PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
MATERI KELILING BANGUN DATAR GABUNGAN
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL
KELAS VI B SD KANISIUS DEMANGAN BARU I
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
Yohanes Bruri Kriswanto
NIM : 081134232
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
MATERI KELILING BANGUN DATAR GABUNGAN
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL
KELAS VI B SD KANISIUS DEMANGAN BARU I
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
Yohanes Bruri Kriswanto
NIM : 081134232
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahan kepada :
Allah Bapa Yang Maha Pengasih
Kedua orang tua ku tercinta
Adikku yang sangat aku sayangi
v
MOTTO
Berusaha menghadapi tantangan
karena percaya adanya kenikmatan
( Yohanes Bruri Kriswanto )
viii ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
MATERI KELILING BANGUN DATAR GABUNGAN DENGAN MEDIA VISUAL KELAS VI B SD KANISIUS DEMANGAN BARU I
TAHUN AJARAN 2010/2011 Sekolah Dasar (SD). Pelajaran matematika banyak menggunakan simbol – simbol dan konsep yang bersifat abstrak sehingga matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Peneliti melaksanakan penelitian dengan tujuan untuk meneliti salah satu materi matematika yaitu yang berkaitan dengan materi keliling bangun datar gabungan. Materi ini dipilih karena berdasarkan data penilaian guru dalam materi ini rata-rata nilai yang diperoleh siswa masih di bawah KKM. Materi keliling bangun datar gabungan juga berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Perhitungan ini menjadi amat penting untuk dikuasai di Sekolah Dasar, maka dilaksanakan penelitian untuk “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Keliling Bangun Datar Gabungan dengan Menggunakan Media Visual”.
Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Demangan Baru I dengan alamat Jl Demangan Baru No 22, Yogyakarta. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek
penelitian adalah peserta didik kelas VI B. Penelitian ini menggunakan media
visual dari karton bangun datar. Media visual bangun datar gabungan digunakan dengan tujuan untuk mempermudah siswa memahami permasalahan keliling, selain itu penggunaan media ini karena media ini mudah dibuat dan digunakan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan media visual dapat
membantu meningkatkan prestasi belajar peserta didik materi keliling bangun datar gabungan. Peningkatan itu dapat dilihat dari peningkatan rata-rata kelas dari 35,94 naik menjadi59,38 pada siklus I dan meningkat lagi pada tindakan siklus yang II yaitu 69,39.
ix ABSTRACT
IMPROVING LEARNING MATH ACHIEVEMENT
WAKE UP FLAT MATERIAL TOUR COMBINED WITH VISUAL MEDIA
CLASS VI SD KANISIUS DEMANGAN NEW I
ACADEMIC YEAR 2010/2011
M This one of the principal subject matter in elementary school (SD). The
lesson uses many mathematical symbols - symbols and concepts that are abstract, so
mathematics is often regarded as a difficult subject. Researchers carry out research
with the aim to examine one of the mathematical material that is related to the
material up around the flat joint. This material was chosen because it is based on
teacher assessment data in this material the average values obtained by the students is
still below the KKM. Built around a flat composite material is also related to students'
daily lives. This calculation becomes very important to master in elementary schools,
then conducted research to "Improve the Learning of Mathematics Achievement
Roving Build Flat Composite Materials by Using Visual Media".
The experiment was conducted in primary Canisius New Demangan Street
address Demangan I with New No 22, Yogyakarta. In this study, the study subjects
were students sixth grade B. This study used the visual medium of cardboard flat
wake. Visual media are used up flat combined with the aim to facilitate students to
x
easily made and used. The results of this study indicate that using visual media can
help improve the learning achievement of learners built around a flat composite
material. Increasing it can be seen from the increase in the average grade of 35.94 up
menjadi59, 38 at cycle I and increased again in the second cycle of action which is
69.39.
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan atas ke hadirat Bapa di surga segala berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Keliling Bangun Datar Gabungan dengan Menggunakan Media visual Kelas VI B SD Kanisius Demangan Baru I Semester II Tahun Ajaran 2010/2011” dapat berjalan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai dengan program studi yang ditempuh.
Penulis berharap dengan tugas penyusunan skripsi ini berguna bagi dunia pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah Bapa dan Bunda Maria yang selalu menyertai dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. T. Sarkim, M.Ed,. PhD. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma dan selaku pembimbing I, terima kasih banyak atas bantuan, bimbingannya serta kesabarannya.
