i
PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP
TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI
PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V
DI SD N SOKOWATEN BARU BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Sinta Saraswati
101134195
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada:
- Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayatnya.
- Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendidik serta memberikan nasehat
dan semangat dalam menempuh pendidikan.
- Kakak-kakakku dan adikku yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
- Sahabat yang selalu memberikan dukungan dan selalu ada dalam setiap
kebersamaan.
v
MOTTO
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak serta kerjakan hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utama.
Melalui kesabaran, seseorang dapat meraih lebih daripada melalui kekuatan yang dimilikinya.
(Edmud Burke)
Kesulitan itu ibarat seorang bayi. Hanya bisa berkembang dengan cara merawatnya.
(Douglas Jerrold)
Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang semangat mengejarnya.
(Abraham Lincoln)
Sukses bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal. Namun keberanian untuk meneruskan kehidupanlah yang perlu
diperhatikan. (Sir Winston Churcill)
Sebelum menolong orang, saya harus menolong diri sendiri dahulu. Sebelum menguatkan orang lain, saya harus menguatkan diri sendiri dahulu.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 Juli 2014
Penulis,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Sinta Saraswati
NIM : 101134195
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP
KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI PADA MATA PELAJARAN
IPA KELAS VDI SD N SOKOWATEN BARU BANGUNTAPAN BANTUL
YOGYAKARTA” beserta perangkat yang diperlukan, (bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas
Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 7 Juli 2014
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
Saraswati, Sinta. 2014. Pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA Kelas V di SD N Sokowaten Baru Banguntapan Bantul Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Latar belakang penelitian ini bermula dari fakta yang terjadi bahwa siswa kelas V di SD N Sokowaten Baru belum dapat menunjukkan kemampuan evaluasi
dan kemampuan inferensi dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan
evaluasi dan inferensi pada siswa kelas V SD N Sokowaten Baru Banguntapan Bantul Yogyakarta pada mata pelajaran IPA.
Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental design tipe non equivalent control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Sokowaten Baru yang terdiri dari kelas VA sebanyak 27 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas VB sebanyak 25 siswa sebagai kelompok eksperimen. Variabel independennya adalah mind map, dan variabel dependennya adalah kemampuan
evaluasi dan kemampuan inferensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) penggunaan metode mind map
berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan evaluasi, hal ini ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,003 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 0,980,
SD = 0,637, dan SE = 0,127. Besar efek perlakuan menunjukkan angka 70,06% yang masuk ke dalam kategori besar. 2) Penggunaan metode mind map
berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan inferensi, hal ini ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,001 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 0,850,
SD = 0,756, dan SE = 0,151. Besar efek perlakuan menunjukkan angka 56,85% yang masuk ke dalam kategori besar.
Kata kunci: mind map, kecakapan berpikir kritis, kemampuan evaluasi,
ix
ABSTRACT
Saraswati, Sinta. 2014. The effect of using mind map methods toward evaluation and inference skills in science subject of fifth grade at SD N Sokowaten Baru Banguntapan Bantul Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Elementary Teacher Education Program Study, Universitas Sanata Dharma.
Background of this reserach begins from the fact that the students of fifth grade at SD N Sokowaten Baru Banguntapan Bantul can not to show the ability of evaluation skills and inference skills in learning activities. The purpose of research is to find identify the effect of using mind map toward evaluation skills and inference skills on the fifth grade students in Sokowaten Baru primary school in science.
The design of this reserach is quasy experimental design, non equivalent group type. Population of the study is the fifth grade student of Sokowaten Baru primary school which consist of 27 students in class VA as the control group and 25 students in class VB as the experiment group. Independent’s variable is mind map and dependent’s variable is evaluation skills and inference skills.
The result of the study reveals that 1) there is an effect of using mind map in evaluation skills which is proved by the sig. (2-tailed) 0,003 (or p < 0,05) with value M = 0,980, SD = 0,637, and SE = 0,127. In addition a large treatment fit into the large categories, which is proved by the percentage increase which amounted to 70,06%. 2) There is an effect of using mind map in inference skills which is proved by the sig. (2-tailed) 0,001 (or p < 0,05) with value M = 0,850,
SD = 0,756, and SE = 0,151. In addition a large treatment fit into the large categories, which is proved by the percentage increase which amounted to 56,85 %.
x
KATA PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN
EVALUASI DAN INFERENSI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI
SD N SOKOWATEN BARU BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA”
ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, sulit
bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD
Universitas Sanata Dharma Yogayakrta dan dosen Pembimbing I yang
selalu memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.
3. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen
pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada
penulis.
4. Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A., selaku dosen yang telah
memberikan masukan demi hasil skripsi yang lebih baik.
5. Catur Rismiati, S.Pd., M. A., Ed.D. selaku sekretaris prodi PGSD
Universitas Sanata Dharma Yogayakarta Universitas Sanata Dharma
Yogayakrta.
6. Segenap dosen dan staf Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
USD, yang telah memberikan pengetahuan dan dukungan dalam
menyelesaikan studi Strata I.
7. Kastinah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah di SD N Sokowaten Baru yang
xi 8. Ashari, S.Pd., selaku guru mata pelajaran IPA di kelas V SD N Sokowaten
Baru yang memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra dalam
penelitian ini.
9. Siswa-siswa kelas VA dan VB SD N Sokowaten Baru, yang bersedia
sebagai subjek penelitian.
10.Bapak dan Ibu tercinta, yang setia dalam doa dan dukungannya kepada
penulis.
11.Kakak-kakakku yang memberikan dukungan dan motivasi bagi penulis.
12.Adik (Sinta Purnawinda) yang memberikan dukungan dan motivasi bagi
penulis.
13.Teman-teman penelitian kolaboratif IPA SD N Sokowaten Baru (Tri dan
Patris), yang selalu berbagi pengetahuan, semangat, dan motivasi kepada
penulis.
