah membentuk ekosistem yang beragam dan sangat produktif serta memberikan nilai ekonomi yang luar biasa terhadap manusia. Sejalan dengan pertambahan penduduk dan peningkatan kegiatan pembangunan sosial – ekonomi, nilai wilayah pesisir terus bertambah. Konsekuensi dari tekanan terhadap pesisir ini adalah masalah pengelolaan yang timbul karena ketidak sepahaman pemanfaatan yang timbul akibat berbagai kepentingan yang ada di wilayah pesisir.

Sebagai salah satu wilayah pesisir yang ada di Indonesia maka masyarakat di Kelurahan Tanjung Kramat Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo juga menggantungkan proses kehidupannya dari hasil laut, sebelumnya masyarakat yang berdomisili di wilayah ini hidup dalam keadaan/kondisi yang memprihatinkan pada tahun 1985, masyarakat Tanjung Kramat masih menggunakan dayung dan alat – alat untuk menangkap ikanpun masih sangat tradisional sehingganya ini menyebabkan para nelayan tidak dapat menagkap ikan sesuai dengan harapan, ikan hasil tangkapan

(3)

mereka hanya untuk kebutuhan sehari – hari saja, ini menyebabkan mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan lainya seperti menyekolahkan anak – anak mereka. Sehingganya ini membuat kehidupan masyarakat Tanjung Kramat masih sangat terbelakang.

Seiring dengan perkembangan zaman dimana kehidupan masyarakat semakin terbuka luas tak pelak di tahun 2006 Tanjung Kramat mengalami dinamika masyarakat yang signipikan. Hal ini terlihat pada pola pemikiran masyarakat sudah mulai berkembang pula, mereka mulai menggunakan alat – alat nelayan yang moderen untuk menunjang kelangsungan kehidupan keluarga mereka. Hal ini, terutama dalam segi usaha, penggunaan modal, walaupun masih modal sendiri. Perhatian pemerintah sudah nampak terhadap masyarakat pesisir yang ada di Tanjung Kramat. Berbagai sarana dan prasarana sudah disediakan oleh pemerintah kepada masyarakat bahkan tingkat pendidikan pun sudah meningkat, walaupun di Tanjung Kramat didominasi tamatan SD, tetapi mereka sudah mempunyai pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya masing – masing sehingga tingkat kemiskinan juga sudah mulai menurun.

Sebelum perubahan sebenarnya yang menyebabkan masyarakat pesisir menjadi miskin tidak lain adalah kurangnya perhatian dari pemerintah. Peristiwa ini terjadi karena pola kekuasaan yang sangat sentralistik sehingga masyarakat yang ada di daerah kurang, bahkan tidak mendapat perhatian yang memadai dari pemerintah. Salah satu indikator kemisikinan masyarakat pesisir antara lain, adalah pekerjaan yang tidak tetap karena sangat tergantung pada musim. Kondisi tersebut meningkatkan tingkat pendapatan yang tidak menentu, dan menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan ekonomi terutama hal – hal yang sifanya pokok seperti pangan. Untuk mengatasi masalah ini maka kehidupan keluarga pada umumnya mengikut sertakan istri dan anak – anaknya untuk bekerja agar dapat membantu mencari penghasilan tambahan. Disamping itu, anak – anak nelayan banyak yang putus sekolah atau sekolahnya hanya sampai pada tingkat sekolah dasar saja.

(4)

Dewasa ini perkembangan zaman dan perubahan peradaban telah membawa suatu nuansa kehidupan terbaru bagi kehidupan nelayan yang selama ini lebih bersandar pada kekayaan laut secara alamiah. Untuk mengantisipasi sifat ketergantungan nelayan dengan alam, maka pemerintah berusaha mengembangkan kelautan ke arah penggunaan sumber daya laut, seperti bagaimana memanfaatkan dasar laut sebagai fungsi wilayah laut nasional. Dengan potensi alamiah laut pemerintah berusaha memberikan daya dukung kelautan, guna peningkatan kesejahteraan rakyat khusunya nelayan serta memperluas usaha dan lapangan kerja dalam arti mengembangkan kehidupan ekonomi dari cara tradisional lebih ke modern lagi.

Kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir di Tanjung Kramat untuk saat ini berusaha secara maksimal agar dapat menghasilkan ikan yang bermutu berdasarkan tangkapan secara moderen, hal ini diharapkan dapat melayani kebutuhan masyarakat. Untuk menjamin dan mengusahakan bagaimana agar masyarakat nelayan yang pra sejahtera, maka pemerintah secara terus menerus memberikan pengarahan kepada nelayan secara langsung maupun tidak langsung melalui penyuluhan dan pelatihan serta melalui media masa yang telah menjangkau masyarakat.

Penyuluhan dan pelatihan bagi nelayan akan dapat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan yang pada akhirnya akan menambah kualitas dan kuantitas produksinya. Sehingga upaya perkembangan inilah yang menjadi proses pendidikan yang telah diusahakan. Dengan penyuluhan dan pelatihan tersebut maka apa yang diinginkan masyarakat terpenuhi. Segala yang menjadi kendala dalam usaha nelayan terhitung tidak ada lagi, karena perhatian pemerintah terhadap masyarakat pesisir telah direalisasikan dan mengalami perkembangan. Masyarakat Tanjung Kramat yang dulunya menggunakan perahu dayung, saat ini telah beralih menggunakan mesin katintin. Dan bahkan sudah sebagaian besar masyarakat nelayan menggunakan motor laut dengan kekuatan mesinnya 15 pk, yang mempunyai kapasitas cukup baik, sehingga dapat menjangkau perjalanan jauh dan wilayah tangkapan yang lebih luas.

(5)

Penelitian ini menggunakan beberapa konsep teori, yakni teori tentang masyarakat, gender, dan teori struktural fungsional. Adapun deskripsi teori yang telah disebutkan di atas adalah sebagai berikut :

Pertama teori tentang Ilmu ekonomi, Ilmu ekonomi adalah ilmu yang membahas upaya manusia dalam memenuhi kebutuhannya dengan alat pemenuhan kebutuhan berupa barang dan jasa. Jadi upaya pemenuhan kebutuhan dan cara pemenuhan kebutuhan merupakan masalah utama dalam ilmu ekonomi. Masalah ini tidak akan pernah selesai selama manusia hidup, karena selama itu pula manusia mempunyai kebutuhan dan kebutuhan itu beragam dan jumlahnya seringkali terbatas (Usman Kaharu 2002 : 1).

Scumpeter dalam (Boediono 1981 : 47) berpendapat bahwa : “motor penggerak perkembangan ekonomi adalah suatu proses yang ia beri namanya inovasi, dan pelakunya adalah wiraswasta atau inovator. Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterangkan dengan adanya inovasi oleh masyarakat itu sendiri”.

Perkembangan ekonomi adalah suatu proses dimana dalam proses ini terdapat bermacam – macam unsur. Agar perkembangan ekonomi dapat berjalan dengan sebaik – baiknya, maka perlu diketahui bagaimana kerjanya kekuatan – kekuatan dari faktor – faktor yang menentukan perkembangan ekonomi itu. Jadi ekonomi pembangunan atau ilmu yang mempelajari tentang pembangunan ekonomi tidak hanya menggambarkan jalannya perkembangan ekonomi saja, tetapi juga menganalisa hubungan sebab akibat dari faktor – faktor perkembangan tersebut. Dengan perkataan lain, ekonomi pembangunan tidak cukup secara deskritif tapi juga mencari jawaban atas pertanyaan “mengapa” perkembangan ekonomi itu terjadi. Untuk memahami hubungan sebab akibat itu perlu digunakan alat teori.

Kebijaksanaan – kebijaksanaan pembangunan ekonomi selalu ditujukan untuk mempertinggi kesejahteraan dalam arti yang seluas – luasnya, kegiatan pembangunan ekonomi selalu dipandang sebagian dari keseluruhan usaha pembangunan yang dijalnkan oleh suatu masyarakat. Pembangunan ekonomi hanya meliputi usaha sesuatu masyarakat untuk mengembagkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi

(6)

tingkat pendapatan masyarakatnya, sedangkan keseluruhan usaha – usaha pembangunan meliputi juga usaha – usaha pembangunan sosial, politok dan kebudayaan (Usman Kaharu 2004 : 8).

