• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I

b

M)

I

b

M STRATEGI PENGGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN

KAMBING MELALUI SISTEM INTEGRASI

KAMBING-KACANG-TOGA (SIKKT) PADA KELOMPOK TANI TERNAK

‘TANI MULYO ASRI’ DAN KELOMPOK TANI ‘SRI MULYO’

DESA REJOMULYO KEC PANEKAN KAB MAGETAN

Oleh:

Dr. Rochmah Kurnijasanti, MSi., drh. (NIDN. 0019077004) Dr.Tutik Juniastuti, MKes.,drh (NIDN.0021066604) Dr. Iwan Sahrial Hamid, Msi., drh. (NIDN.0013076801)

Dibiayai oleh DIPA DRPM Kemenristek Dikti Tahun Anggaran 2016 sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Airlangga

Tentang Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat Universitas Airlangga Sumber Biaya Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Direktorat Riset Pengabdian Masyarakat

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2016 Nomor : 768/UN3/2016, Tanggal 8 April 2016

Universitas Airlangga

2016

(2)
(3)

RINGKASAN

Masyarakat di desa Rejomulyo kecamatan Panekan Kabupaten Magetan adalah masyarakat petani dan peternak yang potensi, namun belum optimal karena kurangnya pengetahuan untuk menambah nilai ekonomi dari usaha peternakan dan pertanian yang mereka geluti, termasuk para peternak kambing dan petani kacang. Mereka hanya menjalankan tradisi yang sudah ada sehingga diperlukan sentuhan inovasi-inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil agar lebih maksimal. Sejalan dengan program pemerintah untuk Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK), maka perlu membangun ketahanan pangan yang mantap. Salah satu program yang cocok untuk dikembangkan pada desa Rejomulyo Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan adalah program SIKKT (Sistem Integrasi Kambing-Kacang-Toga). Program SIKKT merupakan program pengembangan peternakan kambing yang teritegrasi dengan pertanian kacang. Program ini pada intinya mengupayakan peningkatan produksi daging ternak kambing dan sekaligus upaya meningkatkan nilai ekonomi dari pertanian kacang tanah dengan pemanfaatan limbah kulit kacang tanah sebagai pakan ternak kambing dan pemanfaatan kotoran kambing sebagai pupuk organik dari tanaman kacang tanah. Disamping itu petani kacang bisa menambah nilai ekonomi dari kebun kacang dengan menambah penanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga) disela-sela tanaman kacang. Tanaman toga bisa dimanfaatkan untuk pemeliharaan kesehatan ternak kambing tanpa tergantung dari obat-obat sintetik sehingga mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan. Dasar pertimbangan dari program ini adalah kegiatan produksi peternakan dan pertanian tanaman pangan dengan prinsip zero waste. Yang dimaksud Zero waste adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal seperti pemanfaatan limbah kulit kacang sebagai pakan ternak dan kotoran ternak kambing untuk diproses menjadi pupuk organik. Artinya memperbaiki unsure hara yang dibutuhkan tanaman sehingga tidak ada limbah yang terbuang ( Dirjen Bina Produksi Peternakan, 2002). Keterpaduan kacang yang merupakan hasil pertanian yang utama pada desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan dengan ternak ini diharapkan dapat menghemat biaya penggunaan pakan ternak, pupuk dan biaya pemeliharaan kesehatan, serta biaya semurah mungkin sehingga produksi ternak kambing dan kacang yang dihasilkan lebih meningkatkan pendapatan petani dan peternak. Yang dimaksud Zero waste adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal seperti pemanfaatan jerami sebagai pakan ternak dan kotoran ternak sapi untuk diproses menjadi pupuk organik. Artinya memperbaiki unsure hara yang dibutuhkan tanaman sehingga tidak ada limbah yang terbuang ( Dirjen Bina Produksi Peternakan, 2002)

Ada tiga komponen teknologi utama dalam SIKKT yaitu (a).Teknologi budidaya ternak, (b) teknologi budidaya kacang tanah dan tanaman obat, dan (c) teknologi pengolahan jerami dan kompos. Ketiga komponen teknologi tersebut dapat diintegrasikan secara sinergis, maka pengembangan SIKKT ini dilaksanakan dengan pendekatan kelembagaan (Haryanto dkk., 2002). Yang dimaksud pendekatan kelembagaan disini adalah kelompok ternak dan kepemilikan lahan kebun tetap ada, dimana kelompok ternak tetap menjamin kepemilikan secara individu, namun

(4)

kegiatan individu merupakan satu kesatuan dari kegiatan kelompok seperti pengumpulan kulit kacang, pengadaan saprodi, penggunaan tanaman obat untuk pemeliharaan kesehatan dan pemasaran hasil.

Pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode: 1) Tutorial dengan memberikan pembekalan Ilmu pengetahuan tentang analisis usaha penggemukan kambing yang berhubungan dengan nilai ekonomi dari hewan ternak kambing dan cara pengobatannya serta pemanfaatan, penggolahan limbah tanaman kacang dan limbah kotoran kambing 2) Praktek dan pelatihan pembuatan pakan tanpa hijauan dengan sestem fermentasi 3)Pendampingan peternak dalam praktek pembuatan pakan tanpa hijauan dengan sistem fermentasi dari limbah kulit kacang dan 4) Praktek pembuatan kompos dari kotoran kambing.

(5)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul ‘Ibm Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Kambing Melalui Sistem Integrasi Kambing-Kacang-Toga (SiKKT) Pada Kelompok Tani Ternak ’Tani Mulyo Asri’ dan Kelompok Tani ‘Sri Mulyo’ Desa Rejomulyo Kec Panekan Kab Magetan” dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai jadwal. Hal ini tentunya berkat kerjasama seluruh anggota tim pelaksana serta berbagai pihak yang terkait.

Oleh karena itu pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristekdikti, Rektor Universitas Airlangga u.p Pimpinan Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat Universitas Airlangga yang telah memberi kepercayaan kepada tim pelaksana. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ketua Kelompok Tani Ternak ’Tani Mulyo Asri’ dan Kelompok Tani ‘Sri Mulyo’ Desa Rejomulyo Kec Panekan Kab Magetan yang telah meluangkan waktu, bantuan dan kerjasama yang baik selama pelaksanaan program ini.

Akhirnya, diharapkan program ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sehingga hasil yang diperoleh semakin meluas dan memberikan manfaat bagi masyarakat banyak.

Surabaya, Oktober 2016 Tim Pelaksana

(6)

DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ……….. 3 Bab 1. PENDAHULUAN ………..………..………..8

Bab 2. TARGET DAN LUARAN ………..………..…15

BAB 3. METODE PELAKSANAAN………16

BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI……….. ..18

BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI...……….19

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN…………...25

DAFTAR PUSTAKA……….26 LAMPIRAN

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada Mitra…………28 Lampiran 2. Publikasi Pada Jurnal Nasional tidak Terakreditasi…………...31 Lampiran 3. Buku Ajar………....37

(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

Desa Rejomulyo Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan merupakan salah satu kecamatan di Magetan. Desa Rejomulyo Kecamatan Panekan adalah bagian dari Kabupaten Magetan Jawa Timur Indonesia. Letak daerahnya berada di sebelah utara Kota Magetan. Desa Rejomulyo Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan dengan ketinggian 556 meter dpl dengan letak geografis 7,61626 LS dan 111,29676 BT. Luas Wilayah Desa Rejomulyo Kecamatan Panekan sekitar 423 Hektar atau sekitar 0,72 % dari luas total Kabupaten Magetan. Suhu rata rata Desa Rejomulyo Kecamatan Panekan berkisar antara 16 C sampai 26 C.

