• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IVA SD KANISIUS SENGKAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20122013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IVA SD KANISIUS SENGKAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20122013"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN

METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING PADA MATA

PELAJARAN IPA SISWA KELAS IVA SD KANISIUS SENGKAN

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Irene Widiastuti

NIM : 091134182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN

Tuhan menjadikan segala sesuatu indah,

tepat pada waktuNya

Skripsi ini saya persembahan kepada:

1. Bapak Sukamto Lexy Wibowo Yohanes Berchmans dan Ibu Srini Maria Margaretha

2. Mas Antonius Dony Cahyadi, Mbak Eva Laura Tungga Devi, Dek Viviana Desiani

3. Stephan Gilang Adiwan Prayudha

4. Keluarga Besar TK/SD Kanisius Sengkan

(7)

vii

ABSTRAK

Widiastuti, Irene. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Menggunakan Metode Discovery Inquiry Terbimbing Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IVA SD Kanisius Sengkan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013. PGSD. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.

Irene Widiastuti (091134182)

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2014

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode discovery inquiry terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan pada bulan Mei 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD Kanisius Sengkan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Peningkatan prestasi belajar diukur menggunakan hasil dari peningkatan rata-rata pada masing-masing siklus. Instrumen penilaian pada penelitian ini lembar soal tes tertulis yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan tes tertulis yang dilakukan setiap akhir siklus.

Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan metode discovery inquiry terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IVA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Peningkatan prestasi belajar ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas pada kondisi awal sebesar 59,83 meningkat menjadi 71,38 pada siklus I. Pada siklus II, penelitian ini berhasil meningkatkan rata-rata kelas menjadi 75,75, atau di atas nilai KKM yaitu 65,00.

(8)

viii ABSTRACT

Widiastuti, Irene.2014. The Increase of Study Achievement using Guided Discovery Inquiry Method in Science Class of Class Fifth Grade Student Of Kanisius Sengkan Elementary School the Even Semester 2012/2013. A Thesis. Elementary School Teacher Training Study Program. The Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University.

Irene Widiastuti (091134182)

Sanata Dharma University Yogyakarta 2014

The objective of the study was to see whether guided discovery inquiry method could increase students’ study achievement. The type of this research is classroom action research, which is an action research whose objection is to increase students’ study achievement. This research was done in SD Kanisius Sengkan in May 2013. The subject of the study was the students of fourth grade in class IV A of SD Kanisius Sengkan.

This research was done in two action cycles. The increase of study achievement was measured using the calculation result of increase rate in each cycle. The research instrument in the research was test sheets containing 20 check point questions. Data collecting was done using written test which was done in the end of every cycle.

The research showed that learning using guided discovery inquiry method can increase study achievement to the students of IV A class in SD Sengkan, Yogyakarta during the even semester of 2012/2013. The increase of this study result was shown with the increase of class average grades. In the earlier state, when the experiment was not yet applied, the class average grade was 59,83. After the experiment was applied, it was increased to 71,38 in the first cycle. In the second cycle the research succeeded in increasing the class average grade into 75,75, which was above the standard which was 65,00.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang telah

dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan tugas

akhir yang berupa skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini tidak akan berhasil tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

a. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Dharma.

b. Rm. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. , selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma

c. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing, terima kasih atas

bimbingan, nasihat dan waktu yang telah diberikan dari awal hingga tugas akhir

ini selesai.

d. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd dan Ibu Eny Winarti, S.Pd., M.Hum, Ph.D selaku

dosen penguji yang telah memberikan saran dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

(10)

x

f. Ibu Maria Karma Tresnamurti. selaku guru mata pelajaran IPA SD Kanisius

Sengkan serta selaku mitra penulis dalam penelitian.

g. Seluruh siswa kelas IVA angkatan 2012/2013.

h. Segenap staf guru dan karyawan SD Kanisius Sengkan.

i. Kedua orang tua saya, Sukamto Lexy Wibowo Yohanes Berchmans dan Srini

Maria Margaretha serta kedua kakak dan adik saya, Antonius Dony Cahyadi, Eva

Laura Tungga Devi dan Viviana Desiani, serta saudara-saudaraku atas dorongan

spiritual maupun material.

j. Stephan Gilang Adiwan Prayudha, terima kasih atas dorongan secara spiritual

maupun materialnya.

k. Mbak Kensi, Mbak Putri, Bang Roni, Lia Pratiwi, Yosefin, Antonia, Risma, Ida,

Berta, Gisela, Agnetta dan teman-teman lainnya yang telah membantu spirit

maupun pemikiran dalam tulisan saya ini.

l. Keluarga Alumni Sedes Sapientiae Bedono 2006, terimakasih untuk motivasinya.

m. Teman-teman PGSD angkatan 2006 dan 2009

n. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

penulis secara spitiritual maupun material dari awal hingga tugas akhir ini selesai.

Penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian tugas akhir ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima segala masukan, kritik, saran yang

(11)

xi

yang akan datang. Akhir kata, semoga laporan penelitian tugas akhir ini berguna bagi

semua pihak.

Penulis

(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR BAGAN, TABEL dan GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 3

C. Perumusan Masalah ... 3

D. Batasan Pengertian ... 4

E. Pemecahan Masalah ... 4

F. Tujuan Penelitian ... 5

G. Manfaat Penelitian ... 5

(13)

xii

A. Prestasi Belajar... 7

1. Pengertian Prestasi ... 7

2. Pengertian Belajar ... 7

3. Pengertian Prestasi Belajar ... 9

B. Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 10

1. Pengertian Metode... 10

2. Pengertian Metode Discovery –Inquiry Terbimbing ... 10

3. Ciri-ciri Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 11

4. Langkah-langkah dalam Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 12

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Discvery Inquiry Terbimbing ... 14

a. Kelebihan metode discovery-inquiry terbimbing ... 14

b. Kekurangan metode discovery-inquiry terbimbing ... 16

C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 18

1. IPA sebagai Produk ... 18

2. IPA sebagai Proses ... 19

3. IPA untuk Sekolah Dasar ... 20

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Materi Perubahan Lingkungan Fisik ... 20

(14)

xiii

2. Kompetensi Dasar ... 21

3. Ulasan Materi Perubahan Lingkungan Fisik ... 21

E. Keterkaitan Metode-Discovery-Inquiry Terbimbing dengan Peningkatan Prestasi Belajar Mengenai Perubahan Lingkungan Fisik Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 pada Siswa Kelas IVA SD Kanisius Sengkan ... 26

F. Hipotesis Tindakan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian... 28

B. Setting Penelitian ... 29

C. Pelaksanaan Penelitian ... 30

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 46

BAB V PENUTUP ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 54

C. Keterbatasan ... 54

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 28

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian Tindakan Kelas 34

Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan... 38

Tabel 4.1 Nilai Ulangan IPA Siswa Kelas IVA Siklus I 40

Tabel 4.2 Nilai Ulangan IPA Siswa Kelas IVA Siklus II 43

Tabel 4.3 Perbandingan Nilai Siswa Kelas IVA pada Kondisi Awal,

Siklus I dan Siklus II ... 47

Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Penelitian ... 52

(16)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 57

Lampiran 2 Siklus 1 (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa,

Kisi- kisi, Soal siklus 1 dan Kunci Jawaban) ... 63

Lampiran 3 Siklus 2 (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa,

Kisi- kisi, Soal siklus 2 dan Kunci Jawaban) ... 78

Lampiran 4 Contoh Lembar Pekerjaan Siswa ... 93

Lampiran 5 Daftar Nilai Ulangan Harian Tahun Ajaran 2010/2011 dan Tahun Ajaran

2011/2012 ... 100

Lampiran 6 Foto Kegiatan... ... 103

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam

masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi sangat penting. Cara yang

tepat untuk mengajar IPA sebenarnya adalah memberikan kesempatan pada

anak untuk melakukan keterampilan proses IPA, karena dengan hal ini

diharapkan siswa dapat berfikir dan memiliki sikap ilmiah ( Iskandar,

2001:16). Pada mata pelajaran IPA dalam materi perubahan lingkungan, siswa

kelas IVA SD Kanisius Sengkan seringkali merasa kesulitan untuk

memahami penyebab perubahan lingkungan.

