PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING PADA
MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI CANCANGAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi PGSD
Disusun oleh:
Nama : Wiyono
NIM : 091134153
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING PADA
MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI CANCANGAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi PGSD
Disusun oleh:
Nama : Wiyono
NIM : 091134153
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN
“
Today is the anthem of
tomorrow”
(Apa yang kita lakukan saat ini adalah penentu masa depan kita esok)
"Little by little to get a top"
(Dalam meraih sesuatu tidak selalu didapat dengan cara instant. Dengan kesabaran,
kerja keras dan pikiran positif niscaya akan membantu)
Dengan segala kerendahan hati dan tulus,
secara khusus penelitian ini dipersembahkan kepada:
Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Bapak Ibuku tercinta, Adik, kakek nenekku, saudaraku serta
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Juli 2011
Penulis
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Wiyono
NIM : 091134153
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE
DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI CANCANGAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya
di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin
dari saya maupun member royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 18 Juli 2011
Yang menyatakan
vii
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING
PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI CANCANGAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011.
Wiyono 091134153
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Cancangan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 yang ditandai dengan nilai rata-rata dan persentase siswa yang mencapai KKM.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Cancangan pada tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 23 siswa. Obyek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA tentang materi sifat-sifat cahaya. Teknik pengumpulan data diambil data diperoleh dengan tes kinerja dan tes tertulis. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diambil tindakan dengan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing, nilai rata-rata siswa kelas V pada materi sifat-sifat cahaya kondisi awal tahun pelajaran 2009/2010 berada di bawah KKM yaitu 57,3 dan persentase siswa yang mencapai KKM masih rendah yaitu 40%. Setelah dilakukan tindakan terdapat peningkatan nilai rata-rata siswa baik dianalisis dengan tanpa memperhitungkan tes kinerja maupun memperhitungkan tes kinerja. Hasil nilai rata-rata yang tanpa memperhitungkan tes kinerja pada siklus I meningkat menjadi 69,70 dan persentase siswa yang mencapai KKM adalah 78,26%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 72,17 sedangkan persentase siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 82,61%. Sedangkan hasil nilai rata-rata yang memperhitungkan tes kinerja pada siklus I juga meningkat yaitu menjadi 70,87 dan persentase siswa yang mencapai KKM adalah 78,26%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 72,17 sedangkan persentase siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 82,61%. Persentase siswa yang mencapai KKM baik dianalisis dengan tanpa memperhitungkan tes kinerja maupun memperhitungkan tes kinerja hasilnya sama.
.
viii
ABSTRACT
INCREASING LEARNING ACHIEVEMENT USING
GUIDED DISCOVERY-INQUIRY METHOD TO TEACH NATURAL SCIENCE FOR THE FIFTH GRADE STUDENTS OF CANCANGAN SLEMAN ELEMENTARY SCHOOL AT THE EVEN SEMESTER OF THE
ACADEMIC YEAR 2010/2011
Wiyono 091134153
This study aimed to know the increase in the student’s achievement in learning science using guided discovery-inquiry method which was characterized by the average value and the percentage of students achieving the minimum completeness criteria.
The research was classroom action research and the subjects were 23 fifth grade students of Cancangan Elementary School in the academic year of 2010/2011. The object of the research was increasing learning achievement in the topic about the properties of the light material. The data was collected using performance and written tests. The data were analyzed using descriptive qualitative method.
The results showed that before the implementation of guided discovery-inquiry method, the average value of students grade topic about on the properties of the light conditions were under the minimum completeness criteria which was 57.3 and the percentage of students reaching the minimum completeness criteria was still low (40%). After the action, there was an increase in the average value of students grade through analyzed without taking into account the written and performance tests. The results of the average value regardless of performance tests in cycle I increased to 69.70 and the percentage of students reaching the KKM was 78.26%, while in the second cycle the average value of students grade increased to 72.17 and the percentage of students reaching the minimum completeness criteria increased to 82.61%. While the average value taking into account of the performance tests in the cycle I also increased to 70.87 and the percentage of students reaching the minimum completeness criteria was 78.26%, while in the second cycle the average value of students grade increased to 72.17 while the percentage of students who achieved the minimum completeness criteria increased to 82.61%. The percentage of students who achieved satisfactory minimum completeness criteria was analyzed with or without taking into account the performance tests were the same.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian
Tindakan Kelas ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar dan dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan,
semangat, dorongan, serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk
menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.
3. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah
memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritikan serta bimbingannya yang
sangat berguna bagi penelitian ini.
4. Ibu Pujiami, S.Pd.SD., selaku Kepala SD Negeri Cancangan yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas V SD
x
5. Bapak Sugiwanto, selaku guru bidang studi IPA di kelas V SD Negeri
Cancangan yang telah memberikan waktu dan masukan-masukan yang
bermanfaat bagi penulis.
6. Siswa kelas V SD Negeri Cancangan yang telah bersedia menjadi subyek
dalam pelaksanaan penelitian.
7. Kedua orang tua, Pak Sunarto dan Bu Mulyani serta adik Bowo yang selalu
mendukung dan mendorong agar penelitian ini berjalan dengan lancar.
8. Teman-teman penulis yang selalu memberikan semangat dan dorongan untuk
menyelesaikan penelitian ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis dengan senang hati bersedia menerima
sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang bersifat membangun.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja.
