• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KELILING BANGUN DATAR GABUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL KELAS VI B SD KANISIUS DEMANGAN BARU I SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20102011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KELILING BANGUN DATAR GABUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL KELAS VI B SD KANISIUS DEMANGAN BARU I SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20102011"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MATERI KELILING BANGUN DATAR GABUNGAN

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL

KELAS VI B SD KANISIUS DEMANGAN BARU I

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

Yohanes Bruri Kriswanto

NIM : 081134232

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MATERI KELILING BANGUN DATAR GABUNGAN

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL

KELAS VI B SD KANISIUS DEMANGAN BARU I

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

Yohanes Bruri Kriswanto

NIM : 081134232

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahan kepada :

Allah Bapa Yang Maha Pengasih

Kedua orang tua ku tercinta

Adikku yang sangat aku sayangi

(6)

v

MOTTO

Berusaha menghadapi tantangan

karena percaya adanya kenikmatan

(7)
(8)

( Yohanes Bruri Kriswanto )

(9)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MATERI KELILING BANGUN DATAR GABUNGAN DENGAN MEDIA VISUAL KELAS VI B SD KANISIUS DEMANGAN BARU I

TAHUN AJARAN 2010/2011 Sekolah Dasar (SD). Pelajaran matematika banyak menggunakan simbol – simbol dan konsep yang bersifat abstrak sehingga matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Peneliti melaksanakan penelitian dengan tujuan untuk meneliti salah satu materi matematika yaitu yang berkaitan dengan materi keliling bangun datar gabungan. Materi ini dipilih karena berdasarkan data penilaian guru dalam materi ini rata-rata nilai yang diperoleh siswa masih di bawah KKM. Materi keliling bangun datar gabungan juga berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Perhitungan ini menjadi amat penting untuk dikuasai di Sekolah Dasar, maka dilaksanakan penelitian untuk “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Keliling Bangun Datar Gabungan dengan Menggunakan Media Visual”.

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Demangan Baru I dengan alamat Jl Demangan Baru No 22, Yogyakarta. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek

penelitian adalah peserta didik kelas VI B. Penelitian ini menggunakan media

visual dari karton bangun datar. Media visual bangun datar gabungan digunakan dengan tujuan untuk mempermudah siswa memahami permasalahan keliling, selain itu penggunaan media ini karena media ini mudah dibuat dan digunakan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan media visual dapat

membantu meningkatkan prestasi belajar peserta didik materi keliling bangun datar gabungan. Peningkatan itu dapat dilihat dari peningkatan rata-rata kelas dari 35,94 naik menjadi59,38 pada siklus I dan meningkat lagi pada tindakan siklus yang II yaitu 69,39.

(10)

ix ABSTRACT

IMPROVING LEARNING MATH ACHIEVEMENT

WAKE UP FLAT MATERIAL TOUR COMBINED WITH VISUAL MEDIA

CLASS VI SD KANISIUS DEMANGAN NEW I

ACADEMIC YEAR 2010/2011

M This one of the principal subject matter in elementary school (SD). The

lesson uses many mathematical symbols - symbols and concepts that are abstract, so

mathematics is often regarded as a difficult subject. Researchers carry out research

with the aim to examine one of the mathematical material that is related to the

material up around the flat joint. This material was chosen because it is based on

teacher assessment data in this material the average values obtained by the students is

still below the KKM. Built around a flat composite material is also related to students'

daily lives. This calculation becomes very important to master in elementary schools,

then conducted research to "Improve the Learning of Mathematics Achievement

Roving Build Flat Composite Materials by Using Visual Media".

The experiment was conducted in primary Canisius New Demangan Street

address Demangan I with New No 22, Yogyakarta. In this study, the study subjects

were students sixth grade B. This study used the visual medium of cardboard flat

wake. Visual media are used up flat combined with the aim to facilitate students to

(11)

x

easily made and used. The results of this study indicate that using visual media can

help improve the learning achievement of learners built around a flat composite

material. Increasing it can be seen from the increase in the average grade of 35.94 up

menjadi59, 38 at cycle I and increased again in the second cycle of action which is

69.39.

(12)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan atas ke hadirat Bapa di surga segala berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Keliling Bangun Datar Gabungan dengan Menggunakan Media visual Kelas VI B SD Kanisius Demangan Baru I Semester II Tahun Ajaran 2010/2011” dapat berjalan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai dengan program studi yang ditempuh.

Penulis berharap dengan tugas penyusunan skripsi ini berguna bagi dunia pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah Bapa dan Bunda Maria yang selalu menyertai dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. T. Sarkim, M.Ed,. PhD. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma dan selaku pembimbing I, terima kasih banyak atas bantuan, bimbingannya serta kesabarannya.

4. Drs. J. Sumedi. selaku pembimbing II, terima kasih banyak atas bimbingan, perhatian, dan kesabaran dalam membimbing dalam penyusunan skripsi ini. 5. Y. Hariyanta, S.Pd. selaku Kepala SD Kanisius Demangan Baru I yang

(13)
(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv

HALAMAN MOTTO ……… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi

ABSTRAK ………. viii

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Prestasi Belajar………..……….. 7

1. Pengertian Belajar ……… 7

2. Prestasi Belajar ……… 8

3. Faktor -faktor yang Mempengaruhi Belajar ………... 10

(15)

xiv

B. Media ………...……….. 10

1. Pengertian Media………...….. 10

2. Tujuan Penggunaan Media………...…... 11

3. Kriteria Pemilihan Media dalam Pembelajaran …………...….. 15

4. Macam-macam Media ………...……. 18

C. Matematika ………...……… 20

1. Pengertian Matematika……….... 20

2. Tujuan Pembelajaran Matematika …………..……… 21

3. Pembelajaran Matematika ……….. 22

4. Bangun Datar ………. 24

D. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun Datar Gabungan dengan Menggunakan Media Visual ………..………… 25

