PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN
METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING PADA MATA
PELAJARAN IPA SISWA KELAS IVA SD KANISIUS SENGKAN
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Irene Widiastuti
NIM : 091134182
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
vi
MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN
Tuhan menjadikan segala sesuatu indah,
tepat pada waktuNya
Skripsi ini saya persembahan kepada:
1. Bapak Sukamto Lexy Wibowo Yohanes Berchmans dan Ibu Srini Maria Margaretha
2. Mas Antonius Dony Cahyadi, Mbak Eva Laura Tungga Devi, Dek Viviana Desiani
3. Stephan Gilang Adiwan Prayudha
4. Keluarga Besar TK/SD Kanisius Sengkan
vii
ABSTRAK
Widiastuti, Irene. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Menggunakan Metode Discovery Inquiry Terbimbing Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IVA SD Kanisius Sengkan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013. PGSD. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.
Irene Widiastuti (091134182)
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2014
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode discovery inquiry terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan pada bulan Mei 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD Kanisius Sengkan.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Peningkatan prestasi belajar diukur menggunakan hasil dari peningkatan rata-rata pada masing-masing siklus. Instrumen penilaian pada penelitian ini lembar soal tes tertulis yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan tes tertulis yang dilakukan setiap akhir siklus.
Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan metode discovery inquiry terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IVA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Peningkatan prestasi belajar ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas pada kondisi awal sebesar 59,83 meningkat menjadi 71,38 pada siklus I. Pada siklus II, penelitian ini berhasil meningkatkan rata-rata kelas menjadi 75,75, atau di atas nilai KKM yaitu 65,00.
viii ABSTRACT
Widiastuti, Irene.2014. The Increase of Study Achievement using Guided Discovery Inquiry Method in Science Class of Class Fifth Grade Student Of Kanisius Sengkan Elementary School the Even Semester 2012/2013. A Thesis. Elementary School Teacher Training Study Program. The Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University.
Irene Widiastuti (091134182)
Sanata Dharma University Yogyakarta 2014
The objective of the study was to see whether guided discovery inquiry method could increase students’ study achievement. The type of this research is classroom action research, which is an action research whose objection is to increase students’ study achievement. This research was done in SD Kanisius Sengkan in May 2013. The subject of the study was the students of fourth grade in class IV A of SD Kanisius Sengkan.
This research was done in two action cycles. The increase of study achievement was measured using the calculation result of increase rate in each cycle. The research instrument in the research was test sheets containing 20 check point questions. Data collecting was done using written test which was done in the end of every cycle.
The research showed that learning using guided discovery inquiry method can increase study achievement to the students of IV A class in SD Sengkan, Yogyakarta during the even semester of 2012/2013. The increase of this study result was shown with the increase of class average grades. In the earlier state, when the experiment was not yet applied, the class average grade was 59,83. After the experiment was applied, it was increased to 71,38 in the first cycle. In the second cycle the research succeeded in increasing the class average grade into 75,75, which was above the standard which was 65,00.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang telah
dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan tugas
akhir yang berupa skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini tidak akan berhasil tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
a. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Dharma.
b. Rm. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. , selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma
c. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing, terima kasih atas
bimbingan, nasihat dan waktu yang telah diberikan dari awal hingga tugas akhir
ini selesai.
d. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd dan Ibu Eny Winarti, S.Pd., M.Hum, Ph.D selaku
dosen penguji yang telah memberikan saran dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
x
f. Ibu Maria Karma Tresnamurti. selaku guru mata pelajaran IPA SD Kanisius
Sengkan serta selaku mitra penulis dalam penelitian.
g. Seluruh siswa kelas IVA angkatan 2012/2013.
h. Segenap staf guru dan karyawan SD Kanisius Sengkan.
i. Kedua orang tua saya, Sukamto Lexy Wibowo Yohanes Berchmans dan Srini
Maria Margaretha serta kedua kakak dan adik saya, Antonius Dony Cahyadi, Eva
Laura Tungga Devi dan Viviana Desiani, serta saudara-saudaraku atas dorongan
spiritual maupun material.
j. Stephan Gilang Adiwan Prayudha, terima kasih atas dorongan secara spiritual
maupun materialnya.
k. Mbak Kensi, Mbak Putri, Bang Roni, Lia Pratiwi, Yosefin, Antonia, Risma, Ida,
Berta, Gisela, Agnetta dan teman-teman lainnya yang telah membantu spirit
maupun pemikiran dalam tulisan saya ini.
l. Keluarga Alumni Sedes Sapientiae Bedono 2006, terimakasih untuk motivasinya.
m. Teman-teman PGSD angkatan 2006 dan 2009
n. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
penulis secara spitiritual maupun material dari awal hingga tugas akhir ini selesai.
Penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima segala masukan, kritik, saran yang
xi
yang akan datang. Akhir kata, semoga laporan penelitian tugas akhir ini berguna bagi
semua pihak.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v
MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR BAGAN, TABEL dan GRAFIK ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 3
C. Perumusan Masalah ... 3
D. Batasan Pengertian ... 4
E. Pemecahan Masalah ... 4
F. Tujuan Penelitian ... 5
G. Manfaat Penelitian ... 5
xii
A. Prestasi Belajar... 7
1. Pengertian Prestasi ... 7
2. Pengertian Belajar ... 7
3. Pengertian Prestasi Belajar ... 9
B. Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 10
1. Pengertian Metode... 10
2. Pengertian Metode Discovery –Inquiry Terbimbing ... 10
3. Ciri-ciri Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 11
4. Langkah-langkah dalam Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 12
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Discvery Inquiry Terbimbing ... 14
a. Kelebihan metode discovery-inquiry terbimbing ... 14
b. Kekurangan metode discovery-inquiry terbimbing ... 16
C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 18
1. IPA sebagai Produk ... 18
2. IPA sebagai Proses ... 19
3. IPA untuk Sekolah Dasar ... 20
D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Materi Perubahan Lingkungan Fisik ... 20
xiii
2. Kompetensi Dasar ... 21
3. Ulasan Materi Perubahan Lingkungan Fisik ... 21
E. Keterkaitan Metode-Discovery-Inquiry Terbimbing dengan Peningkatan Prestasi Belajar Mengenai Perubahan Lingkungan Fisik Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 pada Siswa Kelas IVA SD Kanisius Sengkan ... 26
F. Hipotesis Tindakan ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Jenis Penelitian... 28
B. Setting Penelitian ... 29
C. Pelaksanaan Penelitian ... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ... 34
E. Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Hasil Penelitian ... 39
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 46
BAB V PENUTUP ... 53
A. Kesimpulan ... 53
B. Saran ... 54
C. Keterbatasan ... 54
xv
DAFTAR TABEL
Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 28
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian Tindakan Kelas 34
Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan... 38
Tabel 4.1 Nilai Ulangan IPA Siswa Kelas IVA Siklus I 40
Tabel 4.2 Nilai Ulangan IPA Siswa Kelas IVA Siklus II 43
Tabel 4.3 Perbandingan Nilai Siswa Kelas IVA pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II ... 47
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Penelitian ... 52
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ... 57
Lampiran 2 Siklus 1 (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa,
Kisi- kisi, Soal siklus 1 dan Kunci Jawaban) ... 63
Lampiran 3 Siklus 2 (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa,
Kisi- kisi, Soal siklus 2 dan Kunci Jawaban) ... 78
Lampiran 4 Contoh Lembar Pekerjaan Siswa ... 93
Lampiran 5 Daftar Nilai Ulangan Harian Tahun Ajaran 2010/2011 dan Tahun Ajaran
2011/2012 ... 100
Lampiran 6 Foto Kegiatan... ... 103
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam
masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi sangat penting. Cara yang
tepat untuk mengajar IPA sebenarnya adalah memberikan kesempatan pada
anak untuk melakukan keterampilan proses IPA, karena dengan hal ini
diharapkan siswa dapat berfikir dan memiliki sikap ilmiah ( Iskandar,
2001:16). Pada mata pelajaran IPA dalam materi perubahan lingkungan, siswa
kelas IVA SD Kanisius Sengkan seringkali merasa kesulitan untuk
memahami penyebab perubahan lingkungan.
