• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.2 (2012) 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.2 (2012) 1"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEMEN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Muhammad Syaifuddin Mifta Email: dion_nani@ymail.com

Siti Rokhmi Fuadati

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

In generally, there are two analysis that can be used by the investors before doing the stock investment, which are technical analysis and fundamental analysis. The technical analysis is a method through observing the fluctuation of the stock price historically in order to estimate the future stock prices. The observations toward historical stock price fluctuation is expected to give a description of the moving pattern of certain stock price. While, the fundamental analysis is an analysis technique which is related to company’s performance measurement about the company’s effectiveness and the efficiency in order to achieve the company’s goal. In order to conduct the fundamentals analysis it can be used the financial ratio, which are: current ratio, debt to equity ratio, return on equity and earnings per share.

The purpose of this research is to find out the influence of current ratio, debt to equity ratio, return on equity, and earnings per share toward stock price on the cement companies which is listed in Indonesia Stock Exchange both simultaneously and partially, also to test whether which one is the dominant influence toward stock price on the cement companies.

The hypotheses result show that the F value of 0.000, so that current ratio, debt to equity ratio, return on equity, and earnings per share are simultaneously influence toward stock price, because the sig 0.000 <  0.05.

Based on the partial calculation of sig value, the current ratio variable of 0.003, the sig value of return equity variable is 0.001, and sig value variable of earning per share is 0.000, so that the variable of current ratio, return on equity and earnings per share influence toward stock price because the sig value from those variables are < () 0.05, while the sig value of debt to equity ratio variable is 0.446, so that the debt to equity ratio variable has no influence toward stock price because the sig. value as much as 0.446 > () 0.05.

The result of the determination coefficient which has the dominant influence on the stock price is the earning per share because it has the highest coefficient determination which is 0.8118.

Key words: Financial Report, Financial Ratio, and Stock Price.

INTISARI

Secara umum ada dua analisis yang dapat digunakan oleh investor sebelum melakukan investasi saham, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisa teknikal yaitu suatu metode melalui pengamatan fluktuasi harga saham secara historis untuk memperkirakan harga saham yang akan datang. Pengamatan terhadap fluktuasi harga saham historis ini di harapkan dapat memberikan gambaran pola pergerakan harga saham tertentu. Sedangkan analisis fundamental merupakan teknik analisis yang berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya. Untuk menganalisis fundamental dapat menggunakan rasio keuangan yaitu: current ratio, debt to equity ratio, return on equity dan earning per share

(2)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share terhadap harga saham perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial, serta untuk menguji manakah yang dominan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan semen.

Hasil pengujian hipotesis secara simultan diperoleh nilai F sebesar 0,000, sehingga current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share secara simultan berpengaruh terhadap harga saham, karena sig 0,000 <  0,05.

Berdasar perhitungan secara parsial nilai sig. variabel current ratio sebesar 0,003, nilai sig. variabel return on equity 0,001, dan nilai sig. variabel earning per share 0,000, sehingga variabel current ratio, return on equity dan earning per share berpengaruh terhadap harga saham karena nilai sig. dari variabel tersebut < () 0,05, sedangkan nilai sig. variabel debt to equity ratio 0,446, sehingga variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham karena sig. 0,446 > () 0,05.

Hasil perhitungan koefisien determinasi variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham adalah earning pershare karena mempunyai nilai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar sebesar 0,8118.

Kata Kunci: laporan keuangan, rasio keuangan dan harga saham

PENDAHULUAN

Kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing sangat ditentukan pada kinerja perusahaan itu sendiri selanjutnya untuk mengetahui kinerja perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan dimana laporan keuangan tersebut berisi informasi-informasi yang menyangkut posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan. Akan tetapi dengan melihat laporan keuangan saja belum cukup untuk mengevaluasi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu perlu dilakukan analisis atas laporan keuangan sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diperoleh gambaran mengenai hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan. Disamping itu analisis laporan keuangan juga dapat digunakan untuk mengambil keputusan mengenai kondisi perusahaan secara keseluruhan. Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan dimasa lalu, saat ini dan kemungkinannya dimasa depan. Dalam rangka melakukan analisis untuk tujuan pengambilan keputusan, para analisis keuangan menggunakan informasi laporan keuangan.

