Manajemen Ketersediaan
(Availability Management)
Pertanyaan
Apakah itu ketersediaan layanan TI?
Komponen infrastruktur apa yang menentukan ketersediaan layanan TI?
Faktor apakah yang mempengaruhi ketersediaan infrastruktur TI?
Bagaimana strategi pencapaian tingkat ketersediaan infrastruktur TI?
Kebutuhan Bisnis
Ketergantungan bisnis modern pada TI menuntut ketersediaan layanan TI yang tinggi.
◦ Terhentinya layanan dapat berakibat kerugian yang sebanding dengan lamanya gangguan.
Fleksibilitas bisnis berkat teknologi internet (transaksi kapan saja dimana saja) menuntut ketersediaan layanan TI setiap saat (24jam x 7hari).
Ketersediaan
Availability adalah kemampuan fasilitas TI untuk menjalankan fungsi pada saat dibutuhkan atau untuk menjalankan
fungsi selama suatu periode waktu tertentu.
Ketersediaan umumnya diikat dengan service level agreement (SLA)
◦ Dalam bentuk target prosentase waktu dimana layanan tersedia.
◦ Contoh: 99,9% (dalam waktu satu tahun, total waktu mati tidak boleh melebihi 0.1% ≈ 8.75 jam).
Tujuan Manajemen Ketersediaan
Tujuan dari proses manajemen ketersediaan adalah untuk memastikan bahwa tingkat ketersediaan layanan yang diberikan sesuai dengan atau melebihi kebutuhan bisnis yang telah disepakati saat ini dan masa depan, dengan biaya yang efektif
Pengukuran Ketersediaan
Ketersediaan layanan TI dapat diukur dari:
Log transaksi client: (total_requests – total_requests_gagal) /
total_requests
Log aktivitas server: (total_jam_layanan –
total_jam_tak_beroperasi) / total_jam_layanan
Ukuran menurut client dan server dapat berbeda, cara pengukuran harus disepakati.
Tingkatan Ketersediaan
◦ Service availability
Prinsip Manajemen Ketersediaan (1)
Prinsip Manajemen Ketersediaan (2)
Prinsip 2: Kecepatan menanggulangi gangguan
ketersediaan berdampak besar pada kepuasan bisnis dan pengguna.
◦ Menuntut adanya proses, prosedur, dan mekanisme penanggulangan gangguan.
Prinsip 3: Manajemen Ketersediaan yang efektif
menuntut pemahaman tentang peran layanan TI dalam proses-proses bisnis.
Aktifitas Proses Manajemen Ketersediaan
Aktifitas Reaktif: aspek reaktif Ketersediaan Manajemen
melibatkan pemantauan, pengukuran, analisis dan
pengelolaan semua kejadian, insiden, dan masalah yang melibatkan unavailability. Aktifitas ini merupakan aktifitas dalam peran operasional
Aktifitas Proaktif: kegiatan proaktif Ketersediaan Manajemen
melibatkan perencanaan, desain proaktif dan peningkatan ketersediaan. Aktifitas ini merupakan aktifitas dalam peran desain dan perencanaan
Identifikasi Komponen Kritis
Pengelolaan ketersediaan layanan TI melibatkan pengelolaan ketersediaan infrastruktur pendukungnya.
Membutuhkan analisa keterkaitan antar komponen infrastruktur
◦ Fault Tree Analysis, Component Failure Impact Analysis, dsb.
◦ Arsitektur TI modern sifatnya terpartisi (multi-tier) dengan
shared-use komponen infrastruktur oleh beberapa sistem
Fault Tree Analysis
Pemetaan struktur rantai penyebab ketidak-tersediaan layanan TI:
basic events
resulting events OR gate
conditional event
Component Failure Impact Analysis
Analisa komponen “rawan” dengan CFIA:
◦ Tabulasi layanan dan komponen-komponen infrastruktur atau CI (configuration item).
◦ Tandai ketergantungan layanan terhadap tiap CI:
Kosong jika tidak tergantung pada CI tsb.
X jika tergantung sepenuhnya pada CI tsb.
A jika tergantung tapi dapat dialihkan ke CI lain.
M jika dapat dialihkan ke CI lain tapi melalui intervensi
CFIA (3)
◦ CI dengan banyak X adalah komponen kritis.
◦ Layanan dengan banyak X adalah layanan kompleks: potensi keandalannya rendah.
CI yang kritis harus:
◦ Memiliki cadangan atau alternatif.