Perubahan lingkungan merupakan suatu pengetahuan yang dekat

dengan kehidupan siswa sehari-hari. Namun demikian, menurut observasi

yang telah dilakukan, kebanyakan siswa kelas IVA SD Kanisius Sengkan

kesulitan dalam memahami perubahn lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari

nilai hasil ulangan dua tahun berturut-turut yaitu tahun ajaran 2010/2011 dan

tahun ajaran 2011/2012. Persentase siswa yang tidak lulus KKM tahun ajaran

2010/2011 sebanyak 71, 43 % atau sebanyak 15 orang dari 21 siswa yang ada

dengan rata-rata 59,52. Sedangkan pada tahun ajaran 2011/2012, persentase

siswa yang tidak lulus KKM sebnayak 70% atau sebanyak 21 orang dari 30

siswa yang ada dengan rata-rata 61, 50. Hasil tersebut cukup memprihatinkan

mengingat bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal di SD Kanisius Sengkan

(18)

Kemungkinan rendahnya prestasi belajar pada siswa disebabkan oleh

kurangnya guru melibatkan siswa untuk melakukan keterampilan proses dan

kurangnya kemampuan guru untuk memilih, menggunakan, dan

mengembangkan metode yang tepat, sehingga membuat siswa kurang mampu

memahami penjelasan yang diberikan guru. Siswa hanya menghafalkan

pengertian tanpa adanya pemahaman mengenai penyebab perubahan

lingkungan. Selain itu, siswa tidak memiliki gambaran mengenai penyebab

dari perubahan lingkungan yang dimaksud sehingga pengetahuan yang

dimiliki siswa semata-mata hanya bersifat hafalan dan akan mudah dilupakan

oleh siswa.

Dengan keadaan yang demikian, maka guru diharapkan mampu memilih

metode yang tepat untuk mengatasi metode pembelajaran yang tepat, sehingga

siswa menjadi lebih memahami materi yang diberikan. Kebanyakan guru

lebih suka menggunakan metode ceramah, padahal sebenarnya metode

tersebut membuat siswa cenderung bosan.

Pembelajaran yang menyenangkan akan membuat siswa cenderung lebih

aktif. Peneliti memilih metode pembelajaran discovery-inquiry

terbimbing,sebagai alternatif guru untuk kegiatan pembelajaran, supaya siswa

diharapkan untuk belajar secara aktif melakukan penyelidikan dengan bantuan

guru melalui percobaan untuk menemukan konsep, hukum,atau prinsip

sehingga ini akan memudahkan siswa untuk memahami apa yang seharusnya

mereka peroleh sesudah mempelajari materi perubahan lingkungan ini. Oleh

(19)

metode Discovery Inquiry Terbimbing pada mata pelajaran IPA Siswa Kelas

IVA SD Kanisius Sengkan Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis akan

memfokuskan penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing untuk

meningkatkan prestasi belajar untuk materi penyebab perubahan lingkungan.

Sedangkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD, penulis

hanya akan membahas tentang materi perubahan lingkungan fisik yang

diajarkan pada kelas IV semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 dengan Standar

Kompetensi (SK) 10. Memahami perubahan lingkungan dan pengaruhnya

terhadap daratan, dan Kompetensi Dasar (KD) 10.1 Mendeskripsikan berbagai

penyebab perubahan lingkungan (angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang

air laut).

C. Perumusan Masalah

Dilandasi oleh latar belakang masalah, masalah dalam penelitian ini

akan dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah pembelajaran menggunakan metode discovery-inquiry

terbimbing dapat meningkatkan kemampuan dalam mendeskripsikan

faktor perubahan lingkungan pada siswa kelas IVA SD Kanisius

Sengkan?

(20)

D. Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan pertanyaan tentang suatu istilah yang dipakai,

kiranya perlu diberi batasan pengertian :

1. Belajar adalah proses dalam terbentuknya tingkah laku atau terjadi

perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan.

2. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas

belajar yang dilakukan. Hasil dari prestasi belajar ini akan tergambar

dengan skor atau nilai yang diperoleh siswa.

3. Metode Discovery-Inquiry Terbimbing adalah metode yang

menghendaki siswa untuk belajar secara aktif untuk melakukan

penyelidikan dengan bantuan dari guru melalui percobaan untuk

menemukan konsep, hukum, atau prinsip.

E. Pemecahan Masalah

Sesuai dengan uraian latar belakang masalah dan masalah yang telah

dirumuskan di atas, maka penelitian ini akan diatasi dengan metode

discovery-inquiry terbimbing.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah

metode discovery-inquiry terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar pada

mata pelajaran IPA khususnya tentang penyebab perubahan lingkungan pada

(21)

G. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

banyak pihak. Manfaat-manfaat penelitian ini diantaranya adalah :

1. Secara Akademis

Hasil penelitian ini dapat membuka wawasan pembaca tentang

penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing dalam

pembelajaran IPA di SD khususnya tentang penyebab perubahan

lingkungan.

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam

menerapkan pengajaran IPA dengan menggunakan metode

pembelajaran.

b. Bagi guru, merupakan salah satu referensi menggunakan

metode pembelajaran discovery-inquiry terbimbing dalam

penelitian tindakan kelas.

c. Bagi perpustakaan, laporan penelitian ini dapat menambah

koleksi bacaan yang bermanfaat untuk teman-teman guru

sebagai contoh penelitian tindakan kelas.

d. Bagi sekolah, laporan penelitian ini mampu dijadikan pedoman

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

Dalam proses pembelajaran, seseorang tentu ingin mendapatkan

sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa pengetahuan, pengalaman, maupun

kemampuan. Bagi siswa, proses pembelajaran tersebut merupakan sarana

untuk mengetahui seberapa besar perolehan prestasi yang mereka peroleh

ketika mengerjakan sesuatu, terutama yang berhubungan dengan ilmu

pengetahuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil

yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Untuk

mengetahui hasil yang diperoleh, maka diperlukan adanya pengukuran yang

berupa tes atau evaluasi. Hal ini diperlukan apakah proses pembelajaran sudah

memenuhi tujuan pembelajaran.

Menurut Winkel, prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai.

