LAPORAN AKHIR
USUL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I
bM)
IbM MANAJEMEN PENGELOLAAN KEUANGAN LPD BERBANTUAN SIMPeDe
Oleh:
I Made Agus Wirawan, S.Kom ., M.Cs / 198408272008121001(Ketua) I Wayan Suwendra, SE.,M.Si / 197005142008121003(Anggota 1)
Nyoman Sugihartini, S.Pd., M.Pd / 198705082015042003 (Anggota 2)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
November 2017
RINGKASAN
LPD merupakan lembaga keuangan mikro yang hanya ada di Bali yang mampu menggerakan perekonomian pedesaan, seperti di LPD Adat Penatahan (Mitra 1) dan LPD Adat Tangkas (Mitra 2). Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi kedua mitra ini yaitu: (1) Belum tersedianya prasarana komputer dalam mendukung operasional keuangan di LPD Adat Penatahan. (2) Belum tersedianya sistem/software yang mumpuni dalam pengelolaan transaksi dan manajemen keuangan LPD Adat Penatahan maupun LPD Adat Tangkas. (3) Keterampilan pengelolaan administrasi dan manajemen keuangan yang dimiliki oleh petugas LPD Adat Penatahan dan Adat Tangkas masih kurang.
Berdasarkan analisis situasi dan permasalahan mitra, maka tim pengusul memberikan solusi berupa: (1) Penerapan perangkat keras dan Software SIMPeDe untuk mendukung proses traksaksi keuangan LPD. (2) Penerapan perangkat keras dan Software SIMPeDe untuk mendukung proses traksaksi keuangan LPD. (3) Penerapan perangkat keras dan Software SIMPeDe untuk mendukung proses traksaksi keuangan LPD.
Keberhasilan pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini dilihat dari tolok ukur sebagai berikut: (1) Tersedianya sarana dan prasarana (Hardware dan Software) untuk mendukung terlaksananya transaksi keuangan LPD Adat Penatahan dan Adat Tangkas. (2) Terlaksananya proses transaksi keuangan maupun pelaporan neraca keuangan dengan menggunakan aplikasi SIMPeDe, sehingga dapat mempermudah pelaporan khususnya ke pihak Pembina BPD Bangli. (3) Terdapatnya petugas LPD (minimal terdapat 1 orang) yang memiliki keterampilan dalam pengelolaan data transaksi keuangan maupun sebagai admin.
(4) Terdapatnya respons positif atau sangat positif dari pihak petugas LPD dalam penerapan dan penggunaan aplikasi SIMPeDe. (5) Terdapatnya sangat positif dari para nasabah LPD Adat Penatahan dan Adat Tangkas.
Kata Kunci: LPD Adat Penatahan, LPD Adat Tangkas, Pelatihan, Respon pengguna, Sistem Informasi.
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kemajuan pengabdian pada masyarakat ini yang berjudul “IbM MANAJEMEN PENGELOLAAN KEUANGAN LPD BERBANTUAN SIMPeDe”. Laporan kemajuan pengabdian pada masyarakat ini penulis susun sebagai upaya mendokumentasikan proses- proses kegiatan yang telah dilakukan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan Pengurus LPD Desa Adat Penatahan dan Desa Adat Tangkas Desa Susut, Bangli yang sejauh ini telah membantu proses kegiatan. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang tua yang selalu mendoakan penulis, dan pihak-pihak lain yang turut membantu penyusunan laporan kemajuan penelitian ini sehingga dapat dinikmati oleh pembaca.
Akhir kata, penulis bersedia menerima kritik maupun saran yang sifatnya membangun agar kita senantiasa dapat berkarya lebih baik lagi. Selain itu penulis juga meminta maaf apabila terdapat kekurangan dalam penulisan laporan kemajuan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat. Terima kasih.
