• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian - 1 PENGARUH KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP IPA TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian - 1 PENGARUH KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP IPA TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 - repository perpustakaan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian yang telah dilakukan berupa data kemampuan pemahaman siswa dalam kegiatan pembelajaran serta data nilai hasil belajar siswa yang berupa nilai pre- test dan pos- test.

4.1.1. Deskripsi Data Kemampuan Pemahaman Siswa

Data kemampuan pemahaman siswa yang diamati meliputi 10 kemampuan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu kemampuan menemukan objek biologi, kemampuan mendeskripsikan konsep biologi, kemampuan menjelaskan objek biologi, kemampuan mengintepretasikan (memaknai), kemampuan menguasai materi, kemampuan mendiskusikan, kemampuan meyampaikan pertanyaan, kemampuan menyampaikan sanggahan, kemampuan menghubungkan konsep, dan kemampuan menyimpulkan konsep.

(2)

Tabel 4.1 Persentase rata-rata kemampuan pemahaman siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen

a) Kelas Kontrol

b) Kelas Eksperimen

SB B C K SK SB B C K SK

1 Kemampuan menemukan objek biologi 2.75 5.8 9.5 7.3 2 9.82 20.5 33.9 25.9 7.1 2 Kemampuan mendeskripsikan konsep bio 3 6.3 12.3 3.5 2.3 10.7 22.3 43.8 12.5 8 3 Kemampuan menjelaskan objek biologi 3.25 6.8 11.3 3.3 2.8 11.6 24.1 40.2 11.6 9.8 4 Kemampuan mengintepretasikan (memak 3 10 8.25 3.3 2.8 10.7 35.7 29.5 11.6 9.8 5 Kemampuan menguasai materi 0.5 8 14 3.8 1 1.79 28.6 50 13.4 3.6 6 Kemampuan mendiskusikan 0.25 8.3 11.5 6 1.3 0.89 29.5 41.1 21.4 4.5 7 Kemampuan meyampaikan pertanyaan 3.25 9.3 10.3 4 0.5 27.3 33 36.6 14.3 1.8 8 Kemampuan meyampaikan sanggahan 0.5 9.3 10.8 6.3 0.5 1.79 33 38.4 22.3 1.8 9 Kemampuan menghubungkan konsep 1.25 10 11.5 3.3 1 4.46 36.6 41.1 11.6 3.6 10 Kemampuan menyimpulkan 1.25 7.8 12 5.5 0.8 4.46 27.7 42.9 19.6 2.7 No Kemampuan Rata-rata Prosentase Rata-rata (%)

SB B C K SK SB B C K SK

1 Kemampuan menemukan objek biologi 6.75 9.25 6.5 3.25 0.75 24.11 33.04 23.21 11.61 2.68 2 Kemampuan mendeskripsikan konsep biologi 5.75 9.25 7.25 3.75 0.5 20.54 33.04 25.89 13.39 1.79 3 Kemampuan menjelaskan objek biologi 4.25 6 8.5 6 1.75 15.18 21.43 30.36 21.43 6.25 4 Kemampuan mengintepretasikan (memaknai) 4.25 6.5 8.75 5.75 1.25 15.18 23.21 31.25 20.54 4.46 5 Kemampuan menguasai materi 6 8 9 3 0.5 21.43 28.57 32.14 10.71 1.79 6 Kemampuan mendiskusikan 9 9.5 5.75 2 0.25 32.14 33.93 20.54 7.143 0.89 7 Kemampuan meyampaikan pertanyaan 10 12.8 3 0.75 0 35.71 45.54 10.71 2.679 0 8 Kemampuan meyampaikan sanggahan 2 9.5 8 5.5 1.5 7.143 33.93 28.57 19.64 5.36 9 Kemampuan menghubungkan konsep 4.75 8.75 9 3.75 0.5 16.96 31.25 32.14 13.39 1.79 10 Kemampuan menyimpulkan 9.75 8.5 4.75 3.5 0 34.82 30.36 16.96 12.5 0

Rata-rata Prosentase Rata-rata (%) Kemampuan

(3)
(4)

d)

e)

