• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SD N SOKOWATEN BARU BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SD N SOKOWATEN BARU BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP

TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

DI SD N SOKOWATEN BARU BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Sinta Saraswati

101134195

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada:

- Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayatnya.

- Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendidik serta memberikan nasehat

dan semangat dalam menempuh pendidikan.

- Kakak-kakakku dan adikku yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

- Sahabat yang selalu memberikan dukungan dan selalu ada dalam setiap

kebersamaan.

(5)

v

MOTTO

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak serta kerjakan hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utama.

Melalui kesabaran, seseorang dapat meraih lebih daripada melalui kekuatan yang dimilikinya.

(Edmud Burke)

Kesulitan itu ibarat seorang bayi. Hanya bisa berkembang dengan cara merawatnya.

(Douglas Jerrold)

Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang semangat mengejarnya.

(Abraham Lincoln)

Sukses bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal. Namun keberanian untuk meneruskan kehidupanlah yang perlu

diperhatikan. (Sir Winston Churcill)

Sebelum menolong orang, saya harus menolong diri sendiri dahulu. Sebelum menguatkan orang lain, saya harus menguatkan diri sendiri dahulu.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 Juli 2014

Penulis,

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Sinta Saraswati

NIM : 101134195

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP

KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI PADA MATA PELAJARAN

IPA KELAS VDI SD N SOKOWATEN BARU BANGUNTAPAN BANTUL

YOGYAKARTA” beserta perangkat yang diperlukan, (bila ada).

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas

Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 7 Juli 2014

Yang menyatakan

(8)

viii

ABSTRAK

Saraswati, Sinta. 2014. Pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA Kelas V di SD N Sokowaten Baru Banguntapan Bantul Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Latar belakang penelitian ini bermula dari fakta yang terjadi bahwa siswa kelas V di SD N Sokowaten Baru belum dapat menunjukkan kemampuan evaluasi

dan kemampuan inferensi dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan

evaluasi dan inferensi pada siswa kelas V SD N Sokowaten Baru Banguntapan Bantul Yogyakarta pada mata pelajaran IPA.

Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental design tipe non equivalent control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Sokowaten Baru yang terdiri dari kelas VA sebanyak 27 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas VB sebanyak 25 siswa sebagai kelompok eksperimen. Variabel independennya adalah mind map, dan variabel dependennya adalah kemampuan

evaluasi dan kemampuan inferensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) penggunaan metode mind map

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan evaluasi, hal ini ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,003 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 0,980,

SD = 0,637, dan SE = 0,127. Besar efek perlakuan menunjukkan angka 70,06% yang masuk ke dalam kategori besar. 2) Penggunaan metode mind map

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan inferensi, hal ini ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,001 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 0,850,

SD = 0,756, dan SE = 0,151. Besar efek perlakuan menunjukkan angka 56,85% yang masuk ke dalam kategori besar.

Kata kunci: mind map, kecakapan berpikir kritis, kemampuan evaluasi,

(9)

ix

ABSTRACT

Saraswati, Sinta. 2014. The effect of using mind map methods toward evaluation and inference skills in science subject of fifth grade at SD N Sokowaten Baru Banguntapan Bantul Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Elementary Teacher Education Program Study, Universitas Sanata Dharma.

Background of this reserach begins from the fact that the students of fifth grade at SD N Sokowaten Baru Banguntapan Bantul can not to show the ability of evaluation skills and inference skills in learning activities. The purpose of research is to find identify the effect of using mind map toward evaluation skills and inference skills on the fifth grade students in Sokowaten Baru primary school in science.

The design of this reserach is quasy experimental design, non equivalent group type. Population of the study is the fifth grade student of Sokowaten Baru primary school which consist of 27 students in class VA as the control group and 25 students in class VB as the experiment group. Independent’s variable is mind map and dependent’s variable is evaluation skills and inference skills.

The result of the study reveals that 1) there is an effect of using mind map in evaluation skills which is proved by the sig. (2-tailed) 0,003 (or p < 0,05) with value M = 0,980, SD = 0,637, and SE = 0,127. In addition a large treatment fit into the large categories, which is proved by the percentage increase which amounted to 70,06%. 2) There is an effect of using mind map in inference skills which is proved by the sig. (2-tailed) 0,001 (or p < 0,05) with value M = 0,850,

SD = 0,756, and SE = 0,151. In addition a large treatment fit into the large categories, which is proved by the percentage increase which amounted to 56,85 %.

(10)

x

KATA PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN

EVALUASI DAN INFERENSI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI

SD N SOKOWATEN BARU BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA”

ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, sulit

bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD

Universitas Sanata Dharma Yogayakrta dan dosen Pembimbing I yang

selalu memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.

3. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen

pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada

penulis.

4. Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A., selaku dosen yang telah

memberikan masukan demi hasil skripsi yang lebih baik.

5. Catur Rismiati, S.Pd., M. A., Ed.D. selaku sekretaris prodi PGSD

Universitas Sanata Dharma Yogayakarta Universitas Sanata Dharma

Yogayakrta.

6. Segenap dosen dan staf Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

USD, yang telah memberikan pengetahuan dan dukungan dalam

menyelesaikan studi Strata I.

7. Kastinah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah di SD N Sokowaten Baru yang

(11)

xi 8. Ashari, S.Pd., selaku guru mata pelajaran IPA di kelas V SD N Sokowaten

Baru yang memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra dalam

penelitian ini.

9. Siswa-siswa kelas VA dan VB SD N Sokowaten Baru, yang bersedia

sebagai subjek penelitian.

10.Bapak dan Ibu tercinta, yang setia dalam doa dan dukungannya kepada

penulis.

11.Kakak-kakakku yang memberikan dukungan dan motivasi bagi penulis.

12.Adik (Sinta Purnawinda) yang memberikan dukungan dan motivasi bagi

penulis.

13.Teman-teman penelitian kolaboratif IPA SD N Sokowaten Baru (Tri dan

Patris), yang selalu berbagi pengetahuan, semangat, dan motivasi kepada

penulis.

14.Teman-teman PPL SD N Sokowaten Baru, yang bersedia memberikan

bantuan selama penulis melakukan penelitian di sekolah.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini belum sempurna karena masih

banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan oleh karena itu peneliti

terbuka terhadap masukan, kritik dari semua pihak yang membaca. Peneliti juga

berharap semoga karya ilmiah ini berguna bagi semua pihak yang membacanya.