Roccher (dalam Mohammad Hatta 1985 : 12), mengungkapkan bahwa : “dalam masa ekonomi pertama pengaruh alamlah yang terbesar. Dalam masa kedua tenaga manusia yang terutama. Masa ketiga kapital yang menguasai produksi”. Tiap – tiap kemajuan baik dari segi sosial, ekonomi, menimbulkan perubahan yang baru serta keperluan baru pula. Sehingga kehidupan sosial ekonomi adalah dasar dan seterusnya juga bagian dari penghidupan culture. Berarti proses perubahan yang bergerak hanya berlangsung pada kepentingan kehidupan. Hal ini senada dikemukakan Astrid S. Susanto (dalam Siwon), mengatakan bahwa : perubahan itu adalah suatu perkembangan. Ia menjelaskan bahwa development atau perkembangan adalah “perubahan – perubahan yang tertuju pada kemajuan keadaan dan hidup masyarakat, kemajuan – kemajuan tersebut dimaksudkan untuk dinikmati oleh individu – individu dalam masyarakat”.

Kedua tentang masyarakat, masyarakat adalah entitas sosial yang senantiasa menarik perhatian bagi ilmuan sosial. Dalam menelaah masalah ini senantiasa ditemukan hal – hal unik, baru, dan tidak jarang melahirkan kontroversi dalam memahami hakikat masyarakat. Pertama ada yang berusaha keras untuk mengatakan masyarakat adalah entitas sosial yang berubah. Tetapi pada sisi lain, masyarakat pun memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap tradisi yang dianutnya.

Linton (dalam Harsojo 1999 : 126) seorang ahli antropologi mengemukakan bahwa : masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas – batas tertentu.

J. L. Gillin dan J. P. Gillin (dalam Abu Ahmadi 1986 : 56) mengatakan bahwa : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat meliputi pengelompokan yang lebih kecil. Selanjutnya seorang ahli sosiologi Belanda S. R.

(7)

Steinmetz memberikan batasan tentang masyarakat sebagai kelompok manusia terbesar yang meliputi pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai hubungan erat dan teratur. Agak lebih terperinci adalah definisi Maclver (dalam Harsojo 1966 : 86) yang berbunyi, bahwa : masyarakat adalah satu sistem dari cara kerja dan prosedur, dari otoritas dan saling bantu – membantu yang meliputi kelompok – kelompok dan pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks yang selalu berubah, atau jaringan dari relasi sosial itulah yang dinamai masyarakat.

Ketiga tentang teori masyarakat nelayan, masyarakat nelayan tentu mengetahui teknologi pembuatan perahu, mengetahui cara – cara navigasi di laut, mempunyai organisasi sosial yang dapat menampung suatu sistem pembagian kerja antara nelayan pelaut, pemilik perahu dan tukang pembuat perahu, sedangkan sistem religinya biasanya mengandung unsur – unsur keyakinan, upacara – upacara, serta ilmu gaib yang erat kaitannya dengan persepsi, serta konsepsi mereka mengenai laut (Abdurrahmat Fathoni 2006 : 51)

Kondisi masyarakat nelayan atau masyarakat pesisir di berbagai kawasan secara umum ditandai oleh adanya beberapa ciri, seperti kemiskinan, keterbelakangan sosial – budaya, rendahanya kulaitas sumber daya manusia (SDM) karena sebagian besar penduduk hanya lulus sekolah dasar atau belum tamat sekolah dasar, dan lemahnya fungsi dari keberadaan Kelompok Usaha Bersama (KUB), Lembaga Keuangan Mikro (LKM), atau kapasitas berorganisasi masyarakat. Hal – hal seperti ini merupakan hambatan potensial bagi masyarakat nelayan/pesisir untuk mendorong dinamika pembangunan di wilayahnya. Akibatnya, sering terjadi kelemahan bargaining position masyarakat pesisir dengan pihak – pihak lain di luar kawasan pesisir, sehingga mereka kurang memiliki kemampuan mengembangkan kapasitas dirinya dan organisasi atau kelembagaan sosial yang dimiliki sebagai sarana aktualisasi dalam membangun wilayahnya Kusnadi (dalam Heri Purwanto 2007 : 1 – 2 ).

