• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Studi Terhadap Kelas Empat Kota Salatiga Tahun 2015-2016 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Studi Terhadap Kelas Empat Kota Salatiga Tahun 2015-2016 - Test Repository"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

i

IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS

( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh : Ika S Lestari

11511049

JURUSANPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

iii

IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS

( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh : Ika S Lestari

11511049

JURUSANPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

viii

MOTTO

اتٍا فَ فَ فَ افَ رْلعِ رْا ا هُو هُ افَي عِ لَّا فَ ارْ هُ رْ عِ ا هُ فَ فَ افَي عِ لَّا اهُ لَّلا اعِ فَ رْ فَيَ

...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini kepada :

o Suamiku tercinta Hafiz Rafi Uddin yang selalu memberi perhatian dan dukungan moril dan spirituil

o Buah hatiku yang menjadi inspirasi untuk menyelesaikan skripsiku ini. o Ayah dan Ibu yang tercinta karena dengan do’a serta kasih sayang yang

tulus serta bimbingan sehingga aku dapat menempuh kuliah di perguruan tinggi

o Mertuaku Bapak Makmuri dan Ibu Fahimah yang selalu memberiku motivasi dalam menyelesaikan skripsiku

o Sahabat- sahabatku tercinta yang selalu mendukung dan memberikan solusi dalam segala kesulitanku

o MI Asas Islam, yang membantu penulis sehingga skripsi ini menjadi sempurna

(10)

x

Kata Pengantar

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas semua limpahan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Studi Terhadap Kelas Empat MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga Tahun 2015-2016”ini dengan baik.

Shalawat serta salam semoga tetap tersanjungkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa cahaya terang untuk kita semua dan yang selalu kita

nantikan syafa’atnya di yaumul kiyamah nanti.

Skripsi ini penulis ajukan untuk memenuhi tugas akhir sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Tarbiyah Program PGMI Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga yang telah memberikan ijin untuk penulisan skripsi ini.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan FTIK Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga yang telah mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada kami. 3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan PGMI yang telah menjadi wali

(11)

xi

4. Ibu Dra. Sri Suparwi, M.A, selaku dosen pembimbing yang telah rela meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan pengarahan kepada penulis sampai terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

5. Segenap Bapak Ibu dosen yang telah membimbing, dan mendidik penulis selama belajar di Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga.

6. Bapak Kepala dan Guru MI Asas Islam Kalibening yang telah memberi izin dan bantuan penulis selama mengadakan penelitian

7. Suamiku tercinta, Hafiz Rafi Uddin yang telah banyak memberikan dukungan pada penulis.

8. Buah hatiku yang menjadi inspirasi untuk menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini.

9. Ayah dan Ibu tercinta yang dengan sabar mengasuh penulis sehingga dapat menyelesaikan study dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, sebab itu saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan.

Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Salatiga, 7 Maret 2016

Penulis

(12)

xii

ABSTRAK

Lestari, Ika Sri. 2016. Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Studi Terhadap Kelas Empat Kota Salatiga Tahun 2015-2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). IAIN Salatiga. Pembimbing Dra. Sri Suparwi, M.A

Kata Kunci: Card Sort, Bahasa Inggris

Penelitian ini membahas Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris ( Studi Kasus Pemebelajaran Di Kelas Empat Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015-2016 ), dengan permasalahan penelitian adalah (1) Bagaimana pemahaman guru MI Asas Kalibening tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort. (2) Bagaimana bentuk metode pengajaran card sort. (3) Apakah kelebihan dan kelemahan metode pengajaran card sort pada mata pelajaran bahasa inggris kelas di MI Asas Kalibening.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti melakukan penelitian kualitatif yaitu lebih menekankan kata-kata sebagai unit analisis, dibandingkan dengan angka-angka. Adapun penelitian kualitatif ini menggunakan pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mencari dan mengumpulkan data yang dibutuhkan.

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

E. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan ... 8

F. Definisi Operasional ... 9

G. Metode Penelitian ... 16

H. Sistematika Penulisan Penelitian ... 26

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Pengajaran ... 28

B. Mengajar Sebagai Profesi ... 29

(14)

xiv

D. Pengertian Metode Card Sort ... 43

E. Sejarah Singkat strategi pembelajaran card sort ... 35

F. Langkah-langkah strategi pembelajaran card sort ... 35

G. Ciri-ciri metode pengajaran card sort ... 37

H. Mata Pelajaran Bahasa Inggris ... 38

BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL pelaksanaan metode pengajaran card sort ... 50

2. Bentuk pelaksanaan metode pengajaran card sort ... 53

3. Hambatan dan solusi metode pengajaran card sort pada pelaksanaan metode pengajaran card sort ... 58

2. Bentuk pelaksanaan metode pengajaran card sort ... 60

(15)

xv BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan ... 66 2. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Daftar Prestasi Lomba Siswa Tahun 2015... 2. Tabel 3.2 Daftar Prestasi Lomba Sekolah Tahun 2015 ...

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Penekanan proses pembelajaran dalam interaksi antara guru dan siswa adalah siswa sebagai subjek pokoknya.

Siswa bukanlah objek belajar yang selalu dibatasi dan diatur semuanya oleh guru. Proses pembelajaran yang sesungguhnya ditekankan pada peran siswa sebagai subyek dalam belajar. Sebagai subyek dalam pembelajaran, siswa diharuskan aktif agar dapat belajar sesuai dengan bakat dan segala potensi yang dimiliki siswa. Keaktifan siswa dapat diwujudkan baik keaktifan secara fisik maupun keaktifan mental.

(18)

2

Anderson (1989) menyebutkan bahwa guru yang efektif mempunyai karakteristik : mempunyai kemampuan, pengetahuan yang luas, dan kualitas personal yang baik.

Maka dari itu Komunikasi yang baik antara guru dan siswa sangat diperlukan agar proses pembelajaran bermakna dapat berlangsung efektif. Komunikasi berperan penting bagi guru dalam menjalankan tugasnya yakni untuk menyampaikan pesan atau informasi yang bersifat mendidik kepada siswa. Demikian halnya siswa sebagai subjek belajar tidak hanya sekedar menerima informasi dari guru, tetapi juga terlibat aktif dalam proses pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan maupun mengungkapkan gagasan. Proses pembelajaran melalui komunikasi aktif guru-siswa, siswa-siswa, dan siswa-guru dapat tercapai jika terjadi sinergi antara berbagai komponen di antaranya metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif.

