• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KADAR AIR DAN ASAM PEROXIDA PADA MINYAK KELAPA TRADISIONAL (Studi Kasus Masyarakat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI KADAR AIR DAN ASAM PEROXIDA PADA MINYAK KELAPA TRADISIONAL (Studi Kasus Masyarakat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1Ervina Utami Tamola Mahasiswa di Juruasan Kesehatan Mayarakat Universitas Negeri

UJI KADAR AIR DAN ASAM PEROXIDA PADA MINYAK KELAPA TRADISIONAL

(Studi Kasus Masyarakat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo) Ervina Utami Tamola, Dian Saraswati, Lia Amalia1

Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan

Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Kadar Air yang terdapat pada Minyak Kelapa Tradisional secara umum masih banyak ditemukan. Kadar air yang berlebihan akan mempengaruhi mutu dan kualitas suatu minyak sehingga minyak tersebut dapat rusak dan menimbulkan Asam Peroxida/Bilangan Peroxida, dengan timbulnya Asam Peroxida/Bilangan Peroxida dapat menurunkan lama penyimpanan pada minyak kelapa tradisional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan Kadar Air

dan Asam Peroxida pada Minyak Kelapa Tradisional.Desain Penelitian deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif. Industri rumah tangga sebanyak 9 sampel Minyak

Kelapa Tradisional ditentukan dengan tekhnik Total Sampling. Tekhnik analisis data disajikan dalam bentuk tabel frekuansi serta dijelaskan dalam bentuk narasi secara univariat.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 Industri Rumah Tangga (66,7%) yang kadar airnya memenuhi syarat berkisar antara 0,24-0,33%.Seluruh Minyak kelapa tradisional yang diperiksa memenuhi syarat SNI 01-2902-2011 Asam Peroxida/Bilangan Peroxida rata-rata < 5 mg ek/kg berkisar antara 0,63-1,86 mg ek/kg normal. Saran untuk lebih memperhatikan cara pengolahan Minyak Kelapa Tradisional oleh pengolah Industri Rumah Tangga. Maka perlu adanya pengawasan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan tentang pengolahan Minyak Kelapa tradisional di Industri Rumah Tangga tersebut.

(2)

Minyak adalah satu bentuk umum senyawa kimia yang tidak bisa bercampur dengan air, dan berada di dalam kondisi cair pada suhu biasa lingkungan. Minyak berasal dari hewani, sayur, atau petrokimia, volatile atau non-volatile.Dalam keseharian minyak merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia. Minyak dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari dan juga untuk dikonsumsi salah satunya minyak digunakan sebagai zat makanan yang penting bagi kebutuhan tubuh manusia.

Minyak kelapa terkadang dianggap sangat tidak baik bagi kesehatan karena didalamnya mengandung lemak tak jenuh.Lemak tak jenuh adalah lemak yang terdapat pada makanan, mereka cair pada suhu kamar. Namun selama lemak tak jenuh minyak kelapa mengandung rangkaian asam lemak sedang, ini sangat banyak khasiat bagi kesehatan yang justru bisa didapat dengan cara mengkonsumsinya.

Minyak kelapa tradisional/kampung adalah yang paling umum ditemui di masyarakat. Aroma baunya harum, minyak ini diproses dengan cara perasan santan dipanaskan dengan api sedang sampai keluar minyaknya dan terpisah dengan blondonya (ampas). Kelemahan minyak ini adalah tidak tahan lama atau cepat tengik.Pembuatan minyak kelapa diperoleh dari buah kelapa agak tua atau sudah kering yang diambil daging buah kelapa kemudian diparut dan diolah menjadi minyak kelapa.Pembuatan minyak kelapa banyak dilakukan oleh banyak orang khususnya ibu rumah tangga yang memilikiperkebunan kelapa dan memanfaatkan buah kelapa sebagai minyak kelapa untuk kebutuhan sehari-hari.

Kadar air pada minyak kelapa pada umumnya bervariasi, memiliki kadar air yang tinggi ataupun rendah.Mutu dari suatu minyak dapat diketahui dari rasa

dan aromanya.Salah satunva adalah ketengikan atau adanya Asam

Peroxida.Peroxida merupakan suatu tanda adanya pemecahan atau kerusakan pada minvak karena terjadi oksidasi (kontak dengan udara) yang menyebabkan bau aroma tengik pada minyak.

Adanya peningkatan kadar air dan bilangan peroxida disebabkan oleh cara penyimpanannya berupa wadah yang digunakan, suhu, pencahayaan dan oksigen yang masuk sehingga mempercepat oksidasi atau ketengikan suatu minyak dan

(3)

menurunkan kualitas minyak yang dapat membahayakan jika dikonsumsi.Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak. Peroxida mempercepat proses timbulnya bau tengik pada bahan pangan dan minyak. Apabila jumlah peroksida pada bahan pangan dan minyak goreng tersebut melebihi standar mutu maka akan bersifat beracun dan tidak dapat dikonsumsi. Jika minyak dan bahan pangan tersebut dikonsumsi, maka akan timbul gejala diare, kelambatan pertumbuhan, pembesaran organ, deposit lemak tidak normal, kontrol tidak sempurna pada pusat syaraf dan mempersingkat umur (Ketaren, 2005).

Kadar air dalam standar mutu minyak kelapa mentah ditetapkan berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI 01-2902-2011yaitu 0,5% sedangkan untukAsam Peroxida/bilangan Peroxida dalam standar mutu minyak kelapa mentah ditetapkan berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI 01-2902-2011yaitu 5%.

Tujuan Penelitian Untuk Menguji kandungan kadar airdan asam peroxida pada minyak kelapa tradisional di Masyarakat Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada 3 Industri Rumah Tangga pengolah Minyak Kelapa Tradisional yang berada di Desa Dulamayo, Desa Huntulohulawa dan Desa Bongohulawa Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Kemudian sampel akan di uji di Labolatorium BARISTAND Manado. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2013.Desain Penelitianini menggunakan jenis penelitian Deskriptif yaitu memberikangambaran kadar air pada minyak kelapa tradisional dan asam peroxida dengan melakukan pendekatan kuantitatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah 9 Industri rumah tangga yang mengolah minyak kelapa secara tradisional diDesa Dulamayo,Huntulohulawa, dan Bongohulawa.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 9 sampel minyak kelapa yang dibuat secara tradisional diIndustri rumah tangga ditentukan dengan tekhnik

Total sampling.Analisis Data yang diperoleh di Labolatorium akan diolah dan hasilnya di bandingkan dengan SNI 01-2902-2011, dengan nomor SK

(4)

242/KEP/BSN/12/2011 tentang Standar Mutu pada minyak kelapa mentah tanpa fermentasi dalam bentuk tabel frekuensi dan dijelaskan dalam bentuk narasi disajikan secara univariat.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Tabel DistribusiIndustri Rumah Tangga yang Mengolah Minyak Kelapa Tradisional di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

Lokasi Desa di Kecamatan Bongomeme

Jumlah Pengolah Industri Rumah Tangga

n %

Desa Dulamayo 3 33,3

Desa Huntulohulawa 3 33,3

Desa Bongohulawa 3 33,4

Jumlah 9 100,0

Sumber : Data Primer 2013

Berdasarkan tabel tersebutdapat diketahui bahwa Industri Rumah tangga yang mengolah minyak kelapa tradisional berjumlah 9 pengolah yang tersebar di beberapa desa di Kecamatan Bongomeme.Dari 3 Desa masing-masing terdapat 3 pengolah minyak kelapa tradisional yakni Desa Dulamayo terdapat 3 pengolah (33,33%), Desa Huntulohulawa terdapat 3 pengolah (33,33%), dan desa Bongohulawa terdapat 3 pengolah (33,34%).

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan lama waktu pengolahan minyak kelapa tradisional di Kecamatan Bongomeme Tahun 2013.

Lama Waktu

Pengolahan (Jam) Jumlah

n %

5 3 33,3

24 6 66,7

Jumlah 9 100,0

(5)

Berdasarkan tabel tersebutdapat diketahui bahwa dari 9 responden yang mengolah minyak kelapa tradisional dengan lama waktu pengolahan 5 jam sebanyak 6 responden (66,67%), sedangkan yang mengolah minyak kelapa tradisional dengan lama waktu pengolahan 24 jam sebanyak 3 responden (33,33%).

Lama waktu 24 jam sebanyak 6 responden (33,3%) dengan alasan supaya airnya mengendap ke bawah dan lebih banyak menghasilkan kandungan minyak dan walaupun hasilnya hanya sedikit di dapatkan, sedangkan untuk 5 jam lama waktu pengolahan terdapat 3 responden (66,7%) alasanya agar lebih cepat selesai dan malah menghasilkan minyak kelapa tradisional yang banyak. Proses 24 jam dimulai dengan Kelapa parut yang diperas menjadi Santan didiamkan satu malam sehingga airnya mengendap dan banyak mengandung minyak, kemudian keesokan harinya di masak dan diperas kembali dan menjadi minyak kelapa tradisional. Sedangkan untuk proses 5 jam kelapa parut yang diperas menjadi santan hanya didiamkan 5 jam saja kemudian diperas kembali dan menjadi minyak kelapa tradisional.Minyak kelapa tradisional lebih banyak mengandung air karena prosesnya hanya dilakukan dalam 5 jam sehingga kandungan minyaknya hanya sedikit jika dibandingkan dengan proses pengolahan yang 24 jam.

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan banyaknya proses yang dilakukan dalam mengolah minyak kelapa tradisional di Kecamatan Bongomeme Tahun 2013.

Banyaknya Proses yang

dilakukan Jumlah

n %

1 kali 0 0,0

2 kali 9 100,0

Jumlah 9 100,0

(6)

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua responden yang mengolah minyak kelapa tradisional melakukan proses pengolahan sebanyak 2 kali yaitu 9 responden (100%).

Banyaknya proses yang dilakukan semua responden yang mengolah minyak kelapa tradisional melakukan proses pengolahan sebanyak 2 kali yaitu 9 responden (100%). Ini menunjukan bahwa Industrri rumah tangga yang ada di Kecamatan Bongomeme melakukan proses pengolahan sesuai dengan ketentuan agar dapat menghasilkan minyak kelapa tradisional.

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan wadah Yang Digunakan PadaMinyakKelapa tradisional di Kecamatan Bongomeme Tahun 2013

Wadah Minyak Kelapa Tradisional Jumlah n % Botol Kaca 4 44,4 Botol Plastik 5 55,6 Jumlah 9 100,0

Sumber : Data Primer 2013

Berdasarkan tabel tersebutdapat diketahui bahwa dari 9 responden yang menggunakan wadah botol Kaca untuk penyimpanan minyak kelapa tradisional adalah sebanyak 4 responden (44,4%) sedangkan yang menggunakan wadah botol plastik untuk minyak kelapa tradisional sebanyak5 responden (55,6%).

Hasil wawancara dengan 9 responden Industri rumah tangga yang mengolah minyak kelapa tradisional dengan menggunakan wadah sebagai tempat penyimpanan wadah botol kaca (4.4) sebanyak 4 responden (44,4%)dengan alasan lebih hygienis dan minyak kelapa bisa awet untuk di simpan sedangkan untuk wadah botol plastik lebih mudah dibawa kemana-mana dan tidak berat. Ini menunjukkan bahwa 5 responden (55,4%) yang menggunakan wadah botol plastik berpengaruh adanya peningkatan asam peroxida/bilangan peroxida pada minyak kelapa tradisional.

(7)

Tabel Hasil pengujian Kadar air pada minyak kelapa tradisional (Studi kasus Masyarakat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo) Tahun 2013.

Lokasi Desa PengolahIndustr

i Rumah Tangga Kode Sampel Hasil Uji Kad ar Air (%) Ket AsamPeroxi da/Bilangan Peroxida (mg ek/kg) Ket Desa Dulamayo Industri Rumah Tangga I DD Ind RT I 0,93 TMS 0,82 MS Industri Rumah Tangga I DD Ind RT II 0,32 MS 1,80 MS Industri Rumah Tangga III DD Ind RT III 0,31 MS 0,82 MS Desa Huntulohula wa Industri Rumah Tangga I DH Ind RT I 0,54 TMS 0,63 MS Industri Rumah Tangga II DH Ind RT II 0,31 MS 1,86 MS Industri Rumah Tangga III DH Ind RT III 0,54 TMS 1,87 MS Desa Bongohulawa Industri Rumah Tangga I DB Ind RT I 0,33 MS 1,46 MS Industri Rumah Tangga II DB Ind RT II 0,24 MS 0,84 MS Industri Rumah Tangga III DB Ind RT III 0,25 MS 1,86 MS

Sumber :*Laboratorium Balai Riset Standardisasi Industri Manado 2013

Keterangan : MS = Memenuhi Syarat TMS = Tidak Memenuhi Syarat

Dari tabel tersebut diketahui bahwa Uji Labolatorium Baristand ManadoPada pengujian Kadar Air dapat diketahui bahwa dari 9 sampel minyak kelapa tradisional hanya terdapat 3 sampelterjadinya peningkatan kadar air yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 2011(0,5%) dan 6 sampel yang

(8)

sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.Kadar Air pada minyak kelapa tradisional yang tertinggi yaitu Di Desa Dulamayo pada Industri Rumah tangga yakni 0,93%. Sedangkan sampel terendah yaitu di Desa Bongohulawa pada Industri rumah Tangga II yakni 0,24%.Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kadar air maka semakin banyak pula air yang terkandung dibandingkan dengan minyak kelapa tradisional. Kemudian untuk pengujian asam Peroxida/Bilangan Peroxida memiliki jumlah yang bervariasi dan tidak adanya peningkatan asam peroxida/bilangan peroxida yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 2011 (0,5%). Asam Peroxida/Bilangan Peroxida pada minyak kelapa tradisional yang tertinggi yaitu di Desa Huntulohuwa pada Industri Rumah Tangga III yakni 1,87%. Sedangkan sampel terendah yaitu juga di Desa Huntulohulawa pada Industri Rumah Tangga I yakni 0,63 mg ek/kg.

PEMBAHASAN

Untuk Kadar Air, Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar airyang tidak sesuai dan melebihi standar menurut SNI 01-2902-2011 dengan nomor SK 242/KEP/BSN/12/2011 yakni 0,5%. Hal ini menunjukkan bahwa produksi minyak kelapa tradisional masih ada yang tidak baik untuk dijual dan dikonsumsi karena mengandung air dibandingkan dengan kandungan minyak yang terkandung pada minyak kelapa tradisional. Untuk kadar air memenuhi Standar berkisar antara 0,0-0,5%.

Proses minyak kelapa tradisional ini sebenarnya kurang menguntungkan sebab minyak kelapa yang diperoleh hanya 70-80% dari minyak yang sebenarnya terkandung sedangkan untuk 20-30%nya terdapat pada blondho/tai minyak yang bisa untuk dikonsumsi, ini ada kaitannya dengan proses yang dilakukan harus lebih lama, prosesnya harus menghasilkan kandungan minyak lebih banyak dibanding dengan air. Proses selama 24 jam atau didiamkan selama 1 malam, agar kandungan air mengendap ke bawah dan minyak yang di dapatkan lebih banyak

Untuk Asam Peroxida, Data tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi peningkatan dan sesuai dengan standar menurut SNI 01-2902-2011 dengan nomor SK 242/KEP/BSN/12/2011 yakni 5% atau 5 mg ek/kg. Hal ini menunjukkan bahwa pada 0 minggu belum adanya peningkatan asam peroxida/bilangan

(9)

peroxida dan masih normal namun untuk menjaga asam peroxida/bilangan peroxida selalu dalam keadaan normal sesuai dengan standar di perlukan wadah yang baik untuk di gunakan yaitu wadah botol kaca.Wadah botol kaca mampu melindungi teroksidasinya minyak dengan oksigen sehingga daya simpan suatu minyak dapat bertahan cukup lama.

Dari 9 sampel minyak kelapa tradisional masih layak untuk dikonsumsi, namun untuk menjaga mutu dan kualitas suatu minyak lebih baik menggunakan wadah botol kacadibanding dengan botol wadah plastik karena wadah botol kaca mampu mempertahankan daya simpan suatu minyak.

Selain dapat merusak kualitas suatu minyak Asam Peroxida/bilangan peroxida jika semakin meningkat mengakibatkan bahaya bagi tubuh manusia. Proses oksidasi lemak terbentuk mengakibatkan pembuluh darah bisa pecah dan menimbulkan strok atau jantung koroner yang mungkin bisa terjadi.

Pada minyak kelapa tradisioanal penyebab timbulnya asam

peroxida/bilangan peroxida yaitu pengaruh suhu dan ruang penyimpanan yang biasanya sering terjadi pada wadah botol plastik sehingga dengan mudah kemungkinan oksigen, cahaya dan temperatur tinggi yang cepat masuk kedalam minyak dan dapat menimbulkan asam peroxida/bilangan peroxida meningkat SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Uji Kadar Air dan Asam Peroxida Pada Minyak Kelapa Tradisional ( Studi Kasus Masyarakat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo ) diperoleh yaitu Terdapat 3 Industri rumah tangga (33,3%) yang kadar airnya tidak sesuai dengan SNI 01-2902-2011 dengan nomor SK 242/KEP/BSN/ 12/2011 (0,5%) yaitu 0,54-0,93% sedangkan untuk 6 Industri rumah tangga (66,7%) kadar airnya memenuhi syarat dari 0,24-0,33%. Dan Seluruh Minyak kelapa tradisional yang diperiksa memenuhi syarat SNI 01-2902-2011 dengan nomor SK 242/KEP/BSN/ 12/2011 (5 mg ek/kg) yaitu Asam Peroxida/Bilangan Peroxida dengan rata-rata < 5 mg ek/kg berkisar antara 0,63-1,86 mg ek/kg normal.

(10)

Saran

Saran bagi pengolah sekaligus penjual industri rumah tangga di Kecamatan Bongomeme diharapkan agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang cara pengolahan minyak kelapa tradisional yang baik sehingga hasil yang didapatkan tidak dapat merugikan bagi masyarakat luas.Bagi Pembeli lebih memperhatikan penjual yang menggunakan wadah yang lebih baik, yaitu wadah botol kaca untuk penyimpanan minyak kelapa tradisional.Bagi Instansi terkait yaitu BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan perlu adanya pengawasan dan arahan terhadap penjual industri rumah tangga yang menjual minyak kelapa tradisional dan disesuaikan dengan standar untuk penjual industri rumah tangga di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

ASA. 2000. Penentuan Bilangan Peroksida. Ciawi :Feed Quality Management

Workshop.

Kartasaputra, G. 2008. Ilmu Gizi: Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktivitas

Kerja.Jakarta : Rineka Cipta.

Miftahorrachman.2007. Jurnal Inovasi Gorontalo (ISSN.19077572). Gorontalo:

Badan Lingkungan Hidup, Riset Tekhnologi Informasi Provinsi Gorontalo.

Palungkun, R. 2003. Aneka Produk Olahan Kelapa.Jakarta : PT PENEBAR

SWADAYA

Standar Nasional Indonesia, SNI 01-2902-1992 yang sudah d refisi 2902:2011,

(12)

Gambar

Tabel DistribusiIndustri Rumah Tangga yang Mengolah Minyak Kelapa  Tradisional di Kecamatan Bongomeme Kabupaten  Gorontalo Tahun  2013
Tabel Distribusi Responden Berdasarkan banyaknya proses yang dilakukan  dalam mengolah minyak kelapa  tradisional di Kecamatan Bongomeme  Tahun 2013
Tabel  Distribusi  Responden  Berdasarkan  wadah  Yang  Digunakan  PadaMinyakKelapa tradisional di Kecamatan Bongomeme Tahun 2013
Tabel  Hasil  pengujian  Kadar  air  pada  minyak  kelapa    tradisional  (Studi  kasus Masyarakat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo) Tahun  2013

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kondisi perbankan nasional dewasa ini yang cukup berkembang, namun pembinaan bank secara komprehensif khususnya kepada bank-bank penggerak sector Usaha Kecil dan

Dalam perusahaan, informasi akuntansi pertanggungjawaban sangat penting bagi perusahaan karena merupakan suatu proses pengumpulan data dan pencatatan serta penyajian

“Semua fungsi yang dijalankan oleh pustakawan terlatih yang dipekerjakan di seksi referensi sebuah perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna (secara langsung,

002 Koordinasi dengan Kantor Kementerian yang Menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di Bidang Agama Kabupaten/Kota dalam Memelihara Hubungan Timbal Balik melalui

Dari posisi-posisi dokumen ini, dengan membandingkan posisi dari suatu dokumen terhadap kata kunci pencarian, akan ditemukan dokumen mana sajakah yang memiliki kesamaan

Pada akhirnya, banyak manusia itu sendiri yang melakukan penyalahgunaan dalam penggunaan teknologi komputer, yang kemudian meningkat menjadi tindak kejahatan di

diusulkan pada penelitian tentang prediksi hasil pemilihan umum adalah dengan menerapkan neural network dan neural network berbasis Particle swarm

Hasil uji heteroskedastisitas pada Gambar 1, bahwa titik-titik scatterplot tidak memiliki pola sebaran yang teratur baik menyempit, melebar, maupun bergelombang. Titik-titik