• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATRIKS LAYANAN UTAMA DAN PENDUKUNG URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH PROVINSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATRIKS LAYANAN UTAMA DAN PENDUKUNG URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH PROVINSI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1

NOMOR .... TAHUN ....

TENTANG

PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN

MATRIKS LAYANAN UTAMA DAN PENDUKUNG URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH PROVINSI

11. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

NO SUB URUSAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI LAYANAN UTAMA PENDUKUNG

1 2 3 4 5

1. Perencanaan Lingkungan Hidup

Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Provinsi

perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

(BPLH Sumut)

1. Menyusun rumusan kebijakan daerah tentang RPPLH provinsi berdasarkan RPPLH Nasional, inventarisasi tingkat pulau/ Kepulauan, inventarisasi tingkat Ekoregion

2. Menyusun dan/atau membangun instrument pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan, yakni: KLHS, tataruang, bakumutu LH, criteria baku kerusakan LH, analisis risiko LH, dan instrument lain sesuai dengan kebutuhan RPPLH.

3. Penyusunan rumusan kebijakan daya dukung dan daya tampung (usulan provinsi Jawa Timur). Catatan Prov Jateng : Pelayanan utama untuk penyusunan rumusan sekaligus menghitung daya dukung dan daya tampung.

1. Inventarisasi LH

2. Penyusunan NSDA + LH 3. penetapan wilayah ekoregion 4. Pelaksanaan Gugus Pulau

5. Menyusun daya dukung dan daya tampung 6. Penyusunan Status LHD

7. Sistem database/pendataan LH

8. Pemetaan kegiatan yang berdampak terhadap LH.

(BPLH Sumut)

1. Menyediakan data dan informasi tentang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) mencakup potensi sumberdaya alam,

kebijakan dan regulasi, keragaman karakter dan fungsi ekologis, sebaran penduduk, sebaran potensi sumberdaya alam, kearifan local , sumber pencemar dan perubahan iklim.

(2)

2

1 2 3 4 5

(Riau)

1. Penyusunan rumusan kebijakan Pemanfaatan dan/atau pencadangan SDA.

2. Penyusunan rumusan kebijakan perlindungan kualitas dan fungsi LH.

3. Penyusunan rumusan kebijakan pengendalian, pemantauan, pendayagunaan dan pelestarian SDA.

4. Perumusan kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

5. Proses penetapan PERDA bersama DPRD.

6. Menyusun kebijakan bidang RPPLH dalam bentuk perda.

7. Menyusun rumusan kebijakan mengenai pemanfaatan dan pencadangan SDA, pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup, pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian sumber daya alam, dan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

(Sumbar)

1. Membuat rumusan kebijakan tentang RPPLH Provinsi untuk di Perda-kan.

2. Melakukan pemetaan kondisi eksisting terhadap komponen lingkungan hidup sebagai badan penerima (air, udara,

keanekaragaman hayati dan tutupan lahan) 3. Menyusun Rencana Strategis Kelembagaan

lingkungan hidup propinsi.

4. Menghitung daya dukung dan daya tamping provinsi serta ecoregion lintas kabupaten /kota

(Riau)

1. Pelaksanaan inventarisasi LH.

2. Penyusunan peta hasil inventarisasi LH: Pemanfaatan dan pencadangan; Perlindungan Kualitas dan fungsi; Pengendalian dan

monitoring; Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

3. Menyediakan data dan informasi.

4. Menghitung daya dukung dan daya tampung. 5. Menyediakan instrumen pencegahan untuk

mendukung RPPLH

(Sumbar)

1. Penetapan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

2. Pembuatan Pokja dalam rangka perumusan arah kebijakan dalam dokumen RPPLH. 2. Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

KLHS untuk Kebijakan, rencana dan/atau program (KRP) Provinsi

Layanan pelaksanaan KLHS untuk KRP (Kebijakan; Rencana; Program).

(Sumut)

1. Membentuk pokja penyusunan KLHS secara formal

1. Pembentukan Pokja Pengendalian Lingkungan 2. Layanan penyusunan peta pendukung RTRWP 3. Penyusunan daya dukung daya tampung 4. Penyusunan IKLH

(3)

3

1 2 3 4 5

2. Melaksanakan evaluasi kesesuaian KLHS terhadap RPJMD Provinsi

3. Fasilitasi penyusunan KLHS dan evaluasi kesesuaian RTRWP dengan KLHS. 4. Melakukan evaluasi terhadap KRP.

(Riau)

1. Menyusun rumusan kebijakan RPJMD menyatu dengan KLHS

2. Menyusun rumusan RTRWP menyatu dengan KLHS 3. Melaksanakan proses penetapan PERDA RTRWP dan

RPJMD Prov. (lihat konsep RPP KLHS) 4. Melakukan evaluasi KRP

5. Menyusun atau mengevaluasi RTRW, RPJMD, RPJPD dan KRP

6. Melakukan pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup disuatu wilayah

7. Merumuskan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program.

8. Menyusun rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.

(Sumbar)

1. Melakukan kajian KLHS terhadap seluruh

dokumen perencanaan berbasis kawasan (RTRW; RPJPD; RPJMD; kawasan).