4. Drs. J. Sumedi. selaku pembimbing II, terima kasih banyak atas bimbingan, perhatian, dan kesabaran dalam membimbing dalam penyusunan skripsi ini. 5. Y. Hariyanta, S.Pd. selaku Kepala SD Kanisius Demangan Baru I yang
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii
HALAMAN PENGESAHAN ………... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv
HALAMAN MOTTO ……… v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi
ABSTRAK ………. viii
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Prestasi Belajar………..……….. 7
1. Pengertian Belajar ……… 7
2. Prestasi Belajar ……… 8
3. Faktor -faktor yang Mempengaruhi Belajar ………... 10
xiv
B. Media ………...……….. 10
1. Pengertian Media………...….. 10
2. Tujuan Penggunaan Media………...…... 11
3. Kriteria Pemilihan Media dalam Pembelajaran …………...….. 15
4. Macam-macam Media ………...……. 18
C. Matematika ………...……… 20
1. Pengertian Matematika……….... 20
2. Tujuan Pembelajaran Matematika …………..……… 21
3. Pembelajaran Matematika ……….. 22
4. Bangun Datar ………. 24
D. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun Datar Gabungan dengan Menggunakan Media Visual ………..………… 25
E. Hipotesis Tindakan ………... 27
BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ………...……. 28
B. Desain Penelitian ……… 29
C. Rencana Tindakan ………..… 30
D. Pengumpulan Data atau Istrumen Penelitian ...………...… 33
E. Instrumen Penelitian …...……… 33
F. Teknik Analisis Data ……….. 35
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Penelitian ………...…. 28
Tabel 2 Peubah, Data, Pengumpulan dan Instrumen…..………….. 33
Tabel 3 Kisi-kisi Soal ……….. 34
Tabel 4 Target Penelitian …. ……….. 36
Tabel 5 Kondisi Awal Siswa ………..………. 38
Tabel 6 Nilai Tes Formatif Pada Siklus I ………...…... 40
Tabel 7 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I …… 42
Tabel 8 Nilai Tes Formatif Pada Siklus II…………..………. 44
Tabel 9 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus .……. 45
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ……… 56
Lampiran 2 Soal-soal……….. 58
Lampiran 3 RPP ……… 61
Lampiran 4 LKS ……… 67
Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian ……….. 69
Lampiran 6 Permohonan Izin Penelitian ……….. 70
Lampiran 7 Tabel Nilai Product Moment ……… 71
Lampiran 8 Kisi-kisi Soal ……… 72
Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal ………... 75
Lampiran 10 Dokumentasi ……….. 78
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan segitiga ………...…. 24
Gambar 2 Bagan Segiempat ……….... 24
Gambar 3 Bagan lingkaran ………... 25
Gambar 4 Keliling bangun datar ……… 25
viii ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
MATERI KELILING BANGUN DATAR GABUNGAN DENGAN MEDIA VISUAL KELAS VI B SD KANISIUS DEMANGAN BARU I
TAHUN AJARAN 2010/2011 Sekolah Dasar (SD). Pelajaran matematika banyak menggunakan simbol – simbol dan konsep yang bersifat abstrak sehingga matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Peneliti melaksanakan penelitian dengan tujuan untuk meneliti salah satu materi matematika yaitu yang berkaitan dengan materi keliling bangun datar gabungan. Materi ini dipilih karena berdasarkan data penilaian guru dalam materi ini rata-rata nilai yang diperoleh siswa masih di bawah KKM. Materi keliling bangun datar gabungan juga berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Perhitungan ini menjadi amat penting untuk dikuasai di Sekolah Dasar, maka dilaksanakan penelitian untuk “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Keliling Bangun Datar Gabungan dengan Menggunakan Media Visual”.
Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Demangan Baru I dengan alamat Jl Demangan Baru No 22, Yogyakarta. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek
penelitian adalah peserta didik kelas VI B. Penelitian ini menggunakan media
visual dari karton bangun datar. Media visual bangun datar gabungan digunakan dengan tujuan untuk mempermudah siswa memahami permasalahan keliling, selain itu penggunaan media ini karena media ini mudah dibuat dan digunakan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan media visual dapat
membantu meningkatkan prestasi belajar peserta didik materi keliling bangun datar gabungan. Peningkatan itu dapat dilihat dari peningkatan rata-rata kelas dari 35,94 naik menjadi59,38 pada siklus I dan meningkat lagi pada tindakan siklus yang II yaitu 69,39.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan pembelajaran merupakan proses yang perlu melibatkan
berbagai kegiatan siswa di kelas. Kegiatan belajar tersebut dilaksanakan di
Sekolah Dasar melalui beberapa mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran
yang dipelajari di Sekolah Dasar adalah matematika. Pelajaran matematika
banyak menggunakan simbol-simbol dalam perhitungan, namun
sebenarnya yang dipelajari siswa tidak hanya menyelesaikan soal melalui
simbol-simbol tersebut melainkan siswa diharapkan dapat menyelesaikan
masalah yang siswa hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Herman Hudoyo (1992:3) mengemukakan bahwa mempelajari
matematika adalah berkaitan dengan mempelajari ide-ide atau konsep
yang bersifat abstrak. Mempelajari matematika menggunakan
simbol-simbol agar ide-ide atau konsep-konsep tersebut dapat dikomunikasikan.
Banyaknya simbol-simbol yang digunakan mengakibatkan siswa
menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan.
Berdasarkan pernyataan di atas maka kesulitan yang dihadapi
siswa terjadi akibat banyaknya simbol-simbol matematika. Maka dalam
penelitian tindakan kelas ini peneliti melakukan penelitian berkaitan
dengan penggunaan simbol-simbol matematika khususnya pada materi
keliling bangun datar gabungan.
Kemampuan melakukan perhitungan keliling bangun datar
gabungan amatlah penting dalam pembelajaran matematika. Materi ini
sudah diberikan mulai dari kelas IV SD, sehingga seharusnya di kelas
berikutnya sudah dikuasai siswa. Namun dalam kenyataannya siswa di
kelas VI masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal ini.
Permasalahan ini perlu ditangani karena dalam UAS (Ujian Akhir
Sekolah) selalu ditemukan soal tentang bangun datar gabungan ini.
Misalnya : disajikan gambar persegi panjang dan setengah lingkaran yang
digabung. Persegi panjang dengan P = 15 cm; L = 11 cm, kemudian
lingkaran dengan r = 10,5 diminta menghitung keliling bangun gabungan.
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam materi keliling bangun datar
gabungan berdasarkan data dari guru kelas kelas VI adalah 33,15 masih di
bawah KKM yaitu 60.
Beberapa siswa belum dapat menyelesaikan soal di atas dengan benar,
sehingga menghambat proses belajar mereka. Beberapa penyebab antara
lain : siswa kurang teliti dalam menghitung, siswa belum paham konsep
keliling karena guru hanya memberi soal-soal cerita, sehingga pelajaran
kurang memotivasi siswa dalam belajar (siswa pasif ).
Dari beberapa penyebab di atas salah satunya peneliti pilih untuk
diatasi yaitu siswa belum paham konsep keliling. Penulis akan mencoba
meningkatkan kemampuan menghitung keliling bangun datar dengan
melakukan pembelajaran menggunakan media visual (bangun datar
B. Pembatasan Masalah
Penelitian ini tidak mungkin mengatasi masalah kemampuan
menghitung keliling bangun datar tersebut dalam waktu singkat dengan
memperhatikan semua kemungkinan penyebabnya. Soal-soal keliling
bangun datar gabungan disajikan dalam berbagai variasi berkait dengan
tingkat kesulitan. Misalnya : siswa diminta menghitung bangun datar
gabungan antara persegi panjang dengan setengah lingkaran.
Untuk siswa kelas VI perhitungan keliling bangun datar yang
diteliti disini dibatasi tentang gabungan bangun datar persegi panjang,
lingkaran dan segitiga. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi hanya pada
usaha peningkatan penyelesaian soal keliling bangun datar dengan tiga
gabungan bangun datar di atas.