14.Teman-teman PPL SD N Sokowaten Baru, yang bersedia memberikan
bantuan selama penulis melakukan penelitian di sekolah.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini belum sempurna karena masih
banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan oleh karena itu peneliti
terbuka terhadap masukan, kritik dari semua pihak yang membaca. Peneliti juga
berharap semoga karya ilmiah ini berguna bagi semua pihak yang membacanya.
xii
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN
HALAMAN JUDUL ... .i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Definisi Operasional ... 6
BAB II ... 8
LANDASAN TEORI ... 8
2.1 Tinjauan pustaka ... 8
2.1.1 Teori yang mendukung ... 8
2.1.1.1 Teori perkembangan anak ... 8
2.1.1.2 Mind map ... 10
2.1.1.3 Langkah dalam membuat mind map ... 11
2.1.1.4 Kemampuan berpikir kritis ... 12
2.1.1.5 Kemampuan Evaluasi dan Inferensi ... 13
2.1.1.6 Mata Pelajaran IPA ... 14
2.1.1.7 Materi Pembelajaran IPA Kelas V ... 15
2.2 Penelitian-penelitian yang relevan ... 17
2.2.1 Penelitian-penelitian tentang mind map ... 17
2.2.2 Penelitian-penelitian tentang kemampuan berpikir kritis ... 18
2.2.3 Literature map ... 20
3.4 Variabel Penelitian ... 28
xiii
3.6 Instrumen Penelitian ... 31
3.7 Teknik Pengujian Instrumen ... 34
3.7.1 Uji Validitas ... 35
3.7.1.1 Uji Validitas Konstrak ... 35
3.7.1.2 Uji Validitas Isi ... 36
3.7.2 Uji Reliabilitas ... 37
3.8 Teknik Analisis Data ... 38
3.8.1 Uji normalitas distribusi data ... 39
3.8.2 Uji pengaruh perlakuan... 39
3.8.2.1 Uji perbedaan kemampuan awal ... 39
3.8.2.2 Uji selisih skor pretest dan postest... 40
3.8.3 Analisis lebih lanjut ... 41
3.8.3.1 Uji peningkatan skor pretest ke postest ... 41
3.8.3.2 Uji besar efek perlakuan (effect size) ... 42
3.8.3.3 Uji retensi pengaruh perlakuan ... 43
3.8.3.4 Dampak perlakuan pada siswa ... 44
3.8.3.5 Konsekuensi Lebih Lanjut ... 45
BAB IV ... 46
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
4.1 Implementasi pembelajaran ... 46
4.1.1 Kelas Eksperimen ... 46
4.1.2 Kelas kontrol ... 47
4.2 Hasil Penelitian ... 48
4.2.1 Pengaruh Penggunaan Metode Mind map terhadap Kemampuan Evaluasi 48 4.2.1.1 Uji normalitas distribusi data ... 48
4.2.1.2 Uji pengaruh perlakuan ... 50
4.2.1.3 Analisis lebih lanjut ... 53
4.2.2 Pengaruh Penggunaan Metode Mind map terhadap Kemampuan Inferensi 57 4.2.2.1 Uji normalitas distribusi data ... 57
4.2.2.2 Uji pengaruh perlakuan ... 59
4.2.2.3 Analisis lebih lanjut ... 62
4.3 Pembahasan ... 66
4.3.1 Pengaruh Penggunaan Metode Mind map terhadap Kemampuan Evaluasi 66 4.3.2 Pengaruh Penggunaan Metode Mind map terhadap Kemampuan Inferensi 67 4.3.3 Dampak perlakuan pada siswa... 68
4.3.4 Konsekuensi Lebih Lanjut ... 71
BAB V ... 72
KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
5.1 Kesimpulan ... 72
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 73
5.3 Saran ... 73
DAFTAR REFERENSI ... 74
xiv
DAFTAR TABEL
JUDUL TABEL HALAMAN
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ... 27
Tabel 3.2 Matriks pengembangan instrumen ... 31
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian ... 32
Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Soal ... 37
Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 38
Tabel 3.7 Topik Wawancara ... 45
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Pretest pada Kemampuan Evaluasi ... 49
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Posttest I pada Kemampuan Evaluasi ... 49
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Posttest II pada Kemampuan Evaluasi ... 50
Tabel 4.4 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ... 51
Tabel 4.5 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest pada Kemampuan Evaluasi ... 52
Tabel 4.6 Uji Kenaikan Skor Pretest dan Postest I pada Kemampuan Evaluasi .. 54
Tabel 4.7 Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Evaluasi ... 55
Tabel 4.8 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Evaluasi ... 56
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data Pretest pada Kemampuan Inferensi ... 57
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Posttest I pada Kemampuan Inferensi... 58
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data Posttest II pada Kemampuan Inferensi .... 59
Tabel 4.12 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ... 60
Tabel 4.13 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest pada Kemampuan Inferensi ... 61
Tabel 4.14 Tabel Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest pada Kemampuan Inferensi... 63
Tabel 4.15 Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Inferensi ... 64
xv
DAFTAR GAMBAR
JUDUL GAMBAR HALAMAN
Gambar 2.1. Contoh mind map ... 11
Gambar 2.2 Pengungkit atau tuas digambarkan secara sederhana ... 15
Gambar 2.3 Bidang miring digunakan untuk memindahkan peti ... 16
Gambar 2.4 Jenis-jenis katrol ... 16
Gambar 2.5 Roda Berporos pada sepeda ... 16
Gambar 2.6. Literarure Map Penelitian Sebelumnya ... 20
Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 24
Gambar 3.2 Variabel Penelitian ... 29
Gambar 4.1 Uji Anova pada Kemampuan Evaluasi ... 53
Gambar 4.2 Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I pada Kemampuan Evaluasi 54 Gambar 4.3 Perbandingan Skor Pretest, Postest I, dan Postest II pada Kemampuan Evaluasi... 57
Gambar 4.4 Uji Anova pada Kemampuan Inferensi ... 62
Gambar 4.5 Peningkatan Skor Pretest ke Posttest pada Kemampuan Inferensi... 63
Gambar 4.6 Perbandingan Skor Pretest, Postest I, dan Postest II pada Kemampuan Inferensi ... 66
Gambar 4.7 Histogram Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen pada Kemampuan Evaluasi ... 143
Gambar 4.8 Histogram Normalitas Pretest Kelompok Kontrol pada Kemampuan Evaluasi ... 144
Gamabar 4.9 Histogram Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen pada Kemampuan Inferensi ... 145
Gambar 4.10 Histogram Normalitas Pretest Kelompok Kontrol pada Kemampuan Inferensi... 146
Gambar 4.11 Histogram Normalitas PosttestI Kelompok Eksperimen pada Kemampuan Evaluasi... 147
Gambar 4.12 Histogram Normalitas Posttest I Kelompok Kontrol pada Kemampuan Evaluasi ... 148
Gambar 4.13 Histogram Normalitas Posttest I Kelompok Eksperimen pada Kemampuan Inferensi ... 149
Gambar 4.14 Histogram Normalitas Posttest I Kelompok Kontrol pada Kemampuan Inferensi ... 150
Gambar 4.15 Histogram Normalitas Posttest II Kelompok Eksperimen pada Kemampuan Evaluasi ... 151
Gambar 4.16 Histogram Normalitas Posttest II Kelompok Kontrol pada Kemampuan Evaluasi ... 152
Gambar 4.16 Histogram Normalitas Posttest II Kelompok Eksperimen pada Kemampuan Inferensi ... 153
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Judul Lampiran Halaman
Lampiran 3.1: Silabus Kelompok Eksperimen ... 77
Lampiran 3.2: RPP Kelompok Eksperimen ... 80
Lampiran 3.3: LKS Kelompok Eksperimen Dan Kunci Jawab ... 98
Lampiran 3.4: Silabus Kelompok Kontrol ... 101
Lampiran 3.5: RPP Kelompok Kontrol ... 103
Lampiran 3.6: LKS Kelompok Kontrol Dan Kunci Jawaban ... 112
Lampiran 3.7: Instrumen Pretest, Posttest I, dan Posttest II beserta Kunci Jawaban ... 116
Lampiran 3.8: Hasil Koreksi Uji Validitas Instrumen ... 123
Lampiran 3.9: Hasil Uji Validitas Instrumen ... 124
Lampiran 3.10: Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 126
