• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation(GI) Dan

Learning Together(LT)

(Studi Eksperimen pada Materi Ekosistem di Kelas X MA Negeri Awipari Kota Tasikmalaya)

(The Differences in Student Result Learning Used Cooperative Learning Model Group Investigation (GI) and Learning Together (LT))

Isni Azizah Maulida, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Siliwangi

Jl. Siliwangi No.20 Tasikmalaya-Jawa Barat, Email: isnie_azimall@yahoo.com

Abstract

This research aims to determine the differences in student result learning used learning model group investigation and learning together on ecosystem material at Xth Grade Islamic Senior High School. This research was conducted from January to March 2015. The research method used was pre experiment. The population was all class XthGrade Islamic Senior High School 2014/2015 school year as many as nine classes with the number of students 281 students. To measure the learning outcomes of students used the instrument in the form of test results. Data were analyzed using t* test witha significance level α = 0.05.Based on the results of data analysis and hypothesis testing can be concluded that there was a difference in student result learning used cooperative learning model group investigation and learning together on ecosystem material in Xth Grade Islamic Senior High School. And from the research, the writer concludes that cooperative learning model group investigation is better than learning together ones.

Keywords : Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan learning together pada materi ekosistem di kelas X MA Negeri Awipari Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Maret 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah pre experiment. Populasinya adalah seluruh kelas X MA Negeri Awipari Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 9 kelas dengan jumlah siswa 281 siswa. Untuk mengukur hasil belajar siswa digunakan instrumen berupa tes hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan uji t* dengan taraf signifikansi α=0,05. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan learning together pada materi ekosistem di kelas X MA Negeri Awipari Kota Tasikmalaya. Dan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih baik dari model pembelajaran kooperatif tipe learning together.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Learning Together, Hasil Belajar, Ekosistem.

Pendahuluan

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang berbeda dengan makhluk lainnya. Dimana manusia memiliki akal dan pikiran yang membuatnya bisa berpikir dengan baik. Manusia juga membutuhkan pendidikan untuk melaksanakan kehidupannya, karena pendidikan merupakan proses peningkatan kualitas manusia.

Seiring perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang, begitu pula dengan pendidikan. Pendidikan berperan penting dalam menghasilkan individu dan generasi penerus yang berkualitas. Pendidikan

(3)

memberikan dampak yang besar dalam kehidupan manusia. Melalui proses pendidikan manusia berpikir serta memperoleh informasi sehingga dapat mengetahui apa yang belum diketahui sebelumnya.

Sekolah merupakan lembaga formal untuk melaksanakan dan memberikan pendidikan kepada masyarakat luas melalui kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat siswa dan guru yang bersama-sama melaksanakan kegiatan belajar mengajar, tetapi kegiatan pembelajaran tidak hanya merupakan proses memberikan pengetahuan tetapi yang lebih penting adalah proses mendapatkan pengetahuan tersebut.

Proses belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi antara guru dengan siswa. Dalam prosesnya, guru mengorganisasikan kelas yang didalamnya terdapat siswa yang berbeda pengetahuan dan kemampuan. Manajemen kelas yang baik akan menciptakan interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa yang lainnya dalam kegiatan pembelajaran.

Namun dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran masih belum efektif dan efisien karena belum mampu mengeksplor kemampuan siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak dilibatkan secara langsung dan tidak didorong untuk mengembangkan kemampuan mereka sendiri. Hal ini menunjukan bahwasanya peranan guru masih mendominasi dan menjadi pusat dalam proses pembelajaran, bukan sebagai fasilitator. Maka dari itu, dalam kegiatan pembelajaran peranan yang paling menonjol dalam proses pembelajaran seharusnya ada pada siswa dan guru bukan berperan sebagai penyampai informasi akan tetapi hanya bertindak sebagai pengarah dan pemberi fasilitas untuk mewujudkan terciptanya proses belajar.

Untuk menciptakan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran memberikan kontribusi yang baik dalam proses pembelajaran, yang berarti hasil belajar siswa dipengaruhi oleh model yang digunakan.

Dari hasil observasi dan wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Biologi Kelas X MAN Awipari Kota Tasikmalaya, diketahui bahwa nilai rata-rata siswa pada materi ekosistem tahun ajaran 2013/2014 kurang memuaskan yaitu 65,00

(4)

sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai adalah 75,00. Selain itu, permasalahan yang dihadapi menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi karena lebih banyak menerapkan model pembelajaran langsung, dimana dalam proses pembelajarannya guru memberikan penjelasan dan siswa hanya mendengarkan materi yang dipelajari dikelas sehingga siswa tidak berperan aktif dalam proses pembelajaran dan tidak mampu mengeksplor kemampuannya, serta hasil akhir pembelajaran tidak dapat memenuhi tuntutan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Berdasarkan permasalahan tersebut, guru harus memiliki strategi agar siswa belajar secara aktif, efektif dan efisien serta mengena pada tujuan yang diharapkan, salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh guru adalah harus menguasasi teknik maupun model pembelajaran. Maka dari itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu model pembelajaran yang tidak meletakan guru menjadi pusat pembelajaran, melainkan siswa yang menjadi pusat pembelajaran.

Model pembelajaran merupakan prosedur sistematis dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Terdapat banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang mampu menunjang keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar, salah satunya adalah model pembelajaran yang mendorong siswa untuk berperan aktif dan menjadi pusat dalam pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan tugas atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama.

Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe diantaranya number head together, talking stick, snowball throwing, jigsaw, group investigation, learning togetherdan lain-lain. Dari beberapa tipe model pembelajaran kooperatif tersebut, dalam penelitian ini penulis akan meneliti model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan learning together. Model pembelajaran kooperatif tipe group Investigationdikembangkan agar memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses

(5)

pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi serta menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok, sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dikembangkan agar siswa dapat membangun dan menilai sendiri kinerja kelompok baik dalam hal diskusi maupun dalam hal mengerjakan soal, setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas hasil yang mereka peroleh.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan learning together pada materi ekosistem di Kelas X MA Negeri Awipari Kota Tasikmalaya.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental design. Arikunto, Suharsimi (2013:123) mengemukakan ”Pre experimental designsering kali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.”

Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation diperoleh ̅ = 30,70 dengan sd2 = 17,22 dari sd = 4,15. Adapun KKM mata pelajaran biologi untuk kelas X adalah 75. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada materi ekosistem adalah 76,75 sehingga telah mencapai KKM yang telah

(6)

ditentukan. Hal ini dikarenakan model pembelajaran group investigation dirancang supaya para siswa menjalankan peran-peran khusus dalam menyelesaikan seluruh tugas kelompok sehingga spesialisasi tugas ini menyelesaikan masalah tanggung jawab individual dengan membuat tiap siswa memiliki tanggung jawab khusus terhadap kontribusinya sendiri dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation memberikan kontrol dan pilihan penuh kepada siswa untuk merencanakan apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasi sehingga dalam proses pembelajarannya siswa dapat bekerja secara bebas, memberi semangat untuk berpikir aktif dan kreatif serta dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam proses pembelajaran. Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah siswa akan dituntut untuk mampu bekerja sama dengan teman sekelompoknya dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang apa yang hendak mereka pelajari.

Untuk membantu siswa dalam menginvestigasi topik pembelajaran maka proses pembelajaran dibantu dengan media gambar sesuai topik yang dipilih untuk dipelajari. Berikut ini hasil laporan akhir mengenai topik yang dipelajari selama dua pertemuan :

Gambar 1

Hasil Diskusi Kelompok Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Group Investigation 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Kelompok

1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6

Pertemuan 1 Pertemuan 2

(7)

Berdasarkan hasil penelititan yang telah peneliti lakukan pada pertemuan kesatu dan kedua dapat diketahui tingkat aktivitas belajar siswa mengalami perubahan dan peningkatan. Aktivitas siswa mengalami kemajuan terlihat dari nilai rata-rata laporan akhir yang diperoleh, semakin banyaknya siswa yang turut aktif dalam proses pembelajaran, dan suasana kelas lebih baik daripada pada pertemuan sebelumnya.

2. Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning togetherdiperoleh ̅ = 27,84 dengan sd2= 38,94 dari sd = 6,24. Adapun KKM mata pelajaran biologi untuk kelas X adalah 75. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning together pada materi ekosistem adalah 69,60 sehingga belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan model pembelajaran learning together merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan penggunaan kelompok pembelajaran heterogen dan menekankan terhadap interdependensi positif (perasaan kebersamaan), interaksi face to face atau tatap muka yang saling mendukung, saling membantu dan saling menghargai, serta tanggung jawab individual dan kelompok kecil demi keberhasilan pembelajaran. Model pembelajaran learning togetherjuga menuntut siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan lembar tugas yang diberikan oleh guru.

Berikut ini hasil diskusi kelompok mengenai lembar tugas yang diberikan oleh guru selama dua pertemuan :

(8)

Gambar 2

Hasil Diskusi Lembar Tugas Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Learning Together

3. Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Learning Together

Dari hasil pengolahan data skor hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan dua model pembelajaran yang berbeda yaitu model pembelajaran kooperatif tipe group investigationdan learning together pada materi ekosistem di kelas X MA Negeri Awipari Kota Tasikmalaya didapat hasil yang berbeda. Hal ini terlihat dari rata-rata skor siswa di kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibanding nilai rata-rata siswa di kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning together. Dengan kata lain model pembelajaran kooperatif tipe group investigation memberikan hasil lebih baik dalam proses pembelajaran dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe learning together pada materi ekosistem di kelas X MA Negeri Awipari Kota Tasikmalaya.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Pertemuan 1 Pertemuan 2

(9)

Gambar 4.6

Perbandingan KKM, nilai rata-rata model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan nilai rata-rata model

pembelajaran kooperatif tipe learning together

Selanjutnya, berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t* diperoleh hasil yang menyatakan bahwa t* = -2,14 terdapat di daerah penolakan Ho yang artinya “ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan learning together pada materi ekosistem di kelas X MA Negeri Awipari Kota Tasikmalaya”. Adanya perbedaan tersebut disebabkan karena model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan kegiatan pembelajaran secara berkelompok yang menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, baik dalam kelompok maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model pembelajaran ini juga dirancang supaya para siswa menjalankan peran-peran khusus dalam menyelesaikan seluruh tugas kelompok sehingga spesialisasi tugas ini menyelesaikan masalah tanggung jawab individual dengan membuat tiap siswa memiliki tanggung jawab khusus terhadap kontribusinya sendiri dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation memberikan kontrol dan pilihan penuh kepada siswa untuk merencanakan apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasi

66 68 70 72 74 76 78

(10)

sehingga dalam proses pembelajarannya siswa dapat bekerja secara bebas, memberi semangat untuk berpikir aktif dan kreatif serta dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran learning together merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan penggunaan kelompok pembelajaran heterogen dan menekankan terhadap interdependensi positif (perasaan kebersamaan), interaksi face to face atau tatap muka yang saling mendukung, saling membantu dan saling menghargai, serta tanggung jawab individual dan kelompok kecil demi keberhasilan pembelajaran.

Perbedaan hasil yang terjadi sudah terlihat ketika pembelajaran berlangsung, yaitu siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigationterlihat lebih antusias dalam menginvestigasi topik yang mereka pilih. Sedangkan pada siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning togetherterlihat kurang antusias dalam melaksanakan diskusi kelompok untuk menyelesaikan lembar tugas yang diberikan oleh guru.

Adapun kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation memberikan kontrol dan pilihan penuh kepada siswa untuk membentuk kelompok dan merencanakan apa yang ingin dipelajari serta diinvestigasi sehingga dalam proses pembelajarannya siswa dapat bekerja secara bebas, berpikir aktif dan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa. Sedangkan kelemahannya, model pembelajaran kooperatif tipe group investigationhanya cocok diterapkan pada materi yang menuntut pemahaman siswa dari pengalaman yang dialami sendiri.

Sedangkan kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe learning together adalah model pembelajaran kooperatif tipe learning together dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam kelompok dengan prinsip belajar bersama dan melatih rasa percaya diri siswa karena harus tampil mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Sedangkan kelemahannya, model pembelajaran kooperatif tipe learning together ini memakan waktu cukup

(11)

lama dan tidak bisa melihat kemampuan tiap-tiap siswa karena bekerja dalam kelompok.

Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis, diperoleh simpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan learning together pada materi ekosistem di kelas X MA Negeri Awipari Kota Tasikmalaya.

Hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih baik serta unggul dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe learning together yang diterapkan pada materi ekosistem di kelas X MA Negeri Awipari Kota Tasikmalaya.

Saran

1. Dalam proses pembelajaran disarankan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation karena siswa diberikan kebebasan untuk memilih dan menginvesitgasi suatu topik pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran khususnya pada materi ekosistem serta hasil belajar dan minat belajar siswa terhadap pembelajaran jauh lebih maksimal;

2. Untuk meningkatkan minat siswa dalam proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning together guru diusahakan untuk membuat lembar tugas secara singkat, jelas dan menarik sehingga dapat menarik siswa untuk lebih antusias dalam proses pembelajaran; dan

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mencoba model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan learning together pada materi yang berbeda dari materi yang telah peneliti gunakan.

(12)

Daftar Pustaka

Alma, Buchari, et.al. (2012). Guru Profesional (Menguasai Metode dan Terampil Mengajar). Bandung : Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Campbell, Nell A, et.al. (2004). Biologi (Edisi Kelima Jilid 3).Jakarta : Erlangga Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Huda, Miftahul. (2013). Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan).Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Kimball, John W. (1999). Biologi (Edisi Kelima Jilid 3). Jakarta : Erlangga Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Slavin, Robert E. (2015). Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik).

Bandung : Nusa Media

Sudjana, Nana. (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Kontruktivistik (Implementasi KTSP dan UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Jakarta : Gaung Persada Press (GP Press).

Referensi

Dokumen terkait

The mortality ratio was usual for broiler chickens, and identical in control and trial groups of chickens which received 4% of extruded rapeseed meal in diet, and slightly higher

Furthermore, women with low education level had 86% greater risk of (pre-)eclampsia (RRa=1.86, P=0.005), while middle education level had 72% greater risk of

Secara teoritis, sinergi kebijakan Local Economic Development (LED) dan pembangunan pedesaan dalam upaya peningkatan daya saing desa akan terwujud apabila

Penelitian dan pembelajaran dilakukan untuk mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan yang baru sehingga mampu membangun reputasi bagi STIKes

Dalam penyusunan rancangan un- dang-undang, Badan Legislasi dapat meminta masukan dari masyarakat sebagai bahan bagi panitia kerja untuk menyempurnakan konsepsi

Daerah Kabupaten Nabire terhadap Pegawai Negeri Sipil di.. lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Nabire. dalam penerapan standar jam kerja.

Pada umumnya pihak korban akan langsung menyetujuinya yang kemudian kedua belah pihak akan melakukan perundingan dan pihak korban akan menetapkan sanksi bagi pihak pelaku, jika

masalah yang kompleks dipecahkan ke dalam kelompok-kelompok nya lalu diatur menjadi suatu bentuk hierarki. Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “ahli” sebagai