CFIA (4)
Dapat juga ditambahkan kolom-kolom:
Probabilitas kerusakan atau dengan label
kualitatif: rendah/sedang/tinggi.
Berdasarkan statistik MTBF (mean time between
failures).
Berdasarkan data MTBF dari vendor atau pembuatnya.
Perkiraan waktu perbaikan:
Dari data perbaikan masa lalu: MTRS (mean time
CFIA (5)
1 / MTBF MTRS 0.01 0.01 0.01 0.01 0.10 0.01 0.80 0.30 0.30 0.10 0.2 1.0 0.2 1.0 2.0 1.0 3.0 12.0 12.0 2.0CFIA (6)
Teknik lain: orientasi pada jumlah user yang terkena dampak.
CI VBF Total Users
Power Semua 1000
Application Server Semua 1000
Aplikasi ERP Semua 1000
Disk 1 Pembayaran 50 Disk 2 Pemesanan 100 Utility X Pelaporan 25 VBF: vital business function (proses bisnis vital)
Komponen yang kritis adalah yang memiliki total
Faktor Penentu
Faktor-faktor ketersediaan infrastruktur TI: Keandalan (reliability)
◦ Keandalan komponen terhadap gangguan.
Kemudahan pemeliharaan (maintainability)
◦ Pemeliharaan untuk mencegah terjadinya gangguan. Termasuk deteksi tanda-tanda kerusakan.
Kemudahan perbaikan (serviceability)
◦ Adanya perjanjian/kontrak dukungan perbaikan dengan vendor atau pihak ketiga.
Dimensi Gangguan Ketersediaan
Servicability
Perhitungan Availability, Reliability, dan Mantainability
MTBSI (Mean Time Between Service Incidents)
MTBF (Mean Time Between Failures)
MTRS (Mean Time to Restore Service)
(Agreed Service Time (AST) – downtime) Agreed Service Time (AST)
X 100 % Availability (%) =
Available time in hours
Number of breaks Reliability (MTBSI in hours) =
Available time in hours – Total downtime in hours Number of breaks
Reliability (MTBF in hours) =
Total downtime in hours
Number of breaks Maintainability (MTRS in hours) =
Perhitungan Availability, Reliability, dan
Mantainability
Contoh: Sebuah situasi dimana layanan 24 x 7 telah
beroperasi selama 5,020 jam dengan dua kali terhenti (yang masing-masingnya 6 jam dan 14 jam)
Availability = (5,020–(6+14)) / 5,020 x 100 = 99.60% Reliability (MTBSI) = 5,020 / 2 = 2,510 hours
Reliability (MTBF) = 5,020–(6+14) / 2 = 2,500 hours Maintainability (MTRS) = (6+14) / 2 = 10 hours
Daur Hidup Insiden
Incident detection
Waktu di mana penyedia layanan TI organisasi dibuat sadar akan adanya insiden
Incident diagnosis
Waktu dimana diagnosis untuk menentukan penyebab diselesaikan Incident repair
Waktu dimana kegagalan telah diperbaiki Incident recovery
Waktu dimana pemulihan komponen telah selesai Incident restoration
Pengelolaan Ketersediaan
Tingkat ketersediaan dinegosiasikan dengan user berdasarkan anggaran dan potensi kerugian yang berimbang.
Perhitungan biaya untuk memenuhi kebutuhan ketersediaan berdasarkan:
◦ Identifikasi persyaratan keandalan (reliability) dan
kemudahan pemeliharaan (maintainability)
komponen-komponen yang terlibat.
◦ Identifikasi kemudahan perbaikan (serviceability) komponen-komponen dari vendor eksternal.
Biaya Ketidak-tersediaan (1)
Mengetahui biaya kerugian akibat ketidak-tersediaan penting dalam memutuskan tingkat investasi TI untuk memenuhi persyaratan ketersediaan.
Perkiraan dampak ketidak-tersediaan:
1. Jumlah layanan bisnis yang terkena dampak. ◦ Mudah dihitung tapi kurang akurat.
2. Perkiraan nilai kerugian moneter akibat terhentinya layanan bisnis.
Biaya Ketidak-tersediaan (2)
Permasalahan:
◦ Banyaknya faktor yang harus masuk dalam perhitungan.
◦ Sulit mengkuantifikasi biaya intangible.
◦ Data sulit diperoleh.
Biaya Tangible Biaya Intangible
Penurunan produktivitas pengguna Kehilangan kepercayaan konsumen Penurunan produktivitas staf TI Kehilangan konsumen
Kehilangan pendapatan Kehilangan peluang bisnis Biaya lembur dukungan teknis Jatuhnya reputasi perusahaan
Pasokan yang tidak terpakai Kehilangan kepercayaan pengguna Denda atau penalti Kerusakan moril staf TI
Tingkat Ketersediaan Optimal
Cara lebih mudah: tingkat optimal berdasarkan total biaya untuk pemeliharaan preventif dan korektif
minimum.
Kebutuhan akan
ketersediaan yang melebihi
tingkat ketersediaan
optimal infrastruktur dapat
melambungkan biaya.
Biaya redesign infrastruktur (termasuk dukungan teknis).
Tingkatan Investasi Ketersediaan
Paling mendasar: komponen-komponen Mekanisme monitoring, deteksi, dan pemulihan gangguan otomatis
(preventive measures)
Terselenggaranya Manajemen Insiden/Problem, dan Manajemen Perbaikan (corrective measures)
Fasilitas dual/mirror site Eliminasi SPOF (titik rawan),
penyediaan komponen
alternatif/cadangan, dan mekanisme untuk mempersingkat downtime akibat kerusakan
Rancangan Korektif (1)
Elemen kunci:
◦ Manajemen Insiden yang mapan
◦ Definisi peran dan tanggung-jawab dari tim penanggulangan gangguan yang jelas.
◦ Prosedur eskalasi yang ketat.
Pengelolaan Infrastruktur
Kerangka kerja IT Infrastructure Library:
◦ Service Strategy
◦ Menetapkan service yang perlu dibuka/dilayankan ◦ Service Design
◦ Mengumpulkan requirement dan membuat design service baru maupun modifikasi service yang lama
◦ Service Transition
◦ Pengembangan/pembuatan service ◦ Service Operation
Rancangan Korektif (2)
Elemen kunci:
Fasilitas diagnosa sistem
◦ Tersedianya tools untuk mendiagnosa penyebab gangguan sistem.
◦ Tersedianya rekaman data aktivitas (log) untuk melakukan diagnosa.
Penerapan backup & recovery
◦ Untuk data, software, maupun hardware (spare).
◦ Melibatkan pengembangan dan testing prosedur backup &
recovery.
Rancangan Preventif
Availability Management melakukan:
◦
Analisis dan spesifikasi reliability dan serviceability
komponen infrastruktur (hardware & software).
◦
Evaluasi tingkat keandalan komponen infrastruktur TI
dalam memenuhi persyaratan ketersediaan.
◦
Menyusun prosedur dan jadwal pemeliharaan sistem
yang sesuai.
Perencanaan Ketersediaan (1)
Secara periodik perlu ada review untuk merencanakan ketersediaan infrastruktur TI, berdasarkan:
◦ Seringnya pelanggaran SLA ketersediaan.
◦ Seringnya downtime untuk perbaikan atau lamanya downtime melebihi batas toleransi.
◦ Hasil pengukuran ketersediaan menunjukkan trend penurunan.
◦ Permintaan pengguna/bisnis untuk meningkatkan ketersediaan akibat pertumbuhan bisnis.
System Outage Analysis
SOA: kegiatan analisa dengan melibatkan berbagai data dari log-log proses (termasuk aktifitas dukungan teknis) untuk mencari penyebab gangguan ketersediaan.
Pelaksanaanya melibatkan administrator sistem & jaringan, staf dukungan teknis, user/ operator, analis sistem, vendor, manajemen bisnis.
Hasilnya dilaporkan beserta rekomendasi langkah-langkah perbaikan.
Rencana Ketersediaan (1)
Garis besar isi rencana:
◦ Tingkat ketersediaan aktual saat ini (dalam bahasa
pengguna/bisnis) dan tingkat ketersediaan ideal menurut SLA.
◦ Rangkuman hasil analisa pencarian penyebab gangguan-gangguan ketersediaan atau SOA (system outage analysis).
◦ Aktivitas-aktivitas perbaikan yang sedang dilaksanakan dengan pertimbangan biaya/manfaat masing-masing.
Rencana Ketersediaan (2)
◦ Sosialisasi tentang potensi teknologi baru atau versi baru (upgrade) dalam memperbaiki tingkat ketersediaan layanan TI.
◦ Perubahan tingkat ketersediaan beserta alasannya, dan opsi-opsi untuk memenuhinya beserta biayanya.