Perubahan lingkungan merupakan suatu pengetahuan yang dekat
dengan kehidupan siswa sehari-hari. Namun demikian, menurut observasi
yang telah dilakukan, kebanyakan siswa kelas IVA SD Kanisius Sengkan
kesulitan dalam memahami perubahn lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari
nilai hasil ulangan dua tahun berturut-turut yaitu tahun ajaran 2010/2011 dan
tahun ajaran 2011/2012. Persentase siswa yang tidak lulus KKM tahun ajaran
2010/2011 sebanyak 71, 43 % atau sebanyak 15 orang dari 21 siswa yang ada
dengan rata-rata 59,52. Sedangkan pada tahun ajaran 2011/2012, persentase
siswa yang tidak lulus KKM sebnayak 70% atau sebanyak 21 orang dari 30
siswa yang ada dengan rata-rata 61, 50. Hasil tersebut cukup memprihatinkan
mengingat bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal di SD Kanisius Sengkan
Kemungkinan rendahnya prestasi belajar pada siswa disebabkan oleh
kurangnya guru melibatkan siswa untuk melakukan keterampilan proses dan
kurangnya kemampuan guru untuk memilih, menggunakan, dan
mengembangkan metode yang tepat, sehingga membuat siswa kurang mampu
memahami penjelasan yang diberikan guru. Siswa hanya menghafalkan
pengertian tanpa adanya pemahaman mengenai penyebab perubahan
lingkungan. Selain itu, siswa tidak memiliki gambaran mengenai penyebab
dari perubahan lingkungan yang dimaksud sehingga pengetahuan yang
dimiliki siswa semata-mata hanya bersifat hafalan dan akan mudah dilupakan
oleh siswa.
Dengan keadaan yang demikian, maka guru diharapkan mampu memilih
metode yang tepat untuk mengatasi metode pembelajaran yang tepat, sehingga
siswa menjadi lebih memahami materi yang diberikan. Kebanyakan guru
lebih suka menggunakan metode ceramah, padahal sebenarnya metode
tersebut membuat siswa cenderung bosan.
Pembelajaran yang menyenangkan akan membuat siswa cenderung lebih
aktif. Peneliti memilih metode pembelajaran discovery-inquiry
terbimbing,sebagai alternatif guru untuk kegiatan pembelajaran, supaya siswa
diharapkan untuk belajar secara aktif melakukan penyelidikan dengan bantuan
guru melalui percobaan untuk menemukan konsep, hukum,atau prinsip
sehingga ini akan memudahkan siswa untuk memahami apa yang seharusnya
mereka peroleh sesudah mempelajari materi perubahan lingkungan ini. Oleh
metode Discovery Inquiry Terbimbing pada mata pelajaran IPA Siswa Kelas
IVA SD Kanisius Sengkan Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis akan
memfokuskan penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing untuk
meningkatkan prestasi belajar untuk materi penyebab perubahan lingkungan.
Sedangkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD, penulis
hanya akan membahas tentang materi perubahan lingkungan fisik yang
diajarkan pada kelas IV semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 dengan Standar
Kompetensi (SK) 10. Memahami perubahan lingkungan dan pengaruhnya
terhadap daratan, dan Kompetensi Dasar (KD) 10.1 Mendeskripsikan berbagai
penyebab perubahan lingkungan (angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang
air laut).
C. Perumusan Masalah
Dilandasi oleh latar belakang masalah, masalah dalam penelitian ini
akan dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah pembelajaran menggunakan metode discovery-inquiry
terbimbing dapat meningkatkan kemampuan dalam mendeskripsikan
faktor perubahan lingkungan pada siswa kelas IVA SD Kanisius
Sengkan?
D. Batasan Pengertian
Agar tidak menimbulkan pertanyaan tentang suatu istilah yang dipakai,
kiranya perlu diberi batasan pengertian :
1. Belajar adalah proses dalam terbentuknya tingkah laku atau terjadi
perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan.
2. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas
belajar yang dilakukan. Hasil dari prestasi belajar ini akan tergambar
dengan skor atau nilai yang diperoleh siswa.
3. Metode Discovery-Inquiry Terbimbing adalah metode yang
menghendaki siswa untuk belajar secara aktif untuk melakukan
penyelidikan dengan bantuan dari guru melalui percobaan untuk
menemukan konsep, hukum, atau prinsip.
E. Pemecahan Masalah
Sesuai dengan uraian latar belakang masalah dan masalah yang telah
dirumuskan di atas, maka penelitian ini akan diatasi dengan metode
discovery-inquiry terbimbing.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah
metode discovery-inquiry terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar pada
mata pelajaran IPA khususnya tentang penyebab perubahan lingkungan pada
G. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
banyak pihak. Manfaat-manfaat penelitian ini diantaranya adalah :
1. Secara Akademis
Hasil penelitian ini dapat membuka wawasan pembaca tentang
penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing dalam
pembelajaran IPA di SD khususnya tentang penyebab perubahan
lingkungan.
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam
menerapkan pengajaran IPA dengan menggunakan metode
pembelajaran.
b. Bagi guru, merupakan salah satu referensi menggunakan
metode pembelajaran discovery-inquiry terbimbing dalam
penelitian tindakan kelas.
c. Bagi perpustakaan, laporan penelitian ini dapat menambah
koleksi bacaan yang bermanfaat untuk teman-teman guru
sebagai contoh penelitian tindakan kelas.
d. Bagi sekolah, laporan penelitian ini mampu dijadikan pedoman
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi
Dalam proses pembelajaran, seseorang tentu ingin mendapatkan
sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa pengetahuan, pengalaman, maupun
kemampuan. Bagi siswa, proses pembelajaran tersebut merupakan sarana
untuk mengetahui seberapa besar perolehan prestasi yang mereka peroleh
ketika mengerjakan sesuatu, terutama yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil
yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Untuk
mengetahui hasil yang diperoleh, maka diperlukan adanya pengukuran yang
berupa tes atau evaluasi. Hal ini diperlukan apakah proses pembelajaran sudah
memenuhi tujuan pembelajaran.
Menurut Winkel, prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai.
