• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN - PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI BANTEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN - PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI BANTEN"

Copied!
271
0
0

Teks penuh

(1)

KERJA PEGAWAI DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PROVINSI BANTEN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

DISUSUN OLEH :

OKKY MARIO SATRIA PERDANA 6661112183

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)

ABSTRAK

Okky Mario S.P, NIM 6661112183, SKRIPSI, 2016. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Kandung Sapto Nugroho., M.Si. Pembimbing II: Riny Handayani, S. Si. M.Si..

Latar belakang masalah penelitian ini yaitu tidak sesuainya target peserta diklat yang mengikuti program diklat, tidak adanya pembaruan materi, terbatasnya anggaran yang tersedia, dan kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia. Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten . Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tingkat IV terhadap peningkatan produktivitas kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif asosiatif. Subjek penelitian ini adalah peserta diklatpim IV. Teori yang digunakan adalah teori pelatihan (Variabel X) menurut Sofyandi (2008:14) yang terdiri dari indikator isi pelatihan, metode pelatihan, sikap dan keterampilan instruktur, lama waktu pelatihan dan fasilitas pelatihan dan teori produktivitas ( Variabel Y) menurut Umar (2001:11) terdiri dari indikator sikap kerja, tingkat keterampilan, hubungan antara lingkungan kerja, manajemen produktivitas, efisiensi tenaga kerja, dan kewiraswastaan. Dalam mengumpulkan data yaitu dengan menyebarkan kuesioner. Analisis data penelitian ini menggunakan uji koefisien korelasi product moment, koefisien determinasi dan regresi linier sederhana. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan terhadap peningkatan produktivitas kerja dengan nilai variabel (X) sebesar 77,15% dan variabel (Y) sebesar 78,85%. Saran peneliti berupa rekomendasi yaitu Badan Diklat Provinsi Banten diharapkan dapat berkoordinasi dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) terkait dengan pembaruan materi yang disajikan, penambahan sarana dan prasarana penunjang seperti asrama, kendaraan operasional, komputer, dan mesin fotocopy, perencanaan anggaran diklat, dan evaluasi instansi terhadap pegawai yang sudah mengikuti diklat.

(3)

Faculty of Social and Political Science, University of Sultan AgengTirtayasa. 1st Advisor: Kandung Sapto Nugroho., M.Si. 2st Advisor: Riny Handayani., S.Si. M.Si.

The Rationale of this study is that the target training seemed to have not match participants who joined the program training, not existence revision material, the limited budget available, and the lack of facilities and infrastructure available. The focus of this research The Influence Of Education - Training Leadership Level IV In Improving Labor Productivity In A Board Of Education And Training Banten Province. The purpose of research to determine whether there is influence between education and training leadership level IV to improving work productivity. The method used in this research is quantitative associative. The research subjects were the participants Diklatpim IV. The theory used is the training theory (Variable X) by Rae (1998:8) consisting of indicators training content, training methods, attitudes and skills instructor, duration of training and training facilities. And productivity theory of variable Y) by Umar (2001: 11 ) on indicators of employment, skill levels, the relationship between the work environment, management productivity, labor efficiency, and entrepreneurship. In collect the data is by distributing questionnaires. This study data analysis using product moment correlation coefficient, determination coefficient and simple linear regression. This study shows that there is significant influence between education and training to improving labor productivity by the value of the variable (X) of 77.15% and a variable of (Y) 78,85%. Recommendations, Board Of Education And Training Banten Province are expected to coordinate with the institutions of the State Administration (LAN) related to the renewal of the material presented, the addition of the supporting infrastructure and facilities such as dormitories, vehicle operations, computers and copy machines, training, budget planning and evaluation agencies against employees who've been following the training

(4)
(5)
(6)
(7)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan

inayah-Nya, Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan yang berjudul “Pengaruh

Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas

Kerja Pegawai Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Provinsi Banten ”. Beranjak dari

ketidaksempurnaan dan keterbatasan kemampuan yang peneliti miliki, peneliti

menyadari bahwa dalam menyelesaikan Skripsi ini memerlukan bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Rektor Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari S.Sos, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Rahmawati, S.Sos.,M.Si sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom, Sebagai Wakil Dekan II

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng

(8)

ii

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho,S.Sos.,M.Si sebagai Pembantu Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi motivasi

terhadap penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

6. Ibu Listyaningsih,S.Sos,M.Si sebagai Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Bapak Riswanda S.Sos., M.PA., P.hD, sebagai Sekretaris Program Studi

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Ibu Riny Handayani, S.Si, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II terimakasih

atas bimbingan, motivasi, dan meluangkan waktunya demi terselesaikannya

Skripsi ini.

9. Ibu Arenawati,S.Sos.,M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah

banyak membantu dari awal sampai akhir perkuliahan.

10.Seluruh Dosen dan staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang telah

memberikan ilmu selama belajar di Kampus Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

11.Bapak/ibu pegawai Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang

telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan

memberikan data-data yang dibutuhkan yang namanya tidak bisa disebutkan

(9)

iii

12.Bapak dan ibuku tercinta atas dukungan dan do’anya serta kakakku, dan

adikku yang senantiasa memberikan semangat kepada peneliti untuk segera

menyelesaikan skripsi ini

13.Teman-teman seperjuanganku angkatan 2011 Jurusan Ilmu Administrasi

Negara yang sudah bersama-sama dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah

selama perkuliahan serta motivasi yang diberikan kepada peneliti.

14.Dan untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhirnya peneliti menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, begitu juga

dengan Skripsi ini yang tak luput dari kekurangan dan masih terdapat banyak kesalahan

baik berupa ejaan, tanda baca, dan urutan yang tidak sistematis, serta gagasan yang

belum tepat sehingga penulis masih membutuhkan saran dan kritik yang membangun

agar dapat dijadikan sebagai masukan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan turut serta memperkaya dalam bidang

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa, serta dapat dijadikan sebagai landasan bagi peneliti-peneliti lainnya. Dengan

demikian penulis berserah diri kepada Allah SWT, semoga apa yang telah dilakukan ini

mendapat ridho-Nya. Amin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Serang, Juni 2016 Penulis

(10)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL Halaman

ABSTRAK ABSTRACT

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 14

1.3 Batasan Masalah ... 15

1.4 Perumusan Masalah... 15

1.5 Tujuan Penelitian... 16

1.6 Manfaat Penelitian... 16

1.7 Sistematika Penulisan ... 17

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Deskripsi Teori ... 23

2.1.1 Definisi Pelatihan ... 23

2.1.2 Definisi Kepemimpinan ... 25

2.1.3 Tujuan Pelatihan ... 26

2.1.4 Tujuan Pelatihan Kepemimpinan ... 27

2.1.5 Manfaat dan Pentingnya Pelatihan ... 28

(11)

v

2.1.10 Prinsip-Prinsip Pelatihan ... 36

2.1.11 Dimensi-Dimensi Program Pelatihan ... 37

2.2 Pengertian Produktivitas Kerja... 38

2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja ... 40

2.2.2 Pengukuran Produktivitas Kerja ... 32

2.2.3 Manfaat Pengukuran Produktivitas ... 45

2.2.4 Kriteria Produktivitas ... 46

2.2.5 Dimensi-Dimensi Produktivitas ... 47

2.3 Penelitian Terdahulu... .. 48

2.4 Kerangka Berfikir ... 50

2.5 Hipotesa Penelitian ... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ... 53

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ... 54

3.3 Lokasi Penelitian ... 54

3.4 Variabel Penelitian ... 55

3.4.1 Definisi Konsep ... 55

3.4.2 Definisi Operasional ... 57

3.4.3 Operasionalisasi Variabel………... .... 58

(12)