Singaraja, November 2017
DAFTAR ISI
COVER……….i
LEMBAR PENGESAHAN……….ii
RINGKASAN ... iii
PRAKATA ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Analisis Situasi ... 1
A. LPD Adat Penatahan (Mitra 1) ... 1
B. LPD Adat Tangkas (Mitra 2) ... 3
1.2 Permasalahan Mitra ... 5
BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN ... 6
2.1 Solusi ... 6
2.2 Luaran ... 7
2.3 Rencana Target Capaian Luaran ... 7
BAB III. METODE PELAKSANAAN ... 9
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ... 11
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ... 12
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ... 21
DAFTAR PUSTAKA ... 22
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ruang kantor LPD Desa Adat Penatahan ... 2
Gambar 2. Rekap data transaksi tabungan ... 3
Gambar 3. Tempat arsip berkas pencatatan meteran ... 3
Gambar 4. Rekap data jumlah dana yang dikelola ... 3
Gambar 5. LPD Desa Adat Tangkas ... 4
Gambar 6. Komputer yang dimiliki oleh LPD Adat Tangkas ... 5
Gambar 7. Tampilan antar muka SIMPeDe ... 6
Gambar 8.Kerangka Perencanaan Program ... 9
Gambar 9. Acara pembukaan pelatihan SIMPeDe ... 13
Gambar 10. Penyerahan modul pelatihan ... 13
Gambar 11. Pelatihan pengenalan dasar di LPD Adat Tangkas ... 14
Gambar 12. Pelatihan pengenalan dasar di LPD Adat Penatahan ... 15
Gambar 13. Pelatihan pengenalan dasar di LPD Adat Tangkas ... 15
Gambar 14. Integrasi data nasabah di LPD Adat Tangkas ... 16
Gambar 15. Integrasi ke dua data nasabah di LPD Adat Tangkas ... 17
Gambar 16. Integrasi data nasabah di LPD Adat Penatahan ... 17
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rencana target capaian luaran ... 8
Tabel 2. Daftar dana yang dikelola oleh LPM Undiksha ... 11
Tabel 3. Rentang skor kategori respons nasabah LPD mitra ... 19
Tabel 4. Distribusi respon nasabah ... 19
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Analisis SituasiLembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan lembaga keuangan mikro yang berada di desa pakraman. LPD adalah badan usaha milik desa pakraman yang merupakan unit operasional yang berfungsi sebagai wadah kekayaan milik desa pakraman, yang berupa uang atau surat-surat berharga (Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 2 tahun 1988). Berdasarkan pada tujuan dan bidang usaha yang dilakukan, LPD pada dasarnya adalah lembaga keuangan yang mempunyai aktivitas yang hampir sama dengan bank karena LPD menerima simpanan, memberikan pinjaman, dan memberikan jasa-jasa lain, yang diarahkan pada usaha-usaha peningkatan taraf hidup krama desa sehingga mampu menggerakan perekonomian pedesaan.
Pemerintah begitu gencar mensosialisasikan pentingnya LPD bagi desa pakraman sehingga pertumbuhan LPD sejak tahun 1985 sebanyak 8 LPD hingga akhir tahun 2009 menjadi 1.379 LPD. Hal ini menunjukkan pertumbuhan LPD yang sangat signifikan. Namun dengan perkembangan LPD semakin pesat, menyebabkan aktivitas operasional dan manajerial LPD menjadi semakin kompleks. Volume transaksi semakin besar, kompleksitas pengolahan transaksi semakin tinggi, serta adanya tuntutan untuk menyediakan pelaporan keuangan dengan lebih cepat dan akurat, menyebabkan LPD perlu memanfaatkan teknologi informasi. Di samping itu, adanya perkembangan teknologi informasi di bidang perbankan yang semakin update, adanya dorongan dari BPD Bali sebagai pembina teknis, serta perlunya pelayanan yang lebih cepat pada nasabah juga merupakan alasan perlunya LPD memanfaatkanteknologi informasi dalam operasional dan manajerial di LPD (BPD Bali, 2004: 20).
A. LPD Adat Penatahan (Mitra 1)
Desa Adat Penatahan merupakan salah satu Desa Adat yang terletak di Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. LPD Desa Desa Adat Penatahan telah berdiri sejak tahun 1997. Saat ini dana yang dikelola oleh LPD
Desa Adat Penatahan berkisar 300 juta per Tahun dengan jumlah transaksi setiap hari sekitar 1 juta untuk tabungan dan kredit sekitar 3 juta perhari.
