• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Cancangan Sleman semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Cancangan Sleman semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository"

Copied!
191
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING PADA

MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI CANCANGAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi PGSD

Disusun oleh:

Nama : Wiyono

NIM : 091134153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING PADA

MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI CANCANGAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi PGSD

Disusun oleh:

Nama : Wiyono

NIM : 091134153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN

Today is the anthem of

tomorrow”

(Apa yang kita lakukan saat ini adalah penentu masa depan kita esok)

"Little by little to get a top"

(Dalam meraih sesuatu tidak selalu didapat dengan cara instant. Dengan kesabaran,

kerja keras dan pikiran positif niscaya akan membantu)

Dengan segala kerendahan hati dan tulus,

secara khusus penelitian ini dipersembahkan kepada:

Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Bapak Ibuku tercinta, Adik, kakek nenekku, saudaraku serta

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Juli 2011

Penulis

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Wiyono

NIM : 091134153

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENINGKATAN

PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE

DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI CANCANGAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya

di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin

dari saya maupun member royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 18 Juli 2011

Yang menyatakan

(8)

vii

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING

PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI CANCANGAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

Wiyono 091134153

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Cancangan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 yang ditandai dengan nilai rata-rata dan persentase siswa yang mencapai KKM.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Cancangan pada tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 23 siswa. Obyek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA tentang materi sifat-sifat cahaya. Teknik pengumpulan data diambil data diperoleh dengan tes kinerja dan tes tertulis. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diambil tindakan dengan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing, nilai rata-rata siswa kelas V pada materi sifat-sifat cahaya kondisi awal tahun pelajaran 2009/2010 berada di bawah KKM yaitu 57,3 dan persentase siswa yang mencapai KKM masih rendah yaitu 40%. Setelah dilakukan tindakan terdapat peningkatan nilai rata-rata siswa baik dianalisis dengan tanpa memperhitungkan tes kinerja maupun memperhitungkan tes kinerja. Hasil nilai rata-rata yang tanpa memperhitungkan tes kinerja pada siklus I meningkat menjadi 69,70 dan persentase siswa yang mencapai KKM adalah 78,26%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 72,17 sedangkan persentase siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 82,61%. Sedangkan hasil nilai rata-rata yang memperhitungkan tes kinerja pada siklus I juga meningkat yaitu menjadi 70,87 dan persentase siswa yang mencapai KKM adalah 78,26%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 72,17 sedangkan persentase siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 82,61%. Persentase siswa yang mencapai KKM baik dianalisis dengan tanpa memperhitungkan tes kinerja maupun memperhitungkan tes kinerja hasilnya sama.

.

(9)

viii

ABSTRACT

INCREASING LEARNING ACHIEVEMENT USING

GUIDED DISCOVERY-INQUIRY METHOD TO TEACH NATURAL SCIENCE FOR THE FIFTH GRADE STUDENTS OF CANCANGAN SLEMAN ELEMENTARY SCHOOL AT THE EVEN SEMESTER OF THE

ACADEMIC YEAR 2010/2011

Wiyono 091134153

This study aimed to know the increase in the student’s achievement in learning science using guided discovery-inquiry method which was characterized by the average value and the percentage of students achieving the minimum completeness criteria.

The research was classroom action research and the subjects were 23 fifth grade students of Cancangan Elementary School in the academic year of 2010/2011. The object of the research was increasing learning achievement in the topic about the properties of the light material. The data was collected using performance and written tests. The data were analyzed using descriptive qualitative method.

The results showed that before the implementation of guided discovery-inquiry method, the average value of students grade topic about on the properties of the light conditions were under the minimum completeness criteria which was 57.3 and the percentage of students reaching the minimum completeness criteria was still low (40%). After the action, there was an increase in the average value of students grade through analyzed without taking into account the written and performance tests. The results of the average value regardless of performance tests in cycle I increased to 69.70 and the percentage of students reaching the KKM was 78.26%, while in the second cycle the average value of students grade increased to 72.17 and the percentage of students reaching the minimum completeness criteria increased to 82.61%. While the average value taking into account of the performance tests in the cycle I also increased to 70.87 and the percentage of students reaching the minimum completeness criteria was 78.26%, while in the second cycle the average value of students grade increased to 72.17 while the percentage of students who achieved the minimum completeness criteria increased to 82.61%. The percentage of students who achieved satisfactory minimum completeness criteria was analyzed with or without taking into account the performance tests were the same.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian

Tindakan Kelas ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar dan dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan,

semangat, dorongan, serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk

menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.

3. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah

memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritikan serta bimbingannya yang

sangat berguna bagi penelitian ini.

4. Ibu Pujiami, S.Pd.SD., selaku Kepala SD Negeri Cancangan yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas V SD

(11)

x

5. Bapak Sugiwanto, selaku guru bidang studi IPA di kelas V SD Negeri

Cancangan yang telah memberikan waktu dan masukan-masukan yang

bermanfaat bagi penulis.

6. Siswa kelas V SD Negeri Cancangan yang telah bersedia menjadi subyek

dalam pelaksanaan penelitian.

7. Kedua orang tua, Pak Sunarto dan Bu Mulyani serta adik Bowo yang selalu

mendukung dan mendorong agar penelitian ini berjalan dengan lancar.

8. Teman-teman penulis yang selalu memberikan semangat dan dorongan untuk

menyelesaikan penelitian ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

memberikan dukungan dan bantuan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu penulis dengan senang hati bersedia menerima

sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang bersifat membangun.

Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja.

Yogyakarta, 18 Juli 2011

Penulis

(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

(13)

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar... 6

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 6

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 6

B. Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 11

1. Pengertian Metode ... 11

2. Pengertian Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 12

3. Ciri-ciri Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 14

4. Langkah-langkah Dalam Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 15

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 18

C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)... 20

D. Kompetensi Dasar Sifat-sifat Cahaya ... 23

E. Keterkaitan Metode Discovery–Inquiry Terbimbing dengan Meningkatkan Prestasi Belajar dalam Mendeskripsikan Sifat-sifat Cahaya pada Siswa Kelas V SD Negeri Cancangan Sleman ... 30

F. Hipotesis Tindakan ... 31

(14)

xiii

C. Rencana Tindakan ... 35

1. Persiapan ... 35

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 36

D. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 46

E. Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 54

1. Siklus I ... 54

a. Pelaksanaan Penelitian ... 54

b. Hasil Penelitian ... 55

c. Pengamatan ... 56

d. Refleksi ... 56

2. Siklus II ... 58

a. Pelaksanaan Pelaksanaan... 58

b. Hasil Penelitian ... 59

c. Pengamatan ... 60

d. Refleksi ... 60

B. Pembahasan... 61

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Seorang anak membuktikan bahwa cahaya dapat merambar

lurus ... 23

Gambar 2. Seorang anak mencoba membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening ... 24