(12)

xii

DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... .i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Definisi Operasional ... 6

BAB II ... 8

LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Tinjauan pustaka ... 8

2.1.1 Teori yang mendukung ... 8

2.1.1.1 Teori perkembangan anak ... 8

2.1.1.2 Mind map ... 10

2.1.1.3 Langkah dalam membuat mind map ... 11

2.1.1.4 Kemampuan berpikir kritis ... 12

2.1.1.5 Kemampuan Evaluasi dan Inferensi ... 13

2.1.1.6 Mata Pelajaran IPA ... 14

2.1.1.7 Materi Pembelajaran IPA Kelas V ... 15

2.2 Penelitian-penelitian yang relevan ... 17

2.2.1 Penelitian-penelitian tentang mind map ... 17

2.2.2 Penelitian-penelitian tentang kemampuan berpikir kritis ... 18

2.2.3 Literature map ... 20

3.4 Variabel Penelitian ... 28

(13)

xiii

3.6 Instrumen Penelitian ... 31

3.7 Teknik Pengujian Instrumen ... 34

3.7.1 Uji Validitas ... 35

3.7.1.1 Uji Validitas Konstrak ... 35

3.7.1.2 Uji Validitas Isi ... 36

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 37

3.8 Teknik Analisis Data ... 38

3.8.1 Uji normalitas distribusi data ... 39

3.8.2 Uji pengaruh perlakuan... 39

3.8.2.1 Uji perbedaan kemampuan awal ... 39

3.8.2.2 Uji selisih skor pretest dan postest... 40

3.8.3 Analisis lebih lanjut ... 41

3.8.3.1 Uji peningkatan skor pretest ke postest ... 41

3.8.3.2 Uji besar efek perlakuan (effect size) ... 42

3.8.3.3 Uji retensi pengaruh perlakuan ... 43

3.8.3.4 Dampak perlakuan pada siswa ... 44

3.8.3.5 Konsekuensi Lebih Lanjut ... 45

BAB IV ... 46

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Implementasi pembelajaran ... 46

4.1.1 Kelas Eksperimen ... 46

4.1.2 Kelas kontrol ... 47

4.2 Hasil Penelitian ... 48

4.2.1 Pengaruh Penggunaan Metode Mind map terhadap Kemampuan Evaluasi 48 4.2.1.1 Uji normalitas distribusi data ... 48

4.2.1.2 Uji pengaruh perlakuan ... 50

4.2.1.3 Analisis lebih lanjut ... 53

4.2.2 Pengaruh Penggunaan Metode Mind map terhadap Kemampuan Inferensi 57 4.2.2.1 Uji normalitas distribusi data ... 57

4.2.2.2 Uji pengaruh perlakuan ... 59

4.2.2.3 Analisis lebih lanjut ... 62

4.3 Pembahasan ... 66

4.3.1 Pengaruh Penggunaan Metode Mind map terhadap Kemampuan Evaluasi 66 4.3.2 Pengaruh Penggunaan Metode Mind map terhadap Kemampuan Inferensi 67 4.3.3 Dampak perlakuan pada siswa... 68

4.3.4 Konsekuensi Lebih Lanjut ... 71

BAB V ... 72

KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 73

5.3 Saran ... 73

DAFTAR REFERENSI ... 74

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

JUDUL TABEL HALAMAN

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ... 27

Tabel 3.2 Matriks pengembangan instrumen ... 31

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian ... 32

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Soal ... 37

Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 38

Tabel 3.7 Topik Wawancara ... 45

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Pretest pada Kemampuan Evaluasi ... 49

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Posttest I pada Kemampuan Evaluasi ... 49

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Posttest II pada Kemampuan Evaluasi ... 50

Tabel 4.4 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ... 51

Tabel 4.5 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest pada Kemampuan Evaluasi ... 52

Tabel 4.6 Uji Kenaikan Skor Pretest dan Postest I pada Kemampuan Evaluasi .. 54

Tabel 4.7 Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Evaluasi ... 55

Tabel 4.8 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Evaluasi ... 56

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data Pretest pada Kemampuan Inferensi ... 57

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Posttest I pada Kemampuan Inferensi... 58

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data Posttest II pada Kemampuan Inferensi .... 59

Tabel 4.12 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ... 60

Tabel 4.13 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest pada Kemampuan Inferensi ... 61

Tabel 4.14 Tabel Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest pada Kemampuan Inferensi... 63

Tabel 4.15 Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Inferensi ... 64

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

JUDUL GAMBAR HALAMAN

Gambar 2.1. Contoh mind map ... 11

Gambar 2.2 Pengungkit atau tuas digambarkan secara sederhana ... 15

Gambar 2.3 Bidang miring digunakan untuk memindahkan peti ... 16

Gambar 2.4 Jenis-jenis katrol ... 16

Gambar 2.5 Roda Berporos pada sepeda ... 16

Gambar 2.6. Literarure Map Penelitian Sebelumnya ... 20

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 24

Gambar 3.2 Variabel Penelitian ... 29

Gambar 4.1 Uji Anova pada Kemampuan Evaluasi ... 53

Gambar 4.2 Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I pada Kemampuan Evaluasi 54 Gambar 4.3 Perbandingan Skor Pretest, Postest I, dan Postest II pada Kemampuan Evaluasi... 57

Gambar 4.4 Uji Anova pada Kemampuan Inferensi ... 62

Gambar 4.5 Peningkatan Skor Pretest ke Posttest pada Kemampuan Inferensi... 63

Gambar 4.6 Perbandingan Skor Pretest, Postest I, dan Postest II pada Kemampuan Inferensi ... 66

Gambar 4.7 Histogram Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen pada Kemampuan Evaluasi ... 143

Gambar 4.8 Histogram Normalitas Pretest Kelompok Kontrol pada Kemampuan Evaluasi ... 144

Gamabar 4.9 Histogram Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen pada Kemampuan Inferensi ... 145

Gambar 4.10 Histogram Normalitas Pretest Kelompok Kontrol pada Kemampuan Inferensi... 146

Gambar 4.11 Histogram Normalitas PosttestI Kelompok Eksperimen pada Kemampuan Evaluasi... 147

Gambar 4.12 Histogram Normalitas Posttest I Kelompok Kontrol pada Kemampuan Evaluasi ... 148

Gambar 4.13 Histogram Normalitas Posttest I Kelompok Eksperimen pada Kemampuan Inferensi ... 149

Gambar 4.14 Histogram Normalitas Posttest I Kelompok Kontrol pada Kemampuan Inferensi ... 150

Gambar 4.15 Histogram Normalitas Posttest II Kelompok Eksperimen pada Kemampuan Evaluasi ... 151

Gambar 4.16 Histogram Normalitas Posttest II Kelompok Kontrol pada Kemampuan Evaluasi ... 152

Gambar 4.16 Histogram Normalitas Posttest II Kelompok Eksperimen pada Kemampuan Inferensi ... 153

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Judul Lampiran Halaman

Lampiran 3.1: Silabus Kelompok Eksperimen ... 77

Lampiran 3.2: RPP Kelompok Eksperimen ... 80

Lampiran 3.3: LKS Kelompok Eksperimen Dan Kunci Jawab ... 98

Lampiran 3.4: Silabus Kelompok Kontrol ... 101

Lampiran 3.5: RPP Kelompok Kontrol ... 103

Lampiran 3.6: LKS Kelompok Kontrol Dan Kunci Jawaban ... 112

Lampiran 3.7: Instrumen Pretest, Posttest I, dan Posttest II beserta Kunci Jawaban ... 116