Yogyakarta, 18 Juli 2011
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar... 6
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 6
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 6
B. Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 11
1. Pengertian Metode ... 11
2. Pengertian Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 12
3. Ciri-ciri Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 14
4. Langkah-langkah Dalam Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 15
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 18
C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)... 20
D. Kompetensi Dasar Sifat-sifat Cahaya ... 23
E. Keterkaitan Metode Discovery–Inquiry Terbimbing dengan Meningkatkan Prestasi Belajar dalam Mendeskripsikan Sifat-sifat Cahaya pada Siswa Kelas V SD Negeri Cancangan Sleman ... 30
F. Hipotesis Tindakan ... 31
xiii
C. Rencana Tindakan ... 35
1. Persiapan ... 35
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 36
D. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 46
E. Analisis Data ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 54
1. Siklus I ... 54
a. Pelaksanaan Penelitian ... 54
b. Hasil Penelitian ... 55
c. Pengamatan ... 56
d. Refleksi ... 56
2. Siklus II ... 58
a. Pelaksanaan Pelaksanaan... 58
b. Hasil Penelitian ... 59
c. Pengamatan ... 60
d. Refleksi ... 60
B. Pembahasan... 61
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Seorang anak membuktikan bahwa cahaya dapat merambar
lurus ... 23
Gambar 2. Seorang anak mencoba membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening ... 24
Gambar 3. Seorang anak sedang bercermin ... 25
Gambar 4. Senter menggunakan cermin cekung ... 26
Gambar 5. Melihat kendaraan di belakangnya dengan kaca spion ... 27
Gambar 6. Dispersi cahaya pada balon air dan pelangi ... 28
Gambar 7. Skema Pembiasan cahaya ... 29
Gambar 8. Pembiasan Cahaya ... 29
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian ... 34
Tabel 2. Pengumpulan data dan Instrumen ... 46
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 47
Tabel 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 48
Tabel 5. Target Dalam Penelitian ... 50
Tabel 6. Rubrik Penilaian Kinerja ... 51
Tabel 7. Hasil Perolehan Nilai Siklus I ... 55
Tabel 8. Hasil Perolehan Nilai Siklus II ... 59
Tabel 9. Perbandingan Nilai Sebelum dan Sesudah Tindakan Tanpa Menggunakan Nilai Tes Kinerja ... 62
Tabel 10. Ringkasan Hasil Penelitian yang Tidak Memperhitungkan Nilai Tes Kinerja... 66
Tabel 11. Perbandingan Nilai Sebelum dan Sesudah Tindakan Memperhitungkan Nilai Kinerja ... 66
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 78
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 90
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa ... 106
Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi ... 119
Lampiran 5. Soal Evaluasi ... 123
Lampiran 6. Kunci Jawaban Tes Evaluasi ... 129
Lampiran 7. Data Kondisi Awal ... 131
Lampiran 8. Perbandingan Nilai Sebelum dan Sesudah Tindakan... 133
Lampiran 9. Data Pekerjaan LKS dalam Kelompok ... 135
Lampiran 10. Hasil Rubrik Penilaian Kinerja Kelompok ... 148
Lampiran 11.Data Pekerjaan Tes Evaluasi Siswa ... 152
Lampiran 12. Foto Kegiatan Penelitian ... 158
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai konsep yang
berhubungan dengan mata pelajaran IPA, khususnya cahaya. Cahaya memiliki
beberapa sifat yang sering kita rasakan namun tidak kita ketahui tentang
pemahamannya. Sifat-sifat cahaya tersebut yaitu dapat merambat lurus, dapat
menembus benda bening, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan dan juga cahaya
putih terdiri atas berbagai warna. Dalam materi sifat-sifat cahaya di mata
pelajaran IPA di kelas V kenyataannya banyak siswa yang masih mengalami
kesulitan.
Pada materi sifat-sifat cahaya, siswa kelas V SD Negeri Cancangan
Sleman diduga mengalami kesulitan. Hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar
siswa yang belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu 65
dan nilai rata-rata kelas siswa pada materi tersebut hanya 57,3. Sedangkan
persentase siswa yang mencapai KKM yaitu sebanyak 40%. Beberapa
kemungkinan penyebab rendahnya pemahaman siswa dalam materi IPA ini
yaitu metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi dan
kurangnya keikutsertaan siswa dalam menemukan informasi dari materi yang
Oleh sebab itu, agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V
SD Negeri Cancangan dalam mata pelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya
diperlukan suatu metode yang menyenangkan. Dan diharapkan dengan metode
tersebut, dapat menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal dalam
mencari dan menemukan fakta, konsep hukum dan prinsip tentang materi
sehingga siswa berperan aktif sebagai subjek dalam pelaksanaan
pembelajaran. Supaya tercapai hal tersebut, penulis menggunakan metode
discover-inquiry terbimbing pada mata pelajaran IPA tentang materi sifat-sifat
cahaya yang pelaksanaannya diharapkan dapat berjalan dengan baik dan
prestasi belajar siswa dapat meningkat.
B. Pembatasan Masalah
Mengatasi masalah tersebut di atas memerlukan tindakan dan proses
yang tidak cepat dengan memperhatikan penyebabnya supaya prestasi belajar
siswa dalam mempelajari materi sifat-sifat cahaya dapat meningkat pada kelas
V SD Negeri Cancangan Sleman semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.
Dalam penelitian pembelajaran IPA ini, penulis hanya akan membahas pada
Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan
membuat suatu karya/model, dan Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya. Metode yang digunakan adalah discovery-inquiry
terbimbing.
C. Perumusan Masalah
Dilandasi oleh latar belakang masalah, masalah dalam penelitian ini
akan dirumuskan sebagai berikut :
“Apakah pembelajaran menggunakan metode discovery-inquiry
terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Cancangan Sleman?”
D. Batasan Pengertian
Agar tidak menimbulkan banyak pertanyaan tentang suatu istilah
(konsep) yang dipakai, kiranya perlu diberi batasan pengertian sebagai
berikut:
1. Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar siswa yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai setiap siswa dalam periode
tertentu.
2. Metode discovery-inquiry terbimbing adalah metode yang menghendaki
siswa untuk belajar melakukan penyelidikan secara aktif dengan bantuan
atau bimbingan dari guru melalui percobaan untuk menemukan fakta,
3. Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat
mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm.
E. Pemecahan Masalah
Sesuai dengan uraian dalam latar belakang masalah dan tersirat pada
rumusan masalah, rendahnya prestasi siswa dalam mendeskripsikan sifat-sifat
cahaya akan diatasi dengan menggunakan metode discovery-inquiry
terbimbing, yang pelaksanaan diusahakan siswa sebanyak mungkin mengikuti
proses pembelajaran.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan
menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya dalam
mendeskripsikan sifat-sifat cahaya di kelas V SD Negeri Cancangan Sleman
semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.
G. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
1. Secara teoritis penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai
penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing dalam pembelajaran
IPA di SD.
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti sendiri, menambah wawasan dan pengalaman dalam
menerapkan pengajaran IPA dengan menggunakan metode
pembelajaran discovery-inquiry terbimbing.
b. Bagi guru, merupakan salah satu alternatif metode pembelajaran yang
digunakan guru untuk dapat memberikan dorongan siswa melakukan
penyelidikan secara aktif melalui percobaan dengan bantuan guru,
khususnya dalam penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing
dalam pembelajaran IPA.
c. Bagi perpustakaan, dapat menambah referensi bahan bacaan bagi
teman-teman guru atau teman-teman mahasiswa dalam pembuatan
Penelitian Tindakan Kelas khususnya dalam penggunaan metode
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Winkel (1991:162) berpendapat bahwa “prestasi adalah
bukti keberhasilan usaha yang dicapai”.