Gambar 1 Ruang kantor LPD Desa Adat Penatahan
Jumlah nasabah pertahun 2016, berdasarkan data yang diberikan oleh petugas LPD Adat Penatahan sebanyak 354 pelanggan, dimana 192 nasabah kredit dan 162 nasabah tabungan dan deposito. Saat ini petugas LPD Desa Adat Penatahan hanya berjumlah 4 orang dua orang sebagai petugas lapangan (Kolektor) satu orang sebagai kasir dan satu orang sebagai ketua LPD merangkap sebagai tenaga administrasi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara langsung ke pihak LPD Desa Adat Penatahan dan para nasabah ditemukan beberapa permasalahan, diantaranya:
1. Proses transaksi tabungan, kredit dan pelaporan neraca keuangan masih menggunakan buku besar (Manual). Hal ini berakibat terjadinya kesalahan dalam proses perhitungan maupun kalkulasi lainnya.
2. Disamping itu, dengan buku besar (manual) juga memungkinkan terjadinya kerusakan catatan transaksi
3. Proses transaksi secara manual juga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pembuatan laporan. Laporan keuangan dibuat setiap bulan untuk proses pelaporan ke BPD selaku pembina LPD.
4. Belum tertatanya dengan baik proses manajemen keuangan, hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan petugas LPD dalam memuat pelaporan neraca khususnya bukti khas masuk dan bukti khas keluar.
Gambar 2. Rekap data transaksi tabungan
Data transaksi yang tercatat dalam buku besar selanjutnya disimpan kedalam lemari. Setiap dilakukan pencatatan, maka petugas kasir akan mencari berkas
Gambar 3. Tempat arsip berkas
pencatatan meteran Gambar 4. Rekap data jumlah dana yang dikelola
Akibat banyaknya waktu yang dibutuhkan dalam proses pelaporan, mengakibatkan terganggunya proses penentuan denda kredit maupun pelaporan neraca.
B. LPD Adat Tangkas (Mitra 2)
Desa Adat Tangkas merupakan salah satu Desa Adat yang terletak di Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. LPD Adat Tangkas menglola dana sebesar 278 juta per tahun. Dana tersebut terdiri dari dana kredit, dana tabungan, dan dana deposito .
Gambar 5. LPD Desa Adat Tangkas
Seiring dengan perkembangan jumlah nasabah dan perlunya pengelolaan administrasi dan keuangan yang profesional, maka LPD Adat Tangkas diharapkan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung ke warga Desa, Pecalang, LPD dan ke sumber air, terdapat beberapa permasalahan:
1. LPD Adat Tangkas telah mempunyai seperangkat komputer yang digunakan dalam mendukung operasional LPD, namun komputer tersebut tidak didukung oleh software yang mumpuni dalam proses transaksi keuangan.
Saat ini software yang digunakan masih menggunakan microsoft excel.
Penggunaan microsoft excel masih belum mampu mendukung proses pembuatan laporan neraca maupun pencatatan transaksi dnegan baik. Hal ini dikarenakan excel masih membutuhkan proses secara manual dalam pelaporan.
2. Pengeloaan administrasi dan manajemen keuangan LPD masih belum tertata dengan baik, seperti proses penentuan jenis transaksi kredit dan debit. Hal ini dikarenakan keterampilan petugas LPD Adat Tangkas belum menguasai dengan baik.
Gambar 6. Komputer yang dimiliki oleh LPD Adat Tangkas
3. Petugas LPD juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk merekap data transaksi, mengakibatkan terlambatnya petugas LPD dalam pelaporan ke pihak BPD Bangli selaku pembina LPD di Bangli.
1.2 Permasalahan Mitra
Secara garis besar, permasalahan yang dihadapi mitra dalam proses manajemen atau pelayanan air minum swadaya masyarakat, yaitu:
1. Belum tersedianya sistem/software yang mumpuni dalam pengelolaan transaksi dan manajemen keuangan LPD Adat Penatahan maupun LPD Adat Tangkas.
2. Keterampilan pengelolaan administrasi dan manajemen keuangan yang dimiliki oleh petugas LPD Adat Penatahan dan Adat Tangkas masih kurang.
BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN
2.1 Solusi
Berdasarkan analisis situasi dan permasalahan mitra di atas, maka solusi yang ditawarkan pengusul adalah:
1. Penerapan perangkat lunak SIMPeDe untuk mendukung proses traksaksi keuangan LPD. Kegiatan ini dilaksanakan di lokasi mitra dengan melakukan tahap instalasi sarana dan prasarana (hardware dan software) pendukung.
Aplikasi SIMPeDe merupakan aplikasi berbasis web yang telah dikembangkan oleh I Made Agus Wirawan dan I Wayan Suendra dalam penelitiannya selama 2 tahun (2015 - 2016). Aplikasi ini telah diuji coba kebeberapa LPD, diantaranya LPD Adat Pemaron, LPD Adat Penatahan, dan LPD Adat Tangkas yang hasilnya sangat dapat diterapkan dan sesuai dengan proses manajemen keuangan yang telah berjalan di LPD Tersebut.
Gambar 7. Tampilan antar muka SIMPeDe
2. Pelatihan penggunaan dan pengoperasian hardware dan software.
Kegiatan ini meliputi pelatihan penggunaan dan pengoperasian alat perangkat keras (komputer dan printer) serta pelatihan penggunaan dan pengoperasian aplikasi SIMPeDe.
3. Pelatihan keterampilan terkait manajemen pembukuan dan keuangan.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan petugas LPD
2.2 Luaran
Keberhasilan pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini dilihat dari tolok ukur sebagai berikut:
1. Tersedianya perangkat lunak untuk mendukung terlaksananya transaksi keuangan LPD Adat Penatahan dan Adat Tangkas
2. Terlaksananya proses transaksi keuangan maupun pelaporan neraca keuangan dengan menggunakan aplikasi SIMPeDe, sehingga dapat mempermudah pelaporan khususnya ke pihak Pembina BPD Bangli.
3. Terdapatnya petugas LPD (minimal terdapat 1 orang) yang memiliki keterampilan dalam pengelolaan data transaksi keuangan serta memiliki keterampilan sebagai admin.
4. Terdapatnya respons positif atau sangat positif dari pihak petugas LPD dalam penerapan dan penggunaan aplikasi SIMPeDe.
5. Terdapatnya respons positif atau sangat positif dari para nasabah LPD Adat Penatahan dan Adat Tangkas.
Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini adalah:
1. Pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini dapat membantu dan mempermudah pihak mitra dalam mengelola keuangan LPD secara terpadu.
2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan LPD Adat Penatahan dan Adat Tangkas.
3. Bagi Pemerintah Kabupaten Bangli, pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat membantu memperlancar program-program sosial dan ekonomi desa yang telah menjadi bagian rencana peningkatan kualitas sosial dan ekonomi desa pada umumnya.
4. Bagi pelaksana, program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk turut berperan serta dalam meningkatkan kualitas sosial dan ekonomi desa sekitar, berupa pengejawantahan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dari lembaga pendidikan tinggi.
2.3 Rencana Target Capaian Luaran
Berikut tabel jenis luaran dan indokator capaian yang akan dihasilkan dari program IbM ini
Tabel 1. Rencana target capaian luaran
No Jenis Luaran Indokator
Capaian 1 Publikasi ilmiah di jurnal/prosiding1 Published 2 Publikasi pada media masa (cetak/elektronik) 2 Sudah
Terbit 3 Peningkatan omzet pada mitra yang bergerak
dalam bidang ekonomi 3 Ada
4 Peningkatan kuantitas dan kualitas produk 3 Ada 5 Peningkatan pemahaman dan ketrampilan
masyarakat 3 Ada
6 Peningkatan ketentraman /kesehatan masyarakat
(mitra masyarakat umum) 3 Ada
7 Jasa, model, rekayasa sosial, sistem,
produk/barang 4 Penerapan
8
Hak kekayaan intelektual (paten, paten sederhana, hak cipta, merek dagang, rahasia dagang, desain produk industri, perlindungan varietas tanaman, perlindungan topografi) 5
Tidak Ada
9 Buku ajar 6 Tidak Ada
BAB III. METODE PELAKSANAAN
Pada bagian ini akan dideskripsikan metode pelaksanaan dari IbM Manajemen Pengelolaan Keuangan Berbatuan SIMPeDe.