E. Hipotesis Tindakan ………... 27

BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ………...……. 28

B. Desain Penelitian ……… 29

C. Rencana Tindakan ………..… 30

D. Pengumpulan Data atau Istrumen Penelitian ...………...… 33

E. Instrumen Penelitian …...……… 33

F. Teknik Analisis Data ……….. 35

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian ………...…. 28

Tabel 2 Peubah, Data, Pengumpulan dan Instrumen…..………….. 33

Tabel 3 Kisi-kisi Soal ……….. 34

Tabel 4 Target Penelitian …. ……….. 36

Tabel 5 Kondisi Awal Siswa ………..………. 38

Tabel 6 Nilai Tes Formatif Pada Siklus I ………...…... 40

Tabel 7 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I …… 42

Tabel 8 Nilai Tes Formatif Pada Siklus II…………..………. 44

Tabel 9 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus .……. 45

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ……… 56

Lampiran 2 Soal-soal……….. 58

Lampiran 3 RPP ……… 61

Lampiran 4 LKS ……… 67

Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian ……….. 69

Lampiran 6 Permohonan Izin Penelitian ……….. 70

Lampiran 7 Tabel Nilai Product Moment ……… 71

Lampiran 8 Kisi-kisi Soal ……… 72

Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal ………... 75

Lampiran 10 Dokumentasi ……….. 78

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan segitiga ………...…. 24

Gambar 2 Bagan Segiempat ……….... 24

Gambar 3 Bagan lingkaran ………... 25

Gambar 4 Keliling bangun datar ……… 25

(19)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MATERI KELILING BANGUN DATAR GABUNGAN DENGAN MEDIA VISUAL KELAS VI B SD KANISIUS DEMANGAN BARU I

TAHUN AJARAN 2010/2011 Sekolah Dasar (SD). Pelajaran matematika banyak menggunakan simbol – simbol dan konsep yang bersifat abstrak sehingga matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Peneliti melaksanakan penelitian dengan tujuan untuk meneliti salah satu materi matematika yaitu yang berkaitan dengan materi keliling bangun datar gabungan. Materi ini dipilih karena berdasarkan data penilaian guru dalam materi ini rata-rata nilai yang diperoleh siswa masih di bawah KKM. Materi keliling bangun datar gabungan juga berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Perhitungan ini menjadi amat penting untuk dikuasai di Sekolah Dasar, maka dilaksanakan penelitian untuk “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Keliling Bangun Datar Gabungan dengan Menggunakan Media Visual”.

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Demangan Baru I dengan alamat Jl Demangan Baru No 22, Yogyakarta. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek

penelitian adalah peserta didik kelas VI B. Penelitian ini menggunakan media

visual dari karton bangun datar. Media visual bangun datar gabungan digunakan dengan tujuan untuk mempermudah siswa memahami permasalahan keliling, selain itu penggunaan media ini karena media ini mudah dibuat dan digunakan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan media visual dapat

membantu meningkatkan prestasi belajar peserta didik materi keliling bangun datar gabungan. Peningkatan itu dapat dilihat dari peningkatan rata-rata kelas dari 35,94 naik menjadi59,38 pada siklus I dan meningkat lagi pada tindakan siklus yang II yaitu 69,39.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan pembelajaran merupakan proses yang perlu melibatkan

berbagai kegiatan siswa di kelas. Kegiatan belajar tersebut dilaksanakan di

Sekolah Dasar melalui beberapa mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran

yang dipelajari di Sekolah Dasar adalah matematika. Pelajaran matematika

banyak menggunakan simbol-simbol dalam perhitungan, namun

sebenarnya yang dipelajari siswa tidak hanya menyelesaikan soal melalui

simbol-simbol tersebut melainkan siswa diharapkan dapat menyelesaikan

masalah yang siswa hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Herman Hudoyo (1992:3) mengemukakan bahwa mempelajari

matematika adalah berkaitan dengan mempelajari ide-ide atau konsep

yang bersifat abstrak. Mempelajari matematika menggunakan

simbol-simbol agar ide-ide atau konsep-konsep tersebut dapat dikomunikasikan.

Banyaknya simbol-simbol yang digunakan mengakibatkan siswa

menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan.

Berdasarkan pernyataan di atas maka kesulitan yang dihadapi

siswa terjadi akibat banyaknya simbol-simbol matematika. Maka dalam

penelitian tindakan kelas ini peneliti melakukan penelitian berkaitan

dengan penggunaan simbol-simbol matematika khususnya pada materi

keliling bangun datar gabungan.

(21)

Kemampuan melakukan perhitungan keliling bangun datar

gabungan amatlah penting dalam pembelajaran matematika. Materi ini

sudah diberikan mulai dari kelas IV SD, sehingga seharusnya di kelas

berikutnya sudah dikuasai siswa. Namun dalam kenyataannya siswa di

kelas VI masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal ini.

Permasalahan ini perlu ditangani karena dalam UAS (Ujian Akhir

Sekolah) selalu ditemukan soal tentang bangun datar gabungan ini.

Misalnya : disajikan gambar persegi panjang dan setengah lingkaran yang

digabung. Persegi panjang dengan P = 15 cm; L = 11 cm, kemudian

lingkaran dengan r = 10,5 diminta menghitung keliling bangun gabungan.

Nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam materi keliling bangun datar

gabungan berdasarkan data dari guru kelas kelas VI adalah 33,15 masih di

bawah KKM yaitu 60.

Beberapa siswa belum dapat menyelesaikan soal di atas dengan benar,

sehingga menghambat proses belajar mereka. Beberapa penyebab antara

lain : siswa kurang teliti dalam menghitung, siswa belum paham konsep

keliling karena guru hanya memberi soal-soal cerita, sehingga pelajaran

kurang memotivasi siswa dalam belajar (siswa pasif ).

Dari beberapa penyebab di atas salah satunya peneliti pilih untuk

diatasi yaitu siswa belum paham konsep keliling. Penulis akan mencoba

meningkatkan kemampuan menghitung keliling bangun datar dengan

melakukan pembelajaran menggunakan media visual (bangun datar

(22)

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini tidak mungkin mengatasi masalah kemampuan

menghitung keliling bangun datar tersebut dalam waktu singkat dengan

memperhatikan semua kemungkinan penyebabnya. Soal-soal keliling

bangun datar gabungan disajikan dalam berbagai variasi berkait dengan

tingkat kesulitan. Misalnya : siswa diminta menghitung bangun datar

gabungan antara persegi panjang dengan setengah lingkaran.

Untuk siswa kelas VI perhitungan keliling bangun datar yang

diteliti disini dibatasi tentang gabungan bangun datar persegi panjang,

lingkaran dan segitiga. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi hanya pada

usaha peningkatan penyelesaian soal keliling bangun datar dengan tiga

gabungan bangun datar di atas.

Alat peraga yang digunakan dalam membantu siswa menyelesaikan

soal yaitu dengan alat peraga : karton bangun datar, gambar bangun datar.

Alat peraga yang digunakan dibatasi pada alat peraga karton bangun datar.

