• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Energi Matahari

Matahari merupakan sumber energi utama bagi manusia di permukaan bumi ini. Energi yang dipancarkan matahari sampai di bumi berupa gelombang elektromagnetik. Cara perambatannya disebut sebagai radiasi yang tidak memerlukan adanya medium zat perantara. Semua benda setiap saat memancarkan energi radiasi dan jika telah mencapai kesetimbangan termal atau temperatur benda sama dengan temperatur lingkungan, benda tersebut tidak akan memancarkan radiasi lagi. Dalam kesetimbangan ini, jumlah energi yang dipancarkan sama dengan jumlah energi yang diserap oleh benda tersebut.

Gambar 1 - Radiasi Matahari

Besar aktual radiasi cahaya matahari yang diterima dipermukaan bumi bervariasi ditiap area, dan sangat bergantung kepada musim, variasi dari posisi matahari dan orientasi bumi. Potensi penggunaan energi surya dari negara-negara yang terletak dekat dengan ekuator termasuk Indonesia sangat besar. Selain itu, radiasi cahaya matahari di Indonesia pun relatif konstan pertahunnya dikarenakan hanya terdapat dua musim, dibandingkan negara-negara dengan empat musim dimana pada musim-musim tertentu energi radiasi yang diterima akan berkurang.

Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut: untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat                    

(2)

Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Dengan demikian, potesi matahari rata-rata Indonesia sekitar 4,8 kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.

2.2 Kolektor surya (Solar Collector)

2.2.1 Pengertian

“Solar collectors that concentrate solar energy can be acres of controlled mirrors pointing at a central receiver that powers a thousand homes or small parabolic reflectors that can easily cook your next meal.

If you have used a magnifying glass to burn paper or sticks then you know that you focus the glass until the sunlight comes to a very fine point. This is similar to how concentrating collectors work. They can use mirrors, polished metal, or even shiny plastic to focus the rays of the sun onto a relatively smaller area to produce heat.”.

(Sumber: http://www.your-solar-energy-home.com/Concentrating-solar-collectors)

Kolektor surya dapat didefinisikan sebagai sistem perpindahan panas yang menghasilkan energi panas dengan memanfaatkan radiasi sinar matahari sebagai sumber energi utama. Ketika cahaya matahari menimpa absorber pada kolektor surya, sebagian cahaya akan dipantulkan kembali ke lingkungan, sedangkan sebagian besarnya akan diserap dan dikonversi menjadi energi panas, lalu panas tersebut dipindahkan kepada fluida/objek pengering yang bersirkulasi di dalam kolektor surya untuk kemudian dimanfaatkan guna berbagai aplikasi.

2.2.2 Consentrating Solar Collector

Jenis ini dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan energi panas pada temperatur antara 100° – 400°C. Kolektor surya jenis ini mampu memfokuskan energi radiasi cahaya matahari pada suatu receiver, sehingga dapat meningkatkan kuantitas energi panas yang diserap oleh absorber. Spesifikasi jenis ini dapat dikenali dari adanya komponen                    

(3)

komponen absorber-nya jenis ini dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu Line Focus dan

Point Focus.

Gambar 2 - Solar collector tipe Consentrating Collector

Agar cahaya matahari selalu dapat difokuskan terhadap tabung absorber,

concentrator harus dirotasi. Pergerakan ini disebut dengan tracking ataupun diputar.

2.3 Pemantulan pada Cermin

Pemantulan teratur terjadi pada benda yang tidak tembus cahaya dan permukaannya rata. Cermin merupakan suatu benda yang permukaannya sangat halus dan rata sehingga hampir semua cahaya yang datang padanya dapat dipantulkan.

2.3.1 Cermin Cekung

Cermin cekung memiliki permukaan pemantul yang bentuknya melengkung atau membentuk cekungan. Garis normal pada cermin cekung adalah garis yang melalui pusat kelengkungan sinar yang melalui titik ini akan dipantulkan ke titik itu juga.

Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar pantul atau konvergen. Ketika sinar-sinar sejajar dikenakan pada cermin cekung, sinar-sinar pantulnya akan berpotongan pada satu titik. Titik perpotongan tersebut dinamakan titik api atau titik fokus (F).

Ketika sinar-sinar datang yang melalui titik fokus mengenai permukaan cermin cekung, ternyata semua sinar tersebut akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama. Akan tetapi, jika sinar datang dilewatkan melalui titik pusat kelengkungan, sinar pantulnya akan dipantulkan ke titik itu juga.

                   

(4)

Sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut :

Gambar 3 - Cermin cekung 1

a. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus.

Gambar 4 - Cermin cekung 2

b. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.

Gambar 5 - Cermin cekung 3

c. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan ke titik itu juga.