(19)

3

bersemangat menjawab pertanyaan dari guru dan hanya bersedia menjawab bila ditunjuk oleh guru. Bahkan meski sudah dipancing dengan pertanyaan dan contoh-contoh yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, terdapat keengganan siswa dalam merespon pertanyaan dari guru. Antusiasme siswa semakin lama semakin berkurang dan siswa tampak bosan dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Melalui hasil observasi tersebut, dapat diartikan sebagian besar siswa pasif selama pembelajaran. Hasil observasi diperkuat dengan keterangan dari guru yang menyatakan selama pembelajaran keaktifan siswa dalam bertanya sangat kurang, apalagi untuk mengemukakan pendapat ataupun menanggapi pendapat, tidak ada siswa yang berani berpendapat. Menurut penuturan siswa, terdapat keengganan siswa untuk bertanya kepada guru karena malu, takut, tidak tahu, dan bila ada hal-hal yang kurang jelas lebih memilih bertanya kepada teman. Selama kegiatan belajar mengajar, komunikasi yang terjalin antara guru dan siswa berlangsung satu arah, karena kurangnya keaktifan berkomunikasi dari siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung.

(20)

4

pembelajaran yang dapat membuat keseluruhan siswa aktif berkomunikasi dalam proses belajar.

Menurut keterangan guru, selama ini strategi pembelajaran yang digunakan belum bervariasi karena pengajaran terfokus untuk menghabiskan materi sehingga kurang memperhatikan segi keaktifan siswa. Sementara menurut siswa, penyampaian materi pelajaran oleh guru lebih banyak dengan ceramah sehingga pelajaran menjadi kurang menarik. Hasil wawancara dengan guru dan siswa menunjukkan strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik dan relatif sedikit kesempatan siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga perlu penggunaan strategi pembelajaran yang tepat.

Salah satu strategi pembelajaran yang menampung semua perbedaan dan karakteristik yang dimiliki siswa serta merangsang siswa aktif dalam pembelajaran adalah strategi pembelajaran aktif (active learning). Dalam hal ini active learning harus memperhatikan media pengajarannyan, menurut Sudjana dan Rivai (2005) media pengajaran yang baik meliputi :

a. Ketepatan dengan tujuan pengajaran. b. Dukungan terhadap isi bahan pengajaran. c. Kemudahan dalam memperoleh media. d. Ketrampilan guru dalam menggunakannya. e. Sesuai dengan cara berfikir siswa.

(21)

5

sikap mencari bukan sekedar menerima, melalui proses penyelidikan atau proses bertanya, sehingga hasil belajar yang maksimum dapat diperoleh siswa. Pembelajaran aktif dapat dikombinasikan dengan pembelajaran kolaborasi yaitu siswa bekerja dalam tim dan terdapat pertanggungjawaban individual untuk mencapai tujuan bersama. Siswa dengan kemampuan akademik yang lebih tinggi dapat mengajarkan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa lain sehingga terjadi komunikasi aktif dalam pembelajaran. Ada banyak teknik dalam pembelajaran aktif, salah satunya adalah Card Sort.

Card Sort merupakan teknik pembelajaran aktif yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui pemberian tugas terkait dengan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta, atau menilai informasi yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa melalui cara yang menyenangkan. Card Sort

diterapkan dalam pembelajaran dengan cara siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi yang cocok dengan satu atau beberapa kategori dan diminta untuk mencari siswa lain yang memiliki kartu dengan kategori yang sama. Siswa berkelompok dalam kategori yang sama kemudian mempresentasikan kategorinya di depan kelas. Gerakan fisik yang ada di dalamnya dapat membantu menghilangkan kejenuhan siswa selama pembelajaran.

(22)

6

kelompok dan presentasi. Keberanian siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat dapat dilatih melalui kerja kelompok dan presentasi. Siswa tidak hanya aktif fisik, tetapi juga secara mental aktif yang meliputi kegiatan bertanya, berpendapat, menjawab pertanyaan dan menanggapi pendapat.

Penggunaan strategi pembelajaran aktif Card Sort dapat dilengkapi dengan media pembelajaran yang menarik dan interaktif. Media pembelajaran secara umum berperan sebagai jembatan komunikasi antara guru dan siswa yaitu membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran agar lebih efektif dan lebih mudah ditangkap oleh siswa. Sementara pelajaran bahasa inggris merupakan materi pelajaran yang disajikan tidak hanya secara verbal saja, tetapi membutuhkan pengalaman langsung minimal melalui media pembelajaran.

Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mengambil judul penelitian: “IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 – 2016 )”.

B. Rumusan Masalah

(23)

7

1. Bagaimana pemahaman guru MI Asas Kalibening tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort?

2. Bagaimana bentuk metode pengajaran card sort?

3. Apakah Kelebihan dan kelemahan metode pengajaran card sort pada mata pelajaran bahasa inggris kelas empat di MI Asas Kalibening?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai dasar meningkatkan pengetahuan serta merupakan sasaran yang ingin dicapai untuk mengungkapkan hal-hal yang perlu diketahui. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan pemahaman guru MI Asas Kalibening tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort.

2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan bentuk metode pengajaran card sort.

3. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan kelebihan dan kelemahan metode pengajaran card sort pada mata pelajaran bahasa inggris kelas empat di MI Asas Kalibening.

D.Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

(24)

8

Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris ( Studi Kasus Pembelajaran Di Kelas Empat MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015-2016 ).

2. Secara Praktis

a) Bagi peneliti adalah untuk dapat belajar dan memahami tugas berat guru sekaligus mengetahui lebih jauh permasalahan pembelajaran di sekolah sehingga dapat mempersiapkan diri menjadi calon guru yang profesional serta menambah pengalaman dan wawasan.

b) Bagi guru adalah dapat mengetahui serta melaksanakan model pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa dapat diminimalkan.

c) Bagi siswa adalah penggunaan model ini dapat meningkatkan hasil belajarnya serta menuntut untuk bekerja kelompok sehingga tujuan dari pembelajaran yang telah ditetapkan akan tercapai.

d) Bagi sekolah adalah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan kegiatan pembelajaran di sekolah.

E.Hipotesis dan Indikator Keberhasilan

(25)

9

Studi Kasus Pembelajaran Di Kelas Empat MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015-2016 ).

F.Definisi Operasional

a. Pengertian Metode Pengajaran

Metode mengajar adalah suatu cara yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan pelajarannya. Untuk lebih memperjelas pemahaman tentang pengertian metode pengajaran, maka dibawah ini penulis kemukakan pendapat para ahli tentang metode pengajaran sebagai berikut:

1. Ahmad Sabri

Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran, baik secara idividual maupun kelompok. (Sabri, 2005:52) 2. Basyirudin Usman

Metodologi pengajaran adalah ilmu yang membahas atau membicarakan cara-cara penyajian bahan pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. (Basyirudin, 2002:5)

3. JJ. Hasibuan dan Moedji

Metode mengajar adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar. (Hasibuan, 1992:3)

(26)

10

“Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara

mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur”.

(ahmadi, 2005:52) 5. Nur Uhbiyati

Metode megajar adalah jalan atau cara yang dapat ditempuh untuk menyampaikan bahan atau materi pengajaran kepada anak didik agar terwujud cita-cita dalam pengajaran tersebut. (Nur Uhbiyati, 2005:123)

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli metode pengajaran adalah suatu cara, jalan, sistem, dalam menyampaikan bahan pelajaran dari seorang guru kepada peserta didik untuk dapat menguasai bahan pelajaran yang akhirnya akan tercapai tujuan pengajaran yang diberikan dari seorang insruktur atau seorang guru.

b. Card Sort

Silberman mengemukakan 101 teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Semuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang ingin dicapai. Salah satu dari sekian banyak teknik tersebut adalah pembelajaran Card Sort.

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani (2007:

53) menyatakan “Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa

(27)

11

dikemukakan Silberman (1996: 103) mengenai Card Sort yaitu “This is a collaborative activity that can be used to teach concepts, classification characteristics, facts about objects, or review information”. Berdasarkan

definisi tersebut, dapat diketahui bahwa Card Sort adalah salah satu teknik pembelajaran aktif berupa kegiatan kolaboratif yang dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, karakteristik dari klasifikasi, fakta, atau meninjau suatu informasi.

Menurut Silberman (1996: 103), prosedur pelaksanaan pembelajaran Card Sort adalah sebagai berikut:

1) Give each students an index card containing information or an example

that fits into one or more categories; … . 2) Ask students to mill around the room and find others whose card fits the same category ( You may announce the categories beforehand or let students discover them); 3) Have students with cards in the same category present themselves to the rest of the class; 4) As each category is presented, make any teaching point you think are important (Silberman, 1996: 103).

Kartu indek dibutuhkan sebagai alat bantu dalam menerapkan pembelajaran Card Sort untuk menuliskan informasi. Kartu berisi informasi tersebut terdiri dari beberapa bahasan/kategori dan dibuat sesuai dengan jumlah siswa. Sementara Hujair AH. Sanaky (2006: 6) menyatakan “Kartu

tersebut terdiri dari “kartu judul” dan “kartu bahasan dari judul” tersebut.

(28)

12

Silberman (2006: 170) juga mengemukakan bahwa penerapan pelaksanaan pembelajaran Card Sort dapat divariasikan dengan memerintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang kategorinya. Presentasi kategori dilakukan setelah siswa dapat berkelompok dalam kategori yang sama. Pelaksanaan presentasi kategori dapat dilakukan dengan cara menempelkan kartu di papan tulis. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hujair AH. Sanaky (2006: 7), yang

menyebutkan “… mahasiswa diminta untuk menempelkan di papan tulis

bahasan yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan-urutan

bahasannya yang dipegang kelompok tersebut”.

Berdasarkan keterangan di atas, pembelajaran Card Sort dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Setiap siswa dibagikan kertas yang berisi informasi atau contoh atau langkah-langkah yang telah disususn secara sistematis dalam satu kategori tertentu atau lebih secara acak.

2) Bisrkan siswa berbaur mencari kawan yang memiliki kertas dengan kategori yang sama.

3) Setelah siswa menemukan kawan-kawan dalam satu kategori, mintalah mereka berdiri berjajar sesuai urutan kategori dan menjelaskan kategori tersebut ke seluruh kelas.

(29)

13

Card Sort sebagai salah satu teknik pembelajaran aktif merupakan pembelajaran dengan pemberian tugas dalam kerja kelompok kecil. Melalui kegiatan pencarian kartu, pembahasan kategori dalam kerja kelompok, dan presentasi, siswa dituntut menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Siswa dituntut untuk mengenali hubungan antara informasi pada kartu satu dengan informasi pada kartu lainnya dan membentuknya sebagai sebuah kesatuan kategori. Selanjutnya siswa diminta untuk menilai hasil kerja kelompoknya sendiri dengan mengecek kebenaran urutan pembahasan kategori.

Selain keterlibatan siswa dalam berpikir tingkat tinggi, siswa juga terlibat dalam kegiatan diskusi dan tanya jawab selama pelaksanaan pembelajaran Card Sort. Siswa dapat aktif mengemukakan ide saat membahas kategori dalam kerja kelompok. Siswa dapat mengajarkan pengetahuan kepada siswa lainnya dan saling mengajukan pertanyaan saat kegiatan presentasi kategori. Hal ini menunjukkan di dalam suasana pembelajaran Card Sort telah terjadi interaksi aktif siswa.

Menurut Hujair AH. Sanaky (2006: 7) tujuan dari pembelajaran

Card Sort adalah “untuk mengungkapkan daya “ingat” [recoll] terhadap

materi kuliah/pelajaran yang telah dipelajari mahasiswa/siswa”. Untuk

(30)

14 c. Pelajaran Bahasa Inggris

Mata pelajaran bahasa Inggris secara resmi bisa diajarkan di sekolah dasar sejak tahun 1994 sebagai mata pelajaran muatan lokal. Walaupun dalam kenyataanya ada sekolah dasar yang sudah memprogramkan pelajaran bahasa Inggris bagi siswanya sebelum tahun tersebut, terutama sekolah-sekolah swasta yang mampu menyediakan pengajar dan bahan ajarnya.

Menurut Curtain dan Pesola seperti yang dikutip oleh Suyanto, Dewan Sekolah dan Persatuan Orang Tua Murid perlu memberikan alasan kuat dan bukti nyata sebelum sekolah membuat keputusan dan kebijakan. perlu dipertimbangkan tentang waktu yang tersedia, dana, dan jenis program ini. program bahasa Inggris ini perlu mengetengahkan manfaat dari pembelajaran bahasa, pilihan bahasa mana yang harus diajarkan, jenis kegiatan pembelajaran yang akan dipakai, dan sebagainya. Dasar pemikiran yang meyakinkan dan perencanaan yang mantap akan dapat membantu perlunya keberadaan pelajaran bahasa asing di Sekolah dasar.

Kegiatan siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris mencangkup semua kompetensi bahasa yang berupa ketrampilan menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). ketrampilan bahasa ini disajikan secara terpadu, seperti yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

(31)

15

mereka akan terbantu jika apa yang disampaikan guru diiringi dengan gerak tangan, ekspresi wajah, dan gerak tubuh. Anak-anak dapat lebih memusatkan perhatian terhadap apa yang mereka dengarkan jika disertai kegiatan yang melilbatkan mereka. kemudahan ini akan membuat mereka termotivasi dari pada jika mereka disuruh mendengar kemudian menulis apa yang mereka dengar. Apalagi bahasa Inggris tidak mereka dengar di luar kelas maupun di rumah.

b. Speaking (ketrampilan berbicara), dari semua insting yang dimiliki anak sebagai pebelajar muda bahasa Inggris, insting untuk berinteraksi dan berbicara adalah yang paling penting untuk pembelajaran bahasa Inggris. Anak-anak biasanya ingin segera menggunakan bahasa yang Mereka pelajari untuk berkomunikasi. dalam kegiatan speaking, guru harus memperhatikan tujuan dari kegiatan tersebut. Pada kegiatan terkontrol dimana tujuannya adalah mempraktikkan bahasa yang dipelajari dengan benar dan mengutamakan accuracy, guru dapat mengoreksi kesalahanpada waktu itu juga. Dalam kegiatan speaking

yang bersifat lebih bebas, misalnya pada kegiatan, games, role play,

dan questions and answer, tujuannya adalah memberi semangat kepada siswa untuk mengemukakan idenya dan fokusnya pada content dan bukan pada struktur.

(32)

16

membaca untuk mendapatkan suatu informasi tertentu saja. Dalam hal ini siswa tidak harus mengerti dari kata perkata melainkan yang terpenting mereka bisa mengerti konteks dari suatu bacaan. Yang terpenting dari guru adalah memberikan rambu-rambu agar siswa memiliki strategi dalam membaca suatu wacana. Pengetahuan umum dan perbendaharaan kata yang telah dimiliki serta penggunaan gambar diharapkan dapat membantu anak dalam mengerti isi suatu bacaan. Penggunaan awal ini merupakan dasar yang kemudian ditambah dengan pengalaman belajar, akhirnya dia akan mendapat pengetahuan baru.

G.Metode Penelitian

a. Pendekatan Penelitiaan

Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2015) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain.

(33)

17 b. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Kepala Madrasah, guru Bahasa Inggris di MI Asas Islam, dan guru-guru dan siswa kelas empat.

c. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data, yaitu :

1. Wawancara, Menurut Sugiyono (2015) wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.

Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.

(34)

18

a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.

b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.

c. Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat teknik lain sudah tidak dapat dilakukan.

Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :

a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.

b. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.

c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.

d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer.

2. Observasi

(35)

19

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Sugiyono (2015) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktifitas-aktifitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktifitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Sugiyono menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :

a. Penelitian akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.

b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif. c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek

penelitian sendiri kurang disadari.

(36)

20

e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.

d. Alat Bantu Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2015) penulis sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendeteksi topik tersebut, mengumpulkan data, hingga analisis, menginterprestasikan dan menyimpulkan hasil penelitian.

Dalam mengumpulkan data-data penulis membutuhkan alat Bantu (instrumen penelitian). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 alat bantu, yaitu :

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Pedoman Observasi

(37)

21

serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan informasi yang muncul pada saat berlangsungnya wawancara.

3. Alat Perekam

Alat perekam berguna Sebagai alat Bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subjek. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari subjek untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung.

e. Keabsahan Penelitian

Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif. Yin (2003) mengajukan empat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah Sebagai berikut :

1. Keabsahan Konstruk (Construct validity)

(38)

22

ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :

a. Triangulasi data

Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

b. Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.

c. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut. d. Triangulasi metode

(39)

23 2. Keabsahan Internal (Internal validity)

Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda.

3. Keabsahan Eksternal (Eksternal validity)

Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama. f. Teknik Analisis Data

Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan Rossman dalam Kabalmay, 2002), diantaranya : 1. Mengorganisasikan Data

(40)

24

direkam dengan tape recorder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.

2. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan Pola Jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.

(41)

25

3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data

Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang ada.

4. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke dalam tahap penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.

(42)

26

Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.

H.Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, penulis menguraikan sistematika dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan indikator keberhasilan, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

(43)

27

Studi Kasus Pembelajaran Di Kelas Empat MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015-2016 ).

BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL TEMUAN

Pada Bab III ini membahas masalah pelaksanaan penelitian meliputi gambaran singkat tentang MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga dan pelaksanaan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan pada Bab IV ini meliputi deskriptif Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris ( Studi Kasus Pembelajaran Di Kelas Empat MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015-2016 ).

BAB V PENUTUP

(44)

28 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Pengajaran

Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. (Nur Uhbiyati, 1997:99) Menurut Ahmad Tafsir metode ialah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan

pengertian “cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu”.

Ungkapan yang “paling tepat dan cepat” itulah yang membedakan method

dengan way (yang juga berarti cara) dalam bahasa Inggris. (Ahmad Tafsir, 1998:9) Karena metode berarti cara yang paling tepat dan cepat, maka urutan kerja dalam suatu metode selalu merupakan hasil eksperimen.

Sedangkan menurut Winarno Surakhmad mendefinisikan “metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan”. Martinis Yamin juga mendefinisikan metode pembelajaran adalah cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.(Martinis Yamin, 2008:138)

Hadi Susanto dalam Ramayulis, mengatakan bahwa

“sesungguhnya cara atau metode mengajar adalah suatu seni dalam hal ini

seni mengajar”. (Ramayulis, 2001:107) Metode mengajar adalah “jalan yang

(45)

29

macam materi dalam berbagai pelajaran”. (Ramayulis, 2001:109) Sedangkan

metode mengajar menurut M. Suparta dan Hery Noer Ali adalah “cara yang

digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada

pelajar”.(M.Suparta, 2003:159)

Jadi metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan interaksi dan komunikasi dengan peserta didik pada saat berlangsungnya suatu pengajaran. Mengajar merupakan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar, maka yang harus dipegang oleh seorang guru adalah bagaimana menciptakan suasana belajar yang bervariasi, karena penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi memungkinkan materi pelajaran dapat lebih mudah diserap oleh siswa.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode adalah suatu cara yang tepat dan cepat dalam suatu cara yang efektif dan efisien. Pengajaran yang efektif yatu pengajaran yang dapat dipahami murid secara sempurna. Pengajaran yang tepat ialah pengajaran yang berfungsi pada murid. Pengajaran yang cepat yaitu pengajaran yang tidak memerlukan waktu yang lama. Semua pengajaran ini sangat penting diterapkan guna mencapai tujuan pembelajaran.

B. Mengajar Sebagai Profesi

(46)

30

sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Benarkah tugas dan pekerjaan guru tersebut merupakan profesi? Apakah mengajar itu merupakan karakteristik profesi? Jawaban atas pertanyaan ini akan memberi kejelasan tentang tugas mengajar sebagai suatu profesi. (Marno, 2009:36).