C. Perumusan Masalah

1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media visual dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika materi keliling bangun

(23)

2. Seberapa besar peningkatan prestasi belajar materi keliling bangun

datar gabungan dengan menggunakan media visual pada siswa kelas

VIB di SD Kanisius Demangan Baru?

D. Batasan Pengertian

1. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan pelajaran

matematika materi keliling bangun datar gabungan yang dapat

dilihat dari tes hasil belajar atau tes prestasi.

2. Media visual adalah semua media yang bisa dinikmati oleh indera

mata yang menimbulkan rangsangan untuk berefleksi. Media visual

dalam penelitian ini berupa peraga yang terbuat dari karton.

3. Bangun datar adalah bangun dua dimensi yang beraturan dan

merupakan bagian dari geometri. Bangun datar gabungan adalah

bangun dua dimensi yang beraturan bagian dari geometri yang

dibatasi yaitu: persegi, persegi panjang, segitiga dan lingkaran.

E. Pemecahan Masalah

Sesuai dengan apa yang diuraikan dalam latar belakang masalah di atas

masalah rendahnya kemampuan siswa dalam menghitung keliling bangun

datar gabungan akan diatasi dengan alat peraga visual yaitu bangun datar

(24)

F. Tujuan Penelitian

Yang akan dicapai melalui PTK ini yaitu :

1. Meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran.

2. Untuk mengetahui apakah metode visual dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas VI SD tentang konsep keliling bangun datar

gabungan.

G. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis hasil penelitian tersebut menambah wawasan tentang salah

satu model pembelajaran, yang dapat meningkatkan motivasi dan

keterlibatan siswa dalam pembelajaran Matematika.

2. Secara praktis :

a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan

media visual dalam pembelajaran Matematika, sehingga dapat

menerapkannya untuk materi pokok lain yang sesuai.

b. Bagi rekan-rekan guru merupakan inspirasi untuk penggunaan media

visual dalam pembelajaran.

c. Untuk perpustakaan sekolah, laporan penelitiannya dapat menambah

satu bacaan yang dimanfaatkan untuk teman-teman guru sebagai contoh

penelitian tindakan kelas, terutama bagi yang masih mengalami

(25)

sedangkan bagi yang sudah biasa melakukan dapat dijadikan sebagai

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Setiap individu sejak lahir telah dibekali dengan suatu potensi.

Potensi yang dimiliki ini dapat dikembangkan melalui interaksi dalam

proses belajar. Dengan belajar peserta didik diharapkan memperoleh

perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik menuju ke

arah yang lebih baik daripada sebelumnya, Perubahan ini dapat

diperlihatkan dalam hal prestasi peserta didik di sekolah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi merupakan hasil

yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan.

Sedangkan belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.

Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami, dilakukan dan dihayati oleh

siswa itu sendiri, dimana siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses

belajar, proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di

lingkungan baik itu berupa keadaan alam, benda-benda, hewan,

tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar (Dimyati &

Mudjiono,1997:7).

Pandangan konstruktivistik memandang belajar merupakan usaha

pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui asimilasi dan

akomodasi yang menuju pada struktur kognitifnya, belajar merupakan

(27)

suatu proses pembentukan pengetahuan yang mana pembentukan ini harus

dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir,

yang ia tempuh.

Menurut Stern (dalam Suryabranta (1971:60) terdapat tiga hal

pokok mengenai belajar yaitu:

a. belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, aktual

maupun potensial)

b. bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkan kecakapan baru

c. bahwa perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja.

Rumini dalam Wulandari (1995:59), mengemukakan bahwa : ”

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang

dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. ”

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dari

pelajaran-pelajaran yang diterima atau kemampuan menguasai pelajaran-pelajaran yang

diberikan oleh guru, yang selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes

prestasi (Mulyono, 1995:150)

Selanjutnya menurut Winkel, (1984:64) prestasi diartikan sebagai bukti

usaha yang dapat dicapai. Untuk mengetahui hasil dari usaha pembelajaran

maka perlu adanya pengukuran secara langsung dengan menggunakan tes

atau evaluasi, hal ini juga bertujuan mengetahui tingkat keberhasilan

(28)

Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah hasil

yang dicapai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal ini prestasi belajar

merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh

dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa menyusun konsep

dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari sehingga guru

harus dapat menata lingkungan yang memberi peluang optimal bagi

terjadinya belajar. Namun pada akhirnya yang paling menentukan

terwujudnya gejala belajar adalah niat siswa itu sendiri atau dengan istilah

lain kendali belajar sepenuhnya ada pada diri siswa (Budiningsih,

2005:58).

Prestasi Belajar adalah hasil belajar yang diwujudkan dalam bentuk

kognitif, afektif, dan psikomotor (Sunaryo, 1983:4)

Prestasi belajar merupakan terminal dari proses pendidikan dan pengajaran

(Winarno,1981:2)

Sugirahayu(1988:20) mengemukakan bahwa prestasi belajar pada

dasarnya merupakan kemampuan baru yang kualitatif dan lebih tinggi

dibandingkan kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya.

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

hasil belajar peserta didik dapat dilihat salah satunya dalam bentuk prestasi

belajar yang diketahui dari nilai siswa dalam mata pelajaran prestasi

belajar diperoleh peserta didik melalui suatu kegiatan dan sangat

(29)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

a. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang kita sebut faktor

individu.

Yang termasuk ke dalam faktor individu antara lain faktor kematangan

atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial.

Faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru,

dan cara dalam lingkungan dan kesempatan yang ada atau tersedia dan

motivasi sosial.

Faktor dari dalam dan faktor dari luar peserta didik saling mendukung

sehingga hendaknya kedua-duanya dimiliki peserta didik dalam

pelaksanaan belajar setiap harinya. Dengan kata lain pelaksanaan dan hasil

dari kegiatan belajar sangat dipengaruhi dua faktor tersebut, sehingga

peserta didik tidak mengalami gangguan dalam kegiatan belajarnya.

Menurut Rumini (1995:60) proses dan hasil belajar dipengaruhi oleh dua

faktor yaitu, faktor yang berasal dari diri individu (faktor psikis dan faktor

fisik) yang sangat ditentukan oleh faktor keturunan, lingkungan, ada pula

yang kedua-duanya

B. Media

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah

(30)

adalah pengantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Beberapa pengertian media sebagai berikut:

a. Media adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses

pembelajaran ( KBBI:2002)

b. Menurut Oemar Hamalik (1990:248), media pengajaran dalam arti

sempit hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif

dalam proses pengajaran yang terencana, sedangkan dalam arti luas

media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang

kompleks akan tetapi mencakup alat-alat sederhana seperti slide,

Fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, obyek-obyek nyata serta

kunjungan keluar sekolah. Menurut Udin (1997:53) dalam proses

pembelajaran, media dapat diartikan :

1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran ( Scharmm,1997)

2) Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti

buku, film, slide dan sebagainya (Briggs,1997)

3) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar,

termasuk teknologi dengan perangkat kerasnya (NEA,1996)

Dari Uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa media

dapat membantu menyampaikan pesan dalam pembalajaran.