Desa Rejomulyo Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan memiliki potensi dalam bidang peternakan dan pertanian. Data di lapangan menunjukkan bahwa jumlah kepemilikan kambing rata-rata 3,1 ekor/orang, dengan pola pemeliharaan tradisional. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan, desa Rejomulyo merupakan desa yang subur dengan luas areal sawah sangat subur 125,25 Ha, ditanami berbagai jenis tanaman pangan seperti padi, kacang tanah, kedele, jagung, ubi kayu, pisang, rambutan, mangga, semangka, cabe, terong. Adapun luas produksi berbagai jenis tanaman pangan tersebut adalah padi supra insus seluas 47 Ha/th, tanaman kacang luas produksi 9 ton/Ha, ubi kayu 0,4 ton/Ha, pisang 650 ton/tahun, mangga 15 ton/tahun, dan rambutan 0,6 ton/tahun. Khususnya pada kelompok Tani ’Sri Mulyo’ memiliki rata-rata 0.9 Ha per anggota untuk lahan kebun kacang tanah dengan hasil rata-rata kacang tanah lebih kurang 450 ton per panen dari 192 anggota kelompok Tani ’Sri Mulyo’.

Masyarakat yang bekerja pada sub sektor peternakan meliputi pemilik sapi berjumlah 52 orang, pemilik kambing 151 orang, pemilik ayam 501 orang, pemilik domba 104 orang, pemilik itik 83 orang dan buruh peternak 504 orang sehingga total 1.367 orang. Populasi ternak yang ada terdiri atas sapi 276 ekor, kambing 1441 ekor, domba 1428 ekor dengan rata-rata kepemilikan ternak sapi potong 0,46 ekor/KK,

(9)

kambing 1,98 ekor/KK dan domba 1,09 ekor/KK. Khusus untuk ternak kambing, sebagian besar (67%) bangsa kambing yang ada di kelompok tani ternak ’Tani Mulyo Asri’desa Rejomulyo adalah kambing etawa. Namun secara kualitas genetik, ternak kambing yang ada saat ini masih belum baik, selain itu pertambahan populasinya masih lambat. Hanya terdapat beberapa peternak kambing yang mempunyai kualitas genetik unggul (kambing Boer). Desa Rejomulyo Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan merupakan salah satu desa di kecamatan Panekan Magetan dengan jumlah ternak Kambing yang cukup banyak. Salah satu kelompok peternak kambing di desa rejomulyo Kecamatan Panekan adalah kelompok tani ternak ‘Tani Mulyo Asri’. Kelompok tani ternak ‘Tani Mulyo Asri’ merupakan kelompok peternak untuk mewadahi para peternak kambing di desa Rejomulyo. Kelompok tani ternak ‘Tani Mulyo Asri’ desa Rejomulyo mempunyai anggota sebanyak 47 orang, dengan populasi kambing sebanyak 575 ekor.

Kambing merupakan salah satu diantara beberapa hewan yang dipelihara oleh para peternak yang berfungsi sebagai sumber protein hewani bagi masyarakat, tabungan, tambahan penghasilan, pengisi waktu luang, merangsang pemanfaatan pekarangan dan kotorannya sebagai pupuk kandang. Salah satu kendala yang mempengaruhi percepatan pengembangan ternak domba di pedesaan adalah kesulitan pakan pada saat kemarau tiba. Salah satu faktor yang sering dikeluhkan peternak dalam mengembangkan usahanya adalah tidak seimbangnya antara harga jual produksi dengan biaya produksi. Pakan ternak tanpa hijauan ini adalah salah satu penyiasatan untuk menekan biaya produksi sehingga keuntungan usaha lebih dapat dioptimalkan, sehingga dibutuhkan kreatifitas dan daya inovasi yang cukup bagi para peternak untuk mendapat posisi saing di pasaran. Kreatifitas dan daya inovasi, baik secara individual maupun kelompok, sangat dibutuhkan untuk menaikkan posisi tawar hasil produksi peternakan. Hal-hal tersebut yang menjadi latar belakang permasalahan perlunya dilakukan pelatihan-pelatihan teknis.

Peternak kambing pada kelompok tani ternak ‘Tani Mulyo Asri’ desa Rejomulyo belum terbiasa dengan teknologi untuk meningkatkan produktivitas ternaknya, baik teknologi pakan maupun teknologi di bidang reproduksi. Mereka belum menerapkan teknologi pemberian pakan tanpa hijauan untuk pemenuhan pakan

(10)

domba dengan kualitas yang baik. Pakan merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan dalam beternak. Syarat pakan yang diberikan harus berkualitas, mengandung zat atau materi yang dibutuhkan dengan komposisi yang seimbang. Bila syarat tersebut telah terpenuhi, pakan tersebut bisa disebut pakan berkualitas. Hal ini secara umum berlaku untuk semua hewan ternak, termasuk kambing.

Pakan yang umum diberikan oleh para peternak domba adalah rumput. Rumput sudah menjadi primadona sejak lama untuk jadi pakan kambing dan menjadi menu wajib. Untuk itu perlu inovasi supaya tidak ada ketergantungan terhadap jenis pakan primadona tersebut (rumput) terutama pada musim kemarau dengan pakan berkualitas agar tumbuh dan kembang ternak menjadi optimal.

Desa Bandar kecamatan Bandar Kedung Mulyo Jombang salah satu desa yang kaya akan sumber daya alamnya, tapi pemanfaatannya masih kurang maksimal sehingga banyak sumber daya alam belum digunakan secara maksimal. Selama ini penggemukan domba masih menggunakan sistem konvensional yaitu setiap memberi makan harus mencari daun tumbuhan/rumput yang masih hijau atau membiarkan domba di tanah lapang yang banyak rumput hijaunya. Jika musim hijau hal tersebut tidak bermasalah, tetapi akan menjadi permasalahan jika musim kemarau. Timbulnya permasalahan tersebut antara lain ketersediaan sumber makanannya terbatas serta perlu waktu dan tenaga untuk mencari pakan, disamping itu daya tahan makanan hijau pun terbatas, karena jika terlalu lama akan cepat kering. Akibat dari semakin menyempitnya lahan pertanian maka sistem integrasi antara ternak dan tanaman menjadi sangat tepat. Sistem ini mengikuti prinsip-prinsip ekosistem alami yang ramah lingkungan.

Sekarang sudah ada teknologi baru untuk beternak kambing tanpa harus ngarit

(mencari daun tumbuhan/rumput hijau), tanpa harus angon (menggembalakan kambing di lapangan yang rumputnya masih hijau) dan kotoran tidak berbau. Teknologi ini menggunakan sistem organik, dimana semua pakannya baik basah (masih hijau) maupun kering dapat digunakan sebagai pakan kambing, serta akan lebih menghemat segalanya baik dari segi biaya, waktu serta tenaga, karena dengan teknologi ini bahan-bahan makanan dapat ditampung dahulu dalam sebuah tempat

(11)

seperti tong, bak, dsb sehingga ketika pada saat memberi pakan tersebut siap diberikan ke kambing. Jenis pakannya pun tidak hanya dari daun tumbuhan/rumput saja tetapi bisa dari kulit kacang, pelepah pisang, jerami, daun pepaya, singkong serta bahan-bahan lainnya yang dapat ditemui disekitar lingkungan atau sebagai bahan buangan (sisa buangan). Bahan pakan diolah terlebih dahulu sebelum diberikan ke kambing dengan sistem fermentasi menggunakan formulasi bio organik. Daya tahan pakan domba yang telah di fermentasi pun lama, seperti fermentasi basah bertahan 2-3 bulan sedangkan fermentasi kering bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Proses pembuatan pakan berfermentasi membutuhkan waktu yang tidak lama, sekitar 30 menit. Serta gizi dalam fermentasi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pakan yang alami.

