BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab dua ini akan dibahas beberapa teori dasar untuk menunjang penyelesaian tugas akhir ini, antara lain: pengertian evaluasi, pengertian penerapan, pengertian Sistem Informasi, Sistem Informasi Akademik (SIAMIK) dan Sistem Informasi Akademik UPN “Veteran” Jawa Timur, Evaluasi Penerapan Sistem Informasi, Technology Acceptance Model (TAM), Structural Equation Model (SEM), Skala Likert.
2.1 Pengertian Evaluasi
Menurut Echols dan Shadiliy (2000) Evaluasi merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (dalam Asnawi, 2013). Sedangkan menurut Yunanda (2009) istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan (dalam Reza, 2010). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Evaluasi merupakan sebuah kegiatan untuk menilai suatu obyek dengan menggunakan instrumen yang hasilnya dapat digunakan sebagai pendukung keputusan.
2.2 Pengertian Penerapan
sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok dengan maksuduntuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
2.3 Pengertian Sistem Infor masi
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 1999). Sistem informasi merupakan kumpulan komponen dalam sebuah organisasi atau lembaga yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Keandalan suatu informasi dalam sebuah lembaga/organisasi terletak pada keterkaitan antara komponen yang ada sehingga dapat menghasilkan aliran informasi yang berguna, akurat terpercaya, detail, cepat, relevan, bagi kepentingan lembaga tersebut (Rochaety, dkk, 2005).
Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi, dengan kata lain sistem informasi merupakan satu kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung pembuatan keputusan dan melakukan kontrol terhadap jalannya perusahaan (Sutedjo, 2002).
dan terkait yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan, informasi diproses menjadi data-data yang berguna. Dan sistem informasi tidak hanya berbasis komputer saja melainkan sistem manual juga dapat disebut sistem informasi asalkan tejadi proses input, pemrosesan data dan keluaran berupa output.
2.4 Sistem Infor masi Akademik (SIAMIK) dan Sistem Informasi Akademik UPN “Veteran” J awa Timur
aplikasi dekstop. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, saat ini SIAMIK UPN “Veteran” Jatim dapat diakses menggunakan internet maupun mobile phone dengan alamat http://siamik.upnjatim.ac.id dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Halaman Awal Website SIAMIK UPN “Veter an” J atim 2.5 Evaluasi Penerapan Sistem Infor masi
Menurut Bodnar dan Hopwood (1993), ada tiga hal yang terkait dengan evaluasi penerapan sistem informasi berbasis komputer yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan pengguna (brainware), ketiga elemen ini saling berinteraksi dan dihubungkan dengan suatu perangkat masukan-keluaran (input-output media) yang sesuai dengan fungsinya masing-masing. Perangkat keras (hardware) adalah media yang digunakan untuk memproses informasi, perangkat lunak (software) yaitu sistem dan aplikasi yang digunakan untuk memproses masukan (input) untuk menjadi informasi, sedangkan pengguna (brainware) merupakan hal yang terpenting karenafungsinya sebagai pengembang hardware dan software, sebagai pelaksana (operator), masukan (input) dan sekaligus penerima keluaran (output), sebagai pengguna sistem (user). Pengguna adalah manusia (man) yang secara psikologis memiliki suatu perilaku (behavior) tertentu yang melekat pada dirinya sehingga aspek keperilakuan dalam konteks manusia sebagai pengguna (brainware) teknologi informasi (dalam Haris, 2008).
Menurut Rochendah (2001), Evaluasi penerapan sistem informasi yang berbasis komputer memerlukan tidak hanya pemahaman tentang teknologi komputer tetapi juga pemahaman tentang proses-proses sosial dan perilaku yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dikenalnya sistem informasi berbasis komputer tersebut (dalam Haris, 2008).
Menurut Anderson (2004) menjelaskan tentang tiga model perubahan yang sering muncul dalam penelitian evaluasi penerapan sistem informasi yaitu:
1. Sistem komputer sebagai suatu external force.
individu dan organisasi. Sistem informasi pada dasarnya dikembangkan dan diterapkan untuk mendukung tujuan manajemen, dengan dukungan teknologi canggih, dan dianggap pasif, resisten, atau tidak berfungsi dengan baik apabila gagal dalam menggunakan sistem tersebut.
2. Desain sistem sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Pendekatan ini memandang desain sistem informasi sebagai sesuatu yang harus ditentukan berdasarrkan kebutuhan informasi bagi para manajer, dimana anggota organisasi memegang kontrol dan pengendalian terhadap aspek teknis sistem, baik dari segi penentuan penggunaan sistem maupun dari perubahan-perubahan oleh karena diterapkan sistem informasi tersebut.
3. Interaksi sosial yang komplek sebagai penentu pola penggunaan sistem.
Perspektif pendekatan ini beranggapan bahwa interaksi sosial yang komplek didalam organisasi sangat menentukan pola penggunaan dan pengaruh dari sistem komputer, menurut pandangan ini bagaimana teknologi diterapkan dan diberdayakan dalam suatu setting organisasi akan sangat ditentukan pada tujuan, pilihan, dan tututan kerja yang mungkin saling bertentangan (dalam Haris, 2008).
2.6 Technology Acceptance Model (TAM)
yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu tekhnologi dalam suatu organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) dan perilaku, tujuan/keperluan, dan penggunaan aktual dari pengguna/user suatu sistem informasi.
Gambar 2.2 Technology Acceptance Model (TAM) (Davis,et,al, 1989)
Gambar 2.2 menunjukkan bahwa TAM disusun oleh variabel dasar persepsi penggunaan dan kemudahan penggunaan. Persepsi penggunaan menunjuk pada kepercayaan individu yang secara positif atau negatif meningkatkan tingkat kinerja melalui penggunaan teknologi dan sistem informasi. Persepsi kemudahan penggunaan mengindikasikan kemudahan yang dialami pengguna dalam mempelajari secara individu bagaimana mengoperasikan teknologi atau sistem informasi.
a. Persepsi kegunaan (perceived usefulness)
Perceived Usefulness atau persepsi kegunaan menurut Davis (1986) adalah “The Degree to which an individual believes that using a particular system would enhance his or her job performance” (Chuttur,2009:5). Pernyataan tersebut dapat diartikan sebagai tingkat dimana individu percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Persepsi ini diukur melalui
indikator-indikator seperti produktivitas (productivity), efektifitas (effectiveness), pentingnya bagi tugas (important to job), dan kegunaan secara keseluruhan (overall usefulness). (Davis,1989).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pengguna percaya dengan menggunakan sistem informasi akademik pengguna dapat meningkatkan efektifitas dalam segala kegiatan administrasi akademik.
b. Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)
Perceived ease of use atau persepsi kemudahan penggunaan menurut Davis (1986) adalah “The degree to which an individual believes that using a particular system would be free of physical and mental effort” (Chuttur, 2009:5). Pernyataan tersebut dapat diartikan sebagai tingkat dimana individu percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari upaya fisik dan mental. Persepsi ini diukur melalui indikator-indikator seperti kemudahan untuk dipelajari (easy to learn), kemudahan mencapai tujuan (controllable), jelas dan mudah dipahami (clear & understable), fleksibel (flexible), dan kemudahan akses (easy to access). (David, 1989).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengguna percaya menggunakan sistem informasi akademik itu mudah dan tidak memerlukan usaha yang keras.
c. Sikap terhadap penggunaan (attitude toward usage)
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahap ini pengguna akan menunjukkan sikapnya terhadap penggunaan sistem informasi akademik apakah dia menerima atau menolak penggunaan sistem tersebut.