2. Tujuan Penggunaan Media

Efektivitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat

(31)

digunakan. Keduanya saling berkaitan, di mana pemilihan metode

tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan

digunakan. Dalam arti bahwa harus ada kesesuaian di antara

keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Walaupun ada

hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media,

seperti: konteks pembelajaran, karakteristik pebelajar, dan tugas atau

respon yang diharapkan dari pebelajar (Arsyad, 2002:67). Sedangkan

menurut Criticos (1996), tujuan pembelajaran, hasil belajar, isi

materi ajar, rangkaian dan strategi pembelajaran adalah kriteria untuk

seleksi dan produksi media. Dengan demikian, penataan

pembelajaran (iklim, kondisi, dan lingkungan belajar) yang

dilakukan oleh seorang pengajar dipengaruhi oleh peran media yang

digunakan.

Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan

keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada

siswa (Hamalik, 1986:27). Selanjutnya diungkapkan bahwa

penggunaan media pengajaran akan sangat membantu keefektifan

proses pembelajaran dan penyampaian informasi (pesan dan isi

pelajaran) pada saat itu. Kehadiran media dalam pembelajaran juga

dikatakan dapat membantu peningkatan pemahaman siswa,

penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan

(32)

dikatakan bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam

kegiatan belajar mengajar.

Sadiman, dkk (1990:16) menyampaikan fungsi media (media

pendidikan) secara umum, adalah sebagai berikut: (i) memperjelas

penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual; (ii) mengatasi

keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misal objek yang terlalu

besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar, slide,

dsb., peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat

film, video, fota atau film bingkai; (iii) meningkatkan kegairahan

belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan

kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa; dan (iv)

memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman

dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.

Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan

oleh Levie dan Lentz, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002:17)

bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi,

fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam

fungsi atensi, media visual dapat menarik dan mengarahkan

perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Fungsi

afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan”

siswa ketika belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini

(33)

Berdasarkan temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi

kognitif media visual melalui gambar atau lambang visual dapat

mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan

mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau

lambang visual tersebut. Fungsi kompensatoris media pembelajaran

adalah memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya

lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi

dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini

berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat

dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dalam

bentuk teks (disampaikan secara verbal).

Dengan menggunakan istilah media pengajaran, Sudjana dan

Rivai (1992:2) mengemukakan beberapa manfaat media dalam

proses belajar siswa, yaitu: (i) dapat menumbuhkan motivasi belajar

siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka; (ii)

makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat

dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta

pencapaian tujuan pengajaran; (iii) metode mengajar akan lebih

bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal

melalui kata-kata; dan (iv) siswa lebih banyak melakukan aktivitas

selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga

mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan

(34)

mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar

yaitu:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai tujuan

pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata guru, sehingga

siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar sebab tidak

hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain

seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,

memerankan dan lain-lain.

3. Kriteria Pemilihan Media dalam Pembelajaran

Menurut Dientj Borman Rumampuk (1998:19), ada beberapa kriteria

umum yang dapat dijadikan patokan dalam pemilihan media yaitu:

1) Tujuan instruksional

Pemilihan media hendaknya dapat menunjang tujuan instruksional

yang telah disusun. Media diperoleh berdasarkan apa tujuan

(35)

2) Validitas

Media yang dipilih hendaknya valid, maksudnya media itu dapat

digunakan untuk mencapai suatu hasil belajar yang

sebaik-baiknya dan efektif.

3) Kualitas Visual

Hendaknya media yang dipilih itu sedapat mungkin kelihatan

jelas, tepat dan disertai penjelasan yang berarti sebanyak mungkin

sehingga dapat memberi kemampuan persepsi dan pengertian

yang dimaksud. Dengan kata lain, media harus menarik dan

direncanakan untuk dapat membuat gerak mata yang efektif.

Media juga harus diberikan warna yang relevan dan menarik.

4) Kualitas pendengaran

Suara yang menyertai media sorot dan media rekaman seharusnya

sesuai dengan aslinya dan sedapat mungkin tepat dan suaranya

bersih serta bebas dari gangguan-gangguan.

5) Ciri-ciri respon

Media yang dipilih harus dapat memberikan respon secara terbuka

dari siswa agar guru dapat mengetahui apakah kegiatan belajar itu

berhasil atau tidak.

6) Program yang terstruktur

Pemilihan media diusahakan supaya sejalan dengan program yang

(36)

7) Kesesuaian dengan kehendak siswa

Satu media dapat berhasil dengan baik dan efektif serta diterima

oleh siswa apabila relevan dengan kehendak mereka. Media harus

diurut untuk menghubungkan kebutuhan siswa terhadap

pengalaman konkrit dan abstrak.

8) Ketepatan waktu

Media yang harus dipilih harus cocok dengan waktu yang telah

disediakan, agar kegiatan belajar tidak terhalang oleh hambatan

waktu yang tidak cukup.

9) Karakter siswa

Agar dapat mencapai hasil belajar yang optimal, hendaknya media

yang dipilih disesuaikan dengan karakter siswanya seperti umur,

gaya belajar dan sebagainya.

10) Mudah diperbaiki

Sebaiknya media yang dipilih adalah media yang tidak mudah

rusak dan mudah diperbaiki.

11. Nilai praktis

Dalam pemilihan media, sebaiknya mempertimbangkan apakah

media itu dapat dipakai tanpa alat-alat hardware, apakah media

tersebut membutuhkan sejenis alat khusus tersebut membutuhkan

teknik dan keterampilan khusus.

(37)

12) Ketersediaan

Dalam memilih media, harus mempertimbangkan ketersediaan

media tersebut.

13) Keusangan

Dalam hal ini, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah media

itu masih diproduksi atau tidak, atau telah ada alat baru yang

lebih efektif dan efisien.