Gambar 6 - Cermin cekung 4

                   

(5)

2.3.2 Cermin Datar

Cermin datar adalah cermin yang permukaannya datar. Hukum pemantulan pada cermin datar: “sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar” ”sudut datang selalu sama dengan pantul”.

2.4 Menemukan titik fokus Solar Collector tipe Consentrator Parabolic

Posisi fokus antena parabola atau reflektor parabola ditemukan dari ketentuan diameter juring dan kedalamannya. Pertama kita tulis persamaan dari parabola sehingga jarak fokus (jarak dari puncak ke titik fokus) muncul dalam persamaan. Gambar dibawah ini menunjukkan parabola.

x2 + y2 + f2 - 2y*f = y2 + f2 + 2y*f

Untuk mendapatkan persamaan parabola meliputi jarak fokus ( f ). y = x2 / 4f Apabila kita mengetahui dimensi juring dan kita ingin mencari jarak fokus yang memberikan posisi posisi fokus yang relatif dari juring seperti pada gambar 10.

Gambar 8 - Parabola 1 Gambar 7- Cermin Datar

                   

(6)

D adalah diameter juring, d adalah kedalaman dari juring dan f adalah jarak fokus. Titik (D/2,d) dan (-D/2,d) berada di parabola, karenanya D = (D/2)2 / 4f Yang memberi keterkaitan antara diameter D, kedalaman d dan jarak fokus dari

juring. f = D2 / 16d

Formula diatas membantu dalam menentukan pembentukan antena parabola yang memberikan jarak fokus. Tentunya dalam praktek pembentukan juring tidak sempurna seperti parabola dan oleh karena itu sedikit pengaturan diperlukan saat membentuk kerangka.

2.5 Jagung

2.5.1 Definisi Jagung

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan dunia

yang terpenting selain gandum dan padi, sehingga banyak diusahakan para petani. Pemanfaatan jagung selain sebagai bahan substitusi beras juga dapat digunakan untuk pakan ternak dan bahan baku industri. Penggunaan jagung sebagai bahan baku industri pertanian lebih banyak dari beras. Hampir semua bagian tanaman jagung mempunyai kegunaan. Batang dan daun jagung dapat digunakan untuk kertas dan papan dinding. Tongkol dapat digunakan untuk bahan bakar, silosa dan furfural. Sedangkan

Gambar 9 - Parabola 2                    

(7)

Jagung yang digunakan dalam pengujian ini ialah jenis jagung manis. Untuk membedakan jagung manis dengan jagung biasa bisa dilihat dari warna rambut yang keluar dari ujung tongkol. Jagung manis rambutnya cenderung berwarna putih, sedangkan jagung biasa berwarna merah kecoklatan. Jagung manis juga memiliki warna bulir/biji lebih kuning muda karena mengandung lebih banyak tepung. jagung manis ini tetap aman bagi penderita diabetes, karena rasa manis yang dihasilkan dari fruktosa (sejenis polimer gula yang sering disebut sebagai gula buah), bukan glukosa. Adapun beratnya 300-500 gram.

Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah: * Kalori : 355 Kalori * Protein : 9,2 gr * Lemak : 3,9 gr * Karbohidrat : 73,7 gr * Kalsium : 10 mg * Fosfor : 256 mg * Ferrum : 2,4 mg * Vitamin A : 510 SI * Vitamin B1 : 0,38 mg * Air : 12 gr

(Sumber Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia)

Gambar 10 - Jagung                    

(8)

Gambar 11-Jagung Manis

(Sumber gambar: http://eemoo-esprit.blogspot.com/2010/10/kandungan-gizi-jagung-manis-sweet-corn.html)

2.5.2 Pasca Panen Jagung

Pasca panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca panen dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar, bahkan produk dapat kehilangan nilai ekonomi. Karena itu penanganan pasca panen secara benar perlu mendapat prioritas dalam proses produksi usahatani. Kerusakan jagung akibat penanganan pasca panen yang salah dapat terjadi pada setiap tahapan kegiatan karena Jagung membutuhkan penanganan yang cepat setelah panen.

2.5.3 Pengeringan

Pengeringan merupakan proses pemindahan kadar air dari bahan dan produk pertanian untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan tahan lama untuk disimpan. Selama pengeringan tersebut terjadi dua proses yaitu proses perpindahan panas dari udara pengering ke bahan, dan proses pindah massa uap air dari permukaan bahan ke udara sekitar (Goswarmi, 1986). Pengeringan juga merupakan kegiatan kritis selama urutan pemanenan pengeringan yang kurang baik mengakibatkan turunnya mutu jagung.

