• Tidak ada hasil yang ditemukan

SMP BUDYA WACANA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20112012 PADA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SMP BUDYA WACANA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20112012 PADA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

i

KORELASI AKTIVITAS BELAJAR DI KELAS DAN INTELIGENSI

SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS

VIII A SMP BUDYA WACANA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

2011/2012 PADA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Dinar Arta Situmorang

NIM: 051424025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

KORELASI AKTIVITAS BELAJAR DI KELAS DAN INTELIGENSI

SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS

VIII A SMP BUDYA WACANA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

2011/2012 PADA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Dinar Arta Situmorang

NIM: 051424025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)

iv

(5)

v

Motto

Segala Perkara dapat kutanggung di dalam Dia, yang

memberikan kekuatan Kepadaku” .

( Filipi 4:13 ).

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu bersama q senantiasa. Bapatua dan Mamtua

Kak Feber dan Abang Jaga Adek2q Nia, Tomu, Diknas dan Novita

Tyo paceq dan semua orang2 yang q kasihi

(6)
(7)

vii

ABSTRAK

Situmorang, Arta, Dinar. 2011. Korelasi Aktivitas Belajar Di Kelas Dan Inteligensi Siswa Terhadap Prestasi Belajar Fisika Pada Siswa Kelas Viii A Smp Budya Wacana Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 Pada Pokok Bahasan Getaran Dan Gelombang : Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif dengan metode observasi yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai : (1) aktivitas belajar siswa dikelas, (2) inteligensi IQ, (3) prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran fisika, (4) korelasi antara ketiga variabel dan (5) sumbangan variable aktivitas belajar siswa dikelas dan intelegensi terhadap prestasi belajar fisika. Subjek penelitian berjumlah 14 siswa kelasVIII A SMP Budya Wacana Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012. Data dikumpulkan dengan pengamatan aktivitas belajar siswa, tes IQ (progresif matriks raven), dan tes prestasi dengan materi getaran, gelombang dan bunyi. Data hasil penelitian dianalisis dengan mengunakan teknik analisis korelasi pearson.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara aktivitas belajar siswa di kelas terhadap prestasi belajar fisika pada siswa kelas VIIIA SMP Budya Wacana, dengan koefisien korelasi r

obs = 0,850 (2) terdapat hubungan positif IQ terhadap prestasi belajar fisika pada

siswa kelasVIIIA SMP Budya Wacana, tetapi tidak signifikan, karena koefisien korelasinya r obs = 0,452 lebih rendah dari harga kritisnya r crit = 0,497 (3)

(8)

viii

ABSTRACT

Situmorang, Arta, Dinar. 2011. The correlation between the learning activities in class and intelligence to the achievement of students studying physics at the junior high school students in class VIII A Budya Wacana Yogyakarta academic year 2011/2012: Physics Education Studies Program, Department of Education Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Educational Sciences, University of Sanata Dharma.

Quantitative research conducted by the method of observation which aims to obtain an overview of: (1) student learning activities in class, (2) intelligence IQ, (3) student achievement in physics, (4) correlation between the three variables and (5) contribution to variable activity of student learning achievement in class and intelligence to learn physics. Research subjects amounted to 14 students class VIII A junior Budya Wacana Yogyakarta 2011/2012 school year. Data collected by observation of student learning activity, the IQ test (raven progressive matrices) and achievement tests with the material vibrations, waves and sound. Research data were analyzed with Pearson correlation.

(9)
(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Bapa di surga atas segala berkat-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Korelasi Aktivitas Belajar Di Kelas Dan Inteligensi Siswa Terhadap Prestasi Belajar Fisika Pada Siswa Kelas Viii A Smp Budya Wacana Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 Pada Pokok Bahasan Getaran Dan Gelombang”.

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, saran, dan nasehat dari beberapa pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapka terima kasih kepada:

1. Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang mengarahkan dan membimbing penulis.

2. Drs. Aufridus Atmadi, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma dan sekaligus sebagai dosen Pembimbing Akademik.

3. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bimbingannya.

4. Bapak Sugeng dan Ibu Heni (sekertariat JPMIPA), atas kerja samanya dalam melayani pembuatan surat ijin dan jadwal ujian.

(11)

xi

6. Suharto Yustinus Edyst, S. T. P., selaku Kepala Sekolah SMP Budya Wacana Yogyakarta yang memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. Dan kepada Bapak Ari, selaku guru bidang Studi mata pelajaran Fisika yang banya membantu dalam penelitian.

7. Bapaktua Drs. Hotman Situmorang, SH dan Mamtua Debora Hutauruk yang telah memberikan perhatian dan mendukung tanpa henti.

8. Kakak dr. Minarta Situmorang, Abang Jaga Faber Situmorang, ST., Adikku Nia; Tomu; Diknas; Novita terimakasih selalu mendengarkan, mendorong dan memberikan saran.

9. Seluruh keluarga besar Situmorang yang selalu mendoakan dan mendukungku.

10.Bapak Drs. Emanuel Kadaryatma dan Ibu Sri Utami Sp,d yang telah setia memberikan motivasi, dan mendukungku dalam doanya.

11.Yohanes Agus Tri Lestantio, SH., untuk tempat curhat keluh kesahku, membantuku untuk hal-hal teknis, kasih dan perhatian yang tidak pernah henti.

(12)

xii

13.Teman-teman P. Fis: Dini05, Dini09, Rita, Wawan, Angel, Ambar, seluruh teman-teman P.Fis 2005. Terima kasih hari-hari bersama dan dukungannya.

14.Untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Oleh karna itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif. Akhir kata penulis berharap semoga skirpsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Yogjakarta, 19 Agustus 2011 Penulis

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …….……….……….……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..………...….…… iii

HALAMAN PENGESAHAN …….………..………..……. iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………..………. v

HALAMAN KEASLIAN KARYA ...……….………..……… vi

ABSTRAK ……….………..… vii

ABSTRACT ………..……….. viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………..………... ix

KATA PENGANTAR ……….……….… x

DAFTAR ISI ……….………..……… xiii

DAFTAR TABLE …..………..………….. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ……….…..…..…. xix

BAB I PENDAHULUAN ………...………..………… 1

(14)

xiv

B. Perumusan masalah ... 3

C. Tujuan penelitian ... 4

D. Manfaat penelitin ... 4

BAB II DASAR TEORI ………..….………….. 6

A. Aktivitas belajar ………..………..…. 6

B. Prestasi belajar ………..………. 8

1. Pengertian prestasi belajar ... 9

2. Prestasi belajar fisika ... 10

3. Fungsi prestasi belajar ... 10

C. Intelegensi ... 12

1. Pengertian intelegensi ... 12

2. Faktor-faktor dalam intelegensi …..………..……….. 17

3. Pengungkapan intelegensi dan sejarah pengukurannya ...……... 20

4. Beberapa tes intelegensi ..……… 26

5. Pengaruh intelegensi terhadap prestasi belajar ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ………..………... 30

A. JENIS PENELITIAN ………..………... 30

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN ……..…...….. 30

1. Aktivitas belajar dikelas ... 30

(15)

xv

3. Prestasi belajar ... 30

C. METODE PENELITIAN ……….……... 31

D. INSTRUMEN PENELITIAN …………...……….………. 31

1. Lembar Observasi ……….…... 31

2. Tes prestasi …………..………..……….. 31

3. Tes intelegensi ………..………... 32

E. PROSEDUR PENELITIAN …………..………..…… 32

F. METODE ANALISIS DATA ………..……… 34

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….…………. 39

A. Pelaksanaan Penelitian ………..…………... 39

B. Data ... 40

1. Prestasi Belajar Siswa ... 40

2. IQ ... 41

3. Aktivitas Belajar Di Dalam Kelas ... 41

C. Analisis Data ... 42

1. Persyaratan analisis ... 42

2. Korelasi pearson ... 45

3. Sumbangan efektif ... 47

D. Pembahasan hasil penelitian ... 49

Bab V PENUTUP ……….………….……….. 53

A. Kesimpulan ……….…….……….... 53

B. Saran ………..………... 53

(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA ………..………... 55

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.F 1. Interpretasi dari nilai r ... 32