Alat peraga yang digunakan dalam membantu siswa menyelesaikan
soal yaitu dengan alat peraga : karton bangun datar, gambar bangun datar.
Alat peraga yang digunakan dibatasi pada alat peraga karton bangun datar.
C. Perumusan Masalah
1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media visual dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika materi keliling bangun
2. Seberapa besar peningkatan prestasi belajar materi keliling bangun
datar gabungan dengan menggunakan media visual pada siswa kelas
VIB di SD Kanisius Demangan Baru?
D. Batasan Pengertian
1. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan pelajaran
matematika materi keliling bangun datar gabungan yang dapat
dilihat dari tes hasil belajar atau tes prestasi.
2. Media visual adalah semua media yang bisa dinikmati oleh indera
mata yang menimbulkan rangsangan untuk berefleksi. Media visual
dalam penelitian ini berupa peraga yang terbuat dari karton.
3. Bangun datar adalah bangun dua dimensi yang beraturan dan
merupakan bagian dari geometri. Bangun datar gabungan adalah
bangun dua dimensi yang beraturan bagian dari geometri yang
dibatasi yaitu: persegi, persegi panjang, segitiga dan lingkaran.
E. Pemecahan Masalah
Sesuai dengan apa yang diuraikan dalam latar belakang masalah di atas
masalah rendahnya kemampuan siswa dalam menghitung keliling bangun
datar gabungan akan diatasi dengan alat peraga visual yaitu bangun datar
F. Tujuan Penelitian
Yang akan dicapai melalui PTK ini yaitu :
1. Meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran.
2. Untuk mengetahui apakah metode visual dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas VI SD tentang konsep keliling bangun datar
gabungan.
G. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis hasil penelitian tersebut menambah wawasan tentang salah
satu model pembelajaran, yang dapat meningkatkan motivasi dan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran Matematika.
2. Secara praktis :
a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan
media visual dalam pembelajaran Matematika, sehingga dapat
menerapkannya untuk materi pokok lain yang sesuai.
b. Bagi rekan-rekan guru merupakan inspirasi untuk penggunaan media
visual dalam pembelajaran.
c. Untuk perpustakaan sekolah, laporan penelitiannya dapat menambah
satu bacaan yang dimanfaatkan untuk teman-teman guru sebagai contoh
penelitian tindakan kelas, terutama bagi yang masih mengalami
sedangkan bagi yang sudah biasa melakukan dapat dijadikan sebagai
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Setiap individu sejak lahir telah dibekali dengan suatu potensi.
Potensi yang dimiliki ini dapat dikembangkan melalui interaksi dalam
proses belajar. Dengan belajar peserta didik diharapkan memperoleh
perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik menuju ke
arah yang lebih baik daripada sebelumnya, Perubahan ini dapat
diperlihatkan dalam hal prestasi peserta didik di sekolah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi merupakan hasil
yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan.
Sedangkan belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.
Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami, dilakukan dan dihayati oleh
siswa itu sendiri, dimana siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses
belajar, proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di
lingkungan baik itu berupa keadaan alam, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar (Dimyati &
Mudjiono,1997:7).
Pandangan konstruktivistik memandang belajar merupakan usaha
pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui asimilasi dan
akomodasi yang menuju pada struktur kognitifnya, belajar merupakan
suatu proses pembentukan pengetahuan yang mana pembentukan ini harus
dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir,
yang ia tempuh.
Menurut Stern (dalam Suryabranta (1971:60) terdapat tiga hal
pokok mengenai belajar yaitu:
a. belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, aktual
maupun potensial)
b. bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkan kecakapan baru
c. bahwa perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja.
Rumini dalam Wulandari (1995:59), mengemukakan bahwa : ”
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang
dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. ”
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dari
pelajaran-pelajaran yang diterima atau kemampuan menguasai pelajaran-pelajaran yang
diberikan oleh guru, yang selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes
prestasi (Mulyono, 1995:150)
Selanjutnya menurut Winkel, (1984:64) prestasi diartikan sebagai bukti
usaha yang dapat dicapai. Untuk mengetahui hasil dari usaha pembelajaran
maka perlu adanya pengukuran secara langsung dengan menggunakan tes
atau evaluasi, hal ini juga bertujuan mengetahui tingkat keberhasilan
Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal ini prestasi belajar
merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh
dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa menyusun konsep
dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari sehingga guru
harus dapat menata lingkungan yang memberi peluang optimal bagi
terjadinya belajar. Namun pada akhirnya yang paling menentukan
terwujudnya gejala belajar adalah niat siswa itu sendiri atau dengan istilah
lain kendali belajar sepenuhnya ada pada diri siswa (Budiningsih,
2005:58).
Prestasi Belajar adalah hasil belajar yang diwujudkan dalam bentuk
kognitif, afektif, dan psikomotor (Sunaryo, 1983:4)
Prestasi belajar merupakan terminal dari proses pendidikan dan pengajaran
(Winarno,1981:2)
Sugirahayu(1988:20) mengemukakan bahwa prestasi belajar pada
dasarnya merupakan kemampuan baru yang kualitatif dan lebih tinggi
dibandingkan kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
hasil belajar peserta didik dapat dilihat salah satunya dalam bentuk prestasi
belajar yang diketahui dari nilai siswa dalam mata pelajaran prestasi
belajar diperoleh peserta didik melalui suatu kegiatan dan sangat
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
a. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang kita sebut faktor
individu.
Yang termasuk ke dalam faktor individu antara lain faktor kematangan
atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
b. Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial.
Faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru,
dan cara dalam lingkungan dan kesempatan yang ada atau tersedia dan
motivasi sosial.
Faktor dari dalam dan faktor dari luar peserta didik saling mendukung
sehingga hendaknya kedua-duanya dimiliki peserta didik dalam
pelaksanaan belajar setiap harinya. Dengan kata lain pelaksanaan dan hasil
dari kegiatan belajar sangat dipengaruhi dua faktor tersebut, sehingga
peserta didik tidak mengalami gangguan dalam kegiatan belajarnya.