Proses pengeringan menurut Henderson dan Perry (1976), terdiri dari dua periode yaitu periode pengeringan dengan laju tetap/konstan dan periode dengan laju menurun. Periode pengeringan dengan laju tetap merupakan periode perpindahan massa air yang                    

(9)

sampai air bebas pada permukaan telah hilang. Sedangkan pengeringan dengan laju menurun akan berlangsung setelah pengeringan laju konstan selesai. Kadar air diantara kedua periode tersebut disebut dengan kadar air kritis. Pengeringan dengan laju menurun akan berhenti hingga tercapai kadar air kesetimbangan. Kadar air kesetimbangan merupakan kadar air terendah yang dapat dicapai pada suhu dan kelembaban tertentu.

a Tujuan pengeringan Jagung

 Menurunkan Kadar air dari kering panen menjadi 18-20%

 Menurunkan kadar air biji sehingga aktivitas biologis terhenti dan mikroorganisme serta serangga tidak bisa hidup di dalamnya

 Memudahkan dan Mempercepat pemipilan  Meningkatkan daya simpan jagung

 Pengangkutan lebih ringan, sehingga biaya pengangkutan dapat dikurangi

 Khusus untuk jagung yang akan digunakan sebagai benih, pengeringan dapat meningkatkan Viabilitas benih (tingkat pertumbuhan benih)

 Meningkatkan nilai ekonomi jagung

Menghindari kontaminasi jagung dari cendawan Aspergilus flavus yang dapat meningkatkan aflatoxin ambang batas Aspergilus flavus menurut FAO 30 (pbb)

b Rumus pada sistem Pengeringan

1. Energi yang diperlukan untuk memanaskan jagung. Q jagung = ṁjagung x Cpjagung x ∆T

2. Energi untuk memanaskan air dalam jagung Q air = ṁair dalam jagung xCpair x ∆T 3. Energi untuk menguapkan air

Quap = ṁair yang diuapkan x hfg

4. Total energi yang dibutuhkan untuk proses pengeringan Qpengeringan = Qjagung + Qair + Quap

5. Energi pada kolektor (Cermin Cekung) QCC = A . Ir

Dimana :

QCC = Energi yang diterima kolektor pada cermin cekung (W)                    

(10)

A = Luas penampang normal kolektor (m2) Ir = Intensitas radiasi matahari (W/m2) 6. Energi Cermin Cekung Datar

QCD = A . Ir . n Dimana :

QCD = Energi yang diterima kolektor pada cermin datar (W) A = Luas penampang normal kolektor (m2)

Ir = Intensitas radiasi matahari (W/m2)

n = Jumlah Cermin (jika luas penampang sama) 7. Energi pada Tabung pengering

Qinput = QCC + QCD

Qinput = Energi panas yang diterima oleh tabung pengering (Watt)

8. Keseimbangan energi

Qinput = Qpengeringan + Qloss 9. Konstanta Pegas F = k x ΔX m.g = k x (x2 – x1) g x x kx m  ( 2 1) Dimana : m = Massa jagung (kg) k = Konstanta pegas (N/m) g = Tetapan gravitasi (9,8 m2/s) x1 = Titik awal pegas (m)

x2 = Titik akhir rentangan pegas (m)                    

Gambar

Gambar 1 - Radiasi Matahari
Gambar 2 - Solar collector tipe Consentrating Collector
Gambar 3 - Cermin cekung 1
Gambar 8 - Parabola 1 Gambar 7- Cermin Datar           
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 lensa akan dibiaskan sejajar.. dengan sumbu

i) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus (f 1 ) di belakang lensa. ii) Sinar yang datang melalui titik fokus didepan lensa (f 2 ) akan dibiaskan

Fokus utama dari lensa tipis dengan permukaan bola adalah titik F di mana sinar yang sejajar dan berada dekat pada sumbu utama (sumbu x), terpusatkan; titik fokus ini

Sinar datang se olah menuju titik fokus, akan dipantulkan sejajar sumbu utama-. Sinar datang melalui sumbu utama

◦ Sinar yang datang melalui titik fokus (f) akan dipantulkan sejajar sumbu utama.. ◦ Sinar yang datang melalui pusat kelengkungan (R) akan dipantulkan kembali ke

Apabila sinar sejajar dijatuhkan pada cermin cekung, sinar tersebut akan dipantulkan terfokus atau terkumpul pada satu titik yang disebut titik api atau titik fokus...

Cermin cekung adalah cermin yang memiliki permukaan dengan bentuk melengkung di mana permukaan bagian dalamnya dapat memantulkan cahaya. Ada tiga sifat sinar utama

1) Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus. 2) Sinar datang yang melalui titik fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama. 3) Sinar yang melalui