Tabel 3. F. 2 Kriteria Koefisien Determinasi ... 36

Tabel 4. A.1 Skor Prestasi Belajar Siswa ... 38

Tabel 4. A. 2 skor IQ siswa ... 39

Tabel 4. A. 3 Skor Aktivitas Belajar Siswa ... 40

Tabel 4. B. 1.a. One-Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 41

Tabel 4. B. 1. b. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Tes ………..……. 42

Tabel 4. B. 1. c. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Tes ……….... 43

Tabel 4. B. 2. a. Uji korelasi aktivitas belajar dikelas dengan prestasi belajar fisika ... 44

Tabel 4. B. 2. b. Uji korelasi intelegensi siswa dengan prestasi belajar fisika ... 44

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... ... 58

Surat perijinan penelitian ... 59

Lampiran 2 ... ... 61

Jadwal rencana penelitian... 62

Lampiran 3 ... ... 63

Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa di kelas ... 64

Lampiran 4 ... ... 67

Soal ujian harian 1 ... 68

Soal yang telah diisi oleh siswa ... 73

Lampiran 5 ... ... 81

Lembar jawaban IQ yang telah diisi ... 82

Lampiran 6 ... ... 85

Lembar tabel-tabel ... 86

Lampiran 7 ... ... 88

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.

Prestasi belajar siswa merupakan indikator untuk guru, siswa dan wali siswa yang menunjukkan sampai dimana siswa dapat menguasai materi pelajaran dalam satuan waktu dan aturan tertentu yang telah ditetapkan Pemerintah, dalam hal ini adalah Departemen Pendidikan Nasional. Untuk mendapatkan hasil prestasi belajar, siswa menjalani proses pembelajaran yang telah disusun oleh guru. Pencapaian tujuan dari proses belajar mengajar itu terdapat beberapa kendala. Kendala-kendala tersebut bisa terjadi pada siswa maupun guru.

Kendala yang dihadapi guru lebih kepada metode pembelajaran yang diperlakukan oleh guru tersebut, pada proses belajar mengajar di dalam kelasnya. Pada saat ini banyak metode pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para dosen mau pun para guru yang ada di lapangan. Kendala yang dihadapi siswa, beberapa diantaranya motivasi, inteligensi, budaya yang ada di sekitarnya, aktifitas belajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas, perbedaan jender, usaha dan sebagainya.

(20)

2

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I, pasal 1).

Sebagai guru yang baik harus dapat menggunakan metode pembelajaran yang cocok untuk siswa agar dapat tercapai tujuan dari bunyi undang-undang di atas dan proses belajar mengajar yang dilakukan berhasil. Salah satu caranya adalah dengan terlebih dulu meneliti atau paling tidak mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kendala yang dihadapi oleh siswa yang dibimbingnya. Setelah itu terlihatlah metode apa yang dapat dilakukan oleh guru yang akan diterapkan di dalam kelas yang diharapkan dapat membantu siswa yang dibimbingnya.

(21)

3

dalam penyampainya perlu digunakan metode yang sesuai dari keterampilan-keterampilan tersebut misalnya metode eksperimen dan demonstrasi.

Belajar yang berhasil mesti melakukan aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja. Sedangkan aktivitas psikis (kejiwaan) adalah peserta didik yang daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran untuk mendapatkan pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran (proses perolehan hasil pelajaran) secara aktif (Sardiman 2004:95).

Kemampuan inteligensi siswa juga dapat mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Inteligensi merupakan faktor personal siswa yang membantu siswa agar dapat mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. Mudah dan tidaknya siswa dalam mengikuti proses belajar dan mengajar itu bergantung pada tinggi rendahnya inteligen siswa itu.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka

penulis memilih topik “Korelasi antara aktivitas belajar di kelas dan inteligensi siswa terhadap prestasi belajar fisika pada siswa kelas VIII A SMP Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 ”.

B. PERUMUSAN MASALAH

(22)

4

a) Apakah ada hubungan antara aktivitas belajar di kelas terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan getaran dan gelombang?

b)Apakah ada hubungan antara inteligensi siswa terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan getaran dan gelombang? (karena keterbatasan waktu dan dana maka intelegensi yang akan diukur adalah IQ)

c) Manakah yang memberikan sumbangan lebih besar antara aktivitas belajar di kelas dan inteligensi siswa terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan getaran dan gelombang?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan getaran dan gelombang dengan meningkatkan keaktifan belajar di kelas dan memperhatikan intelegensi IQ.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti:

 Menambah pengalaman dan menerapkan teori yang diperoleh selama

(23)

5 2. Bagi Guru:

 Membantu guru dalam menciptakan suasana belajar yang sesuai dan

menyenangkan yang dapat meningkatkan prestasi belajar Fisika.  Bagi guru dapat digunakan sebagai bahan masukan tentang

pentingnya pengaruh tinggi dan rendahnya inteligensi siswa terhadap aktivitas belajar siswa dan pengaruh aktivitas dan inteligensi terhadap prestasi belajar siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi Siswa:

 Dapat membantu siswa dalam meningkatkan kreativitas belajar fisika

 Dapat meningkatkan gairah belajar siswa agar lebih termotivasi dalam

(24)

6

BAB II

DASAR TEORI

A. AKTIVITAS BELAJAR

Belajar yang baik mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun berkerja, tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapat hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran (proses perolehan hasil pelajaran) secara aktif, ia mendengarkan, mengamati, mengingat, menguraikan, merangkaikan ketentuan satu dengan lainnya dan sebagainya. Kegiatan/aktivitas jasmani fisik sebagai kegiatan yang nampak, yaitu pada saat peserta didik melakukan percobaan dalam praktikum, diskusi kelompok dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis nampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan dan mengambil keputusan dan lain-lain.

(25)

7

B. Diedrich dalam Eko Wahyudi (2000: 16). Ada 8 kelompok dalam aktivitas belajar yaitu:

1. Kegiatan-kegiatan visual.

Yang termasuk kegiatan-kegiatan visual adalah membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral).

Dalam kegiatan ini siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan belajar seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan pendapat, wawancara diskusi, dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan.

Dalam kegiatan ini siswa diajak untuk mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan, atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis.

Kegiatan-kegiatan menulis ini dapat berupa menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan mengerjakan tes, dan mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar.

(26)

8 6. Kegiatan-kegiatan metrik.

Yang termasuk dalam kegiatan-kegiatan metriks yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pemeran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun. 7. Kegiatan-kegiatan mental.

Yang termasuk dalam kegiatan mental adalah merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional.

Yang termasuk dalam kegiatan emosional yaitu minat, membedakan, berani, dan tenang.

Penggunaan aktivitas-aktivitas dalam belajar tersebut mempunyai nilai atau manfaat yang besar bagi proses pembelajaran. Aktivitas-aktivitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah disesuaikan dengan proses KBM yang berlangsung di kelas.