Lampiran 3.8: Hasil Koreksi Uji Validitas Instrumen ... 123

Lampiran 3.9: Hasil Uji Validitas Instrumen ... 124

Lampiran 3.10: Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 126

Lampiran 3.11: Hasil Uji Beda Instrumen ... 127

Lampiran 3.12: Hasil Koreksi Soal Pretest, Posttest I, dan Posttest II ... 128

Lampiran 3.13: Hasil Wawancara dengan Siswa (29 Maret 2014) ... 134

Lampiran 3.14: Hasil Wawancara dengan Guru (3 April 2014) ... 138

Lampiran 4.1: Uji Normalitas Data Pretest ... 140

Lampiran 4.2: Hasil Uji Normalitas Posttest I ... 141

Lampiran 4.3: Hasil Uji Normalitas Posttest II ... 142

Lampiran 4.4: Histogram Uji Normalitas Data ... 143

Lampiran 4.5: Uji Perbedaan Kemampuan Awal pada Kemampuan Evaluasi .. 155

Lampiran 4.6: Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest pada Kemampuan Evaluasi ... 156

Lampiran 4.7: Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest ... 158

Lampiran 4.8: Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Evaluasi ... 159

Lampiran 4.9: Uji Retensi ... 160

Lampiran 4.10: Uji Perbedaan Kemampuan Awal pada Kemampuan Inferensi 161 Lampiran 4.11: Hasil Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest pada Kemampuan Inferensi... 162

Lampiran 4.12: Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Inferensi... 163

Lampiran 4.13: Foto-Foto Kegiatan Di Kelompok Eksperimen ... 164

Lampiran 4.14: Foto-Foto Kegiatan di Kelompok Kontrol ... 166

Lampiran 4.15: Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 167

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Kelima bagian tersebut

diuraikan dalam subbab-subbab berikut.

1.1 Latar Belakang Penelitian

IPA merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya

secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui

metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah

seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya (Trianto, 2010: 136). Dari

uraian tersebut dapat diartikan bahwa mata pelajaran IPA memuat materi penting

yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Di Sekolah Dasar, IPA

merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang dipelajari oleh siswa. Salah satu

materi pokoknya adalah pesawat sederhana. Materi ini sangat penting karena

hampir setiap hari siswa menggunakan benda-benda yang menerapkan prinsip

pesawat sederhana. Seorang siswa akan lebih memahami materi apabila siswa

meringkas materi tersebut dengan menggunakan kata-kata yang dimengerti oleh

dirinya sendiri dan dipetakan dengan menggunakan metode mind map.

Dengan memperoleh pendidikan, seseorang diharapkan dapat memperoleh

ilmu atau pengetahuan sebagai bekal hidupnya. Selain itu, dalam Undang-Undang

Republik Indonesia No.20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3,

dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan pendidikan yang ideal maka

seorang pendidik harus dipersiapkan sebaik mungkin, karena pendidik/guru

merupakan satu kunci utama untuk mencetak penerus bangsa.

Kenyataan yang terjadi menurut PISA (Programme for International Student Assesment) pada tahun 2009, Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang masih jauh tertinggal dengan negara-negara lainnya. Indonesia menduduki

(18)

2 evaluasi internasional selanjutnya yang dilakukan oleh PISA pada tahun 2012

menunjukkan bahwa kualitas pendidkan yang dimiliki oleh Indonesia semakin

menurun. Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara partisipan. Skor

kemampuan bidang sains 382. Salah satu masalah yang menyebabkan rendahnya

kualitas pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses kegiatan pembelajaran di

kelas. Hal ini dikarenakan kinerja guru yang kurang maksimal dalam memberikan

bimbangan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 13 Januari 2014,

didapatkan bahwa dari 27 siswa yang ada di kelas VA SD N Sokowaten Baru

hanya ada 5 siswa yang menunjukkan beberapa indikator dari kemampuan

evaluasi dan kemampuan inferensi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dua siswa menunjukkan indikator menilai benar tidaknya alternatif pemecahan

masalah pada kemampuan evaluasi. Satu siswa menunjukkan indikator menilai benar tidaknya suatu argumen pada kemampuan evaluasi. Dua siswa terlihat menunjukkan indikator mengemukakan alternatif-alternatif untuk memecahkan

masalah dalam kemampuan inferensi. Selain itu siswa tidak menunjukkan penilaian terarah mengenai materi pembelajaran yang telah didapatkan. Dari

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, tidak ada pertanyaan lebih lanjut dari

siswa tentang materi pelajaran. Metode pelajaran yang diterapkan oleh guru

adalah dengan menggunakan metode lama yaitu metode ceramah. Dari hal

tersebut siswa terlihat cenderung pasif, siswa hanya mendengar penjelasan yang

diberikan oleh guru dan tidak ada respon dari siswa untuk menggali pengetahuan

yang lebih dalam lagi. Sehingga materi pelajaran seolah-olah hanya untuk

didengar dan dihafalkan. Dalam proses pembelajaran, guru terlihat lebih

mendominasi dan tidak memberi kesempatan bagi peserta didik untuk

berkembang secara mandiri dan berperan aktif dalam memperoleh pengetahuan

baru melalui penemuan dalam proses berpikirnya.

Kegiatan belajar mengajar yang membosankan tentunya dapat

mempengaruhi hasil prestasi yang didapatkan oleh siswa. Hal ini dipengaruhi oleh

pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada peserta didiknya yang kurang

maksimal. Seiring dengan permasalahan yang terjadi di dalam dunia pendidikan,

(19)

3 Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan

tersebut adalah dengan menerapkan sistem sertifikasi, hak guru atas tunjangan

fungsional dan profesional yang berpotensi meningkatkan pendapatan guru dua

kali lipat. Dari upaya yang dilakukan pemerintah tersebut, menyebabkan

peningkatan anggaran pendidikan di Indonesia dengan mengambil alokasi

anggaran 20 persen dari APBD (Chang, 2014: 10). Menurut Chang (2014: 8-9), berbagai kebijakan politik terkait dengan sertifikasi dan pemenuhan tunjangan

bagi guru tidak memberi dampak yang signifikan terhadap hasil belajar siswa,

bahkan secara umum kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Kebijakan

pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan ternyata tidak tepat sasaran

dan tidak efektif untuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia.

Untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam kegiatan

pembelajaran, maka harus diupayakan peningkatan kualitas pembelajaran yaitu

dengan menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan menyenangkan untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Pemilihan metode

pembelajaran akan lebih meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa jika guru

menyampaikan materi pembelajaran dengan menerapkan metode mind map dalam kegiatan pembelajaran. Buzan (2008: 4) mengemukakan bahwa mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran–

pikiran kita. Mind map merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind map

memungkinkan kita untuk menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga

cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal karena mind map merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan kita. Penggunaan metode mind map dalam kegiatan pembelajaran di kelas dapat mengaktifkan dan mendorong siswa belajar aktif dan

kreatif sehingga dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran yang

telah disampaikan oleh guru.

Pendapat Buzan ini senada dengan pendapat Piaget (Dalam Hariyanto.