Lampiran 3.11: Hasil Uji Beda Instrumen ... 127
Lampiran 3.12: Hasil Koreksi Soal Pretest, Posttest I, dan Posttest II ... 128
Lampiran 3.13: Hasil Wawancara dengan Siswa (29 Maret 2014) ... 134
Lampiran 3.14: Hasil Wawancara dengan Guru (3 April 2014) ... 138
Lampiran 4.1: Uji Normalitas Data Pretest ... 140
Lampiran 4.2: Hasil Uji Normalitas Posttest I ... 141
Lampiran 4.3: Hasil Uji Normalitas Posttest II ... 142
Lampiran 4.4: Histogram Uji Normalitas Data ... 143
Lampiran 4.5: Uji Perbedaan Kemampuan Awal pada Kemampuan Evaluasi .. 155
Lampiran 4.6: Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest pada Kemampuan Evaluasi ... 156
Lampiran 4.7: Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest ... 158
Lampiran 4.8: Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Evaluasi ... 159
Lampiran 4.9: Uji Retensi ... 160
Lampiran 4.10: Uji Perbedaan Kemampuan Awal pada Kemampuan Inferensi 161 Lampiran 4.11: Hasil Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest pada Kemampuan Inferensi... 162
Lampiran 4.12: Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Inferensi... 163
Lampiran 4.13: Foto-Foto Kegiatan Di Kelompok Eksperimen ... 164
Lampiran 4.14: Foto-Foto Kegiatan di Kelompok Kontrol ... 166
Lampiran 4.15: Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 167
1
BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Kelima bagian tersebut
diuraikan dalam subbab-subbab berikut.
1.1 Latar Belakang Penelitian
IPA merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya
secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui
metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah
seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya (Trianto, 2010: 136). Dari
uraian tersebut dapat diartikan bahwa mata pelajaran IPA memuat materi penting
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Di Sekolah Dasar, IPA
merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang dipelajari oleh siswa. Salah satu
materi pokoknya adalah pesawat sederhana. Materi ini sangat penting karena
hampir setiap hari siswa menggunakan benda-benda yang menerapkan prinsip
pesawat sederhana. Seorang siswa akan lebih memahami materi apabila siswa
meringkas materi tersebut dengan menggunakan kata-kata yang dimengerti oleh
dirinya sendiri dan dipetakan dengan menggunakan metode mind map.
Dengan memperoleh pendidikan, seseorang diharapkan dapat memperoleh
ilmu atau pengetahuan sebagai bekal hidupnya. Selain itu, dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No.20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3,
dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan pendidikan yang ideal maka
seorang pendidik harus dipersiapkan sebaik mungkin, karena pendidik/guru
merupakan satu kunci utama untuk mencetak penerus bangsa.
Kenyataan yang terjadi menurut PISA (Programme for International Student Assesment) pada tahun 2009, Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang masih jauh tertinggal dengan negara-negara lainnya. Indonesia menduduki
2 evaluasi internasional selanjutnya yang dilakukan oleh PISA pada tahun 2012
menunjukkan bahwa kualitas pendidkan yang dimiliki oleh Indonesia semakin
menurun. Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara partisipan. Skor
kemampuan bidang sains 382. Salah satu masalah yang menyebabkan rendahnya
kualitas pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses kegiatan pembelajaran di
kelas. Hal ini dikarenakan kinerja guru yang kurang maksimal dalam memberikan
bimbangan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 13 Januari 2014,
didapatkan bahwa dari 27 siswa yang ada di kelas VA SD N Sokowaten Baru
hanya ada 5 siswa yang menunjukkan beberapa indikator dari kemampuan
evaluasi dan kemampuan inferensi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dua siswa menunjukkan indikator menilai benar tidaknya alternatif pemecahan
masalah pada kemampuan evaluasi. Satu siswa menunjukkan indikator menilai benar tidaknya suatu argumen pada kemampuan evaluasi. Dua siswa terlihat menunjukkan indikator mengemukakan alternatif-alternatif untuk memecahkan
masalah dalam kemampuan inferensi. Selain itu siswa tidak menunjukkan penilaian terarah mengenai materi pembelajaran yang telah didapatkan. Dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, tidak ada pertanyaan lebih lanjut dari
siswa tentang materi pelajaran. Metode pelajaran yang diterapkan oleh guru
adalah dengan menggunakan metode lama yaitu metode ceramah. Dari hal
tersebut siswa terlihat cenderung pasif, siswa hanya mendengar penjelasan yang
diberikan oleh guru dan tidak ada respon dari siswa untuk menggali pengetahuan
yang lebih dalam lagi. Sehingga materi pelajaran seolah-olah hanya untuk
didengar dan dihafalkan. Dalam proses pembelajaran, guru terlihat lebih
mendominasi dan tidak memberi kesempatan bagi peserta didik untuk
berkembang secara mandiri dan berperan aktif dalam memperoleh pengetahuan
baru melalui penemuan dalam proses berpikirnya.
Kegiatan belajar mengajar yang membosankan tentunya dapat
mempengaruhi hasil prestasi yang didapatkan oleh siswa. Hal ini dipengaruhi oleh
pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada peserta didiknya yang kurang
maksimal. Seiring dengan permasalahan yang terjadi di dalam dunia pendidikan,
3 Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan menerapkan sistem sertifikasi, hak guru atas tunjangan
fungsional dan profesional yang berpotensi meningkatkan pendapatan guru dua
kali lipat. Dari upaya yang dilakukan pemerintah tersebut, menyebabkan
peningkatan anggaran pendidikan di Indonesia dengan mengambil alokasi
anggaran 20 persen dari APBD (Chang, 2014: 10). Menurut Chang (2014: 8-9), berbagai kebijakan politik terkait dengan sertifikasi dan pemenuhan tunjangan
bagi guru tidak memberi dampak yang signifikan terhadap hasil belajar siswa,
bahkan secara umum kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Kebijakan
pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan ternyata tidak tepat sasaran
dan tidak efektif untuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia.
Untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam kegiatan
pembelajaran, maka harus diupayakan peningkatan kualitas pembelajaran yaitu
dengan menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan menyenangkan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Pemilihan metode
pembelajaran akan lebih meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa jika guru
menyampaikan materi pembelajaran dengan menerapkan metode mind map dalam kegiatan pembelajaran. Buzan (2008: 4) mengemukakan bahwa mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran–
pikiran kita. Mind map merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind map
memungkinkan kita untuk menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga
cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal karena mind map merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan kita. Penggunaan metode mind map dalam kegiatan pembelajaran di kelas dapat mengaktifkan dan mendorong siswa belajar aktif dan
kreatif sehingga dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran yang
telah disampaikan oleh guru.