Husnan (2004:310) secara umum ada dua analisis yang dapat digunakan oleh investor sebelum melakukan investasi saham, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisa teknikal yaitu suatu metode melalui pengamatan fluktuasi harga saham secara historis untuk memperkirakan harga saham yang akan datang. Pengamatan terhadap fluktuasi harga saham historis ini di harapkan dapat memberikan gambaran pola pergerakan harga saham tertentu, sedangkan analisis fundamental merupakan teknik analisis yang berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya. Untuk menganalisis fundamental dapat menggunakan rasio keuangan yaitu: current ratio, debt to equity ratio, return on equity dan earning per share.

Current ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar. Likuiditas perusahaan, menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya kas, surat berharga, piutang, persediaan. Semakin tinggi Current Ratio ini semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek, sehingga akan mempengaruhi investor dalam membeli saham perusahaan yang menyebabkan harga saham mengalami kenaikan. Namun semakin rendah Current Ratio, maka kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

(3)

finansial jangka pendek juga rendah sehingga harga saham perusahaan emiten mengalami penurunan.

Debt to equity mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini dapat menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tidak tertagihnya hutang. Resiko perusahaan dengan debt to equity yang tinggi akan berdampak negatif pada harga saham yang menyebabkan harga saham perusahaan mengalami penurunan.

Return on equity merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan pada modal (equity) yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Return on equity dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri yang digunakan dalam perusahaan. Jika rasio return on equity tinggi maka perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan profitabilitas sehingga akan berpengaruh pada kenaikan harga saham. Namun jika rasio return on equity rendah maka perusahaan mempunyai kemampuan yang rendah dalam menghasilkan profitabilitas, sehingga akan berpengaruh pada penurunan harga saham perusahaan.

Earning per share merupakan salah satu bentuk dari rasio pasar (market ratio) yang didapatkan dengan membagi laba bersih perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. Rasio laba per lembar saham ini mengukur profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham biasa. Informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dapat membantu investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang baik di masa mendatang. Semakin tinggi nilai earning per share suatu perusahaan, maka akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Studi empiris menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai earning per share suatu saham, maka semakin tinggi pula harga sahamnya dan akan meningkatkan return.

Dengan analisis tersebut, para investor ataupun calon investor dapat mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Apakah current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share secara simultan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?, (2) Apakah current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share secara parsial berpengaruh terhadap harga saham perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?, (3) Manakah diantara current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share secara simultan terhadap harga saham perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, (2) Mengetahui pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share secara parsial terhadap harga saham perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, (3) Mengetahui diantara current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share manakah yang dominan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(4)

TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Laporan Keuangan

Baridwan (2008:17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan, sedang Munawir (2007:5) mendefinisikan laporan keuangan adalah laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, di mana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.

Rasio Keuangan

Rasio-rasio keuangan dikembangkan dengan menggunakan data di neraca, laba rugi atau harga pasar saham. Karena ragam rasio ini sangat banyak perusahaan tidak harus mengetahui dan menganalisis semua rasio, sedapat mungkin perusahaan menganalisis rasio-rasio yang relevan dan kritis dalam mendukung keberhasilan manajemen (Moin, 2010:137).

Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka-angka dengan angka-angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan, sedangkan menurut Harahap (2008:218) rasio keuangan adalah perbandingan antara pos pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah suatu angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan sehingga dapat memberikan informasi tentang kondisi atau posisi keuangan suatu perusahaan.

Pengukuran Analisis Rasio Keuangan

Rasio-rasio yang biasa digunakan dalam analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo, terdiri dari: (a) rasio lancar (current ratio); (b) rasio sangat lancar (quick ratio) dan (c) rasio kas (cash ratio) (Kasmir, 2008:134)

2. Rasio Solvabilitas (Leverage) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi), terdiri dari: (a) Debt to assets ratio (debt ratio); (b) Debt to equity ratio dan (c) Times interest earned (Kasmir, 2008:155):

3. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya, terdiri dari: (a) perputaran persediaan (Inventory turn over); (b) perputaran piutang (Receivable turn over); (c) perputaran aktiva tetap (Fixed assets turn over), (d) perputaran aktiva (Assets turn over) (Kasmir, 2008:175)

(5)

4. Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi, terdiri dari: (a) profit margin (profit margin on sales); (b) Return on investment (ROI); dan (c) Return on equity (ROE) (Kasmir, 2008:199)

5. Rasio Pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasarkan pada sudut investor atau calon investor), meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini, terdiri dari (a) Price Earning Ratio (PER); (b) Earnings Per Share (EPS); dan (c) Pembayaran dividen (divident payout). Harga Saham

Harga saham diartikan sebagai harga pasar (market value) yaitu harga saham yang ditentukan dan dibentuk oleh mekanisme pasar modal. Harga saham pada hakikatnya merupakan penerimaan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga saham di bursa efek akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham. Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan eksternal (Sunariyah, 2003:170).