B. PRESTASI BELAJAR

(27)

9

dilakukan penilaian. Penilaian ini sangat penting untuk menentukan prestasi belajar yang telah dicapai atau diperoleh siswa.

1. PENGERTIAN PRESTASI BELAJAR

Di dalam Hemma (2006: 46-47) para ahli mengartikan prestasi belajar, beberapa diantaranya adalah Nawawi (1981), prestasi belajar merupakan keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran tertentu. Prestasi belajar menurut Sunaryo (1983), adalah hasil perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

(28)

10

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya, setelah ia berinteraksi dengan guru di sekolah

2. PRESTASI BELAJAR FISIKA

Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam atau sains. Tujuan-tujuan pengajaran fisika menunjukkan bahwa fisika memang dipandang hakikatnya, yaitu hasil, proses dan sikap.

Prestasi belajar merupakan suatu gambaran dari penguasaan kemampuan para peserta didik sebagaimana telah ditetapkan untuk suatu pelajaran tertentu. Setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik oleh guru sebagai pengajar, maupun oleh peserta didik sebagai pelajar bertujuan untuk mencapai prestasi yang setinggi - tingginya.

Prestasi belajar dinyatakan dengan skor hasil tes atau angka yang diberikan guru berdasarkan pengamatannya atau keduanya yaitu hasil tes. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar fisika adalah hasil yang telah dicapai siswa melalui suatu kegiatan belajar fisika dan pencapaian dari tujuan-tujuan pengajaran fisika.

3. FUNGSI PRESTASI BELAJAR

(29)

11

a. Fungsi penentuan prestasi belajar bagi siswa.

Penentuan prestasi belajar siswa pada dasarnya adalah penilaian kegiatan belajar siswa yang memberikan informasi pada siswa sampai dimanakah siswa sudah berhasil menguasai bahan pelajaran dan pada bagian mana siswa itu gagal. Hal ini berarti siswa mengetahui kekuatan dan kelemahannya, siswa dalam bimbingan guru akan menentukan langkah-langkah tertentu demi kemajuan prestasinya.

b. Fungsi penentuan prestasi belajar bagi Guru.

Seperti manfaat yang diperoleh siswa, para guru juga mendapat manfaat dari kegiatan penentuan prestasi belajar siswa. Guru dapat mengetahui seberapa jauh ia telah berhasil dan dalam hal apa ia gagal pada waktu mengajar. Hal ini akan menjadi dasar bagi guru untuk menentukan langkah selanjutnya dalam mengajar. Sumadi (1984) menyatakan bahwa hasil penentuan prestasi yang berupa nilai dapat digunakan oleh guru untuk:

1) Membantu guru untuk menilai readiness (keadaan siap) anak terhadap suatu mata pelajaran tertentu.

2) Mengetahui status anak dalam kelas

(30)

12

4) Membantu guru didalam usaha memperbaiki metode belajar dan mengajarnya.

5) Membantu guru dalam memberikan pengajaran tambahan atau pengajaran binaan.

c. Fungsi penentuan prestasi belajar bagi pihak Sekolah.

Bagi pihak sekolah, khususnya dalam hal administrasi sekolah, penentuan prestasi belajar siswa membantu pihak sekolah dalam menyusun rapor siswa. Pihak sekolah mendapat manfaat:

1) Berupa data sehingga dapat menentukan status anak didik di dalam kelasnya, misalnya apakah siswa itu naik kelas atau tidak, lulus ujian atau tidak.

2) Memperoleh ikhtisar mengenai segala hasil usaha yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan.

3) Merupakan inti laporan tentang kemajuan siswa-siswi kepada orang tua atau pejabat yang berwenang, guru-guru dan juga siswa-siswi sendiri.

C. INTELIGENSI

1. PENGERTIAN INTELIGENSI

a. Pengertian Inteligensi Secara Etimologis

(31)

13

tentang inteligensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan

“Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”.

(Sutisnadi dalam http://sutisna.com/artikel/artikel-ilmu-sosial/pengertian-intelegensi/)

b. Definisi Inteligensi Menurut Para Ahli.

 Alfred Binet, tokoh perintis pengukuran intelegensi mendefinisikan

inteligensi terdiri dari tiga komponen, yaitu:

1) Kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan.

2) Kemampuan untuk mengubah arah tindakan setelah tindakan tersebut dilaksanakan.

3) Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri.

 Super dan Cities mendefinisikan kemampuan menyesuaikan diri

terhadap lingkungan atau belajar dari pengalaman.

 J. P. Guilford menjelaskan bahwa tes inteligensi hanya dirancang

(32)

14

kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Lebih jauh, Guilford menyatakan bahwa intelegensi merupakan perpaduan dari banyak faktor khusus.

 K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang

disertai dengan pemahaman atau pengertian.

 George D. Stoddard (1941) menyebutkan inteligensi sebagai

kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan: 1) Mengandung kesukaran

2) Kompleks 3) Abstrak

4) Diarahkan pada tujuan 5) Ekonomis

6) Bernilai sosial

 Garett (1946) mendefinisikan setidak-tidaknya mencakup

kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol.

 William Stern (1953) intelegensi adalah daya menyesuaikan diri

dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya.

 Bischof, psikolog Amerika (1954) mendefinisikan kemampuan

(33)

15

 Lewis Hedison Terman memberikan pengertian intelegensi sebagai

kemampuan untuk berfikir secara abstrak dengan baik.

 David Wechsler (1958) mendefinisikan inteligensi sebagai

kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.

 Thorndike sebagai seorang tokoh koneksionisme mengemukakan

pendapatnya bahwa orang dianggap intelegen apabila responnya merupakan respon yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang diterimanya.

 Freeman (1959) memandang inteligensi sebagai

1) Kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman, 2) Kemampuan untuk belajar dengan lebih baik,

3) Kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual, dan 4) Kemampuan untuk berpikir abstrak.

 Heidenrich (1970) mendefinisikan kemampuan untuk belajar dan

menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha untuk menyesuaikan terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal atau dalam pemecahan masalah.

 Sorenson (1977) inteligensi adalah kemampuan untuk berpikir

(34)

16

 Suryabrata (1982) inteligensi didefinisikan sebagai kapasitas yang

bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi-situasi baru atau problem yang sedang dihadapi.  Walters dan Gardnes (1986) mendefinisikan inteligensi sebagai

serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah

1) Kemampuan untuk berfikir secara konvergen (memusat) dan divergen (menyebar).

2) Kemampuan berfikir secara abstrak.

3) Kemampuan berfikir dan bertindak secara terarah, bertujuan, dan rasional.

4) Kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman. 5) Kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari. 6) Kemampuan untuk belajar dengan lebih baik.

7) Kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual.

8) Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan merespon terhadap situasi-situasi baru.

(35)

17

Inteligensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi sebenarnya tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri intelegensi yaitu :

a) Inteligensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional.

b) Inteligensi tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul dari padanya.

2. FAKTOR-FAKTOR DALAM INTELIGENSI

Dalam intelgensi akan ditemukan faktor-faktor tertentu yang para ahli sendiri belum terdapat pendapat yang sama seratus persen. Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai faktor-faktor dalam inteligensi. (Sutisna)

a. Thorndike dengan Teori Multi-Faktor

(36)

18

P = G + S

aktivitas adalah merupakan kumpulan dari atom-atom aktivitas yang berkombinasi satu dengan yang lainnya.

b. Spearman

Menurut Spearman inteligensi mengandung 2 macam faktor, yaitu 1) General ability atau general faktor (faktor G)

Faktor ini terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang lainnya. Faktor ini selalu didapati dalam semua

“performance”.