2011: 84) yang mengemukakan dalam tahap operasional konkret (7-11 tahun),

pikiran logis anak mulai berkembang. Dalam usahanya memahami tentang alam

dan sekelilingnya, anak tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang

(20)

4 juga sudah menguasai pembelajaran penting, yaitu bahwa ciri yang ditangkap oleh

pancaindera seperti besar dan bentuk sesuatu dapat saja berbeda tanpa harus

mempengaruhi. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas V yang berada pada tahap

operasional konkret yaitu pada usia 7-11 tahun. Maka, penggunaan mind map

cocok untuk diterapkan di kelas V karena proses pembuatannya melibatkan

pancaindera sehingga diharapkan materi pembelajaran yang diperoleh dapat

dipahami dengan baik.

Dari uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian eksperimen yang

diharapkan dapat memberikan pembenahan kualitas pendidikan di Indonesia salah

satunya pada mata pelajaran IPA secara khusus di SD N Sokowaten Baru.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan metode mind map

dalam mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar kelas V yang diharapkan dapat

meningkatkan kualitas pendidikan.

Penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh penggunaan metode mind map

pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi bagi siswa kelas V SD N Sokowaten Baru pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

Sampel yang digunakan oleh peneliti adalah SD N Sokowaten Baru yang

berlokasi di Jl. Arimbi No. 27 Sokowaten, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.

Materi pembelajaran yang digunakan hanya dibatasi pada materi Standar

Kompetensi (SK) 5 yaitu “Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya”. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan adalah KD

5.2 yaitu “Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih

mudah dan lebih cepat”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan

evaluasi siswa kelas V SD N Sokowaten Baru Yogyakarta pada mata pelajaran IPA semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014?

1.2.2 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan

(21)

5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan

evaluasi siswa kelas V SD N Sokowaten Baru Yogyakarta pada mata pelajaran IPA semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan

inferensi siswa kelas V SD N Sokowaten Baru Yogyakarta pada mata pelajaran IPA semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam melakukan

penelitian eksperimental khususnya dengan menerapkan metode mind map pada mata pelajaran IPA yang dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan

berpikir kritis pada kemampuan evaluasi dan kemampuan inferensi.

1.4.2 Bagi Sekolah

Penelitian diharapkan dapat memberikan acuan untuk selalu mengadakan

inovasi pembelajaran ke arah yang lebih baik.

1.4.3 Bagi Pendidik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

memberikan pengalaman ilmu pengetahuan tentang penggunaan metode mind map pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada kemampuan evaluasi dan kemampuan inferensi peserta didik. Selain itu diharapkan dapat semakin meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru

dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif,

inovatif dan menyenangkan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis bagi siswa.

1.4.4 Bagi Peserta Didik

Dari hasil penelitian ini, siswa diharapkan bisa semakin meningkatkan

kemampuan berpikir kritis pada kemampuan evaluasi dan kemampuan inferensi. Serta dapat mempermudah dalam mempelajari materi pelajaran. Selain itu

(22)

6

IPA, khususnya pada KD “Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat” dengan menerapkan metode mind map

dalam kegiatan pembelajaran.

1.5 Definisi Operasional

1. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-pikiran.

2. Kemampuan berpikir adalah sekumpulan keterampilan kompleks yang dapat

dilatih sejak usia dini.

3. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa

untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka

sendiri (Johnson, 2002: 185).

4. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan berpikir yang penilaian yang

terarah dan terukur, yang terdiri dari enam elemen, yaitu interpretasi,

analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri.

5. Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif dalam membuat

keputusan.

6. Kemampuan evaluasi adalah kecakapan untuk menilai suatu pernyataan atau ungkapan lain yang mencerminkan persepsi, pengalaman, situasi, penelitian

atau opini seseorang dan berguna untuk mempertimbangkan hasil dari suatu

penalaran yang berkaitan dengan pernyataan, deskripsi, pertanyaan, atau

bentuk ungkapan lain.

7. Inferensi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan memastikan elemen-elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk akal;

untuk merumuskan dugaan dan hipotesis; untuk mempertimbangkan

informasi-informasi yang relevan; dan untuk menarik

konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari data, pernyataan, prinsip, bukti,

penilaian, kepercayaan, opini, konsep, gambaran, pertanyaan, atau bentuk

ungkapan yang lain.

(23)

7 yang logis untuk merumuskan dugaan dan hipotesis untuk

mempertimbangkan informasi yang relevan dan untuk menarik

konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari data, pernyatan,

prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, atau bentuk ungkapan lain.

9. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu tentang alam, yang mempelajari

segala peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

10. Penjelasan materi pesawat sederhana adalah alat yang dapat digunakan oleh

manusia untuk memudahkan pekerjaannya.

11. Siswa SD adalah siswa kelas V SD N Sokowaten Baru Banguntapan Bantul

(24)

8

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II merupakan landasan teori yang berisi tinjauan pustaka,

penelitian-penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian-penelitian. Tinjauan

pustaka membahas teori-teori yang relevan dan hasil penelitian sebelumnya yang

berisi tentang penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Selanjutnya

akan dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis penelitian yang berisi

tentang dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah

penelitian.

2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Teori yang mendukung 2.1.1.1Teori perkembangan anak

Teori perkembangan anak yang akan dibahas adalah teori perkembangan

anak yang disampaikan oleh Piaget. Peneliti memilih teori Piaget karena teori ini

didasarkan pada perubahan perkembangan anak yang dapat dilihat dengan

cara-cara berpikir anak yang semakin kompleks. Seperti yang dijelaskan oleh Kohberg

(dalam Crain 2007:172) bahwa anak-anak secara konstan mengeksplorasi,

memanipulasi, dan berusaha memahami lingkungannya, dan didalam proses ini

mereka aktif mengkonstruksikan struktur-struktur baru yang lebih elaboratif agar

bisa menghadapinya.

Piaget (dalam Jamaris, 2006: 70-73) menjelaskan bahwa perkembangan

kognitif anak dibagi ke dalam empat tahapan sebagai berikut :

1. Sensorimotor (lahir sampai 2 tahun)

Pada tahap ini anak memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan dunia luar

melalui perbuatan. Pada tahap ini anak belum mengenal bahasa untuk

memberi label pada objek atau pembuat. Di akhir tahap ini sudah terbentuk

struktur kognitif sementara untuk mengkoordinasi perbuatan dalam

(25)

9 2. Pra Operasional (2-7 tahun)

Anak sudah memiliki kemampuan untuk mulai meningkatkan kosa kata,

membuat penilaian berdasarkan persepsi, mengelompokkan benda-benda

berdasarkan sifatnya, mulai memiliki pengetahuan fisik mengenai sifat-sifat

benda dan mulai memahami tingkah laku organisme di dalam lingkungannya.

Selain dengan penggunaan simbol, tahap praoperasi juga dicirikan dengan

pemikiran intuitif pada anak. Pemikiran simbolis merupakan penggunaan

menggunakan simbol atau tanda, dimulai dari seorang anak suka menirukan

sesuatu baik menirukan orang tua atau pengasuhnya. Dengan kemampuan

seorang anak dalam menirukan hal-hal yang dialami di hidupnya akan

membantu pembentukan pengetahuan simbolisnya.