Pendapat Buzan ini senada dengan pendapat Piaget (Dalam Hariyanto.
2011: 84) yang mengemukakan dalam tahap operasional konkret (7-11 tahun),
pikiran logis anak mulai berkembang. Dalam usahanya memahami tentang alam
dan sekelilingnya, anak tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang
4 juga sudah menguasai pembelajaran penting, yaitu bahwa ciri yang ditangkap oleh
pancaindera seperti besar dan bentuk sesuatu dapat saja berbeda tanpa harus
mempengaruhi. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas V yang berada pada tahap
operasional konkret yaitu pada usia 7-11 tahun. Maka, penggunaan mind map
cocok untuk diterapkan di kelas V karena proses pembuatannya melibatkan
pancaindera sehingga diharapkan materi pembelajaran yang diperoleh dapat
dipahami dengan baik.
Dari uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian eksperimen yang
diharapkan dapat memberikan pembenahan kualitas pendidikan di Indonesia salah
satunya pada mata pelajaran IPA secara khusus di SD N Sokowaten Baru.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan metode mind map
dalam mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar kelas V yang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan.
Penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh penggunaan metode mind map
pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi bagi siswa kelas V SD N Sokowaten Baru pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.
Sampel yang digunakan oleh peneliti adalah SD N Sokowaten Baru yang
berlokasi di Jl. Arimbi No. 27 Sokowaten, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Materi pembelajaran yang digunakan hanya dibatasi pada materi Standar
Kompetensi (SK) 5 yaitu “Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya”. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan adalah KD
5.2 yaitu “Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih
mudah dan lebih cepat”.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan
evaluasi siswa kelas V SD N Sokowaten Baru Yogyakarta pada mata pelajaran IPA semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014?
1.2.2 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan
5
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan
evaluasi siswa kelas V SD N Sokowaten Baru Yogyakarta pada mata pelajaran IPA semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014.
1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan
inferensi siswa kelas V SD N Sokowaten Baru Yogyakarta pada mata pelajaran IPA semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam melakukan
penelitian eksperimental khususnya dengan menerapkan metode mind map pada mata pelajaran IPA yang dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan
berpikir kritis pada kemampuan evaluasi dan kemampuan inferensi.
1.4.2 Bagi Sekolah
Penelitian diharapkan dapat memberikan acuan untuk selalu mengadakan
inovasi pembelajaran ke arah yang lebih baik.
1.4.3 Bagi Pendidik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
memberikan pengalaman ilmu pengetahuan tentang penggunaan metode mind map pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada kemampuan evaluasi dan kemampuan inferensi peserta didik. Selain itu diharapkan dapat semakin meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru
dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif,
inovatif dan menyenangkan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis bagi siswa.
1.4.4 Bagi Peserta Didik
Dari hasil penelitian ini, siswa diharapkan bisa semakin meningkatkan
kemampuan berpikir kritis pada kemampuan evaluasi dan kemampuan inferensi. Serta dapat mempermudah dalam mempelajari materi pelajaran. Selain itu
6
IPA, khususnya pada KD “Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat” dengan menerapkan metode mind map
dalam kegiatan pembelajaran.
1.5 Definisi Operasional
1. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-pikiran.
2. Kemampuan berpikir adalah sekumpulan keterampilan kompleks yang dapat
dilatih sejak usia dini.
3. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa
untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka
sendiri (Johnson, 2002: 185).
4. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan berpikir yang penilaian yang
terarah dan terukur, yang terdiri dari enam elemen, yaitu interpretasi,
analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri.
5. Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif dalam membuat
keputusan.
6. Kemampuan evaluasi adalah kecakapan untuk menilai suatu pernyataan atau ungkapan lain yang mencerminkan persepsi, pengalaman, situasi, penelitian
atau opini seseorang dan berguna untuk mempertimbangkan hasil dari suatu
penalaran yang berkaitan dengan pernyataan, deskripsi, pertanyaan, atau
bentuk ungkapan lain.
7. Inferensi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan memastikan elemen-elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk akal;
untuk merumuskan dugaan dan hipotesis; untuk mempertimbangkan
informasi-informasi yang relevan; dan untuk menarik
konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari data, pernyataan, prinsip, bukti,
penilaian, kepercayaan, opini, konsep, gambaran, pertanyaan, atau bentuk
ungkapan yang lain.
7 yang logis untuk merumuskan dugaan dan hipotesis untuk
mempertimbangkan informasi yang relevan dan untuk menarik
konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari data, pernyatan,
prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, atau bentuk ungkapan lain.
9. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu tentang alam, yang mempelajari
segala peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.
10. Penjelasan materi pesawat sederhana adalah alat yang dapat digunakan oleh
manusia untuk memudahkan pekerjaannya.
11. Siswa SD adalah siswa kelas V SD N Sokowaten Baru Banguntapan Bantul
8
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II merupakan landasan teori yang berisi tinjauan pustaka,
penelitian-penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian-penelitian. Tinjauan
pustaka membahas teori-teori yang relevan dan hasil penelitian sebelumnya yang
berisi tentang penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Selanjutnya
akan dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis penelitian yang berisi
tentang dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah
penelitian.
2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Teori yang mendukung 2.1.1.1Teori perkembangan anak
Teori perkembangan anak yang akan dibahas adalah teori perkembangan
anak yang disampaikan oleh Piaget. Peneliti memilih teori Piaget karena teori ini
didasarkan pada perubahan perkembangan anak yang dapat dilihat dengan
cara-cara berpikir anak yang semakin kompleks. Seperti yang dijelaskan oleh Kohberg
(dalam Crain 2007:172) bahwa anak-anak secara konstan mengeksplorasi,
memanipulasi, dan berusaha memahami lingkungannya, dan didalam proses ini
mereka aktif mengkonstruksikan struktur-struktur baru yang lebih elaboratif agar
bisa menghadapinya.
Piaget (dalam Jamaris, 2006: 70-73) menjelaskan bahwa perkembangan
kognitif anak dibagi ke dalam empat tahapan sebagai berikut :
1. Sensorimotor (lahir sampai 2 tahun)
Pada tahap ini anak memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan dunia luar
melalui perbuatan. Pada tahap ini anak belum mengenal bahasa untuk
memberi label pada objek atau pembuat. Di akhir tahap ini sudah terbentuk
struktur kognitif sementara untuk mengkoordinasi perbuatan dalam
9 2. Pra Operasional (2-7 tahun)
Anak sudah memiliki kemampuan untuk mulai meningkatkan kosa kata,
membuat penilaian berdasarkan persepsi, mengelompokkan benda-benda
berdasarkan sifatnya, mulai memiliki pengetahuan fisik mengenai sifat-sifat
benda dan mulai memahami tingkah laku organisme di dalam lingkungannya.