Gambar 8.Kerangka Perencanaan Program
Berdasarkan Gambar 8, kerangka perencanaan program ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan dan Persiapan.
Pada tahap ini perencanaan meliputi lima tahapan diantaranya:
a. Persiapan Hardware dan Software:
Pada tahap ini terlebih dahulu memastikan hardware yang ada, seperti komputer dan printer. Setelah hardware sesuai dengan kebutuhan sistem langkah selanjutnya adalah, persiapan installer aplikasi SIMPeDe dan aplikasi pendukung lainnya
b. Persiapan pelatihan teknis
Pada tahap ini dilakukan kordinasi dengan Ketua LPD Adat Penatahan dan Adat Tangkas untuk mendata orang yang akan diberikan pelatihan teknis.
Pada waktu yang bersamaan juga dilakukan penentuan waktu, lokasi serta persiapan materi pelatihan yang dicetak dalam bentuk modul untuk kegiatan pelatihan. Setelah semua alat, bahan, waktu dan tempat telah dipersiapkan, maka langkah selanjutnya adalah kordinasi dan minta ijin ke Kelihan Desa Adat Penatahan dan Adat Tangkas untuk pelaksanaan pelatihan.
2. Tahap Pelatihan
Pada tahap ini akan dilakukan beberapa tahap, diantaranya:
a. Pelatihan penggunaan dan pengoperasian komputer dan printer
b. Pelatihan penggunaan dan pengoperasian SIMPeDe, yang meliputi pelatihan penguna sebagai operator dan pelatihan pengguna sebagai admin.
c. Pelatihan keterampilan pengelolaan manajemen keuangan, baik dari segi pembukuan maupun pelaporan neraca keuangan.
3. Tahap Penerapan
Tahap ini merupakan tahap dimana kelanjutan dari tahap pelatihan dimana selanjutnya diterapkan dimasyarakat. Tahap ini dimulai dari
a. Tahap sosialisasi kemasyarakat Desa Adat Penatahan dan Desa Adat Tangkas Tahap ini akan dilakukan pemasangan pengumuman ke beberapa tempat umum maupun media elektronik terkait pemanfaatan aplikasi SIMPeDe dalam pengelolaan keuangan LPD. Diharapkan dapat meningkatkan antusiasme calon nasabah untuk menjadi nasabah di LPD Adat Penatahan maupun LPD Adat Tangkas.
b. Tahap penerapan ke nasabah
Tahap ini akan dilaksanakan selama dua bulan penuh untuk mengetahui kinerja petugas LPD Adat Penatahan maupun Adat Tangkas dalam pelayanan dengan nasabah menggunakan aplikasi SIMPeDe.
4. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini merupakan tahap evaluasi respon pengguna dan pengelola dalam penerapan aplikasi SIMPeDe di masing – masing mitra. Tahap evaluasi dilakukan beberapa tahapanan diantaranya:
• Evaluasi kinerja pihak LPD
Evaluasi kinerja ini dilakukan secara periodik selama dua bulan. Hal ini bertujuan mengevaluasi kinerja LPD masing – masing mitra dalam pengelolaan administrasi dan keuangan menggunakan aplikasi SIMPeDe
• Respon warga masyarakat sebagai nasabah
Tahap akhir dari evaluasi ini akan mengukur respon nasabah. Uji ini akan berupa angket pertanyaan yang berkaitan dengan kinerja petugas LPD masing – masing mitra dalam mengelola administrasi dan keuangan menggunakan aplikasi SIMPeDe.
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Universitas Pendidikan Ganesha merupakan salah satu universitas negeri di Bali. Sampai saat ini, telah banyak program pengabdian kepada masyarakat yang dijalankan oleh Universitas Pendidikan Ganesha dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas penyebaran IPTEKS bagi masyarakat.