(8)

METODE PENULISAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang membahas tentang kajian fenomenalogis dan diungkapkan secara deskriptif analisis kritis, dan penelitian ini bersifat naturalistic yang memfokuskan pada pengumpulan informasi tentang keadaan atau realita yang sedang berlangsung dengan menggambarkan sifat dari keadaan saat penelitian dilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kehidupan Masyarakat Pesisir Kota Gorontalo Secara Umum.

Kehidupan masyarakat pesisir adalah mereka – mereka yang hidup dan menetap di kawasan pesisir dan laut. Realita sosial masyarakat pesisir, menunjukkan gambaran tentang sebuah potret masyarakat yang relatif terbuka dan mudah menerima serta merespon perubahan yang terjadi. Hal ini dapat dimaklumi mengingat kawasan pesisir merupakan kawasan yang sangat terbuka dan memungkinkan bagi berlangsungnya proses interaksi sosial antara masyarakat setempat dengan masyarakat pendatang.

Wilayah pesisir adalah interaksi antara tujuan – tujuan dan pemanfaatan – pemanfaatan kelautan dan terestrial, wilayah pesisir terdiri dari daratan yang berinteraksi dengan lautan dan ruang lautan yang berinteraksi dengan daratan. Jadi wilayah pesisir adalah :

 Terdiri dari komponen daratan dan komponen lautan.

 Memiliki batas – batas daratan dan lautan yang ditentukan oleh tingkat pengaruh dari daratan terhadap lautan dan lautan terhadap daratan.

 Tidak seragam dalam hal kelebaran, kedalaman atau ketinggian.

Salah satu karakteristik masyarakat nelayan adalah ketergantungan yang kuat terhadap lingkungan pesisir. Baik dan buruknya lingkungan pesisir akan berdampak secara langsung terhadap kehidupan mereka. Hal ini terkait dengan sumber daya

(9)

perikanan yang ada di Tanjung Kramat seperti ikan tuna, lajang, cumi – cumi dan sebagainya. Hal ini membentuk hubungan atau relasi timbal balik antara manusia dan alam. Dan sistem kekerabatan masyarakat Tanjung Kramat yang tinggal di pesisir pantai masih sangat kental. Dan itu menjadi salah satu hal utama mengapa masyarakat Tanjung Kramat selalu hidup rukun dan tidak pernah terjadi bentrok atau konflik yang berskala besar. Sistem kemasyarakatan yang terus terpelihara dan berjalan dengan baik hingga saat ini adalah hidup bergotong-royong dan menyelesaikan masalah atau persoalan secara bersama-sama, musyawarah dan mufakat.

B. Kehidupan Sosial Ekonomi dan Dampak Perkembangannya Bagi Masyarakt Pesisir Pantai di Kelurahan Tanjung Kramat.

Kehidupan sosial masyarakat pesisir pantai di Kelurahan Tanjung Kramat, telah membawa suatu nuansa perubahan dalam masyarakat menjadi lebih meningkat baik dari segi sosial, ekonomi dan pendidikan. Inilah yang menjadi patokan dalam suatu perkembangan atau perubahan yang terjadi pada masyarakat pesisir.

Untuk mengetahui kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir, ditinjau dari segi sosial, sifat kerja sama masih nampak, selain itu dari segi ekonomi pada masyarakat nelayan, kehidupan ekonominya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (1985). Masyarakat pada saat itu masih menggunakan perahu dayung dan alat – alat nelayan yang digunakanpun masih sangat tradisional sehingga hasil tangakap mereka hanya dapat memenuhi kehidupan sehari – hari mereka. Dan sekarang masyarakat sudah beralih menggunakan perahu dengan mesin yang dapat menjangkau lautan bebas sehingganya hasil tangkapan mereka lebih banyak dan mereka bisa memenuhi kebutuhan lainnya terutama pendidikan bagi anak – anak mereka.