Selain dengan penggunaan simbol, tahap praoperasi juga dicirikan dengan
pemikiran intuitif pada anak. Pemikiran simbolis merupakan penggunaan
menggunakan simbol atau tanda, dimulai dari seorang anak suka menirukan
sesuatu baik menirukan orang tua atau pengasuhnya. Dengan kemampuan
seorang anak dalam menirukan hal-hal yang dialami di hidupnya akan
membantu pembentukan pengetahuan simbolisnya.
3. Operasi konkret (7-11 tahun)
Anak sudah memiliki kemampuan untuk memandang dunia secara objektif,
mulai berpikir secara operasional, menggunakan cara berpikir operasional
untuk mengklasifikasikan benda-benda. Crain (2007: 182), mengungkapkan
bahwa di akhir periode sensori-motorik, anak telah mengembangkan
tindakan-tindakan yang efisien dan terorganisasikan dengan baik untuk menghadapi
lingkungan di hadapannya. Pikiran anak pun berkembang cepat ke sebuah
tataran baru, yaitu simbol-simbol (termasuk citraan dan kata-kata).
4. Operasi formal (11-15 tahun)
Piaget (dalam Crain, 2007: 199-200) berpendapat bahwa anak sudah dapat
berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak hanya
dengan objek-objek konkret. Di tahapan operasi berpikir konkret, anak-anak
dapat berpikir sistematis berdasarkan ‘tindakan-tindakan mentalnya’. Mereka bisa berpikir logis dan sistematis hanya selama mengacu kepada objek-objek
yang bisa diindra yang tunduk kepada aktivitas riil.
Piaget mengkarakteristikkan aktivitas-aktivitas anak-anak menurut
kecenderungan-kecenderungan biologis yang bisa ditemukan di semua organisme
(Crain, 2007: 172). Kecenderungan-kecenderungan yang dimaksud adalah
10 informasi ke dalam struktur kognitif. Jamaris (2006: 24) mengatakan bahwa
Asimilasi berkaitan dengan proses peyerapan informasi baru ke dalam informasi yang telah ada di dalam skemata (struktur kognitif) anak. Akomodasi adalah proses menyatukan informasi baru dengan informasi yang telah ada di dalam
skemata, sehingga perpaduan antara informasi tersebut memperluas skemata anak.
Sedangkan organisasi adalah berusaha mengorganisasikan ide-ide menjadi suatu sistem yang koheren.
Pada anak usia SD kelas V termasuk pada tahap operasi konkret, dimana
pada tahap ini anak sudah dapat menggunakan cara berpikir operasional, pikiran
anak pun sudah berkembang untuk memahami sebuah simbol-simbol, sehingga
anak dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui pembelajaran
dengan menggunakan metode mind map.
2.1.1.2Mind map
Buzan (2007: 4), menjelaskan bahwa mind map adalah cara termudah untuk mendapatkan informasi ke dalam otak dengan mengambil informasi ke luar
dari otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-pikiran. Mind map mempunyai banyak manfaat bagi manusia. Menurut Buzan (2007: 6-7) keuntungan mind map yaitu; 1) mengaktifkan seluruh otak, 2) memusatkan perhatian pada pokok bahasan, 3) membantu menunjukkan hubungan
antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah, 4) memberi gambaran yang
jelas pada keseluruhan dan perincian, 5) mengingat dalam jangka panjang, 6)
menjadikan kreatif.
Sedangkan Martin (2006: 2) menjelaskan bahwa mind map adalah diagram bercabang yang digambarkan dari tengah sebagai pusat ide dan menggunakan
warna untuk menunjukkan ide-ide secara luas. Mind map adalah sebuah diagram atau grafik yang digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide, pekerjaan,
atau hal lain yang terhubung dan tersusun secara radial mengelilingi sebuah kata
yang mengandung ide utama (main idea). Prinsip pendekatan pembelajaran ini adalah sebuah alat bantu untuk berpikir kritis, kreatif, efektif dan inovatif
11 mencatat dan mengingat kembali topik sebuah esai. Sebuah mind map dibuat dengan menuliskan tema sentral dan memikirkan ide-ide baru dan istimewa yang
memancar keluar dari pusat otak.
2.1.1.3Langkah dalam membuat mind map
Dalam membuat mind map ada beberapa langkah dan bahan yang digunakan. Buzan (2007: 14-16) menjelaskan alat, bahan, dan langkah dalam
membuat mind map. Alat dan bahan yang digunakan dalam membuat mind map
adalah kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, otak, dan imajinasi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat mind map adalah :
1. Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan
mendatar
2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Karena gambar bernakna seribu
kata dan membantu menggunakan imajinasi.
3. Gunakan warna. Warna dapat membuat mind map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenagkan
4. Hubungkan cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan
cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya.
5. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.
6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis
7. Gunakan gambar. Karena setiap gambar bermakna seribu kata.
Sumber: dunianyaanakkita.blogspot.com
12 Dari penjelasan mengenai mind map di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode mind map dalam pembelajaran di kelas dapat mengaktifkan dan mendorong siswa belajar aktif dan kreatif sehingga dapat membantu siswa
untuk memahami materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Penggunaan
metode mind map di dalam pembelajaran di kelas juga dapat merangsang kreativitas siswa, karena sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2.1.1.4Kemampuan berpikir kritis
Berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting bagi setiap
orang yang digunakan untuk memecahkan masalah kehidupan dengan berpikir
serius, aktif, teliti dalam menganalisis semua informasi yang mereka terima
dengan menyertakan alasan yang rasional sehingga setiap tindakan yang akan
dilakukan adalah benar (Liberna, 2013: 192). Facione (1990) dengan
menggunakan metode Delphi dalam panel 46 ahli dari berbagai disiplin ilmu
selama 2 tahun yang menghasilkan sebuah konsensus tentang pengertian metode
berpikir kritis. Bagi Facione berpikir kritis adalah penilaian yang terarah dan
terukur yang menghasilkan interpretasi, analisis evaluasi, kesimpulan, dan juga
penjelasan terhadap pertimbangan-pertimbangan faktual, konseptual, metodologis,
kriterilogis, atau kontekstual yang menjadi dasar penilaian tersebut. Facione
menyebutkan bahwa kecakapan berpikir kritis memiliki dua dimensi, yaitu
dimensi kognitif dan dimensi disposisi afektif.