Untuk mengetahui hasil dari usaha dalam pembelajaran perlu diukur secara
langsung dengan menggunakan tes atau evaluasi, untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. (dalam Tanlain, 2007:10)
2. Pengertian Belajar
Belajar sering diartikan sebagai kegiatan mengumpulkan
pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari orang yang lebih tahu
sebagai orang yang banyak belajar, sedangkan orang yang sedikit
pengetahuannya dianggap sebagai orang yang kurang belajar. Berikut ini
akan dijabarkan pengertian belajar menurut beberapa ahli dalam modul
mata kuliah “ Strategi Belajar Mengajar” karangan Wens Tanlain (2007:11).
a. Menurut Kingsley and Garry, belajar adalah proses dalamnya
terbentuk tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui
praktek atau latihan.
b. Menurut Heider, belajar adalah siswa meniru dan mengidentifikasi
diri dengan tingkah laku orang dewasa(guru, orang tua) yang
menjadi modelnya atau panutannya.
c. Menurut Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis,
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat
secara relatif konstan dan berbekas
Dalam pandangan psikologis, ada empat pandangan mengenai
belajar.
a. Menurut pandangan yang berasal dari aliran psikologi behavioristik,
belajar dilaksanakan dengan kontrol instrumental dari lingkungan.
Guru mengkondisikan sedemikian sehingga pembelajar atau siswa
mau belajar. Mengajar dalam pendangan ini merupakan kegiatan
mengkondisikan, pembiasaan dan peniruan. Kedaulatan guru dalam
b. Menurut pandangan psikologi humanistik, belajar dapat dilakukan
sendiri oleh siswa. Dalam hal ini, siswa senantiasa menemukan
sendiri mengenai sesuatu tanpa banyak campur tangan dari guru
c. Menurut pandangan psikologi kognitif, belajar merupakan perpaduan
dari usaha pribadi dengan kontrol instrumental yang berasal dari
lingkungan. Oleh karena itu, eksperimen merupakan sarana yang
cocok dalam pandangan belajar ini.
d. Menurut pandangan psikologi gestalt, belajar adalah usaha yang
bersifat totalitas dari individu, oleh karena itu totalitas lebih
bermakna dibandingkan dengan sebagian-sebagian.
(Imron:1996:3-5)
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar dan disengaja oleh
seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku pada diri sesorang
baik yang bersifat fisik maupun psikis.
3. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Winkel, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal
yang dikerjakan atau dilakukan.(dalam Tanlain, 2007:12)
Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar uang tidak dimilki dan
ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri
seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi
B. Metode Discovery-Inquiry Terbimbing
1. Pengertian Metode
Metode adalah cara penyampaian bahan untuk mencapai tahapan -
tahapan tujuan dalam usaha mencapai tujuan akhir yang telah
ditentukan sebelumnya (Purwadi, 1980). Maka dalam satu strategi
pembelajaran bisa terdapat beberapa metode yang digunakan. Ada
berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran,
misalnya ; metode ceramah, metode diskusi, metode discovery-inquiry
terbimbing, dan lain-lain. Setiap metode ini memiliki karakteristik
masing-masing yang dapat digunakan guru sebagai pedoman dalam
menyampaikan suatu materi pembelajaran. Tentunya guru harus dapat
memilih metode yang dapat menumbuhkan antusias siswa dan rasa
keingintahuan yang besar sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik.
2. Pengertian Metode Discovery-Inquiry Terbimbing
Metode discovery-inquiry terbimbing adalah metode yang
menghendaki keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif untuk
melakukan penyelidikan dengan bantuan dari guru melalui percobaan
untuk menemukan konsep, hukum, atau prinsip.
Proses penemuan ini melalui berbagai tahapan, seperti :
mengamati, menggolongkan, membuat dugaan (hipotesis),
3. Ciri-ciri Pembelajaran dengan Menggunakan Metode
Discovery-Inquiry Terbimbing (Moh.Amien, 1987)
Berikut adalah ciri-ciri metode pembelajaran dengan menggunakan
metode discovery-inquiry terbimbing:
a. Menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal dalam mencari
dan menemukan sehingga siswa berperan aktif sebagai subjek
dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari
dan menemukan jawaban sendiri dari suatu konsep yang
dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
tanggung-jawab dan percaya diri.
c. Tujuan penggunaan metode ini adalah mengembangkan
kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis. Siswa tidak
hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran akan tetapi
bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
4. Langkah-Langkah Metode Discovery-Inquiry Terbimbing (
Moh.Amien, 1987)
Ada beberapa langkah dalam melaksanakan metode
Discovery-Inquiry Terbimbing yaitu.
a. Orientasi
Orientasi merupakan langkah untuk menciptakan suasana dan
iklim pembelajaran yang responsive yang dapat menarik
tahap ini, guru menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang
diharapkan, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang dilakukan
siswa dan menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar
tersebut.
b. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah mengajar siswa untuk
menghadapi persoalan yang mengandung teka-teki dan siswa
didorong untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
teka-teki tersebut. Dalam merumuskan masalah, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan yaitu masalah harus dirumuskan sendiri oleh
siswa, masalah yang dikaji merupakan masalah yang mengandung
teka-teki dan harus dipecahkan.
c. Mengajukan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan
yang sedang dikaji. Potensi berfikir dimulai dari kemampuan
individu untuk menebak (berhipotesis) dari suatu permasalahan.
Salah satu cara yang dilakuan guru untuk mengembangkan
kemampuan menebak (berhipotesis) pada anak adalah dengan
mengjaukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat
merumuskan jawaban sementara dari masalah yang dikaji.
d. Merancang percobaan dan melakukan percobaan
Dalam kegiatan ini, siswa dengan bantuan guru merancang suatu
kemudian disepakati bersama untuk dapat segera dilakukan
percobaan.
e. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data merupakan aktivitas menjaring informasi
yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Pengumpulan data membutuhkan ktekunan dan kemampuan dalam
berfikir. Dalam tahap ini guru berperan dalam mengajukan
pertanyaan yang mendorong siswa untuk berfikir mencari
informasi yang dibutuhkan.
f. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis merupakan proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Pada tahap ini kebenaran jawaban akan di uji
melalui data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
g. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan merupakan puncak dari proses belajar.
Untuk mencapai kesimpulan yang akurat, guru harus mampu
menunjukkan pada siswa data yang relevan.
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing
(Purwadi, 1980)
a. Kelebihan metode discovery-inquiry terbimbing
Beberapa kelebihan mengajar dengan menggunakan metode
1) Siswa akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih
baik.
2) Metode ini membantu siswa dalam menggunakan daya ingat
dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru.
3) Metode ini mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas
inisiatifnya sendiri.
4) Metode ini mendorong siswa untuk berinisiatif dan
merumuskan hipotesisnya sendiri, karena di dalam proses
belajar melalui discovery, tugas kegiatannya dibuat
open-ended sehingga siswa menjadi bebas untuk mengembangkan
hipotesis-hipotesisnya sendiri.
5) Metode ini memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
7) Pengajaran menjadi student-centered karena proses belajar
mengajak siswa untuk ikut terlibat dalam kegiatan belajar.
8) Tingkat pengharapan untuk menyelesaikan tugas dengan
caranya sendiri semakin bertambah.
9) Dapat mengembangkan bakat kemampuan individu seperti
komunikasi sosial, kreativitas, dan perencanaan.