Gambar 3. Seorang anak sedang bercermin ... 25

Gambar 4. Senter menggunakan cermin cekung ... 26

Gambar 5. Melihat kendaraan di belakangnya dengan kaca spion ... 27

Gambar 6. Dispersi cahaya pada balon air dan pelangi ... 28

Gambar 7. Skema Pembiasan cahaya ... 29

Gambar 8. Pembiasan Cahaya ... 29

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian ... 34

Tabel 2. Pengumpulan data dan Instrumen ... 46

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 47

Tabel 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 48

Tabel 5. Target Dalam Penelitian ... 50

Tabel 6. Rubrik Penilaian Kinerja ... 51

Tabel 7. Hasil Perolehan Nilai Siklus I ... 55

Tabel 8. Hasil Perolehan Nilai Siklus II ... 59

Tabel 9. Perbandingan Nilai Sebelum dan Sesudah Tindakan Tanpa Menggunakan Nilai Tes Kinerja ... 62

Tabel 10. Ringkasan Hasil Penelitian yang Tidak Memperhitungkan Nilai Tes Kinerja... 66

Tabel 11. Perbandingan Nilai Sebelum dan Sesudah Tindakan Memperhitungkan Nilai Kinerja ... 66

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 78

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 90

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa ... 106

Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi ... 119

Lampiran 5. Soal Evaluasi ... 123

Lampiran 6. Kunci Jawaban Tes Evaluasi ... 129

Lampiran 7. Data Kondisi Awal ... 131

Lampiran 8. Perbandingan Nilai Sebelum dan Sesudah Tindakan... 133

Lampiran 9. Data Pekerjaan LKS dalam Kelompok ... 135

Lampiran 10. Hasil Rubrik Penilaian Kinerja Kelompok ... 148

Lampiran 11.Data Pekerjaan Tes Evaluasi Siswa ... 152

Lampiran 12. Foto Kegiatan Penelitian ... 158

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai konsep yang

berhubungan dengan mata pelajaran IPA, khususnya cahaya. Cahaya memiliki

beberapa sifat yang sering kita rasakan namun tidak kita ketahui tentang

pemahamannya. Sifat-sifat cahaya tersebut yaitu dapat merambat lurus, dapat

menembus benda bening, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan dan juga cahaya

putih terdiri atas berbagai warna. Dalam materi sifat-sifat cahaya di mata

pelajaran IPA di kelas V kenyataannya banyak siswa yang masih mengalami

kesulitan.

Pada materi sifat-sifat cahaya, siswa kelas V SD Negeri Cancangan

Sleman diduga mengalami kesulitan. Hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar

siswa yang belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu 65

dan nilai rata-rata kelas siswa pada materi tersebut hanya 57,3. Sedangkan

persentase siswa yang mencapai KKM yaitu sebanyak 40%. Beberapa

kemungkinan penyebab rendahnya pemahaman siswa dalam materi IPA ini

yaitu metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi dan

kurangnya keikutsertaan siswa dalam menemukan informasi dari materi yang

(19)

Oleh sebab itu, agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V

SD Negeri Cancangan dalam mata pelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya

diperlukan suatu metode yang menyenangkan. Dan diharapkan dengan metode

tersebut, dapat menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal dalam

mencari dan menemukan fakta, konsep hukum dan prinsip tentang materi

sehingga siswa berperan aktif sebagai subjek dalam pelaksanaan

pembelajaran. Supaya tercapai hal tersebut, penulis menggunakan metode

discover-inquiry terbimbing pada mata pelajaran IPA tentang materi sifat-sifat

cahaya yang pelaksanaannya diharapkan dapat berjalan dengan baik dan

prestasi belajar siswa dapat meningkat.

B. Pembatasan Masalah

Mengatasi masalah tersebut di atas memerlukan tindakan dan proses

yang tidak cepat dengan memperhatikan penyebabnya supaya prestasi belajar

siswa dalam mempelajari materi sifat-sifat cahaya dapat meningkat pada kelas

V SD Negeri Cancangan Sleman semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

Dalam penelitian pembelajaran IPA ini, penulis hanya akan membahas pada

Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan

membuat suatu karya/model, dan Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan

sifat-sifat cahaya. Metode yang digunakan adalah discovery-inquiry

terbimbing.

(20)

C. Perumusan Masalah

Dilandasi oleh latar belakang masalah, masalah dalam penelitian ini

akan dirumuskan sebagai berikut :

“Apakah pembelajaran menggunakan metode discovery-inquiry

terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mendeskripsikan

sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Cancangan Sleman?”

D. Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan banyak pertanyaan tentang suatu istilah

(konsep) yang dipakai, kiranya perlu diberi batasan pengertian sebagai

berikut:

1. Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar siswa yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat

mencerminkan hasil yang sudah dicapai setiap siswa dalam periode

tertentu.

2. Metode discovery-inquiry terbimbing adalah metode yang menghendaki

siswa untuk belajar melakukan penyelidikan secara aktif dengan bantuan

atau bimbingan dari guru melalui percobaan untuk menemukan fakta,

(21)

3. Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat

mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm.

E. Pemecahan Masalah

Sesuai dengan uraian dalam latar belakang masalah dan tersirat pada

rumusan masalah, rendahnya prestasi siswa dalam mendeskripsikan sifat-sifat

cahaya akan diatasi dengan menggunakan metode discovery-inquiry

terbimbing, yang pelaksanaan diusahakan siswa sebanyak mungkin mengikuti

proses pembelajaran.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan

menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya dalam

mendeskripsikan sifat-sifat cahaya di kelas V SD Negeri Cancangan Sleman

semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

G. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

(22)

1. Secara teoritis penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai

penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing dalam pembelajaran

IPA di SD.

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti sendiri, menambah wawasan dan pengalaman dalam

menerapkan pengajaran IPA dengan menggunakan metode

pembelajaran discovery-inquiry terbimbing.

b. Bagi guru, merupakan salah satu alternatif metode pembelajaran yang

digunakan guru untuk dapat memberikan dorongan siswa melakukan

penyelidikan secara aktif melalui percobaan dengan bantuan guru,

khususnya dalam penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing

dalam pembelajaran IPA.

c. Bagi perpustakaan, dapat menambah referensi bahan bacaan bagi

teman-teman guru atau teman-teman mahasiswa dalam pembuatan

Penelitian Tindakan Kelas khususnya dalam penggunaan metode

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Winkel (1991:162) berpendapat bahwa “prestasi adalah

bukti keberhasilan usaha yang dicapai”.

Oemar Hamalik (1983:21) berpendapat “belajar adalah suatu

bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan

dalam cara-cara bertingkahlaku yang baru berkat pengalaman dan latihan”.