Secara geografis desa Rejomulyo kecamatan panekan Magetan memungkinkan berbagai tanaman dapat tumbuh subur. Dengan potensi yang ada di desa desa Rejomulyo kecamatan panekan Magetan dapat dimanfaatkan untuk mendukung program pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas ternak termasuk kambing guna mencukupi kebutuhan akan protein hewani manusia melalui penerapan teknologi penggemukan kambing dengan pakan tanpa hijauan. Kacang tanah merupakan salah satu dari komoditi pertanian yang termasuk tanaman palawija. Kacang tanah memiliki peran yang cukup penting dalam kehidupan manusia atara lain sebagai salah satu komoditi pangan yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi sehingga memiliki potensi yang cukup bagus untuk dikembangkan. Sebagai salah satu dari tanaman palawija, kacang tanah amat potensial dalam pengembangan program Nasional peningkatan produksi kacang-kacangan, sebagai sumber protein nabati serta bahan penganekaragaman pangan penduduk. Disamping itu petani kacang bisa menambah nilai ekonomi dari kebun kacang dengan menambah penanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga) disela-sela tanaman kacang. Tanaman toga bisa dimanfaatkan untuk pemeliharaan kesehatan ternak kambing tanpa tergantung dari obat-obat sintetik sehingga mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan. Keterpaduan kacang yang merupakan hasil pertanian yang utama pada desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan dengan ternak ini diharapkan dapat menghemat biaya penggunaan pakan ternak, pupuk dan biaya pemeliharaan kesehatan, serta biaya semurah mungkin

(12)

sehingga produksi ternak kambing dan kacang yang dihasilkan lebih meningkatkan pendapatan petani dan peternak.

Pengabdian kepada Masyarakat ini rencananya akan dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak “Tani Mulyo Asri’ dan kelompok tani ‘Sri Mulyo’ Desa Rejomulyo Kecamatan Panekan Magetan, guna membantu pemerintah daerah Magetan khususnya kecamatan Panekan dan masyarakat umumnya dalam rangka peningkatan produksi, reproduksi, kesehatan ternak kambing dan pemanfaatan limbah pertanian kacang, melalui peningkatan pengetahuan, kemampuan dan alih tehnologi : (a).Teknologi budidaya ternak, (b) teknologi budidaya kacang tanah dan tanaman obat, dan (c) teknologi pengolahan jerami dan kompos dengan pelatihan pembuatan pakan tanpa hijauan dengan sistem fermentasi menggunakan bio organik sehingga dapat menunjang ekonomi masyarakat.

Permasalahan Mitra

Belum adanya system yang terintegrasi antara ternak dan tani pada desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan menyebabkan kurang optimalnya pemanfaatan sember daya lokal yang menambah nilai ekonomis. Pada kelompok tani ternak “Tani Mulyo Asri’, ternak kambing yang ada saat ini di desa Rejomulyo secara kualitas masih belum baik, karena kurangnya pengetahuan peternak tentang manajemen produksi dan reproduksi kambing yang efektif dan efisien. Pertambahan berat badan kambing masih kurang optimal, hanya terdapat beberapa peternak kambing yang mempunyai kualitas yang baik. Hal ini dimungkinkan karena mereka belum menerapkan teknologi fermentasi pakan untuk memperbaiki kualitas pakan kambing untuk penggemukan. Selama ini pemberiam pakan hanya secara konvensional yaitu dengan memberi rumput. Berdasarkan potensi pakan yang cukup baik, permasalahan manajemen baik manajemen pemberian pakan, manajemen kesehatan yang masih memerlukan biaya yang besar sehingga pelu alternatif penggunaan tanaman obat yang lebih ekonomis maupun permasalahan bibit bakalan masih menjadi kendala utama usaha ternak Kambing di wilayah desa Rejomulyo. Pada kelompok tani “Sri Mulyo’ dengan potensi dari kebun kacang yang belum optimal menghasilkan nilai ekonomis, dimana limbah kulit kacang belum

(13)

termanfaatkanm karena kurangnya pengetahuan petani kacang tentang bagaimana cara pengolahan limbah kacang sebagai bahan pakan ternak sehingga menambah nilai ekonomisnya.

Solusi yang ditawarkan

Pendekatan yang dilakukan terhadap permasalahan tersebut di atas, diantaranya adalah melalui pendekatan dengan pemerintah desa Rejomulyo untuk mensinergikan kegiatan – kegiatan dalam program pemerintah desa khususnya yang berkaitan dengan permasalahan untuk meningkatkan produktivitas ternak domba. Solusi diarahkan melalui penggunaan teknologi yang benar-benar dapat dilakukan oleh masyarakat dengan potensi yang tersedia, murah dan mudah dilaksanakan. Metoda pendekatan yang ditawarkan untuk mendukung realisasi program adalah dengan mengajak masyarakat melaksanakan perhitungan usaha ternak kambing yang sudah dijalankan sampai dengan capaian hasil yang sudah dirasakan. Kemudian melakukan perhitungan dan analisis ekonomi, jika kambing yang ada dioptimalkan terutama dengan menggunakan pakan tanpa hijauan dengan system fermentasi, dengan kualitas ternak yang relatif lebih baik. Sehingga akan timbul kesadaran usaha yang secara sukarela akan melaksanakan penerapan IPTEK yang ditawarkan. Kegiatan ini dilakukan melalui pertemuan dengan kelompok tani ternak “Tani MulyoAsri’ dan kelompok tani’Sri Mulyo” yang ada di desa Rejomulyo dalam bentuk kegiatan diklat.

Rencana kegiatannya adalah perbaikan kualitas kambing yang sudah ada melalui penerapan teknologi fermentasi pakan untuk penggemukan. Terapan teknologi selanjutnya adalah manajemen kesehatan dengan pemanfaatan tanaman obat serta cara pemilihan bibit bakalan yang baik. Ada tiga komponen teknologi utama dalam SIKKT yaitu (a).Teknologi budidaya ternak, (b) teknologi budidaya kacang tanah dan tanaman obat, dan (c) teknologi pengolahan kulit kacang dan kompos. Ketiga komponen teknologi tersebut dapat diintegrasikan secara sinergis.

Partisipasi mitra dalam pelaksanaan program ditunjukkan dengan adanya dukungan dan kesanggupan kerja sama sebagai mitra dengan tim dari Universitas Airlangga Surabaya dalam penerapan Ipteks bagi masyarakat. Partisipasi mitra ini ditunjukkan melalui pelaksanaan kegiatan secara bersama-sama dalam hal pemilihan

(14)

dan penyiapan bibit bakalan kambing untuk penggemukan, melaksanakan proses pembuatan pakan tanpa hijauan dengan system fermentasi menggunakan limbah kacang tanah, serta pemeliharaan kesehatan kambing sampai panen melalui pemanfaatan tanaman obat alternatif.

(15)

BAB 2

TARGET DAN LUARAN

Dari kegiatan penerapan teknologi ini akan dihasilkan luaran berupa :

1. Perubahan mindset peternak dalam memelihara kambing yang berorientasi pada keuntungan (profit oriented).

2. Metode pembuatan pakan tanpa hijauan dengan system fermentasi dengan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di desa Rejomulyo sebagai bahan dasar yaitu limbah kulit kacang.