(5)

g)

h)

(6)

j)

Gambar 4.1. Grafik prosentase rata-rata kemampuan belajar siswa kelas control dan eksperimen. a) kemampuan menemukan objek biologi, b) kemampuan mendeskripsikan konsep biologi, c) kemampuan menjelaskan objek biologi, d) kemampuan mengintepretasikan (memaknai), e) kemampuan menguasai materi, f) kemampuan mendiskusikan, g) kemampuan meyampaikan pertanyaan, h) kemampuan menyampaikan sanggahan, i) kemampuan menghubungkan konsep, dan j) kemampuan menyimpulkan konsep.

4.1.2. Deskripsi tentang Hasil Belajar (Nilai Pre Test dan Post Test)

Data hasil pretest kelas kontrol dan eksperimen yang memiliki kelas interval dan distribusi frekuensi yang berbeda. Distribusi data frekuensi hasil pre test pada kelas kontrol dan eksperimen disajikan pada Tabel 4.2. Distribusi data lengkap nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan dalam

(7)

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen

Gambar 4.2. Grafik distribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen

(8)

Gambar 4.3. Grafik ditribusi frekuensi nilai post test kelas kontrol dan kelas eksperimen

Hasil dari nilai pre test dan pos test tersebut dapat diperoleh persentase peningkatan nilai rata-rata pre test dan post test kelas kontrol sebesar 69.5 % serta kelas eksperimen sebesar 87.5 % seperti yang tersaji pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.4.

Tabel 4.4 Persentase peningkata nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen

Pre tset Post test

Eksperimen 54.03 84.53 87.5

Kontrol 51.75 64.25 69.5

30.5 12.5

Prosentase peningkatan (%) Nilai rata-rata

(9)

a)

b)

Gambar 4.4 a) Grafik perbandingan nilai pretes dan postes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen serta b) Grafik nilai kenaikan test kelas kontrol dan kelas eksperimen.

4.1.3. Uji Prasyarat

Uji prasyarat digunakan untuk mengetahui kenormalan data dan homogenitas data. Uji normalitas menggunakan rumus chi kuadrat

(χ2

(10)

1) Uji Normalitas

Berdasarkan perhitungan chi kuadrat (χ2

), data kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh hasil bahwa data tersebut berdistribusi normal (Tabel 4.5). Penentuan tingkat normalitas menggunakan kriteria sebagai berikut:

Jika χ2

hitung ≥ χ2tabel, maka data bersifat tidak normal

Jika χ2

hitung ≤ χ2tabel, maka data bersifat normal

Pada nilai post test kelas kontrol maupun kelas eksperimen masing-masing menunjukkan bahwa χ2hitung lebih

kecil dibandingkan dengan χ2

tabel, Data tersebut berarti termasuk kriteria berdistribusi normal.

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas

eksperimen 7.223 9.488 Normal

Keterangan : kriteria data berdistribusi normal jika χ2

hitung < χ2tabel

2) Uji Homogenitas

Berdasarkan perhitungan uji F, diperoleh hasil bahwa data postes kelas eksperimen dan kontrol adalah homogen karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel (Tabel 4.6). Penentuan tingkat homogenitas menggunakan kriteria sebagai berikut:

(11)

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas

Kelompok Uji Homogenitas

Fhitung Ftabel Hasil

Kelas kontrol 1.333 1.88 Homogen

Kelas eksperimen 1.005 1.88 Homogen Keterangan : kriteria data berdistribusi homogen jika Fhitung < Ftabel

Hasil perhitungan uji normalitas dan homogenitas terhadap nilai post test kelas kontrol dan eksperimen data bersifat normal signifikan. Data hasil uji kolerasi ( rxy ) menunjukkan adanya korelasi antara kemampuan pemhaman dengan prestasi hasil belajar dengan tingkat kolerasi yang bervariasi. Sedangkan uji signifikansi menunjukkan bahwa korelasi tentang kemampuan pemahaman siswa menunjukkan korelasi yang signifikan. Hasil perhitungan secara lengkap dapat disajikan pada Tabel 4.7 dan Lampiran 8.

Tabel 4.7 Data hasil uji kolerasi dan uji t pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

a) Uji Korelasi

r taraf kolerasi r taraf kolerasi

1 Kemampuan menemukan objek biologi 0.259 rendah 0.654 kuat

2 Kemampuan mendeskripsikan objek biologi 0.246 rendah 0.790 kuat

3 Kemampuan menjelaskan objek biologi 0.310 rendah 0.747 kuat

4 Kemampuan mengintepretasikan objek biologi 0.255 rendah 0.409 cukup

5 Kemampuan memahami materi 0.309 rendah 0.626 kuat

6 Kemampuan mendiskusikan objek biologi 0.249 rendah 0.566 cukup

7 Kemampuan menyampaikan pertanyaan 0.297 rendah 0.639 kuat

8 Kemampuan menyampaikan sanggahan 0.266 rendah 0.586 cukup

9 Kemampuan menghubungkan objek biologi 0.230 rendah 0.512 cukup

10 Kemampuan menyimpulkan objek biologi 0.217 rendah 0.580 cukup

Kemampuan Eksperimen

(12)

b) Uji signifikansi

c) Uji komparasi

Tabel 4.8 Hasil Uji t komparasi nilai post test antara kelas control dan kelas eksperimen

Hasil Perhitungan

Uji Komparasi

thitung ttabel Hasil 8,254744 2,004879 Signifikan Keterangan : kriteria data signifikan jika thitung > ttabel

Hasil perhitungan uji t komparasi untuk mengetahui perbedaan hasil belajar diperoleh nilai thitung = 8,254744 lebih besar jika dibandingkan dengan nilai ttabel α = 0.05 dan dk=54 sebesar 2,004879 (8,254744 > 2,004879) (Lampiran 6). Dengan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa kemampuan pemahman konsep IPA terhadap hasil belajar pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh kemampuan pemahaman terhadap hasil belajar menggunakan pembelajaran konstruktivisme menunjukkan adanya korelasi antara kemampuan pemahaman terhadap hasil belajar siswa yang signifikan. Tabel 4.1 t hitung t tabel keterangan t hitung t tabel keterangan

1 Kemampuan menemukan objek biologi 1.368 1.706 tidak signifikan 4.408 1.706 signifikan

2 Kemampuan mendeskripsikan objek biologi 1.293 1.706 tidak signifikan 6.578 1.706 signifikan

3 Kemampuan menjelaskan objek biologi 1.665 1.706 tidak signifikan 5.729 1.706 signifikan

4 Kemampuan mengintepretasikan objek biologi 1.347 1.706 tidak signifikan 2.287 1.706 signifikan

5 Kemampuan memahami materi 1.658 1.706 tidak signifikan 4.096 1.706 signifikan

6 Kemampuan mendiskusikan objek biologi 1.311 1.706 tidak signifikan 3.498 1.706 signifikan

7 Kemampuan menyampaikan pertanyaan 1.585 1.706 tidak signifikan 4.232 1.706 signifikan

8 Kemampuan menyampaikan sanggahan 1.405 1.706 tidak signifikan 3.689 1.706 signifikan

9 Kemampuan menghubungkan objek biologi 1.206 1.706 tidak signifikan 3.039 1.706 signifikan

10 Kemampuan menyimpulkan objek biologi 1.132 1.706 tidak signifikan 3.628 1.706 signifikan

(13)

menunjukkan prosentase kemampuan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran bervariasi. Hal tersebut terjadi karena pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pembelajaran konstruktivisme. Pada pembelajaran kontruktivisme, siswa berpeluang membina pengetahuan secara aktif melaui proses saling berpengaruh antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru (Taniredja, et.al. 2011).

Kemampuan pemahaman dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian Arifin, et.al.(2011), bahwa aktivitas yang tinggi berdampak pada nilai post-test siswa. Selain itu menurut Anni dalam

Romadona, et.al. (2012) hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar. Melalui pembelajaran konstruktivisme tersebut siswa melakukan serangkaian kegiatan mulai dari kemampuan menemukan objek biologi, kemampuan mendeskripsikan konsep biologi, kemampuan menjelaskan objek biologi, kemampuan mengintepretasikan (memaknai), kemampuan menguasai materi, kemampuan mendiskusikan, kemampuan meyampaikan pertanyaan, kemampuan menyampaikan sanggahan, kemampuan menghubungkan konsep, sampai kemampuan menyimpulkan konsep. Tabel 4.1 dan

(14)

Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pembelajaran konstruktivisme diawali dengan pembagian kelompok dan penjelasan proses kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya, pembagian LKS

(Lampiran 3) kepada masing-masing kelompok yang berisi masalah- masalah yang harus diselesaikan dengan mengacu pada praktikum yang dilakukan. LKS tersebut berisi permasalahan yang harus didiskusikan mengenai pengertian, macam-macam, dan faktor yang mempengaruhi dari masing-masing objek yang ada saat praktikum. Pengguanaan LKS melibatkan siswa lebih aktif dalam belajar. Pada kelas kontrol yang notabene menggunakan pembelajaran konvensional, pembelajaran tidak menggunakan LKS.

Dalam hal ini pada proses pembelajaran siswa ikut serta aktif untuk mempelajari materi secara langsung. Dengan mengalami siswa akan lebih mudah mengingat fakta, konsep, dan prinsip yang terkandung dalam pembelajaran tersebut yang pada akhirnya siswa mampu mengembangkan dan menerapkan pengetahuan yang didapat dalam pengetahuan mereka sehari-hari, sehingga belajar di sekolah relevan dengan kehidupan sehari-hari (Nurhadi dalam Anwar, 2004). Menurut West & Pines dalam Rustaman

(2000) belajar merupakan pembentukan “makna” oleh siswa, dari apa yang

(15)

Hal tersebut signifikan terhadap kemampuan mendeskripsikan objek biologi disebabkan karena pembelajaran konstruktivisme pada kelas eksperimen selama pembelajaran dikembangkan (Lampiran 2). Kemampuan mendeskripsikan mempunyai hubungan dengan kemampuan menjelaskan objek yang kuat. Pada kemampuan menjelaskan ini ketika guru menampilkan gambar, siswa memperhatikan, tidak berbicara sendiri, menanggapi dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru maka Kemampuan menjelaskan objek biologi signifikan terhadap kemampuan mengintepretasikan (memaknai) dan kemampuan menguasai materi yang berkorelasi sangat kuat (Tabel 4.7). Hal tersebut menunjukkan bahwa pemahaman siswa selama pembelajaran mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Menurut Karlimah (2007) yang menyatakan bahwa penggunaan alat indera secara proporsional dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengobservasi objek.

(16)

yang sulit), scaffolding (menyediakan banyak dukungan pada awal belajar, yang kemudian ditarik kembali sedikit demi sedikit), coaching (membantu murid ketika mereka sedang menyelesaikan masalah), artikulasi (meminta siswa mengekspresikan ide-idenya dan melakukan refleksi terhadap aktivitas-aktivitasnya), kolaborasi (bagaimana siswa belajar dari teman satu kelompok atau dengan guru), eksplorasi dan mengatasi masalah (memberi pilihan kepada murid, yang mendorong murid untuk menghasilkan beragam opsi dan jawaban), fleksibel dan adaptif yaitu tidak harus mengikuti rencana pelajaran yang telah ditetapkan secara kaku.

Siswa yang berdiskusi mampu untuk berkomunikasi antar teman sekelompok dalam menyelesaikan masalah dan saling bertukar pendapat dengan bertanya sehingga siswa yang belum paham terbantu dngan jalannya diskusi tersebut. Hal tersebut berbeda dengan kelas kontrol, pada kemampuan mendiskusikan dan menyampaikan pertanyaan tidak terlalu berkembang karena sebagian siswa merasa bosan dan cenderung sibuk mencatat hal yang simpaikan oleh guru yang menggunakan pembelajaran konvensional.

(17)

pembelajaran konstruktivisme selama pembelajaran berlangsung, sebanyak 84.67 % siswa setuju dengan menggunakan pembelajaran konstruktivisme mempermudah siswa dalam mempelajari konsep biologi.

Pada akhir proses pembelajaran, guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari sehingga siswa mampu memahami struktur tumbuhan, fotosintesi, dan gerak pada tumbuhan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan-kemampuan tersebut di atas berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan nilai post-test kelas eksperimen menunjukkan bahwa prosentase ketuntasan siswa selama pembelajaran mengalami peningkatan sampai rata-ratanya 82.14 %

(Lampiran 6).

Secara keseluruhan dapat dikatakan dari ke-10 aktivitas siswa tersebut berpengaruh terhadap prestasi hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran berbasis konstruktivisme. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Baihaki (2010) yang mengemukakan bahwa konstruktivisme memiliki dampak positif dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa berdampak pada pemahaman siswa terhadap materi yang lebih baik. Hasil belajar siswa juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dan lingkunganya (Sardiman, 2004).

(18)

korelasi antara kemampuan siswa dengan hasil belajar terlihat jelas dari hasil pemahaman yang signifikan (Tabel 4.7). Hubungan kemampuan pemahaman konsep dengan hasil belajar pada kelas eksperimen secara keseluruhan masuk kategori cukup dan kuat ( Tabel 4.7 ).Signifikansi dari hasil korelasi diuji dengan menggunakan uji t. Pada Tabel 4.8 juga menunjukkan uji komparasi bahwa kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran konstruktivisme lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada proses pembelajaran siswa dituntut secara aktif untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang mendukung hasil belajar yang meningkat. Kemampuan siswa kelas kontrol lebih disebabkan karena kurangnya siswa dalam memahami materi karena tidak mampu mengingat konsep yang mereka telah pelajari.

Peningkatan hasil belajar siswa terlihat jelas pada perbedaan nilai

post-tes yang sangat signifikan. Hasil rata-rata nilai post-test kelas eksperimen menunjukkan lebih tinggi yaitu 85.53 dibandingkan dengan kelas kontrol hanya 64.25 (Tabel 4.4 dan Gambar 4.4). Hal tersebut terjadi karena dalam pembelajaran konstruktivisme guru mengaitkan materi dengan kehidupan nyata siswa dan mampu menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini senada dengan penelitian Indarwati (2000) bahwa pembelajaran konstruktivisme mendorong dalam peningkatan kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap hasil belajar.

Gambar

Tabel 4.1  Persentase rata-rata kemampuan pemahaman siswa kelas
Gambar 4.1. Grafik prosentase rata-rata kemampuan belajar siswa kelas
Tabel 4.2.  Distribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol dan kelas
Gambar 4.3. Grafik ditribusi frekuensi nilai post test kelas kontrol
+6

Referensi

Dokumen terkait

EXISTENTIALISM AS REVEALED IN SOPHIE’S JOURNEY TO REALITY IN JOSTEIN GAARDER’S SOPHIE’S WORLD.. beserta perangkat yang diperlukan

Pada rumah mutu tahap I memuat hubungan kuat antara atribut produk dengan aspek produksi sebagai berikut: antara ukuran 100-150 ml dan harga Rp 2500,00 - Rp 5000,00 dengan volume

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh political connection pada bank umum konvensional yang ada di Negara Indonesia dan Singapura terhadap jumlah

mudah dengan berbagai alternatif transportasi. Namun berdasarkan data dari BPS Provinsi Jawa Barat tahun 2003 sampai dengan tahun 2009 kondisi jalan cenderung mengalami

Analisis asosiasi adalah teknik data mining untuk menemukan aturan asosiatif antara suatu kombinasi item.Aturan asosiatif dari analisis pembelian di suatu pasar swalayan adalah

Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Karunia- Nya, serta salam dan shalawat atas Nabi Muhammad SAW, sehingga Skripsi dengan judul “

Her thesis, entitled The Influence of Voiced and Voiceless Stop Consonants and Their Place of Articulations on the Length of the Preceding Front Vowel in American

Since the thesis is trying to identify the inaccuracy in translating English singular and plural forms, to find the effects of the inaccuracy toward its original story, and to