PENINGKATAN PRESTASI PEM3ELAJARAN FIKIH
MELALUI METODE DEMONSTRASI
PAD A SISWA KELAS III
MI TARBIYATUL ULUM JEMBRAK,
KECAMATAN PEBELAN, KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
AT1K MUZDALIFIYATI NIM 11407084
PROGRAM STUD! PENDIDIKAN AG AM A ISLAM JURUSAN TARBIYAH
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Station 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721
W eb site : w w w .s ta in s a ia tig a .a c .id E - m a i l : ad m in is tra s i@ s ta in s a la tig a .a c .id
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp '
-Hal : Pengajuan Skripsi Salatiga, Agustus 2009
Kepada
Yth. Ketua STAIN
Di Salatiga
Assalamu ’alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini. kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa:
Nama : ATIK MUZDALIFIYATI
NIM : 11407084
Jurusan / Progdi : Tarbiyah/PAI
Judul : PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN
FIKIH MELALUI METODE DEMONSTRASI
PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUL
ULUM JEMBRAK, KECAMATAN PABELAN,
KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2009/2010
Umuk diujikan dalam sidang munaqasyah.
Demikian untuk menjadi periksa.
Wassalamu ’alaikum. Wr. Wb.
LllMHAH KONSULiASI h kK iP S I NAMA MAHASiSWA: ...
N I M : ... PEMBIMBING : . ' r j f l f l . . . .V.C.;/fkA ■
ASS. PEMBIMBING : ...
j u d u l : ...{U ftW .. . . t ? M . ..f ^ . . . . A M ^ . . .# $ 9 M.,
. PAPA. AA1:A . a a c.p>^t ul ..uuUA__
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
JL Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721
W e b s ite : w w w .s ta in s a la tii’ a .a c .id E - m a i l : a d m in is tra s i@ s ta in s a la tig a .a c .id
PENGESAHAN
Skripsi saudari : Atik Muzdalifiyati dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11407084 yang berjudul : PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN FIKIH MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS HI Ml TARBIYATUL ULUM JEMBRAK, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 telah dimunaqosyahkah dalam sidang panitia ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga pada hari : Sabtu, tanggal : 29 Agustus 2009 M yang bertepatan dengan tangggal : 8 Ramadhan 1430 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dengan Ilmu Tarbiyah.
Salatiga, 29 Agustus 2009 M
8 Ramadhan 1430 H N l / 19441211165601001
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
JL Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721
W e b s ite : w w w .s ta in s a la tiu a ac.id E - m a i l : ad m in is tra s i@ s ta in s a la tig a .a c .id
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila di kemudian hari temyata terdapat meteri atau pikiran-pikiran orang
lain diluar referensi yang penulis cantumkan,maka peneliti sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian ini di hadapan sidang munaqosyah
skripsi.
Demikian deklarasi ini d* buat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 19 Agustus 2009
Penulis
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA //. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706,323 433 Salatiga 50721
W eb site : w w w .s ta in s a la tig a .a c .id E - m a i ! : a d m in is tra s i@ s ta in s a ia tig a .a c .id
MOTTO
BELAJAR SEPANJANG MASA BERKARYA SEPANJANG HIDUP,
MENGABDI SEANJANG HAYAT
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
J i Station 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721
W e b s ite : w w w .s ta in s a la tig a .a c .id E - m a i l : a d m in istrasi@ stain salatig a.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Suamiku tercinta yang selalu setia menemani dan membimbingku dalam
mencari hakekat kebenaran dan jati diri untuk menemukan Al-Iiaq
2. Anak-anakku sayang. Dipundakkalian bertumpu masa depan bangsa dan
keluarga, bangsa dan umat ini. Semoga Allah selalu mernbimbing kalian
untuk beijuang demi kejayaan bangsa.
3. Sahabat-sahabatku, terima kasih telah sudi menemani saya dalam suka dan
duka. Semoga kita dapat meneruskan persahabatan ini selamanya
4. Untuk seluruh keluargaku, umat Muslim dan kaum Nahdliyin dimanapun
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
ABSTRAK
Muzdalifiati, Atik. 2009. Peningkatan Prestasi Pembelajaran Fikih Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas III M I Tarbiyatul Ulum Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: H. Muh. Irfan Hilmy, Lc., MA.
Kata kunci: metode demonstrasi dan pembelajaran Fikih.
Rendahnya mutu pendidikan yang selama ini dikeluhkan oleh masyarakat
menjadi suatu masalah yang menggejala. Rendahnya pendidikan kemungkinan salah
satu sebabnya adalah tidak dihbatkannya kognisi siswa oleh guru dalam
pembelajaran. Untuk melibatkan kognisi siswa secara akurat akan digunakan metode
Demonstrasi dalam pembelajaran.
Dalam penelitian ini, akan penlis fokuskan pada beberapa permasaaan
seperti di bawah ini : apakah melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan minat
belajar dapat meningkatkan penguasaan mated Fikih dan Apakah pembelajaran Fikih
melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III MI
Tarbiyatul Ulum Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.
Dalam penggunaan metode demonstrasi ini, siswa terlebih dahlu diberi
contoh kemudian mengikuti apa yang dicontohlan oleh per.eliti. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa penguasaan mated, minat belajar dan prestasi belajar siswa
mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan sbahwa metode demonstrasi tepat
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
JL Station 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721
W e b s ite : w w w .s ta in s a la tig a .a c .id E - m a i l : a d m in is tra s i@ s ta in s a la tig a .a c .id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas segala karunia dari Allah SWT, tanpa sadar sampai detik
ini kita masih diberi denyut nafas kehidupan dalam menempuh hidup memerankan
diri sebagai Khalifatullah dimuka bumi dan sebagai Abdullah (hamba Allah).
Teriring Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW
sebagai tauladan dalam mengangkat derajat kaum M ustad’afiin, sehingga karena tauladan beliaulah saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul :
PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN FIKIH MELALUI METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUL ULUM
JEMBRAK, KECAMATAN PABELAN. KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2009/201OV/
Karena kemampuan penulis yang masih terbatas, maka di dalam
penyusunan skripsi ini mungkin terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis
dengan rendah hati dan langan terbuka akan menerima masukan, kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempumaan skripsi ini.
Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adaiah untuk memenuhi
syarat dar. kevvajiban gurta memperoieh gelar Saijana Pendidikan Agama Islam
dalam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA //. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721
W e b s ite : w w w .s ta in s a la tig a .a c .id E - m a i l : a d m in is tra s i@ s ta in s a la tig a .a c .id
1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.
2. H. Muh. Irfan Hilmy, Lc,. MA selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian. kesabaran.
dan keikhlasan.
3. Bapak Ibu dosen yang dengan keikhlasan memberikan ilmu dan pengetahuan
selama menuntut ilmu di STAIN Salatiga.
4. Kepada Pihak Madrasah dan rekan-relan gru yang sangat
5. Buat suamiku tercinta yang selalu sabar mendampingi.
Kepada mereka semua, penulis tidak dapat memberikan balasan apapun.
Hanya untaian kata terima kasih serta doa semoga Allah SWT membalas semua amal
baik yang telah diberikan kepada penuiis.
Akhimya, hanya kepada Allah SWT penulis memohon petunjuk dan
hidayah. Semoga tulisan ini bermanfaat. Amin.
Salatiga, 19 Agustus 2009
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Saladga 50721
W e b s ite : w w w .s ta in s a la tiu a .a c .id E - m a i l : ad m in is tra s i@ s ta in s a la tig a .a c .id
DAFTAR TABEL
TABELI INSTRUMEN PENELITIAN PENGGUNAAN METODE
DEMONSTRASI... 13
TABEL II LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I DENGAN SASARAN
PENULIS... 63
TABEL III LEMBAR OBSERVASI UNSUR PERHATIAN DAN
MINAT SISWA PADA SIKLUS 1... 64
TABEL IV LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II DENGAN SASARAN
PENULIS... 72
TABEL V LEMBAR OBSERVASI UNSUR PERHATIAN DAN
MINAT SISWA PADA SIKLUS II... 73
TABEL VI LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II DENGAN SASARAN
PENULIS... 80
TABEL VII DATA LEMBAR OBSERVASI UNSUR PERHATIAN DAN
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
JL Station 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721
W e b s ite : w w w .s ta in s a la tig a .a c .id E - m a i l : a d m in is tra s i@ s ta in s a la tig a .a c .id A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 6
2. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas... 19
3. Karakteristik P T K ... 19
4. Jenis-Jenis PTK ... 21
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721
W e b s ite : w w w .s ta in s a la tiiia .a c .id E - m a i l : a d m in is tra s i@ s ta in s a la tig a .a c .id
1. Pengertian... ... 24
2. Langkah-Langkah Persiapan Demonstrasi ... 26
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi... 27
4. Syarat-Syarat Pelaksanaan Demonstrasi ... 29
5. Batas-Batas Metode Demonstrasi... 30
6. Skenario Pelaksanaan Demonstrasi... 31
C. F ikih... 31
1. Pengertian... 31
2. Pembagian Ilmu F ikih... 32
3. Fikih Sebagai Materi Pelajaran Di M I... 33
4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Fikih... 34
5. Metode M engajar... 40
BAB III METODE PENELITIAN A. O'bjek Tindakan ... 41
B. Subjek Penelitian... 43
C. Metode Pengumpulan D ata... 45
1. Langkah-Langkah Menganalisa D ata... 54
2. Teknik Analisa Data ... 55
BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Setting Penelitian ... 56
1. Persiapan Penelitian... 58
2. Deskripsi Siklus I ... 60
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
J l Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721
W eb site : w w w .s ta in s a la tig a .a c .id E - m a i l : a d m in is tra s i@ s ta in s a la tig a .a c .id
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ... 91
B. Saran ... ... 92
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak sebagai buah hati orang tua merupakan sebuah amanah dan Allah
SWT yang haras dipertanggungjawabkan oleh mereka. Pertanggungjawaban
besar, sehingga pihak orang tua haras berasaha memberikan bimbingan
pendidikan dengan sebaik-baiknya. Telah disebutkan dalam sabda Rasulullah
yang dinwayatkan oleh Ibnu Umar r.a.:
Artinya : “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan ditanya/diminta tetang kepemimpinannya (tanggung jaw ab)” (Teijemah Riadhus Shalihin, Drs. Muslich Shabir, MA, 2004:335)
Orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga untuk mendidik
agar menjadi anak yang berprestasi di sekolah-sekolah, orang tua haras dapat
memperhatikan dan dapat memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani. Prestasi
belajar si anak di sekolah bukan semata-mata merupakan hasil proses belajar di
sekolah saja melainkan ditunjang dari peran orang tua di rumah Seperti tersurat
dalam surat An-Nisa' ayat 9 sebagai berikut:
* o o, ^ , , , x ^ ^v? . e»
Ull I jid f \ji\U UU-si? Aj^i \ j t f J> °ji ^JlJl
, * ✓ % * 0 J ^ *'■ • I f° ••
U ijC u > r ^ r ,
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar" (Al-Qur'an dan Teijemah,
1989:116)
Di samping orang tua mempunyai kepuasan atas pendidikan anak, mereka
juga haras memelihara keselamatan kehidupan keluarganya. Sebagaimana finnan
Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat At-Tahrim: 6, sebagai berikut:
/ / O . y ^ 0
* ^ o. #, ^ l , **#. .sSo f s e S ° f' 0 S ' t0 - i# A-’, ^ 0 • (i i ' t ^
d j ^ U ) l U oj S j I j U - Os- Ia )j tJ» \j Xa) ^ J U l Ig Jlb
’f X y l £ ill 'd ’j ^ i U St i u i
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka... ” (Departemen Agama RI,1995:561).
Islam menganggap betapa pentingnya mendidik anak sejak dalam
keluarga, hal ini termaktub dalam Surat Luqman ayat 13.
o* o % » ^ y } « ^ o. | . / # . 0* ^ ^ 0 0
■** t I t * s' t 0 > % t> * s s O
^ ^ oi a j j l a > - u > 3 *41} o i i i i j u
Artinya : "Dan ingatlah ketika Luqman berkaia kepada anaknya diwaktu ia memberikan pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Mahmus Yunus,
1992:604)
5ampai sekarang pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa
berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar.
Dalam menjalankan tugasnya, secara ideal guru merupakan agen pembaharuan. Sebagai agen pembaharuan, g’lru diharapkan selalu melakukan langkah-langkah inovatif berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukannya. Langkah inovatif sebagai bentuk perubahan paradigma guru tersebut dapat dilihat dari pemahaman dan penerapan guru tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK sangat mendukung program peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah yang muaranya adalah peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini, karena dalam proses pembelajaran, guru adalah praktisi dan teoretisi yang sangat menentukan. Peningkatan kualitas pembelajaran, merupakan tuntutan logis dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks) yang semakin pesat.
Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan, sehingga proses pendidikan dan pembelajaran yang inovatif dan hasil belajar yang lebih baik, dapat diwujudkan secara sistematis. Upaya PTK diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar ( learning culture) di kalangan guru-siswa di sekolah.
dengan keterbatasan fasilitas di lingkungan MI Tarbiyatul Ulum Jembrak,
Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, namun guru tetap dituntut untuk
dapat mengoptimalkan proses pembelajaran.
Metode Demonstrasi Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan
bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa
memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan
dari satu permasalahan ke permasalahan lainnya. Ide yang paling mendasar dari
model ini adalah siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan
sesuatu yang bergtma bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide yang mereka
peroleh dari materi belajar.
Metode demonstrasi memungkinkan pembelajaran yang tenang dan
menyenangkan karena pembelajaran dapat dilakukan secara alamiah, sehingga
siswa dapat mempraktekkan secara langsung dari apa yang dipelajarinya. Metode
demonstrasi mendorong siswa memahami hakekat, makna dan manfaat belajar
sehingga memungkinkan siswa rajin dan termotivasi untuk senantiasa belajar,
bahkan kecanduan belajar
Dalam menjalankan tugasnya, secara ideal guru merupakan agen
pembaharuan. Sebagai agen pembaharuan, guru diharapkan selalu melakukan
pembelajaran yang telah dilakukannya. Langkah inovatif sebagai bentuk
perubahan paradigma guru tersebut dapat dilihat dari pemahaman dan penerapan
guru tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK sangat mendukung program
peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah yang muaranya adalah peningkatan
kualitas pendidikan. Hal ini, karena dal am proses pembelajaran, guru adalah
praktisi dan teoretisi yang sangat menentukan. Peningkatan kualitas
pembelajaran, merupakan tuntutan logis dari perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (Ipteks) yang semakin pesat. Dengan menggunakan Metode
demonstrasi di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten
Semarang diharapkan dapat merubah proses pembelajaran Fikih menjadi lebih
optimal. Siswa menjadi termotivasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran
sehingga hasil pembelajaran menjadi lebih baik.
Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu menemukan
formula yang tepat untuk diterapkan sebagai metode atau strategi dalam proses
pembelajaran, dalam hal ini penulis merumuskan judul : PENINGKATAN
PRESTASI PEMBELAJARAN FIKIH MELALUI METODE DEMONSTRASI
PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUL ULUM JEMBRAK,
KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian
dalam bentuk pertanyaan berikut ini:
1. Apakah pembelajaran Fikih melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan
minat belajar siswa kelas III MI Tarbiyatul Ulum Jembrak, Kecamatan
Pabelan, Kabupaten Semarang?
2. Apakah pembelajaran Fikih melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan
penguasaan materi Fikih siswa kelas III MI Tarbiyatul Ulum Jembrak,
Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang?
3. Apakah pembelajaran Fikin melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas III MI Tarbiyatul Ulum Jembrak, Kecamatan
Pabelan, Kabupaten Semarang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa kelas III MI Tarbiyatul
Ulum Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.dalam memahami
2. Untuk mengetahui penguasaan materi Fikih siswa kelas III MI Tarbiyatul
Ulum Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang dalam memahami
Pelajaran Fikih dengan menggunakan metede demonstrasi.
3. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Fikih siswa kelas III MI
Tarbiyatul Ulum Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang dalam
memahami Pelajaran Fikih dengan menggunakan metede demonstrasi.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil peneliaban yang akan dilaksanakan dapat membawa manfaat:
1. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian yang akan dilaksanakan dapat membawa manfaat
dari berbagai pihak diantaranya :
a. Bagi Penulis
Penuiis dapat meningkatkan kualitas keilmuan serta
mengimplementasikan konsep pembelajaran dengan menggunakan
metede demonstrasi dalam pembelajaran materi Pendidikan Agama Islam
terutama mata pelajaran Fikih.
b. Bagi Pengajar
Hasil penelitian ini dapat dijadikan perbandingan dan altematif
model pembelajaran kemampuan dalam memahami materi pendidikan
c. Bagi Siswa
Dengan penggunaan konsep pembelajaran Active Learning yang
memungkinkan terciptanya kondisi belajar yang menyenangkan, siswa
diharapkan memiliki peningkatkan kemampuan dalam ilmu Fikih dan
ilmu pendidikan Agama Islam lainnya.
2. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian tindakan kelas ini, peneliti ingin membangun teori
tentang konsep pembelajaran khususnya penggunaan metode pembelajaran
dengan menggunakan metode demonstrasi. Hasil penelitian ini dapat
dijadikan masukan dan altematif untuk menyempumakan pelaksanaan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah pada umumnya, dan
khususnya pembelajaran Fikih melalui penerapan konsep metode
demonstrasi.
E. Telaah Pustaka
1. Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas pertama kali dipopulerkan oleh Kurt Lewin
pada tahun 1946. Pengertian uari Penelitian Tindakan kelas sendiri
merupakan suatu pencermatan terhadap suatu kegiatan yang sengaja
Awal perkembangan penelitian tindakan kelas berasal dad salah satu
jenis penelitian kualitatif dalam bentuk inkuiri. Penelitian ini kemudian
dinamakan penelitian emansipatoris tindakan yang merupakan studi kecil
untuk membangun ekspresi konkrit dan praktis (Rochiati, 2008:4)
Salah satu aliran filsafat yang berpengaruh besar terhadap
perkembangan penelitian jenis ini adalah filsafat Post modemisme dan post
positivistik. Post modemisme menghendaki pendekatan inkuiri (pemahaman)
yang menolak upaya ilmiah yang bersifal biner, hitam-putih, benar-salah dan
cenderung ilmiah.
Melalui metode ini, kemampuan seorang gum dalam membina suasana
kelas tidak hanya berpaku pada hasil pembelajaran yang berwujud nilai
(angka), tetapi lebih pada pemahaman dan kualitas dari pengetahuan siswa.
2. Metode Demonstrasi
Media demonstrasi ialah cara penyajian pelajaran dengan meragakan
atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu
yang sedang dipelajari baik sebenamya ataupun tiruan yang sering disertai
dengan penjelasan lisan (Sudimian, 1989:133).
Hal-hal yang hams dilakukan sebelum melaksanakan proses
pembelajaran dengan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:
b. Mengatur tempat duduk at?" membuat kelompok-kelompok kecil dalam
menggunakan alat-alat audio visual.
c. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang apa yang sedang
berlangsung.
Adapun yang dimaksud peneliti dari penjelasan di atas adalah guru
setelah memberikan penjelasan kemudian menyuruh siswa untuk
memperagakan atau mempertunjukkan yang dipelajari sehingga siswa mudah
memahami apa yang telah dipelajari.
3. Fikih
Yaitu ilmu tentang hukum Islam (Poerwadarminta, 2006:330).
Sedangkan yang penulis maksud dari pengertian Fikih adalah salah satu mata
pelajaran yang diajarkan kepada siswa kelas III MI Tarbiyatul Ulum,
Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Materi pelajaran yang
Fikih yang akan penulis teliti lebih dispesifikan pada pelajawan Sholat Sunah
Rawatib.
F. Metode Penelitian 1. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas III MI Tarbiyatul
Dengan karakteristik siswa yang lebih m^nyukai proses pembelajaran
dengan metode bervariasi, tidak hanya di dalam ruangan kelas saja. Siswa
cepat merasa jenuh jika hams terns memperhatikan ceramah gum, siswa
lebih senang proses pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk
eksistensi diri melihat tampilan teman-temannya. Namun siswa yang aktif
dalam diskusi hanya siswa tertentu saja, sebagian besar masih kurang aktif
dan kurang kreatif dalam belajar
Buku-buku pembelajaran yang dimiliki sendiri masih terbatas, namun
rata-rata mereka memanfaatkan sarana perpustakaan sekolah yang cukup
memadai. Kemampuan akademik siswa masih terbatas karena motivasi
belajar siswa yang rendah. Situasi kelas saat pembelajaran masih belum
optimal, siswa masih belum selumhnya mempunyai keaktifan dalam belajar.
Agar dapat meningkatan proses pembelajaran siswa, maka perlu
diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebab permasalahan tadi berada
di dalam kelas. Dengan pelaksanaan PTK gum dapat melihat hasil tindakan
tesebut pada tiap siklusnya.
2. Subyek Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas ini, subyek penelitiannya adalah siswa
kelas III Ml Tarbiyatul Ulum, Jembrak, Kecfamatan Pabelan. Kabupaten
3. Langkah-Langkah Siklus
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan melalui 3 siklus untuk
melihat peningkatan pembelajaran Fikih melalui penggunaan konsep metode
demon strasi.