3. Pertambahan berat badan kambing 10 kg perbulan.

4. Peningkatan pengetahuan peternak dalam pemilihan bibit bakalan kambing yang akan digemukkan.

5. Peningkatan manajemen kesehatan kambing .

6. Perubahan mindset petani dalam bertani kacang yang berorientasi pada keuntungan (profit oriented) dengan mengoptimalkan limbah kulit kacang dan pemanfaatan kotoran kambing sebagai pupuk organik untuk tanaman kacang serta pemanfaatan lahan disela tanaman kacang dengan tanaman obat.

(16)

BAB 3

METODE PELAKSANAAN

KHALAYAK SASARAN

Khalayak sasaran adalah peternak kambing kelompok tani ternak ’Tani Mulyo Asri’ dan kelompok tani ‘SriMulyo, khususnya serta masyarakat umumnya dan khususnya masyarakat di wilayah desa Rejomulyo Kecamatan Panekan Magetan.

METODE KEGIATAN

Pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini dengan metode sebagai berikut :

1. Tutorial

Memberikan pembekalan Ilmu pengetahuan tentang : a. Analisis Usaha penggemukan Kambing

b. Pemilihan Kambing bakalan (bibit)

c. Pembuatan pakan tanpa hijauan dengan system fermentasi d. Manajemen Perkandangan

e. Perawatan kesehatan sampai dengan panen

f. Tanaman obat yang dapat digunakan untuk pemeliharaan kesehatan kambing 2. Praktek dan pelatihan pembuatan pakan tanpa hijauan dengan sestem fermentasi, meliputi:

a. Peralatan yang diperlukan untuk pembuatan pakan tanpa hijauan dengan sistem Fermentasi

b. Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan pakan tanpa hijauan dengan sistem fermentasi yaitu limbah kulit kacang.

c. Demonstrasi cara pembuatan pakan tanpa hijauan dengan sistem fermentasi 3. Pendampingan peternak dalam praktek pembuatan pakan tanpa hijauan dengan

sistem fermentasi dari limbah kulit kacang. 4. Praktek Pemilihan Kambing bakalan (bibit)

(17)

a. umur antara 8 bulan – 1 tahun

b. Ukuran badan normal, sehat, bulu bersih dan mengkilap, garis punggung dan pinggang lurus

c. Keempat kaki lurus, kokoh dan tumit terlihat tinggi d. Tidak ada cacat pada bagian tubuhnya, tidak buta e. Hidung bersih, mata tajam dan bersih serta anus bersih 5. Praktek pembuatan kompos dari kotoran kambing

RANCANGAN EVALUASI

Evaluasi program akan segera dijalankan setelah dilaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berjalan sampai selesai. Rancangan evaluasi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Evaluasi Tahap 1.

Bentuk pelaksanaan evaluasi ini berupa kuisioner angket tertulis dalam pola yang mengacu pada materi yang diberikan kepada para peserta.

2. Evaluasi Tahap 2.

Evaluasi ini dilakukan oleh tim pengabdian kepada masyarakat dengan mengacu pada semua program yang berpedoman pada materi seluruh program yang kurun waktunya terjadi setelah 1 bulan tim pengabdian kepada masyarakat meninggalkan lapangan.

(18)

BAB 4

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Universitas Airlangga khususnya Fakultas Kedokteran Hewan Unair melaksanakan tugas “ Tri Dharma Perguruan Tinggi “ yang meliputi: pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat, dilakukan secara selaras, serasi dan seimbang. Program pengabdian pada masyarakat ini nantinya banyak melibatkan tenaga ahli yang kompeten pada bagiannya dan menerapkan hasil research yang telah teruji berhasil dalam meningkatkan produksi dan reproduksi ternak kambing serta hasil research tanaman obat yang berhasil dalam mengendalikan penyakit pada kambing. Universitas Airlangga khususnya Fakultas Kedokteran Hewan Unair bertindak sebagai motivator khususnya bagi kelompok tani ternak ’Tani Mulyo Asri’ dan kelompok tani ‘SriMulyo’ sebagai kader di desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan dan sebagai ujung tombak dan contoh dalam pelaksanaannya secara teknis di Panekan Magetan dengan pembinaan dari tim pengabdian pada masyarakat. Tim pengabdian pada masyarakat melibatkan orang-orang yang kompeten terhadap bidang kesehatan ternak, makanan ternak dan manajemen peternakan serta budidaya kacang.

(19)

BAB 5

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

Ada tiga komponen teknologi utama dalam SIKKT yaitu (a).Teknologi budidaya ternak, (b) teknologi budidaya kacang tanah dan tanaman obat, dan (c) teknologi pengolahan jerami dan kompos. Ketiga komponen teknologi tersebut dapat diintegrasikan secara sinergis, maka pengembangan SIKKT ini dilaksanakan dengan pendekatan kelembagaan (Haryanto dkk., 2002). Yang dimaksud pendekatan kelembagaan disini adalah kelompok ternak dan kepemilikan lahan kebun tetap ada, dimana kelompok ternak tetap menjamin kepemilikan secara individu, namun kegiatan individu merupakan satu kesatuan dari kegiatan kelompok seperti pengumpulan kulit kacang, pengadaan saprodi, penggunaan tanaman obat untuk pemeliharaan kesehatan dan pemasaran hasil.

Pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode: 1) Tutorial dengan memberikan pembekalan ilmu pengetahuan tentang analisis usaha penggemukan kambing yang berhubungan dengan nilai ekonomi dari hewan ternak kambing dan cara pengobatannya serta pemanfaatan, penggolahan limbah tanaman kacang dan limbah kotoran kambing 2) Praktek dan pelatihan pembuatan pakan tanpa hijauan dengan sestem fermentasi 3) Pendampingan peternak dalam praktek pembuatan pakan tanpa hijauan dengan sistem fermentasi dari limbah kulit kacang dan 4) Praktek pembuatan kompos dari kotoran kambing.

Program pengabdian pada masyarakat ini merupakan program tutorial dengan memberikan pembekalan ilmu pengetahuan tentang analisis usaha penggemukan kambing yang berhubungan dengan nilai ekonomi dari hewan ternak kambing dan cara pengobatannya serta pemanfaatan, penggolahan limbah tanaman kacang dan limbah kotoran kambing, praktek dan pelatihan pembuatan pakan tanpa hijauan dengan sestem fermentasi, pendampingan peternak dalam praktek pembuatan pakan tanpa hijauan dengan sistem fermentasi dari limbah kulit kacang dan praktek pembuatan kompos dari kotoran kambing.pada kelompok tani ternak ’Tani Mulyo Asri’ dan kelompok tani ‘SriMulyo’ desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan. Program pengmas ini merupakan salah satu program yang dapat diterapkan dengan

(20)

tujuan meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat Panekan Magetan melalui pengembangan SIKKT yaitu sistem terintegrasi antara ternak dan pertanian dan peningkatan kesehatan ternak kambing dengan memanfaatkan potensi yang ada di kecamatan Panekan Magetan yaitu pemanfaatan kulit kacang sebagai limbah tanaman kacang yang merupakan penghasil kacang terbesar di magetan sebagai pakan inovasi untuk ternak kambing dengan menggunakan biofermentasi yang berisi probiotik.

Sebelum diadakan pelatihan tim pelaksana mengadakan survey dan rapat dengan ketua kelompok kelompok tani ternak ’Tani Mulyo Asri’ dan kelompok tani ‘SriMulyo’ desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan seperti terlihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Rapat dengan ketua kelompok tani ternak ’Tani Mulyo Asri’ dan kelompok tani ‘SriMulyo’ desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan

Rapat dengan ketua kelompok tani ternak ’Tani Mulyo Asri’ dan kelompok tani ‘SriMulyo’ desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan dimaksudkan untuk membahas program yang diadakan pada kelompok tani ternak ’Tani Mulyo Asri’ dan kelompok tani ‘SriMulyo’ desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan, selain membahas program pada rapat tersebut juga dimaksudkan untuk menentukan waktu untuk pelaksanaan program. Dari hasil rapat didapat kata sepakat bahwa program akan dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2016, yang disesuaikan dengan waktu pertemuan kelompok tani ternak ’Tani Mulyo Asri’ dan kelompok tani ‘SriMulyo’ desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan.

(21)

Persiapan program pelatihan dilakukan tim pengmas dengan mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk demonstrasi dan pembuatan modul untuk pengmas. Berikut Dokumentasi kegiatan Pengabdian masyarakat pada kelompok tani ternak ’Tani Mulyo Asri’ dan kelompok tani ‘SriMulyo’ desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan.

Gambar 5.2. Pemberian materi pengmas tentang Tanaman Toga untuk Ternak

Gambar 5.3. Pemberian materi pengmas tentang pembuatan pakan fermentasi dari limbah pertanian kulit kacang

Gambar 5.4. Pemberian materi pengmas tentang Pemanfaatan Limbah Ternak untuk pertanian

Gambar 5.5. Pelatihan pembuatan pakan dengan fermentasi dengan probiotik

(22)

Gambar 5.6. Pelatihan pembuatan pakan dengan fermentasi dengan probiotik

(Cara peracikan probiotik)

Gambar 5.7. Pelatihan pembuatan pakan dengan fermentasi dengan probiotik

(Cara pemberian probiotik)

Gambar 5.8. Pendampingan pembuatan pakan fermentasi dengan probiotik (Cara Pengemasan pakan yang difermentasi)

Gambar 5.9. Foto bersama dengan peserta pelatihan dan pemberian bahan fermentor (probiotik

Setelah dilakukan pendidikan, pelatihan dan demontrasi teknik pembuatan pakan dengan cara fermentasi, terjadi peningkatan pengetahuan dan kesadaran para anggota ternak kambing desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan tentang pemanfaatan limbah pertanian kulit kacang. Hal ini dapat diketahui dari perbandingan skor hasil kuisioner awal dan akhir dari 70 anggota ternak kambing desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan yang hadir pada kegiatan ini. Pada kuisioner awal diperoleh skor hanya 30 % anggota ternak kambing kecamatan Panekan Jombang dinilai mengetahui pengembangan SIKKT dan pengolahan limbah kulit kacang dengan fermentasi. Sedangkan pada kuisioner akhir diperoleh peningkatan skor menjadi 78.6%, berarti terjadi peningkatan pemahaman para anggota ternak kambing

(23)

desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan tentang pengembangan SIKKT dan pengolahan limbah kulit kacang dengan fermentasi sebesar 48,6 %. Rendahnya pengetahuan dan pemahaman anggota kelompok ternak kambing desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan tentang pengembangan SIKKT dan pengolahan limbah kulit kacang dengan fermentasi mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan tidak adanya motivator anggota kelompok ternak kambing desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan. Persentase pengetahuan anggota kelompok kambing desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan sebelum dan sesudah mengikuti pendidikan dan pelatihan disajikan pada Tabel 5.1 dan 5.2.

Tabel 5.1. Persentase pengetahuan anggota kelompok ternak kambing desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan sebelum mengikuti pendidikan, pelatihan dan demonstrasi

Pemahaman tentang manajemen dan pola penggemukan domba Frekuensi Persentase (%) Sudah paham 21 30 Belum paham 49 70 Jumlah 70 100

Tabel 5.2. Persentase pengetahuan anggota kelompok ternak kambing desa Rejomulyo kecamatan Panekan Magetan sesudah mengikuti pendidikan, pelatihan dan demonstrasi

Pemahaman tentang manajemen dan pola penggemukan domba

Frekuensi Persentase (%)

Sudah paham 55 78.6

Belum paham 15 21.4

Jumlah 40 100

Selanjutnya untuk melihat hasil dari pengabdian masyarakat tim pengmas melakukan kunjungan untuk melakukan penyuluhan dan evaluasi hasil pelaksanaan program pada tanggal 4 September 2016 seperti nampak pada dokumentasi kegiatan dibawah ini.

(24)

Untuk melihat hasil dari program Pengmas, dilakukan analisis proksimat terhadap hasil kulit kacang yang telah difermentasi seperti terlihat pada Tabel 5.3

Tabel 5.3. Hasil Analisis Proksimat Kulit Kacang Hasil Fermentasi Pemeriksaan Kulit Kacang sebelum proses

fermentasi

Kulit Kacang sesudah proses fermentasi % Berat Kering 52.3428 88.1613

% Kadar Abu 5.0814 8.2889

% Kadar Protein Kasar 6.8627 7.9928 % Lemak Kasar 0.9934 1.9789 % Serat Kasar 36.535 34.8623

Dari Tabel 5.3 menunjukkan bahwa hasil fermentasi bahan pakan kulit kacang menggunakan probiotik menunjukkan adanya peningkatan secara siknifikan hasil analisis proksimat bahan kering, kadar abu, protein kasar, lemak kasar, kalsium, BETN dan ME serta terjadi penurunan dari kadar serat kasar.

(25)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan program pengabdian kepada masyarakat mengenai ‘Ibm Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Kambing Melalui Sistem Integrasi Kambing-Kacang-Toga (SiKKT) Pada Kelompok Tani Ternak ’Tani Mulyo Asri’ dan Kelompok Tani ‘Sri Mulyo’ Desa Rejomulyo Kec Panekan Kab Magetan” melalui pendidikan, pelatihan dan demontrasi, dapat disimpulkan :

1. Melalui pendidikan, pelatihan dan demonstrasi pengolahan pakan ternak dengan fermentasi menggunakan limbah pertanian kulit kacang pada kelompok peternak kambing Desa Rejomulyo Kec Panekan Kab Magetan telah mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anggota kelompok peternak kambing dan kelompok tani di Desa Rejomulyo Kec Panekan Kab Magetan. 2. Secara umum pelaksanaan kegiatan tim Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat

meningkatkan kesadaran atau memotivasi para anggota kelompok peternak kambing untuk memanfaatkan limbah pertanian kulit kacang untuk bahan pembuatan pakan sehingga dapat dipakai sebagai salah satu bahan pakan alternative sehingga mengurangi biaya pemeliharaan dan meningkatkan nilai jual/ ekonomi kambing melalui pengembangan sistem SIKKT.

Saran

Saran yang dapat dikemukan dengan adanya pengabdian masyarakat tentang ‘Ibm Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Kambing Melalui Sistem Integrasi Kambing-Kacang-Toga (SiKKT) Pada Kelompok Tani Ternak ’Tani Mulyo Asri’ dan Kelompok Tani ‘Sri Mulyo’ Desa Rejomulyo Kec Panekan Kab Magetan” adalah : Perlunya diadakan program Pengabdian Kepada Masyarakat berkelanjutan untuk pengembangan sistem SIKKT pada peternak kambing utamanya dan petani sehingga terjalin integrasi antara petani dan peternak sehingga tercipta konsep zero waste.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan. 2012. Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan

Badan Pelatihan dan Penyuluhan Pekalongan.2013. Teknik Penggemukan Kambing Diperta Ponorogo. 2013. Keunggulan Beternak Kambing. Diperta Ponorogo.go.id.20

Juli 2014

Doddy. 2012. 14 Cara Rahasia Beternak Kambing untuk Menghemat Biaya dan Waktu. www. Sheepmagazine.com.

Mathius, I W., F.P. Sinurat, B.P. Manurung, D.M. Sitompul dan Azmi. 2005; Pemanfaatan Produk Fermentasi Lumpur Bungkil Sebagai Bahan Pakan Sapi Potong. Prosiding; Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Menteri Riset dan Teknologi. 2013. Budidaya Ternak kambing. IPTEKNET.

Parwati, IM., R. Yasa dan S. Guntoro. 2009. Tingkat Pendapatan Petani Ternak dengan Pemberian Limbah Kulit Kopi Pada Ternak Sapi. Prosiding Loka Karya : Sistem Integrasi Tanaman-Ternak. Pengemba-ngan Jejaring Penelitian dan Pengkajian. Puslitbang Peternakan – Badan Litbang Pertanian.

Prawiradiputra. 2009 Masih Adakah Peluang Pengembangan Integrasi Tanaman dengan Ternak di Indonesia. WARTAZOA Vol. 19 No.3.

Widi, T.S. 2007. Beternak kambing. Jogjakarta: Citra Aji Parama

Winarso, B dan E.Basuno. 2013. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor

(27)

Lampiran 1. Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada Mitra

PEMILIHAN BIBIT.

Pada saat memilih bibit memang harus berhati-hati dan teliti, karena kesalahan dalam pemilihan bibit akan berpengaruh pada hasil akhir yang bisa dinikmati oleh Peternak. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih agar benar-benar mendapatkan sesuai yang diharapkan. Adapun Kriteria yang harus diperhatikan adalah sbb:

Bibit bakalan yang baik untuk pengggemukan adalah sebagai berikut : umur antara 8 bulan – 1 tahun

Ukuran badan normal, sehat, bulu bersih dan mengkilap, garis punggung dan pinggang lurus

Keempat kaki lurus, kokoh dan tumit terlihat tinggi Tidak ada cacat pada bagian tubuhnya, tidak buta Hidung bersih, mata tajam dan bersih serta anus bersih

PEMBUATAN PAKAN

Ada beberapa jenis bahan dasar untuk pembuatan pakan yang bisa dipilih, disesuaikan dengan sumber daya local yaitu kulit kacang tanah. Terlebih dahulu bahan dasar harus difermentasi sebelum diberikan pada kambing. Untuk kulit kacang, proses fermentasi membutuhkan waktu 24 jam, dan telah siap diberikan pada kambing.

PEMELIHARAAN KESEHATAN Untuk memelihara Kesehatan Ternak domba dengan metode ini cenderung lebih mudah, karena consentrat yang dimakan setiap hari, telah memenuhi standart kecukupan GIZI atau gampangnya istilah “Empat sehat lima sempurna, tentu kambing lebih tahan terhadap serangan penyakit, namun jika ternyata tetap ada yang terserang penyakit, maka kita memang harus segera mengambil langkah-langkah penyembuhan. hal itu akan dibahas secara detil agar resiko kematian bisa ditekan dengan prosentase minimal. Bahkan dalam praktek aplikasi di lapangan justru sering terjadi tingkat kematian sampai 0%. Hal itu sangat mungkin terwujud selama Peternak tidak merubah teori-teori yang telah di dapat dari Pelatihan dengan hal-hal yang sifatnya masih coba-coba.

Pembuatan Pakan Tanpa Hijauan Dengan Sistem Fermentasi

1. Persiapan Peralatan

 Terpal, sebagai alas untuk pencampuran bahan

 Timbangan, untuk menimbang bahan.

(28)

gunanya ya untuk ngukur berapa liter air yang dibutuhkan. Alat lain bisa dipakai, misalnya pakai gayung ukuran 1 liter.

 Ember plastik kapasitas minimal 5 liter

 Sekop atau alat yang fungsinya untuk membantu saat pencampuran bahan

 Sprayer, dengan kapasitas 5 liter dilengkapi pompa. Fungsinya supaya larutan bio organik tersebar merata.

 Tong plastik atau kantong plastik, untuk tempat fermentasi bahan-bahan 2. Persiapan Bahan

Siapkan bahan-bahan sesuai tabel berikut. Untuk pembuatan pakan dengan jumlah yang berbeda, jumlah takaran bahan-bahan bisa disesuaikan.

NO NAMA BAHAN JUMLAH (TAKARAN) 1 Bahan yang akan difermentasi (kulit

kacang) 100 kg

2 Tetes 30 cc

3 Bio organik 30 cc 3. CARA PEMBUATAN

 Hamparkan terpal di tempat teduh, tidak kepanasan selama pengerjaan.

 Di atas terpal tadi, dengan beralaskan kayu, kulit kacang yang akan difermentasi

 Buat larutan bibit fermentasi dengan cara : 30 cc dimasukkan ke dalam 1 (satu) liter air, tambahkan 30 cc tetes lalu diaduk sampai larut. Larutan ini kemudian didiamkan selama 15 menit.

 Setelah 15 menit, larutan bibit fermentasi tadi dimasukkan ke dalam 10 liter air (pakai ember). Aduk sampai larut.

 Larutan baru tersebut kemudian masukkan ke dalam sprayer dan disemprotkan ke dalam bahan pakan kulit kacang secara merata sambil diaduk.

 Langkah terakhir, masukkan bahan pakan kulit kacang tersebut ke dalam tong plastik atau kantong plastik dan ditutup rapat (kedap udara) selama lebih kurang 10 hari.

 Setelah selesai, pakan hasil fermentasi tersebut siap diberikan pada terna kambing.

(29)

Lampiran 2. Publikasi Pada Jurnal Nasional tidak Terakreditasi (Terbit Desember 2016)

HASIL ANALISIS PROKSIMAT DARI KULIT KACANG YANG DIFERMENTASI DENGAN PROBIOTIK BioMC4

Rochmah Kurnijasanti

Departemen Kedokteran Dasar Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil analisis proksimat kulit kacang yang fermentasi dengan probiotik BioMC4.

Pada penelitian dilakukan proses fermentasi pada bahan pakan kulit kacang menggunakan probiotik (yang telah dibiakkan sebelumnya selama 1-2 hari) secara merata pada bahan pakan, kemudian dimasukkan dalam kantong plastik dan diikat. Disimpan di tempat yang kedap udara, kering, sejuk dan terhindar dari sinar matahari selama 10 hari. Kulit kacang yang telah difermentasi selanjutnya dilakukan analsis proksimat.

Hasil fermentasi bahan pakan kulit kacang menggunakan probiotik BioMC4 menunjukkan adanya peningkatan secara siknifikan hasil analisis proksimat bahan kering, kadar abu, protein kasar, lemak kasar, kalsium, BETN dan ME sedangkan kadar serat kasar terjadi penurunan.

Kata Kunci : Kulit kacang, Fermentasi, Probiotik, Analisis proksimat

THE PROXIMATE ANALYSIS RESULTS OF PEANUT SHELLS WHICH FERMENTED WITH PROBIOTIC (BioMC4)

Rochmah Kurnijasanti

Department of Basic Veterinary Medicine Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga

Abstract

This study aims to determine the proximate analysis results of peanut shells are fermented with probiotic BioMC4.

In research conducted at the fermentation process feed material peanut shells using probiotics (which had been previously cultured for 1-2 days) evenly on feed ingredients, then put in a plastic bag and tied. Kept in airtight, dry, cool and protected from the sun for 10 days. Fermented peanut shells then performed the analysis of proximate.

Fermented peanut shells feed material using probiotics BioMC4 showed significant improvement in the results of the proximate analysis of dry matter, ash, crude protein, crude lipid, calcium, BETN and ME while crude fiber content decreased.

(30)

Pendahuluan

Penerapan teknologi baru untuk beternak tanpa harus ngarit (mencari daun tumbuhan/rumput hijau), tanpa harus angon (menggembalakan kambing di lapangan yang rumputnya masih hijau) dan kotorannya tidak berbau merupakan teknologi yang penting bagi perkembangan dan kemajuan usaha pada bidangproduksi peternakan. Teknologi ini menggunakan sistem organik, dimana semua pakannya baik basah (masih hijau) maupun kering dapat digunakan sebagai pakan ternak, serta akan lebih menghemat segalanya baik dari segi biaya, waktu serta tenaga, karena dengan teknologi ini bahan-bahan pakan dapat ditampung dahulu dalam sebuah tempat seperti tong, bak sampai pada saat memberi pakan siap diberikan ke ternak. Bahan pakan diolah terlebih dahulu sebelum diberikan ke ternak dengan sistem fermentasi menggunakan formulasi bio organik. Daya tahan pakan yang telah di fermentasi pun lama, seperti fermentasi basah bertahan 2-3 bulan sedangkan fermentasi kering bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Proses pembuatan pakan berfermentasi membutuhkan waktu yang tidak lama, sekitar 30 menit. Gizi dalam fermentasi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pakan yang alami (Budiarsa dkk., 2006). Jenis pakannya pun tidak hanya dari daun tumbuhan/rumput saja tetapi bisa dari, pelepah pisang, jerami, daun pepaya, singkong serta bahan-bahan lainnya yang dapat ditemui disekitar lingkungan atau sebagai bahan buangan (sisa buangan) termasuk kulit kacang.

Kacang tanah merupakan salah satu dari komoditi pertanian yang termasuk tanaman palawija. Kacang tanah memiliki peran yang cukup penting dalam kehidupan manusia atara lain sebagai salah satu komoditi pangan yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi sehingga memiliki potensi yang cukup bagus untuk dikembangkan. Sebagai salah satu dari tanaman palawija, kacang tanah amat potensial dalam pengembangan program Nasional peningkatan produksi kacang-kacangan, sebagai sumber protein nabati serta bahan penganekaragaman pakan ternak. Sekitar 20-30% dari kacang tanah adalah berupa kulit (Murni dkk., 2008). Kacang tanah terdiri dari saponin, serat, fenol, air, abu, protein, selulosa, lignin dan lemak (Deptan, 2008). Pakan yang dibutuhkan harus memiliki kualitas baik yaitu pakan yang mengandung seluruh nutrien yang dibutuhkan oleh ternak. Kandungan nutrisi

(31)

dari suatu bahan pakan dapat diketahui melalui beberapa analisis bahan pakan salah satunya yaitu analisis proksimat.

Materi dan Metode

Bahan-bahan : 10 kg kulit kacang yang diperoleh dari desa Rejomulyo Magetan, 20 ml probiotik (BioMC4) 150 g tetes (tetes 1,5% dari total bahan yang akan difermentasi), 2 liter Air (Air 20% dari total bahan yang akan difermentasi), H2SO4

1,25%, NaOH 1,25%, etil alkohol 95%, H2SO4 pekat, CuSO4 dan K2SO4, kjeltab,

NaOH 50%, HCl 0,1 N, H3BO3 0,1 N, indicator mix (Metil Red, Brom Cresol Green,

metanol).

Alat-alat :

Chopper/Gunting / pisau dan tali rafia plastik tebal, silica disk, desikator, tang penjepit, oven, tanur, timbangan analitik, beaker glass 600 ml, pemanas, saringan linen, serat gelas (glass wool), alat penyaring crucible, gelas arloji, tang penjepit, desikator, labu kjeldahl 650 ml, labu Erlenmeyer 650 ml dan 300 ml, gelas ukur 100 ml, buret, corong, pipet volume 25/50 ml, alat destruksi, alat destilasi, seperangkat alat ekstraksi dan selongsong dari Soxhlet, labu penampung, alat pendingin dan kertas saring bebas lemak.

Pembuatan campuran mikroba:

Tetes 150 g dilarutkan dalam 2 liter air, kemudian ditambahkan fermentor 20 ml probiotik (BioMC4), dicampur hingga merata. Dibiakkan dahulu selama 1-2 hari dalam tempat tertutup tanpa udara. Siap digunakan untuk bahan fermentor.

Pelaksanaan Pembuatan

Limbah kulit kacang dipotong-potong, selanjutnya dicampurkan dengan probiotik (yang telah dibiakkan sebelumnya selama 1-2 hari)secara merata pada bahan pakan, kemudian dimasukkan dalam gentong/kantong plastik dan diikat. Simpan di tempat yang kedap udara,kering, sejuk dan terhindar dari sinar matahari selama 7-14 hari, setelah itu baru boleh dibuka. Analsis proksimat dilakukan mengunakan berbagai metode yaitu metode Kjedahl untuk menentukan kadar protein, dan metode Soklet untuk penentuan kadar lemak.

(32)

Hasil dan Pembahasan

Hasil fermentasi kulit kacang dengan probiotik terhadap analisis proksimat dapat dilihat pada Tabel 1. dan Gambar 1.

Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Kulit Kacang Hasil Fermentasi Pemeriksaan Kulit Kacang sebelum proses

fermentasi

Kulit Kacang sesudah proses fermentasi % Berat Kering 52.3428 88.1613

% Kadar Abu 5.0814 8.2889

% Kadar Protein Kasar 6.8627 7.9928 % Lemak Kasar 0.9934 1.9789 % Serat Kasar 36.535 34.8623

Kalsium (Ca) 3.0595 3.7497

BETN 2.9983 35.4657

ME (Kcal/kg) 498.0747 1772.5249

Gambar 1. Hasil Analisis Proksimat Kulit Kacang Hasil Fermentasi

Salah satu penilaian kualitas bahan pakan dapat dilakukan melalui analisis proksimat. Analisis proksimat merupakan cara analisis kimia bahan pakan berdasarkan atas komposisi kimia dan kegunaannya, dari analisis proksimat dapat diketahui yaitu kadar air (bahan kering), kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, kadar serat kasar dan kadar bahan ekstra tanpa nitrogen (BETN). Dari analisis proksimat pada Tabel 1 dan Gambar 1 menunjukkan bahwa ada peningkatan kadar berat kering dari 52.3428% menjadi 88.1613%, kadar abu dari 5.0814% menjadi

(33)

8.2889%, kadar protein kasar dari 6.8627% menjadi 7.9928%, lemak kasar dari 0.9934% menjadi 1.9789%, kalsium dari 3.0595% menjadi 3.7497%, ME dari 498.0747% menjadi 1772.5249%. Peningkatan kadar tertinggi ditunjukkan oleh kadar BETN dari 2.9983% menjadi 35.4657%. Kandungan BETN suatu bahan pakan sangat tergantung pada komponen lainnya, seperti abu, protein kasar, serat kasar dan lemak kasar. Jika jumlah abu, protein kasar, esktrak eter dan serat kasar dikurangi dari 100, perbedaan itu disebut bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) (Sutardi, 2009). Bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) merupakan karbohidrat yang dapat larut meliputi monosakarida, disakarida dan polisakarida yang mudah larut dalam larutan asam dan basa serta memiliki daya cerna yang tinggi (Anggorodi, 2005).

Hasil analisis proksimat kulit kacang yang difermentasi menunjukkan adanya kenaikan kadar bahan kering, yang menggambarkan kandungan air dalam bahan pakan. Dengan semakin tingginya bahan kering menunjukkan bahwa kadar air semakin rendah atau berkurang. Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan pangan tersebut. Dengan semakin rendahnya kandungan air maka daya simpan bahan pakan kulit kacang yang difermentasi semakin lama (semakin awet). Oleh karena itu, penentuan kadar air dari suatu bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun pendistribusian mendapat penanganan yang tepat Hafez (2000).

Kadar abu kulit kacang yang difermentasi menunjukkan adanya kenaikan dari hasil analisis proksimat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kulit kacang yang difermentasi kandungan mineralnya semakin tinggi. Analisa kadar abu bertujuan untuk memisahkan bahan organik dan bahan anorganik suatu bahan pakan. Kandungan abu suatu bahan pakan menggambarkan kandungan mineral pada bahan tersebut. Menurut Cherney (2000) abu terdiri dari mineral yang larut dalam detergen dan mineral yang tidak larut dalam detergen Kandungan bahan organik suatu pakan terdiri protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).

Kadar protein kasar dan lemak kasar dari analisis proksimat kulit kacang yang difermentasi juga mengalami kenaikan. Dengan semakin meningkatnya protein kasar kulit kacang hasil fermentasi semakin memicu pertumbuhan dan reproduksi ternak.

(34)

Anggorodi (2005) menyatakan protein adalah esensial bagi kehidupan karena zat tersebut merupakan protoplasma aktif dalam semua sel hidup. Protein merupakan salah satu zat makanan yang berperan dalam penentuan produktivitas ternak. Demikian juga dengan kandugan lemak kasar yang meningkat juga akan meningkatkan pertumbuhan dan reproduksi ternak. Hal ini dapat dideskripsikan karena lemak kasar terdiri dari lemak dan pigmen. Disamping itu zat-zat nutrien yang bersifat larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E dan K diduga terhitung sebagai lemak kasar. Pigmen yang sering terekstrak pada analisa lemak kasar seperti klorofil atau xanthophil (Cherney, 2000).

Hasil analisis proksimat menunjukkan terjadi penurunan pada kadar serat kasar dari 36.535% menjadi 34.8623%. Penurunan serat kasar pada bahan pakan menunjukkan kualitas bahan semakin baik, karena kandungan serat kasar yang rendah pada pakan akan meningkatkan koefisiensi cerna dalam bahan pakan (Danuarsa, 2006).

Kesimpulan

Hasil fermentasi bahan pakan kulit kacang menggunakan probiotik menunjukkan adanya peningkatan secara siknifikan hasil analisis proksimat bahan kering, kadar abu, protein kasar, lemak kasar, kalsium, BETN dan ME serta terjadi penurunan dari kadar serat kasar.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi. R. 2005. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta.

Budiarsa, I.G.M., Utama, I.K.S dan Ostaman T. 2006. Kajian Ekonomi Pemanfaatan Jerami Padi Fermentasi Sebagai Pakan Dasar Pada Ransum Kambing PE Jantan Muda. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Cherney, D. J. R. 2000. Characterization of Forage by Chemical Analysis. Dalam Given, D. I., I. Owen., R. F. E. Axford., H. M. Omed. Forage Evaluation in Ruminant Nutrition. Wollingford: CABI Publishing : 281-300.

Danuarsa. 2006. “Analisis Proksimat dan Asam Lemak Pada Beberapa Komoditas Kacang-kacangan”. Buletin Teknik Pertanian Vol. 11 No. 1

(35)

Deptan.2008. Pemanfaatan Limbah sebagai Bahan Pakan Ternak.[terhubung berkala]. http://jajo 66.files.wordpress.com [12 Oktober 2012].

Hafes. E. S. E.2000. Metode Analisis Proksimat. Jakarta : Erlangga.

Murni, R., Suparjo, Akmal, dan B. L. Ginting. 2008. Buku Ajar Teknologi Pemanfaatan Limbah untuk Pakan. Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi.

Sutardi, T. 2009. Landasan Ilmu Nutrisi Jilid 1. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor

(36)

Lampiran 3. Buku Ajar

UNIVERSITAS AIRLANGGA 2016

Rochmah Kurnijasanti

Beternak Kambing

Yang Benar dan Menguntungkan

Dengan Menggunakan Pakan Hasil

Fermentasi Dengan Probiotik

(37)

PRAKATA

Dengan mengucap syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah berhasil menyusun buku ajar tentang ‘Beternak Kambing Yang Benar dan Menguntungkan Dengan Menggunakan Pakan Hasil Fermentasi Dengan Probiotik’.

Dalam Buku ajar ini memuat pembahasan tentang beternak kambing, Budidaya Kambing, pemeliharaan kambing,tips beternak kambing, dan pengelolaan pakan kambing.

Buku ini dibuat semata-mata hanya digunakan sebagai buku ajar untuk kebutuhan mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga pada semester IV yang mengambil mata kuliah produksi ternak.

Kami menyadari banyak kekurangan yang ada dalam isi dan penulisan buku ajar ini, oleh karena itu saran dan masukan yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat kami harapkan.

Surabaya, September 2016

Rochmah Kurnijasanti

(38)

38

DAFTAR ISI

Hal

Prakata ………... i

Daftar Isi ………. ii

BAB 1 Beternak Kambing...……… 1

BAB 2 Budidaya Kambing....………... 10

BAB 3 Pemeliharaan Kambing...…..……… 34

BAB 4 Tips Beternak Kambing...………... 43

BAB 5 Pengelolaan pakan kambing...……….………. 5

BAB 6 Pemeliharaan Kesehatan Kambing Menggunakan Tanaman Herbal...……….………... 5 DAFTAR PUSTAKA ...

Gambar

Gambar  5.1.  Rapat  dengan  ketua  kelompok  tani  ternak  ’Tani  Mulyo  Asri’  dan  kelompok  tani  ‘SriMulyo’  desa  Rejomulyo  kecamatan  Panekan  Magetan
Gambar 5.2. Pemberian materi pengmas                    tentang Tanaman Toga untuk                       Ternak
Gambar 5.6. Pelatihan pembuatan pakan                        dengan fermentasi dengan                        probiotik
Tabel  5.1.  Persentase  pengetahuan  anggota    kelompok  ternak  kambing  desa  Rejomulyo  kecamatan  Panekan  Magetan  sebelum  mengikuti  pendidikan,  pelatihan dan demonstrasi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Judul : ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI PADI SEMI ORGANIK DAN ANORGANIK (Studi Kasus: Kelompok Tani Sri Mulyo II Desa Pendem Kecamatan Junrejo Kota Batu) Nim :

Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Sekolah Menengah Pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) huruf a mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

Pada SMKN 4 Banda Aceh, Metode yang ditentukan dalam proses pembelajaran adalah metode koperatif dengan model Jigsaw dan pembelajaran berbasis masalah.. Evaluasi

Jadi dengan adanya media komunikasi visual yang dirancang untuk sosialisasi Bahaya zat-zat yang terkandung dalam makanan ringan ini mampu memberikan pandangan,

Pengaruh media pendingin udara, pasir clan air memberikan perbedaan kekerasan clan ukuran butir AIMg2 yang mengalami perlakuan panas pada suhu 200 °c selama 6 jam. Dengan pendingin

Kondisi aktivitas partisipasi pemuda yang ada di Kabupaten Temanggung tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dusseldrop dalam Mardikanto (2013) yang menyatakan

Pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan untuk pengaruh ketinggian dan kerapatan unggun sekam padi terhadap kualitas pembakaran gas produser yang dihasilkan

Manajemen pemeliharaan sapi intensif, pengolahan limbah pertanian sebagai pakan ternak sapi dan pembuatan biogas, kompos dan pupuk cair layak dikembangkan karena