6. Inventarisasi LH.

(Sumut)

1. Membuat petunjuk teknis operasional POKJA yang representatif, operasional, dan legal 2. Melengkapi Peta pendukung RTRWP sesuai

ketentuan (NSPK) dan penerapan KLHS 3. Menerapkan Baku mutu Lingkungan

4. Melakukan kesesuaian daya dukung dan daya tampung.

(Riau)

1. Pembentukan POKJA yang representatif, operasional, dan legal

2. Penyusunan peta pendukung RTRWP sesuai ketentuan (NSPK)

3. Menyusun kajian mengenai :

 Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan  Perkiraan mengenai dampak dan risiko

lingkungan hidup

 Kinerja layanan/jasa ekosistem

 Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam  Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi

terhadap perubahan iklim

 Faktor Emisi Lokal Sektor Limbah

Tingkat ketahanan dan potensi

keanekaragaman hayati. (Jateng)

1. Layanan penyusunan Peta Pendukung RTRWP diganti dengan layanan penyusunan Peta pendukung KLHS KRP Provinsi.

(4)

4

1 2 3 4 5

(Sumbar)

1. Penetapan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

2. Pengkajian perkiraan dampak dan resiko LH. 3. Pengkajian kinerja layanan jasa ekosistem. 4. Pengkajian tingkat kerentanan dan kapasitas

adaptasi terhadap perubahan iklim.

5.

Pengkajian tingkat ketahanan dan potensi

kehati. 3. Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup Pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi

Penyusunan kebijakan untuk :

1. Layanan Pencegahan Pencemaran dan/ atau kerusakan LH melalui instrumen sebagaimana UU 32/ 2009

2. Layanan penanggulangan Pencemaran dan/ atau kerusakan LH

3. Layanan pemulihan Pencemaran dan/ atau kerusakan LH.

(Sumut)

1. Penyusunan kebijakan daerah guna pengendalian Kerusakan dan pencemaran LH.

2. Penyediaan sarana/ prasarana dan pengembangan teknologi dalam pengendalian Kerusakan dan pencemaran LH

3. Penyusunan SOP pelaksanaan dan koordinasi dalam pengendalian Kerusakan dan pencemaran LH.

(Riau)

1. Penyusunan kebijakan pencegahan Kerusakan dan pencemaran LH tingkat provinsi

2. Penyediaan sarana/ prasarana untuk

penanggulangan Kerusakan dan pencemaran LH 3. Penyusunan SOP pelaksanaan dan koordinasi

1. Layanan sistem dan mekanisme pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan LH

2. Layanan penyediaan sarana/prasarana pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan LH

3. Pengawasan, Pemantauan, penegakan hukum, penetapan baku mutu pencemaran dan

kerusakan LH. 4. Inventarisasi GRK.

(Sumut)

1. Pemetaan kondisi eksisting ekosistem dan sub ekosistem

2. Menyusun dan menerapkan mekanisme koordinasi pengendalian pencemaran dan kerusakan secara horizontal dan vertical. 3. Sosialisasi regulasi dan petunjuk teknis

pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan.

(Riau)

1. Pemetaan Sub DAS kritis dalam 1 Provinsi 2. Monitoring periodik dan/ atau per kasus

(5)

5

1 2 3 4 5

dalam penanggulangan Kerusakan dan pencemaran LH

4. Penyusunan kebijakan pemerintah Prov. untuk Pemulihan Kerusakan dan pencemaran LH 5. Pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan

6. Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan

7. Pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan

8. Pelestarian Fungsi Atmosfer

9. Penerbitan perizinan pembuangan air limbah ke laut di wilayah 0 – 12 mil.

10.Penyusunan Profil Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sektor Limbah.

11.Perumusan Kebijakan Penyusunan Baku Mutu Lingkungan Daerah Provinsi

12.Perumusan Kebijakan Penyusunan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Daerah Provinsi

13.Perumusan Kebijakan Pengendalian Pencemaran Air

14.Perumusan Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara

15.Perumusan Kebijakan Pengendalian Pencemaran Tanah

16.Perumusan Kebijakan Pengendalain Pencemaran Limbah B3

17.Perumusan Kebijakan Pengendalian Kerusakan Tanah

18.Perumusan Kebijakan Pengendalian Kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/ataulahan

19.Perumusan Kebijakan Pengendalian Kerusakan Mangrove

20.Perumusan Kebijakan Pengendalian Kerusakan Gambut

wilayah lintas kab./ kota dalam satu prov. 3. Penyusunan peta kerja untuk monitoring

pelaksanaan penanggulangan Kerusakan dan pencemaran LH

4. Penyusunan peta kerja pemulihan Kerusakan dan pencemaran LH

5. Mengimplementasikan baku mutu lingkungan hidup

6. Koordinasi vertikal dan horizontal 7. Menerapkan instrumen pencegahan

8. Menyediakan sistem peningkatan kepedulian masyarakat

9. Pengembangan teknologi untuk pengendalian 10.Pelaksanaan peyelenggaraan diklat teknis

lingkungan hidup

11.Inventarisasi Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Limbah

12.Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) Sektor Limbah

13. Sosialisasi dan Pemantauan Deposisi Asam 14.Sosialisasi dan Pemantauan Bahan Perusak

Ozon (BPO).

15.

Inventarisasi pengguna Bahan Perusak Ozon

(BPO)

(Sumbar)

1. Pengkajian dan penetapan baku mutu limbah, penetapan baku kerusakan lingkungan, penetapan kelas-kelas air.

(6)

6

1 2 3 4 5

21.Perumusan Kebijakan Pengendalian Kerusakan Ekosistem Pesisir

22.Perumusan Kebijakan Pengendalian Kerusakan Danau dan Sumber Mata Air

23.Penerbitan Izin Pembuangan Air Limbah yang berdampak lintas kabupaten/kota

24.Perumusan Kebijakan Pelaksanaan Konservasi Sumber Daya Alam

25.Pelaksanaan pemanfaatan jasa lingkungan. 26.Pelestarian Fungsi Atmosfer

27.Pelaksanaan Analisis Risiko Lingkungan 28.Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup 29.Pelaksanaan Penanggulangan Pencemaran

dan/atau kerusakan Lingkungan Hidup

30.Pelaksanaan pemulihan kerusakan lingkungan hidup

31.Penyediaan Pelayanan Laboratorium Lingkungan Hidup

32.