10)Dapat menghindarkan siswa dari cara-cara belajar tradisional
(menghafal).
11)Melatih keterampilan siswa mengamati sesuatu, memecahkan
masalah, dan melatih siswa secara teratur terlibat dalam
12)Dalam proses discovery-inqury terbimbing, siswa dengan
segala aktivitasnya sendiri dapat belajar menemukan sesuatu
yang dipelajari.
13)Pengetahuan yang diperoleh dengan metode ini akan lebih
dipahami secara lebih mendalam.
14)Metode ini melatih siswa lebih banyak belajar sendiri, jadi
mereka melibatkan dirinya dan memotivasi sendiri untuk
belajar.
15)Metode ini memberikan pandangan ilmu yang lebih luas
kepada siswa (misalnya mereka dapat mengumpulkan data,
mengeluarkan pendapat, menggali ilmu sendiri) menuju
keberhasilan.
16)Memberi kesempatan kepada anak yang pandai untuk bekerja
sendiri dan dapat menyelesaikan pelajarannya lebih dahulu.
17)Metode ini mengembangkan kepribadian siswa menuju akhir
kebenaran ilmu tersebut.
b. Kekurangan metode discovery-inquiry terbimbing
Kekurangan yang dimiliki metode discover-inquiry terbimbing
antara lain :
1) Siswa yang lemah akan kesulitan dalam berpikir secara
terpencar dan secara abstrak, menemukan korelasi antara
konsep-konsep atau menyusun segala apa yang telah ditentukan
2) Metode ini tidak efisien untuk kelas yang jumlah siswanya
besar.
3) Strategi ini sukar diterapkan pada siswa-siswa dengan guru
yang biasa dengan metode dan perencanaan pelajaran yang
tradisional.
4) Dalam beberapa disiplin ilmu, misalnya kimia, fisika, beberapa
fasilitas tidak dapat diadakan untuk menguji beberapa ide.
5) Strategi ini mungkin tidak menghasilkan sikap berpikir kreatif,
karena konsep-konsep yang harus ditemukan dan proses yang
harus ditempuh sudah ”diberikan” oleh guru.
6) Siswa yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya akan frustasi,
khususnya siswa yang tidak lancar membaca dan lancar
mengartikan kalimat.
7) Kelas dengan jumlah siswa yang banyak, akan memberatkan
guru dalam memberikan bimbingan penemuan dan
pengawasannya.
8) Tidak semua mata pelajaran dapat diberikan dengan metode
ini.
9) Tidak semua guru atau murid dapat menggunakan metode ini
tanpa bimbingan dan fasilitas yang memadai.
Upaya untuk mengatasi kekurangan metode discovery :
1) Kelas yang jumlah siswa yang besar dapat diatasi dengan
2) Sosialisasi kepada guru yang terbiasa dengan metode dan
perencanaan tradisonal agar dapat menggunakan metode ini.
3) Guru menerapkan bimbingan yang lebih intensif kepada siswa
yang yang lemah dalam berpikir terpencar.
4) Pemberian bimbingan pada tiap kelompok agar memudahkan
guru dalam memberikan pengawasan bimbingan penemuannya.
Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode discovery-inquiry
terbimbing membuat materi yang telah disampaikan akan tertanam
lebih lama serta dapat mengaktifkan siswa untuk berproses dalam
pembelajaran. Oleh karena itu metode Discovery-Inquiry
Terbimbing pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sangat
diperlukan untuk membantu peningkatan prestasi belajar siswa.
C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1. IPA sebagai Produk
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk merupakan kumpulan
hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para
ilmuwan selama berabad-abad. Bentuk IPA sebagai produk adalah
fakta-fakta, konsep-konsep prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA.
Yang disebut fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang
benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang
Sedangkan konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan
fakta-fakta IPA. Konsep merupakan penghubung antara fakta-fakta yang ada dan
hubungannya.
Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan antara
konsep-konsep IPA. Prinsip IPA bersifat analitik sebab merupakan generalisasi
induktif yang ditarik dari beberapa contoh. Menurut para ilmuwan,
prinsip merupakan deskripsi yang paling tepat tentang objek atau
kejadian. Prinsip dapat berubah bila observasi baru dilakukan, karena
prinsip bersifat tentatif.(Iskandar, 2001:3)
2. IPA sebagai Proses
Pada prateknya apa yang dikenal sebagai IPA tidak dapat
dipisahkan dari metode penelitian. Memahami IPA lebih dari hanya
mengetahui fakta dalam IPA. Memahami IPA berarti juga memahami
proses IPA, yaitu memahami bagaimana mengumpulkan fakta dan
memahami bagaimana menghubungkan fakta untuk
menginterprestasikannya.
Ketrampilan proses IPA adalah ketrampilan yang dilakukan oleh
para ilmuwan, diantaranya adalah : mengamati, mengukur, menarik
kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, membuat
grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan
3. IPA untuk Sekolah Dasar
IPA untuk anak-anak didefinisikan Paolo dan Marten (dalam Carin
1993:5) sebagai berikut :
a. mengamati apa yang terjadi
b. mencoba memehami apa yang diamati
c. mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan yang
akan terjadi.
d. menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk
melihat apakah ramalan tersebut benar.
Selanjutnya Paolo dan Marten juga menegaskan bahwa dalam IPA
tercakup juga coba-coba dan melakukan kesalahan, gagal, dan mencoba
lagi. IPA tidak menyediakan semua jawaban untuk semua masalah yang
kita ajukan. Dalam IPA, kita harus tetap bersikap skeptis, sehingga
selalu siap memodifikasi model-model yang kita punyai tentang alam ini
sejalan dengan penemuan-penemuan yang kita dapatkan. Selain itu,
materti IPA harus dimodifikasi, ketrampilan proses IPA juga dilatihkan
sesuai dengan perkembangan anak. (Iskandar, 2001:16)
D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Materi Perubahan
Lingkungan Fisik
1. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah tujuan umum yang harus dicapau dalam
kelas ini adalah memahami perubahan lingkungan dan pengaruhnya
terhadap daratan.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kemampuan dasar yang harus diperoleh
siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kompetensi dasar pada penelitian
tindakan kelas ini adalah mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan
lingkungan (angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang air laut).
3. Ulasan materi Perubahan Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi dan
mendukung kehidupan. Lingkungan fisik meliputi tanah, air, dan udara.
Lingkungan fisik dapat mengalami perubahan. Pada dasarnya, faktor
penyebab perubahan itu dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Faktor alamiah yaitu faktor alam seperti angin, hujan, cahaya
matahari, dan gelombang air laut.
b. Faktor kegiatan manusia, misalnya pembukaan lahan untuk
pemukiman dan pertanian, pembuatan jalan, penebangan hutan,
dan pencemaran lingkungan.
1) Pengaruh angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.
Angin mempunyai banyak manfaat bagi manusia,
misalnya mengeringkan pakaian yang basah atau
juga dimanfaatkan oleh para nelayan untuk mencari
ikan.
Angin tidak hanya bermanfaat bagi manusia. Angin
juga bisa merugikan bagi manusia. Pengaruh angin
yang merugikan antara lain : angin tornado dan angin
puting beliung.
