• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN STATUS GIZI IBU NIFAS DI WILAYAH SUDIANG KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN STATUS GIZI IBU NIFAS DI WILAYAH SUDIANG KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

23

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN STATUS GIZI IBU

NIFAS DI WILAYAH SUDIANG KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA

MAKASSAR

Lydia Fanny1, Sirajuddin1

1

Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar

Abstract

Background: Postpartum mothers are a group that malnutrition so puerperal mothers need adequate nutrition. Nutrient intake in nursing mothers / postpartum is closely associated with the production of milk is needed to tumbuhk Embang baby. The quality and amount of intake zatgizi consumed by the mother will affect the nutritional status of mothers and children.

Objective: This study aimed to describe the macro-nutrient intake and nutritional status of mothers in the postpartum Sudiang Regional District of Biringkanaya Makassar. Methods: This study is descriptive researches with a total sample of 96 samples were selected by purposive sampling. Macro nutrient intake data obtained through food recall two times 24 hours. Nutritional status data obtained through anthropometric measures. Data are presented in tabular form and narrative.

Results: The results showed that protein intake is generally classified as good (46.9%), fat intake is generally classified as less (80.2%), and carbohydrate intake is generally classified as good (49.0%). Nutritional status of puerperal women classified as normal nutrition was 51 people (53.1%).

Suggestions: Recommended for other researchers who want to conduct research on postpartum mothers, in order to conduct further research and deeper relationship nutrient intake and nutritional status and quality of life for postpartum mothers both in villages and cities.

Keywords: Mother parturition, macro nutrients, nutritional status

LATAR BELAKANG

Usaha untuk meningkatkan kualitas hidup manusia salah satunya adalah pengaturan asupan zat gizi yang cukup selama periode seribu hari pertama kehidupan anak merupakan kondisi yang sangat penting terhadap kualitas hidup anak pada kehidupan yang akan datang (WHO, 2010).

Bayi yang mengalami kekurangan gizi pada awal kehidupan mereka (seribu hari pertama) akan menghadapi dua masalah pada kehidupan selanjutnya yaitu mereka cenderung mengalami kematian (sekitar 3 juta dari 6 juta kematian balita setiap tahun berhubungan dengan kekurangan gizi). Kedua, jika mereka tetap hidup, mereka beresiko mengalami cacat fisik dan mental (David Nabarro, 2010 dalam Nasruddin,2013).

Dalam masa nifas, ibu membutuhkan gizi yang cukup, gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi ibu sangat penting pada jumlah makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh pada jumlah ASI yang dihasilkan

AKI (Angka Kematian Ibu) merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) yang ke-5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko dari jumlah kematian ibu. Berdasarakan survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008 AKI Di Indonesia masih cukup tinggi yaitu sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup, angka

(2)

24

tersebut masih tertinggi di Asia, sementara target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab terbesar kematian ibu yang terjadi pada masa nifas yaitu pendarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%, dan lain-lain sebesar 11% (DepKes RI, 2008)

Jumlah kematian ibu maternal yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan pada tahun 2006 sebanyak 133 orang atau 101,56 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2007 sebanyak 143 kematian atau 92,89 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk tahun 2008 jumlah kematian ibu maternal mengalami penurunan menjadi 121 orang atau 78,84 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2009 menurun lagi menjadi 118 orang atau 78,84 per 100.000 KH. Kematian ibu maternal tersebut terdiri dari kematian ibu hamil (19%), kematian ibu bersalin (46%), dan kematian ibu nifas(35%).

METODE PENELITIAN Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dimana semua variabel diamati pada saat bersamaan yaitu asupan zat gizi makro dan status gizi.

Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Wilayah Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar pada bulan Desember 2014 sampai bulan Juni 2015.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah semua ibu nifas yang ada di Wilayah Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Sampel adalah ibu nifas yang memenuhi kriteria yang ada di Wilayah Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan metode

purpossive sampling,dengan kriteria sebagai berikut:

a. Ibu nifas.

b. Bersedia menjadi responden.

c. Penduduk tetap di wilayah pengumpulan data dasar.

d. Ibu dalam kondisi sehat.

e. Berada di tempat selama pengumpulan data.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data status gizi di peroleh dengan cara pengukuran antropometri yaitu berat badan dengan tinggi badan. Berat badan diperoleh melalui penimbangan menggunakan timbangan digital dan tinggi badan dengan Microtoice. Data asupan ibu nifas diperoleh

melalui wawancara kepada responden dengan bantuanformulirrecall.