4. Macam-macam Media

a. Menurut Bafadal Ibrahim (2004:14) media pengajaran yang perlu

disediakan untuk kepentingan efektivitas proses belajar mengajar

di kelas dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu sebagai

berikut:

 Media pandang diproyeksikan, seperti projector apaque, overhead

projector, slide, projector film strip.

 Media pandang tidak diproyeksikan, seperti gambar diam, grafis,

model, dan benda asli.

 Media dengar, kaset dan radio.

 Media pandang dengar, seperti televisi dan film.

b. Menurut Andre Rinanto (1982:21) jenis-jenis media yang

digunakan dalam pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis,

yaitu media audio, media visual, dan media audio visual.

Masing-masing media tersebut memiliki kelebihan dan keterbatasan.

(38)

sehingga pemakai media dapat memilih bentuk yang sesuai

kebutuhannya.  Media Audio

Media audio adalah segala jenis media yang hanya bisa

dinikmati dengan indera pendengar.  Media Visual

Media visual adalah semua media yang bisa dinikmati oleh

indera mata yang mampu menimbulkan rangsangan untuk

berefleksi.

 Media Audio Visual

Media audio visual adalah semua media yang dapat dinikmati

dengan menggunakan indera mata dan pendengaran.

c. Media Visual dalam penelitian adalah media yang terbuat dari

karton yang dalam menangkap informasinya dengan melihat.

Kelebihan media visual dari karton:

1) Media ini lebih mudah dibuat dan digunakan dalam proses

belajar.

2) Dapat membantu siswa dalam memperjelas dan menyelesaikan

masalah keliling bangun datar gabungan karena siswa dapat

mengamati bangun ini secara langsung.

3) Media ini tidak mudah rusak karena bahan ini lebih kuat

(39)

Kekurangan media visual dari karton:

sering kali ukuran kurang tepat, perlu keterampilan dan kejelian

guru dalam membuat dan memanfaatkannya.

Gb.1. Bangun datar gabungan

C. Matematika

1. Pengertian Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani “mathein” atau

“manthenein” yang berarti “mempelajari”. Diduga istilah matematika ada

juga hubungannya dengan kata “medha” atau Widya” dari Bahasa

Sansekerta yang artinya “kepandaian”, ”pengetahuan”, atau “intelegensi”

(Andi Hakim Nasution, 1980:12).

Menurut Kamus Matematika matematika adalah pengkajian logis

mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berkaitan.

Matematika sering dikelompokkan ke dalam tiga bidang: aljabar, analisis

dan geometri, walaupun demikian tidak dapat dibuat pembagian yang jelas

karena cabang-cabang ini telah bercampur-baur, pada dasarnya aljabar

(40)

kekontinuan dan limit, sedangkan geometri membahas bentuk dan

konsep-konsep yang berkaitan; sains didasarkan atas postulat yang dapat

menurunkan kesimpulan yang diperlukan dari asumsi tertentu.

Menurut Johnson dan Rising (1972:16) matematika diartikan

sebagai pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis.

Matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan

dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat,

lebih berupa bahasa simbol mengenai arti daripada bunyi. Matematika

adalah pengetahuan struktur yang terorganisasikan, sifat-sifat atau

teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak

didefinisikan, aksioma, sifat, atau teori yang dibuktikan kebenarannya.

Matematika adalah ilmu tentang pola keteraturan atau ide. Dan

matematika adalah suatu seni, keindahan terletak pada keterurutan.dan

keharmonisannya.

Menurut Russefendi dalam Heruman (2007:1) matematika adalah

kekhasan bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian

secara indutif, ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang

terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang

didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya dalil.

2. Tujuan Pembelajaran Matematika

Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Matematika yang

(41)

Tujuan Umum diberikannya matematika di jenjang Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Umum adalah :

 Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan

keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang,

melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis,

rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien.

 Memparsiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan

pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam

mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Sedangkan dalam GBPP Matematika yang khusus untuk Pendidikan Dasar

yang dewasa ini dipakai dikemukakan bahwa Tujuan Khusus pengajaran

matematika di Sekolah Dasar (SD) adalah :

 Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung

(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.  Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan,

melalui kegiatan matematika.

 Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal

belajar lebih lanjut di Sekolah Lanjutan Tingkat pertama (SLTP)  Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.

3. Pembelajaran Matematika

Wulandari (Lisnawati, 2001:73) memberikan solusi kepada guru

Matematika dalam pembelajaran Matematika kepada siswa yaitu dengan

(42)

a. Mengenalkan dengan konsep Matematika melalui benda-benda konkrit.

b. Menambah dan memperkaya pengalaman anak.

c. Menanamkan konsep melalui jenis permainan.

d. Menelaah sifat bersama atau membeda-bedakan jenis dan macam

konsep matematika.

e. Menerapkan dengan bentuk simbol-simbol.

f. Menerapkan konsep-konsep (struktur) Matematika secara formal

sehingga sampai pada aksioma dan dalil berdasarkan pengalaman

siswa.

Guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika diharapkan

mampu mendasari dengan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang

tepat, antara lain :

a. Peserta didik harus menggunakan benda-benda konkrit dan membuat

abstraksinya dari konsep-konsep.

b. Materi yang akan diajarkan harus ada hubungannya atau berkaitan

dengan yang sudah dipelajari.

c. Mengubah suasana abstrak ke dalam suasana konkrit menggunakan

simbol.

d. Matematika adalah ilmu kreatif oleh karena itu harus diajarkan dengan

ilmu seni.

Sesuai dengan Kurikulum SD yang disusun tidak lepas dari ciri dan

karakteristik peserta didik sehingga konsep-konsep Matematika sangat

(43)

pelajar, lebih-lebih bagi guru SD yang sebagian materinya memasuki

konsep-konsep yang abstrak sedangkan siswa SD masih berada pada

periode operasional konkrit.

4. Bangun Datar

Bangun datar adalah alat bangunan geometri yang seluruh bagiannya

terletak pada satu bidang. Macam-macam bangun datar :

a. Segitiga

Segitiga adalah suatu bangun datar yang jumlah sudutnya 180° dan

dibentuk dengan menghubungkan tiga buah titik yang tidak segaris

dalam satu bidang.

Gambar 1. Bagan segitiga

b. Segiempat

Segiempat adalah bangun datar yang dibentuk dengan menghubungkan

empat buah titik yang tidak segaris.

(44)

c. Lingkaran

Suatu himpunan titik yang mempunyai jarak terhadap suatu titik

tertentu (pusat)

Kurva tertutup yang dibentuk dari banyak titik yang berjarak sama

terhadap satu titik tertentu yang dinamakan pusat lingkaran. (WWW.BELAJAR-MATEMATIKA.COM)

Gambar 3. Bagan lingkaran

d. Keliling Bangun Datar

Keliling bangun datar adalah jumlah sisi-sisi pada bangun dua dimensi.