Jadi prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai

seseorang menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan

pertumbuhan atau perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri

seseorang dari pengalaman dan latihan yang telah dilakukan dalam waktu

tertentu. Prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai atau hasil

tes.

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto (2003:54) faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

(24)

1. Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang

belajar seperti:

a. Faktor Jasmaniah, meliputi

Dalam proses belajar mengajar bertujuan untuk membentuk

manusia yang utuh di setiap aspek, baik akal, jasmani, rohani dan

kesehatan dengan kehidupan kemasyarakatan, diperlukan syarat

mutlak yakni kesehatan badan, tanpa ditunjang kesehatan badan,

maka yang terlaksana di sekolah tidak bisa dikatakan proses belajar

yang berpotensial. Faktor jasmani meliputi:

1) Faktor kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang

terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat,

mudah pusing, mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi

alat indera.

2) Cacat tubuh

Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah

(25)

b. Faktor Psikologis, meliputi

1) Intelegensi

Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan

lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang

rendah. Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil

dengan baik dalam belajarnya dikarenakan belajar dengan

menerapkan metode belajar yang efisien. Sedangkan yang

mempunyai intelegensi rendah perlu mendapatkan pendidikan

khusus.

2) Perhatian

Perhatian menurut Ghazali dalam Slameto (2003:55) adalah

keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju

kepada suatu obyek benda/hal atau sekumpulan obyek. Untuk

dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus

mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar

pengaruhnya terhadap belajar. Bahan pelajaran yang menarik

minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat

(26)

4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru

akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar

atau berlatih.

5) Motivasi

Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai

penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak

atau pendorong inilah yang disebut dengan motivasi.

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam

pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap

untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila

anak sudah siap (matang).

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau

bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar

mengajar karena jika siswa sudah memiliki kesiapan dalam

(27)

c. Faktor Kelelahan

Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan

lemahnya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan

tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan subtansi sisa

pembakaran dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada

bagian-bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat

dengan adanya kelesuhan dan kebosanan, sehingga minat dan

dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat

terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit

berkonsentrasi seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja. Agar

siswa dapat belajar dengan baik, harus dihindari terjadinya kelelahan

dalam bekerja, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari

kelelahan.

2. Faktor Eksternal

a. Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar.

Keadaan yang ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar

dalam pencapaian prestasi belajar misalnya cara orang tua mendidik,

relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

(28)

b. Keadaan sekolah

Lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana siswa belajar

secara sistematis. Menurut Hamalik (2001:117) bahwa: “faktor

sekolah mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah”.

Sehingga dengan adanya faktor-faktor tersebut, maka proses

pembelajaran akan lebih baik dan prestasi belajar siswa dapat

meningkat.

c. Keadaan masyarakat

Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat

karena keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam

masyarakat, media massa, teman bergaul, lingkungan tetangga

merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu

diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar siswa.

B. Metode Discovery-Inquiry Terbimbing

1. Pengertian Metode

Ign. S. Ulihbukit Karo-Karo (19804:3), mengemukakan bahwa

metode adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai

tujuan tertentu. Dalam kegiatan belajar mengajar metode sangat diperlukan

(29)

karakteristik tujuan yang ingin dicapai setelah pembelajaran berakhir. Jika

tidak menguasai satu pun metode mengajar, seorang guru tidak akan dapat

melaksanakan tugasnya sebagai seorang pengajar.

2. Pengertian Metode Discovery-Inquiry Terbimbing

Menurut Sanjaya (2006:195), Metode pembelajaran inkuiri atau

discovery-inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Pembelajaran metode discovery-inquiry menghendaki siswa mencari

jawaban sendiri dari suatu permasalahan, sehingga siswa menemukan

suatu konsep dengan sendirinya. Dalam kegiatan pembelajaran siswa

dilibatkan untuk berpikir kritis serta dapat menemukan pengetahuan yang

ingin diketahui, sehingga dilibatkan dalam proses penemuan melalui

pengumpulan data dan tes hipotesis.

Metode discovery-inquiry atau inkuiri merupakan salah satu

metode pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran yang menggunakan

metode discovery-inquiry dapat menjadikan siswa bergairah dalam belajar,

mandiri, aktif, lebih mudah mengingat informasi yang diperoleh, dan

siswa memperoleh pengalaman dalam proses pembelajaran. Metode

discovery-inquiry tidak berpusat pada guru, tapi berpusat pada siswa

(30)

Berikut beberapa jenis metode discovery-inquiry menurut Moh.

Amien (1979:15), yaitu:

1) Guided Disovery-inquiry

Metode inkuiri ini sering disebut dengan metode pembelajaran

terbimbing. Guru berperan memberikan bimbingan atau petunjuk

kepada siswa, dan guru melaksanakan sebagian perencanaan.

2) Modified Inquiry

Guru bertugas memberikan permasalahan, dan siswa diberi

kebebasan untuk menyelesaikan masalah melalui pengamatan,

eksplorasi, dan atau prosedur penelitian guna memperoleh jawaban

permasalahan. Metode inkuiri ini menjadikan guru sebagai nara

sumber, sedangkan siswa yang berpikir bagaimana menyelesaikan

permasalahan tersebut.

3) Free Inquiry

Siswa mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang

dipelajari.

4) Invitation into Inquiry

Metode inkuiri yang melibatkan siswa dalam proses pemecahan

masalah yaitu dengan cara merancang eksperimen, merumuskan

hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat,

(31)

5) Inquiry Role Approach

Metode inkuiri melibatkan siswa untuk bekerja sama

memecahkan masalah dalam tim-tim yang masing-masing anggotanya

terdiri dari 4 orang. Setiap anggota tim mempunyai peran

sendiri-sendiri.

Dari berbagai jenis metode discovery-inquiry tersebut tidak semua

dapat diterapkan dalam pembelajaran di SD. Jenis yang paling sesuai

dengan tingkat perkembangan siswa SD adalah metode discovery-inquiry

terbimbing atau guided disovery-inquiry. Dalam proses pembelajaran

siswa SD memerlukan bimbingan dalam menemukan suatu konsep yang

ada dalam suatu materi. Dan guru berperan membimbing siswa untuk

menemukan konsep yang benar.

3. Ciri-ciri Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing

Berikut adalah ciri-ciri metode pembelajaran dengan menggunakan

metode discovery-inquiry terbimbing.

a. Menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal dalam mencari dan

menemukan konsep tentang materi sehingga siswa berperan aktif

(32)

b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan

menemukan jawaban sendiri dari suatu konsep yang dipertanyakan

sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap tanggungjawab.

c. Mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan

kritis. Siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran

akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang

dimilikinya.

d. Dalam metode discovery-inquiry terbimbing ini sebagian perencanaan

dibuat oleh guru. Selain itu guru menyediakan kesempatan bimbingan

atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Hal ini siswa tidak

merumuskan problema, sementara guru memberikan petunjuk yang

cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat.