Oemar Hamalik (1983:21) berpendapat “belajar adalah suatu
bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara-cara bertingkahlaku yang baru berkat pengalaman dan latihan”.
Jadi prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai
seseorang menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan
pertumbuhan atau perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri
seseorang dari pengalaman dan latihan yang telah dilakukan dalam waktu
tertentu. Prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai atau hasil
tes.
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2003:54) faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang
belajar seperti:
a. Faktor Jasmaniah, meliputi
Dalam proses belajar mengajar bertujuan untuk membentuk
manusia yang utuh di setiap aspek, baik akal, jasmani, rohani dan
kesehatan dengan kehidupan kemasyarakatan, diperlukan syarat
mutlak yakni kesehatan badan, tanpa ditunjang kesehatan badan,
maka yang terlaksana di sekolah tidak bisa dikatakan proses belajar
yang berpotensial. Faktor jasmani meliputi:
1) Faktor kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang
terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat,
mudah pusing, mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi
alat indera.
2) Cacat tubuh
Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah
b. Faktor Psikologis, meliputi
1) Intelegensi
Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan
lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang
rendah. Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil
dengan baik dalam belajarnya dikarenakan belajar dengan
menerapkan metode belajar yang efisien. Sedangkan yang
mempunyai intelegensi rendah perlu mendapatkan pendidikan
khusus.
2) Perhatian
Perhatian menurut Ghazali dalam Slameto (2003:55) adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju
kepada suatu obyek benda/hal atau sekumpulan obyek. Untuk
dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar
pengaruhnya terhadap belajar. Bahan pelajaran yang menarik
minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat
4) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru
akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar
atau berlatih.
5) Motivasi
Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai
penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak
atau pendorong inilah yang disebut dengan motivasi.
6) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam
pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap
untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila
anak sudah siap (matang).
7) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau
bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar
mengajar karena jika siswa sudah memiliki kesiapan dalam
c. Faktor Kelelahan
Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan
lemahnya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan
tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan subtansi sisa
pembakaran dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada
bagian-bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat
dengan adanya kelesuhan dan kebosanan, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat
terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit
berkonsentrasi seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja. Agar
siswa dapat belajar dengan baik, harus dihindari terjadinya kelelahan
dalam bekerja, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari
kelelahan.
2. Faktor Eksternal
a. Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar.
Keadaan yang ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar
dalam pencapaian prestasi belajar misalnya cara orang tua mendidik,
relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
b. Keadaan sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana siswa belajar
secara sistematis. Menurut Hamalik (2001:117) bahwa: “faktor
sekolah mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah”.
Sehingga dengan adanya faktor-faktor tersebut, maka proses
pembelajaran akan lebih baik dan prestasi belajar siswa dapat
meningkat.
c. Keadaan masyarakat
Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat
karena keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam
masyarakat, media massa, teman bergaul, lingkungan tetangga
merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu
diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar siswa.
B. Metode Discovery-Inquiry Terbimbing
1. Pengertian Metode
Ign. S. Ulihbukit Karo-Karo (19804:3), mengemukakan bahwa
metode adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam kegiatan belajar mengajar metode sangat diperlukan
karakteristik tujuan yang ingin dicapai setelah pembelajaran berakhir. Jika
tidak menguasai satu pun metode mengajar, seorang guru tidak akan dapat
melaksanakan tugasnya sebagai seorang pengajar.
2. Pengertian Metode Discovery-Inquiry Terbimbing
Menurut Sanjaya (2006:195), Metode pembelajaran inkuiri atau
discovery-inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Pembelajaran metode discovery-inquiry menghendaki siswa mencari
jawaban sendiri dari suatu permasalahan, sehingga siswa menemukan
suatu konsep dengan sendirinya. Dalam kegiatan pembelajaran siswa
dilibatkan untuk berpikir kritis serta dapat menemukan pengetahuan yang
ingin diketahui, sehingga dilibatkan dalam proses penemuan melalui
pengumpulan data dan tes hipotesis.
Metode discovery-inquiry atau inkuiri merupakan salah satu
metode pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran yang menggunakan
metode discovery-inquiry dapat menjadikan siswa bergairah dalam belajar,
mandiri, aktif, lebih mudah mengingat informasi yang diperoleh, dan
siswa memperoleh pengalaman dalam proses pembelajaran. Metode
discovery-inquiry tidak berpusat pada guru, tapi berpusat pada siswa
Berikut beberapa jenis metode discovery-inquiry menurut Moh.
Amien (1979:15), yaitu:
1) Guided Disovery-inquiry
Metode inkuiri ini sering disebut dengan metode pembelajaran
terbimbing. Guru berperan memberikan bimbingan atau petunjuk
kepada siswa, dan guru melaksanakan sebagian perencanaan.
2) Modified Inquiry
Guru bertugas memberikan permasalahan, dan siswa diberi
kebebasan untuk menyelesaikan masalah melalui pengamatan,
eksplorasi, dan atau prosedur penelitian guna memperoleh jawaban
permasalahan. Metode inkuiri ini menjadikan guru sebagai nara
sumber, sedangkan siswa yang berpikir bagaimana menyelesaikan
permasalahan tersebut.
3) Free Inquiry
Siswa mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang
dipelajari.
4) Invitation into Inquiry
Metode inkuiri yang melibatkan siswa dalam proses pemecahan
masalah yaitu dengan cara merancang eksperimen, merumuskan
hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat,
5) Inquiry Role Approach
Metode inkuiri melibatkan siswa untuk bekerja sama
memecahkan masalah dalam tim-tim yang masing-masing anggotanya
terdiri dari 4 orang. Setiap anggota tim mempunyai peran
sendiri-sendiri.
Dari berbagai jenis metode discovery-inquiry tersebut tidak semua
dapat diterapkan dalam pembelajaran di SD. Jenis yang paling sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa SD adalah metode discovery-inquiry
terbimbing atau guided disovery-inquiry. Dalam proses pembelajaran
siswa SD memerlukan bimbingan dalam menemukan suatu konsep yang
ada dalam suatu materi. Dan guru berperan membimbing siswa untuk
menemukan konsep yang benar.