Penerbitan Izin Pemanfaatan Air Limbah ke lahan

perkebunan (Land Aplikasi) lintas kabupaten/kota. (Sumbar)

1. Fasilitasi penyusunan dokumen lingkungan, perizinan lingkungan dan baku mutu lingkungan (AMDAL/pemeriksaan UKL-UPL/SPPL, baku mutu, kriteria kerusakan).

2. penyajian informasi status mutu air, udara dan status kerusakan lahan dan pencemaran lingkungan, pengisolasian dan pengendalian sumber pencemaran/kerusakan lingkungan; 3. Pengendalian sumber pencemar, remediasi,

rehabilitasi, restorasi dan/atau cara lainnya; 4. penyajian informasi status ketaatan

usaha/kegiatan 4. Keanekaragaman

(7)

7

1 2 3 4 5

pengelolaan kawasan konservasi untuk pengendalian dan pengawasan KEHATI serta penetapan Lokasi Kehati dengan Perda atau KDH

(Sumut)

1. Penyusunan kebijakan darah tentang Kehati 2. Penetapan nilai indeks efektivitas pengelolaan

kawasan konservasi untuk pengendalian dan pengawasan KEHATI

3. Penetapan Lokasi Kehati dengan Perda atau Pergub

4. Penyediaan Galery Kehati

5. Pembangunan Taman Kehati Propinsi berbasis ekosistem.

(Riau)

1. Penyusunan kebijakan Kehati Provinsi

2. Penetapan nilai indeks efektivitas pengelolaan kawasan konservasi untuk pengendalian dan pengawasan KEHATI.

3. Penetapan Lokasi Kehati dengan Perda atau KDH. (Sumbar)

1. Peningkatan jumlah kemitraan pengelolaan

kawasan ekosistem esensial dan jumlah kemitraan pengelola.

3. Terfasilitasinya penyelesaian konflik pemanfaatan KEHATI.

(Sumut)

1. Pengumpulan data dan informasi KEHATI dalam satu provinsi sebagai bahan kebijakan 2. Penyusunan peta zonasi lokasi KEHATI untuk

perhitungan Nilai Indeks dan monitoring 3. Pelaksanaan kegiatan pemetaan kawasan

konservasi esensial

4.

Penguatan kearifan lokal yang terkait dengan

kehati.

(Riau)

1. Pengumpulan data dan informasi KEHATI dalam satu provinsi sebagai bahan kebijakan 2. Penyusunan peta zonasi lokasi KEHATI untuk

perihtungan Nilai Indeks dan monitoring 3. Perhitungan indeks efektivitas pengelolaan

kawasan konservasi

4. Pelaksanaan kegiatan pemetaan kawasan konservasi esensial

5. Inventarisasi dan pemetaan kehati

6. Penguatan kearifan lokal yang terkait dengan kehati 5. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (Limbah Pengumpulan limbah B3 lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi

Penyusunan kebijakan Identifikasi dan registrasi (penatausahaan) Limbah B3.

(Sumut)

1. Penyusunan kebijakan daerah dalam pengumpulan limbah B3 skala provinsi

1. Penyusunan Peta lokasi limbah B3

2. Sosialisasi Penyusunan AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL Limbah B3

3. Identifikasi dan registrasi (penatausahaan) Limbah B3, termasuk kegiatan lapangan 4. Penyusunan pedoman penatausahaan

(8)

8

1 2 3 4 5

B3) 2. Identifikasi sumber penghasil Limbah B3

3. Pemberian rekomendasi terhadap perizinan pengumpulan skala nasional yang diperlukan dalam limbah B3

4. Pemberian rekomendasi terhadap perizinan pengumpulan skala nasional yang diperlukan dalam limbah B3

5. Evaluasi pelaksanaan perizinan pengelolaan limbah B3

6. Menyediakan sarana dan prasarana serta pengelolaan dan pengolahan limbah B3

(Riau)

1. Penyusunan kebijakan pengelolaan B3 dan limbah B3 skala provinsi.

2. Identifikasi dan registrasi (penatausahaan) Limbah B3

3. Penerbitan perizinan pengolahan limbah B3 yang izin lingkungannya diterbitkan oleh Provinsi dan Kabupaten/kota

4. Penerbitan Izin Pemanfaatan Limbah B3 yang izin lingkungannya diterbitkan oleh Provinsi dan kabupaten/kota

5. Penerbitan Izin Penimbunan Limbah B3 yang izin lingkungannya diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten/kota

6. Penerbitan Rekomendasi Perizinan Pegolahan, pemanfaatan dan penimbunan limbah B3 skala nasional

7. Penerbitkan rekomendasi pengangkutan limbah B3 skala Provinsi

8. Penerbitan izin pengumpul limbah B3 skala provinsi.

(administrasi) Limbah B3.

(Sumut)

1. Memberikan pembinaan terhadap pengelola Limbah B3

2. Pemetaan potensi limbah B3

3. Penyusunan pedoman administrasi Limbah B3 4. Sosialisasi Regulasi tentang Pengelolaan dan

pengolahan Limbah B3

5. Penyusunan SOP implementasi kebijakan pengelolaan Limbah B3

(Riau)

1. Perumusan bahan kebijakan pengelolaan Limbah B3

2. Penyusunan pedoman penatausahaan (administrasi) Limbah B3

3. Penyusunan Peta lokasi limbah B3 4. Penyediaan sarana dan prasarana 5. Penyediaan SOP sesuai kewenangan

(Jateng)