2) Pengaruh hujan
Hujan berasal dari air yang ada di permukaan bumi
mengalami penguapan. Penguapan air terjadi karena air
terkena panas matahari.uap air naik ke twempat tinggi
dan dingin. Akibatnya, uap air mengembun hingga
membentuk butiran air. Butiran-butiran air yang
jumlahnya sangat banyak ini membentuk awan. Di
tempat yang amat tinggi dan dingin, butiran air dapat
membeku. Jika butiran air atau es di awan cukup besar,
butiran dapat jatuh ke tananh sebagai hujan. Air hujan
mengisi permukaan bumi, sungai, dan laut.
Hujan memiliki manfaat bagi manusia, antara lain :
a) hujan dapat membersihkan udara sehingga
menjadi segar, karena hujan dapat melarutkan
kotoran di udara.
b) hujan juga dapat menyirami tanaman pertanian
yang membutuhkan banyak air dan
c) hujan dapat menambah simpanan air dalam tanah.
d) hujan dimanfaatkan petani untuk memelihara
ikan.
e) hujan dapat digunakan sebagai sarana bermain.
Hujan juga dapat merugikan manusia, antara
lain :
a) menyebabkan pengikisan tanah oleh air (erosi)
b) hujan dapat menyebabkan banjir.
c) air hujan dapat mengikis batuan yang lemah dan
lunak.
d) air hujan yang menggenang membuat tanah
becek, berlumpur, dan menjadi sarang nyamuk
demam berdarah maupun malaria.
e) air hujan dapat merusak aspal.
f) butiran tanah yang terangkut oleh aliran air akan
mengendap di sungai sehingga mengakibatkan
pendangkalan sungai.
3) Pengaruh matahari
Matahari merupakan sumber energi cahaya dan
panas terbesar di bumi. Manfaat panas dan cahaya
matahari antara lain :
a) membantu proses fotosintesis tumbuhan
b) berguna untuk kesehatan tulang, karena dapat
c) sebagai sumber energi alternatif, Pembangkit
Listrik Tenaga Surya, panel surya, dan energi
mobil tenaga surya.
d) membantu mengeringkan pakaian, ikan asin,
makanan, dan kerupuk.
e) cahaya matahari bermanfaat untuk penerangan.
Kerugian yang diakibatkan oleh cahaya dan panas
matahari antara lain :
a) pada musim kemarau, cahaya matahari dapat
menguapkan air di permukaan tanah, sehingga
tanah menjadi kering dan retak.
b) akibat sumber air mengering, tumbuhan tidak
mampu bertahan hidup, sehingga akan terjadi
gagal panen dan mengakibatkan kelaparan.
c) suhu yang tinggi akibat terkena cahaya matahari
yang terus-menerus mengakibatkan lapisan
batuan menjadi lapuk, sehingga dapat
menghasilkan padang pasir dan lapisan tanah
yang baru.
d) sinar ultraviolet matahari berdampak buruk bagi
kulit, karena dapat membuat kulit kemerahan,
bercak hitam, bahkan kanker kulit.
4) Pengaruh gelombang air laut
a) sebagai objek wisata, karena keindahan
gelombang lautnya, misalnya gelombang laut di
pantai Sanur, Kuta, Parangtritis, Baron, dan
Losari.
b) sebagai sarana olahraga, misalnya selancar air.
Kerugian yang akan diakibatkan oleh gelombang
laut, antara lain :
a) mengakibatkan abrasi, yaitu pengikisan pantai
yang diakibatkan oleh gelombang laut dan arus
laut yang bersifat merusak.
b) abrasi dapat mengubah darat menjadi lautan,
sehingga membuat wilayah daratan berkurang
bahkan bila abrasi terjadi di pulau kecil, maka
lama-kelamaan pulau itu akan hilang.
c) menyulitkan kapal atau perahu untuk berlayar.
d) dapat merusak ekosistem pantai.
e) gempa tektonik yang terjadi di dasar laut,
mengakibatkan gelombang pasang tsunami.
5) Pengaruh manusia
Manusia diberi anugerah akal untuk berfikir
oleh Tuhan, sehingga manusia mampu mengelola alam
atau lingkungan hidup sebaik-baiknya. Hal-hal yang
dapat dilakukan manusia untuk melestarikan
a) membuat peraturan yang bijaksana dalam
pelestarian lingkungan.
b) membuat peraturan dan ketentuan bagi perusak
lingkungan.
E. Keterkaitan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing dengan Peningkatan
Prestasi Belajar Mengenai Perubahan Lingkungan Fisik Semester II
Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada Siswa Kelas IVA SD Kanisius Sengkan
Pembelajaran IPA, khususnya pada materi perubahan lingkungan fisik
melalui metode yang tepat diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Adapun metode yang akan digunakan yaitu metode discovery-inquiry
terbimbing. Penggunaan metode ini diharapkan akan mengaktifkan
keterlibatan siswa, sehingga siswa dapat mengerti dan memahami suatu
konsep.
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penggunaan metode
discovery- inquiry terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata
pelajaran IPA khususnya mengenai perubahan lingkungan fisik semester 2
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
mengacu pada model Mc. Taggart & Kemis. Siklus dalam penelitian tersebut
dapat dilihat melalui bagan di bawah ini:
Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
a. Perencanaan
Mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki,
meningkatkan, atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan
sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti
sebagai upaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang
dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang telah direncanakan. Pelaksanaan
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi Refleks
i
Pengamatan
Perencanaan
c. Pengamatan
Dalam kegiatan pengamatan, peneliti mengamati hasil atau dampak
dari tindakan yang telah dilaksanakan melalui tehnik observasi.
d. Refleksi
Dalam kegiatan refleksi, peneliti mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan yang
telah dilakukan.
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian : Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Kanisius
Sengkan yang beralamat di Jl. Kaliurang Km. 7, Condong Catur,
Depok, Sleman, Yogyakarta 55283.
2. Subyek penelitian : Kelas IVA SD Kanisius Sengkan tahun ajaran
2012/2013 yang berjumlah 40 anak yang meliputi 20 siswa putri dan
20 siswa putra.
3. Obyek penelitian : Obyek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik.
4. Waktu penelitian : Bulan Februari semester genap tahun pelajaran
2012/2013.
C. Pelaksanaan Tindakan
Langkah - langkah penelitian tindakan kelas ini disusun sebagai
berikut:
Sebelum melakukan penelitian peneliti melakukan beberapa
persiapan diantaranya:
a. Permintaan ijin kepada Kepala SD Kanisius Sengkan.
b. Observasi sebelum kegiatan wawancara.
c. Identifikasi masalah.
d. Menyusun Silabus, RPP, dan LKS.
e. Mempersiapkan media.
f. Menyusun soal dan kisi-kisi.
2. Rencana tindakan setiap siklus
SIKLUS I
a. Rencana tindakan
Pertemuan I ( 2x40 menit)
1) Melakukan apersepsi
- Guru mengadakan tanya jawab tentang perubahan
lingkungan fisik yang dipengaruhi oleh angin dan
hujan.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Pelaksanaan tindakan
1) Guru menjelaskan materi perubahan lingkungan fisik yang
dipengaruhi oleh angin dan hujan.