3. Ciri-ciri Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing
Berikut adalah ciri-ciri metode pembelajaran dengan menggunakan
metode discovery-inquiry terbimbing.
a. Menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal dalam mencari dan
menemukan konsep tentang materi sehingga siswa berperan aktif
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari suatu konsep yang dipertanyakan
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap tanggungjawab.
c. Mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan
kritis. Siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran
akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya.
d. Dalam metode discovery-inquiry terbimbing ini sebagian perencanaan
dibuat oleh guru. Selain itu guru menyediakan kesempatan bimbingan
atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Hal ini siswa tidak
merumuskan problema, sementara guru memberikan petunjuk yang
cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat.
4. Langkah-langkah Dalam Metode Discovery-Inquiry Terbimbing
Dalam proses pembelajaran metode discovery-inquiry
menghendaki kegiatan pembelajaran berfokus pada siswa. Proses tersebut
harus berpijak atau tidak lepas dari langkah-langkah yang mendukung
kelangsungan pembelajaran. Berikut ada beberapa macam
langkah-langkah dalam pelaksanaan metode discovery-inquiry.
Menurut Sanjaya (2008:201), langkah-langkah metode inkuiri
a. Orientasi
b. Merumuskan masalah
c. Mengajukan hipotesis
d. Mengumpulkan data
e. Menguji hipotesis
f. Merumuskan kesimpulan
Menurut Oemar Hamalik (2009:64), langkah-langkah
menggunakan metode inkuiri adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi situasi
b. Merumuskan masalah
c. Merumuskan hipotesis
d. Mengumpulkan informasi untuk menguji hipotesis
e. Menarik kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas langkah-langkah metode pembelajaran
discovery-inquiry yang akan digunakan dalam penelitian ini, adalah :
1) Orientasi
Orientasi merupakan langkah awal pelaksanaan proses
pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Langkah ini
berupa kesiapan guru maupun siswa dalam melakukan kegiatan
2) Merumuskan masalah
Siswa dibimbing untuk merumuskan permasalahan berdasarkan
teori yang dikaji dengan menjawab “ya” atau “tidak”. Guru membantu
siswa untuk menemukan jawabannya sendiri.
3) Merumuskan hipotesis
Hipotesis merupakan suatu dugaan dari suatu hal/permasalahan.
Dalam merumuskan hipotesis didasarkan pada rumusan masalah yang
sudah dibuat. Siswa dibimbing untuk merumuskan hipotesis
berdasarkan masalah tersebut.
4) Melakukan percobaan
Percobaan dilakukan guna membuktikan kebenaran hipotesis
yang sudah dibuat. Percobaan yang sudah dilakukan akan
menghasilkan data. Data tersebut dianalisis sehingga menumbukan
kemampuan berfikit kritis siswa. Data yang diperoleh dianalisis dan
hasilnya dibahas bersama.
5) Menarik kesimpulan
Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil
kegiatan yang telah dilakukan.
6) Mempersentasikan hasil
Presentasi dilakukan untuk menyampaikan hasil percobaan yang
7) Evaluasi
Kegiatan yang sudah dilakukan dievalusasi untuk mengetahui
kebenarannya.
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing
a. Kelebihan mengajar dengan menggunakan metode discovery-inquiry
terbimbing menurut Jerome Bruner dalam Moh. Amien (1987:133)
yaitu:
1) Siswa dapat memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide dengan
baik.
2) Dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari
sehingga hasil belajar akan lebih tahan lama dalam ingatan siswa.
3) Siswa akan belajar untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif dan
kreativitas dirinya sendiri karena siswa secara bebas
mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya.
4) Metode ini dapat mengembangkan bakat kemampuan individu
siswa dalam berkomunikasi, kreativitas, dan merencanakan.
5) Situasi belajar mengajar menjadi lebih asyik dengan tingginya
keterlibatan siswa.
6) Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis
sumber belajar yang tidak hanya menjadikan guru sebagai
b. Kekurangan yang dimiliki metode discovery-inqury terbimbing,
menurut Purwadi Sarosa (1980:17) antara lain :
1) Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa untuk
menerima informasi dari guru apa adanya, ke arah membiasakan
belajar mandiri dan berkelompok dengan mencari dan mengolah
informasi sendiri.
2) Metode ini tidak efektif dan efisien untuk kelas yang jumlah
siswanya besar karena akan memberatkan guru dalam memberikan
bimbingan penemuan dan pengawasannya.
3) Metode ini sulit diterapkan pada siswa dengan guru yang biasa
menggunakan metode, seperti menghafal.
4) Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan dengan metode
ini.
c. Upaya untuk mengatasi kekurangan metode discovery-inquiry
terbimbing.
1) Kelas yang jumlah siswa yang besar dapat diatasi dengan
menerapkan sistem kerja kelompok atau dibagi perkelompok.
2) Sosialisasi kepada guru yang terbiasa dengan metode dan
perencanaan tradisonal agar dapat menggunakan metode ini.
3) Guru menerapkan bimbingan yang lebih intensif kepada siswa
4) Pemberian bimbingan pada tiap kelompok agar memudahkan guru
dalam memberikan pengawasan bimbingan penemuannya.
C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari
tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA mempunyai
beberapa pengertian menurut para ahli sebagai berikut:
1. Menurut Soekarjo, (1973:1) IPA merupakan ilmu yang pada awalnya
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun
pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan teori (deduktif).
2. Menurut Carin dalam Moh. Amien (1987:4), IPA merupakan suatu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Pendidikan IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
tempat untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah.
Ada dua hal yang berkaitan dengan IPA yaitu IPA sebagai produk dan
IPA sebagai proses. IPA sebagai produk yaitu pengetahuan IPA yang berupa
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. IPA sebagai
proses yaitu kerja ilmiah. Baik produk atau proses IPA merupakan subjek
kajian IPA. Dengan belajar IPA, belajar produk dan bagaimana proses IPA
dapat kita peroleh. Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak pengetahuan
yang kita dapat. Pengetahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi,
politik, sosial, dan alam sekitar adalah contoh pengetahuan yang dimiliki oleh
tiap manusia. Pada pengertian IPA yang kedua dapat kita ketahui bahwa IPA
merupakan pengetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara
ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu mempunyai dua sifat utama. Sifat
utama tersebut antara lain adalah rasional dan objektif. Rasional berarti masuk
akal, logis, atau diterima akal sehat sedangkan objektif mempunyai arti sesuai
dengan objeknya, kenyataan, atau pengamatan. Pengetahuan Alam dipandang
sebagai cara berpikir dalam pencarian tentang rahasia alam sebagai cara
penyelidikan terhadap gejala alam dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang
dihasilkan dari inquiry. Selain dapat belajar tentang proses dan produk IPA,
dengan belajar IPA kita juga dapat mengetahui tentang cara berpikir yang
1. Percaya (beliefs)
Kita dapat melakukan penelitian terhadap masalah gejala alam
dimotivasi oleh kepercayaan bahwa hukum alam dapat dikonstruksi dari
observasi dan diterangkan dengan pemikiran dan penalaran.