4. Langkah-langkah Dalam Metode Discovery-Inquiry Terbimbing

Dalam proses pembelajaran metode discovery-inquiry

menghendaki kegiatan pembelajaran berfokus pada siswa. Proses tersebut

harus berpijak atau tidak lepas dari langkah-langkah yang mendukung

kelangsungan pembelajaran. Berikut ada beberapa macam

langkah-langkah dalam pelaksanaan metode discovery-inquiry.

Menurut Sanjaya (2008:201), langkah-langkah metode inkuiri

(33)

a. Orientasi

b. Merumuskan masalah

c. Mengajukan hipotesis

d. Mengumpulkan data

e. Menguji hipotesis

f. Merumuskan kesimpulan

Menurut Oemar Hamalik (2009:64), langkah-langkah

menggunakan metode inkuiri adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi situasi

b. Merumuskan masalah

c. Merumuskan hipotesis

d. Mengumpulkan informasi untuk menguji hipotesis

e. Menarik kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas langkah-langkah metode pembelajaran

discovery-inquiry yang akan digunakan dalam penelitian ini, adalah :

1) Orientasi

Orientasi merupakan langkah awal pelaksanaan proses

pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Langkah ini

berupa kesiapan guru maupun siswa dalam melakukan kegiatan

(34)

2) Merumuskan masalah

Siswa dibimbing untuk merumuskan permasalahan berdasarkan

teori yang dikaji dengan menjawab “ya” atau “tidak”. Guru membantu

siswa untuk menemukan jawabannya sendiri.

3) Merumuskan hipotesis

Hipotesis merupakan suatu dugaan dari suatu hal/permasalahan.

Dalam merumuskan hipotesis didasarkan pada rumusan masalah yang

sudah dibuat. Siswa dibimbing untuk merumuskan hipotesis

berdasarkan masalah tersebut.

4) Melakukan percobaan

Percobaan dilakukan guna membuktikan kebenaran hipotesis

yang sudah dibuat. Percobaan yang sudah dilakukan akan

menghasilkan data. Data tersebut dianalisis sehingga menumbukan

kemampuan berfikit kritis siswa. Data yang diperoleh dianalisis dan

hasilnya dibahas bersama.

5) Menarik kesimpulan

Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil

kegiatan yang telah dilakukan.

6) Mempersentasikan hasil

Presentasi dilakukan untuk menyampaikan hasil percobaan yang

(35)

7) Evaluasi

Kegiatan yang sudah dilakukan dievalusasi untuk mengetahui

kebenarannya.

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing

a. Kelebihan mengajar dengan menggunakan metode discovery-inquiry

terbimbing menurut Jerome Bruner dalam Moh. Amien (1987:133)

yaitu:

1) Siswa dapat memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide dengan

baik.

2) Dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari

sehingga hasil belajar akan lebih tahan lama dalam ingatan siswa.

3) Siswa akan belajar untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif dan

kreativitas dirinya sendiri karena siswa secara bebas

mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya.

4) Metode ini dapat mengembangkan bakat kemampuan individu

siswa dalam berkomunikasi, kreativitas, dan merencanakan.

5) Situasi belajar mengajar menjadi lebih asyik dengan tingginya

keterlibatan siswa.

6) Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis

sumber belajar yang tidak hanya menjadikan guru sebagai

(36)

b. Kekurangan yang dimiliki metode discovery-inqury terbimbing,

menurut Purwadi Sarosa (1980:17) antara lain :

1) Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa untuk

menerima informasi dari guru apa adanya, ke arah membiasakan

belajar mandiri dan berkelompok dengan mencari dan mengolah

informasi sendiri.

2) Metode ini tidak efektif dan efisien untuk kelas yang jumlah

siswanya besar karena akan memberatkan guru dalam memberikan

bimbingan penemuan dan pengawasannya.

3) Metode ini sulit diterapkan pada siswa dengan guru yang biasa

menggunakan metode, seperti menghafal.

4) Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan dengan metode

ini.

c. Upaya untuk mengatasi kekurangan metode discovery-inquiry

terbimbing.

1) Kelas yang jumlah siswa yang besar dapat diatasi dengan

menerapkan sistem kerja kelompok atau dibagi perkelompok.

2) Sosialisasi kepada guru yang terbiasa dengan metode dan

perencanaan tradisonal agar dapat menggunakan metode ini.

3) Guru menerapkan bimbingan yang lebih intensif kepada siswa

(37)

4) Pemberian bimbingan pada tiap kelompok agar memudahkan guru

dalam memberikan pengawasan bimbingan penemuannya.

C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari

tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA mempunyai

beberapa pengertian menurut para ahli sebagai berikut:

1. Menurut Soekarjo, (1973:1) IPA merupakan ilmu yang pada awalnya

diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun

pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan teori (deduktif).

2. Menurut Carin dalam Moh. Amien (1987:4), IPA merupakan suatu

kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam

penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Pendidikan IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi

tempat untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

(38)

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara ilmiah.

Ada dua hal yang berkaitan dengan IPA yaitu IPA sebagai produk dan

IPA sebagai proses. IPA sebagai produk yaitu pengetahuan IPA yang berupa

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. IPA sebagai

proses yaitu kerja ilmiah. Baik produk atau proses IPA merupakan subjek

kajian IPA. Dengan belajar IPA, belajar produk dan bagaimana proses IPA

dapat kita peroleh. Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak pengetahuan

yang kita dapat. Pengetahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi,

politik, sosial, dan alam sekitar adalah contoh pengetahuan yang dimiliki oleh

tiap manusia. Pada pengertian IPA yang kedua dapat kita ketahui bahwa IPA

merupakan pengetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara

ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu mempunyai dua sifat utama. Sifat

utama tersebut antara lain adalah rasional dan objektif. Rasional berarti masuk

akal, logis, atau diterima akal sehat sedangkan objektif mempunyai arti sesuai

dengan objeknya, kenyataan, atau pengamatan. Pengetahuan Alam dipandang

sebagai cara berpikir dalam pencarian tentang rahasia alam sebagai cara

penyelidikan terhadap gejala alam dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang

dihasilkan dari inquiry. Selain dapat belajar tentang proses dan produk IPA,

dengan belajar IPA kita juga dapat mengetahui tentang cara berpikir yang

(39)

1. Percaya (beliefs)

Kita dapat melakukan penelitian terhadap masalah gejala alam

dimotivasi oleh kepercayaan bahwa hukum alam dapat dikonstruksi dari

observasi dan diterangkan dengan pemikiran dan penalaran.

2. Rasa ingin tahu (curiosity)

Rasa ingin tahu inilah yang mendorong kepercayaan bahwa alam

dapat dimengerti dan ditemukan.