d. Niat perilaku untuk menggunakan (behavioral intention to use)
Behavioral Intention to Use atau niat perilaku untuk menggunakan adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain (Davis,1989).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahap ini pengguna tetap menunjukkan sikap penerimaannya terhadap penggunaan sistem informasi akademik dengan menunjukkan kecenderungan bahwa dia akan tetap menggunakan sistem tersebut.
e. Penggunaan nyata dari sistem (actual system use)
Actual system use adalah kondisi nyata penggunaan sistem (Davis,1989). Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan (Natalia Tangke, 2004)
Berdasarkan uraian tersebut model dapat disimpulkan bahwa tahap ini akan tercermin penggunaan nyata dari penggunaan sistem informasi akademik.
f. Teori Pengaruh Sosial (Social Influence T heory)
identification dan compliance. Mereka meneliti penerimaan Software MS access. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh sosial berperan penting dalam perilaku menerima dan menggunakan adopsi teknologi informasi baru. Ketika pengaruh sosial menimbulkan perasaan patuh (compliance), ini akan mempunyai pengaruh negatif terhadap sikap pengguna dimasa yang akan datang dalam menggunakan sistem informasi yang baru. Sebaliknya ketika pengaruh sosial menghasilkan perasaan internalization dan identification, yang menjadi bagian dari pengguna, hal tersebut akan berdampak positif terhadap sikap dimasa yang akan datang untuk menerima dan menggunakan sistem informasi yang baru.
Menurut Malhotra, dan Galletta (2005) melakukan penelitian penerimaan sistem informasi dalam suatu organisasi dengan menggunakan model TAM yang memasukkan faktor pengaruh sosial. Pengaruh sosial diukur dengan internalization, identification dan compliance. Affective commitment (identification and internalization) berpengaruh secara positif terhadap perceived usefulness and ease of use melalui pengadopsian dan perluasan penggunaan system informasi. Affective commitment juga berpengaruh positif terhadap user attitude. Hal yang berlawanan ditemukan pada continuance commitment (compliance) yang mempunyai dampak negatif terhadap perceived usefulness and ease of use (dalam Eka Kartika, 2009).
dan pengaruh sosial (Social Influence) dari penggunaan sistem merupakan atribut atau karakteristik dari sistem, seperti desain keseluruhan dan fitur dari sistem, pengguna ini keterampilan dan kemampuan, dan keyakinan pengguna dan sikap terhadap sistem (dalam Eka Kartika, 2009). Niat perilaku untuk menggunakan (Behavioral Intention to Use) merupakan faktor penting yang menentukan apakah pengguna benar-benar akan memanfaatkan sistem.
Penggunaan teori TAM akan semakin meningkat sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi. Para peneliti mencoba untuk melakukan uji tingkat penerimaan teknologi baru menggunakan teori tersebut. Teori TAM yang fenomenal tersebut membuat Lee et al. yang menggunakan TAM dari tahun 1986 hingga 2003. Studinya yang berjudul “Technology Acceptance Model: Past, Present, and Future” menemukan bahwa TAM berjalan secara terus menerus tiap tahun dan dalam perjalanannya dielaborasi oleh peneliti-peneliti untuk menyelesaikan keterbatasan yang ada, mengenalkan variabel eksternal baru dan diterapkan di lingkungan, sistem, tugas dan subjek yang berbeda (Jaya Permana, 2013).
Teori TAM termasuk penemuan yang fenomenal karena telah digunakan dalam 101 penelitian yang masuk di berbagai jurnal akreditasi internasional akan terus berkembang, namun tentu dengan teori baru yang mendukungnya (Jaya Permana, 2013).
2.7 Structural Equation Model (SEM)
SEM merupakan teknik statistik yang digunakan untuk membangun dan menguji model statistik yang biasanya dalam bentuk model-model sebab akibat. Structural equation modeling, adalah suatu teknik modeling statistik yang bersifat sangat cross-sectional, linear dan umum. Termasuk dalam SEM ini ialah analisis faktor (factor analysis), analisis jalur (path analysis) dan regresi (regression) (Jonathan, 2013). Definisi lain menyebutkan structural equation modeling (SEM) adalah teknik analisis multivariat yang umum dan sangat bermanfaat yang meliputi versi-versi khusus dalam jumlah metode analisis lainnya sebagai kasus-kasus khusus (Jonathan, 2013).
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa SEM mempunyai karakteristik yang bersifat sebagai teknik analisis untuk lebih menegaskan (confirm) dari pada untuk menerangkan. Maksudnya, seorang peneliti lebih cenderung menggunakan SEM untuk menentukan apakah suatu model tertentu valid atau tidak dari pada menggunakannya untuk menemukan suatu model tertentu cocok atau tidak, meski analisis SEM sering pula mencakup elemen-elemen yang digunakan untuk menerangkan.
pada penelitian ini dimulai dengan membuat sebuah model SEM. Kemudian dilakukan pengujian model dengan asumsi-asumsi yang seharusnya dipenuhi dalam SEM. Selanjutnya Pengujian model pengukuran (Measuremenet Model) untuk mengetahui Godness of Fit) hubungan antara indikator dengan variabel laten, pengujian model struktural untuk mengetahui hubungan antara variabel laten. Dan yang terakhir adalah pengujian hipotesis menggunakan metode chi-square.
2.8 Skala Likert
Skala Likert menurut Djaali (2008:28) ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.
kumulatif dimana jika individu setuju pada butir pertanyaan tertentu, maka individu tersebut juga setuju pada semua butir pertanyaan lain yang lebih lemah (pertanyaan sebelumnya). Skala guttman jarang dipakai peneliti karena membutuhkan upaya yang lebih gigih untuk mendapatkan butir-butir perta-nyaan yang valid (Budiaji, 2013). Skala yang paling mudah digunakan adalah skala likert. Likert (1932) menyatakan bahwa Skala likert menggunakan beberapa butir pertanyaan untuk mengukur perilaku individu dengan merespon 5 titik pilihan pada setiap butir perta-nyaan, sangat setuju, setuju, tidak memutuskan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (dalam Budiaji, 2013).
Pada penelitian ini menggunakan tujuh skala likert antara lain: 1. Sangat tidak setuju
2. Cukup tidak setuju 3. Sedikit tidak setuju 4. Netral
5. Sedikit setuju 6. Cukup setuju 7. Sangat setuju
2.9 Kuesioner
kuisioner sangat besar karena semua pertanyaan yang diajukan periset termuat dalam kuesioner secara eksplisit.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 METODOLOGI PENELITIAN
Dalam kegiatan Penelitian ini ada beberapa alur kerja yang dilakukan mulai dari awal hingga akhir, alur pada metode peneliitian ini dapat dilihat di gambar 3.1.
Gambar 3.1 METODOLOGI PENELITIAN Tahap pendahuluan sebelum
melakukan penelitian
Studi literatur dan pengumpulan data SIAMIK UPN JATIM
Mengidentifikasi instrumen apa saja yang dimiliki TAM
Menyusun daftar pertanyaan pada kuisioner
Melakukan Uji Validitas dan Realibilitas Kuisioner
Apabila daftar pertanyaan pada kuisioner valid maka kuisioner siap diisi oleh keseluruhan responden
Gambar 3.1 menjelaskan tentang alur dari METODOLOGI PENELITIAN ini yang dimulai dengan Tahap pendahuluan sebelum melakukan penelitian yaitu identifikasi masalah, kemudian pengumpulan data SIAMIK UPN JATIM, mempelajari konsep TAM dilakukan pada proses studi literatur dan proses pemahaman konsep evaluasi penerapan, kemudian Mengidentifikasi instrumen apa saja yang dimiliki TAM dilakukan pada proses Spesifikasi Pemodelan TAM, lalu Penyusunan dan Penyebaran Kuisioner, kemudian melakukan Uji Validitas dan Realibilitas Kuisioner pada proses Uji Validitas dan Realibilitas, Apabila daftar pertanyaan pada kuisioner valid maka kuisioner siap diisi oleh keseluruhan responden yang kemudian data akan dianalisa yang dilakukan pada proses analisa data , Proses kesimpulan dan saran adalah akhir dari penelitian ini.