Menurut Rumini (1995:60) proses dan hasil belajar dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu, faktor yang berasal dari diri individu (faktor psikis dan faktor
fisik) yang sangat ditentukan oleh faktor keturunan, lingkungan, ada pula
yang kedua-duanya
B. Media
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah
adalah pengantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Beberapa pengertian media sebagai berikut:
a. Media adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses
pembelajaran ( KBBI:2002)
b. Menurut Oemar Hamalik (1990:248), media pengajaran dalam arti
sempit hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif
dalam proses pengajaran yang terencana, sedangkan dalam arti luas
media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang
kompleks akan tetapi mencakup alat-alat sederhana seperti slide,
Fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, obyek-obyek nyata serta
kunjungan keluar sekolah. Menurut Udin (1997:53) dalam proses
pembelajaran, media dapat diartikan :
1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran ( Scharmm,1997)
2) Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti
buku, film, slide dan sebagainya (Briggs,1997)
3) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar,
termasuk teknologi dengan perangkat kerasnya (NEA,1996)
Dari Uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa media
dapat membantu menyampaikan pesan dalam pembalajaran.
2. Tujuan Penggunaan Media
Efektivitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat
digunakan. Keduanya saling berkaitan, di mana pemilihan metode
tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan
digunakan. Dalam arti bahwa harus ada kesesuaian di antara
keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Walaupun ada
hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media,
seperti: konteks pembelajaran, karakteristik pebelajar, dan tugas atau
respon yang diharapkan dari pebelajar (Arsyad, 2002:67). Sedangkan
menurut Criticos (1996), tujuan pembelajaran, hasil belajar, isi
materi ajar, rangkaian dan strategi pembelajaran adalah kriteria untuk
seleksi dan produksi media. Dengan demikian, penataan
pembelajaran (iklim, kondisi, dan lingkungan belajar) yang
dilakukan oleh seorang pengajar dipengaruhi oleh peran media yang
digunakan.
Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan
keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada
siswa (Hamalik, 1986:27). Selanjutnya diungkapkan bahwa
penggunaan media pengajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian informasi (pesan dan isi
pelajaran) pada saat itu. Kehadiran media dalam pembelajaran juga
dikatakan dapat membantu peningkatan pemahaman siswa,
penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan
dikatakan bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam
kegiatan belajar mengajar.
Sadiman, dkk (1990:16) menyampaikan fungsi media (media
pendidikan) secara umum, adalah sebagai berikut: (i) memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual; (ii) mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misal objek yang terlalu
besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar, slide,
dsb., peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
film, video, fota atau film bingkai; (iii) meningkatkan kegairahan
belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan
kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa; dan (iv)
memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman
dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.
Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan
oleh Levie dan Lentz, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002:17)
bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi,
fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam
fungsi atensi, media visual dapat menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Fungsi
afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan”
siswa ketika belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini
Berdasarkan temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi
kognitif media visual melalui gambar atau lambang visual dapat
mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan
mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau
lambang visual tersebut. Fungsi kompensatoris media pembelajaran
adalah memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya
lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi
dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini
berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat
dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dalam
bentuk teks (disampaikan secara verbal).
Dengan menggunakan istilah media pengajaran, Sudjana dan
Rivai (1992:2) mengemukakan beberapa manfaat media dalam
proses belajar siswa, yaitu: (i) dapat menumbuhkan motivasi belajar
siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka; (ii)
makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat
dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta
pencapaian tujuan pengajaran; (iii) metode mengajar akan lebih
bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal
melalui kata-kata; dan (iv) siswa lebih banyak melakukan aktivitas
selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga
mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan
mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar
yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai tujuan
pembelajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain
seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,
memerankan dan lain-lain.
3. Kriteria Pemilihan Media dalam Pembelajaran
Menurut Dientj Borman Rumampuk (1998:19), ada beberapa kriteria
umum yang dapat dijadikan patokan dalam pemilihan media yaitu:
1) Tujuan instruksional
Pemilihan media hendaknya dapat menunjang tujuan instruksional
yang telah disusun. Media diperoleh berdasarkan apa tujuan
2) Validitas
Media yang dipilih hendaknya valid, maksudnya media itu dapat
digunakan untuk mencapai suatu hasil belajar yang
sebaik-baiknya dan efektif.
3) Kualitas Visual
Hendaknya media yang dipilih itu sedapat mungkin kelihatan
jelas, tepat dan disertai penjelasan yang berarti sebanyak mungkin
sehingga dapat memberi kemampuan persepsi dan pengertian
yang dimaksud. Dengan kata lain, media harus menarik dan
direncanakan untuk dapat membuat gerak mata yang efektif.
Media juga harus diberikan warna yang relevan dan menarik.
4) Kualitas pendengaran
Suara yang menyertai media sorot dan media rekaman seharusnya
sesuai dengan aslinya dan sedapat mungkin tepat dan suaranya
bersih serta bebas dari gangguan-gangguan.
5) Ciri-ciri respon
Media yang dipilih harus dapat memberikan respon secara terbuka
dari siswa agar guru dapat mengetahui apakah kegiatan belajar itu
berhasil atau tidak.
6) Program yang terstruktur
Pemilihan media diusahakan supaya sejalan dengan program yang
7) Kesesuaian dengan kehendak siswa
Satu media dapat berhasil dengan baik dan efektif serta diterima
oleh siswa apabila relevan dengan kehendak mereka. Media harus
diurut untuk menghubungkan kebutuhan siswa terhadap
pengalaman konkrit dan abstrak.
8) Ketepatan waktu
Media yang harus dipilih harus cocok dengan waktu yang telah
disediakan, agar kegiatan belajar tidak terhalang oleh hambatan
waktu yang tidak cukup.
9) Karakter siswa
Agar dapat mencapai hasil belajar yang optimal, hendaknya media
yang dipilih disesuaikan dengan karakter siswanya seperti umur,
gaya belajar dan sebagainya.
10) Mudah diperbaiki
Sebaiknya media yang dipilih adalah media yang tidak mudah
rusak dan mudah diperbaiki.