3. Imajinasi (imagination)

Kita dapat mengandalkan imajinasi dalam memecahkan masalah

gejala alam.

4. Penalaran (reasoning)

Disamping imajinasi untuk memecahkan masalah gejala alam juga

diharuskan menggunakan penalaran.

5. Koreksi diri (self-examination)

Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi daripada sekedar

(40)

merupakan sarana untuk memahami diri dalam melihat seberapa jauh para

ahli sampai pada kesimpulan.

D. Kompetensi Dasar Sifat-sifat Cahaya

Kompetensi Dasar dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Cahaya termasuk dalam kategori

gelombang yang biasa disebut dengan gelombang cahaya. Cahaya itu tidak

bermuatan sehingga tidak dapat dipengaruhi oleh suatu medan magnet dan

suatu medan listrik. Berikut ini adalah sifat-sifat yang dimiliki cahaya, yaitu :

1. Cahaya dapat merambat lurus

Pernahkah kamu melihat cahaya matahari yang masuk melalui

celah-celah atau jendela yang ada di rumahmu? Bagaimana arah rambatan

cahaya tersebut? Cahaya yang masuk melalui celah-celah jendela

merambat lurus

(41)

2. Cahaya dapat menembus benda bening

Mengapa kaca jendela rumahmu merupakan kaca yang bening?

Bagaimana jika kaca tersebut ditutup dengan triplek atau kertas karton?

Apakah cahaya matahari dapat masuk? Cahaya dapat masuk ke dalam

rumahmu selain melalui celah-celah juga melalui kaca jendela yang ada di

rumahmu. Kaca yang bening dapat ditembus oleh cahaya matahari. Hal ini

menunjukkan bahwa cahaya hanya dapat menembus benda yang bening.

Benda yang dapat ditembus oleh cahaya yaitu seperti kertas tipis, kaca

buram, serta beberapa jenis plastik.

Gambar 2. Seorang anak mencoba membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening

3. Cahaya dapat dipantulkan

Sifat-sifat cahaya yang dihasilkan oleh cermin tentunya

(42)

permukaannya, cermin dikelompokkan menjadi tiga, yaitu cermin datar,

cermin cekung, dan cermin cembung.

a. Cermin datar

Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya datar.

Contohnya cermin yang ada di meja rias.

Gambar 3. Seorang anak sedang bercermin

Sifat-sifat cahaya mengenai cermin datar yaitu :

1) Bayangan benda tegak dan semu. Bayangan semu adalah bayangan

yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan

tersebut tidak terdapat cahaya pantul.

2) Besar dan tinggi bayangan sama dengan besar dan tinggi benda

sebenarnya.

(43)

4) Bagian kiri pada bayangan merupakan bagian kanan pada benda dan

sebaliknya.

b. Cermin cekung

Cermin cekung adalah cermin yang pemukaan pantulnya

melengkung ke arah dalam. Cekungan ini seperti bagian dalam dari

bola.

Cermin cekung biasanya digunakan sebagai reflektor pada lampu

mobil dan lampu senter. Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh

cermin cekung sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin.

1) Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat

tegak, lebih besar, dan semu (maya).

2) Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda bersifat nyata

(sejati) dan terbalik.

Gambar 4. Senter menggunakan cermin cekung

c. Cermin cembung

Cermin cembung adalah cermin yang pemukaan pantulnya

(44)

benda yang menggunakan cermin cembung, yaitu cermin pada kaca

spion kendaraan bermotor baik mobil ataupun motor. Pada kendaraan

bermotor, kaca spionnya menggunakan cermin cembung dengan tujuan

agar pengemudi lebih mudah mengendarai kendaraannya, ketika

melihat kendaraan dan benda lain yang ada di belakangnya. Apabila

kamu memperhatikan kendaraan yang ada di belakang motor atau mobil

yang sedang kamu naiki maka bayangan mobil di cermin terlihat lebih

kecil dari aslinya. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung

adalah maya (semu), tegak dan lebih kecil (diperkecil).

Gambar 5. Melihat kendaraan di belakangnya dengan kaca spion

4. Cahaya putih terdiri atas berbagai warna

Penguraian cahaya (dispersi) merupakan penguraian cahaya putih

menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat

berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak

cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan

(45)

Cahaya putih akan mengalami pembiasan dan terurai menjadi

berbagai macam warna, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan

ungu. Warna-warna yang membentuk cahaya tersebut disebut spektrum

cahaya.

Gambar 6. Dispersi cahaya pada balon air dan pelangi

5. Cahaya dapat dibiaskan

Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya

berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah

rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut

(46)

Gambar 7. Skema Pembiasan Cahaya

Udara memiliki kerapatan yang lebih kecil daripada air. Bila cahaya

merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat maka cahaya

akan dibiaskan mendekati garis normal. Akan tetapi apabila cahaya

merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat maka cahaya

akan dibiaskan menjauhi garis normal. Garis normal merupakan garis yang

tegak lurus pada bidang batas kedua permukaan.

(47)

E. Keterkaitan Metode DiscoveryInquiry Terbimbing Dengan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mendeskripsikan Sifat-Sifat Cahaya Kelas V SD Negeri Cancangan Sleman

Penggunaan metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan

karakteristik pembelajaran IPA (seperti penggunaan metode ceramah) yang

digunakan secara terus menerus maka akan mengakibatkan kurangnya

pemahaman dan pengalaman serta kurangnya keterlibatan siswa dalam

menemukan informasi dari suatu materi yang dipelajari.

Peneliti ingin menawarkan metode discovery-inquiry terbimbing pada

kegiatan pembelajaran IPA. Metode discovery-inquiry terbimbing merupakan

cara yang paling sesuai dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi

sifat-sifat cahaya. Hal ini disebabkan karena metode ini menghendaki siswa untuk

belajar melakukan penyelidikan secara aktif dengan bantuan atau bimbingan

dari guru melalui percobaan hingga menemukan fakta, konsep, hukum dan

prinsip, serta dapat menarik kesimpulan dari suatu materi. Sehingga dengan

penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing pada mata pelajaran IPA

khususnya materi sifat-sifat cahaya kelas V SD Negeri Cancangan Sleman

semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 dapat meningkatkan prestasi belajar

(48)

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dalam penelitian tindakan kelas ini, maka

dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut : penggunaan metode discovery

-inquiry terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya mengenai sifat-sifat cahaya kelas V SD Negeri

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan

mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart. Model yang dikemukakan

oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama,

2010:20) berupa uraian-uraian yang di dalamnya terdiri empat komponen,

yaitu: Perencanaan (Plan), Tindakan (Act), observasi/pengamatan (observe),

dan refleksi (Reflect).

