• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK UPN “VETERAN” JATIM MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK UPN “VETERAN” JATIM MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab dua ini akan dibahas beberapa teori dasar untuk menunjang penyelesaian tugas akhir ini, antara lain: pengertian evaluasi, pengertian penerapan, pengertian Sistem Informasi, Sistem Informasi Akademik (SIAMIK) dan Sistem Informasi Akademik UPN “Veteran” Jawa Timur, Evaluasi Penerapan Sistem Informasi, Technology Acceptance Model (TAM), Structural Equation Model (SEM), Skala Likert.

2.1 Pengertian Evaluasi

Menurut Echols dan Shadiliy (2000) Evaluasi merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (dalam Asnawi, 2013). Sedangkan menurut Yunanda (2009) istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan (dalam Reza, 2010). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Evaluasi merupakan sebuah kegiatan untuk menilai suatu obyek dengan menggunakan instrumen yang hasilnya dapat digunakan sebagai pendukung keputusan.

2.2 Pengertian Penerapan

(2)

sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok dengan maksuduntuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

2.3 Pengertian Sistem Infor masi

Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 1999). Sistem informasi merupakan kumpulan komponen dalam sebuah organisasi atau lembaga yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Keandalan suatu informasi dalam sebuah lembaga/organisasi terletak pada keterkaitan antara komponen yang ada sehingga dapat menghasilkan aliran informasi yang berguna, akurat terpercaya, detail, cepat, relevan, bagi kepentingan lembaga tersebut (Rochaety, dkk, 2005).

Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi, dengan kata lain sistem informasi merupakan satu kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung pembuatan keputusan dan melakukan kontrol terhadap jalannya perusahaan (Sutedjo, 2002).

(3)

dan terkait yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan, informasi diproses menjadi data-data yang berguna. Dan sistem informasi tidak hanya berbasis komputer saja melainkan sistem manual juga dapat disebut sistem informasi asalkan tejadi proses input, pemrosesan data dan keluaran berupa output.

2.4 Sistem Infor masi Akademik (SIAMIK) dan Sistem Informasi Akademik UPN “Veteran” J awa Timur

(4)

aplikasi dekstop. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, saat ini SIAMIK UPN “Veteran” Jatim dapat diakses menggunakan internet maupun mobile phone dengan alamat http://siamik.upnjatim.ac.id dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Halaman Awal Website SIAMIK UPN “Veter an” J atim 2.5 Evaluasi Penerapan Sistem Infor masi

(5)

Menurut Bodnar dan Hopwood (1993), ada tiga hal yang terkait dengan evaluasi penerapan sistem informasi berbasis komputer yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan pengguna (brainware), ketiga elemen ini saling berinteraksi dan dihubungkan dengan suatu perangkat masukan-keluaran (input-output media) yang sesuai dengan fungsinya masing-masing. Perangkat keras (hardware) adalah media yang digunakan untuk memproses informasi, perangkat lunak (software) yaitu sistem dan aplikasi yang digunakan untuk memproses masukan (input) untuk menjadi informasi, sedangkan pengguna (brainware) merupakan hal yang terpenting karenafungsinya sebagai pengembang hardware dan software, sebagai pelaksana (operator), masukan (input) dan sekaligus penerima keluaran (output), sebagai pengguna sistem (user). Pengguna adalah manusia (man) yang secara psikologis memiliki suatu perilaku (behavior) tertentu yang melekat pada dirinya sehingga aspek keperilakuan dalam konteks manusia sebagai pengguna (brainware) teknologi informasi (dalam Haris, 2008).

Menurut Rochendah (2001), Evaluasi penerapan sistem informasi yang berbasis komputer memerlukan tidak hanya pemahaman tentang teknologi komputer tetapi juga pemahaman tentang proses-proses sosial dan perilaku yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dikenalnya sistem informasi berbasis komputer tersebut (dalam Haris, 2008).

Menurut Anderson (2004) menjelaskan tentang tiga model perubahan yang sering muncul dalam penelitian evaluasi penerapan sistem informasi yaitu:

1. Sistem komputer sebagai suatu external force.

(6)

individu dan organisasi. Sistem informasi pada dasarnya dikembangkan dan diterapkan untuk mendukung tujuan manajemen, dengan dukungan teknologi canggih, dan dianggap pasif, resisten, atau tidak berfungsi dengan baik apabila gagal dalam menggunakan sistem tersebut.

2. Desain sistem sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Pendekatan ini memandang desain sistem informasi sebagai sesuatu yang harus ditentukan berdasarrkan kebutuhan informasi bagi para manajer, dimana anggota organisasi memegang kontrol dan pengendalian terhadap aspek teknis sistem, baik dari segi penentuan penggunaan sistem maupun dari perubahan-perubahan oleh karena diterapkan sistem informasi tersebut.

3. Interaksi sosial yang komplek sebagai penentu pola penggunaan sistem.

Perspektif pendekatan ini beranggapan bahwa interaksi sosial yang komplek didalam organisasi sangat menentukan pola penggunaan dan pengaruh dari sistem komputer, menurut pandangan ini bagaimana teknologi diterapkan dan diberdayakan dalam suatu setting organisasi akan sangat ditentukan pada tujuan, pilihan, dan tututan kerja yang mungkin saling bertentangan (dalam Haris, 2008).

2.6 Technology Acceptance Model (TAM)

(7)

yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu tekhnologi dalam suatu organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) dan perilaku, tujuan/keperluan, dan penggunaan aktual dari pengguna/user suatu sistem informasi.

Gambar 2.2 Technology Acceptance Model (TAM) (Davis,et,al, 1989)

Gambar 2.2 menunjukkan bahwa TAM disusun oleh variabel dasar persepsi penggunaan dan kemudahan penggunaan. Persepsi penggunaan menunjuk pada kepercayaan individu yang secara positif atau negatif meningkatkan tingkat kinerja melalui penggunaan teknologi dan sistem informasi. Persepsi kemudahan penggunaan mengindikasikan kemudahan yang dialami pengguna dalam mempelajari secara individu bagaimana mengoperasikan teknologi atau sistem informasi.

a. Persepsi kegunaan (perceived usefulness)

Perceived Usefulness atau persepsi kegunaan menurut Davis (1986) adalah “The Degree to which an individual believes that using a particular system would enhance his or her job performance” (Chuttur,2009:5). Pernyataan tersebut dapat diartikan sebagai tingkat dimana individu percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Persepsi ini diukur melalui

(8)

indikator-indikator seperti produktivitas (productivity), efektifitas (effectiveness), pentingnya bagi tugas (important to job), dan kegunaan secara keseluruhan (overall usefulness). (Davis,1989).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pengguna percaya dengan menggunakan sistem informasi akademik pengguna dapat meningkatkan efektifitas dalam segala kegiatan administrasi akademik.

b. Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)

Perceived ease of use atau persepsi kemudahan penggunaan menurut Davis (1986) adalah “The degree to which an individual believes that using a particular system would be free of physical and mental effort” (Chuttur, 2009:5). Pernyataan tersebut dapat diartikan sebagai tingkat dimana individu percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari upaya fisik dan mental. Persepsi ini diukur melalui indikator-indikator seperti kemudahan untuk dipelajari (easy to learn), kemudahan mencapai tujuan (controllable), jelas dan mudah dipahami (clear & understable), fleksibel (flexible), dan kemudahan akses (easy to access). (David, 1989).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengguna percaya menggunakan sistem informasi akademik itu mudah dan tidak memerlukan usaha yang keras.

c. Sikap terhadap penggunaan (attitude toward usage)

(9)

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahap ini pengguna akan menunjukkan sikapnya terhadap penggunaan sistem informasi akademik apakah dia menerima atau menolak penggunaan sistem tersebut.

d. Niat perilaku untuk menggunakan (behavioral intention to use)

Behavioral Intention to Use atau niat perilaku untuk menggunakan adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain (Davis,1989).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahap ini pengguna tetap menunjukkan sikap penerimaannya terhadap penggunaan sistem informasi akademik dengan menunjukkan kecenderungan bahwa dia akan tetap menggunakan sistem tersebut.

e. Penggunaan nyata dari sistem (actual system use)

Actual system use adalah kondisi nyata penggunaan sistem (Davis,1989). Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan (Natalia Tangke, 2004)

Berdasarkan uraian tersebut model dapat disimpulkan bahwa tahap ini akan tercermin penggunaan nyata dari penggunaan sistem informasi akademik.

f. Teori Pengaruh Sosial (Social Influence T heory)

(10)

identification dan compliance. Mereka meneliti penerimaan Software MS access. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh sosial berperan penting dalam perilaku menerima dan menggunakan adopsi teknologi informasi baru. Ketika pengaruh sosial menimbulkan perasaan patuh (compliance), ini akan mempunyai pengaruh negatif terhadap sikap pengguna dimasa yang akan datang dalam menggunakan sistem informasi yang baru. Sebaliknya ketika pengaruh sosial menghasilkan perasaan internalization dan identification, yang menjadi bagian dari pengguna, hal tersebut akan berdampak positif terhadap sikap dimasa yang akan datang untuk menerima dan menggunakan sistem informasi yang baru.

