• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Wilayah Kabupaten Purbalingga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Profil Wilayah Kabupaten Purbalingga"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

B ab 2

Profil W ila ya h

Ka bupa t en Purba lingga

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN PURBALINGGA

2.1.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Purbalingga termasuk Propinsi Jawa Tengah bagian barat daya yang terletak pada

posisi 101 º 11’-109 º 35’ Bujur Timur dan 07º 10’- 06 º29’ Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten

Purbalingga secara administratif dapat diuraikan sebagai berikut :  Sebelah Utara : Kabupaten Pemalang

 Sebelah Selatan : Kabupaten Banyumas dan Banjarnegara

 Sebelah Timur : Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Pekalongan  Sebelah Barat : Kabupaten Banyumas

Luas wilayah Kabupaten Purbalingga adalah 77.764.122 ha atau 2,39% dari luas wilayah

Propinsi Jawa Tengah. Dari 18 Kecamatan yang ada, Kecamatan dengan wilayah terluas adalah

Kecamatan Rembang yaitu 9.159 ha Sedangkan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Purbalingga

dengan luas 1.472 ha.

Tabel II. 1.

Jarak dari Purbalingga Ke Beberapa Kota Sekitarnya

Kota Jarak

Semarang 191 km Purwokerto 20 km Cilacap 60 km Banjarnegara 45 km Wonosobo 75 km

(2)

RE N CA N A P R O G RA M I N V E S T A S I J A NG K A M E N E N G A H ( R P I J M ) B I D A N G C I P T A K A R Y A K A B UP A T E N P U R B A L I N G G A T A H U N 2 0 1 8 - 2 02 2

II-2 PENYUSUNAN

(3)

Secara administratif Kabupaten Purbalingga terbagi menjadi 239 desa/kelurahan yang

tersebar di 18 kecamatan. Dari jumlah tersebut terdiri dari 224 desa dan 15 kelurahan. Untuk

luasan masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel II. 2.

Sumber : Purbalingga Dalam Angka 2016

2.1.2. Topografi Dan Geomorfologi

Fisiografi Kabupaten Purbalingga terletak pada daerah perbatasan antara zona Serayu

Utara dan zona Vulkanik Kwarter. Wilayah Kabupaten Purbalingga memiliki ketinggian tempat

antara 23 meter – 3.432 meter dari permukaan laut, dengan klasifikasi ketinggian Kabupaten

Purbalingga termasuk dalam klasifikasi antara 0 – 1.500 meter dari permukaan laut. Menurut

klasifikasi ketinggian wilayah Kabupaten Purbalingga tersebut masing-masing mempunyai

sifat-sifat khusus seperti diuraikan sebagai berikut:

 Daerah Ketinggian 7 – 25 meter dpl merupakan daerah potensi persawahan dengan pengairan yang memadai.

 Daerah Ketinggian 25 – 100 meter dpl merupakan daerah dengan sebagian wilayah masih berpotensi untuk tanah persawahan dan sebagian wilayah pada ketinggiannya

antara 50 – 100 meter dpl berpotensi untuk pertanian tanah kering, mengingat topografi

yang lebih besar.

(4)

 Daerah Ketinggian 500 – 1.000 meter dpl merupakan daerah berpotensi untuk wilayah perkebunan dan baik untuk dikembangkan budidaya tanaman sayur-sayuran, mengingat

wilayah tersebut cukup dingin.

 Daerah Ketinggian diatas 1.000 meter dpl merupakan daerah yang terbatas untuk usaha pertanian karena topografi wilayah bergelombang. Daerah dengan topografi demikian

berpotensi sebagai wilayah non budidaya atau kawasan hutan lindung.

Dataran tinggi di Kabupaten Purbalingga meliputi Kecamatan Rembang, Kecamatan

Karangmoncol, Kecamatan Karangreja, Kecamatan Karangjambu, Kecamatan Karanganyar,

Kecamatan Kertanegara dan sebagian Kecamatan Kutasari, sebagian Kecamatan Bojongsari,

KecamatanMrebet dan Kecamatan Bobotsari.

Sedangkan dataran rendah di Kabupaten Purbalingga meliputi Kecamatan Purbalingga,

Kecamatan Kalimanah, Kecamatan Bukateja, Kecamatan Kaligondang, Kecamatan Pengadegan,

sebagian Kecamatan Bojongsari, Kecamatan Kejobong, sebagian Kecamatan Kutasari,

Kecamatan Padamara dan Kecamatan Kemangkon.

Kabupaten Purbalingga memiliki karakter topografi yang beragam, dari dataran rendah,

daerah perbukitan hingga daerah pegunungan. Karakteristik wilayah berdasarkan kondisi

permukaan tanah menunjukkan sebaran sebagai berikut:

Bagian utara merupakan daerah berbukit-bukit dengan kelerengan >40%. Daerah ini

meliputi Kecamatan Karangreja, Karangjambu, Bobotsari, Karanganyar, Kertanegara, Rembang,

sebagian wilayah Kecamatan Kutasari, Bojongsari dan Mrebet.

Bagian selatan merupakan daerah dengan tingkat kemiringan berkisar antara 0 - 25%.

Wilayah ini meliputi Kecamatan Kalimanah, Padamara, Purbalingga, Kemangkon, Bukateja,

Kejobong, Pengadegan, sebagian wilayah Kecamatan Kutasari, Bojongsari dan Mrebet.

2.1.3. Klimatologi Dan Curah Hujan

Curah hujan sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan letak tempat itu sendiri.

Tidak terkecuali untuk wilayah Kabupaten Purbalingga yang memiliki ketinggian 23 m – 3,432 m

dari permukaan laut, dengan puncak gunung Slamet sebagai titik tertingginya. Purbalingga yang

memiliki iklim tropis yang relatif basah dengan kelembaban relatif antara 74,6 % sampai 87,6 %,

suhu udara 26ºC – 31ºC, dan curah hujan rata-rata 3.938 mm, dengan bulan basah (curah hujan

> 200 mm) mencapai 10 bulan, bulan lembab (CH antara 100 – 200) 2 bulan dan bulan kering

(CH 0-100 mm) 0 bulan. Dengan demikian menurut typologi Zona Agroklimat dapat

(5)

Tabel II. 3.

Hari Hujan dan Curah Hujan di Kabupaten Purbalingga Tahun 2015

No Bulan Hari Hujan Curah Hujan

1 Januari 17 353 2 Februari 9 153 3 Maret 17 482 4 April 15 383

5 Mei 8 194

6 Juni 2 40 7 Juli 1 13 8 Agustus 0 0 9 September 0 0 10 Oktober 1 6 11 November 14 451 12 Desember 12 427 JUMLAH 95 2502

Sumber : Kabupaten Purbalingga Dalam Angka 2016

2.1.4. Geologi

Komposisi litologi batuan yang terdapat di Kabupaten Purbalingga terdiri atas:

 Alluvium endapan rawa dan danau, terutama tersusun oleh lempung, umumnya bersifat kedap air.

 Endapan alluvium gunung api, terdiri dari bahan-bahan tak mengeras, mengandung bongkah-bongkah batuan gunung api, bergaris tengah 10 – 15 Cm, tersusun oleh

andesit sampai basalt dengan kelulusan terhadap air rendah sampai tinggi.

 Lava andesit berongga asal Gunung Slamet dengan kelulusan terhadap air tinggi sampai sedang.

 Endapan vulkanik tua yang terdiri dari aliran lava yang bersifat andesit sampai basalt dan breksi. Kelulusan terhadap air rendah sampai sedang.

 Batu pasir tufaan, batupasir, konglomerat, tufa, breksi dan lempung dengan kelulusan terhadap air rendah.

 Napal, napal lempungan dan napal globigerina dengan sisipan tipis tufa pasiran, batu gamping pasiran, batu pasir, batu lempung dan lempung tufaan dengan kelulusan

terhadap air rendah.

Lokasi penambangan bahan galian pasir dan batu Kabupaten Purbalingga sebagian

besar dilakukan di Sungai Klawing dan Sungai Serayu, jenis bahan galian pasir dan batu yang

ditambang oleh masyarakat adalah pasir dan sirtu.

2.1.5. Hidrologi

Pada umumnya, sungai-sungai di Kabupaten Purbalingga belum dimanfaatkan secara

(6)

yang memungkinkan untuk dibuat bendungan, dam dan waduk-waduk kecil lainnya yang tidak

banyak mengeluarkan dana, telah dimanfaatkan sebagaimana mestinya untuk pengairan sawah,

perikanan dan sebagainya.

Debit air sungai itu sendiri dalam setahunnya tidak tetap, karena debit air sungai

dipengaruhi oleh curah hujan di daerah hulu. Sungai di Kabupaten Purbalingga terdiri dari 2 (dua)

macam aliran, yaitu sungai yang mengalir melewati Kabupaten Purbalingga dan sekitarnya serta

sungai yang hanya mengalir di Kabupaten Purbalingga saja. Sungai yang mengalir melewati

Kabupaten Purbalingga dan sekitarnya, yaitu:  Sungai Pekacangan

 Sungai Serayu  Sungai Klawing

Sedangkan sungai yang hanya mengalir di Kabupaten Purbalingga dan berpotensi untuk

pengairan yaitu:

karakteristik yang berbeda. Jenis tanah yang mendominasi wilayah Kabupaten Purbalingga

adalah latosol coklat dan regosol coklat seluar 14.943,75 Ha (19,22%) dari seluruh wilayah

Kabupaten Purbalingga dan yang terkecil adalah jenis tanah litosol yang hanya sebesar 568,75

Ha (0,73%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel II. 4.

Jenis Tanah di Kabupaten Purbalingga

NO Jenis Tanah Luas Wilayah

Ha %

1 Latosol coklat dan Regosol coklat 14.943,750 19,22 2 Aluvial Coklat tua 13.837,500 17,79 3 Latosol coklat dari bahan induk Vulkanik 8.490,625 10,92 4 Latosol merah kuning 4.498,375 5,78 5 Latosol coklat tua 6.237,500 8,02 6 Andosol coklat 5.662,500 7,28 7 Litosol 568,750 0,74 8 Padmolik merah kuning 10.050,000 12,92 9 Gromosol kelabu 13.475,122 17,33

Jumlah 77.764,122 100

(7)

2.1.7. Hidrogeologi

Air tanah dan akuifer di Kabupaten Purbalingga menurut peta hidrogeologi Indonesia dari

Direktorat Geologi Tata Lingkungan, terdiri atas:  Akuifer produktif dengan penyebaran luas

Akuifer ini berupa akuifer dengan keterusan sedang, tinggi psiometri atau air tanah diatas

atau dekat muka tanah sampai lebih dari 5 m. Debit sumur umumnya 5 – 10 liter/detik.  Akuifer dengan produktivitas tinggi dengan penyebaran luas

Akuifer ini berupa akuifer dengan keterusan dan kisaran kedalaman muka air tanah

beragam. Debit sumur umumnya lebih dari 5 liter/detik  Akuifer dengan produktivitas kecil setempat berarti

Akuifer ini berupa akuifer dengan keterusan rendah sampai sangat rendah. Air tanah

setempat dalam jumlah terbatas dapat diperoleh pada daerah lembah atau zona pelapukan  Daerah Air Tanah Langka

2.1.8. Daerah Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana di Kabupaten Purbalingga terbagi atas:  Kawasan rawan bencana longsor

Kawasan rawan bencana longsor di Kabupaten Purbalingga terdapat di sebagian kecil

Kecamatan Kemangkon (Desa Jetis),sebagian kecil Kecamatan Kaligondang (Desa

Sidareja), sebagian Kecamatan Karangjambu, sebagian kecil Kecamatan Karanganyar,

sebagian kecil Kecamatan Kertanegara (Desa Karangjambum, Sirandu, Sanguwatang,

Purbasari, Jingkang, Danasari), sebagian kecil Kecamatan Bojongsari (Desa Banjaran,

sebagian kecil Kecamatan Bobotsari (Desa Banjarsari), sebagian kecil Kecamatan

Karanganyar (Desa Kalijaran), dan sebagian kecil Kecamatan Mrebet (Desa Sindang,

Tangkisan), sebagian Kecamatan Rembang (Desa Wlahar, Tanalum, Bodaskarangjati,

Bantarbarang, Wonogarawetan, Panusupan), dan sebagian Kecamatan Karangmoncol

(Desa Sirau, Tajug, Pepedan).  Kawasan rawan bencana banjir.

Kawasan rawan bencana banjir di Kabupaten Purbalingga terdapat di Sungai Klawing,

Sungai Serayu, dan Sungai Pekacangan, serta sungai-sungai yang mengalir di dalam

Kabupaten Purbalingga. Kawasan rawan bencana banjir yang terdapat di Kabupaten

Purbalingga, yaitu Kecamatan Kemangkon (Desa Kalialang, Muntang, Sumilir, Jetis,

Gambarsari, Toyareka), Kecamatan Purbalingga (Desa Toyareja, Jatisaba, Bancar),

(8)

Kalimanah (Desa Sidakangen, Blater), Kecamatan Bojongsari (Desa Galuh, Banjaran),

Kecamatan Bobotsari (Desa Banjarsari), Kecamatan Karanganyar (Desa Kaliori,

Margasana, Kalijaran, Ponjen), Kecamatan Mrebet (Desa Sindang, Tangkisan), Kecamatan

Bukateja (Desa Bajong, Kedungjati), Kecamatan Kejobong (Desa Lamuk), Kecamatan

Rembang (Desa Makam, Sumampir, Bodaskarangjati, Bantarbarang, Wonogarawetan).

Kecamatan Karangmoncol (Desa Tajug, Pekiringan, Pepedan, Grantung), dan Kecamatan

Kertanegara (Desa Kertanegara).  Kawasan rawan bencana angin ribut.

Kawasan rawan bencana angin ribut terdapat di Kecamatan Kemangkon (Desa

Kedungbenda, Bokol, Mejasem, Senon, Pelumutan, Jetis), Kecamatan Kaligondang (Desa

Pagerandong, Sidanegara, Arenan, Sempor Lor, Brecek, Cilapar), Kecamatan Kutasari

(Desa Karangreja, Candinata, Karangklesem, Sumingkir, Meri, Kutasari, Munjul),

Kecamatan Bojongsari (Desa Pekalongan, Beji, Metenggeng, Karangcegak, Bumisari),

Kecamatan Bobotsari (Desa Banjarsari, Tlagayasa, Majapura, Karangduren, Kalapacung,

Pakuncen, Gunungkarang), Kecamatan Karangreja (Desa Serang, Kutabawa, Karangreja,

Siwarak, Tlahap Lor, Gondang), Kecamatan Karangjambu (Desa Sanguwatang, Purbasari,

Sirandu, Karangjambu, Jingkang, Danasari), Kecamatan Karanganyar (Desa Ponjen,

Krangean, Langkat, Kalijajar, Brakas, Maribaya), Kecamatan Mrebet (Desa Sangkanayu,

Pengalusan, Cipaku), Kecamatan Kejobong (Desa Kejobong, Pangempon, Langgar,

Nangkod, Kedarpan), Kecamatan Pengadegan (Desa Tetel, Tumanggal, Bedagas,

Larangan, Karangjoho), Kecamatan Rembang (Desa Panunggalan, Tegalpingen,

Gunungwuled, Losari, Bantarbarang, Wanogara Wetan, Lahar, Tanalun, Panusupan,

Wanogara Kulon), Kecamatan Karangmoncol (Desa Kramat, Tunjungmuli, Tamansari),

Kecamatan Padamara, (Desa Purbayasa, Bojanegara, Karangsentul), Kecamatan Bukateja

(Desa Bukateja, Bajong, Kutawis), Kecamatan Kalimanah (Desa Kalikabong,

Karangmanyar, Mewek, Selabaya, Babakan).  Kawasan rawan bencana kekeringan.

Kawasan rawan bencana kekeringan terdapat di Kecamatan Pengadegan, Kecamatan

Kejobong, Kecamatan Kutasari, Kecamatan Kemangkon, sebagian kecil Kecamatan

Bojongsari, dan sebagian kecil Kecamatan Kaligondang.  Kawasan rawan bencana letusan gunung berapi.

Kawasan rawan bencana letusan gunung berapi berada di Kecamatan Karangreja (Desa

(9)

Binangun, Sangkanayu), Kecamatan Bojongsari (Desa Bumisari, Metenggeng), dan

Kecamatan Kutasari (Desa Karangjengkol, Candinata, Candiwulan, Cendana).

2.1.9. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Purbalingga didominasi oleh fungsi lahan non

persawahan yang pemanfaatannya mencapai 77.764 Ha atau 72,39% dari total luas wilayah.

Pemanfaatan lahan sebagai fungsi tanah rumah, bangunan dan halaman sekitar menduduki porsi

yang paling besar (19,61%). Adapun fungsi kedua berupa tegalan (19,15%) dan hutan negara

yang mencapai 9.647 Ha (12,41%). Penggunaan lahan sebagai fungsi persawahan didominasi

oleh sawah irigasi setengah teknis 6.029 Ha (7,67%) dan irigasi teknis 5.962 Ha (7,67%).

 Penggunaan Lahan Sawah

Penggunaan lahan sawah di Kabupaten Purbalingga ditampilkan dalam bentuk luasan

lahan yang ditanami padi menurut kecamatan. Luasan tertinggi adalah sawah dengan hasil

panen dua kali dalam setahun mencapai 15.594 hektar, sedangkan yang mencapai panen

tiga kali dalam setahun mencapai luasan 2.714 hektar. Sebaran tertinggi lahan sawah

dengan panen tiga kali berada di Kecamatan Padamara dan Kecamatan Kutasari.  Penggunaan Lahan Kering

Penggunaan lahan kering di Kabupaten Purbalingga didominasi tegal/ kebun sebesar

14,794 Ha. Disusul kemudian oleh penggunaan lahan berupa hutan rakyat 6,802 Ha.

Tabel II. 5.

Penggunaan Lahan di Kabupaten Purbalingga Tahun 2015

Penggunaan Lahan

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Luas (Ha) (%) Luas

(Ha) (%) Luas (Ha) (%)

Luas

(Ha) (%) Luas (Ha) (%) Sawah 21.895 28,16 21.895 28,16 21.895 28,16 21.849 28,10 21.845 28,09 Perkampungan 19.072 24,53 19.072 24,53 19.072 24,53 19.083 24,54 19.087 24,55 Kebun Campur 4.532 5,83 4.532 5,83 4.532 5,83 4.532 5,83 4.532 5,83 Tegalan 17.344 22,30 17.344 22,30 17.344 22,30 17.344 22,30 17.344 22,30 Perkebunan 16 0,02 16 0,02 16 0,02 16 0,02 16 0,02 Perikanan 95 0,12 95 0,12 95 0,12 95 0,12 95 0,12 Hutan 11.328 14,57 11.328 14,57 11.328 14,57 11.328 14,57 11.328 14,57 Lain-lain 3.481 4,48 3.481 4,48 3.481 4,48 3.516 4,52 3.516 4,52 Total 77.763 100 77.763 100 77.763 100 77.763 100 77.763 100

(10)

Tabel II. 6.

Penggunaan Lahan per Kecamatan di Kabupaten Purbalingga Tahun 2015

No Kecamatan Penggunaan Lahan

Lahan Sawah Pertanian Bukan Lahan Jumlah

1 Kemangkon 2.249 697 1.567 4.513

Sumber : Kabupaten Purbalingga Dalam Angka tahun 2016

2.1.10. Potensi Wilayah Kabupaten Purbalingga

Kabupataen Purbalingga yang memiliki bentang alam berupa dataran landau dan

perbukitan, sehingga memiliki beberapa potensi, diantaranya

A. Potensi Wisata

Beberapa potensi wisata yang ada di Kabupaten Purbalingga saat ini terdiri dari wisata

(11)

 Sungai Watu Mujur Purbalingga  Sungai Klawing Purbalingga  Bukit Watu Geong

 Air Terjun Tanalum  Sirau Negeri di atas awan

2. Wisata Buatan

 Owabong Purbalingga  Museum Uang Purbalingga  Taman Reptil Sanggaluri Park  Bumi Perkemahan Munjuluhur  Kolam Renang Walik Purbalingga  Museum Jenderal Soedirman  Purbasari Pancuran Emas  Usmas Janatin City Park  Tubing Limbasari

 Wisata Religi dan budaya  Petilasan Ardilawet  Festival Gunung Slamet

3. Wisata Kuliner

 Tempe Mendoan

 Permen Davos

 Kacang Mirasa  Soto Purbalingga  Buntil

 Sate Blater  Es Durian

 Nopia

 Ondol Teya

 Wedang Kupat

(12)

Potensi Wisata di Kabupaten Purbalingga

Owabong Purbalingga Curug Nini Purbalingga

Museum Uang Soto Purbalingga

B. Potensi Hasil Pertanian

Tanaman unggulan di bidang pertanian yang ada di Kabupaten Purbalingga saat ini

anatara lain Padi, Jagung dan Ketela Pohon. Selama tahun 2015 tanaman padi dapat

diproduksi hingga 248.332 ton, meningkat sebesar 44,02 persen dengan luas panen

39.882 ha, sehingga memiliki produktivitas sebesar 62,27 kw/ha. Tanaman jagung pada

tahun 2015 memiliki produksi sebanyak 39.339 ton dengan luas panen 6.998 ha,

sehingga memiliki nilai produktivitas sebesar 5,62 ton/ha. Sedangkan ketela pohon pada

tahun 2015 menghasilkan produksi sebanyak 74.159 ton dengan luas panen 2.773 ha,

sehingga memiliki nilai produktivitas sebanyak 26,74 ton

Selain penghasil tanaman pangan, kabupaten purbalingga juga merupakan penghasil

(13)

C. Potensi Industri

Di Kabupaten Purbalingga saat ini berkembang beberapa industri yang berkembang

dengan pesat bahkan beberapa industri yang ada pemasarannya dapat menembus

pasar luar negeri seperti industri bulu mata dan industri knalpot. Pada sektor ini banyak

sekali menyerap tenaga kerja di Kabupaten Purbalingg. Karena kualitas yang baik dari

produk bulu mata da knalpot yang dihasilkan di Kabupaten Purbalingga, hingga dapat

menguasai pasar lokal dan dan dapat bersaing di pasar dalam negeri dan luar negeri

Potensi Industri di Kabupaten Purbalingga

Bulu Mata Purbalingga Knalpot Purbalingga

2.2. DEMOGRAFI

2.2.1. Penduduk

Penduduk Kabupaten Purbalingga pada tahun 2015 berjumlah 903.181 jiwa yang terdiri

dari penduduk berjenis kelamin laki–laki sebanyak 446.258 jiwa dan perempuan sebanyak

456.923 jiwa, dengan demikian rasio jenis kelamin 97,67. jumlah penduduk paling banyak berada

di Kecamatan Mrebet, dengan penduduk sebanak 69.496 jiwa. Sedangkan kecamatan yang

memiliki penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Karangjambu yaitu sebanyak 24.898 jiwa.

Angka kepadatan penduduk di Kabupaten Purbalingga pada tahun 2015 sebanyak 1.161

jiwa/km2. Angka kepadatan penduduk paling tinggi berada di Kecamatan Purbalingga dengan

(14)

Tabel II. 7.

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Sex Ratio dan Kepadatan Di Kecamatan di Kabupaten Purbalingga Tahun 2015

No Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah Ratio Sex Kpdtn Pddk (Jiwa/ Km2)

Sumber : Kabupaten Purbalingga Dalam Angka 2016

2.2.2. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur

Penduduk Kabupaten Purbalingga menurut kelompok umur pada tahun 2015 paling

banyak berada di penduduk kelompok umur 0 – 4 tahun yaitu sebanyak 80.934 jiwa, kemudian

penduduk kelompok umur 5-9 tahun yaitu sebanyak 78.156 jiwa. Jika dilihat berdasarkan usia

poduktif penduduk (15-54 tahun) yang ada di Kabupaten Purbalingga sebanyak 506.686 jiwa

atau sebesar 56,10 % dari penduduk tahun 2015.

Tabel II. 8.