vi

3.6 Populasi dan Sampel ... 65

3.6.1 Populasi Penelitian ... 65

3.6.2 Sampel Penelitian ... 65

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 66

3.7.1 Teknik Pengolahan Data ... 66

3.7.2 Uji Validitas ... 67

3.7.3 Uji Reliabilitas ... 68

3.7.4 Uji Normalitas Data ... 68

3.7.5 Uji Koefisien Korelasi Product Moment ... 69

3.7.6 Uji Koefisien Determinasi ... 71

3.7.7 Uji Regresi Linier Sederhana ... 71

3.8 Jadwal Penelitian ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 74

4.1.1. Deskrpsi Provinsi Banten ... 74

4.1.2 Gambaran Umum Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten ... 76

4.1.2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten... 77

4.1.2.2 Visi dan Misi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten ... 79

4.2 Pengujian Persyaratan Statistik... 80

4.2.1 Hasil Uji Validitas ... 80

(13)

vii

4.4 Analisis Pendidikan dan Pelatihan ... 134

4.4.1 Analisis Produktivitas ... 135

4.5 Uji Koefisien Korelasi Product Moment ... 136

4.5.1 Uji Koefisien Determinasi ... 140

4.5.2 Uji Regresi Linear Sederhana ... 141

4.6 Interpretasi Hasil Penelitian ... 143

4.7 Pembahasan ... 145

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 158

5.2 Saran ... 159

DAFTAR PUSTAKA

(14)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Target Dan Realisasi Penyelenggaraan Peserta Diklat Tahun 2014 ... 9

Tabel 1.2 Rekapitulasi Data Yang Tidak Sesuai Target Penyelenggaraan Diklat Tahun 2014 ... 10

Tabel 3.1 Skoring Instrumen Penelitian ... 62

Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrumen Penelitian ... 63

Tabel 3.3 Kegiatan dan Jenis Diklat Tahun 2016 ... 66

Tabel 3.4 Interpretasi Terhadap Nilai Koefisien Korelasi ... 70

Tabel 3.5 Jadwal Penelitian ... 73

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrument Pendidikan - Pelatihan... 82

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrument Produktivitas ... 83

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Pendidikan - Pelatihan ... 85

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Produktivitas ... 85

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X) ... 86

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Produktivitas (Variabel Y)... 87

Tabel 4.46 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi ... 137

Tabel 4.47 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 138

Tabel 4.48 Nilai Uji Koefisien Determinasi ... 140

Tabel 4.49 Nilai Regresi Linier Sederhana ... 141

Tabel 4.50 ANOVA ... 142

Tabel 4.51 Skor Masing-Masing Indikator Variabel X Dan Variabel Y ... 155

(15)

ix

DAFTAR GAMBAR

(16)

x

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Kolmogorov-Smirnov Variabel X (Pendidikan dan Pelatihan) ... 87

Diagram 4.2 Kolmogorov-Smirnov Variabel Y (Produktivitas) ... 88

Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 89

Diagram 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 90

Diagram 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ... 90

Diagram 4.6 Pendidikan dan Pelatihan Relevan ... 92

Diagram 4.7 Pendidikan dan Pelatihan Peserta Guna Meningkatkan Produktivitas ... 93

Diagram 4.8 Pendidikan dan Pelatihan Sesuai Kebutuhan Peserta ... 94

Diagram 4.9 Pendidikan dan Pelatihan Harus Dilakukan Untuk Meningkatkan Produktivitas ... 95

Diagram 4.10 Pendidikan dan Pelatihan Guna Kebutuhan Mendatang ... 97

Diagram 4.11 Pendidikan dan Pelatihan Memberikan Materi Terbaru ... 98

Diagram 4.12 Pendidikan dan Pelatihan Sesuai Dengan Keahlian Peserta ... 99

Diagram 4.13 Pelatihan Yang Diberikan Sesuai Bidangnya ... 100

Diagram 4.14 Pelatihan Sesuai Gaya Belajar Peserta ... 101

Diagram 4.15 Sikap Instruktur Pendidikan dan Pelatihan Baik ... 102

Diagram 4.16 Penyampaian Materi Pelatihan Mudah Dipahami ... 103

Diagram 4.17 Penyampaian Materi Menggunakan Teknologi Yang Maju... 104

Diagram 4.18 Waktu Pelatihan ... 105

Diagram 4.19Tempo Penyampaian Materi ... 106

(17)

xi

Diagram 4.21 Fasilitas Pelatihan ... 108

Diagram 4.22 Materi Relevan Dengan Jenis Pelatihan ... 110

Diagram 4.23 Konsumsi Memuaskan ... 111

Diagram 4.24 Sikap Pegawai Lebih Baik ... 112

Diagram 4.25 Sikap Pegawai Meningkat ... 113

Diagram 4.26 Inisiatif Kerja Meningkat... 114

Diagram 4.27 Keterampilan Dalam Pencapaian... 115

Diagram 4.28 Keterampilan Dalam Melaksanakan ... 117

Diagram 4.29 Keterampilan Mengevaluasi ... 118

Diagram 4.30 Hubungan Melaksanakan Pekerjaan ... 119

Diagram 4.31 Hubungan Antar Bagian ... 121

Diagram 4.32 Hubungan Dengan Rekan Kerja ... 122

Diagram 4.33 Koordinasi Pekerjaan ... 123

Diagram 4.34 Komunikasi Terjalin Baik ... 125

Diagram 4.35 Tanggung Jawab ... 126

Diagram 4.36 Pelatihan Meningkatkan Efisiensi ... 127

Diagram 4.37 Efisiensi Tenaga Kerja... 128

Diagram 4.38 Pendidikan dan Pelatihan Sesuai Tupoksi ... 129

Diagram 4.39 Kemampuan Melihat Potensi Daerah ... 130

Diagram 4.40 Pelatihan Dapat Mengembangkan Kemampuan... 131

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masyarakat merupakan suatu komponen penting dalam suatu Negara,

karena suatu Negara harus memiliki 4 (elemen) yakni, penduduk, wilayah,

pemerintah dan kedaulatan. Setelah keempat elemen tersebut terpenuhi, dapat

disebut suatu Negara dan dikatakan maju apabila masyarakat di dalamnya dapat

hidup tentram dan sejahtera. Menurut Roger H. Soltau, pengertian Negara yang

lebih singkat bahwa pengertian Negara adalah alat atau agency atau wewenang

(authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama

rakyat. Oleh karena itu, untuk mewujudkan masyarakat yang demikian diperlukan

sumber daya manusia yang produktif. Karena bagaimanapun canggihnya

teknologi yang digunakan tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang handal

sebagai pelaksana kegiatan operasionalnya tidak akan mampu menghasilkan

output sesuai dengan yang diharapkan. (Sumber: www.artikelsiana.com, Akses,

Jum’at 14 Agustus 2015, Pukul 14:15)

Aturan Perundangan yang terkait pada peraturan kepegawaian diatur

dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (Perkalan) No 20 Tahun

2015. Dalam sistem manajemen kepegawaian, pejabat struktural eselon IV

memainkan peranan yang sangat menentukan dalam membuat perencanaan

pelaksanaan kegiatan instansi dan memimpin bawahan dan seluruh pemangku

(19)

efisien. Tugas ini menuntutnya memiliki kompetensi kepemimpinan operasional,

yaitu kemampuan dalam membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi dan

kemampuan mempengaruhi serta memobilisasi bawahan dan pemangku

kepentingan strategisnya dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.