Kelurahan Tanjung Kramat merupakan daerah yang letaknya tepat dibagian pesisir pantai. Dengan berbagai perkembangan yang terjadi saat ini, yang menjadi permasalah yang dihadapi masyarakat pesisir di Kelurahan Tanjung Kramat adalah beralihnya peralatan tradisional ke moderen serta sistem kehidupan lainnya yang

(10)

terjadi di masyarakat pesisir Tanjung Kramat, seperti ekonomi, sosial, pendidikan dan politik.

Sebelum perubahan terjadi, pada umumnya masyarakat di wilayah pesisir masih sangat terbelakang, baik dari segi ekonomi, sosial, pendidikan dan politik. Sistem adat – istiadatpun masih sangat terlihat dikalangan masyarakat. Seperti tradisi gotongroyong dalam bahasa asli masyarakat Gorontalo dikenal dengan huyula/ti’ayo.

Pada pemerintahan yang sentralistik, kebanyakan masyarakat pesisir pantai kurang diperhatikan oleh pemerintah. Sehingga kemiskinan yang terjadi dikalangan masyarakat pesisir pantai sangat nampak, baik dibidang ekonomi, sosial dan pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa ternyata sebelum perubahan, terjadi kemisikinan masyarakat nelayan di pesisir Tanjung Kramat pada khusunya dan masyarakat pesisir pantai di Indonesia pada umumnya.

Dari segi kehidupan sosial, kepadatan penduduk terus berkembang., sedangkan program keluarga berencana belum ada pada saat itu. Sehingga bertambahnya penduduk sangat mempengaruhi perkembangan di wilayah pesisir pantai, baik dipandang dari segi negatif atau segi positif. Seharusnya pemerintah merencanakan program keluarga berencana (KB), sehingga masyarakat pesisir tidak mengalami kepadatan penduduk dan kemiskinan dapat diatasi pemerintah. Selain itu kebanyakan masyarakat pesisr pantai (orang tua dulu) mempunyai pemahaman bahwa “banyak anak banyak rezeki” itu dalam segi positifnya. Kemudian dalam pemahaman orang zaman sekarang bahwa kepadatan penduduk dapat mempengaruhi lapangan kerja sangat menyempit (segi negatifnya). Dalam segi positifnya, kepadatan penduduk juga dapat menciptakan hal – hal atau pekerjaan baru.

Berbagai perubahan yang terjadi dilingkungan masyarakat pesisir pantai mengakibatkan masalah sosial ekonomi yang harus selalu diperhatikan oleh pemerintah. Seperti alat teknologi yang merupakan salah satu pendukung perkembangan atau perubahan yang berlangsung dimasyarakat nelayan Tanjung Kramat saat ini. Oleh karena itu selayaknya pemerintah memperhatikan kebutuhan masyarakat pesisir pantai khususnya pada sarana penunjang dalam penagkapan ikan.

(11)

Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa, dampak yang mempengaruhi perkembangan kehidupan sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat pesisir dalam hal ini nelayan di Keluraan Tanjung Kramat dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Dampak dari Alam

Kondisi fisik kelurahan tanjung kramat yang terletak di pesisir pantai dengan Topografi lahan yang membentuk perbukitan menjadi kendala bagi nelayan untuk menjual hasil tangkapannya, bila melalui laut jarak yang harus di tempuh cukup jauh. Kondisi perbukitan di Tanjung Kramat menyebabkan nelayan kurang mendapatkan hasil jual yang maksimal. Hal ini disebabkan susahnya akses jalur darat menuju tempat penjualan ikan hasil tangkapan mereka.