3. Operasi konkret (7-11 tahun)

Anak sudah memiliki kemampuan untuk memandang dunia secara objektif,

mulai berpikir secara operasional, menggunakan cara berpikir operasional

untuk mengklasifikasikan benda-benda. Crain (2007: 182), mengungkapkan

bahwa di akhir periode sensori-motorik, anak telah mengembangkan

tindakan-tindakan yang efisien dan terorganisasikan dengan baik untuk menghadapi

lingkungan di hadapannya. Pikiran anak pun berkembang cepat ke sebuah

tataran baru, yaitu simbol-simbol (termasuk citraan dan kata-kata).

4. Operasi formal (11-15 tahun)

Piaget (dalam Crain, 2007: 199-200) berpendapat bahwa anak sudah dapat

berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak hanya

dengan objek-objek konkret. Di tahapan operasi berpikir konkret, anak-anak

dapat berpikir sistematis berdasarkan ‘tindakan-tindakan mentalnya’. Mereka bisa berpikir logis dan sistematis hanya selama mengacu kepada objek-objek

yang bisa diindra yang tunduk kepada aktivitas riil.

Piaget mengkarakteristikkan aktivitas-aktivitas anak-anak menurut

kecenderungan-kecenderungan biologis yang bisa ditemukan di semua organisme

(Crain, 2007: 172). Kecenderungan-kecenderungan yang dimaksud adalah

(26)

10 informasi ke dalam struktur kognitif. Jamaris (2006: 24) mengatakan bahwa

Asimilasi berkaitan dengan proses peyerapan informasi baru ke dalam informasi yang telah ada di dalam skemata (struktur kognitif) anak. Akomodasi adalah proses menyatukan informasi baru dengan informasi yang telah ada di dalam

skemata, sehingga perpaduan antara informasi tersebut memperluas skemata anak.

Sedangkan organisasi adalah berusaha mengorganisasikan ide-ide menjadi suatu sistem yang koheren.

Pada anak usia SD kelas V termasuk pada tahap operasi konkret, dimana

pada tahap ini anak sudah dapat menggunakan cara berpikir operasional, pikiran

anak pun sudah berkembang untuk memahami sebuah simbol-simbol, sehingga

anak dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui pembelajaran

dengan menggunakan metode mind map.

2.1.1.2Mind map

Buzan (2007: 4), menjelaskan bahwa mind map adalah cara termudah untuk mendapatkan informasi ke dalam otak dengan mengambil informasi ke luar

dari otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-pikiran. Mind map mempunyai banyak manfaat bagi manusia. Menurut Buzan (2007: 6-7) keuntungan mind map yaitu; 1) mengaktifkan seluruh otak, 2) memusatkan perhatian pada pokok bahasan, 3) membantu menunjukkan hubungan

antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah, 4) memberi gambaran yang

jelas pada keseluruhan dan perincian, 5) mengingat dalam jangka panjang, 6)

menjadikan kreatif.

Sedangkan Martin (2006: 2) menjelaskan bahwa mind map adalah diagram bercabang yang digambarkan dari tengah sebagai pusat ide dan menggunakan

warna untuk menunjukkan ide-ide secara luas. Mind map adalah sebuah diagram atau grafik yang digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide, pekerjaan,

atau hal lain yang terhubung dan tersusun secara radial mengelilingi sebuah kata

yang mengandung ide utama (main idea). Prinsip pendekatan pembelajaran ini adalah sebuah alat bantu untuk berpikir kritis, kreatif, efektif dan inovatif

(27)

11 mencatat dan mengingat kembali topik sebuah esai. Sebuah mind map dibuat dengan menuliskan tema sentral dan memikirkan ide-ide baru dan istimewa yang

memancar keluar dari pusat otak.

2.1.1.3Langkah dalam membuat mind map

Dalam membuat mind map ada beberapa langkah dan bahan yang digunakan. Buzan (2007: 14-16) menjelaskan alat, bahan, dan langkah dalam

membuat mind map. Alat dan bahan yang digunakan dalam membuat mind map

adalah kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, otak, dan imajinasi.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat mind map adalah :

1. Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan

mendatar

2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Karena gambar bernakna seribu

kata dan membantu menggunakan imajinasi.

3. Gunakan warna. Warna dapat membuat mind map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenagkan

4. Hubungkan cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan

cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya.

5. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.

6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis

7. Gunakan gambar. Karena setiap gambar bermakna seribu kata.

Sumber: dunianyaanakkita.blogspot.com

(28)

12 Dari penjelasan mengenai mind map di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode mind map dalam pembelajaran di kelas dapat mengaktifkan dan mendorong siswa belajar aktif dan kreatif sehingga dapat membantu siswa

untuk memahami materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Penggunaan

metode mind map di dalam pembelajaran di kelas juga dapat merangsang kreativitas siswa, karena sesuai dengan tingkat perkembangannya.

2.1.1.4Kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting bagi setiap

orang yang digunakan untuk memecahkan masalah kehidupan dengan berpikir

serius, aktif, teliti dalam menganalisis semua informasi yang mereka terima

dengan menyertakan alasan yang rasional sehingga setiap tindakan yang akan

dilakukan adalah benar (Liberna, 2013: 192). Facione (1990) dengan

menggunakan metode Delphi dalam panel 46 ahli dari berbagai disiplin ilmu

selama 2 tahun yang menghasilkan sebuah konsensus tentang pengertian metode

berpikir kritis. Bagi Facione berpikir kritis adalah penilaian yang terarah dan

terukur yang menghasilkan interpretasi, analisis evaluasi, kesimpulan, dan juga

penjelasan terhadap pertimbangan-pertimbangan faktual, konseptual, metodologis,

kriterilogis, atau kontekstual yang menjadi dasar penilaian tersebut. Facione

menyebutkan bahwa kecakapan berpikir kritis memiliki dua dimensi, yaitu

dimensi kognitif dan dimensi disposisi afektif.