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Purbalingga Tahun 2015

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0‒4 41.505 39.429 80.934 Jumlah 446.258 456.923 903.181

(15)

2.2.3. Struktur Penduduk Menurut Mata Pencahariaan

Sebagian besar penduduk di Kabupaten Purbalingga bekerja di bidang industri sebesar

32,57 %. Selain itu juga ada potensi lainnya seperti dari pertanian sebanyak 30,51 %. Komposisi

penduduk menurut mata pencaharian di Kabupaten Purbaligga diklasifikasikan menjadi beberapa

sektor, yaitu sektor pertanian, Industri, Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan Lain-lain.

Dillihat perkembangan penduduknya, struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian

di wilayah Kabupaten Purbalingga dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Sektor industri merupakan sektor yang mempunyai prosentase terbesar di wilayah

Kabupaten Purbalingga, yaitu sebesar 32,57 %.

 Mata pencaharian yang mempunyai prosentase terkecil di wilayah Kabupaten Purbalingga

adalah Jasa Kemasyarakatan, yaitu berjumlah 9,34 %.

Tabel II. 9.

Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kabupaten Purbalingga Tahun 2015

No Lapangan Usaha Persentase (%)

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan 35,38 24,09 30,51 2 Industri pengolahan 23,68 44,27 32,57 3 Perdagangan besar,eceran,rumah,makan, dan hotel 11,97 19,06 15,42 4 Jasa Kemasyarakatan 9,15 9,59 9,34 5 Lainnya(Pertambangan, dan penggalian, listrik, gas, dan air

angkutan,pergudangan, dan komunikasi, keuangan,asuransi,usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan

19,82 2,09 12,17

Total 100 99,1 100,01

Sumber : Kabupaten Purbalingga dalam Angka, 2016

2.2.4. Tingkat Kelahiran

Jumlah kelahiran tertinggi di Kabupaten Purbalingga berada di Kecamatan Mrebet

sebanyak 1.118 jiwa dengan tingkat Crude Birth Rate CBR mencapai 16,17. Sedangkan tingkat

kelahiran terendah di Kecamatan Karangjambu sebanyak 157 jiwa dengan tingkat CBR 9,18.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel II. 10.

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Kelahiran di Kabupaten Purbalingga Tahun 2015

(16)

No Kecamatan Penduduk

Sumber: Kabupaten Purbalingga dalam Angka Tahun 2016

2.2.5. Tingkat Kematian

Jumlah kematian tertinggi di Kabupaten Purbalingga berada di Kecamatan Mrebet

sebanyak 610 jiwa dengan tingkat Crude Death Rate (CDR) mencapai 8,82, sedangkan jumlah

kematian terendah di Kecamatan Karangjambu sebanyak 63 jiwa dengan tingkat CDR mencapai

2,54.

Tabel II. 11.

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Kematian di Kabupaten Purbalingga Tahun 2015

No Kecamatan Penduduk Banyaknya Kematian

(17)

2.3. KONDISI PEREKONOMIAN

2.3.1. Product Domestic Regional Brutto (PDRB)

Data PDRB menggambarkan kemampuan mengelola sumber daya alam dan sumber

daya manusia yang dimiliki untuk melakukan suatu proses produksi. Oleh karena itu besaran

PDRB yang dihasilkan oleh suatu wilayah sangat tergantung kepada potensi sumber daya alam

dan faktor produksi daerah tersebut.

2.3.2. Pertumbuhan Ekonomi

Sejalan dengan kondisi ekonomi Nasional dan Jawa Tengah, Kinerja ekonomi

Kabupaten Purbalingga tahun 2014 secara makro meningkat. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Purbalingga pada tahun 2014 yang ditunjukan oleh PDRB Seri 2010 Atas Dasar Harga Konstan

dapat tumbuh sebesar 2,14 persen. Apabila dilihat dari angka pertumbuhan sektoral seri 2010

atas dasar harga konstan, pada tahun 2014 sektor jasa perusahaan mendapatkan urutan

pertama. Urutan kedua adalah sektor perdagangan besar dan eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor. Ketiga sektor jasa pendidikan.

2.3.3. Struktur Ekonomi

Sektor pertanian selama 2012-2014 mempunyai peranan yang semakin menurun. Tahun

2011 memiliki kontribusi sebesar 29,35 persen, kemudian menurun menjadi 28,44 persen pada

tahun 2013, kemudian tahun 2014 hanya sekitar 27,82 persen

Pendapatan Perkapita

Salah satu alat untuk mengukur atau menilai tingkat kesejahteraan penduduk suatu

daerah adalah dari PDRB per kapita. PDRB per kapita penduduk di Kabupaten Purbalingga dari

tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2010 dimana tahun tersebut dijadikan tahun dasar

PDRB per kapita penduduk tahun 2010 sebesar Rp. 12.477.227,40 meningkat menjadi Rp.

14.935.798,40 tahun 2014 hal ini menunjukan peningkatan PDRB sebesar 19,70 persen.

Tabel II. 12.

Produk Domestik Regional Bruto Seri 2010 Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012-2015

Kategori Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.562.329,0 3.646.161,30 3.770.515,30 3.971.233,6 B Pertambangan dan Penggalian 586.872,4 627.136 635.213,60 679.959,3 C Industri Pengolahan 2.961.377,2 3.186.034,90 3.356.328,50 3.637.495,1 D Pengadaan Listrik dan Gas 7.637,4 8.422,90 8.983,40 8.237,5 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 16.821,8 16.844,50 17.767,30 17.699,1 F Konstruksi 713.647,2 749.199,90 789.756,60 828.339,3 G Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi

(18)

Kategori Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 289.935,5 299.739,20 307.926,80 350.941,3 J Informasi dan Komunikasi 233.793,4 255.445,80 265.718,90 303.718,4 K Jasa Keuangan dan Asuransi 266.294,7 275.412,60 284.651,40 296.640,4 L Real Estate 135.915,6 147.179,50 157.124,90 169.497,3 M,N Jasa Perusahaan 17.968,8 21.056,70 24.095,50 23.944,5

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial 370.501,5 384.840,20 387.686,20 401.025,0 P Jasa Pendidikan 553.374,9 616.373,10 692.116,90 706.517,8 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 109.813,8 117.398,10 121.275,50 140.073,0 R,S,T,U jasa lainnya 224.378,9 247.549,80 260.268,70 274.588,3

Produk Domestik Regional Bruto 12.138.445,3 12.819.159,70 13.526.936,5 14.255.943,2 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun*) 870.276 879.880 889.214 898.430 PDRB per kapita (Rupiah) 13.947.811,2 14.522.788,7 15.212.239,7 15.867.617,1

Sumber: Kabupaten Purbalingga dalam Angka Tahun 2016

2.4. Prasarana dan Sarana Perkotaan

2.4.1. Prasarana Wilayah

A. Prasarana Jaringan Transportasi

Jalan merupakan prasarana darat yang sangat penting untuk memperlancar kegiatan

perekonomian. Dengan makin meningkatnya jumlah kendaraan maka memerlukan

peningkatan pembangunan infrastruktur jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk

dan memperlancar distribusi barang dari suatu daerah ke daerah lainnya.

Panjang jalan Kabupaten di Kabupaten Purbalingga mencapai 710,204 km, yang terdiri

dari jalan beraspal sepanjang 703.654 km, kerikil sepanjang 5.050 km sisanya

merupakan jalan tanah sepanjang 1.500 km. Jalan Kabupaten tersebut sekitar 73 persen

dalam kondisi baik, 15 persen dalam kondisi sedang dan 12 persennya dalam kondisi

rusak.

B. Prasarana Sumber Daya Air

Jumlah pelanggan dan produksi air minum ataupun air bersih dari tahun ke tahun terus

meningkat. Pada tahun 2015 banyaknya air yang disalurkan meningkat sebesar 10,26 %

dari tahun 2014. Pemakaian air yang disalurkan oleh PDAM Kabupaten Purbalingga ke

pelanggan sebanyak 9.607.749 m3.

Tabel II. 13.

Banyaknya Air Minum yang telah Disalurkan ke Pelanggan oleh PDAM Menurut Bulan pada tahun 2015

No Bulan Air Minum yang Disalurkan (m³ ) Presentase

(19)

No Bulan Air Minum yang Disalurkan (m³ ) Presentase

Sumber: Kabupaten Purbalingga dalam Angka Tahun 2016

Tabel II. 14.

Banyaknya Air Minum yang telah Disalurkan ke Pelanggan oleh PDAM Menurut Jenis Pelanggan, 2015

No Jenis Pelanggan Banyaknya

Pelanggan

Air Minum yang Disalurkan Jumah (m³ ) Persentase

1 Rumah Tempat Tinggal 37.934 8.155.079 61,67 2 Hotel/Obyek wisata/Niaga besar dan Kecil 722 231.091 1,75 3 Badan Sosial,rumah sakit dan tempat peribadatan 549 159.358 1,21 4 Sarana Umum 29 67.124 0,51 5 Toko, Industri, dan Perusahaan 101 269.659 2,04 6 Instansi Pemerintah: Pemda 411 4.017.817 30,38 TNI/Polri 732 323.651 2,45 Jumlah 40.478 13.223.779 100,00

Sumber: Kabupaten Purbalingga dalam Angka Tahun 2016

C. Prasarana Jaringan Lainnya

Persampahan

Volume persampahan di Kabupaten Purbalingga semakin meningkat, peningkatan ini di

pengaruhi oleh adanya pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Purbalingga.

Volume sampah di Kabupaten Purbalingga tahun 2015 sebanyak 285,11 m3/hari,

sedangkan volume sampah yang terangkut hanya sebanyak 170,70 m3/hari, sehingga

volume sampah tidak terangkut mencapai 114,41 m3/hari. Upaya pengelolaan sampah di

Kabupaten Purbalingga dilakukan secara tradisional, yaitu dengan penumpukan atau

penimbunan dan pembakaran sampah. Pengelolaan sampah dengan cara tradisional ini

dapat dilakukan pada daerah dengan kepadatan penduduk yang relatif rendah. Seiring

dengan pertambahan penduduk, jumlah volume sampah di Kabupaten Purbalingga juga

akan semakin meningkat. Oleh karena itu perlu diantisipasi sehingga sampah yang ada

dapat dikelola dengan baik dan tidak mencemari lingkungan.

Dibandingkan tahun sebelumnya produksi sampah tahun 2015 di Kabupaten Purbalingga

mengalami peningkatan sebesar 45,72 persen. Sekitar 59,87 persen sampah berhasil

diangkut oleh 9 truk sampah/truk container/container dan 32 sarana pengumpulan lain

(20)

Tabel II. 15. Tempat Pemrosesan Sementara 588 588 Tempat Pemrosesan Akhir 1 1 Truk Tinja

Transfer Depo 5 5 Instalasi Pengolah Limbah Tinja

Sumber: Kabupaten Purbalingga dalam Angka Tahun 2016

2.4.2. Sarana Wilayah

A. Kesehatan

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, jumlah sarana

kesehatan di Kabupaten Purbalingga terdapat rumah sakit 6 buah, rumah bersalin 1

buah, puskesmas 22 buah, puskesmas pembantu 48 buah, puskesmas keliling 22 buah

dan apotik 72 buah. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan dokter 40 orang, bidan 292

orang dan paramedis lainnya 836 orang.

Tabel II. 16.

Kelengkapan Sarana Kesehatan Kabupaten Purbalingga tahun 2015

No Kecamatan

(21)

B. Pendidikan

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik mengenai persentase penduduk usia 10

tahun keatas menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan, dapat dilihat bahwa sebesar

4,41 persen penduduk tidak/ belum pernah sekolah; 26,49 persen tidak/ belum tamat SD/

MI; 35,04 persen tamat SD/ MI; tamat SLTP sederajat sebesar 19,37 persen,;tamat

SLTA sederajat sebesar 11,77 persen; tamat D1/ D2 sebesar 0,37 persen dan 2,55

persen tamat Diploma III/ Diploma IV/ S1 keatas.

Dari catatan Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga terdapat sekolah TK sebanyak

264 sekolah dengan guru 719 orang, murid 8.641 siswa; SD sebanyak 467 sekolah

dengan guru 4.870 orang, murid 77.036 siswa; SLTP sebanyak 77 sekolah dengan guru

1.814 orang, murid 33.846 siswa; SLTA Umum sebanyak 16 sekolah dengan guru 600

orang, murid 8.055 siswa dan SLTA Kejuruan sebanyak 31 sekolah dengan guru 960

orang, murid 16.339 siswa. Sedangkan berdasarkan catatan Kementerian Agama

Kabupaten Purbalingga terdapat sekolah RA/ BA sebanyak 249 sekolah dengan guru

675 orang, murid 8.512 siswa; MI sebanyak 3 sekolah dengan guru 2.744 orang, murid

41.795 siswa; MTs sebanyak 40 sekolah denganguru 553 orang, murid 11.266 siswa dan

MA sebanyak 9 sekolah dengan guru 139 orang, murid 1.878 siswa.

Tabel II. 17.

Kelengkapan Sarana Pendidikan Kabupaten Purbalingga Tahun 2015

No Kecamatan TK RA/ BA SD MI SMP MTS SMA MA SMK

(22)

2.4.3. Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW

Kabupaten Purbalingga

Isu strategis sosial ekonomi dan lingkungan yang ada di Kabupaten Purbalingga

berdasarkan RPJMD Kabupaten Purbalingga tahun 2016-2021 antara lain  Kemiskinan

Salah satu indicator utama dari tingkat kesejahteraan masyarakat adalah angka

kemiskinan. Pada saat ini jumlah penduduk miskin Kabupaten Purbalingga sebanyak

176.040 atau 19,75 persen dari total jumlah penduduk Kabupaten Purbalingga. Dari

jumlah tersebut, sebagian menempati rumah tidak layak huni. Data tahun 2015, jumlah

rumah tidak layak huni di Kabupaten Purbalingga sebanyak 27.533 rumah dan 3.526

(12,8 %) diantaranya menyatu dengan kandang ternak, serta 13.894 (37,3 %)

diantaranya tidak memiliki jamban yang layak  Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Meskipun kondisi prasarana jalan di Kabupaten Purbalingga terus mengalami

peningkatan, tetapi masih perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas dan kualitas

jalan dan jembatan termasuk pembangunan jalan dan jembatan baru, guna

meningkatkan efisiensi dan efektivitas transportasi antar wilayah. Pada tahun 2015

kodnisi jalan di Kabuoaten Purbalingga dalam kondisi baik sebesar 72,55 %.

Kodnisi prasarana irigasi juga masih perlu mendapatkan perhatian dalam rangka

meningkatkan produktivitas pertanian khususnya padi. Pada tahun 2015 sawah beririgasi

teknis di Kabupaten Purbalingga seluas 5.962 ha, setengah teknis 6.029 ha dan sawah

tadah hujan seluas 2.407 ha.

 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Dalam arangka mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat serta peningkatan

aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat perlu peningkatan kapasitas dan kualitas

prasarana wilayah dan prasarana permukiman. Pada tahun 2015 di Kabupaten

Purbalingga masih terdapat kawasan kumuh taraf ringan seluas 30,17 ha dan kawasan

kumuh taraf sedang seluas 2,22 ha. Disisi lain masih banyak warga masyarakat yang

belum memiliki akses terhadap sanitasi dan air bersih. Cakupan jamban masyarakat di

Kabupaten Purbalingga baru mencapai 71,4 %, sedangkan cakupan akses air bersih

baru mencapai 72,4 persen. Penanganan persampahan di Kabupaten Purbalingga juga

belum optimal, dengan rasio sampah yang ditangani bari sebesar 10 p%. terkait

pemenuhan kebutuhan listrik, pada saat ini masih ada sebagian masyarakat yang belum

(23)

 Pertanahan

Pembangunan fasilitas umum yang semakin pesar membutuhkan lahan yang memadai

adalah kewajiban pemerintah utuk menyediakan lahan bagi pembangunan fasilitas

umum seperti pembangunan jalan, jembatan, fasilitas pendidikan dsb. Namun tidak

semua kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan sudah tersedia lahannya. Pada

beberapa kasus bangunan fisik sudah selesau namun lahannya belum selesai

dibebabakan. Hal tersebut seringkali menjadi penghambat dalam proses pembangunan

Pemerintah Kabupaten Purbalingga memiliki asset tanah yang cukup banyak dan

jumlahnya menyebar, tapi belum semua assert tersebut terpetakan sehingga belum

semua Tanah Miliki Pemerintah Kabupaten bersertifikat  Lingkungan Hidup

Pembanguna lingkungan hidup sangat penting dalam rangka mewujudkan kesejahteraan

masyarakat secara berkejalanjutan. Fungsi lingkungan hidup yang terjaga dan lestari

akan mampu mendukung kehidupan manusia pada saat ini dan yang akan dating.

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk maka terhadi ancaman degradasi lahan

khususnya lahan pertanian. Berdasarkan data status lingkungan hidup daerah (SLHD)

pada tahun 2015 terjadi pengurangan tanah tegalan sebanyak 8.367 ha dan

pengurangan sawah sebanyak 1.385,81 ha, sedangkan lahan permukiman bertambah

7.748 ha

Isu strategis sosial ekonomi dan lingkungan yang ada di Kabupaten Purbalingga

berdasarkan RTRW Kabupaten Purbalingga tahun 2011-2031 antara lain  Ketimpangan Wilayah

Ketimpangan wilayah terlihat dari perkembangan Kabupaten Purbalingga bagian utara

dan selatan. Wilayah Purbalingga bagian selatan didukung dengan kontur yang relatif

datar dan tanah yang lebih subur, serta keberadaan jalur kolektor primer yang

menghubungkan Purwokerto - Purbalingga - Banjarnegara. Perkembangan ekonomi di

kawasan ini relatif beragam, dari sektor pertanian, industri, perdagangan-jasa, pariwisata

dan perikanan darat.

Sementara itu, wilayah Kabupaten Purbalingga bagian utara sebagain besar merupakan

tanah yang berkontur curam, pegunungan dan perbukitan dengan kualitas tanah yang

kurang subur, serta jalur aksesibilitas yang relatif terbatas. Sektor ekonomi yang

berkembang didominasi oleh pertanian, kehutanan dan perkebunan skala kecil.

Ketersediaan air bersih di musim kemarau pada beberapa lokasi masih mengalami

(24)

sirkulasi masih terbatas pada jalur-jalur utama saja, sedangkan untuk masuk ke

permukiman perdesaan relatif masih sulit. Beberapa kecamatan yang perlu

pengembangan aksesibilitas antara lain Kecamatan Karangjambu, Kejobong,

Pengadegan, Rembang, Karangmoncol, dan Kertanegara. Pada beberapa kecamatan

tersebut juga merupakan kawasan rawan bencana alam seperti bahaya gunung berapi,

tanah longsor, banjir, angin topan dan kekeringan  Prasarana (transportasi) wilayah

Sistem transportasi di wilayah Kabupaten Purbalingga memiliki hirarki yang relatif

terbatas. Fungsi kolektor primer, jaringan jalan ini menghubungkan wilayah Kabupaten

Purbalingga dengan Kabupaten Banyumas, Kabupaten Pemalang, Kabupaten

Banjarnegara. Fungsi lokal primer, jaringan jalan ini menghubungkan antara Ibukota

Kecamatan (IKK) dengan pusat-pusat di perdesaan sekitarnya. Selain itu telah tersedia

angkutan umum yang dapat menjangkau ke seluruh wilayah Kabupaten Purbalingga.

Perkembangan sistem transportasi Kabupaten Purbalingga dipengaruhi oleh keberadaan

sarana terminal Tipe A di Kabupaten Banyumas. Hal ini menjadikan upaya peningkatan

sistem transportasi darat khususnya dalam menaikkan klasifikasi terminal mengalami

kendala.

 Perkembangan perkotaan

Beberapa kota di Kabupaten Purbalingga telah mengalami perkembangan yang

signifikan seperti Kota Purbalingga, Kota Bobotsari dan beberapa Ibukota Kecamatan

yang lain. Tingginya perkembangan ini jika tidak diantisipasi dengan baik akan

menimbukan permasalahan yang berkaitan dengan tata ruang di kemudian hari.  Alih fungsi lahan pertanian

Konversi lahan pertanian menjadi lahan terbangun di wilayah Kabupaten Purbalingga

kerap terjadi, khususnya di sekitar Kota Purbalingga. Hal ini terjadi karena

perkembangan aktivitas permukiman perkotaan dan industri yang memanfaatkan

lahan-lahan pertanian produktif di sekitar Kota Purbalingga (Kecamatan Purbalingga,

Kalimanah, Bukateja, Kaligondang, Kemangkon) dan Kecamatan Bobotsari  Kelestarian alam

Kawasan lindung di Kabupaten Purbalingga khususnya di lereng Gunung Slamet belum

optimal dalam pengelolaannya. Berbagai kendala di lapangan menunjukkan sulitnya

mengendalikan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan potensi hutan, sehingga

(25)

lindung di Kecamatan Karangreja, Karangjambu dan Karangmoncol tidak memiliki

kerapatan vegetasi yang baik.

Permasalahan lain adalah sulitnya menjaga kualitas sempadan sungai dan sempadan

mata air sebagai daerah hijau. Upaya pelestarian sumber-sumber mata air juga belum

dilakukan secara optimal. Banyak sumber mata air di Kabupaten Purbalingga belum

terpetakan dengan jelas daerah tangkapan airnya (catchment area).  Pengembangan ekonomi lokal

Kabupaten Purbalingga memiliki beberapa potensi khususnya di sektor pertanian,

industri dan pariwisata. Namun demikian, sektor pertanian sebagai basis perekonomian

bagi sebagian besar masyarakat Purbalingga belum berkembang secara signifikan jika

dibandingkan dengan sektor industri dan pariwisata. Kondisi ini menjadikan potensi

tersebut belum sepenuhnya mampu mengangkat perekonomian khususnya bagi

masyarakat yang tinggal di perdesaan.

Permasalahan pengembangan ekonomi lokal lainnya adalah menyangkut kurangnya

dukungan prasarana wilayah, sistem pengolahan produk (industrialisasi yang berbahan

baku lokal), dan kualitas SDM dalam pengembangan komoditas dan usaha.

Perkembangan industri kecil dan rumah tangga masih menyebar di kawasan

permukiman dan belum dilengkapi dengan tempat pembuangan limbah. Sehingga limbah

tersebut mencemari lingkungan  Pemberdayaan masyarakat

Problem pembangunan masyarakat harus diiringi dengan program pemberdayaan.

Karena permasalahan masyarakat perdesaan bukan hanya menyangkut minimnya

fasilitas usaha, melainkan juga menyangkut masalah lemahnya modal usaha, minimnya

informasi pasar, lemahnya teknologi, ketrampilan dan hubungan kerjasama antar pelaku

Gambar

Tabel II. 1.
Tabel II. 2.
Tabel II. 3.
Tabel II. 4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pola persebaran tingkat kesejahteraan anggota Posdaya Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga sebagian besar termasuk kategori clustered (mengelompok) yang tersebar di

Tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui data curah hujan yang terukuroleh semua stasiun pencatat curah hujan di wilayah Kabupaten Gunungkidul mempunyai kualitas dan

Topografi wilayah merupakan salah satu faktor lokal yang berpengaruh signifikan pada curah hujan (Marpaung 2010, Perdinan et al. Distribusi curah hujan

dibanding daerah lain yang memiliki pengamatan udara atas, keunikan wilayah Ambon yakni memiliki pola curah hujan lokal, sehingga memiliki puncak hujan pada pertengahan

Berdasarkan peta prakiraan curah hujan bulan November 2021 yang dipublikasi oleh Stasiun Klimatologi Deli Serdang (Gambar 3.), potensi curah hujan di wilayah Sumatera Utara

Data curah hujan kota Bandar Lampung (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Lampung, 2013).. Data curah hujan kota Bandar Lampung (Badan Meteorologi Klimatologi

Pola persebaran tingkat kesejahteraan anggota Posdaya Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga sebagian besar termasuk kategori clustered (mengelompok) yang tersebar di

Wilayah- wilayah tersebut mendapatkan curah hujan yang cukup tinggi (rataan > 2.000 mm/tahun dengan musim hujan ≥ 6 bulan) seperti di sebagian besar Pulau Seram dan