Pengaruh Perataan Laba terhadap Kinerja Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Ade Trio Putra
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Jambi
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja saham pada perusahaan perata laba dan bukan perata laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh peneliti dari literature yang mempunyai hubungan dengan materi yang dibahas atau secara tidak langsung dari sumber pertama (perusahaan) dan melalui perantara (diperoleh dan dicatat dari pihak lain). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t 2 sampel tidak berpasangan. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa nilai thitung
sebesar -0,592 dengan taraf signifikansi 0,05 nilai ttabel sebesar 2,110. Hal ini berarti H0
diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa terdapat perbedaan kinerja saham antara perusahaan perata laba dan bukan perata laba.
Kata kunci: bukan perata laba, Kinerja saham, perata laba.
Pendahuluan
Perusahaan secara umum
mempunyai tujuan sosial kepada
masyarakat dan secara khusus untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya. Hal ini dimaksudkan agar sebuah perusahaan mampu menjamin kelangsungan hidup usahanya. Pencapaian laba yang sesuai dengan yang diharapkan, memperlihatkan adanya penggunaan sumber daya yang optimal.
Salah satu cara manajemen untuk
mengatasi permasalahan pertentangan
kepentingan antara pihak internal dan eksternal perusahaan adalah dengan melakukan manajemen laba. Manajemen laba yang sering dilakukan menajemen adalah perataan laba (income smoothing). Dalam hal ini, perataan laba dilakukan karena informasi laba merupakan sasaran utama dari informasi laporan keuangan yang dipublikasikan bagi pihak eksternal.
Praktek perataan laba merupakan
fenomena yang umum dilakukan di banyak negara. Praktek perataan laba (income smoothing) yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
mengindikasi faktor-faktor yang
berhubungan dengan kinerja saham yang dapat mendorong praktek perataan laba.
Menurut Ronen dan Sadan (1975), perataan laba dilakukan karena informasi laba merupakan sasaran utama dari
informasi laporan keuangan yang
dipublikasikan bagi pihak eksternal.
Perataan laba dilakukan untuk
mengurangi investor meramalkan arus kas masa datang (Prasetio dkk, 2002). Menurut Ilmainir (1993) dalam Prasetio dkk (2002) perataan laba meliputi penggunaan teknik-teknik tertentu untuk memperkecil atau memperbesar jumlah laba suatu periode agar jumlah laba periode itu mendekati jumlah laba pada periode sebelumnya.
Praktek perataan laba (income smoothing) yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mengindikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja saham yang dapat mendorong praktek perataan laba. Kaitan kinerja
saham dengan perataan laba (income
smoothing) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
membuat para investor mengetahui
sampai sejauh mana pergerakan saham yang dapat menguntungkan para investor.
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: “apakah terdapat
perbedaan kinerja saham antara
perusahaan perata laba dan bukan perata laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011?”
Metode
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh praktik perataan laba terhadap kinerja saham. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan
data-data populasi penelitian adalah
perusahaan dalam kelompok industri manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun berjalan selama 4 (empat) tahun yaitu dari tahun 2008
sampai dengan tahun 2011, sebanyak 147
perusahaan manufaktur. Perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya aktif diperdagangkan.
Adapun kriteria dalam pemilihan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI dan menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2008-2011.
Perusahaan manufaktur dipilih
sebagai sampel karena praktik
perataan laba ditemukan lebih banyak
dilakukan oleh perusahaan
manufaktur.
2. Perusahaan yang tidak delisting serta tidak melakukan merger dan akuisisi pada kurun waktu tahun 2008-2011
3. Perusahaan manufaktur yang
menerbitkan laporan keuangan yang sudah diaudit pada kurun waktu 2008 - 2011.
4. Perusahaan yang tidak mengalami
rugi selama kurun waktu 2008-2011.