2. Rasa ingin tahu (curiosity)
Rasa ingin tahu inilah yang mendorong kepercayaan bahwa alam
dapat dimengerti dan ditemukan.
3. Imajinasi (imagination)
Kita dapat mengandalkan imajinasi dalam memecahkan masalah
gejala alam.
4. Penalaran (reasoning)
Disamping imajinasi untuk memecahkan masalah gejala alam juga
diharuskan menggunakan penalaran.
5. Koreksi diri (self-examination)
Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi daripada sekedar
merupakan sarana untuk memahami diri dalam melihat seberapa jauh para
ahli sampai pada kesimpulan.
D. Kompetensi Dasar Sifat-sifat Cahaya
Kompetensi Dasar dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Cahaya termasuk dalam kategori
gelombang yang biasa disebut dengan gelombang cahaya. Cahaya itu tidak
bermuatan sehingga tidak dapat dipengaruhi oleh suatu medan magnet dan
suatu medan listrik. Berikut ini adalah sifat-sifat yang dimiliki cahaya, yaitu :
1. Cahaya dapat merambat lurus
Pernahkah kamu melihat cahaya matahari yang masuk melalui
celah-celah atau jendela yang ada di rumahmu? Bagaimana arah rambatan
cahaya tersebut? Cahaya yang masuk melalui celah-celah jendela
merambat lurus
2. Cahaya dapat menembus benda bening
Mengapa kaca jendela rumahmu merupakan kaca yang bening?
Bagaimana jika kaca tersebut ditutup dengan triplek atau kertas karton?
Apakah cahaya matahari dapat masuk? Cahaya dapat masuk ke dalam
rumahmu selain melalui celah-celah juga melalui kaca jendela yang ada di
rumahmu. Kaca yang bening dapat ditembus oleh cahaya matahari. Hal ini
menunjukkan bahwa cahaya hanya dapat menembus benda yang bening.
Benda yang dapat ditembus oleh cahaya yaitu seperti kertas tipis, kaca
buram, serta beberapa jenis plastik.
Gambar 2. Seorang anak mencoba membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening
3. Cahaya dapat dipantulkan
Sifat-sifat cahaya yang dihasilkan oleh cermin tentunya
permukaannya, cermin dikelompokkan menjadi tiga, yaitu cermin datar,
cermin cekung, dan cermin cembung.
a. Cermin datar
Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya datar.
Contohnya cermin yang ada di meja rias.
Gambar 3. Seorang anak sedang bercermin
Sifat-sifat cahaya mengenai cermin datar yaitu :
1) Bayangan benda tegak dan semu. Bayangan semu adalah bayangan
yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan
tersebut tidak terdapat cahaya pantul.
2) Besar dan tinggi bayangan sama dengan besar dan tinggi benda
sebenarnya.
4) Bagian kiri pada bayangan merupakan bagian kanan pada benda dan
sebaliknya.
b. Cermin cekung
Cermin cekung adalah cermin yang pemukaan pantulnya
melengkung ke arah dalam. Cekungan ini seperti bagian dalam dari
bola.
Cermin cekung biasanya digunakan sebagai reflektor pada lampu
mobil dan lampu senter. Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh
cermin cekung sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin.
1) Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat
tegak, lebih besar, dan semu (maya).
2) Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda bersifat nyata
(sejati) dan terbalik.
Gambar 4. Senter menggunakan cermin cekung
c. Cermin cembung
Cermin cembung adalah cermin yang pemukaan pantulnya
benda yang menggunakan cermin cembung, yaitu cermin pada kaca
spion kendaraan bermotor baik mobil ataupun motor. Pada kendaraan
bermotor, kaca spionnya menggunakan cermin cembung dengan tujuan
agar pengemudi lebih mudah mengendarai kendaraannya, ketika
melihat kendaraan dan benda lain yang ada di belakangnya. Apabila
kamu memperhatikan kendaraan yang ada di belakang motor atau mobil
yang sedang kamu naiki maka bayangan mobil di cermin terlihat lebih
kecil dari aslinya. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung
adalah maya (semu), tegak dan lebih kecil (diperkecil).
Gambar 5. Melihat kendaraan di belakangnya dengan kaca spion
4. Cahaya putih terdiri atas berbagai warna
Penguraian cahaya (dispersi) merupakan penguraian cahaya putih
menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat
berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak
cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan
Cahaya putih akan mengalami pembiasan dan terurai menjadi
berbagai macam warna, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan
ungu. Warna-warna yang membentuk cahaya tersebut disebut spektrum
cahaya.
Gambar 6. Dispersi cahaya pada balon air dan pelangi
5. Cahaya dapat dibiaskan
Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya
berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah
rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut
Gambar 7. Skema Pembiasan Cahaya
Udara memiliki kerapatan yang lebih kecil daripada air. Bila cahaya
merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat maka cahaya
akan dibiaskan mendekati garis normal. Akan tetapi apabila cahaya
merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat maka cahaya
akan dibiaskan menjauhi garis normal. Garis normal merupakan garis yang
tegak lurus pada bidang batas kedua permukaan.
E. Keterkaitan Metode Discovery–Inquiry Terbimbing Dengan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mendeskripsikan Sifat-Sifat Cahaya Kelas V SD Negeri Cancangan Sleman
Penggunaan metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan
karakteristik pembelajaran IPA (seperti penggunaan metode ceramah) yang
digunakan secara terus menerus maka akan mengakibatkan kurangnya
pemahaman dan pengalaman serta kurangnya keterlibatan siswa dalam
menemukan informasi dari suatu materi yang dipelajari.