Pengaruh current ratio terhadap harga saham

Hanafi dan Halim (2007:77) current ratio memberi indikasi penting mengenai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, karena kalau kewajiban lancar melebihi aset lancar berarti perusahaan tidak akan membayar tagihan kewajiban. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar aset lancar diperkirakan akan dapat diukur atau diubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau kurang.

Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya kas, surat berharga, piutang, persediaan. Semakin besar current ratio ini semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek sehingga akan mempengaruhi investor dalam membeli saham perusahaan yang menyebabkan harga saham mengalami peningkatan. Pengaruh debt to equity ratio terhadap harga saham

Rasio ini memperlihatkan perbandingan kewajiban terhadap kekayaan yang dimiliki. Riduwan dan Barlian (2006:117) mengukur besarnya total aset yang dibiayai oleh kreditur perusahaan, maka akan semakin tinggi rasio tersebut dan semakin banyak uang kreditur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba. Sutrisno (2006:249) semakin tinggi debt to equity ratio, maka risiko keuangan pemegang saham atau kreditur juga semakin tinggi. Rasio ini menggambarkan dana total yang berasal dari kreditur, jika angkanya terlalu besar, berarti perusahaan mempunyai banyak kewajiban, yang tentunya akan menimbulkan risiko kesulitan membayar.

Pengaruh return on equity terhadap harga saham

Return on equity merupakan bagian dari salah satu rasio profitabilitas. Rasio ini mengukur seberapa besar aktivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Perusahaan yang mempunyai Return on equity yang tinggi berarti semakin efektif dan efisien di dalam menggunakan ekuitas untuk memperoleh laba dan sebaliknya semakin efektif dan efisien perusahaan dalam menggunakan ekuitas untuk memperoleh laba, maka nilai perusahaan itu akan semakin tinggi. Nilai suatu perusahaan yang tinggi akan berpengaruh terhadap harga saham.

Tandelilin (2006:240) menjelaskan bahwa dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting

(6)

diperhatikan sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberi return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor.

Pengaruh earning per share terhadap harga saham

Earning Per Share merupakan salah satu bentuk dari rasio pasar (market ratio) yang didapatkan dengan membagi laba bersih perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. Rasio laba per lembar saham ini mengukur profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham biasa. Informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dapat membantu investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang baik di masa mendatang. Semakin tinggi nilai Earning Per Share suatu perusahaan, maka akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Studi empiris menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai EPS suatu saham, maka semakin tinggi pula harga sahamnya dan akan meningkatkan return.

Penelitian Terdahulu

Respati (2007) meneliti tentang pengaruh return on equity, earning per share dan debt to equity ratio terhadap harga saham industri perusahaan otomotif di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian secara parsial variabel debt to equity ratio tidak signifikan berpengaruh terhadap harga saham, variabel return on equity mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham, dan variabel earning per share mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan hasil pengujian secara simultan variabel return on equity, earning per share dan debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dari ketiga variabel tersebut yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham industri perusahaan otomotif di BEJ adalah variabel earning per share.

Setyaningsih (2002) meneliti tentang “Pengaruh debt to equity ratio, earning per share, firm size dan return on equity terhadap harga saham perusahaan industri dasar dan kimia di Bursa Efek Jakarta 1992-1998”. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan harga saham perusahaan industri dasar dan kimia selama 1992-1998 dapat diprediksi dengan debt to equity ratio, earning per share, firm size dan return on equity. Namun demikian dalam penelitian ini semua variabel bebas kecuali debt to equity ratio dan firm size tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan hanya return on equity dan earning per share yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham industri dasar dan kimia tahun 1992-1998.

Rerangka Konseptual

Keterangan: Pengaruh secara Simultan , Pengaruh secaraparsial, Pengaruh dominan Sumber Data: Diolah peneliti

Gambar 1 Rerangka Konseptual Harga Saham (Y) Current Ratio (X1) Debt to Equity Ratio (X2) Return on Equity (X3) Earning per Share

(7)

Perumusan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan teoretis yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1: Current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H2: Current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H3: Earning per share berpengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam paradigma kuantitatif (Quantitative Paradigma), dimana penelitian ini menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro dan Supomo, 2002:12).