2) Special ability atau special faktor (faktor S)

Faktor ini merupakan faktor yang khusus mengenai bidang tertentu. Dengan demikian, maka jumlah faktor ini banyak, misalnya ada S1, S2, S3, dan sebagainya sehingga kalau pada

seseorang faktor S dalam bidang tertentu dominan, maka orang itu akan menonjol dalam bidang tersebut. Menurut Spearman tiap-tiap “performance” adanya faktor G dan faktor S, atau dapat dirumuskan.

c. Burt

(37)

19

P = G + S + C

3) Common abilityatau common faktor disebut juga group factor (faktor C)

Faktor ini merupakan sesuatu kelompok kemampuan tertentu seperti kemampuan kelompok dalam bidang bahasa. Sehingga rumus

“performance” menjadi

Dalam penelitian memakai tes Matriks Progresif Raven, dari penjelasan factor-faktor diatas Matriks Progresif Raven awalnya dikembangkan untuk digunakan dalam penelitian asal-usul genetik dan lingkungan "kemampuan kognitif". Raven merasa bahwa tes umum digunakan pada waktu yang rumit untuk mengelola dan hasilnya sulit ditafsirkan. Oleh dia mengatur tentang mengembangkan langkah-langkah sederhana dari dua komponen utama dari Spearman g. Kedua komponen ini (1) kemampuan untuk berpikir jernih dan masuk akal kompleksitas, yang dikenal sebagai kemampuan eductive (dari akar bahasa Latin "educere", yang berarti "menarik keluar") dan (2) kemampuan untuk menyimpan dan mereproduksi informasi, yang dikenal sebagai kemampuan reproduksi. Didalam Wikipedia http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en

(38)

20

3. PENGUNGKAPAN INTELIGENSI DAN SEJARAH PENGUKURANNYA

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa masing-masing individu berbeda-beda inteligensinya. Karena perbedaan tersebut sehingga antara individu tidak sama kemampuannya dalam memecahkan suatu persolan yang dihadapi. (Sutisna)

Mengenai perbedaan inteligensi ini terdapat dua pandangan a. Perbedaan Kualitatif

Pandangan yang berpendapat bahwa perbedaan inteligensi individu satu dengan yang lainnya itu memang secara kulitatif berbeda, jadi pada dasarnya memang berbeda.

b. Pandangan Kuantitatif

Pandangan yang berpendapat bahwa perbedaan inteligensi individu satu dengan yang lainnya itu karena perbedaan materi yang diterima atau karena perbedaan dalam proses belajarnya. Meskipun demikian, kedua pandangan tersebut mengakui bahwa antara individu memiliki inteligensi yang berbeda. Persoalan lain yang timbul dalam hal ini adalah tentang cara mengetahui taraf intelegensi tersebut. Dalam masalah ini, beberapa ahli psikologi yang memberikan kontribusinya sebagai berikut:

(39)

21

a. E. Seguin (1812 – 1880) disebut sebagai pionir dalam bidang tes intelegensi yang mengembangkan sebuah papan yang berbentuk sederhana untuk menegakkan diagnosis keterbelakangan mental. Kemudian usaha ini distandanisir oleh Henry H. Goddard (1906). E. Seguin digolongkan kepada salah seorang yang mengkhususkan diri pada pendidikan anak terkebelakang dan disebut juga bapak dari tes performansi.

b. Joseph Jasnow (1863 - 1944) adalah merupakan salah satu dari beberapa orang yang pertama kali mengembangkan daftar norma-norma dalam pengukuran psikologis.

c. G.C. Ferrari (1896) mempublikasikan tes yang bisa dipakai untuk mendiagnosis keterbelakangan mental.

d. August Oehr mengadakan penelitian antara berbagai fungsi psikologis.

e. E. Kraepelin, seorang psikotes menyokong usaha ini, empat macam tes yang dikembangkan, di antaranya yaitu:

1) Koordinasi motorik 2) Asosiasi kata-kata 3) Fungsi persepsi 4) Ingatan

(40)

22

Di samping itu berkembang pula tes yang dipakai untuk kelompok (group). Hal ini diawali dengan tes verbal untuk seleksi tentara (wajib militer) yang disebut dengan Army Alpha. Untuk yang buta huruf atau tidak bisa berbicara bahasa Inggris dipergunakan Army Beta sekitar tahun 1917 – 1918, tes ini dipakai hampir dua juta orang.

Ada klasifikasi atau standar tingkat IQ yang cukup berpengaruh yaitu klasifikasi dari Wechsler yang menciptakan tes WISC yang diperuntukan bagi anak-anak pada tahun 1949. Adapun klasifikasi IQ-nya.

Name IQ

Very superior 130 +

Superior 120 - 129

Bright normal 110 – 119 Average 90 – 109 Dull normal 80 – 89 Borderline 70 – 79 Mental defective 69 and below

(41)

23

Beberapa ciri yang berhubungan dengan tingkatan inteligensi serta pengaruhnya terhadap proses belajar (Nana SY.S. dan M.Surya, 1975 didalam http://nazroel1annas.blogspot.com/2010/09/klasifikasi-iq.html).

a. Idiot IQ: 0-29. Idiot merupakan kelompok individu terbelakang yang paling rendah. Tidak dapat berbicara atau hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja. Biasanya, tidak dapat mengurus dirinya sendiri, seperti: mandi, berpakaian, makan dan sebagainya, dia harus diurus orang lain. Anak idiot tinggal ditempat tidur seumur hidupnya. Rata-rata perkembangan inteligensinya sama dengan anak normal 2 tahun. Seringkali umurnya tidak panjang, sebab selain inteligensinya rendah, juga badannya kurang tahan terhadap penyakit. Baik di sekolah biasa maupun disekolah luar biasa anak idiot tidak akan ditemui.

(42)

24

c. Moronatai debil (mentally handicapped/ mentally retarted), IQ: 50-69. Kelompok ini sampai tingkat tertentu dapat belajar membaca, menulis, dan membuat perhitungan-perhitungan sederhana, dapat diberikan pekerjaan rutin tertentu yang tidak memerlukan perencanaan dan pemecahan. Banyak anak-anak debil ini mandapatkan pendidikan di sekolah-sekolah luar biasa.

d. Kelompok bodoh (dull/brodeline), IQ: 70-79. Kelompok ini berada di atas kelompok terbelakang dan dibawah kelompok nomal (sebagai batas). Secara bersusah payah dengan beberapa hambatan, individu tersebut dapat melaksanakan sekolah lanjutan pertama tetapi sukar sekali untuk dapat menyelesaikan kelas-kelas terakhir di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

e. Normal rendah (below average), IQ; 80-89. Kelompok ini termasuk kelompok normal, rata-rata atau sedang tetapi pada tingkat bawah, mereka agak lambat dalam belajarnya. Mereka dapat menyelesaikan sekolah menengah pertama tetapi agak kesulitan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas pada jenjang SLTA.