Gambar 4. Keliling bangun datar

D. Peningkatan prestasi belajar matematika materi bangun datar

gabungan dengan menggunakan media visual.

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menentukan subyek yang akan diteliti. Subyek penelitian berkaitan

dengan pokok persoalan dan media pembelajaran yang akan

dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar A

E D

B

(45)

Matematika sering muncul kesalahan-kesalahan karena mata pelajaran

ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan pelajaran lain.

Untuk meningkatkan keberhasilan dalam menyelesaikan

permasalahan keliling bangun datar gabungan dengan benar, siswa

difokuskan untuk menyelesaikan soal dengan media visual yang

dipersiapkan guru.

Keterkaitan penggunana media visual yang terbuat dari karton dengan

prestasi belajar peserya didik materi bangun datar gabungan SD

Kanisius Demangan Baru.

Pembelajaran matematika dengan media visual diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan

perhitungan keliling bangun datar gabungan karena dengan media

visual ini peserta didik melihat langsung bentuk bangun datar yang akan

peserta didik hitung kelilingnya. Peserta didik aktif mengukur secara

langsung sisi-sisi yang merupakan bagian dalam perhitungan keliling

bangun datar secara langsung. Dengan keaktifan ini diharapkan pula

aspek kognitif siswa meningkat sehingga nilai yang diperoleh siswa

(46)

Gambar 5. Beberapa contoh bangun datar gabungan

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Dengan menggunakan media visual dapat meningkatkan prestasi belajar

materi keliling bangun datar gabungan pada siswa kelas VI SD Kanisius

Demangan Baru I Tahun Ajaran 2010/2011. A

C

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Setting penelitian

1. Tempat penelitian: SD Kanisius Demangan Baru I dengan alamat Jl

Demangan Baru No. 22, Yogyakarta.

2. Subyek penelitian: Siswa kelas VI B SD Kanisius Demangan Baru

I yang berjumlah 33 siswa terdiri dari 12 siswa Putra dan 21 siswa

putri.

3. Obyek penelitian : Peningkatan prestasi belajar matematika materi

keliling bangun datar gabungan dengan menggunakan media

visual.

4. Waktu Penelitian : Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan

November - Desember Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jadwal

dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Jadwal Penelitian

November Desember

Tanggal Kegiatan Tanggal Kegiatan

18 Izin kepada kepala sekolah dan guru kelas VB.

15 Penelitian siklus I

22 Wawancara dengan

(48)

20 Penelitian siklus II

20 Refleksi dan

evaluasi tindakan siklus II

B. Desain Penelitian

Prosedur kerja dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang

terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus meliputi perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Prosedur kerja tersebut

secara garis besar dapat dijelaskan dengan skema penelitian

menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart.

Model Kemmis dan Mc. Taggart Sebagai berikut :

(49)

C. Rencana Tindakan

Dalam penelitian ini peneliti merencanakan dua siklus dengan rencana

sebagai berikut:

1. Persiapan

2. Permintaan izin kepada Kepala SD Kanisius Demangan Baru I

untuk :

a) Melaksanakan kegiatan penelitian di SD tersebut.

b) Mewawancarai guru kelas VIB untuk memperoleh gambaran

sepintas mengenai siswa di kelas VIB.

3. Mengidentifikasi masalah yang meliputi:

 Menentukan materi pokok sesuai dengan kompetensi

dasarnya.

 Menyusun silabus dan RPP.

 Mempersiapkan media bangun datar sederhana dari kertas

karton.

 Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa.

 Membuat kisi-kisi soal, soal test dan kunci jawaban.

 Membuat pedoman penskoran.

4. Rencana tindakan setiap siklus

a. Siklus I

Tindakan yang direncanakan dalam siklus I dengan

(50)

1) Perencanaan Tindakan

a) Siswa dibagi dalam kelompok, tiap kelompok lima siswa.

b) Setiap kelompok mempersiapkan buku, pensil dan

penggaris.

c) Guru membagikan media visual berupa bangun datar dari

karton dan LKS kepada setiap kelompok.

d) Siswa menghitung keliling bangun datar gabungan tersebut

dengan mendiskusikan bersama teman satu kelompok.

e) Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok

kepada seluruh kelas.

f) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

memberikan tanggapan.

g) Mengadakan evaluasi pembelajaran.

2) Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan tindakan seperti pada perencanaan tindakan

point 4.

3) Pengamatan

Guru melakukan observasi untuk mengumpulkan data nilai

siswa melalui test.

4) Refleksi

a) Mencermati kembali apa yang sudah dilakukan untuk

(51)

kendala yang dihadapi untuk memperbaiki pelaksanaan

tindakan I.

b) Memperbaiki pelaksanaan tindakan I sesuai hasil evaluasi

untuk digunakan pada siklus II.

b.Siklus II

Dalam siklus ke II akan dilaksanakan tindakan II yaitu sebagai

berikut:

1) Perencanaan Tindakan

a) Siswa dibagi dalam kelompok, tiap kelompok tiga siswa.

b) Setiap kelompok mempersiapkan buku, pensil dan

penggaris.

c) Guru membagikan media bangun datar dari karton dan

LKS kepada setiap kelompok.

d) Siswa menghitung keliling bangun datar gabungan

tersebut dengan mendiskusikan bersama teman satu

kelompok.

e) Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok

kepada seluruh kelas.

f) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

memberikan tanggapan.

(52)

2) Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan tindakan seperti pada perencanaan tindakan

point 4.

3) Pengamatan

Guru melakukan observasi untuk mengumpulkan data nilai

siswa melalui tes.

4) Refleksi

Menganalisis nilai hasil belajar siswa untuk mengetahui

tingkat keberhasilan masing-masing siklus.

D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Tabel 2. Peubah, Data, Pengumpulan dan Instrumen

No Peubah Data Pengumpulan Instrumen

1 Prestasi

Belajar

Nilai Tes Lembar

test/soal test

E. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data prestasi belajar matematika digunakan tes

prestasi belajar bentuk obyektif yang jumlahnya 10 soal. Sebelum

(53)

a. Validitas Tes

Validitas artinya tepat, suatu tes dikatakan valid apabila soal atau tes

tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi, dimana dalam

menyusun soal-soal tes disesuaikan dengan indikator-indikator yang

dituangkan dalam kisi-kisi soal.