5. Perusahaan yang membayarkan
dividen selama periode 2008 – 2011. Berdasarkan kriteria di atas, maka pemilihan sampel digambarkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 1 Seleksi Sampel
No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sejak tahun 2008 –
2011
147 2 Perusahaan menufaktur yang delisting, melakukan merger dan
akuisisi pada kurun waktu 2008 – 2011
(26)
3 Perusahaan Manufaktur yang tidak menerbitkan laporan yang
sudah diaudit pada kurun waktu 2008 – 2011
(8)
4 Perusahaan manufaktur yang mengalami rugi pada kurun waktu
2008 – 2011
5 Perusahaan yang tidak membayarkan dividen pada kurun waktu 2008 – 2011
(44)
Jumlah Sampel Akhir 19
Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kinerja saham yang diukur dengan menggunakan pengukuran kinerja saham indeks sharpe. Dalam penggunaan metode Sharpe, kinerja saham dihitung tanpa memperhatikan pasarnya dan hanya didasarkan pada penyimpangan dari return saham tersebut. Langkah-langkah perhitungan indeks sharpe yaitu sebagai berikut:
a. Menghitung capital gain dengan
rumus sebagai berikut:
1 t 1 t t Saham a arg H Saham a arg H Saham a arg H Gain Capital
b. Menghitung return saham
menambahkan capital gain
dengan yield yang dibayarkan
c. Menghitung rata - rata return
saham dengan cara
menjumlahkan seluruh return dan dibagi dengan jumlah periode pengamatan.
d. Menghitung nilai resiko investasi
saham dihitung dari standar deviasi return saham dengan rumus sebagai berikut:
1 n Rp Rp T R Dimana:
TR = Nilai investasi resiko
saham
Rp = Return saham
Rp = Rata-rata return saham
n = periode pengamatan
e. Menentukan risk free (Rf) yang diperoleh dari tingkat suku bunga SBI.
f. Langkah terakhir adalah
memasukan data tersebut
kedalam rumus sebagai berikut:
TR
Rf Rp Rp
Rf = Rata-rata risk free rate
yang dihitung dari nilai suku bunga SBI.
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam
penelitian ini adalah income
smoothing (perataan laba) yang dihitung dengan menggunakan indeks smoothing yang dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung rata-rata penjualan
dan rata-rata laba.
b. Menghitung standar deviasi
penjualan (SDs) dan standar deviasi laba (SDi)
c. Menghitung koefisien variasi
penjualan (CVisales) dan koefisien
variasi laba (CViearning), apabila
CVisales > CViearning atau
mempunyai indeks smoothing
lebih kecil dari 1, maka dapat
dikatakan bahwa perusahaan
melakukan praktik perataan laba. Apabila CVisales < CViearning atau
mempunyai indeks smoothing
d. dari 1, maka dapat dikatakan
bahwa perusahaan tidak
melakukan praktik perataan laba. Pengujian hipotesis menggunakan uji t. Menurut Sugiyono (2010: 273), bila n1 ≠ n2, varians homogen, dapat
digunakan rumus uji t dengan pooled
varians dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 – 2. Rumus pooled varians
yaitu sebagai berikut:
2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 ) 1 ( ) 1 ( n n n n s n s n X X t
Sedangkan bila n1 ≠ n2 dan varians tidak homogen digunakan rumus uji t dengan separated varians dengan rumus sebagai berikut:
2 2 2 1 2 1 2 1 n s n s X X t
Harga t sebagai t tabel pada rumus uji t separated varians dihitung dari selisih harga ttabel dengan dk (n – 1) dan dk (n2 – 1) dibagi 2, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil (Sugiyono, 2010: 273).
Adapun kriteria pengujian
hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Apabila thitung ≥ ttabel, maka Ho
ditolak, berarti bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja saham perusahaan perata laba dan bukan perata laba.
2. Apabila thitung < ttabel, maka Ho
diterima, berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja saham perusahaan perata laba dan bukan perata laba..
Hasil Penelitian
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2008 – 2011 berjumlah 147 perusahaan. Perusahaan yang memenuhi kriteria sesuai dengan kebutuhan data perataan laba dan kinerja saham sebanyak 19 perusahaan, Dari 19 perusahaan tersebut tidak dilihat apakah perusahaan melakukan perataan laba atau tidak, hal ini dikarenakan pengaruh perataan laba (income smoothing) dilihat dari perbedaan kinerja saham pada perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba.