Pengolahan Data dan Analisis Data

Penilaian status gizi diolah dengan menggunakan computer dengan aplikasi

NutriSurvey. Data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan komputer dan disajikan dengan menggunakan tabel disertai narasi.Penyajian dilakukan dengan membandingkan hasil dengan teori.

HASIL PENELITIAN Karakteristik Sampel Umur

Tabel 01

Distribusi Sampel Berdasarkan Umur di Wilayah Sudiang Kecamatan Biringkanaya

Kota Makassar Umur(Tahun) n % 19-29 30-49 42 54 43,8 56,3 Total 96 100

Berdasarkan tabel 01 menunjukkan bahwa dari 96 sampel yang berumur 19-29 tahun sebanyak 42 orang (43,8%) dan yang berumur 30-49 tahun sebanyak 54 orang (56,3%).

Pendidikan

Tabel 02

Distribusi Sampel Berdasarkan Pendidikan diWilayah Sudiang Kecamatan Biringkanaya

Kota Makassar Pendidikan n % Tidak pernah sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Perguruan Tinggi 1 0 10 15 39 31 1,0 0.0 10,4 15,6 40,6 32,33 Total 96 100

Berdasarkan data tabel 02 menunjukkan bahwa dari 96 sampel, didapatkan 1 orang (1,0%) tidak pernah sekolah, tamat SD sebanyak 10 orang (10,4%), tamat SMP sebanyak 15 orang (15,6%), tamat SMA sebanyak 39 orang (40,6%), dan perguruan tinggi sebanyak 31 orang (32,3%).

(3)

25

Pekerjaan

Tabel 03

Distribusi Sampel Berdasarkan Status Pekerjaan di Wilayah Sudiang Kecamatan

Biringkanaya Kota Makassar

Pekerjaan n % PNS/TNI/POLRI Karyawan Swasta Pedagang Pengusaha IRT Lainnya 9 5 1 1 76 4 9,4 5,2 1,0 1,0 79,2 4,2 Total 96 100

Berdasarkan tabel 03 menunjukkan bahwa dari 96 total sampel diperoleh pekerjaan sebagai PNS/TNI/Polri sebanyak 9 orang (9,4%), karyawan swasta sebanyak 5 orang (5,2%), pedagang sebanyak 1 orang (1,0%), pengusaha sebanyak 1 orang (1,0%), IRT/ibu rumah tangga sebanyak 76 orang

(79,2%), dan lainnya

(honorer,wiraswasta,mahasiswi) sebanyak 4 orang (4,2%)

Asupan protein

Tabel 04

Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Protein di Wilayah Sudiang Kecamatan Biringkanaya

Kota Makassar Asupan Protein n % Kurang Baik Lebih 31 45 20 32,3 46,9 20,8 Total 96 100

Berdasarkan tabel 05 menunjukkan bahwa dari 96 total sampel terdapat 45 orang (46,9%) yang memiliki asupan protein baik.

Asupan Lemak

Tabel 05

Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Lemak di Wilayah Sudiang Kecamatan Biringkanaya

Kota Makassar Asupan Lemak n % Kurang Baik Lebih 77 12 7 80,2 12,5 7,3 Total 96 100

Berdasarkan tabel 06 menunjukkan bahwa dari 96 total sampel terdapat 77 orang (80,2%) yang memiliki asupan protein kurang.

Asupan Karbohidrat

Tabel 06

Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Karbohidrat di Wilayah Sudiang Kecamatan

Biringkanaya Kota Makassar Asupan Karbohidrat n % Kurang Baik Lebih 38 47 11 39,6 49,0 11,5 Total 96 100

Berdasarkan tabel 07 menunjukkan bahwa dari 96 total sampel terdapat 47 orang (49,0%) yang memiliki asupan karbohidat baik.

Status Gizi

Tabel 7

Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi Sampel di Wilayah Sudiang Kecamatan

Biringkanaya Kota Makassar

Status Gizi n % Kurus Normal Gemuk 5 51 40 5,2 53,1 41,7 Total 96 100

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa dari 96 total sampel terdapat 51 orang (53,1%) yang memiliki status gizi normal.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan protein sampel dengan kategori kurang sebanyak 31 orang (32,3%), kategori baik sebanyak 45 orang (46,9%) dan kategori lebih sebanyak 20 orang (20,8%). Hal ini menunjukkan bahwa yang dominan ialah kategori baik, dikarenakan letak geografis dimana di Wilayah Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar dekat dengan pusat perbelanjaan dan juga mudah didapatkan para penjual keliling seperti penjual ikan, tahu/tempe, dan lain-lain.

Kebutuhan Protein selama masa menyusui/nifas membutuhkan protein tambahan di atas kebutuhan normal sebesar 20gr/hari. Dasar ketentuan ini ialah bahwa tiap 100 cc ASI mengandung 1,2 gr protein. Dengan demikian, 850 cc ASI mengandung 100 gr protein. Efisiensi konversi protein

(4)

26

makanan menjadi protein susu hanya 70% (dengan variasi perorangan). Peningkatan kebutuhan ini ditujukan bukan hanya untuk transformasi menjadi protein susu, tetapi juga untuk sintesis hormon yang memproduksi (prolaktin) serta yang mengeluarkan ASI (Oksitosin) (Arisman, 2010).

Asupan protein yang baik dapat digunakan sampel untuk memperbaiki atau mengganti sel-sel dalam tubuh yang telah rusak. Selain itu, apabila mengonsumsi protein dalam jumlah berlebihan juga akan memberikan dampak yaitu dapat memberatkan kerja ginjal dan hati (Fatmah, 2010). Asupan protein kurang biasanya terjadi pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Timbulnya penyakit defisiensi protein biasanya disertai dengan penyakit penyerta berupa infeksi terutama penyakit saluran pencernaan (Sulistyoningsih, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan lemak sampel dengan kategori kurang sebanyak 77 orang (80,2%), kategori baik sebanyak 12 orang (12,5%), dan kategori lebih sebanyak 7 orang (7,3%). Asupan lemak lebih dominan kurang, hal ini bisa disebabkan karena ada beberapa faktor, seperti faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab-akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan serta ketidaktahuan seringkali membawa dampak positif maupun negatif bagi kesehatan ibu dan anak. Rata-rata sampel dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang percaya akan hal pantangan, salah satunya ibu menghindari mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung mentega dan berminyak karena takut bayinya akan terkena diare.

Lemak untuk ibu menyusui berfungsi sebagai daya tahan tubuh. Lemak juga merupakan sumber energi paling padat, yang menghasilkan 9 kkal untuk setiap gram, yaitu 21/2 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama (Almatsier, 2003).

World Health Organization (WHO) menganjurkan konsumsi lemak berkisar 15-30% dari total kebutuhan energi. Jumlah tersebut dianggap memenuhi kebutuhan asam lemak esensial dan membantu penyerapan vitamin larut lemak. Jumlah kebutuhan tersebut paling banyak 10% bersal dari lemak jenuh dan 3-7% lemak tidak jenuh dan konsumsi kolesterol dianjukan kurang dari 300 mg sehari (Depkes, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan karbohidrat sampel dengan kategori

kurang sebanyak 38orang (39,6%), kategori baik sebanyak 47 orang (49,0%), dan kategori lebih sebanyak 11 orang (11,5%).Dominan asupan karbohidrat baik, hal ini dikarenakan rata-rata sampel adalah orang yang berpenghasilan cukup jadi bisa dikatakan mampu dari segi materi sehingga untuk membeli makanan bersumber karbohidrat mudah contohnya beras, jagung, dan lain-lain.

Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama pascapartum mencapai 500 kkal. Rekomendasi ini didasarkan pada asumsi bahwa tiap 100 cc ASI berkemampuan memasok 67-77 kkal. Efisiensi konversi energi susu sebesar rata-rata 80%, dengan kisaran 76-94%. Dari sini dapat diperkirakan besaran energi yang diperlukan menghasilkan 100 ccsusu, yaitu sekitar 85 kkal. Rata-rata produksi ASI sehari 850 cc yang berarti mengandung 600 kkal. Sementara itu, kalori yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyakitu adalah 750 kkal.Jika laktasi berlangsung lebih dari 3 bulan, dan selama itu berat badan ideal ibu menurun, berarti jumlah kalori tambahan harus ditingkatkan.

Karbohidrat didalam tubuh merupakan salah satu sumber energi utama selain itu karbohidrat berperan untuk membuat cadangan energi didalam tubuh dan dapat memberikan rasa kenyang. Setiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi menghasilkan energi sebesar 4 kkal bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian karbohidrat diubah langsung menjadi energi untuk aktivitas tubuh dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di otot (Almatsier, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian satatus gizi sampel dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT) yaitu berstatus gizi kurus sebanyak 5 orang (5,2%), gizi normal sebanyak 51 orang (53,1%), dan berstatus gizi gemuk sebanyak 40 orang (41,7%).

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zakaria dkk(2014) di Wilayah Kerja Puskesmas Marusu Kabupaten Maros, yang menunjukkan bahwa status gizi ibu nifas yang tergolong gizi kurus sebanyak 11 orang (15,3%), gizi normal sebanyak 46 orang (66,7%), dan gizi gemuk sebanyak 13 (18,1%). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan dan pemanfaatan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibedakan dalam tiga kelompok yaitu gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih (Almatsir, 2013).

Status gizi merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan status kesehatan seseorang. Status gizi yang baik, akan

(5)

27

mencerminkan status kesehatan yang baik

pula. Dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan status gizi merupakan faktor penentu untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Dalam tahap ini, sangat dibutuhkan sejumlah zat-zat gizi dengan komposisi seimbang, seseorang yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai kemampuan genetiknya dan intake zat gizi yang dikonsumsi. Kekurangan dan kelebihan gizi di manifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari standar. Pertumbuhan fisik sering dijadikan indikator untuk mengukur status gizi seseorang (Khomsan, 2010).

KESIMPULAN

1. Asupan zat gizi makro pada ibu nifas yaitu: asupan protein pada umumnya tergolong baik (46,9%), asupan lemak pada umumnya tergolong kurang (80,2%), dan asupan karbohidrat pada umumnya tergolong baik(49,0%).

2. Status gizi ibu nifas pada umumnya tergolong gizi normal sebanyak 51 orang (53,1%).

SARAN

1. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang ibu nifas, disarankan agar melakukan penelitian lebih lanjut dan lebih dalam tentang hubungan asupan zat gizi.

2. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang ibu nifas, disarankan agar meneliti tentang masalah–masalah asupan zat gizi baik asupan yang kurang maupun lebih.

3. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang ibu nifas, disarankan agar melakukan penelitian lebih lanjut dan lebih dalam tentang status gizi ibu nifas baik yang ada di desa maupun di kota.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2013. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.

Jakarta; PT.Gramedia Pustaka Utama. Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Edisi 2. Jakarta; Buku Kedokteran EGC.

Departemen Kesehatan RI. 2011. Rencana

Pembangunan Jangka Panjang

Bidang Kesehatan 2005-2025.

Jakarta.

Khomsan, Ali. 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta; PT.Raja grafindo Persada.

WHO. 2012. Indicators for assessing infant and young child feeding practices part2. Measurement geneva, world health organization.

Zakaria, dkk. 2014. Gambaran Status Gizi Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Marusu Kabupaten Maros. Makassar; Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Makassar.

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan beasiswa PPA dan BBP-PPA di APIKES Citra Medika Surakarta selama ini telah dijalankan dengan baik, namun demikian masih terdapat permasalahan sebagai berikut :

Mengenai tinjauan hukum Islam terhadap jual beli properti Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati didapati dari beberapa rujukan Al - Qur‟an maupun hadits yang telah

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melindungi, menyertai dan membimbing penulis dalam penyusunan naskah skripsi yang

Alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian adalah kuesioner (kuesioner kepuasan konsumen, kuesioner skala kepuasan kerja karyawan, kuesioner leadership ,

3 Penguasaan keterampilan gerak lari yang dimiliki siswa Sekolah Dasar 18 Pangkin Kabupaten Sekadau belum baik, ini terlihat dari rata-rata nilai yang

Kajian ini menggunakan pendekatan eksperimen kuasi yang lebih sesuai untuk bidang pendidikan (Creswell, 2008). Ini kerana dalam kajian eksperimen kuasi pengkaji tidak perlu

Word must have filtered back to the Campbells that Cameron was there because, by the time they reached the bottom of the slope, Ronny was shouldering his way to

Kepercayaan diri adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan menerima diri sendiri secara positif sehingga ia selalu bersikap optimis, tidak dikuasai rasa takut, tidak dikuasai