(43)

25

kelompok yang terbesar persentasenya dalam populasi penduduk.

g. Normal tinggi (above average), IQ: 110-119. Kelompok ini merupakan kelompok individu yang normal tetapi berada pada tingkat yang lebih tinggi.

h. Cerdas (superior), IQ:120-129. Kelompok ini sangat berhasil dalam pekerjaan sekolah/akademik. Mereka seringkali terdapat dalam kelas biasa. Pimpinan kelas biasanya berasal dari kelompok ini.

i. Sangat cerdas (very superior/gifted), IQ: 130-139. Anak-anak gifted/very superior lebih cakap dalam membaca, mempunyai pengetahuan tentang bilangan yang sangat baik, perbedaharaan kata yang luas dan cepat memahami pengertian yang abstrak. Pada umumnya, faktor kesehatan, kekuatan, dan ketangkasan lebih menonjol daripada anak normal.

(44)

26

Uraian tersebut menjelaskan tentang inteligensi dalam ukuran kemampuan intelektual atau tataran kognitif.

4. BEBERAPA TES INTELIGENSI

Beberapa Model tes inteligensi atau tes IQ yang standar yang banyak digunakan oleh para ahli psikologi di dunia, termasuk di Indonesia. Untuk penggunaan di Indonesia, tes yang berasal dari luar negeri telah diterjemahkan dan diadaptasikan ke dalam bahasa dan budaya Indonesia. Namun beberapa diantara hasil adaptasi tersebut belum mencakup adaptasi standar penyajian dan norma penilaiannya. (Saifuddin Azwar, 2006: 105-124) Dibawah ini adalah beberapa tes intelegensi yang digunakan:

a. Stanford-Binet Inteligensi Scale.

b. The Wechsler Intelligence Scale for Children-Revised (WISC – R). c. The Standard Progressive Matrik.

d. The Kaufman Assessment Battery for Children (K – ABC).

Salah satu komponen intelegensi yaitu kemampuan berfikir abstraks. Dan dalam kegiatan belajar mengajar fisika sangat dibutuhkan kemampuan berfikir abstrak yaitu untuk mempelajari atau memahami konsep, prinsip dan hukum dalam ilmu fisika. Berdasarkan tuntutan kemampuan berpikir abstrak didalam mempelajari fisika itu maka dipilih tes berpikir abstrak. Tes IQ yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berfikir

(45)

27

Setiap soal berupa sebuah gambar besar yang berlubang yang mempunyai alur dan penalaran tertentu dan dibawah gambar besar tersebut ada 8 gambar kecil sebagai pilihan jawaban. Untuk mendapatkan jawaban terlebih dahulu memperhatikan alur atau hubungan gambar satu dan lainnya pada gambar besar, kemudian berdasarkan penalaran tadi dicari gambar yang cocok untuk menutup lubang tadi sehingga terbentuk pola yang benar.

5. PENGARUH INTELIGENSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar. Proses belajar diartikan sebagai suatu aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Keberhasilan proses belajar seperti tertera diatas dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal (Syah didalam Yohanes, 2002: 9-14) menyatakan bahwa:

a. Faktor internal, yaitu faktor yang ditimbulkan dari dalam diri anak itu sendiri, terdiri dari dua aspek yaitu:

1) Aspek fisiologis merupakan kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam belajar.

(46)

28

b. Faktor eksternal yaitu timbul dari luar diri anak. Faktor eksternal pendukung kegiatan belajar ini meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1) Lingkungan sosial meliputi guru, teman-teman dan orang tua.

2) Lingkungan non sosial meliputi kondisi sekolah, kondisi tempat tinggal, peralatan belajar, buku-buku dan waktu belajar.

Dari penjelasan di atas tersirat bahwa intelegensi merupakan faktor internal dalam proses belajar siswa yang mempengaruhi prestasi belajarnya tentunya.

(47)

29

Sekolah Dasar sebesar r = 0,41. Pada kesempatan lain ia juga menemukan korelasi rendah IQ verbal dengan tes prestasi sebesar r = 0,161 (Azwar, 2006:168).

(48)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan bersifat korelasional, dan bersifat studi kasus karena dilakukan pada sekelompok siswa yang tidak mewakili kelompok tertentu.

B.

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

1. Aktivitas belajar di kelas

Data yang dibutuhkan untuk aktivitas belajar di kelas adalah skor. Alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data, dengan melakukan pengamatan langsung oleh peneliti menggunakan lembar observasi (aktivitas belajar di kelas) yang diisi oleh peneliti langsung pada saat PBM berlangsung. Jadi aktivitas belajar di dalam kelas adalah skor yang didapatkan dari pengamatan.

2. Inteligensi siswa

Dengan menggunakan Alat ukur tes inteligensi yang telah ada, yang langsung akan diisi oleh siswa. Data yang diperoleh untuk intelegensi IQ berupa skor. Jadi intelegensi adalah skor yang diperoleh dari tes IQ yang diisi oleh siswa.

(49)

31

Untuk mendapatkan data prestasi belajar siswa ini dilakukan dengan ulangan harian. Alat yang digunakan adalah soal-soal yang dibuat oleh peneliti sesuai materi yang telah diberikan oleh guru fisika disekolah tersebut. Data yang diperoleh adalah skor. Jadi prestasi belajar adalah skor yang didapatkan dari tes hasil belajar yaitu ujian harian.

C. METODE PENELITIAN

Metode yang dipakai didalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif .

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrument penelitian ini dibagi atas 3 macam yaitu:

1. Lembar Observasi

Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan adalah observasi sistematis maka digunakan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa di dalam proses KBM. Lembar pengamatan ini disesuaikan dengan kriteria aktivitas belajar siswa dan disesuaikan dengan indikator yang digunakan dalam pengusunan angket/kuesioner yang akan digunakan. (lembar observasi pada lampiran)

(50)

32

Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes formatif yang disusun oleh peneliti berdasar bahan yang telah diajarkan oleh guru pengampu pelajaran fisika di mana penelitian dilakukan. Tes ini dibuat dan dibimbing oleh guru bidang studi disekolah tersebut.

3. Tes inteligensi

Yang telah diketahui bahwa ada bermacam-macam inteligensi. Tetapi didalam penelitian ini hanya dipusatkan untuk tes intelegensi IQ. Tes intelegensi ini menggunaan tes inteligensis yang telah ada, yaitu Progresif Matriks Raven.

E. PROSEDUR PENELITIAN

Untuk memperoleh data penelitian yang baik, perlu disusun beberapa langkah yang disebut sebagai desain penelitian. Desain penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan:

Tahap persiapan merupakan tahap awal yang harus dilakukan oleh peneliti dalam mengadakan penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan :

Peneliti menghubungi pihak sekolah yang akan dipakai untuk penelitian, untuk meminta izin dan menjelaskan maksud serta tujuan penelitian , mengurus surat-surat yang dibutuhkan.

(51)

33

Tahap pengambilan data merupakan tahap yang utama, di mana tahap ini merupakan tahap penelitian bagi peneliti di sekolah. Tahap pengumpulan meliputi:

a. Observasi/Pengamatan:

Observasi/pengamatan untuk aktivitas belajar siswa di kelas ini dilakukan 4 kali dalam pertemuan belajar mengajar.

Peneliti akan ikut serta dalam proses belajar mengajar tanpa ikut terlibat di dalamnya. Di sini peneliti hanya melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa.

Untuk memudahkan pengamatan atau untuk mengurangi kesalahan dalam penelitian ini peneliti juga merekam aktivitas belajar di kelas yang akan digunakan peneliti untuk keperluan merevisi data yang diperoleh dan memakai lembar aktivitas belajar siswa di kelas.