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Saham perusahaan semen yang masuk dalam 45; (2) Saham perusahaan semen yang aktif diperdagangkan di LQ-45; (3) Perusahaan semen dengan laporan keuangan yang dinyatakan dalam rupiah; (4) Laporan keuangan perusahaan semen tersedia di bursa efek.

Melihat adanya kriteria-kriteria tersebut di atas, dengan demikian ada tiga perusahaan semen yang memenuhi kriteria tersebut di atas yang dapat digunakan menjadi sampel dalam penelitian ini.

Tabel 1. Daftar Perusahaan Semen yang Digunakan Sebagai Sampel

Kode Perusahaan Nama Perusahaan

INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk SMCB PT Holcim Indonesia Tbk

Sumber Data: Bursa Efek Pojok STIESIA

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memanfaatkan laporan keuangan perusahaan semen di Pojok BEI STIESIA Surabaya dari tahun 2007 – 2011.

(8)

Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas atau independent variable, diberi symbol ‘X’ yaitu current ratio (CR), Debt to equity ratio (DER), Return on Equity (ROE), dan Earning per Share (EPS).

2. Variabel terikat atau dependent variable, diberi symbol ‘Y’ yaitu harga saham. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel independen

a. Current ratio (CR) sebagai variabel bebas (X1)

Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan perusahan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Teknik pengukuran variabel CR menggunakan satuan prosentase, dan dapat dirumuskan sebagai berikut (Kasmir, 2008:158): Lancar Hutang Lancar Aktiva  CR

b. Debt to equity Ratio (DER) sebagai variabel bebas (X2)

Rasio ini mengukur besarnya modal yang digunakan untuk menjamin hutang perusahaan. yang dibiayai oleh kreditur perusahaan, maka akan semakin tinggi rasio tersebut dan semakin banyak uang kreditur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba. Teknik pengukuran variabel DER menggunakan satuan prosentase, dan dapat dirumuskan sebagai berikut (Kasmir, 2008:158):

%

100

Ekuitas

Liabilitas

Total

Ratio

Debt

x

c. Return on Equity (ROE) sebagai variabel bebas (X3)

Rasio ini mengukur seberapa besar modal yang dipergunakan oleh perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Teknik pengukuran variabel ROE menggunakan satuan prosentase, dan dapat dirumuskan sebagai berikut (Kasmir, 2008:204):

Ekuitas pajak setelah bersih Laba OE R

d. Earning Per Share (EPS) sebagai variabel bebas (X4)

Merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Teknik pengukuran variabel menggunakan satuan rupiah dan dapat dirumuskan sebagai berikut (Kasmir, 2008:207): EPS = Saham Lembar Jumlah Bersih Laba 2. Variabel dependen

Dalam penelitian ini yang dimaksud harga saham adalah harga saham biasa yang diterbitkan oleh perusahaan, dimana harga tersebut adalah harga pasar. Dalam penelitian ini harga pasar yang digunakan dalam pengujian statistik adalah harga pasar pada akhir tahun pada saat closing price. Teknik pengukuran variabel menggunakan satuan rupiah.

(9)

Teknik Analisis Data Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas

Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance (Ghozali, 2011:106).

2. Uji Heterokedastisitas

Deteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik; dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual dari (Y prediksi–Y sebelumnya) yang telah di studentized (Ghozali, 2011:139).

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui korelasi antar anggota serangkaian data observasi baik data time series maupun cross section. Menurut Santoso (2009:219), secara umum untuk menentukan autokorelasi bisa diambil patokan sebagai berikut: (1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif; (2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi; dan (3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

4. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini dapat dilakukan dalam pendekatan grafik Uji normalitas menguji apakah dalam sebuah model regresi, baik variabel dependen maupun variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Santoso, 2009:214).

Uji Regresi Linier Berganda

Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2011:96). Bentuk umum persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut (Suharyadi dan Purwanto, 2007:532):

Y= a + b1CR+ b2DER+ b3ROE+ b4EPS + e

Dimana: Y= Harga saham, a = Konstanta, b1,b2, b3, b4 =Koefisien regresi dari variabel bebas, CR = Current ratio, DER = Debt to equity ratio, ROE = Return on equity, EPS= Earning per share, dan e = standar error.

Analisis koefisien korelasi (R) dan Analisis Koefisien Determinasi (R2) 1. Analisis Koefisien Korelasi (R)

Koefisien korelasi untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel (Ghozali, 2011:96). Pada penelitian ini untuk menunjukkan kuat atau lemahnya hubungan antara current ratio, debt to equity ratio, return on equity dan earning per share terhadap harga saham.