Untuk mengetahui hasil dari usaha dalam pembelajaran perlu diukur secara

langsung dengan menggunakan tes atau evaluasi, untuk mengetahui tingkat

keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. (dalam Tanlain, 2007:10)

2. Pengertian Belajar

Belajar sering diartikan sebagai kegiatan mengumpulkan

pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari orang yang lebih tahu

(23)

sebagai orang yang banyak belajar, sedangkan orang yang sedikit

pengetahuannya dianggap sebagai orang yang kurang belajar. Berikut ini

akan dijabarkan pengertian belajar menurut beberapa ahli dalam modul

mata kuliah “ Strategi Belajar Mengajar” karangan Wens Tanlain (2007:11).

a. Menurut Kingsley and Garry, belajar adalah proses dalamnya

terbentuk tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui

praktek atau latihan.

b. Menurut Heider, belajar adalah siswa meniru dan mengidentifikasi

diri dengan tingkah laku orang dewasa(guru, orang tua) yang

menjadi modelnya atau panutannya.

c. Menurut Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis,

yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat

secara relatif konstan dan berbekas

Dalam pandangan psikologis, ada empat pandangan mengenai

belajar.

a. Menurut pandangan yang berasal dari aliran psikologi behavioristik,

belajar dilaksanakan dengan kontrol instrumental dari lingkungan.

Guru mengkondisikan sedemikian sehingga pembelajar atau siswa

mau belajar. Mengajar dalam pendangan ini merupakan kegiatan

mengkondisikan, pembiasaan dan peniruan. Kedaulatan guru dalam

(24)

b. Menurut pandangan psikologi humanistik, belajar dapat dilakukan

sendiri oleh siswa. Dalam hal ini, siswa senantiasa menemukan

sendiri mengenai sesuatu tanpa banyak campur tangan dari guru

c. Menurut pandangan psikologi kognitif, belajar merupakan perpaduan

dari usaha pribadi dengan kontrol instrumental yang berasal dari

lingkungan. Oleh karena itu, eksperimen merupakan sarana yang

cocok dalam pandangan belajar ini.

d. Menurut pandangan psikologi gestalt, belajar adalah usaha yang

bersifat totalitas dari individu, oleh karena itu totalitas lebih

bermakna dibandingkan dengan sebagian-sebagian.

(Imron:1996:3-5)

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar dan disengaja oleh

seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku pada diri sesorang

baik yang bersifat fisik maupun psikis.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Winkel, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai

sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal

yang dikerjakan atau dilakukan.(dalam Tanlain, 2007:12)

Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar uang tidak dimilki dan

ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri

seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi

(25)

B. Metode Discovery-Inquiry Terbimbing

1. Pengertian Metode

Metode adalah cara penyampaian bahan untuk mencapai tahapan -

tahapan tujuan dalam usaha mencapai tujuan akhir yang telah

ditentukan sebelumnya (Purwadi, 1980). Maka dalam satu strategi

pembelajaran bisa terdapat beberapa metode yang digunakan. Ada

berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran,

misalnya ; metode ceramah, metode diskusi, metode discovery-inquiry

terbimbing, dan lain-lain. Setiap metode ini memiliki karakteristik

masing-masing yang dapat digunakan guru sebagai pedoman dalam

menyampaikan suatu materi pembelajaran. Tentunya guru harus dapat

memilih metode yang dapat menumbuhkan antusias siswa dan rasa

keingintahuan yang besar sehingga proses pembelajaran dapat

berlangsung dengan baik.

2. Pengertian Metode Discovery-Inquiry Terbimbing

Metode discovery-inquiry terbimbing adalah metode yang

menghendaki keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif untuk

melakukan penyelidikan dengan bantuan dari guru melalui percobaan

untuk menemukan konsep, hukum, atau prinsip.

Proses penemuan ini melalui berbagai tahapan, seperti :

mengamati, menggolongkan, membuat dugaan (hipotesis),

(26)

3. Ciri-ciri Pembelajaran dengan Menggunakan Metode

Discovery-Inquiry Terbimbing (Moh.Amien, 1987)

Berikut adalah ciri-ciri metode pembelajaran dengan menggunakan

metode discovery-inquiry terbimbing:

a. Menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal dalam mencari

dan menemukan sehingga siswa berperan aktif sebagai subjek

dalam pelaksanaan pembelajaran.

b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari

dan menemukan jawaban sendiri dari suatu konsep yang

dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap

tanggung-jawab dan percaya diri.

c. Tujuan penggunaan metode ini adalah mengembangkan

kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis. Siswa tidak

hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran akan tetapi

bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

4. Langkah-Langkah Metode Discovery-Inquiry Terbimbing (

Moh.Amien, 1987)

Ada beberapa langkah dalam melaksanakan metode

Discovery-Inquiry Terbimbing yaitu.

a. Orientasi

Orientasi merupakan langkah untuk menciptakan suasana dan

iklim pembelajaran yang responsive yang dapat menarik

(27)

tahap ini, guru menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang

diharapkan, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang dilakukan

siswa dan menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar

tersebut.

b. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah mengajar siswa untuk

menghadapi persoalan yang mengandung teka-teki dan siswa

didorong untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari

teka-teki tersebut. Dalam merumuskan masalah, ada beberapa hal yang

harus diperhatikan yaitu masalah harus dirumuskan sendiri oleh

siswa, masalah yang dikaji merupakan masalah yang mengandung

teka-teki dan harus dipecahkan.

c. Mengajukan hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan

yang sedang dikaji. Potensi berfikir dimulai dari kemampuan

individu untuk menebak (berhipotesis) dari suatu permasalahan.

Salah satu cara yang dilakuan guru untuk mengembangkan

kemampuan menebak (berhipotesis) pada anak adalah dengan

mengjaukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat

merumuskan jawaban sementara dari masalah yang dikaji.

d. Merancang percobaan dan melakukan percobaan

Dalam kegiatan ini, siswa dengan bantuan guru merancang suatu

(28)

kemudian disepakati bersama untuk dapat segera dilakukan

percobaan.

e. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data merupakan aktivitas menjaring informasi

yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Pengumpulan data membutuhkan ktekunan dan kemampuan dalam

berfikir. Dalam tahap ini guru berperan dalam mengajukan

pertanyaan yang mendorong siswa untuk berfikir mencari

informasi yang dibutuhkan.

f. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis merupakan proses menentukan jawaban yang

dianggap diterima sesuai dengan data yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data. Pada tahap ini kebenaran jawaban akan di uji

melalui data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

g. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan merupakan puncak dari proses belajar.

Untuk mencapai kesimpulan yang akurat, guru harus mampu

menunjukkan pada siswa data yang relevan.

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing

(Purwadi, 1980)

a. Kelebihan metode discovery-inquiry terbimbing

Beberapa kelebihan mengajar dengan menggunakan metode

(29)

1) Siswa akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih

baik.

2) Metode ini membantu siswa dalam menggunakan daya ingat

dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru.

3) Metode ini mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas

inisiatifnya sendiri.

4) Metode ini mendorong siswa untuk berinisiatif dan

merumuskan hipotesisnya sendiri, karena di dalam proses

belajar melalui discovery, tugas kegiatannya dibuat

open-ended sehingga siswa menjadi bebas untuk mengembangkan

hipotesis-hipotesisnya sendiri.

5) Metode ini memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.

6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

7) Pengajaran menjadi student-centered karena proses belajar

mengajak siswa untuk ikut terlibat dalam kegiatan belajar.

8) Tingkat pengharapan untuk menyelesaikan tugas dengan

caranya sendiri semakin bertambah.

9) Dapat mengembangkan bakat kemampuan individu seperti

komunikasi sosial, kreativitas, dan perencanaan.

10)Dapat menghindarkan siswa dari cara-cara belajar tradisional

(menghafal).