11. Nilai praktis
Dalam pemilihan media, sebaiknya mempertimbangkan apakah
media itu dapat dipakai tanpa alat-alat hardware, apakah media
tersebut membutuhkan sejenis alat khusus tersebut membutuhkan
teknik dan keterampilan khusus.
12) Ketersediaan
Dalam memilih media, harus mempertimbangkan ketersediaan
media tersebut.
13) Keusangan
Dalam hal ini, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah media
itu masih diproduksi atau tidak, atau telah ada alat baru yang
lebih efektif dan efisien.
4. Macam-macam Media
a. Menurut Bafadal Ibrahim (2004:14) media pengajaran yang perlu
disediakan untuk kepentingan efektivitas proses belajar mengajar
di kelas dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu sebagai
berikut:
Media pandang diproyeksikan, seperti projector apaque, overhead
projector, slide, projector film strip.
Media pandang tidak diproyeksikan, seperti gambar diam, grafis,
model, dan benda asli.
Media dengar, kaset dan radio.
Media pandang dengar, seperti televisi dan film.
b. Menurut Andre Rinanto (1982:21) jenis-jenis media yang
digunakan dalam pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu media audio, media visual, dan media audio visual.
Masing-masing media tersebut memiliki kelebihan dan keterbatasan.
sehingga pemakai media dapat memilih bentuk yang sesuai
kebutuhannya. Media Audio
Media audio adalah segala jenis media yang hanya bisa
dinikmati dengan indera pendengar. Media Visual
Media visual adalah semua media yang bisa dinikmati oleh
indera mata yang mampu menimbulkan rangsangan untuk
berefleksi.
Media Audio Visual
Media audio visual adalah semua media yang dapat dinikmati
dengan menggunakan indera mata dan pendengaran.
c. Media Visual dalam penelitian adalah media yang terbuat dari
karton yang dalam menangkap informasinya dengan melihat.
Kelebihan media visual dari karton:
1) Media ini lebih mudah dibuat dan digunakan dalam proses
belajar.
2) Dapat membantu siswa dalam memperjelas dan menyelesaikan
masalah keliling bangun datar gabungan karena siswa dapat
mengamati bangun ini secara langsung.
3) Media ini tidak mudah rusak karena bahan ini lebih kuat
Kekurangan media visual dari karton:
sering kali ukuran kurang tepat, perlu keterampilan dan kejelian
guru dalam membuat dan memanfaatkannya.
Gb.1. Bangun datar gabungan
C. Matematika
1. Pengertian Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani “mathein” atau
“manthenein” yang berarti “mempelajari”. Diduga istilah matematika ada
juga hubungannya dengan kata “medha” atau Widya” dari Bahasa
Sansekerta yang artinya “kepandaian”, ”pengetahuan”, atau “intelegensi”
(Andi Hakim Nasution, 1980:12).
Menurut Kamus Matematika matematika adalah pengkajian logis
mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berkaitan.
Matematika sering dikelompokkan ke dalam tiga bidang: aljabar, analisis
dan geometri, walaupun demikian tidak dapat dibuat pembagian yang jelas
karena cabang-cabang ini telah bercampur-baur, pada dasarnya aljabar
kekontinuan dan limit, sedangkan geometri membahas bentuk dan
konsep-konsep yang berkaitan; sains didasarkan atas postulat yang dapat
menurunkan kesimpulan yang diperlukan dari asumsi tertentu.
Menurut Johnson dan Rising (1972:16) matematika diartikan
sebagai pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis.
Matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan
dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat,
lebih berupa bahasa simbol mengenai arti daripada bunyi. Matematika
adalah pengetahuan struktur yang terorganisasikan, sifat-sifat atau
teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak
didefinisikan, aksioma, sifat, atau teori yang dibuktikan kebenarannya.
Matematika adalah ilmu tentang pola keteraturan atau ide. Dan
matematika adalah suatu seni, keindahan terletak pada keterurutan.dan
keharmonisannya.
Menurut Russefendi dalam Heruman (2007:1) matematika adalah
kekhasan bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian
secara indutif, ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang
terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang
didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya dalil.
2. Tujuan Pembelajaran Matematika
Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Matematika yang
Tujuan Umum diberikannya matematika di jenjang Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Umum adalah :
Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan
keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang,
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis,
rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien.
Memparsiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan
pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Sedangkan dalam GBPP Matematika yang khusus untuk Pendidikan Dasar
yang dewasa ini dipakai dikemukakan bahwa Tujuan Khusus pengajaran
matematika di Sekolah Dasar (SD) adalah :
Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari. Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan,
melalui kegiatan matematika.
Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal
belajar lebih lanjut di Sekolah Lanjutan Tingkat pertama (SLTP) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.
3. Pembelajaran Matematika
Wulandari (Lisnawati, 2001:73) memberikan solusi kepada guru
Matematika dalam pembelajaran Matematika kepada siswa yaitu dengan
a. Mengenalkan dengan konsep Matematika melalui benda-benda konkrit.
b. Menambah dan memperkaya pengalaman anak.
c. Menanamkan konsep melalui jenis permainan.
d. Menelaah sifat bersama atau membeda-bedakan jenis dan macam
konsep matematika.
e. Menerapkan dengan bentuk simbol-simbol.
f. Menerapkan konsep-konsep (struktur) Matematika secara formal
sehingga sampai pada aksioma dan dalil berdasarkan pengalaman
siswa.
Guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika diharapkan
mampu mendasari dengan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang
tepat, antara lain :
a. Peserta didik harus menggunakan benda-benda konkrit dan membuat
abstraksinya dari konsep-konsep.
b. Materi yang akan diajarkan harus ada hubungannya atau berkaitan
dengan yang sudah dipelajari.
c. Mengubah suasana abstrak ke dalam suasana konkrit menggunakan
simbol.
d. Matematika adalah ilmu kreatif oleh karena itu harus diajarkan dengan
ilmu seni.
Sesuai dengan Kurikulum SD yang disusun tidak lepas dari ciri dan
karakteristik peserta didik sehingga konsep-konsep Matematika sangat
pelajar, lebih-lebih bagi guru SD yang sebagian materinya memasuki
konsep-konsep yang abstrak sedangkan siswa SD masih berada pada
periode operasional konkrit.