(50)

Keterangan :

 Perencanaan : Merencanakan pelaksanaan pembelajaran yang

akan dilakukan dalam penelitian berdasarkan

masalah yang akan dipecahkan.

 Pelaksanaan Tindakan : Melakukan penelitian sesuai dengan rencana

tindakan.

 Observasi : Mengamati kegiatan siswa dalam melakukan

kegiatan pembelajaran dan mencatat hal-hal

penting yang terjadi

 Refleksi : Melakukan evaluasi terhadap hasil

temuan-temuan, kesulitan-kesulitan atau

kendala-kendala yang dihadapi selama proses

pelaksanaan tindakan.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang dipilih untuk memperoleh data penelitian yaitu SD

Negeri Cancangan, yang beralamat di Dukuh Gatak, Desa Wukirsari, Kec.

Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Subyek Penelitian

Penulis memilih subyek penelitian pada siswa kelas V SD Negeri

(51)

Istimewa Yogyakarta yang jumlahnya 23 siswa. Jumlah siswa laki-laki 15

dan jumlah siswa perempuan 8.

3. Obyek Penelitian

Penulis ingin mengetahui Peningkatan prestasi belajar dengan

menggunakan metode discovery inquiry terbimbing pada mata pelajaran

IPA siswa kelas V SD Negeri Cancangan Kecamatan Cangkringan

Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Waktu Penelitian

Waktu yang akan digunakan untuk melaksanakan penelitian yaitu

pada bulan Januari Tahun Pelajaran 2010/2011.

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2011

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 Pengambilan Data 

2 Penyusunan

Proposal  

3 Pengukuran Data 

4 Analisis Data  

5 Ujian 

(52)

C. Rencana Tindakan

Dalam penelitian ini, penulis membagi menjadi dua siklus setiap siklus

terdiri dua pertemuan :

1. Persiapan

a. Meminta surat ijin dari kampus yang diminta dari sekretariat Prodi

PGSD untuk melakukan observasi

b. Peneliti meminta ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas V SD

Negeri Cancangan untuk mengadakan penelitian.

c. Mengidentifikasi masalah dan menentukan alternatif pemecahan

masalah

d. Mengkaji Kompetensi Dasar, mendiskripsikan materi pokok yaitu

mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

e. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang akan digunakan

f. Menyusun Silabus tentang IPA pada Kompetensi Dasar

mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

g. Menyusun RPP tentang IPA, mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

(53)

i. Membuat instrumen pengamatan terhadap prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran IPA mengenai Kompetensi Dasar mendeskripsikan

sifat-sifat cahaya

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

a. Siklus I

Pertemuan 1 (2x35 menit)

1) Rencana Tindakan

- Siswa membentuk kelompok (5 siswa)

- Tanya jawab tentang beberapa sifat-sifat cahaya yang sering

dijumpai siswa.

- Siswa dibagi LKS

- Siswa menyimak penjelasan guru tentang langkah-langkah

percobaan, media dan alat-alat yang digunakan

- Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

- Siswa merumuskan permasalahan dengan bimbingan guru

(Misal: apakah cahaya matahari yang masuk melalui jendela

yang ada di rumahmu arah rambatannya merambat

lurus?apakah kaca yang bening dapat ditembus oleh cahaya

matahari?)

(54)

- Siswa mengkaji teori, konsep, atau prinsip tentang sifat cahaya

dapat merambat lurus dan cahaya dapat menembus benda bening

dengan bimbingan guru

- Siswa mendiskusikan berbagai jawaban dari pertanyaan guru

- Siswa menentukan jawaban-jawaban yang sesuai dan memilih

jawaban-jawaban terbaik sebagai hipotesis.

- Siswa mendiskusikan percobaan yang akan diambil

- Siswa menentukan dan mengurutkan langkah-langkah untuk

melakukan percobaan dengan bimbingan guru

- Siswa melakukan percobaan dengan bimbingan guru

- Siswa mengumpulkan data-data dari kegiatan percobaan

- Siswa menganalisis data-data hasil percobaan

- Siswa membahas hasil temuan

- Siswa menarik kesimpulan hasil percobaan dengan bimbingan

guru

- Siswa berdiskusi tentang alasan memilih jawaban tersebut

- Siswa menyusun laporan

- Siswa mempersiapkan presentasi kelompok

- Siswa mempresentasikan hasil inkuiri di depan kelas

- Siswa memberikan penjelasan-penjelasan tambahan untuk

(55)

- Siswa mengevaluasi apakah jawaban sudah sesuai dengan

rumusan masalah dan apakah kesimpulan sudah sesuai dengan

alasan.

- Siswa mengevaluasi seluruh proses inkuiri kelompok (apa saja

yang perlu diperbaiki dalam percobaan)

- Siswa melakukan pendalaman teori, konsep, atau prinsip dengan

bimbingan guru (pertanyaan lisan)

2) Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan rencana tindakan.

3) Observasi

Peneliti dibantu oleh guru kelas untuk melaksanakan penelitian dan

peneliti mengamati kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan

pembelajaran dan mencatat hal-hal penting yang terjadi.

4) Refleksi

Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan,

kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala yang dihadapi selama proses

pelaksanaan tindakan.

Pertemuan 2 (2x35 menit)

1) Rencana Tindakan

(56)

- Tanya jawab tentang beberapa sifat-sifat cahaya yang sering

dijumpai siswa.

- Siswa dibagi LKS

- Siswa menyimak penjelasan guru tentang langkah-langkah

percobaan, media dan alat-alat yang digunakan

- Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

- Siswa merumuskan permasalahan dengan bimbingan guru

(Misal: Apakah kenampakan bayangan berlawanan dengan

dirimu ketika bercermin di cermin datar?; apakah bayangan

yang nampak pada cermin cekung terlihat lebih besar dari

ukuran aslinya?)

- Siswa menemukan jawaban sendiri (ya atau tidak)

- Siswa mengkaji teori, konsep, atau prinsip (tentang sifat cahaya

dapat dipantulkan) dengan bimbingan guru

- Siswa mendiskusikan berbagai jawaban dari pertanyaan guru

- Siswa menentukan jawaban-jawaban yang sesuai dan memilih

jawaban-jawaban terbaik sebagai hipotesis

- Siswa mendiskusikan percobaan yang akan diambil

- Siswa menentukan dan mengurutkan langkah-langkah untuk

melakukan percobaan dengan bimbingan guru

- Siswa melakukan percobaan dengan bimbingan guru

- Siswa mengumpulkan data-data dari kegiatan percobaan

(57)

- Siswa membahas hasil temuan

- Siswa menarik kesimpulan hasil percobaan dengan bimbingan

guru

- Siswa berdiskusi tentang alasan memilih jawaban tersebut

- Siswa menyusun laporan

- Siswa mempersiapkan presentasi kelompok

- Siswa mempresentasikan hasil inkuiri di depan kelas

- Siswa memberikan penjelasan-penjelasan tambahan untuk

memperjelas permasalahan

- Siswa mengevaluasi apakah jawaban sudah sesuai dengan

rumusan masalah dan apakah kesimpulan sudah sesuai dengan

alasan.