Penelitian ini difokuskan pada dimensi kognitif. Dimensi kognitif
dipandang sebagai pusat kecakapan mental yang paling penting yang terdiri dari 6
kecakapan, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan
regulasi diri. Penjelasan mengenai keenam dimensi kognitif menurut Facione (1990) adalah sebagai berikut; 1) Interpretasi adalah kecakapan untuk memahami dan mengekspresikan makna dari berbagai pengalaman, situasi, data, kejadian,
penilaian, kesepakatan, kepercayaan, aturan, prosedur, dan criteria. Sub
kecakapan interpretasi yaitu membuat kategori, memahami makna, dan
menjelaskan makna; 2) Analisis adalah kecakapan mengidentifikasi hubungan logis dari pernyataan, konsep, uraian, atau bentuk ungkapan lain untuk
13 opini. Sub kecakapan analisis yaitu menguji gagasan, mengidentifikasi argumen,
dan menganalisis argumen; 3) Evaluasi yaitu kecakapan untuk menilai kredibilitas pernyataan atau ungkapan lain yang mencerminkan persepsi, pengalaman, situasi
penilaian, kepercayaan, atau opini seseorang untuk menimbang bobot dari suatu
penalaran yang berkaitan dengan pernyataan, deskripsi, pertanyaan atau ungkapan
lainnya. Sub kecakapan evaluasi yaitu menilai klaim dan menilai argumen; 4)
Inferensi yaitu kecakapan mengidentifikasikan dan memastikan elemen-elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk akal, merumuskan dugaan dan
hipotesis, mempertimbangkan informasi-informasi yang relevan dan menarik
konsekuensi-konsekuensi yang mungin timbul dari data, pernyataan prinsip, bukti,
penilaian, kepercayaan, opini, konsep, gambaran, pertanyaan, atau bentuk
ungkapan lainnya. Sub kecakapan inferensi yaitu menguji bukti-bukti, menerka alternatif, dan menarik kesimpulan; 5) Eksplanasi yaitu kecakapan menjelaskan dan memberikan alasan-alasan dari bukti, konsep, metode, kriteria, dan konteks
yang digunakan untuk menarik kesimpulan dan untuk mengemukakan argumen
logis yang kuat. Sub kecakapan eksplanasi yaitu menjelaskan hasil penalaran,
menjustifikasi prosedur, dan menjelaskan argumen; dan 6) Regulasi diri yaitu kecakapan memonitor aktivitas kognitifnya sendiri secara sadar, unsur-unsur yang
ikut memainkan peran dalam aktivitas tersebut, dan kecakapan untuk memonitor
aktivitas mentalnya sendiri dalam menarik kesimpulan dengan menganalisis dan
mengevaluasi penilaiannya sendiri dengan mempertanyakan, mengonfirmasi,
memvalidasi atau mengoreksi penalarannya sendiri. Sub kecakapan regulasi diri
yaitu eksaminasi diri dan koreksi diri.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah
kemampuan untuk mengatakan sesuatu yang didasarkan pada praktek secara
langsung yang penilaiannya terarah dan terukur yang menghasilkan interpretasi,
analisis, evaluasi, dan kesimpulan, dan juga didukung oleh bukti yang kuat.
2.1.1.5Kemampuan Evaluasi dan Inferensi
Evaluasi merupakan kecakapan untuk menilai suatu pernyataan atau ungkapan lain yang mencerminkan persepsi, pengalaman, situasi, penelitian atau
14 yang berkaitan dengan pernyataan, deskripsi, pertanyaan, atau bentuk ungkapan
lain (Facione, 1990). Kecakapan evaluasi terdiri dari dua sub-kecakapan, yaitu kecakapan untuk menilai klaim dan argumen.
Inferensi merupakan kecakapan untuk mengidentifikasi dan memastikan penyataan-pernyataan yang diperlukan untuk menarik alasan yang logis untuk
merumuskan dugaan dan hipotesis untuk mempertimbangkan informasi yang
relevan dan untuk menarik konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari
data, pernyatan, prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, atau bentuk ungkapan lain
(Facione, 1990). Kecakapan inferensi terdiri dari tiga sub-kecakapan, yaitu kecakapan untuk menguji bukti-bukti, menerka alternatif-alternatif, dan menarik
kesimpulan.
2.1.1.6Mata Pelajaran IPA
Iskandar (1996: 2) menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah
“ilmu tentang alam, yang mempelajari segala peristiwa-peristiwa yang terjadi di
alam”. Ilmu Pengetahuan Alam menurut Webster (dalam Iskandar, 1996: 2)
adalah “ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta serta gejala
-gejalanya”.
Pada hakekatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah
dan sikap ilmiah (Trianto (2010:137). Menurut Laksmi (dalam Trianto, 2010:
142) pendidikan IPA di sekolah memiliki tujuan sebagai berikut: 1) memberikan
pengetahuan kepada siswa mengenai dunia (alam), 2) menanamkan sikap hidup
ilmiah, 3) memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan, 4) mendidik
siswa untuk mengenal dan mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan,
dan 5) menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan
permasalahan.
Keterampilan proses IPA ditempuh untuk memecahkan masalah di alam.
Keterampilan proses IPA menurut Iskandar (1996: 49) adalah; 1) pengamatan, 2)
pengklasifikasian, 3) pengukuram, 4) pengidentifikasian dan pengendalian
variabel, 5) perumusan hipotesa, 6) perancangan eksperimen, 7) menyimpulkan
15
2.1.1.7MateriPembelajaran IPA Kelas V
1. Definisi Pesawat Sederhana
Pesawat sederhana adalah alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan
manusia (Azwiyanti, 2008: 98). Pesawat terdiri atas pesawat sederhana dan
pesawat rumit. Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat
tersebut dikenal dengan sebutan pesawat sederhana. Pesawat sederhana meliputi
pengungkit, katrol, roda berporos, dan bidang miring (Nurhasanah, 2011: 153).
2. Jenis-jenis Pesawat Sederhana
a. Pengungkit atau tuas
Nurhasanah (2011: 153) menjelaskan bahwa tuas adalah alat untuk
mengangkat atau mengungkit benda yang berat. Sulistyanto (2008: 109)
menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis pengungkit berdasarkan letak titik tumpu,
beban dan kuasa. Berdasarkan posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan
kuasa, tuasa atau pengungkit digolongkan menjadi tiga, yaitu tuas golongan
pertama, tuas golongan kedua, dan tuas golongan ketiga. Tuas atau pengungkit
dapat digambarkan secara sederhana seperti berikut.
(Sumber: Azwiyanti, 2008: 99)
Gambar 2.2 Pengungkit atau tuas digambarkan secara sederhana
b. Bidang miring
Sulistyanto (2008: 115) menjelaskan bahwa bidang miring adalah
permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya.