2) Guru memberi waktu kepada siswa untuk mengajukan
3) Guru dan siswa menarik kesimpulan bersama berdasarkan
penjelasan materi dan merencanakan suatu percobaan
untuk menemukan konsep, prinsip, dan hukum.
c. Observasi / Pengumpulan data
d. Refleksi
Melakukan tanya jawab secara lisan kepada siswa tentang
hal yang sudah dipelajari selama pertemuan tadi.
Pertemuan II ( 3x40 menit)
1) Melakukan apersepsi
- Guru mengadakan tanya jawab tentang perubahan
lingkungan fisik.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
3) Guru membagi siswa dalam kelompok, tiap kelompok
terdiri dari 5 orang.
4) Di dalam kelompok, siswa melakukan percobaan tentang
perubahan lingkungan fisik yang dipengaruhi oleh angin
dan hujan dengan alat dan bahan yang sudah disediakan.
5) Guru meminta siswa melaporkan hasil penemuannya.
6) Guru dan siswa membahas hasil percobaan secara klasikal.
7) Guru meminta siswa mengerjakan soal akhir siklus I.
e. Pelaksanaan tindakan siklus I
Merealisasikan rencana tindakan pada butir a.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan
jalannya pembelajaran oleh observer. Hal ini didukung pula
berdasarkan hasil tes tertulis. Tes tertulis ini di dalamnya
terdapat 20 soal pilihan ganda.
g. Refleksi
Menguji hasil tindakan dari siklus I, apakah sudah sesuai
dengan target pencapaian.
SIKLUS II
a. Rencana tindakan
Pertemuan I ( 2x40 menit)
1) Melakukan apersepsi
- Guru mengadakan tanya jawab tentang perubahan
lingkungan fisik yang dipengaruhi oleh cahaya
matahari dan gelombang laut.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Pelaksanaan tindakan
1) Guru menjelaskan materi perubahan lingkungan fisik yang
dipengaruhi oleh cahaya matahari dan gelombang laut.
2) Guru memberi waktu kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan tentang materi yang beluim dipahami.
3) Guru dan siswa menarik kesimpulan bersama berdasarkan
penjelasan materi dan merencanakan suatu percobaan untuk
c. Observasi / Pengumpulan data
d. Refleksi
Melakukan tanya jawab secara lisan kepada siswa tentang hal
yang sudah dipelajari selama pertemuan tadi.
Pertemuan II ( 3x40 menit)
1) Melakukan apersepsi
- Guru mengadakan tanya jawab tentang perubahan
lingkungan fisik.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
3) Guru membagi siswa dalam kelompok, tiap kelompok
terdiri dari 5 orang.
4) Di dalam kelompok, siswa melakukan percobaan tentang
perubahan lingkungan fisik yang dipengaruhi oleh cahaya
matahari dan gelombang laut dengan alat dan bahan yang
sudah disediakan.
5) Guru meminta siswa melaporkan hasil penemuannya.
6) Guru dan siswa membahas hasil percobaan secara klasikal.
7) Guru meminta siswa mengerjakan soal akhir siklus II.
e. Pelaksanaan tindakan siklus II
Merealisasikan rencana tindakan pada butir a.
f. Observasi/Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan
berdasarkan hasil tes tertulis. Tes tertulis ini di dalamnya
terdapat 20 soal pilihan ganda.
g. Refleksi
Menguji hasil tindakan dari siklus II, apakah sudah sesuai
dengan target pencapaian.
D. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peubahnya adalah hasil belajar siswa.
Instrumen penelitian, indikator, data dan pengumpulannya dapat dilihat di
bawah ini.
Tabel 3.1 Tabel Instrumen Penelitian Tindakan Kelas
Peubah Indikator Jenis Data Pengumpulan Instrumen
Prestasi
Kualitas dari soal ulangan Siklus I dan Siklus II telah diuji cobakan
di kelas V A SD Kanisius Sengkan, karena pada saat dilakukan uji coba, siswa
kelas IV belum menerima materi tentang perubahan lingkungan fisik. Kualitas
soal tersebut dinyatakan dengan :
Menurut Masidjo (1995 : 242), validitas suatu tes adalah sampai
dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Taraf
validitas suatu tes dinyatakan dalam koefisien validitas 𝑟𝑥𝑦 . Validitas item
yang dihitung dengan menghitung korelasi skor item dengan skor total, yang
dihitung dengan rumus korelasi product moment dari Pearson yaitu :
𝑟𝑥𝑦= 𝑁 𝑥𝑦 − 𝑥 𝑦
𝑁 𝑥2− 𝑥 2 𝑁 𝑦2− 𝑦 2
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 = koefisien validitas
X = hasilpengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya
Y = kriteria yang dipakai
b) Reliabilitas
Menurut Masidjo ( 1995 : 209 ), reliabitas suatu tes adalah taraf di
mana suatu tes mampu menunjukan konsistensi hasil pengukurannya yang
diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas
suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien
reliabilitas ( 𝑟𝑡𝑡).
Koefisien Korelasi (x) Kualifikasi
0,91 – 1,00 0, 71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
0,00 – 0,20 Sangat Rendah Sumber : Masidjo ( 1995 ; 209)
Reliabilitas tes, yang dihitung dengan rumus Kuder Richardson (KR)-21, yaitu
𝑟𝑡𝑡=𝑛𝑆𝑡
2− 𝑀
𝑡 𝑛 − 𝑀𝑡
𝑛 −1 𝑆𝑡2
Keterangan :
n = 𝑛𝑖𝑏𝑖
St = deviasi standar skor tes
Mt = mean skor tes
𝑟𝑡𝑡 = koefisien reliabilitas
N = jumlah item
E. Analisis Data
Untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa, peneliti terlebih
menghitung rata-rata kelas dan persentase jumlah siswa yang mencapai
KKM. Berikut ini adalah skoring dan penilaian prestasi belajar siswa.
1. Penghitungan skor evaluasi siswa (scoring)
Tes tertulis untuk mengukur pretasi belajar berupa tes obyektif
berupa pilihan ganda dengan 4 opsi, dan jumlah siswa 20 soal. Pada
setiap satu butir soal dijawab benar diberikan skor 1 dan salah 0. Jumlah
skor yang diperoleh masing-masing siswa adalah jumlah skor dari
2. Penilaian
Pada tahap penilaian, jumlah skor yang diperoleh siswa diubah
menjadi nilai. Langkah merubah jumlah skor hasil evaluasi siswa
menjadi nilai menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10
3. Menghitung nilai rata-rata (mean) kelas
Menghitung nilai rata-rata pekerjaan siswa kelas IVA SD Kanisius
Sengkan, dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
Nilai rata-rata (mean) : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
4. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
Prestasi : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝐾𝑀
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%
Peningkatan prestasi belajar siswa diukur berdasarkan dua tolak ukur,
yaitu persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dan peningkatan rata-rata
kelas. Jika persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dan nilai rata-rata
kelas setelah dilakukan tindakan lebih tinggi dari persentase jumlah siswa
yang mencapai KKM dan nilai rata-rata kelas sebelum tindakan, maka
Kondisi awal prestasi belajar siswa dan kondisi akhir yang diharapkan
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Siswa
Peubah Indikator
Kondisi
Awal
Kondisi pada akhir siklus
Siklus
I
Siklus
II
Prestasi
belajar
dalam
perubahan
lingkungan
fisik
Nilai rata-rata kelas
dalam perubahan
lingkungan fisik
59,83 70,00 75,00
Persentase jumlah peserta
didik yang nilainya
mencapai KKM
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul Peningkatan Prestasi
Belajar Dengan Menggunakan Metode Discovery Inquiry Terbimbing dalam
Mata Pelajaran IPA Peserta didik Kelas IVA SD Kanisius Sengkan Tahun
Pelajaran 2012/2013 dilaksanakan selama 2 minggu. Dimulai pada tanggal 14
Mei 2013 sampai dengan 1 juni 2013.
1. Siklus Pertama
a. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas siklus yang pertama dilaksanakan pada
hari Selasa, 14 Mei 2013 dan Kamis, 16 Mei 2013 di kelas IVA
dengan jumlah peserta didik 40 orang. Pembelajaran berlangsung
dengan metode discovery inquiry terbimbing dan berpedoman pada
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada akhir
siklus pertama ini, diadakan ulangan harian kepada peserta didik
untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik dalam
menerima pelajaran.
b. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian selama satu minggu ini, hasil yang
diperoleh dari penelitian siklus pertama ini adalah nilai ulangan
Tabel 4.1 Nilai Ulangan IPA peserta didik Kelas IVA Siklus 1
No Nama Peserta didik Nilai
Ketuntasan
Ya Tidak
01 Andrianus Danariko 55 √ 02 Frederikus Fendi Gading Samudra 60 √ 03 Laurentius Anriko Ramaditya 85 √
04 Christophorus Tri Lubersih Atmajanta 65 √ 05 Albertus Magnus Yudha Perkasa 95 √
28 Raditya Victorio Ardhana 75 √ 29 Reinardus Hendra P 70 √
30 Scolastika Thalia Aurora Yvonda Dira 60 √ 31 Veronica Febri Kusumastuti 80 √
32 Victoria Abigail Prabowo 75 √ 33 Vincencio Valdy Putra Sasangka 100 √ 34 Vincancia Berlin Dwianda 65 √ 35 Vincantius Lucky Christmastian 65 √
36 Yuan Vanessa Fraja 35 √ 37 Christian Dwi Cahya Saputra 90 √
38 Josemaria Dhirendra Arya Daneswara 80 √ 39 Nadanta Catravedha Aretas 90 √ 40 John Hobert Parulian 65 √
Jumlah 2855
Rata-rata 71,38
Persentase 70 % 30 %
Sumber. Hasil pengukuran ulangan peserta didik akhir siklus I
c. Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan kepada peserta didik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Kegiatan pembelajaran yang diamati ini
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Guru
hanya mengamati bagaimana peserta didik dapat menggali dan
menemukan informasi untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi di dalam kelompoknya. Dalam pelaksanaan siklus
pertama ini, peserta didik sudah mampu menemukan contoh
perubahan lingkungan yang disebabkan angin dan hujan sesuai
dengan pengalaman mereka sehari-hari. Hal ini diketahui
didik.Peserta didik juga dapat mengetahui penyebab dari
perubahan lingkungan fisik beserta dampaknya bagi kelangsungan
hidup.Saat percobaan yang dilakukan pada siklus pertama ini,
peserta didik dalam beberapa masih mengalami kesulitan dengan
penggunaan media, akan tetapi mereka masih bisa mengatasi
kesulitan tersebut dengan bimbingan dari guru.
Di akhir siklus pertama ini dilaksanakan ulangan akhir siklus,
untuk mengetahui pemahaman peserta didik setelah menerima
pembelajaran.
d. Refleksi
Dari hasil ulangan peserta didik pada tabel di atas, diperoleh nilai
rata-rata mencapai 71,38dan meningkat dari nilai rata-rata kondisi
awal yaitu 59,83.
Nilai rata-rata ini belum sesuai dengan indikator keberhasilansiklus
kedua yaitu 75,00, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus
kedua.
Hal-hal yang perlu direfleksikan selama proses pembelajaran
berlangsung adalah :
1) Peserta didik masih merasa kesulitan untuk melakukan
percobaan tanpa penjelasan dari guru terlebih dahulu.
2) Kemampuan peserta didik dalam memahami petunjuk masih
kurang, sehingga masih banyak peserta didik yang terus
menerus bertanya tentang langkah percobaan berikutnya.
a. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas siklus yang pertama dilaksanakan pada
hari Selasa, 28 Mei 2013 dan Kamis, 30 Mei 2013 di kelas IVA
dengan jumlah peserta didik 40 orang. Pembelajaran berlangsung
dengan metode discovery inquiry terbimbing dan berpedoman pada
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada akhir
siklus kedua ini, juga diadakan ulangan akhir siklus kepada peserta
didik untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik dalam
menerima pelajaran.
b. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian selama satu minggu ini, hasil yang
diperoleh dari penelitian siklus kedua ini adalah nilai ulangan
peserta didik sebagai berikut :
Tabel 4.2 Tabel Nilai Ulangan IPA peserta didik Kelas IVA Siklus II
No Nama Peserta didik Nilai
Ketuntasan
Ya Tidak
01 Andrianus Danariko 60 √ 02 Frederikus Fendi Gading Samudra 60 √ 03 Laurentius Anriko Ramaditya 85 √
04 Christophorus Tri Lubersih Atmajanta 60 √ 05 Albertus Magnus Yudha Perkasa 90 √
11 Benedicta Regina Amabel 80 √ 21 Katarina Likahayu Setyanu 90 √ 22 Mikael Jordy Tanuwijaya 90 √
30 Scolastika Thalia Aurora Yvonda Dira 55 √ 31 Veronica Febri Kusumastuti 90 √
32 Victoria Abigail Prabowo 75 √ 33 Vincencio Valdy Putra Sasangka 100 √ 34 Vincancia Berlin Dwianda 75 √ 35 Vincantius Lucky Christmastian 65 √
36 Yuan Vanessa Fraja 60 √ 37 Christian Dwi Cahya Saputra 90 √
38 Josemaria Dhirendra Arya Daneswara 90 √ 39 Nadanta Catravedha Aretas 90 √ 40 John Hobert Parulian 70 √
Rata-rata 75,75
Persentase 75 % 25 %
Sumber. Hasil pengukuran ulangan peserta didik akhir siklus II
c. Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan kepada peserta didik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, seperti yang sudah dilakukan pada
siklus pertama. Kegiatan pembelajaran yang diamati ini meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Di siklus kedua ini,
secara keseluruhan kegiatannya hampir sama dengan siklus
pertama. Peserta didik lebih mandiri dalam melakukan percobaan,
sehingga tidak banyak peserta didik yang bertanya tentang langkah
percobaan.
Di akhir siklus kedua ini juga diadakan ulangan akhir siklus untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang
diberikan.
d. Refleksi
Dari hasil ulangan peserta didik pada tabel di atas, diperoleh nilai
rata-rata mencapai 75, 75 dan meningkat dari nilai rata-rata siklus
I yaitu 71,38.
Karena nilai ulangan ini telah memenuhi indikator keberhasilan
siklus kedua yaitu 75,00 maka penelitian ini sudah dikatakan
berhasil dan tidak perlu dilanjutkan lagi.
Hal-hal yang perlu direfleksikan selama proses pembelajaran
1) Perlu ditingkatkannya pengalaman peserta didik dalam
kegiatan kerja kelompok, sehingga mereka dapat bertanggung
jawab terhadap tugasnya masing-masing.
2) Keaktifan peserta didik dalam kegiatan kelompoklah yang
membuat mereka mampu menyelesaikan setiap tugas yang
diberikan.
B.PEMBAHASAN
Hasil penelitian baik dari siklus I maupunsiklus II selanjutnya di
analisis menggunakan teknik dokumentasi. Berikut ini perbandingan nilai
yang dicapai peserta didik pada kondisi awal, siklus I hingga siklus II.
Tabel 4. 3 Perbandingan nilai peserta didik pada kondisi awal, siklus I dan siklus II
No Nama Peserta didik Kondisi
Awal Siklus I Siklus II
01 Andrianus Danariko 20 55 60
02 Frederikus Fendi Gading Samudra 54 60 60
03 Laurentius Anriko Ramaditya 70 85 85
04 Christophorus Tri Lubersih Atmajanta 55 65 60
05 Albertus Magnus Yudha Perkasa 75 95 90
06 Alexandra Vania Rasendriya 48 45 80
07 Aloysius Raditya Arga Kusuma 44 55 70
08 Alvonsus Devanto Adhyatma 52 35 70
09 Amadea Ratri R 87 100 100
10 Anastasia Alfa Novalentina 58 55 80
11 Benedicta Regina Amabel 55 90 80
12 Bernadus Scendy Cenaga 54 75 70
14 Dominico Savio Amadis 55 70 60
Data diatas menunjukkan hasil atau nilai - nilai yang diperoleh peserta
menunjukkan penurunan dan peningkatan. Dari hasil yang
ditunjukkanpadasiklus I, beberapa peserta didik belum mengalami
peningkatan secara signifikan.
Pada siklus pertama penelitian telah dilakukan discovery inqury
terbimbing dengan pembagian setiap kelompok berjumlah 5 orang. Pada
pelaksanaan siklus pertama ada empat peserta didik yang memperoleh nilai
100, dua peserta didik memperoleh nilai 95, tiga peserta didik memperoleh
nilai 90, dua peserta didik memperoleh nilai 85, tiga peserta didik
memperoleh nilai 80, lima peserta didik memperoleh nilai 75, dua peserta
didik memperoleh nilai 70, tujuh peserta didik memperoleh nilai 65, tiga
peserta didik memperoleh nilai 60, lima peserta didik memperoleh nilai 55,
dua peserta didik memperoleh nilai 45, dan dua peserta didik memperoleh
nilai 35.Jadi peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM pada siklus
pertama sebanyak 28 peserta didik atau mencapai 70 % dari 40 peserta didik.
Ada 12 peserta didik atau mencapai 30 % dari 40 peserta didik belum
mencapai nilai KKM. Ketidaktuntasan peserta didik ini dipengaruhi oleh
ketidakseriusan peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dibuktikan
pada saat peserta didik bekerja di dalamkelompok masih ada peserta didik
yang kurang bias diatur dan cenderung menjadi „troublemaker’, pada saat guru memberikan pengarahan pada kelompok lain. Masih banyak kekurangan
yang terjadi pada siklus pertama, sehingga perlu diadakan perbaikan agar
hasil belajar yang akan diperoleh pada siklus kedua mengalami peningkatan.
Metode pembelajaran pada siklus kedua ini masih menggunakan
namun di sini keaktifan dan tanggung jawab peserta didik akan kegiatan
pembelajaran semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan adanya tiga
peserta didik yang memperoleh nilai 100, delapan peserta didik yang
memperoleh nilai 90, satu peserta didik yang memperoleh nilai 85, lima
peserta didik yang memperoleh nilai 80, lima peserta didik yang memperoleh
nilai 75, tujuh peserta didik yang memperoleh nilai 70, satu peserta didik
yang memperoleh nilai 65, sembilan peserta didik yang memperoleh nilai 60,
dan satu peserta didik yang memperoleh nilai 55. Dari hasil ini dapat dilihat
bahwa adanya peningkatan hasil belajar menjadi 30 peserta didik atau 75 %
dari 40 peserta didik yang mencapai KKM. Untuk peserta didik yang belum
mencapai KKM sebanyak 10 peserta didik atau 75 % dari 40 peserta didik.
Dengan hasil yang demikian, maka penelitian ini dikatakan berhasil, karena
indikator keberhasilannya sudah tercapai. Dari hasil penelitian ini dapat
dilihat, bahwa masih ada 6 peserta didik yang belum mencapai KKM pada
siklus I dan siklus II, misalnya Gading yang pada siklus I dan siklus II
memperoleh nilai 60 dan Andre yang pada siklus I meperoleh nilai 55 dan
pada siklus II memperoleh nilai 60 ini adalah peserta didik yang tinggal kelas
dan lambat dalam beberapa mata pelajaran, termasuk IPA.
Berikut ini peningkatan jumlah peserta didik yang telah mencapai
KKM jika digambarkan dalam diagram batang:
Peningkatan hasil yang diperoleh peserta didik, pada kondisi awal, nilai
rata-rata materi perubahan lingkungan fisik kelas IVA SD Kanisius Sengkan
hanya mencapai nilai 59,83. Rata-rata tersebut jauh di bawah KKM, yaitu
65,00. Setelah dilakukan tindakan, pada siklus I nilai rata-rata meningkat
menjadi 71, 38. Data ini telah menunjukkan peningkatan, dengan nilai
rata-rata siklus I di atas nilai indikator keberhasilan siklus I. Kemudian, peneliti
melanjutkan penelitian pada siklus II agar hasil belajar peserta didik
mencapai nilai indikator keberhasilan semakin maksimal.
Hasil yang dicapai pada siklus II menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan. Nilai rata-rata yang dicapai peserta didik adalah 75,75 atau telah
melampaui nilai KKM. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti kemudian
menyimpulkan bahwa penelitian dihentikan karena telah mencapai target.
Penelitian ini dianggap telah berhasil meningkatkan prestasi belajar peserta
didik dalam materi perubahan lingkungan fisik. 30%
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Peneliti juga menggunakan t test untuk menghilangkan bias atau
keraguan yang timbul dari perbedaan nilai rata-rata kondisi awal dan nilai
rata-rata di akhir siklus II. Hasil yang diperoleh dari t test tersebut
menunjukkan taraf kepercayaan 99% .Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
t test dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai
rata-rata kondisi awal dengan nilai rata-rata pada akhir siklus II. Hal itu juga
menyatakan bahwa terjadi peningkatan kemampuan mengarang dari kondisi
awal dengan akhir siklus II. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat dari tabel
di bawah ini:
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Penelitan
Peubah Indikator
Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II
Target Capaian Target Capaian
Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hipotesis
penerapan metode discovery inquiry terbimbing dapat meningkatkan
prestasi belajar dalam mata pelajaran IPA mengenai perubahan lingkungan
fisik.. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah siswa yang nilainya
mencapai KKM di setiap siklus yaitu pada siklus pertama sebanyak 70%