• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik water heater dengan panjang pipa 14 meter, diameter 0,5 inci, dan penangkap kalor gas buang - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Karakteristik water heater dengan panjang pipa 14 meter, diameter 0,5 inci, dan penangkap kalor gas buang - USD Repository"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARAKTERISTIK

WATER HEATER

DENGAN PANJANG

PIPA 14 METER, DIAMETER 0,5 INCI, DAN PENANGKAP

KALOR GAS BUANG

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin

Diajukan oleh

ADITYA SRI YUNIANTO

NIM : 105214012

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii

CHARACTERISTIC OF WATER HEATER WITH PIPE

14 METERS IN LENGTH, 0.5 INCHES IN DIAMETER, AND

AN EXHAUST GAS HEAT CATCHER

FINAL PROJECT

As partial fulfilment of the requirement

to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering

By

ADITYA SRI YUNIANTO

Student Number : 105214012

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

(3)

iii

KARAKTERISTIK

WATER HEATER

DENGAN PANJANG

PIPA 14 METER, DIAMETER 0,5 INCI, DAN PENANGKAP

KALOR GAS BUANG

Dipersiapkan dan disusun oleh :

NAMA : ADITYA SRI YUNIANTO

NIM : 105214012

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 9September 2014

Susunan Dewan Penguji

Nama lengkap Tanda tangan

Ketua ::: Dr. Asan Damanik ………

Sekretaris : Doddy Purwadianto, S.T., M.T. ………

Anggota : Ir. PK Purwadi, M.T. ………

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Yogyakarta, 9 September 2014

(4)
(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 9 September 2014

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Aditya Sri Yunianto Nomor Mahasiswa : 105214012

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

Karakteristik water heater dengan panjang pipa 14 meter, diameter 0,5 inci, dan penangkap kalor gas buang

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media yang lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 9 September 2014 Yang menyatakan

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas anugerah dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana S-1 Teknik Mesin di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma. Judul yang diangkat oleh penulis untuk Skripsi ini adalah Karakteristik Water Heater Dengan Panjang Pipa 14 Meter, Diameter 0,5 Inchi dan Penangkap Kalor Gas Buang

Dalam penyelesaian Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.

2. Ir. PK. Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

3. A Prasetyadi, S.Si., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

4. Seluruh Staf Pengajar di Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma.

(8)

viii

6. Kekasih hati Errika Damayanti atas dukungan moral pengertian selama mendapat kesulitan.

7. FX. Bramantya Sri Febriyanto sebagai adik, serta keluarga besar Mitro Hardjono dan Broto Rahardjo yang selalu memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

8. Keluarga Besar Mahasiswa Teknik Mesin, terimakasih atas kebersamaannya dalam menempuh proses akademik dan perkuliahan.

9. Keluarga kos Wisma Tenang (Edy, Bendot, Hendri, Virly, Novri, Yudi, Sigit), terimakasih dalam kebersamaannya.

10.Seluruh Staf Sekretariat Fakultas Sains dan Teknologi USD.

11.Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian Skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk dapat membantu dalam penyempurnaan Skripsi ini. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang telah membacanya dan dapat memberikan pengetahuan khususnya dalam bidang Teknik.

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

TITLE PAGE ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERNYATAAN PEMPUBLIKASIAN KARYA ... vi

(10)

x

5.2.1. Perhitungan laju aliran kalor yang diberikan gas LPG ... 59

5.2.2. Perhitungan Kecepatan air rata-rata (Um) ... 61

5.2.3. Perhitungan laju aliran massa air (mair) ... 63

5.2.4. Perhitungan laju aliran kalor yang diterima air ... 64

5.2.5. Efisiensi Water Heater ... 66

5.3. Hasil perhitungan pengujian alat pada water heater ... 67

5.4. Pembahasan ... 74

(11)

xi

6.1. Kesimpulan ... 82

6.2. Saran ... 84

6.3. Daftar Pustaka... 86

6.4. Lampiran ... 87

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perpindahan kalor konduksi dari titik A menuju B ... 7

Gambar 2.2 Perpindahan kalor konveksii dari titik B menuju C ... 8

Gambar 2.3 Perpindahan kalor radiasi dari udara lingkungan menuju titik A.... 9

Gambar 2.4 Media pembakar dengan bahan bakar LPG, low pressure ... 19

Gambar 2.5 Media pembakar menggunakan bahan bakar LPG, high pressure .. 19

(13)

xiii

Gambar 3.17 Meteran... 41

Gambar 3.18 Jangka sorong ... 42

Gambar 3.19 Memotong pipa tembaga ... 42

Gambar 3.20 Pembentukan pipa tembaga ... 43

Gambar 3.21 Pembentukan lingkaran ... 44

Gambar 3.22 Penyambungan kerangka... 44

Gambar 3.23 Membuat lubang untuk paku keling ... 45

Gambar 3.24 Membuat lubang tabung water heater ... 45

Gambar 3.25 Tabung bagian dalam ... 46

Gambar 3.26 Pemasangan pipa penangkap kalor gas buang ... 46

Gambar 3.27 Memasang tabung bagian luar... 47

Gambar 3.28 Penyambungan dua pipa dengan las tembaga ... 48

Gambar 3.29 Membuat tutup tabung ... 48

Gambar 3.30 Membuat tabung diameter 100 mm ... 49

Gambar 3.31 Hasil akhir pembuatan water heater ... 49

Gambar 4.1 Pipa tembaga yang sudah diroL ... 50

Gambar 4.2 Pipa penangkap kalor gas buang dan tabung bagian dalam ... 51

Gambar 4.3 Water heater tampak bawah ... 51

Gambar 4.4 Water heater tampak samping atas ... 52

Gambar 4.5 Skema penelitian water heater ... 53

Gambar 5.1 Hubungan debit air dengan suhu air keluar (kondisi gas maksimum, mgas max = 0,028 kg/menit) ... 70

Gambar 5.2 Hubungan debit air dengan suhu air keluar (kondisi gas medium, mgas med = 0,022 kg/menit) ... 70

Gambar 5.3 Hubungan debit air dengan suhu air keluar (kondisi gas low, mgas low = 0,013 kg/menit) ... 71

Gambar 5.4 Hubungan debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air (kondisi gas maksimum, mgas max = 0,028 kg/menit) ... 71

Gambar 5.5 Hubungan debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air (kondisi gas medium, mgas med = 0,022 kg/menit) ... 72

(14)

xiv

air (kondisi gas low, mgas low = 0,013 kg/menit) ... 72

Gambar 5.7 Hubungan debit air dengan efisiensi (kondisi gas

maksimum, mgas max = 0,028 kg/menit) ... 73

Gambar 5.8 Hubungan debit air dengan efisiensi (kondisi gas

medium, mgas med = 0,022 kg/menit) ... 73

Gambar 5.9 Hubungan debit air dengan efisiensi (kondisi gas

low, mgas low = 0,013 kg/menit) ... 74

Gambar 5.10 Hubungan debit air dengan suhu air keluar (Tout)

pada kondisi gas maksimum, medium, dan low ... 79

Gambar 5.11 Hubungan debit air dengan laju aliran kalor yang diterima

air (qair) pada kondisi gas maksimum, medium dan low ... 80

Gambar 5.12 Hubungan debit air dengan efisiensi (η) water heater

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai konduktivitas termal/bahan ... 10

Tabel 2.2 Sifat – sifat bahan logam pada suhu 20 °C ... 11

Tabel 2.3 Sifat – sifat bahan bukan logam ... 12

Tabel 2.4 Daya pemanasan dan efisiensi berbagai macam bahan bakar ... 15

Tabel 2.5 Komposisi udara dalam keadaan kering ... 16

Tabel 5.1 Hasil pembakaran gas ... 57

Tabel 5.2 Hasil pengujian pada kondisi gas maksimum ... 57

Tabel 5.3 Hasil pengujian pada kondisi gas medium ... 58

Tabel 5.4 Hasil pengujian pada kondisi gas low ... 58

Tabel 5.5 Hasil pengujian pada kondisi gas maksimum, medium, dan low ... 59

Tabel 5.6 Data hasil perhitungan water heater pada kondisi gas maksimum ... 68

Tabel 5.7 Data hasil perhitungan water heater pada kondisi gas medium ... 68

Tabel 5.8 Data hasil perhitungan water heater pada kondisi gas low ... 69

(16)

xvi

ABSTRACT

The purpose of the LPG water heater with exhaust gas catcher with as follows (a) to make a water heater with an energy source called LPG (b) to determine the characteristic of LPG water heater that has been made, for the example : (1) to determine the rate of heat flow given by LPG (2) to determine the relation between water debit which enter the water heater and the temperature which go out from the water heater (3) to determine the relationship between water discharge rate of heat transfer to the water received (4) to determine the efficiency of the water heater that produces water exit temperature of the water heater by 37 – 41 °C.