Peneliti ingin menawarkan metode discovery-inquiry terbimbing pada
kegiatan pembelajaran IPA. Metode discovery-inquiry terbimbing merupakan
cara yang paling sesuai dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi
sifat-sifat cahaya. Hal ini disebabkan karena metode ini menghendaki siswa untuk
belajar melakukan penyelidikan secara aktif dengan bantuan atau bimbingan
dari guru melalui percobaan hingga menemukan fakta, konsep, hukum dan
prinsip, serta dapat menarik kesimpulan dari suatu materi. Sehingga dengan
penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing pada mata pelajaran IPA
khususnya materi sifat-sifat cahaya kelas V SD Negeri Cancangan Sleman
semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 dapat meningkatkan prestasi belajar
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dalam penelitian tindakan kelas ini, maka
dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut : penggunaan metode discovery
-inquiry terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya mengenai sifat-sifat cahaya kelas V SD Negeri
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berjenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart. Model yang dikemukakan
oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama,
2010:20) berupa uraian-uraian yang di dalamnya terdiri empat komponen,
yaitu: Perencanaan (Plan), Tindakan (Act), observasi/pengamatan (observe),
dan refleksi (Reflect).
Keterangan :
Perencanaan : Merencanakan pelaksanaan pembelajaran yang
akan dilakukan dalam penelitian berdasarkan
masalah yang akan dipecahkan.
Pelaksanaan Tindakan : Melakukan penelitian sesuai dengan rencana
tindakan.
Observasi : Mengamati kegiatan siswa dalam melakukan
kegiatan pembelajaran dan mencatat hal-hal
penting yang terjadi
Refleksi : Melakukan evaluasi terhadap hasil
temuan-temuan, kesulitan-kesulitan atau
kendala-kendala yang dihadapi selama proses
pelaksanaan tindakan.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang dipilih untuk memperoleh data penelitian yaitu SD
Negeri Cancangan, yang beralamat di Dukuh Gatak, Desa Wukirsari, Kec.
Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Subyek Penelitian
Penulis memilih subyek penelitian pada siswa kelas V SD Negeri
Istimewa Yogyakarta yang jumlahnya 23 siswa. Jumlah siswa laki-laki 15
dan jumlah siswa perempuan 8.
3. Obyek Penelitian
Penulis ingin mengetahui Peningkatan prestasi belajar dengan
menggunakan metode discovery inquiry terbimbing pada mata pelajaran
IPA siswa kelas V SD Negeri Cancangan Kecamatan Cangkringan
Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Waktu Penelitian
Waktu yang akan digunakan untuk melaksanakan penelitian yaitu
pada bulan Januari Tahun Pelajaran 2010/2011.
Tabel 1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2011
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 Pengambilan Data
2 Penyusunan
Proposal
3 Pengukuran Data
4 Analisis Data
5 Ujian
C. Rencana Tindakan
Dalam penelitian ini, penulis membagi menjadi dua siklus setiap siklus
terdiri dua pertemuan :
1. Persiapan
a. Meminta surat ijin dari kampus yang diminta dari sekretariat Prodi
PGSD untuk melakukan observasi
b. Peneliti meminta ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas V SD
Negeri Cancangan untuk mengadakan penelitian.
c. Mengidentifikasi masalah dan menentukan alternatif pemecahan
masalah
d. Mengkaji Kompetensi Dasar, mendiskripsikan materi pokok yaitu
mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
e. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang akan digunakan
f. Menyusun Silabus tentang IPA pada Kompetensi Dasar
mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
g. Menyusun RPP tentang IPA, mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
i. Membuat instrumen pengamatan terhadap prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPA mengenai Kompetensi Dasar mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
a. Siklus I
Pertemuan 1 (2x35 menit)
1) Rencana Tindakan
- Siswa membentuk kelompok (5 siswa)
- Tanya jawab tentang beberapa sifat-sifat cahaya yang sering
dijumpai siswa.
- Siswa dibagi LKS
- Siswa menyimak penjelasan guru tentang langkah-langkah
percobaan, media dan alat-alat yang digunakan
- Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.
- Siswa merumuskan permasalahan dengan bimbingan guru
(Misal: apakah cahaya matahari yang masuk melalui jendela
yang ada di rumahmu arah rambatannya merambat
lurus?apakah kaca yang bening dapat ditembus oleh cahaya
matahari?)
- Siswa mengkaji teori, konsep, atau prinsip tentang sifat cahaya
dapat merambat lurus dan cahaya dapat menembus benda bening
dengan bimbingan guru
- Siswa mendiskusikan berbagai jawaban dari pertanyaan guru
- Siswa menentukan jawaban-jawaban yang sesuai dan memilih
jawaban-jawaban terbaik sebagai hipotesis.
- Siswa mendiskusikan percobaan yang akan diambil
- Siswa menentukan dan mengurutkan langkah-langkah untuk
melakukan percobaan dengan bimbingan guru
- Siswa melakukan percobaan dengan bimbingan guru
- Siswa mengumpulkan data-data dari kegiatan percobaan
- Siswa menganalisis data-data hasil percobaan
- Siswa membahas hasil temuan
- Siswa menarik kesimpulan hasil percobaan dengan bimbingan
guru
- Siswa berdiskusi tentang alasan memilih jawaban tersebut
- Siswa menyusun laporan
- Siswa mempersiapkan presentasi kelompok
- Siswa mempresentasikan hasil inkuiri di depan kelas
- Siswa memberikan penjelasan-penjelasan tambahan untuk
- Siswa mengevaluasi apakah jawaban sudah sesuai dengan
rumusan masalah dan apakah kesimpulan sudah sesuai dengan
alasan.
- Siswa mengevaluasi seluruh proses inkuiri kelompok (apa saja
yang perlu diperbaiki dalam percobaan)
- Siswa melakukan pendalaman teori, konsep, atau prinsip dengan
bimbingan guru (pertanyaan lisan)
2) Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan rencana tindakan.
3) Observasi
Peneliti dibantu oleh guru kelas untuk melaksanakan penelitian dan
peneliti mengamati kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran dan mencatat hal-hal penting yang terjadi.
4) Refleksi
Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan,
kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala yang dihadapi selama proses
pelaksanaan tindakan.
Pertemuan 2 (2x35 menit)
1) Rencana Tindakan
- Tanya jawab tentang beberapa sifat-sifat cahaya yang sering
dijumpai siswa.
- Siswa dibagi LKS
- Siswa menyimak penjelasan guru tentang langkah-langkah
percobaan, media dan alat-alat yang digunakan
- Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.
- Siswa merumuskan permasalahan dengan bimbingan guru
(Misal: Apakah kenampakan bayangan berlawanan dengan
dirimu ketika bercermin di cermin datar?; apakah bayangan
yang nampak pada cermin cekung terlihat lebih besar dari
ukuran aslinya?)