Skor yang diperoleh akan menentukan aktivitas belajar siswa di kelas dan skor ini akan dikorelasikan dengan skor hasil belajar siswa yaitu skor ujian sisipannya.

b. Pengumpulan Data Tes:

(52)

34

Tes inteligensi dilakukan pada hari pertama pengamatan. Dan tes prestasi dilakukan dan disesuaikan dengan jadwal yang telah disusun oleh sekolah.

Dalam hal ini tes inteligensi yang digunakan adalah tes inteligensi yang telah ada. Tes prestasi disusun langsung oleh peneliti sesuai materi yang telah diberikan oleh guru fisika di sekolah. Baik tes inteligensi maupun tes hasil belajar dilakukan satu kali.

F. METODE ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang dipergunakan untuk menjawab permasalahan penelitian korelasi adalah dengan menggunakan statistika korelasi product moment Pearson



2 2

2

 

2

i i i i i i i i xy Y Y N X X N Y X Y X N r         

 atau

  

  

2

2

y y x x y y x x r i i i i xy        

 atau

   

2 2

y x xy rxy    

(53)

35

Tabel 3.F 1. Interpretasi dari nilai r

r Interpretasi

0 Tidak berkorelasi 0.01-0.20 Sangat rendah 0.21-0.40 Rendah 0.41-0.60 Agak rendah 0.61-0.80 Cukup 0.81-0.99 Tinggi 1 Sangat tinggi

Taraf significant  = 0.05

Df = derajat kebebasan = N-2 = (N: jumlah pasangan)

crit

r (koefisien kritikal) dicari pada table korelasi

xy

r (hasil perhitungan dari persamaan diatas)

Kesimpulan: jika rxy< rcrit maka hipotesis ditolak dan jika rxy> rcritmaka

hipotesis diterima, maka signifikan. (Suparno, 2007: 84-85).

Persamaan di atas digunakan untuk menyelesaikan dua permasalahan yang diteliti oleh peneliti tentang “ Hubungan antara aktivitas belajar di kelas terhadap prestasi belajar fisika dan Hubungan antara intelegensi siswa

terhadap prestasi belajar fisika”. Di dalam penelitian ini dibantu dengan spss 16.

(54)

36

 Ho: tidak ada hubungan yang signiifikan antara dua variabel

 Hi: ada hubungan signifikan antara dua variabel

Bila probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak dan berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara dua variabel. Dan apa bila probabilitasnya > 0,05 Hi ditolak dan berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel.

Kemudian untuk menyelesaikan masalah yang terakhir ”Manakah yang

memberikan sumbangan terbesar antara aktifitas belajar di kelas dan inteligensi siswa terhadap prestasi belajar fisika?”

Koefisien Determinasi

Pengertian koefisien determinasi menurut Andi Supangat (2007: 341) yaitu: Koefisien determinasi adalah merupakan besaran untuk menunjukkan tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam bentuk persen (menunjukkan seberapa besar persentase keragaman y yang dapat dijelaskan oleh keragaman x), atau dengan kata lain seberapa besar x dapat memberikan kontribusi terhadap y.

(55)

37

Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

(Sugiyono, 2006)

Dimana :

KD = Koefisien Determinasi

r 2 = Kuadrat Koefisien Korelasi

Keterangan :

KD = 0%, berarti pengaruh variabel X terhadap efektivitas variabel Y.

(56)

38

Berdasarkan rumus di atas maka hasil perhitungan dapat dikategorikan dalam kriteria besarnya pengaruh berdasarkan tabel sebagai berikut:

Tabel 3. F. 2 Kriteria Koefisien Determinasi

Interval Tingkat Pengaruh

0% - 19,9% Sangat rendah

20% - 39,9% Rendah

40% - 59,9% Sedang

60% - 79,9% Kuat

80% - 100% Sangat kuat

(Sumber : Sugiyono 2006 : 216 http://dir.unikom.ac.id/s1-final-

(57)

39

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini subyeknya adalah siswa kelas VIIIA SMP BUDYA WACANA sebanyak 20 orang. Dikarenakan ada 6 orang siswa yang absen pada saat pelaksanankan penelitian sehingga datanya tidak lengkap maka jumlah siswa yang diteliti hanya 14 orang.

Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan lebih. Hari pertama peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dan maksud kehadiran. Pertemuan berikut peneliti mengikuti pembelajaran di sekolah yang dipandu oleh guru bidang studi dan peneliti menjadi observer.

(58)

40

B. Data

1. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi Belajar siswa dalam penelitian ini adalah skor dari ujian harian pada pokok bahasan getaran, gelombang dan bunyi. Skornya adalah seperti pada tabel 4. A. 1 berikut:

Tabel 4. A.1 Skor Prestasi Belajar Siswa

No. Siswa Skor

1 45

2 40

3 70

4 5

5 40

6 40

7 25

8 5

9 115

10 25

11 25

12 10

13 10

(59)

41 2. IQ

Data IQ siswa diambil tes IQ (progresif matrix raven) yang diberikan pada siswa. Hasil skor IQ siswa seperti pada tabel 4. A. 2 berikut:

Tabel 4. A. 2 skor IQ siswa

No. Siswa Skor IQ

1 8

2 14

3 23

4 4

5 22

6 4

7 22

8 4

9 21

10 23

11 13

12 22

13 11

14 23

(60)

42

Data aktivitas belajar siswa di dalam kelas diambil dari hasil pengamatan untuk 3 kali pertemuan. Hasil skor aktivitas belajar siswa seperti pada tabel 4. A. 3 berikut:

Tabel 4. A. 3 Skor Aktivitas Belajar Siswa

No. Siswa Skor aktivitas Belajar

1 17

2 32

3 33

4 15

5 28

6 19

7 23

8 5

9 39

10 31

11 10

12 8

13 21

14 52

C. Analisis Data

(61)

43

Agar dapat melakukan analisis korelasi Pearson, data yang ada perlu di uji prasyarat terlebih dahulu. Dalam hal ini yang akan uji adalah normalitasnya.

Uji normalitas.

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Dari hasil perhitungan dari uji normalitas dilakukan dengan bantuan komputer melalui program spss 16, diperoleh masing-masing normalitas dari aktivitas belajar dikelas, IQ siswa dan prestasi belajar fisika siswa yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini

a. Aktifitas belajar siswa di dalam kelas

Tabel 4. B. 1.a. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

aktivitas

N 14

Normal Parametersa Mean 23.79 Std. Deviation 12.998 Most Extreme

Differences

Absolute .096

Positive .096

Negative -.074

Kolmogorov-Smirnov Z .360

Asymp. Sig. (2-tailed) .999

(62)

44

Dari hasil data di atas diperoleh asymptotic sign (2-tailed) sebesar 0,999. Dengan demikian data variable aktivitas belajar siswa sebesar 0,999 > 0,05 adalah normal karena nilai asymptotic sign (2-tailed) > 0,05.

b. IQ siswa

Dari hasi data di atas diperoleh asymptotic sign (2-tailed) sebesar 0,276. Dengan demikian data variable IQ siswa sebesar 0,276 > 0,05 adalah normal karena nilai asymptotic sign (2-tailed) > 0,05.