3.2 Identifikasi Masalah
3.3 Studi Literatur
Studi Literatur dilakukan dengan cara mencari segala macam informasi melalui riset kepustakaan dengan cara mempelajari buku maupun jurnal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Data-data yang diperoleh dari riset kepustakaan tersebut merupakan data sekunder yang sangat mendukung data primer untuk mendapatkan landasan teori yang kuat dalam menyusun analisa dan pembahasan.
3.4 Pemahaman Konsep Evaluasi Penerapan
Evaluasi sebuah sistem informasi dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi antar muka sistem yaitu jembatan yang mempertemukan pengguna dengan informasi. Pada penelitian ini Evaluasi yang dilakukan menggunakan metode survey melalui penyebaran kuisioner. Responden yang digunakan dalam pengisian kuisioner adalah pengguna akhir (end-user) dari SIAMIK UPN “Veteran” Jawa Timur.
3.5 Spesifikasi Pemodelan TAM
model tersebut adalah indikator yang digunakan sebagai acuan pembuatan kuisioner.
Gambar 3.2 Spesifikasi Pemodelan TAM 3.6 Penyusunan dan Penyebaran Kuisioner
3.6.1 J enis dan Sumber Data
Terdapat 2 jenis sumber data yang dikumpulkan guna menyelesaikan penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang dijadikan objek penelitian atau orang yang dijadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data.
Data sekunder merupakan sebuah data yang diperoleh dari data primer kemudian diolah menjadi sebuah informasi menggunakan data statistik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data primer berupa data penilaian responden melalui kuisioner dan data sekunder meliputi sebuah informasi yang bersumber dari hasil kuisioner yang sudah dianalisa.
3.6.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Nugroho, 2010).
Alat penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuisioner. Variabel masing masing tipe strategi dalam penelitian diukur dengan menggunakan skala likert (LSR) 1 – 7 yang masing-masing mempunyai arti sebagai berikut :
Nilai 4 = Indikator dianggap memiliki performansi netral
Nilai 5 = Indikator dianggap memiliki performansi sedikit setuju Nilai 6 = Indikator dianggap memiliki performansi cukup setuju Nilai 7 = Indikator dianggap memiliki performansi sangat setuju
Adapun penelitian yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.6.2.1 Perceived usefulness (Kegunaan Persepsian)
Didefinisikan sebagai sejauh mana sesorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya. Dari definisinya dapat diketahui bahwa Kegunaan persepsian merupakan suatu kepercayaan (believe) tentang proses pengambilan keputusan. Dengan demikian jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika merasa percaya bahwa sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan menggunakannya. Variabel perceived usefulness pada penelitian ini dapat dilihat di tabel 3.1. Tabel 3.1 menjelaskan tentang variabel perceived usefullness yang memiliki 6 indikator yang menghasilkan 6 pernyataan yang akan disusun dalam kuisioner.
Tabel 3.1 Variabel Perceived usefulness (Agung Sembada, 2012)
Variabel No Indikator Pernyataan
Variabel No Indikator Pernyataan
Saya sadar kerugian dari tidak menggunakan SIAMIK. 3.6.2.2 Perceived ease of use (Per sepsi Kemudahan)
Didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa penelitian ini dapat dilihat di tabel 3.2.
Tabel 3.2 Variabel Perceived ease of use (Agung Sembada, 2012)
Variabel No Indikator Pernyataan
Perceived
3 Mudah dipelajari Penggunaan SIAMIK dapat dengan mudah dipelajari.
4 Mudah dipahami Susunan menu pada SIAMIK mudah dipahami.
5 Mudah digunakan Fasilitas dan fitur yang disediakan SIAMIK mudah digunakan.
6 Sistem yang fleksibel
Menurut saya menu-menu dalam SIAMIK berinteraksi secara fleksibel.
3.6.2.3 Attitude Toward Usage (Sikap terhadap Penggunaan Teknologi) Menurut Davis et al. (1989) attitude merupakan cermin perasaan suka atau tidak
suka tentang kinerja dari target perilaku yang telah dilakukan. Variabel attitude toward usage pada penelitian ini dapat dilihat di tabel 3.3.
Tabel 3.3 Variabel Attitude Toward Usage (Shr off, 2011)
Variabel No Indikator Pernyataan
Attitude
1 Sifat awal pengguna Saya berpikir secara positif mengenai penggunaan SIAMIK. 2 Kepercayaan
pengguna
Saya percaya dengan menggunakan SIAMIK merupakan ide yang baik. 3 Implementasi
penggunaan sistem
Implementasi dari penggunaan SIAMIK merupakan gagasan yang bijaksana.
4 Sistem yang menarik Menggunakan SIAMIK merupakan pengalaman yang menarik.
Tabel 3.3 menjelaskan tentang variabel attitude toward usage yang memiliki 5 indikator yang menghasilkan 5 pernyataan yang akan disusun dalam kuisioner.
3.6.2.4 Social Influence (Pengaruh Sosial)
Malhotra, dan Galletta (1999) memperluas TAM dengan memasukkan faktor
pengaruh sosial. Pengaruh sosial diukur dengan internalization, identification dan
compliance. Mereka meneliti penerimaan Software MS access. Hasil penelitian
menunjukkan pengaruh sosial berperan penting dalam perilaku menerima dan
menggunakan adopsi teknologi informasi baru. Ketika pengaruh sosial menimbulkan
perasaan patuh (compliance), ini akan mempunyai pengaruh negatif terhadap
sikap pengguna dimasa yang akan datang dalam menggunakan sistem informasi
yang baru. Sebaliknya ketika pengaruh sosial menghasilkan perasaan
tersebut akan berdampak positif terhadap sikap dimasa yang akan datang untuk
menerima dan menggunakan sistem informasi yang baru. Pada penelitian ini
ditemukan pengaruh sosial yang berasal dari pengguna dan lingkungan sekitar UPN
“veteran” Jatim dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Variabel Social Influence (Aljoza, 2014)
Variabel No Indikator Pernyataan
Social 4 Sadar konsekuensi Saya sadar konsekuensi dari
institusi jika tidak menggunakan SIAMIK.
Tabel 3.4 menjelaskan tentang variabel social influence yang memiliki 4 indikator yang menghasilkan 4 pernyataan yang akan disusun dalam kuisioner.
3.6.2.5 Behavioral Intention (Minat Perilaku)
Tabel 3.5 Variabel Behavioral Intention (Yalina, 2011)
Variabel No Indikator Pernyataan
Behavioral
2 Sistem yang layak SIAMIK ini layak untuk digunakan.
4 Penggunaan sistem di masa mendatang
Saya setuju apabia di masa mendatang SIAMIK tetap digunakan sebagai pengelola segala kegiatan akademik mahasiswa.
Tabel 3.5 menjelaskan tentang variabel behavioral intention yang memiliki 4 indikator yang menghasilkan 4 pernyataan yang akan disusun dalam kuisioner.
Berikut ini merupakan singkatan dalam penulisan yang mengartikan setiap indikator pada keempat variabel TAM yang membentuk tingkat kualitas wesbite. Indikatornya dari penelitian ini dapat di lihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6 menjelaskan nomer-nomer yang mempunyai singkatan yang menunjukan variabel apa saja yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.6 Indikator Variabel
Variabel Indikator Keterangan
Perceived Usefulness
PU1 Mendapatkan informasi yang dibutuhkan PU2 Mendapatkan informasi tambahan PU3 Meningkatkan efektifitas
PU4 Memudahkan pekerjaan PU5 Keuntungan penggunaan PU6 Kerugian tidak menggunakan Perceived Ease of
Use
PEOU7 Mudah di akses dari kampus PEOU8 Mudah di akses dari luar kampus PEOU9 Mudah dipelajari
Variabel Indikator Keterangan Attitude Toward
Usage ATU13
Kepercayaan pengguna
ATU14 Implementasi penggunaan sistem ATU15 Sistem yang menarik
ATU16
Kenyamanan menggunakan sistem keseluruhan
ATU17 Pengguna merekomendasikan sistem Social Influence SI18 Penggunaan dengan keinginan sendiri
SI19 Penggunaan dengan keinginan teman SI20 Penggunaan dengan keinginan institusi SI21 Sadar konsekuensi
Behavioral Intention
BI22 Pengguna merekomendasikan sistem BI23 Sistem yang layak
BI24 Kesadaran bahwa sistem penting. BI25 Penggunaan sistem dimasa mendatang 3.6.3 Responden Penelitian
Arti responden dalam kamus bahasa Indonesia adalah juru jawab. Jadi responden penelitian dapat di defenisikan yaitu seseorang yang diminta untuk memberikan respon (jawaban) terhadap pertanyaan-pertanyaan (langsung atau tidak langsung, lisan atau tertulis ataupun berupa perbuatan) yang diajukan oleh peneliti. Dalam hal penelitian dilakukan dengan menggunakan tes, maka responden dalam penelitian ini menjadi testee (yang dites). Dalam penelitian, responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi kuisioner, atau lisan, ketika menjawab wawancara.
Tabel 3.7 Daftar Nama Fakultas dan J umlah Mahasiswa Aktif
Nama Fakultas Jumlah Mahasiswa Aktif
Fakultas Teknologi Industri 2539
Fakultas Ekonomi 2383
Fakultas Hukum 502
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 1962 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan 1273
Fakultas Pertanian 372
Teknik Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling dengan jenis Simple Random Sampling. Menurut Umar (2000) teknik Simple Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (dalam Pireja, 2013). Untuk menentukan jumlah sampel (n) digunakan rumus slovin. Untuk mengetahui jumlah sampel yang diambil dari keseluruhan populasi adalah :
=
( )
...
(3.1)Keterangan :
n : Jumlah sampel terpilih N : Populasi forum keseluruhan
Ne : Tingkat kesalahan dalam meraih anggota sampel yang ditolerir
=
( , )
... (3.2)
Maka n = 100 respoden.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan mengetahui keseluruhan populasi mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur dari angkatan 2011 sampai dengan angkatan terakhir. Setelah diketahui jumlah populasinya , maka dapat ditentukan jumlah sampelnya Teknik penentuan jumlah sampel dari masing masing fakultas dalam penelitian ini adalah dengan cara proportional sampling dimana jumlah sampel dan responden yang akan diambil pada tiap-tiap fakultas dilakukan secara proporsional, dengan rumus sebagai berikut (Rubbin and Luck, 1987) dalam Merry (2014):
=
... (3.3)Keterangan :
: Jumlah sampel ke-i : Jumlah populasi ke-i : Jumlah populasi : Jumlah sampel
Tabel 3.8 J umlah penyebar an kuisioner di masing masing fakultas
Nama Fakultas Jumlah Populasi Jumlah Responden
Fakultas Teknologi Industri 2539 28
Fakultas Ekonomi 2383 26
Fakultas Hukum 502 6
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 1962 22
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan 1273 14
Fakultas Pertanian 372 4
9031 100
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pada penelitian ini uji validitas dan reliabilitas instrumen berfungsi untuk mengukur tingkat kebenaran hasil kuisioner. Apabila hasil uji validitas dan reliabilitas valid maka selanjutnya akan diolah pada proses analisa data. Apabila tidak valid maka akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas kembali.
3.7.1 Metode Korelasi Product Moment
Analisis korelasi memiliki banyak jenis, yaitu : Korelasi pearson Product Moment (r) , Korelasi Ration (y), Korelasi Spearman Rank atau Rhi (rs atau p),
Korelasi Berserial (rb), Korelasi Korelasi Poin Berserial (rpb), Korelasi Phi (0),
Korelasi Tetrachoric (rt), Korelasi Kontigency (C), dan Korelasi Kendall’s Tau
(8).
Teknik analisis Korelasi tersebut termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Misalnya: data dipilih secara acak (random), datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linier, dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Kalau salah satu tidak terpunuhi persaratan tersebut analisis korelasi tidak dapat dilakukan.
Korelasi ini dilambangkan dengan (r) .Ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1< r < + 1). Apabilah nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r yang dapat dilihat di tabel 3.9.
Tabel 3.9 Tabel Interpretasi Produk Momen
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0.599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
3.7.2 Uji Validitas Kuisioner
Menurut Arikunto (2002) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (dalam Rahardja, 2004). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
variabel internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada kemudian dikorelasikan dengan menggunakan Rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto, (2002) sebagai berikut (dalam Kusumah, 2012) :
=
∑ {∑ }{∑ }
∑ (∑ ) ∑ (∑ ) ... (3.4)
Keterangan :
: koefisien korelasi antara x dan y rxy
: Jumlah Subyek : Skor item : Skor total
∑ : Jumlah skor items
∑ : Jumlah skor total
∑ : Jumlah kuadrat skor item
∑ : Jumlah kuadrat skor total
dengan r kritis yang digunakan 0.4522 nomor pertanyaan yang diujikan tidak valid,
dan jika koefisien relasi rhitung lebih besar dari r kritis maka nomor pertanyaan yang
Tabel 3.10 Validitas Kuisioner Azwar, 2000 (dalam Faizin, 2014)
Koefisien Relasi r kritis Keterangan
r hitung < r kritis 0.4522 Tidak Valid
r hitung ≥ r kritis 0.4522 Valid
Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi
yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk
menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan
layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji
signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,01, artinya suatu item
dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Untuk
penelitian ini dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi dengan kriteria
menggunakan tabel r pada taraf signifikansi 0,01 (signifikansi 10% atau 0,01
adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian) (Agung
Sembada, 2012).
Nilai dari r tabel diperoleh dari perhitungan rumus Degree of Freedom dengan
penjelasan sebagai berikut :
=
−
2
...(3.5)Keterangan :
: Degree Of Freedom
: Jumlah Pertanyaan dalam Kuisioner
Sehingga didpatkan hasil sebagai berikut :
= 25 – 2 = 23
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil dari Degree Of Freedom adalah 23. Dengan
taraf signifikansi sebesar 0.01 dengan arti keputusan yang diambil pada uji validitas
maka dapat disimpulkan bahwa nilai r tabel adalah 0.4522.
3.7.3 Metode Alpha Cronbach
Reliabilitas instrumen adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya.
Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan
pengukuran. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode alpha
Cronbach untuk menentukan apakah setiap instrumen reliabel atau tidak. Untuk
mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode
alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha Cronbach 0 sampai 1. Jika skala
itu itu dikelompok ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran
kemantapan alpha dapat diinterprestasikan dan dapat dilihat pada tabel 3.11.
Tabel 3.11 Range Nilai Alpha Croanbach (Triton, 2005)
Nilai Alpha Croanbach Keterangan
0,00 s.d. 0,20
3.7.4 Uji Reliabilitas Kuisioner
Menurut Singarimbun (1995) Reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dihandalkan
(Sembiring, 2006). Alat ukur dapat dikatakan reliabel jika alat tersebut dalam
mengukur sesuatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil
yang sama. Disamping itu, reliabilitas merupakan syarat bagi suatu penelitian.
Jika suatu instrumen tidak reliabel, maka dengan sendirinya tidak valid pula
instrumen tersebut. Menurut Bilson (2004) Untuk menguji tingkat reliabilitas
=
( )
[1
−
∑
]
...(3.6)Keterangan :
: Reliabilitas Instrumen
: Banyaknya Item
∑ : Jumlah Variabel Item
: Varian Total
Untuk teknik perhitungan reliabilitas kuisioner yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan program komputer. Item dikatakan
reliabel jika nilai alpha cronbach > nilai kritis. Dimana nilai a kritis yang ditetapkan adalah 0,6. Selanjutnya output yang didapat akan dibandingkan dengan
uji signifikansi dengan uji t.
Tabel 3.12 Reliabilitas Kuisioner
Koefisien reliabilitas a kritis Keterangan
a < a kritis 0,60 Tidak Reliabel
a ≥ a kritis 0,60 Reliabel
Tabel 3.12 menjelaskan bahwa tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris
ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Nilai yang
dihasilkan berkisar antara 0 dan 1. Dimana semakin mendekati 1 maka semakin
handal item-item yang digunakan untuk mengukur variabel.
3.8 Analisa Data
Pada tahap ini akan dilakukan pengolahan data hasil kuisioner. Metode
metode statistik SEM (Structural Equation Model). Kemudian akan dilanjutkan dengan perhitungan hipotesis Chi Square.
3.8.1 Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif merupakan bagian dari statistika yang mempelajari cara
pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah untuk dipahami (Iqbal
Hasan, 2001). Analisa deskriptif hanya berhubungan dengan hal
menguraikan/memberikan keterangan mengenai suatu data/keadaan. Penarikan
kesimpulan pada analisis ini hanya ditujukan pada sekumpulan data guna
memberikan gambaran umum/ karakteristik tentang data yang diperoleh.
Analisa deskriptif ini berdasarkan deskripsi data responden dan deskripsi
jawaban responden berdasar kelima variabel TAM, yaitu Perceived Usefulness
(Persepsi Kegunaan), Perceived Ease of Use (Persepsi Kemudahan), Attitude
Toward Usage (Sikap terhadap penggunaan), Social Influence (Pengaruh Sosial) dan Behavioral Intention (Minat Pengguna).
3.8.2 Analisa Implementasi Model
Analisa Implementasi model dilakukan berdasarkan SEM (Structural
Equation Model). Tahapan dalam analisis ini terdiri dari 3 tahapan yaitu :
1. Pengujian Asumsi SEM
2. Pengujian model pengukuran (Measuremenet Model) untuk mengetahui
Godness of Fit) hubungan antara indikator dengan variabel laten
Adapun data yang digunakan dalam analisis implementasi model ini
menggunakan data persepsi/kinerja website dari 100 responden yang berasal dari
mahasiswa aktif UPN “Veteran” Jawa Timur.
3.8.2.1 Pengujian Asumsi SEM
1. Asumsi Normalitas
Menurut Hair, dkk (1998), asumsi paling fundamental dalam analisis
multivariate adalah normalitas yang merupakan bentuk distribusi data pada
variabel matriks tunggal yang menghasilkan distribusi normal (dalam Rosarindry
Poetri, 2010). Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan CR skewness
±2,58 dan kurtosis (<7) sebaran data.
Data yang tidak normal akan menyebabkan menurunnya nilai indeks
goodness-of-fit dari model dan mengakibatkan hasil uji statistik menjadi bias.
Menurut Santoso (2007), apabila distribusi data tidak normal, maka sebelum
diambil treatment-treatment tertentu, dapat dilihat terlebih dahulu sebaran data
apakah terdapat data outliers atau tidak (dalam Rosarindry Poetri, 2010).
2. Asumsi Outliers
Asumsi outliers digunakan untuk mengidentifikasi tingkat sebaran data diluar
titik normal. Menurut Ferdinand (2005), Outliers adalah observasi yang muncul
dengan nilai-nilai ekstrim karena kombinasi karakter unik yang dimilikinya dan
terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya. Analisis terhadap
outliers dapat dievaluasi dengan dua cara yaitu: (1) terhadap univariate outliers,
(2) terhadap multivariate outliers (dalam Rosarindry Poetri, 2010).
Uji terhadap multivariate outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria
p=0.001. Menurut Ferdinand (2005), jarak Mahalanobis dievaluasi menggunakan
chi-square ( 2) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel indikator yang
digunakan dalam penelitian. Apabila data diindikasikan merupakan data outliers,
maka penanganan yang dapat dilakukan terhadap data outliers adalah dengan
menghapus satu atau beberapa data yang dianggap outliers (dalam Rosarindry
Poetri, 2010). Pada penelitian ini dengan df (degree of freedom) adalah 25
didapatkan 2(0,001;25) = 52,620.
3.8.2.2 Pengujian model pengukuran (Measuremenet Model)
Pengujian model pengukuran (Measuremenet Model) untuk mengetahui
Godness of Fit) hubungan antara indikator dengan variabel laten pada penelitian
ini menggunakan Uji Goodness-of-fit. Menurut Ferdinand (2005), Indeks
Goodness-of-fit digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan data yang disajikan atau dengan kata lain mengukur
kebenaran sebuah model yang diajukan (dalam Rosarindry Poetri, 2010). Model
struktural dikategorikan sebagai “good fit”, bila memenuhi beberapa persyaratan
berikut ini :
1. Likelihood Ratio Chi-Square Statistic (Χ2)
Menurut Hair et.a.l; Tabachnick dan Fidell dalam Ferdinand (2006) Nilai chi
square yang rendah terhadap degree of freedom menunjukkan bahwa korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi tidak berbeda secara signifikan (nyata).
Nilai yang diharapkan adalah kecil, dan nilai chi-square (2 c) sangat sensitif
200. Jika lebih dari 200, maka chi-square (2 c) statistic ini harus didampingi alat
uji lainnya (dalam Rosarindry Poetri, 2010).
2. Significance Probability
Menurut Hair, dkk (1998), Nilai level probabilitas minimum yang disyaratkan
adalah 0,1 atau 0,2, tetapi untuk level probabilitas sebesar 0,05 masih
diperbolehkan (dalam Rosarindry Poetri, 2010).
3. Normed Chi Square(CMIN/DF)
Menurut Arbuckle, CMIN/DF adalah nilai yang diperoleh dari pembagian
nilai chi-square terhadap degree of freedom. Indeks ini mengukur hubungan
goodness-of-fit model dengan jumlah koefisien-koefisien estimasi yang
diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai yang diharapkan adalah
lebih kecil dari 2 atau 3 (dalam Rosarindry Poetri, 2010).
Menguji kesesuaian model dengan beberapa indeks tambahan, seperti:
Goodness of Fit Index (GFI), Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI), Tucker-Lewis Index (TLI), Comparative Fit Index (CFI), dan Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA).
3.8.2.3 Pengujian Model Struktural
Pengujian model struktural untuk mengetahui hubungan antara variabel
laten. Dalam pengujian model structural dicari average variance extracted (AVE)
dan reliabilitas dari keseluruhan indikator pada tiap variabel.
3.8.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah pengujian untuk semua hipotesis yang telah diajukan.
H1: Berdasarkan penelitian yang dilakukan Shroff (2011), Persepsi Kegunaan
(Perceived Usefulnes) mempunyai pengaruh positif terhadap Sikap terhadap
penggunaan teknologi (Attitude Toward Usage) SIAMIK UPN “Veteran”
Jatim
H2: Berdasarkan penelitian yang dilakukan Shroff (2011), Kemudahan
Penggunaan (Perceived Ease of Use) mempunyai pengaruh positif terhadap
Sikap terhadap penggunaan teknologi (Attitude Toward Usage) SIAMIK
UPN “Veteran” Jatim
H3: Berdasarkan penelitian yang dilakukan Shroff (2011), Kemudahan
Penggunaan (Perceived Ease of Use) mempunyai pengaruh positif terhadap
Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulnes) SIAMIK UPN “Veteran” Jatim
H4: Berdasarkan penelitian yang dilakukan Shroff (2011), Sikap terhadap
penggunaan teknologi (Attitude Toward Usage) mempunyai pengaruh positif
terhadap Minat perilaku terhadap penggunaan (Behavioral Intention to use)
SIAMIK UPN “Veteran” Jatim
H5: Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sadiyoko (2009), Persepsi Kegunaan
(Perceived Usefulnes) mempunyai pengaruh positif terhadap Minat perilaku
terhadap penggunaan (Behavioral Intention to use) SIAMIK UPN “Veteran”
Jatim
H6: Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sadiyoko (2009), Pengaruh Sosial
(Social Influence) mempunyai pengaruh positif terhadap Minat perilaku
untuk menggunakan (Behavioral Intention to Use) SIAMIK UPN “Veteran”
Dari hipotesis-hipotesis diatas dapat dibuat model TAM yang digunakan
untuk penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.3
Gambar 3.3 Model Technology Acceptance Model (TAM) pada Evaluasi
Penerapan SIAMIK UPN “Veteran” J atim
Metode pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
• Apabila p<0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima
artinya : terdapat hubungan positif dan signifikan antara kedua variabel.
• Apabila p>0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
artinya: tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara kedua variabel.
H2 H1
H3 Pengaruh social (Social Influence)
Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)
Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use)
Sikap terhadap penggunaan (Attitude Toward
Usage)
Minat Perilaku terhadap penggunaan
Behavioral Intention to Use) H6
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
Dalam bab empat ini, pada bagian pertama akan dibahas mengenai profil
UPN “Veteran” Jawa Timur yang terdiri dari sejarah singkat, visi dan misi dan
SIAMIK UPN “Veteran” Jawa Timur. Selanjutnya, pada bagian kedua akan
dibahas mengenai hasil penelitian, yang terdiri dari spesifikasi pemodelan TAM,
penyusunan dan penyebaran kuisioner, uji validitas dan reliabilitas, analisa data
dan pembahasan hasil penelitian.
4.1 Profil UPN “Veteran” J awa Timur
4.1.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” J awa Timur
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan
salah satu lembaga pendidikan tinggi swasta di Indonesia yang berdiri sejak 5 Juli
1959. Selama kurun waktu 49 tahun, UPN “Veteran” Jawa Timur telah
mengalami berbagai perubahan status, yaitu:
1. Sejak Juli 1959 s/d 1965 Akademi Administrasi Perusahaan “Veteran” Cabang
Surabaya.
2. Pada 17 Mei 1968 Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN)
“Veteran” Cabang Jawa Timur dengan 3 Fakultas (Ekonomi, Pertanian dan
Teknik Kimia), berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Transmigrasi,
Urusan Veteran dan Demobilisasi.
3. Periode 1976-1994, terjadi peralihan status PTPN “Veteran” Cabang Jawa
Timur sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan di-bawah Departemen Pertahanan
4. Periode tahun 1977, terjadi perubahan nama PTPN “Veteran” Cabang Jawa
Timur menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Cabang Jawa
Timur
5. Sejak tahun akademik 1994/1995 penyelenggaraannya dilakukan secara
mandiri sebagai Perguruan Tinggi Swasta.
6. Berdasarkan Surat keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No.
001/BAN-PT/Ak-1/VIII/1998 tanggal 11 Agustus 1998 telah memperoleh
status terakreditasi penuh untuk semua Jurusan/Program studi.
7. Pada awal tahun akademik 2005/2006 jumlah mahasiswa yang terdaftar
mencapai 12.500 orang, yang berasal dari SMU Negeri/Swasta, SMK
Negeri/Swasta, Instansi Pemerintah dan swasta yang berasal dari dalam/luar
wilayah Propinsi Jawa Timur. Sampai dengan akhir tahun 2005, UPN
“Veteran” Jawa Timur telah meluluskan Sarjana S-1 sejumlah 25.000 orang.
8. Sejak bulan Desember 2007, dengan disatukannya beberapa yayasan di bawah
Departemen Pertahanan RI, maka pembinaan UPN "Veteran" Jawa Timur
beralih di bawah Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan (YKPP).
9. Sejak 6 Oktober 2014, UPN "Veteran" Jawa Timur menjadi Perguruan Tinggi
Negeri.
4.1.2 Visi dan Misi UPN “Veteran” J awa Timur
Seperti lembaga institusi pada umumnya, UPN “Veteran” Jawa Timur juga
memiliki Visi dan Misi. Visi dan Misi UPN “Veteran” Jawa Timur adalah
sebagai berikut:
Menjadi Universitas terdepan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta sumberdaya manusia yang dilandasi nilai dan semangat
kejuangan.
• Misi:
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi bermutu unggul untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang memiliki nilai-nilai intelektualitas tinggi,
mentalitas tangguh, moralitas luhur dan jasmani yang sehat.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi ramah lingkungan dan
kearifan lokal.
3. Mengembangkan sistem manajemen Universitas yang berkarakter
Nasionalisme dan kebangsaan.
4. Mengembangkan kerjasama dalam membangun masyarakat madani.
4.1.3 SIAMIK UPN “Veteran” J awa Timur
SIAMIK UPN “Veteran” Jawa Timur adalah suatu sistem informasi
akademik untuk mengelola KRS (Kartu Rencana Studi), KHS (Kartu Hasil Studi),
Transkrip serta hal hal yang berhubungan dengan kegiatan akademik mahasiswa
dalam penyelengaraan pendidikan di lingkungan UPN Veteran Jawa Timur.
SIAMIK UPN “Veteran” Jawa Timur mulai digunakan pada bulan juli tahun
1997. Pada awalnya SIAMIK UPN “Veteran” Jawa Timur masih berupa aplikasi
dekstop. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, saat ini SIAMIK
UPN “Veteran” Jawa Timur dapat diakses menggunakan internet maupun mobile
Gambar 4.1 Halaman Awal Website SIAMIK UPN “Veteran” J atim Gambar 4.1 merupakan halaman awal pada saat membuka website
SIAMIK yang berisikan informasi umum seperti pengertian SIAMIK,
pengumuman pendaftaran UTS, dan menu-menu yang tersusun secara horisontal
(atas) dan vertikal (samping kiri). Website tersebut dibuat dengan menggunakan
salah satu tools pemrograman yaitu Visual Basic dengan script yang bersifat
Gambar 4.2 Tampilan Website setelah mahasiswa Login
Gambar 4.2 menunjukkanTampilan website SIAMIK UPN “Veteran” Jatim
yang dapat diakses oleh mahasiswa yang sudah login terbagi dalam beberapa
menu utama, yaitu sebagai berikut:
1. Beranda
Merupakan tampilan singkat dari informasi yang ada pada website SIAMIK
seperti info pengumuman UTS semester ganjil TA.2014/2015, info
pengambilan KTM maba 2014, kalendar akademik TA. 2014/2015, dll.
2. KRS
Berisi informasi mengenai kartu rencana studi (KRS) mahasiswa yang berisi
tentang mata kuliah yang sudah dipilih. Jumlah mata kuliah dapat ditambah
pada combobox pilih kelas dan button tambah krs sesuai waktu pengisian krs
yang ditentukan. Pada semester ganjil th.ajaran 2014-2015 telah mulai
mahasiswa tidak dapat mencetak krs apabila krs tersebut belum divalidasi oleh
dosen wali.
3. KHS
Berisi informasi tentang nilai-nilai yang didapatkan selama satu semester yang
hasilnya tercetak pada kartu hasil studi (KHS).
4. Transkrip
Berisi informasi tentang nilai-nilai yang didapatkan selama masa perkuliahan
mulai awal masuk hingga semester akhir atau semester yang sedang berjalan
hasilnya tercetak pada transkrip.
5. Keluar
Menu untuk keluar dari SIAMIK.
Seiring dengan perkembangannya untuk terus meningkatkan layanan,
website SIAMIK UPN “Veteran” Jatim telah mengalami beberapa perubahan. Tetapi hanya untuk beberapa segi tampilan dan menu-menunya saja. Tampilan
website SIAMIK UPN “Veteran” Jatim.
4.2 Spesifikasi Pemodelan TAM
Indikator-indikator dalam mengevaluasi penerapan SIAMIK dalam
penelitian ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang juga menilai penerimaan
sistem dengan menggunakan pendekatan TAM yang telah dimodimodifikasi dari
versi TAM sebelumnya oleh Davis (1986). Dimensi Perceived Usefulness (PU)
terdiri atas 6 indikator, dimensi Perceived Ease of Use (PEOU) terdiri atas 6
indikator, dimensi Attitude Toward Usage (ATU) terdiri atas 5 indikator, dimensi
Use (BI) terdiri atas 4 indikator. Sehingga total indikator dengan metode TAM dalam penelitian ini berjumlahkan 25 Indikator.
4.3 Penyusunan dan Penyebaran Kuisioner
Berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan sebelumnya, maka
pembuatan kuisioner dapat dilakukan. Kuisioner berisikan pertanyaan/indikator
penilaian kualitas website bagi responden sebanyak 25 pertanyaan. Kuisioner
dibuat dengan menggunakan skala Likert (LSR) 1 yaitu sangat tidak setuju sampai
dengan 7 yaitu sangat setuju.
Kuisioner yang telah dibuat akan dilakukan survey uji coba untuk menguji
validitas dan reliabilitas atas pertanyaan/indikator yang ada pada kuisioner.
Jumlah sampel awal yang digunakan dalam uji validitas dan realibilitas ini adalah
30 responden yang diambil dari mahasiswa fakultas teknologi industri UPN
“Veteran” Jawa Timur. Jika pada hasil pengisian kuisioner terdapat pertanyaan
yang tidak memenuhi uji validitas dan reliabilitas maka kuisioner akan dilakukan
perbaikan dengan menghapus pertanyaan dalam pertanyaan yang tidak valid dan
reliabel. Kuisioner yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas menjadi
bahan untuk peyebaran kuisioner yang sebenarnya.
Jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian ini minimal adalah 100
responden yang diambil dari mahasiswa aktif UPN “Veteran” Jawa Timur mulai
dari angkatan 2008 sampai dengan angkatan 2014. Penentuan Jumlah minimal
responden tersebut diambil dengan mempertimbangkan populasi mahasiswa yang
cenderung homogen dari segi tingkat toleransi kesalahan sebesar 10%, maka
jumlah sampel yang diperoleh dari total populasi mahasiswa sebanyak 9031
Menurut Sugiono (1999),Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah probability sampling, yaitu teknik sampling (teknik pengambilan sampel)
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap individu populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. teknik probability sampling yang digunakan adalah
metode simple random sampling, yakni teknik pengambilan sampel yang
dilakukan secara acak random sampling, yakni teknik pengambilan sampel yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu
(dalam Harun, 2006).
Teknik pengambilan sampel tersebut digunakan untuk menentukan sampel
yang akan diambil di 6 fakultas, yakni 28 responden untuk fakultas teknologi
industri, 26 responden untuk fakultas ekonomi, 6 responden untuk fakultas
hukum, 22 responden untuk fakultas ilmu sosial dan politik, 14 responden untuk
fakultas teknik sipil dan perencanaan, terakhir adalah 4 responden untuk fakultas
pertanian. Sehingga total rsponden yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah 100 responden yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya dan dapat
dilihat pada tabel 3.8.
4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum dilakukan pengumpulan data penelitian, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui layak atau tidaknya setiap
atribut yang dipertanyakan dalam kuisioner. Pengambilan data ini dilakukan
secara offline dengan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa aktif UPN
“Veteran” Jawa Timur. Penyebaran kuisioner ini dilakukan pada tanggal 22
Oktober 2014. Data yang dikumpulkan akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas
dilakukan untuk mengkoreksi susunan kalimat maupun makna kata dalam
kuisioner agar mudah dipahami dan dimengerti oleh responden. Kuisioner yang
digunakan terdiri dari 5 dimensi yang dijelaskan oleh 25 indikator pertanyaan. Uji
validitas instrumen dilakukan dengan korelasi product moment (pearson),
sedangkan uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha.
4.4.1 Uji Validitas
Untuk melihat validitas instrumen/kuisioner dalam penelitian ini,
dilakukan dengan korelasi Product Moment (Pearson) pada masing-masing
variabel. Digunakannya korelasi Pearson karena dengan menggunkan korelasi
tersebut dapat menunjukkan tiap item dari pertanyaan mampu memberikan
dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap.
4.4.1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Perceived Usefulness (Persepsi
Kegunaan)
Hasil uji validitas dari 6 item indikator untuk instrumen Perceived
Usefulness terlihat seperti pada tabel 4.1 yang didapatkan dari hasil olah data dibawah ini:
Tabel 4.1 Hasil Uji validitas Instrumen Perceived Usefulness
Indikator Koefisien Relasi r tabel Keterangan
PU1 0,654 0,4522 Valid
PU2 0,801 0,4522 Valid
PU3 0,894 0,4522 Valid
PU4 0,888 0,4522 Valid
PU5 0,863 0,4522 Valid
PU6 0,768 0,4522 Valid
Berdasarkan perhitungan olah data Bivariate Pearson Correlation tabel
adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari koefisien relasi semua item pertanyaan
lebih besar dari r tabel (0,4522), r tabel didapat dari perhitungan taraf
signifikansi=0,01 dan df=23 (rumus 3.5) pada tabel r (lampiran 2), sehingga
disimpulkan ke-6 item pengukur pada kuisioner untuk instrumen Perceived
Usefulness ini mampu menghasilkan data yang dapat mewakili objek atau nilai
yang dibutuhkan untuk variabel Perceived Usefulness pada penelitian ini.