Jumlah dana hibah yang dimenangkan oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha, baik yang berumber dari dana DIPA Dikti Kemendikbud maupun dari dana DIPA Undiksha dalam kurun waktu empat tahun terakhir (2012-2015) adalah seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Daftar dana yang dikelola oleh LPM Undiksha
No SKIM Sumber Dana
Tahun
2012 2013 2014 2015
1 Hi-Link DIPA Dikti 140,000,000 - - 200,000,000
2 IbPE DIPA Dikti - - 100,000,000 295,000,000
3 IbW DIPA Dikti 390,000,000 490,000,000 190,000,000 95,000,000 4 IbK DIPA Dikti 70,000,000 100,000,000 - -
5 IbIKK DIPA Dikti 300,000,000 200,000,000 240,000,000 100,000,000 6 IbM DIPA Dikti 510,000,000 444,000,000 1,129,500,000 839,500,000 7 KKN-
PPM DIPA Dikti 65,000,000 90,000,000 70,000,000 170,000,000
8 PM-PMP DIPA Dikti 420,000,000 - - -
9 Penerapan Ipteks
DIPA
Undiksha 125,000,000 502,500,000 801,000,000 1,088,700,000 11 Pendidikan
Karakter
DIPA
Undiksha - 30,000,000 77,750,000 133,000,000 12 Pusat
Layanan
DIPA
Undiksha - - - 50,000,000
Jumlah 2,020,000,000 1,901,500,000 2,681,250,000 3,243,600,000
Tim pengusul merupakan dosen yang memiliki bidang ilmu yang sesuai dengan topik IbM ini, seperti bidang ilmu yang dimiliki oleh I Made Agus Wirawan, S.Kom., M.Cs yang berkompeten dibidang ilmu komputer yang sesuai dengan topik dari program IbM ini yaitu penerapan aplikasi SIMPeDe. Anggota Nyoman Sugihartini, S.Pd., M.Pd berkompeten dibidang pendidikan khususnya PEP, dimana bidang ilmu ini digunakan pada proses pelatihan dan penyusunan instrumen angket evaluasi. Sedangkan anggota I Wayan Suwendra, SE.,M.Si
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
Sampai pada bulan Agustus pengabdian pada masyarakat telah menyelesaikan tahap pelatihan dan pendampingan pada petugas LPD Desa Adat Penatahan dan Desa Adat Tangkas. Sedangkan mulai bulan September akan dilakukan tahap evaluasi kinerja petugas LPD Desa Adat Penatahan dan Desa Adat Tangkas terkait penggunaan SIMPeDe. Serta melakukaan evaluasi kepada nasabah LPD Desa Adat Penatahan dan Desa Adat Tangkas, terkait penerapan SIMPeDe. Berikut beberapa kegiatan yang telah di laksanakan sampau bulan Agustus.
1. Tahap Perencanaan dan Persiapan.
Pada tahap ini perencanaan meliputi lima tahapan diantaranya:
a. Persiapan Hardware dan Software:
Pada tahap ini terlebih dahulu memastikan hardware yang ada, seperti komputer dan printer. Di LPD Desa Adat Penatahan terdapat 1 unit komputer dan 1 unit printer yang digunakandalam menjalankan aktivitas keuangan. Sedangkan di LPD Desa Adat Tangkas memiliki 1 unit komputer. Pendataan ini telah dilakukan saat observasi awal.
b. Persiapan pelatihan teknis
Pada tahap ini dilakukan kordinasi dengan Ketua LPD Adat Penatahan dan Adat Tangkas untuk mendata orang yang akan diberikan pelatihan teknis. Pada waktu yang bersamaan juga dilakukan penentuan waktu, lokasi serta persiapan materi pelatihan yang dicetak dalam bentuk modul untuk kegiatan pelatihan. Setelah semua alat, bahan, waktu dan tempat telah dipersiapkan, maka langkah selanjutnya adalah kordinasi dan minta ijin ke Kelihan Desa Adat Penatahan dan Adat Tangkas untuk pelaksanaan pelatihan. Sebelum pelatihan dimulai, terlebih dahulu dilakukan pembukaan acara secara resmi di Kantor Desa Susut dan sekaligus penyerahan modul pelatihan
Gambar 9. Acara pembukaan pelatihan SIMPeDe
Gambar 10. Penyerahan modul pelatihan 2. Tahap Pelatihan
Pada tahap ini akan dilakukan beberapa tahap, diantaranya:
a. Pelatihan penggunaan dan pengoperasian komputer dan printer
b. Pelatihan penggunaan dan pengoperasian SIMPeDe, yang meliputi pelatihan penguna sebagai operator dan pelatihan pengguna sebagai admin.
c. Pelatihan keterampilan pengelolaan manajemen keuangan, baik dari segi pembukuan maupun pelaporan neraca keuangan.
Tahap ini dilaksaakan selama 2 minggu di masing – masing LPD, berikut dokumentasi kegiatannya.
Gambar 11. Pelatihan pengenalan dasar di LPD Adat Tangkas
Gambar 12. Pelatihan pengenalan dasar di LPD Adat Penatahan
3. Tahap Penerapan
Tahap ini merupakan tahap dimana kelanjutan dari tahap pelatihan dimana selanjutnya diterapkan dimasyarakat. Tahap ini dimulai dari
a. Tahap sosialisasi kemasyarakat Desa Adat Penatahan dan Desa Adat Tangkas Tahap ini akan dilakukan pemasangan pengumuman ke beberapa tempat umum maupun media elektronik terkait pemanfaatan aplikasi SIMPeDe dalam pengelolaan keuangan LPD. Diharapkan dapat meningkatkan antusiasme calon nasabah untuk menjadi nasabah di LPD Adat Penatahan maupun LPD Adat Tangkas.
b. Tahap penerapan ke nasabah
Tahap ini akan dilaksanakan selama dua bulan penuh untuk mengetahui kinerja petugas LPD Adat Penatahan maupun Adat Tangkas dalam pelayanan dengan nasabah menggunakan aplikasi SIMPeDe.
Berikut dokumentasi pelaksanaan tahap penerapan SIMPeDe
Gambar 14. Integrasi data nasabah di LPD Adat Tangkas
Gambar 15. Integrasi ke dua data nasabah di LPD Adat Tangkas
4. Tahap Evaluasi
Tahap berikutnya adalah melakukan evaluasi kinerja pegawai serta respon nasabah LPD Desa Adat Penatahan dan Desa Adat Tangkas dalam penerapan SIMPeDe. Tahap ini akan dilakukan mulai dari bulan September sampai Oktober, berikut tahapannya:
• Evaluasi kinerja pihak LPD
Evaluasi kinerja ini dilakukan secara periodik selama satu bulan. Hal ini bertujuan mengevaluasi kinerja LPD masing – masing mitra dalam pengelolaan administrasi dan keuangan menggunakan aplikasi SIMPeDe.
Pengukuran kinerja pihak LPD dilakukan dengan menyebar angket ke petugas LPD di Desa Adat Penatahan dan Desa Adat Tangkas yang telah menggunakan SIMPeDe dalam pengelolaan LPD. Berdasarkan data angket yang diberikan ke petugas LPD Desa Adat Penatahan dan Desa Adat Tangkas, dapat disimpulkan bahwa:
1. pelaksanaan pelatihan ini dapat meningkatkan pemahaman petugas LPD dalam penerapan teknologi khususnya SIMPeDe
2. Materi pelatihan sangat sesuai dengan permasalahan dalam pengelolaan keuangan LPD
3. Instruktur yang membrikan pelatihan memiliki kemampuan yang baik dalam pelatihan
4. Metode pelatihan yang diterapkan sangat sesuai dengan karakteristik peserta pelatihan.
5. Penerapan SIMPeDe sangat membantu petugas LPD di kedua mitra dalam pengelolaan keuangan LPD
• Respon warga masyarakat sebagai nasabah
Tahap akhir dari evaluasi ini akan mengukur respon nasabah. Uji ini akan berupa angket pertanyaan yang berkaitan dengan kinerja petugas LPD masing – masing mitra dalam mengelola administrasi dan keuangan menggunakan aplikasi SIMPeDe. Adapun hasil dari respon nasabah dapat dilihat pada
ideal masing-masing adalah 25 dan 5. Perhitungan rerata ideal dan simpangan baku ideal adalah sebagai berikut :
Rerata Ideal (Mi) = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
= ½ (25 + 5)
= 15
Simpangan Baku Ideal (Si) = 1/6 (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal)
= 1/6 (25 - 5)
= 3.33
Kategori respons mahasiswa terhadap penggunaan Kamus Anggah Ungguhing Bahasa Bali pada mata kuliah Berbicara dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3. Rentang skor kategori respons nasabah LPD mitra
Rentang Skor Kategori
19.95 ≤ x Sangat Positif 16.65 ≤ x < 19.95 Positif
13.335,6 ≤ x < 16.65 Ragu-ragu 10.005 ≤ x < 13.335 Negatif
x < 10.005 Sangat Negatif
Distribusi respons nasabah LPD mitra terhadap pelayanan LPD dengan SIMPeDe pada tabel 4.
Tabel 4. Distribusi respon nasabah
Kategori Jumlah Mahasiswa Persentase
Sangat Positif 10 orang 100 %
Kategori Jumlah Mahasiswa Persentase
Positif 0 orang 0.00 %
Ragu-ragu 0 orang 0,00 %
Negatif 0 orang 0,00 %
Sangat Negatif 0 orang 0,00 %
Dari data yang disajikan pada tabel 4 menunjukan bahwa respon nasabah terhadap pelayanan petugas LPD yang menggunakan SIMPeDe berada dalam rentangan Sangat Positi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa respon nasabah cenderung Sangat Positif. Dokumen rekap data respon nasabah dapat dilihat pada lampiran 1.
Selain tahap evaluasi pada tahap berikutnya adalah inseminasi hasil pada jurnal nasional Widya Laksana serta pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan.
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
Keberhasilan pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini dilihat dari tolok ukur sebagai berikut: (1) Tersedianya sarana dan prasarana (Hardware dan Software) untuk mendukung terlaksananya transaksi keuangan LPD Adat Penatahan dan Adat Tangkas. (2) Terlaksananya proses transaksi keuangan maupun pelaporan neraca keuangan dengan menggunakan aplikasi SIMPeDe, sehingga dapat mempermudah pelaporan khususnya ke pihak Pembina BPD Bangli. (3) Terdapatnya petugas LPD (minimal terdapat 1 orang) yang memiliki keterampilan dalam pengelolaan data transaksi keuangan maupun sebagai admin.
(4) Terdapatnya respons positif atau sangat positif dari pihak petugas LPD dalam penerapan dan penggunaan aplikasi SIMPeDe. (5) Terdapatnya sangat positif dari para nasabah LPD Adat Penatahan dan Adat Tangkas.
Berdasarkan, maka perlunya pelatihan SIMPeDe ini diterapkan di LPD lain khususnya yang belum memiliki sistem pengelolaan keuangan berbasis komputer. Disamping itu SIMPeDe yang telah diterapkan dapat dikembangkan lebih lanjut pada fitur pencatatan kredit dan tabungan untuk petugas lapangan dan fitur rekomendasi penentuan kredit macet. Sehingga proses pengelolaan keuangan dapat terintegrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Herminingrum, A, W dan Fajarwati, A., 2013. “Kajian Pengelolaan Air Berbasis Komunitas (Studi Kasis Desa Karangrejek Kabupaten Gunung Kidul)”.
Jurnal Bumi Indonesia, Vol 2, No 1.
Suendra, I. W, Wirawan, I.M. A, 2015, “Pengembangan Sistem Terintegrasi Lembaga Perkreditan Desa (LPD)”, Senari 3,
Dukomentasi LPD Desa Adat Penatahan, 2015, Data rekap tagihan bulanan air minum desa, Penatahan, Susut, Bangli, Bali-Indonesia
Dokumentasi LPD Desa Adat Tangkas., 2015, Data rekap tagihan bulanan air minum desa, Tangkas, Susut, Bangli, Bali-Indonesia
Lamporan 1. Data angket respon nasabah di masing – masing LPD mitra Respondent Point
Total Criteria 1 2 3 4 5
1 5 4 4 4 5 22 Very Positive 2 5 5 5 4 4 23 Very Positive 3 5 5 4 5 4 23 Very Positive 4 4 4 5 4 4 21 Very Positive 5 4 4 4 5 5 22 Very Positive 6 4 4 5 4 5 22 Very Positive 7 4 4 4 4 4 20 Very Positive 8 4 4 4 4 4 20 Very Positive 9 4 4 5 5 4 22 Very Positive 10 5 5 5 4 4 23 Very Positive
Lampiran 2. Rekap data angket respon petugas LPD mitra
Petugas Point Total Criteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69 Very
Positive
2 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 73
Very Positive