2. Analisis koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2011:97).

Interpretasi:

Jika nilai R2 mendekati 1, menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin kuat, sedangkan apabia Jika R2 mendekati 0 menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin lemah.

(10)

Pengujian Hipotesis 1. Uji F (Uji secara simultan)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98). kriteria pengujian secara simultan dengan tingkat signikan α = 5% yaitu sebagai berikut:

a. Jika p-value (pada kolom Sig.) > level of significant (0,05) maka H0 diterima yang berarti current ratio, debt to equity ratio, return on equity dan earning per share secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan semen di Bursa Efek Indonesia (Santoso, 2009:331).

b. Jika p-value (pada kolom Sig.) < level of significant (0,05) maka H0 ditolak yang berarti current ratio, debt to equity ratio, return on equity dan earning per share secara simultan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan semen di Bursa Efek Indonesia (Santoso, 2009:331).

2. Uji t (Uji secara parsial)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significant α = 0,05 sebagai berikut: a. Jika p-value (pada kolom Sig.) < level of significant (0,05) maka H0 diterima dan bi

ditolak yang berarti current ratio, debt to equity ratio, return on equity dan earning per share secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan semen di Bursa Efek Indonesia (Santoso, 2009:331).

b. Jika p-value (pada kolom Sig.) > level of significant (0,05) maka H0 ditolak dan bi diterima yang berarti current ratio, debt to equity ratio, return on equity dan earning per share secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan semen di Bursa Efek Indonesia (Santoso, 2009:331).

3. Koefisien Determinasi Parsial (r²)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi dari masing-masing variabel bebas (current ratio, debt to equity ratio, return on equity dan earning per share) terhadap variabel terikat (harga saham) secara parsial. Dimana analisis ini dinyatakan oleh besarnya kuadrat koefisien parsial atau dengan kata lain r2 = koefisien determinasi parsial (Sugiyono, 2009:260).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna antar variabel dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam penelitian ini maka digunakan korelasi matriks. Dari perhitungan estimasi korelasi matrik dengan program SPSS menunjukkan bahwa nilai tolerance dari seluruh variabel dependen lebih besar dari 0,10. Dan nilai VIF semua variabel bebas lebih kecil dari 10, sehingga tidak terjadi gejala korelasi antar variabel bebas.

Uji Heterokedastisitas

Uji asumsi regresi berganda heteroskedisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya gejala tersebut adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot antara residual

(11)

versus fit, dan hasil scatterplot dengan program SPSS tidak terjadi trend karena data titik-titik tersebar hampir secara merata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model diatas tidak terjadi gejala heterokedastisitas.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah antara anggota pengamatan dalam variabelvariabel bebas yang sama memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Jika ada, maka model kurang akurat dalam memprediksi. Nilai Durbin-Watson persamaan regresi pertama adalah 1,442 maka regresi bebas dari autokorelasi.

Uji normalitas

Dalam pengujian ini menggunakan pendekatan grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of regresion standard, dengan pengujian ini disyaratkan bahwa distribusi data penelitian harus mengikuti garis diagonal antara 0 dan pertemuan sumbu X dan Y. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa distribusi data mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan Regresi linier berganda, hasil perhitungan dengan bantuan program komputer SPSS 15, maka pengujian regresi linier berganda yang tampak dalam tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber : Hasil output SPSS

Berdasarkan hasil perhitungan tabel 1, diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = -96,685 + 14,097CR + 9,662DER + 113,503ROE + 20,473EPS + e Dari persamaan regresi di atas dapat diintepretasikan bahwa:

1. Konstanta (a) sebesar -96,685 artinya jika variabel current ratio, debt to equity ratio, return on equity, earning per share tetap atau sama dengan 0, maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar 96,685 satuan.

2. Koefisien regresi CR (b1) sebesar 14,097.

Besarnya koefisien b1 adalah 14,097 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara harga saham dengan dengan current ratio (CR). Tanda positif menunjukkan pengaruh current ratio (CR) searah terhadap harga saham yaitu jika variabel current ratio (CR) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan naik sebesar b1 yaitu 14,097 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

Coefficientsa -96.685 2267.344 -.043 .967 14.097 5.345 3.003 2.648 .003 9.662 12.523 7.090 .772 .466 113.503 29.491 20.141 3.849 .001 20.473 3.733 1.112 5.485 .000 (Constant) Current ratio Debt to equity ratio Return on equity Earning per share Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Harga Saham a.