4.4.1.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Perceived Ease of Use (Per sepsi
Kemudahan)
Hasil uji validitas dari 6 item indikator untuk instrumen Perceived Ease of
Use terlihat seperti pada tabel 4.2 yang didapatkan dari hasil olah data dibawah
ini:
Tabel 4.2 Hasil Uji validitas Instrumen Perceived Ease of Use
Indikator Koefisien Relasi r tabel Keterangan
PEOU1 0,794 0,4522 Valid
PEOU2 0,502 0,4522 Valid
PEOU3 0,909 0,4522 Valid
PEOU4 0,863 0,4522 Valid
PEOU5 0,731 0,4522 Valid
PEOU6 0,799 0,4522 Valid
Berdasarkan perhitungan olah data Bivariate Pearson Correlation tabel
4.2, dapat diketahui ke 6 item pengukur pada variabel Perceived Ease of Use
adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari koefisien relasi semua item pertanyaan
lebih besar dari r tabel (0,4522), r tabel didapat dari perhitungan taraf
signifikansi=0,01 dan df=23 (rumus 3.5) pada tabel r (lampiran 2), sehingga
disimpulkan ke-6 item pengukur pada kuisioner untuk instrumen Perceived Ease
of Use ini mampu menghasilkan data yang dapat mewakili objek atau nilai yang
4.4.1.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Attitude Toward Usage (Sifat terhadap penggunaan)
Hasil uji validitas dari 5 item indikator untuk instrumen Attitude Toward
Usage terlihat seperti pada tabel 4.3 yang didapatkan dari hasil olah data dibawah ini:
Tabel 4.3 Hasil Uji validitas Instrumen Attitude Toward Usage
Indikator Koefisien Relasi r tabel Keterangan
ATU1 0,872 0,4522 Valid
ATU2 0,815 0,4522 Valid
ATU3 0,811 0,4522 Valid
ATU4 0,889 0,4522 Valid
ATU5 0,897 0,4522 Valid
Berdasarkan perhitungan olah data Bivariate Pearson Correlation tabel
4.3, dapat diketahui ke 5 item pengukur pada variabel Attitude Toward Usage
adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari koefisien relasi semua item pertanyaan
lebih besar dari r tabel (0,4522), r tabel didapat dari perhitungan taraf
signifikansi=0,01 dan df=23 (rumus 3.5) pada tabel r (lampiran 2), sehingga
disimpulkan ke-5 item pengukur pada kuisioner untuk instrumen Attitude Toward
Usage ini mampu menghasilkan data yang dapat mewakili objek atau nilai yang
dibutuhkan untuk variabel Attitude Toward Usage pada penelitian ini.
4.4.1.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Social Influence (Pengaruh Sosial)
Hasil uji validitas dari 4 item indikator untuk instrumen Social Influence
terlihat seperti pada tabel 4.4 yang didapatkan dari hasil olah data dibawah ini:
Tabel 4.4 Hasil Uji validitas Instrumen Social Influence
Indikator Koefisien Relasi r tabel Keterangan
SI1 0,794 0,4522 Valid
SI2 0,661 0,4522 Valid
SI3 0,553 0,4522 Valid
Berdasarkan perhitungan olah data Bivariate Pearson Correlation, dapat
diketahui ke 4 item pengukur pada variabel Social Influence adalah valid. Hal ini
dapat dilihat dari koefisien relasi semua item pertanyaan lebih besar dari r tabel
(0,4522), r tabel didapat dari perhitungan taraf signifikansi=0,01 dan df=23
(rumus 3.5) pada tabel r (lampiran 2), sehingga disimpulkan ke-4 item pengukur
pada kuisioner untuk instrumen Social Influence ini mampu menghasilkan data
yang dapat mewakili objek atau nilai yang dibutuhkan untuk variabel Social
Influence pada penelitian ini.
4.4.1.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Behavioral Intention to Use (Minat
Perilaku terhadap penggunaan)
Hasil uji validitas dari 4 item indikator untuk instrumen Behavioral
Intention to Use terlihat seperti pada tabel 4.5 yang didapatkan dari hasil olah data dibawah ini:
Tabel 4.5 Hasil Uji validitas Instrumen Behavioral Intention to Use
Indikator Koefisien Relasi r tabel Keterangan
BI1 0,817 0,4522 Valid
BI2 0,884 0,4522 Valid
BI3 0,850 0,4522 Valid
BI4 0,830 0,4522 Valid
Berdasarkan perhitungan olah data Bivariate Pearson Correlation,
dapat diketahui ke 4 item pengukur pada variabel Behavioral Intention to Use
adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari koefisien relasi semua item pertanyaan
lebih besar dari r tabel (0,4522), r tabel didapat dari perhitungan taraf
signifikansi=0,01 dan df=23 (rumus 3.5) pada tabel r (lampiran 2), sehingga
disimpulkan ke-4 item pengukur pada kuisioner untuk instrumen Behavioral
nilai yang dibutuhkan untuk variabel Behavioral Intention to Use pada penelitian ini.
4.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
Cronbach Alpha. Hasil uji reliabilitas instrumen untuk masing masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
4.4.2.1Uji Reliabilitas Instrumen Perceived Usefulness (Persepsi Kegunaan)
Hasil uji reliabilitas dari 6 item indikator untuk instrumen Perceived
Usefulness dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Perceived Usefulness
Croanbach’s Alpha N of items
0,893 6
Hasil perhitungan nilai reliabilitas Cronbach Alpha untuk instrumen
Perceived Usefulness diperoleh sebesar 0,893. Artinya 6 pertanyaan yang
dijadikan sebagai indikator pada instrumen Perceived Usefulness yang diuji
cobakan menunjukkan sangat reliabel, karena lebih dari 0,6.
4.4.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen Perceived Ease of Use (Per sepsi
Kemudahan)
Hasil uji reliabilitas dari 6 item indikator untuk instrumen Perceived Ease
of Use dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Perceived Ease of Use
Croanbach’s Alpha N of items
0,889 6
Hasil perhitungan nilai reliabilitas Cronbach Alpha untuk instrumen
dijadikan sebagai indikator pada instrumen Perceived Ease of Use yang diuji cobakan menunjukkan sangat reliabel, karena lebih dari 0,6.
4.4.2.3 Uji Reliabilitas Instrumen Attitude Toward Usage (Sifat terhadap
penggunaan)
Hasil uji reliabilitas dari 5 item indikator untuk instrumen Attitude Toward Usage
dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Attitude Toward Usage
Croanbach’s Alpha N of items
0,902 5
Hasil perhitungan nilai reliabilitas Cronbach Alpha untuk instrumen
Interaction Quality diperoleh sebesar 0,902. Artinya 5 pertanyaan yang dijadikan
sebagai indikator pada instrumen Attitude Toward Usage yang diuji cobakan
menunjukkan sangat reliabel, karena lebih dari 0,6.
4.4.2.4Uji Reliabilitas Instrumen Social Influence (Pengaruh Sosial)
Hasil uji reliabilitas dari 4 item indikator untuk instrumen Social Influence
dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Social Influence
Croanbach’s Alpha N of items
0,893 4
Hasil perhitungan nilai reliabilitas Cronbach Alpha untuk instrumen Social
Influence diperoleh sebesar 0,558 bila dibulatkan 0,6. Artinya 4 pertanyaan yang
dijadikan sebagai indikator pada instrumen Social Influence yang diuji cobakan
menunjukkan reliabel, karena sama dengan 0,6.
4.4.2.5 Uji Reliabilitas Instrumen Behavioral Intention to Use (Minat
Hasil uji reliabilitas dari 4 item indikator untuk instrumen Behavioral Intention to
Use dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Behavioral Intention to Use
Croanbach’s Alpha N of items
0,858 4
Hasil perhitungan nilai reliabilitas Cronbach Alpha untuk instrumen
Behavioral Intention to Use diperoleh sebesar 0,858. Artinya 4 pertanyaan yang
dijadikan sebagai indikator pada instrumen Social Influence yang diuji cobakan
menunjukkan sangat reliabel, karena lebih dari 0,6.
4.5 Analisa Data
Pada tahap ini akan dilakukan pengolahan data hasil kuisioner. Metode
analisis data yang digunakan dalam pengolahan data pada penelitian ini adalah
metode statistik SEM (Structural Equation Model). Kemudian akan dilanjutkan
dengan perhitungan hipotesis Chi Square.
4.5.1 Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif merupakan bagian dari statistika yang mempelajari cara
pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah untuk dipahami (Iqbal
Hasan, 2001). Analisa deskriptif hanya berhubungan dengan hal
menguraikan/memberikan keterangan mengenai suatu data/keadaan. Penarikan
kesimpulan pada analisis ini hanya ditujukan pada sekumpulan data guna
memberikan gambaran umum/ karakteristik tentang data yang diperoleh.
Analisa deskriptif ini berdasarkan deskripsi data responden dan deskripsi
jawaban responden berdasar kelima variabel TAM, yaitu Perceived Usefulness