Di bawah ini kami paparkan kisi-kisi soal tersebut beserta

indikatornya.

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Siklus I dan I

Kompetensi Dasar Indikator Soal Nomer

Melakukan Operasi

Hitung Keliling

Bangun Datar

Gabungan

1. Siswa dapat memecahkan

soal perhitungan keliling

bangun datar gabungan persegi

dan lingkaran

4,9

2. Siswa dapat memecahkan

soal perhitungan keliling

bangun datar gabungan persegi

dan ¼ lingkaran

(54)

soal perhitungan keliling

bangun datar gabungan persegi

panjang dan lingkaran

4. Siswa dapat memecahkan

soal perhitungan keliling

bangun datar gabungan

segitiga dan lingkaran

2, 6

5. Siswa dapat memecahkan

soal perhitungan keliling

bangun datar gabungan persegi

panjang, lingkaran, dan

segitiga.

8

6. Siswa dapat memecahkan

soal perhitungan keliling

bangun datar gabungan persegi

panjang dan segitiga.

3, 10

F. Teknik Analisis Data

Kondisi awal prestasi belajar dan kondisi akhir yang diharapkan adalah

(55)

Tabel 4. Target Penelitian

Menentukan nilai rata-rata siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dengan

rumus :

M =

Keterangan :

M = nilai rata-rata

Σx = Jumlah nilai seluruh siswa

(56)

Menentukan nilai KKM siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II.

Dengan menentukan berapa persen siswa yang mencapai KKM dan tidak mencapai

KKM dengan rumus

jumlah siswa yang mencapai KKM (%) = x 100%

Σx = Jumlah siswa yang mencapai KKM

N = Jumlah siswa

Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM (%) = x 100%

Σy = Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Data nilai rata-rata siswa kelas VI B SD Kanisius Demangan Baru

I sebanyak 33 siswa pada kondisi awal dalam menyelesaikan perhitungan

keliling bangun datar gabungan adalah 33,15. Siswa yang mencapai KKM

hanya 5 siswa atau sebanyak 13 %. Data kondisi awal tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

(58)

Haribawono

17 Nidyasari Nara Iswari 10  

18 Prananditya Bagas S 40  

19 RB Septian HK 40   20 Ravela Almadea K 10   21 Sekar Wangi D 90  

22 Sesilia Monika SP 10  

23 Silviana Tyas Utami 10  

24 Teodosius Raditya A 50  

25 Th Carmelitana L 30  

26 Valentina Puput Septi 30  

27 Yasinta Fitriana C 40   28 Y Citra Mustikasari 50   29 Yoseph Arya Dewa 20   30 Felicia Nafirstya D 50  

31 Y L Sekarlangit AL 30  

32 Jonathan Evan 40  

33 Ignatius Hugo Nirbito 10  

Jumlah 1160 5 28 5 28

1160 33 33,15

Jadi rata-rata nilai pada kondisi awal adalah 33,15.

(59)

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang dilaksanakan dalam empat

tahapan, yaitu rencana kegiatan, tindakan kegiatan, pengamatan, dan refleksi.

Berikut penjelasan hasil penelitian dari setiap siklus:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan

alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 15 Desember 2011 di kelas IV B dengan jumlah siswa 33

siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses

belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan.

Tabel 6. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I

(60)
(61)

Keterangan: T : Tuntas

Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I Target

1 2

Nilai rata-rata tes formatif Persentase ketuntasan belajar

58,79 45,45 %

50,50 33 %

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan pelaksanaan

pembelajaran siklus I diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 58,79 dengan demikian target pada siklus I telah tercapai,

sementara persentase ketuntasan belajar adalah 45,45% melampui target

awal 33 %.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi

dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran.

(62)

d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih

terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada

siklus berikutnya.

1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak

untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2. Guru perlu lebih mengawasi kerja kelompok secara bergiliran.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II dan

alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2010 di kelas IV dengan jumlah

siswa 33 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan refisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan

(63)

mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah

dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data

hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai

Dari tabel di atas, tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan

belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan

menerapkan media visual mendapatkan penilaian yang cukup baik dari

pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang.

Tabel 10. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

(64)

19 4749 Robertus B Septian HK 50 √

33 4768  Ignatius Hugo Nirbito  50 √

Jumlah Skor tercapai 2290 20 12

Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II

1 2

Nilai rata-rata tes formatif

Persentase Jumlah siswa yang tuntas belajar

(65)

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 69,39 dan ketuntasan belajar mencapai 60,60% atau ada 20 siswa

dari 33 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada

siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami

peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil

belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap

akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan

berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga

sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan

media visual dalam pembelajaran matematika.

c. Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan pembelajaran dengan media visual. Dari data-data yang telah

diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum

sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing

aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif

(66)

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.

d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus II guru telah menerapkan penggunaan media visual

dalam pembelajaran matematika dengan cukup baik dan dilihat dari

aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar

mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi

terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan

selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah

ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar

selanjutnya dengan media visual bangun datar gabungan dapat

meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran

(67)
(68)

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui penelitian ini dapat ditunjukkan bahwa metode

pembelajaran dengan media bangun datar gabungan dari karton

memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkat nilai siswa dalam materi

ini (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I ke siklus II) yaitu

masing-masing 45% pada siklus I dan 61% pada siklus ke II,

ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Nilai rata-rata

siswa pada kondisi awal yaitu 33,15 pada siklus I menjadi 58,79

terjadi kenaikan nilai rata-rata yaitu 25,64. Dari siklus I ke siklus II

terjadi kenaikan nilai dari rata-rata nilai siswa dari 58,79 menjadi

69,39 atau terjadi kenaikan rata-rata nilai yaitu 10,60. Dalam

penelitian ini semua siswa mengalami peningkatan nilai dari kondisi

awal walaupun peningkatan nilai tersebut antara siswa yang satu

dengan yang lain tidak sama. Masih terdapat 7 siswa yang pada siklus

I dan Siklus II masih memperoleh nilai yang sama hal ini terjadi akibat

kesalahan perhitungan dan kekurangtelitian pada perhitungan keliling

bangun datar gabungan utamanya yang digabungkan dengan

lingkaran.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terjadi kenaikan nilai rata-rata

siswa dari kondisi awal ke siklus I yaitu sebesar 25,64 kemudian dari

(69)

2. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran matematika pada pokok bahasan Keliling Bangun

Datar Gabungan dengan media visual yang paling dominan adalah

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar

siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas

siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan media visual

cukup baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di

antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam

mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan,

(70)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus,

dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran matematika dengan media visual memiliki dampak

positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai

dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu

siklus I (58,79%), siklus II (69,39%),

2. Penerapan media visual pada pembelajaran matematika mempunyai

pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal

ini ditunjukkan dari hasil wawancara dengan beberapa siswa, rata-rata

jawaban siswa menyatakan bahwa mereka tertarik dan berminat

dengan media visual sehingga mereka menjadi termotivasi dan lebih

mudah untuk belajar.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar

proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan

hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

(71)

1. Untuk melaksanakan pembalajaran matematika dengan media visual

memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus

mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa

diterapkan dengan media visual dalam proses belajar mengajar

sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya

lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau

dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan

pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga

siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang

dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini

hanya dilakukan di SD Kanisius Demangan Baru I tahun pelajaran

2010/2011.

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan

(72)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Arsyad. Azhar.2002. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Farikhin. 2007. Mari Berpikir Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Frans Susilo.SJ,dkk. 1998. Pendidikan Matematika dan Sains. Yogyakarta :

Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Hamalik, Oemar. 1986. Media Pendidikan. Bandung : PT Alumni.

Kerami,Djati.2003.Kamus Matematika.Jakarta:Balai Pustaka

Lisnawati Simanjutak, 1999. Metode Mengajar Matematika I. Jakarta: Rineka

Cipta

Lukman Ali.1997.KAMUS Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

Yogyakarta : Kanisius.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rumini, Sri.1995. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Unit percetakan dan

penerbitan (UPP) Universitas Negeri Yogyakarta.

(73)

Sadiman, Arief. 1990. Media Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali.

Soedjadi. 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta :

Depdiknas.

Suryabranta, Sumadi. 1982. Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV.Rajawali

Press.

Winarno Surahmad, 1980. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

(74)
(75)
(76)
(77)

1. Perhatikan gambar di bawah ini. Keliling bangun tersebut adalah …

20 cm

14 cm

2. Keliling bangun di bawah ini adalah...cm

3cm

10cm 8cm

3cm

(78)

5. Hitunglah keliling bangun datar di bawah ini. Kelilingnya adalah …cm

6. Panjang AB = BC dan keliling daerah yang diarsir 55 cm. Panjang AC = …..cm

C

A B

21 cm

7. Keliling bangun datar gabungan di bawah ini adalah … cm

(79)

9. Keliling gabungan bangun datar gabungan di bawah ini adalah …

21 cm

10. Keliling bangun di bawah ini 118 cm. Panjang CD = … cm

D A 25 cm E

18 cm

B 35 cm

a. 96 cm b. 129 cm c. 92 cm d. 102 cm

(80)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kanisius Demangan Baru I

Kelas : VI B

Semester : I

Mata Pelajaran : Matematika

Materi : Keliling bangun datar gabungan

Jumlah Pertemuan : 3JP

I. Standar Kompetensi : Menghitung luas dan keliling segi banyak

sederhana, luas lingkaran dan volume prisma segitiga.

II. Kompetensi Dasar :

3.2.1 Menghitung luas dan keliling yang merupakan gabungan dari dua

bangun datar sederhana.

III. Indikator pencapaian Kompetensi :

1. Peserta didik mampu menghitung keliling bangun datar gabungan dari

dua bangun datar sederhana.

IV. Materi Ajar

Pengukuran keliling bangun datar gabungan.

V. Alokasi Waktu : 1 x 2 jam pelajaran

VI. Metode Pembelajaran : Tanya jawab/diskusi kelas, pemberian tugas, unjuk

kerja, dan observasi.

VII. Nilai Kemanusiaan : Kerjasama, tanggung jawab, percaya diri, kreatif, dan

pantang menyerah.

(81)

A. Pertemuan Pertama

1. Kegiatan Awal

1.1. Guru mengucapkan salam pembuka.

1.2. Apersepsi.

1.3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau indikator yang

akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

2.1. Siswa mengingat kembali rumus keliling bangun datar

segitiga, persegi panjang, persegi dan lingkaran.

2.2. Guru membagi siswa dalam kelompok (masing-masing

kelompok 4-5 siswa)

2.3. Guru membagikan karton bangun datar kemudian siswa

menghitung keliling bangun datar tersebut (di depan kelas

guru menyiapkan beberapa potong benang dan penggaris).

2.4. Pembahasan hasil kerja siswa dengan menyajikan di depan

kelas

2.5. Penegasan konsep keliling bangun datar.

2.6. Guru membagikan lembar evaluasi.

3. Kegiatan Akhir

3.1. Kesimpulan dari materi yang diajarkan dan refleksi

(82)

IX. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian berupa tes tertulis.

X. Refleksi

Hambatan dan kesulitan apa yang kamu hadapi dalam pembelajaran?

XI. Aksi

Peserta didik mampu membiasakan diri menggunakan konsep keliling

bangun datar sederhana untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.

XII. Kecakapan Hidup

1. Berpikir secara rasional

2. Kecakapan mengolah informasi.

3. Kecakapan komunikasi lisan dan tertulis.

XIII. Sumber Belajar

1. Detik-detik UASBN.2009.Intan Pariwara: Klaten.

2. Matematika BSE Depdiknas.

3. LKS Matematika Praktis

Mengetahui Sleman, 31 Oktober 2010

Kepala Sekolah Peneliti PTK

Y. Hariyanta, S.Pd. Yohanes Bruri Kriswanto

Gambar

Gambar 5  Beberapa contoh bangun datar gabungan ..…………....
gambar atau simbol visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
Gambar 3. Bagan lingkaran
Tabel 1. Jadwal Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

PASIEN DENGAN GANGGUAN ASIEN DENGAN GANGGUAN GANGGUAN PERSEPSI GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DAN SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Ny.. M DI

Menurut Fakhruddin (2008:175), saham adalah bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Dari uraian pengertian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

[r]

Menentukan harga perubahan entalpi berdasarkan data kalorimetri, entalpi pembentukan, atau energi ikatan dan hukum Hess sesuai dengan hasil percobaan. Menyajikan cara-cara

Meskipun Pasal 15 (2)(f) dapat diinterpretasikan secara cukup luas untuk memberikan Dewan Pelaksana dengan kompetensi melaksanakan program apapun yang berkaitan dengan

Gugatan perwakilan kelompok (class action) adalah suatu tata cara pengajuan gugatan, dalam mana satu orang atau lebih yang mewakili kelompok mengajukan gugatan