Penelitian ini difokuskan pada dimensi kognitif. Dimensi kognitif

dipandang sebagai pusat kecakapan mental yang paling penting yang terdiri dari 6

kecakapan, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan

regulasi diri. Penjelasan mengenai keenam dimensi kognitif menurut Facione (1990) adalah sebagai berikut; 1) Interpretasi adalah kecakapan untuk memahami dan mengekspresikan makna dari berbagai pengalaman, situasi, data, kejadian,

penilaian, kesepakatan, kepercayaan, aturan, prosedur, dan criteria. Sub

kecakapan interpretasi yaitu membuat kategori, memahami makna, dan

menjelaskan makna; 2) Analisis adalah kecakapan mengidentifikasi hubungan logis dari pernyataan, konsep, uraian, atau bentuk ungkapan lain untuk

(29)

13 opini. Sub kecakapan analisis yaitu menguji gagasan, mengidentifikasi argumen,

dan menganalisis argumen; 3) Evaluasi yaitu kecakapan untuk menilai kredibilitas pernyataan atau ungkapan lain yang mencerminkan persepsi, pengalaman, situasi

penilaian, kepercayaan, atau opini seseorang untuk menimbang bobot dari suatu

penalaran yang berkaitan dengan pernyataan, deskripsi, pertanyaan atau ungkapan

lainnya. Sub kecakapan evaluasi yaitu menilai klaim dan menilai argumen; 4)

Inferensi yaitu kecakapan mengidentifikasikan dan memastikan elemen-elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk akal, merumuskan dugaan dan

hipotesis, mempertimbangkan informasi-informasi yang relevan dan menarik

konsekuensi-konsekuensi yang mungin timbul dari data, pernyataan prinsip, bukti,

penilaian, kepercayaan, opini, konsep, gambaran, pertanyaan, atau bentuk

ungkapan lainnya. Sub kecakapan inferensi yaitu menguji bukti-bukti, menerka alternatif, dan menarik kesimpulan; 5) Eksplanasi yaitu kecakapan menjelaskan dan memberikan alasan-alasan dari bukti, konsep, metode, kriteria, dan konteks

yang digunakan untuk menarik kesimpulan dan untuk mengemukakan argumen

logis yang kuat. Sub kecakapan eksplanasi yaitu menjelaskan hasil penalaran,

menjustifikasi prosedur, dan menjelaskan argumen; dan 6) Regulasi diri yaitu kecakapan memonitor aktivitas kognitifnya sendiri secara sadar, unsur-unsur yang

ikut memainkan peran dalam aktivitas tersebut, dan kecakapan untuk memonitor

aktivitas mentalnya sendiri dalam menarik kesimpulan dengan menganalisis dan

mengevaluasi penilaiannya sendiri dengan mempertanyakan, mengonfirmasi,

memvalidasi atau mengoreksi penalarannya sendiri. Sub kecakapan regulasi diri

yaitu eksaminasi diri dan koreksi diri.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah

kemampuan untuk mengatakan sesuatu yang didasarkan pada praktek secara

langsung yang penilaiannya terarah dan terukur yang menghasilkan interpretasi,

analisis, evaluasi, dan kesimpulan, dan juga didukung oleh bukti yang kuat.

2.1.1.5Kemampuan Evaluasi dan Inferensi

Evaluasi merupakan kecakapan untuk menilai suatu pernyataan atau ungkapan lain yang mencerminkan persepsi, pengalaman, situasi, penelitian atau

(30)

14 yang berkaitan dengan pernyataan, deskripsi, pertanyaan, atau bentuk ungkapan

lain (Facione, 1990). Kecakapan evaluasi terdiri dari dua sub-kecakapan, yaitu kecakapan untuk menilai klaim dan argumen.

Inferensi merupakan kecakapan untuk mengidentifikasi dan memastikan penyataan-pernyataan yang diperlukan untuk menarik alasan yang logis untuk

merumuskan dugaan dan hipotesis untuk mempertimbangkan informasi yang

relevan dan untuk menarik konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari

data, pernyatan, prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, atau bentuk ungkapan lain

(Facione, 1990). Kecakapan inferensi terdiri dari tiga sub-kecakapan, yaitu kecakapan untuk menguji bukti-bukti, menerka alternatif-alternatif, dan menarik

kesimpulan.

2.1.1.6Mata Pelajaran IPA

Iskandar (1996: 2) menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah

“ilmu tentang alam, yang mempelajari segala peristiwa-peristiwa yang terjadi di

alam”. Ilmu Pengetahuan Alam menurut Webster (dalam Iskandar, 1996: 2)

adalah “ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta serta gejala

-gejalanya”.

Pada hakekatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah

dan sikap ilmiah (Trianto (2010:137). Menurut Laksmi (dalam Trianto, 2010:

142) pendidikan IPA di sekolah memiliki tujuan sebagai berikut: 1) memberikan

pengetahuan kepada siswa mengenai dunia (alam), 2) menanamkan sikap hidup

ilmiah, 3) memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan, 4) mendidik

siswa untuk mengenal dan mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan,

dan 5) menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan

permasalahan.

Keterampilan proses IPA ditempuh untuk memecahkan masalah di alam.

Keterampilan proses IPA menurut Iskandar (1996: 49) adalah; 1) pengamatan, 2)

pengklasifikasian, 3) pengukuram, 4) pengidentifikasian dan pengendalian

variabel, 5) perumusan hipotesa, 6) perancangan eksperimen, 7) menyimpulkan

(31)

15

2.1.1.7MateriPembelajaran IPA Kelas V

1. Definisi Pesawat Sederhana

Pesawat sederhana adalah alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan

manusia (Azwiyanti, 2008: 98). Pesawat terdiri atas pesawat sederhana dan

pesawat rumit. Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat

tersebut dikenal dengan sebutan pesawat sederhana. Pesawat sederhana meliputi

pengungkit, katrol, roda berporos, dan bidang miring (Nurhasanah, 2011: 153).

2. Jenis-jenis Pesawat Sederhana

a. Pengungkit atau tuas

Nurhasanah (2011: 153) menjelaskan bahwa tuas adalah alat untuk

mengangkat atau mengungkit benda yang berat. Sulistyanto (2008: 109)

menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis pengungkit berdasarkan letak titik tumpu,

beban dan kuasa. Berdasarkan posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan

kuasa, tuasa atau pengungkit digolongkan menjadi tiga, yaitu tuas golongan

pertama, tuas golongan kedua, dan tuas golongan ketiga. Tuas atau pengungkit

dapat digambarkan secara sederhana seperti berikut.

(Sumber: Azwiyanti, 2008: 99)

Gambar 2.2 Pengungkit atau tuas digambarkan secara sederhana

b. Bidang miring

Sulistyanto (2008: 115) menjelaskan bahwa bidang miring adalah

permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya.

Bidang miring berguna untuk membantu memindahkan benda-benda yang terlalu

(32)

16

(Sumber: Azwiyanti, 2008: 102)

Gambar 2.3 Bidang miring digunakan untuk memindahkan peti

c. Katrol

Nurhasanah (2011: 155) menjelaskan bahwa katrol adalah alat pengangkat

yang berputar pada porosnya. Katrol terdiri atas sebuah roda yang dilengkapi tali

atau rantai. Azwiyanti (2008: 103) menggolongkan katrol ke dalam empat jenis,

yaitu katrol tetap, katrol bebas, katrol rangkap dan katrol ganda atau takal.

(Sumber: Azwiyanti, 2008: 103)

Gambar 2.4 Jenis-jenis katrol

d. Roda berporos

Sulistyanto (2008: 119) menjelaskan bahwa roda Berporos merupakan

roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama.

Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak

ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, dan roda

kendaraan bermotor.