1. Penyusunan Peta lokasi limbah B3

2. Sosialisasi Penyusunan AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL Limbah B3

3. Identifikasi dan registrasi (penatausahaan) Limbah B3, termasuk kegiatan lapangan 4. Penyusunan pedoman penatausahaan

(administrasi) Limbah B3

5. Penerbitan perizinan untuk pengumpulan limbah B3 skala Provinsi.

(9)

9

1 2 3 4 5

(Sumbar)

1. Fasilitasi penerbitan izin pengumpulan seluruh bahan/limbah B3.

(Sumbar)

1. Penyajian informasi layanan pengumpulan LB3 6. Pembinaan & Pengawasan terhadap izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH)

Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang izin

lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi

Penerbitan perijinan sesuai kewenangan

(Sumut)

1. Penyusunan kebijakan daerah dalam penerbitan izin lingkungan dan izin PPLH.

2. Penyelenggaraan penilaian dokumen lingkungan (AMDAL dan UKL/UPL) serta yang independen, adil, dan sesuai peraturan perundangan

3. Penyelenggaraan dan pengawasan penilaian dan pelaksanaan dokumen lingkungan (AMDAL dan UKL/UPL) serta yang independen, adil, dan sesuai peraturan perundangan

4. Pembentukan Tim Koordinasi penegakan hukum lingkungan

5. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan (Mediasi)

(Riau)

1. Pembentukan organisasi/ komisi penilai AMDAL untuk melaksanakan penilaian Amdal sesuai ketentua perundang-undangan.

2. Penyelenggaraan penilaian AMDAL yang independen, adil, dan sesuai peraturan perundangan.

3. Penyelenggaraan Penerbitan Izin Lingkungan 4. Penyelenggaraan Penerbitan Izin Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)

5. Pembinaan penerbitan Izin lingkungan dan Izin PPLH yang diselenggarankan oleh kabupaten/kota 6. Pengawasan Izin Lingkungan dan Izin PPLH

1. Membentuk komisi penilai Amdal yang memiliki lisensi

2. Membentuk sekretariat dan menetapkan pakar independen Amdal

3. Membantu penyusunan Amdal bagi usaha dan kegiatan ekonomi lemah yang berdampak penting pada lingkungan hidup

4. Mengumumkan permohonan dan keputusan izin lingkungan

5. Pembinaan & evaluasi terhadap komisi amdal Kab/Kota

(Sumut)

1. Penyusunan kebijakan koordinasi antar PD untuk pengawasan dan penindakan

pelanggaran Peraturan per undang2an 2. Sosialisasi untuk pencegahan pelanggaran

Peraturan per undang2an

3. Pelaksanaan Pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket)

4. Penyusunan SOP Penegakan hukum 5. Operasionalisasi Pejabat pengawasan

Lingkungan hidup Daerah (PPLHD) 6. Sosialisasi UU NO 32 tahun 2009 tentang

PPLH.

(Riau)

1. Penyusunan kebijakan koordinasi antar PD untuk pengawasan dan penindakan

(10)

10

1 2 3 4 5

diterbitkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi 7. Peningkatan kapasitas pemilik izin lingkungan

dalam penaatan izin lingkungan.

8. Penyelenggaraan penerbitan lisensi komisi penilai amdal kabupaten/kota

9. Pembinaan dan Pengawasan Lisensi Komisi Penilai Amdal kabupaten/kota

10.Pengawasan Lembaga Penyedia Jasa Penyusun Amdal dan Konsultan Penyusun Amdalpenegakan hukum pelanggaran LH.

(Sumbar)

1. Pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungan atau izin PPLH diterbitkan oleh pemda Provinsi.

pelanggaran LH

2. Penyusunan sistem pengawasan penaatan izin lingkungan dan izin PPLH

3. Peningkatan Kapasitas Komisi, Tim Teknis dan Sekretariat Komisi Penilai Amdal Provinsi melalui Diklat dan Bimbingan Teknis. (Jateng)

1. Membentuk komisi penilai amdal yang memiliki lisensi.

2. Membentuk sekretariat dan tim teknis KPA. 3. Membantu penyusunan amdal bagi usaha dan

kegiatan ekonomi lemah yang berdampak penting dalam lingkungan hidup.

4. Mengumumkan permohonan dan keputusan dan izin lingkungan.

5. Pembinaan dan evaluasi terhadap komisi amdal Kabupaten / Kota.

6. Rekomendasi penerbitan lisensi KPA Kab/Kota.

7. Monitoring terhadap usaha / kegiatan yang sudah berizin.

8. Sosialisasi amdal UKL - UPL. 7. Pengakuan

keberadaan masyarakat hukum adat (MHA), kearifan lokal dan hak MHA yang terkait dengan PPLH

a.Penetapan pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di dua atau lebih Daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.

Pelayanan pendaftaran MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH

(Sumut)

1. Penyusunan kebijakan tata kelola penetapan pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH

2. Pembentukan tim perumus pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH

1. Penyusunan dokumentasi MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH untuk publikasi dan pengembangan budaya 2. Inventarisasi MHA, kearifan lokal atau

pengetahuan tradisional terkait PPLH

3. Pembentukan tim perumus pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH

(11)

11

1 2 3 4 5

3. Proses penetapan pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH melalui PERDA/ Perkada

(Riau)

1. Penyusunan kebijakan tata kelola penetapan pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH

2. Pembentukan tim perumus pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH

3. Proses penetapan pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH melalui PERDA/ Perkada

4. Penyusunan kebijakan dalam penetapan, pengakuan MHA dan kearifan lokal.

(Sumbar)

1. Inventarisasi dan peningkatan jumlah kearifan lokal dan pengetahuan tradisional yang diakui dalam rangka PPLH.

(Sumut)

1. Penyusunan dokumentasi MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH untuk publikasi dan pengembangan budaya Inventarisasi MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH

(Riau)

1. Penyusunan dokumentasi MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH untuk publikasi dan pengembangan budaya 2. Inventarisasi MHA, kearifan lokal atau

pengetahuan tradisional terkait PPLH 3. Inventarisasi

4. Verifikasi dan validasi

5. Inventarisasi Inisiatif lokal adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

b. Peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di dua atau lebih Daerah

Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.

1. Pelaksanaan pelestarian dan peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal, dan pengetahuan tradisional yang sesuai (tanpa merubah adat)

2. Pelaksanaan pelatihan dan penguatan MHA, kearifan lokal, dan pengetahuan tradisional yang sesuai

(Sumut)

1. Pelaksanaan pelatihan dan pengembangan MHA, kearifan lokal, dan pengetahuan tradisional yang sesuai.

1. Penyusunan model pelaksanaan peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau

pengetahuan tradisional terkait PPLH. 2. Penyiapan sarana dan prasarana penunjang

pelaksanaan kegiatan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH.

(Sumut)

1. Penyusunan model pelaksanaan peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau

(12)

12

1 2 3 4 5

(Riau)

1. Pelaksanaan pelatihan dan pengembangan MHA, kearifan lokal, dan pengetahuan tradisional yang sesuai

2. Penyusunan rumusan skenario peningkatan kapasitas atau program edukasi MHA

3. Menjalin dan memfasilitasi antara MHA dan pihak terkait dalam pengembangan pengetahuan lokal.

(Sumbar)

1. Peningkatan kegiatan untuk peningkatan kapasitas masyarakat hukum adat, kearifan lokal atau

pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional

(Riau)

1. Penyusunan model pelaksanaan peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau

pengetahuan tradisional terkait PPLH.

2. Penyusunan model pelaksanaan, peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau

pengetahuan tradisional ttg pplh 3. Pembentukan komunitas MHA peduli

lingkungan

4. Pelaksanaan Workshop

5. Pembinaan dan penguatan program kampung iklim 8. Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Lingkungan Hidup untuk Masyarakat Penyelenggaraan

pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan tingkat Daerah provinsi

Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan

(Sumut)

1. Pelaksanaan diklat dan penyuluhan LH untuk Lembaga Masyarakat

2. Penyusunan materi Diklat dan penyuluhan yang komprehensif

3. Menyusun metode Diklat yang sesuai dgn karakter masyarakat

4. Peningkatan kompetensi intruktur yang memiliki daya saing

(Riau)

1. Pelaksanaan diklat dan penyuluhan LH untuk Lembaga Masyarakat

2. Penyusunan Kurikulum Diklat dan penyuluhan 3. Penyelenggaraan bintek dan penyuluhan

1. Pembuatan kampanye LH

2. Penyusunan Kurikulum Bintek dan penyuluhan

(Sumut)

1. Pelaksanaan Diklat dan penyuluhan secara intensif

2. Penyediaan sarana dan prasarana Diklat dan penyuluhan

3. Pengalokasian anggaran.

(Riau)

1. Pembuatan kampanye LH

2. Penjadwalan periodik pelaksanaan Diklat dan penyuluhan

3. Identifikasi dan inventarisasi kelembagaan masyarakat pengelola LH

4. Pelaksanaan sosialisasi 5. Pelaksanaan bimtek

(13)

13

1 2 3 4 5

pengelolaan lingkungan hidup

4. Melakukan analisis diklat bidang lh untuk masyarakat.

(Sumbar)

1. Pelaksanaan pendidikan/pelatihan bagi masyarakat

6. Penyusunan event-event penghargaan LH 7. Identifikasi dan inventarisasi pengelola

lingkungan berprestasi

8. Pembentukan tim penilai yang kompeten, kredibel dan akuntabel

(Jateng)

1. Pembuatan kampanye LH

2. Penyusunan Kurikulum Bintek dan penyuluhan.

3. Publikasi / peningkatan informasi LH. 4. Peningkatan kapasitas penyuluh LH. 9. Penghargaan

Lingkungan Hidup untuk Masyarakat

Pemberian penghargaan lingkungan hidup tingkat Daerah provinsi

Melaksanakan pemberian penghargaan terhadap masyarakat, kelompok masyarakat dalam pelestarian LH atau kegiatan yang berwawasan pembangunan berkelanjutan.

(Sumut)

1. Penyusunan kebijakan daerah tentang pembentukan Tim Penilai yang kompeten, kredibel, dan akuntabel

2. Penyusunan criteria dan indicator penilaian penghargaan

3.

Pengalokasian anggaran yang cukup dan layak

untuk pembinaan dan penguatan motivasi .

(Riau)

1. Pembentukan Tim Penilai yang kompeten, kredibel, dan akuntabel

2. Penyusunan kriteria dan indikator peniaian penghargaan

3. Pelaksanaan penilaian

4. Pemberian penghargaan lingkungan hidup

1. Penyusunan event penghargaan (seremonial) 2. Pembentukan Tim Penilai yang kompeten,

kredibel, dan akuntabel

3. Penyusunan kriteria dan indikator peniaian penghargaan

4. Pelaksanaan penilaian

(Sumut)

1. Penyusunan metode pembentukan karakter cinta lingkungan hidup

2. Pengembangan jenis penghargaan yg diberikan.

(Riau)

1. Penyusunan event penghargaan (seremonial) 2. Pengalokasian anggaran untuk penghargaan

yang cukup dan sepadan sebagai pembinaan 3. Menganalisis dan merumuskan jenis diklat

(14)

14

1 2 3 4 5

(Sumbar)

1. Penyelenggaraan penghargaan lingkungan hidup bagi masyarakat 10. Pengaduan Lingkungan Hidup Penyelesaian pengaduan masyarakat di bidang PPLH terhadap : a. Usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungan dan/atau izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Daerah provinsi

1. Penyusunan kebijakan pelayanan publik untuk pengaduan masyarakat

2. Pembentukan dan pelayanan pengaduan

masyarakat di bidang PPLH terhadap Usaha dan/ atau kegiatan yang izin lingkungan dan/ atau izin PPLH dalam satu provinsi

(Sumut)

1. Penyusunan kebijakan pelayanan publik untuk berperan aktif dan menyadarkan masyarakat memiliki hak pengaduan

2. Mengaktifkan secretariat pengaduan yang dapat merespon pengaduan secara cepat dan tepat 3. Membangun SOP pengaduan

4. Menangani pengaduan secara tranparan.

(Riau)

1. Penyusunan kebijakan pelayanan publik untuk pengaduan masyarakat

2. Pembentukan tim pengelola penerimaan pengaduan masyarakat

3. Pembentukan tim tindak lanjut dan penyelesaian pengaduan masyarakat

4. Pelaksanaan penegakan hukum

5. Layanan penyelesaian pengaduan masyarakat di bidang LH

6. Peningkatan SDM PPNS/PPLH

1. Penyusunan SOP pengaduan masyarakat 2. Penyusunan sistem pengaduan secara online 3. Pembentukan tim monitoring dan koordinasi

penegakan hukum

4. Sosialisasi dan Pelaksanaan Desk Pengaduan 5. Pembentukan tim pengelola penerimaan

pengaduan masyarakat

6. Pembentukan tim tindak lanjut dan penyelesaian pengaduan masyarakat.

(Sumut)

1. Pembentukan tim terpadu penegakan hokum lingkungan

2. Sosialisasi keberadaan dan fungsi pos pengaduan

3. Membangun jaringan di kab/kota dan peningkatan koordinasi dalam penegakan hokum lingkungan

4. Melaksanakan seminar dan workshop

penegakan hokum lingkungan secara intensif

(Riau)

1. Pembentukan tim monitoring dan koordinasi penegakan hukum

2. Pembentukan SOP dan tata kelola

3. Sosialisasi dan Pelaksanaan Desk Pengaduan 4. Penyusunan SIM pengaduan Online

(15)

15

1 2 3 4 5

(Sumbar)

1. Penyelesaian pengaduan lingkungan hidup dan dikelola 100% serta diteruskan kepada penegak hukum.

masyarakat

6. Pelatihan PPNS/PPLH

7. Pembentukan pos pengaduan

8. Layanan sistem pengaduan secara online 9. Layanan peningkatan kapasitas pos

pengaduan b. Usaha dan/atau

kegiatan yang lokasi dan/atau dampaknya lintas Daerah

kabupaten/kota

Pembentukan dan pelayanan pengaduan masyarakat di bidang PPLH terhadap usaha dan/atau kegiatan yang lokasi dan/atau dampaknya lintas Daerah kabupaten/kota.

(Sumbar)

1. Penyelesaian pengaduan lingkungan hidup dan dikelola 100% serta diteruskan kepada penegak hukum.

1. Penyusunan SOP pengaduan masyarakat 2. Layanan sistem pengaduan secara online 3. Peningkatan kapasitas pos pengaduan

4. Membentuk Pokja penyelesaian permasalahan antar pihak beserta mekanismenya

11. Persampahan Penanganan sampah di TPA/ TPST regional.

Pengelolaan sampah di TPA/ TPST regional.

(Sumut)

1. Penyusunan rumusan kebijakan daerah

pengolahan sampah di TPA/ TPST regional sampai tuntas.

2. Perencanaan dan pembangunan TPA/TPST regional.

3. Melakukan kajian yang tepat utk pengelolaan sampah sesuai karakter masyarakat.

4. Pengembangan system pengelolaan sampah yang tepat terhadap masyarakat

5. Pengembangan dan penerapan 3R

6. Penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah.

7. Inventory Gas Rumah kaca sector sampah 8. Melakukan pengolahan sampah.

1. Penyusunan Kebijakan pengelolaan sampah di TPA/ TPST Regional

2. Penyediaan Sarana/ Prasarana Pengolahan sampah di TPA/ TPST Regional

3. Pelaksanaan kerjasama antar daerah dan swasta untuk pengolahan sampah di TPA/ TPST Regional

4. Penyediaan dan Peningkatan kapasitas SDM untuk pengolahan sampah di TPA/ TPST Regional.

(Sumut)

1. Melakukan klusterisasi lintas kab/kota. 2. Menyediakan dan mengembangkan teknologi

pengelolaan sampah

3. Pengembangan investasi melalui investor dalam dan luar negeri

(16)

16

1 2 3 4 5

(Riau)

1. Penyusunan rumusan kebijakan pengolahan sampah di TPA/ TPST regional sampai tuntas. 2. Perumusan kebijakan kerjasama antar daerah 3. Melakukan pengelolaan sampah di TPA/TPST

regional

4. Melakukan pembinaan masyarakat terhadap petugas TPA dan pemulung

5. Inventarisasi GRK dari sektor limbah

(Sumbar)

1. Pengelolaan sampah di TPA

4. Sosialisasi penguatan kepedulian masyarakat dan stakeholder lainnya

5. Melakukan survey komposisi sampah

(Riau)

1. Pelaksanaan kerjasama antar daerah 2. Pelaksanaan peran serta masyarakat dan

dunia usaha/ swasta 3. Pengalokasian Pembiayaan 4. Penyediaan sarana prasarana

5. Bimtek dalam pengelolaan persampahan pengelola TPA berwawasan lingkungan utk aparatur dan masyarakat

6. Melakukan pengelolaan air limbah 7. Pengadaan incenerator

8. Pemanfaatan gas metan

(Jateng)

1. Penyusunan Kebijakan pengelolaan sampah di TPA/ TPST Regional

2. Penyediaan Sarana/ Prasarana Pengolahan sampah di TPA/ TPST Regional

3. Pelaksanaan kerjasama antar daerah dan swasta untuk pengolahan sampah di TPA/ TPST Regional

4. Penyediaan dan Peningkatan kapasitas SDM untuk pengolahan sampah di TPA/ TPST Regional.

5. Pengolahn sampah pada sumbernya. 6. Penerapan teknologi 3R.

(Sumbar)

1. Penyediaan IPLC lindi TPA dan penangkapan gas metan

(17)

17

NOMOR .... TAHUN ....

TENTANG

PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN

MATRIKS LAYANAN UTAMA DAN PENDUKUNG URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH

KABUPATEN/KOTA

11. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

NO SUB URUSAN KEWENANGAN DAERAH KABUPATEN/ KOTA LAYANAN UTAMA PENDUKUNG

1 2 3 4 5

1. Perencanaan Lingkungan Hidup

Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Kabupaten/ Kota

perencanaan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup 1. Inventarisasi LH 2. Penyusunan NSDA + LH 3. penetapan wilayah ekoregion 4. Pelaksanaan Gugus Pulau

5. Menyusun daya dukung dan daya tampung 6. Penyusunan Status LHD

7. Sistem database/pendataan LH

8. Pemetaan kegiatan yang berdampak terhadap LH 2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) KLHS untuk Kebijakan, rencana dan/atau program (KRP) Kabupaten/ Kota

Layanan pelaksanaan KLHS untuk KRP (Kebijakan;

Rencana; Program) 1. Pembentukan Pokja Pengendalian Lingkungan 2. Layanan penyusunan peta pendukung RTRWP 3. Penyusunan daya dukung daya tampung 4. Penyusunan IKLH 5. Penyusunan Status LHD 3. Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dalam 1

Penyusunan kebijakan untuk :

1. Layanan Pencegahan Pencemaran dan/ atau kerusakan LH melalui instrumen sebagaimana UU 32/ 2009

1. Layanan sistem dan mekanisme pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan LH

(18)

18

1 2 3 4 5

Hidup (satu) daerah

kabupaten/kota 2. Layanan penanggulangan Pencemaran dan/ atau kerusakan LH 3. Layanan pemulihan Pencemaran dan/ atau

kerusakan LH

pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan LH

3. Pengawasan, Pemantauan, penegakan hukum, penetapan baku mutu pencemaran dan

kerusakan LH. 4. Inventarisasi GRK. 4. Keanekaragaman Hayati (Kehati) Pengelolaan Kehati Kabupaten/ Kota

Melaksanakan kebijakan pengelolaan Kehati Kabupaten/ Kota melalui penetapan nilai indeks efektivitas pengelolaan kawasan konservasi untuk pengendalian dan pengawasan KEHATI serta penetapan Lokasi Kehati dengan Perda atau KDH

1. Inventarisasi flora dan fauna di Kab./ Kota 2. Perlindungan flora dan fauna

3. Terfasilitasinya penyelesaian konflik pemanfaatan KEHATI 5. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (Limbah B3) a.Penyimpanan sementara limbah B3.

Penyusunan kebijakan Identifikasi dan registrasi (penatausahaan) Limbah B3

1. Penyusunan Peta lokasi limbah B3

2. Sosialisasi Penyusunan AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL Limbah B3

3. Identifikasi dan registrasi (penatausahaan) Limbah B3, termasuk kegiatan lapangan 4. Penyusunan pedoman penatausahaan

(administrasi) Limbah B3 a.Pengumpulan limbah B3

dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota. 6. Pembinaan & Pengawasan terhadap izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH)

Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang izin

lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota

Penerbitan perijinan sesuai kewenangan 1. Membentuk komisi penilai Amdal yang memiliki lisensi

2. Membentuk sekretariat dan menetapkan pakar independen Amdal

3. Membantu penyusunan Amdal bagi usaha dan kegiatan ekonomi lemah yang berdampak penting pada lingkungan hidup

4. Mengumumkan permohonan dan keputusan izin lingkungan 7. Pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat (MHA), kearifan lokal dan hak MHA yang

a.Penetapan pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang

Pelayanan pendaftaran MHA, kearifan lokal atau

pengetahuan tradisional terkait PPLH 1. Penyusunan dokumentasi MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH untuk publikasi dan pengembangan budaya 2. Inventarisasi MHA, kearifan lokal atau

pengetahuan tradisional terkait PPLH

(19)

19

1 2 3 4 5

terkait dengan

PPLH berada dalam 1 (satu) Daerah Kabupaten/ Kota. kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH b.Peningkatan kapasitas

MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada dalam 1 (satu) Daerah Kabupaten/ Kota.

1. Pelaksanaan pelestarian dan peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal, dan pengetahuan tradisional yang sesuai (tanpa merubah adat)

2. Pelaksanaan pelatihan dan penguatan MHA, kearifan lokal, dan pengetahuan tradisional yang sesuai

1. Penyusunan model pelaksanaan peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau

pengetahuan tradisional terkait PPLH. 2. Penyiapan sarana dan prasarana penunjang

pelaksanaan kegiatan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH

8. Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Lingkungan Hidup untuk Masyarakat Penyelenggaraan

pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan tingkat Daerah Kabupaten/ Kota

Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan

lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan 1. Pembuatan kampanye LH 2. Penyusunan Kurikulum Bintek dan penyuluhan 9. Penghargaan Lingkungan Hidup untuk Masyarakat Pemberian penghargaan lingkungan hidup tingkat Daerah Kabupaten/ Kota

Melaksanakan pemberian penghargaan terhadap masyarakat, kelompok masyarakat dalam pelestarian LH atau kegiatan yang berwawasan pembangunan berkelanjutan

1. Penyusunan event penghargaan (seremonial) 2. Pembentukan Tim Penilai yang kompeten,

kredibel, dan akuntabel

3. Penyusunan kriteria dan indikator peniaian penghargaan 4. Pelaksanaan penilaian 10. Pengaduan Lingkungan Hidup Penyelesaian pengaduan masyarakat di bidang PPLH terhadap :

a.Usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungan dan/atau izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota

1. Penyusunan kebijakan pelayanan publik untuk pengaduan masyarakat

2. Pembentukan dan pelayanan pengaduan

masyarakat di bidang PPLH terhadap Usaha dan/ atau kegiatan yang izin lingkungan dan/ atau izin PPLH dalam satu Kab./ Kota

1. Penyusunan SOP pengaduan masyarakat 2. Penyusunan sistem pengaduan secara online 3. Pembentukan tim monitoring dan koordinasi

penegakan hukum

4. Sosialisasi dan Pelaksanaan Desk Pengaduan 5. Pembentukan tim pengelola penerimaan

pengaduan masyarakat

6. Pembentukan tim tindak lanjut dan penyelesaian pengaduan masyarakat c.Usaha dan/atau kegiatan

yang lokasi dan/atau

Pembentukan dan pelayanan pengaduan masyarakat di bidang PPLH terhadap usaha dan/atau kegiatan

1. Penyusunan SOP pengaduan masyarakat 2. Layanan sistem pengaduan secara online

(20)

20

1 2 3 4 5

dampaknya di Daerah

kabupaten/kota yang lokasi dan/atau dampaknya di Daerah kabupaten/kota 3. Peningkatan kapasitas pos pengaduan 4. Membentuk Pokja penyelesaian permasalahan antar pihak beserta mekanismenya

11. Persampahan a.Pengelolaan sampah 1. Penyusunan perumusan kebijakan pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan dari rumah tangga, pengagkutan, sampai dengan pengolahan di TPA/ TPST regional

2. Perumusan kebijakan pengurangan timbulan sampah dari seluruh sumber timbulan sampah 3. Proses penetapan PERDA

4. Pelaksanaan manajemen pengumpulan dan pengangkutan

(Riau)

1. Penyusunan perumusan kebijakan pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan dari rumah tangga, pengagkutan, sampai dengan pengolahan di TPA/ TPST regional

2. Perumusan kebijakan pengurangan timbulan sampah dari seluruh sumber timbulan sampah 3. Proses penetapan PERDA

4. Pelaksanaan manajemen pengumpulan dan pengangkutan

1. Pelaksanaan kerjasama antar daerah

2. Pelaksanaan peran serta masyarakat dan dunia usaha/ swasta

3. Pengalokasian Pembiayaan

4. Pelaksanaan monitoring manajemen

pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan 5. Pembinaan dan Kampanye pelaksanaan 3R

untuk pengurangan timbulan sampah.

(Riau)

1. Pelaksanaan kerjasama antar daerah 2. Pelaksanaan peran serta masyarakat dan

dunia usaha/ swasta 3. Pengalokasian Pembiayaan

4. Pelaksanaan monitoring manajemen

pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan 5. Pembinaan dan Kampanye pelaksanaan 3R

untuk pengurangan timbulan sampah

b. Penerbitan izin pendaur-ulangan sampah/ pengolahan sampah, pengangkutan sampah, dan pemrosesan akhir sampah yang

diselenggarakan oleh swasta.

Pelaksanaan proses perizinan melalui TPST.

(Riau)

1. Penyusunan kebijakan perizinan pengelolaan sampah oleh swasta dalam PTSP

2. Penyusunan SOP perizinan

3. Pelaksanaan proses perizinan melalui TPST

1. Penyusunan perizinan Online 2. Penyusunan SOP perizinan.

(Riau)

1. Penyusunan perizinan Online.

c.Pembinaan dan

pengawasan pengelolaan

Pelaksanaan pengawasan kewajiban swasta terkait izin yang diberikan

Sosialisasi dan monitoring pelaksanaan pengelolaan sampah oleh swasta

(21)

21

1 2 3 4 5

sampah yang

diselenggarakan oleh

swasta (Riau) 1. Sosialisasi dan monitoring pelaksanaan pengelolaan sampah oleh swasta

2. Penegakan hukum pelanggaran terhadap peraturan

(Riau) -

Batam, 8 April 2016

NO NAMA

(22)
(23)

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya, saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir Pengkaryaan ini dilakukan dalam rangka

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa konsentrasi α-tocopherol 400 µg/mL pada pengencer fosfat kuning telur merupakan konsentrasi terbaik yang dapat digunakan untuk

10 menit Surat laporan Termohon tidak me;aksanakan putusan 13 Mengeluarkan penetapan perintah eksekusi dan instrument pemberitahuan berkas perkara anmaning 5 Menit Surat

Perkuliahan dilaksanakan dengan menggunakan model interaktif yang memadukan kegiatan presentasi dosen dan mahasiswa secara bergantian. Tes Tulis Tercantum

Sedangkan dalam pelajaran matematika, siswa laki-laki cenderung lebih cepat menyelesaikan soal-soal matematika yang diberikan guru, meskipun ada beberapa siswa

f). Konseling konseling tentang pemanfaatan pekarangan g). Konseling tentang gizi seimbang.. Pengukuran berat badan balita gizi kurang untuk mengetahui tingkat perkembangan

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Interim (Unaudited) Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2007 dan 2006 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan

Agenda Clustering Requirement untuk clustering Tipe data dalam cluster analysis Interval-scale variable Binary variable Nominal variable Ordinal variable Ratio-scaled