Menangkap ikan di laut ternyata membutuhkan seperangkat pengetahuan yang berhubungan dengan sifat jenis penangkapan, mekanisme penangkapan ikan dari berbagai pengaruh alam lainnya, sehingga kegiatan ini sekurangnya melibatkan unsure – unsur yang berhubungan dengan antara lain yaitu :

a. Jenis dan sifat ikan

Dengan pertimbangan tertentu nelayan menentukan jenis ikan apa yang akan ditangkap dan bagaimana sifat dari ikan tersebut, karena ini tentu disesuaikan dengan kemampuan, peralatan yang ada, tenaga kerja, prospek jual, konsumsi serta berbagai pantangan tentangnya.

b. Waktu dan masa (musim) penangkapan

Ini berkaitan dengan penentuan saat – saat yang tepat untuk mendapatkan ikan. Waktu dan masa ini berhubungan dengan kondisi lingkungan alam, iklim, cuaca, angin, keadaan air laut, tanda – tanda keberadaan ikan serta tumbuhan tertentu, tidak sembarang waktu nelayan dapat menangkap ikan, karena pengalaman yang mengajarkan mereka untuk tahu keberadaan ikan itu dalam lingkup ekosistem yang berlaku di sana.

(12)

c. Lokasi penangkapan

Dari sisterm pengetahuan yang berkembang disana, nelayan dapat menduga di tempat mana sebaiknya mereka menangkap ikan; unsur peralatan juga amat menentukan smapai batas kejauhan mana mereka dapat melakukan aktivitasnya.

Ketatnya pola hubungan kerja yang dikembangkan pada kehidupan nelayan ini tidak seluruhnya menunjukkan kecenderungan hubungan business – like, terutama bagi nelayan yang sama-sama melaut. Hubungan antar manusia disini secara emosional lebih erat dan terikat satu sama lain, karena pada dasarnya mereka satu nasib dengan sama-sama bergumul di laut, keselamatan dan keberuntungan seseorang berarti keselamatan dan keberuntungan anggota lainnya, demikian sebaliknya.

2. Dampak dari Teknologi

Faktor teknologi merupakan faktor lain yang menyebabkan perkembangan atau perubahan sosial ekonomi masyarakat nelayan di Keluraan Tanjung Kramat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan alat yang digunakan nelayan dalam meningkatkan usahanya. Sebelumnya para nelayana masih menggunakan peralatan yang sederhana untuk menangkap ikan, tentunya alat tersebut belum begitu menghasilkan tangkapan ikan yang maksimal pada pendapatan para nelayan, maka hal tersebut sedikit mengalami perubahan.

Masyarakat nelayan Tanjung Kramat mengembangkan beberapa cara dalam menangkap ikan; sekurangnya ada dua tipe penangkapan, (1) penangkapan di tengah laut, dan (2) penangkapan di pinggir pantai; masing-masing cara memerlukan mekanisme dan perangkat kerja yang berbeda, tergantung dari lokasi penangkapan dan jenis ikan.

(13)

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1. Masyarakat pesisir di Kota Gorontalo sebagian besar berprofesi sebagai nelayan yang diperoleh secara turun – temurun dari nenek moyang mereka. Karakteristik masyarakat nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis sumber daya yang digarapnya, sehingga untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal, nelayan harus berpindah – pindah. Selain itu, resiko usaha yang tinggi menyebabkan masyarakat nelayan hidup dalam suasana alam yang keras yang selalu diliputi ketidakpastian dalam menjalankan usahanya. Dan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai memiliki rasa kekerabatan antara sesama yang sangat kental, mereka juga saling gotongroyong dalam melakukan segala sesuatu bersama – sama seperti halnya ketika ada seorang warga tertimpa musibah tanpa dikomando mereka secara sukarela membantu warga tersebut dalam bentuk materi atau dalam bentuk lainya.