Gambar 1. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Zaenal, 2007:20)
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I Pelaksanaan
J
Pelaksanaan
)
Pelaksanaan
4. Instrumen Penelitian
Untuk mengukur keberhasilan penelitian digunakan instrumen
mendata siswa selama mengikuti proses pelajaran. Instrumen hasil digunakan
untuk mendata peningkatan pembelajaran siswa melalui penggunaan konsep
Metode Demonstrasi. Intervalnya adalah amat baik (AB), interval 9,0-10,0,
baik (B) antara 8,0-8,9, cukup (C) antara 6,0-7,9 dan kurang (K) kurang dari
5,9.
a. Instrumen Penelitian Penggunaan Metode Demonstrasi
Table 1. Instrumen penelitian Penggunaan Metode Demonstrasi
Pembelajaran Aspek Kegiatan
a. Memahami syarat-syarat dan rukun
Sholat Sunah Rawatib
b. Memahami waktu-waktu
pelaksanaan Sholat Sunah Rawatib
c. Memahami bilangan-bilangan Sholat
Sunah Rawatib
d. Kegiatan melaksanakan Sholat
Sunah Rawatib
____________ Keterangan :
AB : Amat Baik
C : Cukup
K : Kurang
b. Pedoman Pengamatan
Hal-hal yang perlu diamati:
1) Aktifitas guru saat mengajar.
2) Aktifitas siswa saat mengikuti pelajaran.
3) Ruang kelas.
c. Soal Tes Untuk Mengukur Tingkat Pemahaman Siswa
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Bab pertama adalah pendahuluan. Berisi latar oelakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian. definisi operasionai, metode
penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Selanjutnya bab II berisi kajian pustaka. Pada bab ini, diuraikan berbagai
pembahasan teori yang berkaitan dengan teori-teori yang berhubungan dengan
Penelitian Tindakan Kelas, Metode Demonstrasi dan Materi Pembelajaran Fikih.
Yang bisa dijadikan rujukan adalah beberapa buku, artikel, makalah dan hasil -
hasii penelitian sebelumnya.
Bab berikutnya adalah bab III, pada bab ini. lebih difokuskan pada metode
penelitian, yang meneakup obyek tindakan, setting atau subyek tindakan. Metode
Bab IV, bab ini berisi tentang hasil penelitian, yang mencakup gambaran
setting penelitian, penjelasan per siklus, proses analisis data dan pembahasan
serta penghambilan kesimpulan.
Bab terakhir adalah bab V, yang berisi tentang kesimpulan dari hasil
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Tindakan Kelas
Seorang guru pasti akan menghadapi persoalan tentang bagaimana
melaksanakan proses pembelajaran yang baik agar siswa dapat memahami
materi yang disampaikan. sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang baik.
Yang menjadi permasalahan utama adalah cara atau metouc yang tepat untuk
menyampaikan materi kepada siswa. Hal inilah yang paling penting karena
menjadi pokok dari kegiatan belajar mengajar.
Ada berbagai macam solusi yang untuk mengatasi masalah tersebut, tetapi
kendala yang dihadapi oleh seorang guru biasanya terletak pada kurangnya
pemahaman terhadap teori tersebut karena hanya sebatas pada penjelasan diatas
kertas. Sehingga guru memerlukan pengalaman langsung yang dapat
memperbaiki kineijanya. Salah satu metode untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas.
1. Pengertian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan kelas pertama kali diperkenalkan oleh Kurt J ewin
pada tahun 1946 (Zainal, 2007:13). Gagasan ini kemudian dikembangkan
Robin Me Taggart, John Elliot, John W Creswel, Dave Ebbuut dan lain
sebagainya (Rochiati, 2008:62-70).
Ada dua macam pengertian penelitian tindakan kelas, yaitu pengertian
secara bahasa dan pengertian yang dibuat oleh beberapa pakar pendidikan.
Penjelasannya sebagai berikut:
a. Menurut bahasa
Ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu (Zainal,
2007:12):
1) Penelitian - kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atas informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik
minat dan oenting bagi peneliti.
2) Tindakan - sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
3) Kelas - sekelompok siswa yang dalarn waktu yang sania menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
b. Menurut Pakar Pendidikan
Ada beberapa pakar pendidikan yang menerangkan pengertian
Penelitian Tindakan Kelas. Diantaranya sebagai berikut (Rochiati,
1) Davids Hopskin
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif,
suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha
seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat
dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
2) Rapoport
Sedangkan Rapoport, seperti dikutip oleh Davids Hopkins,
mengartikan penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang
dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi
darurat dan membantu pencapaian tujuan iimu sosial dengan
keijasama delam kerangak etika yang disepakati bersama.
3) Stephen Kemmis
Kemmis menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah
sebuah usaha inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan
mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk
meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktek sosial atau
pendidikan, pemahaman mengenai praktek pendidikan dan situasi
4) Dave Ebbuut
Pengertian menurut Ebbuut adalah kajian sistematik dari upaya
perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru
dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,
berdasarkan refleksi mengenai hasil tindakan tersebut.
2. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik oleh guru dalam proses
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, antara lain:
a. Guru diharapkan dan berlatih untuk selalu mengadakan inovasi-inovasi
dalam menyampaikan maten pelajaran (Zainal, 2007:18).
b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di kelas (Zainal,
2007:18).
c. Meningkatkan profesionalisme guru (Zainal, 2007:18).
d. Guru dituntut memiliki wawasan yang luas (Rochiati, 2008:31).
e. Guru dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan profesional (Rochiati,
2008:31).
f. Memiliki kepedulian untuk menjalankan teori dan praktek (Rochiati,
2008:31).
3. Karakteristik PTK
a. didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional (Zainal,
b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya fZainal, 2007:16).
c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi (Zainal,
2007:16).
d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
instruksional (Zainal, 2007:16).
e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus (Zainal,
2007:16).
f. Praktis - wawasan dan hasil yang diperoleh untuk mengembangkan ilmu
dan meningkatkan praktek pembelajaran (Rochiati, 2008:25).
g. Partisipatif dan kolaboratif - peneliti bekeija untnk kepentingan bersama
(Rochiati, 2008:25).
h. Emansipatoris - berarti guru mempunyai kontrol terhadap kegiatan
profesi mereka. Disini guru tidak hanya menjadi bawahan yang harus
selalu menurut pada atasan, yang harus memperhatikan kurikulum,
instruksi kepala sekolah, pengawas, bahkan buku teks yang ditentukan
dari pemerintah. Akan tetapi dengen melakukan penelitian ini, guru akan
mengembangkan kemampuan memutuskan, atau mengambil kesimpulan
secara profesional, dan dengan demikian bergerak ke arah otonomi dan
emansipasi (Rochiati, 2008:25). Pendekatan yang dipakai tidak dalam
jalur hierarkis, tetapi dilakukan oleh semua partisipan dalam kedudukan
i. Interpretatif - hasilnya tidak bersifat positivistik (benar atau salah),
melainkan solusi berdasarkan pandangan dan penafsiran dari hasil
refleksi selama penelitian (Rochiati, 2008:53).
4. Jenis-Jenis PTK
Ada 4 jenis PTK yang dikenal dalam dunia pendidikan, antara lain
(Zainal, 2007:19-20):
a PTK Diasnogtik
Maksud dari PTK Diagnostik adalah penelitian dirancang untuk
menuntun ke arah tindakan, dimana peneliti mendiagnosis dan masuk ke
dalam latar penelitian.
b PTK Partisipasi
Dalam penelitian ini, peneliti terlibat langsung dari awal sampai
tersusunnya laporan penelitian.
c PTK Empiris
Apabila peneliti berusahs melaksanakan suatu tindakan atau aksi
dan membukukan apa yang dilakukan dan apa yang teijadi selama
penelitian berlangsung.
d PTK Eksperimental
PTK dilaksanakan dengan berupaya menerapkan strategi atau
5. Model-Model PTK
Model penelitian tindakan kelas ada beberapa yang sebenamya
mengadopsi atau menafsirkan ulang model yang diciptakan oleh Kurt Lewin.
Beberapa model tersebut diantaranya (Rochiati, 2008:62-70):
a Model Kurt Lewin
b Model Kurt Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis
c Model Kurt Lewin yang direvisi oleh Elliot
d Model spiral dari Kemmis dan Me Taggart
e Model Ebbuut
f Model McKeman dengan modivikasi dari Hopkins.
Adapun jenis PTK yang akan penulis pakai adalah model spiral dari
Kemmis dan Me Taggart karena model inilah yang paling popular.
Model PTK ini terdiri dari 4 (empat) tahap sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
Penyusunan tindakan serta menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan dan oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan
(Zainal, 2007:22).
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini mulai diajukan pertanyaan kepada siswa untuk
mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami dan apa
yang telah direncanakan dan melaksanakannya di dalam
kelas(Rochiati, 2008:66).
3) Tahap Pen gam a tan
Peneliti mengamati dan mencatat serta merekam pertanyaan-
pertanyaan dan jawaban-jawaban siswa untuk melihat apa yang
teijadi (Rochiati, 2008:67).
4) Tahap Refleksi
Tahap refleksi adaah tahapan atau kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang telah dilaksanakan (Zainal,
2007:22). Secara keseluruhan, tahapan-tahapan model PTK di atas
membentuk sebuah siklus yang akan berlanjut ke siklus berikutnya
sampai benar-benar menemukan konsep yang tepat mengenai pokok
permasalahan yang sedang diteliti.
6. ObyekPTK
Obyek dari pelaksanan PTK ini mempunyai kedudukan yang sama,
yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Obyek-obyek tersebut
sebagai berikut (Zainal, 2007:27-29) :
a Unsur siswa, dapat dicermati obyeknya ketika siswa sedang mengikuti
proses belajar mengajar atau kegiatan lainnya.
b Unsur guru, dapat diamati ketika sedang melakukan bimbingan kepada
c Unsur materi pelajaran, dapat diamati ketika materi pelajaran sedang
disampaikan oleh guru kepada siswa.
d Unsur sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar.
Dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Yang dapat
diamati adalah guru atau siswa atau keduanya.
e Unsur hasil pembelajaran, dapat ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan
titik tujuan yang harus dicapai melalui pembelajaran baik susunan
maupun tingkat pencapaian.
f Unsur lingkungan, baik lingkungan kelas, sekolah maupun siswa
dirumahnya.
g Unsur pengelolaan, merupakan gerak kegiatan yang dapat diatur dan
direkayasa dalam bentuk tindakan (Zainal, 2007:29).
B. Metode Demonstrasi 1. Pengertian
Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran merupakan salah
satu terobosan untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan mudah
memahami materi yang akan disampaikan.
Ada beberapa pengertian dari metode demonstrasi yang diberikan oleh
beberapa ahli. Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenamya ataupun tinian yang
sering disertai dengan penjelasan lisan (Sudirman, 1989:133).
Zuhairini memberi pengertian bahwa metode demonstrasi adalah suatu
metode dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid
sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau kaifiyah
melakukan sesuatu (Zuhairini, 1981: 83).
Sedangkan menurut H. Martinis Yamin, metode demonstrasi adalah
melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya. Keahlian
mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru dan pelatih yang
ditunjuk. Setelah didemonstrasikan siswa diberi kesempatan melakukan
latihan ketrampilan seperti yang telah diperagakan oleh guru atau pelatih
(Yamin, 2005:65).
Pengertian lain dari metode demonstrasi adalah salah satu teknik
mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan
sengaja diminta atau siswa sediri yang ditunjuk untuk memperlihatkan
kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu (Basyirudin,
2002:45).
Metode demonstrasi dapat juga diartikan cara mengajarkan dan
memberikan contoh secara langsung kepada siswa atau seseorang bagaimana
melakukan atau mengeijakan sesuatu atau melakukan sesuatu kemudian para
Dari beberapa pengertian yang disampaikan di atas, metode
demonstrasi dapat diartikan sebagai cara mempraktekkan materi yang akan
dipelajari dengan tujuan agar siswa lebih mudah memahami, mengerti, dan
paham dengan apa yang diajarkan oleh guru, serta sebagai cara untuk melihat
atau mengetahui kebenaran dari materi yang diajarkan.metode demonstrasi
sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-
petanyaan yang sulit.
2. Langkah-Langkah Persiapan Demonstrasi
a. Rumuskan secara spesifik yang dapat dicapai oleh siswa (Basyirudin,
2002:46).
b. Susun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi sesuai
denga skenario yang direncanakan (Basyirudin, 2002:46).
c. Demonstrasi dilakukan sesuai dengan kenyataan yang sebenamya, jangan
berlebih-lebihan (Basyirudin, 2002:46).
d. Materi yang akan didemonstrasikan adalah materi yang penting dahulu
(Sudirman, 1989:134).
e. Persiapkan fasilitas penunjang dahulu (Sudirman, 1989:134).
f. Peralatan dan kelas ditata pada posisi yang baik dahulu (Sudirman,
1989:134).
g. Jumlah siswa dipertimbangkan dengan hal yang akan didemonstrasikan
h. Buat garis besar langkah dan pokok-pokok materi yang akan
didemonstrasikan dengan unit dan ditulis pada papan tulis atau kertas
yang lebar agar siswa dapat membaca secara keseluruhan (Sudirman,
1989:134).
i. Untuk menghindarkan kegagalan dalam pelaksanaan, sebaiknya
demonstrasi yang direncanakan dicoba terlebih dahulu (Sudirman,
1989:134).
j. Persiapkan alat-alat yang diperlukan (Asnawir, 2002:108).
k. Guru menjelaskan kepada anak-anak apa yang direncanakan dan
dikerjakan (Asnawir, 2002:108).
l. Guru mendemonstrasikan kepada siswa secara perlahan-lahan serta
memberikan penjelasan yang cukup singkat (Asnawir, 2002:108).
m. Guru mengulang kembali selangkah demi selangkah dan menjelaskan
alasan-alasan setiap iangkah (Asnawir, 2002:108).
n. Guru menugaskan kepada siswa agar melakukan demonstrasi sendiri
langkah demi langkah dan disertai penjelasan (Asnawir, 2002:108).
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi a. Kelebihan Metode Demonstrasi
1) Perhatian siswa akan terpusat dan berkonsentrasi sepenuhnya pada
2) Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang
kuat dan keterampilan dalam berbuat (Basyirudin, 2002:46).
3) Hal-hal yang menjadi teka-teki dan pertanyaan siswa dapat teijawab
(Basyirudin, 2002:46).
4) Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan,
karena mereka mengamati secara langsung (Basyirudin, 2002:46).
5) Siswa lebih mudah dalam memahami apa yang dipelajari (Sudirman,
1989:134).
6) Pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit (Sudirman,
1989:134).
7) Proses pengajaran lebih menarik (Sudirman, 1989:134).
8) Melalui metode ini dapat disajikan mated pelajaran yang tidak
mungkin atau kurang sesuai dengan menggunakan metode lain
(Sudirman, 1989:134).
9) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri (Sudirman,
1989:134).
b. Kekurangan Metode Demonstrasi
1) Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu yang lama
(Basyirudin, 2002:46).
3) Sukar dilaksanakan bila kemampuan siswa belum matang
(Basyirudin, 2002:46).
4) Metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus. Tanpa
ditnnjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi kurang efektif
(Sudirman, 1989:135).
5) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak
selalu tersedia dengan baik (Sudirman, 1989:135).
4. Syarat-Syarat Pelaksanaan Demonstrasi
Pelaksanaan demonstrasi hams dilakukan dengar cermat sehingga siswa
akan lebih mudah memahami dan mengerti. Adapun hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan demonstrasi adalah sebagai berikut (Yamin,
2005:66):
a. Kegiatan pembelajaran bersifat fomal, magang atau latihan keija.
b. Materi pelajaran berbentuk ketrampilan gerak, petunjuk sederhana untuk
melakukan keterampilan dengan menggunakan bahasa asing, dan
prosedur melaksanakan suatu kegiatan.
c. Gum, pelatih, instruktur ingin menyederhanakan penyelesaian kegiatan
yang panjang, baik yang menyangkut pelaksanaan suatu prosedur
maupun teorinya.
e. Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan atau praktek yang
dilaksanakan.
f. Untuk mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan
kegiatan hanya mendengar ceramah atau membaca di dalam buku, karena
siswa memperoleh gambaran yang jelas dari pengamatannya.
g. Bila beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat
dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi atau eksperimen..
h. Bila siswa aktif bereksperimen atau berdemonstrasi, maka ia akan
memperoleh pengalaman-pengalaman praktik untuk mengembangkan
kecakapan dan memperoleh pengakuan dan pengharapan dari lingkungan
sosial.
5. Batas-Batas Metode Demonstrasi (Yamin, 2005:67)
a. Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar apabila alat yang
didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa.
b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah
aktifitas dimana para siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan
menjadikan aktifitas itu pengalaman pribadi.
c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelompok.
d. Kadang-kadang bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian
didemonstrasikan, teijadi proses yang berlainan dengan proses dalam
e. Manakala setiap orang yang diminta mendemonstrasikan dapat menyita
waktu yang banyak, membosankan bagi peserta yang lain.
6. Skenario Pelaksanaan Demonstrasi (Yamiri, 2005:67)
a. Periksalah sekali lagi persiapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
demonstrasi baik tempat, alat-alat maupun pokok-pokok yang akan
didemonstrasikan.
b. Siapkan siswa, mungkin ada hal-hal yang perlu mereka catat.
c. Ingatlah pokok-pokok materi sehingga dapat mencapai sasaran.
d. Mulai dengan menarik perhatian siswa.
e. Berikan penjelasan terhadap setiap detail dari materi yang
didemonstrasikan.
f. Ulangi sampai siswa siap untuk melakukan demonstrasi.
g. Berikan waktu kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum jelas.
h. Siswa diperintahkan untuk melakukan demonstrasi baik secara
berkelompok maupun sendiri-sendiri.
C. Fikih
1. Pengertian Fikih
Ilmu Fikih adalah salah satu cabang dari ilmu pengetahuan dalam
mempelajari agama Islam. Pengertian Fikih secara bahasa bermakna tahu dan
yang khusus yang dapat juga diartikan dengan agama yang disyari’at di
berbagai tempat, diartikan dengan agama yang disyari’atkan Allah untuk para
hamba yang melengkapi hukum I’tiqadiyah, khuluqiyah dan amaliyah, yang
berpautan dengan perbuatan, perkataan, tasharrufnya dan lain-lain (Hasbi,
1999:15). Dalamhal ini, Syari’at Islam meliputi (Daradjat, 1995:1):
a. Ilmu Tauhid
b. Ilmu tentang hukum-hukum yang bertalian dengan perbuatan manusia
c. Ilmu Akhlaq
Dari pembagian Syari’at di atas, ilmu Fikih dimaknai sebagai ilmu
tentang hukum-hukum yang bertalian dengan perbuatan manusia disebut juga
syari’at dalam arti khusus.
2. Pembagian Ilmu Fikih
Ilmu Fikih sebagai ilmu syari’at yang mengatur segala urusan
kehidupan manusia dibagi menjadi beberapa pembahasan yang meliputi
(Daradjat, 1995:1-2):
a. Hukum-hukum yang membahas mengenai pendekatan diri manusia
dengan Allah, seperti Sholat, zakat, puasa, dan haji yang disebut dengan
ibadah.
b. Hukum-hukum yang membahas aturan tentang keluarga seperti
perkawinan, perceraian, pemeliharaan anak, pembagian waris dan
c. Hukum yang mengatur harta, hak milik, peijanjian, jual beli, utang
piutang dan pengaturan uruasan keuangan perorangan dan kelompok,
yang disebut dengan muamalah.
d. Hukum yang mengatur kejahatan dan dera, yang disebut hudud dan
ta’zirat.
e. Hukum yang berkaitan dengan peradilan dan tata cara pengajuan
perkarta di muka pengadilan, yang disebut qadla dan ahkamuil
murafakaat.
f. Hukum yang mengatur pemerintahan dan hubungan antar Negara, yang
disebut ahkamud dusturiyahdan ahkamud dualiyah.
3. Fikih Sebagai Materi Pelajaran di MI
Dalam penelitian ini, penulis akan fokus kepada Fikih yang mengatur
mengenai pendekatan manusia kepada Allah (hablun min Allah) atau yang
disebut ibadah, terutama ibadah sholat sunah Rawatib. Hal ini dikarenakan
biasanya siswa kurang terbiasa melakukan sholat sunah Rawatib.
Ibadah menurut bahasa dapat diartikan sebagai taat, menurut, dan
mengikuti (Daradjat, 1995:2). Sedangkan arti sholat dalam ilmu Fikih dalah
suatu macam atua bentuk ibadah yang diwujudkan dengan melakukan
perbuatan-perbuatan tertentu disertai ucapan-ucapan tertentu dan dengan
Menurut hukumnya, sholat dibagi menjadi dua macam yaitu sholat
fardhu dan sholat sunah. Sholat yang aakn dijadikan bahan penelitian adalah
shoiat sunah. Nama lain dari sholat sunha adalah sholat tathawu’. Sholat
manduh dan sholat muztahab, yaitu sholat yang dianjurkan untuk dikerjakan.
Artinya diberi pahala bagi yang mengerjakan dan tidak berdosa bagi yang
meninggalkan (Daradjat, 1995:78). Lebih spesifiknya adalah sholat sunah
Rawatib, yaitu sholat sunah yang dilaksanakan beriringan dengan sholat
fardhu, yaitu sebelum atau sesudah sholat fardhu.
4. Prinsip Pembelajaran Fikih
Guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan
otoritasnya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar berada pada
diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang
mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar
sepanjang hayat. Oleh karena itu, dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran ada beberapa prisip yang harus diperhatikan, di antaranya
adalah:
a Berpusat Pada Siswa
Siswa dipandang sebagai makhluk Tuhan dengan fitrah yang
dimiliki, sebagai makhluk individu dengan segala potensi yang dimiliki,
dan sebagai makhluk sosial yang hidup dalam konteks realitas yang
minat (interest), kemampuan (ability), kesenangan (preference),
pengalaman (experience), dan cara belajar (learning style). Oleh karena
itu kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu
belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu disesuaikan dengan
karakteristik siswa. Kegiatan pembelajaran perlu menempatkan siswa
sebagai subyek belajar dan mendorong siswa untuk mengembangkan
segenap bakat dan potensinya secara optimal,
b Belajar Dengan Melakukan
Melakukan aktifitas adalah bentuk penyataan diri anak. Karena itu,
siswa perlu diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan nyata yang
melibatkan dirinya, terutama untuk mencari dan menemukan sendiri.
Dengan demikian, apa yang diperoleh siswa tidak akan mudah dilupakan.
Pengetahuan tersebut akan tertanam dalam hati sanubari dan pikiran
siswa karena ia belajar secara aktif. Siswa akan memperoleh harga diri
dan kegembiraan kalau diberi kesempatan menyalurkan kemampuan dan
melihat hasil keijanya.
Dalam pembelajaran Fikih, mengajarkan materi sholat dengan
praktek lebih efektif dan berkesan bagi siswa ketimbang dengan
mengharuskan siswa imtuk menghafal kaifiyah sholat. Demikian pula
pengurusan jenazah, kompetensi dasamya akan dapat tercapai secara
efektif apabila ditempuh dengan siswa melakukannya (mempraktekan).
c Mengembangkan Kemampuan Sosial
Kegiatan pembelajaran tidak hanya mengoptimalkan kemampuan
individual siswa secara internal, melainkan juga mengasah kemampuan
siswa membangun hubungan dengan pihak lain. Karena itu, kegiatan
belajar harus dikondisikan yang membuat siswa melakukan interaksi
dengan orang lain seperti antar siswa, antara siswa dengan guru, dan
siswa dengan masyarakat.
d Mengembangkan Keingintahuan, Imajinasi, dan Fitrah Bertuhan Siswa dilahirkan dengan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan
fitrah bertuhan. Dua yang pertama merupakan modal dasar untuk
bersikap peka, kritis, mandiri, dan kreatif. sedang yang ketiga untuk
beriman dan bertakwa kepada Tuhan. Dengan pemahaman seperti ini,
kegiatan pembelajaran perlu memperhatikan rasa ingin tahu dan imajinasi
siswa serta diarahkan pada pengasahan rasa dalam beragama sesuai
dengan tingkatan usia siswa. Bagi siswa tingkat MI tentu berbeda dengan
tingkat MTs aiau MA.
e Mengembangkan Keterampiian Pemecahan Masalah
Tolok ukur kepandaian siswa banyak ditentukan ole’n
pembelajaran perlu diciptakan situasi menantang kenada pemecahan
masalah agar siswa peka terhadap masalah. Kepekaan terhadap masalah
dapat ditumbuhkan jika siswa dihadapkan pada situasi yang memerlukan
pemecahannya. Guru hendaknya mendorong siswa untuk melihat
masalah, merumuskannya, dan berupaya memecahkannya sesuai dengan
kemampuan siswa. Jika prinsip ini diterapkan dal am kegiatan
pembelajaran nyata di kelas, maka pintu ke arah pembelajaran aktif siswa
mulai terbuka. Untuk itu, sikap terbuka dan cepat tanggap terhadap gejala
sosial, budaya, dan lingkungan perlu dipupuk ke arah yang positif.
f Mengembangkan Kreatifltas Siswa
Siswa memiliki potensi untuk berbeda. Perbedaan siswa terlihat
dalam pola pikir, daya imajinasi, fantasi (pengandaian) dan hasil
karyanya. Karena itu, kegiatan pembelajaran perlu dipilih dan dirancang
agar memberi kesempatan dan kebebasan berkreasi secara
berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kreatifltas siswa.
g Mengembangkan Kemampuan Menggunakan limu dan Teknoiogi Siswa perlu mengenal penggunaan ilmu pengetahuan dan teknoiogi
sejak dini. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak gagap terhadap
perkembangan ilmu dan teknoiogi. Dengan demikian kegiatan
informasi dari multi media setidaknya dalam penyajian materi dan
penggunaan media pembelajaran.
h Menumbuhkan Kesadaran Sebagai Warga Negara yang Baik
Siswa perlu memperoleh wawasan dan kesadaran untuk menjadi
warga negara yang produktif dan bertanggung jawab. Oleh karena itu,
kegiatan pembelajaran perlu memberikan wawasan nilai-nilai sosial yang
dapat membekali siswa agar menjadi warga masyarakat dan negara yang
bertanggung jawab.
Dalam pembelajaran Fiqih, khususnya di Madrasah Ibtidaiyah,
prinsip ini dapat ditempuh guru misalnya dengan membuat banyak
contoh yang terkait dengan budaya atau konteks Indonesia. Atau
mungkin dengan memunculkan bahasan secara khusus yang terkait
dengan tema tersebut, misalnya bahasan tentang kewajiban mematuhi
undang-undang Negara
i Belajar Sepanjang Hay at
Dalam Islam, menuntut ilmu diwajibkan bagi setiap orang mulai
dari ayunan hingga liang lahad. Kegiatan pembelajaran perlu mendorong
siswa untuk dapat melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya
sendiri, baik berupa kelebihan maupun kekurangannya untuk kemudian
dapat mensyukuri apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya.
keterampilan belajar yang meliputi rasa percaya diri, keingintahuan,
kemampuan memahami orang lain, kemampuan berkomunikasi dan
bekerjasama supaya mendorong dirinya untuk senantiasa belajar, baik
secara formal di sekolah maupun secara informal di luar sekolah.
j Perpaduan Kompetisi, Kerjasama, dan Solidaritas
Siswa perlu belajar berkompetisi secara sehat, bekerjasama, dan
mengembangkan solidaritasnya. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran
perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
semangat berkompetisi secara sehat, bekerjasama dan solidaritas.
k Tujuan Pembelajaran Fikih Kelas III (MI)
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar
mengajar. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga
yang tinggi, yaitu tujuan Instruksional (tujuan pembelajaran), tujuan
kurikulum, tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan
pembelajaran merupakan tujuan intermeder (antara), yang paling
langsung dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Tujuan pembelajaran
adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai oleh kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dikenal ada dua, yaitu Tujuan Umum dan Tujuan
Khusus. Adapun tujuan mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah kelas
a Agar siswa dapat mengetahui dan memahami beberapa jenis sholat
sunah, dalam hal ini sholat sunah Rawatib. Pemahaman siswa ini
mencakup nafal niat, mengetahui waktu pelaksanaan, bilangan-
bilangan, dan keutamaan-keutaman sholat sunah Rawatib (Anis,
2009:1).
b Agar siswa dapat mengenal ketentuan-ketentuan sholat Jum’at dan
memembiasakan mengikuti sholat Jum’at (Anis, 2009:22).
c Siswa dapat menjelaskan tata cara sholat bagi orang sakit (Anis,
2009:38).
d Siswa dapat menjelaskan ketentuan puasa Ramadhan dan
menyebutkan hikmah puasa Ramadhan (Anis, 2009:63).
e Siswa dapat menjelaskan ketentuan sholat tarawih dan sholat witir
(Anis, 2009:84).
5. Metode Mengajar
Ada beberapa metode atau cara dalam mengajar Fikih kelas II MI,
diantaranya adalah metode ceramah, metode Tanya jawab, metode cerita,
metode diskusi, metode demonstrasi, metode pembelajaran kontekstual,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Tindakan
Persoalan cara mengajar yang kurang efektif dan efisien dapat
menghambat belajar siswa. Sehingga diperlukan suatu metode pembelajaran
yang tepat. Untuk mengukur tingkat keberhasilan atas tindakan yang diberikan
kepada siswa, peneliti dalam pelaksanaan tindakan akan memfokuskan jenis
tindakan yang di teliti sebagai berikut:
1. Perhatian dan Minat Siswa.
Indikator yang penulis gunakan dalam mengukur peningkatan
perhatian dan minat siswa terhadap materi pembelajaran selama
berlangsungnya penelitian adalah sebagai berikut:
a. Konsentrasi pada pelajaran.
b. Senang dan bersemangat mengikuti pembelajaran dengan serius.
c. Mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan.
d. Mencatat materi pelajaran.
e. Tidak membuat gaduh selama berlangsungnya proses pembelajaran.
f. Antusias dengan penyampaian materi pelajaran dari peneliti.
g. Senang mencari dan memecahkan soal-soal yang diberikan.
2. Keaktifan dan Sikap Siswa.
Unsur-unsur keaktifan dan sikap siswa yang menjadi fokus tindakan
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mentaati tata tertib dan aktif mengikuti proses pembelajaran.
b. Mengeijakan tugas yang diberikan berkaitan dengan tindakan penelitian.
c. Aktif bertanya berkaitan dengan materi pelajaran dan tindakan yang akan
dilakukan jika belum paham.
d. Aktif dalam dalam kegiatan yang dilakukan oleh kelompok.
e. Aktif dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti.
f. Sopan terhadap guru, teman dan orang lain
g. Berusaha memperbaiki kesalahan yang dilakukan dalam pembelajaran.
3. Tingkat Pemahaman dan Prestasi Belajar Siswa.
Tingkat pemahaman dan prestasi belajar siswa diukur dari nilai siswa
sebelum diberi tindakan dan dibandingkan dengan setelah diberi tindakan
apakah mengalami peningkatan atau tidak.
Ada dua indikator yang digunakan dalam mengetahui peningkatan
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, yaitu penguasaan siswa
terhadap gerakan-gerakan Sholat Sunah Rawabb yang dipraktekan secara
langsung dan siswa dapat mengerjakan soal-soal tes yang berkaitan dengan
Adapun indikator dalam soal tes yang akan digunakan dalam
mengetahui tingkat pemahaman dan prestasi siswa dalam pelajaran Fikih
khususnya Sholat Sunah Rawatib adalah sebagai berikut:
a. Siswa dapat melafalkan dan tahu bacaan-bacaan niat Sholat Sunah
Rawatib.
b. Siswa dapat menyebutkan dan mengetahui bilangan-bilangan dan waktu
pelaksanaan Sholat Sunah Rawatib.
c. Siswa dapat mengetahui dan menyebutkan keutamaan-keutamaan Sholat
Sunah Rawatib.
B. Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di kelas III MI
TARBIYATUL ULUM, Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang
yang berlokasi di Desa Jembrak. Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.
Jumlah siswa kelas III ada 20 anak, dengan latar belakang sosial ekonomi yang
heterogen at an berasal dari keluarga yang berbeda mata pencaharian. tingkat
keberagamaan. tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan perekonomian
keluarga.
Pelaksanaan Penelitian dimulai pada waktu masuk tahun ajaran baru yaitu
tanggal 13 Juli 2009 sampai tanggal 1 Agustus 2009. Adapun subjek dari
1. Peneliti sebagai guru yang mengampu langsung materi Fikih kelas III dan,
2. Seluruh siswa kelas III MI TARBIYATUL ULUM, Jembrak, Kecamatan
Pabelan, Kabupaten Semarang sejumlah 20 anak.
Sedangkan materi yang dijadikan bahan penelitian adalah mata
pelajaran Fikih semester I tahun pelajaran 2009/2010 dengan pokok bahasan
materi Sholat Rawatib yang meliputi:
a. Bacaan niat Sholat sunah Rawatib.
b. Waktu pelaksanaan dan bilangan Sholat Sunah Rawatib.
Waktu pelaksanaan Sholat Sunah Rawatib adalah sebagai berikut:
a. Dua rakaat sebelum dan sesudah shalat dzuhur
b. Dua rakaat sebelum
c. Dua rakaat sebelum dan sesudah shalat magrib
d. Dua rakaat sebelum dan sesudah shalat Isya'
e. Dua rakaat sebelum Sholat Subuh
f. Keutamaan Sholat Sunah Rawatib
Sedangkan keutamaan-keutamaan Sholat Sunah Rawatib
sebagai berikut:
1) Penyempuma Sholat fardhu yang akan dilaksanakan.
2) Mendapatkan banyak kebaikan.
3) Doa akan dikabulkan ole'n Allah SWT.
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari peneliti dan siswa kelas III
MI Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang yang melaksanakan
proses pembelajaran Fikih dengan metode demonstrasi. Proses pelaksanaan
penelitian dari awal sampai akhir digunakan untuk laporan penelitian. Untuk
mengumpulkan data digunakan metode sebagai berikut:
1. Metode Interview atau Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan jaian tanya jawab
sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan
penelitian (Hadi. 1981:193). Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat
minat, perhatian, dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Wawancara peneliti lakukan terhadap siswa dan dilaksanakan di luar
jadwai pembelajaran. hal ini dikarenakan untuk efisiensi waktu pelaksanaan
penelitian.
2. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
lenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan catatan selama observasi berlangsung yang digunakan untuk
mengetahui peningkatan aktilitas siswa dalam proses pelaksanaan
demonstrasi. Observasi mengacu pada lembar observasi yang berisi hai-hal
3. M etode D okum entasi
Dokumentasi digunakan untuk pengambilan gambar atau foto selama
penelitian berlangsung dan untuk mengumpulkan data mengenai hasil
prestasi belajar siswa dengan mengambil dari dokumen yang tersedia di
sekolah berupa raport, ulangan harian, nilai-nilai tugas dan sebagainya. Seiain
itu juga digunakan untuk mengumpulkan Catatan selama persiapan
penelitian. pelaksanan tindakan. hasil dari observasi. dan catatan dari hasil
refleksi yang kemudian aianalisa mengenai proses pelaksanaan dari masing-
masing tahapan setiap siklus, masalah-masalah dan hambatan yang dialami.
Catatan dari hasil refleksi ini kemudian dianaiisa mengenai proses
pelaksanaan dari masing-masing tahapan setiap siklus. masalah-masalah dan
hambatan yang dialami, kemudian refleksi dari akibat pelaksanaan tindakan
yang dilaksanakan. Aspek yang menjadi fokus peneliti dari refleksi ini adalah
evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan dari pelaksanaan
penelitian.
4. Metode Tes
Metode tes merupakan suatu perangkat soai untuk mengetahui hasil
dari evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan
pelaksanaan dari masing-masing siklus. Materi-materi tes disesuaikan dengan