Tabel 4. B. 1. a. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Tes

IQ

N 14

Normal Parametersa Mean 15.29

Std. Deviation 7.878 Most Extreme Differences Absolute .266

Positive .164

Negative -.266

Kolmogorov-Smirnov Z .995

Asymp. Sig. (2-tailed) .276

(63)

45 c. Prestasi belajar fisika

Tabel 4. B. 1. c. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Tes

Prestasi

N 14

Normal Parametersa Mean 45.00 Std. Deviation 47.515 Most Extreme Differences Absolute .286

Positive .286 Negative -.200 Kolmogorov-Smirnov Z 1.069 Asymp. Sig. (2-tailed) .203 Test distribution is Normal.

Dari hasi data di atas diperoleh asymptotic sign (2-tailed) sebesar 0,203. Dengan demikian data variable aktivitas belajar siswa sebesar 0,203 > 0,05 adalah normal karena nilai asymptotic sign (2-tailed) > 0,05.

2. Korelasi pearson

a. Hubungan antara aktivitas belajar di kelas terhadap prestasi belajar fisika.

(64)

46

Aktivitas prestasi

Aktivitas Pearson Correlation 1 .850

Sig. (2-tailed) .000

N 14 14

Prestasi Pearson Correlation .850, 1

Sig. (2-tailed) .000

N 14 14

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi atau nilai r = 0,850 dan p = 0,000. Karena p < 0.05 berarti bahwa aktivitas belajar mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar fisika.

b. Hubungan antara inteligensi siswa terhadap prestasi belajar fisika. Tabel 4. B. 2. b. Uji korelasi inteligensi siswa dengan prestasi

(65)

47 D

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi atau nilai r = 0,452 dan p = 0,105. Karena p > 0,05 berarti bahwa IQ mempunyai hubungan positif terhadap prestasi belajar fisika, tetapi tidak signifikan.

3. Sumbangan efektif aktifitas belajar, inteligensi IQ terhadap prestasi belajar fisika. ”Manakah yang memberikan sumbangan terbesar antara aktifitas belajar di kelas dan inteligensi siswa terhadap prestasi belajar

fisika?”

Untuk mengetahui sumbangan efektif dari aktifitas belajar, intelegensi IQ terhadap prestasi belajar dapat digunakan koefisien Determinasi. Koefisien korelasi berganda antara Y dengan X2 dan X1,

Iq prestasi

Iq Pearson

Correlation 1 .452

Sig. (2-tailed) .105

N 14 14

Prestasi Pearson

Correlation .452 1

Sig. (2-tailed) .105

(66)

48

digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variasi X2 dan X1 terhadap

variasi Y pada persamaan tersebut. r2 disebut koefisien determinasi sederhana, biasannya digunakan untuk menghitung besarnya kontribusi variasi X terhadap variasi Y.

a. Koefisien Determinasi contoh pada aktivitas belajar siswa di kelas terhadap prestasi belajar fisika.

Untuk mengetahui besarnya aktivitas belajar siswa di kelas terhadap prestasi belajar fisika dapat dicari koefisien determinasi (r2) dengan cara mengkuadratkan hasil koefisien korelasinya.

Koefisien determinasi aktivitas belajar siswa di kelas terhadap prestasi belajar fisika adalah 0,850 x 0,850 = 0,7225.

b. Koefisien Determinasi contoh pada inteligensi IQ siswa terhadap prestasi belajar fisika.

Untuk mengetahui besarnya inteligensi IQ terhadap prestasi belajar fisika dapat dicari koefisien determinasi contoh (r2) dengan cara mengkuadratkan hasil koefisien korelasinya.

Koefisien determinasi contoh pada inteligensi IQ terhadap prestasi belajar fisika adalah 0,452 x 0,452 = 0,2043.

(67)

49

1) Untuk mengetahui besarnya sumbangan efektif aktivitas belajar siswa di kelas terhadap prestasi belajar fisika dengan cara:

% 95 , 77 % 100 9268 , 0 7225 , 0 % 100 2 2    IQ dan belajar aktivitas r jumlah dikelas belajar aktivitas r

Jadi sumbangan efektif aktivitas belajar di kelas terhadap prestasi belajar fisika adalah 77,95%

2) Dihitung besarnya sumbangan efektif intelegensi IQ terhadap prestasi belajar fisika dengan cara:

% 04 , 22 % 100 9268 , 0 2043 , 0 % 100 2 2    IQ dan belajar aktivitas r jumlah IQ i intelegens r

Jadi sumbangan efektif intelegensi IQ terhadap prestasi belajar fisika adalah 22,04%

D. Pembahasan hasil penelitian.

(68)

50

koefisien korelasi dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara aktivitas belajar di dalam kelas terhadap prestasi belajar fisika diterima.

Adanya hubungan positif yang tinggi dan signifikan antara aktivitas belajar fisika dengan prestasi belajar fisika menunjukan benar bahwa aktivitas belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa terkhusus untuk siswa yang diteliti. Belajar yang berhasil mesti melakukan aktivitas. Mengingat bahwa fisika adalah pelajaran yang sukar dan kurang diminati oleh siswa maka peran guru untuk menggunakan metode pelajaran yang cocok pada siswa yang diajar olehnya yang dapat membangkitkan aktivitas belajar siswa sehingga meningkatkan juga prestasi belajarnya.

Yang lebih memperkuat hubungan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar ini adalah sumbangan yang diberikan aktivitas belajar siswa di kelas terhadap prestasi belajar fisika sesuai perhitungannya adalah 77,95% yang mempunyai tingkat pengaruh yang kuat .

(69)

51

menyatakan bahwa ada hubungan antara IQ dengan prestasi belajar fisika ditolak. Masih ada hubungan positif, tetapi tidak signifikan.

IQ merupakan faktor personal siswa yang membantu agar dapat mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. Dapat dikatakan bahwa anak yang mempunyai IQ yang tinggi maka prestasi belajarnya tinggi. Tetapi didalam penelitian ini tidak terjadi demikian. Bila dilihat dari jumlah siswa yang diteliti sedikit maka terjadi ketimpangan-ketimpangan data dan dalam proses pengolahan datanya.

Para ahli mengatakan bahwa keberhasilan dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersumber dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) diri individu. Inteligensi hanya salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam belajar. Interaksi antar berbagai faktor yang menjadi penentu berbagai hasil akhir proses belajar yang dialami oleh individu. Peranan masing-masing faktor penentu itu tidak selalu sama dan tetap. Besarnya kontribusi suatu faktor akan ditentukan oleh kehadiran faktor lain dan bersifat sangat situsional, yaitu tidak dapat diprediksikan dengan cermat akibat keterlibatan faktor lain yang sangat bervariasi.

(70)

52

diberikan, tidak mempersiapkan diri sebelum ujian sehingga ketika siswa mengerjakan soal ujian, siswa cenderung mangalami kesulitan.

Yang memperkuat hubungan IQ terhadap prestasi belajar fisika dalam kasus ini adalah sumbangan yang diberikan IQ terhadap prestasi belajar fisika sesuai perhitungannya adalah 22,04% yang mempunyai tingkat pengaruh yang rendah.

3. Secara matematis, hubungan antara inteligensi, aktivitas dengan prestasi belajar fisika mempunyai hubungan korelasi yang positif. Tetapi ada yang signifikan dan ada yang tidak signifikan, hal ini mengartikan bahwa nilai r koefisien korelasi selain menunjukkan signifikan atau tidaknya hubungan juga menunjukkan keadaan hubungan tersebut apakah hubungannya positif rendah, tinggi dan negatif.

(71)

53

Bab V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara aktivitas belajar siswa di kelas terhadap prestasi belajar pada siswa kelas VIII A SMP Budya Wacana Yogyakarta pada pokok bahasan getaran dan gelombang, dengan koefisien korelasinya r obs = 0,850 dan nilai probabilitas koefisien korelasi



2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara intelegensi IQ siswa terhadap prestasi belajar pada siswa kelas VIII A SMP Budya Wacana Yogyakarta pada pokok bahasan getaran dan gelombang, dengan koefisien korelasinya r obs = 0,452 dan nilai probabilitas koefisien korelasi 

3. Sumbangan yang diberikan aktivitas belajar siswa di kelas terhadap prestasi belajar fisika yang sesuai perhitungannya adalah 77,95%. Sumbangan yang diberikan IQ terhadap prestasi belajar fisika yang sesuai perhitungannya adalah 22,04%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mencoba mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

 Aktivitas belajar siswa memberikan sumbangan yang cukup tinggi dalam

(72)

54

dapat memanfaatkan hal ini untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang pasti bermaafkan bagi siswa dalam belajar fisika.

 Untuk siswa diharapkan bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses

belajar mengajar didalam kelas, sungguh-sungguh memperhatikan dan turut aktif dalam pembelajaran. Selain itu juga siswa harus mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh sebelum menghadapi ujian atau ulangan yang dilakukan oleh pihak sekolah.

C. Keterbatasan Penelitian

(73)

55

DAFTAR PUSTAKA

Anzwar, Saifuddin. (2006). Pengantar Psikologi Inteligensi. Jakarta. Pustaka Pelajar.

Hasan, Iqbal. (2008). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Husaini & Akbar, Setiady, Purnomo, R. (2008). Pengantar Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nana SY.S. dan M.Surya. (1975). Didalam http://nazroel1annas.blogspot.com

/2010/09/klasifikasi-iq.html.

Purwantara, Yohanes Sigit. (2002). Hubungan antara faktor-faktor eksternal pendukung kegiatan belajar dengan prestasi belajar jika intelegensinya dikontrol. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Skripsi.

Ratnaningsih, Hemma. 2006. Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran Fisika. Yogyakarta: Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Skripsi.

Sardiman. (1986). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV.Rajawali.

Sugiyono. (2006). pengaruh pengendalian intern terhadap efektivitas pendayagunaan dana zakat. Dalam http://dir.unikom.ac.id/s1-final-

project/fakultas-ekonomi/akuntansi/2010/jbptunikompp-gdl-idaanidani-21726/6-babiii.doc/index29.html ).

(74)

56

Supangat, Andi. (2007). Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sutisna. (2009). Intelegensi. Dalam http://sutisna.com/pengetahuan/pengetian-intelegensi/.

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta : Kajian Pengembangan Dan Kurikulum Fisikan SLTP.

(75)

57

(76)

58

Lampiran I

(77)
(78)
(79)

61

Lampiran II

(80)

62

Lampiran 3

Lembar pengamatan aktivitas belajar

siswa di kelas

Lembar pengamatan aktivitas belajar

(81)
(82)
(83)
(84)

66

Lampiran 4

Soal ujian harian 1

Soal yang telah diisi oleh siswa

SOAL UJIAN HARIAN 1

PELAJARAN FISIKA

(85)

67 S R Q P O N M L K J I H G F E D C B A 225 cm 2) Apa yang dimaksud dengan gelombang?

3) Apa yang dimaksud dengan frekuensi?

4) Apa yang dimaksud dengan 1 panjang gelombang ?

5) Perhatikan gambar dibawah ini!

a. Bila dimulai dari titik F, maka satu panjang gelombang sampai dimana sebutkan!

(86)

68

6) Berdasarkan gambar diatas. Berapa panjang gelombangnya?

7) Suatu benda melakukan 120 getaran dalam waktu 1 menit. Berapakah frekuensi dan periodenya?

8) Apa perbedaan dasar antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal ?

9) Sebutkan 3 contoh gelombang elektromagnetik!

10)Gambarkan gelombang tranversal yang dibentuk oleh 2,5 getaran penuh!

(87)

69

12)Suatu gelombang memiliki panjang gelombang 15 m. Jika periode gelombang 0,5 sekon. Berapa kecepatan gelombang tersebut?

13)Mengapa bunyi termasuk gelombang longitudinal? Dan sebutkan 1 contoh peristiwanya!

14)Bunyi dapat merambat pada medium apa saja, sebutkan!

(88)

70

16)Seutas tali yang salah satu ujungnya diikat pada sebuah tiang digetarkan. Dalam waktu 2 sekon, dihasilkan 14 getaran dengan panjang gelombang 40 cm. Berapa frekuensi dan cepat rambat gelombangnya?

17)Sebuah kapal laut menggunakan gelombang bunyi untuk menentukan kedalaman dasar laut. Gelombang bunyi menembus air laut dengan kecepatan 1500m/s. Setelah 1,2 s, gelombang bunyi diterima oleh detektor bunyi. Berapa kedalaman dasar laut tersebut?

(89)

71

19)Doni melihat sebuah kilat menyambar, lalu 10 detik setelahnya, Doni mendengar suara petir menggelegar. Berapa jarak Doni dari tempat asal terjadinya kilat, jika diketahui cepat ramabat bunyi diudara adalah 340 m/sekon?

(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)

80

Lampiran 5

Lembar jawaban IQ

(99)
(100)
(101)
(102)

84

Lampiran 6

(103)

85 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Prestasi

N 14

Normal Parametersa Mean 45.00

Std. Deviation 47.515

Most Extreme Differences Absolute .286

Positive .286

Negative -.200

Kolmogorov-Smirnov Z 1.069

Asymp. Sig. (2-tailed) .203

a. Test distribution is Normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

IQ

N 14

Normal Parametersa Mean 15.29

Std. Deviation 7.878

Most Extreme Differences Absolute .266

Positive .164

Negative -.266

Kolmogorov-Smirnov Z .995

Asymp. Sig. (2-tailed) .276

Gambar

Tabel 3.F 1. Interpretasi dari nilai r
Tabel 3. F. 2 Kriteria Koefisien Determinasi
Tabel 4. A.1 Skor Prestasi Belajar Siswa
Tabel 4. A. 2 skor IQ siswa
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sumber sekunder dalam penelitian ini meliputi: buku, kitab, maupun sumberlainnya yang berisi pembahasan yang mengenai tinjuan hukum islam yang terkait erat dengan reksadana

BAB III. TATA LAKSANA SURVEY.. 1) Survey untuk memperoleh masukan dari tokoh masyarakat dan lintas sektor terhadap kegiatan,progam dan layanan di puskesmas yang di lakukan satu tahun

analisis data meliputi 3 langkah, yaitu : Persiapan, tabulasi, penerapan data sesuai demgan pendekatan penelitian. Penafsiran data sangat penting kedudukannya dalam

Dalam hubungannya transparansi dengan meningkatkan kinerja dari perusahaan, prinsip ini mengatur berbagai hal diantaranya mengatur pengembangan teknologi informasi manajemen

• steps in personal selling process • role of the sales manager.. •

mereka tidak henti$henhtinya melakukan sosialisasi untuk menaaga mutu sesuai Standar &amp;suhan Keperawatan (S&amp;K+&#34; amun, semua usaha dari Sub Mutu Komite Keperawatan

Solusi dari pemecahan masalah yang diambil bisa dipertanggungjawabkan dengan pembuktian-pembuktian, (5) rasional dan realistis adalah analisis terhadap sesuatu

Sedangkan dalam Undang-undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak pengertian perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan