• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELUANG PASAR PRODUK PERLEBAHAN INDONESIA. Oleh : Alex Novandra, S.Hut.,M.S.E. Ir. I Made Widnyana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELUANG PASAR PRODUK PERLEBAHAN INDONESIA. Oleh : Alex Novandra, S.Hut.,M.S.E. Ir. I Made Widnyana"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PELUANG PASAR PRODUK PERLEBAHAN

INDONESIA

Oleh :

Alex Novandra, S.Hut.,M.S.E.

Ir. I Made Widnyana

Disampaikan pada Acara Alih Teknologi

Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

2013

(2)

1. Pendahuluan

Salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang menjadi prioritas pengembangan Kementerian Kehutanan dan menjadi komoditas unggulan adalah madu. Madu merupakan salah satu produk hasil hutan yang sudah lama dikenal oleh masyarakat dan memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai suplemen kesehatan, kecantikan, anti toksin, obat luka, dan sebagai bahan baku dalam industri makanan dan minuman. Dengan luas hutan yang mencapai 136,88 juta ha (Kementerian Kehutanan, 2010) potensi pengembangan madu di Indonesia cukup besar. Sumber daya hutan itu dapat dikembangkan sebagai ekosistem dan peternakan lebah madu. Diperkirakan rata-rata produksi madu seluruh Indonesia sekitar 4000 ton setiap tahunnya, dan dari produksi tersebut sekitar 75 % dihasilkan dari perburuan madu liar di hutan (Kuntadi, 2008).

Madu merupakan produk yang mengandalkan sumber daya alam untuk produksinya. Dengan potensi sumber daya hutan yang cukup luas, Indonesia bisa dikatakan memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) dibandingkan negara lain. Keunggulan komparatif tersebut merupakan modal dasar yang perlu dikembangkan melalui pembangunan ekonomi sehingga dapat menjadi keunggulan bersaing (competitive advantage) yang bisa menjadi pendorong bagi pertumbuhan perekonomian nasional secara umum.

Peningkatkan pemasaran madu baik pada pasar domestik mauapun pada pasar Internasional akan menghadapi tantangan yang semakin kuat dalam era globalisasi. Era globalisasi ini ditandai dengan terbentuknya Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang terus mempromosikan liberalisasi perdagangan dunia dan berkompeten untuk menghasilkan aturan perdagangan antar negara. Kesepakan liberalisasi perdagangan yang telah disepakati oleh Indonesia baik lingkup bilateral, regional maupun dunia menjadikan suatu keharusan agar kita bisa menghasilkan produk khususnya madu dengan kualitas yang baik dan dengan harga bersaing agar tidak kalah bersaing dengan negara lain.

Harga madu juga menjadi elemen penting dalam kegiatan pemasaran, dimana teori menyatakan bahwa ketika harga suatu barang mengalami kenaikan maka permintaan terhadap barang tersebut akan menurun, hal sebaliknya ketika terjadi penurunan harga barang maka permintaan akan barang tersebut akan mengalami peningkatan.

(3)

Produksi madu Indonesia baru mencapai sekitar 2.000 ton/tahun dengan tingkat konsumsi madu perkapita masih rendah, yaitu sekitar 10 s/d 15 gram/orang/th atau hanya setara dengan satu sendok makan per orang per tahun. Sebagai pembanding konsumsi madu di negara – negara maju seperti Jepang dan Australia telah mencapai kisaran 1.200 s/d 1.500 gram/orang/th (Dirjen BPDASPS, 2013).

Berikut data hasil produksi madu secara nasional yang diperoleh dari Kementerian Kehutanan.

Tabel. 1. Jumlah Produksi Madu Indonesia No Tahun Jumlah Produksi (ton)

1 2001 2.112 2 2002 1.932 3 2003 1.949 4 2004 3.841 5 2005 1.588 6 2006 1.421 7 2007 - 8 2008 - 9 2009 1.932 10 2010 -

(Sumber : Kementerian Kehutanan, 2010)

Perdagangan madu di Indonesia pada tahun 2012 mengalami defisit yang cukup besar, hal tersebut mengindikasikan bahwa produksi madu kita masih sangat rendah, sementara potensi pasar dalam negeri sangat besar. Dengan total jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa dan asumsi konsumsi perkapita madu di Indonesia sebesar 30 gr / tahun paling tidak kita membutuhkan madu sebesar 7.500 ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan madu domestik. Sementara produksi madu kita dari tahun ke tahun terus menurun, sehingga tidak mengherankan jika Indonesia mengimpor madu dari negara lain untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Peluang pasar seperti ini seharusnya bisa dioptimalkan oleh masyarakat sekitar hutan agar mampu memproduksi madu dengan kualitas yang baik dan harga yang bersaing.

(4)

Tabel 2. Nilai Ekspor Impor Madu Indonesia tahun 2011 (Kode Harmonize System 0409000000)

No Bulan Ekspor (US $) Impor (US $) Ekspor - Impor

1 Januari 252.056 1.114.317 -862.261 2 Februari 239.653 659.376 -419.723 3 Maret 282.275 335.086 -52.811 4 April 296.221 972.899 -676.678 5 Mei 230.605 574.834 -344.229 6 Juni 186.943 751.317 -564.374 7 Juli 300.426 269.681 30.745 8 Agustus 276.948 1.119.069 -842.121 9 September 473.847 426.975 46.872 10 Oktober 128.198 427.722 -299.524 11 November 205.833 837.120 -631.287 12 Desember 201.967 304.264 -102.297

(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012)

2. Potensi Madu Indonesia

Madu merupakan salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang menjadi produk unggulan di sektor kehutanan. Dengan luas daratan seluas 193 juta hektar dan luas hutan sekitar 143 juta hektar, maka Indonesia mempunyai sumber daya alam lahan yang sangat luas untuk pengembangan industri madu. Sedikitnya terdapat 115 tanaman yang dapat menjadi sumber nektar di negeri ini, keadaan alam Indonesia ini sangat cocok untuk usaha peternakan lebah karena sangat kaya akan ragam tanaman berbunga. Kenyataan ini memungkinkan produksi madu di Indonesia dapat terjadi sepanjang tahun.

Di Indonesia madu dihasilkan dari beberapa jenis lebah madu diantaranya: Apis andreniyormis, Apis dorsata dorsata, Apis dorsata binghami, Apis cerana, Apis koschevnikovi, Apis nigrocicta, Apis mellifera. Dari berbagai jenis lebah madu tersebut, jenis Apis dorsata merupakan lebah madu Asia yang paling produktif dalam menghasilkan madu. Lebah ini membuat sarang dengan hanya satu sisiran yang menggantung di dahan dan ranting pohon, langit-langit terbuka dan tebing jurang

(5)

bebatuan. Karena itu sampai sekarang para ilmuwan belum berhasil membudidayakan lebah Apis dorsata dalam bentuk tertutup.

Di Indonesia daerah yang terkenal sebagai sumber penghasil madu salah satunya adalah di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Madu lebah hutan di Sumbawa sebagian besar di hasilkan oleh jenis lebah dari Apis dorsata atau oleh banyak kalangan perlebahan dikategorikan sebagai lebah raksasa karena ukurannya lebih besar dari jenis lebah madu lainnya. Jenis Apis dorsata ini merupakan jenis lebah hutan yang hingga saat ini di kalangan masyarakat Sumbawa belum dapat dibudidayakan baik dengan cara tertutup maupun dengan cara terbuka. Spesies lebah ini dapat di temukan di seluruh desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan.

a. Profil Perdagangan Madu Domestik

Data volume kebutuhan produk madu di pasar nasional belum ada. Karakteristik madu yang dibutuhkan untuk pasar industri umumnya harus memenuhi standar nasional (SNI 01-3545-1994). Sedangkan untuk pasar konsumen, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan hidup sehat, volume permintaan pasar semakin bertambah walaupun tidak signifikan dan terbatas di kalangan masyarakat menengah ke atas. Outlet - outlet penjual madu pun semakin banyak bermunculan, terutama di kota-kota besar.

Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI), sebuah jaringan LSM pendamping produsen madu hutan memproduksi sekitar 208 ton madu hutan per tahun. Namun kemampuan JMHI memasarkan madu hutan baru sekitar 27 ton atau 13 persen dari total madu yang dihasilkan oleh para produsen madu hutan, itupun hanya madu yang berasal dari Kalimantan (90%) dan sisanya berasal dari Sulawesi (10%). Kelebihan produksi madu hutan yang tidak dapat dipasarkan oleh JMHI ini akhirnya dipasarkan ke masyarakat lokal.

Masyarakat sebagian besar memanfaatkan madu ini untuk tujuan kesehatan atau obat karena mereka percaya terhadap keaslian dan manfaat madu hutan. Harga madu hutan di tingkat petani berbeda-beda, berkisar antara Rp.40.000 - Rp.50.000 per kg. Sedangkan harga jual di tingkat kota berkisar antara Rp.75.000 hingga Rp.100.000 per kg. Produk madu hutan yang dihasilkan oleh produsen di kawasan hutan, umumnya dipasarkan ke konsumen yang berada di kota-kota terdekat dari lokasi penghasil madu. Mekanisme pemasaran madu hutan dapat langsung dijual oleh petani madu di sekitar

(6)

hutan kepada konsumen, dapat juga melalui pengumpul/trader dari kota-kota terdekat dengan konsumen. Umumnya ada tiga cara pemasaran yang dilakukan oleh para pelaku pasar madu hutan. Pertama, setelah panen, para produsen madu langsung memasarkan produknya ke LSM pendamping yang kemudian dipasarkan ke pengecer atau ada yang langsung ditawarkan ke konsumen. Ada pula yang sebelum sampai ke konsumen, madu tersebut melewati pengecer terlebih dahulu. Kedua, petani madu langsung menjualnya ke tengkulak. Setelah itu, tengkulak baru memasarkannya ke pengecer, dari pengecer inilah sampai ke tangan konsumen. Pola yang ketiga lebih sederhana, setelah para petani madu memanen madu hutan, mereka langsung memasarkannya ke konsumen.

Selain dimanfaatkan oleh masyarakat lokal, kalangan industri jamu juga tertarik memanfaatkan madu hutan untuk produk-produk jamu. Namun standar madu yang diperlukan oleh industri jamu sulit dipenuhi oleh petani madu. Misalnya kandungan kadar air madu yang dapat diterima industri jamu sebesar 24 persen, sedangkan kandungan kadar air madu hutan yang dihasilkan masih sekitar 28 persen. Penolakan madu hutan oleh pihak industri jamu juga terkadang karena produk kurang higienis, seperti kaki lebah dan kotoran sarang lebah yang sering masih ditemukan dalam madu hutan. Selain itu, harga yang diminta oleh industri jamu lebih rendah dari yang diharapkan oleh petani. Data komprehensif volume pasar madu hutan untuk saat ini masih sulit ditemukan. Termasuk data kebutuhan madu yang diperlukan baik oleh industri jamu atau kosmetika.

b. Profil Perdagangan Internasional Madu

Tidak ada data komprehensif mengenai volume madu di tingkat internasional. Banyak dari negara-negara produsen madu memanfaatkan produknya untuk konsumsi dalam negerinya. Madu hutan yang banyak dihasilkan oleh lebah Apis dorsata ini, merupakan produk hasil hutan non kayu utama di banyak negara. Madu adalah sumber pendapatan pemerintah, Di beberapa negara seperti Bangladesh dan Thailand, pengumpulan madu hutan dikendalikan dan diorganisir melalui izin pemungutan hasil oleh Departemen Kehutanan. Sedangkan di negara lain, para pemungut hasil hutan dapat mengambilnya cuma-cuma baik untuk keperluan domestik atau untuk dijual.

Hutan sundarbans di Bangladesh (hutan mangrove terbaik di Asia) adalah sumber utama penghasil madu di negara tersebut, rata-rata panen berkisar antara 220 ton madu

(7)

dan 55 ton lilin setiap tahunnya (ADB, 1992). Sejumlah kecil lilin lebah biasanya diekspor dari negeri ini. Menurut Gupta dan Guleria (1982), dari hutan-hutan India dihasilkan sekitar 350 ton madu setiap tahunnya. Sebuah sarang lebah alami, dalam satu tahun dapat menghasilkan sekitar 35 kg madu dan 1 kg lilin. Sementara di kawasan hutan Pakistan, pengumpul madu dapat menghasilkan 55 - 60 ton per tahun (Iqbal, 1991). Menurut De Beer (1993), Vietnam setiap tahunnya menghasilkan sekitar 200 - 400 ton madu hutan untuk memenuhi kebutuhan domestiknya. Satu liter madu dari delta sungai Mekong dihargai 10.000 hingga 40.000 Dong atau sekitar US$ 0,6 – US$ 2,7 (tahun 1991). Beberapa provinsi di Laos juga menghasilkan madu hutan berkualitas baik, saat ini, kebanyakan madu dipasarkan secara lokal. Sejumlah kecil dijual di perbatasan negara-negara tetangga seperti Thailand, Banglasedh, dan Vietnam. Pada tahun 1992, sebuah pabrik kecil telah dibangun guna memproses dan mengepak madu hutan untuk ekspor ke Thailand dan Eropa (De Beer, 1993).

Nurhayati (2006) menjelaskan bahwa negara eropa sangat tergantung pada impor madu karena produksi dalam negerinya hanya mampu memenuhi 40 persen permintaan pasar domestiknya. Negara-negara Eropa yang mengimpor madu diantaranya adalah Perancis, Spanyol, Inggris, Belgia, Denmark dengan jumlah madu yang diimpor (per tahun) berurut-turut adalah 10.175 ton, 2.629 ton, 2.724 ton, 2.313 ton dan 1.084 ton. Madu-madu impor tersebut umumnya digunakan untuk keperluan industri dan juga sebagai bahan baku madu konsumsi yang dijual melalui outlet atau retail. Pasar madu organis Eropa relatif sangat kecil, diperkirakan hanya sekitar 1 persen total pasar madu konvensional (288.000 ton pada tahun 2001). Penyebabnya adalah perbedaan antara madu organis dan konvensional sangat sedikit, karena bagaimanapun juga, madu adalah produk alami. Perbedaan ini mungkin akan menjadi lebih penting jika masyarakat menaruh perhatian pada skandal kontaminasi madu dari China. Saat ini, madu-madu yang berasal dari China dilarang masuk ke pasar Eropa karena resiko terkontaminasi antibiotik. Namun disisi lain, jika standar kualitas madu konvensional lebih ketat, maka ruang gerak madu organis akan semakin sempit. Saat ini, pasar madu organis di Jerman, Inggris dan Belanda diperkirakan sekitar 2.000 ton. Sementara itu pasar madu organis untuk keperluan industri di 3 negara tersebut diperkirakan 50 persen dari total pasar madu organis , lebih besar ketimbang pasar madu konvensional untuk industri yang berkisar 20 persen. Ini disebabkan karena banyak pengolah bahan pangan organis lebih

(8)

suka menggunakan madu sebagai salah satu bahan ingrediennya. Di tingkat pengecer, para pembeli lebih menyukai madu tanpa campuran, jumlah madu untuk keperluan konsumsi yang telah dicampur tidak begitu disukai. (Export opportunities for African organic honey, Juli 2002).

Madu-madu yang diimpor ke Eropa umumnya digunakan untuk keperluan industri sebagai campuran sereal, kacang salut madu, makanan bayi, produk farmasi, dan kosmetik, atau sebagai bahan pembuatan roti, atau sebagai bahan baku madu untuk keperluan konsumsi (dijual melalui outlet/retail). Untuk setiap segmennya, dibutuhkan standar kualitas yang berbeda, juga harga yang berbeda Untuk pasar fair trade sendiri, 14% madu eceran dijual secara fair trade. Total penjualan madu dunia secara fair trade pada tahun 2004 adalah sebanyak 1.236 ton. Negara-negara yang menjual madu secara fair trade selama tiga tahun terakhir adalah: Jerman (turun, dari 378 ton menjadi 335 ton). Inggris (meningkat tajam, dari 100 ton menjadi 207 ton). Swiss (seimbang, dari 385 ton menjadi 396 ton). Italia (meningkat, dari 38 ton menjadi 102 ton). Perancis (meningkat dari 0 ton menjadi 52 ton). (Sumber: FAOSTAT 2005, Eurostat 2005).

Tabel. 3. Produksi, dan Perdagangan Madu Dunia Tahun 1997 No Negara Produksi (ton) Impor (ton) Nilai (US $ x 1.000) Ekspor (ton) Nilai US $ x 1.000) 1 Argentina 65.000 171 336 70.422 108.361 2 Australia 26.000 30 70 13.287 22.159 3 Canada 29.000 1.992 3.279 8.408 17.054 4 China 188.000 2.296 2.393 48.306 69.200 5 Cuba 6.000 - - 3.800 5 6 Ethiopia 31.000 - - 1 5.000 7 Jerman 12.000 83.295 130.383 13.061 33.406 8 Kenya 26.000 20 57 1 1 9 Mexico 54.000 135 246 26.900 41.090 10 Afrika Selatan 1.000 587 707 27 83 11 United Kingdom 3.000 21.223 37.282 904 2.430 12 USA 90.000 75.950 124.852 4.111 7.858

(9)

3. Potensi Pemasaran Produk Trigona Spp.

Selain menghasilkan madu, lebah Trigona juga menghasilkan propolis yang berkhasiat untuk kesehatan dan permintaan terhadap propolis semakin meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa contoh kemasan produk propolis yang siap untuk di pasarkan bisa di lihat seperti gambar berikut.

Beberapa Gambar Produk Propolis

(10)

Dalam majalah Trubus No. 482 periode terbitan Januari 2010/XLI disebutkan bahwa harga jual propolis yang sudah dikemas dalam ukuran 6 ml laku terjual seharga Rp.550.000,-. Beberapa produsen dan distributor produk dari propolis diantaranya seperti PT. Ratu Nusantara, CV Cahya Sejahtera, PT Melia Nature Indonesia, dan PT High Dessert Indonesia.

4. Strategi Pemasaran

Merupakan hal yang penting untuk mengenalkan produk atau brand kepada orang banyak atau pembeli, oleh karena itu, marketing merupakan hal yang harus benar-benar diperhatikan jika ingin menjalani sebuah usaha atau bisnis. Hal penting lainnya yang harus diingat bahwa marketing merupakan hal yang terus berubah, maka dituntut keharusan untuk terus berinovasi.

Berikut ini beberapa strategi didalam memasarkan produk perlebahan baik madu maupun propolis ataupun jenis perlebahan yang lainnya seperti lilin, polen maupun royal jelly yang disarikan dari www. http://tips-cara-kiat-sukses.blogspot.com

a. Buatlah pembeli Anda sebagai agen promosi Anda

Konsumen yang berpotensi umumnya mengenal produk Anda dari kenalan atau sahabat mereka, yang merekomendasikan produk Anda. Jadi, mengapa Anda tidak memanfaatkan hal ini? Anda bisa menbuat konsumen Anda menjadi seorang Brand Ambassador. Anda bisa memberikan mereka diskon khusus jika mereka merekomendasikan produk Anda ke masyarakat luas.

b. Buatlah konsumen Anda menjadi fans produk Anda

Anda harus melihat bagaimana Steve Jobs dapat membuat beribu orang mencintai dirinya, dan sangat setia dengan produk-produk yang ia luncurkan. Anda harus membuat produk, bahkan diri Anda sendiri sangat menarik, hingga semua orang tertarik untuk mempromosikannya kepada teman mereka.

(11)

c. Tawarkan kartu diskon

Cara untuk memberikan hadiah kepada konsumen Anda yag loyal adalah dengan memberikan kartu diskon. Hal ini dapat membantu membangun loyalitas orang-orang terhadap Brand Anda, dan mereka akan terus kembali lagi untuk menikmati diskon-diskon yang Anda berikan.

d. Mintalah testimonial dari pelanggan Anda

Mintalah Testimonial dari pelanggan Anda yang merasa puas dengan produk yang Anda jual. Hal itu dapat mempengaruhi masyarakat lain, karena adanya pengalaman yang positif dari orang lain, keyakinan akan produk Anda dapat semakin berkembang.

e. Bentuklah kemitraan

Untuk seorang trader tunggal, terkadang kemitraan sangat dibutuhkan untuk membangun Bisnis yang lebih besar. Bekerja sama dengan Bisnis lain berarti Anda bisa memiliki akses untuk konsumen mereka. Anda juga memiliki orang-orang yang dapat mebantu Anda melewati kesulitan-kesulitan dalam menghadapi permasalahan Bisnis Anda.

f. Buatlah kegiatan sosial

Membantu sebuah organisasi sosial akan sangat berpengaruh untuk Brand bisnis Anda. memiliki dan membangun hubungan yang baik dengan masyarakat dapat menaikkan pamor Anda di dunia Industri, dan membantu penjualan nantinya.

g. Buatlah sebuah Kompetisi

Buatlah sesuatu yang dapat dibicarakan orang banyak. Buatlah sebuah kompetisi menarik yang dapat menjadi bahan pembicaraan orang-orang, dan dapat mengundang orang-orang untuk terlibat dengan Bisnis yang Anda jalankan. Keterlibatan itu tidak hanya sebatas sebagai pembeli, tapi juga dapat terlibat langsung melalui kompetisi yang Anda adakan.

(12)

h. Cobalah dan menangkan sebuah penghargaan Bisnis

Masuk nominasi penghargaan di dunia Bisnis tidaklah sesulit yang dibayangkan. Untuk beberapa orang, hal yang perlu dilakukan hanyalah sekedar mengisi aplikasi. Jika Anda sukses, koran-koran lokal bisa tertarik untuk meliput bisnis Anda sehingga networking Anda semakin luas.

i. Buatlah business card yang menarik

Business card bisa dengan murah diperoleh dan dapat memberi kesan yang baik dari bisnis Anda. Dengan business card, Anda dapat terkesan profesional dan dapat membuat orang-orang mengingat Bisnis Anda. Jika Anda bertemu dengan konsumen-konsumen yang berpotensi, berikanlah kartu Bisnis Anda. Dengan begitu mereka dapat mengingat Anda dan menghubungi Anda di kemudian hari.

k. Tulislah sebuah berita

Tulislah sebuah berita yang berisi konten yang menjelaskan secara detail tentang bisnis Anda, dan apa yang membuat bisnis Anda berbeda dari yang lain. Targetkan seluruh surat kabar yang dinilai relevan dengan bisnis Anda, dan jangan berhenti sampai disitu. Targetkan juga website, majalah, dan radio yang sesuai dengan bisnis yang Anda jalankan.

(13)

l. Gunakalnlah media sosial yang berpengaruh, seperti Twitter.

Buatlah akun Facebook dan Twitter, serta sosial media lain yang sedang booming untuk bisnis Anda. Anda harus membuat orang-orang megenal dan peduli dengan produk Anda. Jika Anda memiliki sebuah toko atau stand, tweet lah tentang hal itu, atau apa saja yang Anda sediakan di toko Anda. Tweet pula diskon-diskon yang ada di toko Anda, dan tweet lah hal-hal yang dapat menginfokan produk Anda kepada masyarakat.

m. Gunakanlah Facebook

Manfaatkalah Facebook untuk mengiklankan poduk Anda secara gratis, dengan cara membagikan foto-foto dan berita-berita penting yang menarik yang bisa menarik minat masyarakat.

n. Buatlah sebuah Website

Untuk sebuah bisnis yang ingin berkembang dan sukses, sangat perlu dibuat sebuah Website. hal pertama yang dilakukan customer saat ingin membeli sebuah produk adalah mencarinya lewat Google. Sebuah Website yang menarik dapat membuat bisnis Anda terlihat profesional, dan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap bisnis Anda. sosial media yang Anda gunakan juga harus terhubung dengan Website Anda.

Gambar

Tabel 2. Nilai Ekspor Impor Madu Indonesia tahun 2011 (Kode Harmonize System  0409000000)

Referensi

Dokumen terkait

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada metode yang digunakan oleh Amrit Tiwana, di mana pada penelitian ini hanya dilakukan tahapan kedua saja yaitu

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dengan simulasi FEM menghasilkan kesimpulan, bawasannya tegangan paling besar pada kondisi footrest tertabrak dari belakang, yaitu

Dalam sebuah implementasi kebijakan maka perlu adanya perhitungan mengenai kekuatan atau kekuasaan, kepentingan serta suatu strategi yang digunakan oleh para aktor yang

Setan adalah musuh bagi manusia. Sebagaimana layaknya musuh, maka yang diinginkan setan terhadap manusia  adalah kecelakaan., kesengsaraan, dan kerugian. Sebaliknya, dia tidak

Perbuatan buruk pertama yang disebutkan adalah: baddalû ni’matal-Lâh kufr[an] (orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran).. Menurut Fakhruddin al-Razi ada

Mereka tidak seperti orang-orang yang ketika diingatkan dengan ayat-ayat Allah, mereka terlihat tersungkur atasnya, menghadap kepada orang yang mengingatkan, dan menampakkan

Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya sama dengan orang yang (setan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti

Dari Tabel 2 tersebut terlihat bahwa hasil uji counter menunjukkan nilai cacah yang sama dengan standard dan tidak ada data yang hilang saat pengambilan melalui