Untuk dapat membentuk sosok pejabat struktural eselon IV seperti

tersebut di atas, penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan

(Diklatpim) Tingkat IV yang bertujuan sebatas membekali peserta dengan

kompetensi yang dibutuhkan menjadi pemimpin operasional dirasakan tidak

cukup. Diperlukan sebuah penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV yang inovatif,

yaitu penyelenggaraan Dikiat yang memungkinkan peserta mampu menerapkan

kompetensi yang telah dimilikinya. Dalam penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV

seperti mi, peserta dituntut untuk menunjukkan kinerjanya dalam merancang suatu

perubahan di unit kerjanya dan memimpin perubahan tersebut sehingga

memberikan hasil yang signifikan. Dengan demikian, pembaharuan Diklatpim

Tingkat IV ini diharapkan dapat menghasilkan alumni yang tidak hanya memiliki

kompetensi kepemimpinan operasional, tetapi juga mampu menunjukkan

kinerjanya dalam memimpin perubahan di unitnya.

Indonesia ialah Negara Kepulauan terbesar di dunia yang terbentang di

Khatulistiwa sepanjang 3200 mil (5.120 km2), dan Indonesia terdiri dari 34

Provinsi. Salah satunya adalah Provinsi Banten yang letaknya di sebelah barat

Pulau Jawa. Provinsi Banten, Pada tahun 2001, di Provinsi Banten mendirikan

suatu badan organisasi yang berorientasi di bidang pendidikan dan pelatihan

(20)

3

(Bandiklat). Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten melaksanakan tugas

pokok dan fungsi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan

Daerah Nomor 25 tahun 2002 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan

Diklat Provinsi Banten, serta Peraturan Gubernur Nomor 27 Tahun 2008 tentang

Uraian Tugas dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Banten,

mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang pemerintahan

dan pembangunan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas,

Badan Diklat mempunyai fungsi, yaitu (1) Merumuskan, mengkaji dan

menetapkan kebijakan teknis diklat; (2) Merumuskan dan menetapkan program

kerja dan rencana pembangunan bidang diklat; (3) Menyelenggarakan Pendidikan

dan Pelatihan meliputi Perencanaan, Pelaksanaan dan pengembangan sistem

kediklatan; (4) Koordinasi dan fasilitasi manajemen diklat terhadap Pemerintah

Kabupaten/Kota lingkup Provinsi Banten; (5) Merumuskan dan menetapkan

renstra Badan Diklat; (6) Pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan

Pelatihan.

Badan Diklat Provinsi Banten secara fungsional sebagai unsur penunjang

penyelenggaraan pemerintahan mempunyai tugas pokok, Melaksanakan

perumusan kebijakan teknis dan pengembangan program kegiatan dalam

pelaksanaan pendidikan dan pelatihan; Melaksanakan koordinasi dalam

penyusunan rencana dan program serta pelaksanaan kegiatan dibidang pendidikan

dan pelatihan; Merumuskan kebijakan teknis dan pelaksanaan pendidikan dan

(21)

Melaksanakan tugas-tugas ketatausahaan, kepegawaian, kinerja, sarana dan

prasarana serta rumah tangga.

Sumber Daya Manusia merupakan penggerak dan faktor utama dalam

sebuah organisasi, baik organisasi publik maupun swasta. Oleh karena itu,

dibutuhkan pengolalaan atau manajemen yang baik dengan istilah Manajemen

Sumber Daya Manusia (MSDM). Dalam menghadapi tuntutan tugas atau

pekerjaan baik sekarang maupun yang akan datang, maka kebutuhan Pelatihan

Sumber Daya Manusia merupakan salah satu dari fungsi Manajemen Sumber

Daya Manusia (MSDM) yang menjadi sebuah keharusan dan mutlak dilakukan

oleh sebuah organisasi. Pelatihan Sumber Daya Manusia membantu menyiapkan

manusia atau pegawai untuk lebih bertanggung jawab dalam sebuah organisasi

atau instansi pemerintahan.

Pelatihan Sumber Daya Manusia berhubungan erat dengan peningkatan

kemampuan intelektual yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang

lebih baik. Pelatihan Sumber Daya Manusia berpijak pada fakta bahwa setiap

tenaga kerja membutuhkan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang lebih

baik. Pelatihan juga membantu para tenaga kerja untuk mempersiapkan diri dalam

menghadapi perubahan teknologi yang semakin berkembang. Pelatihan Sumber

Daya Manusia pada dasarnya adalah peningkatan prestasi kerja pegawai yang

mencerminkan kemampuan anggota organisasi dalam bekerja, artinya prestasi

masing-masing pegawai dinilai dan diukur menurut kriteria yang sudah ditentukan

sebelumnya oleh organisasi. Pada sisi inilah prestasi individu menjadi jaminan

(22)

5

perubahan dan bahkan menjangkau setiap kemungkinan perubahan pada masa

yang akan datang. Dengan kata lain prestasi organisasi sangat tergantung pada

prestasi masing-masing individu anggota organisasi.

Menurut Undang- undang Republik Indonesia No 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara (ASN), Aparatur Sipil Negara adalah sebuah bentuk

profesi, dengan penetapan ASN sebagai sebuah profesi, maka diperlukan adanya

asa, nilai dasar, kode etik dan kode prilaku, serta pengembangan kompetensi.

Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintah

dengan perjanjian kerja (PPKK).

Dalam Undang – undang ASN diatur juga mengenai tugas Lembaga

Administrasi Negara (LAN) sebagaimana yang dijelaskan pada Pasal 44 mengenai

tugas Lembaga Administrasi Negara (LAN) membina dan menyelenggarakan

pendidikan – pelatihan Pegawai ASN berbasis kompetensi, merencanakan dan

mengawasi kebutuhan pendidikan – pelatihan Pegawai ASN secara nasional,

menyusun standard pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan,

pelatihan teknis fungsional dan penjejangan tertentu, serta pemberian akreditasi

dan sertifkasi di bidangnya dengan melibatkan kementrian dan lembaga terkait,

memberikan sertifikasi kelulusan peserta pendidikan – pelatihan penjenjangan,

membina dan menyelenggarakan pendidikan – pelatihan analisis kebijakan publik.

Pada organisasi pemerintahan, Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai asset

utama Sumber Daya Manusia aparatur Negara yang merupakan pilar utama

pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Keberadaan

(23)

pelayanan kepada masyarakat yang memang menjadi tugas pokok pemerintah.

Mengingat peran yang strategis itu, upaya pemberdayaan dan pengembangan karir

Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus dilakukan secara terencana, terpadu,

terorganisasi sehingga dapat membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

memiliki kompetensi, semangat pengabdian, pengayoman dan profesionalisme.

Untuk membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berkualitas,

maka pemerintah telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mengarah kepada

tujuan di atas, salah satunya pendidikan dan latihan atau biasa disingkat dengan

istilah Diklat. Diklat merupakan suatu proses pembelajaran dalam organisasi yang

mengarah pada perubahan sikap dan perilaku pegawai guna memenuhi harapan

kualifikasi kerja dan tuntutan perkembangan organisasi baik internal maupun

eksternal. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 101 Tahun

2000, disebutkan bahwa tujuan diklat antara lain, meningkatkan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap untuk dapat melakukan tugas jabatan secara profesional

dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil (PNS) sesuai

kebutuhan instansi, memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang

berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat,

menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir. Dengan adanya Peraturan

Pemerintah (PP) tersebut memberikan penekanan pada kualitas Pegawai Negeri

Sipil (PNS) untuk selalu meningkatkan kapasitas atau kualitas diri yaitu dengan

mengikuti diklat.

Banten adalah sebuah Provinsi paling barat di Pulau Jawa, Indonesia.

(24)

7

Tahun 2000 dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000,

Berdasarkan peraturan Gubernur Banten Nomor 47 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di Provinsi Banten, bahwa Pendidikan dan

Pelatihan Aparatur Pemerintah Provinsi Banten harus dilaksanakan oleh Badan

Diklat Provinsi Banten. Melihat Misi dari Provinsi Banten adalah “Peningkatan

kualitas Sumber Daya Manusia dan penguatan semangat kebersamaan antara

pelaku pembangunan dan sinergis Pemerintah Pusat, Provinsi dan

Kabupaten/Kota yang selaras, serasi dan seimbang, peningkatan mutu dan kinerja

Pemerintahan Daerah yang berwibawa menuju tata kelola Pemerintahan yang baik

dan bersih”, maka dari itu Provinsi Banten perlu suatu Badan Pendidikan dan

Pelatihan (Bandiklat) karena Bandiklat memiliki Visi untuk membangun kualitas

Aparatur Pemerintah yang kompeten dan berdaya saing sehingga diharapkan

dapat mewujudkan Misi dari Provinsi Banten.

Badan Pendidikan dan Pelatihan (Bandiklat) Provinsi Banten terakreditasi

bedasarkan keputusan LAN RI Nomor 920/I/10/2005 tanggal 28 November 2005,

sesuai dengan tupoksinya Lembaga Diklat yang memiliki kewenangan dan

menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan aparatur di lingkungan Pemerintah

Provinsi Banten.. Keberadaan Badan Diklat ini, searah dan selaras dengan pola

perencanaan baik perencanaan jangka panjang, menengah maupun jangka pendek.

Dengan demikian eksistensi Badan Diklat Provinsi Banten sebagai lembaga teknis

daerah dalam meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya aparatur

(25)

penyelenggaraan Pemerintah Daerah. berikut di bawah ini program-program yang

diselenggarakan Badan Diklat Provinsi Banten:

1. Program pengembangan penyelengaraan diklat aparatur.

2. Program diklat kapabilitas kepemimpinan bagi Kepala Desa se-Provinsi

Banten.

3. Program diklat struktural bagi PNS daerah.

4. Program diklat teknis penatausahaan program.

5. Program teknis penyelenggaraan akuntabilitas kinerja.

6. Program diklat peningkatan kompetensi sumber daya aparatur.

7. Program diklat manajemen pemberdayaan lembaga pemerintah daerah.

8. Program diklat prajabatan bagi CPNS daerah se-Provinsi Banten.

(26)

9

Tabel 1.1

DATA TARGET DAN REALISASI PENYELENGGARAAN PESERTA DIKLAT TAHUN 2014

NO NAMA DIKLAT TARGET REALISASI PROSENTASE

1 Diklat Kapabilitas

Kepemimpinan Kepala Desa 56 56 100% 9 Diklat Standar Akuntansi

Pemerintah 30 30 100%

10 Diklat Teknis Pengalihan Pajak

Daerah PBB 30 25 83%

11 Diklat Pengembangan Wisata

Daerah 20 20 100%

12 Diklat Teknis SOP Angkatan II 30 30 100% 13 Diklat Manajemen Puskesmas 40 40 100% 14 Diklat Satpol PP 150 JP (Pola

Konstribusi) 60 55 92%

15 Diklat Pengadaan Barang/Jasa

Angkatan II 30 30 100%

16 Diklat TOC Angkatan II 30 27 90% 17 Diklat Prajabatan Kabupaten

/Kota 340 340 100%

25 Diklat Penyuluhan Hukum

Bidang Pertanahan 41 40 98%

(27)

Dalam pelaksanaannya Badan Diklat di Provinsi Banten masih memiliki

banyak kendala, hal tersebut disimpulkan dari hasil penelitian dan wawancara dari

salah satu kepala bagian Penelitian dan Pengembangan terdapat berbagai masalah:

Pertama, Peneliti menemukan bahwa tidak sesuainya target peserta diklat

yang dicapai oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan di Provinsi Banten, hal ini

dikarenakan peserta diklat yang dikirim oleh berbagai instansi di Provinsi Banten

untuk mengikuti diklat tidak sesuai dengan target yang ditetapkan. Ini dibuktikan

dari Tabel Data Target dan Realisasi Penyelenggraan Peserta Diklat Tahun 2014.

Tabel 1.2

Rekapitulasi Data Yang Tidak Sesuai Target Penyelenggaraan Diklat Tahun 2014

No Program/Kegiatan Persentase

1 Diklat Renja SKPD 83%

2 Diklat Tata Naskah 93%

3 Diklat Teknis Pengalihan Pajak Daerah

PBB 83%

4 Diklat Satpol PP 150 JP (Pola

Konstribusi) 92%

5 Diklat TOC Angkatan II 90%

6 Diklat Karya Tulis Ilmiah 97%

7 Diklat Manajemen Kelurahan 78% 8 Diklat Teknis Operator Simda

Keuangan 88%

9 Diklat Penyuluhan Hukum 98%

Sumber: Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, Data pengolahan peneliti 2015

Dari keterangan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa target peserta

Diklatpim IV yang dikirim dari instansi terkait di Provinsi Banten masih kurang

dari 100%. Hal tersebut terjadi karena terdapat kriteria yang harus dipenuhi oleh

(28)

11

memenuhi kriteria tersebut. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan pada Dasar

Hukum Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim IV Nomor 20 Tahun 2015.

Perseyaratan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Memiliki potensi untuk dikembangkan yang dibuktikan dengan dokumen

yang sesuai.

2. Telah memiliki kompetensi teknis sesuai dengan bidang jabatan struktural

yang akan diduduki, dibuktikan dengan dokumen yang sesuai.

3. Pangkat/golongan minimal Penata Muda Tingkat I (Ill/b) atau yang

disetarakan.

4. Mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris yang dibuktikan dengan

sertifikat Educational Testing Service, Test of English for International

Communication (ETS TOEIC) dengan skor minimal 450, TOEFL ITP

paper based test dengan score minimal 400 atau Lembaga Administrasi

Negara English Communication Skills for Civil Service Test (LAN

ECSCS test) dengan skor minimal 50.

5. Bagi peserta yang belum menduduki jabatan struktural Eselon IV namun

telah memenuhi persyaratan diatas, dapat direkomendasikan oleh Badan

Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) instansi untuk

menduduki jabatan struktural Eselon IV tertentu dan diberikan

rekomendasi untuk melakukan perubahan pada unit eselon IV tersebut.

(Sumber: Perkalan No 20 Tahun 2015)

Kedua, Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak melakukan

(29)

wawancara oleh salah satu pegawai, menjelaskan bahwa materi dan sistem belajar

yang diberikan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten merupakan

materi-materi yang sama dengan tahun sebelumnya. Walaupun widyaiswara

adalah tenaga yang sudah professional dan kompeten namun harus tetap mengacu

pada Undang – Undang tentang kediklatan yang dijelaskan pada Peraturan Kepala

Lembaga Administrasi Negara (Perkalan) No 20 Tahun 2015. Pada kenyataanya

untuk mengikuti perkembangan teknologi dan dapat meningkatkan taraf

kemampuan pegawai agar lebih tinggi, perlu memperbarui materi-materi tentang

kediklatan setiap tahummya. Hal ini menjadi suatu yang paling berpengaruh

terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai setelah menyelesaikan

Pendidikan - Pelatihannya. (Sumber: Bapak Supardi, Sekertaris Badan

Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, 04 Desember 2015, Kantor Badan

Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten)

Ketiga, Kurangnya dana anggaran yang diberikan oleh Instansi pengirim

calon peserta Diklatpim IV kepada Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi

Banten, sehingga dalam pelaksanaan program kegiatan untuk peserta diklat masih

banyak kekurangan dan menjadi hambatan bagi Badan Pendidikan dan Pelatihan

Provinsi Banten. Hal ini terbukti dari tabel Rumusan Program dan Kegiatan

Tahun 2014, bahwa dana yang ditargetkan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan

Provinsi Banten sebesar 40,598,018,540 Milyar Rupiah dan dana yang diberikan

oleh Pemerintah Daerah sebesar 33,265,838,540 Milyar Rupiah. Adanya

ketidaksesuaian dana yang diharapkan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan

(30)

13

7.332.180.000 Milyar, sehingga berdampak terhadap kinerja program atau

kegiatan yang sudah diatur dalam rumusan kebutuhan program dan kegiatan diklat

tahun 2014. Maka dari itu hal tersebut dapat berpengaruh terhadap target

pencapaian program diklat yang tidak mecapai 100% (Sumber: Bapak Ahmad

Yusuf, Kasubid Penelitian dan Pengembangan, 04 Agustus 2015, Kantor Badan

Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten). Hal ini dapat dibandingkan dengan

anggaran diklat Provinsi Jawa Barat tahun 2014 dengan dana yang dianggarkan

sebesar 68,722,058,604.00 Milyar, dan mengalami defisit atau pengurangan dana

anggaran yang menjadi anggaran diklat tahun 2014 yaitu sebesar

63,401,348,604.00 Milyar. (Sumber: www.Badiklatda.jabarprov.go.id diakses

pada hari minggu tanggal 29 November 2015 pukul 20.00 WIB)

Keempat, Masih kurangnya fasilitas yang tersedia di Kantor Badan

Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, terutama pada teknologi seperti

komputer yang masih dibutuhkan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi

Banten sebanyak 80 unit, mesin foto copy 2 unit, dan kendaraan bus operasional

yang tersedia namun tidak bisa digunakan yang pada kenyataannya Badan

Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sangat membutuhkan sebanyak 4 unit

bus operasional untuk menunjang program atau kegiatan di luar kantor.

Sehubungan dengan itu juga Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi

Banten masih memiliki asrama yang sangat terbatas, pada tujuannya asrama

tersebut disediakan untuk peserta diklat selama kegiatan pelatihan berlangsung.

sampai saat ini, asrama yang tersedia di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi

(31)

Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten asrama yang tersedia memiliki

daya tampung sebanyak 400 orang, sehingga untuk saat ini beberapa asrama yang

seharusnya tersedia untuk peserta diklat sampai saat ini masih dijadikan Kantor

Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. (Sumber: Bapak Ahmad Yusuf,

Kasubid Penelitian dan Pengembangan, 04 Agustus 2015, Kantor Badan

Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten).

Berdasarkan data di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian skripsi di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dengan

Judul: “Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap

Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan

Provinsi Banten”.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka identifikasi masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Tidak sesuainya target peserta diklat yang mengikuti program Pendidikan

dan Pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Karena

terdapat beberapa calon peserta yang tidak memenuhi persyaratan

administrasi sesuai pada ketentuan Peraturan Kepala Lembaga

Administrasi Negara (Perkalan No 20 Tahun 2015).

2. Tidak adanya pembaruan materi materi yang disajikan merupakan materi

yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena hal ini harus

menyesuaikan berdasarkan Undang-undang tentang diklat yaitu pada

(32)

15

3. Terbatasnya anggaran yang tersedia oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan

Provinsi Banten. Karena dana yang direaslisasikan dari Pemerintah Daerah

yang berasal dari APBD tidak sesuai dengan yang diharapkan Bandiklat.

Sehingga dapat mempengaruhi kinerja program dan rencana kegiatan yang

sudah diatur dalam Rumusan Kebutuan Program dan Kegiatan Diklat

Tahun 2014.

4. Masih kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia di Badan Pendidikan

dan Pelatihan Provinsi Banten. Hal ini dapat menunjang dari sisi

kenyamanan pada saat kegiatan program diklat berlangsung dan juga pada

saat di asrama.

1.3 Batasan Masalah

Banyak hal yang didapat oleh peneliti pada Badan Pendidikan dan

Pelatihan terutama dalam persoalan Pengaruh Diklat. akan tetapi dalam penelitian

ini, peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan pada apakah terdapat antara

Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap

Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan Dan Pelatihan

Provinsi Banten.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh antara Pendidikan - Pelatihan

Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di

(33)

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk Mengetahui Apakah

Terdapat Pengaruh Antara Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV

Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan

Pelatihan Provinsi Banten.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapaianya tujuan. Oleh

karena itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Pengembangan ilmu Administrasi Negara

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan

dan pengetahuan yang dapat digunakan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan Ilmu Administrasi Negara

khususnya tentang pelatihan pegawai.

b. Penelitian lebih lanjut

Hasil dari penelitian ini diharapkan semoga dapat dijadikan

referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih

lanjut dengan topik yang sama.

2. Secara Praktis, dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

a. Peneliti, yakni untuk mengembangkan kemampuan dan

penguasaan ilmu pengetahuan yang pernah diperoleh selama

perkuliahan pada Program Ilmu Administrasi Negara Universitas

(34)

17

b. Memberikan informasi atau masukan terhadap Badan Pendidikan

dan Pelatihan Provinsi Banten sehingga dapat meningkatkan

produktivitas kerja pegawai yang berada di Provinsi Banten dengan

Diklat tersebut.

1.7 Sistematika Penulisan

Skripsi ini berjudul Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan

Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan

Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Mengenai Pengaruh Pendidikan -

Pelatihan yang diberikan kepada peserta diklat. Sistematika penulisan skripsi yang

penulis buat yaitu, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Latar belakang masalah menerangkan atau menjelaskan ruang lingkup

dan kedudukan masalah yang akan diteliti. Bentuk penerangan dan

penjelasan diuraikan secara deduktif, artinya dimulai dari penjelasan yang

berbentuk umum hingga menukik pada masalah yang spesifik dan

relevan.

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang akan

diteliti, berkaitan dengan variabel penelitian.

1.3Batasan Masalah

Pembatasan masalah lebih memfokuskan pada masalah spesifik yang

(35)

1.4Rumusan Masalah

Perumusan masalah bertujuan untuk memilih dan menetapkan masalah

yang lebih spesifik yang berkaitan dengan judul penelitian. Perumusan

masalah mendefinisikan permasalahan yang telah diterapkan dalam

bentuk definisi konsep dan operasional, kalimat yang digunakan adalah

kalimat pertanyaan.

1.5Tujuan penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai

dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan yang telah

dirumuskan sebelumnya.

1.6Manfaat Penelitian

Menjelaskan manfaat teoritis dan manfaat praktis dalam temuan

penelitian. Manfaat teoritis berguna memberikan kontribusi tertentu

terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis.

Manfaat praktis memberikan kontribusi tertentu terhadap objek penelitian,

baik individu, kelompok maupun organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1Landasan Teori

Mengkaji berbagai teori dan konsep yang relevan dengan permasalahan

dan variabel penelitian, sehingga akan memperoleh konsep yang jelas.

(36)

19

Kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peniliti sebelumnya yang

dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik skirpsi, tesis, disertasi

atau jurnal penelitian.

2.3Kerangka Pemikiran Penelitian

Menggambarkan alur pikiran peniliti sebagai kelanjutan dari kajian teori

untuk memberikan penjelasan kepada pembaca.

2.4Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Bagian ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian.

3.2 Ruang Lingkup atau Fokus Penelitian

Membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan

dilakukan.

3.3 Lokasi Penelitian

Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Memberikan penjelasan tentang konsep dari variabel yang akan

(37)

3.4.2 Definisi Operasional

Penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam rincian yang

terukur.

3.5 Instrumen Penelitian

Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpulan daya

yang digunakan, proses penyusunan daya dan teknik penentuan kualitas

instrument penelitian.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan

sebagai sumber data.

3.7Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan data dan teknik analisis Data menjelaskan mengenai

cara menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian

3.8Jadwal Penelitian

Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian diadakan mulai dari

pelaksanaan penelitian sampai penelitian tersebut berakhir

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian

secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel yang telah

(38)

21

4.2 Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

mempergunakan teknik analisis data yang relevan, baik data kualitatif

maupun data kuantitatif.

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik

Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan menggunakan

uji statistik.

4.4 Pengujian Hipotesis

Melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik

analisi statistik yang sudah ditentukan semula, seperti korelasi dan atau

regresi baik sederhana maupun ganda. Masing-masing hipotesis di uji

dalam subjudul sendiri. Hasil akhir dari analisis statistik itu adalah teruji

tidaknya hipotesis nol penelitian. Hasil perhitungan akhir dari statistik

dilaporkan dalam batang tubuh, sedangkan perhitungan selengkapnya di

tempatkan dalam lampiran.

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis.

4.6 Pembahasan

Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data terhadap

hipotesis yang diterima barang kali tidak ada persoalan, tetapi terhadap

hipotesis yang ditolak harus diberikan berbagai dugaan yang menjadi

(39)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat dan

juga mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan

permasalahan serta asumsi dasar penelitian.

5.2 Saran

Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang

diteliti baik secara teoritis maupun praktis. Saran praktis lebih operasional

sedangkan aspek teoritis lebih mengarah pada pengembangan konsep atau

teori.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan SKRIPSI.

LAMPIRAN

(40)

23

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Teori merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, ada

beberapa pengertian teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut William

dalam Sugiyono (2008:53), menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti

penting, jika lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala

yang ada. Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis

tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil

penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti.

2.1.1 Definisi Pelatihan

Pelatihan menurut Mangkuprawira (2002:135), adalah sebuah

proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar

pegawai semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawab

dengan semakin baik sesuai standar operasional yang ditentukan. Idealnya,

pelatihan harus dirancang untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi,

yang pada waktu bersamaan juga mewujudkan tujuan-tujuan pekerja

secara perorangan. Pelatihan sering dianggap aktivitas yang paling umum

dan para pimpinan mendukung adanya pelatihan karena melalui program

pelatihan diharapkan seluruh potensi yang dimikili dapat ditingkatkan

sesuai dengan keinginanorganisasi atau setidaknya mendekati apa yang

(41)

Berikut ini penjelasan beberapa ahli mengenai pengertian pelatihan:

Menurut Jan Bella dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia

karangan Hasibuan dikutip Graha (2012:32):

“Pendidikan dan Pelatihan sama dengan pengembangan yaitu merupakan proses peningkatan keterampilan kerja baik teknis maupun manajerial. Pendidikan berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama dan biasanya menjawab why.Latihan berorientasi praktek, dilakukan di lapangan, berlangsung singkat, dan biasanya menjawab how.”

Menurut Panggabean dikutip Graha (2012:32):

“Pelatihan dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan sekarang, Sedangkan pendidikan lebih berorientasi kepada masa depan dan lebih menekankan pada peningkatan kemampuan seseorang untuk memahami dan meningkatkan pengetahuan.”

Menurut Soenanto dikutip Sudirman (1993:48):

“Pelatihan adalah kegiatan belajar untuk mengubah rencana orang dalam melakukan pekerjaan. Penyelenggaraan pelatihan yang baik dan optimal akan meningkatkan kemampuan peserta pelatihan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam menjalankan tugas serta dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja “

Bernadin dan Russell dikutip Bima (1998)

Pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yang direncanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi.

Menurut Gomes dikutip Effendi (2013:12):

(42)

25

tanggungjawabnya.Menurutnya istilah pelatihan sering disamakan dengan istilah pengembangan, perbedaannya kalau pelatihan langsung terkait dengan perfomansi kerja pada pekerjaaan yang sekarang, sedangkan pengembangan tidaklah harus, pengembangan mempunyai skcopeyang lebih luas dibandingkan dengan pelatihan.”

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan untuk

meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya dengan cara

peningkatan keahlian, pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang

spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan.

2.1.2 Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan menurut Riggio (2009) menyatakan bahwa

kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mengarahkan sebuah

kelompok untuk mencapai suatu tujuan. Definisi lain menunjukan bahwa

kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sebuah kelompok

menuju pencapaian dari sejumlah visi atau tujuan (Robbins & Judge

2009). Kepemimpinan merupakan hubungan yang terjalin antara seseorang

yang memimpin dan mereka yang memutuskan untuk mengikutinya.

Hubungan yang dikararkteristikan dengan penghormatan dan kepercayaan

akan mampu menghadapi tantangan dan menjujung tinggi nilai. Dari

definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, kepemimpinan adalah suatu

hubungan untuk mempengaruhi, memotivasi dan memungkinkan orang

lain untuk berkontribusi kepada kesuksesan organisasi dengan

(43)

2.1.3 Tujuan Pelatihan

Menurut Panggabean (2004), pada umumnya, pelatihan dilakukan

untuk kepentingan karyawan, perusahaan dan konsumen:

1. Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan karyawan

2. Meningkatkan moral karyawan. Dengan keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan pekerjaannya mereka akan antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik

3. Memperbaiki kinerja. Karyawan yang bekerja secara tidak memuaskan karena kekurangan keterampilan dapat diminimalkan melalui program pelatihan dan pengembangan

4. Membantu karyawan dalam menghadapi perubahan-perubahan. Baik struktur organisasi, teknologi maupun sumber daya manusia. Melalui pelatihan dan pengembangan karyawan diharapkan dapat secara efektif menggunakan teknologi baru. Manajer disemua bidang harus secara konstan mengetahui kemajuan teknologi yang membuat organisasi berfungsi secara lebih efektif

5. Peningkatan karier karyawan. Dengan pelatihan dan pengembangan kesempatan untuk meningkatkan karier menjadi besar karena keahlian keterampilan dan prestasi kerja lebih baik 6. Meningkatkan jumlah balas jasa yang dapat diterima karyawan.

Dengan pelatihan dan pengembangan, maka keterampilan semakin meningkat dan prestasi kerja semakin baik dan gaji juga akan meningkat karena kenaikan gaji didasarkan prestasi.

Menurut Wursanto (1985 : 133) mengemukakan bahwa tujuan

utama pelatihan adalah supaya masing-masing pengikut pelatihan dapat

melakukan pekerjaannya kelak lebih efisien. Tujuan lain dari pelatihan

atau training adalah untuk menstabilisasi pegawai terhadap kondisi

pekerjaan yang dihadapi, sedangkan kondisi yang dimaksud adalah :

1. Untuk menutupi kekurangan antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan.

2. Untuk mencapai dan meningkatkan efisiensi karyawan dalam mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan.”

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pelatihan yaitu

(44)

27

1. Bagi personil (pegawai)

a. Dapat mengembangkan keahlian, pengetahuan, dan sikap yang dimiliki.

b.Dengan kemampuan yang dimiliki, dapat digunakan untuk keperluan persyaratan kenaikan pangkat.

2.Bagi Perusahaan

a. Dapat meningkatkan hasil-hasil yang diharapkan perusahaan yang bersangkutan.

b. Kemungkinan perusahaan untuk lebih cepat melakukan perluasan (ekspansi).

c. Keuntungan yang dicapai akan lebih maksimal.

Sedangkan menurut Mangkunegara(2003 : 52) Bahwa tujuan

pelatihan dan pengembangan antara lain :

1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi 2. Meningkatkan produktivitas kerja

3. Meningkatkan kualitas kerja

4. Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia 5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja

6. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal

7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja 8. Menghindarkan keusangan (obsolescence) 9. Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai”

2.1.4 Tujuan Pelatihan Kepemimpinan.

Untuk menciptakan organisasi yang sukses dan berkarakter harus

berawal dengan menguatkan institusi yang ada dan bertanggung jawab

terhadap pendidikan dan pengembangan moral dan mental pegawai. Salah

satunya adalah menciptakan kelompok kepemimpinan. Inisiatif karakter

yang sukses diseluruh komunitas memerlukan kelompok kepemimpinan

yang mengoordinasikan usaha dan mendukung implementasi. Kemudian

memberikan pelatihan kepemimpinan bagi kelompok tersebut.

Pelatihan kepemimpinan merupakan usaha atau proses

(45)

menjadi seorang pemimpin. Melalui pelatihan ini dapat menghasilkan

generasi yang siap dan kompeten di organisasi maupun lingkungan

masyarakat. Dengan demikian, kepemimpinan diperlukan dalam hal

tersebut. Sedangkan tujuan kepemimpinan merupakan kerangka ideal atau

filosofis yang dapat memberikan pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin.

Dalam hal ini tujuan kepemimpinan pendidikan yaitu agar setiap kegiatan

yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan pendidikan dan pelatihan secara

efektif dan efisien. Berikut hal-hal penting dalam tujuan pelatihan

kepemimpinan:

1. Membangun kepemimpinan yang efektif melalui karakter dan motivasi yang sesuai dengan visi, nilai, dan misi organisasi.

2. Membangun kepemimpinan autentik, yaitu: kepemimpinan yang memimpin berdasarkan nilai, integritas, etika, tanggung jawab moral, dan bekerja berdasarkan data dan informasi yang benar untuk tindakan yang sesuai dengan visi dan misi organisasi.

3. Membangun kepemimpinan yang unggul dalam budaya kolaborasi di semua aspek kerja kepemimpinan.

4. Membangun kepemimpinan yang mampu memimpin melalui kekuatan kepribadian, pengetahuan, keterampilan, cara-cara unik yang menjadi ciri keunggulan individu.

5. Membangun kepemimpinan yang beretika disemua aspek kerja kepemimpinan.

6. Membangun kepemimpinan yang berkelanjutan untuk memastikan keunggulan organisasi di masa depan.

7. Membangun kepemimpinan yang cerdas secara emosional dalam semua aspek dan perilaku kepemimpinan.

8. Membangun kepemimpinan yang cerdas mengelola sumber daya manusia untuk keberhasilan organisasi dan stakeholder.

9. Membangun pemimpin masa depan dengan memahami berbagai tantangan di masa depan.

2.1.5 Manfaat dan Pentingnya Pelatihan

Pelatihan bagi pegawai merupakan sebuah proses mengajarkan

(46)

29

terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin

baik, sesuai dengan standar. Biasanya pelatihan merujuk pada

pengembangan keterampilan bekerja yang dapat digunakan dengan segera.

Sedangkan pengembangan sering dikategorikan secara eksplisit dalam

pengembangan manajemen, organisasi, dan pengembangan individu

pegawai. Pengembangan lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan

perusahaan jangka panjang.

Menurut Tanjung (2003:94), manfaat program pelatihan bagi suatu

perusahaan atau organisasi sangat penting untuk:

a. Pegawai baru

Pegawai baru tersebut belum mempunyai kemampuan sesuai dengan persyaratan yang dilakukan, oleh karena itu diperlukan pelatihan dengan tujuan agar dapat memberikan kemampuan pada pegawai tersebut.

b. Perubahan teknologi

Perubahan teknologi akan mengubah suasana kerja dalam organisasi. Artinya akan ada suatu pekerjaan yang mengharuskan penguasaan teknologi baru. Hal ini akan mempengaruhi susunan pegawai suatu organisasi atau perusahaan disebabkan tidak adanya pegawai yang menguasai teknologi baru tersebut, dengan demikian diperlukan pelatihan.

c. Mutasi

Pendidikan dan pelatihan diperlukan jika ada mutasi dalam artian dipindah tugaskan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya (bukan hanya pindah tempat untuk menduduki jabatan baru, melainkan belum cukup bekal untuk menduduki jabatan baru tersebut). Mutasi penting dilakukan karena mutasi akan menghilangkan kejenuhan atau kebosanan bagi pegawai. Dengan adanya mutasi, maka pegawai akan memiliki banyak kemampuan dan keahlian sekaligus memberikan suasana baru bagi kerja pegawai.

d. Promosi

(47)

cukup. Dengan adanya promosi, maka pegawai berlomba-lomba untuk berbuat yang terbaik agar memperoleh promosi dari pimpinan. Agar organisasi berkembang maka organisasi atau perusahaan harus melakukan promosi.

Manfaat pelatihan menurut William B. Werther dan Keith Davis

(1996), “The benefits of training may extend throughout a person’s career

and help develop that person for future responbilities”. Dalam Bahasa

Indonesia dapat dinyatakan sebagai berikut: manfaat dari pelatihan adalah

mampu meningkatkan jenjang karier seseorang dan membantu

mengembangkan dirinya agar dapat menyelesaikan tanggung jawabnya di

masa yang akan datang.

Menurut Henry Simamora (1995) manfaat dari pelatihan antara

lain:

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas; 2. Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja;

3. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang diterima;

4. Menciptakan sikap, loyalitas dan kerjasama yang lebih menguntungkan;

5. Memenuhi persyaratan perencanaan sumber daya manusia;

6. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.

2.1.6 Manfaat Pelatihan Kepemimpinan

Menurut Moejiono (2002) beberapa manfaat pelatihan

kepemimpinan:

(48)

31

menerapkan kemampuan yang unik untuk sebuah misi bersama.

2. Peserta belajar cara mencapai keunggulan dalam semua aspek kepemimpinan. Cara bertindak secara konsisten terhadap visi, tujuan, dan mampu melepaskan diri dari hambatan, serta selalu berkomitmen untuk prestasi tertinggi. Cara untuk tetap berada dalam tujuan dan cerdas untuk memusatkan semua energi pada tujuan yang ingin dicapai.

3. Menjalankan etika kepemimpinan. Cara menjalankan prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai yang disepakati bersama untuk mengarahkan organisasi, bisnis, dan sumber daya manusia sesuai visi. Kepemimpinan yang patuh menjalankan hukum, peraturan, core values organisasi, SOP, kode etik, good governance, dan budaya organisasi.

4. Mengembangkan kepemimpinan yang berkelanjutan melalui kecerdasan emosional. Peserta akan diberikan pencerahan bahwa organisasi didirikan untuk sepanjang jaman, sedangkan sebuah kepemimpinan sangatlah singkat masa kekuasannya dibandingkan umur dan eksistensi organisasi. Jiwa besar, kontribusi, dan pengabdian kepemimpinan untuk meninggalkan warisan kepemimpinan yang berkualitas adalah hal yang akan membuat organisasi selalu kuat dan mampu menyesuaikan diri dalam perubahan seperti apapun.

5. Peserta belajar mengelola risiko, manajemen peluang, bertindak sesuai rencana, mengelola aspirasi tim kerja, membuat perencanaan yang sistematis, berbicara dan memberikan pidato, keterampilan untuk mengelola manajemen krisis, memaafkan dan membangun orang lain dengan kepedulian dan kebijaksanaan.

2.1.7 Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Pelatihan

Menurut Hariandja (2002:168), ada beberapa alasan penting untuk

mengadakan pelatihan, yaitu:

1. Pengenalan awal.

Pegawai yang baru direkrut sering kali belum memahami secara benar bagaimana melakukan pekerjaan.

2. Perubahan-perubahan lingkungan kerja dan tenaga kerja.

(49)

nilai, sikap yang berbeda yang memerlukan pelatihan untuk menyamakan sikap dan perilaku mereka terhadap pekerjaan.

3. Meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas.

Saat ini daya saing perusahaan tidak bisa lagi hanya dengan mengandalkan aset berupa modal yang dimiliki, tetapi juga harus sumber daya manusia yang menjadi elemen paling penting untuk meningkatkan daya saing sebab sumber daya manusia merupakan aspek penentu utama daya saing yang langgeng.

4. Menyesuaikan dengan peraturan-peraturan yang ada.

Misalnya standar pelaksanaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh asosiasi industri dan pemerintah, untuk menjamin kualitasproduksi atau keselamatan dan kesehatan kerja.

Menurut Veithzal Rivai (2010:225-226), dalam melakukan

pelatihan ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu instruktur,

peserta, materi (bahan), metode, tujuan pelatihan, dan lingkungan yang

menunjang. Metode pelatihan terbaik tergantung dari berbagai faktor.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pelatihan yaitu :

1. Cost effectiveness (efektivitas biaya) 2. Materi program yang dibutuhkan 3. Prinsip-prinsip pembelajaran 4. Ketepatan dan kesesuaian fasilitas

5. Kemampuan dan preferensi peserta pelatihan 6. Kemampuan dan preferensi instruktur pelatihan

Menurut As’ad (1980 : 65) mengemukakanfaktor-faktor yang

mempengaruhi pentingnya pelatihan yaitu :

1. Perubahan produksi

Permintaan akan suatu barang bisa naik bisa turun yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kenaikan jumlah penduduk, perubahan selera.

2. Perubahan teknologi

(50)

33

efisien. Sehingga perusahaan terdorong untuk mengganti atau menambah peralatan baru.

3. Perubahan karyawan

Karyawan baru, mereka sebelum dapat melaksanakan tugas, umumnya harus dilatih agar dapat menyesuaikan diri dalam perusahaan.

Karyawan lama, karena berbagai hal harus mengikuti latihan, misalnya : harus menghadapi peralatan baru ataupun kemungkinan dimutasi atau dipromosikan ke jabatan lain.”

Anwar Prabu (2003 : 52) mengemukakan bahwa Faktor-faktor

yang perlu diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan adalah :

1. Perbedaan individu pegawai 2. Hubungan dengan analisis jabatan 3. Motivasi

4. Partisipasi aktif 5. Seleksi peserta 6. Seleksi instruktur

7. Metode pelatihan dan pengembangan

2.1.8 Langkah - langkah Penyelenggaraan Pelatihan

Menurut Sastradipoera (2006:142), langkah-langkah yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan pelatihan dan pengembangan itu harus

menggambarkan jumlah dan mutu komponen pendidikan dan keterjaminan

hubungan antar komponen tersebut. Untuk itu perlu dilakukan urutan

langkah sebagai berikut:

1. Menganalisis kebutuhan, perencana pelatihan dan pengembangan

sumber daya manusia harus menghimpun informasi untuk

dianalisis sehingga kebutuhan pendidikan tersebut dapat ditetapkan

dengan definitif. Metode penentuan kebutuhan tersebut dapat

dilakukan melalui: (1) analisis jabatan, menggambarkan

(51)

dengan membandingkan pengalaman para karyawan yang sudah

berpengalaman.

2. Menetapkan tujuan pendidikan. Perumusan tujuan yang tepat

diperlukan untuk pengawasan program pelatihan dan

pengembangan, khususnya pengevaluasian.

3. Mempersiapkan rencana pendidikan. Kegiatan mempersiapkan

rencana peliatihan dan pengembangan sumber daya manusia

merupakan kegiatan untuk menyesuaikan program pendidikan

dengan tujuan yang sekaligus dapat melukiskan biaya dan manfaat

dari program pelatihan dan pengembangan tersebut.

4. Melaksanakan rencana pendidikan.

Kegiatan untuk melaksanakan rencana pelatihan dan

pengembangan sumber daya manusia meliputi kegiatan untuk

mengisi jabatan, pengarahan, pengkoordinasian, pemberian

motivasi, dan pengkomunikasian bagi segenap orang yang terlibat

dalam program tersebut. Mengawasi proses pendidikan. Kegiatan

pengawasan proses pelatihan dan pengembangan sumber daya

manusia berturut-turut dilakukan dengan mengembangkan standar,

mengukur status pelaksanaan, mengevaluasi. hasil-hasil, dan

mengkoreksi hasil-hasil pelatihan dan pengembangan jika terjadi

(52)

35

2.1.9 Metode-Metode Pelatihan

Menurut Panggabean (2002:41), ada berbagai metode yang dapat

digunakan untuk pelatihan dan pengembangan dan pada dasarnya dapat

dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu on the job training dan off

the job training.

1. On the job training (latihan sambil bekerja)

On the job training meliputi semua upaya melatih pegawainya

untuk mempelajari suatu pekerjaan sambil mengerjakannya di

tempat kerja yang sesungguhnya. On the job training, meliputi

beberap program yaitu: (1) program magang, menggabungkan

pelatihan dan pengembangan pada pekerjaan dengan instruksi yang

didapatkan dari ruang kelas, (2) rotasi pekerjaan, karyawan

berpindah dari satu jenis pekerjaan ke jenis pekerjaan lain dalam

jangka waktu yang direncanakan, (3) coaching, yaitu teknik

pengembangan yang dilakukan dengan praktik langsung dengan

orang yang sudah berpengalaman atau atasan yang dilatih.

2. Off the job training (latihan di luar jam bekerja)

Pelatihan dan pengembangan dilaksanakan pada lokasi terpisah

dengan tempat kerja. Ada beberapa jenis metode pelatihan Off the

job training, yaitu:

a. Pelatihan instruksi pekerjaan

Pendaftaran masing-masing tugas dasar jabatan, bersama dengan titik-titik kunci untuk memberikan pelatihan langkah demi langkah kepada pegawai.

b. Pembelajaran terprogram

Gambar

Tabel 1.1 DATA TARGET DAN REALISASI PENYELENGGARAAN
Tabel 1.2 Rekapitulasi Data Yang Tidak Sesuai Target Penyelenggaraan Diklat
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian
Tabel 3.1 Operasional Variabel X (Pendidikan - Pelatihan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku agresi anak yang mengalami kekerasan oleh orang tua dengan mengetahui beberapa faktor- faktor yang menyebabkan

Analisis Kepatuhan Dokter Menulis Resep Berdasarkan Formularium di Rumah Sakit Dokter Mohammad Hoesin Palembang Pada Tahun 2002, Tesis Sekolah Pasca Sarjana Universitas

Muhammad Thamrin, “Dampak Penanaman Pohon Hutan Pada Lahan Sela Perkebunan Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) Terhadap Sifat Biologi Tanah di Kecamatan Bahorok Kabupaten

Agar penempatan karya'an tersebut tepat guna, berdaya guna, dan berhasil guna, maka administrator dengan persetujuan pemimpin harus memperhatikan kesesuaian antara bebanejenis

Gambar tersebut menunjukkan bahwa seperti pada pergerakan heaving, RAO kapal A untuk gerakan pitching lebih besar dibanding kapal C, sementara kapal E memiliki RAO terendah.. Gambar

[r]

kerja dari April 2015-Maret 2016, data elemen kerja proses produksi roda lorry,. data waktu siklus proses produksi roda lorry, precedence diagram

Sahabat MQ/ Bergulirnya wacana hak menyatakan pendapat/ merupakan kelanjutan proses kasus Bank Century di parlemen// Mungkin/ tekanan politik ini/ sejatinya tak