P
SEMINAR
NASIONAL
ROSr
ISBN
:
979-3812-fi7-g
DINC
FARMAKOTERAPI
PROCRAM
PROFESI
APOTTKER
FAKU
LIAS
FARMASI
PER,SEPSIDAI\PERILAKUMURPMU'ALIMIN
MUHAIflVII\DTYAH TERIIADAP PENGOBATAN SKABIES
':
INTISAN
Telah dilahttcan
penelitian
mengenai persepsi danp*ilaht
siswaMu'alimin
Muhammadiyah
yogtalcana (MIvtY)
ferhadappenyakit
sto,ifesdan cara
pengobatannya.Tuiuanpenelitian adalah
ntuk
mengetahui persepsi
dan
tinglah
laht
siswa
MMI
terhadap pengobatan -icabies
danpengobatannya.
Digunalan
rancangan
penelifian
crosssectional,
pada
100
siswaMMY,
yang
ditetapkan
dengan.
stratified
ratndom sampling. Pengumpulan
data
ditatwkon dengan
angket/htesioner
dilinjutkan
dengan wawancara mendalam oleh tenagayang terlatih dipandu htesioner'
Angket danhrerionq
tetai
dftafulcan
uji
validiras
isi.Kriteria
Respondenadalah minimal
linggal
di
asramaMMy
6 bulan atau lebih,.duduk
di
kelas
I
s.d.
6dan
bersediadiwawancarai. Data diolah secarc
statktic dislcriptif ditampillcan
dalam persentasedan
bentuk tabel.Dari
I 12 respondenawal yang
bisa diproses datanya
simpai
alchirpenilitian sejumlah
98 responden,yang
terdiri
dari kelas
I
(35responden) t<clas
4
(35
responden)dan
kelas6 (28
responden), semua respondenmengaht
sudahpeinoh menderita slabies.
Responden yang dapat menyebutlun denga;n tepat penyebab skabies I 5 %' -carapenularan
TS %o,obat
antiskabies 75 ?6tetapi bant 35
96 respondenyang mengetahui cala
peng;gunaan
obat iersebut. Sebanyak84
96 responden merasa tergangga dengansakit slabies
dansebagian
besar responden sudah mengetahui cara pencegahan daripenularan
skabies'Disimpulkan
bahwa
pengetahuan
respondententang
skabiesdan
cara pencegahandari penularan
sudahcuhtp
baik,
rcrapi
tidak
demiHan dengan pengetahuan responden tentang
cara
menggunakan obat
antiskabies.
Kata
kunci
:
slcabies, silcap danperilalw,
obat antiskabiesI
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta2 Fakultas Farniasi Universitas Ahmad Dahlan
.
X58ftl
|
!t7T)-*12-O7-9
|
.t
PENDAHT'LUAT{
XstqnU
pcogrjung
Poli Dana SehatMuhanrnadilzh
(NM)
dimu'alimin
adalahpen-deria
kcl,aimn
lulit
yaitu
scabies. Skabiesme-nryatan
satrah saurpenyakit
kulit
yang
palingbatryak diderita dikalangan
anak-anakdi
pe-santren. Dari penelitian yang dilakukan di Pondok
Pesantren
Modem As
Salam Surokartodidapat-kan angka kejadian penyakit skabies dikalangan
santri sebesar 4,3 o/o (Irawan, 2001).
Di
beberapanegara skabies masih merupakan permasalahan penyakit
kulit
yang serius.Skabies
di
dunia
pesantrenatau
modelhunian
asrama merupakanproblem utama
ke-sehatan
kulit
yang sulit diatasi, bersifat kronis danmudah menular. Skabies pada pelajar
sangatmempengaruhi tingkat keberhasilan belajar siswa.
Meskipun tidak
sampai mengakibatkan kelainansecara
fatal
scabies dapat membuat penderitanyamengalami gangguan dan hambatan dalam
me-lakukan
aktifitas
keseharian serta mempengaruhikualitas belajar siswa. Pada malam hari biasanya penderita
juga
terganggu tidurnya.Dari
penelitianyang telah dilakukan ter'
nyata angka
insidensi
penyakit
skabies di
pesantren sangat dipengaruhi
oleh
persepsi danperilaku siswa/sanri
terhadappenyakit
skabies([rawan, 2001).
Persepsi adalah prosesindividu
dalam menyeleksi, mengorganisir
dan
meng-interpretasikan stimulus ke dalam suatu gambaran yang berarti dan koheren dengan dunia sekitamya(Sureni, 1999). Persepsi merupakan faktor
psiko-ogis yang
mempengaruhiperilaku
seseorang.Menurut Young (cit. Irvine
dkk,
1990) persepsidipengaruhi
oleh
pengetahuan danpengalaman-nya.
Persepsi
terhadapskabies adalah
prosesindividu dalam
menyeleksi, mengorganisir danmenginterpretasikan
stimulus
yang
berupaskabies.
Perilaku
merupakan respon atau reaksiseseorang terhadp stimulus yang berasal dari luar
maupun dari dalam dirinya ( Sarwono, 1993 ).
Ada
tiga
penyebab manusia melakukan
sesuatu(
WHO,
1988),
yaitu
:
(l)
pikiran
dan perasaanyang dibentuk oleh pengetahuan, keyakinan, sikap
dan
nilai (2)
pengetahuanyang
datang
dari pengalamandan informasi,
serta(3)
keyakinanyang diturunkan.
Dengan
latar
belakang tersebut
di
atasmaka
penelitian
ini
dilakukan,
dengan rumusanpermaialahan "Bagaimana persepsi dan perilaku
iis*a
mu'alimin
muhammadiyah
terhadap skabies dan pengobatannya ?". Tujuan penelitianini
adalah untuk mengetahui persepsi dan tingkahlaku
siswa
mu'alimin
muhammadiyahYogya-karta terhadap scabies dan pengobatannya.
METODE
PENELITIAN
Penelitian
ini
bersifat
kualitaiif
ataudeskiptif
eksploratif, yang berusaha untukmeng-uraikan pendapat,
sikap,
pengetahuan danperi-laku
responden (siswa) terhadap scabies
danpengobatan skabies. Merupakan penelitian
kuali-iatif
crosssectional dilakukan
dengan membagi kuesionerdilanjutkan
dengan wawancaramen-dalam pada responden. Kuosiener yang digunakan
telah dilakukan
uji
validitas
dengan dicobakanuntuk wawancara pada
50
orang siswa
yangkemudian
tidak dilibatkan
pada tahap penelitian sebenarnya.Kriteria
inklusi
responden adalahsiswa
mualimin kelas
I
s.d.6, tinggal di
asramamualimin
minimal
%
tahun
dan
bersedia
di'
wawancarai.
Populasi penelitian adalah siswa
mu'alimin
Muhammadiyah Jogiakarta.Unit analisisnya
ada-lah
individu
-
individu
siswaMu'alimin
Muham-madiyah Jogiakarta. Pengambilan sampel
dilaku-kan
secaraStralitied
RandomSampling,
Setiaplevel
kelas,mulai dari kelas
I
sampaikelas
6,diambil secara acak 3 kelas sample. Dalam sampel
kelas
diambil
secaraacak
sejumlahsiswa
yangditetapkan secara perhitungan
rumus
dengantingkat kepercayaan 95 %.
Data
kemudian
diolah
secara
statistikdeskriptif, ditampilkan
dalam persen ataugrafik
dan tabel.
HASIL DAN PEMBATIASAN
a.
Data Dasar
ResPondcnPenelitian
ini
dilakukan
di
MadrasahMu'alimin
muhammadiyah Jogjakarta pada bulan September2002.
Penelitian
menggunakan 98 respondendari
ll0
yang direncanakan, 12 calon respondenyang
semula telah bersedia
karenasesuatu
hd
Gambaran
r
berikut
: dri
kelas
I
SMU
sebanyak
2t
asram4
figr
selamakurr
selamaI
-
3 tinggaldiasu
kurang dari 6
mengaku
r
scabies.
b.
Penge*
Dari
t
kan secan
I
respondca- S
menYebuttr
respondca
{
sdatahnE
melaluiLd
TilCIL
T-responb
oleh 4?*
bintikbcC
luka
fll
respom6
scabiee. NoI
E
2$
!E
3&
4t
5rt
6o
1
r
rs
Prosiding&ninar
i.losiomlFormakotenapi(&ldcncc
BoscdFor
Phormocist)o
sesuatu
hal
akhimya
tidak
bisa
melaqiutkan.Gambaran
umum
rcspondeir adalah
sebagaiberikut
:
dari
kelasl
SMP
sebanyak35
siswa,kelas
I
SMU
sebanyak 35 siswa dan dari kelas 3sebanyak
28
siswa. Berdasarkan lama tinggaldi
asrama,
Tiga puluh tiga
siswatinggal di
asramaselama
kurang
dari
I
tahun,
34
siswri
tinggal selamaI
-
3
tatrun dan3l
siswa sisanya sudahtinggal diasrama selama lebih dari 3 tahun tetapi kurang dari 6 tahun.
Dari
98 responden semuanyamengaku
memiliki
riwayat
pemah
menderitascabies.
b. Pengetahuan Responden tentang Skables
Dari 98
responden yang dapat menyebuhkan
secara tepat penyebab scabieshanya
15 %responden. Sebagian besar responden salah dalam
menyebutkan penyebab scabies. Sebagian besar
responden
(88
%)
menyatakanbahwa
scabiesadalah
menular. Cara
penularan scabies adalahmelalui kontak tangsung (75 %).
Sebagian
besar responden
(74%)
sudattmengetahui obat antiskabies
yaitu
skabisid 54%respondeq salep belcrang 20 o/o responden,15 o/o
responden sudatr mengetahui obat antigatal yaitu
CTM
dan hanyal0
o/o responden yang tidak tahusama sekali tentang obat
untuk sakit
skabies.Namun begitu baru sebagian
kecil
responden (37o/o)
yang
mengetahuicara
menggunakananti-skabies dengan benar. Sebagian responden
meng-gunakan skabisid dengan
melulurkan
keseluruhpermukaan
lulit
kecuali
kulit
muka
menjelangtidur dan tidak boleh terkena air sampai terbangun
menjelang
sholat subuh
(37o/o).Masih
42
%responden menggunakan salep anti scabies hanya
pada bagian
luka
dan sekitamya. Sisanya2l
% respondentidak
mengetahui sama sekali
caramenggunakan obat anti scabies.
c. Persepsl Responden
Terhadap
SkabiesEnam
puluh
responden mengaku
kalau skabies adalah penyakit yang sangat mengganggu(84 %), karena gatal dan mengganggu tidur (68 %)
atau
membuatmalu
responden(16
%),
l0
yoresponden menganggap
bahwa
skabies
tidak mengganggudan
6
o/o responden menyatakantidaktahu apakah skabies mengganggu atau tidak.
Tabel I. Aspek pengetahuan responden mengenal penyeba\ slfat menular atau tldalq, cara penularan,
Tanda
dan
gejala
scabies
menurutresponden adalah
bintik-bintik berair dan
gatal oleh47
o/o responden,gatal
sajaT Yo responden,bintik
berair saja tanpa gatal pada 40 o/o responden,luka
atauborok
pada3 %
respondqr
dan3
o/oresponden
tidak
mengetatrui gejala dan
tanda' scabies.geJala etru tandr rcebles dan obat rcebler
No Aspek Pengetahuan Rincian iawaban
&
PersentaseI
Penyebab skabies Kuman / parasit(l
5 o/o);Air
kotor (7I
Yr); Nyamuk(8%);Terluka (4 %); I,alat QYo)
2 Skabies menular atau tidak menular
Menular (88%); Tidak menular (6%); Tidak tahu ( 6%)
3 Cara Penularan skabies Berhubungan dengan pendedta (7s%);Udara (7%); Gigitan nyamuk
(8%);
Tidak tahu (107o)4 Tanda/gejala Bintik berair
&
gatal (47%);
Bintik berair (40o/o); Gatal (77o); Luka (3 %); Tidak ahu (3 %)
5 Nama Obat skabies dan
kegunaannya
Skabisid krim (54 7o); Salep belerang (20o/o); CTM sebagai
antisatal (15
%lz
Tidak tahu(ll
%\
6 Cara penggunaan salep antiskabies
Dilulurkan pada seluruh
tuhfi
kecuali wajah (37%); Dioleskanpada bagian
h*a(Oo/o\;
tidak tahuQl
%)No Aspek persepsi Rincian jawaban(%)
I Mengganggu atau tidak Mengganggu
Ga%\;
Tidak tahu(6%);
tidak mengganggu (10o/o);
3 Kesembuhan Mudah diobati
(7l%);sulitdiobati
(15%); tidak dapat diobati ( 57o); Tidak tahu (5%).4 Kekambuhan Mudah kanbuh bila tertulari (65o/o);Tidak dapat kambuh (15
%); tidak tahu(20%'l
$
ISBN
z979-381?-07-9
*
Tabet
II.
Persepsl responden terhadap bebenpa espek darl skabiesSebagian besar responden percaya bahwa
skabies dapat diobati
(75%'|
Terdapat
65
% responden menganggapbahwa
scabies adalahpenyakit
kulit
yang
dapatdiobati tetapi
mudah untuk kambuh kembali apabila tertu I ari lagi, L5 %oresponden menganggap bahwa scabies
sulit
di-obati,
15
%
responden beranggapan apabilaskabies sembuh tidak bisa kambuh kembali, hanya 5
%
responden yang menganggap batrwa scabiesadalah penyakit yang tidak bisa diobati. Hanya 5
oZ responden
yang
tidak
mengetahui
apakah scabies dapat atau tidak diobati.2.
Sikap
danperilaku
siswaterhadap
skabies.Sebagian besar 84 % mbmilih menghindar
dari
scabiesoleh
karena rasagatal dan
meng-ganggudi
saattidur (
68 % responden ataumem-buat
malu
16 % responden oleh karena membuatlarlit
menjadi hitanL
kasar, bernanah dantidak
halus serta tidak indah. Sebagian
kecil
responden(16%)
bersikap akan mencegah teman'temannya yang masih sehat supaya tidak tertulari scabies, 5o/o responden bersikap biasa saja tertradap scabies
dan hanya
I
7o responden yangtidak
tahu hanrs bersikap bagaimana terhadap scabies.Usaha pencegahan terhadap scabies yang terbanyak adalah dengan nlenghindari saling tukar
menukar pakaian
54
%
responden. Sebagianresponden melakukan pencegahan dengan
tidak
tidur
bersamadalam
satutempat
tidur
denganpenderita 15
o/o responden, menghindariberhu-bungan dengan penderita
4
o/o responden,men-jemur
kasur
ditengatr
terik
matahari
17
% respondendan
8 %
memilih cara
pencegahansecaria menyeluruh
yaitu tidak
melakukan satingtukar pakaian,
tidak tidur
bersamadalam
satutempat
tidur
dengan penderita, dan
menjemurkasur disiang
hari
secaraberkala. Hanya
2
Yoresponden yang tidak mengetahui cara
pencegah-an scabies.
Usaha penanganan scabies
di
mu'alimin
oleh UKS tampaknya belum begitu dirasakan oleh
para siswa.
Hal itu terlihat
bahwa sebagian besariisw'a
menganggap bahwa penyuluhan dan usahapemberantasan scabies
belum
pernah dilakukanyaitu
masing-masingoleh 50
o/o responden.Se-bagian
responden(13
o/o) menganggap bahwapenyuluhan hanya pemah
dilakukan
sekali saja.Yang berpendapat bahwa penyuluhan dan usaha
pemberantasan
sudatr
dilak*an
tetapi
masihjarang adalah 20 % responden. Yang berpendapat
bahwa usaha penyuluhan
dan
pemberantasanscabies sudah
sering dilakukan hanya
oleh
16responden.
Secara
umum
hasil
penelitian
ini
me-nunjukkan bahwa persepsi dan perilaktr terhadap scabies
di
mu'alimin tidak
berbeda dengan hasilpenelitian
sebelumnyayaitu
masih
kurangnyapengetatrun yang benar tentang scabies, terutama mengenai kuman penyebabny
a'
catapenanganan-nya dan cara
pencegahannya.Berbeda
denganyang didapatkan oleh Irawan di Pondok As Salam insidensi scabies di
Mu'alimin
banyak terjadi padasiswa
SMU
dibandingkan
pada siswa
SMP(Irawan,200l).
Skabies memang
masih
merupakan salahsatu masalah kesehatan
dari penyakit
kulit
yangmenular
di
pesantren dan pondokan atau asramadengan
padat huniau. Meskipun
tidak
bersifzrtt
Prosldingscrnlnor
Naslonal Formokotcropl (Evldcrrcc BosedFor
phormocisf)t
fatal tetapi skabies
ini
cukup mengganggu siswadan mempengarulli hasil
studi
siswa.
Hal
itu
nampak dari hasil penelitian
ini
bahwa sekitar g4o/o responden merasa
terganggi
dengan penyakit
scabies karena gatal dan akan mengganggu di saat
tidur
dan
disaat belajar serta membuat
malukarena
kuliuryajadi
tidak indah dan kasar.Masih sedikit siswa yang
zudahmenge-tahui obat dan
cara pengobatan scabies dengaabenar
yaitu kurang dari 40
o/o.Dampk
danke-salahan persepsi
ini
adalahtidak
tahu bagaimanacara mengcbati dan bagaimana cara
mencegah-nya.
Sehinggaada
siswayang
mengira scabiesdapat
ditularkan
melaui udara, atau lcwat gigitannyamuk. Bahkan masih ada siswa yang
ber-anggapan
bahwa
scabiestidak
menular.
Latar belakang mengapa siswa belummemiliki
penge-tahun
yang benar
tentang scabiessebagiin
ter-ungfa-p
dari
penelitian
ini
bahwa
usiha
pe-nyuluhan oleh
Usaha kesehatan Sekolahmaiih
dirasakan sangat kurang,
yaitu
dirasakan olehlebih dan 50 % responden.
KESIMPULAN
Scbagian responden belum
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang scabies dan carapengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Carnizares,
O.,
1982.A
Manual of Dermatologt
for
Developing Countries, Oxford
Univer-city Press.
Chadijatr, R.
dkk,
2000. PenyakitKulit
Anak danGenodermatoses, Fakultas Kedokteran
Uni-versitas Hasanudin, Ujung Pandang.
Gandahusada,
S.
dkk,
1998.Parasitologi
Ke-dolderol
ed.III,
Fakultas KedokteranUni-versitas Indonesia, Jakarta
Irawan, H., 2001. Pengaruh Sanitasi Linghtngan,
Perilalw santri
danPeran
Usaha KesehatanPesantren
terhadap
Kejadian
PenyakitSkabies
di
Pondok Pesantren Modern IslamAssalam Pobelan Surakarta,
FKU
UMy,
Jogiakarta
Muslimin
dkk,
2000. Skabies
di
RSUP Dr.
Karladi
Semarang,
Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro , Semarang .Sureni,
I.,
I 999.Perilaht
Seksual Pascadiagnos isKanker Leher Rahim dan Pqyudara
Tesis untuk mencapai derajat Sarjana S-2, ProgramPascasarjana
Universitas
Gadjah
Mada, Jogiakarta.