Research and implementation in Mechanical Engineering Laboratory USD, while the limits in the manufacture of LPG water heater with exhaust gas catcher, such as (a) intake temperature of water which enter the water heater equal with water temperature in wells (b) pipe material which is used in this device is a pipe copper with an inner diameter of 0.5 inches and a length of 14 meters (c) the temperature of the hot water is in range 37 – 41 °C with a minimum flow of 6 liters per minute (d) using 2 layers of tube with perforated material galvalum and (e) using coil with 3 meter long pipe to be heated by the exhaust gas before entering the water heater (f) water pipeline was given a copper pipe fins from materials that have a length of 0.25 meters and inside diameter 0.5 inches (g) source of thermal energy from LPG. Variation was made depend on the size of the incoming flow of water with 10 variations of discharge into the water heater with a gas discharge maximum, medium, and low (a) water heater with a gas condition of maximum, medium, and low are made to compete with the existing water heater in the market and able to meet the target with the minimum of 6 liters discharge outlet temperature range 37 – 41 °C (b) the rate of LPG heat flow supplied to the condition of maximum of 0.028 kg/minute, the rate of LPG heat flow supplied to the medium condition of 0.022 kg/minute, LPG heat flow supplied to the low condition of 0.013 kg/minute (c) the best results among the intake water flow to the outflow water temperature of the water heater is a water heater with a maximum gas conditions the best result among the incoming water discharge with a flow rate of heat received water is the water heater with the maximum gas conditions (e) best results between the incoming water discharge with efficiency of the water heater is water heater with maximum gas conditions (f) at water temperature between 37 – 41 °C water heater with the condition of maximum discharge capable of producing gas 19,68 liters/minute with efficiency of 74.29 %, on the conditions of gas medium able to produce 13.2 liters/minute with the efficiency of 64,92 %, on the conditions of gas low capable to of producing 5,52 liters/minute with efficiencies of 41,32 %.

(17)

xvii

ABSTRAK

Tujuan water heater dengan penangkap kalor gas buang berbahan bakar LPG adalah sebagai berikut (a) membuat water heater dengan sumber energi gas LPG (b) mengetahui karakteristik dari water heater gas LPG yang telah dibuat antara lain (1) mengetahui laju aliran kalor yang diberikan gas LPG (2) mengetahui hubungan antara debit air yang masuk dengan suhu air yang keluar dari water heater (3) mengetahui hubungan antara debit air dengan laju perpindahan kalor yang diterima air (4) mengetahui efisiensi dari water heater

yang menghasilkan suhu air keluar water heater sebesar 37 – 41 °C.

Penelitian dan pelaksanaan di Laboratorium Teknik Mesin USD, adapun batasan – batasan dalam pembuatan water heater menggunakan penangkap kalor gas buang berbahan bakar LPG antara lain (a) suhu air yang masuk water heater

sama dengan suhu air sumur (b) bahan pipa yang digunakan adalah pipa tembaga dengan diameter dalam 0,5 inci dan panjang 14 meter (c) suhu air panas yang dihasilkan berkisar (37 – 41 °C) dengan debit minimal 6 liter per menit (d) menggunakan 2 lapisan tabung dengan bahan galvalum dan berlubang (e) menggunakan lilitan pipa dengan panjang 3 meter yang akan dipanaskan oleh gas buang sebelum masuk water heater (f) saluran pipa air diberi sirip dari bahan pipa tembaga yang mempunyai panjang 0,25 meter dan diameter dalam 0,5 inci (g) sumber energi panas dari gas LPG. Variasi dilakukan terhadap besar kecilnya debit air yang masuk dengan 10 variasi debit yang masuk ke dalam water heater dengan debit gas maksimum, medium, dan low (a) water heater dengan kondisi gas maksimum, medium, dan low yang dibuat mampu bersaing dengan water heater

yang ada di pasaran dan mampu memenuhi target dengan debit minimal 6 liter pada suhu keluar berkisar 37 – 41 °C (b) laju aliran kalor yang diberikan gas LPG untuk kondisi maksimum sebesar 0,028 kg/menit, laju aliran kalor yang diberikan gas LPG untuk kondisi medium sebesar 0,022 kg/menit, aliran kalor yang diberikan gas LPG untuk kondisi low sebesar 0,013 kg/menit (c) hasil terbaik antara debit air yang masuk dengan suhu air yang keluar dari water heater adalah

water heater dengan kondisi gas maksimum (d) hasil terbaik antara debit air yang masuk dengan laju aliran kalor yang diterima air adalah water heater dengan kondisi gas maksimum (e) hasil terbaik antara debit air yang masuk dengan efisiensi dari water heater adalah water heater dengan kondisi gas maksimum (f) pada suhu air keluar antara 37 – 41 °C water heater dengan kondisi gas maksimum mampu menghasilkan debit 19,68 liter/menit dengan efisiensi sebesar 74,29 %, pada kondisi gas medium mampu menghasilkan debit 13,2 liter/menit dengan efisiensi sebesar 64,92 %, pada kondisi gas low mampu menghasilkan 5,52 liter/menit dengan efisiensi sebesar 41,32 %.

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini perkembangan di bidang teknologi mengalami kemajuan.

Dengan kemajuan teknologi manusia semakin mudah memenuhi kebutuhan

hidupnya untuk mendapatkan kenyamanan dan kualitas hidup yang lebih baik.

Kemajuan teknologi dapat menyelesaikan masalah-masalah terhadap penyediaan

kebutuhan bagi masyarakat yang menginginkan kualitas hidup yang lebih baik.

Salah satu kebutuhan masyarakat tersebut adalah kebutuhan akan tersedianya air

panas. Kebutuhan akan air panas saat ini tidak dapat dipungkiri, banyak orang

memerlukan air panas baik untuk kebutuhan pribadi, rumah tangga, dan produksi.

Air panas untuk kebutuhan pribadi misalnya untuk membuat minuman panas dan

makanan cepat saji. Air panas dalam skala rumah tangga banyak digunakan untuk

mandi para orang yang sudah tua, untuk bayi, untuk orang sakit, dan untuk mandi

para pekerja yang pulang malam. Mandi air hangat dapat memberikan kehangatan

pada tubuh serta dapat melebarkan pori-pori kulit tubuh. Untuk keperluan

produksi, air panas dapat digunakan untuk mensterilkan botol minuman pada

pabrik produsen minuman botol, untuk membersihkan peralatan-peralatan yang

dipergunakan di ruang operasi di rumah sakit, untuk mengisi kolam renang air

panas dan untuk melepaskan bulu-bulu ayam di tempat pemotongan ayam.

Salah satu alat yang digunakan untuk menghasilkan air panas adalah

pemanas air atau water heater. Pembuatan alat ini berdasarkan akan kebutuhan air

(19)

teknologi, semakin banyak pula penemuan alat pemanas air modern yang lebih

canggih, efektif dan efisien.

Di pasaran ada beberapa model water heater yaitu water heater dengan

sumber panas tenaga surya atau matahari, listrik, dan water heater dengan sumber

panas dari gas LPG. Water heater dari gas LPG memiliki beberapa keunggulan

dalam pemanasan air bila dibandingkan dengan water heater yang lain.

Keunggulan water heater dari gas LPG adalah pemanasan air yang terjadi

mempunyai waktu yang relatif lebih singkat dan dapat digunakan dimanapun dan

kapanpun sehingga kebutuhan akan air panas dapat tercukupi. Dikatakan dapat

dipergunakan dimanapun karena water heater gas LPG ini dapat dipakai di

berbagai tempat, seperti di hotel, rumah sakit, perindustrian, dan rumah tangga.

Dapat dikatakan kapanpun karena water heater gas LPG dapat digunakan ketika

listrik padam atau di daerah yang tidak ada aliran listrik, di malam hari atau siang

hari pada saat cuaca yang mendung. Selain itu water heater gas LPG, lebih cepat

memanaskan air, sehingga tidak perlu waktu untuk menunggu. Demikian juga

tidak terbatas dengan jumlah air panas yang akan dipergunakan untuk mandi.

Dibandingkan dengan pemanas energi surya, water heater gas LPG kurang

ramah lingkungan, karena menghasilkan gas buang hasil pembakaran gas LPG.

Selain itu gas LPG akan habis bila dipakai terus menerus sehingga memerlukan

waktu untuk pengisian gas kembali, berbeda dengan energi surya yang tidak akan

pernah habis. Bila dibandingkan dengan pemanas energi listrik, water heater gas

LPG lebih hemat listrik, tetapi ada biaya yang dipergunakan untuk membeli gas

(20)

penggunaan energi listrik karena energi kalor yang dihasilkan dari pembakaran

gas LPG lebih besar daripada energi kalor yang dihasilkan oleh energi listrik,

hanya saja kurang ramah lingkungan. Dalam perancangan water heater gas LPG,

panjang pipa mempengaruhi panas atau kalor yang dihasilkan water heater,

karena permukaan yang terpapar oleh api akan semakin banyak dan suhu air akan

meningkat dengan cepat. Hal itu akan berdampak pada meningkatnya efisiensi

terhadap waktu dan efektifitas terhadap kerja yang dilakukan tersebut.

Dengan latar belakang di atas penulis termotivasi dan terdorong untuk

mendalami water heater gas LPG dengan cara melakukan pembuatan dan

penelitian tentang water heater. Panjang pipa yang dipakai 14 meter, diameter 0,5

inci dan dengan lilitan pipa sepanjang 3 meter untuk menangkap kalor dari gas

buang. Diharapkan water heater yang dihasilkan dapat bersaing dengan water

heater yang ada di pasaran atau dapat menghasilkan suhu air keluar water heater

lebih tinggi dari suhu air keluar water heater yang ada di pasaran dengan debit

yang sama.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tentang water heater dengan panjang pipa 14 meter,

diameter 0,5 inci dan dengan lilitan pipa pemanas sepanjang 3 meter untuk

menangkap kalor dari gas buang adalah mengetahui karakteristik water heater

yang meliputi :

a. Membuat alat water heater dengan sumber energi gas LPG.

(21)

1. Mengetahui laju aliran kalor yang diberikan gas LPG.

2. Mengetahui hubungan antara debit air yang masuk dengan suhu air

yang keluar dari water heater.

3. Mengetahui hubungan antara debit air dengan laju perpindahan kalor

yang diterima air.

4. Mengetahui hubungan antara debit air dengan efisiensi dari water

heater.

5. Mengetahui besarnya debit air dan efisiensi water heater yang

menghasilkan suhu air keluar water heater sebesar 37 - 41 °C.

1.3. Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah yang diambil dalam pembuatan peralatan

penelitian ini adalah :

a. Suhu air yang masuk water heater sama dengan suhu air sumur.

b. Bahan pipa yang digunakan adalah pipa tembaga dengan diameter dalam 0,5

inci dan panjang 14 meter.

c. Suhu air panas yang dihasilkan berkisar (37 – 41 °C) dengan debit minimal

6 liter per menit.

d. Menggunakan 2 lapisan tabung dengan bahan galvalum dan berlubang.

e. Menggunakan lilitan pipa dengan panjang 3 meter yang akan dipanaskan

oleh gas buang sebelum masuk water heater.

f. Saluran pipa air diberi sirip dari bahan pipa tembaga yang mempunyai

panjang 0,25 meter dan diameter dalam 0,5 inci.

(22)

1.4. Manfaat

Manfaat penelitian tentang peralatan pemanas air dengan sumber panas dari

gas LPG ini meliputi :

a. Manfaat Teoritis

1. Memperoleh data karakteristik tentang water heater buatan sendiri dengan

spesifikasi panjang pipa 14 meter, diameter 0,5 inci, dan lilitan pipa

sepanjang 3 meter untuk menangkap kalor dari gas buang.

2. Menjadi pedoman dan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan

penelitian tentang water heater.

b. Manfaat Praktis

1. Dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan

tentang penukar kalor khususnya tentang water heater.

2. Dapat digunakan untuk menghasilkan kebutuhan air panas untuk memenuhi

(23)

6

BAB II

DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori

2.1.1. Perpindahan kalor

Perpindahan kalor atau heat transfer adalah ilmu untuk meramalkan

perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda

atau material. Kalor suatu benda tergantung pada suhu benda tersebut. Semakin

tinggi suhu benda, maka semakin besar kalor yang dikandungnya. Kalor

berpindah dari tempat yang bersuhu tinggi ke tempat yang bersuhu rendah.

Perpindahan kalor ada 3 cara yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

a. Perpindahan Kalor Konduksi

Perpindahan kalor konduksi menurut Kreith adalah proses di mana panas

mengalir dari daerah yang bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih

rendah di dalam satu medium baik dalam bentuk padat, cair, dan gas atau antara

medium-medium/ benda-benda yang berlainan bersinggungan menjadi satu.

Berdasarkan teori partikel, partikel penyusun benda yang bersuhu tinggi

mempunyai energi kinetik yang tinggi pula. Hal ini berarti partikelnya bergerak

dengan cepat. Sebaliknya pada benda yang bersuhu rendah, partikel-partikelnya

bergerak lebih lambat. Dari hasil percobaan para ahli, ternyata ditemukan ada

benda yang dapat menghantarkan kalor dengan baik dan ada benda yang sukar

menghantarkan kalor. Pada water heater perpindahan kalor secara konduksi

terjadi pada permukaan luar pipa ke permukaan bagian dalam pipa, dari sirip ke

(24)

Gambar 2.1 Perpindahan kalor konduksi dari titik A menuju B

b. Perpindahan Kalor Konveksi

Perpindahan kalor konveksi adalah perpindahan energi kalor yang diikuti

gerak partikel-partikel zat perantara atau mediumnya. Konveksi terjadi akibat

adanya ekspansi thermal dan konduksi. Konveksi merupakan fluida yang

berpindah akibat adanya perbedaan suhu di fluida tersebut. Ekspansi thermal

adalah sifat yang berasal dari sustansi yang bersuhu tinggi di mana

partikel-partikel sustansi tersebut volumenya meluas atau membesar akibat kalor yang

diterima. Pada perpindahan kalor ini dapat terjadi pada zat cair dan gas. Contoh

perpindahan kalor konveksi pada zat cair adalah pada saat kita memasak air,

meskipun yang dipanaskan hanya air bagian bawah namun air bagian atas dapat

berubah suhunya. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi aliran kalor dari air bagian

bawah ke air bagian atas. Sedangkan perpindahan kalor konveksi di udara adalah

terjadinya angin laut pada siang hari dan angin darat pada malam hari. Angin laut

dan darat terjadi karena adanya perbedaan suhu antara laut dengan darat yang tembaga

air

B

A

A

A

A

B

B

(25)

menyebabkan perbedaan massa jenis udara diatas permukaan darat dan

permukaan laut. Pada water heater perpindahan kalor secara konveksi dapat

ditemukan pada permukaan dalam pipa yang mengalirkan panas ke air di dalam

pipa.

Gambar 2.2 Perpindahan kalor konveksi dari titik B menuju C

c. Perpindahan Kalor Radiasi

Perpindahan kalor radiasi menurut Koestoer, R. A adalah perpindahan kalor

melalui gelombang elektromagnet atau paket-paket energi (photon) yang dapat

mengalir atau berpindah sangat jauh tanpa memerlukan interaksi dengan medium

atau tanpa bersinggungan. Contoh perpindahan kalor radiasi adalah panas sinar

matahari yang sampai ke bumi dan kalor yang sampai ke tubuh kita saat kita

menyalakan api unggun. Pada water heater perpindahan kalor secara radiasi

terjadi pada tabung bagian dalam menuju ke bagian luar pipa pemanas, tabung

bagian dalam menuju tabung bagian luar, dari tabung bagian luar ke udara di

sekitar alat pemanas air.

tembaga

air

B

B

C

B

B

(26)

udara lingkungan udara lingkungan

Gambar 2.3 Perpindahan kalor radiasi dari udara lingkungan menuju titik A

2.1.2. Perancangan Pipa

Ada beberapa hal yang dipertimbangkan dalam perancangan saluran air,

diantaranya adalah (a) pemilihan bahan (b) pemilihan diameter pipa (c) pemilihan

geometri pipa pemanas

a. Pemilihan bahan

Pemilihan bahan pipa harus memiliki nilai konduktivitas termal yang

tinggi. Sehingga bahan mampu mengalirkan kalor konduksi yang besar, mampu

memindahkan kalor yang diterima dari api menuju fluida yang mengalir di dalam

pipa. Konduktivitas termal suatu benda adalah kemampuan suatu benda untuk

memindahkan kalor melalui benda tersebut. Benda yang memiliki konduktivitas

termal (k) besar merupakan penghantar kalor yang baik (konduktor termal yang

baik). Sebaliknya, benda yang memiliki konduktivitas termal kecil merupakan

penghantar kalor yang buruk (konduktor termal yang buruk). Semakin tinggi nilai tembaga

air

A

A

A

(27)

konduktivitas termal bahan, semakin besar laju aliran kalornya. Pemilihan saluran

air juga harus mempertimbangkan harga dari bahan saluran pipanya. Artinya

harga terjangkau. Selain itu bahan pipa juga tidak boleh berkarat, sebab kalau

berkarat, akan dapat mengotori air yang mengalir dan pipa akan dapat cepat

bocor. Titik lebur bahan pipa juga harus tinggi, agar ketika dibakar bahan pipa

tidak melebur atau meleleh.

Tabel 2.1 Nilai konduktivitas termal/bahan (Holman, 1995)

No Bahan Nilai konduktivitas termal Suhu titik lebur

Watt/m.ºC °C

1 Perak (murni) 410 400

2 Tembaga (murni) 385 600

3 Aluminium (murni) 202 400

4 Nikel (murni) 93 1455

5 Besi (murni) 73 1200

6 Baja karbon, 1% C 43 1200

7 Timbal (murni) 35 327

Berdasarkan Tabel 2.1, dipilih bahan pipa dari tembaga yang memiliki

nilai konduktivitas termal yang tinggi dengan harga yang terjangkau.

b. Pemilihan diameter pipa

Pemilihan diameter pipa juga merupakan hal yang penting karena semakin

kecil diameter pipa, daya pompanya semakin besar. Semakin kecil diameter pipa

akan semakin besar hambatannya. Ukuran diameter pipa dipilih sedemikian

sehingga tidak menghasilkan daya pompa yang besar, tetapi harga jual water

heater dapat terjangkau.

(28)

Dalam perancangan water heater dibuat pipa dengan bentuk spiral karena

akan meminimalkan hambatan yang terjadi ketika air mengalir. Dalam

pembentukan saluran pipa tidak dibuat pipa yang melengkung tajam agar

hambatan yang dihasilkan tidak besar. Apabila terjadi pembelokan saluran, sudut

pembelokan diusahakan lebih besar dari sudut 90°. Hal ini dimaksudkan agar

gesekan yang terjadi antara fluida dan pipa semakin kecil dan daya pompa yang

diperlukan untuk mendorong air lebih kecil.

Dengan saluran air berbentuk spiral, proses perpindahan kalor dari api ke

permukaan luar pipa pemanas dapat berlangsung dengan baik. Seluruh permukaan

luar pipa akan terkena api atau aliran gas panas hasil proses pembakaran.

2.1.3.Konduktor dan Isolator

Dari hasil percobaan para ahli, ternyata ditemukan ada benda yang dapat

menghantarkan kalor dengan baik dan ada benda yang sukar menghantarkan

kalor. Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor tersebut, benda dibedakan

menjadi dua yaitu : (a) Konduktor dan (b) Isolator

a. Konduktor

Konduktor adalah benda-benda yang mudah menghantarkan kalor dari

suatu tempat ke tempat yang lain. Contohnya adalah besi, alumunium, tembaga,

seng. Nilai sifat-sifat dari berbagai bahan dari logam dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Sifat - sifat bahan logam pada suhu 20°C Holman1995)

No Bahan k (W/mºC) cp (kJ/kg.˚C) ρ (kg/m3) α (m2/s)

1 Perak 419 0,2340 10524 17,004 x 10-5

(29)

Lanjutan Tabel 2.2

Isolator adalah benda-benda yang tidak dapat menghantarkan kalor dari

suatu tempat ke tempat yang lain. Contoh benda yang termasuk isolator adalah

kayu, kain, gabus, dan air. Pada penelitian ini isolator diperlukan agar kalor hasil

proses pembakaran bahan bakar tidak banyak keluar dari water heater. Isolator

yang digunakan adalah udara karena udara tidak menghambat suplai oksigen dari

luar water heater masuk ke dalam water heater melalui saluran udara masuk.

Water heater ini memiliki tiga tabung yang berdiameter berbeda. Proses

pembakaran terjadi di dalam tabung yang berdiameter kecil. Agar panas yang

dihasilkan tidak banyak keluar diperlukan isolator. Yang dapat digunakan sebagai

isolator adalah udara yang terdapat diantara tabung berdiameter kecil dan tabung

berdiameter besar.

Tabel 2.3 Sifat-sifat bahan bukan logam (Holman, 1995)

(30)

2.1.4. Sirip

Pada umumnya sirip sering digunakan pada alat penukar kalor untuk

mendistribusikan kalor yang memiliki suhu tinggi ke suhu rendah melalui media.

Material sirip biasanya harus mempunyai konduktivitas termal yang tinggi

sehingga dapat membantu perpindahan panas dari sumber api ke air. Semakin

besar dan banyak sirip yang dipasang maka semakin besar pula kalor yang

dipindahkan. Sirip dalam water heater digunakan untuk membantu mempercepat

terjadinya kenaikan suhu di permukaan pipa-pipa penyalur air, karena sirip water

heater terbuat dari tembaga yang memiliki sifat konduksi yang baik, sirip

menyerap panas dari pembakar dengan baik kemudian menyalurkan pada

pipa-pipa penyalur air untuk menaikkan suhu pada air yang mengalir di dalam pipa-pipa.

Sirip mengakibatkan luas permukaan yang bersentuhan dengan fluida

menjadi lebih besar, sehingga proses perpindahan kalor konveksi menjadi lebih

besar. Kalor konveksi berpindah dari udara panas ke pipa saluran air.

2.1.5. Perancangan Tabung Water Heater

Ada beberapa hal yang dipertimbangkan dalam perancangan tabung water

heater, diantaranya adalah (a) pemilihan bahan (b) pemilihan diameter tabung.

a. Pemilihan bahan

Dalam perancangan tabung water heater dipilih bahan dari galvalum.

Galvalum merupakan material berbahan dasar besi dengan campuran aluminium

dan zinc. Galvalum dipilih karena mampu menahan kalor pada suhu yang sangat

tinggi dan tahan karat.

(31)

Dalam perancangan water heater dibuat tabung dengan bentuk silinder

karena disesuaikan dengan bentuk pipa pemanas yang berbentuk spiral dan

disesuaikan juga dengan kompor yang berbentuk melingkar. Tabung water heater

yang berbentuk silinder dimaksudkan agar proses pembakaran akan menjadi

maksimal. Tabung water heater juga dibuat lubang-lubang untuk mensuplai

oksigen agar masuk kedalam yang akan digunakan dalam proses pembakaran.

Semakin banyak lubang pada tabung water heater maka proses pembakaran akan

semakin maksimal.

2.1.6. Bahan Bakar

Proses pembakaran pada penelitian ini menggunakan bahan bakar dari gas

yaitu gas LPG (Liquified Petroleum Gas). Liquified Petroleum Gas atau LPG

adalah campuran dari beberapa unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Di

dalam LPG terdapat gas yang dipampatkan yang berubah ke fasa cair karena

tekanan di dalam tabung LPG ditingkatkan dan suhu diturunkan. Di dalam LPG

terdapat komponen yaitu propana

C3H8

dan butana

C4H10

, dengan komposisi

kurang lebih sebesar 99 %, selebihnya adalah gas pentana

C5H12

yang

dicairkan. Perbandingan komposisi propana dan butana adalah 30 : 70. LPG lebih

berat dari udara dengan berat jenis sekitar 2,01 (dibandingkan dengan udara).

Tekanan uap LPG cair dalam tabung sekitar 5 – 6,2 2

cm kg

. Nilai kalori sekitar :

21.000 BTU/lb. zat mercaptan umumnya ditambahkan ke LPG untuk memberikan

bau khas, supaya kalau terjadi kebocoran, dapat segera terdeteksi dengan cepat

(32)

LPG memiliki daya pemanasan yang lebih baik jika dibandingkan dengan

minyak tanah, arang, kayu bakar, dan gas kota karena memiliki daya pemanasan

sebesar 11900 kkal/kg dengan efisiensi sebesar 60 %.

Tabel 2.4 Daya pemanasan dan efisiensi berbagai macam bahan bakar (sumber:

htpp://kemahasiswaan.um.ac.id/wp- content/uploads/2010/pkm/alL-10-um-intan-tips-menggunakan-tabung-lpg-.pdf)

Bahan Bakar Daya Pemanasan Efisiensi alat masak

%

Kayu bakar 4000 kkal/kg 15

Arang 8000 kkal/kg 15

Minyak tanah 11000 kkal/kg 40

Gas kota 4500 kkal/kg 55

LPG 11900 kkal/kg 60

Listrik 860 kkal/kwh 60

2.1.7. Proses Pembakaran LPG

Pembakaran adalah reaksi kimia antara oksigen dengan unsur bahan bakar.

Oksigen didapat dari udara luar yang digunakan untuk berlangsunya poroses

pembakaran. Sedangkan unsur bahan bakarnya adalah LPG (Liquefied Petroleum

Gas) yaitu gas alam yang dicairkan. LPG merupakan campuran dari berbagai

unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam yang dicairkan. Komponen LPG

paling banyak adalah gas propana

C3H8

dan butana

C4H10

, dengan

komposisi kurang lebih sebesar 99 %, selebihnya adalah gas pentana

C5H12

yang dicairkan. Perbandingan komposisi propana dan butana adalah 30 : 70. LPG

(33)

udara). Tekanan uap LPG cair dalam tabung sekitar 5 – 6,2 2

cm kg

. Nilai kalori

sekitar : 21.000 BTU/lb. Untuk mengatasi terjadi kebocoran sehingga dapat

terdeteksi dengan cepat dan mudah maka LPG ditambahkan zat mercaptan.

Tabel 2.5 Komposisi udara dalam keadaan kering (sumber:

Karbon Dioksida 0,314 314

Neon 0,00182 18

Dari sumber wikipedia panas yang dihasilkan (LHV) reaksi tersebut

setara dengan 46000000 J/kg atau 46MJ/kg.

Reaksi pembakaran butana

C4H10

, jika terbakar sempurna adalah

sebagai berikut :

(34)

butana + oksigen → karbondioksida + uap air + panas

Dari sumber wikipedia panas yang dihasilkan (LHV) reaksi tersebut hampir sama

dengan propana setara dengan 46 MJ/kg.

2.1.8. Saluran udara masuk

Proses pembakaran memerlukan oksigen yang diambil dari udara bebas

agar panas dapat maksimal. Karena sumber api berada di bawah alat pemanas air

sehingga harus ada saluran udara yang berfungsi agar udara bisa masuk sehingga

proses pembakaran dapat terjadi dengan sempurna. Jika kekurangan oksigen dapat

menyebabkan proses pembakaran yang tidak sempurna dan panas yang dihasilkan

tidak sesuai yang diharapkan. Saluran udara di water heater terdapat pada bagian

dinding atau selimut water heater dengan celah atau lubang-lubang. Hal ini

dimaksudkan agar udara dapat masuk ke ruang dalam water heater di sekitar

proses pembakaran berlangsung. Apabila water heater kekurangan udara dalam

proses pembakaran maka panas hasil pembakaran menjadi tidak maksimal.

Karena proses pembakaran yang membutuhkan oksigen maka api akan cenderung

mengarah keluar dari water heater jika tidak ada pasokan oksigen di dalam water

heater. Pada keadaan normal komposisi oksigen di dalam udara berkisar 20,95 %

dari komposisi udara di bumi. Sehingga diantara alat pemanas air dengan

sumber api diberi jarak atau celah yang bertujuan untuk memberikan ruang atau

saluran udara masuk .

2.1.9. Saluran gas buang

Pada proses pembakaran selain menghasilkan panas juga menghasilkan

(35)

tidak terganggu oleh gas buang maka harus dibuat saluran gas buang supaya gas

buang bisa keluar. Saluran udara keluar pada water heater biasanya berada di

bagian atas water heater. Sebagaimana fluida, panas atau kalor juga dapat

mengalir dan berpindah tempat. Jika terjadi perbedaan temperatur, panas atau

kalor akan berpindah dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah.

Panas juga dapat mengalir ke atas karena perbedaan berat jenis. Proses

pembakaran di water heater menyebabkan udara panas memiliki berat jenis lebih

rendah sehingga udara panas mengalir ke atas, maka dari itu dibuat saluran udara

keluar di bagian atas water heater. Dalam perancangan saluran gas buang perlu

mempertimbangkan besar kecilnya debit gas buang yang terjadi dan diusahakan

gas buang dapat mengalir keluar dengan lancar. Selain itu perancangan saluran

gas buang harus dipilih sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu dan

membahayakan pengguna dari water heater. Perancangan saluran gas buang juga

menentukan nyala api yang dihasilkan. Jika saluran gas buang terancang dengan

baik maka api akan berfungsi dengan baik untuk memanaskan air dan hasilnya

lebih maksimal.

2.1.10.Media Pembakar

Media pembakar adalah sebuah media atau sarana yang menghasilkan api

atau panas untuk proses pembakaran. Media pembakar mempunyai banyak variasi

yaitu ada yang menggunakan LPG atau minyak tanah sebagai sumber bahan

bakar. Media pembakar dengan bahan bakar LPG memiliki keunggulan yang

lebih dibanding dengan minyak tanah, listrik, dan kayu bakar yaitu pemanasan

(36)

Gambar 2.4 Media pembakar dengan bahan bakar LPG, low pressure

Media pembakar yang ada di pasaran adalah sebagai berikut :

Dimensi : 580 mm (Panjang) x 340 mm (Lebar) x 125 mm (Tinggi)

Jenis : Low Pressure

Bahan : Besi Tuang

(37)

Contoh spesifikasi media pembakar adalah sebagai berikut :

dihitung dengan persamaan (2.2). Sedangkan untuk menghitung laju aliran massa

air menggunakan persamaan (2.1)

Gambar 2.6 Aliran fluida dalam saluran air

massajenis



luaspenampang



kecepatanair

mair

Pada persamaan (2.1) dan (2.2)

air

q : laju aliran kalor yang diterima air, watt

: laju aliran massa air, kg/detik

air

c : kalor jenis air, 4179 J/kgoC. Tin : suhu air masuk water heater, oC

q

air = ṁair Cair (Tout– Tin)

(38)

Tout : suhu air keluar water heater, oC.

m

u : kecepatan rata-rata fluida mengalir, m/detik

 : massa jenis fluida yang mengalir, kg/m3

d : diameter saluran, m

Laju aliran kalor yang diberikan gas dapat dihitung dengan persamaan (2.3)

gas

q = mgasCgas

……(2.3)

Pada persamaan (2.3) :

gas

m : massa gas elpiji yang terpakai (kg/s)

gas

C : nilai kalor gas elpiji (11900 kkal/kg), (1kkal = 4186,6 J)

2.1.12.Efisiensi Water Heater

Efisiensi Water Heater dapat dihitung dengan persamaan (2.4)

%

q : Laju aliran kalor yang diterima air, watt

gas

q : Laju aliran kalor yang diberikan gas, watt

2.2. Tinjauan Pustaka

Saat ini banyak jenis water heater yang beredar di pasaran. Banyak water

heater yang ditawarkan dari model bentuk, debit air, suhu yang dihasilkan dan

(39)

bakar gas LPG pada penelitian ini mengacu pada beberapa water yang beredar di

pasaran.

2.2.1. Model water heater yang ada di pasaran

Saat ini banyak water heater yang beredar di pasaran dengan berbagai

macam model dan bentuk. Ada 4 contoh Water heater yang akan dibahas, yang

memiliki cara kerja yang berbeda-beda.

a. Water heater tipe A

Water Heater tipe A ini proses pemanasan airnya dilakukan dengan cara

memanaskan saluran pipa air secara langsung dengan api atau gas buang yang

bersuhu tinggi.

Gambar 2.7 Water heater tipe A

Pipa saluran air yang digunakan untuk mengalirkan air ini berada di dalam

(40)

bersuhu tinggi. Terdapat fan yang berfungsi untuk mengalirkan oksigen dari luar.

Air yang dipanaskan adalah air yang mengalir di dalam pipa yang langsung

kontak dengan api atau gas buang yang bersuhu tinggi.

b. Water heater tipe B

Water heater tipe B ini proses pemanasan airnya adalah dengan cara

melilitkan saluran pipa pada tabung yang panas. Tabung bisa menjadi panas

karena adanya proses pembakaran di bagian bawah tabung. Pada tipe ini saluran

pipa air tidak kontak langsung dengan api atau tidak kontak langsung dengan gas

buang. Air yang dipanaskan yaitu air yang mengalir di dalam pipa.

Gambar 2.8 Water Heater tipe B

Water heater tipe B ini proses pemanasan airnya adalah dengan cara

melilitkan saluran pipa pada tabung yang panas. Tabung bisa menjadi panas

karena adanya proses pembakaran di bagian bawah tabung. Pada tipe ini saluran

(41)

buang. Air yang dipanaskan yaitu air yang mengalir di dalam pipa. Pada model ini

terdapat fan atau kipas yang berfungsi untuk membantu proses pembakaran

dengan cara mengalirkan oksigen yang ada di udara. Pada water heater tipe ini gas

buang hasil pembakaran yang sudah dingin dibuang melalui saluran (flue) yang

berada di atas water heater

c. Water heater tipe C

Water heater tipe C ini mempunyai prinsip kerja sama seperti memasak air

tetapi ada pipa untuk aliran air. Berbeda dengan water heater tipe B, pada water

heater tipe C ini terdapat penampung air. Air dingin mengalir masuk melalui

saluran masuk dan setelah panas, air keluar melalui saluran keluar.

Gambar 2.9 Water heater tipe C

Gambar 2.9 menunjukkan pipa aliran air masuk berwarna biru sedangkan pipa

aliran keluar berwarna merah. Di dalam penampung air juga terdapat pipa untuk

(42)

heater tipe C ini proses awal untuk memanaskan air lebih lama karena air berada

pada penampung air dengan jumlah yang banyak, sedangkan air pada water

heater tipe B air yang dipanaskan lebih sedikit karena berada pada pipa yang

langsung dipanaskan. Pada jenis ini, juga tidak dipergunakan fan seperti halnya

pada tipe B.

d. Water heater tipe D

Cara kerja water heater tipe D ini hampir sama dengan water heater tipe C.

Air yang dipanaskan berada di dalam penampung air. Perbedaannya terdapat pada

caranya membuang gas buang yang dipergunakan untuk memanaskan air.

(43)

Pada Gambar 2.10 menunjukkan di dalam saluran gas buang terdapat

spiral yang mengarahkan jalan keluarnya gas buang. Spiral dibuat untuk

menghambat aliran gas buang, sehingga ini gas buang tidak langsung keluar. Gas

buang dibuat berada lebih lama di dalam saluran, agar semua panas dapat

dipindahkan ke pipa saluran air. Jika dibandingkan dengan water heater tipe C,

suhu keluar gas buang ketika keluar water heater lebih rendah dan suhu air di

dalam saluran pipa menjadi lebih tinggi. Seperti halnya water heater tipe C, water

heater jenis ini juga tidak mempergunakan fan.

2.2.2. Spesifikasi water heater yang ada di pasaran

Spesifikasi water heater yang ada di pasaran dapat diketahui melalui name

plate yang ada di water heater. Beberapa contoh spesifikasi dari water heater

yang ada di pasaran disajikan sesuai dengan aslinya.

a. Water Heater gas LPG tipe A

(44)

Spesifikasi :

 Pemasangan : Eksternal/ Internal

 Sumber pemanas : Gas LPG

 Bahan pipa saluran air : Tembaga

 Ignition : Baterai Ukuran D

Fitur Teknis :

 Kapasitas : 5 liter / menit

 Suhu air keluar : 40 °C

 Tekanan air minimal : 0,15 bar

 Outlet gas : 0.5 inch

 Outlet air dingin : 0,5 inch

 Outlet air panas : 0,5 inch

 Tekanan gas : Low Pressure, 28 mbar

 Konsumsi gas : 0,6 kg/ jam

 Suhu maksimum : 50 °celcius

Dimensi Produk :

 Panjang : 425 mm

 Lebar : 290 mm

 Tinggi : 127 mm

(45)

b. Water Heater gas LPG tipe B

Gambar 2.12 Water heater gas LPG tipe B ( sumber : http://www.erabangunan .com/index.php?index=detail&itemid=1934)

Spesifikasi :

 Panjang : 369 mm

 Lebar : 290 mm

 Tinggi : 138 mm

 Pemasangan : Eksternal/ Internal

 Berat : 6,1 Kg

 Kapasitas air panas : 5 ltr/ mnt

 Suhu air keluar : 40 °C

 Gas Input : 0, 5 Kg/ h

 Ignition : Baterai

 Tekanan Gas : 280 mm H2O

 Suhu maksimum : 60 oC

(46)

 Outlet Air Dingin : 0,5 inch

 Outlet Air Panas : 0,5 inch

 Tekanan Air Minimum : 0, 2 kgf/ cm2

 Instant Warm System : No

c. Water Heater gas LPG tipe C

Gambar 2.13 Water heater gas LPG tipe C (sumber : http://www.bhinneka.com/ products/sku00712439/modena_rapido_-_gi_6.aspx)

Spesifikasi :

 Jenis : Instan

 Pemasangan : Vertikal

 Sumber pemanas : Gas

 Bahan pipa saluran air : Tembaga

Fitur Teknis :

 Kapasitas : 6 liter / menit

 Suhu air keluar : 40 °C

(47)

 Diameter pipa koneksi : 0,4 inch

 Suhu maksimum : 75 °celcius

 Kalori : 8600 kcal/h

 Input gas : 0.78 kg/h

Dimensi Produk :

 Panjang : 300 mm

 Lebar : 46 mm

 Tinggi : 440 mm

 Berat : 13 kg

2.2.3. Hasil penelitian

Putra, P.H (2012) melakukan penelitian tentang karakteristik water heater

dengan dimensi tinggi 90 cm, diameter pada dinding luar 25 cm, diameter pada

dinding dalam 20 cm, panjang pipa 20 meter, diameter bahan pipa 3/8 inci, 300

lubang masuk udara pada dinding luar, 1005 lubang pada dinding dalam water

heater, dan 6 buah sirip dari pipa berdiameter 3/8 inci. Penelitian bertujuan (a)

merancang dan membuat water heater, (b) mendapatkan hubungan antara debit

air dengan suhu air yang keluar dari water heater, (c) mendapatkan hubungan

antara debit air dengan laju perpindahan kalor yang diterima air dan (d)

mendapatkan hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater. Penelitian

memperoleh hasil (a) water heater yang dibuat mampu bersaing dengan water

heater yang ada di pasaran, mampu menghasilkan air panas dengan temperatur

(48)

dengan temperatur air keluar water heater (To) dapat dinyatakan dengan

persamaan To = -0,027 m3 + 1,126 m2 – 16,52 m + 129,9 ( m dalam liter/menit, To

dalam ° C) dan R2 = 0,997, (c) hubungan antara debit air yang mengalir dengan laju perpindahan kalor dinyatakan dengan persamaan Qair = 17,09 m3 – 489 m2 +

439 m + 3654 (m dalam liter/menit, Qair dalam watt) dan R2 = 0,94 (d) hubungan

antara debit air yang mengalir dengan efisiensi water heater dapat dinyatakan

dengan persamaan η = 0,077 m3 -2,208 m2 + 19,84 m + 16,50 (m dalam

liter/menit, η dalam persen) dan R2

= 0,94.

Setiawan, Eko (2012) melakukan penelitian tentang pemanas air dengan

dimensi tinggi 90 cm, diameter pada dinding luar 25 cm, diameter pada dinding

dalam 20 cm, panjang pipa 20 meter, diameter bahan pipa 3/8 inci, 150 lubang

masuk udara pada dinding luar, 1005 lubang pada dinding dalam water heater,

dan 6 buah sirip dari pipa berdiameter 3/8 inci yang bertujuan untuk (a)

merancang dan membuat water heater, (b) mendapatkan hubungan antara debit

air dengan suhu air keluar water heater, (c) mendapatkan hubungan antara debit

air dengan laju aliran kalor (d) menghitung kalor yang diterima water heater (e)

menghitung kalor gas LPG dan (f) menghitung efisiensi water heater. Penelitian

ini memperoleh hasil (a) water heater dapat dibuat dengan baik dan mampu

bersaing dengan water heater yang ada di pasaran. Pada debit aliran : 14

liter/menit dan dengan suhu air yang keluar sebesar 45 ˚C (b) Hubungan antara

debit air yang masuk dengan temperatur air yang mengalir dinyatakan dengan

persamaan : Tout = 0,297 mair 2 – 9,566 mair + 121,9 ( mair dalam liter/menit, Tout

(49)

aliran kalor yang diperlukan dinyatakan dengan persamaan : qair = - 171,9 mair2+

3154 mair + 6873 ( mair dalam liter/menit, qair dalam watt) R2 = 0,967 (d) kalor

yang diterima air dari water heater berkisar antara : 17551,8 – 14216,96 watt.

Jumlah kalor terbesar 17551,8 watt (e) kalor yang diberikan gas LPG sebesar :

22142,46 watt (f) Hubungan antara debit air yang masuk dengan efisiensi water

heater yang diperlukan dinyatakan dengan persamaan : η = - 0,776 mair2+ 14,24

mair+ 31,04 (mair dalam liter/menit, η dalam %) R2 = 0,967.

Suparno (2014) melakukan melakukan penelitian tentang karakteristik water

heater dengan panjang pipa 12 meter, diameter 0,5 inch dan bersirip yang

bertujuan untuk (a) Membuat alat water heater (b) Mengetahui karakteristik dari

water heater dengan sumber energi gas LPG yang telah dibuat : (1) Mengetahui

hubungan antara debit air yang masuk dengan suhu air yang keluar dari water

heater (2) Mengetahui hubungan antaradebit air dengan laju perpindahan kalor

yang diterima air (3) Mengetahui efisiensi dari water heater. Penelitian ini

memperoleh hasil (a) Water heater yang dibuat mampu bersaing dengan water

heater yang ada di pasaran, dengan temperatur 42,6 0C pada debit 11,4 liter/menit (b) Hubungan debit air yang masuk dengan suhu air yang keluar dapat dinyatakan

dengan persamaan : pada kondisi tertutup Tout = 108,8(deb)-0,36.(liter/menit)0,36 R²

= 0,984 pada kondisi terbuka 10 kali putaran Tout = 103,1(deb)0,34.(liter/menit)-0,34

R² = 0,983 pada kondisi terbuka 20 kali putaran Tout = 96,31 (deb) -0,33

.(liter/menit)0,33 R² = 0,989 (c) hubungan debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air dapat dinyatakan dengan persamaan : pada kondisi tertutup Qair=

(50)

6,469(deb)0,266. (liter/menit)-0,266 kJ, pada kondisi terbuka 20 kali putaran Qair=

-0,012(deb)2. (liter/menit)-2 + 0,496(deb). (liter/menit)-1 + 7,241 kJ (d) hubungan debit air dengan efisiensi water heater dapat dinyatakan dengan persamaan : pada

(51)

BAB III

PEMBUATAN ALAT

3.1. Persiapan

Persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum pembuatan alat antara lain :

a. Membuat rancangan atau bentuk water heater

b. Menentukan dan membeli bahan yang diperlukan

c. Menyiapkan beberapa peralatan yang digunakan

3.2. Bahan water heater

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan water heater antara lain :

a. Pipa tembaga dengan diameter 0,5 inci

b. Plat galvanum

c. Baut dan mur

d. Besi strip

e. Besi nako 10 mm x 10 mm

f. Stik Tembaga

Gambar 3.1 Pipa tembaga diameter 0,5 inci

(52)

Gambar 3.2 Plat galvanum

Gambar 3.3 Baut dan mur

(53)

Gambar 3.5 Besi nako

Gambar 3.6 Stik tembaga

3.3. Alat water heater

Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan water heater antara lain :

a. Gerinda

Alat ini berfungsi sebagai pemotong sekaligus merapikan bagian water

(54)

Gambar 3.7 Gerinda

b. Bor

Alat ini digunakan untuk membuat lubang udara pada water heater.

Gambar 3.8 Bor

c. Las Listrik

(55)

Gambar 3.9 Las listrik

d. Las Tembaga

Las tembaga berfungsi untuk menyambung dua buah pipa tembaga.

Gambar 3.10 Las Tembaga

(56)

Alat ini digunakan untuk memasang dan mengencangkan mur dan baut

untuk menempelkan sirip pada pipa tembaga.

Gambar 3.11 Kunci pas

f. Pemotong pipa tembaga

Alat ini digunakan untuk memotong pipa tembaga

Gambar 3.12 Pemotong pipa

g. Penekuk pipa tembaga

Alat ini digunakan untuk menekuk atau membelokkan pipa agar berbentuk

(57)

Gambar 3.13 Penekuk pipa tembaga

h. Tang

Alat ini digunakan untuk menjepit tembaga untuk pembuatan sirip.

Gambar 3.14 Tang

i. Gunting plat

Alat ini digunakan untuk memotong plat galvalum dan kaleng thinner.

(58)

j. Paku keling

Alat ini digunakan untuk menjepit dan menempelkan besi strip dengan plat

galvalum.

Gambar 3.16 Paku keling

k. Meteran

Alat ini digunakan untuk menentukan ukuran plat galvalum, besi strip, dan

besi nako.

Gambar 3.17 Meteran

l. Jangka Sorong

Alat ini digunakan untuk mengukur pada bagian water heater secara lebih

(59)

Gambar 3.18 Jangka sorong

3.4. Proses Pembuatan Alat

a. Merancang bentuk water heater

Dalam merancang bentuk water heater dengan menggunakan penangkap

kalor gas buang dapat dilakukan dengan proses secara manual maupun dapat

menggunakan software. Adapun dalam perancangan bentuk water heater perlu

dipertimbangkan ukuran pada bagian-bagian water heater.

b. Memotong pipa tembaga

Pemotongan pipa tembaga menggunakan alat khusus yang bertujuan agar

pipa yang dipotong hasilnya lebih baik dan rapi. Pipa tembaga yang dipotong

sepanjang 14 meter.

(60)

c. Melingkarkan pipa tembaga

Pipa tembaga yang awalnya berbentuk lurus dibuat melingkar dengan

ukuran diameter dalam 160 mm dan diameter luar 190 mm sampai hasilnya

berbentuk spiral. Pada proses ini, pelingkaran menggunakan alat penekuk pipa

tembaga dengan bantuan panci agar menjadi bentuk silinder dan hasilnya lebih

rapi.

Gambar 3.20 Pembentukan pipa tembaga

Setelah proses pelingkaran pipa tembaga selesai, dilanjutkan dengan proses

pemasangan tiga sirip dengan panjang masing-masing sirip 250 mm diluruskan

dan diberi lubang pada tiap-tiap ujung sirip. Baut kemudian dimasukkan ke dalam

lubang tersebut lalu dikencangkan dengan mur untuk pemasangan sirip pada pipa

tembaga yang telah dibuat melingkar. Pemasangan sirip dibuat vertikal terhadap

lingkaran pipa tembaga

d. Membuat kerangka water heater

Water heater ini menggunakan dua tabung yaitu tabung bagian luar dan

tabung bagian dalam satu tabung di dalam pipa tembaga yang dibuat spiral,

sehingga kerangka dibuat dua bagian. Pembuatan kerangka ini bertujuan untuk

(61)

menjadi lebih rapi. Langkah pertama yang dilakukan yaitu membuat lingkaran

dengan besi naco.

Gambar 3.21 Pembentukan lingkaran

Setelah proses pembentukan besi naco menjadi lingkaran untuk atas dan

bawah, langkah selanjutnya yaitu menyambung antara lingkaran dan plat strip

dengan las listrik.

Gambar 3.22 Penyambungan kerangka

Langkah terakhir yaitu memasang galvalum untuk melapisi kerangka.

sebelumnya pada titik penyambungan dengan las dirapikan dan dibersihkan

(62)

dengan rapat, digunakan paku keling. Sebelum menggunakan paku, galvalum

ditempelkan pada kerangka dan dilubangi dengan bor. Sehingga paku bisa masuk.

Gambar 3.23 Membuat lubang untuk paku keling

e. Memasukkan pipa tembaga yang sudah dirol ke dalam kerangka

Setelah proses pembuatan kerangka sudah jadi langkah selanjutnya yaitu

pipa tembaga yang digunakan untuk saluran air dimasukkan ke dalam kerangka.

f. Membuat lubang udara

Galvalum yang akan dipasang pada kerangka kemudian dilubangi dengan

bor. Lubang udara ini tembus dari tabung luar hingga tabung bagian dalam.

(63)

g. Membuat tabung bagian dalam

Plat galvalum yang diperlukan untuk tabung diameter dalam berukuran 870

mm x 350 mm, pada besi strip penyangga rangka dilekatkan plat galvalum

kemudian dilakukan proses pemboran berjumlah 5 titik dan dipasang dengan paku

keling.

Gambar 3.25 Tabung bagian dalam

h. Memasukkan pipa penangkap kalor gas buang ke dalam kerangka

Setelah proses pembuatan tabung bagian dalam sudah jadi langkah

selanjutnya yaitu pipa tembaga yang digunakan untuk menangkap kalor gas buang

dimasukkan ke dalam kerangka bagian atas.

(64)

i. Membuat tabung bagian luar

Proses pembuatan tabung bagian luar hampir sama dengan proses

pembuatan tabung bagian dalam. Plat galvalum yang diperlukan untuk tabung

diameter luar berukuran 975 mm x 360 mm. Plat galvalum dilekatkan pada besi

strip penyangga rangka yang sudah dibor. Setelah hampir menutupi rangka

dilakukan pemotongan plat untuk jalur pipa masuk dan pipa keluar dan plat

galvalum dilekatkan dengan paku keling agar terpasang.

Gambar 3.27 Memasang tabung bagian luar

j. Menyambungkan pipa pemanas dengan pipa penangkap kalor buang

Setelah proses pembuatan tabung bagian dalam selesai kemudian dilakukan

proses penyambungan antara pipa pemanas dengan pipa penangkap kalor gas

buang, proses penyambungan tersebut menggunakan las tembaga dan stik

(65)

Gambar 3.28 Penyambungan dua pipa dengan las tembaga

k. Membuat penutup tabung

Penutup tabung dibuat dengan menggunakan plat galvalum yang dipotong

melingkar dengan diameter 300 mm, kemudian ditengahnya dipotong lagi secara

melinkar dengan diameter 100 mm. Rangka penutup tabung dibuat dari plat strip

berbentuk silang dengan diameter 300 mm. Proses selanjutnya adalah melakukan

pemasangan secara permanen dengan menggunakan paku keling dengan

mula-mula dilakukan pemboran pada plat galvalum dalam rangka sebanyak 4 titik pada

tiap plat strip dengan jarak rata-rata antar titik 75 mm, lalu dilekatkan dengan

menggunakan paku keling. Setelah itu tutup diberi pegangan dari besi yang sudah

dilengkungan lalu dilas dengan menggunakan las listrik.

(66)

Langkah selanjutnya membuat tabung berdiameter 100 mm dan diberi

lubang-lubang untuk sirkulasi udara yang akan dilekatkan pada tutup tabung.

Dibagian bawah tabung tersebut dilekatkan plat galvalum. Setelah tabung tersebut

selesai dibuat lalu ditempelkan dengan tutup tabung water heater.

Gambar 3.30 Membuat tabung diameter 100 mm

(67)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Objek yang diteliti

Rancangan benda uji Water heater dengan menggunakan bahan plat

galvanum dan pipa tembaga berdiameter 0,5 inci ditunjukan pada Gambar 4.1

sampai Gambar 4.4, Gambar 4.1 memperlihatkan pipa tembaga yang sudah dirol

tampak dari samping. Gambar 4.2 memperlihatkan pipa penangkap kalor gas

buang dan tabung bagian dalam tampak dari samping. Gambar 4.3

memperlihatkan water heater tampak dari bawah. Gambar 4.4 memperlihatkan

water heater tampak dari samping. Untuk satuan dari rancangan tersebut

menggunakan satuan panjang milimeter (mm).

,

Gambar 4.1 Pipa tembaga yang sudah dirol

Setelah pipa dirol menjadi spiral seperti pada Gambar 4.1, kemudian

dimasukkan ke dalam tabung yang memiliki kerangka.

350

190

160

Air masuk

Air keluar

(68)

Gambar 4.2 Pipa penangkap kalor gas buang dan tabung bagian dalam

Gambar 4.3 Water heater tampak bawah

380

70

160

190

100

250

300

Air masuk

(69)

Gambar 4.4 Water heater tampak samping atas

4.2. Skematik Alat Penelitian

Skematik pengujian alat penelitian telah disajikan pada Gambar 4.5

Gambar 4.5 Skema penelitian water heater

300

480

Gambar

Gambar 5.11  Hubungan debit air dengan laju aliran kalor yang diterima
Gambar 2.1 Perpindahan kalor konduksi dari titik A menuju B
Gambar 2.2 Perpindahan kalor konveksi dari titik B menuju C
Gambar 2.3 Perpindahan kalor radiasi dari udara lingkungan menuju titik A
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

eNiiia, ;i etujw utur rqedu!. pdakLnll@p!nPnruhi(4{Pc6dqnoggduipsepadlue dlniL rnb essr

Berdasarkan identifikasi masalah yang sangat kompleks, penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang berkenaan dengan pengimplementasian pendidikan karakter melalui

Hal yang dapat disimpulkan yaitu MPMBS merupakan bagian dari Manajemen Berbasis Sekolah yang berfokus pada peningkatan

Kedua, dalam penelitian yang dilakukan oleh sukowiyono yang berjudul “ Proses Berpikir Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi

Dengan demikian analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan cara mencocokkan serta mengevaluasi data karakteristik lahan yang meliputi hasil analisis

Berdasarkan dua pernyataan diatas, Penelitian yang akan dilakukan yaitu perancangan suatu sistem rekomendasi yang dapat memberikan rekomendasi terhadap mahasiswa

Hal ini diperkuat dengan pendapat Raharjo Ismail (2010:1) bahwa “Penggunaan media mistar bilangan dalam mengajarkan materi bilangan bulat kepada anak dapat memberi kegunaan