Bidang miring berguna untuk membantu memindahkan benda-benda yang terlalu
16
(Sumber: Azwiyanti, 2008: 102)
Gambar 2.3 Bidang miring digunakan untuk memindahkan peti
c. Katrol
Nurhasanah (2011: 155) menjelaskan bahwa katrol adalah alat pengangkat
yang berputar pada porosnya. Katrol terdiri atas sebuah roda yang dilengkapi tali
atau rantai. Azwiyanti (2008: 103) menggolongkan katrol ke dalam empat jenis,
yaitu katrol tetap, katrol bebas, katrol rangkap dan katrol ganda atau takal.
(Sumber: Azwiyanti, 2008: 103)
Gambar 2.4 Jenis-jenis katrol
d. Roda berporos
Sulistyanto (2008: 119) menjelaskan bahwa roda Berporos merupakan
roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama.
Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak
ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, dan roda
kendaraan bermotor.
(Sumber: Sulistyanto, 2008: 119)
17
2.2 Penelitian-penelitian yang relevan 2.2.1 Penelitian-penelitian tentang mind map
Septiarini (2012) meneliti pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi pada pelajaran IPA di SD Kanisius
Sorowajan. Pupulasi dan subjek penelitian yaitu siswa kelas V SDK Sorowajan
yang terdiri dari 28 siswa untuk kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan
siswa kelas VB yang terdiri dari 28 siswa sebagai kelompok kontrol. Penelitian
yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui penggunaan mind map pada materi
“mengidentifikasi jenis-jenis tanah terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi pada mata pelajaran IPA di SDK Sorowajan semester genap tahun
ajaran 2011/2012. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan
bahwa; 1) ada pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis, hal tersebut ditunjukkan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,041 (atau 0,041 < 0,005). 2) Ada pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengevaluasi, ditunjukkan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,045 (atau 0,045 < 0,05).
Putriyana (2012), meneliti pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menerapkan dan mencipta pada pelajaran IPA di SDK Sengkan.
Populasi dan sampel subjek penelitian yaitu siswa kelas V SDK Sengkan yang
terdiri dari kelas VA sebanyak 24 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas
VB sebanyak 24 siswa sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menerapkan dan 2) kemampuan mencipta peserta didik kelas V SDK Sengkan pada semester
Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) tidak ada pengaruh penerapan metode
mind map terhadap kemampuan menerapkan peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,622 (atau > 0,005). 2) Ada pengaruh penerapan
metode mind map terhadap kemampuan mencipta peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (atau < 0,005) pada selisih skor kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Selain itu rata-rata kenaikan skor meningkat
sebesar 100% dan berbeda secara signifikansi dengan nilai signifikansi 0,000 <
18 Anggraini (2012), meneliti pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengaplikasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA. Tujuan
penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengaplikasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD
Kanisius Sorowajan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Subjek
penelitian siswa kelas VA dan VB sebanyak 56 siswa. Kelas VA sebagai
kelompok eksperimen dan VB sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan mind map berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasikan. Hal ini ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,006 < 0,05. Penggunaan mind map berpengaruh terhadap kemampuan mencipta, ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,003< 0,05.
Dari ketiga penelitian yang relevan diatas mengenai penggunaan mind map, dapat disumpulkan bahwa penggunaan mind map dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam berbagai hal untuk menerima materi pelajaran yang telah
disampaikan di kelas.
2.2.2 Penelitian-penelitian tentang kemampuan berpikir kritis
Candra (2011) meneliti pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap
prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA
materi pesawat sederhana di SDK Demangan Baru I pada semester genap Tahun
Ajaran 2010/2011. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDK Demangan Baru
1 yang terdiri dari kelas VA sebanyak 37 siswa sebagai kelompok kontrol dan
kelas VB sebanyak 38 siswa sebagai kelompok eksperimen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri meningkatkan kemampuan
berpikir kritis pada kategori kognitif, ini terbukti dengan harga signifikansi (2-tailed) yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Sriningsih (2011), melakukan penelitian tentang pengaruh metode inkuiri
terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori afektif umum
pada mata pelajaran IPA SDK Wirobrajan. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa
dan kemampuan berpikir kritis pada kategori afektif umum siswa kelas V SDK
19 Wirobrajan yang digunakan sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah 32
siswa, dan kelas VB yang berjumlah 34 sebagai kelompok kontrol. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh penerapan metode inkuiri pada
mata pelajaran IPA, yang ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05. (2) tidak ada pengaruh metode inkuiri pada mata pelajaran IPA yang ditunjukkan
dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,192 > 0,05.
Kurnianingsih (2011), melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan
metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada
mata pelajaran IPA di SDK Sorowajan Yogyakarta. Tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa
dan mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan berpikir
kritis pada kategori kognitif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDK
Sorowajan yang terdiri atas 32 siswa dari kelas VA sebagai kelompok kontrol dan
30 siswa kelas VB sebagai kelompok eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode
inkuiri yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,002 (atau < 0,05). Akan tetapi, kenaikan skor prestasi belajar pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan yang ditunjukkan dengan harga
sig.(2-tailed) sebesar 0,326 (atau > 0,05). Peningkatan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif siswa dengan menggunakan metode inkuiri yang
ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) 0,048 (atau < 0,05).
Dari ketiga penelitian yang relevan diatas menenai kemampuan berpikir
kritis, dapat disumpulkan bahwa penggunaan berbagai metode dapat
mempengaruhi kemampuan berpikir kritis anak. Pada penelitian-penelitian
terdahulu belum banyak yang meneliti mengenai kemampuan evaluasi dan
inferensi, maka peneliti ingin meneliti lebih lanjut untuk mengisi kekosongan dalam penelitian yang belum ada tersebut.
Dari ketercapaian kedua penelitian yang relevan tentang penelitian
penggunaan metode mind map dan penelitian tentang kemampuan berpikir kritis diatas, maka dapat menjadi acuan bahwa penggunaan mind map dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis anak pada sub kemampuan evaluasi
20
2.2.3 Literature map
Literature map pada hasil penelitian sebelumnya :
Gambar 2.6. Literarure Map Penelitian Sebelumnya
2.3 Kerangkaberpikir
Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-pikiran. Keuntungan menggunakan mind map di dalam pembelajaran yaitu: 1) mengaktifkan seluruh otak, 2) memusatkan perhatian pada pokok
bahasan, 3) membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi
Mind map Berpikir Kritis
Septiarini (2012) &berpikir kritis kategori kognitif
Putriyana (2012) belajar & berpikir kritis kategori
afektif umum
Anggraini (2012)
Mind map – kemampuan aplikasi & mencipta
Kurnianingsih (2011)
Metode inkuiri – prestasi belajar & berpikir kritis kategori
21 yang saling terpisah, 4) memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan
perincian, 5) mengingat dalam jangka panjang, 6) menjadikan kreatif.