(12)

3. Koefisien regresi DER (b2) sebesar 9,662.

Besarnya koefisien b2 adalah 9,662 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara harga saham dengan dengan debt to equity ratio (DER). Tanda positif menunjukkan pengaruh debt to equity ratio (DER) searah terhadap harga saham yaitu jika variabel debt to equity ratio (DER) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan naik sebesar b2 yaitu 9,662 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

4. Koefisien regresi ROE (b3) sebesar 113,503.

Besarnya koefisien b3 adalah 113,503 yang berarti menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara harga saham dengan dengan return on equity (ROE). Tanda positif menunjukkan pengaruh return on equity (ROE) searah terhadap harga saham yaitu jika variabel return on equity (ROE) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan naik sebesar b3 yaitu 113,503 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

5. Koefisien regresi EPS (b4) sebesar 20,473.

Besarnya koefisien b4 adalah 20,473 yang berarti menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara harga saham dengan dengan earning per share (EPS). Tanda positif menunjukkan pengaruh earning per share (EPS) searah terhadap harga saham yaitu jika variabel earning per share (EPS) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan naik sebesar b4 yaitu 20,473 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

Analisis Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)

Hasil perhitungan koefisien korelasi dan determinasi simultan disajikan pada tabel 2. Tabel 2

Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Sumber: Hasil output SPSS 15.

Nilai R berdasarkan tabel 3 sebesar 0,964, artinya arah dan keeratan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan adalah sangat kuat, sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,928 atau 92,8% artinya variabilitas variabel harga saham yang dapat dijelaskan oleh variabilitas current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share sebesar 92,8%, sedangkan sisanya sebesar 7,2%, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini.

Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji j F)

Untuk menguji hipotesis 1, dilakukan uji F yang menunjukkan pengaruh secara simultan atau bersama-sama. Hasil uji F sesuai dengan perhitungan SPSS 15 dapat dilihat pada lampiran seperti pada tabel 3 berikut ini:

Model Summary .964a .928 .900 1721.47928 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Earning per share, Return on

equity, Debt to equity ratio, Current ratio a.

(13)

Tabel 3

Hasil Perhitungan Uji F

Sumber: Hasil Output SPSS 15

Berdasarkan uji F menunjukkan bahwa nilai F sebesar 32,411 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena probabilitas signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05 (=5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Dengan demikian hipotesis pertama bahwa current ratio, debt to equty ratio, return on equity, dan earning per share berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi harga saham. Hasil peneltian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Respati (2007) dan Setyaningsih (2002) pada sampel dan periode data observasi yang berbeda.

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Untuk menguji hipotesis 2, digunakan uji t yang menunjukan pengaruh secara parsial dari masing-masing variabel. Berdasarkan olah data dengan SPSS 15, maka hasil perhitungan uji t tampak dalam tabel berikut:

Tabel 4 Hasil Analisis Uji t

Variabel t hitung Sig (α) Keterangan

Current ratio 2,648 0,003 0,05 Berpengaruh

Debt to equity ratio 0,772 0,466 0,05 Tidak berpengaruh

Return on equity 3,849 0,001 0,05 Berpengaruh

Earning per Share 5,485 0,000 0,05 Berpengaruh

Sumber : Hasil Output SPSS 15

Berdasarkan tabel 4 disimpulkan bahwa nilai signifikansi variabel current ratio sebesar 0,003. Berpengaruh current ratio (CR) terhadap harga saham karena perusahaan semen go public selama periode 2007-2011 mengalami peningkatan current ratio (CR), sehingga perusahaan-perusahaan itu dalam keadaan relatif likuid, sehingga dipertimbangkan oleh investor untuk berinvestasi. Jika nilai aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancar maka current ratio akan semakin tinggi. Sebaliknya, jika nilai aktiva lancar lebih kecil daripada hutang lancar maka nilai current ratio akan semakin rendah. Dengan demikian semakin tinggi current ratio berarti semakin kecil resiko yang harus ditanggung oleh investor.

ANOVAb 3.8E+008 4 96051053.58 32.411 .000a 29634909 10 2963490.903 4.1E+008 14 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Earning per share, Return on equity, Debt to equity ratio, Current ratio

a.

Dependent Variable: Harga saham b.

(14)

Nilai signifikansi variabel return on equity 0,001. Berpengaruhnya ROE terhadap harga saham karena perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dari aset yang diinvestasikan. ROE mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Semakin tinggi ROE semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham. Bagi investor ini merupakan ukuran keberhasilan manajemen dalam mendayagunakan modalnya untuk menghasilkan keuntungan. Semakin besar ROE menandakan bahwa semakin baik perusahaan dalam mensejahterakan para pemegang saham.

Nilai signifikansi variabel earning per share 0,000. Berpengaruhnya EPS terhadap harga saham, karena EPS menunjukkan laba bersih perusahaan yang siap dibagikan ke semua pemegang saham perusahaan cenderung mengalami kenaikan, dimana EPS tersebut dapat diketahui dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. EPS merupakan indikator yang penting dipertimbangkan oleh para pemegang saham. Bagi para calon investor, EPS dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk investasi di pasar modal terutama hasil yang diharapkan dari dividen yang akan dibayar oleh perusahaan publik. Hasil ini mengindikasi bahwa EPS merupakan satu-satunya variabel yang digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh manajemen dalam pembayaran dividen kas. Dengan hasil ini maka para pemegang saham sangat penting mempertimbangkan besarnya EPS dalam rangka memprediksi besarnya dividen yang akan diterima.

Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham karena sig. 0,446 > () 0,05. Tidak terdapatnya pengaruh yang signifikan antara debt to equity ratio (DER) terhadap harga saham karena proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya yang berasal dari hutang (pinjaman) yang mencapai 219,32%. Dengan adanya DER (debt to equity ratio) yang cenderung meningkat maka tidak dipertimbangkan oleh kreditur untuk memberikan pinjaman. Proporsi hutang yang semakin besar, akan menimbulkan resiko yang juga besar, dan para kreditur akan menetapkan tingkat keuntungan yang lebih besar lagi terhadap setiap rupiah yang ditanam di perusahaan tersebut, sehingga nilai perusahaan cenderung akan turun. Penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan profitabilitas, di lain pihak, hutang yang tinggi juga meningkatkan resiko. Jika penjualan tinggi maka perusahaan bisa memperoleh keuntungan yang tinggi namun sebaliknya jika penjualan turun perusahaan terpaksa bisa mengalami kerugian karena adanya beban bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan (Hanafi, 2008:41).

Koefisien Korelasi Parsial

Hasil perhitungan koefisien korelasi parsial disajikan pada tabel 5 untuk menguji hipotesis 3.

Tabel 5

Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial

Variabel r r2

Current ratio 0,467 0,2181

Debt to equity ratio 0,380 0,1444

Return on equity 0,775 0,6006

Earning per share 0,901 0,8118

Sumber: Hasil output SPSS 15

Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa nilai korelasi parsial (r2) terbesar adalah untuk variabel

(15)

0,8118. Earning per share berpengaruh dominan terhadap harga saham, karena bagi para calon investor, earning per share dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk investasi di pasar modal terutama hasil yang diharapkan dari dividen yang akan dibayar oleh perusahaan publik. Hasil ini mengindikasi bahwa earning per share merupakan satu-satunya variabel yang digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh manajemen dalam pembayaran dividen kas. Dengan hasil ini maka para pemegang saham sangat penting mempertimbangkan besarnya earning per share dalam rangka memprediksi besarnya dividen yang akan diterima

Semakin tinggi earning per share suatu perusahaan, maka akan menggembirakan pemegang saham karena karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Studi empiris menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai earning per share suatu saham, maka semakin tinggi pula harga sahamnya dan akan meningkatkan return.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Berdasar hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000, sehingga current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share secara simultan berpengaruh terhadap harga saham, karena signifikansi 0,000 <  0,05.

2. Berdasar perhitungan secara parsial nilai sig. variabel current ratio sebesar 0,003, nilai sig. variabel return on equity 0,001, dan nilai signifikansi variabel earning per share 0,000, sehingga variabel current ratio, return on equity dan earning per share berpengaruh terhadap harga saham karena nilai signifikansi dari variabel tersebut < () 0,05, sedangkan nilai signifikansi variabel debt to equity ratio 0,446, sehingga variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham karena signifikansi 0,446 > () 0,05. 3. Hasil perhitungan koefisien determinasi parsial variabel yang mempunyai pengaruh

dominan terhadapa harga saham adalah variabel earning per share karena mempunyai nilai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 0,8118.