. Deskripsi data perataan laba dan kinerja saham perusahaan manufaktur periode 2008 -2011 yaitu sebagai berikut:
1. Perataan Laba
Penentuan perusahaan
manufaktur yang melakukan perataan laba dilakukan dengan menentukan indeks perata laba (indeks smoothing)
yaitu membandingkan koefisien
variasi penjualan (CVisales) dan
koefisien variasi laba (CViearning),
dimana apabila CVisales > CViearning
atau mempunyai indeks smoothing
lebih kecil dari 1, maka dapat
dikatakan bahwa perusahaan
melakukan praktik perataan laba, sedangkan apabila CVisales < CViearning
atau mempunyai indeks smoothing lebih besar dari 1, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak melakukan praktik perataan laba.
Gambaran perusahaan
manufaktur yang merupakan sampel penelitian dilihat dari perataan laba dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2
Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur Periode 2008 – 2011 No Kode Nama Perusahaan CVisales CViearning
Indeks Smoothing
1 ASII Astra International Tbk. 0.254 0.185 1.375*
2 AUTO Astra Otoparts Tbk. 0.162 0.140 1.160*
3 BRAM Indo Kordsa Tbk. 0.104 0.254 0.408**
4 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk. 0.213 0.280 0.759**
5 GGRM Gudang Garam Tbk. 0.144 0.284 0.507**
6 HMSP HM Sampoerna Tbk. 0.183 0.231 0.792**
7 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 0.092 0.219 0.421**
8 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk. 0.157 0.232 0.678**
9 KAEF Kalbe Farma Tbk. 0.140 0.224 0.625**
10 KLBF Kimia Farma Tbk. 0.140 0.224 0.625**
11 LION Lion Metal Works Tbk. 0.139 0.128 1.086*
12 LMSH Lionmesh Prima Tbk. 0.206 0.482 0.428**
13 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 0.144 0.328 0.440**
14 MRAT Mustika Ratu Tbk. 0.116 0.211 0.549**
15 SCCO Sucaco Tbk. 0.336 0.592 0.568**
16 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk 0.119 0.149 0.797**
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk. 0.138 0.198 0.698**
18 TCID Mandom Indonesia Tbk. 0.120 0.049 2.434*
19 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk. 0.192 0.264 0.730**
Keterangan : * Perata Laba Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011
** Bukan Perata Laba Berdasarkan tabel di atas,
dapat dilihat bahwa dari 19
perusahaan manufaktur yang menjadi
sampel penelitian, sebanyak 4
perusahaan dengan indeks smoothing > 1 yang berarti bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang melakukan perataan laba. Sisanya, sebanyak 15 perusahaan dengan indeks smoothing < 1 yang berarti bahwa perusahaan tersebut tidak melakukan perataan laba selama periode tahun 2008 – 2011.
2. Kinerja Saham
Kinerja saham dihitung
dengan menggunakan single indeks
model (metode sharpe) dengan menentukan nilai return saham,
resiko investasi saham yang
merupakan varians return saham dan nilai risk free rate atau tingkat pengembalian bebas resiko yang ditentukan dari nilai rata-rata suku bunga Sertifikat Bank Indonesia selama periode 2008 – 2011. Hasil perhitungan indeks sharpe kemudian
dikonsultasikan terhadap kriteria
kinerja saham berdasarkan indeks sharpe sebagai berikut:
Tabel 3
Kriteria Kinerja Saham
No Kriteria Kinerja
1 Indeks Sharpe > 0 Perform/Baik
2 Indeks Sharpe < 0 Underperform/Buruk
Gambaran mengenai kinerja saham berdasarkan perhitungan dari nilai indeks sharpe yaitu sebagai berikut:
Tabel 4
Perhitungan Indeks Sharpe yang Merupakan Penentu Kinerja Saham Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Periode Tahun 2008 – 2011
No Kode Nama Perusahaan
Rata-rata Return Saham δTR Risk Free Rate Indeks Sharpe
1 ASII Astra International Tbk. 4.196 2.649 7.224 -1.143**
2 AUTO Astra Otoparts Tbk. 6.825 3.819 7.224 -0.104**
3 BRAM Indo Kordsa Tbk. 5.851 2.636 7.224 -0.521**
4 DVLA Darya-Varia Laboratoria
Tbk. 3.414 0.662 7.224 -5.753**
5 GGRM Gudang Garam Tbk. 5.012 2.812 7.224 -0.787**
6 HMSP HM Sampoerna Tbk. 4.926 3.264 7.224 -0.704**
7 INDF Indofood Sukses Makmur
Tbk. 4.174 0.997 7.224 -3.059**
8 INTP Indocement Tunggal Prakasa
Tbk. 2.511 0.881 7.224 -5.350**
9 KAEF Kalbe Farma Tbk. 659.455 1312.991 7.224 0.497*
10 KLBF Kimia Farma Tbk. 3.276 0.779 7.224 -5.070**
11 LION Lion Metal Works Tbk. 5.652 0.636 7.224 -2.471**
12 LMSH Lionmesh Prima Tbk. 1.821 0.603 7.224 -8.961**
13 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 10.618 13.951 7.224 0.243*
14 MRAT Mustika Ratu Tbk. 263.774 513.813 7.224 0.499*
15 SCCO Sucaco Tbk. 3.830 2.053 7.224 -1.653**
16 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk 4.308 1.460 7.224 -1.997**
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk. 11.308 4.386 7.224 0.931*
18 TCID Mandom Indonesia Tbk. 4.766 0.256 7.224 -9.613**
19 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk. 8.631 6.617 7.224 0.213*
Keterangan :*Perform/Baik Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari 19 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian, terdapat sebanyak 5 perusahaan yang tergolong ke dalam perusahaan dengan kinerja saham yang baik (perform) dengan indeks sharpe > 0, dan sebanyak 14 perusahaan yang tergolong ke dalam perusahaan dengan
kinerja saham buruk (underperform)
dengan indeks sharpe < 0.
Hasil Pengujian Homogenitas Varians
Sebelum dilakukan pengujian
hipotesis, dilakukan pengujian
homogenitas varians kedua sampel
penelitian dengan menggunakan analisis varians (uji F). Pengujian homogenitas varians selengkapnya disajikan dalam tabel 5. Rangkuman hasil uji homogenitas yaitu sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil Pengujian Homogenitas Varians
No Keterangan Nilai
1 Fhitung 2,249
2 Ftabel 3,344
3 Jumlah sampel perata laba (n1) 4
4 Jumlah sampel bukan perata laba (n2) 15
5 dk pembilang (n1 – 1) 3
6 dk penyebut (n2 – 1) 14
7 Signifikansi (α) 0,05
8 Kesimpulan Homogen
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai Fhitung < Ftabel, (2,249 < 3,344), hal ini berarti bahwa kedua sampel penelitian memiliki varians yang homogen.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipótesis dilakukan
untuk melihat perbedaan antara kinerja
saham perusahaan perata laba dan bukan perata laba. Pengujian hipótesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Menurut Sugiyono (2010: 273), bila n1 ≠ n2 dan varians kedua sampel homogen, maka
pengujian hipotesis dilakukan
menggunakan uji t pooled varians. Hasil uji t digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 6 Hasil Uji t
No Keterangan Nilai
1 thitung -0,592
2 ttabel 2,110
3 Jumlah sampel perata laba (n1) 4
4 Jumlah sampel bukan perata laba (n2) 15
6 dk (n1 + n2 – 2) 17
8 Kesimpulan Tidak ada perbedaan Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari pengujian hipotesis
menggunakan uji t, didapatkan nilai thitung
sebesar -0,592 dengan nilai ttabel pada taraf
signifikansi 0,05 sebesar 2,110. thitung <
ttabel, hal ini berarti bahwa H0 diterima dan
menolak Ha yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja saham antara perusahaan perata laba dan bukan perata laba pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode tahun 2008 – 2011.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
hasil pengujian hipótesis dengan
menggunakan uji t pooled varians maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan kinerja saham antara
perusahaan perata laba dan bukan perata laba pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode tahun 2008 – 2011.
Daftar Pustaka
Ilyas, Y, 2001, Kinerja: Teori, Penilaian dan Penelitian, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.
Munawir. 2010. Analisis Laporan
Keuangan, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta.
Mursalim. 2005. „Income Smoothing dan Motivasi Investor Di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal SNAVIII Solo.
Murtanto. 2004. Analisis Perataan Laba (income smoothing): Faktor-faktor Yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar.
Prasetio, J.E., S. Astuti & A. Wiryawan.
2002. “Praktik Perataan Laba
Dan Kinerja Saham Perusahaan Publik Di Indonesia” Jurnal
Akuntansi dan Auditing, vol. 6(2), hal.45-63.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
http://sahamok.com/pasar- modal/emiten/daftar-perusahaan-manufaktur-di-bei/