Menurut Malhotra, dan Galletta (2005) melakukan penelitian penerimaan sistem informasi dalam suatu organisasi dengan menggunakan model TAM yang memasukkan faktor pengaruh sosial. Pengaruh sosial diukur dengan internalization, identification dan compliance. Affective commitment (identification and internalization) berpengaruh secara positif terhadap perceived usefulness and ease of use melalui pengadopsian dan perluasan penggunaan system informasi. Affective commitment juga berpengaruh positif terhadap user attitude. Hal yang berlawanan ditemukan pada continuance commitment (compliance) yang mempunyai dampak negatif terhadap perceived usefulness and ease of use (dalam Eka Kartika, 2009).

(11)

dan pengaruh sosial (Social Influence) dari penggunaan sistem merupakan atribut atau karakteristik dari sistem, seperti desain keseluruhan dan fitur dari sistem, pengguna ini keterampilan dan kemampuan, dan keyakinan pengguna dan sikap terhadap sistem (dalam Eka Kartika, 2009). Niat perilaku untuk menggunakan (Behavioral Intention to Use) merupakan faktor penting yang menentukan apakah pengguna benar-benar akan memanfaatkan sistem.

Penggunaan teori TAM akan semakin meningkat sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi. Para peneliti mencoba untuk melakukan uji tingkat penerimaan teknologi baru menggunakan teori tersebut. Teori TAM yang fenomenal tersebut membuat Lee et al. yang menggunakan TAM dari tahun 1986 hingga 2003. Studinya yang berjudul “Technology Acceptance Model: Past, Present, and Future” menemukan bahwa TAM berjalan secara terus menerus tiap tahun dan dalam perjalanannya dielaborasi oleh peneliti-peneliti untuk menyelesaikan keterbatasan yang ada, mengenalkan variabel eksternal baru dan diterapkan di lingkungan, sistem, tugas dan subjek yang berbeda (Jaya Permana, 2013).

(12)

Teori TAM termasuk penemuan yang fenomenal karena telah digunakan dalam 101 penelitian yang masuk di berbagai jurnal akreditasi internasional akan terus berkembang, namun tentu dengan teori baru yang mendukungnya (Jaya Permana, 2013).

2.7 Structural Equation Model (SEM)

SEM merupakan teknik statistik yang digunakan untuk membangun dan menguji model statistik yang biasanya dalam bentuk model-model sebab akibat. Structural equation modeling, adalah suatu teknik modeling statistik yang bersifat sangat cross-sectional, linear dan umum. Termasuk dalam SEM ini ialah analisis faktor (factor analysis), analisis jalur (path analysis) dan regresi (regression) (Jonathan, 2013). Definisi lain menyebutkan structural equation modeling (SEM) adalah teknik analisis multivariat yang umum dan sangat bermanfaat yang meliputi versi-versi khusus dalam jumlah metode analisis lainnya sebagai kasus-kasus khusus (Jonathan, 2013).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa SEM mempunyai karakteristik yang bersifat sebagai teknik analisis untuk lebih menegaskan (confirm) dari pada untuk menerangkan. Maksudnya, seorang peneliti lebih cenderung menggunakan SEM untuk menentukan apakah suatu model tertentu valid atau tidak dari pada menggunakannya untuk menemukan suatu model tertentu cocok atau tidak, meski analisis SEM sering pula mencakup elemen-elemen yang digunakan untuk menerangkan.

(13)

pada penelitian ini dimulai dengan membuat sebuah model SEM. Kemudian dilakukan pengujian model dengan asumsi-asumsi yang seharusnya dipenuhi dalam SEM. Selanjutnya Pengujian model pengukuran (Measuremenet Model) untuk mengetahui Godness of Fit) hubungan antara indikator dengan variabel laten, pengujian model struktural untuk mengetahui hubungan antara variabel laten. Dan yang terakhir adalah pengujian hipotesis menggunakan metode chi-square.

2.8 Skala Likert

Skala Likert menurut Djaali (2008:28) ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.

(14)

kumulatif dimana jika individu setuju pada butir pertanyaan tertentu, maka individu tersebut juga setuju pada semua butir pertanyaan lain yang lebih lemah (pertanyaan sebelumnya). Skala guttman jarang dipakai peneliti karena membutuhkan upaya yang lebih gigih untuk mendapatkan butir-butir perta-nyaan yang valid (Budiaji, 2013). Skala yang paling mudah digunakan adalah skala likert. Likert (1932) menyatakan bahwa Skala likert menggunakan beberapa butir pertanyaan untuk mengukur perilaku individu dengan merespon 5 titik pilihan pada setiap butir perta-nyaan, sangat setuju, setuju, tidak memutuskan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (dalam Budiaji, 2013).

Pada penelitian ini menggunakan tujuh skala likert antara lain: 1. Sangat tidak setuju

2. Cukup tidak setuju 3. Sedikit tidak setuju 4. Netral

5. Sedikit setuju 6. Cukup setuju 7. Sangat setuju

2.9 Kuesioner

(15)

kuisioner sangat besar karena semua pertanyaan yang diajukan periset termuat dalam kuesioner secara eksplisit.

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 METODOLOGI PENELITIAN

Dalam kegiatan Penelitian ini ada beberapa alur kerja yang dilakukan mulai dari awal hingga akhir, alur pada metode peneliitian ini dapat dilihat di gambar 3.1.

Gambar 3.1 METODOLOGI PENELITIAN Tahap pendahuluan sebelum

melakukan penelitian

Studi literatur dan pengumpulan data SIAMIK UPN JATIM

Mengidentifikasi instrumen apa saja yang dimiliki TAM

Menyusun daftar pertanyaan pada kuisioner

Melakukan Uji Validitas dan Realibilitas Kuisioner

Apabila daftar pertanyaan pada kuisioner valid maka kuisioner siap diisi oleh keseluruhan responden

(17)

Gambar 3.1 menjelaskan tentang alur dari METODOLOGI PENELITIAN ini yang dimulai dengan Tahap pendahuluan sebelum melakukan penelitian yaitu identifikasi masalah, kemudian pengumpulan data SIAMIK UPN JATIM, mempelajari konsep TAM dilakukan pada proses studi literatur dan proses pemahaman konsep evaluasi penerapan, kemudian Mengidentifikasi instrumen apa saja yang dimiliki TAM dilakukan pada proses Spesifikasi Pemodelan TAM, lalu Penyusunan dan Penyebaran Kuisioner, kemudian melakukan Uji Validitas dan Realibilitas Kuisioner pada proses Uji Validitas dan Realibilitas, Apabila daftar pertanyaan pada kuisioner valid maka kuisioner siap diisi oleh keseluruhan responden yang kemudian data akan dianalisa yang dilakukan pada proses analisa data , Proses kesimpulan dan saran adalah akhir dari penelitian ini.