4. Nilai R square (R2) sebesar 0,928 yang berarti bahwa kontribusi dari variabel current ratio,

debt to equity ratio, return on equity dan earning per share terhadap harga saham sebesar 92,8%, sedang sisanya sebesar 7,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Saran

1. Perusahaan semen hendaknya mempertahankan kemampuan dalam menghasilkan laba yang dicapai selama ini, karena ROE merupakan ukuran keberhasilan manajemen dalam mendayagunakan modal yang ada untuk menghasilkan laba, dimana semakin besar laba yang dihasilkan semakin besar pula EPSnya, sehingga berdampak pada harga saham meningkat.

2. Bagi investor sebaiknya juga mempertimbangkan faktor-faktor diluar tolok ukur current ratio, debt to equity ratio, return on equity dan earning per share menginvestasikan dananya dalam saham perusahaan semen.

3. Disarankan untuk penelitian berikutnya meneliti perusahaan dari sektor lain (perbankan, asuransi, transportasi, perdagangan, dan sebagainya) agar hasil penelitian nantinya mampu menggambarkan secara menyeluruh keadaan perusahaan go public di Indonesia. 4. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel perusahaan yang lebih banyak

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Z. 2008. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Cetakan Kedua. Yogyakarta. Penerbit BPFE.

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi Kelima. Semarang. Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanafi, M. M. dan Halim, A. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Yogyakarta. Penerbit UPP AMP YKPN.

_______. 2007. Manajemen Keuangan. Yogyakarta. Penerbit BPFE.

Husnan, S. 2004. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: Penerbit UPP-AMP YKPN.

Indriantoro, N dan Supomo, B. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Yogyakarta. Penerbit BPFE.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. Penerbit PT Rajagrafindo Persada. Moin, A. 2010. Merger, Akuisisi dan Divestasi. Edisi Kedua. Yogyakarta. Penerbit Ekonisia. Munawir, S. 2008. Analisis laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Keempat belas.

Yogyakarta. Penerbit Liberty.

Respati, W. 2007. Analisis Pengaruh Return on Equity, Earning per Share dan Debt to Equity Terhadap Harga Saham Industri Otomotif Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Keuangan 8 (3): 217-230.

Riduwan, D. dan Barlian, I. 2006. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi Kedua. Cetakan Kedua. Yogyakarta. Penerbit UPP STIM YKPN.

Setyaningsih. 2002. Pengaruh Analisis Debt Equity Ratio, Earning Per Share, Firm Size dan Return on equity Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Jakarta 1992-1998. Jurnal Ekonomi dan Keuangan 5 (2): 99-119.

Samsul, M. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta. Penerbit Erlangga.

_______. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta. Elex Media Komputindo.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Sepuluh. Bandung. Alfabeta.

________. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ketigabelas. Bandung. Alfabeta.

Suharyadi dan Purwanto. 2007. Statistika untuk Ekonomi & Keuangan Modern. Jakarta. Salemba Empat.

Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga. Yogyakarta. Penerbit UPP AMP YKPN.

Sutrisno. 2006. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta. Ekonisia.

Tambupolon, M. P. 2005. Manajemen Keuangan; Konseptual, Problem & Studi Kasus. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Bogor. Ghalia Indonesia.

Tandelilin, E. 2006. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta. Penerbit BPFE.

Gambar

Gambar 1  Rerangka Konseptual  Harga Saham (Y) Current Ratio (X1) Debt to Equity Ratio (X2) Return on Equity (X3)
Tabel 4  Hasil Analisis Uji t

Referensi

Dokumen terkait

Semua Dosen dan Staf Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang terima kasih untuk ilmu dan semua – semuanya.. Polsri pendidikan paling indah dari

Strategi Penghidupan Saat Musim Hujan Ketika Musim Hujan Tiba Hal yang dilakaukan dalam mengatasi musim hujan Saat pendapat an lebih kecil dari pengeluar an P er a ji n

A manufacturer determines that when x hundred units of a particular commodity are produced, they can all be sold for a unit price given by the demand function p=60-x dollars..

Simpulan penelitian ini adalah: (1) struktur yang terdapat dalam novel MKkarya Retni SB: tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa, (2)

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kuat tekan, modulus elastisitas, kuat tarik belah dan kuat lentur dari benda uji beton yang menggunakan serbuk kaca sebagai

1 Harapan saya, pihak CU Merdeka unit Penceren dalam. menangani nasabah memberikan kemudahan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai maksimum butiran, nilai rata- rata pada kombinasi gradasi, dan nilai pengaruh sifat marshal dengan mengkombinasikan penambahan abu

Capaian Program Jumlah cakupan (jenis) layanan administrasi perkantoran yang dilaksanakan sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku.