1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era ini, globalisasi sudah membawa dampak yang sangat luas bagi
aspek sosial, ekonomi, budaya, politik maupun aspek lingkungan hidup. Salah
satu dampak yang paling terasa adalah pada aspek ekonomi, khususnya pada
industri perdagangan. Aspek ekonomi memiliki kaitan dengan perkembangan
pasar modal. Sejak disahkannya undang-undang tentang penanaman modal asing
pada tahun 1967, banyak investor yang berdatangan ke Indonesia untuk
menanamkan modalnya di perusahaan yang ada di Indonesia. Belum lagi saat ini
juga sudah memasuki era perdagangan bebas dimana pemerintah tidak melakukan
diskriminasi terhadap ekspor dan impor.
Di Indonesia sendiri sangat banyak perusahaan yang memperjualbelikan
sahamnya di pasar modal. Ada banyak perusahaan besar yang sudah lama
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti perusahaan telekomunikasi,
perbankan, infrastruktur, makanan dan minuman, gas negara, pertambangan serta
manufaktur. Namun, ada juga perusahaan yang baru saja terdaftar pada BEI,
sehingga menyebabkan terdapatnya perusahaan yang terdaftar pada Indeks
Liquates 45 atau Indeks LQ 45. Indeks LQ 45 merupakan indikator indeks saham
di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari 45 saham-saham yang paling aktif
diperdagangkan atau yang berlikuiditas tinggi. Saham yang terdaftar dalam
indeks LQ 45 akan berubah setiap periodenya bergantung pada tinggi rendahnya
diperdagangkan saja yang akan masuk dalam indeks LQ 45. Hal ini berarti indeks
LQ 45 merupakan saham dari emiten yang banyak diminati oleh para investor,
oleh sebab itu indeks LQ 45 dapat dijadikan sebagai acuan dalam menilai
aktivitas kinerja perdagangan saham di pasar modal.
Pasar modal bisa dimaknai sebagai tempat bertemunya orang yang
memerlukan modal dan orang yang mempunyai modal sehingga orang yang
memerlukan modal bisa mendapatkan modal untuk kebutuhannya, dalam hal ini
adalah dunia usaha untuk mendukung perkembangan usahanya. Keberadaan
investor sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi suatu negara, maka
dari itu semua investor harus bisa melakukan analisis terlebih dahulu sebelum
mengambil keputusan penting dalam menanamkan modalnya. Hal ini sangat
diperlukan untuk mengurangi resiko yang akan terjadi, sebab investasi pada pasar
modal merupakan investasi dengan jumlah besar dengan keuntungan yang besar
pula. Pemodal berharap dengan membeli saham, mereka dapat menerima dividen
(pembagian laba) setiap tahun dan mendapat keuntungan (capital gain) pada saat
sahamnya dijual kembali. Namun pada saat yang sama, merekapun harus siap
menghadapi resiko bila hal sebaliknya terjadi.
Dari hal tersebut investor membutuhkan berbagai informasi yang dijadikan
sebagai acuan untuk menilai prospek perusahaan yang bersangkutan yaitu dengan
menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan. Hal yang
pertama kali diperhitungkan dalam melakukan investasi adalah tingkat
pengembaliannya (return). Jumlah deviden atau jumlah capital gain merupakan
maupun calon investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan
kesejahteraannya yaitu dengan mengharapkan return dalam bentuk deviden
maupun capital gain dan di lain pihak perusahaan juga mengharapkan adanya
pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan
perusahaan sekaligus juga memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada
para pemegang sahamnya. (Damayanti & Achyani, 2006)
Salah satu cara yang biasa digunakan dalam menilai perusahaan adalah
pendekatan fundamental. Pendekatan tersebut terutama ditujukan kepada
faktor-faktor yang pada umumnya berada di luar pasar modal, yang dapat mempengaruhi
harga saham di masa-masa mendatang. Hal-hal yang termasuk dalam analisis
fundamental antara lain adalah analisis ekonomi dan industri, penilaian
perusahaan secara individu baik dengan menggunakan variabel penelitian seperti
deviden maupun pendapatan (income).
Faktor fundamental dari perusahaan yang dapat menjelaskan kekuatan dan
kelemahan kinerja keuangan perusahaan di antaranya adalah rasio-rasio keuangan.
Melalui rasio-rasio keuangan kita bisa membuat perbandingan yang berarti dalam
dua hal. Pertama, kita bisa membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dari
waktu ke waktu untuk mengamati kecenderungan (trend) yang sedang terjadi.
Kedua, kita bisa membandingkan rasio keuangan sebuah perusahaan dengan
perusahaan lain yang masih bergerak dalam industri yang relatif sama dengan
periode tertentu.
Investor yang akan melakukan investasi dengan membeli saham di pasar
dilakukannya dapat memberikan keuntungan (return). Memperoleh return
(keuntungan) merupakan tujuan utama dari aktivitas perdagangan para investor di
pasar modal. Para investor menggunakan berbagai cara untuk memperoleh return
yang diharapkan, baik melalui analisis sendiri terhadap perilaku perdagangan
saham, maupun dengan memanfaatkan sarana yang diberikan oleh para analisis
pasar modal, seperti broker, dealer dan manajer investasi. Pola perilaku
perdagangan saham di pasar modal dapat memberi kontribusi bagi pola perilaku
harga saham di pasar modal tersebut. Pola perilaku harga saham akan menentukan
pola return yang diterima dari saham tersebut (Budi dan Nurhatmini, 2003).
Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi.
Return dibedakan menjadi dua, yaitu return realisasi (return yang terjadi atau
dapat juga disebut sebagai return sesungguhnya) dan expected return (return yang
diharapkan oleh investor) (Jogiyanto, 2003). Harapan untuk memperoleh return
juga terjadi dalam asset financial. Suatu asset financial menunjukkan kesediaan
investor menyediakan sejumlah dana pada saat ini untuk memperoleh sebuah
aliran dana pada masa yang akan datang sebagai kompensasi atas faktor waktu
selama dana ditanamkan dan risiko yang ditanggung. Dengan demikian para
investor sedang mempertaruhkan suatu nilai sekarang untuk sebuah nilai yang
diharapkan pada masa mendatang.
Investor dalam asset financial juga mengharapkan return yang maksimal.
Harapan untuk memperoleh return yang maksimal tersebut diusahakan agar dapat
terwujud dengan mengadakan analisis dan upaya tindakan-tindakan yang
faktor-faktor yang mempengaruhi return saham sehingga harapan untuk
memperoleh return yang maksimal bisa dicapai.
Di dalam analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat
mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Robbert Ang
(1997) mengelompokkan rasio keuangan ke dalam lima rasio yaitu rasio
likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan rasio pasar. Rasio-rasio
keuangan tersebut digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan dari
kondisi keuangan suatu perusahaan serta dapat memprediksi return saham di pasar
modal.
Dalam melakukan analisis terhadap pengembalian atau return saham bisa
dilakukan dengan menggunakan rasio debt to equity ratio, return on assets, dan
price to book value. Debt to equity ratio (DER) merupakan perbandingan antara
total hutang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan. Total
hutang disini merupakan total hutang jangka pendek dan total hutang jangka
panjang. Sedangkan shareholders equity adalah total modal sendiri (total modal
saham disetor dan laba ditahan) yang dimiliki oleh perusahaan. Balancing theory
menyatakan bahwa keputusan untuk menambah hutang tidak hanya berdampak
negatif, tetapi juga dapat berdampak positif karena perusahaan harus berupaya
menyeimbangkan manfaat dengan biaya yang ditimbulkan akibat hutang.
Salah satu faktor penting lain yang harus diketahui oleh para calon investor,
yaitu Return On Assets(ROA), dimana rasio ini menggambarkan tingkat laba yang
Assets (ROA) digunakan untuk menggambarkan sejauh mana kemampuan
aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba (Eduardus Tandelin, 2001).
Price to Book Value (PBV) ratio merupakan rasio antara harga pasar saham
terhadap nilai bukunya. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan
mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang
diinvestasikan. Linda & Syam (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang dapat
beroperasi dengan baik, umumnya memiliki rasio PBV diatas satu, yang
menunjukkan nilai pasar saham lebih tinggi dari nilai bukunya. Semakin tinggi
rasio PBV, maka semakin tinggi pula perusahaan dinilai oleh investor (Pancawati
& Chariri, 2002) yang berakibat positif pada return perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “ANALISIS PENGARUH DER, ROA, DAN PBV TERHADAP RETURN SAHAM (studi kasus perusahaan yang terdaftar pada indeks lq 45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016)”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah yang dapat
diambil adalah:
1. Bagaimana pengaruh DER terhadap return saham ?
2. Bagaimana pengaruh ROA terhadap return saham ?
3. Bagaimana pengaruh PBV terhadap return saham ?
4. Bagaimana pengaruh DER, ROA dan PBV terhadap return saham secara
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan pertimbangan masalah yang ada, peneliti akan membatasi
masalah ini dengan tujuan agar tidak terjadinya pembahasan yang terlalu luas.
Maka peneliti melakukan batasan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1.Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45
periode 2013-2016.
2.Penelitian ini difokuskan pada pengaruh DER, ROA dan PBV terhadap
return saham.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan permasalahan yang sudah dirumuskan, maka tujuan
yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh DER terhadap return saham.
2. Untuk mengetahui pengaruh ROA terhadap return saham.
3. Untuk mengetahui pengaruh PBV terhadap return saham.
4. Untuk mengetahui pengaruh DER, ROA dan PBV terhadap return saham
secara simultan?
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Manajemen Perusahaan
Dapat memberikan tambahan masukan dan pertimbangan dalam
pengendalian internal dan pengambilan keputusan pendanaan serta
2. Bagi Para Investor
Dapat memberikan gambaran untuk lebih memahami sifat dasar dan
karakteristik operasional dari suatu perusahaan sebagai dasar
pengambilan keputusan investasi dan sebaga alat bantu analisis terhadap
saham yang diperjualbelikan di pasar modal dengan melihat
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
3. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan dan melatih
menganalisa masalah yang ada pada perusahaan LQ 45.
4. Bagi Akademis/Publik
Dapat memberi tambahan pustaka dalam analisis pengaruh DER, ROA,
dan PBV terhadap return saham, dapat menambah dan menjadi referensi
bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penelitian ini penulis menyusun pembahasan kedalam lima bab,
yaitu bab pendahuluan, bab tinjauan pustaka, bab metodologi penelitian bab
gambaran umum perusahaan, bab hasil penelitian dan pembahasan serta bab
kesimpulan dan saran.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,
BAB II LANDASAN TEORI
Merupakan bab tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang landasan teori dan
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran serta hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan tentang metode penelitian yang berisi penjelasan tentang
variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber
data, metode pengumpulan data dan metode analisis.
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Gambaran perusahaan berisi tentang pembahasan profil atau gambaran
perusahaan yang digunakan dalam penelitian.
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang bersifat terpadu dan
tidak di pecah menjadi sub judul tersendiri.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini memuat kesimpulan dari penelitian ini dan saran untuk penelitian