3.2 Identifikasi Masalah

(18)

3.3 Studi Literatur

Studi Literatur dilakukan dengan cara mencari segala macam informasi melalui riset kepustakaan dengan cara mempelajari buku maupun jurnal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Data-data yang diperoleh dari riset kepustakaan tersebut merupakan data sekunder yang sangat mendukung data primer untuk mendapatkan landasan teori yang kuat dalam menyusun analisa dan pembahasan.

3.4 Pemahaman Konsep Evaluasi Penerapan

Evaluasi sebuah sistem informasi dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi antar muka sistem yaitu jembatan yang mempertemukan pengguna dengan informasi. Pada penelitian ini Evaluasi yang dilakukan menggunakan metode survey melalui penyebaran kuisioner. Responden yang digunakan dalam pengisian kuisioner adalah pengguna akhir (end-user) dari SIAMIK UPN “Veteran” Jawa Timur.

3.5 Spesifikasi Pemodelan TAM

(19)

model tersebut adalah indikator yang digunakan sebagai acuan pembuatan kuisioner.

Gambar 3.2 Spesifikasi Pemodelan TAM 3.6 Penyusunan dan Penyebaran Kuisioner

(20)

3.6.1 J enis dan Sumber Data

Terdapat 2 jenis sumber data yang dikumpulkan guna menyelesaikan penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang dijadikan objek penelitian atau orang yang dijadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data.

Data sekunder merupakan sebuah data yang diperoleh dari data primer kemudian diolah menjadi sebuah informasi menggunakan data statistik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data primer berupa data penilaian responden melalui kuisioner dan data sekunder meliputi sebuah informasi yang bersumber dari hasil kuisioner yang sudah dianalisa.

3.6.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Nugroho, 2010).

Alat penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuisioner. Variabel masing masing tipe strategi dalam penelitian diukur dengan menggunakan skala likert (LSR) 1 – 7 yang masing-masing mempunyai arti sebagai berikut :

(21)

Nilai 4 = Indikator dianggap memiliki performansi netral

Nilai 5 = Indikator dianggap memiliki performansi sedikit setuju Nilai 6 = Indikator dianggap memiliki performansi cukup setuju Nilai 7 = Indikator dianggap memiliki performansi sangat setuju

Adapun penelitian yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.6.2.1 Perceived usefulness (Kegunaan Persepsian)

Didefinisikan sebagai sejauh mana sesorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya. Dari definisinya dapat diketahui bahwa Kegunaan persepsian merupakan suatu kepercayaan (believe) tentang proses pengambilan keputusan. Dengan demikian jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika merasa percaya bahwa sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan menggunakannya. Variabel perceived usefulness pada penelitian ini dapat dilihat di tabel 3.1. Tabel 3.1 menjelaskan tentang variabel perceived usefullness yang memiliki 6 indikator yang menghasilkan 6 pernyataan yang akan disusun dalam kuisioner.

Tabel 3.1 Variabel Perceived usefulness (Agung Sembada, 2012)

Variabel No Indikator Pernyataan

(22)

Variabel No Indikator Pernyataan

Saya sadar kerugian dari tidak menggunakan SIAMIK. 3.6.2.2 Perceived ease of use (Per sepsi Kemudahan)

Didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa penelitian ini dapat dilihat di tabel 3.2.

Tabel 3.2 Variabel Perceived ease of use (Agung Sembada, 2012)

Variabel No Indikator Pernyataan

Perceived

3 Mudah dipelajari Penggunaan SIAMIK dapat dengan mudah dipelajari.

4 Mudah dipahami Susunan menu pada SIAMIK mudah dipahami.

5 Mudah digunakan Fasilitas dan fitur yang disediakan SIAMIK mudah digunakan.

6 Sistem yang fleksibel

Menurut saya menu-menu dalam SIAMIK berinteraksi secara fleksibel.

(23)
(24)

3.6.2.3 Attitude Toward Usage (Sikap terhadap Penggunaan Teknologi) Menurut Davis et al. (1989) attitude merupakan cermin perasaan suka atau tidak

suka tentang kinerja dari target perilaku yang telah dilakukan. Variabel attitude toward usage pada penelitian ini dapat dilihat di tabel 3.3.

Tabel 3.3 Variabel Attitude Toward Usage (Shr off, 2011)

Variabel No Indikator Pernyataan

Attitude

1 Sifat awal pengguna Saya berpikir secara positif mengenai penggunaan SIAMIK. 2 Kepercayaan

pengguna

Saya percaya dengan menggunakan SIAMIK merupakan ide yang baik. 3 Implementasi

penggunaan sistem

Implementasi dari penggunaan SIAMIK merupakan gagasan yang bijaksana.

4 Sistem yang menarik Menggunakan SIAMIK merupakan pengalaman yang menarik.

Tabel 3.3 menjelaskan tentang variabel attitude toward usage yang memiliki 5 indikator yang menghasilkan 5 pernyataan yang akan disusun dalam kuisioner.

3.6.2.4 Social Influence (Pengaruh Sosial)

Malhotra, dan Galletta (1999) memperluas TAM dengan memasukkan faktor

pengaruh sosial. Pengaruh sosial diukur dengan internalization, identification dan

compliance. Mereka meneliti penerimaan Software MS access. Hasil penelitian

menunjukkan pengaruh sosial berperan penting dalam perilaku menerima dan

menggunakan adopsi teknologi informasi baru. Ketika pengaruh sosial menimbulkan

perasaan patuh (compliance), ini akan mempunyai pengaruh negatif terhadap

sikap pengguna dimasa yang akan datang dalam menggunakan sistem informasi

yang baru. Sebaliknya ketika pengaruh sosial menghasilkan perasaan

(25)

tersebut akan berdampak positif terhadap sikap dimasa yang akan datang untuk

menerima dan menggunakan sistem informasi yang baru. Pada penelitian ini

ditemukan pengaruh sosial yang berasal dari pengguna dan lingkungan sekitar UPN

“veteran” Jatim dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Variabel Social Influence (Aljoza, 2014)

Variabel No Indikator Pernyataan

Social 4 Sadar konsekuensi Saya sadar konsekuensi dari

institusi jika tidak menggunakan SIAMIK.

Tabel 3.4 menjelaskan tentang variabel social influence yang memiliki 4 indikator yang menghasilkan 4 pernyataan yang akan disusun dalam kuisioner.

3.6.2.5 Behavioral Intention (Minat Perilaku)

(26)

Tabel 3.5 Variabel Behavioral Intention (Yalina, 2011)

Variabel No Indikator Pernyataan

Behavioral

2 Sistem yang layak SIAMIK ini layak untuk digunakan.

4 Penggunaan sistem di masa mendatang

Saya setuju apabia di masa mendatang SIAMIK tetap digunakan sebagai pengelola segala kegiatan akademik mahasiswa.

Tabel 3.5 menjelaskan tentang variabel behavioral intention yang memiliki 4 indikator yang menghasilkan 4 pernyataan yang akan disusun dalam kuisioner.

Berikut ini merupakan singkatan dalam penulisan yang mengartikan setiap indikator pada keempat variabel TAM yang membentuk tingkat kualitas wesbite. Indikatornya dari penelitian ini dapat di lihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6 menjelaskan nomer-nomer yang mempunyai singkatan yang menunjukan variabel apa saja yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.6 Indikator Variabel

Variabel Indikator Keterangan

Perceived Usefulness

PU1 Mendapatkan informasi yang dibutuhkan PU2 Mendapatkan informasi tambahan PU3 Meningkatkan efektifitas

PU4 Memudahkan pekerjaan PU5 Keuntungan penggunaan PU6 Kerugian tidak menggunakan Perceived Ease of

Use

PEOU7 Mudah di akses dari kampus PEOU8 Mudah di akses dari luar kampus PEOU9 Mudah dipelajari

(27)

Variabel Indikator Keterangan Attitude Toward

Usage ATU13

Kepercayaan pengguna

ATU14 Implementasi penggunaan sistem ATU15 Sistem yang menarik

ATU16

Kenyamanan menggunakan sistem keseluruhan

ATU17 Pengguna merekomendasikan sistem Social Influence SI18 Penggunaan dengan keinginan sendiri

SI19 Penggunaan dengan keinginan teman SI20 Penggunaan dengan keinginan institusi SI21 Sadar konsekuensi

Behavioral Intention

BI22 Pengguna merekomendasikan sistem BI23 Sistem yang layak

BI24 Kesadaran bahwa sistem penting. BI25 Penggunaan sistem dimasa mendatang 3.6.3 Responden Penelitian

Arti responden dalam kamus bahasa Indonesia adalah juru jawab. Jadi responden penelitian dapat di defenisikan yaitu seseorang yang diminta untuk memberikan respon (jawaban) terhadap pertanyaan-pertanyaan (langsung atau tidak langsung, lisan atau tertulis ataupun berupa perbuatan) yang diajukan oleh peneliti. Dalam hal penelitian dilakukan dengan menggunakan tes, maka responden dalam penelitian ini menjadi testee (yang dites). Dalam penelitian, responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi kuisioner, atau lisan, ketika menjawab wawancara.

(28)

Tabel 3.7 Daftar Nama Fakultas dan J umlah Mahasiswa Aktif

Nama Fakultas Jumlah Mahasiswa Aktif

Fakultas Teknologi Industri 2539

Fakultas Ekonomi 2383

Fakultas Hukum 502

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 1962 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan 1273

Fakultas Pertanian 372

Teknik Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling dengan jenis Simple Random Sampling. Menurut Umar (2000) teknik Simple Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (dalam Pireja, 2013). Untuk menentukan jumlah sampel (n) digunakan rumus slovin. Untuk mengetahui jumlah sampel yang diambil dari keseluruhan populasi adalah :

=

( )

...

(3.1)

Keterangan :

n : Jumlah sampel terpilih N : Populasi forum keseluruhan

Ne : Tingkat kesalahan dalam meraih anggota sampel yang ditolerir

(29)

=

( , )

... (3.2)

Maka n = 100 respoden.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan mengetahui keseluruhan populasi mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur dari angkatan 2011 sampai dengan angkatan terakhir. Setelah diketahui jumlah populasinya , maka dapat ditentukan jumlah sampelnya Teknik penentuan jumlah sampel dari masing masing fakultas dalam penelitian ini adalah dengan cara proportional sampling dimana jumlah sampel dan responden yang akan diambil pada tiap-tiap fakultas dilakukan secara proporsional, dengan rumus sebagai berikut (Rubbin and Luck, 1987) dalam Merry (2014):

=

... (3.3)

Keterangan :

: Jumlah sampel ke-i : Jumlah populasi ke-i : Jumlah populasi : Jumlah sampel

(30)

Tabel 3.8 J umlah penyebar an kuisioner di masing masing fakultas

Nama Fakultas Jumlah Populasi Jumlah Responden

Fakultas Teknologi Industri 2539 28

Fakultas Ekonomi 2383 26

Fakultas Hukum 502 6

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 1962 22

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan 1273 14

Fakultas Pertanian 372 4

9031 100

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Pada penelitian ini uji validitas dan reliabilitas instrumen berfungsi untuk mengukur tingkat kebenaran hasil kuisioner. Apabila hasil uji validitas dan reliabilitas valid maka selanjutnya akan diolah pada proses analisa data. Apabila tidak valid maka akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas kembali.

3.7.1 Metode Korelasi Product Moment

Analisis korelasi memiliki banyak jenis, yaitu : Korelasi pearson Product Moment (r) , Korelasi Ration (y), Korelasi Spearman Rank atau Rhi (rs atau p),

Korelasi Berserial (rb), Korelasi Korelasi Poin Berserial (rpb), Korelasi Phi (0),

Korelasi Tetrachoric (rt), Korelasi Kontigency (C), dan Korelasi Kendall’s Tau

(8).

(31)

Teknik analisis Korelasi tersebut termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Misalnya: data dipilih secara acak (random), datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linier, dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Kalau salah satu tidak terpunuhi persaratan tersebut analisis korelasi tidak dapat dilakukan.

Korelasi ini dilambangkan dengan (r) .Ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1< r < + 1). Apabilah nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r yang dapat dilihat di tabel 3.9.

Tabel 3.9 Tabel Interpretasi Produk Momen

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0.599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

3.7.2 Uji Validitas Kuisioner

Menurut Arikunto (2002) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (dalam Rahardja, 2004). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

(32)

variabel internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada kemudian dikorelasikan dengan menggunakan Rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto, (2002) sebagai berikut (dalam Kusumah, 2012) :

=

∑ {∑ }{∑ }

∑ (∑ ) ∑ (∑ ) ... (3.4)

Keterangan :

: koefisien korelasi antara x dan y rxy

: Jumlah Subyek : Skor item : Skor total

∑ : Jumlah skor items

∑ : Jumlah skor total

∑ : Jumlah kuadrat skor item

∑ : Jumlah kuadrat skor total

(33)

dengan r kritis yang digunakan 0.4522 nomor pertanyaan yang diujikan tidak valid,

dan jika koefisien relasi rhitung lebih besar dari r kritis maka nomor pertanyaan yang

(34)

Tabel 3.10 Validitas Kuisioner Azwar, 2000 (dalam Faizin, 2014)

Koefisien Relasi r kritis Keterangan

r hitung < r kritis 0.4522 Tidak Valid

r hitung ≥ r kritis 0.4522 Valid

Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi

yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk

menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan

layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji

signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,01, artinya suatu item

dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Untuk

penelitian ini dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi dengan kriteria

menggunakan tabel r pada taraf signifikansi 0,01 (signifikansi 10% atau 0,01

adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian) (Agung

Sembada, 2012).

Nilai dari r tabel diperoleh dari perhitungan rumus Degree of Freedom dengan

penjelasan sebagai berikut :

=

2

...(3.5)

Keterangan :

: Degree Of Freedom

: Jumlah Pertanyaan dalam Kuisioner

Sehingga didpatkan hasil sebagai berikut :

= 25 – 2 = 23

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil dari Degree Of Freedom adalah 23. Dengan

taraf signifikansi sebesar 0.01 dengan arti keputusan yang diambil pada uji validitas

(35)

maka dapat disimpulkan bahwa nilai r tabel adalah 0.4522.

3.7.3 Metode Alpha Cronbach

Reliabilitas instrumen adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya.

Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan

pengukuran. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode alpha

Cronbach untuk menentukan apakah setiap instrumen reliabel atau tidak. Untuk

mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode

alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha Cronbach 0 sampai 1. Jika skala

itu itu dikelompok ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran

kemantapan alpha dapat diinterprestasikan dan dapat dilihat pada tabel 3.11.

Tabel 3.11 Range Nilai Alpha Croanbach (Triton, 2005)

Nilai Alpha Croanbach Keterangan

0,00 s.d. 0,20

3.7.4 Uji Reliabilitas Kuisioner

Menurut Singarimbun (1995) Reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dihandalkan

(Sembiring, 2006). Alat ukur dapat dikatakan reliabel jika alat tersebut dalam

mengukur sesuatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil

yang sama. Disamping itu, reliabilitas merupakan syarat bagi suatu penelitian.

Jika suatu instrumen tidak reliabel, maka dengan sendirinya tidak valid pula

instrumen tersebut. Menurut Bilson (2004) Untuk menguji tingkat reliabilitas

(36)

=

( )

[1

]

...(3.6)

Keterangan :

: Reliabilitas Instrumen

: Banyaknya Item

∑ : Jumlah Variabel Item

: Varian Total

Untuk teknik perhitungan reliabilitas kuisioner yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan program komputer. Item dikatakan

reliabel jika nilai alpha cronbach > nilai kritis. Dimana nilai a kritis yang ditetapkan adalah 0,6. Selanjutnya output yang didapat akan dibandingkan dengan

uji signifikansi dengan uji t.

Tabel 3.12 Reliabilitas Kuisioner

Koefisien reliabilitas a kritis Keterangan

a < a kritis 0,60 Tidak Reliabel

a ≥ a kritis 0,60 Reliabel

Tabel 3.12 menjelaskan bahwa tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris

ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Nilai yang

dihasilkan berkisar antara 0 dan 1. Dimana semakin mendekati 1 maka semakin

handal item-item yang digunakan untuk mengukur variabel.

3.8 Analisa Data

Pada tahap ini akan dilakukan pengolahan data hasil kuisioner. Metode

(37)

metode statistik SEM (Structural Equation Model). Kemudian akan dilanjutkan dengan perhitungan hipotesis Chi Square.

3.8.1 Analisa Deskriptif

Analisa deskriptif merupakan bagian dari statistika yang mempelajari cara

pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah untuk dipahami (Iqbal

Hasan, 2001). Analisa deskriptif hanya berhubungan dengan hal

menguraikan/memberikan keterangan mengenai suatu data/keadaan. Penarikan

kesimpulan pada analisis ini hanya ditujukan pada sekumpulan data guna

memberikan gambaran umum/ karakteristik tentang data yang diperoleh.

Analisa deskriptif ini berdasarkan deskripsi data responden dan deskripsi

jawaban responden berdasar kelima variabel TAM, yaitu Perceived Usefulness

(Persepsi Kegunaan), Perceived Ease of Use (Persepsi Kemudahan), Attitude

Toward Usage (Sikap terhadap penggunaan), Social Influence (Pengaruh Sosial) dan Behavioral Intention (Minat Pengguna).

3.8.2 Analisa Implementasi Model

Analisa Implementasi model dilakukan berdasarkan SEM (Structural

Equation Model). Tahapan dalam analisis ini terdiri dari 3 tahapan yaitu :

1. Pengujian Asumsi SEM

2. Pengujian model pengukuran (Measuremenet Model) untuk mengetahui

Godness of Fit) hubungan antara indikator dengan variabel laten

(38)

Adapun data yang digunakan dalam analisis implementasi model ini

menggunakan data persepsi/kinerja website dari 100 responden yang berasal dari

mahasiswa aktif UPN “Veteran” Jawa Timur.

3.8.2.1 Pengujian Asumsi SEM

1. Asumsi Normalitas

Menurut Hair, dkk (1998), asumsi paling fundamental dalam analisis

multivariate adalah normalitas yang merupakan bentuk distribusi data pada

variabel matriks tunggal yang menghasilkan distribusi normal (dalam Rosarindry

Poetri, 2010). Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan CR skewness

±2,58 dan kurtosis (<7) sebaran data.

Data yang tidak normal akan menyebabkan menurunnya nilai indeks

goodness-of-fit dari model dan mengakibatkan hasil uji statistik menjadi bias.

Menurut Santoso (2007), apabila distribusi data tidak normal, maka sebelum

diambil treatment-treatment tertentu, dapat dilihat terlebih dahulu sebaran data

apakah terdapat data outliers atau tidak (dalam Rosarindry Poetri, 2010).

2. Asumsi Outliers

Asumsi outliers digunakan untuk mengidentifikasi tingkat sebaran data diluar

titik normal. Menurut Ferdinand (2005), Outliers adalah observasi yang muncul

dengan nilai-nilai ekstrim karena kombinasi karakter unik yang dimilikinya dan

terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya. Analisis terhadap

outliers dapat dievaluasi dengan dua cara yaitu: (1) terhadap univariate outliers,

(2) terhadap multivariate outliers (dalam Rosarindry Poetri, 2010).

Uji terhadap multivariate outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria

(39)

p=0.001. Menurut Ferdinand (2005), jarak Mahalanobis dievaluasi menggunakan

chi-square ( 2) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel indikator yang

digunakan dalam penelitian. Apabila data diindikasikan merupakan data outliers,

maka penanganan yang dapat dilakukan terhadap data outliers adalah dengan

menghapus satu atau beberapa data yang dianggap outliers (dalam Rosarindry

Poetri, 2010). Pada penelitian ini dengan df (degree of freedom) adalah 25

didapatkan 2(0,001;25) = 52,620.

3.8.2.2 Pengujian model pengukuran (Measuremenet Model)

Pengujian model pengukuran (Measuremenet Model) untuk mengetahui

Godness of Fit) hubungan antara indikator dengan variabel laten pada penelitian

ini menggunakan Uji Goodness-of-fit. Menurut Ferdinand (2005), Indeks

Goodness-of-fit digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan data yang disajikan atau dengan kata lain mengukur

kebenaran sebuah model yang diajukan (dalam Rosarindry Poetri, 2010). Model

struktural dikategorikan sebagai “good fit”, bila memenuhi beberapa persyaratan

berikut ini :

1. Likelihood Ratio Chi-Square Statistic (Χ2)

Menurut Hair et.a.l; Tabachnick dan Fidell dalam Ferdinand (2006) Nilai chi

square yang rendah terhadap degree of freedom menunjukkan bahwa korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi tidak berbeda secara signifikan (nyata).

Nilai yang diharapkan adalah kecil, dan nilai chi-square (2 c) sangat sensitif

(40)

200. Jika lebih dari 200, maka chi-square (2 c) statistic ini harus didampingi alat

uji lainnya (dalam Rosarindry Poetri, 2010).

2. Significance Probability

Menurut Hair, dkk (1998), Nilai level probabilitas minimum yang disyaratkan

adalah 0,1 atau 0,2, tetapi untuk level probabilitas sebesar 0,05 masih

diperbolehkan (dalam Rosarindry Poetri, 2010).

3. Normed Chi Square(CMIN/DF)

Menurut Arbuckle, CMIN/DF adalah nilai yang diperoleh dari pembagian

nilai chi-square terhadap degree of freedom. Indeks ini mengukur hubungan

goodness-of-fit model dengan jumlah koefisien-koefisien estimasi yang

diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai yang diharapkan adalah

lebih kecil dari 2 atau 3 (dalam Rosarindry Poetri, 2010).

Menguji kesesuaian model dengan beberapa indeks tambahan, seperti:

Goodness of Fit Index (GFI), Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI), Tucker-Lewis Index (TLI), Comparative Fit Index (CFI), dan Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA).

3.8.2.3 Pengujian Model Struktural

Pengujian model struktural untuk mengetahui hubungan antara variabel

laten. Dalam pengujian model structural dicari average variance extracted (AVE)

dan reliabilitas dari keseluruhan indikator pada tiap variabel.

3.8.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujian untuk semua hipotesis yang telah diajukan.

(41)

H1: Berdasarkan penelitian yang dilakukan Shroff (2011), Persepsi Kegunaan

(Perceived Usefulnes) mempunyai pengaruh positif terhadap Sikap terhadap

penggunaan teknologi (Attitude Toward Usage) SIAMIK UPN “Veteran”

Jatim

H2: Berdasarkan penelitian yang dilakukan Shroff (2011), Kemudahan

Penggunaan (Perceived Ease of Use) mempunyai pengaruh positif terhadap

Sikap terhadap penggunaan teknologi (Attitude Toward Usage) SIAMIK

UPN “Veteran” Jatim

H3: Berdasarkan penelitian yang dilakukan Shroff (2011), Kemudahan

Penggunaan (Perceived Ease of Use) mempunyai pengaruh positif terhadap

Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulnes) SIAMIK UPN “Veteran” Jatim

H4: Berdasarkan penelitian yang dilakukan Shroff (2011), Sikap terhadap

penggunaan teknologi (Attitude Toward Usage) mempunyai pengaruh positif

terhadap Minat perilaku terhadap penggunaan (Behavioral Intention to use)

SIAMIK UPN “Veteran” Jatim

H5: Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sadiyoko (2009), Persepsi Kegunaan

(Perceived Usefulnes) mempunyai pengaruh positif terhadap Minat perilaku

terhadap penggunaan (Behavioral Intention to use) SIAMIK UPN “Veteran”

Jatim

H6: Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sadiyoko (2009), Pengaruh Sosial

(Social Influence) mempunyai pengaruh positif terhadap Minat perilaku

untuk menggunakan (Behavioral Intention to Use) SIAMIK UPN “Veteran”

(42)

Dari hipotesis-hipotesis diatas dapat dibuat model TAM yang digunakan

untuk penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.3

Gambar 3.3 Model Technology Acceptance Model (TAM) pada Evaluasi

Penerapan SIAMIK UPN “Veteran” J atim

Metode pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

• Apabila p<0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima

artinya : terdapat hubungan positif dan signifikan antara kedua variabel.

• Apabila p>0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

artinya: tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara kedua variabel.

H2 H1

H3 Pengaruh social (Social Influence)

Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)

Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use)

Sikap terhadap penggunaan (Attitude Toward

Usage)

Minat Perilaku terhadap penggunaan

Behavioral Intention to Use) H6

(43)

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab empat ini, pada bagian pertama akan dibahas mengenai profil

UPN “Veteran” Jawa Timur yang terdiri dari sejarah singkat, visi dan misi dan

SIAMIK UPN “Veteran” Jawa Timur. Selanjutnya, pada bagian kedua akan

dibahas mengenai hasil penelitian, yang terdiri dari spesifikasi pemodelan TAM,

penyusunan dan penyebaran kuisioner, uji validitas dan reliabilitas, analisa data

dan pembahasan hasil penelitian.

4.1 Profil UPN “Veteran” J awa Timur

4.1.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” J awa Timur

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan

salah satu lembaga pendidikan tinggi swasta di Indonesia yang berdiri sejak 5 Juli

1959. Selama kurun waktu 49 tahun, UPN “Veteran” Jawa Timur telah

mengalami berbagai perubahan status, yaitu:

1. Sejak Juli 1959 s/d 1965 Akademi Administrasi Perusahaan “Veteran” Cabang

Surabaya.

2. Pada 17 Mei 1968 Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN)

“Veteran” Cabang Jawa Timur dengan 3 Fakultas (Ekonomi, Pertanian dan

Teknik Kimia), berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Transmigrasi,

Urusan Veteran dan Demobilisasi.

3. Periode 1976-1994, terjadi peralihan status PTPN “Veteran” Cabang Jawa

Timur sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan di-bawah Departemen Pertahanan

(44)

4. Periode tahun 1977, terjadi perubahan nama PTPN “Veteran” Cabang Jawa

Timur menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Cabang Jawa

Timur

5. Sejak tahun akademik 1994/1995 penyelenggaraannya dilakukan secara

mandiri sebagai Perguruan Tinggi Swasta.

6. Berdasarkan Surat keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No.

001/BAN-PT/Ak-1/VIII/1998 tanggal 11 Agustus 1998 telah memperoleh

status terakreditasi penuh untuk semua Jurusan/Program studi.

7. Pada awal tahun akademik 2005/2006 jumlah mahasiswa yang terdaftar

mencapai 12.500 orang, yang berasal dari SMU Negeri/Swasta, SMK

Negeri/Swasta, Instansi Pemerintah dan swasta yang berasal dari dalam/luar

wilayah Propinsi Jawa Timur. Sampai dengan akhir tahun 2005, UPN

“Veteran” Jawa Timur telah meluluskan Sarjana S-1 sejumlah 25.000 orang.

8. Sejak bulan Desember 2007, dengan disatukannya beberapa yayasan di bawah

Departemen Pertahanan RI, maka pembinaan UPN "Veteran" Jawa Timur

beralih di bawah Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan (YKPP).

9. Sejak 6 Oktober 2014, UPN "Veteran" Jawa Timur menjadi Perguruan Tinggi

Negeri.

4.1.2 Visi dan Misi UPN “Veteran” J awa Timur

Seperti lembaga institusi pada umumnya, UPN “Veteran” Jawa Timur juga

memiliki Visi dan Misi. Visi dan Misi UPN “Veteran” Jawa Timur adalah

sebagai berikut:

(45)

Menjadi Universitas terdepan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta sumberdaya manusia yang dilandasi nilai dan semangat

kejuangan.

• Misi:

1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi bermutu unggul untuk menghasilkan

sumber daya manusia yang memiliki nilai-nilai intelektualitas tinggi,

mentalitas tangguh, moralitas luhur dan jasmani yang sehat.

2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi ramah lingkungan dan

kearifan lokal.

3. Mengembangkan sistem manajemen Universitas yang berkarakter

Nasionalisme dan kebangsaan.

4. Mengembangkan kerjasama dalam membangun masyarakat madani.

4.1.3 SIAMIK UPN “Veteran” J awa Timur

SIAMIK UPN “Veteran” Jawa Timur adalah suatu sistem informasi

akademik untuk mengelola KRS (Kartu Rencana Studi), KHS (Kartu Hasil Studi),

Transkrip serta hal hal yang berhubungan dengan kegiatan akademik mahasiswa

dalam penyelengaraan pendidikan di lingkungan UPN Veteran Jawa Timur.

SIAMIK UPN “Veteran” Jawa Timur mulai digunakan pada bulan juli tahun

1997. Pada awalnya SIAMIK UPN “Veteran” Jawa Timur masih berupa aplikasi

dekstop. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, saat ini SIAMIK

UPN “Veteran” Jawa Timur dapat diakses menggunakan internet maupun mobile

(46)

Gambar 4.1 Halaman Awal Website SIAMIK UPN “Veteran” J atim Gambar 4.1 merupakan halaman awal pada saat membuka website

SIAMIK yang berisikan informasi umum seperti pengertian SIAMIK,

pengumuman pendaftaran UTS, dan menu-menu yang tersusun secara horisontal

(atas) dan vertikal (samping kiri). Website tersebut dibuat dengan menggunakan

salah satu tools pemrograman yaitu Visual Basic dengan script yang bersifat

(47)

Gambar 4.2 Tampilan Website setelah mahasiswa Login

Gambar 4.2 menunjukkanTampilan website SIAMIK UPN “Veteran” Jatim

yang dapat diakses oleh mahasiswa yang sudah login terbagi dalam beberapa

menu utama, yaitu sebagai berikut:

1. Beranda

Merupakan tampilan singkat dari informasi yang ada pada website SIAMIK

seperti info pengumuman UTS semester ganjil TA.2014/2015, info

pengambilan KTM maba 2014, kalendar akademik TA. 2014/2015, dll.

2. KRS

Berisi informasi mengenai kartu rencana studi (KRS) mahasiswa yang berisi

tentang mata kuliah yang sudah dipilih. Jumlah mata kuliah dapat ditambah

pada combobox pilih kelas dan button tambah krs sesuai waktu pengisian krs

yang ditentukan. Pada semester ganjil th.ajaran 2014-2015 telah mulai

(48)

mahasiswa tidak dapat mencetak krs apabila krs tersebut belum divalidasi oleh

dosen wali.

3. KHS

Berisi informasi tentang nilai-nilai yang didapatkan selama satu semester yang

hasilnya tercetak pada kartu hasil studi (KHS).

4. Transkrip

Berisi informasi tentang nilai-nilai yang didapatkan selama masa perkuliahan

mulai awal masuk hingga semester akhir atau semester yang sedang berjalan

hasilnya tercetak pada transkrip.

5. Keluar

Menu untuk keluar dari SIAMIK.

Seiring dengan perkembangannya untuk terus meningkatkan layanan,

website SIAMIK UPN “Veteran” Jatim telah mengalami beberapa perubahan. Tetapi hanya untuk beberapa segi tampilan dan menu-menunya saja. Tampilan

website SIAMIK UPN “Veteran” Jatim.

4.2 Spesifikasi Pemodelan TAM

Indikator-indikator dalam mengevaluasi penerapan SIAMIK dalam

penelitian ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang juga menilai penerimaan

sistem dengan menggunakan pendekatan TAM yang telah dimodimodifikasi dari

versi TAM sebelumnya oleh Davis (1986). Dimensi Perceived Usefulness (PU)

terdiri atas 6 indikator, dimensi Perceived Ease of Use (PEOU) terdiri atas 6

indikator, dimensi Attitude Toward Usage (ATU) terdiri atas 5 indikator, dimensi

(49)

Use (BI) terdiri atas 4 indikator. Sehingga total indikator dengan metode TAM dalam penelitian ini berjumlahkan 25 Indikator.

4.3 Penyusunan dan Penyebaran Kuisioner

Berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan sebelumnya, maka

pembuatan kuisioner dapat dilakukan. Kuisioner berisikan pertanyaan/indikator

penilaian kualitas website bagi responden sebanyak 25 pertanyaan. Kuisioner

dibuat dengan menggunakan skala Likert (LSR) 1 yaitu sangat tidak setuju sampai

dengan 7 yaitu sangat setuju.

Kuisioner yang telah dibuat akan dilakukan survey uji coba untuk menguji

validitas dan reliabilitas atas pertanyaan/indikator yang ada pada kuisioner.

Jumlah sampel awal yang digunakan dalam uji validitas dan realibilitas ini adalah

30 responden yang diambil dari mahasiswa fakultas teknologi industri UPN

“Veteran” Jawa Timur. Jika pada hasil pengisian kuisioner terdapat pertanyaan

yang tidak memenuhi uji validitas dan reliabilitas maka kuisioner akan dilakukan

perbaikan dengan menghapus pertanyaan dalam pertanyaan yang tidak valid dan

reliabel. Kuisioner yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas menjadi

bahan untuk peyebaran kuisioner yang sebenarnya.

Jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian ini minimal adalah 100

responden yang diambil dari mahasiswa aktif UPN “Veteran” Jawa Timur mulai

dari angkatan 2008 sampai dengan angkatan 2014. Penentuan Jumlah minimal

responden tersebut diambil dengan mempertimbangkan populasi mahasiswa yang

cenderung homogen dari segi tingkat toleransi kesalahan sebesar 10%, maka

jumlah sampel yang diperoleh dari total populasi mahasiswa sebanyak 9031

(50)

Menurut Sugiono (1999),Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah probability sampling, yaitu teknik sampling (teknik pengambilan sampel)

yang memberikan peluang yang sama bagi setiap individu populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. teknik probability sampling yang digunakan adalah

metode simple random sampling, yakni teknik pengambilan sampel yang

dilakukan secara acak random sampling, yakni teknik pengambilan sampel yang

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu

(dalam Harun, 2006).

Teknik pengambilan sampel tersebut digunakan untuk menentukan sampel

yang akan diambil di 6 fakultas, yakni 28 responden untuk fakultas teknologi

industri, 26 responden untuk fakultas ekonomi, 6 responden untuk fakultas

hukum, 22 responden untuk fakultas ilmu sosial dan politik, 14 responden untuk

fakultas teknik sipil dan perencanaan, terakhir adalah 4 responden untuk fakultas

pertanian. Sehingga total rsponden yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah 100 responden yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya dan dapat

dilihat pada tabel 3.8.

4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum dilakukan pengumpulan data penelitian, terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui layak atau tidaknya setiap

atribut yang dipertanyakan dalam kuisioner. Pengambilan data ini dilakukan

secara offline dengan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa aktif UPN

“Veteran” Jawa Timur. Penyebaran kuisioner ini dilakukan pada tanggal 22

Oktober 2014. Data yang dikumpulkan akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas

(51)

dilakukan untuk mengkoreksi susunan kalimat maupun makna kata dalam

kuisioner agar mudah dipahami dan dimengerti oleh responden. Kuisioner yang

digunakan terdiri dari 5 dimensi yang dijelaskan oleh 25 indikator pertanyaan. Uji

validitas instrumen dilakukan dengan korelasi product moment (pearson),

sedangkan uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha.

4.4.1 Uji Validitas

Untuk melihat validitas instrumen/kuisioner dalam penelitian ini,

dilakukan dengan korelasi Product Moment (Pearson) pada masing-masing

variabel. Digunakannya korelasi Pearson karena dengan menggunkan korelasi

tersebut dapat menunjukkan tiap item dari pertanyaan mampu memberikan

dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap.

4.4.1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Perceived Usefulness (Persepsi

Kegunaan)

Hasil uji validitas dari 6 item indikator untuk instrumen Perceived

Usefulness terlihat seperti pada tabel 4.1 yang didapatkan dari hasil olah data dibawah ini:

Tabel 4.1 Hasil Uji validitas Instrumen Perceived Usefulness

Indikator Koefisien Relasi r tabel Keterangan

PU1 0,654 0,4522 Valid

PU2 0,801 0,4522 Valid

PU3 0,894 0,4522 Valid

PU4 0,888 0,4522 Valid

PU5 0,863 0,4522 Valid

PU6 0,768 0,4522 Valid

Berdasarkan perhitungan olah data Bivariate Pearson Correlation tabel

(52)

adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari koefisien relasi semua item pertanyaan

lebih besar dari r tabel (0,4522), r tabel didapat dari perhitungan taraf

signifikansi=0,01 dan df=23 (rumus 3.5) pada tabel r (lampiran 2), sehingga

disimpulkan ke-6 item pengukur pada kuisioner untuk instrumen Perceived

Usefulness ini mampu menghasilkan data yang dapat mewakili objek atau nilai

yang dibutuhkan untuk variabel Perceived Usefulness pada penelitian ini.

4.4.1.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Perceived Ease of Use (Per sepsi

Kemudahan)

Hasil uji validitas dari 6 item indikator untuk instrumen Perceived Ease of

Use terlihat seperti pada tabel 4.2 yang didapatkan dari hasil olah data dibawah

ini:

Tabel 4.2 Hasil Uji validitas Instrumen Perceived Ease of Use

Indikator Koefisien Relasi r tabel Keterangan

PEOU1 0,794 0,4522 Valid

PEOU2 0,502 0,4522 Valid

PEOU3 0,909 0,4522 Valid

PEOU4 0,863 0,4522 Valid

PEOU5 0,731 0,4522 Valid

PEOU6 0,799 0,4522 Valid

Berdasarkan perhitungan olah data Bivariate Pearson Correlation tabel

4.2, dapat diketahui ke 6 item pengukur pada variabel Perceived Ease of Use

adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari koefisien relasi semua item pertanyaan

lebih besar dari r tabel (0,4522), r tabel didapat dari perhitungan taraf

signifikansi=0,01 dan df=23 (rumus 3.5) pada tabel r (lampiran 2), sehingga

disimpulkan ke-6 item pengukur pada kuisioner untuk instrumen Perceived Ease

of Use ini mampu menghasilkan data yang dapat mewakili objek atau nilai yang

(53)

4.4.1.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Attitude Toward Usage (Sifat terhadap penggunaan)

Hasil uji validitas dari 5 item indikator untuk instrumen Attitude Toward

Usage terlihat seperti pada tabel 4.3 yang didapatkan dari hasil olah data dibawah ini:

Tabel 4.3 Hasil Uji validitas Instrumen Attitude Toward Usage

Indikator Koefisien Relasi r tabel Keterangan

ATU1 0,872 0,4522 Valid

ATU2 0,815 0,4522 Valid

ATU3 0,811 0,4522 Valid

ATU4 0,889 0,4522 Valid

ATU5 0,897 0,4522 Valid

Berdasarkan perhitungan olah data Bivariate Pearson Correlation tabel

4.3, dapat diketahui ke 5 item pengukur pada variabel Attitude Toward Usage

adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari koefisien relasi semua item pertanyaan

lebih besar dari r tabel (0,4522), r tabel didapat dari perhitungan taraf

signifikansi=0,01 dan df=23 (rumus 3.5) pada tabel r (lampiran 2), sehingga

disimpulkan ke-5 item pengukur pada kuisioner untuk instrumen Attitude Toward

Usage ini mampu menghasilkan data yang dapat mewakili objek atau nilai yang

dibutuhkan untuk variabel Attitude Toward Usage pada penelitian ini.

4.4.1.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Social Influence (Pengaruh Sosial)

Hasil uji validitas dari 4 item indikator untuk instrumen Social Influence

terlihat seperti pada tabel 4.4 yang didapatkan dari hasil olah data dibawah ini:

Tabel 4.4 Hasil Uji validitas Instrumen Social Influence

Indikator Koefisien Relasi r tabel Keterangan

SI1 0,794 0,4522 Valid

SI2 0,661 0,4522 Valid

SI3 0,553 0,4522 Valid

(54)

Berdasarkan perhitungan olah data Bivariate Pearson Correlation, dapat

diketahui ke 4 item pengukur pada variabel Social Influence adalah valid. Hal ini

dapat dilihat dari koefisien relasi semua item pertanyaan lebih besar dari r tabel

(0,4522), r tabel didapat dari perhitungan taraf signifikansi=0,01 dan df=23

(rumus 3.5) pada tabel r (lampiran 2), sehingga disimpulkan ke-4 item pengukur

pada kuisioner untuk instrumen Social Influence ini mampu menghasilkan data

yang dapat mewakili objek atau nilai yang dibutuhkan untuk variabel Social

Influence pada penelitian ini.

4.4.1.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Behavioral Intention to Use (Minat

Perilaku terhadap penggunaan)

Hasil uji validitas dari 4 item indikator untuk instrumen Behavioral

Intention to Use terlihat seperti pada tabel 4.5 yang didapatkan dari hasil olah data dibawah ini:

Tabel 4.5 Hasil Uji validitas Instrumen Behavioral Intention to Use

Indikator Koefisien Relasi r tabel Keterangan

BI1 0,817 0,4522 Valid

BI2 0,884 0,4522 Valid

BI3 0,850 0,4522 Valid

BI4 0,830 0,4522 Valid

Berdasarkan perhitungan olah data Bivariate Pearson Correlation,

dapat diketahui ke 4 item pengukur pada variabel Behavioral Intention to Use

adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari koefisien relasi semua item pertanyaan

lebih besar dari r tabel (0,4522), r tabel didapat dari perhitungan taraf

signifikansi=0,01 dan df=23 (rumus 3.5) pada tabel r (lampiran 2), sehingga

disimpulkan ke-4 item pengukur pada kuisioner untuk instrumen Behavioral

(55)

nilai yang dibutuhkan untuk variabel Behavioral Intention to Use pada penelitian ini.

4.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

Cronbach Alpha. Hasil uji reliabilitas instrumen untuk masing masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

4.4.2.1Uji Reliabilitas Instrumen Perceived Usefulness (Persepsi Kegunaan)

Hasil uji reliabilitas dari 6 item indikator untuk instrumen Perceived

Usefulness dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Perceived Usefulness

Croanbach’s Alpha N of items

0,893 6

Hasil perhitungan nilai reliabilitas Cronbach Alpha untuk instrumen

Perceived Usefulness diperoleh sebesar 0,893. Artinya 6 pertanyaan yang

dijadikan sebagai indikator pada instrumen Perceived Usefulness yang diuji

cobakan menunjukkan sangat reliabel, karena lebih dari 0,6.

4.4.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen Perceived Ease of Use (Per sepsi

Kemudahan)

Hasil uji reliabilitas dari 6 item indikator untuk instrumen Perceived Ease

of Use dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Perceived Ease of Use

Croanbach’s Alpha N of items

0,889 6

Hasil perhitungan nilai reliabilitas Cronbach Alpha untuk instrumen

(56)

dijadikan sebagai indikator pada instrumen Perceived Ease of Use yang diuji cobakan menunjukkan sangat reliabel, karena lebih dari 0,6.

4.4.2.3 Uji Reliabilitas Instrumen Attitude Toward Usage (Sifat terhadap

penggunaan)

Hasil uji reliabilitas dari 5 item indikator untuk instrumen Attitude Toward Usage

dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Attitude Toward Usage

Croanbach’s Alpha N of items

0,902 5

Hasil perhitungan nilai reliabilitas Cronbach Alpha untuk instrumen

Interaction Quality diperoleh sebesar 0,902. Artinya 5 pertanyaan yang dijadikan

sebagai indikator pada instrumen Attitude Toward Usage yang diuji cobakan

menunjukkan sangat reliabel, karena lebih dari 0,6.

4.4.2.4Uji Reliabilitas Instrumen Social Influence (Pengaruh Sosial)

Hasil uji reliabilitas dari 4 item indikator untuk instrumen Social Influence

dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Social Influence

Croanbach’s Alpha N of items

0,893 4

Hasil perhitungan nilai reliabilitas Cronbach Alpha untuk instrumen Social

Influence diperoleh sebesar 0,558 bila dibulatkan 0,6. Artinya 4 pertanyaan yang

dijadikan sebagai indikator pada instrumen Social Influence yang diuji cobakan

menunjukkan reliabel, karena sama dengan 0,6.

4.4.2.5 Uji Reliabilitas Instrumen Behavioral Intention to Use (Minat

(57)

Hasil uji reliabilitas dari 4 item indikator untuk instrumen Behavioral Intention to

Use dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Behavioral Intention to Use

Croanbach’s Alpha N of items

0,858 4

Hasil perhitungan nilai reliabilitas Cronbach Alpha untuk instrumen

Behavioral Intention to Use diperoleh sebesar 0,858. Artinya 4 pertanyaan yang

dijadikan sebagai indikator pada instrumen Social Influence yang diuji cobakan

menunjukkan sangat reliabel, karena lebih dari 0,6.

4.5 Analisa Data

Pada tahap ini akan dilakukan pengolahan data hasil kuisioner. Metode

analisis data yang digunakan dalam pengolahan data pada penelitian ini adalah

metode statistik SEM (Structural Equation Model). Kemudian akan dilanjutkan

dengan perhitungan hipotesis Chi Square.

4.5.1 Analisa Deskriptif

Analisa deskriptif merupakan bagian dari statistika yang mempelajari cara

pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah untuk dipahami (Iqbal

Hasan, 2001). Analisa deskriptif hanya berhubungan dengan hal

menguraikan/memberikan keterangan mengenai suatu data/keadaan. Penarikan

kesimpulan pada analisis ini hanya ditujukan pada sekumpulan data guna

memberikan gambaran umum/ karakteristik tentang data yang diperoleh.

Analisa deskriptif ini berdasarkan deskripsi data responden dan deskripsi

jawaban responden berdasar kelima variabel TAM, yaitu Perceived Usefulness

Gambar

Gambar 2.1 Halaman Awal Website SIAMIK UPN “Veteran” Jatim
Gambar 3.1  METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 3.2 Spesifikasi Pemodelan TAM
Tabel 3.3 Variabel Attitude Toward Usage (Shroff, 2011)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada tabel 5.12 hasil analisis diatas dapat dilihat semua nilai probabilitas (*** = 000) untuk masing-masing indikator lebih kecil dari 0.05 dan nilai estimate

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 18 maret 2017, mengimplementasian pada SIMRS masih ditemukan kendala dilihat dari 5 aspek TAM yaitu: 1)

Di dalam penelitian tersebut, terdapat beberapa macam tahapan yang dapat dilakukan yaitu dimulai dari identifikasi masalah, kemudian pemilihan data uji, memasukkan

Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variabel yang telah dimodifikasi dari model penelitian Technology Acceptance Model (TAM) sebelumnya yaitu: persepsi kegunaan sistem

Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa perceived ease of use (PEU) berpengaruh terhadap perceived usefulness (PU), perceived ease of use (PEU) berpengaruh

Hubungan variabel persepsi kemudahan pengguna sistem (perceived ease of use) terhadap kondisi nyata penggunaan sistem informasi (actual system usage) pada sistem

Melaksanakan Perancangan Arsitektur Teknologi Informasi di Laboratorium Pengembangan &amp; Penerapan Teknologi Informasi UPN “Veteran” Jatim, dengan menggunakan Framework

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa indikator pada kuadaran III yang perlu ditingkatkan kualitas layanannya antara lain: Data dosen selalu tepat, Sistem