(Sumber: Sulistyanto, 2008: 119)

(33)

17

2.2 Penelitian-penelitian yang relevan 2.2.1 Penelitian-penelitian tentang mind map

Septiarini (2012) meneliti pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi pada pelajaran IPA di SD Kanisius

Sorowajan. Pupulasi dan subjek penelitian yaitu siswa kelas V SDK Sorowajan

yang terdiri dari 28 siswa untuk kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan

siswa kelas VB yang terdiri dari 28 siswa sebagai kelompok kontrol. Penelitian

yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui penggunaan mind map pada materi

“mengidentifikasi jenis-jenis tanah terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi pada mata pelajaran IPA di SDK Sorowajan semester genap tahun

ajaran 2011/2012. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan

bahwa; 1) ada pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis, hal tersebut ditunjukkan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,041 (atau 0,041 < 0,005). 2) Ada pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengevaluasi, ditunjukkan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,045 (atau 0,045 < 0,05).

Putriyana (2012), meneliti pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menerapkan dan mencipta pada pelajaran IPA di SDK Sengkan.

Populasi dan sampel subjek penelitian yaitu siswa kelas V SDK Sengkan yang

terdiri dari kelas VA sebanyak 24 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas

VB sebanyak 24 siswa sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menerapkan dan 2) kemampuan mencipta peserta didik kelas V SDK Sengkan pada semester

Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) tidak ada pengaruh penerapan metode

mind map terhadap kemampuan menerapkan peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,622 (atau > 0,005). 2) Ada pengaruh penerapan

metode mind map terhadap kemampuan mencipta peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (atau < 0,005) pada selisih skor kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Selain itu rata-rata kenaikan skor meningkat

sebesar 100% dan berbeda secara signifikansi dengan nilai signifikansi 0,000 <

(34)

18 Anggraini (2012), meneliti pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengaplikasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA. Tujuan

penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengaplikasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD

Kanisius Sorowajan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Subjek

penelitian siswa kelas VA dan VB sebanyak 56 siswa. Kelas VA sebagai

kelompok eksperimen dan VB sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan mind map berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasikan. Hal ini ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,006 < 0,05. Penggunaan mind map berpengaruh terhadap kemampuan mencipta, ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,003< 0,05.

Dari ketiga penelitian yang relevan diatas mengenai penggunaan mind map, dapat disumpulkan bahwa penggunaan mind map dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam berbagai hal untuk menerima materi pelajaran yang telah

disampaikan di kelas.

2.2.2 Penelitian-penelitian tentang kemampuan berpikir kritis

Candra (2011) meneliti pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap

prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA

materi pesawat sederhana di SDK Demangan Baru I pada semester genap Tahun

Ajaran 2010/2011. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDK Demangan Baru

1 yang terdiri dari kelas VA sebanyak 37 siswa sebagai kelompok kontrol dan

kelas VB sebanyak 38 siswa sebagai kelompok eksperimen. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri meningkatkan kemampuan

berpikir kritis pada kategori kognitif, ini terbukti dengan harga signifikansi (2-tailed) yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.

Sriningsih (2011), melakukan penelitian tentang pengaruh metode inkuiri

terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori afektif umum

pada mata pelajaran IPA SDK Wirobrajan. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa

dan kemampuan berpikir kritis pada kategori afektif umum siswa kelas V SDK

(35)

19 Wirobrajan yang digunakan sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah 32

siswa, dan kelas VB yang berjumlah 34 sebagai kelompok kontrol. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh penerapan metode inkuiri pada

mata pelajaran IPA, yang ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05. (2) tidak ada pengaruh metode inkuiri pada mata pelajaran IPA yang ditunjukkan

dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,192 > 0,05.

Kurnianingsih (2011), melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan

metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada

mata pelajaran IPA di SDK Sorowajan Yogyakarta. Tujuan penelitian untuk

mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa

dan mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan berpikir

kritis pada kategori kognitif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDK

Sorowajan yang terdiri atas 32 siswa dari kelas VA sebagai kelompok kontrol dan

30 siswa kelas VB sebagai kelompok eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode

inkuiri yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,002 (atau < 0,05). Akan tetapi, kenaikan skor prestasi belajar pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan yang ditunjukkan dengan harga

sig.(2-tailed) sebesar 0,326 (atau > 0,05). Peningkatan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif siswa dengan menggunakan metode inkuiri yang

ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) 0,048 (atau < 0,05).

Dari ketiga penelitian yang relevan diatas menenai kemampuan berpikir

kritis, dapat disumpulkan bahwa penggunaan berbagai metode dapat

mempengaruhi kemampuan berpikir kritis anak. Pada penelitian-penelitian

terdahulu belum banyak yang meneliti mengenai kemampuan evaluasi dan

inferensi, maka peneliti ingin meneliti lebih lanjut untuk mengisi kekosongan dalam penelitian yang belum ada tersebut.

Dari ketercapaian kedua penelitian yang relevan tentang penelitian

penggunaan metode mind map dan penelitian tentang kemampuan berpikir kritis diatas, maka dapat menjadi acuan bahwa penggunaan mind map dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis anak pada sub kemampuan evaluasi

(36)

20

2.2.3 Literature map

Literature map pada hasil penelitian sebelumnya :

Gambar 2.6. Literarure Map Penelitian Sebelumnya

2.3 Kerangkaberpikir

Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-pikiran. Keuntungan menggunakan mind map di dalam pembelajaran yaitu: 1) mengaktifkan seluruh otak, 2) memusatkan perhatian pada pokok

bahasan, 3) membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi

Mind map Berpikir Kritis

Septiarini (2012) &berpikir kritis kategori kognitif

Putriyana (2012) belajar & berpikir kritis kategori

afektif umum

Anggraini (2012)

Mind map – kemampuan aplikasi & mencipta

Kurnianingsih (2011)

Metode inkuiri – prestasi belajar & berpikir kritis kategori

(37)

21 yang saling terpisah, 4) memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan

perincian, 5) mengingat dalam jangka panjang, 6) menjadikan kreatif.

Berpikir kritis adalah penilaian yang terarah dan terukur yang

menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, kesimpulan, dan juga penjelasan

terhadap pertimbangan-pertimbangan faktual, konseptual, metodologis,

kriterilogis, atau kontekstual yang menjadi dasar penilaian tersebut. Kecakapan

berpikir kritis dimensi kogniti yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah

kecakapan evaluasi dan kecakapan inferensi. Evaluasi yaitu kecakapan untuk menilai kredibilitas pernyataan atau ungkapan lain yang mencerminkan persepsi,

pengalaman, situasi penilaian, kepercayaan, atau opini seseorang untuk

menimbang bobot dari suatu penalaran yang berkaitan dengan pernyataan,

deskripsi, pertanyaan atau ungkapan lainnya. Sedangkan inferensi yaitu kecakapan mengidentifikasikan dan memastikan elemen-elemenm yang

diperlukan untuk menarik alasan yang masuk akal, merumuskan dugaan dan

hipotesis, mempertimbangkan informasi-informasi ang relevan dan menarik

konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari data, pernyataan prinsip,

bukti, penilaian, kepercayaan, opini, konsep, gambaran, pertanyaan, atau bentuk

ungkapan lainnya.

Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-pikiran. Pikiran-pikiran siswa dalam belajar dapat ditingkatkan dengan

pembelajaran yang kreatif agar kemampuan berpikir siswa menjadi lebih kritis.