2. kehidupan sosial ekonomi masyarakat Tanjung Kramat ditandai dengan adanya peralihan peralatan tradisional ke peralatan moderen, dimana pada tahun 1985 masyarakat Tanjung Kramat masih menggunakan perahu dayung dan alat – alat untuk menangkap ikanpun masih sangat tradisional, dengan berkembangnya teknologi alat – alat untuk menangkap ikan sudah banyak mengalami kemajuan yang berdampak pada penigkatan pengahasilan para nelayan. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Tanjung Kramat memiliki dampak yang besar. Waktu dan masa (musim) penangkapan ini berkaitan dengan penentuan saat-saat yang tepat untuk mendapatkan ikan. Waktu dan masa ini berhubungan dengan kondisi lingkungan alam, iklim, cuaca, angin, keadaan air laut, tanda – tanda keberadaan ikan serta tumbuhan tertentu, tidak sembarang waktu nelayan dapat menangkap ikan, karena pengalaman yang mengajarkan mereka untuk tahu keberadaan ikan itu dalam lingkup ekosistem yang berlaku di sana.

(14)

Saran

Sesunggguhnya ada tiga hal yang dapat dipelajari dari negara maju yakni modal uang, teknologi, dan organisasi (Mantjoro, 1988). Hal pertama dan kedua telah lama diadopsi sedangkan yang ketiga yaitu organisasi masih jauh dari perhatian. Negara berkembang masih bertahan dengan organisasi perikanan secara tradisional yang dikombinasikan dengan modal dan teknologi yang rendah pula, dan pelaksanaan program pembangunan perikanan yang dilaksanakan belum mampu memperbaiki dan meningkatkan taraf kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan yang tinggal diwilayah pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keadaan sosial – ekonomi masyarakat nelayan di kelurahan Tanjung Keramat, Kota Gorontalo. Dan diharapkan dari penelitian ini pemerintah kota khususnya bidang perekonomian lebih memberi perhatian lebih pada masyarakat nelayan yang ada di Tanjung Keramat demi terciptanya kerjasama dari pemerintah ke daerah-daerah guna meningkatkan kehidupan masyarakat yang menggantungkan kehidupan mereka pada hal perikanan. Dan untuk masyarakat khususnya para nelayan di Tanjung keramat, diharapkan lebih terbuka menerima saran dari luar yang sifatnya untuk peningkatan perekonomian itu sendiri.

(15)

DAFTAR RUJUKAN

Abdurrahmat Fathoni, 2006. Antropologi Sosial Budaya. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Abu Ahmadi, 1986. Antropologi Budaya. Surabaya : CV. Pelangi.

Boediono, 1981. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : BPFE. Harsojo, 1966. Pengantar Antropologi. Bandung : Transito.

………...1999. Pengantar Antropologi. Bandung : Putra A Bardin.

Heri Purwanto, 2007. Strategi Hidup Masyarakat Nelayan. Yogyakarta : PT. LKIS Pelangi Aksara Yogyakarta.

Mohammad Hatta, 1985. Ekonomi Sosiologi. Jakarta : PT Inti Idayu Press.

Siwon Halidi, 2010. Skripsi Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Pesisir di Kecamatan Bonepantai Tahun 1998 – 2008. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo.

Usman Kaharu, 2002.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas promoter keratin dan heat shock pada ikan koi Cyprinus carpio , yang disambungkan dengan gen Green Fluorescent

Berdasarkan hasil analisis mengenai hubungan peran orang tua dengan perilaku perawatan diri saat menstruasi pada siswi kelas VII SMPN 3 Bantul Yogyakarta maka

Kreitner dan Kinicki (2003:185) mendefinisikan kemampuan yaitu Karakteristik stabil yang berkaitan dengan kemampuan maksimum fisik dan mental seseorang dan Robbins

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 085/MENKES/PER/I/1989 tentang Kewajiban Menuliskan Resep dan/atau Menggunakan Obat Generik di Fasilitas

1 JADWAL KULIAH PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNTAD JADWAL MATA KULIAH SEMESTER GANJIL.. PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN

Pemerintah daerah dapat menggunakan pendapatan yang dimiliki baik itu yang bersumber dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan (DAU, DAK, DBH) dan

Peran didalam meliputi mengelola toko, mempersiapkan RAT dan Rapat Triwulan, persiapan PAB (Penerimaan Anggota Baru), Koordinasi dan sinergi antar pengurus KOPMA,