- Siswa menemukan jawaban sendiri (ya atau tidak)
- Siswa mengkaji teori, konsep, atau prinsip (tentang sifat cahaya
dapat dipantulkan) dengan bimbingan guru
- Siswa mendiskusikan berbagai jawaban dari pertanyaan guru
- Siswa menentukan jawaban-jawaban yang sesuai dan memilih
jawaban-jawaban terbaik sebagai hipotesis
- Siswa mendiskusikan percobaan yang akan diambil
- Siswa menentukan dan mengurutkan langkah-langkah untuk
melakukan percobaan dengan bimbingan guru
- Siswa melakukan percobaan dengan bimbingan guru
- Siswa mengumpulkan data-data dari kegiatan percobaan
- Siswa membahas hasil temuan
- Siswa menarik kesimpulan hasil percobaan dengan bimbingan
guru
- Siswa berdiskusi tentang alasan memilih jawaban tersebut
- Siswa menyusun laporan
- Siswa mempersiapkan presentasi kelompok
- Siswa mempresentasikan hasil inkuiri di depan kelas
- Siswa memberikan penjelasan-penjelasan tambahan untuk
memperjelas permasalahan
- Siswa mengevaluasi apakah jawaban sudah sesuai dengan
rumusan masalah dan apakah kesimpulan sudah sesuai dengan
alasan.
- Siswa mengevaluasi seluruh proses inkuiri kelompok (apa saja
yang perlu diperbaiki dalam percobaan)
- Siswa melakukan pendalaman teori, konsep, atau prinsip dengan
bimbingan guru (pertanyaan lisan)
2) Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan rencana tindakan.
3) Observasi
Peneliti dibantu oleh guru kelas untuk melaksanakan penelitian dan
peneliti mengamati kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan
4) Refleksi
a) Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan,
kesulitan-kesulitan dan kendala-kendala yang dihadapi selama proses
pelaksanaan tindakan.
b) Melaksanakan pertemuan untuk diskusi dengan teman sejawat
tentang hasil temuan, kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala
yang dihadapi selama proses pelaksanaan tindakan.
c) Melakukan revisi untuk perbaikan pada siklus berikutnya
(siklus ke II)
b. Siklus II
Pertemuan 1 (2x35 menit)
1) Rencana Tindakan
- Siswa membentuk kelompok (3 siswa)
- Tanya jawab tentang beberapa sifat-sifat cahaya yang sering
dijumpai siswa.
- Siswa dibagi LKS
- Siswa menyimak penjelasan guru tentang langkah-langkah
percobaan, media dan alat-alat yang digunakan
- Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.
- Siswa merumuskan permasalahan dengan bimbingan guru
terurai menjadi berbagai macam warna?apakah timbulnya
pelangi itu karena terjadinya proses penguraian cahaya?)
- Siswa menemukan jawaban sendiri (ya atau tidak)
- Siswa mengkaji teori, konsep, atau prinsip (tentang sifat cahaya
bahwa cahaya putih terdiri atas berbagai warna) dengan
bimbingan guru
- Siswa mendiskusikan berbagai jawaban dari pertanyaan guru
- Siswa menentukan jawaban-jawaban yang sesuai dan memilih
jawaban-jawaban terbaik sebagai hipotesis.
- Siswa mendiskusikan percobaan yang akan diambil
- Siswa menentukan dan mengurutkan langkah-langkah untuk
melakukan percobaan dengan bimbingan guru
- Siswa melakukan percobaan dengan bimbingan guru
- Siswa mengumpulkan data-data dari kegiatan percobaan
- Siswa menganalisis data-data hasil percobaan
- Siswa membahas hasil temuan
- Siswa menarik kesimpulan hasil percobaan dengan bimbingan
guru
- Siswa berdiskusi tentang alasan memilih jawaban tersebut
- Siswa menyusun laporan
- Siswa mempersiapkan presentasi kelompok
- Siswa memberikan penjelasan-penjelasan tambahan untuk
memperjelas permasalahan
- Siswa mengevaluasi apakah jawaban sudah sesuai dengan
rumusan masalah dan apakah kesimpulan sudah sesuai dengan
alasan.
- Siswa mengevaluasi seluruh proses inkuiri kelompok (apa saja
yang perlu diperbaiki dalam percobaan)
- Siswa melakukan pendalaman teori, konsep, atau prinsip dengan
bimbingan guru (pertanyaan lisan)
2) Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan rencana tindakan.
3) Observasi
Peneliti dibantu oleh guru kelas untuk melaksanakan penelitian dan
peneliti mengamati kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran dan mencatat hal-hal penting yang terjadi.
4) Refleksi
Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan,
kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala yang dihadapi selama proses
Pertemuan 2 (2x35 menit)
1) Rencana Tindakan
- Siswa membentuk kelompok (3 siswa)
- Tanya jawab tentang beberapa sifat-sifat cahaya yang sering
dijumpai siswa.
- Siswa dibagi LKS
- Siswa menyimak penjelasan guru tentang langkah-langkah
percobaan, media dan alat-alat yang digunakan
- Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.
- Siswa merumuskan permasalahan dengan bimbingan guru
(Misal: Apakah pensil yang di taruh di dalam gelas yang berisi
air, jika dilihat dari samping bentuknya terlihat membengkok?;
apakah uang logam yang ditaruh di dalam gelas yang berisi air,
dilihat dari atas terlihat lebih dangkal?)
- Siswa menemukan jawaban sendiri (ya atau tidak)
- Siswa mengkaji teori, konsep, atau prinsip (tentang sifat cahaya
yaitu peristiwa pembiasan cahaya) dengan bimbingan guru
- Siswa mendiskusikan berbagai jawaban dari pertanyaan guru
- Siswa menentukan jawaban-jawaban yang sesuai dan memilih
jawaban-jawaban terbaik sebagai hipotesis
- Siswa mendiskusikan percobaan yang akan diambil
- Siswa menentukan dan mengurutkan langkah-langkah untuk
- Siswa melakukan percobaan dengan bimbingan guru
- Siswa mengumpulkan data-data dari kegiatan percobaan
- Siswa menganalisis data-data hasil percobaan
- Siswa membahas hasil temuan
- Siswa menarik kesimpulan hasil percobaan dengan bimbingan
guru
- Siswa berdiskusi tentang alasan memilih jawaban tersebut
- Siswa menyusun laporan
- Siswa mempersiapkan presentasi kelompok
- Siswa mempresentasikan hasil inkuiri di depan kelas
- Siswa memberikan penjelasan-penjelasan tambahan untuk
memperjelas permasalahan
- Siswa mengevaluasi apakah jawaban sudah sesuai dengan
rumusan masalah dan apakah kesimpulan sudah sesuai dengan
alasan.