- Siswa mengevaluasi seluruh proses inkuiri kelompok (apa saja

yang perlu diperbaiki dalam percobaan)

- Siswa melakukan pendalaman teori, konsep, atau prinsip dengan

bimbingan guru (pertanyaan lisan)

2) Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan rencana tindakan.

3) Observasi

Peneliti dibantu oleh guru kelas untuk melaksanakan penelitian dan

peneliti mengamati kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan

(58)

4) Refleksi

a) Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan,

kesulitan-kesulitan dan kendala-kendala yang dihadapi selama proses

pelaksanaan tindakan.

b) Melaksanakan pertemuan untuk diskusi dengan teman sejawat

tentang hasil temuan, kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala

yang dihadapi selama proses pelaksanaan tindakan.

c) Melakukan revisi untuk perbaikan pada siklus berikutnya

(siklus ke II)

b. Siklus II

Pertemuan 1 (2x35 menit)

1) Rencana Tindakan

- Siswa membentuk kelompok (3 siswa)

- Tanya jawab tentang beberapa sifat-sifat cahaya yang sering

dijumpai siswa.

- Siswa dibagi LKS

- Siswa menyimak penjelasan guru tentang langkah-langkah

percobaan, media dan alat-alat yang digunakan

- Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

- Siswa merumuskan permasalahan dengan bimbingan guru

(59)

terurai menjadi berbagai macam warna?apakah timbulnya

pelangi itu karena terjadinya proses penguraian cahaya?)

- Siswa menemukan jawaban sendiri (ya atau tidak)

- Siswa mengkaji teori, konsep, atau prinsip (tentang sifat cahaya

bahwa cahaya putih terdiri atas berbagai warna) dengan

bimbingan guru

- Siswa mendiskusikan berbagai jawaban dari pertanyaan guru

- Siswa menentukan jawaban-jawaban yang sesuai dan memilih

jawaban-jawaban terbaik sebagai hipotesis.

- Siswa mendiskusikan percobaan yang akan diambil

- Siswa menentukan dan mengurutkan langkah-langkah untuk

melakukan percobaan dengan bimbingan guru

- Siswa melakukan percobaan dengan bimbingan guru

- Siswa mengumpulkan data-data dari kegiatan percobaan

- Siswa menganalisis data-data hasil percobaan

- Siswa membahas hasil temuan

- Siswa menarik kesimpulan hasil percobaan dengan bimbingan

guru

- Siswa berdiskusi tentang alasan memilih jawaban tersebut

- Siswa menyusun laporan

- Siswa mempersiapkan presentasi kelompok

(60)

- Siswa memberikan penjelasan-penjelasan tambahan untuk

memperjelas permasalahan

- Siswa mengevaluasi apakah jawaban sudah sesuai dengan

rumusan masalah dan apakah kesimpulan sudah sesuai dengan

alasan.

- Siswa mengevaluasi seluruh proses inkuiri kelompok (apa saja

yang perlu diperbaiki dalam percobaan)

- Siswa melakukan pendalaman teori, konsep, atau prinsip dengan

bimbingan guru (pertanyaan lisan)

2) Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan rencana tindakan.

3) Observasi

Peneliti dibantu oleh guru kelas untuk melaksanakan penelitian dan

peneliti mengamati kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan

pembelajaran dan mencatat hal-hal penting yang terjadi.

4) Refleksi

Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan,

kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala yang dihadapi selama proses

(61)

Pertemuan 2 (2x35 menit)

1) Rencana Tindakan

- Siswa membentuk kelompok (3 siswa)

- Tanya jawab tentang beberapa sifat-sifat cahaya yang sering

dijumpai siswa.

- Siswa dibagi LKS

- Siswa menyimak penjelasan guru tentang langkah-langkah

percobaan, media dan alat-alat yang digunakan

- Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

- Siswa merumuskan permasalahan dengan bimbingan guru

(Misal: Apakah pensil yang di taruh di dalam gelas yang berisi

air, jika dilihat dari samping bentuknya terlihat membengkok?;

apakah uang logam yang ditaruh di dalam gelas yang berisi air,

dilihat dari atas terlihat lebih dangkal?)

- Siswa menemukan jawaban sendiri (ya atau tidak)

- Siswa mengkaji teori, konsep, atau prinsip (tentang sifat cahaya

yaitu peristiwa pembiasan cahaya) dengan bimbingan guru

- Siswa mendiskusikan berbagai jawaban dari pertanyaan guru

- Siswa menentukan jawaban-jawaban yang sesuai dan memilih

jawaban-jawaban terbaik sebagai hipotesis

- Siswa mendiskusikan percobaan yang akan diambil

- Siswa menentukan dan mengurutkan langkah-langkah untuk

(62)

- Siswa melakukan percobaan dengan bimbingan guru

- Siswa mengumpulkan data-data dari kegiatan percobaan

- Siswa menganalisis data-data hasil percobaan

- Siswa membahas hasil temuan

- Siswa menarik kesimpulan hasil percobaan dengan bimbingan

guru

- Siswa berdiskusi tentang alasan memilih jawaban tersebut

- Siswa menyusun laporan

- Siswa mempersiapkan presentasi kelompok

- Siswa mempresentasikan hasil inkuiri di depan kelas

- Siswa memberikan penjelasan-penjelasan tambahan untuk

memperjelas permasalahan

- Siswa mengevaluasi apakah jawaban sudah sesuai dengan

rumusan masalah dan apakah kesimpulan sudah sesuai dengan

alasan.

- Siswa mengevaluasi seluruh proses inkuiri kelompok (apa saja

yang perlu diperbaiki dalam percobaan)

- Siswa melakukan pendalaman teori, konsep, atau prinsip dengan

bimbingan guru

2) Pelaksanaan Tindakan

(63)

3) Observasi

Peneliti dibantu oleh guru kelas untuk melaksanakan penelitian dan

peneliti mengamati kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan

pembelajaran dan mencatat hal-hal penting yang terjadi.

4) Refleksi

Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan,

kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala yang dihadapi selama proses

pelaksanaan tindakan.

D. Pengumpulan Data dan Instrumen

Adapun peubah (variabel) indikator keberhasilan, jenis data, cara yang

dilakukan dalam pengumpulan data dan instrument, secara lengkapnya

dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 2. Pengumpulan Data dan Instrumen

(64)

No Peubah Indikator Jenis Data Pengumpulan Instrumen

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Evaluasi siklus I

Indikator

Penilaian Tes

Bentuk Soal

Pilihan Ganda

Aspek dan Nomor Soal

Pengetahuan Pemahaman Penerapan

(65)

Indikator

Penilaian Tes

Bentuk Soal

Pilihan Ganda

Aspek dan Nomor Soal

Pengetahuan Pemahaman Penerapan

 Siswa dapat

Pada siklus II peneliti melakukan evaluasi dengan bentuk soal pilihan

ganda yang berjumlah 15 soal, lebih lengkapnya dijelaskan pada tabel

berikut:

Tabel 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II

Indikator

Penilaian Tes

Bentuk Soal

Obyektif / PG

Aspek dan Nomor Soal

Pengetahuan Pemahaman Penerapan

 Siswa dapat

membuktikan bahwa cahaya putih terdiri atas berbagai warna

(66)

Indikator

Penilaian Tes

Bentuk Soal

Obyektif / PG

Aspek dan Nomor Soal

Pengetahuan Pemahaman Penerapan

 Siswa dapat

Menurut Anas Sudijono (2011:163), validitas adalah salah satu ciri

yang menandai tes hasil belajar yang baik. Suatu tes dikatakan valid

apabila tes itu betul-betul mengukur apa yang hendak diukur. Validitas

pada penelitian ini menggunakan expert judgement yaitu validitas isi,

dimana isi dari validitas sesuai dengan materi yaitu sifat-sifat cahaya serta

bahan atau isi instrumen sudah dikonsultasikan kepada orang yang lebih

ahli, dalam hal ini adalah dosen pembimbing dan guru kelas. Dari uraian di

atas dapat disimpulkan suatu tes yang valid diharapkan reliabel. Jadi

(67)

dan reliabel tersebut telah disusun berdasarkan perencanaan yang baik dan

dapat dipertanggungjawabkan. Jadi sudah dinyatakan valid dan memenuhi

reliabilitas.

E. Analisis Data

Kondisi awal prestasi belajar siswa dan akhir kondisi yang diharapkan

adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Target Dalam Penelitian

No Peubah Indikator Kondisi Awal

Kondisi pada akhir siklus

Siklus I Siklus II

1 Prestasi belajar

(68)

Nilai (k)= Total Skor x 2

Pengumpulan data berdasarkan hasil tes kinerja dan tes tertulis, yaitu

sebagai berikut:

1. Tes Kinerja

Penilaian menggunakan rubrik penilaian kinerja yang terdiri dari 5

aspek. Bobot penyekoran tiap aspek yaitu 1-4. Secara lengkapnya yaitu

sebagai berikut:

Tabel 6 : Rubrik Penilaian Kinerja

Lingkari angka dalam kolom skor tiap aspek dengan kemampuan siswa.

No Nama Skor Tiap Aspek Yang Dinilai Total

Keterangan tiap aspek yang dinilai:

Pembobotan Skor :

A = Partisipasi dalam kelompok

B = Kerjasama dalam kelompok

C = Kelengkapan alat dan bahan

D = Ketrampilan menggunakan alat dan bahan

E = Keberanian mengemukakan hasil diskusi

Keterangan :

Skor 1 = Kurang

Skor 2 = Cukup

Skor 3 = Baik

(69)

Hasil nilai kinerja didapat dari nilai pertemuan 1 dan pertemuan 2.

perumusannya yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

k1 = nilai tes kinerja pertemuan 1

k1 = nilai tes kinerja pertemuan 2

2. Tes Tertulis

Tes tertulis menggunakan lembar evaluasi yang berbentuk soal pilihan

ganda yang berjumlah 15 soal. Jika benar skor 1 dan jika salah skor 0, jadi

jumlah skornya adalah 1 x 15 = 15

3. Nilai Akhir Siklus (Memperhitungkan Nilai Tes Kinerja)

Hasil nilai akhir siklus yang memperhitungkan nilai tes kinerja baik

siklus I maupun siklus II didapat dari nilai tes tertulis dan nilai tes kinerja,

yaitu perumusannya sebagai berikut:

Bobot penghitungan nilai tes kinerja dan tes tertulis:

Tes Kinerja = 40

Tidak memperhitungkan nilai tes kinerja

(70)

4. Cara menghitung nilai rata-rata kelas setiap siklus.

n N

N  

Keterangan:

N = rata-rata

N

 = jumlah nilai akhir siklus siswa

n = jumlah siswa

5. Cara menghitung persentase KKM setiap siklus.

% KKM = jumlah nilai siswa yang mencapai KKM Jumlah siswa

(71)

54 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Prestasi

Belajar Dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing Pada

Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri CancanganSemester 2 Tahun

Pelajaran 2010/2011” dilaksanakan selama dua minggu. masing-masing

siklus terdiri dua pertemuan. Penelitian dimulai pada tanggal 28 April 2011

sampai dengan 9 Mei 2011.

1. Siklus I

a. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada

hari Kamis, 28 April 2011 dan hari Senin, 2 Mei 2011 di kelas V SD

Negeri Cancangan Sleman dengan jumlah siswa 29 orang. Kegiatan

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode

Discovery-Inquiry Terbimbing dan berpedoman pada rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah dibuat. Pada waktu kegiatan pembelajaran

pertemuan 1 maupun pertemuan 2 berlangsung peneliti melakukan

penilaian kinerja terhadap siswa di dalam kelompok. Aspek yang

Gambar

Gambar 2. Seorang anak mencoba membuktikan bahwa cahaya dapat
Gambar 1.   Seorang anak membuktikan bahwa
Gambar 2. Seorang anak mencoba membuktikan
Gambar 3.   Seorang anak sedang bercermin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bantarsari Bantarsari APBD 71,000,000 Pengadaan B/J April 2012 1 Paket 4 Pembangunan Saluran Drainase Karangsari Desa Karangsari Kec.. Telaga Bening Desa

Buñuel’in çağdaşı, hatta bir dönem sürrealist grupla da vakit geçirmiş Fran- sız psikanalist Jacques Lacan diyordu, arzu nesneleri aslında birer yansımamızdır aynadaki

- Mklumt pengetahuan sns mengenai apa, kemahiran proses sains mengenai bagaimana tntang sains.. - Mmebolehkn mrd bina soalan & cari jwpn scara

Dalam pelaksanaan wayfinding, kita dapat mengaitkan tatanan lingkungan fisik dengan perilaku yang ditunjukkan oleh manusia untuk menemukan serangkaian jalur yang akan

[r]

Kemudian mesin akan menjalankan proses demi proses, indikator status menunjukkan keadaan masukan dan keluaran PLC dan animasi pada Intellution sesuai dengan

Pada penelitian ini, data 3D keluaran dari sensor kamera RGB- D digunakan untuk mengendalikan lengan robot agar dapat bergerak menirukan gerakan natural lengan

Rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat melimpah yang telah diberikan pada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dan laporan yang berjudul