11)Melatih keterampilan siswa mengamati sesuatu, memecahkan

masalah, dan melatih siswa secara teratur terlibat dalam

(30)

12)Dalam proses discovery-inqury terbimbing, siswa dengan

segala aktivitasnya sendiri dapat belajar menemukan sesuatu

yang dipelajari.

13)Pengetahuan yang diperoleh dengan metode ini akan lebih

dipahami secara lebih mendalam.

14)Metode ini melatih siswa lebih banyak belajar sendiri, jadi

mereka melibatkan dirinya dan memotivasi sendiri untuk

belajar.

15)Metode ini memberikan pandangan ilmu yang lebih luas

kepada siswa (misalnya mereka dapat mengumpulkan data,

mengeluarkan pendapat, menggali ilmu sendiri) menuju

keberhasilan.

16)Memberi kesempatan kepada anak yang pandai untuk bekerja

sendiri dan dapat menyelesaikan pelajarannya lebih dahulu.

17)Metode ini mengembangkan kepribadian siswa menuju akhir

kebenaran ilmu tersebut.

b. Kekurangan metode discovery-inquiry terbimbing

Kekurangan yang dimiliki metode discover-inquiry terbimbing

antara lain :

1) Siswa yang lemah akan kesulitan dalam berpikir secara

terpencar dan secara abstrak, menemukan korelasi antara

konsep-konsep atau menyusun segala apa yang telah ditentukan

(31)

2) Metode ini tidak efisien untuk kelas yang jumlah siswanya

besar.

3) Strategi ini sukar diterapkan pada siswa-siswa dengan guru

yang biasa dengan metode dan perencanaan pelajaran yang

tradisional.

4) Dalam beberapa disiplin ilmu, misalnya kimia, fisika, beberapa

fasilitas tidak dapat diadakan untuk menguji beberapa ide.

5) Strategi ini mungkin tidak menghasilkan sikap berpikir kreatif,

karena konsep-konsep yang harus ditemukan dan proses yang

harus ditempuh sudah ”diberikan” oleh guru.

6) Siswa yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya akan frustasi,

khususnya siswa yang tidak lancar membaca dan lancar

mengartikan kalimat.

7) Kelas dengan jumlah siswa yang banyak, akan memberatkan

guru dalam memberikan bimbingan penemuan dan

pengawasannya.

8) Tidak semua mata pelajaran dapat diberikan dengan metode

ini.

9) Tidak semua guru atau murid dapat menggunakan metode ini

tanpa bimbingan dan fasilitas yang memadai.

Upaya untuk mengatasi kekurangan metode discovery :

1) Kelas yang jumlah siswa yang besar dapat diatasi dengan

(32)

2) Sosialisasi kepada guru yang terbiasa dengan metode dan

perencanaan tradisonal agar dapat menggunakan metode ini.

3) Guru menerapkan bimbingan yang lebih intensif kepada siswa

yang yang lemah dalam berpikir terpencar.

4) Pemberian bimbingan pada tiap kelompok agar memudahkan

guru dalam memberikan pengawasan bimbingan penemuannya.

Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan metode discovery-inquiry

terbimbing membuat materi yang telah disampaikan akan tertanam

lebih lama serta dapat mengaktifkan siswa untuk berproses dalam

pembelajaran. Oleh karena itu metode Discovery-Inquiry

Terbimbing pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sangat

diperlukan untuk membantu peningkatan prestasi belajar siswa.

C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. IPA sebagai Produk

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk merupakan kumpulan

hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para

ilmuwan selama berabad-abad. Bentuk IPA sebagai produk adalah

fakta-fakta, konsep-konsep prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA.

Yang disebut fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang

benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang

(33)

Sedangkan konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan

fakta-fakta IPA. Konsep merupakan penghubung antara fakta-fakta yang ada dan

hubungannya.

Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan antara

konsep-konsep IPA. Prinsip IPA bersifat analitik sebab merupakan generalisasi

induktif yang ditarik dari beberapa contoh. Menurut para ilmuwan,

prinsip merupakan deskripsi yang paling tepat tentang objek atau

kejadian. Prinsip dapat berubah bila observasi baru dilakukan, karena

prinsip bersifat tentatif.(Iskandar, 2001:3)

2. IPA sebagai Proses

Pada prateknya apa yang dikenal sebagai IPA tidak dapat

dipisahkan dari metode penelitian. Memahami IPA lebih dari hanya

mengetahui fakta dalam IPA. Memahami IPA berarti juga memahami

proses IPA, yaitu memahami bagaimana mengumpulkan fakta dan

memahami bagaimana menghubungkan fakta untuk

menginterprestasikannya.

Ketrampilan proses IPA adalah ketrampilan yang dilakukan oleh

para ilmuwan, diantaranya adalah : mengamati, mengukur, menarik

kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, membuat

grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan

(34)

3. IPA untuk Sekolah Dasar

IPA untuk anak-anak didefinisikan Paolo dan Marten (dalam Carin

1993:5) sebagai berikut :

a. mengamati apa yang terjadi

b. mencoba memehami apa yang diamati

c. mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan yang

akan terjadi.

d. menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk

melihat apakah ramalan tersebut benar.

Selanjutnya Paolo dan Marten juga menegaskan bahwa dalam IPA

tercakup juga coba-coba dan melakukan kesalahan, gagal, dan mencoba

lagi. IPA tidak menyediakan semua jawaban untuk semua masalah yang

kita ajukan. Dalam IPA, kita harus tetap bersikap skeptis, sehingga

selalu siap memodifikasi model-model yang kita punyai tentang alam ini

sejalan dengan penemuan-penemuan yang kita dapatkan. Selain itu,

materti IPA harus dimodifikasi, ketrampilan proses IPA juga dilatihkan

sesuai dengan perkembangan anak. (Iskandar, 2001:16)

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Materi Perubahan

Lingkungan Fisik

1. Standar Kompetensi

Standar Kompetensi adalah tujuan umum yang harus dicapau dalam

(35)

kelas ini adalah memahami perubahan lingkungan dan pengaruhnya

terhadap daratan.

2. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan dasar yang harus diperoleh

siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kompetensi dasar pada penelitian

tindakan kelas ini adalah mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan

lingkungan (angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang air laut).

3. Ulasan materi Perubahan Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi dan

mendukung kehidupan. Lingkungan fisik meliputi tanah, air, dan udara.

Lingkungan fisik dapat mengalami perubahan. Pada dasarnya, faktor

penyebab perubahan itu dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Faktor alamiah yaitu faktor alam seperti angin, hujan, cahaya

matahari, dan gelombang air laut.

b. Faktor kegiatan manusia, misalnya pembukaan lahan untuk

pemukiman dan pertanian, pembuatan jalan, penebangan hutan,

dan pencemaran lingkungan.

1) Pengaruh angin

Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang

bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.

Angin mempunyai banyak manfaat bagi manusia,

misalnya mengeringkan pakaian yang basah atau

(36)

juga dimanfaatkan oleh para nelayan untuk mencari

ikan.

Angin tidak hanya bermanfaat bagi manusia. Angin

juga bisa merugikan bagi manusia. Pengaruh angin

yang merugikan antara lain : angin tornado dan angin

puting beliung.

2) Pengaruh hujan

Hujan berasal dari air yang ada di permukaan bumi

mengalami penguapan. Penguapan air terjadi karena air

terkena panas matahari.uap air naik ke twempat tinggi

dan dingin. Akibatnya, uap air mengembun hingga

membentuk butiran air. Butiran-butiran air yang

jumlahnya sangat banyak ini membentuk awan. Di

tempat yang amat tinggi dan dingin, butiran air dapat

membeku. Jika butiran air atau es di awan cukup besar,

butiran dapat jatuh ke tananh sebagai hujan. Air hujan

mengisi permukaan bumi, sungai, dan laut.

Hujan memiliki manfaat bagi manusia, antara lain :

a) hujan dapat membersihkan udara sehingga

menjadi segar, karena hujan dapat melarutkan

kotoran di udara.

b) hujan juga dapat menyirami tanaman pertanian

yang membutuhkan banyak air dan

(37)

c) hujan dapat menambah simpanan air dalam tanah.

d) hujan dimanfaatkan petani untuk memelihara

ikan.

e) hujan dapat digunakan sebagai sarana bermain.

Hujan juga dapat merugikan manusia, antara

lain :

a) menyebabkan pengikisan tanah oleh air (erosi)

b) hujan dapat menyebabkan banjir.

c) air hujan dapat mengikis batuan yang lemah dan

lunak.

d) air hujan yang menggenang membuat tanah

becek, berlumpur, dan menjadi sarang nyamuk

demam berdarah maupun malaria.

e) air hujan dapat merusak aspal.

f) butiran tanah yang terangkut oleh aliran air akan

mengendap di sungai sehingga mengakibatkan

pendangkalan sungai.

3) Pengaruh matahari

Matahari merupakan sumber energi cahaya dan

panas terbesar di bumi. Manfaat panas dan cahaya

matahari antara lain :

a) membantu proses fotosintesis tumbuhan

b) berguna untuk kesehatan tulang, karena dapat

(38)

c) sebagai sumber energi alternatif, Pembangkit

Listrik Tenaga Surya, panel surya, dan energi

mobil tenaga surya.

d) membantu mengeringkan pakaian, ikan asin,

makanan, dan kerupuk.

e) cahaya matahari bermanfaat untuk penerangan.

Kerugian yang diakibatkan oleh cahaya dan panas

matahari antara lain :

a) pada musim kemarau, cahaya matahari dapat

menguapkan air di permukaan tanah, sehingga

tanah menjadi kering dan retak.

b) akibat sumber air mengering, tumbuhan tidak

mampu bertahan hidup, sehingga akan terjadi

gagal panen dan mengakibatkan kelaparan.

c) suhu yang tinggi akibat terkena cahaya matahari

yang terus-menerus mengakibatkan lapisan

batuan menjadi lapuk, sehingga dapat

menghasilkan padang pasir dan lapisan tanah

yang baru.

d) sinar ultraviolet matahari berdampak buruk bagi

kulit, karena dapat membuat kulit kemerahan,

bercak hitam, bahkan kanker kulit.

4) Pengaruh gelombang air laut

(39)

a) sebagai objek wisata, karena keindahan

gelombang lautnya, misalnya gelombang laut di

pantai Sanur, Kuta, Parangtritis, Baron, dan

Losari.

b) sebagai sarana olahraga, misalnya selancar air.

Kerugian yang akan diakibatkan oleh gelombang

laut, antara lain :

a) mengakibatkan abrasi, yaitu pengikisan pantai

yang diakibatkan oleh gelombang laut dan arus

laut yang bersifat merusak.

b) abrasi dapat mengubah darat menjadi lautan,

sehingga membuat wilayah daratan berkurang

bahkan bila abrasi terjadi di pulau kecil, maka

lama-kelamaan pulau itu akan hilang.

c) menyulitkan kapal atau perahu untuk berlayar.

d) dapat merusak ekosistem pantai.

e) gempa tektonik yang terjadi di dasar laut,

mengakibatkan gelombang pasang tsunami.

5) Pengaruh manusia

Manusia diberi anugerah akal untuk berfikir

oleh Tuhan, sehingga manusia mampu mengelola alam

atau lingkungan hidup sebaik-baiknya. Hal-hal yang

dapat dilakukan manusia untuk melestarikan

(40)

a) membuat peraturan yang bijaksana dalam

pelestarian lingkungan.

b) membuat peraturan dan ketentuan bagi perusak

lingkungan.

E. Keterkaitan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing dengan Peningkatan

Prestasi Belajar Mengenai Perubahan Lingkungan Fisik Semester II

Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada Siswa Kelas IVA SD Kanisius Sengkan

Pembelajaran IPA, khususnya pada materi perubahan lingkungan fisik

melalui metode yang tepat diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa. Adapun metode yang akan digunakan yaitu metode discovery-inquiry

terbimbing. Penggunaan metode ini diharapkan akan mengaktifkan

keterlibatan siswa, sehingga siswa dapat mengerti dan memahami suatu

konsep.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penggunaan metode

discovery- inquiry terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata

pelajaran IPA khususnya mengenai perubahan lingkungan fisik semester 2

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas ini

mengacu pada model Mc. Taggart & Kemis. Siklus dalam penelitian tersebut

dapat dilihat melalui bagan di bawah ini:

Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

a. Perencanaan

Mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki,

meningkatkan, atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan

sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti

sebagai upaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang

dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang telah direncanakan. Pelaksanaan

Perencanaan

Pengamatan

Refleksi Refleks

i

Pengamatan

Perencanaan

(42)

c. Pengamatan

Dalam kegiatan pengamatan, peneliti mengamati hasil atau dampak

dari tindakan yang telah dilaksanakan melalui tehnik observasi.

d. Refleksi

Dalam kegiatan refleksi, peneliti mengkaji, melihat, dan

mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan yang

telah dilakukan.

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian : Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Kanisius

Sengkan yang beralamat di Jl. Kaliurang Km. 7, Condong Catur,

Depok, Sleman, Yogyakarta 55283.

2. Subyek penelitian : Kelas IVA SD Kanisius Sengkan tahun ajaran

2012/2013 yang berjumlah 40 anak yang meliputi 20 siswa putri dan

20 siswa putra.

3. Obyek penelitian : Obyek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar

siswa dalam pembelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik.

4. Waktu penelitian : Bulan Februari semester genap tahun pelajaran

2012/2013.

C. Pelaksanaan Tindakan

Langkah - langkah penelitian tindakan kelas ini disusun sebagai

berikut:

(43)

Sebelum melakukan penelitian peneliti melakukan beberapa

persiapan diantaranya:

a. Permintaan ijin kepada Kepala SD Kanisius Sengkan.

b. Observasi sebelum kegiatan wawancara.

c. Identifikasi masalah.

d. Menyusun Silabus, RPP, dan LKS.

e. Mempersiapkan media.

f. Menyusun soal dan kisi-kisi.

2. Rencana tindakan setiap siklus

SIKLUS I

a. Rencana tindakan

Pertemuan I ( 2x40 menit)

1) Melakukan apersepsi

- Guru mengadakan tanya jawab tentang perubahan

lingkungan fisik yang dipengaruhi oleh angin dan

hujan.

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

b. Pelaksanaan tindakan

1) Guru menjelaskan materi perubahan lingkungan fisik yang

dipengaruhi oleh angin dan hujan.

2) Guru memberi waktu kepada siswa untuk mengajukan

(44)

3) Guru dan siswa menarik kesimpulan bersama berdasarkan

penjelasan materi dan merencanakan suatu percobaan

untuk menemukan konsep, prinsip, dan hukum.

c. Observasi / Pengumpulan data

d. Refleksi

Melakukan tanya jawab secara lisan kepada siswa tentang

hal yang sudah dipelajari selama pertemuan tadi.

Pertemuan II ( 3x40 menit)

1) Melakukan apersepsi

- Guru mengadakan tanya jawab tentang perubahan

lingkungan fisik.

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

3) Guru membagi siswa dalam kelompok, tiap kelompok

terdiri dari 5 orang.

4) Di dalam kelompok, siswa melakukan percobaan tentang

perubahan lingkungan fisik yang dipengaruhi oleh angin

dan hujan dengan alat dan bahan yang sudah disediakan.

5) Guru meminta siswa melaporkan hasil penemuannya.

6) Guru dan siswa membahas hasil percobaan secara klasikal.

7) Guru meminta siswa mengerjakan soal akhir siklus I.

e. Pelaksanaan tindakan siklus I

Merealisasikan rencana tindakan pada butir a.

(45)

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan

jalannya pembelajaran oleh observer. Hal ini didukung pula

berdasarkan hasil tes tertulis. Tes tertulis ini di dalamnya

terdapat 20 soal pilihan ganda.

g. Refleksi

Menguji hasil tindakan dari siklus I, apakah sudah sesuai

dengan target pencapaian.

SIKLUS II

a. Rencana tindakan

Pertemuan I ( 2x40 menit)

1) Melakukan apersepsi

- Guru mengadakan tanya jawab tentang perubahan

lingkungan fisik yang dipengaruhi oleh cahaya

matahari dan gelombang laut.

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

b. Pelaksanaan tindakan

1) Guru menjelaskan materi perubahan lingkungan fisik yang

dipengaruhi oleh cahaya matahari dan gelombang laut.

2) Guru memberi waktu kepada siswa untuk mengajukan

pertanyaan tentang materi yang beluim dipahami.

3) Guru dan siswa menarik kesimpulan bersama berdasarkan

penjelasan materi dan merencanakan suatu percobaan untuk

(46)

c. Observasi / Pengumpulan data

d. Refleksi

Melakukan tanya jawab secara lisan kepada siswa tentang hal

yang sudah dipelajari selama pertemuan tadi.

Pertemuan II ( 3x40 menit)

1) Melakukan apersepsi

- Guru mengadakan tanya jawab tentang perubahan

lingkungan fisik.

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

3) Guru membagi siswa dalam kelompok, tiap kelompok

terdiri dari 5 orang.

4) Di dalam kelompok, siswa melakukan percobaan tentang

perubahan lingkungan fisik yang dipengaruhi oleh cahaya

matahari dan gelombang laut dengan alat dan bahan yang

sudah disediakan.

5) Guru meminta siswa melaporkan hasil penemuannya.

6) Guru dan siswa membahas hasil percobaan secara klasikal.

7) Guru meminta siswa mengerjakan soal akhir siklus II.

e. Pelaksanaan tindakan siklus II

Merealisasikan rencana tindakan pada butir a.

f. Observasi/Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan

(47)

berdasarkan hasil tes tertulis. Tes tertulis ini di dalamnya

terdapat 20 soal pilihan ganda.

g. Refleksi

Menguji hasil tindakan dari siklus II, apakah sudah sesuai

dengan target pencapaian.

D. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peubahnya adalah hasil belajar siswa.

Instrumen penelitian, indikator, data dan pengumpulannya dapat dilihat di

bawah ini.

Tabel 3.1 Tabel Instrumen Penelitian Tindakan Kelas

Peubah Indikator Jenis Data Pengumpulan Instrumen

Prestasi

Kualitas dari soal ulangan Siklus I dan Siklus II telah diuji cobakan

di kelas V A SD Kanisius Sengkan, karena pada saat dilakukan uji coba, siswa

kelas IV belum menerima materi tentang perubahan lingkungan fisik. Kualitas

soal tersebut dinyatakan dengan :

(48)

Menurut Masidjo (1995 : 242), validitas suatu tes adalah sampai

dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Taraf

validitas suatu tes dinyatakan dalam koefisien validitas 𝑟𝑥𝑦 . Validitas item

yang dihitung dengan menghitung korelasi skor item dengan skor total, yang

dihitung dengan rumus korelasi product moment dari Pearson yaitu :

𝑟𝑥𝑦= 𝑁 𝑥𝑦 − 𝑥 𝑦

𝑁 𝑥2− 𝑥 2 𝑁 𝑦2− 𝑦 2

Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 = koefisien validitas

X = hasilpengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya

Y = kriteria yang dipakai

b) Reliabilitas

Menurut Masidjo ( 1995 : 209 ), reliabitas suatu tes adalah taraf di

mana suatu tes mampu menunjukan konsistensi hasil pengukurannya yang

diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas

suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien

reliabilitas ( 𝑟𝑡𝑡).

Koefisien Korelasi (x) Kualifikasi

0,91 – 1,00 0, 71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

(49)

0,00 – 0,20 Sangat Rendah Sumber : Masidjo ( 1995 ; 209)

Reliabilitas tes, yang dihitung dengan rumus Kuder Richardson (KR)-21, yaitu

𝑟𝑡𝑡=𝑛𝑆𝑡

2− 𝑀

𝑡 𝑛 − 𝑀𝑡

𝑛 −1 𝑆𝑡2

Keterangan :

n = 𝑛𝑖𝑏𝑖

St = deviasi standar skor tes

Mt = mean skor tes

𝑟𝑡𝑡 = koefisien reliabilitas

N = jumlah item

E. Analisis Data

Untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa, peneliti terlebih

menghitung rata-rata kelas dan persentase jumlah siswa yang mencapai

KKM. Berikut ini adalah skoring dan penilaian prestasi belajar siswa.

1. Penghitungan skor evaluasi siswa (scoring)

Tes tertulis untuk mengukur pretasi belajar berupa tes obyektif

berupa pilihan ganda dengan 4 opsi, dan jumlah siswa 20 soal. Pada

setiap satu butir soal dijawab benar diberikan skor 1 dan salah 0. Jumlah

skor yang diperoleh masing-masing siswa adalah jumlah skor dari

(50)

2. Penilaian

Pada tahap penilaian, jumlah skor yang diperoleh siswa diubah

menjadi nilai. Langkah merubah jumlah skor hasil evaluasi siswa

menjadi nilai menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑠𝑘𝑜𝑟

𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10

3. Menghitung nilai rata-rata (mean) kelas

Menghitung nilai rata-rata pekerjaan siswa kelas IVA SD Kanisius

Sengkan, dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

Nilai rata-rata (mean) : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

4. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM

Prestasi : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝐾𝑀

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%

Peningkatan prestasi belajar siswa diukur berdasarkan dua tolak ukur,

yaitu persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dan peningkatan rata-rata

kelas. Jika persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dan nilai rata-rata

kelas setelah dilakukan tindakan lebih tinggi dari persentase jumlah siswa

yang mencapai KKM dan nilai rata-rata kelas sebelum tindakan, maka

(51)

Kondisi awal prestasi belajar siswa dan kondisi akhir yang diharapkan

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Siswa

Peubah Indikator

Kondisi

Awal

Kondisi pada akhir siklus

Siklus

I

Siklus

II

Prestasi

belajar

dalam

perubahan

lingkungan

fisik

Nilai rata-rata kelas

dalam perubahan

lingkungan fisik

59,83 70,00 75,00

Persentase jumlah peserta

didik yang nilainya

mencapai KKM

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.HASIL PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul Peningkatan Prestasi

Belajar Dengan Menggunakan Metode Discovery Inquiry Terbimbing dalam

Mata Pelajaran IPA Peserta didik Kelas IVA SD Kanisius Sengkan Tahun

Pelajaran 2012/2013 dilaksanakan selama 2 minggu. Dimulai pada tanggal 14

Mei 2013 sampai dengan 1 juni 2013.

1. Siklus Pertama

a. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas siklus yang pertama dilaksanakan pada

hari Selasa, 14 Mei 2013 dan Kamis, 16 Mei 2013 di kelas IVA

dengan jumlah peserta didik 40 orang. Pembelajaran berlangsung

dengan metode discovery inquiry terbimbing dan berpedoman pada

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada akhir

siklus pertama ini, diadakan ulangan harian kepada peserta didik

untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik dalam

menerima pelajaran.

b. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian selama satu minggu ini, hasil yang

diperoleh dari penelitian siklus pertama ini adalah nilai ulangan

(53)

Tabel 4.1 Nilai Ulangan IPA peserta didik Kelas IVA Siklus 1

No Nama Peserta didik Nilai

Ketuntasan

Ya Tidak

01 Andrianus Danariko 55 √ 02 Frederikus Fendi Gading Samudra 60 √ 03 Laurentius Anriko Ramaditya 85 √

04 Christophorus Tri Lubersih Atmajanta 65 √ 05 Albertus Magnus Yudha Perkasa 95 √

(54)

28 Raditya Victorio Ardhana 75 √ 29 Reinardus Hendra P 70 √

30 Scolastika Thalia Aurora Yvonda Dira 60 √ 31 Veronica Febri Kusumastuti 80 √

32 Victoria Abigail Prabowo 75 √ 33 Vincencio Valdy Putra Sasangka 100 √ 34 Vincancia Berlin Dwianda 65 √ 35 Vincantius Lucky Christmastian 65 √

36 Yuan Vanessa Fraja 35 √ 37 Christian Dwi Cahya Saputra 90 √

38 Josemaria Dhirendra Arya Daneswara 80 √ 39 Nadanta Catravedha Aretas 90 √ 40 John Hobert Parulian 65 √

Jumlah 2855

Rata-rata 71,38

Persentase 70 % 30 %

Sumber. Hasil pengukuran ulangan peserta didik akhir siklus I

c. Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan kepada peserta didik selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Kegiatan pembelajaran yang diamati ini

meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Guru

hanya mengamati bagaimana peserta didik dapat menggali dan

menemukan informasi untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapi di dalam kelompoknya. Dalam pelaksanaan siklus

pertama ini, peserta didik sudah mampu menemukan contoh

perubahan lingkungan yang disebabkan angin dan hujan sesuai

dengan pengalaman mereka sehari-hari. Hal ini diketahui

(55)

didik.Peserta didik juga dapat mengetahui penyebab dari

perubahan lingkungan fisik beserta dampaknya bagi kelangsungan

hidup.Saat percobaan yang dilakukan pada siklus pertama ini,

peserta didik dalam beberapa masih mengalami kesulitan dengan

penggunaan media, akan tetapi mereka masih bisa mengatasi

kesulitan tersebut dengan bimbingan dari guru.

Di akhir siklus pertama ini dilaksanakan ulangan akhir siklus,

untuk mengetahui pemahaman peserta didik setelah menerima

pembelajaran.

d. Refleksi

Dari hasil ulangan peserta didik pada tabel di atas, diperoleh nilai

rata-rata mencapai 71,38dan meningkat dari nilai rata-rata kondisi

awal yaitu 59,83.

Nilai rata-rata ini belum sesuai dengan indikator keberhasilansiklus

kedua yaitu 75,00, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus

kedua.

Hal-hal yang perlu direfleksikan selama proses pembelajaran

berlangsung adalah :

1) Peserta didik masih merasa kesulitan untuk melakukan

percobaan tanpa penjelasan dari guru terlebih dahulu.

2) Kemampuan peserta didik dalam memahami petunjuk masih

kurang, sehingga masih banyak peserta didik yang terus

menerus bertanya tentang langkah percobaan berikutnya.

(56)

a. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas siklus yang pertama dilaksanakan pada

hari Selasa, 28 Mei 2013 dan Kamis, 30 Mei 2013 di kelas IVA

dengan jumlah peserta didik 40 orang. Pembelajaran berlangsung

dengan metode discovery inquiry terbimbing dan berpedoman pada

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada akhir

siklus kedua ini, juga diadakan ulangan akhir siklus kepada peserta

didik untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik dalam

menerima pelajaran.

b. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian selama satu minggu ini, hasil yang

diperoleh dari penelitian siklus kedua ini adalah nilai ulangan

peserta didik sebagai berikut :

Tabel 4.2 Tabel Nilai Ulangan IPA peserta didik Kelas IVA Siklus II

No Nama Peserta didik Nilai

Ketuntasan

Ya Tidak

01 Andrianus Danariko 60 √ 02 Frederikus Fendi Gading Samudra 60 √ 03 Laurentius Anriko Ramaditya 85 √

04 Christophorus Tri Lubersih Atmajanta 60 √ 05 Albertus Magnus Yudha Perkasa 90 √

(57)

11 Benedicta Regina Amabel 80 √ 21 Katarina Likahayu Setyanu 90 √ 22 Mikael Jordy Tanuwijaya 90 √

30 Scolastika Thalia Aurora Yvonda Dira 55 √ 31 Veronica Febri Kusumastuti 90 √

32 Victoria Abigail Prabowo 75 √ 33 Vincencio Valdy Putra Sasangka 100 √ 34 Vincancia Berlin Dwianda 75 √ 35 Vincantius Lucky Christmastian 65 √

36 Yuan Vanessa Fraja 60 √ 37 Christian Dwi Cahya Saputra 90 √

38 Josemaria Dhirendra Arya Daneswara 90 √ 39 Nadanta Catravedha Aretas 90 √ 40 John Hobert Parulian 70 √

(58)

Rata-rata 75,75

Persentase 75 % 25 %

Sumber. Hasil pengukuran ulangan peserta didik akhir siklus II

c. Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan kepada peserta didik selama kegiatan

pembelajaran berlangsung, seperti yang sudah dilakukan pada

siklus pertama. Kegiatan pembelajaran yang diamati ini meliputi

kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Di siklus kedua ini,

secara keseluruhan kegiatannya hampir sama dengan siklus

pertama. Peserta didik lebih mandiri dalam melakukan percobaan,

sehingga tidak banyak peserta didik yang bertanya tentang langkah

percobaan.

Di akhir siklus kedua ini juga diadakan ulangan akhir siklus untuk

mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang

diberikan.

d. Refleksi

Dari hasil ulangan peserta didik pada tabel di atas, diperoleh nilai

rata-rata mencapai 75, 75 dan meningkat dari nilai rata-rata siklus

I yaitu 71,38.

Karena nilai ulangan ini telah memenuhi indikator keberhasilan

siklus kedua yaitu 75,00 maka penelitian ini sudah dikatakan

berhasil dan tidak perlu dilanjutkan lagi.

Hal-hal yang perlu direfleksikan selama proses pembelajaran

(59)

1) Perlu ditingkatkannya pengalaman peserta didik dalam

kegiatan kerja kelompok, sehingga mereka dapat bertanggung

jawab terhadap tugasnya masing-masing.

2) Keaktifan peserta didik dalam kegiatan kelompoklah yang

membuat mereka mampu menyelesaikan setiap tugas yang

diberikan.

B.PEMBAHASAN

Hasil penelitian baik dari siklus I maupunsiklus II selanjutnya di

analisis menggunakan teknik dokumentasi. Berikut ini perbandingan nilai

yang dicapai peserta didik pada kondisi awal, siklus I hingga siklus II.

Tabel 4. 3 Perbandingan nilai peserta didik pada kondisi awal, siklus I dan siklus II

No Nama Peserta didik Kondisi

Awal Siklus I Siklus II

01 Andrianus Danariko 20 55 60

02 Frederikus Fendi Gading Samudra 54 60 60

03 Laurentius Anriko Ramaditya 70 85 85

04 Christophorus Tri Lubersih Atmajanta 55 65 60

05 Albertus Magnus Yudha Perkasa 75 95 90

06 Alexandra Vania Rasendriya 48 45 80

07 Aloysius Raditya Arga Kusuma 44 55 70

08 Alvonsus Devanto Adhyatma 52 35 70

09 Amadea Ratri R 87 100 100

10 Anastasia Alfa Novalentina 58 55 80

11 Benedicta Regina Amabel 55 90 80

12 Bernadus Scendy Cenaga 54 75 70

(60)

14 Dominico Savio Amadis 55 70 60

Data diatas menunjukkan hasil atau nilai - nilai yang diperoleh peserta

(61)

menunjukkan penurunan dan peningkatan. Dari hasil yang

ditunjukkanpadasiklus I, beberapa peserta didik belum mengalami

peningkatan secara signifikan.

Pada siklus pertama penelitian telah dilakukan discovery inqury

terbimbing dengan pembagian setiap kelompok berjumlah 5 orang. Pada

pelaksanaan siklus pertama ada empat peserta didik yang memperoleh nilai

100, dua peserta didik memperoleh nilai 95, tiga peserta didik memperoleh

nilai 90, dua peserta didik memperoleh nilai 85, tiga peserta didik

memperoleh nilai 80, lima peserta didik memperoleh nilai 75, dua peserta

didik memperoleh nilai 70, tujuh peserta didik memperoleh nilai 65, tiga

peserta didik memperoleh nilai 60, lima peserta didik memperoleh nilai 55,

dua peserta didik memperoleh nilai 45, dan dua peserta didik memperoleh

nilai 35.Jadi peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM pada siklus

pertama sebanyak 28 peserta didik atau mencapai 70 % dari 40 peserta didik.

Ada 12 peserta didik atau mencapai 30 % dari 40 peserta didik belum

mencapai nilai KKM. Ketidaktuntasan peserta didik ini dipengaruhi oleh

ketidakseriusan peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dibuktikan

pada saat peserta didik bekerja di dalamkelompok masih ada peserta didik

yang kurang bias diatur dan cenderung menjadi „troublemaker’, pada saat guru memberikan pengarahan pada kelompok lain. Masih banyak kekurangan

yang terjadi pada siklus pertama, sehingga perlu diadakan perbaikan agar

hasil belajar yang akan diperoleh pada siklus kedua mengalami peningkatan.

Metode pembelajaran pada siklus kedua ini masih menggunakan

(62)

namun di sini keaktifan dan tanggung jawab peserta didik akan kegiatan

pembelajaran semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan adanya tiga

peserta didik yang memperoleh nilai 100, delapan peserta didik yang

memperoleh nilai 90, satu peserta didik yang memperoleh nilai 85, lima

peserta didik yang memperoleh nilai 80, lima peserta didik yang memperoleh

nilai 75, tujuh peserta didik yang memperoleh nilai 70, satu peserta didik

yang memperoleh nilai 65, sembilan peserta didik yang memperoleh nilai 60,

dan satu peserta didik yang memperoleh nilai 55. Dari hasil ini dapat dilihat

bahwa adanya peningkatan hasil belajar menjadi 30 peserta didik atau 75 %

dari 40 peserta didik yang mencapai KKM. Untuk peserta didik yang belum

mencapai KKM sebanyak 10 peserta didik atau 75 % dari 40 peserta didik.

Dengan hasil yang demikian, maka penelitian ini dikatakan berhasil, karena

indikator keberhasilannya sudah tercapai. Dari hasil penelitian ini dapat

dilihat, bahwa masih ada 6 peserta didik yang belum mencapai KKM pada

siklus I dan siklus II, misalnya Gading yang pada siklus I dan siklus II

memperoleh nilai 60 dan Andre yang pada siklus I meperoleh nilai 55 dan

pada siklus II memperoleh nilai 60 ini adalah peserta didik yang tinggal kelas

dan lambat dalam beberapa mata pelajaran, termasuk IPA.

Berikut ini peningkatan jumlah peserta didik yang telah mencapai

KKM jika digambarkan dalam diagram batang:

(63)

Peningkatan hasil yang diperoleh peserta didik, pada kondisi awal, nilai

rata-rata materi perubahan lingkungan fisik kelas IVA SD Kanisius Sengkan

hanya mencapai nilai 59,83. Rata-rata tersebut jauh di bawah KKM, yaitu

65,00. Setelah dilakukan tindakan, pada siklus I nilai rata-rata meningkat

menjadi 71, 38. Data ini telah menunjukkan peningkatan, dengan nilai

rata-rata siklus I di atas nilai indikator keberhasilan siklus I. Kemudian, peneliti

melanjutkan penelitian pada siklus II agar hasil belajar peserta didik

mencapai nilai indikator keberhasilan semakin maksimal.

Hasil yang dicapai pada siklus II menunjukkan peningkatan yang cukup

signifikan. Nilai rata-rata yang dicapai peserta didik adalah 75,75 atau telah

melampaui nilai KKM. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti kemudian

menyimpulkan bahwa penelitian dihentikan karena telah mencapai target.

Penelitian ini dianggap telah berhasil meningkatkan prestasi belajar peserta

didik dalam materi perubahan lingkungan fisik. 30%

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

(64)

Peneliti juga menggunakan t test untuk menghilangkan bias atau

keraguan yang timbul dari perbedaan nilai rata-rata kondisi awal dan nilai

rata-rata di akhir siklus II. Hasil yang diperoleh dari t test tersebut

menunjukkan taraf kepercayaan 99% .Berdasarkan hasil yang diperoleh dari

t test dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai

rata-rata kondisi awal dengan nilai rata-rata pada akhir siklus II. Hal itu juga

menyatakan bahwa terjadi peningkatan kemampuan mengarang dari kondisi

awal dengan akhir siklus II. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat dari tabel

di bawah ini:

Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Penelitan

Peubah Indikator

Kondisi

Awal

Siklus I Siklus II

Target Capaian Target Capaian

(65)

Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hipotesis

penerapan metode discovery inquiry terbimbing dapat meningkatkan

prestasi belajar dalam mata pelajaran IPA mengenai perubahan lingkungan

fisik.. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah siswa yang nilainya

mencapai KKM di setiap siklus yaitu pada siklus pertama sebanyak 70%

Gambar

Tabel 3.1
grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan
Tabel 3.1 Tabel Instrumen Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Siswa
+5

Referensi

Dokumen terkait