- Siswa mengevaluasi seluruh proses inkuiri kelompok (apa saja
yang perlu diperbaiki dalam percobaan)
- Siswa melakukan pendalaman teori, konsep, atau prinsip dengan
bimbingan guru
2) Pelaksanaan Tindakan
3) Observasi
Peneliti dibantu oleh guru kelas untuk melaksanakan penelitian dan
peneliti mengamati kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran dan mencatat hal-hal penting yang terjadi.
4) Refleksi
Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan,
kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala yang dihadapi selama proses
pelaksanaan tindakan.
D. Pengumpulan Data dan Instrumen
Adapun peubah (variabel) indikator keberhasilan, jenis data, cara yang
dilakukan dalam pengumpulan data dan instrument, secara lengkapnya
dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 2. Pengumpulan Data dan Instrumen
No Peubah Indikator Jenis Data Pengumpulan Instrumen
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Evaluasi siklus I
Indikator
Penilaian Tes
Bentuk Soal
Pilihan Ganda
Aspek dan Nomor Soal
Pengetahuan Pemahaman Penerapan
Indikator
Penilaian Tes
Bentuk Soal
Pilihan Ganda
Aspek dan Nomor Soal
Pengetahuan Pemahaman Penerapan
Siswa dapat
Pada siklus II peneliti melakukan evaluasi dengan bentuk soal pilihan
ganda yang berjumlah 15 soal, lebih lengkapnya dijelaskan pada tabel
berikut:
Tabel 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II
Indikator
Penilaian Tes
Bentuk Soal
Obyektif / PG
Aspek dan Nomor Soal
Pengetahuan Pemahaman Penerapan
Siswa dapat
membuktikan bahwa cahaya putih terdiri atas berbagai warna
Indikator
Penilaian Tes
Bentuk Soal
Obyektif / PG
Aspek dan Nomor Soal
Pengetahuan Pemahaman Penerapan
Siswa dapat
Menurut Anas Sudijono (2011:163), validitas adalah salah satu ciri
yang menandai tes hasil belajar yang baik. Suatu tes dikatakan valid
apabila tes itu betul-betul mengukur apa yang hendak diukur. Validitas
pada penelitian ini menggunakan expert judgement yaitu validitas isi,
dimana isi dari validitas sesuai dengan materi yaitu sifat-sifat cahaya serta
bahan atau isi instrumen sudah dikonsultasikan kepada orang yang lebih
ahli, dalam hal ini adalah dosen pembimbing dan guru kelas. Dari uraian di
atas dapat disimpulkan suatu tes yang valid diharapkan reliabel. Jadi
dan reliabel tersebut telah disusun berdasarkan perencanaan yang baik dan
dapat dipertanggungjawabkan. Jadi sudah dinyatakan valid dan memenuhi
reliabilitas.
E. Analisis Data
Kondisi awal prestasi belajar siswa dan akhir kondisi yang diharapkan
adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Target Dalam Penelitian
No Peubah Indikator Kondisi Awal
Kondisi pada akhir siklus
Siklus I Siklus II
1 Prestasi belajar
Nilai (k)= Total Skor x 2
Pengumpulan data berdasarkan hasil tes kinerja dan tes tertulis, yaitu
sebagai berikut:
1. Tes Kinerja
Penilaian menggunakan rubrik penilaian kinerja yang terdiri dari 5
aspek. Bobot penyekoran tiap aspek yaitu 1-4. Secara lengkapnya yaitu
sebagai berikut:
Tabel 6 : Rubrik Penilaian Kinerja
Lingkari angka dalam kolom skor tiap aspek dengan kemampuan siswa.
No Nama Skor Tiap Aspek Yang Dinilai Total
Keterangan tiap aspek yang dinilai:
Pembobotan Skor :
A = Partisipasi dalam kelompok
B = Kerjasama dalam kelompok
C = Kelengkapan alat dan bahan
D = Ketrampilan menggunakan alat dan bahan
E = Keberanian mengemukakan hasil diskusi
Keterangan :
Skor 1 = Kurang
Skor 2 = Cukup
Skor 3 = Baik
Hasil nilai kinerja didapat dari nilai pertemuan 1 dan pertemuan 2.
perumusannya yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
k1 = nilai tes kinerja pertemuan 1
k1 = nilai tes kinerja pertemuan 2
2. Tes Tertulis
Tes tertulis menggunakan lembar evaluasi yang berbentuk soal pilihan
ganda yang berjumlah 15 soal. Jika benar skor 1 dan jika salah skor 0, jadi
jumlah skornya adalah 1 x 15 = 15
3. Nilai Akhir Siklus (Memperhitungkan Nilai Tes Kinerja)
Hasil nilai akhir siklus yang memperhitungkan nilai tes kinerja baik
siklus I maupun siklus II didapat dari nilai tes tertulis dan nilai tes kinerja,
yaitu perumusannya sebagai berikut:
Bobot penghitungan nilai tes kinerja dan tes tertulis:
Tes Kinerja = 40
Tidak memperhitungkan nilai tes kinerja
4. Cara menghitung nilai rata-rata kelas setiap siklus.
n N
N
Keterangan:
N = rata-rata
N
= jumlah nilai akhir siklus siswa
n = jumlah siswa
5. Cara menghitung persentase KKM setiap siklus.
% KKM = jumlah nilai siswa yang mencapai KKM Jumlah siswa
54 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Prestasi
Belajar Dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing Pada
Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri CancanganSemester 2 Tahun
Pelajaran 2010/2011” dilaksanakan selama dua minggu. masing-masing
siklus terdiri dua pertemuan. Penelitian dimulai pada tanggal 28 April 2011
sampai dengan 9 Mei 2011.
1. Siklus I
a. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada
hari Kamis, 28 April 2011 dan hari Senin, 2 Mei 2011 di kelas V SD
Negeri Cancangan Sleman dengan jumlah siswa 29 orang. Kegiatan
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode
Discovery-Inquiry Terbimbing dan berpedoman pada rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat. Pada waktu kegiatan pembelajaran
pertemuan 1 maupun pertemuan 2 berlangsung peneliti melakukan
penilaian kinerja terhadap siswa di dalam kelompok. Aspek yang