4. Bangun Datar
Bangun datar adalah alat bangunan geometri yang seluruh bagiannya
terletak pada satu bidang. Macam-macam bangun datar :
a. Segitiga
Segitiga adalah suatu bangun datar yang jumlah sudutnya 180° dan
dibentuk dengan menghubungkan tiga buah titik yang tidak segaris
dalam satu bidang.
Gambar 1. Bagan segitiga
b. Segiempat
Segiempat adalah bangun datar yang dibentuk dengan menghubungkan
empat buah titik yang tidak segaris.
c. Lingkaran
Suatu himpunan titik yang mempunyai jarak terhadap suatu titik
tertentu (pusat)
Kurva tertutup yang dibentuk dari banyak titik yang berjarak sama
terhadap satu titik tertentu yang dinamakan pusat lingkaran. (WWW.BELAJAR-MATEMATIKA.COM)
Gambar 3. Bagan lingkaran
d. Keliling Bangun Datar
Keliling bangun datar adalah jumlah sisi-sisi pada bangun dua dimensi.
Gambar 4. Keliling bangun datar
D. Peningkatan prestasi belajar matematika materi bangun datar
gabungan dengan menggunakan media visual.
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menentukan subyek yang akan diteliti. Subyek penelitian berkaitan
dengan pokok persoalan dan media pembelajaran yang akan
dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar A
E D
B
Matematika sering muncul kesalahan-kesalahan karena mata pelajaran
ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan pelajaran lain.
Untuk meningkatkan keberhasilan dalam menyelesaikan
permasalahan keliling bangun datar gabungan dengan benar, siswa
difokuskan untuk menyelesaikan soal dengan media visual yang
dipersiapkan guru.
Keterkaitan penggunana media visual yang terbuat dari karton dengan
prestasi belajar peserya didik materi bangun datar gabungan SD
Kanisius Demangan Baru.
Pembelajaran matematika dengan media visual diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
perhitungan keliling bangun datar gabungan karena dengan media
visual ini peserta didik melihat langsung bentuk bangun datar yang akan
peserta didik hitung kelilingnya. Peserta didik aktif mengukur secara
langsung sisi-sisi yang merupakan bagian dalam perhitungan keliling
bangun datar secara langsung. Dengan keaktifan ini diharapkan pula
aspek kognitif siswa meningkat sehingga nilai yang diperoleh siswa
Gambar 5. Beberapa contoh bangun datar gabungan
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Dengan menggunakan media visual dapat meningkatkan prestasi belajar
materi keliling bangun datar gabungan pada siswa kelas VI SD Kanisius
Demangan Baru I Tahun Ajaran 2010/2011. A
C
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Setting penelitian
1. Tempat penelitian: SD Kanisius Demangan Baru I dengan alamat Jl
Demangan Baru No. 22, Yogyakarta.
2. Subyek penelitian: Siswa kelas VI B SD Kanisius Demangan Baru
I yang berjumlah 33 siswa terdiri dari 12 siswa Putra dan 21 siswa
putri.
3. Obyek penelitian : Peningkatan prestasi belajar matematika materi
keliling bangun datar gabungan dengan menggunakan media
visual.
4. Waktu Penelitian : Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan
November - Desember Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jadwal
dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1. Jadwal Penelitian
November Desember
Tanggal Kegiatan Tanggal Kegiatan
18 Izin kepada kepala sekolah dan guru kelas VB.
15 Penelitian siklus I
22 Wawancara dengan
20 Penelitian siklus II
20 Refleksi dan
evaluasi tindakan siklus II
B. Desain Penelitian
Prosedur kerja dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang
terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Prosedur kerja tersebut
secara garis besar dapat dijelaskan dengan skema penelitian
menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart.
Model Kemmis dan Mc. Taggart Sebagai berikut :
C. Rencana Tindakan
Dalam penelitian ini peneliti merencanakan dua siklus dengan rencana
sebagai berikut:
1. Persiapan
2. Permintaan izin kepada Kepala SD Kanisius Demangan Baru I
untuk :
a) Melaksanakan kegiatan penelitian di SD tersebut.
b) Mewawancarai guru kelas VIB untuk memperoleh gambaran
sepintas mengenai siswa di kelas VIB.
3. Mengidentifikasi masalah yang meliputi:
Menentukan materi pokok sesuai dengan kompetensi
dasarnya.
Menyusun silabus dan RPP.
Mempersiapkan media bangun datar sederhana dari kertas
karton.
Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa.
Membuat kisi-kisi soal, soal test dan kunci jawaban.
Membuat pedoman penskoran.
4. Rencana tindakan setiap siklus
a. Siklus I
Tindakan yang direncanakan dalam siklus I dengan
1) Perencanaan Tindakan
a) Siswa dibagi dalam kelompok, tiap kelompok lima siswa.
b) Setiap kelompok mempersiapkan buku, pensil dan
penggaris.
c) Guru membagikan media visual berupa bangun datar dari
karton dan LKS kepada setiap kelompok.
d) Siswa menghitung keliling bangun datar gabungan tersebut
dengan mendiskusikan bersama teman satu kelompok.
e) Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok
kepada seluruh kelas.
f) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
memberikan tanggapan.
g) Mengadakan evaluasi pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan tindakan seperti pada perencanaan tindakan
point 4.
3) Pengamatan
Guru melakukan observasi untuk mengumpulkan data nilai
siswa melalui test.
4) Refleksi
a) Mencermati kembali apa yang sudah dilakukan untuk
kendala yang dihadapi untuk memperbaiki pelaksanaan
tindakan I.
b) Memperbaiki pelaksanaan tindakan I sesuai hasil evaluasi
untuk digunakan pada siklus II.
b.Siklus II
Dalam siklus ke II akan dilaksanakan tindakan II yaitu sebagai
berikut:
1) Perencanaan Tindakan
a) Siswa dibagi dalam kelompok, tiap kelompok tiga siswa.
b) Setiap kelompok mempersiapkan buku, pensil dan
penggaris.
c) Guru membagikan media bangun datar dari karton dan
LKS kepada setiap kelompok.
d) Siswa menghitung keliling bangun datar gabungan
tersebut dengan mendiskusikan bersama teman satu
kelompok.
e) Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok
kepada seluruh kelas.
f) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
memberikan tanggapan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan tindakan seperti pada perencanaan tindakan
point 4.
3) Pengamatan
Guru melakukan observasi untuk mengumpulkan data nilai
siswa melalui tes.
4) Refleksi
Menganalisis nilai hasil belajar siswa untuk mengetahui
tingkat keberhasilan masing-masing siklus.
D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Tabel 2. Peubah, Data, Pengumpulan dan Instrumen
No Peubah Data Pengumpulan Instrumen
1 Prestasi
Belajar
Nilai Tes Lembar
test/soal test
E. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data prestasi belajar matematika digunakan tes
prestasi belajar bentuk obyektif yang jumlahnya 10 soal. Sebelum
a. Validitas Tes
Validitas artinya tepat, suatu tes dikatakan valid apabila soal atau tes
tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi, dimana dalam
menyusun soal-soal tes disesuaikan dengan indikator-indikator yang
dituangkan dalam kisi-kisi soal.
Di bawah ini kami paparkan kisi-kisi soal tersebut beserta
indikatornya.
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Siklus I dan I
Kompetensi Dasar Indikator Soal Nomer
Melakukan Operasi
Hitung Keliling
Bangun Datar
Gabungan
1. Siswa dapat memecahkan
soal perhitungan keliling
bangun datar gabungan persegi
dan lingkaran
4,9
2. Siswa dapat memecahkan
soal perhitungan keliling
bangun datar gabungan persegi
dan ¼ lingkaran
soal perhitungan keliling
bangun datar gabungan persegi
panjang dan lingkaran
4. Siswa dapat memecahkan
soal perhitungan keliling
bangun datar gabungan
segitiga dan lingkaran
2, 6
5. Siswa dapat memecahkan
soal perhitungan keliling
bangun datar gabungan persegi
panjang, lingkaran, dan
segitiga.
8
6. Siswa dapat memecahkan
soal perhitungan keliling
bangun datar gabungan persegi
panjang dan segitiga.
3, 10
F. Teknik Analisis Data
Kondisi awal prestasi belajar dan kondisi akhir yang diharapkan adalah
Tabel 4. Target Penelitian
Menentukan nilai rata-rata siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dengan
rumus :
M =
Keterangan :
M = nilai rata-rata
Σx = Jumlah nilai seluruh siswa
Menentukan nilai KKM siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II.
Dengan menentukan berapa persen siswa yang mencapai KKM dan tidak mencapai
KKM dengan rumus
jumlah siswa yang mencapai KKM (%) = x 100%
Σx = Jumlah siswa yang mencapai KKM
N = Jumlah siswa
Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM (%) = x 100%
Σy = Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Data nilai rata-rata siswa kelas VI B SD Kanisius Demangan Baru
I sebanyak 33 siswa pada kondisi awal dalam menyelesaikan perhitungan
keliling bangun datar gabungan adalah 33,15. Siswa yang mencapai KKM
hanya 5 siswa atau sebanyak 13 %. Data kondisi awal tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Haribawono
17 Nidyasari Nara Iswari 10
18 Prananditya Bagas S 40
19 RB Septian HK 40 20 Ravela Almadea K 10 21 Sekar Wangi D 90
22 Sesilia Monika SP 10
23 Silviana Tyas Utami 10
24 Teodosius Raditya A 50
25 Th Carmelitana L 30
26 Valentina Puput Septi 30
27 Yasinta Fitriana C 40 28 Y Citra Mustikasari 50 29 Yoseph Arya Dewa 20 30 Felicia Nafirstya D 50
31 Y L Sekarlangit AL 30
32 Jonathan Evan 40
33 Ignatius Hugo Nirbito 10
Jumlah 1160 5 28 5 28
1160 33 33,15
Jadi rata-rata nilai pada kondisi awal adalah 33,15.
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang dilaksanakan dalam empat
tahapan, yaitu rencana kegiatan, tindakan kegiatan, pengamatan, dan refleksi.
Berikut penjelasan hasil penelitian dari setiap siklus:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan
alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 15 Desember 2011 di kelas IV B dengan jumlah siswa 33
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah
dipersiapkan.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan.
Tabel 6. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I
Keterangan: T : Tuntas
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I Target
1 2
Nilai rata-rata tes formatif Persentase ketuntasan belajar
58,79 45,45 %
50,50 33 %
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan pelaksanaan
pembelajaran siklus I diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 58,79 dengan demikian target pada siklus I telah tercapai,
sementara persentase ketuntasan belajar adalah 45,45% melampui target
awal 33 %.
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran.
d. Refisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada
siklus berikutnya.
1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak
untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2. Guru perlu lebih mengawasi kerja kelompok secara bergiliran.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II dan
alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2010 di kelas IV dengan jumlah
siswa 33 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan refisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan
mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data
hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
Dari tabel di atas, tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan
belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan
menerapkan media visual mendapatkan penilaian yang cukup baik dari
pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang.
Tabel 10. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II
19 4749 Robertus B Septian HK 50 √
33 4768 Ignatius Hugo Nirbito 50 √
Jumlah Skor tercapai 2290 20 12
Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1 2
Nilai rata-rata tes formatif
Persentase Jumlah siswa yang tuntas belajar
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 69,39 dan ketuntasan belajar mencapai 60,60% atau ada 20 siswa
dari 33 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami
peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil
belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap
akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga
sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan
media visual dalam pembelajaran matematika.
c. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
penerapan pembelajaran dengan media visual. Dari data-data yang telah
diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing
aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus II guru telah menerapkan penggunaan media visual
dalam pembelajaran matematika dengan cukup baik dan dilihat dari
aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar
mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi
terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan
selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah
ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar
selanjutnya dengan media visual bangun datar gabungan dapat
meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui penelitian ini dapat ditunjukkan bahwa metode
pembelajaran dengan media bangun datar gabungan dari karton
memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkat nilai siswa dalam materi
ini (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I ke siklus II) yaitu
masing-masing 45% pada siklus I dan 61% pada siklus ke II,
ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Nilai rata-rata
siswa pada kondisi awal yaitu 33,15 pada siklus I menjadi 58,79
terjadi kenaikan nilai rata-rata yaitu 25,64. Dari siklus I ke siklus II
terjadi kenaikan nilai dari rata-rata nilai siswa dari 58,79 menjadi
69,39 atau terjadi kenaikan rata-rata nilai yaitu 10,60. Dalam
penelitian ini semua siswa mengalami peningkatan nilai dari kondisi
awal walaupun peningkatan nilai tersebut antara siswa yang satu
dengan yang lain tidak sama. Masih terdapat 7 siswa yang pada siklus
I dan Siklus II masih memperoleh nilai yang sama hal ini terjadi akibat
kesalahan perhitungan dan kekurangtelitian pada perhitungan keliling
bangun datar gabungan utamanya yang digabungkan dengan
lingkaran.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terjadi kenaikan nilai rata-rata
siswa dari kondisi awal ke siklus I yaitu sebesar 25,64 kemudian dari
2. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran matematika pada pokok bahasan Keliling Bangun
Datar Gabungan dengan media visual yang paling dominan adalah
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas
siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan media visual
cukup baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di
antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam
mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan,
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika dengan media visual memiliki dampak
positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai
dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu
siklus I (58,79%), siklus II (69,39%),
2. Penerapan media visual pada pembelajaran matematika mempunyai
pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal
ini ditunjukkan dari hasil wawancara dengan beberapa siswa, rata-rata
jawaban siswa menyatakan bahwa mereka tertarik dan berminat
dengan media visual sehingga mereka menjadi termotivasi dan lebih
mudah untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar
proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan
hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan pembalajaran matematika dengan media visual
memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus
mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa
diterapkan dengan media visual dalam proses belajar mengajar
sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya
lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau
dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan
pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga
siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini
hanya dilakukan di SD Kanisius Demangan Baru I tahun pelajaran
2010/2011.
4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Arsyad. Azhar.2002. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Farikhin. 2007. Mari Berpikir Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Frans Susilo.SJ,dkk. 1998. Pendidikan Matematika dan Sains. Yogyakarta :
Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Hamalik, Oemar. 1986. Media Pendidikan. Bandung : PT Alumni.
Kerami,Djati.2003.Kamus Matematika.Jakarta:Balai Pustaka
Lisnawati Simanjutak, 1999. Metode Mengajar Matematika I. Jakarta: Rineka
Cipta
Lukman Ali.1997.KAMUS Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta : Kanisius.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Rumini, Sri.1995. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Unit percetakan dan
penerbitan (UPP) Universitas Negeri Yogyakarta.
Sadiman, Arief. 1990. Media Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali.
Soedjadi. 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta :
Depdiknas.
Suryabranta, Sumadi. 1982. Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV.Rajawali
Press.
Winarno Surahmad, 1980. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
1. Perhatikan gambar di bawah ini. Keliling bangun tersebut adalah …
20 cm
14 cm
2. Keliling bangun di bawah ini adalah...cm
3cm
10cm 8cm
3cm
5. Hitunglah keliling bangun datar di bawah ini. Kelilingnya adalah …cm
6. Panjang AB = BC dan keliling daerah yang diarsir 55 cm. Panjang AC = …..cm
C
A B
21 cm
7. Keliling bangun datar gabungan di bawah ini adalah … cm
9. Keliling gabungan bangun datar gabungan di bawah ini adalah …
21 cm
10. Keliling bangun di bawah ini 118 cm. Panjang CD = … cm
D A 25 cm E
18 cm
B 35 cm
a. 96 cm b. 129 cm c. 92 cm d. 102 cm
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kanisius Demangan Baru I
Kelas : VI B
Semester : I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Keliling bangun datar gabungan
Jumlah Pertemuan : 3JP
I. Standar Kompetensi : Menghitung luas dan keliling segi banyak
sederhana, luas lingkaran dan volume prisma segitiga.
II. Kompetensi Dasar :
3.2.1 Menghitung luas dan keliling yang merupakan gabungan dari dua
bangun datar sederhana.
III. Indikator pencapaian Kompetensi :
1. Peserta didik mampu menghitung keliling bangun datar gabungan dari
dua bangun datar sederhana.
IV. Materi Ajar
Pengukuran keliling bangun datar gabungan.
V. Alokasi Waktu : 1 x 2 jam pelajaran
VI. Metode Pembelajaran : Tanya jawab/diskusi kelas, pemberian tugas, unjuk
kerja, dan observasi.
VII. Nilai Kemanusiaan : Kerjasama, tanggung jawab, percaya diri, kreatif, dan
pantang menyerah.
A. Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Awal
1.1. Guru mengucapkan salam pembuka.
1.2. Apersepsi.
1.3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau indikator yang
akan dicapai.
2. Kegiatan Inti
2.1. Siswa mengingat kembali rumus keliling bangun datar
segitiga, persegi panjang, persegi dan lingkaran.
2.2. Guru membagi siswa dalam kelompok (masing-masing
kelompok 4-5 siswa)
2.3. Guru membagikan karton bangun datar kemudian siswa
menghitung keliling bangun datar tersebut (di depan kelas
guru menyiapkan beberapa potong benang dan penggaris).
2.4. Pembahasan hasil kerja siswa dengan menyajikan di depan
kelas
2.5. Penegasan konsep keliling bangun datar.
2.6. Guru membagikan lembar evaluasi.
3. Kegiatan Akhir
3.1. Kesimpulan dari materi yang diajarkan dan refleksi
IX. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian berupa tes tertulis.
X. Refleksi
Hambatan dan kesulitan apa yang kamu hadapi dalam pembelajaran?
XI. Aksi
Peserta didik mampu membiasakan diri menggunakan konsep keliling
bangun datar sederhana untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.
XII. Kecakapan Hidup
1. Berpikir secara rasional
2. Kecakapan mengolah informasi.
3. Kecakapan komunikasi lisan dan tertulis.
XIII. Sumber Belajar
1. Detik-detik UASBN.2009.Intan Pariwara: Klaten.
2. Matematika BSE Depdiknas.
3. LKS Matematika Praktis
Mengetahui Sleman, 31 Oktober 2010
Kepala Sekolah Peneliti PTK
Y. Hariyanta, S.Pd. Yohanes Bruri Kriswanto