Berpikir kritis adalah penilaian yang terarah dan terukur yang
menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, kesimpulan, dan juga penjelasan
terhadap pertimbangan-pertimbangan faktual, konseptual, metodologis,
kriterilogis, atau kontekstual yang menjadi dasar penilaian tersebut. Kecakapan
berpikir kritis dimensi kogniti yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
kecakapan evaluasi dan kecakapan inferensi. Evaluasi yaitu kecakapan untuk menilai kredibilitas pernyataan atau ungkapan lain yang mencerminkan persepsi,
pengalaman, situasi penilaian, kepercayaan, atau opini seseorang untuk
menimbang bobot dari suatu penalaran yang berkaitan dengan pernyataan,
deskripsi, pertanyaan atau ungkapan lainnya. Sedangkan inferensi yaitu kecakapan mengidentifikasikan dan memastikan elemen-elemenm yang
diperlukan untuk menarik alasan yang masuk akal, merumuskan dugaan dan
hipotesis, mempertimbangkan informasi-informasi ang relevan dan menarik
konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari data, pernyataan prinsip,
bukti, penilaian, kepercayaan, opini, konsep, gambaran, pertanyaan, atau bentuk
ungkapan lainnya.
Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-pikiran. Pikiran-pikiran siswa dalam belajar dapat ditingkatkan dengan
pembelajaran yang kreatif agar kemampuan berpikir siswa menjadi lebih kritis.
Kemampuan berpikir kritis sering disebut sebagai salah satu kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang menggarisbawahi sifat generatif dari kemampuan berpikir.
Penggunaan mind map dalam kegiatan belajar di kelas dapat mengaktifkan dan mendorong siswa belajar aktif dan kreatif sehingga proses berpikir kritis siswa
pada kemampuan evaluasi dan inferensi pada pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
2.4 Hipotesis
2.4.1 Penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi
siswa kelas V SD N Sokowaten Baru Banguntapan Bantul pada mata
22 2.4.2 Penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III ini akan membahas mengenai metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian. Metode penelitian yang akan dibahas yaitu mengenai jenis
penelitian yang digunakan, setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik
pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental tipe Nonequivalent Control Group Design. Menurut Sanjaya, (2013: 87) yang dimaksud metode penelitian ekpserimen adalah metode penelitian yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu tindakan atau perlakuan tertentu
yang sengaja dilakukan terhadap suatu kondisi tertentu. Sedangkan Sukmadinata,
(2008: 207) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen kuasi disebut dengan kuasi
karena bukan merupakan eksperimen murni tetapi seperti murni, seolah-olah
semu. Karena berbagai hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel,
kemungkinan sukar sekali dapat digunakan seperti eksperimen murni.
Pemilihan metode quasi-experimental design tipe non-equevalent control group design sendiri karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dilakukan secara tidak acak. Menurut
Sugiyono, (2010: 116) quasi experimental design dapat dibagi lagi menjadi dua tipe yaitu Time-Series Design dan Nonequivalent Control Group Design. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe Nonequivalent Control Group Design karena dalam penelitian ini menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara random. Sampel sudah terbentuk
menjadi kelas, sehingga semua anggota kelas dipilih sebagai sampel penelitian.
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada awalnya diberikan pretest
untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa. Selanjutnya, kelas
24 Menurut Campbell dan Stanley (Cohen, 2007: 276), hasil penelitian menggunakan
pretest dan posttest atau pengaruh kausal dari intervensi dapat dihitung dalam tiga langkah: (1) kurangi skor pretest dari nilai posttest untuk kelompok eksperimen untuk menghasilkan skor 1; (2) kurangi skor pretest dari nilai posttest untuk kelompok kontrol untuk menghasilkan skor 2; dan (3) kurangi skor 2 dari skor 1.
Berdasarkan Campbell dan terminologi Stanley, efek dari intervensi eksperimental
akan menghasilkan rumus: (O2 - O1) – (O4 – O3). Jika hasilnya negatif maka efek
kausal negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya jika hasilnya positif maka
kausalnya positif atau ada pengaruh.
(Sumber: Sanjaya, 2013: 105)
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
O1 = Rerata skor pretest kelompok eksperimen
O2 = Rerata skor posttest kelompok eksperimen
O3 = Rerata skor pretest kelompok kontrol
O4 = Rerata skor posttest kelompok kontrol
X = Treatment / perlakuan dengan menggunakan mind map
Langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk desain ini adalah sebagai
berikut (Sanjaya, 2013: 105-106):
1) Menentukan subjek untuk dijadikan sampel penelitian dan
mengelompokkannya pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
2) Memberikan pretest baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sebagai kelompok perbandingan.
3) Mencari rata-rata hasil pretest untuk kedua kelompok tersebut
4) Memberikan perlakuan (x) kepada kelompok eksperimen dan menjaga
agar kelompok kontrol tidak terpengaruh oleh perlakuan.
5) Memberikan posttets, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sebagai kelompok perbandingan.
O1 X O2
25 6) Mencari rata-rata hitung dari hasil posttest untuk masing-masing kelompok, kemudian mencari selisih atau perbedaan dua rata-rata tersebut
(O2– O1) – (O4– O3).
7) Membandingkan perbedaan-perbedaan tersebut untuk menentukan apakah
penerapan perlakuan X itu berkaitan dengan perubahan yang lebih besar
pada kelompok eksperimen (O2– O1) – (O4– O3).
8) Menggunakan test statistik untuk menentukan apakah perbedaan hasil itu
signifikan atau tidak pada taraf signifikansi tertentu.
Semua data hasil observasi diperoleh dari data yang diambil dari variabel
dependen dengan pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest dilakukan sebelum adanya proses pembelajaran, hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh setiap kelompok. Setelah
dilakukan proses pembelajaran kemudian dilakukan posttest I. Pretest dan posttest
ini dilakukan pada masing-masing kelompok yang hasilnya akan dibandingkan.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan sebelum
dan setelah diberikan pembelajaran. Pembelajaran yang diberikan pada kelompok
eksperimen yaitu dengan menerapkan metode mind map dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan metode
tradisional yaitu dengan metode ceramah.
3.2 Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2014 sampai dengan
07 Maret 2014 di SD N Sokowaten Baru yang beralamat di Jl. Arimbi No. 27
Sokowaten, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. SD N Sokowaten Baru terletak di
area pedesaan yang dikelilingi dengan pemukiman warga setempat.
SD N Sokowaten Baru merupakan SD Negeri dengan jumlah tiga kelas
pararel untuk setiap tingkatnya. SD N Sokowaten Baru memiliki murid sebanyak
521 pada tahun ajaran 2013/2014. SD N Sokowaten Baru memiliki 18 ruang
kelas, runag Kepala Sekolah, 1 kantor guru, 1 ruang alat olahraga, 1 ruang UKS, 1
ruang Komputer, 1 ruang Media, Mushola, 1 ruang kegiatan, dan ruang penjaga
sekolah. Halaman sekolah yang dimiliki juga cukup luas, yang dapat digunakan