Kemampuan berpikir kritis sering disebut sebagai salah satu kemampuan berpikir

tingkat tinggi yang menggarisbawahi sifat generatif dari kemampuan berpikir.

Penggunaan mind map dalam kegiatan belajar di kelas dapat mengaktifkan dan mendorong siswa belajar aktif dan kreatif sehingga proses berpikir kritis siswa

pada kemampuan evaluasi dan inferensi pada pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

2.4 Hipotesis

2.4.1 Penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi

siswa kelas V SD N Sokowaten Baru Banguntapan Bantul pada mata

(38)

22 2.4.2 Penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan

(39)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini akan membahas mengenai metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian. Metode penelitian yang akan dibahas yaitu mengenai jenis

penelitian yang digunakan, setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik

pengujian instrumen, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental tipe Nonequivalent Control Group Design. Menurut Sanjaya, (2013: 87) yang dimaksud metode penelitian ekpserimen adalah metode penelitian yang

digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu tindakan atau perlakuan tertentu

yang sengaja dilakukan terhadap suatu kondisi tertentu. Sedangkan Sukmadinata,

(2008: 207) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen kuasi disebut dengan kuasi

karena bukan merupakan eksperimen murni tetapi seperti murni, seolah-olah

semu. Karena berbagai hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel,

kemungkinan sukar sekali dapat digunakan seperti eksperimen murni.

Pemilihan metode quasi-experimental design tipe non-equevalent control group design sendiri karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dilakukan secara tidak acak. Menurut

Sugiyono, (2010: 116) quasi experimental design dapat dibagi lagi menjadi dua tipe yaitu Time-Series Design dan Nonequivalent Control Group Design. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe Nonequivalent Control Group Design karena dalam penelitian ini menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara random. Sampel sudah terbentuk

menjadi kelas, sehingga semua anggota kelas dipilih sebagai sampel penelitian.

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada awalnya diberikan pretest

untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa. Selanjutnya, kelas

(40)

24 Menurut Campbell dan Stanley (Cohen, 2007: 276), hasil penelitian menggunakan

pretest dan posttest atau pengaruh kausal dari intervensi dapat dihitung dalam tiga langkah: (1) kurangi skor pretest dari nilai posttest untuk kelompok eksperimen untuk menghasilkan skor 1; (2) kurangi skor pretest dari nilai posttest untuk kelompok kontrol untuk menghasilkan skor 2; dan (3) kurangi skor 2 dari skor 1.

Berdasarkan Campbell dan terminologi Stanley, efek dari intervensi eksperimental

akan menghasilkan rumus: (O2 - O1) – (O4 – O3). Jika hasilnya negatif maka efek

kausal negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya jika hasilnya positif maka

kausalnya positif atau ada pengaruh.

(Sumber: Sanjaya, 2013: 105)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

O1 = Rerata skor pretest kelompok eksperimen

O2 = Rerata skor posttest kelompok eksperimen

O3 = Rerata skor pretest kelompok kontrol

O4 = Rerata skor posttest kelompok kontrol

X = Treatment / perlakuan dengan menggunakan mind map

Langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk desain ini adalah sebagai

berikut (Sanjaya, 2013: 105-106):

1) Menentukan subjek untuk dijadikan sampel penelitian dan

mengelompokkannya pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2) Memberikan pretest baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sebagai kelompok perbandingan.

3) Mencari rata-rata hasil pretest untuk kedua kelompok tersebut

4) Memberikan perlakuan (x) kepada kelompok eksperimen dan menjaga

agar kelompok kontrol tidak terpengaruh oleh perlakuan.

5) Memberikan posttets, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sebagai kelompok perbandingan.

O1 X O2

(41)

25 6) Mencari rata-rata hitung dari hasil posttest untuk masing-masing kelompok, kemudian mencari selisih atau perbedaan dua rata-rata tersebut

(O2– O1) – (O4– O3).

7) Membandingkan perbedaan-perbedaan tersebut untuk menentukan apakah

penerapan perlakuan X itu berkaitan dengan perubahan yang lebih besar

pada kelompok eksperimen (O2– O1) – (O4– O3).

8) Menggunakan test statistik untuk menentukan apakah perbedaan hasil itu

signifikan atau tidak pada taraf signifikansi tertentu.

Semua data hasil observasi diperoleh dari data yang diambil dari variabel

dependen dengan pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest dilakukan sebelum adanya proses pembelajaran, hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh setiap kelompok. Setelah

dilakukan proses pembelajaran kemudian dilakukan posttest I. Pretest dan posttest

ini dilakukan pada masing-masing kelompok yang hasilnya akan dibandingkan.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan sebelum

dan setelah diberikan pembelajaran. Pembelajaran yang diberikan pada kelompok

eksperimen yaitu dengan menerapkan metode mind map dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan metode

tradisional yaitu dengan metode ceramah.

3.2 Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2014 sampai dengan

07 Maret 2014 di SD N Sokowaten Baru yang beralamat di Jl. Arimbi No. 27

Sokowaten, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. SD N Sokowaten Baru terletak di

area pedesaan yang dikelilingi dengan pemukiman warga setempat.

SD N Sokowaten Baru merupakan SD Negeri dengan jumlah tiga kelas

pararel untuk setiap tingkatnya. SD N Sokowaten Baru memiliki murid sebanyak

521 pada tahun ajaran 2013/2014. SD N Sokowaten Baru memiliki 18 ruang

kelas, runag Kepala Sekolah, 1 kantor guru, 1 ruang alat olahraga, 1 ruang UKS, 1

ruang Komputer, 1 ruang Media, Mushola, 1 ruang kegiatan, dan ruang penjaga

sekolah. Halaman sekolah yang dimiliki juga cukup luas, yang dapat digunakan

Gambar

Gambar 2.1. Contoh mind map
Gambar 2.2 Pengungkit atau tuas digambarkan secara sederhana
Gambar 2.3 Bidang miring digunakan untuk memindahkan peti
Gambar 2.6. Literarure Map Penelitian Sebelumnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai maksud tersebut akan dikaji secara mendasar (tinjauan instruksional khusus: TIK) tiga pokok bahasan (PB) yang menyangkut : pertama manajemen Iingkungan

Pada TWR, Traffic management akan lebih berguna untuk penataan traffic yang lebih rapi, terutama jika tidak terdapat DEL dan GND, maka akan dibutuhkan pemikiran dua kali lipat

Hal Ini menyebabkan bertambahnya para pelaku rantai pasok seperti adanya manufaktur yang mengolah produk pertanian sehingga memiliki nilai tambah, pasar swalayan yang

Pasien yang loyal kepada rumah sakit memiliki kekuatan dan sikap positif yang akan membuatnya tetap menjadi pelanggan. Sedangkan gejala penurunan proporsi pasien lama rawat

FAIT.ULTAS Pf,RTAMAN INllIf,RSrIAS

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Menyelesaikan Studi pada Program Diploma III. Fakultas Ekonomi Universitas

[r]

[r]