Pekerjaan yang bersifat profesional, seperti yang telah diterangkan diatas, merupakan pekerjaan yang memerlukan persiapan yang melalui pendidikan dan latihan, yang dilakukan berdasarkan keilmuan, seni, atau improvisasi, dan keahlian khusus, serta memerlukan wadah dan peraturan atau kode etik untuk mengembangkan karier sebagai guru. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan guru dapat melaksanakan tugas pokoknya, yaitu melayani kepentingan orang banyak, guru harus memahami jabatan atau pekerjaannya sebagai guru yang profesional dengan hal ini, Amstrong menyatakan, seperti yang dikutip oleh Sudjana (1998: 148), bahwa tugas dan tanggung jawab guru digolongkan menjadi lima jenis, yaitu (1) tanggung jawab dalam pengajaran, (2) Tanggung jawab dalam memberikan bimbingan, (3) Tanggung jawab dalam mengembangkan kurikulum, (4)Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi, dan (5) Tanggung jawab dalam membina hubungan baik dengan masyarakat.

(47)

31

siswa. Nyatalah bahwa tugas mengajar bukan pekerjaan sederhana, melainkan memerlukan pemikiran dan tindakan yang mantap dari serangkaian kegiatan yang saling terkait dalam bentuk keutuhan. Rangkaian kegiatan tersebut dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi (Sudjana, 1998).

Pada hakikatnya, mengajar adalah proses yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan kegiatan belajar siswa (Witherington, 1952). Hal ini mengandung pengertian bahwa proses mengajar oleh guru menghadirkan proses belajar pada pihak siswa yang berwujud perubahan tingkah laku, ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, dan pemahaman.

C. Pemilihan dan Penentuan Metode Pengajaran

Menjadi guru kreatif, profesional dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan suatu kegiatan pembelajaran memerlukan metode yang berbeda dengan metode pembelajaran lain.

(48)

32

Dengan demikian, titik sentra yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran yang efektif dan efisien, antara guru dan anak didik harus beraktifitas. Anak didik harus memiliki kreatifitas yang tinggi dalam belajar. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan anak didik di kelas. Salah satunya adalah melakukan pemilihan dan pemenuhan metode tertentu yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Metode pembelajaran merupakan cara untuk menyampaikan, menyajikan, memberi latihan, dan memberi contoh pelajaran kepada siswa, (Martinis Yamin, 2008:132) dengan demikian metode dapat dikembangkan dari pengalaman, seseorang guru yang berpengalaman dapat menyuguhkan materi kepada siswa dengan menggunakan berbagai metode-metode yang bervariatif, dengan kata lain tidak boleh monoton dalam pembelajaran.

D. Pengertian Metode Card Sort

(49)

33

menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. (Yasin, 2008:185)

Metode Card Sort adalah suatu strategi pembelajaran berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk seperti kartu yang berisi informasi atau materi pelajaran. Atau merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya.Gerakan fisik yang dominan dalam dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan. (Yasin, 2008:185)

Pembelajaran aktif model Card Sort merupakan pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas, kemudian siswa mengelompokkan sesuai dengan kartu indeks yang dimilikinya. Setelah itu siswa mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya.

(50)

34

Card Sort (mensortir kartu) yaitu suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. Metode Card Sort, dengan menggunakan media kartu dalam praktek pembelajaran, akan membantu siswa dalam memahami pelajaran dan menumbuhkan motivasi mereka dalam pembelajaran, sebab dalam penerapan metode Card Sort, guru hanya berperan sebagai fasilitator, yang memfasilitasi siswanya dalam pembelajaran, sementara siswa belajar secara aktif dengan fasilitas dan arahan dari guru. Card Sort yaitu motivasi dari guru; bagi kartu kosong secara acak; guru mencari kata kunci di papan; siswa mencari kata sejenis (satu tema) dengan temannya; diskusi kelompok berdasarkan temannya; menyusun kartu di papan dan masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya.

(51)

35

E. Sejarah Singkat Strategi Pembelajaran Card Sort

Strategi card sort pertama kali dipelopori oleh Dr. Melvin L. Silberman. Beliau adalah Guru Besar Kajian Psikologi Pendidikan di Tempel University, dengan spesialisasi Psikologi Pengajaran. Lulusan Brandeis University ini memiliki gelar A.M dan Ph.D di bidang Psikologi Pendidikan dan Universitas Chicago. Disamping reputasi Internasionalnya dalam proses belajar aktif. Diantara strategi yang dikembangkan dalam pembelajaran aktif adalah strategi pembelajaran Card Sort (Sortir Kartu).

F. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Card Sort

Gerakan fisik yang dominan dalam strategi card sort dapat membantu meminimalisir kelas yang jenuh dan bosan. Adapun langkah-langkah strategi pembelajaran card sort, antara lain:

a. Bagikan kertas yang bertuliskan informasi atau kategori tertentu secara acak.

b. Tempelkan kategori utama di papan atau kertas di dinding kelas

c. Mintalah siswa untuk mencari temannya yang memiliki kertas/kartu yang berisi kategori yang sama untuk membentuk kelompok dan mendiskusikannya.

d. Mintalah siswa untuk mempresentasikannya.

(52)

36

a. Langkah pertama, guru membagikan selembar kartu kepada setiap siswa dan pada kartu tersebut telah dituliskan suatu materi.

b. Langkah kedua, siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu) yang sesuai dengan kosakata yang ada pada kartunya untuk satu kelompok c. Langkah ketiga, siswa akan berkelompok dalam satu kosakata/masalah

masing-masing

d. Langkah keempat, siswa diminta untuk menempelkan dipapan tulis bahasan yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan-urutan bahasannya yang dipegang kelompok tersebut.

e. Langkah kelima, seorang siswa pemegang kartu dari masing-masing kelompok untuk menjelaskan dan sekaligus mengecek kebenaran urutan. f. Langkah keenam, bagi siswa yang salah mencari kelompok sesuai bahasa

atau materi pelajaran tersebut, maka diberi hukuman dengan mencari judul bahasan atau materi yang sesuai dengan kartu yang dipegang.

g. Langkah ketujuh, guru memberikan penjelasan/komentar dari permainan tersebut.

Menurut Melvin L. Silberman, adapun variasi dalam strategi pembelajaran card sort adalah:

a. Perintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang kategorinya.

(53)

37

memilah-milah kartu menjadi sejumlah kategori. Tiap tim bisa mendapatkan skor untuk jumlah kartu yang dipilih dengan benar.

Adapun variasi lain yang digunakan dalam strategi pembelajaran card sort adalah:

a. Dari tiap kartu terdapat tulisan soal dan jawaban di bagian atas untuk memudahkan siswa mencari kartu dengan kategori yang sesuai

b. Media kartu yang digunakan berwarna-warni agar siswa lebih bergairah mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

G. Ciri-Ciri Metode Pengajaran Card Sort

(54)

38 H. Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Mata pelajaran bahasa Inggris secara resmi bisa diajarkan di sekolah dasar sejak tahun 1994 sebagai mata pelajaran muatan lokal. Walaupun dalam kenyataanya ada sekolah dasar yang sudah memprogramkan pelajaran bahasa Inggris bagi siswanya sebelum tahun tersebut, terutama sekolah-sekolah swasta yang mampu menyediakan pengajar dan bahan ajarnya.

Menurut Curtain dan Pesola seperti yang dikutip oleh Suyanto, Dewan Sekolah dan Persatuan Orang Tua Murid perlu memberikan alasan kuat dan bukti nyata sebelum sekolah membuat keputusan dan kebijakan. perlu dipertimbangkan tentang waktu yang tersedia, dana, dan jenis program ini. program bahasa Inggris ini perlu mengetengahkan manfaat dari pembelajaran bahasa, pilihan bahasa mana yang harus diajarkan, jenis kegiatan pembelajaran yang akan dipakai, dan sebagainya. Dasar pemikiran yang meyakinkan dan perencanaan yang mantap akan dapat membantu perlunya keberadaan pelajaran bahasa asing di Sekolah dasar.

Kegiatan siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris mencangkup semua kompetensi bahasa yang berupa ketrampilan menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). ketrampilan bahasa ini disajikan secara terpadu, seperti yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. (http://pelajaran bahasa inggris blogspot.com/2015/12/bahasa inggris)

(55)

39

mereka akan terbantu jika apa yang disampaikan guru diiringi dengan gerak tangan, ekspresi wajah, dan gerak tubuh. Anak-anak dapat lebih memusatkan perhatian terhadap apa yang mereka dengarkan jika disertai kegiatan yang melilbatkan mereka. kemudahan ini akan membuat mereka termotivasi dari pada jika mereka disuruh mendengar kemudian menulis apa yang mereka dengar. Apalagi bahasa Inggris tidak mereka dengar di luar kelas maupun di rumah.

b. Speaking (ketrampilan berbicara), dari semua insting yang dimiliki anak sebagai pembelajaran muda bahasa Inggris, insting untuk berinteraksi dan berbicara adalah yang paling penting untuk pembelajaran bahasa Inggris. Anak-anak biasanya ingin segera menggunakan bahasa yang Mereka pelajari untuk berkomunikasi. dalam kegiatan speaking, guru harus memperhatikan tujuan dari kegiatan tersebut. Pada kegiatan terkontrol dimana tujuannya adalah mempraktikkan bahasa yang dipelajari dengan benar dan mengutamakan accuracy, guru dapat mengoreksi kesalahan pada waktu itu juga. Dalam kegiatan speaking yang bersifat lebih bebas, misalnya pada kegiatan, games, role play, dan questions and answer, tujuannya adalah memberi semangat kepada siswa untuk mengemukakan idenya dan fokusnya pada content dan bukan pada struktur.

(56)

40

(57)

41 BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Kondisi Umum MI Asas Islam Kalibening 1. Letak Geografis

MI Asas Islam terletak di Kelurahan kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga yaitu tepatnya di Jalan Ja’far Sodiq No 17 Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Berdasarkan hasil observasi batas wilayah kalibening sebelah Utara adalah Dusun Genggong dan Dusun Nglumpit Kelurahan Sidorejo Kidul Kecamatan Tingkir, sebelah Timur adalah Dusun Kalilondo Kelurahan Sidorejo Kidul Kecamatan Tingkir, Sebelah Selatan adalah Dusun Tegalsari Kelurahan Kalibening Kecamatan Tingkir, sebelah Barat adalah Dusun Ngrasak Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo.

(58)

42 2. Sejarah berdirinya MI Asas Islam

MI Asas Islam terletak di Kelurahan Kalibening Kota Salatiga dan Kalibening sebelumnya ikut ke dalam wilayah Kabupaten Semarang bukan

kota madya. MI ini berdiri pada tanah seluas 3135 m2, MI Asas Islam berdiri pada tahun 1589 dan diberi nama MI Asas Islam Kalibening. MI Asas Islam berdiri dibawah naungan yayasan Asas Islam yang dipimpin oleh Bapak H. Hamim, SH. MH.

3. TATA TERTIB SEKOLAH 1. Hal masuk sekolah

a. Semua murid harus di sekolah selambat-lambatnya 5 menit sebelum jam pelajaran dimulai

b. Murid yang datang terlambat tidak diperkenankan masuk dalam kelas, melainkan harus melapor terlebih dahulu kepada kepala sekolah

c. Murid absen hanya karena sungguh-sungguh sakit atau keperluan yang sangat penting.

d. Urusan keluarga harus dikerjakan diluar sekolah atau waktu libur sehingga tidak menggunakan hari sekolah

(59)

43

f. Murid tidak diperkenankan meningalkan sekolah selama jam pelajaran berlangsung

g. Kalau seandainya murid sudah merasa sakit di rumah, lebih baik tidak masuk sekolah.

2. Kewajiban murid

a. Taat kepada guru-guru dan kepala sekolah

b. Ikut bertanggung jawab atas kebersihan keamanan dan ketertiban kelas dan sekolah pada umumnya

c. Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, halaman, perabot dan peralatan sekolah

d. Membantu kelancaran pelajaranbaik di kelasnya maupun di sekolah pada umumnya

e. Ikut menjaga nama baik sekolah, guru dan pelajar pada umumnya, baik di dalam maupun di luar sekolah.

f. Menghormati guru dan salig menghargai antara sesama murid

g. Membayar uang sumbangan pembinaan pendidikan pada setiap bulan yang bersangkutan

h. Melengkapi diri dengan keperluan sekolah

i. Murid yang membawa kendaraan agar menempatkan di tempat yang telah ditentukan dalam keadaan terkunci

j. Ikut membantu agar tata tertib sekolah ditaati

(60)

44

a. Meninggalkan sekolah selama jam pelajaran berlangsung, penyimpangan dalam hal ini hanya dengan ijin kepala sekolah

b. Membeli makanan dan minuman diluar sekolah c. Menerima surat atau tamu-tamu disekolah

d. Memakai perhiasan yang berlebihan serta berdandan yang tidak sesuai kepribadian bangsa

e. Merokok di dalam dan di luar sekolah

f. Meminjam uang dan alat-alat pelajaran antara sesama murid

g. Mengganggu jalannya pelajaran baik terhadap kelasnya maupun terhadap lekas lain

h. Berada atau bermain-main di tempat kendaraan i. Berada di dalam kelas selama waktu istirahat.

j. Berkelahi dan main hakim sendiri jika menemui persoalan antar teman

k. Menjadi anggota perkumpulan anak-anak nakal

4. Profil Madrasah

(61)

45

dengan kondisi rusak 4 diantaranya dengan keadaan rusak sedang dan 4 diantaranya rusak ringan , 1 Perpustakaan dengan kondisi baik, 1 ruang pimpinan dengan kondisi rusak sedang, 1 ruang guru dengan kondisi rusak sedang, 1 Mushola dengan kondisi rusak sedang, 1 UKS dengan kondisi rusak sedang, 5 Jamban dengan keadaan 2 rusak sedang dan 3 rusak berat, 1 Gudang dengan kondisi rusak sedang.

a. Identitas Sekolah

Nama Madrasah : MI Asas Islam Alamat : Kalibening Kecamatan : Tingkir Kota : Salatiga Propinsi : Jawa Tengah

Yayasan : Yayasan Pendidikan Asas Islam Status : Swasta

No Statistik Madrasah : 111233730005

NPWP Madrasah : 00-512-062.1-505-000 Nama Kepala Madrasah : Zulfa Anturida SPd, SpdI

No Hp : 085640167300

Alamat Yayasan : Jl. Ja’far Shodiq no. 17 Kalibening Salatiga No. TLp Yayasan : -

No Akte Pendirian Yayasan : 22 Tanggal 21 September 2015

(62)

46 Status Bangunan : Yayasan Luas Bangunan : 875 m2

Nama Bank : BRI Cabang Salatiga : 008-01-005182-53-4 : MI Asas Islam Kalibening b. Visi Misi dan Tujuan

1) VISI

Terwujudnya layanan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan amanat agama, Pancasila dan UUD 1945.

2) MISI

a. Menumbuhkan pangkajian agama Islam secara komprehensif melalui pembinaan keimanan, keislaman, dan akhlaqul karimah. b. melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan.

c. meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif dengan manajememen partisipatif.

3) Tujuan

a) Membangun sekolah murah yang berkualitas

b) Membentuk peserta didik yang beriman, berilmu, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur.

(63)

47

tangguh, cerdas, terampil, disiplin, kreatif, bertanggung jawab serta berorientasi ke masa depan.

d) Menumbuhkan semangat patriotik dan cinta tanah air.

5. Ciri Khas dan Keunggulan

MI Asas Islam adalah salah satu lembaga pendidikan yang berciri khas Agama Islam yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun. Dari hasil observasi peneliti di MI Asas Islam, banyak kegiatan yang dilakukan peserta didik diluar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas misalnya kegiatan ekstrakurikuler setelah pulang sekolah. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik sesuai dengan potensinya masing- masing. Banyak keunggulan dan kejuaraan di MI Asas Islam Kalibening,

Tabel 3.1 Data Prestasi Lomba Siswa Tahun 2015

NO NAMA L/P

JENIS

LOMB A KET

1 Happy Fatika Sari Adinda Isna A

Diva Dini Ma’rifah

P

(64)

48

Tabel 3.2 Data Prestasi Sekolah Tahun 2015

Jenis Lomba Keterangan

Kompetisi Sains Madrasah ( IPA ) 2014 Tingkat Kota Salatiga Tahun 2014

Juara 1

Kompetisi Sains Madrasah ( Matematika ) Tingkat Kota Salatiga Tahun 2014

(65)

49

Catur Pelajar Tingkat Kota Salatiga Tahun 2014 Juara 3 Cerdas Cermat Lomba MAPSIUM Tingkat Kota

Salatiga Tahun 2014

Juara 3

Pidato Lomba MAPSIUM Tingkat Kota Salatiga Tahun 2014

Juara 3

Mendongeng Lomba MAPSIUM Tingkat Kota Salatiga Tahun 2014

Juara 3

Hafalan UUD 1945 Lomba MAPSIUM Tingkat Kota Salatiga Tahun 2014

Juara 3

Lomba Karate Komite POPDA Tingkat Kecamatan Tahun 2014

Juara 1

Lomba Karate Kata POPDA Tingkat Kecamatan Tahun 2014

Juara 1

Lomba Siswa Berprestasi Tingkat Kecamatan Tahun 2014

Juara 3

B. Paparan Data Temuan Peneliti

(66)

50

1. Pemahaman Guru MI Asas Islam Kalibening Tentang Pelaksanaan Metode Pengajaran Card Sort

Pelaksanaan metode pengajaran Card Sort pada mata pelajaran bahasa inggris disini masih dibagi lagi menjadi 4 yaitu:

a. Pemahaman Guru MI Asas Islam Kalibening Tentang Pelaksanaan Metode Pengajaran Card Sort

Dari beberapa guru yang menjadi responden dalam penelitian ini, ada guru yang belum mengerti dan paham mengenai penerapan pelaksanaan metode pengajaran card sort di suatu lembaga pendidikan karena memang jarang membuka situs di internet. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara berikut ini :

“saya malah kurang tahu, yang saya tahu jika mengajarkan bahasa inggris tinggal mengikuti panduan di buku LKS atau buku peggangan lain contohnya hanya membaca ( reading), berbicara ( speaking),dan menulis ( writting) hanya itu saja selebihnya untuk metode lain saya tidak tahu ”(Hasil wawancara dengan Ibu Msk 14/12/2015).

Meskipun begitu ada beberapa guru yang mengatakan sudah lama mengetahui adanya pelaksanaan metode pengajaran card sort, seperti yang dikemukakan responden dibawah ini:

“Saya mengetahui metode itu ketika saya masih duduk dibangku kuliah di STAIN Salatiga dalam mata kuliah Perencanaan

Pembelajaran tahun 2014”. (Hasil wawancara dengan Ibu Sls

14/12/2015).

(67)

51

“Saya tahu dari Ikut KKG dengan tema Upaya Peningkatan Karir Guru di aula UPTD” (Hasil wawancara dengan Bapak Zlf

15/12/2015).

Dari hasil wawancara dengan responden yang lain:

“Dari workshop KKG dari bantuan Blockgrent khusus guru kelas

1, kebetulan kelas 1 yang dapat saya, dan oleh guru yang lain”

(Hasil wawancara dengan Ibu Stk 15/12/2015). Dari hasil wawancara dengan responden yang lain:

“Dari workshop dan diteruskan dengan KKG baik KKG dari

Diknas maupun Kemenag (Hasil wawancara dengan Pak Azm 15/12/2015).

b. Tujuan Metode Pengajaran Card Sort

Dari beberapa guru yang menjadi responden dalam penelitian ini, ada guru yang belum mengerti dan paham mengenai tujuan metode pengajaran card sort karena memang jarang membuka situs di internet dan mengikuti KKG guru. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara berikut ini :

“Saya belum tahu tentang metode pengajaran card sort, karena saya jarang mengikuti KKG guru dan mencari tahu di internet” (Hasil

wawancara dengan Ibu Msk 14/12/2015).

Meskipun begitu ada beberapa guru yang mengatakan sudah lama mengetahui adanya tujuan metode pengajaran card sort, seperti yang dikemukakan responden dibawah ini:

“Saya mengetahui tujuan metode pengajaran card sort itu ketika saya masih duduk dibangku kuliah pada tahun 2014 sedang gencar kurikulum 2013 dan menuntut guru aktif dalam menyampaikan

pembelajaran”. (Hasil wawancara dengan Ibu Sls 14/12/2015).

(68)

52

Mata pelajaran Bahasa Inggris mengetengahkan manfaat dari pembelajaran bahasa, pilihan bahasa mana yang harus diajarkan, jenis kegiatan pembelajaran yang akan dipakai, dan sebagainya. Dasar pemikiran yang meyakinkan dan perencanaan yang mantap akan dapat membantu perlunya keberadaan pelajaran bahasa asing di Sekolah dasar.

Kegiatan siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris mencangkup semua kompetensi bahasa yang berupa ketrampilan menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). ketrampilan bahasa ini disajikan secara terpadu, seperti yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu responden:

“Pendidikan bahasa inggris yaitu sebuah upaya untuk membekali

anak didik pemahaman sebuah bahasa setelah kita mengetahui pemahaman anak didik saat ini sangat berbeda dengan pemahaman anak didik tahun dahulu dan juga membekali bahasa inggris bukan hanya mengacu pada satu tujuan saja tetapi belajar

bahasa inggris juga sebagai bahan interaksi disuatu saat nanti ”

(Hasil wawancara dengan Ibu Sls 14/12/2015).

Tujuan Pendidikan bahasa inggris itu sendiri yaitu menyeimbangkan antara nilai akademik dan nilai ketrampilan bahasa peserta didik. Jadi tidak hanya nilai akademiknya saja yang menjadi prioritas guru, akan tetapi ketrampilan, pola pikir, dan tingkah laku yang baik juga harus diutamakan. Seperti yang dikemukakan oleh responden berikut ini:

“Pendidikan bahasa inggris itu mengubah pola pikir guru supaya

(69)

53

psikomotoriknya karena keberhasilan akademik tidak hanya dilihat hasil nilai akademiknya yang bagus tetapi juga ketrampilan dan tingkah lakunya, jadi peserta didik tidak hanya cerdas dalam

akademik saja tetapi juga ketrampilan dan tingkah lakunya” (Hasil

wawancara dengan Bapak Zlf 16/12/2015).

Selain itu dengan diterapkannya mata pelajaran bahasa inggris akan mengetahui potensi yang dimiliki peserta didik. Seperti hasil wawancara berikut:

“Tujuannya pendidikan bahasa inggris yaitu mengetahui potensi yang dimiliki anak didik” (Hasil wawancara dengan Bapak Zlf

16/12/2015 ).

d. Prioritas Pendidikan Bahasa Inggris di Mi Asas Islam Kalibening Pada dasarnya Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah lembaga pendidikan yang berciri khas Agama Islam. Sehingga tak dipungkiri lulusan dari Madrasah diharapkan mempunyai bekal agama yang baik, ketrampilan bahasa, dan sikap (perilaku) yang baik pula. Oleh sebab itu MI Asas Islam mengutamakan nilai religius, jujur, disiplin dan peduli sosial. Sebagaimana hasil wawancara berikut:

“Karena di Madrasah jadi ya nilai religiusnya yang menjadi

prioritas, karena kita hidup membutuhkan orang lain berarti nilai peduli sosialnya yang harus kita utamakan, jika di kelas yang sering saya sampaikan itu adalah ketrampilan bahasa, rukun, dan cinta damai. Mungkin nilai nilai tersebut tidak langsung bisa

diterima oleh mereka jadi tiga nilai itu yang saya utamakan”

(Hasil wawancara dengan Bapak Zlf, 16/12/2015 ).

2. Bentuk Pelaksanaan Metode Pengajaran Card Sort

(70)

54

perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Sebagaimana hasil wawancara berikut :

“Metode pengajaran card sort menitik beratkan guru tidak hanya sebagai pendidik tetapi juga sebagai fasilitator” (Hasil wawancara dengan Sls, 17/12/2015).

Pada umumnya guru-guru mengetahui bentuk metode pengajaran card sort, hal ini sesuai dengan hasil wawancara terhadap para responden:

“Dalam mata pelajaran bahasa inggris menekankan pada kemampuan menghafal sehingga siswa harus diberikan metode yang tepat agar kemampuan menghafalnya menjadi lebih baik. Maka dari itu bentuk dari metode card sort harus terpenuhi dengan baik. (Hasil wawancara dengan Ibu Fbr, 15/12/2015).

Dari hasil wawancara dengan responden yang lain:

“Guru harus mampu mempersentasikan pelajaran bahasa inggris

dengan baik dan kalau perlu ditambah menjelaskan kembali materi-materi yang telah disampaikan di kelas. (Hasil wawancara dengan Ibu Lbn, 15/12/2015).

Dari hasil wawancara dengan responden yang lain:

“Bentuk dari pembelajaran aktif model card sort ini adalah siswa mencari bahan sendiri atau materi yang sesuai dengan kategori kelompok yang diperolehnya dan siswa mengelompok sesuai kartu indeks yang diperolehnya. Dengan demikian siswa menjadi aktif dan termotivasi dalam proses belajar mengajar. (Hasil wawancara dengan Bapak Zlf 15/12/2015).

“Bentuk pembelajaran Card Sort ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan. (Hasil wawancara dengan Bapak Msk 15/12/2015).

Gambar

Tabel 3.1 Data Prestasi Lomba Siswa Tahun 2015
Tabel 3.2 Data Prestasi Sekolah Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan kondisi tersebut, maka informasi cadangan karbon pada berbagai tipe hutan dan ekosistem dapat dijadikan dasar penetapan faktor emisi dan faktor serapan gas

KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 LUBUKPAKAM TERHADAP KANKER SERVIKS?.

Pengujian viskositas ini bertujuan untuk mencari nilai Melt Flow Rate (MFR) MFR didapat dari plastik yang dilebur di dalam tabung berbentuk silinder selama 10 menit dan ditekan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. © Egi Firman Zamzia 2016

sehingga dapat dikatakan bahwa Pak Paiman mempunyai aturan yang berlaku sebagai tokoh adat. Berbicara tentang aturan, tentu tidak sekedar menyinggung tentang

To date, there are more then 40 food trucks registered in the data base and the well know food truck inclusive Babarittos, Flaming Wheels Food Truck, Little Fat Duck, Cowboys

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah: (1) butir instrumen harus sesuai indikator, (2) butir ditulis secara singkat dan jelas, (3) pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu,

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO.43/PUU-XIII/2015 TENTANG PROSES REKRUTMEN HAKIM TINGKAT PERTAMA.. TANPA MELIBATKAN